PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Sonia Chandrikinnanti NIM : 129114152
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“The only way to have the greatest work in your life is love what you do first.” -Anonymous
“How you climb a mountain is more important than reaching the top.” -Yvon Chouinard
“Nothing is impossible. The word itself says, I’M POSSIBLE.” -Audrey Hepburn
“Don’t ever stop trying, learning, fighting, experimenting, doing, until the miracle happens.”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk : - Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karunia-Nya maka skripsi dapat berjalan dengan lancar hingga selesai. Puji syukur yang tak terhingga atas segala nikmat, karunia dan berkah yang berlimpah yang telah diberikan selama hidup ini. - Orangtua ku tercinta, Bapak Arie Purnama dan Ibu Dewi Sri Rahayu yang senantiasa mendoakan untuk kesuksesan saya. Yang tidak pernah lelah mendengarkan keluh kesah dan mimpi-mimpi dari sejak kecil. Yang selalu memberikan dukungan terbesar disetiap langkah hidup yang saya pilih. My truly happiness is based on your happiness dear
mom and dad.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juli 2016 Penulis
( Sonia Chandrikinnnanti )
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Sonia Chandrikinnanti Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma ABSTRAK Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan senam otak terhadap kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. Desain penelitian adalah non-randomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah 72 orang siswa kelas 5 SD Negeri 18 Muara Enim. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen (n=36) dan siswa kelas VC sebagai kelompok kontrol (n=36). Kelompok eksperimen mendapatkan pelatihan senam otak selama 10 hari berturut-turut, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Kemampuan matematika siswa diukur dengan tes matematika. Tes matematika berisi 40 soal dengan materi operasi hitung pecahan yang dilaksanakan selama 70 menit. Penelitian ini menggunakan teknik analisis independent sample t-test. Hasil analisis data menunjukkan uji t pada data gain score memiliki nilai t sebesar 11,053 dengan p=0,00 (p<0,05). Hasil perhitungan menunjukkan gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Pelatihan senam otak berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan matematika tentang operasi hitung pecahan pada siswa kelas V sekolah dasar. Kata kunci : senam otak, kemampuan matematika, siswa sekolah dasar
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE EFFECT OF BRAIN GYM TRAINING ON MATHEMATICS ABILITY OF FRACTION COMPUTATION IN FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL Sonia Chandrikinnanti Faculty of Psychology Sanata Dharma University ABSTRACT This experimental study aimed to determine the effect of brain gym training on the ability of mathematics in elementary school students. The study design was non-randomized pretest-posttest control group design. The subjects were 72 students in fifth grade students of SD Negeri 18 Muara Enim. They were divided into two groups, namely VB graders as experimental group (n = 36) and VC grades as a control group (n = 36). The experimental group received brain gym training for 10 consecutive days, while the control group did not receive any treatment. Student's math ability was measured by math test. Math test contains 40 problems fractional arithmetic operations. The test was performed in 70 minutes. This study used analysis techniques of independent sample t-test. The result showed a value of t score is 11.053 with p = 0.00 (p <0.05). This shows that gain score in the experimental group and the control group differing significantly. Brain gym training has significant effect to improve mathematics ability in fifth grade elementary school students. Keywords: brain gym, mathematics ability, elementary school students
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Sonia Chandrikinnanti
Nomor Mahasiswa
: 129114152
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 Juli 2016
Yang menyatakan,
( Sonia Chandrikinnanti ) ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya, skripsi yang berjudul “Efektivitas Pelatihan Senam Otak Terhadap Peningkatan Kemampuan Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar.” dapat diselesaikan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Dekan dan dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak bantuan dan saran yang sangat bermanfaat. 2. Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ., dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan doa, dukungan, dan masukan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si., Kaprodi beserta semua jajaran staf dosen dan administrasi serta seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pendidikan, ilmu yang bermanfaat dan bantuan selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi diselesaikan. 4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si., dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna. 5. Bapak Nugroho S.Pd, SD., Kepala Sekolah SD Negeri Minomartani I yang telah membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan pilot study.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Ibu Chandra Yunia Linarti S. Pd, SD., Kepala Sekolah SD Negeri 18 Muara Enim yang telah memberikan izin dan keluasan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas VB dan VC SD Negeri 18 Muara Enim yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berpastisipasi menjadi subjek penelitian. 8. Terima kasih untuk Bapak Arie Purnama, Ibu Dewi Sri Rahayu, Siti Nurshaliha Mahardika, Shabrina Maharani Putri dan seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan do’a, dukungan dan semangat selama penulisan skripsi ini. 9. Zomy Denianto, yang selalu membantu, menemani dan mendukung selama proses pengerjaan skripsi ini. 10. Teman-teman se-angkatan Psikologi Universitas Sanata Dharma 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu untuk dukungan dan bantuannya. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 20 Juli 2016 Penulis ,
