Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
Pengaruh Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D Ahmad Rifani, Arief Bakhtiar, Muhammad Amin Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya Abstrak
Latar Belakang: Penyakit paru obstruktif kronis dikenal sebagai penyakit radang kronis yang tidak terjadi secara lokal di paru, tetapi juga efek sistemik termasuk kelemahan otot perifer dan peningkatan asam laktat. Ubiquinon terkandung dalam mitokondria dan memainkan peran penting dalam produksi energi aerobik dan juga memiliki efek antioksidan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh ubiquinon pada kadar asam laktat dan toleransi latihan uji jalan 6 menit pasien PPOK dengan stabil kategori B dan D. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan double-blind terkontrol secara acak. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan kategori PPOK stabil B dan D di rawat jalan klinik paru Rumah Sakit Dr. Soetomo dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi criteria. Pasien yang memenuhi kriteria seleksi dibagi menjadi 2 kelompok, ubiquinon dan plasebo selama 8 minggu dan pasien terus menggunakan obat secara teratur. Semua pasien diukur kadar asam laktat, uji jalan 6 menit, spirometri sebelum dan setelah pemberian ubiquinon atau plasebo. Hasil: Sebanyak 32 subjek dibagi menjadi 16 pasien dalam kelompok ubiquinon dan 16 pasien dalam kelompok kontrol. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok jenis kelamin, derajat PPOK dan IMT. kadar asam laktat dalam kelompok perlakuan menurun secara signifikan dibandingkan dengan kontrol (4,619 ± 0,429 menjadi 3,131 ± 0,583 pada kelompok ubiquinon, 4,544 ± 0,383 menjadi 4,675 ± 0,409 pada kelompok kontrol; p <0,017). Tes fungsi paru secara statistik tidak signifikan pada kedua kelompok. Pada uji jalan 6 menit meningkat pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (296,81 ± 61,123 menjadi 354,38 ± 53.131 dalam kelompok ubiquinon dan 329,06 ± 53,610 menjadi 319,06 ± 44,990 pada kelompok kontrol; p <0.014). Kesimpulan: Ubiquinon memiliki efek menguntungkan pada produksi energi dari tingkat otot dan asam laktat pada pasien PPOK stabil kategori B dan D. (J Respir Indo. 2017; 37: 15-22) Kata kunci: ubiquinon, PPOK stabil kategori B dan D, kadar asam laktat, uji jalan 6 menit, kualitas hidup
Effect of Ubiquinone Lactic Acid Levels and 6 Minute Walking Test in Patients Chronic Obstructive Pulmonary Disease Stable Category B and D Abstract
Background: Chronic obstructive pulmonary disease known as chronic inflammatory disease that do not occur locally in the lung but also a systemic effect, including peripheral muscle weakness and increased lactic acid. Ubiquinone contained in the mitochondria and plays an important role in aerobic energy production and also have antioxidant effects. This study to determine the effect of ubiquinone on levels of lactic acid and 6 minute walking test (6 MWT) exercise tolerance of COPD patients with stable category B and D. Methods: This study is an experimental study with double-blind randomized controlled. The subjects of this study are patients with stable COPD category B and Dwhich at the outpatient Pulmonary clinic of Dr.Soetomo Hospital and meet the inclusion and exclusion criteria.Patients who meet the selection criteria are divided into 2 groups, ubiquinone and placebo for 8 weeks and patients continue to use drugs regularly. All patients measured blood levels of lactic acid, the 6-minute walk test, spirometry before and after administration of ubiquinone or placebo. Results: A total 32 subjects were divided into 16 patients in ubiquinone groups and 16 patients in control groups. There were no significant differences between the two groups in gender, degree of COPD and BMI. Lactic acid levels in the treatment group decreased significantly compared with the control (4.619 ± 0.429 to be 3.131 ± 0.583 in ubiquinone group, 4.544 ± 0.383 to be 4.675 ± 0.409 in control group; p <0.017). Pulmonary function tests were not statistically significant in both groups. On the 6-minute walking distance increased in the treatment group compared with the control group (296,81 ± 61,123 to be 354,38±53,131 in ubiquinone group and 329,06 ± 53,610 to be 319,06±44,990 in control group;p<0.014). Conclusion: Ubiquinone administration has favorable effect on the energy production of muscle and lowerlactic acid levels in patients with stable COPD category B and D. (J Respir Indo. 2017; 37: 15-22) Keywords: ubiquinon, stable COPD category B and D, lactic acid levels, 6 MWT, quality of life Korespondensi: Ahmad Rifani Email:
[email protected]; Hp: 085249776147
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
15
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
PENDAHULUAN
hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) meru pakan penyebab kesakitan dan kematian yang umum di seluruh dunia, penyebab kematian ke-4 pada negara – negara industri dan diprediksi akan menjadi penyebab kematian nomor tiga di dunia pada tahun 2020.1-3 Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta pasien dengan prevalensi sekitar 5,6%. Angka ini akan meningkat terus dengan semakin banyaknya jumlah perokok karena 90% pasien PPOK adalah perokok dan bekas perokok.1,4 Ciri penyakit ini ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang ireversibel, progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi abnormal paru terhadap partikel atau gas. Beberapa mekanisme diperkirakan menjadi penyebab abnormalitas yang terjadi pada PPOK. Inflamasi paru, ketidakseimbangan protease-antiprotease, ketidakseimbangan oksidanantioksidan, proses remodeling saluran napas serta proses aging diperkirakan berperan pada patogenesis dan progresivitas PPOK.
