PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN PUPUK KANDANG TERHADAP KAPASITAS TANAH MENAHAN AIR
OLEH : WAWAN MEI HARYONO F14101133
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN PUPUK KANDANG TERHADAP KAPASITAS TANAH MENAHAN AIR
SKRIPSI Sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : WAWAN MEI HARYONO F14101133
Tanggal lulus :
Oktober 2005
Disetujui, Bogor, Oktober 2005
Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE Dosen Pembimbing I
Dr. Ir. Erizal, M.Agr Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr.Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purworejo sebuah kota yang terletak di bagian selatan propinsi Jawa Tengah pada tanggal 1 Mei 1983. Terlahir sebagai anak sulung dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ngadiyono dan Ibu Sri Rowati. Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN Pucanggading kecamatan Ngombol dari tahun 1989 s.d. 1995. Kemudian melanjutkan sekolah ke SLTP Negeri 11 Purworejo dan lulus tahun 1998. Selanjunya penulis menempuh pendidikan menengah di SMA Negeri 8 Purworejo. Pada tahun 2001 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pretanian Bogor pada Departemen Teknik Pertanian melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Selama menjadi mahasiswa IPB penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan diantaranya Anggota Pengurus Divisi HRD dan Profesi Himpunan Mahasiswa
Teknik Pertanian HIMATETA selama 2 tahun. Pengurus kelompok
mahasiswa Teknik Sipil Pertanian (ACESC) dan Pengurus Organisasi daerah Purworejo (GAMAPURI).
Selama mengikuti perkulihan penulis pernah menjadi asisten mata
kuliah Ilmu Ukur Wilayah. Pada tahun 2005 penulis bersama keempat rekan lainnya memenangkan seleksi Program Kreatifitas Mahasiswa kategori kewirausahaan dengan judul ” Sale Nangka Gulung Istimewa”.
WAWAN MEI HARYONO, F14101133. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang Terhadap Kapasitas Tanah Menahan Air. Di bawah bimbingan Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE dan Dr. Ir. Erizal, M.Agr. 2005. RINGKASAN
Usaha peningkatan produktifitas lahan umumnya dilakukan dengan meningkatkan input luar yang tinggi seperti penggunaan pestisida dan pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik mempunyai sisi kelebihan yang tidak dapat dilakukan oleh pupuk anorganik yaitu, dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Pengaruh utama bahan organik dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah yang stabil berdasarkan sifat-sifat fisik tanah seperti porositas baik, permeabilitas, kapasitas menahan air, aktifitas biologi dan sebagainya. Namun nilai empiris yang menyatakan kapasitas memegang air pada tanah meningkat dengan pemberian bahan organik belum banyak diketahui. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mendapatkan nilai seberapa besar bahan organik berpengaruh terhadap kapasitas memegang air pada tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos dan pupuk kandang terhadap kapasitas tanah menahan air. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai Juli 2005 dengan lokasi di Desa Cangkurawok; laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah Departemen Teknik Pertanian dan laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor. Metode penelitian meliputi tiga tahap yaitu tahap pertama pembuatan kompos, tahap kedua percobaan pendahuluan dan ketiga percobaan utama. Pupuk kompos dibuat kurang lebih 1 bulan dengan ciri kematangan diantaranya tidak berbau, tidak panas dan berwarna coklat kehitaman seperti tanah. Sedang pupuk kandang didapat dari produksi PT. Great Giant Pineaple, Lampung Tengah dengan merek Green Leaf. Pencampuran pupuk kompos dengan tanah pasir tidak dilakukan dilahan tetapi dengan memakai pipa pralon diameter 3 inchi dan tinggi 10 cm sebagai wadahnya. Dosis pupuk kompos dan pupuk kandang yang diberikan pada tanah pasir pada percobaan pendahuluan sebesar 0, 5, 10. 15 dan 20 ton/ha dengan tanpa ulangan sedang pada percobaan utama ditambah dosisnya sebesar 25 dan 30 ton/ha dengan 3 ulangan. Percobaan pendahuluan dilakukan dengan mencampur masing-masing dosis pupuk kompos dan pupuk kandang kemudian diberi air sebesar 100 ml dengan cara disemprotkan. Setelah tetesan dari bawah wadah tanah pasir tidak terjadi lagi, wadah ditimbang dan dianggap sebagai berat H0. Selanjutnya wadah diletakkan di atas lantai dan beratnya ditimbang setiap hari sampai hari keenam. Pada akhir hari keenam tanah pasir diukur kadar airnya. Perlakuan ini untuk melihat waktu yang dibutuhkan tanah pasir mencapai kapasitas lapang dan pengaruh pemberian pupuk kompos dan pupuk kandang terhadap air yang disimpan pada kpasitas lapang. Percobaan utama dilakukan seperti pada percobaan pendahuluan dengan perbedaan penambahan dosis, waktu pengamatan berat tanah pasir menjadi 10 hari, pemberian air dituang dengan gelas ukur sebesar 120 ml dan wadah diletakkan di atas jaring-jaring kawat. Setelah hari kesepuluh pengamatan berat, diukur air tersedia pada tanah pasir dengan menggunakan presure plate.
Berdasarkan percobaan pendahuluan diketahui penurunan berat tanah pasir yang besar terjadi pada saat setelah pemberian air yaitu hari ke-0 ke hari ke-1, hal ini disebabkan gaya gravitasi sehingga pergerakan air tanah tetap berlangsung. Penurunan berat tanah pasir cenderung tetap antara hari ke-2 sampai ke-6, hal ini terjadi pada pemberian pupuk kandang dan pupuk kompos. Keadaan ini diartikan tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Hal ini sesuai dengan pernyatan Veismayer dan Hendrickson (1949) dalam (Hillel, 1980) bahwa kapasitas lapang dilahan dicapai pada 2-3 hari setelah pemberian air irigasi. Berdasarkan percobaan utama menunjukkan bahwa pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan penurunan berat. Dengan menggunakan uji Post Hoc dihasilkan perbedaan rata-rata sebesar 33.03 gram antara dosis 0 ton/ha dengan dosis 20 ton/ha secara statistik dianggap berbeda nyata. Perbedaan rata-rata sebesar 29 gram antara dosis 10 ton/ha dengan 20 ton/ha secara statistik dianggap berbeda nyata. Sehingga perbedaan antar dosis secara statistik dianggap nyata bila terjadi perbedaan minimal sebesar 29 gram. Terjadi perbedaan yang cukup besar antara hasil percobaan pendahuluan dengan percobaan utama pada perlakuan penentuan kapasitas lapang metode lapang pada hari ke-2 sampai ke-10 tidak menunjukkan berat tanah pasir untuk cenderung tetap. Bahkan pada hari terakhir yaitu hari ke-10 berat tanah pasir ke-7 dosis perlakuan di bawah berat tanah pasir awal. Hal ini diduga kuat akibat pengaruh penguapan yang disebabkan penggantian tempat peletakan wadah pada percobaan utama. Pemberian pupuk kompos berpengaruh terhadap air tersedia pada tanah pasir, dibandingkan dengan tanah pasir yang tidak diberi pupuk kompos. Tetapi perbedaan dosis pupuk kompos tidak berpengaruh terhadap jumlah air tersedia pada tanah pasir. Pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh terhadap air tersedia tanah pasir.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam semoga dilimpahkan untuk Rosululloh SAW, keluarganya, para sahabatnya dan orangorang yang mengikuti jejak mereka. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dalam menyelesaikan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang Terhadap Kapasitas Tanah Menahan Air”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos maupun pupuk kandang terhadap kapasitas tanah menahan air (water holding capacity) dari tanah pasir. Penelitian terlaksana atas bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak baik moral maupun material selama penyusunan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak, Ibu, adik dan segenap keluarga atas do’a dan dukungannya baik moril maupun materiil. 2. Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE, selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan skripsi. 3. Dr. Ir. Erizal, M.Agr sebagai dosen pembimbing kedua yang memberikan saran dan koreksi selama penelitian dan penyusunan skripsi. 4. Dr. Ir. Diah Wulandani, M.Sc yang telah berkenan menjadi dosen penguji dan atas saran dan kritiknya dalam penyusunan skripsi. 5. Teman-teman TEP’ 38 yang kompak selalu dan atas persahabatan yang baik selama ini. Semoga niat baik penulis untuk meneliti topik ini dapat bermanfaat bagi penulis, masyarakat dan menambah khasanah dunia pendidikan.
Bogor, Oktober 2005
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi I.
II.
III.
IV.
PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A.
Latar Belakang ………………………………………………....
1
B.
Tujuan .............................……………………………………...
4
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 3 A.
Air Tersedia ......................…………………………………..... 3
B.
Struktur Tanah ……………………………………………….. 4
C.
Kadar Air Tanah ..... …………………………………….……. 4
D.
Berat Jenis Butiran .................…………………………...........
5
E.
Berat Volume Kering ................................................................
5
F.
Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Fisik Tanah .............. 5
G.
Pupuk Kompos ..........................................................................
7
H.
Pupuk Kandang .........................................................................
8
METODE PENELITIAN ….………………………………………...
9
A.
Tempat dan Waktu ……..…………...………………………....
9
B.
Bahan dan Alat ........….......……………………………….......
10
C.
Metode Penelitian .. ………………………………………….... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
20
A.
20
Percobaan Pendahuluan ..............................................................
1. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos ...................................... 20 1.1. Berat Tanah Pasir .................................................................
20
1.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang ......................
24
2. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang .....................................
25
2.1. Berat Tanah Pasir .................................................................
25
iv
2.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang ...................... 3.
28
Kapasitas Menahan Air Pada Percobaan 100 % Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang .............................................
30
B.
Perubahan Metode Penelitian Untuk Percobaan Utama .............
33
C
Percobaan Utama ........................................................................
34
1. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos .....................................
34
1.1. Berat Tanah Pasir ................................................................
34
1.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang dan Presure Plate ....................................................................
39
1.3. Air Tersedia ......................................................................... 40 2. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang .....................................
41
2.1. Berat Tanah Pasir .................................................................
41
2.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang dan Presure Plate ....................................................................
45
2.3. Air Tersedia .......................................................................... 46 V.
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
49
LAMPIRAN ...................................................................................................... 51
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Kandungan hara essensial kompos sampah kota dan pertanian
7
Tabel 2.
Kandungan hara essensial pupuk kandang dalam konversi berat 8 (kg/ton) ..........................................................................................
Tabel 3.
Peralatan penelitian .......................................................................
9
Tabel 4.
Bahan-bahan penelitian. ................................................................
10
Tabel 5
Pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan ..................
Tabel 6
21
Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan ...................... 22
Tabel 7.
Pengaruh pemberian berbagai
tingkat dosis pupuk kompos
terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang ...................... Tabel 8.
Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan ...................
Tabel 9.
27
Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang ......................
Tabel 11.
25
Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan ......................
Tabel 10.
24
29
Penurunan berat pupuk kompos dan kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan ............................................ 30
Tabel 12
Perbandingan antara berat air yang ditahan pupuk kompos dan pupuk kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan .................................................................................... 31
Tabel 13.
Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan
Tabel 14.
35
Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan tanah pasir selama 10 hari pengamatan .................................................................................... 36
Tabel 15.
Kadar
air
kapasitas
lapang
metode
presure
plate
pada pemberian berbagai dosis pupuk kompos ............................. 39
vi
Tabel 16.
Air tersedia tanah pasir pada berbagai tingkat pemberian pupuk kompos ..........................................................................................
Tabel 17.
40
Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan .................................................................................... 41
Tabel 18
Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap berat air selama 10 hari pengamatan ..............................
Tabel 19
Kadar air kondisi kapasitas lapang metode presure plate pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang ........................
Tabel 20
43
45
Air tersedia tanah pasir pada pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang ..............................................................................
46
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Ilustrasi tanah dalam kondisi jenuh, kapasitas lapang dan titik layu perman ...................................................................... 4
Gambar 2.
Hubungan antara kandungan bahan organik
terhadap air
tanah tersedia .......................................................................... 6 Gambar 3.
Pupuk kandang produksi PT. Great Giant Pineaple merek Green Leaf ..............................................................................
10
Gambar 4.
Pupuk kompos yang telah matang ..........................................
12
Gambar 5.
Pengayakan pasir diameter < 8 mm .......................................
12
Gambar 6.
Pengadukan air dengan tanah pasir untuk membuat kadar air 15 % berat .......................................................................
13
Gambar 7.
Bentuk wadah media tanah pasir untuk pencampuran pupuk
13
Gambar 8.
Pencampuran takaran dosis pupuk kompos dan pupuk kandang ...................................................................................
Gambar 9.
13
Pencampuran takaran dosis pupuk kompos dan pupuk kandang ...................................................................................
14
Gambar 10.
Penimbangan wadah tanah pasir untuk pengamatan berat .....
14
Gambar 11.
Seperangkat Presure plate pada laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu tanah IPB Bogor ......................................... 15
Gambar 12.
Peletakan contoh tanah untuk pF 4.2 di atas piring presure membrane apparatus ............................................................... 17
Gambar 13.
Peletakan contoh tanah untuk pF 2.54 di atas piring presure plate apparatus......................................................................... 17
Gambar 14.
Keseimbangan contoh tanah pada pF 4.2 dalam membrane 18 apparatus .................................................................................
Gambar 15.
Keseimbangan contoh tanah pada pF 2.54 dalam presure plate apparatus ........................................................................ 18
Gambar 16.
Pupuk kompos yang sudah matang .........................................
20
viii
Gambar 17.
Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap penurunan berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan .............................................................................. 21
Gambar 18.
Grafik pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan .......
Gambar 19.
Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang
Gambar 20.
23
24
Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat tanah lembab selama 6 hari pengamatan .............................................................................. 25
Gambar 21.
Grafik pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan .......
Gambar 22.
Penurunan rata-rata berat pupuk kompos dan kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan ................
Gambar 23.
30
Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang
Gambar 25.
29
Grafik air yang ditahan pupuk kompos dan pupuk kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan .................
Gambar 24.
28
32
Grafik hubungan berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan .............................................................................
Gambar 26.
Grafik pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 10 hari pengamatan
Gambar 27.
