PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
PENGARUH PELAYANAN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN PEMASARAN KPR BERSUBSIDI DI KECAMATAN PASIR NANGKA TIGARAKSA PROPINSI BANTEN Nurhadi Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Tangerang
[email protected]
ABSTRACT The population at 30 people, especially consumers Tangerang regency research data were collected using a questionnaire and analyzed by SPSS. The results of the study calculations, the number of correlation between the effect of financing services to improve the marketing of mortgages in the district of Pasir Nangka Tigaraksa Banten province by cost 0415, a correlation of 0415 means that there is the influence of services between financing in improving the marketing of mortgages in the district of pasir nangka Tigaraksa province of Banten quite strong and unidirectional (for the result is positive), the direction means that if the service is high, the savings and credit cooperatives in improving the marketing of mortgage loans is also high. The correlation between the two variables are significant because significant numbers of 0.000 <0.05. The magnitude of the numbers R Square (r2) by 0172 that number could be used to see the effect of financing services to improve the marketing of mortgages in the district of Pasir Nangka Tigaraksa (determinant coefficient). These figures are intentions that influence financing services to improve the marketing of mortgage credit in the district of pasir nangka Tigaraksa cost is 72% and the rest influenced by other variables of 0.28%. Hypothesis test results F count = 2,804, compared with F table that uses the 5% error level value F table = 2.36 so F count> F table (2.804> 2:36), then Ho is rejected and Ha accepted, meaning there is influence finance services to enhance the marketing of mortgages in the district of Pasir Nangka Tigaraksa Banten Province Keywords: services, credit financing, marketing I. PENDAHULUAN Permintaan perumahan sangat didambakan bagi kalangan rumah tangga yang sudah berkeluarga, permasalahan yang mendasar di beberapa sektor industri olahan terutama di kabupaten Tangerang di sektor industri asembling dan jasa semakin meningkat sedangkan mitra usaha (karyawan) yang dianggap aset bagi pemilik modal cenderung belum sejahtera terutama kebutuhan dasar yaitu papan (rumah layak tinggal) hal itu menjadi pekerjaan bagi pihak swasta dan pemerintah dalam regulasi di tahun 2015. Berbagai terobosan perusahaan bekerjasama dengan pihak pengembang dengan agunan JAMSOSTEK maupun keterangan slip gaji dan keterangan sebagai karyawan tetap hal itulah yang sangat mendasar untuk kepemilikan rumah. Sejak tahun 1980 perumahan kawasan kabupaten Tangerang semakin berkembang permintaan perumahan semakin tinggi dari kelas rumah sangat sederhana, kapling, sampai kelas elit terutama kawasan perumahan Citra Raya, Sumareccon dan Bumi Sepong Damai. Rumah adalah kebutuhan dasar bagi manusia setelah kebutuhan lain terpenuhi merujuk teori Maslow. kabupaten Tangerang dengan pertumbuhan 921.848 jiwa di tahun 1990 Letak kecamatan Pasir Nangka masuk dalam kabupaten tangerang secara garis pada posisi 10.6 36-10.6 42 bujur timur BT dan 66-6 lintang seltan (LS) tangerang sangat strategis karena berada diantara
ibukota negara DKI jakarta sesuai dengan instruksi presiden no 13 tahun 1979 tentang pengembangan jabotabek (Jakarta,Bogor, Tangerang, Bekasi). II. Tinjauan pustaka Kegiatan pemasaran akan selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Hanya saja sebagian pelaku pemasaran tidak atau belum mengerti ilmu pemasaran, tetapi sebenarnya mereka telah melakukan usaha-usaha pemasaran. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Pemasaran juga bisa dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Para pesaing justru semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka memasarkan produknya. Definisi pemasaran menurut Kasmir (2005:63) mengatakan “Pemasaran adalah suatu proses menciptakan dan mempertukarkan produk dan jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan” Tujuan Pemasaran Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha tentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu.
43
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
Penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Badan usaha dalam menetapkan tujuan yang hendak dicapai dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang. Kemudian ditetapkan caracara untuk mencapai tujuan tersebut. Praktiknya tujuan suatu perusahaan dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Demikian pula dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan pemasaran bank adalah untuk: 1. Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain, memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. 2. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya (getuk tular). 3. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. 4. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. Konsep-konsep Pemasaran Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Konsep ini timbul dari satu periode ke periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun konsumen. Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Saat ini ada lima konsep dalam pemasaran di mana masing-masing konsep saling bersaing satu sama lainnya. Setiap konsep dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan untuk menjalankan kegiatan pemasarannya. Adapun konsep-konsep yang dimaksud: 1. Konsep Produksi Konsep ini menyatkan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan mereka dan oleh karenanya manajemen harus berkonsentrasi pada peningkatan efesiensi produk dan efesiensi distribusi.