terhadap kinerja latihan tetapi tidak ada perubahan pada fungsi paru. Ubiquinon ini juga merupakan suatu antioksidan potensial yang melindungi tubuh dari radikal bebas dan membantu ketersediaan vitamin E yang merupakan antioksidan utama di membran sel. Beberapa penelitian dan laporan kasus menunjukkan data yang mendukung penggunaan ubiquinon dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit yang ber hubungan dengan stres oksidatif termasuk pada PPOK. Suplementasi ubiquinon pada penderita PPOK mempunyai tempat dalam hubungannya dengan peningkatan kapasitas latihan serta sebagai anti oksidan. Efektivitas dari suplementasi dari ubiquinon pada penderita PPOK ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.12,13 METODE Penelitian ini merupakan penelitian ekspe rimental
1,3
atau
perlakuan
dengan
double-blind
Pada penderita PPOK akan terjadi penurunan
randomized controlled trial pre & post test design.
faal paru yang mengakibatkan penderita PPOK
Tempat penelitian di instalasi rawat jalan poli
mengeluh sesak dan keterbatasan aktivitas. Keluhan
paru dan poli asma PPOK SMF Pulmonologi dan
ini muncul terutama akibat penurunan kapasitas
Kedokteran Respirasi RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
otot-otot pernapasan dalam kaitannya dengan
Waktu penelitian sampai terkumpul jumlah sampel
peningkatan beban mekanik.
penelitian.Sampel diambil berdasarkan consecutive
5,6
Disfungsi otot perifer juga disebut sebagai salah
sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
satu akibat inflamasi sistemik pada penderita PPOK
penderita PPOK stabil kategori B dan D, usia
yang menyebabkan intoleransi latihan sehingga
> 40 tahun, bersedia ikut dalam penelitian dan
menurunkan kualitas hidup penderita. Dalam kaitan
sanggup untuk melakukan 6- minute walk test dan
dengan kondisi tersebut penatalaksanaan PPOK
menandatangani informed consent, tidak mengalami
bertujuan antara lain untuk meningkatkan toleransi
eksaserbasi dalam 1 bulan terakhir, sedangkan kriteria
latihan serta meningkatkan kualitas hidup.
eksklusi pada penelitian ini adalah PPOK dengan
7-9
Ubiquinon atau koenzim Q10 (CoQ10) meru
riwayat infark miokard atau unstable angina satu bulan
pakan substansi seperti vitamin yang terdapat dalam
sebelumnya, nadi > 120 x/menit saat istirahat, tekanan
setiap sel di tubuh manusia. Ubiquinon ini digunakan
darah sistolik > 180 mmHg dan tekanan darah diastolik
untuk mengubah zat nutrisi menjadi adenosine
> 100 mmHg, pasien PPOK yang tidak mendapat
triphosphate (ATP) sebagai sumber energi untuk
terapi standar, pasien PPOK dengan kelainan
metabolisme. Oleh karena itu, suplementasi ubiquinon
ginjal, pasien PPOK dengan kelainan hati, pasien
diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas aerobik
PPOK yang sedang menggunakan antikoagulan atau
dan kinerja otot.
melaporkan efek
antitrombotik. Untuk kriteria drop-out adalah penderita
pemberian ubiquinon (CoQ10) terhadap fungsi paru
yang meninggal dunia saat penelitian, dan penderita
dan kinerja latihan penderita penyakit paru kronik,
yang tidak melanjutkan pengobatan.
