PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK ORGANIK DAN DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays) Ahmad Nadhira1dan Herawaty2 1
Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Chut Nyak Dhien 2 Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan
ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk organik dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi jagung ( Zea mays L.) di tanah oxisol.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung morawa,Deli Serdang selama 3 (tiga) bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK).Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan perlakuan.Faktor pertama adalah faktor pemberian dosis pupuk organik yaitu : O1 =100 gram/lubang,O2 = 150 gram/lubang,O3 = 200 gram/lubang.Faktor kedua adalah faktor pemberian pupuk kalium yaitu : K0 = tanpa pemberian pupuk kalium,K1 = 20 gram/lubang,K2 = 30bgram/lubang,K3 = 30 gram/lubang.Parameter yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm),Jumlah Daun (helai),Lilitan Batang (mm),Bobot Tongkol per Plot (gram),Bobot Pipilan per Tongkol (gram),Bobot pipilan per Plot (gram0,Rata-rata Bobot 100 Biji butir Kering (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk organik dan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati.Hasil yang terbaik diperoleh pada pemberian pupuk organik (O3 = 200 gram/lubang) dan hasil yang terendah ditunjukkan pada perlakuan pemberian dosis pupuk Organik (O1 = 100 gram/lubang).Sedangkan hasil yang terbaik diperoleh pada pemberian pupuk kalium ditunjukkan pada perlakuan pemberian dosis pupuk Kalium (K3 = 40 gram /lubang) dan hasil yang terendah ditunjukkan pada perlakuan pemberian dosis pupuk Kalium (K1 = 20 gram/lubang). Keywords: Pupuk Organik, Pertumbuhan dan Produksi, Tanah Oxisol
PENDAHULUAN
J
agung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah berassebagai salah satu sumber bahan pangan,jagung telah menjadi komoditas utama setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia,jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama.Tidak hanya sebagai salah satu bahan pangan,jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak dan industri (Purwono dan Hartono,2007) Komoditas jagung hingga kini masih sangat diminati oleh msyarakat dunia.Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun.Sebanyak 42 persen diantaranya merupakan kebutuhan masyarakat di benua Amerika.Indonesia memiliki peluang menjadi pemasok kebutuhan dunia karena memiliki ketersediaan lahan yang cocok ditanami jagung. Produktivitas jagung di Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal.Pada tahun 2005
misalnya,Indonesia mengimpor jagung 1.8 juta ton,dan pada tahun 2010 mengimpor lebih dari 2.2 juta ton.Pada tahun juga diprediksi kuantitas impor jagung akan lebih tinggi lagi (Yulizar,2012). Hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi jagung di Indonesia belum maksimal.Indonesia akan terus mengimpor jagung kalau produksi tidak digenjot,namun masih dapat ditingkatkan lagi untuk menambah devisa negara (Sihombing,2007). Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri diarahkan pada pemanfaatan lahan marginal karena terbatasnya lahan subur.Kendala yang umum dijumpai pada lahan marginal antara lain rendahnya kesuburan tanah. Menurut Sarief (1995), Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari campuran kotoran ternak dan urin serta sisa-sisa makanan yang tidak dihabiskan dan umumnya berasal dari ternak sapi, ayam, kerbau, kuda babi dan kambing. Rosmarkam dan Yuwono (2002), menyatakan bahwa pupuk kandang mempunyai beberapa manfaat dari penggunaannya pada tanaman. Pupuk kandang dapat menyediakan unsur hara makro (N, P, K) dan Mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Daya ikat ionnya tinggi sehingga akan
17
Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik... (Ahmad Nadhira dan Herawaty)
mengefektifkan penggunaan pupuk anorganik dengan meminimalkan kehilangan pupuk anorganik akibat penguapan atau tercuci oleh hujan. Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur tanah sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki. Kendala yang umum dijumpai pada lahan marginal antara lain kesuburan tanah seperti tanah oxisol.Tanah oxisol adalah termasuk kelompok golongan dari tanah merah (Soepraptohardjo, 1961 dalam Buuman,1980).Ketersediaan unsur K di tanah oxisol sangat rendah,sebagai akibat dari pelapukan lanjut dan terikat menjadi bentuk yang tidak tersedia untuk tanaman yaitu Fe-P, Al-P, FeAl-P dan bentuk lainnya.Untuk itu pupuk kalium sangat penting peranannya diberikan ditanah oxisol untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanaman jagung.Hal ini dikarenakan fungsi dari kalium terkait dengan peningkatan pertumbuhan akar,pembentukan selulosa,aktivasi enzim, fotosintesis, transportasi gula dan pati, memproduksi butir kaya dipati juga meningkatkan kandungan protein tanaman,mempertahankan turgor, mengurangi penyakit tanaman dan nematoda (Thomson,2008). Peran kalium tersebut dimaksudkan sebagai upaya dalam peningkatan produksi dan kualitas jagung sehingga usaha tani dapat ditingkatkan.Efisiensi usaha tani yang tinggi akan meningkatkan keuntungan bagi petani. Selain pemberian pupuk kalium,pemberian pupuk organik juga sangat penting karena pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas lahan secara berkelanjutan.Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Berdasarkan uraian diatas maka perlu untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk organik dan dosis pemberian pupuk Kalium terhadap pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) di Tanah Oxisol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung di tanah oxisol dan untuk mengetahui pengaruh dosis pemberian pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi jagung di tanah oxisol, serta mengetahuipengaruh interaksi antara dosis pupuk organik dan dosis pemberian pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi jagung di tanah oxisol.
METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Morawa,Deli Serdang Sumatera Utara dengan ketinggi tempat ±25m diatas permukaan laut.Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul,bambu,meteran, tali plastik, timbangan,dan karung plastik.Bahan yang digunakan adalah benih jagung varietas Pioner (P21),pupuk organik,urea,NPK Ponska (15:15:15). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua perlakuan yaitu : Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk organik dengan 3 taraf O1 = 100 gram /lubang O2 = 150 gram/lubang O3 = 200 gram/lubang Faktor kedua adalah pemberian dosis pupuk kalium dengan 4 taraf K0 = kontrol/tanpa pemberian pupuk kalium K1 = 20 gram/lubang K2 = 30 gram/lubang K3 = 40 gram/lubang Dalam penelitian ini terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan sehingga diperoleh 36 plot perlakuan.Kombinasi perlakuan tersebut sebagai berikut : 01K0 02K003K0 01K1 02K103K1 01K2 02K203K2 01K3 02K303K3 Jarak antar ulangan = 100 cm Jumlah plot = 36 plot Jarak antar plot = 50 cm Jumlah ulangan = 3 ulangan Jarak tanaman = 80 cm x 40 cm Jumlah tanaman per = 4 tanaman Jumlah tanaman sampel per = 3 tanaman Jumlah tanaman keseluruhan = 180 tanaman Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dengan mengolah tanah sebelum penanaman.Lahan juga harus dibersihkan dari gulma yang tumbuh dengan cara dibabat, kemudian dicangkul dan diratakan. Kemudian langkah berikutnya pada lahan pelaksanaan penelitian adalah pembuatan bedengan sesuai dengan kapasitas banyaknya tanaman dan ukuran jarak tanaman yang sudah direncanakan sebelumnya.
18 Penanaman Penanaman benih jagung dilakukan pada pagi hari dengan cara lubang adalah 2 biji dengan jarak tanaman 80 cm x 40 cm. Pemupukan Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik.Pupuk organik yang diberikan dengan dosis yang berbeda untuk setiap perlakuan.Sebagai pupuk dasar diberikan seluruhnya 1 minggu sebelum penanaman.Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk kalium dan NPK Ponska ( 15:15:15). Pemeliharaan a. Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut langsung gulma yang tumbuh dalam lahan penelitian. b. Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi hari dan sore hari dengan menggunakan gembor secukupnya.Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tidak perludilakukan penyiraman karena hujan yang turun telah dapat memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Parameter Yang Diamati Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun.Tinggi tanaman dilakukan 2 minggu setelah tanam(MST). Interval pengamatan dilakukan 1 minggu sekali dengan 2,3,4,5,6,7 MST. Jumlah Daun Perhitungan jumlah daun dilakukan ketika daun telah membuka sempurna.Interval pengamatan dilakukan 2 minggu seteleh tanam. Lilitan Batang (mm) Lilitan batang dilakukan dengan cara melilit batang menggunakan meteran/schifer Bobot Tongkol per plot (Kg) Menghitung berat jagung yang sudah dipipil dengan cara menimbangbobot pipilan pada tiap plot. Bobot pipilan per tongkol (g) Menghitung berat jagung pada tiap tongkol dengan cara menimbang pipilan tersebut. Bobot Pipilan per plot (Kg) Menghitungberat jagung yang sudah dipipil dengan cara menimbang bobot pipilan pada tiap plot. Bobot 100 butir (g) Untuk mengetahui bobot pada 100butir jagung tersebut dengan cara menimbangnya.
Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 16-22
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman ( cm ) Berdasarkan daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan pupuk organik dan pupuk kalian berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 sampai 6 minggu setelah tanam. Uji beda rata-rata tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat tinggi tanaman tertinggi pada umur 6 MST akibat pemberian pupuk organik terdapat pada perlakuan O1 (100 g/lubang) yaitu 183.21 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan O2 = 150 gram/lubang yaitu 1765. 57 cm. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Akibat Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk Kalium Perla kuan
Tinggi Tanaman (cm) Pada Berbagai Tingkat Umur 2 3 4 5 6 O1 17.93 b 30.65 87.86 111.48 a 183.21 a O2 19.60 a 28.68 82.85 115.48 a 165.57 b O3 18.40 b 29.96 86.69 105.50 b 173.67 b K0 18.33 a 28.76 81.18 c 97.83 c 158.86 c K1 18.84 a 29.12 84.31 b 120.53 a 171.22 b K2 18.84 a 30.02 88.15 a 113.67 b 179.58 ab K3 18.55 a 31.15 89.58 a 110.66 b 186.93 a O1K0 17.60 29.44 82.30 93.65 164.28 O1K1 19.80 25.22 88.42 123.73 181.43 O1K2 17.60 32.11 88.56 113.25 189.27 O1K3 18.00 31.85 92.14 115.30 197.85 O2K0 19.73 28.12 78.03 105.68 154.41 O2K1 18.80 28.28 81.34 126.10 161.44 O2K2 17.20 28.80 84.74 116.00 173.19 O2K3 20.13 29.51 87.27 112.33 173.25 O3K0 19.20 28.74 83.21 94.15 157.89 O3K1 18.93 29.85 83.17 111.75 170.80 O3K2 18.73 23.64 91.09 111.75 176.30 O3K3 18.00 22.07 89.27 104.33 189.69 Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan
Untuk perlakuan pupuk Kalium tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan K3 = 40 gram/lubang yaitu 186.93 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 158.86 cm, sedangkan untuk pengaruh interaksi antara kedua perlakuan
Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik... (Ahmad Nadhira dan Herawaty)
tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan O1K3 yaitu 197.85 cm. Jumlah Daun ( helai ) Bahwa perlakuan pupuk organik dan pupuk kalium berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun pada umur 2, 3, 4, dan 6 minggu setelah tanam, sedangkan untuk umur 5 minggu setelah tanam berpengaruh nyata. Uji beda rata – rata jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 2. Pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap jumlah daun pada umur 6 MST terdapat pada perlakuan O2 (150 gram/lubang) yaitu 15.46helai dan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan O1( 100 gram/lubang) yaitu 15.25helai. Untuk perlakuan pupuk Kalium jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan K2(30 gram/lubang) yaitu 16.29 helai dan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 13.93 helai, sedangkan untuk pengaruh interaksi antara kedua perlakuan tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan O2K1yaitu 15.87 helai. Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Akibat Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk Kalium Perla kuan O1 O2 O3 K0 K1 K2 K3 O1K0 O1K1 O1K2 O1K3 O2K0 O2K1 O2K2 O2K3 O3K0 O3K1 O3K2 O3K3
Tinggi Tanaman (cm) Pada Berbagai Tingkat Umur 2 3 4 5 6 3.74 4.47 12.42 13.38 b 15.25 3,72 4.43 12.56 14.95 a 15,46 3.82 4.51 12.77 15.17 b 15.27 3.75 4.38 12.69 14.78 13.93 3.76 4.44 12.21 14.71 15.63 3.77 4.52 12.56 14.27 16.29 3.76 4,54 12.87 14.18 15.45 3.82 4.47 12.00 12.40 12.93 3.78 4.47 11.61 13.87 15.60 3.71 4.42 12.67 15.80 15.80 3.63 4.53 12.95 12.87 13.53 3.61 4.31 12.61 15.27 15.73 3.74 4.34 12.45 15.60 15.87 3.76 4.59 12.50 12.53 13.87 3.78 4.48 12.61 12.87 15.20 3.80 4.36 13.00 13.47 13.73 3.77 4.50 12.56 12.80 13.20 3.84 4.55 12.47 14.00 14.27 3.85 4.62 13.06 14.73 15.07
