PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
Oleh Hayatul Yusro*) Dibawah bimbingan : Fatimah dan Yusmanidar Arifin *) Program Studi Agroteknologi Fak. Pertanian Universitas Tamansiswa Padang
ABSTRAK
Percobaan tentang pertumbuhan dan hasil tanaman semangka (Citrullus vulgaris Schard) pada beberapa taraf dosis kompos tandan kosong kelapa sawit, telah dilaksanakan di Kenagarian Aia Bangih, Kecematan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat dari bulan September sampai Desember 2013. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan taraf dosis kompos TKKS yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka. Perlakuan terdiri dari 5 taraf dosis kompos TKKS sebagai berikut : 0, 2.5, 5, 7.5dan 10 ton/ha atau setara dengan 0.0, 0.375, 0.75, 1.125, dan 1.5 kg/lobang tanam. Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Data hasi lpengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan Uji DMRT pada taraf nyata 5% menggunakan Stat 8. Hasil dari percobaan memperlihatkan bahwa pemberian kompos TKKS dapat meningkatkan hasil tanaman semangka sebesar 18,1 %, hasil tertinggi diperoleh dengan pemberian kompos TKKS 7,5 ton/ha. Kata Kunci : Semangka, Taraf Dosis Kompos TKKS
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura, karena buah semangka mengandung air dan gizi yang tinggi, dalam setiap 100 g daging buah semangka terdapat 92 g air, 28 kalori, 0,5 g protein, 6,9 g karbohidrat, disamping itu juga mengandung 20-40 mg minyak, 0,3 mg serat, 7 mg Ca, 12 mg P, 0,2 mg Fe, 590 SI, Vitamin A dan 6 mg Vitamin C, disamping buah untuk dikosumsi
segar, bijinya juga dapat dijadikan salah satu produk industri makanan ringan seperti kuaci (Suwandi, 2002). Buah semangka mempunyai harga yang relatif tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman semangka, dan ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian. Meningkatnya
produksi
buah-buahan
ini
berarti
kebutuhan
gizi
masyarakat dapat terpenuhi, selain itu juga dapat membatasi impor buah-buahan serta meningkatnya pendapatan petani itu sendiri. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan semakin baiknya pemasaran semangka, permintaan terhadap semangka juga makin tinggi, hal ini perlu di iringi dengan peningkatan produksi,mengingat masih rendahnya produksi semangka. Untuk meningkatkan produksi semangka pada lahan yang memiliki tingkat kesuburan yang rendah dapat dilakukan dengan memperbaiki kesuburan tanah baik melalui perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah dengan pemberian bahan organik (kompos) telah banyak dilakukan, sehingga tanah lebih gembur, kemampuan menahan air yang baik dan ketersediaan hara yang cukup. Kompos merupakan bahan organik yang telah melalui pelapukan oleh mikroba tanah. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. TKKS ini mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi (Fauzi, Widyastuti, Setyawibawa, 2006). Peningkatan produksi kelapa sawit sejalan dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Upaya untuk mengatasi hal tersebut, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) melakukan teknologi pengomposan dengan memanfaatkan hasil limbah pabrik menjadi kompos yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi yang tinggi. Bahan yang diperlukan untuk produksi kompos tersebut adalah Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit. Pengomposan merupakan proses dekomposisi bahan organik kompleks yang dilakukan oleh mikroorganisme sehingga menjadi bahan organik sederhana
yang kemudian mengalami mineralisasi sehingga menjadi tersedia dalam bentuk mineral yang dapat diserap oleh tanaman atau ogranisme lain. TKKS merupakan bahan organik kompleks yang komponen penyusunnya adalah material yang kaya unsur
karbon
(Sellulosa
42,7%,
Hemisellulosa
27,3%,
lignin
17,2%)
(Darnoko dan Sigit, 2006). Keunggulan kompos TKKS meliputi:memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan, membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan dapat diaplikasikan pada sembarang musim (Pasaribu, 2010). Kompos TKKS dapat diaplikasikan untuk berbagai tanaman sebagai pupuk organik, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk kimia. Penelitian aplikasi kompos TKKS pada tanaman cabe telah dilakukan di Kabupaten Tanah Karo pada tahun 2002, hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi kompos TKKS dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabe, yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk organik (kontrol) maupun aplikasi pupuk kandang. Aplikasi 0,25 kg dan 0,50 kg kompos TKKS dapat meningkatkan hasil cabe berturut-turut hingga 24% dan 45% dibanding perlakuan kontrol, sedangkan aplikasi pupuk kandang hanya dapat meningkatkan hasil sebesar 7% dibanding perlakuan kontrol (Refqi, 2010). Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh taraf dosis optimum dari kompos tandan kosong kelapa sawit yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka. BAHAN DAN METODE Percobaan telah dilaksanakan pada lahan kering di Kenagarian Aia Bangih, Kabupaten Pasaman Barat,dengan ketinggian tempat 600 meter dari permukaan laut, pada kondisi tanah yang gembur dan subur,yang berlangsung dari bulan September 2013 sampai Desember 2013. Bahan yang digunakan adalah benih semangka varietas New Dragon F1, pupuk Urea, pupuk SP36, pupuk KCl,
kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), Decis 2,5 EC, Dithane M 45, mulsa plastik. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor yaitu pemberian takaran TKKS yang berbeda – beda dengan 5 taraf dosis perlakuan dan 3 ulangan sehingga dalam percobaan ini dibutuhkan 15 plot percobaan dengan 4 tanaman per plot. Perlakuan yang dicobakan adalah 0 (T0), 2.5 (T1), 5(T2), 7.5(T3), dan10 (T4) ton/ha atau setara dengan 0, 0.375, 0.75, 1.125, dan 1.5 kg/lobangtanam. Data yang diperoleh disidik ragam.JikaF hitung besar dari F tabel pada taraf nyata 5% dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%. Vaiabel yang diamati adalah panjang tanaman, umur muncul bunga, jumlah bunga betina, jumlah putik, lingkaran buah, panjang buah, bobot per buah, bobot buah per batang, dan hasil buah per plot dan per Ha. HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Tanaman (cm) Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian kompos TKKS memberikan perbedaan yang nyata pada parameter panjang tanaman. Panjang tanaman yang dihasilkan berkisar antara 90,58-220,75 cm. Perlakuan 7,5 ton/ha menghasilkan panjang tanaman terpanjang dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan kompos TKKS yang diberikan pada berbagai takaran bisa dimanfaatkan tanaman dengan optimal sehingga hasil yang didapatkan berbeda satu sama lainnya. Tabel 1. Panjang tanaman semangka pada pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis Kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Panjang tanaman (cm) 90,58 a 128,58 a 142,50 a 220,75 b 138,92 a 13,96
Angka yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji DMRT pada taraf nyata 5%.
Panjang tanaman berpengaruh pada akibat pemberian kompos TKKS pada tanaman semangka karena TKKS dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Selain itu juga di pengaruhi oleh sifat genetik dari tanaman itu sendiri. Menurut Lakitan (2000) pertumbuhan terkonsentrasi pada jaringan meristem yang terdiri dari selsel baru yang dihasikan dari proses pembelahan sel dan yang menyebabkan bertambahnya ukuran tanaman adalah pembelahan sel tersebut. Umur Muncul Bunga Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian kompos TKKS dengan beberapa taraf dosis berbeda tidak nyata terhadap umur muncul bunga. Umur muncul bunga berkisar 23,75 - 23,83 hari setelah tanam (hst), jika dihubungkan dengan deskripsi tanaman, umur muncul bunga lebih cepat. Faktor lingkungan yang memiiki peranan dalam proses pembungaan ini adalah suhu dan cahaya, sedangkan secara internal proses pembungaan itu di atur oleh faktor genetika. Hal ini juga seperti yang dilaporkan oleh Ngadimin (2003) bahwa pembungaan itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor luar) dan genetik (faktor dalam). Tabel 2. Umur muncul bunga tanaman semangka dengan pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis Kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Umur muncul bunga (hst) 23,75 23,75 23,83 23,66 23,75 1,30
Angka pada umur muncul bunga tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Jumlah Bunga Betina Per Batang Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS memberikan berbeda tidak nyata terhadap jumlah bunga betina tanaman semangka. Hasil pengamatan yang diperoleh berkisar antara 12,00-10,91 buah. Tabel 3. Jumlah bunga betina tanaman semangka dengan pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS.
Taraf Dosis Kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Jumlah bunga betina (buah) 11,25 11,50 11,50 12,00 10,91 5,87
Angka pada jumlah bunga betina tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Hal ini disebabkan pembungaan tidak dipengaruhi oleh pemberian kompos TKKS karena terbentuknya bunga dipengaruhi oleh ruas tanaman semangka. Semakin banyak ruasnya, maka peluang munculnya bunga lebih besar. Selanjutnya pemberian kompos lebih utama pengaruhnya terhadap perbaikan fisik,kimia dan biologi tanah. Menurut Murbandono (2001), unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik lambat tersedia untuk pertumbuhan tanaman, akan tetapi dengan penggunaan pupuk organik perbaikan tanah akan terus berlangsung. Sejalan dengan Lingga dan Marsono (2003) ketersediaan hara yang cukup diperlukan selama fase generatif. Jumlah Putik Per Batang Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS memberikan berbeda tidak nyata terhadap jumlah putik tanaman semangka. Tabel 4. Jumlah putik tanaman semangka dengan pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Jumlah putik mati (buah) Jumlah putik hidup (buah) 5,00 6,00 6,33 7,00 6,00 5,41
4,00 3,50 3,50 3,16 2,83 4,04
Angka pada jumlah putik tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Hal ini dapat di hubungkan dengan jumlah bunga betina (Tabel 3) bahwa pemberian kompos TKKS tidak berpengaruh terhadap jumlah bunga betina,
sedangkan jumlah bunga betina sangat berpengaruh terhadap jumlah putik, sehingga jumlah putik pada percobaan ini juga relatif sama.kisaran jumlah putik semangka seluruhnya akibat pemberian kompos TKKS adalah 8,83-10,16 buah. Hal ini dimungkinkan karena munculnya putik selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan dalam hal pemberian kompos TKKS juga dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman itu sendiri. Lingkaran Buah Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS pada tanaman semangka berbeda tidak nyata terhadap lingkaran buah, kisaran lingkaran buah yang diperoleh adalah 54,02- 58,49 cm. Hal ini diduga kompos TKKS peranannya kurang berpengaruh. Namun sifat genetik lebih berpengaruh terhadap pembesaran lingkaran buah tanaman semangka. Tabel 5. Lingkaran buah tanaman semangka dengan pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Lingkaran buah (cm) 54,02 56,44 56,69 58,49 56,50 4,51
Angka pada lingkaran buah tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Lakitan (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan terkonsentrasi pada jaringan meristem yaang terdiri dari sel-sel baru yang dihasilkan dari proses pembelahan sel dan menyebabkan bertambahnya ukuran tanaman adalah pembesaran sel yang dihasilkan oleh pembelahan sel tersebut. Ditambahkan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (2001) menerangkan bahwa kompos dapat mengaktifkan biologi tanah, seperti jasat perombak N, jasat pelarut P dan membantu serapan fosfat. Panjang Buah Tabel 6 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS pada tanaman semangka berbeda tidak nyata terhadap panjang buah. Kisaran panjang buah 26,85-33,31 cm.
Tabel 6. Panjang buah tanaman semangka dengan pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis Kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Panjang buah (cm) 30,97 26,85 32,66 33,31 32,41 14,72
Angka pada panjang buah tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Kompos
dapat
memperbaiki
struktur
dan
tekstur
tanah,
dapat
menyediaakan ruang (pori-pori) bagi udara di dalam tanah dan dapat meningkatkan daya simpan air pada tanah yang memiliki daya simpan yang rendah. Sedangkan secara biologi kompos dapat menunjang kehidupan mikroorganisme
tanah
yang
Selanjutnya Lakitan (2012)
banyak
membantu
dalam
pertumbuhan.
menyatakan bahwa, cukupnya kebutuhan hara
tanaman baik unsur makro maupun mikro, akan meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas tanaman. Bobot Per Buah Tabel 7 memperlihatkan pemberian beberapa takaran kompos TKKS memberikan pengaruh nyata terhadap bobot per buah. Ini disebabkan besarnya bobot buah tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang cukup selama proses pembentukan buah semangka. Tersedianya hara sangat dipengaruhi oleh peranan kompos TKKS. Tabel 7. Bobot per buah tanaman semangka pada pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Bobot per buah (kg) 5,92 a 6,47 a 6,56 a 8,60 b 7,84 ab 9,20
Angka yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji DMRT pada taraf nyata 5%.
Keunggulan kompos TKKS yaitu mengandung unsur hara yang tinggi antara lain K 3.45%, P 0.002%, Ca 0.72%, Mg 0.54%, C 29.76%, N 1.98, C/N 15.03, Air 54.39. Kompos TKKS dapat memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menguntungkan antara lain membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah dan dapat diaplikasikan pada setiap musim (Iwan,2012). Bobot Buah Per Batang Tabel 8 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS pada tanaman semangka berbeda tidak nyata terhadap bobot buah per batang. Bobot buah berkisar antara 17,96-21,22 kg. Tabel 8. Bobot buah per batang tanaman semangka dengan pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS. Taraf Dosis Kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%)
Bobot buah per batang (kg) 17,96 19,15 19,90 21,22 18,78 9,47
Angka pada bobot buah per batang tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Hal ini disebabkan karena takaran kompos TKKS yang diberikan menyebabkan kemampuannya dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang rendah bila dibandingkan dengan pemberian kompos TKKS yang lebih banyak. Karena akan menyebabkan tanahnya kurang gembur, hara yang tersedia juga rendah, sehingga penyerapan hara juga rendah. Kekurangan hara dan air tersebut akan menyebabkan pembentukan buah akan menjadi terhambat, sehingga ukuran buahnya lebih besar. Berat Buah Per Plot dan Per Ha Tabel 9 memperlihatkan bahwa pemberian kompos TKKS mampu meningkatkan berat buah per plot dan per ha. Berat buah tertinggi diperoleh pada
pemberian 7,5 ton/ha dengan peningkatan hasil 13 kg atau 18,1 % kompos TKKS yaitu per plot setara dengan 84,86 kg /plot dan 141,43 ton/ha. Hal ini disebabkan karena unsur hara yang disumbangkan oleh kompos mencukupi kebutuhan tanaman semangka. Tabel 9. Berat buah per plot dan per ha tanaman semangka pada pemberian beberapa taraf dosis kompos TKKS Taraf Dosis kompos TKKS (Ton/ha) 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 KK (%) = 10,07
Berat buah/plot (kg) 71,86 76,60 79,60 84,86 75,13
Berat buah/ha (ton) 119,67 126,17 132,63 141,43 125,20
Angka pada berat buah per plot dan per ha tidak memperlihatkan perbedaan nyata menurut Uji F 5%. Pemberian kompos TKKS pada takaran 7,5 ton/ha merupakan takaran yang optimal, hal ini disebabkan karena unsur yang disumbangkan kompos pada takaran 7,5 ton/ha
mencukupi kebutuhan tanaman semangka. Hal ini erat
hubungannya dengan ketersediaan unsur hara yang seimbang dalam tanah baik unsur makro maupun mikro, sehingga mempengaruhi pertumbuhan generatif tanaman. KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pemberian takaran 7,5 ton/ha setara dengan 1,125 kg/lobang tanaman dengan kompos TKKS memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik bagi tanaman semangka.
DAFTAR PUSTAKA Darnoko dan Sigit, A.2006. Pabrik kompos di Pabrik sawit. Tabloid Sinar Tani, 9 Agustus 2006. 3 hal. Fauzi, Y., Widyastuti, Y.E., Setyawibawa, I., Hartono R. 2006. Kelapa sawit: Budidya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 167 hal.
Iwan, R. 2012. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Alternatif Pupuk Organik hhtp//blogger gaptek: Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai Alternatif Pupuk Organik. Diakses pada tanggal 29 maret 2013. Lakitan B,. 2000. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 203 hal. Lakitan, B. 2012. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 203 hal. Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk penggunaan pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. Rukmana. R. 2002. Budidaya semangka hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 74 hal. Suwandi W, F.A.2002. Bertanam semangka. Kanisius.