10,11
16
Fujimoto dkk
13
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
Pasien yang memenuhi kriteria seleksi dibagi
yang paling tertua adalah 84 tahun. Sementara untuk
atas kelompok ubiquinon dan plasebo secara tersamar
IMT (indeks massa tubuh) diketahui secara rata-rata
ganda, kelompok pertama mendapat terapi standar
besarnya adalah 18,05 hingga 21,8 dengan standar
PPOK dan ubiqunon 1x100 mg/hari, kelompok kedua
deviasi 2 hingga 3. Nilai IMT terendah tercatat
mendapat terapi standar PPOK dan plasebo 1 x 1
sebesar 14,2 dan yang tertinggi sebesar 26,6. Hasil
kapsul/hari. Semua subjek diperiksa faal paru, kadar
pengukuran derajat keparahan pasien PPOK yang
asam laktat dan 6-minute walk test sebanyak 2 kali,
menjadi subjek penelitian, baik yang mengalami
yakni sebelum dan setelah 8 minggu perlakuan.
perlakuan maupun kontrol didapatkan GOLD 2
Instrumen yang digunakan adalah lembar
(sedang) 9 (28,1%) dan GOLD 3 (berat) 7 (21,9%).
pengumpul data, dokumen medik rawat jalan, kuisioner
Sedangkan untuk GOLD 4 (sangat berat) tidak kami
COPD assessment test (CAT), stetoskop merk Littman
temukan di kedua kelompok. Pada ketiga derajat
dan tensimeter merk Riester NOVA, pengukur tinggi
PPOK tidak kami dapatkan hubungan bermakna
dan berat badan merk SIMC, spirometer spiroanalyzer
pada kedua kelompok (p=0,183).Kedua kelompok
ST.75 Fukuda Sangyo, Stopwatch, Pulse Oxymeter
baik perlakuan maupun kontrol semuanya (100%)
merk Endo Indonesia model MD300, dan Accutrend
memiliki nilai CAT ≥ 10. Untuk pengelompokan PPOK
Plus (glucose, trigliceride, cholesterol, lactic acid
didapatkan bahwa pada perlakuan didapatkan subjek
meter) merk Roche.
kelompok B sebanyak 9 (28,1%), dan kelompok
Data dianalisis menggunakan SPSS 15.0 untuk
D 7 (21,9%), sedangkan pada kontrol didapatkan
membuktikan pengaruh pemberian ubiquinon terhadap
kelompok B 10 (31,25%), dan kelompok D 6 (18,75%).
perubahan kadar asam laktat dan perubahan 6-minute
Pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan
walk distance.Data numerik antara 2 kelompok diban
bermakna pada perlakuan maupun kontrol (p=0,719).
dingkan dengan uji statistik t-berpasangan. HASIL Subjek pada penelitian ini adalah penderita PPOK kategori B dan D yang berobat ke instalasi rawat jalan
Hasil pemeriksaan pada nilai VEP1, KVP maupun VEP1/KVP subjek penderita PPOK stabil kategori B dan D baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan walaupun terjadi perubahan tetapi tidak bermakna secara statistik.
(poli paru dan poli asma PPOK) SMF Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUD dr. Soetomo Surabaya selama periode penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, dengan
Tabel 1. Karakteristik subjek pasien PPOK Kelompok
D yang mendapat terapi standard PPOK dan plasebo,
standard PPOK juga mendapat pemberian ubiquinon.