37
Peletakan wadah tanah pasir selama 6 hari pada percobaan pendahuluan ............................................................................
Gambar 28.
35
38
Peletakan wadah tanah pasir di atas jaring-jaring selama 10 hari pada percobaan utama ..................................................... 38
Gambar 29.
Grafik pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kompos terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate .....
39
ix
Gambar 30.
Hubungan pemberian berbagai dosis pupuk kompos terhadap air tersedia tanah pasir ............................................................
Gambar 31.
Hubungan pemberian berbagai dosis pupuk kompos terhadap air tersedia tanah pasir ...........................................................
Gambar 32.
41
42
Grafik hubungan berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan .............................................................................. 44
Gambar 33.
Grafik pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate.
Gambar 34.
45
Grafik hubungan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap air tersedia tanah pasir ...............................
46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Manfaat Effective Microorganisms (EM4) ............................. 51
Lampiran 2.
Kandungan proksimat Pupuk kandang Green Leaf ................
Lampiran 3.
Perhitungan takaran dosis pupuk yang dicampurkan pada media pasir ..............................................................................
Lampiran 4.
53
54
Analisis keragaman pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan ............................................
Lampiran 5.
Analisis keragaman pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap air tersedia setelah 10 hari pengamatan ......
Lampiran 6.
55
57
Analisis keragaman pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan ............................................
Lampiran 7.
59
Analisis keragaman pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap air tersedia tanah pasir setelah 10 hari pengamatan .............................................................................. 61
Lampiran 8.
Pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah selama 10 hari pengamatan .............................................................................. 62
Lampiran 9.
Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan .............................................................................
Lampiran 10.
63
Perbandingan air tersedia pada pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos dan pupuk kandang .............................
64
xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usaha peningkatan produktifitas lahan umumnya dilakukan dengan meningkatkan input luar yang tinggi seperti penggunaan pestisida dan pupuk organik maupun anorganik. Apabila usaha untuk memperluas lahan sudah tidak dimungkinkan atau membutuhkan biaya yang tinggi, maka kebanyakan petani berusaha untuk meningkatkan pupuk kimia atau pupuk anorganik sebagai usaha meningkatkan produksi tanaman. Pupuk anorganik lebih sedikit jumlahnya, bentuknya seragam, tidak bau
dan mudah pemakaiannya sehingga penggunaannya dipandang lebih
praktis dari pada pupuk organik. Sehingga banyak petani di desa–desa yang sudah lama meninggalkan kebiasaan memupuk dengan pupuk organik kemudian beralih menggunakan pupuk anorganik. Ditinjau dari kandungan hara essensial pupuk anorganik lebih besar dari pada pupuk organik. Namun pupuk organik mempunyai sisi kelebihan yang tidak dapat dicapai oleh pupuk anorganik yaitu, dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Menurut Kononova (1966) pengaruh utama bahan organik dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah yang stabil berdasarkan sifat-sifat fisik tanah seperti porositas, permeabilitas, kapasitas menahan air, aktifitas biologi dan sebagainya. Penggunaan pupuk kimia atau anorganik secara luas pada lahan pertanian
akan
menurunkan
kondisi
tanah
pada
suatu
tingkatan
mengkawatirkan, menyebabkan suatu ketidakseimbangan di dalam ekosistem dan polusi lingkungan. (Sanjida dan Sarwar, 2002) Dari hasil penelitiannya Kohnke (1959) mengungkapkan bahwa bahan organik di dalam tanah mempunyai peranan yang menentukan terhadap perbaikan dan perubahan yang terjadi pada sifat-sifat fisika tanah. Perbaikan dan perubahan yang terjadi tersebut pada agregasi dan stabilitas agregat tanah, kerapatan massa tanah, kapasitas pemegangan air dan porositas tanah. Pada lahan kritis usaha perbaikan lahan ditujukan untuk meningkatkan daya dukung lahan bagi pengembangan pertanian baik di lahan pekarangan
maupun lahan usaha. Perbaikan lahan dilakukan secara bertahap untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Langkah ini dapat dilakukan dengan memberikan bahan organik pada lahan secara bertahap dan berkesinambungan. Petani yang tinggal di lahan kritis tersebut dapat diberdayakan dengan memelihara ternak dengan sumber dana bantuan dari pemerintah, sedangkan hasil kotoran ternak digunakan untuk memupuk lahan mereka sendiri. Selain memperbaiki lahan usaha, hal ini akan meningkatkan kesejahteraan petani. Namun nilai empiris yang menyatakan kapasitas memegang air pada tanah meningkat dengan pemberian bahan organik belum banyak diketahui secara pasti untuk mendukung pernyataan di atas. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mendapatkan nilai seberapa besar bahan organik berpengaruh terhadap kapasitas memegang air pada tanah. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos dan pupuk kandang terhadap kapasitas tanah menahan air pada tanah pasir.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Tersedia Menurut Syarif (1986) air tanah tersedia adalah selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dengan kadar air titik layu permanen. Kandungan air tanah pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air tanah pada tegangan 1/3 bar (pF 2.54) atau 340 cm kolom air, sedang kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar (pF 4.2) atau 16.000 cm kolom air. Kapasitas lapang merupakan keadaan dimana ruang pori makro di dalam tanah yang terisi air telah terdrainase hingga tidak terdapat lagi air yang tertarik gravitasi. Kapasitas lapang bukan merupakan nilai yang besaran yang tetap, kapasitas lapang pada tanah Puerto Rican dicapai pada tegangan 1/151/20 bar. Sedangkan kapasitas lapang tanah di Brazil diperoleh pada tegangan 1/3 bar (Lal, 1979). Titik layu permanen merupakan batas kadar air tanah minimum yang dapat digunakan oleh tanaman, keadaan ini akan menjadikan tanaman layu secara permanen karena tidak dapat mengambil air. Kadar air titik layu permanen diukur menggunakan presure membrane apparatus (Lal, 1979). Keadaan tanah dalam kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen dapat diilustrasikan pada Gambar 1 di bawah ini.
(Jenuh) (Kapasitas Lapang) (Titik layu Permanen) Sumber : David and Tolan, (2002).
Gambar 1. Ilustrasi tanah dalam kondisi jenuh, kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kapasitas lapang dilahan dicapai pada 2-3 hari setelah pemberian air irigasi (Veismayer dan Hendrickson, 1949) dalam (Hillel, 1980).
3
B. Struktur tanah Struktur tanah merupakan susunan butir-butir primer dan agregatagregat primer tanah yang secara alami menjadi bentuk-bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat (Syarif, 1986).
Agregat
sebaiknya mantap agar tidak mudah hancur oleh adanya gaya dari luar, seperti pukulan butiran air hujan. Menurunnya kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara, berkurangnya bahan organik dan kerusakan struktur tanah mengakibatkan produktifitas tanaman menjadi berkurang (Sutarjo, 1995). Proses dan karakteristik tanah, seperti gerak panas, perpindahan lengas, tata udara, berat volume tanah, porositas, dan infiltrasi banyak dipengaruhi oleh keadaan struktur tanah. Dengan demikian segala kegiatan yang berupa pengolahan tanah, pembajakan, pemupukan termasuk pengapuran dan pupuk organik, lebih berhubungan dengan aspek struktur tanah dari pada aspek tekstur tanah.
C. Kadar air tanah Kadar air tanah dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara, yaitu perbandingan berat air terhadap berat tanah basah, perbandingan air terhadap tanah kering, dan perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah. Nilai kadar air tanah didapatkan dengan rumus sebagai berikut : a) Perbandingan berat kadar air tanah terhadap berat tanah kering (Өm), atau gravimetric water content (Marshall, 1988). Dengan rumus sebagai berikut : Өm = (
Ma ) x 100 % Mp
Tanah kering diartikan sebagai tanah yang telah disimpan dalam oven dengan suhu 105 0C tekanan atmosfer, sampai berat tanah tetap, atau kira-kira selama 24 jam.
4
b) Perbandingan volume kadar air atau volumetrik water content, yaitu kadar air tanah berdasarkan berdasarkan volume (Marshall, 1988). Dengan rumus sebagai berikut : Ө = Өm (
ρb ) x 100 % ρw
Keterangan : Mu = massa udara (dianggap 0), Ma = massa air, Mp = massa padat Mt = massa tanah total (Mu + Ma + Mp), Va = volume air, Vp = volume padat, Vf = volume pori (udara + air), Vt = volume total (Vp + Va + Vu), ρ b = berat volume tanah kering oven, ρ w = berat volume air.
D. Berat jenis butir (Particle density) = ρ s
Berat jenis butir adalah berat bagian padat dibagi dengan volume bagian padat (Marshall, 1988). Yang dinyatakan dengan rumus :
ρs =
Mp (gr/cm3) Vp
E. Berat volume kering (Dry bulk density) = ρ b
Berat volume kering adalah berat bagian padat, atau yang sehari-hari disebut berat tanah kering, dibagi dengan volume total, termasuk volume butir-butir padat dan volume ruang pori. Dengan rumus sebagai berikut (Marshall, 1988) :
ρb =
Mp Mp = (gr/cm3) Vp + Vu + Va Vt
F. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Sifat Fisik Tanah
Kokonova (1966) membedakan bahan organik dalam tanah terdiri atas 2 golongan : (a) sisa tanaman atau binatang yang belum mengalami pelapukan secara sempurna, ini merupakan sumber utama humus, dan (b) humus tanah, terdiri dari asam-asam humat, asam vulvat, hematomelanat dan humin, serta hasil penguraian lebih lanjut bahan organik dan pembentukan kembali humus oleh jasad hidup mikroba.
5
Pada penelitian yang dilakukan Lal (1979) di Nigeria menghasilkan data yang menunjukkan bahwa semakin tinggi bahan organik terdapat dalam tanah maka kandungan air tersedia dalam tanah juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Air tersedia (% volume)
30
20
10
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
Bahan organik (%)
Gambar 2. Hubungan antara kandungan bahan organik terhadap air tanah tersedia Tanah yang mempunyai banyak kandungan bahan organik berwarna hitam dan memiliki kemampuan tanah menahan air yang besar. Penambahan pupuk organik ke dalam tanah merupakan suatu usaha untuk memelihara dan mengatasi kekurangan bahan organik tanah. Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah dapat berupa kotoran ternak, sisa-sisa tanaman, sampah industri dan sampah kota, serta pupuk hijau (Brady, 1990). Pada penelitian yang dilakukan Mardani pada tahun 1997 menyatakan bahwa pemberian bahan organik dalam hal ini kompos tidak nyata meningkatkan air tersedia dalam tanah. Hal ini disebabkan karena di daerah penelitian tanahnya bertekstur liat, sehingga mempunyai daya menahan air yang cukup tinggi. Tekstur tanah liat mempunyai bidang permukaan sentuh yang luas dibandingkan tanah bertekstur kasar sehingga dapat menahan air lebih banyak dibanding tanah bertekstur lain. Untuk itu dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh pemberian bahan organik terhadap ketersediaan air tanah agar tidak menggunakan lahan yang bertekstur liat
6
G. Pupuk kompos
Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami proses pelapukan
karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri
pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik tersebut adalah dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, air kencing hewan dan lain-lain. Kelangsungan hidup mikroorganisme tersebut didukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan lembab (Murbandono, 2000). Di alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya melalui proses alamiah. Namun, proses tersebut berlangsung lama sekali, dapat mencapai puluhan tahun, bahkan berabad-abad. Padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak. Dengan cara yang baik, proses mempercepat pembuatan kompos berlangsung wajar sehingga bisa diperoleh kompos yang berkualitas baik. Dengan demikian, manusia tak perlu menunggu puluhan tahun jika sewaktu-waktu kompos diperlukan (Murbandono, 2000). Kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalam kompos, antara lain dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan hara essensial kompos sampah kota dan pertanian Kandungan Senyawa
% berat kering untuk bahan kompos dari Sampah kota Sisa pertanian Organik 25 45 Karbon (C) 8 50 Nitrogen (N) 0.4 3.5 Fosfor (P2O5) 0.3 3.8 Kalium (K2O) 0.5 1.8 Kalsium (CaO 1.5 7 Abu 65 20 Sumber : Suriawara, (2002).
H. Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan bahan yang berasal dari kotoran padat dan cair hewan ternak yang bercampur dengan sisa–sisa makanan dan ada yang merupakan bahan organik. Bahan organik yang setelah dilapuk menjadi humus akan mampu membantu proses agregat tanah. Selain itu bahan organik
7
juga dapat merupakan sumber energi bagi kegiatan jasad mikro dalam tanah, yang selanjutnya jasad mikro tersebut akan membantu pembentukan agregat tanah. Penggunaan pupuk kandang kotoran sapi dapat memperbaiki kondisi tanah akibat aktifitas mikrobiologi tanah ((Hesse, 1984) dalam (Irwansyah, 2002)). Pupuk kandang yang dibenamkan ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat lingkungan sifat fisik tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap air (Baver et all, 1982) dalam (Irwansyah, 2002). Pupuk kotoran sapi ini mempunyai kelembapan dan kadar unsur hara yang berbeda untuk setiap hewan. Tabel 2 menyajikan konversi kandungan hara pupuk kandang dalam kg/ton. Hal ini untuk memudahkan dalam memenuhi kebutuhan hara tanaman yang sama dengan penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik. Tabel 2. Kandungan hara essensial pupuk kandang dalam konversi berat (kg/ton) Hewan Sapi Perah
Air (%) 85
N (kg/ton) 22.0
P (kg/ton) 2.6
K (kg/ton) 13.7
Sapi Daging
85
26.2
4.5
13
Unggas
62
65.8
13.7
12.8
Babi
85
28.4
6.8
19.9
Kambing
66
30.6
6.7
39.7
Kuda
66
32.8
4.3
24.2
Sumber : Balai Penelitian Ternak dalam (Irwansyah, 2002)
Pupuk kandang dapat dipakai di lahan apabila telah mengalami dekomposisi yang cukup matang. Ciri-ciri kematangan dari pupuk kandang antara lain warna berubah menjadi coklat kehitaman, tidak bau, bentuk seperti butiran dan tidak lembek.