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan
19
Lilitan Batang ( mm ) Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan pupuk organik dan pupuk kalian berpengaruh sangat nyata terhadap lilit batang tanaman jagung.Uji beda rata – rata lilit batang dapat dilihat pada tabel 3. Dari tabel 3 dapat dilihat pada pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap lilit batang pada umur 6 MST terdapat pada perlakuan O2 (150 gram/lubang) yaitu 27.60 mm. Untuk perlakuan pupuk Kalium lilit batang tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (20 gram/lubang) yaitu 29.19 mm dan lilit batang terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 21.51 mm, sedangkan untuk pengaruh interaksi antara kedua perlakuan lilit batang tertinggi terdapat pada perlakuan O2K1yaitu 33.88 mm. Tabel 3. Rata-rata Lilitan Batang (mm) Akibat Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik Dan Dosis Pupuk Kalium Perla kuan O1 O2 O3 K0 K1 K2 K3 O1K0 O1K1 O1K2 O1K3 O2K0 O2K1 O2K2 O2K3 O3K0 O3K1 O3K2 O3K3
Tinggi Tanaman (cm) Pada Berbagai Tingkat Umur 2 3 4 5 6 5.22 10.34 b 14.48 b 18.72 b 24.42 b 5.23 13.16 a 17.46 a 21.84 a 27.60 a 5.56 9.83 b 14.04 b 18.16 b 24.42 b 5,14 7.44 b 11.59 b 15.81 b 21.51 b 5.22 13.86 a 18.17 a 22.48 a 29.19 a 5.31 12.21 a 16.47 a 20.67 a 26.11 a 5.27 10.94 a 15.14 a 19.34 a 25.11 a 5.16 6.78 10.85 15.25 20.56 5.36 13.02 17.21 21.32 27.74 5.23 11.30 15.45 19.68 24.86 5.13 10.26 14.44 18.67 24.51 5.08 7.85 12.07 16.20 21.89 5.12 17.55 22.01 26.75 33.88 5.38 14.49 18.78 23.20 28.30 5.34 12.75 16.97 21.20 26.34 5.19 7.67 11.85 16.03 22.08 5.18 11.00 15.30 19.37 25.96 5.33 10.83 14.99 19.11 25.17 5.32 9.82 14.02 18.14 24.47
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan
20
Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 16-22
Rata-rata Bobot Pipilan Per Tongkol (gram) Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan pupuk organik dan pupuk kalian berpengaruh sangat nyata terhadap bobot pipilan per tongkol jagung.Uji beda rata – rata bobot pipilan per tongkol dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 dapat dilihat pada pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap bobot pipilan per tongkol tertinggi pada umur 6 MST terdapat pada perlakuan O1 (100 gram/lubang) yaitu 48.56 gram dan bobot pipilan per tongkol terendah terdapat pada perlakuan O2(150 gram/lubang) yaitu 45.62 gram. Untuk perlakuan pupuk Kalium bobot pipilan per tongkol tertinggi terdapat pada perlakuan K1 (20 gram/lubang) yaitu 48.04 gram dan bobot pipilan per tongkol terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 44.32 gram. Tabel 4. Rata-rata Bobot Pipilan Per Tongkol (gram) Perla kuan O1 O2 O3 Rerata
KO
K1
K2
K3
Rataan
43.63 45.71 43.47
44.58 44.10 43.43
44.87 44.20 42.78
46.20 44.48 42.73
48.56 a 45.62 b 47.94 a
Rata-rata Bobot Tongkol Per Plot (gram) Uji beda rata – rata tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 6. Dari tabel 6 dapat dilihat pada pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap tinggi tanaman pada umur 6 MST terdapat pada perlakuan O2 (150 gram/lubang) yaitu 793.42 gram dan terendah terdapat pada perlakuan O3 (200 gram/lubang) yaitu 732.25 gram. Untuk perlakuan pupuk Kalium bobot tongkol per plot tertinggi terdapat pada perlakuan K1(20 gram/lubang) yaitu 946.56 gram dan terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 469.56 gram. Tabel 5. Rata-rata Bobot Pipilan Per Plot (gram) Perla kuan
KO
K1
K2
K3
Rataan
O1 O2
220.00 248.33 271.67 265.00 262.33 268.33 288.33 326.67
251.25 286.41
O3
241.67 258.33 333.33 340.00
293.33
Rerata
241.33 258.33 297.77 310.55
276.99
Keterangan : angka-angka yg diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji Duncan.