Sonia Chandrikinnanti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Tujuan penelitian ............................................................................. 5 C. Manfaat penelitian ........................................................................... 6 BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 7 A. Kemampuan Matematika ................................................................ 7
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Matematika............................................................... 7 2. Kemampuan Matematika ........................................................... 7 3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Matematika.............. 8 4. Matematika di Sekolah Dasar .................................................... 12 5. Hasil Belajar Matematika ........................................................... 13 B. Senam Otak ..................................................................................... 14 1. Pengertian Senam Otak .............................................................. 14 2. Dimensi Otak ............................................................................. 11 3. Jenis-jenis Gerakan Senam Otak ................................................ 17 C. Pengaruh Senam Otak Terhadap Kemampuan Matematika ........... 24 D. Siswa Sekolah Dasar ...................................................................... 25 E. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 26 BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 27 A. Jenis Penelitian ................................................................................ 27 B. Identifikasi Variabel ........................................................................ 27 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 27 1. Variabel Bebas ........................................................................... 28 2. Variabel Terikat ......................................................................... 28 3. Pengendalian Eksperimen .......................................................... 28 a. Waktu Pelaksanaan Pelatihan .............................................. 28 b. Tempat Pelaksanaan Pelatihan ............................................ 28 c. Pemilihan Instruktur ............................................................ 28 d. Jenis Instrumen Eksperimen ............................................... 28
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 29 E. Desain Eksperimen .......................................................................... 30 F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ..................... 31 G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 35 H. Metode Analisis Data ...................................................................... 36 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 38 A. Pilot Study ...................................................................................... 39 B. Persiapan Penelitian........................................................................ 39 1. Perizinan Penelitian.................................................................... 39 2. Persiapan Subjek ........................................................................ 39 C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 39 1. Pre-Test ...................................................................................... 39 2. Pelatihan Senam Otak ................................................................ 40 3. Post-Test..................................................................................... 40 D. Hasil Penelitian .............................................................................. 41 1. Data Deskriptif Penelitian .......................................................... 41 2. Proses Analisis Data ................................................................... 41 3. Uji Asumsi ................................................................................. 42 a. Uji Normalitas ....................................................................... 42 b. Uji Homogenitas ................................................................... 43 4. Uji Hipotesis .............................................................................. 45 E. Pembahasan .................................................................................... 46 F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian ............................................ 49
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 50 A. Kesimpulan .................................................................................... 50 B. Saran ............................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51 LAMPIRAN .................................................................................................... 55
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Blue Print Tes Kemampuan Matematika kelas V SD.................... 32
Tabel 2.
Tabel Data Deskriptif Penelitian .................................................... 41
Tabel 3.
Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov one sample .............. 43
Tabel 4.
Tabel Uji Homogenitas Levene test ............................................... 44
Tabel 5.
Tabel Uji Hipotesis ........................................................................ 45
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Rancangan Penelitian .................................................................. 30
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.
Petunjuk Pelaksanaan Pre-test dan Post-test .......................... 55
Lampiran B.
Instrumen Pengukuran Kemampuan Matematika .................. 57
Lampiran C.
Petunjuk Gerakan Senam Otak ............................................... 62
Lampiran D.
Pelaksanaan Pelatihan Senam Otak ........................................ 72
Lampiran E.
Daftar Hadir Subjek ................................................................ 78
Lampiran F.
Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen ............... 84
Lampiran G.
Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol ...................... 87
Lampiran H.
Perhitungan Statistik ............................................................... 90
Lampiran I.
Surat Keterangan Penelitian ................................................... 96
Lampiran J.