44
2.
Konsep Produk Konsep produk berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta memiliki keistimewaan yang mencolok. 3. Konsep Penjualan Kebanyakan konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, terkecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan penjualan yang kokoh. 4. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Menurut Philip Kotler konsep ini menekankan ke dalam beberapa pengertian dibawah ini : a. Menemukan keinginan pelanggan dan berusaha untuk memenuhi keinginan tersebut. b. Membuat apa yang dapat dijual, daripada menjual apa yang dibuat. c. Cintailah pelanggan. d. Andalah yang menentukan. e. Berhenti memasarkan produk yang dapat Anda buat dan mencoba membuat produk yang dapat Anda jual. 5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan Konsep ini menekankan kepada penentuan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta memberikan kepuasan, sehingga memberikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya kan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor percaya bahwa kredit itu tidak akan macet. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial dan agunan. Kepercayaan dibedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve. Definisi kredit menurut Malayu S.P. Hasibuan (78:2009) mengatakan “kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati”. Analisis Pemberian Kredit Dalam dunia perbankan prinsip analisis kredit dikenal dengan konsep 5C yaitu: 1. Prinsip-prinsip 5C tersebut antara lain: a. Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
b.
c. d.
e.
hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Condition adalah pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Selain konsep/prinsip 5C tersebut di atas dalam prakteknya bank juga seringkali menetapkan dasar penilaian lain yang sering disebut dengan prinsip 7P dan prinsip 3R. 2. Prinsip 7P tersebut antara lain : a. Personality Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri, anak), social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat tentang diri si peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam. b. Purpose Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan digunakannya untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya. c. Prospect Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam. d. Payment Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. e. Profitability Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya. f. Protection Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan
g.
perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi. Parti Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.
Tujuh unsur dalam konsep 7P sebenarnya mempunyai kesamaan dengan lima unsur dalam 5C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter. Sedangkan unsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5C. Unsur perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan kollateral dalam konsep 5C. Selain prinsip 5C dan 7P bank juga menerapkan dasar penilaian lain yang sering disebut dengan prinsip 3R. 3. Prinsip 3R tersebut antara lain: a. Return yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan calon peminjam setelah mendapatkan kredit, apakah hasil tersebut cukup untuk menutup hasil penjaman serta sekaligus memungkinkan pula usahanya untuk berkembang terus. b. Repayment Sebagai kelanjutan dari return diatas, yang kemudian diperhitungkan kemampuan, jadwal serta jangka waktu pengembalian kembali kredit. c. Risk Bearing Activity Yaitu sejauh mana ketahanan suatu perusahaan calon peminjam untuk menanggung resiko kegagalan andaikata terjadi suatu hal dikemudian hari yang tidak diinginkan. Keuntungan Dan Kerugian KPR Pada dasarnya KPR adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Selanjutnya KPR bisa menjadi hal yang menguntungkan dan di satu sisi sulit untuk pengurusan surat-suratnya yang di urus oleh pihak penyelenggara 1.
