e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT DAN DODGING RUN TERHADAP KECEPATAN SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA DI SMP NEGERI 4 KUTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
I Ketut Wiradana, I Gst. Lanang Agung Parwata, Ni Pt. Dewi Sri Wahyuni Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pedidikan Ganesha
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected], @undiksha.ac.id,
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan side jump sprint dan dodging run terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan the non-randomized control group pretest posttest design. Subjek penelitian sebanyak 39 siswa ekstrakurikuler sepak bola. Kecepatan diukur dengan Sprint 60 Meter dan data dianalisis dengan uji-F, uji one way anova, dan uji least significant difference (LSD) pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan SPSS 16,0. Hasil uji one way anova data kecepatan lari diperoleh nilai Fhitung sebesar 20.955 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000<0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Nilai signifikansi Fhitung 0,000 data kecepatan lebih kecil dari nilai α (sig. < 0,05), sehingga hipotesis “terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan Side Jump Sprint dan pelatihan Dodging Run terhadap peningkatan “kecepatan lari”, diterima. Dilakukan uji lanjut atau uji pembanding least significant difference (LSD) untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan lari pada taraf signifikansi (α) 0,05 yang dilakukan dengan cara membedakan nilai terkecil pada mean difference. Hasil uji least significant difference (LSD) kecepatan lari, pelatihan Side Jump Sprin mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kecepatan lari daripada pelatihan Dodging Run dengan hasil mean difference sebesar -1,32846*. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa (1) Pelatihan side jump sprint berpengaruh terhadap kecepatan, (2) Pelatihan dodging run berpengaruh terhadap kecepatan, (3) Adanya perbedaan pengaruh dari pelatihan side jump sprin dan dodging run terhadap kecepatan, (4) Pelatihan side jump sprint lebih baik daripada pelatihan dodging run terhadap kecepatan. Kata kunci: Pelatihan, Side Jump Sprint, Dodging Run, Kecepatan
Abstract This research was done to know the effect of training side jump sprint and dodging run to the speed extracurricular students football. The kind of research this is research experiment specious to a draft the non-randomized control group pretest posttest design. The subject of study 39 extracurricular students football . Speed measured by sprint 60 meters and data analyzed by uji-f , one way anova test , and the least significant difference ( lsd ) the first significance (α) 0,05 with the help of spss 16,0 . Test results one way anova data speed run obtained value f count of 21.327 with the significance of 0,000. The value of significance 0,000 < 0.05 , then there was a gap in the influence of each group. The
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) significance f count 0,000 data speed smaller than the value of α (sig. < 0,05), so hypothesis “there is a difference between training influence side jump sprints and training dodging run on increased speed run” , accepted . Undergone a advanced or comparison test least significant difference (LSD) training to find out which one better their influence on increasing speed runs on level of significance (α) 0,05 that is done with the ways of distinguishing the value of the smallest difference in mean. The results of the least significant difference ( lsd ) the speed run, training side jump sprin have leverage closer attention to increasing speed fleeing from training dodging run with the results of mean difference of -1,32846*. Based on it , can be concluded that 1) training side jump sprint influential to the speed , (2 training dodging run influential to the speed , (3) differences in the influence of training side jump sprin and dodging run to the speed , (4) training side jump sprint better than training dodging run to the speed . Keywords : training, side jump sprint, dodging run, speed