sampai 69 tahun dengan standar deviasi 5 hingga 7 tahun. Umur termuda pasien tercatat 60 tahun dan
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
Rerata ± St Dev Rentang (Min - Maks)
Perlakuan (Ubiquinon)
68,5 70,3 ± 5,546 64 s/d 81
Median Rerata ± St Dev Rentang (Min - Maks)
69 70,6 ± 7,499 60 s/d 84
IMT (Indeks Massa Tubuh) Kontrol (Plasebo)
Median Rerata ± St Dev Rentang (Min - Maks)
Berdasarkan umur secara rata-rata pasien penderita PPOK stabil kategori B dan D adalah 68
Median
Umur
sedangkan kelompok perlakuan adalah penderita PPOK kategori B dan D yang selain mendapat terapi
Nilai Statistik
Umur Kontrol (Plasebo)
masing-masing jumlah sampel sebanyak 16 penderita. Kelompok kontrol adalah penderita PPOK kategori B dan
Profil
21,8 21,331 ± 2,935 15,2 s/d 25,5
IMT (Indeks Massa Tubuh) Perlakuan (Ubiquinon)
Median Rerata ± St Dev Rentang (Min - Maks)
18,050 19,219 ± 3,713 14,2 s/d 26,6
17
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
Hasil dari pemeriksaan pada kadar asam laktat
metode uji beda yang akan dipakai. Untuk penelitian
penderita PPOK stabil kategori B dan D pada kelompok
ini pengujian sebaran data dilakukan dengan metode
kontrol cenderung mengalami penambahan nilai asam
Shapiro Wilk karena jumlah sampel yang ada masih
laktat, nilai asam laktat bertambah dari 4,54 menjadi
lebih kecil dari 50. Ketentuan hasilnya adalah apabila
4,67. Sementara pada kelompok perlakuan yaitu pasien yang diberikan tambahan suplemen ubiquinon diketahui nilai asam laktat cenderung menurun, tercatat penurunan yang terjadi adalah dari 4,62 menjadi 3,13. Statistika lainnya apabila diperhatikan ukuran keraga man pada kelompok perlakuan agak tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang menunjukkan bahwa penambahan suple men ubiquinon cenderung membuat nilai asam laktat menjadi menurun. Selisih penurunan nilai asam laktat pada kelompok sampel yang diberi ubiquinon cukup besar, sedangkan peningkatan kadar asam laktat pada kelompok kontrol relatif kecil. Hasil dari pemeriksaan nilai 6 MWT penderita PPOK stabil kategori B dan D pada kelompok kontrol cenderung mengalami penurunan nilai 6 MWT, dimana nilai 6 MWT menurun dari 329,06 menjadi
nilai probabilitas (p-value) Shapiro wilk untuk tiap kelompok sampel dan ukuran klinis sudah lebih besar dari tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka disimpulkan sebaran data penelitian sudah menyebar normal dan untuk pengujian beda dapat menggunakan uji statistik parametrik paired sample t-test. Sementara itu, apabila nilai probabilitas (p-value) Shapiro wilk untuk tiap kelompok sampel dan ukuran klinis ada yang lebih kecil dari tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka disimpulkan sebaran data penelitian masih belum menyebar normal dan untuk pengujian beda akan digunakan uji statistik non parametrik wilcoxon sign rank test. Hasil uji sebaran data nilai asam laktat dan 6 MWT pada PPOK stabil kategori B dan D kelompok kontrol (plasebo) dan perlakuan (ubiquinon) semuanya
319,06. Sementara pada kelompok perlakuan yaitu
sudah diperoleh nilai p-value uji Shapiro wilk yang lebih
pasien yang diberikan tambahan suplemen ubiquinon
besar dari tingkat kemaknaan 5% (p value > 0,05),
diketahui nilai 6 MWT cenderung meningkat,
sehingga dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa data
tercatat peningkatan 6 MWT yang terjadi adalah dari
asam laktat dan 6 MWT yang akan diteliti sudah
296,81 menjadi 354,37. Statistika lainnya apabila
menyebar menurut sebaran normal.
