PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS VII DI SMP PERTIWI 1 PADANG
Artikel
Oleh: RIA AFNIDA NPM: 1010013311018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING EFFECT OF INTEREST IN LEARNING PPKn STUDENT LEARNING IN CLASS VII PERTIWI 1 PADANG
1
Ria Afnida1, Yusrizal1, Pebriyenni1 Pancasila Education and Citizenship Departement The Faculty of Teacher Training and Education Bung Hatta University E_mail:
[email protected] Abstract
This research is motivated because there are still many students who lack listen when the teacher explains the material conveyed. Students are also very rare to issue an opinion, they can only accept what the teacher conveyed, and students are also less able to conclude the matter, because the students just listen, do not pay attention, and do not store the material given the learning that teachers can not be delivered repeated lagi.Penelitian aims to 1) to describe the influence of contextual teaching learning interest in learning to ask, 2) to describe the influence of contextual teaching learning interest in learning to talk, 3) to describe the influence of contextual teaching learning interest in learning to do the exercise. This type of research is experimental. Instrument in use is a sheet of observation, tests, RPP. These results indicate that the learning model contextual teaching learning can affect student interest compared with the learning model learning basic problem. This is evidenced by the increase in the percentage for each of the indicators of student success that set.
Keywords: Model CTL, Student Interests
I. PENDAHULUAN
di masyarakat. Kemampuan ini berupa
Bidang pendidikan merupakan salah
pengetahuan dan keterampilan, serta
satu bidang yang memegang peran
perilaku yang diterima masyarakat.
penting
Kemampuaan seseorang akan dapat
dalam
kesejahteraan
meningkatkan Tujuan
berkembang secara optimal apabila
memberi
memperoleh pengalaman belajar yang
kemampuan pada manusia untuk hidup
tepat. Untuk itu lembaga pendidikan
utama
masyarakat.
pendidikan
adalah
dalam hal ini sekolah, harus memberi
secara
pengalaman belajar yang sesuai dengan
dengan
potensi
informasi dan komunikasi.
dan
minat
peserta
didik.
langsung
atatidak
langsung
memanfaatkan
teknologi
Sekolah merupakan suatu instansi atau
Berdasarkan tujuan mata pelajaran PKn
lembaga
di atas menuntut siswa berpikir secara
pendidikan
yang
mampu
berperan dalam proses edukasi (proses
kritisdankreatif,
pendidikan yang menekankan pada
maksemuguruharuberusaha melibatkan
kegiatan mendidik dan mengajar),
siswa
secara
aktif
dalam
proses
Mata pelajaran PKn merupakan
pembelajaran PKn, Berdasarkan hasil
salah satu mata pelajaran yang diajarkan
observasi peneliti tanggal 1 September
disetiap jenjang Pendidikan SD, SMP,
2014 di kelas VII Smp Pertiwi 1
SMA bahkan sampai ke perguruan
Padang,
tinggi. Adapun tujuan mata pelajaran
didominasi oleh guru (Teacher Centre),
PKn menurut Arni Fajar (2005:143)
keterlibatan
adalah untuk memberikan kompetensi-
pembelajaran masih kurang, seperti
kompetensi sebagai berikut:
bertanya kepada guru, memberikan
Berpikir secara kritis, rasional, dan
pendapat atau asumsi melainkan siswa
kreatif
isu
hanya mencawan saja. Sebagian siswa
berpartisifasi
kurang siap menerima pelajaran, siswa
secara bermutu dan bertanggung jawab,
kurang berminat dalam belajar PKn,
dan bertindak secara cerdas dalam
sehingga siswa kurang mengerti dengan
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
apa
bernegara,
dalam
kewarganegaraan,
(2)
yang
pembelajaran
siswa
dalam
disampaikan
oleh
proses
guru.
berkembang
secara
Kondisi ini belum dapat menumbuhkan
demokratis
untuk
hubungan atau kerjasama antar siswa di
pada
dalam belajar karena guru yang lebih
karakter-karakter masyarakat Indonesia
aktif dalam pembelajaran sehingga hasil
agar dapat hidup dengan bangsa-bangsa
belajarpun cenderung rendah.
lainnya, (4) berinteraksi dengan bangsa-
Berdasarkan
bangsa lain dalam percaturan dunia
peneliti
positif,
(3)
menggapai
Proses
dan
membentuk
diri
berdasarkan
uraian
tertarik
di
untuk
atas
maka
melakukan
penelitian
dengan
Pembelajaran
judul
“Pengaruh
Contextual
Teaching
3. Minat siswa dalam mengerjakan latihan.
Learning Terhadap Minat Belajar PKn
Berdasarkan batasan masalah di atas,
Kelas VII SMP Pertiwi 1 Padang.”
