PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA KELAS XI PUTERA MAN MODEL GORONTALO (Ibrahim Lopuo, Hariadi Said, Aisah R. Pomatahu)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Adapun bagian yang menjadi permasalahan saya dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh pelatihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa kelas XI putera MAN Model Gorontalo dan seberapa besar pengaruhnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara untuk mengukur hasil dari pre-test dan pos-test daya ledak otot tungkai, dengan cara berdiri di depan dinding yang berskala sentimeter dengan posisi menyamping dan meloncat sebanyak 3 set. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan “ One Group Pre Test And Post Test. Dengan jumlah sampel 20 orang dan diambil secara acak. Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh t observas.i .= 13,48 dari tabel nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga t tebel = 1.729. dengan demikian t observasi lebih besar dari pada t tebel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak Ho jika t observasi (to) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh pelatihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa kelas XI putera MAN Model Gorontalo. Kata Kunci: Latihan side jump dan daya ledak otot tungkai
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan dan pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut. Dalam pelatihan fisik banyak metode dan bentuk latihan serta pola pelatihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan tergantung pada tujuan latihannya, seperti untuk meningkatkan fleksibilitas maka digunakan pelatihanpelatihan dengan menggunakan metode perenggangan baik secara dinamis, statis maupun kontraksi relaksasi. Untuk meningkatkan kemampuan kekuatan maka metode latihan beban (weight training) atau latihan tahanan (resistance training) dengan sistem set, piramid, sirkuit dan yang lainnya. Meningkatkan kemampuan daya tahan dengan penerapan metode repetisi, latihan dengan irama (tempo activity training), fartlek, speed play, marathon run, continuous activity, dan lain sebagainya. Metode, bentuk maupun pola pelatihan fisik dalam penerapannya masih harus
mendapat
kajian-kajian
ilmiah
tentang
pertimbangan
bagaimana
penerapannya jika dihadapkan pada faktor usia, jenis kelamin, level atlet, kebutuhan cabang olahraga, dan juga periodesasinya. Salah satu bentuk latihan yang di buat adalah daya ledak otot di MAN Model Gorontalo dilihat dari sarana pendukung cukup memadai, tetapi jika kita lihat dari segi prestasi sangatlah memprihatinkan, dimana prestasi atlet masih jauh dari apa yang diharapkan. Sekolah yang banyak siswanya sudah tentu mempunyai potensi untuk menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi yang diharapkan oleh sekolah. Namun kenyataan dilapangan sesuai pengamatan peneliti baik dalam olahraga bola voli, sepak bola, basket dan lain sebagainya banyak para siswa MAN Model Gorontalo mengalami kelemahan pada otot-otot yang ada dalam tungkai seperti otot Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
quadriseps, hamstrings, fleksor punggung, gastroneius, dan gluteus sehingga berpengaruh pada power otot tungkai. Faktor inilah yang mengakibatkan keadaan olahraga MAN Model Gorontalo sangat menurun dibandingkan dengan sekolahsekolah lainnya yang ada didaerah Gorontalo. Bukan hanya itu, masih banyak faktor lainnya. Kekurangan pelatih yang berkompoten dalam bidangnya, sarana dan prasarana yang masih kurang dan belum ada program latihan yang tersusun dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelatihan Side Jump Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai pada Siswa Kelas XI Putera MAN Model Gorontalo”. Latihan Latihan juga sangat penting dilakukan dalam membantu peningkatan kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip oleh Marino (2010: 36) Latihan atau training adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya. Selanjutnya menurut Harsono yang di kutip Marino (2010: 36) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Kemudian menurut Mufidatul (2013: 8) mengatakan bahwa latihan adalah proses sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban latihan atau pekerjaannya. “Training is usually defined as systematic process of repetitive, progressive, having the ultimate goal of improving athletic performance”. Artinya yaitu bahwa latihan biasanya didefinisikan sebagai suatu proses sistematis yang dilakuka secara berulang-ulang, progresif, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik (Bompa dalam Ahmad Nasrulloh, 2011: 4)
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Latihan adalah peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan
kapasitas
fungsional
fisik
dan
daya
tahan.