diperhatikan ukuran keragaman pada kelompok
Uji beda berpasangan dalam penelitian
perlakuan agak tinggi dibandingkan kelompok kontrol
dipergunakan untuk membuktikan bahwa dengan
yang menunjukkan bahwa penambahan suplemen ubiquinon cenderung membuat nilai 6 MWT menjadi meningkat. Selisih penurunan nilai 6 MWT pada kelompok sampel yang tidak diberi ubiquinon cukup besar, sedangkan peningkatan nilai 6 MWT pada kelompok kontrol juga relatif besar. Pengujian sebaran data dilakukan untuk menge tahui tingkat penyebaran dari data penelitian yang akan dipergunakan. Hasil dari pengujian sebaran data nantinya akan dipergunakan untuk menentukan
penambahan ubiquinon pada pasien PPOK stabil kategori B dan D akan menurunkan kadar asam laktat dan meningkatkan 6 MWT. Berdasarkan hasil pengujian sebaran data disimpulkan bahwa untuk melakukan uji perbedaan akan dilakukan dengan metode paramaterik paired sample t-test dimana sebaran data asam laktat dan 6 MWT
sudah
menyebar menurut sebaran normal. Hasil uji beda selengkapnya dapat ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil pengujian sebaran data penelitian Nilai Klinis Asam Laktat
6 MWT
Kelompok Kontrol (Plasebo) Perlakuan (Ubiquinon) Kontrol (Plasebo) Perlakuan (Ubiquinon)
18
Kondisi Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Nilai Shapiro Wilk 0,962 0,947 0,941 0,936 0,892 0,927 0,932 0,9962
p-value 0,698 0,445 0,366 0,301 0,060 0,222 0,258 0,692
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
Tabel 3. Hasil uji paired sample t-test Variabel Asam Laktat
6 MWT
Kelompok
Kondisi
Nilai Rerata ± SD
Kontrol (Plasebo)
Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah
4,544 ± 0,383 4,675 ± 0,409 4,619 ± 0,429 3,131 ± 0,583 329,06 ± 53,610 319,06 ± 44,990 296,81 ± 61,123 354,38 ± 53,131
Perlakuan (Ubiquinon) Kontrol (Plasebo) Perlakuan (Ubiquinon)
p-value
Keterangan
0,017
Berbeda Bermakna
0,000
Berbeda Bermakna
0,014
Berbeda Bermakna
0,000
Berbeda Bermakna
Hasil uji perbedaan pada nilai asam laktat
sering terjadi pada laki-laki dengan perbandingan
dengan paired sample t – test diketahui bahwa pada
3-10 : 1. Hal ini terkait dengan kebiasaan merokok
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan semua
yang lebih tinggi pada laki-laki.4
disimpulkan terdapat perbedaan bermakna (p = 0,017
Usia pasien PPOK kelompok perlakuan adalah
dan 0,000 < 0,05). Hasil yang terbaik didapatkan pada
antara 60 sampai 84 tahun dengan rerata 70,3 tahun,
kelompok sampel yang diberikan suplemen ubiquinon
sementara kelompok kontrol adalah antara 64 sampai
dimana nilai asam laktat pasien menurun menjadi
81 tahun dengan rerata 70,6 tahun. Rerata usia ini
3,131 dari nilai awal yang sebesar 4,619. Sementara
tergolong usia tua dan sesuai dengan GOLD bahwa
pada kelompok kontrol yang disimpulkan juga ter
prevalensi PPOK lebih tinggi pada usia di atas 40
dapat perbedaan akan tetapi nilai asam laktat tidak
tahun dan paling tinggi di atas 60 tahun.3 Hal ini juga
mengalami penurunan dan cenderung bertambah
hampir sama dengan penelitian Casanova dkk24
menjadi sebesar 4,675 dari kondisi awal yaitu 4,544.
yang mendapatkan rerata usia 66 tahun dengan
Hasil uji perbedaan pada nilai 6 MWT dengan
kisaran antara 51 sampai 79 tahun.
paired sample t – test diketahui bahwa pada kelompok
Karakterisetik untuk indeks massa tubuh (IMT)
kontrol (plasebo) dan kelompok perlakuan (ubiquinon)
pada kelompok perlakuan antara 15,2 sampai 25,5
semua disimpulkan terdapat perbedaan bermakna (p =
dengan rerata 19,21 yang dikategorikan sebagai IMT
0,014 dan 0,000 < 0,05). Hasil yang terbaik didapatkan
normal, sedangkan untuk kelompok kontrol dengan
pada kelompok sampel yang diberikan suplemen
rentang antara 15,2 sampai 25,5 dengan rerata IMT
ubiquinon dimana nilai 6 MWT pasien meningkat
adalah 21,33 yang juga dikategorikan normal. Penelitian
menjadi 354,38 dari nilai awal yang sebesar 296,81.