maka yang menjadi rumusan dalam
Berdasarkan latar belakang di atas,
penelitian ini adalah:
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
pembelajaran CTL terhadap minat
1. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII Smp Pertiwi 1 Padang masih di bawah KKM. 2. Proses
1. Bagaimanakah pengaruh
belajar siswa dalam bertanya. 2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran CTL terhadap minat
pembelajaran
masih
berfokus kepada guru (Teacher Centre).
belajar siswa dalam berdiskusi. 3. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran CTL terhadap minat
3. Minat belajar siswa kelas VII Smp Pertiwi 1 Padang dalam
belajar siswa dalam mengerjakan latihan.
mengikuti pembelajaran masih
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
kurang.
maka tujuan umum
4. Siswa
merasa
bosan
dalam
belajar PKn karena metode mengajar guru yang monoton.
penelitian ini
adalah: 1. Untuk mengetahui minat belajar siswa dalam bertanya terhadap
Mempertimbangkan keterbatasan yang
pembelajaran
PKn
dengan
penulis miliki antara lain dari segi
menggunakan metode contextual
waktu, tenaga, pengalaman dan agar
teaching learning.
penelitian ini lebih terfokus maka
2. Untuk Mengetahui minat belajar
penulis membatasi masalah penelitian
siswa dalam berdiskusi terhadap
sebagai berikut:
pembelajaran
PKn
dengan
1. Minat siswa dalam bertanya.
menggunakan metode contextual
2. Minat siswa dalam berdiskusi.
teaching learning.
3. Untuk mengetahui minat belajar
a. Sebagai
bahan
masukan
siswa dalam mengerjakanlatihan
dalam
terhadap
pembelajaran dan sebagai
pembelajaran
PKn
dengan menggunakan metode
konsep pembelajaran.
contextual taeching learning. Setelah
penelitian
memahami
b. Meningkatkan ini
siswa
dan
kretivitas
minat
belajar
dilaksanakan, maka hasil penelitian
dalam proses pembelajaran
ini diharapkan dapat bermanfaat
PKn.
bagi:
II. METODOLOGI PENELITIAN
1. Bagi guru adalah : a. Sebagai bagi
Jenis penelitian yang digunakan
bahan
guru
informasi
PKn
dalam
(2010:107),
“Penelitian
eksperimen adalah metode penelitian
yang dapat meningkatkan
yang
untuk
mencari
kualitas pembelajaran dan
pengaruh perlakuan tertentu
terhadap
minat belajar siswa dalam
yang
pembelajaran PKn.
terkendalikan.”
di
gunakan
lain
Dalam
dalam
kondisi
penelitian
ini
yang
penulis
menggunakan metode CTL
menggunakan dua kelas sampel yaitu
untuk meningkatkan minat
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
belajar siswa.
Kedua kelas tersebut diberi perlakuan
2. Bagi peneliti adalah :
b.
Sugiyono
memilih metode mengajar
b. Guru memiliki keterampilan
a.
adalah penelitian Eksperimen. Menurut
yang berbeda. Pada kelas eksperimen
Bisamenambah pengetahuan
dilaksanakn metode CTL sedangkan
dan dapat menerapkan CTL
pada
dalam pembelajaran PPKn.
metode
Sebagai
bahan
kelas
kontrol
Problem
menggunakan
Basic
Learning.
masukan
Setelah guru menyelesaikan satu pokok
bagi penulis untuk menulis
bahasan, kedua sampel diberi tes akhir
selanjutnya.
untuk melihat hasil belajar kedua kelas
3. Bagi siswa adalah :
setelah diberi perlakuan berbeda.
Populasi adalah keseluruhan dari objek
variabel
penelitian. Populasi dalam penelitian ini
Sedangkan indikator variabel ini adalah:
adalah seluruh siswa Kelas VII SMP
Indikator variabel X atau variabel bebas
Pertiwi
adalah sebagai berikut:
1
Padang
tahun
ajaran
2014/2015.