Dokumentasi Pelatihan Senam Otak ...................................... 98
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat dan lingkungannya. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan dan pembelajaran dapat dicapai dengan prosedur perencanaan dan penentuan tujuan kegiatan pembelajaran yang tepat (Wilmes et all, 2008). Pengelolaan pembelajaran dan evaluasi yang terarah juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan (Ansari, 2008). Metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menjadikan siswa menjadi pribadi yang inovatif, aktif, kreatif, menarik, dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari (Willis, 2007). Menurut Emilda (2015), pembelajaran dengan menerapkan metode yang
bervariasi
mampu
mengatasi
1
kejenuhan
siswa
dalam
suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
proses pembelajaran. Kejenuhan yang dialami siswa dapat disebabkan oleh faktor guru, siswa, metode pembelajaran dan faktor-faktor lain. Faktor beban tugas, latihan dan banyaknya materi yang harus dipelajari dalam satu semester menyebabkan siswa jenuh. Kejenuhan menyebabkan kurangnya minat dan motivasi belajar siswa. Siswa akan mampu belajar secara efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan (Coe et all, 2006). Mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah sungguh beragam. Salah satu mata pelajaran yang memerlukan model dan metode yang inovatif dan kreatif adalah matematika. Pelajaran matematika dianggap oleh kebanyakan siswa sebagai pelajaran yang sulit dibandingkan dengan yang pelajaran lain. Siswa juga mengatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang menjenuhkan dan melelahkan. Siswa mengalami kesulitan untuk memahami matematika karena materi pelajaran yang cukup rumit. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh dari pembelajaran matematika kurang maksimal (Pratt, 2010). Keberhasilan dari proses belajar seseorang dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan dapat dilihat dari pengetahuan, pemahaman sikap dan perilaku, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu dari hasil proses belajar (Stephenson, 2009). Peran guru sangat penting dalam keberhasilan proses belajar siswa (Cohen, 2003). Seorang guru harus mampu mengajar dengan metode pembelajaran yang tepat sehingga siswa menjadi lebih mampu memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
dan menerima materi pelajaran (Willis, 2007). Dalam pelajaran matematika, guru diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa agar dapat belajar matematika dengan baik. Guru perlu membantu untuk memaksimalkan kinerja otak siswa, dan metode pembelajaran saat ini harus diarahkan kepada proses belajar siswa yang bersifat pengoptimalan fungsi otak (Leepo, 2000). Metode pengajaran saat ini masih bersifat konvensional. Menurut Johnson (2002), metode konvensional adalah metode yang bersifat ceramah dan belajar dengan menghafal. Metode ini cukup baik untuk dilakukan agar siswa lebih paham dan mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Disisi lain, metode ini memiliki kekurangan yaitu menimbulkan kebosanan dan dianggap hanya mengembangkan kemampuan otak kiri saja sehingga kemampuan otak lain
tidak
dikembangkan
dengan
baik
(Carpenter,
2005).
Untuk
mengoptimalkan fungsi otak dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu kerja otak siswa secara keseluruhan (Awolola, 2011). Dalam mengatasi permasalahan para siswa dalam memahami pelajaran matematika, telah banyak ditemukan metode-metode yang membantu siswa mengatasi kesulitan tersebut. Salah satunya dengan metode pelatihan senam otak (Brain Gym). Pelatihan senam otak dianggap sangat efektif untuk meningkatkan kecerdasan otak terutama dalam kemampuan matematika (Rentschler, 2007). Dari hasil penelitian Twomey (2002) membuktikan bahwa metode senam otak efektif dalam meningkatkan kemampuan matematika siswa. Senam otak sangat baik dilakukan pada awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
proses pembelajaran atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa sebelum menjalani proses pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Senam otak adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari (Dennison, 2009). Senam otak merupakan gagasan mengenai pemolaan ulang neurologis untuk meningkatkan fungsi otak (Hyatt, 2007). Gerakan senam otak dibuat untuk menstimulasi (Dimensi lateralitas), meringankan (Dimensi Pemfokusan), atau merelaksasi (Dimensi Pemusatan) untuk memaksimalkan kemampuan belajar siswa (Dennison, 2008). Senam otak digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar dengan menggunakan keseluruhan otak seperti yang dilakukan oleh siswasiswa Paul E. Denisson Ph.D. di Educational Kinesiology (Edu-K). Sehingga senam otak dapat dijadikan solusi untuk menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Senam otak menjadi suatu alat bantu pembelajaran yang sangat efektif (Dennison, 2009). Penelitian dari Watson (2014), latihan senam otak dapat memberikan pengaruh positif pada peningkatan daya ingat, peningkatan kemampuan matematika, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk melakukan perencaaan, respon dan membuat keputusan. Para siswa di Educational Kinesiology Foundation, California, USA melakukan gerakangerakan senam untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri (Brain Gym® International,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2011). Penelitian yang dilakukan oleh Nussabaum (2010) menyatakan bahwa pelatihan senam otak memudahkan kegiatan belajar, memperbaiki konsentrasi belajar dan menguatkan motivasi belajar pada siswa. Senam otak juga meningkatkan rasa percaya diri, membangun harga diri, rasa kebersamaan, dan membuat siswa lebih mampu mengendalikan diri (Shamberg, 2009). Berdasarkan latar belakang permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang efektivitas pelatihan senam otak untuk meningkatkan kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. Pelatihan senam otak diberikan kepada siswa kelas lima sekolah dasar sebagai subjek. Penelitian ini menggunakan gerakan senam otak yang terdiri dari gerakan pendahuluan atau PACE dan 6 kombinasi gerakan senam otak yang disesuaikan untuk meningkatkan kemampuan matematika.
