PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS KOMPOS DENGAN STIMULATOR Trichoderma TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea mays saccarata sturt. ) VARIETAS BONANZA F1
JURNAL SKRIPSI
OLEH :
FAIZAL BP.09100025421112
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMETERA BARAT PAYAKUMBUH 2014
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian beberapa dosis kompos dengan stimulator Trichoderma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis ( Zea mays saccharata sturt )varietas Bonanza F 1” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir.Sevindrajuta MP dan Ibuk Ir.Yuliesi Purnawati MP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,saran dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih yang sama penulis ucapkan kepada Bpk Dekan,Ibu ketua jurusan Agroteknologi,Bpk/Ibuk dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan nya kepada penulis, serta staf administrasi dan tak lupa rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat dan pihak lain yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat di selesaikan. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan skripsi ini untuk itu kritikan dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang pertanian.
Payakumbuh, Maret 2014
F
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS KOMPOS DENGAN STIMULATOR Trichoderma TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS ( Zea mays saccharata sturt ) VARIETAS BONANZA F1
Abstrak Percobaan tentang pengaruh pemberian beberapa dosis kompos dengan stimulator Trichoderma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis ( Zea Mays saccharat sturt ) varietas bonanza F1, telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Payakumbuh dari bulan Mai 2013 sampai Agustus 2013.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan takaran kompos dengan stimulator Trichoderma yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays saccharata sturt ). Rancangan yang di gunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 kelompok. Data pengamatan yang di peroleh dianalisa secara Statistika dengan uji F,jika F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel 5 % di lanjutkan dengan uji Dancan’s New Multiple Range Test ( DNMRT ) pada taraf nyata 5%. Perlakuan yang di laksanakan adalah A. 0 ton/ha kompos trichoderma, B. 5 ton/ha kompos trichoderma,C. 10 ton/ha kompos trichoderma, D. 15 ton /ha kompos trichoderma, E. 20 ton/ha kompos Trichoderma. Hasil percobaan yang telah dilakukan terhadap pemberian berbagai dosis kompos dengan stimulator Trichoderma terhadap tinggi tanaman, saat muncul bunga jantan dan bunga betina,panjang dan lebar daun,jumlah tongkol,diameter tongkol,panjang tongkol,jumlah tongkol serta umur panen belum memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis panen muda.
PENDAHULUAN Jagung ( Zea mays L. )merupakan tanaman serealia, jagung bisa tumbuh hampir diseluruh dunia,jagung termasuk bahan pangan terpenting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras, sebagai salah satu sumber bahan pangan, jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras bahkan di beberapa daerah di Indonesia jagung di jadikan sebagai bahan pangan utama pengganti beras atau sebagai campuran beras ( Purwono dan Hartono 2008 ). Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena rasanya yang enak dan manis karena banyak mengandung karbohidrat, sedikit protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung relatif tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien ( Suprapto, 1986 ). Hampir semua bagian dari tanaman jagung manis memiliki nilai ekonomis. Beberapa bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan diantaranya, batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua (setelah panen) untuk pupuk hijau / kompos, batang dan daun kering sebagai bahan bakar pengganti kayu bakar, buah jagung muda cukup banyak kegunaannya seperti untuk sayuran, perkedel, bakwan dan berbagai macam olahan makanan lainnya. (Purwono dan Hartono, 2008 ). Jagung sebagai sumber karbohidrat yang bisa di konsumsi secara langsung kebutuhannya dari tahun ke tahun semakin