PENDAHULUAN SMP Negeri 4 Kuta Selatan merupakan sebuah lembaga menegah pertama yang terletak di kawasan Benoa, Jl. Praja Sentral, kelurahan Benoa, kecamatan Kuta Selatan. siswa SMP Negeri 4 Kuta Selatan secara rutin mengikuti beberapa pertandingan, perlombaan, dan kejuaraan dalam bidang olahraga yang diadakan, baik itu di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan tingkat nasional. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru penjasorkes di SMP Negeri 4 Kuta Selatan mengatakan bahwa, prestasi olahraga siswa SMP Negeri 4 Kuta Selatan mengalami penurunan beberapa tahun yang lalu. Hal tersebut terbukti dengan menurunnya perolehan juara pada saat pekan olahraga pelajar berlangsung. Salah satu cabang olahraga yang mengalami penurunan adalah sepak bola. Penurunan ini terjadi pada saat pekan olahraga dan seni pelajar tahun 2014, pada pekan olahraga dan seni pelajar Kab Badung. Sebelumnya cabang olahraga sepak bola mendapat peringkat pertama di tingkat kabupaten, sedangkan pada tahun 2015 hanya memperoleh peringkat ke empat. Berdasarkan hasil pengamatan awal, penurunan prestasi siswa ini disebabkan oleh kurangnya pembinaan kondisi fisik. Diketahui bahwa, pencapaian prestasi yang optimal akan dapat dicapai dengan dimilikinya kondisi fisik yang prima
dan kondisi fisik yang prima tersebut dapat dimiliki dengan dilakukannya pelatihan yang mengarah pada kondisi fisik. Pelatihan fisik yang diberikan masih umum dan monoton, sehingga mengakibatkan kejenuhan pada siswa. Hal tersebut secara tidak langsung berdampak pada penurunan prestasi olahraga di SMP Negeri 4 Kuta Selatan. Untuk meningkatan prestasi seorang atlet, maka diperlukan berbagai macam pembinaan kondisi fisik. Pembinaan kondisi fisik merupakan pembinaan awal dan sebagai dasar pokok dalam mengikuti pelatihan olahraga untuk mencapai suatu prestasi. Setiap atlet akan dapat mencapai suatu prestasi yang optimal apabila memiliki kondisi fisik yang prima. Adapun unsur-unsur kondisi fisik, yaitu daya tahan jantung, pernafasan, peredaran darah (respiratio-cardiovasculatori endurance), daya tahan otot, kekuatan, ketepatan, kecepatan, kelincahan, reaksi, keseimbangan, koordinasi, kelentukan persendian, dan power (Nala, 1998: 38). Menyikapi hal tersebut, perlu adanya suatu solusi yang mampu meningkatkan kualitas olahraga di SMP Negeri 4 Kuta Selatan. Salah satunya adalah memberikan pembinaan kemampuan fisik melalui pelatihan Side Jump Sprint dan Dodging Run terhadap kecepatan.
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) Latihan side jump sprint adalah salah satu contoh latihan yang mengunakan bangku rendah, atau obyek serupa untuk diloncati dan kerucut yang digunakan sebagai garis finish. Ini merupakan latihan kombinasi mulai dari lateral jump hingga lari cepat penuh dalam jarak tertentu. Dodging run adalah lari dengan arah zig-zag melewati beberapa rintangan yang ditata dengan jarak tertentu. Pelaksanaan latihan dodging run yaitu pemain berlari dengan melewati rintangan berupa kerucut yang ditata berbaris. Peningkatan prestasi pemain sepak bola bisa disebabkan karena bakat, latihan-latihan keras dan seriusnya dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah latihan side jump sprint dan dodging run yang nantinya sangat membantu berlari dengan cepat. Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil, seorang pemain bola hendaklah melakukannya dengan tekun dan serius. Dengan semakin meluasnya perkembangan dunia olahraga, dan seiring dengan kemajuan IPTEK dewasa ini, maka semakin komplek pula faktorfaktor penunjang untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi dalam cabang olahraga tertentu, terutama cabang olahraga sepak bola. Untuk mencapai prestasi dalam setiap cabang olahraga, tentu mempunyai standar-standar kriteria latihan-latihan terhadap cabang olahraga yang ditekuni, sehingga di dalam pembinaan dan pengembangan atlet nantinya tidak menimbulkan perasaan bosan dan jenuh terhadap program latihan yang diberikan terhadap atlet itu sendiri. Menurut Sukadiyanto (2005:106), kecepatan merupakan “Kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab rangsangan dalam waktu secepat (sesingkat) mungkin”. Menurut Irianto (2002:73), kecepatan merupakan ”Perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu yang singkat”. Dengan memiliki tingkat kecepatan yang tinggi, maka kecepatan kaki dalam berlari saat menggiring bola sangat baik, sehingga pada kaki tumpu dalam bergerak nantinya