Wiyono dkk.23 mendapatkan IMT pada kelompok kontrol
Sementara pada kelompok kontrol yang disimpulkan
berkisar 17-32,2 dengan rerata 20,2. Sedangkan untuk
juga terdapat perbedaan akan tetapi nilai 6 MWT tidak
perlakuan IMT antara 17-34,8.Berdasarkan derajat
mengalami peningkatan dan cenderung menurun
keparahan obstruksi aliran udara pada PPOK menurut
menjadi sebesar 319,06 dari kondisi awal yaitu 329,06.
GOLD 2015, pada kelompok perlakuan didapatkan
Dengan hasil uji perbedaan di atas maka dapat
GOLD 1 (derajat ringan) ada 3 (9,375%, GOLD 2
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima
(derajat sedang) 8 (25%), dan GOLD 3 (derajat berat)
yaitu dengan adanya pemberian suplemen tambahan
5 (15,6%). Pada kelompok kontrol didapatkan GOLD
ubiquinon dapat menurunkan kadar asam laktat dan
2 (sedang) 9 (28,1%) dan GOLD 3 (berat) 7 (21,9%).
meningkatkan atau memperbaiki nilai 6 MWT pada
Sedangkan untuk GOLD 4 (sangat berat) tidak kami
pasien penderita PPOK stabil kategori B dan D.
temukan di kedua kelompok. Pada ketiga derajat PPOK
PEMBAHASAN
tidak kami dapatkan hubungan bermakna pada kedua kelompok (p=0,183). Casanova dkk24 mendapatkan
Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
PPOK ringan %, sedang 28%, PPOK berat 46%, dan
berjumlah 32 orang dengan jenis kelamin semuanya
PPOK sangat berat 25%.2 Pembagian berdasarkan
(100%) adalah laki-laki. Angka kejadian PPOK lebih
kelompok pasien PPOK menurut GOLD 2015
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
19
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
didapatkan pada perlakuan subjek kelompok B
menjadi 354,37. Selisih penurunan nilai 6 MWT pada
sebanyak 10 (62,5%), dan kelompok D 6 37(5%),
kelompok sampel yang tidak diberi ubiquinon cukup
sedangkan pada kontrol didapatkan kelompok B 9
besar, sedangkan peningkatan pada kelompok yang
(56,25%), dan kelompok D 7 (43,75%). Pada kedua
diberi ubiquinon juga relatif besar.
kelompok tidak terdapat perbedaan bermakna pada perlakuan maupun kontrol (p=0,719).
Fujimoto dkk13. meneliti pemberian ubiquinon selama 8 minggu kemudian dilakukan pemeriksan
Perubahan dari hasil dari pemeriksaan pada
treadmill terdapat peningkatan yang bermakna di
nilai VEP1, FVC maupun VEP1/KVP pada kelompok
bandingkan dengan nilai dasar sekitar 12%. Peningkatan
kontrol maupun perlakuan setelah pemberian ubi
metabolisme tubuh yang terjadi saat beraktivitas pada
quinon selama 8 minggu secara statitistik dengan
pasien PPOK akan mengakibatkan kelelahan dan
menggunakan uji perbedaan berpasangan didapatkan
peningkatan kadar laktat di serum. Memperbaiki sirkulasi
p-value 0,664, 0,607, dan 0,893. Sehingga pemberian
oksigen ke otot secara langsung dapat menurunkan
ubiquinon tidak meningkatkan KVP, VEP1, maupun
kadar asam laktat sehingga memperbaiki sensasi
VEP1/KVP dibandingkan plasebo. Hasil ini sesuai
kelelahan dan meningkatkan toleransi latihan.13,14
dengan penelitian Fujimoto dkk13 menyatakan bahwa
Selama penelitian berlangsung tidak didapatkan
uji fungsi paru secara statistik tidak berubah ber
efek samping dari ubiquinon seperti rasa tidak nyaman
makna pada pemberian suplemen ubiquinon. Hasil dari pemeriksaan pada nilai asam
di ulu hati, mual, muntah, ataupun diare.