meningkat sementara kesuburan tanah semakin menurun, untuk meningkatkan produksi tanaman jagung dapat dilakukan dengan pemberian pupuk baik pupuk organik maupun an organik , namun saat ini petani cendrung memilih menggunakan pupuk an organik dari pada pupuk organik, Penyebabnya adalah karena kandungan hara pupuk kimia lebih tinggi dan pengaruhnya terhadap tanaman yang dipupuk lebih cepat terlihat. Hal berbeda tampak pada penggunaan pupuk organik. Pada pemupukan dengan pupuk organik pengaruhnya tidak dapat dengan cepat terlihat. ( Isroi dan Nurheti 2009 ) Di sisi lain, eksploitasi lahan pertanian yang berlebihan telah mengakibatkan kandungan bahan organik di dalam tanah menjadi semakin
berkurang. Kesuburan tanah pun menurun. Akibatnya hasil panen juga menurun. Kondisi seperti itu mendorong petani untuk meningkatkan dosis penggunaan pupuk kimianya agar produk pertaniannya tetap tinggi. Akibatnya selain tidak ekonomis juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah maupun air, ( Sutejo.1995 ) Cara bijaksana untuk mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan menggunakan pupuk organik, seperti kompos. Bahan ini diyakini mampu meningkatkan kesuburan tanah.Kompos merupakan hasil penguraian tidak lengkap (parsial) dari campuran bahan-bahan organik. Pengomposan dapat di percepat dengan menambahkan populasi berbagai macam mikroba seperti Trichoderma. Tanpa bantuan bakteri, proses pemasakan pupuk akan berlangsung selama lebih dari sebulan dengan polusi bau yang luar biasa. Dengan bantuan bakteri, proses tersebut bisa dipersingkat menjadi paling lama 2 minggu dan tanpa adanya polusi bau ( Isroi dan Nurheti 2009 ) Kompos dengan stimulator Trichoderma merupakan salah satu kompos yang secara spesifik berperan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, Secara kimia, kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), memperbaiki ph tanah , ketersedian unsur hara dan ketersediaan asam humat. Asam humat akan membantu meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Secara biologi, kompos merupakan sumber makanan bagi microorganisme tanah (Sulandik 2006)
METODE PENELITIAN Penelitian ini berupa percobaan lapangan yang telah di laksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, kelurahan Tanjung Gadang kota Payakumbuh, dengan ketinggian tempat ± 514 m diatas permukaan laut, dengan jenis tanah Inceptisol. Penelitian ini di mulai dari bulan Mai 2013 sampai dengan Agustus 2013. Percobaan ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK ) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok sehingga seluruh nya terdiri dari 20 petak, Ukuran
petak 200 x 200 cm dengan jarak tanam 75 x 25 cm,setiap petak terdiri dari 21 tanaman dan 5 tanaman diantara nya adalah tanaman sampel. Data yang di peroleh di analisis secara statistika dengan uji F. jika F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel 5 % maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5 % . Pengaruh pemberian beberapa dosis kompos dengan stimulator Trichoderma dapat diketahui dengan melakukan pengamatan antara lain : Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman diukur setelah tanaman berumur dua minggu sampai munculnya bunga jantan dan bunga betina pada tanaman jagung setiap tanaman sampel. Cara pengukuran dengan mengukur tanaman dari permukaan tanah sampai daun terpanjang pada tanaman jagung. Agar dasar pengukuran tidak berubah maka diberi ajir dengan tinggi 10 cm dari permukaan tanah. Pengukuran dilakukan pada tanaman sampel yang diambil secara acak dari tanaman dari setiap petak untuk dijadikan sebagai sampel pengamatan dilakukan satu kali satu minggu. Saat Muncul Bunga Jantan dan Bunga Betina( hari ) Pengamatan saat muncul bunga jantan dan bunga betina di hitung mulai dari tanaman di tanam hingga muncul bunga jantan dan bunga betina. Pengamatan dilakukan saat 75 % dari tanaman sampel sudah mengeluarkan bunga jantan dan bunga betina. Panjang Daun Terpanjang (cm) Panjang daun terpanjang mulai diamati setelah tanaman berumur lima minggu sampai munculnya malai pada tanaman jagung diukur mulai dari pangkal helaian daun sampai keujung melalui tulang daun.