B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan senam otak terhadap peningkatan kemampuan matematika operasi hitung pecahan pada siswa kelas V sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu psikologi terutama dalam bidang psikologi perkembangan dan pendidikan, khususnya mengenai manfaat pelatihan senam otak terhadap kemampuan matematika. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan cara belajar matematika siswa sekolah dasar dengan menggunakan pelatihan senam otak yang berguna untuk meningkatkan kemampuan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Matematika 1. Pengertian Matematika Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau manthenein, yang artinya mempelajari. Owens (2008) menjelaskan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika juga salah satu disiplin ilmu untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain dan teknologi (Sousa, 2008). Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa pengertian matematika merupakan ilmu tentang logika dan konsep-konsep yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan sangat penting dipelajari karena dapat membantu meningkatkan siswa dalam mempelajari ilmu lain. 2. Kemampuan Matematika Gozuyesil & Dikici (2014) menjelaskan bahwa kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki seseorang adalah kemampuan matematika. Menurut NCTM (1999),
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
definisi
kemampuan
matematika
adalah
kemampuan
untuk
mengeksplorasi, menduga dan berpikir secara logis untuk memecahkan masalah
matematika.
Kemampuan
matematika
juga
tentang
berkomunikasi melalui matematika dan menghubungkan ide-ide dalam matematika dengan ilmu lainnya. Menurut Anthony & Walshaw (2009), kemampuan matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat matematika. Berbagai komponen kemampuan matematika adalah berfikir logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola, pengenalan konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat (Nelson, 2002). Pendapat-pendapat
di
atas
memberi
kesimpulan
bahwa
kemampuan matematika seseorang dilihat dari berfikir secara logis, mampu berkomunikasi melalu matematika, memahami dan menganalisis pola
angka-angka
serta
memecahkan
masalah
matematika
dan
menerapkan ilmu matematika ke berbagai ilmu lainnya. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Matematika Slameto (2010) menyatakan bahwa kemampuan matematika seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
A. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari diri pribadi manusia yang membawa pengaruh terhadap hasil belajar matematika. Faktor internal terbagi dua yaitu psikologi dan fisiologis. 1. Faktor Psikologis a) Bakat dan Intelegensi Faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kemampuan matematika seseorang adalah bakat dan minat. Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan pada diri seseorang (Slameto, 2010). b) Minat Minat adalah ketertarikan seseorang pada suatu hal. Minat yang tinggi akan menghasilkan kemampuan belajar yang tinggi pula, artinya bila siswa belajar dengan penuh minat akan membantu pemusatan pikiran dan kegembiraan dalam belajar (Slameto, 2010). c) Motivasi Motivasi adalah keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru, untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, ganjaran untuk hukuman, kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat, kebutuhan kecintaan, keinginan yang harus tercapai (Slameto, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
d) Emosional Faktor emosi seperti rasa takut, benci atau bosan terhadap bahan atau mata pelajaran mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Sifat mudah putus asa didalam melakukan tugas, kecemasan yang terus menerus dan sebagainya akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa (Slameto, 2010). e) Ambisi dan Tekad Ambisi dan tekad adalah tenaga
yang sangat besar
potensialnya dalam diri seseorang. Biasanya seseorang yang sangat berambisi dan mempunyai tekad yang kuat akan lebih mudah bila dibandingkan dengan orang yang tidak berambisi (Slameto, 2010). 2. Faktor Fisiologi a) Kesehatan Kesehatan jasmani berupa kesehatan badan fit, tubuh sehat dan normal sedangkan kesehatan rohani berupa pikiran yang sehat dan tenang (Slameto, 2010). b) Keadaan Panca Indera Panca indera merupakan bagian dari tubuh manusia yang sangat vital dalam proses belajar mengajar, dengan panca indera manusia bisa melakukan kegiatan baik kegiatan belajar maupun kegiatan untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari (Slameto, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
B. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah hal-hal atau situasi dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi kemampuan. 1. Faktor Keluarga Faktor keluarga mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Orang tua dan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan dominan seperti halnya pengaruh orang tua terhadap anakanaknya, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota-anggota keluarga, suasana keluarga dan keadaan ekonomi keluarga (Slameto, 2010). 2. Faktor Sekolah dan Lembaga Pendidikan a) Guru Guru yang efektif adalah guru yang berhasil mencapai kemampuan berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki dalam proses belajar mengajar. Peran guru diharapkan dapat mendukung kemampuan anak didik, sikap dan penampilan serta memotivasi siswa, membangkitkan minat siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar (Slameto, 2010). b) Metode Mengajar Metode mengajar harus kreatif dan inovatif sehingga siswa mampu belajar secara maksimal dan mengembangkan potensi diri secara optimal. (Slameto, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