8
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Juli 2005 dengan lokasi di Desa Cangkurawok; laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah Departemen Teknik Pertanian dan laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor.
B. Alat dan Bahan 1. Alat penelitian Tabel 3. Peralatan penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Sekop Pisau Sendok Ring sample Pralon 3” Kain mori Plastik putih Gergaji Pet plastik penyemprot air Isolasi Presure plate Oven Neraca digital Ayakan Terpal Desikator Jaring-jaring kawat 0.5 cm Kayu reng Gelas ukur Karet gelang
Jumlah 2 2 2 39 2 1.5 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1.5 2 1 1
Satuan Buah Buah Buah Buah Batang Meter m2 Buah Buah Gulung Set Set Set Buah Gulung Set Meter 4 meteran 100 ml Ons
2. Bahan penelitian Tabel 4 . Bahan-bahan penelitian. No Nama Jumlah Satuan 1 Pupuk kandang 5 kg 2 Pasir halus < 8 mm 1 m3 Bahan pembutan pupuk kompos 3 kotoran kambing 30 kg 4 Jerami 30 kg 5 Daun-daunan 30 kg 6 Sekam padi 30 kg 7 EM4 1 botol 8 Dedak halus 3 kg 9 Gula pasir 500 gram C. Metode Penelitian Pupuk yang dicampurkan pada tanah pasir dalam penelitian ini menggunakan dua jenis pupuk yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos. Pupuk kandang didapat dari produksi PT. Great Giant Pineaple Lampung Tengah dengan merek Green Leaf sejumlah 1 bungkus dengan berat 5 kg. Kandungan proksimat pupuk kandang Green Leaf dapat dilihat pada Lampiran 3. Foto pupuk kandang tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
(a) Pupuk dalam kemasan
(b) Butiran pupuk halus warnanya kehitaman.
Gambar 3. Pupuk kandang produksi PT. Great Giant Pineaple merek Green Leaf. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Tahap pertama yaitu pembuatan pupuk kompos, tahap kedua percobaan pendahuluan dan tahap ketiga percobaan utama.
10
1. Tahap pertama : pembuatan pupuk kompos dengan cara sebagai berikut : a) Dibuat lubang di tanah berbentuk persegi ukuran 125 x 125 x 40 cm. b) Larutan EM4 dibuat dengan mencampurkan 2 liter air dengan EM4 sebanyak 4 tutup botol wadah EM4 dan diaduk hingga larut. Larutan gula pasir dibuat dengan mencampurkan 0.5 kg gula pasir dengan 4 liter air panas, kemudian diaduk hingga gula pasir larut dan dibiarkan hingga dingin. Larutan EM4 dan larutan gula pasir berfungsi untuk mempercepat kematangan pupuk kompos. Penjelasan mengenai EM4 dapat dilihat pada Lampiran 2. c) Jerami, rumput dan daun-daunan dicacah dengan panjang 2-3 cm, kemudian dicampur dengan kotoran kambing dan sekam padi. d) Hasil campuran ditaburkan hingga menutupi seluruh luas lubang dengan ketebalan kurang lebih 10 cm. Kemudian di atasnya ditaburkan dedak halus, yang berfungsi sebagai fermentasi. Selanjutnya larutan EM4 dan larutan gula pasir dipercikkan di atasnya. Setelah itu lapisan tersebut ditutup dengan campuran yang dibuat pada langkah (c). Dedak halus ditaburkan kembali dan dipercikkan larutan EM4 dan larutan gula di atasnya kemudian tutup kembali dengan campuran pada langkah (c), Demikian seterusnya hingga campuran jerami, kotoran kambing, rumput dan sekam padi habis. Lapisan paling atas ditaburi dedak halus dan dipercikkan larutan EM4 dan larutan gula pasir kemudian ditutup dengan plastik hitam dan ditindih dengan kayu atau pemberat agar penutup tidak bergeser atau terbuka. e) Suhu dijaga tetap antara 45-65 0C dan kelembabannya sekitar 50%. Secara sederhana kelembaban diukur dengan memasukkan tongkat kayu ke dalam tumpukan kompos, lalu mengeluarkannya. Bila tongkat kering berarti kelembabannya kurang sehingga harus dibalik dan disiram. Pembalikan sebaiknya dilakukan setiap satu minggu.
11
f) Setelah 2 minggu pupuk kompos yang ditutup terpal dipindahkan dalam karung, diikat dan disimpan di tempat yang teduh yang terlindung dari air hujan dan sinar matahari. Dua minggu setelah dalam karung pupuk akan matang dan siap digunakan. g) Ciri-ciri kematangan adalah suhu menurun mendekati suhu ruangan sekitar 28 0C, tidak berbau busuk, bentuk fisik menyerupai tanah dan berwarna coklat-kehitaman. Hasil pupuk kompos yang sudah matang disajikan pada Gambar 4. h) Agar pupuk bentuknya seragam, maka diayak dengan saringan 5 mm.
Gambar 4. Pupuk kompos yang telah matang.
2. Tahap kedua : percobaan pendahuluan Percobaan pendahuluan dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh pemberian pupuk kompos dan pupuk kandang terhadap kapasitas tanah menahan air. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki metode ataupun menambah peralatan yang diperlukan pada percobaan utama. Pada percobaan pendahuluan dosis perlakuan yang diberikan sebesar 0, 5, 15 dan 20 ton/ha dengan 2 jenis pupuk yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos dengan 1 kali pengulangan. Percobaan pendahuluan ini dilakukan sebagai berikut : a) Selama membuat pupuk kompos dipersiapkan pasir halus dengan diameter < 8 mm yang diperoleh dari hasil ayakan (Gambar 5).
12
Gambar 5. Pengayakan pasir diameter < 8 mm. b) Pasir hasil ayakan ditimbang seberat 450 gram sebanyak 39 kali untuk diisikan dalam 39 wadah pralon (Gambar 6). Berat tanah pasir 450 gram adalah jumlah yang sesuai untuk dimasukkan dalam wadah.
Gambar 6. Penimbangan tanah pasir setiap 450 gram/wadah parlon. c) Hasil ayakan pasir dibuat dalam kondisi homogen dengan kadar air awal 15 % berat (Gambar 7).
Gambar 7. Pengadukan air dengan tanah pasir untuk membuat kadar air awal 15 % berat. d) Dibuat wadah dari pralon dengan tinggi 10 cm dan diameter 3 inchi sejumlah 39 buah (Gambar 8).
13
Gambar 8. Bentuk wadah media tanah pasir untuk pencampuran pupuk. e) Bulk density tanah pasir ayakan dihitung dengan rumus sebagai berikut : ρb =
Mp Mp = ( gr/cm3) Vt Vp + Vu + Va
f) Dosis dari ton/ha pupuk organik (pupuk kompos dan pupuk kandang) dikonversi menjadi kg pupuk kompos atau pupuk kandang/kg tanah pasir dengan rumus : Y=
Z = …… kg pupuk organik/1 kg tanah X
Y : Dosis pupuk organik kg kering udara /kg tanah kering udara Z : Dosis pupuk organik kering udara ton/ha X : Berat tanah kering udara ton/ha Untuk mencari dosis yang sebenarnya diukur BD tanah pasir yang digunakan dalam penelitian ini. Perhitungan takaran dosis yang sebenarnya dapat dilihat pada Lampiran 2. g) Bahan pupuk yang sudah matang dicampurkan dengan tanah pasir sesuai dengan takaran dosis (Gambar 9). Kemudian campuran tanah pasir dan pupuk dimasukkan dalam wadah pralon.
Gambar 9. Pencampuran takaran dosis pupuk kompos dan pupuk kandang.
14
h) Agar tanah pasir dapat berikatan dengan pupuk maka dibiarkan 1 malam sebelum mendapat perlakuan selanjutnya. i) Penjenuhan dilakukan dengan cara memberikan air pada tanah pasir memakai semprotan secara perlahan-lahan. Pemberian air dihentikan apabila air mulai menetes lewat bagian bawah wadah. j) Setelah semua contoh dalam kondisi jenuh selanjutnya campuran tanah berpasir halus dan pupuk kompos dan wadahnya ditimbang pada selang waktu hari ke-0 sampai hari ke-6 (Gambar 10). Apabila berat tanah pasir cenderung tetap, kondisi ini mencerminkan air gravitasi sudah berhenti atau pada kondisi kapasitas lapang. Tujuan dari perlakuan ini untuk melihat berapa hari yang dibutuhkan oleh tanah pasir untuk mencapai kondisi kapasitas lapang dari kondisi jenuh.
Gambar 10. Penimbangan wadah tanah pasir untuk pengamatan berat. k) Diambil contoh tanah pasir untuk diukur kadar airnya. Contoh tanah pasir dioven selama 24 jam pada suhu 1050C. Dalam percobaan ini kadar air yang diukur setelah proses penurunan berat selama waktu pengamatan dianggap sebagai kadar air kapasitas lapang metode lapang. Dari hasil pengukuran kadar air kapasitas lapang metode lapang tersebut dapat dilihat apakah ada pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos dan pupuk kandang terhadap hasil pengukuran kadar air kapasitas lapang.
15
l) Untuk membandingkan kapasitas menahan air antara pupuk kompos dan pupuk kandang dapat dilihat dengan cara sebagai berikut : i) Dimasukkan dalam wadah 100 % pupuk kompos dengan berat 200 gram, sebanyak 3 ulangan. Demikian pula pupuk kandang, sehingga semua berjumlah 6 buah wadah, 3 ulangan berisi 100 % pupuk kompos dan 3 ulangan berisi 100 % pupuk kandang. ii) Diberikan air sebesar 70 ml pada setiap wadah. Setelah air mulai berhenti menetes wadah ditimbang dan saat tersebut dianggap sebagai H0. iii) Wadah diletakkan di atas lantai beralas dan berpenutup karung plastik. iv) Selanjutnya wadah ditimbang setiap hari sampai hari ke-6. v) Dibandingkan berat antara pupuk kompos dan pupuk kandang selama 6 hari pengamatan. vi) Dihitung jumlah air yang dapat ditahan pupuk kompos dan pupuk kandang dari H0-H6 dengan dikurangi dengan berat Hawal. 3. Tahap ketiga : Percobaan utama Percobaan utama dilakukan dengan beberapa tambahan perbaikan metode maupun penambahan alat penelitian berdasar dari percobaan pendahuluan. Percobaan utama selanjutnya mengikuti langkah sebagai berikut : Setelah tanah pasir diambil contohnya untuk diukur kapasitas lapang metode lapang sisanya diambil untuk diketahui air tersedia dalam tanah pasir tersebut. Air tersedia diukur menggunakan alat presure plate pada laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor (Gambar 11). Air tersedia = kadar air kapasitas lapang (pF 2.54) – kadar air titik layu permanen (pF 4.2. Dari pengukuran ini dapat dilihat pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos maupun pupuk kandang terhadap jumlah air tanah tersedia. Kadar air yang diukur dengan presure plate pada pF 2.54 dalam penelitian ini disebut sebagai kadar air kapasitas lapang metode
presure plate.
16
Gambar 11. Seperangkat Presure plate pada laboratorium Fisika Tanah Departemen Ilmu tanah IPB Bogor. Cara kerja untuk mengukur air tersedia dengan menggunakan presure
plate adalah sebagai berikut : a) Contoh tanah pasir dibagi menjadi 2 bagian, satu untuk penetapan kadar air pF 2.54 (1/3 atm) dan satu lagi untuk kadar air pF 4.2 (15 atm). Untuk kadar air pF 2.54 diambil dari contoh tanah tak terganggu. Hal ini dilakukan dengan mengambil agregat atau bongkahan tanah pasir yang masih utuh dari dalam wadah. Agregat tanah pasir yang diambil dari dalam wadah dapat dilihat pada Gambar 13. Sedangkan untuk kadar air pF 4.2 diambil dari contoh tanah terganggu. Untuk pF 4.2 digunakan contoh tanah kering udara berukuran < 2mm sehingga contoh tanah harus disaring terlebih dahulu. Untuk pF 2.54 contoh tanah bisanya berwujud bongkahan atau agregat yang kecil. b) Contoh tanah untuk penetapan pF 2.54 diletakkan di atas dalam piringan (plate) dalam presure plate apparatus, sedangkan contoh tanah untuk penetapan pF 4.2 diletakkan di atas piringan dalam presure membrane
apparatus (Gambar 12 dan Gambar 13).
17
Gambar 12. Peletakan contoh tanah untuk pF 4.2 di atas piring presure membrane apparatus.
Gambar 13. Peletakan contoh tanah untuk pF 2.54 di atas piring presure plate apparatus.
c) Penuhi contoh tanah dengan air hingga bagian atas ring dan biarkan selama 24 jam. d) Tutup alat rapat rapat, kemudaian berikan tekanan sesuai pF yang dikehendaki. e) Keseimbangan tercapai setelah kira-kira 48 jam tekanan-tekanan tersebut berhenti bekerja dengan ciri sudah tidak ada lagi air yang menetes lewat selang membran (Gambar 14 dan 15). f) Setelah keseimbangan tercapai keluarkan contoh tanah tersebut untuk ditetapkan kadar airnya.
18
Keluarnya tetesan air melalui selang membran
Gambar 14. Keseimbangan contoh tanah pada pF 4.2 dalam membrane apparatus.
Keluarnya tetesan air melalui selang membran
Gambar 15. Keseimbangan contoh tanah pada pF 2.54 dalam presure plate apparatus. Analisis keragaman pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos maupun pupuk kandang dari data hasil pengukuran diolah menggunakan metode one way anova. Hasil yang menunjukkan adanya pengaruh keragaman tingkat pemberian pupuk dosis baik pupuk kompos maupun pupuk kandang dilanjutkan dengan uji Post Hoc untuk melihat dosis manakah yang paling memberikan perbedaan hasil yang nyata. Untuk membantu pengolahan data dalam penelitian ini digunakan sofware statistik SPSS 11.5.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Percobaan Pendahuluan
1.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos
1.1. Berat Tanah Pasir Dalam penelitian ini pupuk yang dicampurkan dengan tanah pasir adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kandang didapat dari produksi PT. Great Giant Pineaple (Lampung Tengah) merek Green Leaf dengan bahan baku kotoran sapi. Pupuk kompos dibuat selama kurang lebih 1 bulan. Hasil pembuatan pupuk kompos yang sudah matang dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Pupuk kompos yang sudah matang. Dosis yang diberikan pada percobaan pendahuluan adalah 0 ton/ha (sebagai kontrol), 5 ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha dan 20 ton/ha tanpa ulangan. Percobaan ini mengamati penurunan berat tanah media pasir dalam wadah setiap
hari
sampai
membandingkan
beratnya
percobaan
konstan.
kapasitas
Hal
lapang
ini tanah
dimaksudkan di
lahan
untuk dengan
di laboratorium dan apakah perbedaan dosis pupuk kompos yang diberikan pada tanah dapat meningkatkan kapasitas tanah menahan air.