Lebar Daun Terlebar (cm) Lebar daun terlebar diamati setelah tanaman berumur dua minggu sampai munculnya bunga jantan dengan interval satu minggu. Lebar daun diukur dengan cara mengukurnya dari pinggiran daun sebelah kiri ke pinggiran daun sebelah kanan pada daun yang sama dengan mengunakan meteran. Diameter Tongkol (cm) Pengamatan hanya dilakukan satu kali setelah jagung di panen dengan cara mengukur diameter tongkol setelah tongkol dipisahkan dari kelobotnya. Penggukuran dilakukan dengan menggunakan jangkar sorong. Jumlah Tongkol Perbatang (buah) Jumlah tongkol perbatang dihitung dengan menjumlahkan tongkol yang terbentuk sempurna pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan pada saat panen. Jumlah Tongkol Per Petak ( buah ) Pengamatan jumlah tongkol per petak, dilakukan dengan cara menghitung seluruh tongkol yang terbentuk sempurna pada setiap tanaman
Pengamatan
jumlah tongkol dilakukan pada saat panen. Umur Panen ( hari ) Pengamatan umur panen di hitung mulai dari tanaman ditanam hingga tanaman jagung siap di panen. Pengamatan dilakukan apabila 75 % dari tanaman sampel sudah memenuhi kriteria panen yaitu apabila biji jagung di tekan akan mengeluarkan air seperti susu serta kelobot sudah berwarna cokelat muda dan agak kering.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma Umur 8 Minggu Setelah Tanam. Dosis Kompos Dengan Stimulator
Tinggi Tanaman (cm)
Trichoderma 15 Ton/ha
215.85
10 Ton/ha
209.85
20 Ton/ha
207.92
5 Ton/ha
206.35
0 Ton/ha
199.65
KK =
4.66 %
Angka-angka pada jalur di atas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf nyata 5 %
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari percobaan yang telah dilakukan ternyata pemberian kompos tidak memberikan pengaruh yang nyata sesamanya terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis. Berbeda tidak nyatanya antar perlakuan di duga karena dosis kompos dengan stimulator trichoderma serta pupuk Urea,SP 36,KCL yang diberikan telah mampu memperbaiki sifat kimia,fisika dan biologis tanah sehingga akar tanaman dapat berkembang dengan baik dan dapat menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman selama pertumbuhannya.dalam pertumbuhannya tanaman jagung membutuhkan beberapa unsur hara baik mikro maupun makro seperti N,P dan K,kelebihan pupuk N,P, dan K dengan satu kali pemberian pupuk telah dapat memenuhi beberapa unsur sehingga lebih efisien dalam hal waktu, tenaga kerja serta biaya penggangkutan bila di bandingkan dengan pemakaian pupuk tunggal.
Tabel 2. Panjang Daun Terpanjang, Lebar Daun Terlebar Jagung Manis Pada Berbagai Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma Umur 8 Minggu Setelah Tanam. Dosis Kompos Dengan
Panjang Daun
Lebar Daun Terlebar
Stimulator Trichoderma
Terpanjang (cm)
(cm)
0 Ton/ha
90.88
9.44
5 Ton/ha
92.95
9.76
10 Ton/ha
91.25
9.90
15 Ton/ha
93.60
9.86
20 Ton/ha
91.18
9.86
KK=
3.38 %
3.26 %
Angka-angka pada lajur di atas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf nyata 5 %
Tidak berbeda nyata sesama perlakuan ton/ha diduga karena takaran kompos serta pupuk Urea,Sp 36,dan KCL yang diberikan telah mampu menyumbangkan unsur hara yang di butuhkan tanaman dalam pertumbuhan nya terutama nitrogen yang merupakan unsur utama yang berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sutejo dan Mulyani (1987) yang menyatakan pemberian N yang banyak bagi tanaman penghasil daun (tebu,rumput-rumputan,dll) memang sangat menguntungkan tanamam tersebut,akan tetapi pemberian N pada tanaman bukan penghasil daun akan dapat mengakibatkan produksi daun dan batang meningkat tetapi kurang menghasilkan buah.