Keuntungan : Rumah merupakan aset utama kebutuhan manusia dengan nilai yang selalu meningkat. Berikut ini adalah keuntungan yang didapat dengan membeli rumah melalui fasilitas KPR: a. Tidak Membutuhkan Dana Besar Dorongan tingkat kebutuhan dan keterbatasan dana membuat sebagian orang memilih membeli rumah secara kredit melalui Kredit
45
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
Pemilikan Rumah (KPR). Dengan KPR orang bisa memiliki rumah sendiri dengan dana yang tidak terlalu besar di awal, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak Bank pemberi kredit. Bahkan ada beberapa KPR yang mendapatkan bantuan/subsidi, sehingga uang muka yang dibayarkan akan menjadi lebih ringan. Bisa Langsung Menempati Dengan melakukan pembelian rumah secara KPR, Anda bisa langsung menempati rumah yang dibeli tanpa harus menunggu pelunasan kredit. Keuntungan Bisnis Pemilihan lokasi dan kondisi properti yang strategis dan memiliki nilai tinggi akan memberikan keuntungan lebih bagi pemilik. Kecermatan pembeli properti kadang memanfaatkan kondisi tersebut untuk menyewakan kembali properti yang dimilikinya. Jadi, dengan kata lain hasil dari menyewakan properti bisa digunakan untuk membayar angsuran kredit. Hal ini lebih meringankan Anda dalam membayar angsuran KPR. Dengan catatan, orang yang memanfaatkan hal ini biasanya telah memiliki beberapa properti. Keuntungan Investasi Dengan nilai jual yang terus meningkat, membeli properti bisa menjadi investasi menguntungkan yang hasilnya bisa Anda rasakan di tahun-tahun mendatang. Kerugian : Membeli rumah secara kredit (KPR) juga memiliki beberapa kerugian yang mau tidak mau akan dialami oleh beberapa pemohon kredit. Berikut ini merupakan kerugiankerugian membeli rumah secara kredit: Uang Muka Hangus Seperti telah dijelaskan di tulisan sebelumnya, tidak semua pengajuan KPR akan disetujui oleh Bank karena beberapa hal. Kondisi seperti ini bisa mengakibatkan uang muka yang Anda setorkan kepada pemilik rumah/developer nasibnya akan terkatungkatung tidak jelas atau bahkan hangus. Bunga yang Dibayarkan Memberatkan Untuk beberapa Bank yang tidak menerapkan sistem flat akan merugikan pemohon kredit, terutama bagi mereka yang mengambil waktu kredit yang panjang.. Ada Developer Nakal Tidak menutup kemungkinan pada beberapa kasus ditemukan Developer Nakal. Pada saat cicilan KPR lunas, surat-surat dan sertifikat yang seharusnya milik Anda tidak dapat diberikan
3. Kerangka Berpikir
46
Berdasarkan konsep keterkaitan antara variabel-variabel dalam penelitian ini maka bentuk kerangka berpikir atau kerangka penelitian dapat disusun seperti Gambar 1:
H1
X1
Y H3 X2
H2
Sumber : Hasil Penelitian (2015) Gambar 1. Alur variabel dimensi pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR bersubsidi di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten Variabel yang digunakan meliputi : variabel pemasaran kredit (Y), pelayanan pinjaman (X1), pembiayaan (credit)(X2) di kabupaten tangerang propinsi banten Guna memperoleh data-data yang diperlukan digunakan metode kuesioner yang diberikan kepada responden sesuai dengan sampel II. METODE PENELITIAN Sugiyono (2013:248), korelasi produk moment adalah teknik korelasi untuk menguji hubungan yang positif dan signifikasi antar hipotesis. Teknik korelasi produk moment dapat dirumuskan sebagai berikut:
r=
n(𝛴𝑥𝑦) − (Σx)(Σy)
√{n(Σx 2 ) − (Σx)2 }{n(Σy 2 ) − (Σy)2 }
Keterangan: r = Koefisien Korelasi (-1 ≤ r ≥ + 1), dimana: x = Variabel Bebas y = Variabel Terikat n = Jumlah Sampel Sugiyono (2013:277), analisis regresi digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisa regresi liner dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bX Keterangan: Y = Variabel terikat X = Variabel bebas a = Nilai konstan b = Koefisien arah regresi.
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit kpr di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten yang bertempat di Jl. Raya ariya jaya santika kabupaten tangerang, Banten.
Lokasi
Gambar 2 tata letak geografis perumahan tigaraksa Bentuk penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan jenis penelitian survey, dan desain korelasional kausalitas. Populasi dalam penelitian ini adalah 15 pertanyaan dan jumlah sampel sebesar 30 responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampling jenuh atau sensus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu : 1. Kuesioner : Teknik pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mengajukan daftar pernyataan yang langsung diberikan kepada responden,. 2. Wawancara (Interview); Pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan beberapa masyarakat serta berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dipersiapkan guna memperoleh informasi yang lengkap. 3. Observasi : Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek yang dituju. Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap keadaan atau lokasi
Skor yang diperoleh setelah mengisi kuesioner yang digunakan untuk mengukur dengan merujuk skala Likert. Instrumen dari variabel ini disusun berdasarkan kisi-kisi dan menetapkan 15 butir pernyataan, dimana setiap butir mempunyai lima alternatif jawaban yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor dari pernyataan yang diberikan adalah 5, 4, 3, 2, dan 1. Proses pengumpulan data digunakan untuk merumuskan teori, dimana seorang analis secara bersama-sama dan sekaligus mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data, serta menentukan data mana yang perlu dikumpulkan dan dimana harus mencari data-data tersebut untuk bisa mengembangkan teorinya. Proses pengumpulan data ini dikontrol oleh yang timbul saat itu apakah yang subtantif ataupun yang formal. Penentuan awal dalam pengumpulan data yang teoritis ini didasarkan hanya pada perspektif sosiologis umum serta pada masalah yang umum. Setelah proses analisa telah selesai dilakukan, maka dilakukan pengambil kesimpulan dari analisa data literatur dilakukan sebelumnya.