Tabel 6. Rata-rata Bobot Tongkol Per Plot (gram)
44.32 a 48.04 a 46.27 b 44.87 b
Keterangan : angka-angka yg diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji Duncan.
Rata-rata Bobot Pipilan Per Plot (gram) Dari daftar sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan pupuk organik dan pupuk kalian berpengaruh sangat nyata terhadap bobot pipilan per tongkol jagung.Uji beda rata – rata bobot pipilan per tongkol dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 5 dapat dilihat pada pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap tinggi tanaman pada umur 7 MST terdapat pada perlakuan O3 = 200 gram/lubang yaitu 3323.99 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan O1 = 100 gram/lubang yaitu 1005.00 cm. Untuk perlakuan pupuk Kalium tinggi tanaman terdapat pada perlakuan K3 = 40 gram/lubang yaitu 931.67 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 724.00 cm.
Perla kuan O1 O2 O3 Rerata
KO
K1
K2
K3
Rataan
446.0 489.0 473.7
915.3 1043.3 881.0
855.0 913.7 796.0
833.7 754.3 778.3
762.50 b 793.42 a 732.25 c
469.5 d 946.56 a 854.89 b 788.78 c
Keterangan : angka-angka yg diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji Duncan.
Rata-rata Bobot 100 biji (gram) Uji beda rata – rata tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 7. Dari tabel 7 dapat dilihat pada pengaruh pemberian pupuk Organik terhadap tinggi tanaman pada umur 7 MST terdapat pada perlakuan O3 = 200 gram/lubang yaitu 109.84 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan O1 = 100 gram/lubang yaitu 106.80 cm. Untuk perlakuan pupuk Kalium tinggi tanaman terdapat pada perlakuan K3 = 40 gram/lubang yaitu 82.96 cm dan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan K0 = kontrol/tanpa pupuk yaitu 79.84 cm.
21
Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik... (Ahmad Nadhira dan Herawaty)
Tabel 7. Rata-rata Bobot 100 biji (gram) Perla kuan
KO
K1
K2
K3
Rataan
O1 O2 O3
26.17 26.67 27.00
26.50 26.83 27.37
26.70 27.17 27.50
27.43 27.53 28.00
26.70 27.05 27.47
Rerata
26.61
26.90
27.12
27.65
27.07
Keterangan : angka-angka yg diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji Duncan.
Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Dari hasil statistik diperoleh bahwa perlakuan pupuk organik menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.Pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung kemungkinan karena pupuk organik yang diberikan memiliki unsur hara yang benar-benar dibutuhkan oleh tanaman jagung dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya.Bakteri pengikat nitrogen yang ada didalam pupuk organik juga menambah kemampuan tanah dalam memberikan unsur nitrogen kepada tanaman secara terkendali (Anonimus, 2000). Pupuk organik juga mengandung unsur-unsur mineral yang amat dibutuhkan oleh tanah dan tanaman, selain itu pupuk organik mengandung humus yang berfungsi merangsang proses kegiatan kehidupan mikroorganisme dalam tanah sehingga mineral yang terikat dalam susunan tanah akan dilepaskan. Pengaruh Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Dari hasil percobaan yang telah dianalisa secara statistik pemberian pupuk Kalium memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter. Adanya pengaruh yang berbeda sangat nyata pada parameter tersebut diatas diduga bahwa perlakuan pupuk kalium dapat memperngaruhi pertumbuhan tanaman, sehingga dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan sel-sel dan jaringan meristem serta organ generatif tanaman.Unsur K berperan penting sebagai katalisator terutama dalam perubahan protein dan asam amino serta berperan dalam menyusun dan pembongkaran karbohidrat (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1990). Heddy (1989) menyatakan bahwa perpanjangan sel dan pembesaran sel terjadi pada
pembentukan sel-sel. Selama terjadi pertumbuhan dan perkembangan ini tumbuhan memerlukan unsur hara esensial yang memegang peranan penting pada proses pembelahan dan pembesaran sel. Harjadi (1983) menyatakan bahwa pertambahan ukuran tanaman dan berat kering suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma, yang mungkin terjadi karena ukuran sel maupun jumlahnya bertambah. Pertambahan protoplasma adalah suatu proses dimana air, karbohidrat dan garam-garam organik diubah menjadi bahan-bahan hidup. Sedangkan tidak adanya pengaruh yang nyata pada parameter tinggi tanaman, lilit batang dan luas daun kemungkinan disebabkan oleh faktor genetis dari tanaman itu sendiri. Menurut Yatim (1983) bahwa karakterkarakter suatu tanaman ditentukan oleh sifat genetis tanaman yang berinteraksi dengan faktor lingkungan. Dalam hal ini pengaruh pupuk kalium merupakan faktor lingkungan yang kurang dapat berinteraksi dengan sifat genetis tanaman itu sendiri, sehingga pengaruhnya tidak nyata walaupun bibit yang ditanam adalah bibit yang seragam dan berasal dari varietas yang sama. Pengaruh Interaksi Dari Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan berdasarkan analisa data secara statistik menunjukkan bahwa pengaruh pemberian pupuk organik dan Pupuk kalium, menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati. Pengaruh yang berbeda tidak nyata ini kemungkinan disebabkan oleh kedua faktor bekerja sendiri-sendiri dan tidak saling mendukung.
KESIMPULAN Hasil penelitian atas pengaruh pembarian pupuk organik dan pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Perlakuan pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Hasil yang terbaik diperoleh pada perlakuan O2 (150 gram/lubang).
22 2.
3.
Agrica Ekstensia. Vol. 9 No. 2 Nopember 2015: 16-22
Perlakuan pemberian pupuk Kalium berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan K1 (20 gram/lubang). Interaksi antara perlakuan pemberian pupuk organik dan pupuk kalium memberikan hasil yang berbeda tidak nyata pada semua parameter yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z. 1982. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur tumbuh. Penerbit Angkasa Bandung. Anonimus. 1983. Pedoman Bercocok Tanaman Padi, Palawija, sayur-sayuran. Departemen Pertanian Satuan Pengendalian Bimas. Jakarta. ---------------. 1994. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Balai Informasi Pertanian Kalimantan Tengah. Dartius. 1988. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian USU Medan. Djoehana. 1986. Pengantar Fisiolagi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Dwijoseputro. 1988. Pengantar Fisiologi. Penerbit PT.Gramedia. Jakarta. Hardjadi, S.S. 1984. Pengantar Agronomi. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Hardjowigeno, S. 1989. Iklim Tanah. Medya Tama Sarana Perkasa. Jakarta. Hakim, N., M. Yusuf Nyokpai, AM. Lubis, Sutopo Ghani, Nugroho, M.Rusdi Saul, M.Amin Diha, Go Ban Hong, H.H. Bailey. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah Universitas Lampung. Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Topik. Penerbit Bina Aksara. Jakarta. Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit Swaadaya. Jakarta. Rismunandar. 1988. Pupuk Daun. PT. Tarate Bandung. Rahayu, E, V.A, Berliana Nur. 1999. Bawang Merah. Penerbit Penebar Swadaya.
Saref, S. 1995. Kesuburah dan Pemupukan Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana Bandung. Sonarjono, H. dan P. Soedomo. 1983. Bawang Merah (Allium ascalonicum L) Penerbit Sinar Baru Bandung. Widodo, S. 1989. Budidaya Bawang. Penerbit Swadaya. Jakarta.