c) Kurikulum Sekolah Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Pelajaran yang telah tersusun dengan baik tentu proses belajar mengajar akan dapat terlaksana dengan baik pula. Kegiatan pembelajaran berupa penyajian bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran (Slameto, 2010). d) Fasilitas Belajar Fasilitas belajar sekolah memadai ikut mempengaruhi proses belajar mengajar. Perlengkapan belajar tidak boleh diabaikan karena dalam proses belajar mengajar membutuhkan peralatan atau fasilitas pendidikan yang mencukupi yang dapat menunjang proses belajar mengajar (Slameto, 2010). 4. Matematika di Sekolah Dasar Pape (2003) menyatakan bahwa tujuan akhir pembelajaran matematika di sekolah yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bodovski & Farkas (2007) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada pola dan sifat dalam menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, memecahkan masalah dan merancang model matematika, mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain. Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan untuk melatih dan menumbuhkan cara berpikir siswa secara terampil dalam memahami konsep matematika dan mampu menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. 5. Hasil Belajar Matematika Duman (2006) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Anderson & Krrathwohl (2001) menyatakan bahwa hasil belajar dalam perilaku intelektual dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Hasil belajar matematika dapat diukur dengan suatu tes yang digunakan sebagai alat untuk evaluasi pembelajaran dan mengukur kemampuan matematika siswa. Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan atau kemampuan siswa terhadap matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Di mana hasil belajar matematika siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yaitu tes hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
B. Senam Otak (Brain Gym) 1. Pengertian Senam Otak (Brain Gym) Senam otak (Brain Gym) merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan sarafsaraf otak yang berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak (Dennison, 2006). Senam otak (Brain Gym) dikenal sebagai pendekatan unik dalam bidang pendidikan yang pertama kali diciptakan oleh Paul E. Dennison, Ph. D. Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para siswa di educational kinesiologi (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak (Dennison, 2006). 2. Dimensi Otak Dennison (2006) menjelaskan bahwa otak manusia seperti halogram, terdiri dari tiga dimensi dengan bagian-bagian yang saling berhubungan sebagai satu kesatuan. Tiap dimensi ini memiliki tugas spesifik yang dalam aplikasi Senam otak (Brain Gym) dipakai istilah Dimensi Lateralitas untuk belahan otak kiri dan kanan, Dimensi Pemfokusan untuk bagian belakang otak (batang otak atau Brainstem) dan bagian depan otak (Frontal Lobes), Dimensi Pemusatan untuk sistem limbis (midbrain) dan otak besar (cerebral cortex).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
a. Dimensi Lateralitas Dimensi lateralitas mengintegrasikan belahan otak kiri dan otak kanan. Dimensi lateralitas akan menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan komunikasi. Mengingat otak sebagai pusat kegiatan tubuh yang akan mengaktifkan seluruh organ dan sistem tubuh melalui pesan-pesan yang disampaikan melewati serabut syaraf secara sadar maupun tidak sadar. Hal ini menyebabkan belahan otak kiri akan aktif jika sisi kanan tubuh digerakkan dan belahan otak kanan akan aktif jika sisi kiri tubuh digerakkan. Sifat ini memungkinkan munculnya dominasi salah satu sisi otak, maka diperlukan upaya untuk mengintegrasikan kedua sisi tubuh (bilateral integration) agar kedua belahan otak bisa bekerjasama dengan baik. Program Brain Gym memperkenalkan keterampilan yang berupa gerakan-gerakan yang dapat menstimulasi koordinasi kedua belahan otak dan mengintegrasikan dua sisi tubuh agar bekerja sama dengan baik. Serangkaian gerakan tersebut dikenal sebagai gerakan “menyeberangi garis tengah”. Keterampilan melakukan gerakan-gerakan ini merupakan kemampuan dasar kesuksesan akademik dan sebaliknya ketidakmampuan menyeberangi
garis
tengah
mengakibatkan
apa
yang
disebut
“ketidakmampuan belajar” atau “Disleksia” (Dennison, 2006). b. Dimensi pemfokusan Dimensi pemfokusan mengintegrasikan bagian belakang otak (batang otak atau Brainsterm) dan bagian depan otak (Frontal Lobes). Dimensi pemfokusan akan menjelaskan kegiatan yang terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
pemahaman. Hambatan yang terjadi pada bagian ini akan menyebabkan seseorang mengalami ketidakmampuan mengekspresikan diri dengan mudah dan ketidakmampuan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Anak yang mengalami kurang fokus (Underfocused) akan mengalami kesulitan pemfokusan seperti “kurang perhatian”, “kurang pengertian”, dan “telambat
berbicara”.