I.
HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu penelitian dilakukan sekitar bulan Agustus 2015 sampai dengan November 2015, sesuai dengan table 1. 1.1. Demografi Responden Demografi adalah informasi yang mudah dijangkau untuk mengidentifikasikan. Informasi demografi memberikan informasi tentang profil dan karakteristik responden yang ada, meski tidak dapat untuk meramalkan perilaku konsumen. Demografi dapat dilihat untuk melihat perubahan permintaan dan penawaran yang terakhir. Demografi dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanyekampanye brand image/awarnes masyarakat berdasarkan demografi responden. Profil karakteristik responden terdiri dari beberapa karakteristik yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner.
47
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
Tabel 1 Alur pelaksanaan penelitian
No
kegiatan Tahun 2015
Rencana aktivitas
1
Tahapan pertama : penyusunan usulan penelitian
Agust
Sept
okt
Nov
a. Menyusun usulan penelitian b. Sidang usulan penelitian c. Perbaikan usulan penelitian 2
Tahapan kedua : penulisan jurnal a. Penyusunan kuesioner b. Menyebakan kuesioner c. Analisis dan pengelolaan data d. Penulisan laporan e. pelaporan penelitian
3
Tahap ketiga : revisi menurut reviewer a. pembinaan reviewer dan redaksi b. Perbaikan jurnal penelitian
c. publikasi jurnal Sumber : Hasil penelitian (2015)
Tabel 2 : Demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis Kelamin Jumlah responden Pria 15 Wanita 15 Total 30 Sumber : Hasil penelitian (2015) Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dari jumlah 30 respoden yang berjenis kelamin pria sebanyak 15 responden dan yang wanita sebanyak 15 responden. Tabel 3 : Demografi responden berdasarkan Usia Usia Jumlah responden Usia 12 tahun s/d 25 tahun 0 Usia 26 tahun s/d 35 tahun 15 Usia 36 tahun s/d 45 tahun 9 Usia diatas 46 tahun 6 Jumlah 30 Sumber : Hasil penelitian (2015) Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dari jumlah 30 respoden yang berusia 12 sampai 25 tahun sebanyak 0 responden, yang berusia 26 sampai dengan 35 tahun sebanyak 15 responden, yang berusia 36 sampai dengan 45 tahun sebanyak 9 responden dan yang berusia di atas 46 tahun sebanyak 6 responden. Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa dari jumlah 30 respoden yang statusnya sebagai
48
pelajar/mahasiswa sebanyak 0 responden, yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 3 responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 10 responden, yang bekerja sebagai wirausaha sebanyak 12 responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 5 responden. Tabel 4 : Demografi responden berdasarkan pekerjaan. Pekerjaan Jumlah responden Pelajar / mahasiswa 0 pegawai negeri 3 karyawan swasta 10 Wiraswasta 12 Petani 5 Jumlah 30 Sumber : Hasil penelitian (2015) Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 17 diperoleh: Tabel 5
Sumber : hasil penelitian 2015)
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
Tabel 6
Sumber : hasil penelitian (2015) Tabel 7
Sumber : hasil penelitian (2015)
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten sebesar 0.415 korelasi sebesar 0.415. Artinya ada pengaruh pelayanan antara pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif), searah artinya jika pelayanan koperasi simpan pinjam tinggi maka dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Besarnya angka R Square (r2) sebesar 0.172 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa (koefisien determinan). Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa adalah 72 % dan sisanya dipengaruhi variabel lain sebesar 0,28%. Dari tabel koefisien dapat dikatakan: 1. Persamaan Regresi Y = 27,925+0.380 + 0.222 + e a. = 27,925 artinya jika tidak ada pelayanan pembiayaan maka besarnya meningkatkan pemasaran kredit KPR a = 27.925 artinya jika nilai pembayaan ditingkatkan sebesar satu kesatuan , dengan asumsi pelayanan konstan, maka meningkatkan pemasaran kredit KPR bertambah.
b2 = 0,380 jika pelayanan ditingkatkan sebesar satu kesatuan, dengan asumsi pembiayaan dapat meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten bertambah. 2.
Hasil uji hipotesis F hitung = 2,804 , dibandingkan dengan F tabel yang menggunakan taraf kesalahan 5% diperoleh nilai F tabel = 2,36 jadi F hitung > F tabel (2,804 > 2.36), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan,antara lain: 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu jenis pemasaran kredit kepemilikan rumah di tigaraksa di bidang pelayanan jasa yaitu KPR Tangerang. 2. Penelitian ini tidak memperhatikan variabel-variabel lain yang juga berpengaruh terhadap pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi 3. Penelitian ini hanya menggunakan 30 responden, sehingga hasil penelitian kemungkinan kurang mewakili persepsi dari seluruh konsumen perumahan bersubsidi yang ada di kota-kota besar lainnya.
49
PERSPEKTIF, VOL XIV NO. 1 MARET 2016
V. PENUTUP Kesimpulan 1.
2.
3. 4.
Dorongan tingkat kebutuhan dan keterbatasan dana membuat sebagian orang memilih membeli rumah secara kredit melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dengan KPR orang bisa memiliki rumah sendiri dengan dana yang tidak terlalu besar di awal, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak Bank pemberi kredit. Bahkan ada beberapa KPR yang mendapatkan bantuan/subsidi, sehingga uang muka yang dibayarkan akan menjadi lebih ringan. Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten sebesar 0.415 korelasi sebesar 0.415 artinya ada pengaruh pelayanan antara pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif), searah artinya jika pelayanan koperasi simpan pinjam tinggi maka dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Persamaan regresi Y = 27,925+0.380 + 0.222 + e Uji hipotesis F hitung = 2,804 , dibandingkan dengan F tabel yang menggunakan taraf kesalahan 5% diperoleh nilai F tabel = 2,36 jadi F hitung > F tabel (2,804 > 2.36), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh pelayanan pembiayaan dalam meningkatkan pemasaran kredit KPR di kecamatan pasir nangka tigaraksa propinsi banten
Saran-saran 1. Pihak pengembang lebih berorientasi pada pelayana pada perilaku konsumen sehingga tidak memberatkan pada saat pinjaman kredit, 2. Pada saat sulit pada tahun 2015 ini baiknya pemerintah memberikan kebijakan pada perumahan murah dan layak huni dan akses terjangkau pada umumnya pada masyarakat, 3. Dalam pembangunan perumahan mustinya berorientasi pada analisis dampak
50
4.
lingkungan sekitarnya agar terhindar dari bencana banjir,longsor dan polusi udara dan tanah sehingga dapat diraksakan oleh masyarakat perumahan sekitarnya. Pola perilaku konsumen diperumahan diberi penyuluhan hidup sehat dalam ruang lingkup perumahan agar supaya tidak terjadi konflik antara manajemen dengan konsumen
DAFTAR PUSTAKA Agus. 2007. Kontribusi Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank. Jakarta: Rajawali Pers Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi IV (Revisi). Jakarta: Rineka Cipta Cand, Taswah. 2003. Manajemen Perbankan Konsep Teknik Dan Aplikasi. Yogjakarta: LPPM YKPN. Hasibuan S.P, Malayu. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hayani,
Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Harry.
2010. Dasar-Dasar Pemasaran Penerbit. Jakarta: Linda Karya
Hardiyansyah. 2011. Dasar-dasar Jakarta: PT. Bumi Aksara
Bank
Perbankan.
Iskandar 2013 Pengantar Perbankan Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: Gramedia Kasmir. 2012. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers Muljono 2012. Perbankan dan Masalah Kredit. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Supranto. 2004. Statistik. edisi revisi. Jakarta: Gramedia. Sugiyono. 2013. Metode Bandung: Alfabeta Siamat,
Penelitian
Bisnis.
Dahlan. 2005. Manajemen lembaga keuangan kebijakan moneter dan perbankan.jakarta rajawali pers
Veithzal. 2005. Bank Dan Financial Institution Management. Jakarta: Rajawali Pers