Tabel 5. Pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan Waktu (hari)
0
H awal H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6
450.00 523.74 504.64 460.69 457.96 456.24 455.97 455.37
Dosis (ton/ha) 5 10 15 Berat tanah pasir (gram) 453.21 456.42 459.63 531.76 516.08 534.24 507.10 511.43 515.14 489.65 494.97 494.33 486.17 491.08 492.81 484.77 487.51 491.46 483.69 486.71 491.42 482.75 485.51 489.92
20 462.48 552.61 518.64 506.62 502.49 499.44 497.76 487.35
Pengamatan pada Hawal merupakan berat tanah pasir ditambah takaran masing-masing dosis sebelum diberikan air. H0 adalah penimbangan berat tanah pasir setelah pemberian air dan telah ada air yang menetes lewat penutup bawah wadah. H1 adalah berat tanah pasir setelah 1 hari, demikian H2-H6 adalah berat tanah pasir dari hari ke-2 hingga hari ke-6. Dari Tabel 5 dapat dibuat grafik yang menggambarkan perbedaan berat tanah pasir akibat pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos serta pola penurunannya selama 6 hari pengamatan yang disajikan pada Gambar 17.
Berat tanah pasir (gram)
560 540 520 500 480 460 440 H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Gambar 17. Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap penurunan berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan.
21
Penurunan berat tanah pasir yang besar terjadi pada saat setelah pemberian air yaitu hari ke-0 ke hari ke-1, hal ini disebabkan air gravitasi sedang dialirkan melalui bagian bawah wadah. Penurunan berat tanah pasir yang cenderung tetap terlihat dari grafik di atas antara hari ke-2 sampai ke-6, keadaan ini diartikan tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Berarti kapasitas lapang telah dicapai pada 2 hari setelah penjenuhan hal ini sesuai dengan pendapat Veismayer dan Hendrickson (1949) dalam (Hillel, 1980). Pemberian pupuk kompos dengan dosis 5, 10, 15 dan 20 ton/ha meningkatkan berat sebesar 5.13 %, 5.92 %, 6.45 % dan 7.93 % dari berat ratarata tanah pasir tanpa diberi pupuk kompos. Pada Tabel 6 dapat dilihat seberapa besar jumlah air yang tertahan oleh tanah pasir setelah dijenuhkan pada berbagai dosis pemberian pupuk kompos. Tabel 6. Pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan Waktu (hari)
0
5
Dosis (ton/ha) 10
15
20
Berat air yang ditahan tanah pasir (gram) H0
73.74
78.55
59.66
74.61
90.13
H1
54.64
53.89
55.01
55.51
56.16
H2
10.69
36.44
38.55
34.70
44.14
H3
7.96
32.96
34.66
33.18
40.01
H4
6.24
31.56
31.09
31.83
36.96
H5
5.97
30.48
30.29
31.79
35.28
H6
5.37
29.54
29.09
30.29
24.87
Pada saat setelah tanah pasir dijenuhkan jumlah air yang ditahan oleh tanah pasir paling besar pada perlakuan dosis 20 ton/ha sebesar 90.13 gram sedangkan terkecil sebesar 59.66 gram pada dosis 10 ton/ha. Namun setelah hari terakhir yaitu hari ke-6 perlakuan dosis 15 ton/ha dapat menahan air paling besar yaitu 30.29 gram. Dibandingkan dengan tanpa pemberian kompos, jumlah air yang ditahan dalam tanah pasir dapat ditingkatkan sebesar 24.92 gram dengan pemberian pupuk kompos dosis 15 ton/ha.
22
Pupuk kompos dosis 15 ton tanah kering udara/ha dapat menahan air dalam tanah pasir sebesar 24.92 gram atau dapat menahan air 2.58 kali berat pupuk kompos itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (1989) yang menyatakan bahwa bahan organik yang telah lapuk mempunyai kemampuan menyerap dan menahan air yang tinggi. Serapan air oleh bahan organik mencapai dua sampai tiga kali bobot bahan organik tersebut. Berdasarkan Tabel 6 dapat dibuat grafik yang menggambarkan jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah pasir pada berbagai tingkat dosis pupuk
Berat air (gram)
kompos (Gambar 18).
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Gambar 18. Grafik pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan. Pada grafik di atas terlihat air yang ditahan oleh tanah pasir tanpa kompos dengan tanah pasir yang diberi dosis 5 ton/ha menghasilkan perbedaan yang besar, rata-rata antara hari ke-2 sampai ke-6 sebesar 24.75 gram. Namun antara dosis 5 ton/ha sampai 20 ton/ha tidak terdapat perbedaan yang relatif besar, rata-rata sebesar 2.89 gram.
23
1.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang Dalam percobaan pendahuluan pengukuran kadar air kapasitas lapang metode lapang dilakukan setelah hari ke-6. Hasil pengukuran kadar air kapasitas lapang metode lapang dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasar Tabel 7 dapat dibuat grafik hubungan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang (Gambar 19). Tabel 7. Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang Dosis (ton/ha) 0 5 10 15 20
Bulk density (gr/cm3) 1.24 1.24 1.24 1.24 1.24
Kadar air kapasitas lapang (% berat) 12.75 18.77 19.68 20.25 21.15
Kadar air kapasitas lapang (% Vol) 15.81 23.27 24.40 25.11 26.22
5
15
Kadar air kapasitas lapang % volume
30 25 20 15 10 5 0 0
10
20
Dosis (ton/ha)
Gambar 19. Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang. Dari grafik tersebut terlihat semakin besar dosis pupuk kompos yang berikan pada tanah pasir semakin besar pula air yang tersimpan pada kapasitas lapang.
24
2.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
2.1. Berat Tanah Pasir Hasil dari pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8 dapat dibuat grafik hubungan pengaruh antar dosis pemberian pupuk kandang terhadap penurunan berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan yang dapat dilihat pada Gambar 20. Tabel 8. Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat tanah pasir selama 6 hari pengamatan Waktu (hari)
0
H awal H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6
450.00 523.74 504.64 460.69 457.96 456.51 455.97 455.37
Dosis (ton/ha) 5 10 15 Berat tanah pasir (gram) 453.21 456.42 459.63 515.39 524.34 525.01 501.75 498.37 509.64 481.93 489.25 496.47 479.22 487.12 492.44 477.55 483.04 489.42 477.14 480.66 488.35 476.37 478.85 487.28
20 462.48 526.07 505.56 496.30 493.57 488.99 488.65 487.35
Berat tanah pasir (gram)
560 540 520 500 480 460 440 H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Gambar 20. Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat tanah lembab selama 6 hari pengamatan.
25
Penurunan berat yang besar terjadi pada saat setelah pemberian air yaitu hari ke-0 ke hari ke-1, hal ini disebabkan air gravitasi sedang dialirkan melalui bagian bawah wadah. Penurunan berat tanah pasir yang cenderung tetap terlihat dari grafik di atas antara hari ke-2 sampai ke-6, keadaan ini diartikan tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Berat tanah pasir yang cenderung tetap dikarenakan air gravitasi dalam tanah telah selesai dialirkan sebagai perkolasi. Keadaan ini hampir sama seperti pada perlakuan pemberian pupuk kompos yang telah dijelaskan di depan. Pada perlakuan dosis 0 ton/ha penurunan dari hari ke-2 ke hari ke-3 sebesar 2.73 gram, hari ke-3 ke hari ke-4 sebesar 1.45 gram, hari ke-4 ke hari ke-5 sebesar 0.54 gram dan hari ke-5 ke hari ke-6 sebesar 0.6 gram. Pada perlakuan 5 ton/ha penurunan dari hari ke-2 ke hari ke-3 sebesar 2.71 gram, hari ke-3 ke hari ke-4 sebesar 1.67 gram, hari ke-4 ke hari ke-5 sebesar 0.41 gram dan hari ke-5 ke hari ke-6 sebesar 0.77 gram. Pada perlakuan 10 ton/ha penurunan dari hari ke-2 ke hari ke-3 sebesar 2.71 gram, hari ke-3 ke hari ke-4 sebesar 1.67 gram, hari ke-4 ke hari ke-5 sebesar 0.41 gram dan hari ke-5 ke hari ke-6 sebesar 0.77 gram. Pada perlakuan 15 ton/ha penurunan dari hari ke-2 ke hari ke-3 sebesar 2.13 gram, hari ke-3 ke hari ke-4 sebesar 4.08 gram, hari ke-4 ke hari ke-5 sebesar 2.38 gram dan hari ke-5 ke hari ke-6 sebesar 1.81 gram. Pada perlakuan 20 ton/ha penurunan dari hari ke-2 ke hari ke-3 sebesar 4.03 gram, hari ke-3 ke hari ke-4 sebesar 3.02 gram, hari ke-4 ke hari ke-5 sebesar 1.07 gram dan hari ke-5 ke hari ke-6 sebesar 1.07gram. Rata-rata penurunan berat pada dosis 0, 5, 10, 15 dan 20 ton selama dari hari ke-2 ke hari ke-6 yaitu 1.33, 1.39, 2.6 dan 2.29 gram. Bila dirata-ratakan penurunan dari ke-2 ke hari ke-6 hari dari ke-4 perlakuan dosis sebesar 1.89 gram. Gambar 20 di atas membuktikan bahwa kapasitas lapang dengan lapang metode dicapai pada sekitar 2 hari setelah pemberian air. Pada Tabel 9 dapat dilihat besarnya jumlah air yang ditahan oleh tanah pasir setelah dijenuhkan pada berbagai dosis pemberian pupuk kandang
26
Tabel 9. Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan Waktu (hari)
Dosis (ton/ha) 0
5
10
15
20
Berat air yang ditahan tanah pasir (gram) H0
73.74
62.18
67.92
65.38
63.59
H1
54.64
48.54
41.95
50.01
43.08
H2
10.69
28.72
32.83
36.84
33.82
H3
7.96
26.01
30.70
32.81
31.09
H4
6.51
24.34
26.62
29.79
26.51
H5
5.97
23.93
24.24
28.72
26.17
H6
5.37
23.16
22.43
27.65
24.87
Pada saat setelah tanah pasir dijenuhkan jumlah air yang ditahan oleh tanah pasir paling besar pada perlakuan dosis 0 ton/ha sebesar 73.74 gram sedangkan terkecil sebesar 62.18 gram pada dosis 5 ton/ha. Sedangkan pada pemberian pupuk kandang dengan berat lebih besar yaitu 90.13 gram. Namun setelah hari terakhir yaitu hari ke-6 perlakuan dosis 15 ton/ha dapat menahan air paling besar yaitu 27.65 gram. Dibandingkan dengan tanpa pemberian kandang, jumlah air yang ditahan oleh tanah pasir dapat ditingkatkan sebesar 22.28 gram dengan pemberian pupuk kompos dosis 15 ton/ha. Jumlah pupuk kompos dosis 15 ton tanah kering udara/ha dapat menahan air dalam tanah pasir sebesar 22.28 gram atau dapat menahan air 2.31 kali berat pupuk kandang itu sendiri. Hal ini lebih kecil bila dibandingkan dengan pemberian pupuk kompos yang dapat menahan air sebesar 2.58 kali berat pupuk kompos itu sendiri. Grafik yang menggambarkan jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah pasir pada berbagai tingkat dosis pupuk kompos selama 6 hari pengamatan disajikan pada Gambar 21.
27
80
Berat air (gram)
70 60 50 40 30 20 10 0 H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Gambar 21. Grafik pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 6 hari pengamatan. Pada grafik di atas terlihat air yang ditahan oleh tanah pasir tanpa kandang dengan tanah pasir yang diberikan dosis 5 ton/ha menghasilkan perbedaan yang besar, rata-rata antara hari ke-2 sampai ke-6 sebesar 17.93 gram. Hal ini lebih kecil dari pada perlakuan pemberian pupuk kandang yang besarnya 24.75 gram. Namun antara dosis 5 ton/ha sampai 20 ton/ha tidak terdapat perbedaan yang relatif jauh rata-rata sebesar 2.96 gram. Perbedaan tersebut hampir sama dengan perlakuan pemberian pupuk kandang yang besarnya rata-rata 2.89 gram.
2.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang
Hasil pengukuran nilai kadar air kapasitas lapang metode lapangan dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasar Tabel 10 dapat dibuat grafik hubungan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang dengan kadar air kapasitas lapang metode lapang yang disajikan pada Gambar 22.
28
Tabel 10. Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang Dosis (ton/ha)
Bulk density (gr/cm3)
0 5 10 15 20
Kadar air kapasitas lapang (% berat) 12.75 17.15 15.54 18.68 18.20
1.24 1.24 1.24 1.24 1.24
Kadar air kapasitas lapang (% Vol) 15.81 21.26 19.26 23.16 22.56
Pemberian dosis 15 ton/ha di mana dapat meningkatkan 7.35 % volume kadar air tanah kapasitas lapang dari tanah pasir yang tidak diberi pupuk kompos. Sedangkan hasil terkecil terjadi antara pemberian dosis 15 ton/ha dengan 20 ton/ha sebesar 0.71 % volume.
Kadar air kapasitas lapang % volume
25 20 15 10 5 0 0
5
10
15
20
Dosis (ton/ha)
Gambar 22. Grafik pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap kadar air kapasitas lapang metode lapang. Dari grafik di atas menunjukkan jumlah kadar air tanah pasir yang berfluktuasi. Hal ini berbeda dengan hasil yang dicapai pada perlakuan pemberian pupuk kompos. Di mana pada pupuk kompos semakin besar dosis pupuk kompos yang berikan pada tanah pasir semakin besar pula air yang tersimpan pada kapasitas lapang.