Anak
yang
mengalami
fokus
berlebih
(Overfocused) akan berusaha terlalu keras untuk fokus. Gerakan-gerakan yang melepaskan hambatan fokus dikenal sebagai gerakan “meregangkan otot” (Dennison, 2006).. c. Dimensi pemusatan Dimensi pemusatan mengintegrasikan sistem limbis (Midbrain) dan otak besar (Cerebral Cortex). Dimensi Pemusatan menjelaskan kegiatan yang terkait dengan pengorganisasian dan pengaturan. Jika terjadi hambatan pada dimensi ini, orang akan mengalami “kurang konsentrasi, kurang percaya diri, penakut, dan mengabaikan perasaan”. Gerakan yang dapat membantu mengatasi hambatan ini adalah gerakangerakan “meningkatkan energi”. Dengan melakukan gerakan-gerakan meningkatkan energi maka hubungan elektrik dapat diaktifkan sehingga jaringan jalur-jalur syaraf yang memberikan informasi dari badan ke otak atau sebaliknya dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, hubungan otak bagian bawah (sistem limbis) untuk informasi emosional dengan otak besar (Cerebral Cortex) tempat berpikir abstrak dapat diaktifkan (Dennison, 2006)..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
3. Jenis-jenis Gerakan Senam Otak Gerakan senam otak diciptakan oleh Paul E. Dennison. Jumlah gerakannya ada 26 jenis gerakan. Gerakan tersebut dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan dimensi-dimensi yang dimiliki otak yaitu gerakan menyeberangi garis tengah untuk merangsang dimensi lateralitas, gerakan meregangkan otot untuk merangsang dimensi pemfokusan, dan gerakan meningkatkan energi untuk merangsang dimensi pemusatan (Dennison, 2006). Adapun pembagian jenis-jenis gerakan senam otak dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Gerakan Menyeberangi Garis Tengah/ The Midline Movement 1. Gerakan Silang/ Cross Crawl 2. Gerakan 8 tidur/ Lazy 8s 3. Coretan ganda/ Double Doodle 4. Abjad 8/ Alphabet 8’s 5. Gajah/ The Elephant 6. Putaran leher/ Neck Rolls 7. Olengan pinggul/ The Rocker 8. Pernafasan perut/ Belly Breathing 9. Gerakan silang berbaring/ Cross Crawl Sit-Ups 10. Mengisi energi/ The Energizer 11. Membayangkan huruf X/ Think of an X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
b) Gerakan Meregangkan Otot/ Lengthening Activities 1. Burung Hantu/ The Owl 2. Mengaktifkan Tangan/ Arm Activation 3. Lambaian Kaki / The Footflex 4. Pompa Betis/ The Calf Pump 5. Luncuran Gravitasi/ The Gravity Glider 6. Pasang Kuda-kuda/ Grounder c) Gerakan Meningkatkan Energi/ Energy Exercises 1. Air/ Water 2. Saklar Otak/ Brain Buttons 3. Tombol Bumi/ Earth Buttons 4. Tombol Imbang/ Balance Buttons 5. Tombol Angkasa/ Space Buttons 6. Menguap Berenergi/ The Energy Yawn 7. Pasang Telinga/ The Thinking Cap 8. Kait Relaks/ Hook-ups 9. Titik Positif/ Positive Points Senam otak dapat digunakan untuk meningkatkan berbagai macam kemampuan seseorang. Setiap kemampuan tersebut ada gerakan senam otak tersendiri. Oleh karena itu gerakan senam otak yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan apa yang ingin dicapai. Kemampuan yang bisa dirangsang dengan gerakan senam otak diantaranya
adalah
kemampuan
membaca,
kemampuan
berpikir,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
kemampuan berhitung/matematika, kemampuan menulis, kemampuan kesadaran diri (Koester, 2000). Gerakan senam otak yang digunakan untuk merangsang kemampuan matematika yaitu : a. Gerakan pembukaan Berdasarkan pada pemikiran bahwa dalam melakukan aktivitas belajar, perlu adanya suatu persiapan, menurut Dennison (2006) para siswa perlu dipersiapkan dengan PACE. PACE dalam artian kata Positive, Active, Clear dan Energetic, merupakan empat keadaan yang diperlukan untuk belajar mandiri dengan menggunakan keseluruhan otak agar belajar menjadi optimal. Gerakan PACE adalah sebagai berikut: 1) Positif: Gerakan Kait Rileks/ Hooks-up Gerakan ini menghubungkan rangkaian listrik yang ada dalam tubuh untuk membuat perhatian dan energi yang tidak beraturan menjadi fokus. Pikiran dan tubuh menjadi rileks saat energi
mengaliri
daerah
tubuh
yang
tadinya
mengalami
ketegangan (Dennison, 2006). 2) Aktif: Gerakan Silang/ Cross Crawl Dalam melakukan gerakan ini, siswa menggerakkan tangan dan kaki secara bersamaan, dengan syarat kaki kiri berpasangan dengan tangan kanan dan kaki kanan berpasangan dengan tangan kiri. Pada intinya terjadi persilangan antara tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