akan lebih mudah dalam melakukan tumpuan dan menentukan arah bola. Dari uraian dan penjelasan tersebut, maka dalam hal ini penulis mengemukakan bahwa latihan side jump sprin dan dodging run tidak boleh dikesampingkan. Hal tersebut harus menjadi perhatian utama dalam membina atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik terutama dalam cabang olahraga sepak bola. Apabila hal ini dibiarkan, prestasi atlet, seperti passing, stopping, keeping dan shooting mengalami penurunan. Mengingat pentingnya unsur keterampilan dalam pemain sepak bola khususnya dalam menggiring bola, maka perlu diadakan penelitian tentang pelatihan side jump sprin dan dodging run serta dampaknya terhadap kecepatan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat judul “Pengaruh pelatihan side jump sprint dan dodging run terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016”. Penelitian tentang pelatihan side jump sprint dan dodoging run pernah dilakukan oleh Marino pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Model Latihan dan Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Permainan Sepak bola” (Eksperimen Pengaruh Model Latihan Side Jump Sprint Dan Dodging Run Pada Siswa Sekolah Sepak Bola Permata Utama Sukoharjo). Penelitian tersebut untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh model latihan side jump sprint dan dogging run terhadap peningkatan kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola. (2) Perbedaan pengaruh peningkatan kemampuan menggiring bola bagi anak yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dan rendah dalam permainan sepak bola. (3) Pengaruh interaksi antara model latihan dengan koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan menggiring bola dalam perminan sepak bola. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Sepak Bola Permata Utama Sukoharjo tahun 2010 yang berjumlah 52 anak.
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) Berbeda dengan penelitian di atas, fokus kajian yang peneliti rancang yakni mengenai pengaruh pelatihan side jump sprint dan dodging run terhadap kecepatan. Sehubungan dengan pemaparan pada bagian latar belakang di atas, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1) Apakah ada pengaruh pelatihan side jump sprint terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016?, 2) Apakah ada pengaruh pelatihan dodging run terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016?, 3) Apakah ada perbedaan pengaruh dari pelatihan side jump sprin dan dodging run terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016?, 4) Apakah pelatihan side jump sprint lebih baik daripada pelatihan dodging run terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016? METODE PENELITIAN Menurut Kanca (2006: 79) Model Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek penelitian. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimental semu (quasi experimental). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “The nonrandomized control group pretest posttest design, rancangan ini sama dengan rancangan the pretest posttest controlled group design, kecuali tanpa adanya randomisasi” (Kanca, 2010: 88). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan sebanyak 39 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lari 60 meter. Uji hipotesis terdapat pengaruh pelatihan side jump sprint dan dodging run terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola menggunakan uji ANOVA (uji F)