(http://www.trigonalworld.com/pengertian -latihan-menurut-ahli.html) Kemudian menurut PASI yang di kutip oleh Mufidatul (2013: 8) mengatakan bahwa latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan fitnes atau kesegaran seorang atlet dalam suatu aktivitas yang dipilih. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah kegiatan yang direncanakan guna menjadikan kebugaran pada diri seseorang dan dapat mempersiapkan siswa baik dari segi penampilan, kondisi fisik maupun teknik untuk menghadapi pertandingan. Daya Ledak Otot Tungkai Daya ledak otot tungkai adalah suatu kemampuan otot tungkai untuk melakukan aktivitas secara cepat dan kuat untuk menghasilkan tenaga. Menurut Dikdik (2013: 28). Power endurance yang merupakan kemampuan gabungan dari kemampuan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan menunjukkan kualitas yang sangat kompleks. Menurut Nurhasan (2011: 16). daya ledak (power) merupakan gabungan antara kekuatan dan kecepatan, atau pengerahan otot secara maksimum dengan kecepatan maksimum. Pada kehidupan sehari-hari, sering membutuhkan power untuk melakukan suatu pekerjaan yang sangat membutuhkan tenaga, baik itu kebutuhan tenaga untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain secara tiba-tiba, sengaja atau tidak tahu membutuhkan daya ledak. Menurut Novita (2010: 85) Power otot merupakan suatu aspek performa otot berkaitan dengan kekuatan dan kecepatan otot. Selanjutnya menurut Sarjono dan Sumarjo (2010: 55) Daya ledak (eksplosif power), berhubungan dengan laju ketika seseorang kegiatan. Daya ledak merupakan hasil dari kekuatan dikalikan dengan kecepatan.
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Kemudian Budi Aryanto dan Margono (2010: 50) mengatakan bahwa Daya ledak otot adalah kemampuan maksimal otot yang dapat dihasilkan dalam waktu singkat. Daya ledak adalah kemampuan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh. Menurut Johansyah Lubis (2013: 61) Power adalah hasil dari dua kemampuan, yaitu kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Daya
ledak
(power)
adalah
hasil
kesatuan
dan
kecepatan.
(http://djiastuti.blongspot.com/kebugaran-jasmani.html) Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot tungkai merupakan salah satu komponen kondisi fisik guna mendukung komponen-komponen lainnya. Side Jump Side jump Sprint
merupakan salah satu bentuk latihan plyometric.
Plyometric adalah salah satu latihan yang digemari oleh banyak pelatih saat ini, terutama pada olahraga yang membutuhkan daya ledak otot. Menurut Marino (2010: 51) Side Jump Sprint adalah salah satu model latihan yang menggunakan bangku rendah, atau objek
yang serupa untuk
diloncati dan kerucut digunakan sebagai garis finish. Ini merupakan latihan kombinasi mulai dari Lateral Jump hingga lari cepat penuh dalam jarak tertentu. Selanjutnya menurut I Kadek Mastikayasa (2012: 3) Side Jump Sprint merupakan salah satu dari pelatihan-pelatihan Plaiometric. Latihan ini memerlukan kotak yang rendah, atau objek serupa yang tingginya 20-45 cm untuk diloncati (dalam penelitian ini tinggi kotak 35 cm) dan kerucut yang digunakan sebagai garis finish. Latihan ini melibatkan otot-otot quadriseps, hamstrings, fleksor punggung, gastroneius, dan gluteus, dan juga melatih koordinasi yang diperlukan untuk perubahan arah yang cepat. Adapun cara melakukan latihan ini sebagai berikut:
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Posisi awal : berdirilah pada salah satu sisi bangku dengan kedua kaki dan menunjuk lurus kedepan. Kerucut ditematkan 15-20 yard di depan titik pangkal yang digunakan sebagai garis finish. Pelaksanaan : mulailah meloncat ke belakang dan ke depan melewati bangku sebanyak 4-10 ulangan. Setelah mendarat pada loncatan terakhir lakukan lari cepat sampai di garis finish, dengan menggunakan bangku atau sasaran loncatan yang berbeda. Atlet harus menyelesaikan jumlah loncatan yang telah dirancang. Hal ini mendorong