29
Kapasitas Menahan Air Pada Percobaan 100 % Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang
Hasil pengamatan wadah yang berisi 100 % pupuk kompos dan pupuk kandang setelah diberikan 70 ml air disajikan pada Tabel 11. Percobaan ini untuk melihat sifat kapasitas menahan air antara pupuk kompos dan pupuk kandang. Berdasar Tabel 11 dibuat grafik yang menggambarkan perbandingan berat pupuk kompos dan pupuk kandang selama 6 pengamatan (Gambar 23).
Tabel 11. Penurunan berat pupuk kompos dan kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan Pupuk Ulangan Kompos 1 2 3 Rata-rata Kandang 1 2 3 Rata-rata
H awal
H0
H1
200 200 200 200
248.11 230.98 243.89 240.99
242.85 226.16 239.12 236.04
200 200 200 200
260.23 267.52 265.87 264.54
255.29 263.13 259.72 259.38
Waktu (hari) H2 H3 Berat (gram) 237.85 236.35 225.82 226.52 234.58 239.18 235.12 234.02 Berat (gram) 255.77 242.27 259.52 257.62 252.62 250.82 255.97 250.24
H4
H5
H6
236.05 226.32 239.18 233.85
235.25 225.32 237.08 232.55
234.25 224.22 236.08 231.52
241.27 256.02 249.62 248.97
239.07 253.02 247.22 246.44
239.27 248.02 244.92 244.07
270 260 Berat (gram)
3.
250 240 230 220 210 200 Hawal
H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Waktu (hari) P. Kompos
P. Kandang
Gambar 23. Penurunan rata-rata berat pupuk kompos dan kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan.
30
Dari grafik pada Gambar 23 terlihat setelah air sebesar 70 ml diberikan (H0) terjadi peningkatan berat yang besar namun setelah satu hari (H1) berat pupuk kompos dan kandang mulai menurun, hal ini merupakan air yang didrainasekan kerena pengaruh gaya gravitasi. Selama penurunan terlihat perbedaan berat antara pupuk kompos dan pupuk kandang, di mana pupuk kandang mempunyai berat yang lebih besar. Untuk melihat berat air yang dapat ditahan antara pupuk kompos dan pupuk kandang dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasar Tabel 12 dapat dilihat perbandingan berat yang ditahan antara pupuk kompos dan pupuk kandang (Gambar 24).
Tabel 12. Perbandingan antara berat air yang ditahan pupuk kompos dan pupuk kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan Pupuk Ulangan Kompos 1 2 3 Rata-rata Kandang 1 2 3 Rata-rata
H0 48.11 30.98 43.89 40.99 60.23 67.52 65.87 64.54
Waktu (hari) H2 H3 H4 Berat air yang ditahan (gram) 42.85 37.85 36.35 36.05 26.16 25.82 26.52 26.32 39.12 34.58 39.18 39.18 36.04 35.12 34.02 33.85 Berat air yang ditahan (gram) 55.29 55.77 42.27 41.27 63.13 59.52 57.62 56.02 59.72 52.62 50.82 49.62 59.38 55.97 50.24 48.97 H1
H5
H6
35.25 25.32 37.08 32.55
34.25 24.22 36.08 31.52
39.07 53.02 47.22 46.44
39.27 48.02 44.92 44.07
Air yang diberikan sebesar 70 ml didapat dari hasil coba ulang, di mana pada pemberian sejumlah tersebut air telah mampu menjenuhkan 100 % pupuk kompos dan pupuk kandang dalam wadah. Hal ini terlihat dengan terjadinya tetesan air dari bagian bawah wadah yang merupakan air gravitasi.
31
Berat air yang ditahan (gram)
70 60 50 40 30 20 10 0 H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Waktu (hari) P. Kompos
P. Kandang
Gambar 24. Grafik air yang ditahan pupuk kompos dan pupuk kandang setelah diberi 70 ml air selama 6 hari pengamatan.
Dari grafik pada Gambar 24 terlihat setelah diberi 70 ml air pupuk kandang dapat menahan air lebih besar dari pada pupuk kompos. Pada saat setelah diberikan air (H0) pupuk kandang dapat menahan air 23.55 gram lebih besar dari pada pupuk kompos. Pada hari terakhir (H6) pupuk kandang dapat menahan air sebesar 12.55 gram lebih besar dari pada pupuk kompos. Pupuk kandang dapat menahan air lebih besar dari pada pupuk kompos kemungkinan karena tekstur dari pupuk kandang yang halus yang berbahan dasar dari kotoran sapi, selain itu juga pupuk kandang mampu membentuk agregat-agregat yang baik sehingga dapat membentuk ruang pori tersedia bagi air. Sedangkan pada pupuk kompos kemungkinan karena teksturnya yang kasar yang bahannya merupakan campuran dari sekam padi. Sekam padi sulit untuk dilapukkan walaupun setelah 1 bulan dikomposkan bentuknya tidak hancur. Sekam padi merupakan bahan yang tidak banyak menyerap air.
32
B. Perubahan Metode Penelitian Untuk Percobaan Utama
Kesimpulan sementara dari hasil percobaan pendahuluan antara lain pemberian pupuk kompos dan pupuk kandang berpengaruh terhadap kapasitas tanah menahan air. Berdasarkan percobaan pendahuluan dilakukan perubahan untuk memperbaiki metode penelitian yang diharapkan untuk mendapatkan data yang lebih baik. Perubahan tersebut antara lain : a) Mengganti penutup bawah wadah media pasir yang semula kertas saring dengan kain mori karena sampai hari ke-4 ada sebagian penutup yang rusak. b) Wadah diletakkan di atas jaring-jaring dengan tujuan untuk membiarkan air gravitasi leluasa menetes, yang sebelumnya diletakkan diatas lantai yang alas dan tutupnya adalah karung plastik. c) Air yang diberikan pada media pasir setelah diukur rata-rata sebesar 100 ml yang pemberiannya dengan disemprotkan, diganti sebesar 120 ml secara seragam diberikan secara dituang dengan alat gelas ukur. Hal ini dilakukan agar dalam pemberian air menjadi lebih mudah. Penambahan air sebesar 120 ml bertujuan untuk memastikan bahwa tanah pasir dalam keadaan jenuh sehingga tetesan dari bawah wadah sebagai air gravitasi akan lebih terlihat. d) Setiap wadah bagian atas ditutup dengan plastik dan diikat karet yang sebelumnya seluruh wadah ditutup lembaran karung plastik. e) Dosis yang semula ada 5 perlakuan yaitu 0, 5, 10, 15 dan 20 ton/ha ditambah 2 perlakuan lagi yaitu dosis 25 dan 30 ton/ha sehingga semua menjadi 7 perlakuan. Hal ini untuk melihat apakah pemberian dosis yang besar juga akan meningkatkan kapasitas tanah menahan air. f) Waktu pengamatan penurunan berat tanah pasir yang semula 6 hari ditambah menjadi 10 hari, hal ini untuk melihat apakah pertambahan waktu akan memperlihatkan penurunan berat yang cenderung semakin tetap atau sebaliknya.
33
C. Percobaan Utama 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos 1.1. Berat Tanah
Hasil pengamatan selama 10 hari untuk melihat pengaruh
tujuh
perlakuan dosis pupuk kompos 0, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 ton/ha terhadap berat tanah pasir dalam wadah disajikan pada Tabel 13. Analisis keragaman pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan (Lampiran 4) menghasilkan Fhitung = 4.05 > Ftabel = 2.1, sedangkan nilai probabitilas = 0.001 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos berpengaruh terhadap berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan penurunan berat. Setelah diketahui pengaruh nyata pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos, digunakan uji Post Hoc untuk mengetahui dosis manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap berat tanah pasir. Dengan menggunakan uji Post Hoc yang dapat dilihat pada Lampiran 4 (lanjutan) dihasilkan perbedaan rata-rata sebesar 33.03 gram antara dosis 0 ton/ha dengan dosis 20 ton/ha secara statistik dianggap berbeda nyata, di mana nilai probabilitas 0.01 < 0.05. Perbedaan rata-rata sebesar 29 gram antara dosis 10 ton/ha dengan 20 ton/ha secara statistik dianggap berbeda nyata, dimana nilai probabilitas 0.018 < 0.05. Jadi pada percobaan ini pemberian dosis pupuk kompos akan dikatakan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap berat tanah pasir apabila menghasilkan perbedaan antar dosis minimal sebesar 29 gram. Gambar 25 menggambarkan pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan. Dari gambar tersebut dapat diamati
penurunan berat tanah pasir dan pola
penurunannya.
34
Tabel 13. Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan Waktu (hari) 0
5
Dosis (ton/ha) 15 20
10
25
30
Berat tanah pasir (gram) H awal 447.53 450.37 454.50 456.60 460.95 464.06 467.16 H0 551.06 563.28 564.07 567.83 569.96 565.48 571.85 H1 526.62 538.02 535.43 547.65 556.64 544.33 546.68 H 514.23 524.18 522.69 531.76 541.59 531.86 534.88 H3 503.16 513.42 512.25 521.08 530.34 521.37 522.93 H4 493.23 503.74 503.19 511.76 520.23 511.53 512.89 H5 483.96 494.09 493.80 502.61 509.90 500.48 502.84 H6 471.75 484.46 483.94 493.27 499.93 491.72 498.74 H7 461.57 472.33 471.47 488.81 486.94 480.55 482.44 H8 450.82 460.63 462.00 471.56 476.27 470.37 470.78 H9 441.94 453.46 452.11 462.16 463.88 461.94 463.22 H10 435.26 438.95 442.39 452.88 455.26 449.53 453.85 Catatan : data di atas merupakan rataan dari 3 ulangan contoh tanah pasir (Lampiran 8)
580
Berat tanah pasir (gram)
560 540 520 500 480 460 440 420 H aw al
H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H 10
Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
20 ton/ha
25 ton/ha
30 ton/ha
15 ton/ha
Gambar 25. Grafik hubungan berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan. Hawal adalah berat tanah pasir setelah dibuat dalam kondisi kadar air 15 % dan ditambah pupuk kompos sesuai dengan takaran dosis masing-masing.
35
H0 adalah berat tanah pasir setelah pemberian air di mana tetesan air dari bagian bawah penutup wadah sudah terdrainase. H1-H10 adalah berat tanah pasir hari ke-1 hingga hari ke-10 setelah diberi air. Dari Gambar 25 terlihat setelah pemberian air sebesar 120 ml berat tanah langsung naik drastis pada waktu H0 , kenaikan berat tersebut rata-rata sebesar 107.5 gram. Hal ini sebanding dengan berat air yang diberikan seberat 120 gram dan selisih sebesar 12.5 gram kemungkinan hilang sebagai air gravitasi. Rata-rata penurunan berat tanah pasir tiap hari pada dosis 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ton/ha sebesar 11.58, 12.43, 12.17, 11.49, 11.47, 11.60 dan 11.80 gram. Rata-rata penurunan 7 perlakuan dosis selama 10 hari sebesar 11.79 gram. Penurunan terbesar terjadi pada hari ke-0 ke hari ke-1 berturut-turut sesuai dosis sebesar 24.44, 25.27, 28.64, 20.17, 13.32, 21.15,dan 25.17 gram. Hal ini merupakan fenomena air gravitasi yang turun melalui kain penutup bagian bawah wadah. Jumlah air yang dapat ditahan oleh tanah pasir selama 10 hari pengamatan pada berbagai tingkat dosis pupuk kompos dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan tanah pasir selama 10 hari pengamatan Waktu (hari) H0 H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10
0 101.06 76.62 64.23 53.16 43.23 33.96 21.75 11.57 0.82 -8.06 -14.74
Dosis (ton/ha) 5 10 15 20 25 Berat air yang ditahan tanah pasir (gram) 110.07 107.65 108.2 107.48 99.79 84.81 79.01 88.02 94.16 78.64 70.97 66.27 72.13 79.11 66.17 60.21 55.83 61.45 67.86 55.68 50.53 46.77 52.13 57.75 45.84 40.88 37.38 42.98 47.42 34.79 31.25 27.52 33.64 37.45 26.03 19.12 15.05 29.18 24.46 14.86 7.42 5.58 11.93 13.79 4.68 0.25 -4.31 2.53 1.4 -3.75 -14.26 -14.03 -6.75 -7.22 -16.16
30 103.06 77.89 66.09 54.14 44.1 34.05 29.95 13.65 1.99 -5.57 -14.94
36
Dari grafik pada Gambar 25 terlihat adanya perbedaan yang cukup besar dengan grafik percobaan pendahuluan dengan perlakuan yang sama dimana dari hari ke-2 sampai ke-10 tidak terlihat kecenderungan berat tanah pasir untuk cenderung tetap. Bahkan pada hari terakhir yaitu hari ke-10 berat tanah pasir ke7 dosis perlakuan di bawah berat tanah pasir awal berturut-turut sebesar 14.74, 14.26, 14.03, 6.75, 7.22, 16.16 dan 14.94 gram. Dari Tabel 12 dapat dibuat grafik hubungan berat air yang dapat ditahan oleh tanah pasir selama 10 hari pengamatan pada berbagai tingkat dosis pupuk kompos yang disajikan pada Gambar 26. 120 110 100 90 Berat air (gram)
80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10
H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H 10
-20 Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
25 ton/ha
30 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Gambar 26. Grafik pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap berat air yang ditahan oleh tanah pasir selama 10 hari pengamatan. Hal ini diduga kuat akibat pengaruh penguapan yang disebabkan penggantian tempat peletakan wadah yang sebelumnya diletakkan di atas lantai yang alas dan penutup bagian atasnya ditutup dengan karung plastik dengan diletakkan diatas jaring-jaring kawat. Perbedaan peletakan wadah tanah pasir dapat dilihat pada Gambar 27 dan 28.
37
Gambar 27. Peletakan wadah tanah pasir selama 6 hari pada percobaan pendahuluan.