sebelah kiri dan tubuh sebelah kanan. Gerakan ini akan mengaktifkan hubungan antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan (Dennison, 2006). 3) Clear: Tombol Otak/ Brain Button Gerakan ini akan mengaktifkan otak agar mengirimkan sinyal dari belahan otak kanan ke tubuh sebelah kiri dan dari belahan otak kiri ke tubuh sebelah kanan. Gerakan ini juga membuat otak menerima oksigen dalam jumlah yang meningkat dan terjadi peningkatan aliran energi elektromagnetik (Dennison, 2006). 4) Energetis: Air/ Water Minum air merupakan gerakan untuk mengawali kegiatan belajar. Gerakan ini dilakukan karena air sebagai media penghantar yang meningkatkan potensi listrik melalui membran sel dan yang paling dibutuhkan untuk menjamin fungsi jaringan syaraf. Dengan minum air, para siswa cukup berenergi untuk belajar, mengingat semua aktivitas tubuh memerlukan air (Dennison, 2006). b. Gerakan inti Dalam penelitian ini gerakan-gerakan yang dipakai oleh peneliti, yaitu gerakan-gerakan yang berfungsi untuk mengaktifkan otak dalam meningkatkan kemampuan matematis. Gerakan-gerakan tersebut adalah gerakan yang dapat menunjang kemampuan bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
dalam media yang multidimensi dan multiarah. Kemampuan matematis lebih mudah diterima siswa yang memiliki pengertian tentang bangun, ruang, massa, jumlah dan hubungan (Dennison, 2006). Fungsi dan praktek masing-masing gerakan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Gerakan Gajah (The Elephant) Gerakan ini bertujuan untuk mengaktifkan bagian dalam telinga sehingga meningkatkan keseimbangan dan meningkatkan daya
ingat
(mengingat
secara
berurutan,
seperti
dalam
matematika). Selain itu, gerakan ini juga untuk mengintegrasikan kemampuan mendengar dengan kedua telinga. Gerakan ini mampu melemaskan otot leher yang kaku, yang sering terjadi akibat reaksi tubuh terhadap suara atau karena gerakan bibir yang berlebihan saat membaca dalam hati. Dalam gerakan gajah, tubuh kepala, lengan dan tangan bekerja sama dalam satu kesatuan dengan fokus mata melewati posisi tangan, dan seluruh tubuh bergerak (Dennison, 2006). 2) Gerakan Burung Hantu (The Owl) Gerakan burung hantu dapat meningkatkan keterampilan penglihatan,
pendengaran,
konsentrasi,
daya
ingat
dan
kemampuan berhitung. Gerakan ini dapat melepaskan ketegangan otot leher, tengkuk dan bahu yang timbul karena stress, khususnya ketika melakukan keterampilan dengan jarak pandang dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
seperti membaca, menulis, berhitung matematika dan tugas komputer (Dennison, 2006). 3) Pompa Betis (The Calf Pump) Gerakan pompa betis adalah suatu gerakan yang digunakan untuk mengembalikan panjang alamiah dari tendon dan tungkai bawah. Pada saat merasakan bahaya, tendon memendek untuk menyiapkan gerakan lari dengan menekan tumit ke bawah dan memperpanjang tendon betis, refleks rasa takut ini dilepaskan dan otot akan kembali ke ketegangan normal. Gerakan pompa betis mengaktifkan otak belakang dan otak depan untuk membantu siswa lebih semangat dalam belajar dan bergerak, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan memberikan tanggapan serta meningkatkan kemampuan menuntaskan suatu tugas (Dennison, 2006). 4) Putaran Leher (Neck Rolls) Gerakan putaran leher menunjang relaksnya tengkuk dan leher dan melepaskan ketegangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan menyeberangi garis tengah visual atau untuk bekerja dalam bidang tengah. Bila gerakan ini dilakukan sebelum membaca dan menulis, akan memacu kemampuan penglihatan dengan kedua mata dan pendengaran dengan kedua telinga secara bersamaan (Dennison, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
5) Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider). Gerakan luncuran gravitasi merupakan gerakan untuk mengembalikan keadaan alamiah dari pinggul dan sekitarnya (Pelvis). Gerakan ini menggunakan gravitasi untuk melepaskan ketegangan di pinggul dan Pelvis, agar dapat menemukan sikap tubuh duduk dan berdiri yang nyaman. Gerakan luncuran gravitasi mengaktifkan otak untuk meningkatkan keseimbangan, koordinasi dan penglihatan. Gerakan ini juga akan menunjang kemampuan akademik untuk pemikiran abstrak, berhitung dengan mencongak serta memudahkan pemahaman waktu membaca (Dennison, 2006). 6) Coretan Ganda (Double Doodle) Coretan ganda adalah kegiatan menggambar di kedua sisi tubuh yang dilakukan pada bidang tengah dengan kedua tangan. Ketika telah merasakan perbedaan antara kiri dan kanan, maka saat menggambar dan menulis otak dapat menempatkan dirinya di pusat sehingga gerakan ke luar atau ke dalam, ke atas atau ke bawah selalu dihubungkan dengan pusat otak. Gerakan coretan ganda mengaktifkan otak untuk koordinasi mata dan tangan di semua bidang penglihatan. Gerakan ini