atlet
melakukan
loncatan
kesamping
secepat
mungkin, sebagai tujuan utama latihan ini. Antisipasilah saat mendarat yang terakhir dan bersiaplah untuk lari cepat ke depan. Penekanan latihan ini bukan pada tingginya loncatan, tetapi pada cepatnya pelaksaan. Jangan togok dan pinggul dipusatkan di atas bangku dan bawalah tungkai dari samping ke samping secara bergantian. Lakukan latihan ini 3-5 set, jumlah loncatan 4-10 kali dengan 1 kali lari cepat dan waktu istirahat antara 1-2 menit diantara loncat/lari cepat, Marino (2012: 51-52). Latihan Side Jump Sprint Merupakan perpaduan yang gerakannya terdiri dari gerakan melompat, mengubah arah gerak ke samping dan berlari. Adapun kelebihan dari latihan ini anatara lain: mudah dilakukan, bagus untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan power, melatih gerakan koordinasi dan kombinasi. Namun kelemahan dari latihan ini juga ada diantaranya adalah: banyak memerlukan energi, melelahkan, harus mempunyai kemampuan koordinasi gerak yang baik, Marino (2010: 53). Berdasarkan gerakannya maka komponen yang dikembangkan yaitu, power, kemampuan, mengubah arah dan kecepatan. Latihan ini dilakukan secara berulang-ulang dapat meningkatkan power, kecepatan, kelincahan dan koordinasi gerakan, Marino (2012: 52). Berdasarkan penyatan di atas bahwa latihan Side
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Jump Sprint dapat diterapkan dan diberikan pada olahraga yang memerlukan power, mengubah arah dan kecepatan seperti sepak bola, bola voli dan lain-lain. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh pelatihan Side Jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada siswa kelas XI petura MAN Model Gorontalo.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode latihan eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan rancangan one group preetest and post test. Adapun designnya sebagai berikut:
Tes Awal
Perlakuan
Test Akhir
X1
T
X2
Keterangan : X1
: Tes awal
T
: Perlakuan
X2
: Tes akhir
Yang menjadi variabel pada penelitian ini adalah: 1. Variabel X adalah variabel bebas (indevenden) yaitu latihan Side Jump. 2. Variabel Y adalah variabel terikat (devenden) yaitu peningkatan daya ledak otot.
HASIL Hasil perhitungan diperoleh t observas.i .= 13,48 dari tabel nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga t tebel = 1.729. dengan demikian t observasi lebih besar dari pada t tebel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak Ho jika t observasi (to) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Ho
H AA -13,48
HA -1.729
0
1.729
13,48
Gambar : Kurva Penerimaan Dan Penolakan Hipotesi
PEMBAHASAN Dari hasil pengujian kesamaan varians. Berdasarkan hasil
pengujian
diperoleh F observasi (Fo) yaitu 1.85. Dari tabel distribusi F atau (Ft) pada α = 0.05 ; jadi (Fo) lebih kecil dari pada (Ft), berdasarkan criteria pengujian jika Fo ≤ Ft= 2.21, maka Ho diterima. Dengan demikian kesimpulan pengujian latihan side jump memiliki kesamaan atau homogen. 1 Sebelum Latihan (Perlakuan) Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata pengaruh latihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai yaitu, sebelum diberikan latihan side jump yang diperoleh adalah 44,45 dan sesudah diberikan latihan dalam hal X2 memperoleh nilai rata-rata 56,85. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan side jump selama 2 bulan, memberikan pengaruh terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai.