khususnya One Way ANOVA karena dalam penelitian ini menguji lebih dari dua sampel. Tujuan dari uji One Way ANOVA adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hitung beberapa kelompok. Jika terdapat perbedaan yang nyata dari maing-masing kelompok maka perlu dilakukan uji lanjut atau uji pembanding berganda least significant difference (LSD) dengan bantuan SPSS 16.0 untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan lari pada taraf signifikansi (α) 0,05 yang dilakukan dengan cara membedakan nilai terkecil pada mean difference.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi data hasil pre-test kecepatan lari pada kelompok perlakuan pelatihan side jump sprint, yaitu dengan subjek 13 orang diperoleh nilai rata-rata sebesar 9.6762 dengan rentangan 3.06 dengan nilai tertinggi 11.27 dengan nilai terendah 8.21 dengan standar deviasi 0.92055 dengan varians 0.847. Deskripsi data hasil post-test kecepatan lari pada kelompok perlakuan pelatihan Side Jump Sprint, yaitu dengan subjek 13 orang diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,0138 dengan rentangan 1,20 dengan nilai tertinggi 8,54 dengan nilai terendah 7,34 dengan standar deviasi 0,39257 dengan varians 0,154. Deskripsi statistik hasil penelitian untuk variabel kecepatan pada kelompok perlakuan pelatihan Side Jump Sprint dapat dilihat pada tabel 4.1
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) sebesar 9.6677 dengan rentangan 2.85 dengan nilai tertinggi 11.33 dengan nilai terendah 8.48 dengan standar deviasi 0.83811 dengan varians 0.702. Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Data Hasil Penelitian Kecepatan Lari pada Kelompok Perlakuan Pelatihan Side Jump Sprin Pre-Test
Post-Test
Perlakuan
Perlakuan
13
13
Rata-rata
9.6762
8.0138
Median
9.5300
8.0800
Sum
125.79
104.18
8.21
7.34
Variabel Data Jumah Subjek
Nilai Terendah Nilai Tertinggi
11.27
8.54
Standar Deviasi
0.92055
0.39257
Varian
0.847
0.154
Rentangan
3.06
1.20
Pelatihan Side Jump Sprint yang dilakukan secara berulang-ulang mengakibatkan peningkatan meningkatkan aktivitas dan kerja mitokondria dalam sel otot dan memberikan perubahan pada otot atau bertambah besarnya diameter (hypertrophy), hiperplasia otot serta ada adaptasi sistem saraf pada serabut otot tungkai. Dengan meningkatnya sistem kerja otot dan adaptasi sistem saraf otot yang disebabkan oleh pelatihan yang diberikan sehingga side jump sprint dapat meningkatkan kecepatan Deskripsi data hasil pre-test kecepatan lari pada kelompok perlakuan pelatihan Dodging Run, yaitu dengan subjek 13 orang diperoleh nilai rata-rata
Deskripsi data hasil post-test kecepatan lari pada kelompok perlakuan pelatihan Dodging Run, yaitu dengan subjek 13 orang diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,6662 dengan rentangan 1,49 dengan nilai tertinggi 9,38 dengan nilai terendah 7,89 dengan standar deviasi 0,55455 dengan varians 0,308. Deskripsi statistik hasil penelitian untuk variabel kecepatan lari pada kelompok perlakuan pelatihan Dodging Run dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Deskripsi Statistik dan Hasil Penelitian kecepatan lari pada kelompok perlakuan pelatihan Dodging Run
Variabel Data Jumah Subjek
Pre-Test
Post-Test
Perlakuan Perlakuan 13
13
Rata-rata
9.6677
8.6662
Median
9.5700
8.7900
Sum
125.68
112.66
Nilai Terendah
8.48
7.89
Nilai Tertinggi
11.33
9.38
Standar Deviasi
0.83811
0.55455
Varian
0.702
0.308
Rentangan
2.85
1.49
Dengan melaksanakan pelatihan dodging run ini berulang-ulang dan terprogram maka akan membuat otot mengalami kontraksi sebagai bentuk respon