Pada Gambar 27, kemungkinan pengaruh penguapan dapat diperkecil karena bagian bawah wadah berbatasan langsung dengan lantai dan bagian atasnya ditutup karung plastik. Sedangkan pada Gambar 28, lubang pada jaringjaring memungkinkan udara untuk mempengaruhi terjadinya penguapan dari bagian bawah wadah yang ditutup kain mori. Percobaan pengamatan kapasitas lapang matode lapang hasilnya tidak baik.
Gambar 28. Peletakan wadah tanah pasir di atas jaring-jaring selama 10 hari pada percobaan utama.
38
1.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang dan Presure Plate
Kerena percobaan kapasitas lapang metode lapang tidak baik maka tidak ada kapasitas lapang metode lapang pada percobaan utama. Tetapi kadar air kapasitas lapang metode presure plate hasilnya dapat dilihat pada Tabel 15. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate dari Tabel 15 dapat dilihat pada Gambar 29.
Tabel 15. Kadar air kapasitas lapang metode presure plate pada pemberian berbagai dosis pupuk kompos Ulangan
Dosis perlakuan (ton/ha) 0
5
10
15
20
25
30
Kadar air % volume 1 2 3
Kadar air (% volume)
Rata-rata
13.56
14.82
16.90
17.49
16.13
17.77
15.79
14.73
15.56
15.54
16.96
15.04
15.62
17.25
15.95
15.32
15.04
16.05
15.72
17.72
15.40
14.75
15.23
15.83
16.83
15.63
17.04
16.15
0
5
10
15
20
25
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 30
Dosis (ton/ha)
Gambar 29. Grafik pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kompos terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate. Dari grafik diatas terlihat pemberian berbagai dosis pupuk kandang nampak berpengaruh terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate.
39
1.3. Air tersedia Pengukuran ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pengaruh pemberian pupuk kompos dengan berbagai tingkat dosis terhadap air tersedia pada tanah pasir (Tabel 16). Analisis keragaman pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap kadar air tersedia tanah pasir menunjukkan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos berpengaruh nyata (Lampiran 5). Hasil uji Post Hoc yang dapat dilihat pada Lampiran 5 (lanjutan) menunjukkan bahwa antar perlakuan tidak terdapat jumlah air tersedia yang secara statistik dianggap berbeda nyata. Tabel 16. Air tersedia tanah pasir pada berbagai tingkat pemberian pupuk kompos Air tersedia Dosis pF 2.54 pF 4.2 BD (ton/ha) (% vol) (% vol) (gr/ cm3) (% vol) (cm3/ cm3) 0 14.75 8.57 1.143 6.18 0.0618 5 15.23 8.54 1.123 6.70 0.067 10 15.83 8.39 1.127 7.44 0.0744 15 16.83 8.96 1.137 7.87 0.0787 20 15.63 9.15 1.090 6.48 0.0648 25 17.04 8.64 1.090 8.39 0.0839 30 16.15 9.06 1.083 7.09 0.0709 Catatan : data di atas merupakan rataan dari 3 ulangan (Lampiran 10)
Jumlah air tersedia dalam tanah pasir yang paling tinggi dicapai pada pemberian dosis 25 ton/ha sebesar 8.39 % volume yang berarti telah menaikkan 2.21 % volume dari tanah pasir yang tidak diberi pupuk kompos. Perbedaan ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap air tersedia, namun kenaikan sebesar 2.21 % volume secara statistik menunjukkan bahwa antar dosis pemberian pupuk kompos tidak memberikan perbedaan hasil yang nyata. Berdasar Tabel 16 dapat dilihat hubungan antara pemberian berbagai dosis pupuk kompos dan air tersedia tanah pasir (Gambar 30).
40
Air Tersedia (% volume)
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
5
10
15
20
25
30
Dosis (ton/ha) Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Gambar 30. Hubungan pemberian berbagai dosis pupuk kompos terhadap air tersedia tanah pasir.
2. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang 2.1. Berat Tanah Pasir Hasil dari pengamatan selama 10 hari untuk melihat pengaruh tujuh perlakuan dosis pupuk kandang yaitu 0, 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 ton/ha terhadap berat tanah pasir dapat dilihat pada Tabel 17. Dari data tersebut menghasilkan analisa keragaman pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir lembab selama 10 hari pengamatan menunjukkan bahwa pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos berpengaruh terhadap berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan penurunan berat (Lampiran 6). Untuk mengetahui dosis manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap berat tanah pasir dilakukan uji Post Hoc yang dapat dilihat pada Lampiran 6 (lanjutan). Dari uji tersebut terlihat tidak terdapat perbedaan yang nyata antar ke-7 dosis yang diberikan. Tidak adanya perbedaan yang nyata antar dosis secara statistik disebabkan nilai perbedaan antar dosis tidak lebih dari
41
29 gram sebagaimana yang dicapai pada perlakuan pemberian pupuk kompos. Grafik hubungan berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan disajikan pada Gambar 31. Tabel 17. Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan Waktu (hari)
0
5
Dosis (ton/ha) 15 20
10
25
30
Berat tanah pasir (gram) H awal 450 453.21 456.42 459.63 462.48 465.69 H0 551.06 563.28 564.07 567.92 571.17 569.04 H1 526.62 538.02 535.43 542.34 547.71 549.94 H 514.23 524.18 522.69 530.49 536.02 537.63 H3 503.16 513.42 512.25 519.97 526.01 527.79 H4 493.23 503.74 503.19 510.14 516.74 519.61 H5 483.96 494.09 493.80 500.12 508.05 504.65 H6 471.75 484.46 483.94 490.01 498.91 504.03 H7 461.57 472.33 471.47 478.77 487.88 487.85 H8 450.82 460.63 462.00 467.42 478.84 484.95 H9 441.94 453.46 452.11 459.58 468.68 476.42 H10 435.26 438.95 442.39 450.56 460.23 469.96 Catatan : data berat merupakan rataan dari 3 ulangan (Lampiran 9).
468.79 573.47 547.25 535.46 525.91 517.55 509.33 501.48 491.29 481.96 476.81 465.23
Berat tanah pasir (gram)
580 560 540 520 500 480 460 440 420 H aw al
H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H 10
Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
20 ton/ha
25 ton/ha
30 ton/ha
15 ton/ha
. Gambar 31. Grafik hubungan berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap berat rata-rata tanah pasir selama 10 hari pengamatan.
42
Dari Gambar 31 terlihat setelah pemberian air sebesar 120 ml berat tanah langsung naik drastis pada waktu H0, kenaikan berat tersebut rata-rata sebesar 106.85 gram. Hal ini sebanding dengan berat air yang diberikan dan selisih sebesar 13.15 gram kemungkinan hilang sebagai air gravitasi. Rata-rata penurunan berat tanah pasir tiap hari pada dosis 0, 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ton/ha sebesar 11.58, 12.43, 12.17, 11.74, 11.09, 9.91 dan 10.80 gram. Penurunan terbesar terjadi pada hari ke-0 ke hari ke-1 berturut-turut sesuai dosis sebesar 24.44, 25.27, 28.64, 25.58, 23.46, 19.11 dan 26.22 gram. Hal ini diduga merupakan fenomena air gravitasi yang hilang lewat kain penutup bagian bawah wadah. Tabel 18 menyajikan data pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap berat air selama 10 hari pengamatan. Berdasar Tabel 18 dapat dibuat grafik yang menggambarkan Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap berat air yang ditahan tanah pasir selama 10 hari pengamatan (Gambar 32). Tabel 18. Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap berat air selama 10 hari pengamatan Waktu (hari)
0
H0 H1 H H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10
101.06 76.62 64.23 53.16 43.23 33.96 21.75 11.57 0.82 -8.06 -14.74
Dosis (ton/ha) 5 10 15 20 25 Berat air yang ditahan tanah pasir (gram) 110.07 107.65 108.29 108.69 103.35 84.81 79.01 82.71 85.23 84.25 70.97 66.27 70.86 73.54 71.94 60.21 55.83 60.34 63.53 62.1 50.53 46.77 50.51 54.26 53.92 40.88 37.38 40.49 45.57 38.96 31.25 27.52 30.38 36.43 38.34 19.12 15.05 19.14 25.4 22.16 7.42 5.58 7.79 16.36 19.26 0.25 -4.31 -0.05 6.2 10.73 -14.26 -14.03 -9.07 -2.25 4.27
30 104.68 78.46 66.67 57.12 48.76 40.54 32.69 22.5 13.17 8.02 -3.56
43
120 110 100 90 Berat air (gram)
80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10
H0
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
H8
H9
H 10
-20 Waktu (hari) 0 ton/ha
5 ton/ha
25 ton/ha
30 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Gambar 32. Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap berat air yang ditahan tanah pasir selama 10 hari pengamatan.
Untuk rata-rata penurunan 7 perlakuan dosis pemberian pupuk kandang selama 10 hari sebesar 11.39 gram. Keadaan ini jauh berbeda dengan penurunan berat tanah pasir dari hari ke-2 ke hari ke-6 pada percobaan pendahuluan yang besarnya hanya 1.89 gram. Dari grafik di atas terlihat adanya perbedaan yang mencolok dengan grafik percobaan pendahuluan dengan perlakuan yang sama dimana dari hari ke-2 sampai ke-10 tidak terlihat kecenderungan berat tanah pasir untuk cenderung tetap. Bahkan pada hari terakhir yaitu hari ke-10 berat tanah pasir ke7 dosis perlakuan di bawah berat tanah pasir awal berturut-turut sebesar 14.27, 14.26, 14.03, 9.07, 2.25, 4.27 dan 3.56 gram. Hal ini diduga kuat akibat pengaruh penguapan sebagaimana yang terjadi pada perlakuan pemberian pupuk kompos yang telah dijelaskan di depan.
44
2.2. Kadar Air Kapasitas Lapang Metode Lapang dan Presure Plate Kerena percobaan kapasitas lapang metode lapang tidak baik maka tidak ada kapasitas lapang metode lapang pada percobaan utama. Tetapi kadar air kapasitas lapang metode presure plate hasilnya dapat dilihat pada Tabel 19. Pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate (pF 2.54) dari Tabel 19 dapat dilihat pada Gambar 33. Tabel 19. Kadar air kondisi kapasitas lapang metode presure plate pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang Ulangan
1 2 3 Rata-rata
0
5
13.56 14.73 15.95 14.75
14.06 14.43 14.37 14.29
Dosis perlakuan (ton/ha) 10 15 20 % volume 14.47 13.02 13.4 13.79 12.97 14.09 14.41 13.33 16.15 14.22 13.11 14.55
25
30
13.81 15.55 14.02 14.46
15.99 16.59 16.15 16.24
Pemberian berbagai dosis pupuk kandang nampaknya tidak berpengaruh terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate. Hal ini terlihat pada pemberian dosis 5-25 ton/ha kadar airnya justru lebih rendah dari tanah pasir
Kadar air (% volume)
yang tanpa diberi pupuk kandang. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0
5
10
15
20
25
30
Dosis (ton/ha)
Gambar 33. Grafik pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kandang terhadap kadar air kapasitas lapang metode presure plate.
45
2.3. Air tersedia Hasil pengukuran kadar air tersedia pada tanah pasir pada perlakuan pemberian pupuk kandang dengan berbagai tingkat dosis dapat dilihat pada Tabel 20. Berdasar Tabel 20 tersebut dapat dibuat grafik hubungan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap air tersedia tanah pasir yang dapat dilihat pada Gambar 34. Analisis keragaman pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap kadar air tersedia tanah pasir setelah 10 hari pengamatan menghasilkan Fhitung = 0.988 < Ftabel (Lampiran 7).
= 2.85 dengan nilai probabilitas 0.47 < 0.05
Hal ini menunjukkan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk
kandang tidak berpengaruh nyata terhadap air tersedia tanah pasir. Tabel 20. Air tersedia tanah pasir pada pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang Dosis (ton/ha)
BD (gr/cm3)
pF 2.54 (% vol)
pF 4.2 (% vol)
Air tersedia
(cm3/ cm3) (% vol) 0.0617 0 1.143 6.17 14.74 8.57 0.0597 5 1.083 5.97 14.28 8.31 0.0601 10 1.057 8.21 6.01 14.22 0.0541 15 1.094 7.69 5.41 13.10 0.069 20 1.078 7.64 6.9 14.54 0.0662 25 1.076 7.84 6.62 14.46 0.0732 30 1.083 8.92 7.32 16.24 Catatan : data di atas merupakan rataan dari 3 ulangan (Lampiran 10)
Jumlah air tersedia pada tanah pasir akibat dari pemberian pupuk kandang tergolong dalam kelas rendah yaitu antara 5-10 % volume. Demikian juga pada perlakuan pemberian pupuk kompos Keadaan ini berbeda dengan hasil percobaan pendahuluan di mana air tersedia tergolong dalam kelas tinggi yaitu antara 10-15 % volume sampai tinggi 15-20 % volume (Puslittanak, 1999) dalam (Saidi, 1994). Tidak ada pengaruh yang nyata dari pemberian pupuk kandang terhadap air tersedia tanah pasir kemungkinan besar disebabkan pengaruh penguapan seperti yang telah dijelaskan di depan.
46
Air tersedia (% vol)
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0
5
10
15
20
25
30
Dosis (ton/ha) Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Gambar 34. Grafik hubungan pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap air tersedia tanah pasir.
Jumlah air tersedia tertinggi dicapai pada dosis 30 ton/ha sebesar 7.32 % volume yang berarti telah menaikkan 1.15 % volume air tersedia tanah pasir yang tidak diberi pupuk kandang. Hasil terendah dicapai pada dosis 15 ton/ha sebesar 5.41 % volume. Bahkan air tersedia pada dosis 15 ton/ha lebih rendah dari pada tanah pasir tanpa diberi kompos (0 ton/ha). Selisih air tersedia tertinggi dan terendah sebesar 1.91% volume. Perbedaan jumlah air tersedia sebesar 1.15 % volume secara statistik tidak menunjukkan pengaruh nyata pemberian pupuk kandang terhadap air tersedia.