13
laktat penderita PPOK stabil kategori B dan D pada
KESIMPULAN
kelompok kontrol cenderung mengalami penambahan
Tidak terdapat perubahan derajat PPOK sesu
nilai asam laktat, nilai asam laktat bertambah dari 4,54
dah mendapatkan terapi standar PPOK dan ubi
menjadi 4,67. Sementara pada kelompok perlakuan
quinon. Terdapat penurunan kadar asam laktat pada
yaitu pasien yang diberikan tambahan suplemen
penderita PPOK stabil kategori B dan D sesudah
vitamin ubiquinon diketahui nilai asam laktat cenderung
mendapatkan terapi standar PPOK dan ubiquinon.
menurun, tercatat penurunan yang terjadi adalah dari
Terdapat peningkatan 6 MWT pada penderita PPOK
4,62 menjadi 3,13. Selisih penurunan nilai asam
stabil kategori B dan D sesudah mendapatkan terapi
laktat pada kelompok sampel yang diberi ubiquinon
standar PPOK dan ubiquinon. Terdapat perbedaan
cukup besar, sedangkan peningkatan kadar asam
yang bermakna dari penurunan kadar asam laktat
laktat pada kelompok kontrol relatif kecil. Fujimoto
dan peningkatan 6 MWT pada penderita PPOK stabil
dkk13, menyatakan bahwa konsentrasi kadar asam laktat cenderung menurun. Ubiquinon dapat me
kategori B dan D yang mendapatkan terapi standar
ningkatkan kadar 2-3 difosfogliserat pada eritrosit
stabil kategori B dan D tanpa diberikan ubiquinon.
sehingga menggeser kurva saturasi Hb-O2 ke kanan yang mengakibatkan pengiriman oksigen ke jaringan akan meningkat karena terjadi peningkatan sintesis ATP dan penurunan produksi laktat sehingga memperbaiki oksigenasi ke jaringan.13,22,33 Hasil dari pemeriksaan pada nilai 6 MWT pada kelompok kontrol cenderung mengalami penurunan nilai 6 MWT, dimana nilai 6 MWT menurun dari 329,06 menjadi 319,06. Sementara pada kelompok perlakuan yaitu pasien yang diberikan tambahan suplemen ubiquinon diketahui nilai 6 MWT cenderung meningkat, tercatat peningkatan 6 MWT yang terjadi adalah dari 296,81 20
PPOK dan ubiquinon dibandingkan penderita PPOK
DAFTAR PUSTAKA 1. Budi A, Djajalaksana S, Pradjnaparamita, et al. PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2011.p.1-30. 2. Maranatha D. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Dalam: Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S, Ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru; Edisi 1. Depar temen Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. 2010;41-3. 3. Global Iniative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Strategy for diagnosis management
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
and prevention of chronic obstructive lung
15. Jacobson P, Jorfeldt. Sceletal muscle metabolites
disease. [online]. 2015. [cited 23 Maret 2015].
in patients with advance chronic obstructive
Available from: www.goldcopd.org/uploads/users/
pulmonary disease. Eur Repir J. 1990;3:192-6.
files/GOLD Report. 4. Djojodibroto D. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Respiratory Medicine. EGC Press. Ed 1st. 2009.p.120-7. 5. Barnes PJ. COPD: Molecular and cellular mechanisms in therapeutic strategies in copd. CRC Press. Ed 1st. 2005.p.1-31. 6. Takigawa N, Tada A, Date H, Harada. Distance
16. Rahman J, Morrison D, Donaldson K, et al. Systemic oxidative stress in COPD and smokers. Am J Respir Crit Care Med. 2006;154:1055-60. 17. Wouters EFM. Muscle weakness in chronic obstructive pulmonary disease. Eur Respir Rev. 2000;1074:349-53. 18. MacNee W. Pulmonary and systemic oxidant/
and oxygen desaturation in 6-min walk test
antioxidant imbalance in chronic obstructive pulmo nary disease. Proc Am Thorac Soc. 2005;2:50-60.
predict prognosis in COPD patients. Respiratory
19. BTS Statements. Chronic obstructive pulmonary
Medicine. 2007;101:561-7.
disease: National clinical guideline on mana
7. NHLBI/WHO workshop report. Global initiatif for
gement of chronic obstructive pulmonary dise
chronic obstructive lung disease. Geneva: World
ase in adults in primary and secondary care.
Health Organization. 2001.
Thorax. 2004;59(supll 1):1-232.