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) terhadap beban yang diberikan. Sebagi efek dari diberikan pelatihan adalah adanya perubahan sebagai bentuk adaptasi dari tubuh terhadap pelatihan yang diberikan berupa peningkatan kemampuan kerja otot. Dengan diberikan pelatihan yang sesuai dengan prinsip pelatihan nantinya akan memberikan pengaruh secara fisiologis bagi otot khususnya otot tungkai dan dengan perubahan ini akan memberikan dampak terhadap peningkatan kecepatan. Berdasarkan data yang digunakan ialah data post-test yang telah memperhatikan data pre-test yang berretribusi homogen. Deskripsi data hasil pre-test kecepatan lari pada kelompok kontrol, yaitu dengan subjek 13 orang diperoleh nilai rata-rata sebesar 9,6731 dengan rentangan 2.90 dengan nilai tertinggi 11.40 dengan nilai terendah 8,50 dengan standar deviasi 0.87417 dengan varians 0.764. Deskripsi data hasil post-test kecepatan lari pada kelompok kontrol, yaitu dengan subjek 13 orang diperoleh nilai rata-rata sebesar 9,3423 dengan rentangan 1,92 dengan nilai tertinggi 10,32 dengan nilai terendah 8,40 dengan standar deviasi 0,59965 dengan varians 0,360. Deskripsi statistik hasil penelitian untuk variabel kecepatan lari pada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Data Hasil Penelitian Kecepatan Lari pada Kelompok Kontrol
Pre-Test
PostTest
Kontrol
Kontrol
13
13
Rata-rata
9.6731
9.3500
Median
9.6000
9.3800
Sum
125.75
121.55
Nilai Terendah
8.50
8.40
Nilai Tertinggi
11.40
10.32
Standar Deviasi
0.87417
0.59790
Varian
0.764
0.357
Rentangan
2.90
1.92
Variabel Data Jumah Subjek
Hasil analisis dari penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk variabel kecepatan lari. Pada kedua kelompok perlakuan mengalami peningkatan nilai rata-rata variabel dan pada kelompok kontrol juga terjadi peningkatan. Dari deskripsi di atas diketahui adanya peningkatan nilai variabel kecepatan lari pada kedua kelompok perlakuan. Peningkatan yang dialami oleh kedua kelompok perlakuan dikarenakan pelatihan yang dilakukan. Bentuk pelatihan untuk perlakuan Side Jump Sprint dan perlakuan Dodging Run yang dilakukan adalah pelatihan dengan frekuensi pelatihan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 minggu.
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) 16.0 pada taraf signifikansi () 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu jika signifikansi yang diperoleh > (sig > 0,05), maka subjek yang berdistribusi normal. Sebaliknya, jika signifikansi yang diperoleh < , maka subjek yang berdistribusi tidak normal. Rangkuman hasil uji normalitas data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas data. Pengujian terhadap normalitas data penelitian dilakukan pada peningkatan data dari data Sprint 60 Meter pada kelompok perlakuan pelatihan Side Jump Sprint, Dodging Run dan kelompok kontrol yang menggunakan uji lilliefors kolmogorov-smirnov dengan bantuan SPSS
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Normalitas Lilliefors Lilliefors Kolmogorov-Smirnov Sumber Data Keterangan Sig. Statistik Df Hitung Kecepatan Lari 0,132 13 0.200* Normal Kelompok Side Jump Sprint Kecepatan Lari 0.146 13 0.200* Normal Kelompok Dodging Run Kecepatan Lari 0.100 13 0.200* Normal Kelompok Kontrol
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Homogenitas Levene Sumber Data
Jumlah Kel.
Sprint 60 M Kelompok Side Jump Sprint, Dodging Run dan Kontrol
3
Dari hasil uji homogenitas data yang menggunakan uji levene dengan bantuan SPSS 16.0, diperoleh nilai uji 1,404 dengan signifikansi 0,259 untuk variabel kecepatan lari. Jika nilai signifikansi yang diperoleh > , maka variansi setiap subjek sama (homogen). Dengan demikian, nilai signifikansi 0,259 > 0,05, sehingga data yang diuji berasal dari data yang homogen. Hipotesis pelatihan Side Jump Sprint dan Kelompok Dodging Run berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan lari diuji dengan uji-F One Way
Levene df1 Statistik 1,404
2
df2
Sig. Hitung
Ket.
36
0.259
Varian Homogen
Anova dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji Fhitung memiliki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi lebih Fhitung besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Data yang diuji adalah data posttest kelompok perlakuan pelatihan Side Jump Sprint, pelatihan perlakuan Dodging Run dan kelompok kontrol terhadap peningkatan kecepatan lari. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.7.