(dependent
harus sesuai dengan judul atau cocok
di capai. b. Mengembangkan belajar dalam
dan tepat (representatif). Artinya segala karakteristik populasi tercemin dalam
kelompok. c. Memberkan dorongan sehingga
sampel yang di ambil yaitu siswa kelas VII SMP pertiwi 1 Padang. Agar terpusatnya
penelitian tujuannya
anak mau belajar. d. Memberiakaninfoormasi, materi,
ini
dalam
dantujuanpembelajaran,
maka
dalam
kelompok berdiskusi dengan
penelitian ini diambil sebanyak dua
menggunakan
kelas dari populasi yang ada dengan
siswa.
cara
mengambil
contoh
penelitian
secara acak (random sampling).
dan
diambil
kesimpulanya.
Menurut Sugiyono (2012:60), “Variabel penelitian
adalah
suatu
lembar
kerja
Indikator variabel Y atau variabel terikat (variabel minat belajar)
Variabel adalah suatu objek yang diteliti
variabel).
a. Merumuskan tujuan yang akan
Sampel adalah dari populasi yang mana
mencapai
“Y”
a. Minat siswa dalam bertanya. b. Minat siswa dalam berdiskusi. c. Minat siswa dalam mengerjakan
atribut
latihan.
seseorang atau obyek yang mempunyai
Data dalam penelitian ini ada dua yaitu
variasi antara satu orang dengan yang
data primer dan data sekunder. Data
lain atau satu objek dengan obyek lain.”
primer yang digunakan dalam penelitian
Variabel
dalam
ini
ini adalah data yang langsung diambil
menggunakan dua variabel penelitian
dari sampel data yang diteliti mencakup
yaitu metode CTL sebagai variabel “X”
tentang
pembelajaran
(independent
Teaching
Learning
variabel)
penelitian
dan
minat
belajar kewarganegaraan siswa sebagai
belajar siswa.
Contektual
terhadap
minat
Sumber data primer dalam penelitian ini
dilakukan kepada 38 orang siswa pada
adalah Siswa kela VII Smp Pertiwi 1
kelas VII. 1, yang dilakukan selama 6
Padang dan Guru Kewarganegaraan
kali pertemuan.
yang mengajar di kelas VII Smp Pertiwi
Minat Siswa dalam Bertanya
1 Padang. Sedangkan sumber data
bahwa dari pertemuan pertama sampai
sekunder dalam penelitian ini berasal
pertemuan ke enam persentase siswa
dari hasil tes belajar siswa. Pengujian
yang aktif bertanya selalu menunjukan
tersebut
materi
peningkatan. Pada minggu pertama
pembelajaran PKn yang di jawab dalam
jumlah siswa kelas eksperimen yang
bentuk uraian oleh sampel siswa kelas
aktif bertanya sebesar 62,16%, minggu
VII di Smp Pertiwi 1 Padang.
ke dua sebesar 70,27%, minggu ke
Data dalam penelitian ini dikumpulkan
ketiga sebesar 75%, minggu ke empat
dengan menggunakan beberapa teknik
sebesar
sebagai berikut:
sebesar 81,08%, dan minggu ke enam
berupa
penguasaan
78,95%,
minggu
ke
lima
1 Observasi
sebesar 81,58%.
2 Angket (kuesioner)
Sebaliknya,
3 lembaran sosal
eksperimen yang tidak aktif bertanya
4 Dokumentasi
selalu
III. HASIL
PENELITIAN
DAN
jumlah
mengalami
siswa
penurunan
kelas
dari
minggu pertama sampai minggu ke
PEMBAHASAN
enam. Dimana pada pertemuan pertama
Minat BelajarsiswaKelas
persentase siswa kelas eksperimen yang
Eksperimen
tidak aktif bertanya sebesar 37,84%,
Lembaran observasi minat belajar siswa
minggu ke dua sebesar 29,73%, minggu
di kelas eksperimen digunakan untuk
ke ketiga sebesar 25%, minggu ke
melihat perubahan minat belajar siswa
empat sebesar 21,05%, minggu ke lima
dalam
sebesar 18,92%, dan minggu ke enam
bertanya,
mengerjakan
berdiskusi,
latihan,
yang
dan diajar
sebesar 18,42%.
dengan model pembelajaran contextual
Berdasrkan penjelasan hasil analisis di
teaching
atas
learning.