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
2 Sesudah Latihan ( Perlakuan) Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh t observas.i .= 13,48 dari tabel nilai t atau t tabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga t tebel = 1.729. dengan demikian t observasi lebih besar dari pada t tebel , criteria pengujian menyatakan bahwa tolak Ho jika t observasi (to) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Sehingga hipotesis H0 yang menyakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai , ditolak dan menerima hipotesis HA yang menyatakan; diterima atau terdapat pengaruh latihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai (lihat kurva penerimaan dan penerimaan hipotesis.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian yang dilakukan selama 8 minggu dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh pelatihan side jump terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. 2. Latihan side jump memberikan dampak yang signifikan terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai siswa kelas XI di MAN Model Gorontalo. 3. Otot quadriseps, hamstrings, fleksor punggung, gastroneius, dan gluteus pada tungkai berpengaruh besar dalam peningkatan daya ledak otot pada siswa.
SARAN Sehubungan dengan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran yang kiranya dapat dijadikan pedoman bagi para peneliti dan siswa yang ada di MAN Model Gorontalo sebagai berikut: 1.
Soerang pelatih haruslah mengetahui tentang sistem-sistem yang akan digunakan pada latihan side jump, sebab tanpa pengetahuan latihan tersebut
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
maka peningkatan daya ledak otot tungkai tercapai dengan baik dan maksimal seperti apa yang diharapkan. 2.
Dalam
merencanakan program latihan, hendaknya dikaji dengan benar
bentuk-bentuk latihan yang akan digunakan, sebab prinsip latihan kekuatan berbeda dengan melatih komponen lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Aka Adisuyanto Biasworo. 2009. Cerdas Dan Bugar Dengan Senam Lantai. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Surabaya. Aryanto Saddam. 2012. Artikel Ilmiah. Pengaruh Latihan Variasi Drill Passing dan Wall Passing Pada Pemain Bola Basket. FORKES FKIP Universitas Jambi. Aryanto Budi dan Margono. 2010. PENJASORKES. Pustaka Insan Madani. Jakarta. Arovah Intan Novita. 2010. Dasar-dasar Fisioterapi Pada Cedera Olahraga. Yogyakarta. Hamid Abdul. 2012. Artikel Ilmiah. Pengaruh Olagraga Tradisional Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Peserta Didik. Koiriya Sumobito. Hasanah Mufidatul. 2013. Pengaruh Latihan Pliometrik Depth Jump dan Jump To Box Terhadap Power Otot Tungkai. FIK, Universitas Negeri Semarang. Lubis Johansyah. 2013. Jurnal Iptek Olahraga. Latihan Kekuatan Untuk Atlet Muda. Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI Pusat, Jakarta. Mastikayasa Kadek I. 2012. Artikel Ilmiah. Pengaruh Pelatihan Plaiometric Side Jump Sprint Terhadap Kecepatan Dan Kekuatan Otot Tungkai. FORKES Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja. Marino. 2010. Artikel Ilmiah. Pengaruh Model Latihan Dan Koordinasi MataKaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak Bola. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Nasrulloh Ahmad. 2009. Artikel Ilmiah. Pengaruh Latihan Aerobik Kombinasi Dengan Teknik Terhadap Kemampuan Kardirespirasi. FIKP Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jl. H. Baping Raya No. 100 Ciracas, Jakarta. Nurhasan. 2011. Kebugaran Jasmani. Abil Pustaka. Gresik, Jawa Timur. Sarjono dan Sumarjo. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Cv Aneka Ilmu. Jakarta. Sidik Djafar Dikdik. 2013. Juara Jurnal IPTEK Olahraga. Dampak Penerapan “Complex Training” Terhadap Peningkatan Kemampuan Dinamis Anaerobik. Bidang Sport Science & Penerapan Iptek Olahraga KONI Pusat, Jakarta Sudjana. 1992. Metode Statistika, Bandung: Tarsito http://www.trigonalworld.com/pengertian -latihan-menurut-ahli.html. di akses tanggal 27 Januari 2014 http://musclelondon.com/side-jumps. di akses tanggal 27 Januari 2014 http://djiastuti.blongspot.com/kebugaran-jasmani.html. di akses tanggal 27 Januari 2014
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo
Prof. Dr. H. Hariadi Said, MS dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan FIKK UNG ; Dr. Hj. Aisah R. Pomatahu, Dra., M.Kes ; dan Moh. Fathan Liputo, M.Pd S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes MAN Model Gorontalo; Ibrahim Lopuo