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016)
Tabel 4.7 Hasil Uji One Way Anova Pelatihan Side Jump Sprint, Pelatihan Dodging Run, dan Kelompok Kontrol Sum of Squares
Df
Mean Square F
Signifikansi
Between Groups 11,472
2
5,736
.000
Within Groups
9,855
36
0,274
Total
21,327
38
Hasil uji one way anova data kecepatan lari diperoleh nilai Fhitung sebesar 21.327 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Nilai signifikansi Fhitung 0,000 data kecepatan lebih kecil dari nilai α (sig. < 0,05), sehingga hipotesis “terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan Side Jump Sprint dan pelatihan Dodging Run terhadap peningkatan “kecepatan lari ”, diterima. pelatihan Side Jump Sprint yang dilakukan secara berulang-ulang mengakibatkan peningkatan meningkatkan aktivitas dan kerja mitokondria dalam sel otot dan memberikan perubahan pada otot atau bertambah besarnya diameter (hypertrophy), hiperplasia otot serta ada adaptasi sistem saraf pada serabut otot tungkai. Dengan meningkatnya sistem kerja otot dan adaptasi sistem saraf otot yang disebabkan oleh pelatihan yang diberikan sehingga side jump sprint dapat meningkatkan kecepatan Berdasarkan hal tersebut pelatihan side jump sprint cocok diberikan pada subjek karena selalu mengikuti pelatihan, beban kerja yang diberikan pada otot tungkai berupa gerakan melompat dan berlari akan menyebabkan otot tungkai beradaptasi terhadap beban kerja tersebut sehingga sistem kerja otot tungkai akan meningkat dan memberikan perubahan pada serabut otot. Dengan terjadinya perubahan fisiologis dalam tubuh dan
20,955
adanya adaptasi sistem saraf otot maka diduga akan memberikan peningkatan terhadap kecepatan pada siswa yang diberika pelatihan side jump sprint. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahawa adanya pengaruh pelatihan side jump sprint terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dilihat dari Hasil uji one way anova data kecepatan lari diperoleh nilai Fhitung sebesar 21.327 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Nilai signifikansi Fhitung 0,000 data kecepatan lebih kecil dari nilai α (sig. < 0,05), sehingga hipotesis “terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan Side Jump Sprint terhadap peningkatan “kecepatan lari ”, diterima. Sama halnya dengan pelatihan Dodging Run, Dengan melaksanakan pelatihan dodging run ini berulang-ulang dan terprogram maka akan membuat otot mengalami kontraksi sebagai bentuk respon terhadap beban yang diberikan. Sebagi efek dari diberikan pelatihan adalah adanya perubahan sebagai bentuk adaptasi dari tubuh terhadap pelatihan yang diberikan berupa peningkatan kemampuan kerja otot. Dengan diberikan pelatihan yang sesuai dengan prinsip pelatihan nantinya akan memberikan pengaruh secara fisiologis bagi otot khususnya otot tungkai dan dengan
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) perubahan ini akan memberikan dampak terhadap peningkatan kecepatan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahawa adanya pengaruh pelatihan side jump sprint terhadap kecepatan siswa ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 4 Kuta Selatan tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dilihat dari Hasil uji one way anova data kecepatan lari diperoleh nilai Fhitung sebesar 21.327 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan pengaruh dari masing-masing kelompok. Nilai signifikansi Fhitung 0,000 data kecepatan lebih kecil dari nilai α (sig. < 0,05), sehingga hipotesis “terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan Dodging Run terhadap peningkatan “kecepatan lari ”, diterima. Karena terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan Side Jump Sprint dan pelatihan Dodging Run terhadap peningkatan kecepatan lari, maka dilakukan uji lanjut atau uji pembanding least significant difference (LSD) untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan lari dengan bantuan SPSS 16.0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Kriteria
pengambilan keputusannya, yaitu jika nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan. Sedangkan, jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan lari dilakukan dengan cara membedakan nilai terkecil pada mean difference atau perbedaan rata-rata. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan nilai terkecil pada mean difference serta ada tidaknya tanda ast ( * ) pada kolom ‘mean difference’. Jika tanda ast ( * ) ada di angka mean difference atau perbedaan rata-rata, maka perbedaan tersebut nyata atau signifikan. Sehingga pelatihan yang mendapat nilai terkecil dan ada tanda ast ( * ) merupakan pelatihan yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan. Hal tersebut dikarenakan menggunkan sataun detik dalam melihat hasil yang terbaik dimana angka terkecil membuktikan kecepatan lari 60 meter itu yang terbaik. Sehingga pelatihan yang mendapat nilai terkecil merupakan pelatihan yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan Kecepatan Lari
Tabel 4.8 Hasil Uji LSD Data Kecepatan Lari
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Side Jump Sprint
Dodging Run Kontrol
Dodging Rub Kontrol
Side jump Sprint Kontrol Side Jump Sprint
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig.