Pengamatan
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan model contextual teaching
persentase siswa yang aktif berdiskusi
learning
sebesar
berpengaruh terhadap minat
51,35%,
minggu
ke
lima
siswa kelas VII. 1 SMP Pertiwi 1
persentase siswa yang sangat aktif
Padang dalam bertanya
berdiskusi
pada mata
sebesar
21,62%
dan
pelajaran PKn.
persentase siswa yang aktif berdiskusi
Minat Siswa dalam Berdiskusi
sebesar 18,92%, dan minggu ke enam
Berdasakan
persentase siswa yang sangat aktif
analisis
data
observasi
minat belajar siswa kelas eksperimen
berdiskusi
dalam berdiskusi diperoleh hasil seperti
persentase siswa yang aktif berdiskusi
tabel
sebesar 57,89%.
di
bawah
ini.
bahwa
dari
sebesar
28,95%
pertemuan pertama sampai pertemuan
Sebaliknya,
ke enam persentase kategori siswa yang
eksperimen yang cukup aktif dan
sangat aktif dan aktif dalam berdiskusi
kurang
cenderung menunjukan peningkatan.
cenderung mengalami penurunan dari
Pada minggu pertama diketahui bahwa
minggu pertama sampai minggu ke
tidak ada siswa kelas eksperimen yang
enam. Dimana pada pertemuan pertama
sangat aktif dalam berdiskusi sedangkan
diketahui bahwa persentase siswa kelas
persentase siswa yang aktif dalam
eksperimen yang cukup aktif dalam
berdiskusi sebesar 21,62%, minggu ke
berdiskusi
dua persentase siswa yang sangat aktif
persentase siswa yang kurang aktif
berdiskusi
dalam
sebesar
10,81%
dan
persentase
aktif
dalam
sebesar
berdiskusi
siswa
dan
berdiskusi
37,84%
sebesar
kelas
dan
40,54%,
persentase siswa yang aktif berdiskusi
minggu ke dua persentase siswa yang
sebesar 27,03%, minggu ke ketiga
cukup aktif berdiskusi sebesar 35,14%
persentase siswa yang sangat aktif
dan persentase siswa yang kurang aktif
berdiskusi
dan
berdiskusi sebesar 27,03%, minggu ke
persentase siswa yang aktif berdiskusi
ketiga persentase siswa yang cukup
sebesar 44,44%, minggu ke empat
aktif berdiskusi sebesar 16,67% dan
persentase siswa yang sangat aktif
persentase siswa yang kurang aktif
dalam berdiskusi sebesar 23,68% dan
berdiskusi sebesar 19,44%, minggu ke
sebesar
19,44%
empat persentase siswa yang cukup
penurunan dari minggu pertama sampai
aktif dalam berdiskusi sebesar 13,16%
minggu
dan persentase siswa yang kurang aktif
pertemuan pertama persentase siswa
berdiskusi sebesar 13,16%, minggu ke
kelas eksperimen yang tidak aktif
lima persentase siswa yang cukup aktif
mengerjakan latihan sebesar 29,73%,
berdiskusi
dan
minggu ke dua sebesar 24,32%, minggu
persentase siswa yang kurang aktif
ke ketiga sebesar 16,67%, minggu ke
berdiskusi sebesar 8,11%, dan minggu
empat sebesar 5,26%, minggu ke lima
ke enam persentase siswa yang cukup
sebesar 5,26%, dan minggu ke enam
aktif berdiskusi sebesar 13,16% dan
sebesar 2,63%.
tidak ada siswa yang kurang aktif
Berdasrkan penjelasan hasil analisis di
berdiskusi.
atas
Minat Siswa dalam Mengerjakan
penerapan model contextual teaching
sebesar
18,92%
ke
dapat
learning
Latihan
enam.
Dimana
disimpulkan
pada
bahwa
berpengaruh terhadap minat
.bahwa dari pertemuan pertama sampai
siswa kelas VII. 1 SMP Pertiwi 1
pertemuan ke enam persentase siswa
Padang dalam bertanya
yang aktif mengerjakan latihan selalu
pelajaran PKn.
menunjukan peningkatan. Pada minggu
Minat Belajar Siswa Kelas Kontrol
pertama jumlah siswa kelas eksperimen
Lembaran observasi minat belajar siswa
yang aktif mengerjakan latihan sebesar
di
70,25%,
melihat perubahan minat belajar siswa
minggu
ke
dua
sebesar
kelas
kontrol
digunakan
dalam
83,33%, minggu ke empat sebesar
mengerjakan
94,74%,
sebesar
dengan model problem basic learning.