Tabel 3. Panjang Tongkol dan Diameter Tongkol Jagung Manis Pada Berbagai Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma. Dosis Kompos Dengan
Panjang Tongkol (cm)
Diameter Tongkol (cm)
0 Ton/ha
21,20
4.62
5 Ton/ha
21,45
4.95
10 Ton/ha
21.05
4.93
15 Ton/ha
21.50
4.94
20 Ton/ha
21.20
4.78
KK=
1.81 %
3.56 %
Stimulator Trichoderma
Angka-angka pada lajur di atas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf nyata 5 %
Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian kompos dengan stimulator trichoderma dengan dosis 0 ton/ha,5 ton/ha,10 ton/ha,15 ton/ha,20 ton/ha menunjukan perbedaan yang tidak nyata sesamanya terhadap panjang tongkol dan diameter tongkol tanaman jagung manis. Hal tersebut diatas diduga disebabkan karena pada pemberian kompos dengan stimulator Trichoderma sudah dapat mencukupi kebutuhan hara tanaman,hal ini terlihat bahwa dengan pemberian pupuk pada takaran 20 ton/ha tidak memberikan pengaruh yang nyata bila dibandingkan dengan takaran 0 ton/ha terhadap panjang tongkol dan diameter tongkol yang di hasilkan.Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Suprapto (1986), yang menyatakan tongkol pada varietas yang sama sesuai sifat genetiknya hasilnya juga akan sama.
Tabel 4. Jumlah Tongkol Perbatang,Perpetak Jagung Manis Pada Berbagai Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma. Dosis Kompos Dengan
Jumlah Tongkol
Jumlah Tongkol
Stimulator Trichoderma
Perbatang (buah)
Perpetak (buah)
0 Ton/ha
1.10
20.75
5 Ton/ha
1.05
21.25
10 Ton/ha
1.00
21.50
15 Ton/ha
1.00
21.00
20 Ton/ha
1.05
21.00
KK=
7,24 %
3.85 %
Angka-angka pada lajur di atas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf nyata 5 %
Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian kompos dengan stimulator trichoderma dengan dosis 0 ton/ha,5 ton/ha,10 ton/ha,15 ton/ha,20 ton/ha menunjukkan perbedaan yang tidak nyata sesamanya terhadap jumlah tongkol perbatang dan perpetak.Hal tersebut diduga disebabkan oleh pengolahan tanah yang sempurna dan penambahan pupuk anorganik telah dapat memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur hara sehingga pemberian berbagai dosis kompos dengan stimulator trichoderma belum memperlihatkan perbedaan yang nyata sesamanya. Hal ini juga diduga disebabkan oleh tongkol pada varietas yang sama sesuai sifat genetiknya jumlahnya akan sama pula. Menurut Suprapto (1986) pada setiap tanaman jagung ada sebuah tongkol jagung,terkadang ada dua tongkol jagung hal ini tergantung pada genetik tanaman tersebut.
Tabel 5. Saat Muncul Bunga Jantan,Bunga Betina dan Umur Panen Tanaman Jagung Manis Pada Berbagai Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma. Dosis Kompos
Saat Muncul
Saat Muncul Bunga
Umur Panen
Dengan Stimulator
Bunga Jantan
Betina (hari)
(hari)
Trichoderma
(hari)
0 Ton/ha
53.05
56.18
74
5 Ton/ha
53.50
56.80
74
10 Ton/ha
53.50
56.80
74
15 Ton/ha
52.95
56.75
74
20 Ton/ha
52.80
56.55
74
KK
0.78 %
0.57 %
Angka-angka pada lajur di atas berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf nyata 5 %.
Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian kompos dengan stimulator trichoderma dengan dosis 0 ton/ha,5 ton/ha,10 ton/ha,15 ton/ha,20 ton/ha menunjukkan saat muncul bunga jantan,saat muncul bunga betina dan umur panen dalam waktu yang hampir bersamaan. Sedikitnya perbedaan antara saat muncul bunga jantan,saat muncul bunga betina dan umur panen disebabkan oleh faktor genetik serta lingkungan yang sama, apabila faktor lingkungan mendukung seperti tanah,air,CO2,O2,unsur hara dan cahaya yang mencukupi maka tanaman akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan sifat genetiknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Darjanto dan Satifah (1990) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi saat pembentukan bunga adalah faktor genetik yang turun temurun disamping suhu,cahaya,dan air.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pemberian berbagai dosis kompos dengan stimulator Trichoderma belum memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis,namun ada kecendrungan
untuk tumbuh lebih baik dengan
peningkatan berbagai dosis kompos dengan stimulator Trichoderma. Saran Untuk itu disarankan agar penelitian yang sama pada tempat dan waktu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Crowder. 1997.Genetika Tumbuhan.Gajah Mada University Press.Yogjakarta 499 hal. Darjanto dan Satifah ,1990, Pengetahuan dasar biologi bunga dan teknik penyerbukan silang buatan.PT.Gramedia.Jakarta 156 hal. Darmono.1997. Biofungi Trichoderma untuk Pengendalian Patogen Penyakit Tanaman Perkebunan. Bogor : Unit Penelitian Bioteknologi Perkebunan. dalam internet akses tanggal 2 November 2012. Dirjen Tanaman Pangan dan Holtikultura,1986. Menuju Pemupukan Berimbang Guna Meningkatkan Jumlah dan Mutu Hasil Pertanian.Jakarta 54 hal. Herlina Lina, Pramesti Dewi,2005, Aplikasi Penggunaan Agen Hayati Trichoderma Harzianum terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas buah tomat. Hakim,M,Rusli,M Amin 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung 490 hal. Isroi dan Nurheti Yuliarti. 2009. Kompos. Cara Mudah dan Cepat Menghasilkan Kompos. Jogyakarta 52 hal. Ichwan,2007, Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharata sturt) Pada berbagai Konsentrasi Efektif Microorganisme dan Waktu Fermentasi Janjang Kelapa Sawit. Jurnal Agronomi vol.11 no 2. Nihayati dan Shalahuddin.1996 Pengaruh Proporsi dan Waktu Pemberian Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis Varietas SD2.Agrivita Hal 51-56. Purwono dan Hartono.2008. Bertanam Jagung Unggul.Penebar Swadaya.Jakarta 67 hal. Purwanto. 2000. Teknik Budidaya Jagung Manis. Bina Bangsa. Bogor Pinus Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk.Penebar swadaya. Jakarta 150 hal. Rubatzky,V.E dan M.Yamaguchi,1998 Sayuran Dunia 1, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 313 hal. Suwahyono,U dan P.Wahyudi , 2004, Pengunaan biofungisida pada usaha perkebunan. dalam internet akses tanggal 22 Oktober 2012.
Suwahyono,2003. Trichoderma harzianum Indigeneous Untuk Pengendalian Hayati. Fakultas Biologi UGM dalam internet akses tanggal 20 Oktober 2012. Suprapto dan Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar swadaya. 48 hal Suprapto.1986. Bercocok Tanaman Jagung.Penebar Swadaya. Bogor 59 hal Suhut Simamora dan Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agro Media Pustaka Jakarta 63 hal. Sutanto. Penerapan Pertanian Organik. Jogyakarta 2002. Sutejo, M.M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta. Sallisbury, F.B. dan C Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Alih bahasa : Lukman, DR dan Sumaryono. Penerbit ITB, Bandung Sutejo,M. dan Mulyani 1987. Pupk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta Tobing, M.P.L. 1991. Pengaruh Konsentrasi Mixtrosol dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Sayur ( Baby Corn ). Wibisono dan Basri.1993. Pemanfaatan Limbah Organik untuk pupuk.Buletin Kyusei Natural Farming,Vol 2 Tahun I Desember 1993.Jakarta.hal 37-42