8. Agusti AGN, Noguera A, Sauleda J, Guyat GH.
20. Junior DRA, Rodrigo BS, Santos SA, et al. Oxy
Systemic effects of chronic obstructive pulmonary disease. Eur Respir J. 2003;21:347-60.
gen free radicals and pulmonary disease. J Bras
9. Laghi F, Tobin JM. Disorders of the respiratory
21. Christopher V, Jennifer L, LeTourneau. Lactic
muscles. State of the art. Am J Respir Crit Care
acidosis: recognition, kinetics, and associated
Med. 2003;168:10-48.
prognosis. Critical Care Clin. 2010;26:255-83.
Pneumol. 2005;31:60-8.
10. Fuke C, Krikorian SA, Couris RR, et al. Coenzyme
22. Stefano M, Maria R. Effects of nutraceutical diet
Q10: A review of essential functions and clinical
integration, with coenzym Q10 and creatine, on
trials. [online]. 2015. [cited 3 Maret 2015].
dyspnea, exercise tolerance, and quality of life in
Available from: http://www.healingedge.net/store/
COPD patients with chronic respiratory failure.
page243.html.
Multidiscipinary Respiratory Medicine. 2013.p.8-40.
11. Gaby RA. The role of coenzyme Q10 in clinical medicine: part I. Alt Med Rev. 1996;1:11-7.
23. Wiyono WH, Riyadi J, Yunus F, et al. The benefit of pulmonery rehabilitation against qua
12. Coenzyme Q10 Available at : http://www.delicious
lity of life alter- ation and functional capacity of
livingmag.com healthnotes.cfm?org = nh & lang = EN & Content ID = 2831009. Accessed on May 3rd, 2015.
chronic obstructive pulmonery disease (COPD)
13. Fujimoto S, Kurihara N, Hirata K, Takeda T.
king distance test (6mwd). Med J Indones.
Effects of the coenzyme Q10 administration on
patients assessed using St George respira tory questionnaire (SGRQ) and 6 minutes wal 2006;15:162-72.
pulmonary function and exercise performance
24. Casanova C, Cote CG, Marin JM, et al. The 6-min
in patients with chronic lung diseases. Clin Investig. 1997;71:S162-6.
walking distance: long term follow up in patient with COPD. Eur Respir J. 2007;29:535-40.
14. Hamilton AL, Killian KJ, Summers E, Jones
25. Kakaraparthi M, Prasanth NV. CoQ10 - An essen
NK. Muscle strength, symptom intensity and exercise
tial nutrient of nowdays life. International Journal
capacity in patients with cardio respiratory disorders.
Research Pharmacy. 2011:237-42.
Am J Respir Crit Care Med. 1995;152:2021-31.
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017
26. Gurkan A, Oya Bozdag. Coenzyme Q10. J. Fac. Pharm, Ankara. 2005;34:129-154. 21
Ahmad Rifani: Pemberian Ubiquinon pada Kadar Asam Laktat dan Uji Jalan 6 Menit Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Stabil Kategori B dan D
27. Beyer RE, Emster. The antioxidant role of Co enzyme Q. In: Lenaz, G. et al. (eds): Highlights in Ubiquinone Research. Taylor and Francis, London. 2000:191-213. 28. Downing SE, Mitchell JH, Wallance AG. Car
programme in patient with chronic obstructive pul monary disease. Eur Respir J. 2003;22:815-20. 31. Creutzberg EC, Wouters EF, Morstert R, et al. Evidence of plasma CoQ10 lowering effect by HMGCOA reductase inhibitors: Adouble- blind, placebo-
diovascular responses to ischemia, hypoxia and
kontrolled study. J Clin Pharm. 2004;33:226-9.
hypercapnea of the central nervous system. Am
32. Kidd PM. Co enzyme Q10: Essential Energy Carrier
J Physiol. 1963;204:881. 29. Skumlien S, Skogedal EA, Bjortuft O, et al.
and Antioxidant. HK Biomedical consultants. 2008; p.1-8.
Four weeks inten- sive rehabilitation generates
33. Merlo PM, Castagnoli A, Biondi A, et al. Ubiquinon
significant health effects in COPD patient.
reducting system protect ubiquinol and a coenzyme
Chronic Respiratory Disease. 2007;4:5-13.
q reducing system protect platelet mitochondrial
30. Monninkhof E, Van der Valk P, Van der Palen J,
function of transfusional buffy coats from oxidative
et al. Effects of a comprehensive self-management
22
stresss. Free Radic Res 2002;36:429-36.
J Respir Indo Vol. 37 No. 1 Januari 2017