94,74%, dan minggu ke enam sebesar
Pengamatan dilakukan kepada 39 orang
97,37%.
siswa pada kelas VII. 2, yang dilakukan
ke
lima
Sebaliknya, jumlah siswa kelas eksperimen
yang
tidak
aktif
mengerjakan latihan selalu mengalami
berdiskusi,
untuk
75,68%, minggu ke ketiga sebesar
minggu
bertanya,
pada mata
latihan,
yang
dan diajar
selama 6 kali pertemuan. Berdasarkan hasil
pengamatan
yang
dilakukan
diperoleh data tentang keaktifan siswa
dalam
bertanya,
berdiskusi,
dan
44,74%, dan minggu ke enam sebesar
mengerjakan latihan.
46,15%.
Minat Siswa dalam Bertanya
Berdasarkan penjelasan hasil analisis di
Berdasakan
analisis
data
observasi
atas
dapat
disimpulkan
minat bertanya siswa kelas kontrol
penerapan
diperoleh hasil seperti tabel di bawah
learning berpengaruh terhadap minat
ini. bahwa dari pertemuan pertama
siswa kelas VII. 1 SMP Pertiwi 1
sampai pertemuan ke enam persentase
Padang dalam bertanya
siswa yang aktif bertanya menunjukan
pelajaran PKn.
perubahan yang berfluktuatif. Pada
Minat Siswa dalam Berdiskusi
minggu pertama jumlah siswa kelas
model
Berdasrakan
problem
bahwa basic
pada mata
analisis
data
kontrol yang aktif bertanya sebesar
observasi minat belajar siswa kelas
39,47%,
sebesar
kontrol dalam berdiskusi diperoleh hasil
48,65%, minggu ke ketiga sebesar
seperti tabel di bawah ini. bahwa dari
44,74%, minggu ke empat sebesar
pertemuan pertama sampai pertemuan
46,15%,
sebesar
ke enam persentase kategori siswa yang
55,26%, dan minggu ke enam sebesar
sangat aktif dan aktif dalam berdiskusi
53,85%.
menunjukan
Sebaliknya, jumlah siswa kelas kontrol
berfluktuatif dan cenderung rendah.
yang
juga
Pada minggu pertama diketahui bahwa
yang
tidak ada siswa kelas kontrol yang
pertama
sangat aktif dalam berdiskusi sedangkan
sampai minggu ke enam. Dimana pada
persentase siswa yang aktif dalam
pertemuan pertama persentase siswa
berdiskusi sebesar 13,16%, minggu ke
kelas kontrol yang tidak aktif bertanya
dua persentase siswa yang sangat aktif
sebesar 60,53%, minggu ke dua sebesar
berdiskusi
51,35%, minggu ke ketiga sebesar
persentase siswa yang aktif berdiskusi
55,26%, minggu ke empat sebesar
sebesar 10,81%, minggu ke ketiga
53,85%,
persentase siswa yang sangat aktif
minggu
minggu
tidak
mengalami berfluktuatif
ke
ke
aktif
dua
lima
bertanya
perubahan dari
minggu
minggu
ke
lima
sebesar
perubahan
sebesar
8,11%
yang
dan
berdiskusi
dan
29,73%, minggu ke ketiga persentase
persentase siswa yang aktif berdiskusi
siswa yang cukup aktif berdiskusi
sebesar 15,79%, minggu ke empat
sebesar 44,74% dan persentase siswa
persentase siswa yang sangat aktif
yang kurang aktif berdiskusi sebesar
dalam berdiskusi sebesar 5,13% dan
34,21%, minggu ke empat persentase
persentase siswa yang aktif berdiskusi
siswa
sebesar 13,82%, minggu ke lima tidak
berdiskusi
siswa yang sangat aktif berdiskusi dan
persentase siswa yang kurang aktif
persentase siswa yang aktif berdiskusi
berdiskusi sebesar 28,21%, minggu ke
sebesar 28,95%, dan minggu ke enam
lima persentase siswa yang cukup aktif
persentase siswa yang sangat aktif
berdiskusi
berdiskusi
dan
persentase siswa yang kurang aktif
persentase siswa yang aktif berdiskusi
berdiskusi sebesar 31,58%, dan minggu
sebesar 7,69%.