47
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pada percobaan pendahuluan, kapasitas lapang dengan metode lapang tanah pasir pada pemberian pupuk kompos dan pupuk kandang terjadi setelah 2 hari pemberian air. 2. Metode percobaan kapasitas lapang metode lapang pada percobaan pendahuluan relatif lebih baik dari pada pada percobaan utama. 3. Pada percobaan pendahuluan, semakin besar dosis pupuk kompos yang diberikan maka semakin besar pula air yang disimpan pada kapasitas lapang. Hal ini tidak terjadi pada pupuk kandang. Akan tetapi pada percobaan 100 % pupuk kompos dan pupuk kandang memperlihatkan air yang disimpan pada kapasitas lapang pada pupuk kandang lebih besar dari pada pupuk kompos. 4. Pada percobaan utama, pemberian pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap air tersedia tanah pasir, namun perbedaan antar dosis tidak memberikan hasil yang nyata. 5. Pada percobaan utama, pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap air tersedia tanah pasir.
B. SARAN
1. Percobaan kapasitas lapang metode lapang dengan meletakkan wadah tanah pasir di atas jaring-jaring kawat tidak perlu digunakan lagi dan diganti dengan meletakkannya di atas lantai. 2. Kapasitas menahan air pada pupuk kandang pada percobaan 100
% pupuk
kandang dan pupuk kompos lebih besar dari pada pupuk kompos namun pada saat dicampur dengan pasir ternyata pupuk kompos lebih besar pengaruhnya terhadap kapasitas menahan air, hal ini perlu di kaji ulang dengan lebih teliti. 3. Perlu dilakukan penelitian pengaruh inkubasi pupuk kompos maupun pupuk kandang pada lahan bertekstur pasir terhadap kapasitas menahan air.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press. Brady NC. 1990. The Nature and The Properties of Soil. New York : Mc Millan Publising Company. David W, Tolan R, 2002. Soil Water Holding Capacity and Irrigation Management. Colorado : Colorado State University. http: // www.cmg.colostate.edu./index.pdf. (7 April 2005). Hadiah S. 2003. Kualitas Kompos dari Kotoran Domba dan Sisa Pakan Dengan Menggunakan Tiga Macam Aktifator (Skripsi). Bogor : Departemen Ilmu Produksi Ternak, Institut Pertanian Bogor. Hillel D. 1980. Aplication of Soil Physical. New York : Academic Press University of Massacusset. Irwansyah. 2002. Efek Pemberian Bahan Organik Bokashi, Pupuk Kandang dan Kompos Pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogea) Terhadap Sifat Fisik dan Mekanika Tanah (Skripsi). Bogor : Departemen Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kohnke H, Bertrand AR. 1959. Soil Conservation. New York : Mc Graw Hill Company. Inc. Kokonova MM. 1966. Soil Organic Matter Its Nature, Its Role, In Formation In Fertility. New York : Pergamon Press Oxford. Lal, R. 1979. Physical Characyeristics of soil of the tropics : Determination and management. Di dalam : Lal, R, Greenland DJ. Soil physical properties and crop production in the tropics. New York : John Willey and Sons. Halaman 7-44. Mardani DY. 1997. Pengaruh kompos limbah industri gula terhadap sifat fisik dan kimia Typic Hapludalf serta pertumbuhan dan produksi kedelai (Tesis). Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Marshall TJ, Holmes JW. 1988. Soil physics. Second edition. New York : Press Syndicate of The University of Cambridge.
Murbandono. 2000. Membuat kompos. Jakarta : Penebar Swadaya. Saidi BB. 1994. Rehabilitasi sifat fisik Ultisol (Typic Kandiudutt) Sitiung dengan kompos dan gambut (Tesis). Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Sarief S. 1986. Ilmu tanah pertanian. Bandung : Pustaka Buana. Shanjida K, Sarwar KS. 2002. Effect of water-hyacinth compost on physical. physico-chemical properties of soil and on rice yield. Pakistan : Pakistan Journal of Agronomy 1 (2-3): 64-65. Via the internet. (7 April 2005). Santoso S. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS1 12. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Suriawara U. 2002. Pupuk Organik kompos dari sampah. Bandung : Humaniora Utama Press. Sutardjo. 1995. Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat tanah dan produksi Bawang Putih (Allium Sativum L.) di Tiom, Irian Jaya (Tesis). Bogor : Program pasca sarjana Institut Pertanian Bogor.
50
Lampiran 1. Manfaat Effective Microorganisms (EM4) Sekitar tahun 1980, Prof Dr. Teruo Higa dari jepang mengembangkan teknologi Mikroorganisme Efektif (ME) sebgai alternatif dalam mewujudkan konsep pertanian alami. Mikroorganisme Efektif adalah suatu larutan yang terdiri dari kultur campuran berbagai mikroba yang bermanfaat bagi tanaman dan berfungsi sebagai bio-inokulan. Setiap spesies mikroba mempunyai fungsi dan peranan masing-masing bersifat saling menunjang dan bekerja secara sinergis. Larutan ME di pasaran umum diperdagangkan dengan merek EM4 (Hadiah 2003). Higa dan Wididana (1994) dalam Hadiah (2003) menyatakan bahwa dalam EM4 mengandung lima jenis mikroorganisme utama yaitu Lactobactilus sp (bakteri asam laktat) dalam jumlah besar, bakteri fotosintesis, ragi, Actinomycetes dan jamur fermentasi, bekerja secara sinergis untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bakteri fotosintesis berperan untuk mengikat nitrogen dari udara bebas, memakan gas-gas beracun dan panas hasil pembusukan sehingga populasi bakteri pembusuk dalam tanah akan berkurang. Ragi dan jamur fermentasi berfungsi untuk memfermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman. Actinomycetes yang secara morfologi berada antara jamur dan bakteri mampu memfiksasi nitrogen dari udara dan melapukkan lignin serta dapat menghasilkan senyawa-senyawa anti biotik yang bersifat toksik terhadap patogen atau penyakit. EM4 merupakan dekomposer mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan campuran bahan-bahan tersebut setelah mengalami proses pengomposan mempunyai lkandungan hara yang tinggi terutama nitrogen (N). selain itu terkandung unsure hara lainnya seperti fosfat (P) dan sulfur (S) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian, 1993) dalam Hadiah (2003).
Lampiran 2. Kandungan proksimat Pupuk kandang Green Leaf. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Perameter PH 10 % solution N Kadar air P205 K20 Ca Mg Fe Zn C organik CEF
Kandungan (%) 6.58 1.2 29.69 1.71 4.92 0.7 0.19 0.66 0.02 7.06 60.05
52
Lampiran 3. Perhitungan takaran dosis pupuk yang dicampurkan pada media pasir. Perhitungan untuk membuat kadar air media pasir 15 % ρ pasir (bulk density) < 8 mm =
massa padat 121.28 gr = = 1.213 gr / cm 3 (ulangan 1) 3 Volume 100 cm
ρ pasir (bulk density) < 8 mm =
massa padat 126.31 gr = = 1.263 gr / cm 3 (ulangan 2) 3 Volume 100 cm
jadi rata-rata ρ pasir (bulk density) < 8 mm = 1.24 gr/ cm3 Data perhitungan kadar air pasir : Berat tanah basah
= 80.01 gram
Berat tanah kering oven
= 78.42 gram
Berat wadah
= 23.18 gram
Kadar air awal media pasir
=
80.01 − 78.42 = 0.028 = 2.8 % berat 78.42 − 23.18
Kadar air yang dibuat untuk pasir sebesar 15 % berat. Berat pasir
= 558.31 gr
Berat air
= 558.31 x 2.8 % = 15.6 gr
Berat tanah kering oven
= 558.31 – 15.6 = 542.71 gr
Kadar air yang ditambahkan = 15 % - 2.8 % = 12.2 % Berat air yang ditambahkan = 542.71 x 12.2 % = 66.21 gr Jadi air yang dicampurkan pada pasir kering udara untuk membuat kadar air 15 %, adalah 66.21 gr tiap 558.31 gr pasir kering udara.
Perhitungan konversi dosis
Pencampuran pupuk organik diasumsikan pada tanah pasir sedalam 5 cm. Volume tanah per hektar
= luas x kedalaman = 10.000 m2 x 0.05 m = 500 m3
Berat tanah (kering)/ha
= volume tanah x BD (tanah kering oven) = 500 m3 x 1.24 gr/cm3 = 500 x 106 cm3 x 1.24 gr/cm3 = 620 x 106 gr = 620 ton
Berat air per hektar
= 15 % x 620.000 kg = 93.000 kg
Berat tanah kering udara/ha = berat tanah kering oven + berat air = 620.000 + 93.000 = 713.000 kg
53
Lampiran 3 (lanjutan). Dosis 5000 kg/ha pupuk organik kering udara =
5000 kg P K (ku ) / ha 713.000 kg tnh (ku ) / ha
= 0.00712 kg = 7.12 gr PK (ku ) / kg tnh (ku ) Berdasar hasil coba ulang berat pasir 450 gram dengan kadar air 15 % berat sesuai untuk volume wadah, oleh karena itu berat pasir yang dimasukkan dalam wadah diseragamkan sebesar 450 gram. 1 kg pasir (ku)
= 7.12 gr pupuk (ku)
0.45 kg pasir (ku ) = 3.21 gr pupuk (ku) Keterangan : ku = kering urada; ko = kering oven. Dari perbandingan diatas didapat konversi berat untuk 7 perlakuan dosis seperti tabel dibawah ini. Konversi takaran pemberian pupuk pada media tanah pasir Dosis Dosis
Ton/ha Gram/0.45 kg
0 0
5 10 3.21 6.42
15 9.63
20 12.48
25 15.69
30 18.79
Catatan : Dosis dibaca : Gram pupuk kering udara/kg tanah kering udara. Perhitungan ini dengan mengasumsikan pupuk organik akan tercampur pada kedalaman 5 cm. Hasil pengukuran bulk density pasir < 8mm sebesar (ρ) = 1.24 gr/cm3 Data perhitungan kadar air pupuk kompos : Berat tanah basah
= 45.39 gram
Berat tanah kering oven
= 35.43 gram
Berat wadah
= 23.52 gram
Kadar air pupuk kompos
=
45.39 − 35.43 = 0.83 = 83 % berat 35.43 − 23.52
Data perhitungan kadar air pupuk kandang : Berat tanah basah
= 52.45 gram
Berat tanah kering oven
= 41.67 gram
Berat wadah
= 23.18 gram
Kadar air pupuk kandang
=
52.45 − 41.67 = 0.58 = 58 % berat 41.67 − 23.18
54
Lampiran 4. Analisis keragaman pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan. Test of Homogeneity of Variances HASIL Levene Statistic .345
df1
df2 6
Sig. .913
224
ANOVA HASIL
Between Groups
Sum of Squares 30571.583
df 6
Mean Square 5095.264 1258.187
Within Groups
281833.965
224
Total
312405.549
230
F 4.050
Sig. .001
55
Lampiran 4 (lanjutan). Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: HASIL Tamhane 95% Confidence Interval
Mean Difference (I-J) -9.3448 -4.0282
Std. Error 9.15719 8.11994
Sig. 1.000 1.000
Lower Bound -38.2504 -29.6862
15 ton/ha
-27.0252
8.89065
.070
-55.0832
1.0329
20 ton/ha
-33.0324(*)
8.94228
.010
-61.2541
-4.8108
25 ton/ha
-18.8094
8.69282
.519
-46.2434
8.6246
30 ton/ha
-24.1218
8.73792
.147
-51.6977
3.4540
9.3448
9.15719
1.000
-19.5607
38.2504
15 ton/ha 20 ton/ha
5.3167 -17.6803 -23.6876
8.50047 9.23949 9.28919
1.000 .728 .243
-21.5776 -46.8426 -53.0054
32.2109 11.4820 5.6302
25 ton/ha
-9.4645
9.04930
.999
-38.0348
19.1058
30 ton/ha
-14.7770
9.09262
.912
-43.4817
13.9278
4.0282
8.11994
1.000
-21.6298
29.6862
5 ton/ha
-5.3167
8.50047
1.000
-32.2109
21.5776
15 ton/ha
-22.9970
8.21265
.134
-48.9552
2.9613
20 ton/ha
-29.0042(*) -14.7812 -20.0936
8.26852 7.99807 8.04706
.018 .779 .275
-55.1438 -40.0455 -45.5160
-2.8647 10.4831 5.3288
0 ton/ha
27.0252
8.89065
.070
-1.0329
55.0832
5 ton/ha
17.6803
9.23949
.728
-11.4820
46.8426
10 ton/ha
22.9970
8.21265
.134
-2.9613
48.9552
20 ton/ha
-6.0073
9.02655
1.000
-34.4939
22.4794
25 ton/ha
8.2158
8.77948
1.000
-19.4933
35.9248
2.9033 8.82413 * The mean difference is significant at the .05 level.