95% Confidence Interval Lower Upper Bound Bound
-,65231*
.20522
.003
-1,0685
-,2361
-1,32846*
.20522
.000
-1,7447
-,9123
,65231*
.20522
.003
,2361
1,0685
-,67615*
.20522
.002
-1,0924
-,2600
1,32846*
.20522
.000
,9123
1,7447
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) Dodging Run
,67615*
.20522
.002
,2600
1,0924
*. Mean difference (perbedaan rata-rata) signifikan pada taraf 0.05.
Hasil uji least significant difference (LSD) diperoleh perbedaan nilai signifikansi untuk semua kelompok yaitu 0,00, 0,02 dan 0,03. Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada semua kelompok. Selanjutnya, dilihat dari hasil mean difference kecepatan lari diperoleh perbandingan kelompok pelatihan Side Jump Sprint lebih Kecil dibandingkan dengan kelompok pelatihan Dodging Run .65231* dan kelompok pelatihan Side jump Sprint lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol sebesar -1,32846*. Hasil mean difference dari kelompok pelatihan Dodging Run lebih Besar dibandingkan kelompok pelatihan Side Jump Sprint sebesar ,65231* dan kelompok pelatihan Dodging Run lebih Kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar -,67615*. Sedangkan hasil mean difference pada kelompok kontrol lebih Besar dibandingkan pelatihan Side Jump Sprint sebesar 1,132846* dan kelompok kontrol lebih besar dibandingkan kelompok pelatihan Dodging Run sebesar ,67615* . Jadi, dari hasil uji least significant difference (LSD) kecepatan lari, pelatihan Side Jump Sprin mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kecepatan lari dari pada pelatihan Dodging Run dengan hasil mean difference sebesar 1,32864*. DAFTAR PUSTAKA Anatomi Otot Tungkai, 2008: Encylopedia Britannica. Tersedia Pada www.infovisual.info (diakses pada tanggal 21 januari 2016 pada pukul 20.45) Bompa, Tudor. 2009. Periodi Zation Theory And Methodology of Training. Kanada ; Human Kinetics.
Irianto,
Djoko pekik. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogjakarta; Surat Perjanjian Pelaksanaan Penulisan Bikfat. Ismaryati, 2008, Tes dan Pengukuran Olah Raga, Surakarta, UNS Press. Kanca, I N. 2004. Pengaruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat dan Protein Rattus Nervegicus Strain Wistar. Disertasi (tidak diterbitkan). Surabaya: Program Pasca Sarjana UNAIR Kanca, I N. 2010, Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Nala, N. 1992. Kumpulan Tulisan Olahraga “Program Latihan Isometrik”. Denpasar: KONI Propinsi Bali. Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD. Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Pada Olahraga. Semarang; FPOK IKIP. Santoso, Singgih. 2011.Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik, Yogyakarta: Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Widiastuti. 2011. Tes Dan Pengukuran Olahraga.Jakarta: PT Bumi Timur Jaya Widjaja, Surya. 1998. Kinesiologi (The Anatomu Of Motion= Anatomi Alat Gerak). Jakarta: FKUI.
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016) Yoda,
I Ketut. 2006. Buku Ajar peningkatan Kondisi Fisik. Singarja: Fakultas Olahraga dan
Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume I Tahun 2016)