ke enam persentase siswa yang cukup
Sebaliknya,
sebesar
5,26%
sebesar
12,82%
sebesar
sebesar
aktif
dalam
53,85%
39,47%
dan
dan
aktif berdiskusi sebesar 53,85% dan
kontrol yang cukup aktif dan kurang
persentase siswa yang kurang aktif
aktif
berdiskusi. Sebesar 25,64%
mengalami berfluktuatif
siswa
cukup
kelas
dalam
persentase
yang
berdiskusi peningkatan dari
cenderung yang
minggu
juga
Minat Siswa dalam Mengerjakan
pertama
Latihan
sampai minggu ke enam. Dimana pada
bahwa dari pertemuan pertama sampai
pertemuan pertama diketahui bahwa
pertemuan ke enam persentase siswa
persentase siswa kelas kontrol yang
yang
cukup aktif dalam berdiskusi sebesar
menunjukan peningkatan yang kurang
47,37% dan persentase siswa yang
signifikan.
kurang aktif dalam berdiskusi sebesar
jumlah siswa kelas kontrol yang aktif
39,47%, minggu ke dua persentase
mengerjakan latihan sebesar 56,41%,
siswa yang cukup aktif berdiskusi
minggu ke dua sebesar 67,57%, minggu
sebesar 51,35% dan persentase siswa
ke ketiga sebesar 71,05%, minggu ke
yang kurang aktif berdiskusi sebesar
empat sebesar 66,67%, minggu ke lima
aktif
mengerjakan
Pada
minggu
latihan
pertama
sebesar 73,68%, dan minggu ke enam
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
sebesar 79,49%.
Pengaruh penerapan model contextual
Sebaliknya, jumlah siswa kelas kontrol
teaching
yang tidak aktif mengerjakan latihan
belajar
juga
yang
perbedaan rata-rata minat belajar siswa
pertama
antara kelas eksperimen dengan kelas
mengalami
berfluktuatif
perubahan
dari
minggu
learning PPKn
terhadap
siswa
terlihat
kontrol.
pertemuan pertama persentase siswa
kuesioner minat belajar diketahui rata-
kelas
rata
yang
tidak
aktif
minat
belajar
hasil
dari
sampai minggu ke enam. Dimana pada
kontrol
Berdasarkan
minat
siswa
analisa
kelas
mengerjakan latihan sebesar 43,59%,
eksperimen yang diajar dengan model
minggu ke dua sebesar 32,43%, minggu
contextual teaching learning sebesar
ke ketiga sebesar 28,95%, minggu ke
8,55 sedangkan rata-rata minat belajar
empat sebesar 33,33%, minggu ke lima
siswa kelas kontrol yang diajar dengan
sebesar 26,32%, dan minggu ke enam
model pembelajaran problem basic
sebesar 20,51%.
learning sebesar 7,41.
Berdasrkan penjelasan hasil analisis di atas
dapat
penerapan
disimpulkan model
problem
bahwa basic
IV. KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
learning berpengaruh terhadap minat
penulis lakukan maka dapat di ambil
siswa kelas VII. 1 SMP Pertiwi 1
kesimpulan bahwa:
Padang dalam bertanya
pada mata
1. Penerapan
model
contextual
pelajaran PKn.
teaching learning berpengaruh
PEMBAHASAN
terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bertanya siswa kelas VII1 pada
terdapat pengaruh model contextual
mata pelajaran PKn di SMP
teaching
Pertiwi
learning
terhadap
minat
peningkatan
1 Padang. Rata-rata
belajar PKn siswa kelas VII SMP
keaktifan
Pertiwi 1 Padang. Hal ini dikarenakan
eksperimen
nilai thitung (4,536)
> ttabel (1995).
minat
siswa
kelas
bertanya
dalam
proses pembelajaran mencapai 74,84% dan dikategorikan baik. 2. Penerapan
model
contextual
teaching learning berpengaruh terhadap
peningkatan
minat
berdiskusi siswa kelas VII1 pada mata pelajaran PKn di SMP Pertiwi
1 Padang. Rata-rata
persentase kategori siswa kelas eksperimen yang sangat aktif berdiskusi sebesar 17,42% lebih besar
dari
pada
rata-rata
persentase kategori siswa kelas kontrol yang sangat aktif sebesar 5,22%. 3. Penerapan
model
contextual
teaching learning berpengaruh terhadap
peningkatan
minat
mengerjakan latihan siswa kelas VII1 pada mata pelajaran PKn di SMP Pertiwi 1 Padang. Ratarata
keaktifan
siswa
kelas
eksperimen mengerjakan latihan dalam mencapai
proses
pembelajaran
86,02%
dikategorikan sangat baik.
dan
V. DAFTAR PUSTAKA Arni fajar. 2005. Portopolio Dalam Pembelajaran
IPS.
Bandung:PT.Remaja Rosyada Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Metodologi penelitian pendidikan
pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta