Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Pertumbuhan Tanaman Ganyong PadaPemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Di BawahTegakan Sawit The Effects Of Oil Palm Empty Bunch Compost Addition On Edible Canna Growth Under Palm Oil Crops Kartika1*), L. N. Sulistyaningsih1, Z. P. Negara1 1 Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya *) Penulis untuk korespondensi: HP +6285377752800 email:
[email protected] ABSTRACT The objective of this research was to evaluate the effects of oil palm empty bunch compost addition on edible canna (Canna edulis Ker.) growth under palm oil crops. The research was conducted from July 2014 to October 2014 at palm oil plantation in Gunung Megang, Muara Enim, South Sumatra. The research was arranged in Randomized Block Design with four treatments and three replications. The treatments were: control (K0), 250 g compost per plant (K1), 500 g compost per plant (K2), and 750 g compost per plant (K3). The results showed that oil palm empty bunch compost at all levelsdid not affect edible canna growth compared to control (non-treated plants) as indicated plant height, number of leaves, stomatal density, total chlorophyll, and chlorophyll a/b ratio. Key words: edible canna, oil palm empty bunch compost,palm oil.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman ganyong (Canna edulis Ker.) terhadap pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit di bawah kelapa sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kelapa Sawit Rakyat Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim selama 4 bulan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah dosis kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS), meliputi: Tanpa pemberian kompos TKKS (K0), 250 g TKKS per tanaman (K1), 500 g TKKS per tanaman (K2) dan 750 g TKKS per tanaman (K3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos TKKS untuk semua dosis yang dipakai pada penelitian ini tidak berpengaruh lebih baik dibandingkan tanpa pemberian kompos TKKS untuk peubah tinggi tanaman, waktu muncul tunas, jumlah daun, kerapatan klorofil, klorofil total dan rasio klorofil a/b. Kata kunci : ganyong, kelapa sawit, kompos tandan kosong kelapa sawit
PENDAHULUAN Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat dari 7.363.847 Ha pada tahun 2008 menjadi 9.572.715 Ha pada tahun 2012 (Direktorat Jendral Perkebunan, 2012).Luas perkebunan kelapa sawit diperkiraan akan terus meningkat dan merambah
2-1
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
wilayah penanaman tanaman pangan. Peningkatan luas perkebunan kelapa sawit menyebabkan ptoduksi tanaman pangan menurun.Penurunan produksi pangan akan menyebabkan kekurangan bahan pangan di Indonesia. Pemanfaatan bahan pangan alternatif yang dapat ditanam di antara tanaman kelapa sawit merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia. Umbi-umbian merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Keunggulan jenis tanaman umbi-umbian adalah kemampuannya tumbuh pada berbagai habitat. Ganyong merupakan tanaman yang cocok sebagai tanaman sela karena dapat tumbuh dengan baik di bawah naungan.Ganyong juga merupakan tanaman yang efisien dalam penggunaan Nitrogen, toleran terhadap kekeringan dan produktivitas yang tinggi (Hermann etal., 1999). Ganyong memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kadar pati dan gula yang tinggi pada ganyong juga dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi bioetanol (Trisunaryanti et al., 2011). Tanaman ganyong memerlukan unsur hara dan bahan organik untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Penyediaan unsur hara bagi tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kompos. Pemakaian pupuk kompos untuk pertanian memberikan keuntungan keuntungan ekologis maupun ekonomis. Bahan organik dalam pupuk berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.Struktur dan kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan penggunaan pupuk kompos (Nugraha dan Sulistyawati, 2010). Perkebunan sawit menghasilkan limbah padat dan limbah cair dalam jumlah yang besar. Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat yang dihasilkan dalam industri minyak sawit. Persentase TKKS terhadap tandan buah segar adalah sekitar 20 % dan tiap ton tandan kosong mengandung unsur hara 1,5 % N, 0,5 % P, 7,3 % K dan 0,9 % Mg (Purnamayani etal., 2012). Tandan kosong yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit dapat digunakan untuk melengkapi unsur hara bagi tanaman yang ditanam di sela perkebunan sawit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (2003), pemberian 250 g dan 500 g kompos TKKS dapat meningkatkan hasil cabai berturut-turut hingga 24 % dan 45 % dibanding tanpa pemberian kompos TKKS. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos TKKS sebanyak 500 g dapat meningkatkan produktivitas tanaman cabai secara signifikan. Menurut PPKS (2008), pada tanaman tomat, aplikasi 250 g dan 500 g kompos TKKS dapat meningkatkan produksi tomat berturut-turut hingga 70 % dan 53 % terhadap tomat tanpa pemberian kompos TKKS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman ganyong (Canna edulis Ker.) terhadap pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit sebagai tanaman sela kelapa sawit. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kelapa Sawit Rakyat Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.Penelitian ini dilakukan pada lahan sawit berumur 3 tahun dengan menggunakan bahan tanam berupa umbi ganyong varietas morados. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kamera, meteran, mikroskop, mistar, timbangan analitik dan spektofotometer.Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi tanaman ganyong varietas Morados dan pupuk kompos tandan kosong kelapa sawit.
2-2
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Lahan yang digunakan adalah barisan di antara tanaman kelapa sawit (gawangan).Persiapan lahan meliputi pembersihan rerumputan, pengajiran pembuatan lubang tanam. Lubang tanam dibuat berukuran 15 x 15 x 15 cm dengan jarak 75 x 100 cm. Persiapan bahan tanam, yaitu umbi tanaman ganyong varietas Morados, aksesi Palembang. Umbi dipotong-potong dan ditimbang dengan berat umbi 25-30 g yang mempunyai 1 mata tunas.Pupuk diberikan pada setiap lubang tanaman sesuai dosis yang digunakan sebelum penanaman. Pada perlakuan K1 diberikan 250 g TKKS/tanaman, K2 diberikan 500 g TKKS/tanaman, dan K3 750 g TKKS/tanaman.Penanaman dilakukan dengan memasukkan umbi ke dalam lubang tanam dengan mata tunas menghadap ke atas., kemudian permukaan tanah diratakan kembali.Kegiatan pemeliharaan meliputi pembumbunan, penyiangan gulma dan pengendalian hama penyakit. Penyiangan gulma dilakukan secara manual dan pengendalian hama penyakit dilakukan didasarkan ada atau tidaknya gejala serangan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan dosis kompos tandan kosong kelapa sawit. Perlakuan terdiri dari :K0, K1, K2 dan K3. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisa keragaman rancangan acak kelompok menurut Gomez dan Gomez.Jika F-Hitung lebih kecil dari F-Tabel 5%, maka perlakuan berpengaruh tidak nyata. Jika F-Hitung sama dengan F-Tabel 5%, maka perlakuan berpengaruh nyata (*). Jika F-Hitung lebih besar dari F-Tabel 5%, maka perlakuan berpengaruh sangat nyata (**).Bila perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata, maka kemudian dilakukan uji lanjutan dengan Polinomial Ortogonal pada taraf uji signifikan 5%. Data dianalisis dengan menggunakan program ms. Excel. HASIL Pertambahan Tinggi Tanaman Tinggi tanaman ganyong mengalami peningkatan dari pengamatan pertama sampai minggu ke 12.Rerata pertambahan tinggi tanaman tertinggi (16 cm) terlihat pada pengamatan 2 mst ke 4 mst dan terendah (0.2 cm) pada pengamatan 10 mst ke 12 mst (Gambar 1).
Gambar 1.Respon pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap pertambahan tinggi tanaman ganyong.
Hasil uji Polinomial Ortogonal pengaruh perlakuan kompos TKKS terhadap tinggi tanaman pada akhir pengamatan menunjukkan respon linear dengan persamaan Y = 3.10-5 x2 -0.05x + 40.583 (R² = 0.9993) adalah sebagai berikut :
2-3
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Gambar 2.Hubungan antara tinggi tanaman ganyong pada akhir pengamatan (12 mst) dengan dosis tandan kosong kelapa sawit
Jumlah Daun Jumlah daun tertinggi diperoleh dari tanaman tanpa pemberian kompos TKKS, yaitu dengan nilai rerata 3 daun dan yang terendah diperoleh dari perlakuan kompos TKKS 250 g, 500 g dan 750 g, yaitu dengan nilai rerata 2 helai daun (Gambar 3).
Gambar 3.Respon pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap jumlah daun tanaman ganyong.
Hasil uji Polinomial Ortogonal pengaruh perlakuan terhadap jumlah daun menunjukkan respon kuadratik dengan persamaan Y = 4.10 -6 x2 - 0.0042x + 2.95 (R² = 0.9333) adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Hubungan antara jumlah daun tanaman ganyong pada akhir pengamatan (12 mst) dengan dosis kompos tandan kosong kelapa sawit.
Kerapatan Stomata Kerapatan stomata tertinggi terdapat pada tanaman tanpa pemberian kompos TKKS dan TKKS 500 g yaitu dengan nilai rerata 128 stomata mm-2 dan yang terendah terdapat pada perlakuan 250 g dan 750 g yaitu 112 stomata per mm-2 (Gambar 5).
2-4
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9 Kerapatan Stomata (cm2 )
Dosis kompos TKKS (g)
Gambar 5. Respon pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap kerapatan stomata tanaman ganyong pada akhir pengamatan (12 mst).
Klorofil Total Klorofil total tertinggi terdapat pada perlakuan TKKS 500 g yaitu dengan nilai 80.50 mg dm-2 dan yang terendah terdapat pada perlakuan TKKS 750 g dengan nilai rerata 66.89 mg dm-2 (Gambar 6). Klorofil total (mg dm-2 )
Dosis kompos TKKS (g)
Gambar 6. Respon pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap klorofil total tanaman ganyong pada akhir pengamatan (12 mst).
Rasio Klorofil a/b Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rasio klorofil a/b yang tertinggi terdapat pada tanaman tanpa pemberian kompos TKKS dan TKKS 250 g yaitu dengan nilai 0.98 dan yang terendah terdapat pada perlakuan TKKS 500 g dengan nilai 0.89 (Gambar 7).
2-5
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Gambar 7. Respon pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap rasio klorofil a/b tanaman ganyong pada akhir pengamatan (12 mst).
PEMBAHASAN Penanaman di musim kemarau seperti terjadi pada penelitian yaitu dari bulan Juli sampai dengan Oktober tahun 2014 juga mempengaruhi waktu muncul tunas. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (2014), jumlah hujan bulan Juli sebesar 123 mm, setelah penanaman tanaman ganyong pada tanggal 19 Juli 2014, jumlah hujan adalah 35 mm. Jumlah hujan bulan Agustus adalah 7 mm, bulan September tidak ada catatan hujan atau 0 mm dan bulan Oktober adalah 18 mm. Menurut Moorby dan Milthorpe (1975), laju pertumbuhan tunas tergantung pada suhu dan kelembaban. Pada kondisi tanah kering, umbi kehilangan bobot sehingga tunas tumbuh lebih lambat. Penanaman pada musim kemarau menyebabkan pertumbuhan tanaman ganyong terhambat.Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan air di tanah. Pada kondisi cekaman kekeringan, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Pada musim kemarau, tumbuhan sering mengalami kekurangan pasokan air di daerah perakaran dan laju evapotranspirasi yang melebihi laju absorbsi air oleh tanaman.Gardner (1985), menyatakan bahwa selama perkembangan vegetatif kekurangan air dapat mengurangi laju perluasan daun dan perpanjangan batang. Pertumbuhan tinggi tanaman yang tertinggi terlihat perlakuan K0 (Tanpa pemberian kompos TKKS) dan terendah pada perlakuan dengan pemberian kompos TKKS 750 g. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit tidak menyebabkan tinggi tanaman ganyong meningkat, terlihat bahwa semakin banyak dosis pupuk kompos TKKS yang diberikan menyebabkan tinggi tanaman ganyong semakin terhambat. Hal ini diduga karena unsur hara tanah di lokasi penelitian tersedia cukup untuk pertumbuhan tanaman ganyong.Turmudhi (2010) menyatakan bahwa, pemupukan yang melebihi kebutuhan tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena penyerapan unsur hara lain oleh akar tanaman menjadi terhambat atau terjadi keracunan dan dapat menyebabkan kematian. Hasil analisis di laboratorium menunjukkan bahwa kandungan N-total tanah di lokasi penelitian adalah 0.21%. Menurut Goh dan Chew (1997), N-total tanah berkisar 0,150,25% berstatus tinggi. Menurut Turmudhi (2010), ketersediaan unsur N pada saat pertumbuhan berpengaruh dalam meningkatan tinggi tanaman dan panjang malai. Pemberian pupuk N melebihi dosis optimal menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Suhartini (2004), jumlah N yang tinggi memacu penyerapan unsur Fe, kelebihan Fe dapat membentuk lapisan oksida ferri pada permukaan akar, sehingga menghambat penyerapan hara dan menurunkan daya oksidasi akar.
2-6
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
Fospor merupakan unsur hara penting pada tanaman untuk proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel. Kandungan P-Bray pada lokasi penelitian adalah 20.7 ppm (rendah). Kelebihan unsur hara P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu) dan seng (Zn) terganggu dan tumbuhan kerdil (Hermawan, 2013). Kalium adalah unsur hara ketiga yang dibutuhkan tanaman setelah N dan P. Kandungan K-dd di lokasi penelitian adalah 0.20 me/100g (sedang). Sudaryono (2009) menyatakan bahwa apabila pupuk Nitrogen dan Fosfor juga diberikan dalam jumlah yang cukup, tetapi bila terjadi konsumsi Kalium yang berlebihan maka konsentrasi Kalium dalam jaringan tumbuhan meningkat, akibatnya translokasi kation lain terutama Mg akan terganggu. Menurut Taufik (2014), Mg mempengaruhi ketersediaan klorofil, terganggunya penyerapan Mg menyebabkan pembentukan klorofil berkurang dan menghambat proses fotosintesis. Jumlah daun yang pada tanaman tanpa pemberian kompos TKKS lebih banyak yaitu tiga helai dan 250 g , 500 g dan 750 g hanya 2 helai. Menurut Muhsanati (2006), jumlah daun suatu tanaman dipengaruhi oleh lingkungan dan genetis tanaman tersebut. Hasil penelitian data kerapatan stomata tanaman ganyong dapat dilihat pada Gambar 4.5.Perlakuan kompos TKKS tidak memberikan respons atau pengaruh yang signifikan terhadap kerapatan stomata. Penelitian Miskin et al. (1992) dalam Lestari (2005), menunjukkan kerapatan stomata yang tidak berbeda pada tanaman yang tumbuh di dalam lingkungan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit menghasilkan kandungan klorofil yang berbeda pada setiap perlakuan.Klorofil tanaman ganyong dipengaruhi oleh pengaruh naungan oleh tanaman kelapa sawit. Levitt (1980) dalam Musyarofah et al. (2007) menyatakan bahwa, semakin tinggi tingkat naungan maka tanaman akan melakukan adaptasi atau penghindaran terhadap cekaman naungan dengan cara meningkatkan efisiensi penangkapan cahaya tiap unit area fotosintetik yaitu dengan meningkatkan jumlah klorofil per unit luas daun dan penurunan rasio klorofil a/b.Jumlah klorofil b yang lebih tinggi dipengaruhi oleh adanya naungan. Menurut Sirait (2008) peningkatan klorofil b pada tanaman adalah upaya penyesuaian secara fisiologis terhadap kondisi naungan untuk mengoptimalkan penangkapan cahaya, karena klorofil b berperan secara langsung sebagai antena penangkap cahaya. Peningkatan jumlah klorofil b berhubungan dengan peningkatan protein klorofil sehingga akan meningkatkan efisiensi fungsi antena fotosintetik pada Light Harvesting Complex II yang mengakibatkan efisiensi penangkapan cahaya meningkat. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian kompos TKKS untuk semua dosis yang dipakai pada penelitian ini tidak berpengaruh lebih baik dibandingkan tanpa pemberian kompos untuk semua peubah pertumbuhan tanaman ganyong yang diamati.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan pada pihak yang memberikan dukungan dalam penelitian atau penulisan makalah, baik sebagai mitra konsultasi dan/atau penyandang dana.
2-7
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015 ISBN: 979-587-580-9
DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2014. Data Informasi Iklim. BMKG Klas 1 Kenten : Palembang. Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia : Jakarta. Gardner,F.B., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. Iowa State University Press, AMES.327 p. Goh dan Chew. 1997. Nutrient Balance Approach. http://www.aarsb.com. my/fertilizermanagement-computation(Diakses pada tanggal 29 Desember 2014). Hermann, M., N.K. Quynh, dan D. Peters. 1999. Reappraisal of Edible Canna as a HighValue Starch Crop in Vietnam. CIP Program Report 1997-98. Lima Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.2003. Inovasi Teknologi Kompos Produk Samping Kelapa Sawit.digilib.litbang.deptan.go.id/ repository /index.php/repository/…/557 (Diakses pada tanggal 5 Mei 2014). Moorby and F. L. Milthorpe.1975. Potato In L. E. Evans ed. Crop physiology, some case histories. Cambridge Univ. Press: London. Musyarofah, N., S. Susanto, S. A. Aziz, dan S. Kartosoewarno. 2007. Respon Tanaman Pegagan (Centella asiatica L. Urban) Terhadap Pemberian Pupuk Alami di Bawah Naungan.Buletin Agronomi (35) (3) Halaman 217 – 224. Nugraha, R dan E. Sulistyawati.2010. Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan Sebagai Pupuk Organik Dalam Meningkatkan Produktivitas dan Menurunkan Biaya Produksi Budidaya Padi.Prosiding Seminar Nasional Biologi XX & Kongres Perhimpunan Biolobi Indonesia XIV. 24-25 Juli 2009, UIN :Malang. PPKS, 2008.Aplikasi Kompos TKS Pada Kelapa Sawit TM. Pusat Penelitian Kelapa Sawit : Medan. Purnamayani, R., B.S. Busyra, P. Hendri, dan E. Syafri. 2012. Kajian Pemanfaatan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Substitusi Pupuk Kalium Mendukung Pertanian Sayuran Organik di Provinsi Jambi.Laporan Akhir Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa. PKPP, Jambi. Sirait, J. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbuhan Rumput pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. Loka Penelitian Kambing Potong. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol. 13 No.2. Halaman 109-116. Suhartini, T. 2004. Perbaikan Varietas Padi untuk Lahan Keracunan Fe.Buletin Plasma Nutfah Vol.10 No.1. Halaman 1-11. Taufik, D. 2014. Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman.http:organichcs.com/2014/05/03/unsur-makro-dan-mikro-yang dibutuhkan -oleh-tanaman/ (Diakses pada tanggal 29 Desember 2014). Trisunaryanti, W., K. Dewi dan E. S. Soetarto. 2011. Development of Bioethanol Production From Canna (Canna edulis Ker.) Rhizome.International Conference on Biology, Environment and Chemistry article
2-8