1.000
-24.9457
30.7524
(I) DOSIS 0 ton/ha
5 ton/ha
(J) DOSIS 5 ton/ha 10 ton/ha
0 ton/ha 10 ton/ha
10 ton/ha
0 ton/ha
25 ton/ha 30 ton/ha 15 ton/ha
30 ton/ha
Upper Bound 19.5607 21.6298
56
Lampiran 5. Analisis keragaman pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos terhadap air tersedia. Test of Homogeneity of Variances HASIL Levene Statistic 1.872
df1
df2 6
Sig. .156
14
ANOVA HASIL Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
12.154
6
2.026
6.531
14
.466
18.685
20
F 4.343
Sig. .011
57
Lampiran 5 (lanjutan). Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: HASIL Tamhane
(I) DOSIS 0 ton/ha
(J) DOSIS 5 ton/ha 10 ton/ha 15 ton/ha
5 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
Std. Error .38448 .48523
Sig. 1.000 .752
Lower Bound -7.5757 -4.7288
Upper Bound 6.5424 2.2222
-1.6933
.57100
.594
-5.6255
2.2388
20 ton/ha
-.1067
.76164
1.000
-6.7748
6.5615
25 ton/ha
-2.2167
.48245
.216
-5.6953
1.2619
30 ton/ha
-.9133
.53856
.977
-4.5770
2.7503
0 ton/ha
.5167
.38448
1.000
-6.5424
7.5757
15 ton/ha 20 ton/ha
-.7367 -1.1767 .4100
.30623 .42939 .66213
.946 .908 1.000
-6.0689 -9.2086 -12.5379
4.5956 6.8552 13.3579
25 ton/ha
-1.7000
.30181
.422
-6.9332
3.5332
30 ton/ha
-.3967
.38520
1.000
-7.4715
6.6781
0 ton/ha
1.2533
.48523
.752
-2.2222
4.7288
5 ton/ha
.7367
.30623
.946
-4.5956
6.0689
15 ton/ha
-.4400
.52154
1.000
-4.3983
3.5183
20 ton/ha 25 ton/ha 30 ton/ha
1.1467 -.9633 .3400
.72529 .42274 .48580
.994 .845 1.000
-6.5232 -3.8398 -3.1425
8.8165 1.9131 3.8225
0 ton/ha
1.6933
.57100
.594
-2.2388
5.6255
5 ton/ha
1.1767
.42939
.908
-6.8552
9.2086
10 ton/ha
.4400
.52154
1.000
-3.5183
4.3983
20 ton/ha
1.5867
.78527
.940
-4.7376
7.9110
25 ton/ha
-.5233
.51895
1.000
-4.4979
3.4512
30 ton/ha 0 ton/ha 5 ton/ha
.7800 .1067 -.4100
.57149 .76164 .66213
.997 1.000 1.000
-3.1539 -6.5615 -13.3579
4.7139 6.7748 12.5379
10 ton/ha
-1.1467
.72529
.994
-8.8165
6.5232
15 ton/ha
-1.5867
.78527
.940
-7.9110
4.7376
25 ton/ha
-2.1100
.72343
.771
-9.8535
5.6335
30 ton/ha
-.8067
.76200
1.000
-7.4681
5.8547
10 ton/ha
10 ton/ha
95% Confidence Interval
Mean Difference (I-J) -.5167 -1.2533
58
Lampiran 6. Analisis keragaman pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah pasir selama 10 hari Pengamatan. Test of Homogeneity of Variances HASIL Levene Statistic .388
df1
df2 6
Sig. .887
224
ANOVA HASIL
Between Groups
Sum of Squares 21300.798
df 6
Mean Square 3550.133 1304.397
Within Groups
292184.896
224
Total
313485.693
230
F 2.722
Sig. .014
59
Lampiran 6 (lanjutan).
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: HASIL Tamhane
(I) DOSIS 0 ton/ha
5 ton/ha
10 ton/ha
15 ton/ha
20 ton/ha
95% Confidence Interval
Mean Difference (I-J) -10.9515 -7.0815
Std. Error 9.43761 8.26630
Sig. .998 1.000
Lower Bound -40.7490 -33.1981
Upper Bound 18.8460 19.0351
15 ton/ha
-26.7618
9.00167
.084
-55.1701
1.6465
20 ton/ha
-26.7124
8.99461
.084
-55.0984
1.6736
25 ton/ha
-22.4561
8.87604
.254
-50.4677
5.5556
30 ton/ha
-19.5385
8.81113
.474
-47.3459
8.2689
0 ton/ha
10.9515
9.43761
.998
-18.8460
40.7490
10 ton/ha 15 ton/ha 20 ton/ha
3.8700 -15.8103 -15.7609
8.81901 9.51175 9.50507
1.000 .894 .896
-24.0431 -45.8377 -45.7676
31.7831 14.2171 14.2458
25 ton/ha
-11.5045
9.39294
.995
-41.1639
18.1548
30 ton/ha
-8.5870
9.33162
1.000
-38.0571
20.8832
0 ton/ha
7.0815
8.26630
1.000
-19.0351
33.1981
5 ton/ha
-3.8700
8.81901
1.000
-31.7831
24.0431
15 ton/ha
-19.6803
8.35084
.368
-46.0703
6.7097
20 ton/ha 25 ton/ha 30 ton/ha
-19.6309 -15.3745 -12.4570
8.34323 8.21526 8.14508
.371 .761 .948
-45.9963 -41.3263 -38.1825
6.7345 10.5772 13.2685
0 ton/ha
26.7618
9.00167
.084
-1.6465
55.1701
5 ton/ha
15.8103
9.51175
.894
-14.2171
45.8377
10 ton/ha
19.6803
8.35084
.368
-6.7097
46.0703
20 ton/ha
.0494
9.07237
1.000
-28.5817
28.6805
25 ton/ha
4.3058
8.95483
1.000
-23.9553
32.5668
30 ton/ha 0 ton/ha 5 ton/ha
7.2233 26.7124 15.7609
8.89049 8.99461 9.50507
1.000 .084 .896
-20.8359 -1.6736 -14.2458
35.2825 55.0984 45.7676
10 ton/ha
19.6309
8.34323
.371
-6.7345
45.9963
15 ton/ha
-.0494
9.07237
1.000
-28.6805
28.5817
25 ton/ha
4.2564
8.94773
1.000
-23.9822
32.4949
30 ton/ha
7.1739
8.88334
1.000
-20.8626
35.2104
(J) DOSIS 5 ton/ha 10 ton/ha
60
Lampiran 7.
Analisis Keragaman pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kandang terhadap air tersedia tanah pasir setelah 10 hari pengamatan.
Test of Homogeneity of Variances HASIL Levene Statistic 5.639
df1
df2 6
Sig. .004
14
ANOVA HASIL
Between Groups
Sum of Squares 7.184
df 6
Mean Square 1.197 1.212
Within Groups
16.970
14
Total
24.154
20
F .988
Sig. .470
61
Lampiran 8.
Pengaruh pemberian pupuk kompos pada berbagai tingkat dosis terhadap perubahan berat tanah selama 10 hari pengamatan.
Waktu
Ulangan
H awal
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
H-0
H-1
H-2
H-3
H-4
H-5
H-6
H-7
H-8
H-9
H-10
0 ton/ha 447.15 447.24 448.19 551.20 552.71 549.26 531.10 529.15 519.61 516.20 516.28 510.22 504.02 505.04 500.42 493.86 493.95 491.87 483.82 484.85 483.20 467.39 474.36 473.49 461.06 461.78 461.87 449.80 450.57 452.08 436.62 450.37 438.83 433.87 438.17 434.23
5 ton/ha 450.20 450.27 450.85 564.56 561.87 563.42 536.39 536.62 541.04 524.16 523.44 524.93 512.34 513.11 514.81 502.46 503.67 505.07 492.02 494.15 496.09 482.52 484.53 486.32 469.54 472.76 474.69 457.55 461.78 462.56 439.24 453.11 468.03 429.76 436.41 420.68
10 ton/ha 453.84 453.83 483.75 460.35 461.57 548.70 537.69 536.3 526.81 525.67 525.11 516.10 514.70 505.86 518.18 505.25 504.90 498.00 495.10 496.04 489.05 484.82 487.30 480.61 472.72 477.42 471.05 462.73 465.62 460.62 451.26 459.71 447.61 444.78 450.96 451.59
15 ton/ha 455.75 457.16 456.88 567.30 565.65 570.53 542.98 546.87 553.11 528.73 532.12 534.43 518.18 522.68 522.37 510.05 513.03 512.19 502.00 503.34 502.48 492.49 494.26 493.06 482.51 482.98 483.94 561.02 559.10 550.39 464.01 459.47 462.99 454.16 450.16 454.50
20 ton/ha 461.20 460.51 461.15 578.15 576.67 555.07 553.78 561.58 554.57 538.31 545.12 541.35 527.55 534.04 529.43 516.63 524.48 519.59 505.94 513.87 509.89 496.25 503.77 499.76 483.62 489.89 487.32 551.18 568.58 555.05 460.13 470.19 461.32 458.23 462.09 457.92
25 ton/ha 463.85 464.01 464.31 569.18 563.21 564.06 547.27 544.05 541.68 532.55 533.15 529.89 521.28 523.21 519.61 510.63 513.49 510.46 524.44 503.71 497.29 490.59 493.56 491.01 480.08 481.82 479.74 469.39 471.72 469.99 455.96 464.61 465.22 447.70 458.63 452.78
30 ton/ha 469.33 469.26 469.34 572.56 579.21 568.65 550.27 549.43 542.05 538.14 537.14 531.09 528.38 527.95 521.39 521.14 518.47 513.05 513.41 509.67 504.92 506.5 500.89 497.05 496.52 491.20 486.15 487.01 480.68 478.20 461.95 463.79 463.92 451.42 451.86 453.21
62
Lampiran 9. Pengaruh pemberian pupuk kandang pada berbagai tingkat dosis perubahan berat tanah pasir selama 10 hari pengamatan Waktu
Ulangan
H awal
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
H-0
H-1
H-2
H-3
H-4
H-5
H-6
H-7
H-8
H-9
H-10
0 ton/ha 447.15 447.24 448.19 551.20 552.71 549.26 531.10 529.15 519.61 516.20 516.28 510.22 504.02 505.04 500.42 493.86 493.95 491.87 483.82 484.85 483.20 467.39 474.36 473.49 461.06 461.78 461.87 449.80 450.57 452.08 436.62 450.37 438.83 433.87 438.17 434.23
5 ton/ha 453.27 453.24 453.21 556.80 567.70 560.75 532.52 534.91 544.52 518.22 521.10 527.57 506.54 510.52 515.93 496.55 500.44 506.07 486.77 490.74 496.94 477.22 488.09 486.27 465.90 469.30 473.57 456.32 458.60 464.91 444.06 448.81 451.84 442.12 436.84 447.54
10 ton/ha 456.44 456.43 455.94 560.75 567.45 564.01 533.03 536.80 536.46 520.29 523.55 524.24 509.13 513.37 514.26 499.72 505.09 504.76 490.56 495.22 495.61 480.43 485.75 485.63 467.77 486.12 460.51 459.37 462.98 463.65 450.95 448.67 456.70 444.80 442.97 448.58
15 ton/ha 459.67 459.66 459.65 564.63 569.40 569.73 542.69 540.73 543.39 530.30 528.96 532.20 520.01 519.09 520.80 510.01 508.64 511.77 500.68 497.71 501.98 490.91 486.64 492.48 480.13 474.48 481.69 469.37 462.18 470.70 461.93 453.77 463.04 454.46 444.68 456.07
20 ton/ha 462.30 463.39 462.90 570.89 571.94 570.69 544.19 551.65 547.30 533.11 539.40 535.56 523.45 528.98 525.60 514.43 519.26 516.53 505.34 510.10 508.72 496.43 500.67 499.63 485.13 489.00 489.51 476.44 479.55 480.52 464.03 471.57 470.43 456.14 459.43 459.64
25 ton/ha 466.05 466.05 466.06 561.10 569.36 576.67 543.05 552.66 554.10 533.73 538.49 540.68 523.43 528.31 531.62 515.87 509.98 532.97 484.44 510.42 519.08 501.01 502.50 508.59 491.56 473.05 498.93 482.38 483.28 489.18 474.65 472.84 481.78 466.26 471.32 470.31
terhadap
30 ton/ha 469.33 469.26 469.34 572.56 579.21 568.65 550.27 549.43 542.05 538.14 537.14 531.09 528.38 527.95 521.39 521.14 518.47 513.05 513.41 509.67 504.92 506.50 500.89 497.05 496.52 491.20 486.15 487.01 480.68 478.20 483.95 478.39 468.08 468.71 462.34 459.16
63
Lampiran 10. Perbandingan air tersedia pada pemberian berbagai tingkat dosis pupuk kompos dan pupuk kandang Pupuk kompos Dosis (ton/ha) 0
Ulangan 1 2 3 Rataan
5
1 2 3 Rataan
10
1 2 3 Rataan
15
1 2 3 Rataan
20
1 2 3 Rataan
25
1 2 3 Rataan
30
1 2 3 Rataan
BD (gr/cm3) 1.08 1.13 1.22 1.143 1.09 1.15 1.13 1.123 1.18 1.09 1.11 1.127 1.15 1.13 1.13 1.137 1.13 1.04 1.1 1.09 1.13 1.01 1.13 1.09 1.01 1.17 1.07 1.083
pF 2.54 (% Vol) 13.56 14.73 15.95 14.75 14.82 15.56 15.32 15.23 16.9 15.54 15.04 15.83 17.49 16.96 16.05 16.83 16.13 15.04 15.72 15.63 17.77 15.62 17.72 17.04 15.79 17.25 15.4 16.15
pF 4.2 (% Vol) 8.08 8.47 9.16 8.57 8.11 8.96 8.54 8.54 9.07 7.91 8.19 8.39 9.24 8.62 9.03 8.96 10.52 8.42 8.5 9.15 9.08 7.82 9.03 8.64 8.69 9.51 8.98 9.06
Pupuk kandang Air tersedia (% Vol) 5.48 6.26 6.79 6.18 6.71 6.59 6.78 6.69 7.83 7.62 6.84 7.43 8.25 8.34 7.02 7.87 5.01 6.62 7.22 6.28 8.69 7.8 8.69 8.39 7.11 7.74 6.42 7.09
BD (gr/cm3) 1.08 1.13 1.22 1.143 1.07 1.09 1.09 1.083 1.07 1.05 1.05 1.057 1 0.99 0.98 0.990 1.1 1.04 1.14 1.093 0.98 1.02 0.99 0.997 1.11 1.19 1.11 1.137
pF 2.54 (% Vol) 13.56 14.73 15.95 14.75 14.06 14.43 14.37 14.29 14.47 13.79 14.41 14.22 13.02 12.97 13.33 13.11 13.4 14.09 16.15 14.55 13.81 15.55 14.02 14.46 15.99 16.59 16.15 16.24
pF 4.2 (% Vol) 8.08 8.47 9.16 8.57 8.29 8.38 8.26 8.31 8.48 8.18 7.98 8.21 7.59 7.96 7.51 7.69 8.75 7.93 6.24 7.64 7.67 7.98 7.88 7.84 8.63 9.8 8.33 8.92
Air tersedia (% Vol) 5.48 6.26 6.79 6.18 5.78 6.06 6.1 5.98 5.99 5.61 6.43 6.01 5.42 5.01 5.82 5.42 4.65 6.16 9.92 6.91 6.14 6.57 6.14 6.28 7.36 6.79 7.81 7.32
64