akan menunjang
kemampuan akademik dalam hal menulis, mengeja, dan menghitung (Dennison, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
C. Pengaruh Senam Otak Terhadap Kemampuan Matematika Senam otak merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak yang berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak serta serangkaian gerakan tubuh yang sederhana yang digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan
(Dennison,
2009).
Senam
otak
ditujukan
untuk
menyeimbangkan kinerja otak kiri dan kanan secara bersama-sama sehingga memunculkan dan mengoptimalkan output dari perlakuan yang diberikan. Kemampuan matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat matematika (Anthony & Walshaw, 2009). Berbagai komponen kemampuan matematika adalah berfikir logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola, pengenalan konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat (Nelson, 2002). Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan cara berpikir logis sehingga diperlukan kemampuan otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Senam otak dapat membantu siswa menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri agar dapat seimbang dan terintegrasi dengan lebih baik. Kaitan antara kemampuan matematika dan senam otak adalah senam otak merupakan metode untuk membantu siswa memaksimalkan fungsi otak dalam mengasah kemampuan matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
D. Siswa Sekolah Dasar 1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Siswa
merupakan
anak
yang
sedang
mengalami
masa
perkembangan. Dalam setiap tahap perkembangan usianya, anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda (Hurlock, 2006). Dengan menyesuaikan karakteristik siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat meningkatkan kecerdasan sesuai dengan potensi yang ada pada diri siswa. Piaget (2010) berpendapat bahwa perkembangan anak terbagi menjadi empat tahap yaitu: (1) tahap Sensorimotor (0-2 tahun), (2) tahap Preoperational (2-7 tahun), (3) tahap Concrete Operational (7-11 tahun), dan (4) tahap Formal Operational (11-15 tahun). Usia anak SD termasuk dalam tahap Concrete Operational atau operasional konkret (7-11 tahun). Tahap operasional konkret menurut Piaget (2010) memiliki beberapa proses penting sebagai berikut : a. Pengurutan yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. b.
Klasifikasi
yaitu
kemampuan
untuk
memberi
nama
dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain. c. Decentering yaitu anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. d. Reversibility yaitu anak mulai memahami bahwa jumlah atau bendabenda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
e. Konservasi yaitu memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. f. Penghilangan sifat Egosentrisme yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Yusuf (2012) menyatakan bahwa karakteristik siswa kelas V SD yang berusia antara 10-11 tahun yaitu: (1) berada pada tahap operasional konkret yang berarti proses belajar terbentuk dari hal-hal yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan diotak-atik, serta memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga siswa mampu berpikir secara logis dan objektif, (2) memiliki rasa ingin tahu serta keinginan belajar yang tinggi, (3) mampu berpendapat dan memberikan penilaian, (4) memandang segala yang dipelajari secara utuh dan terpadu, (5) berkembang secara bertahap dari hal sederhana ke hal yang lebih kompleks.
E. Hipotesis Penelitian Hipotesis
penelitian
menyatakan
senam
otak
berpengaruh
pada
peningkatan kemampuan matematika diantara siswa kelas V (Lima) SD. Kemampuan matematika pada siswa kelas V (Lima) SD dengan pelatihan senam otak lebih meningkat secara signifikan dibandingkan dengan kemampuan matematika pada siswa kelas V (Lima) SD tanpa pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Creswell, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuasi eksperimen yang merupakan model eksperimen semu yang melakukan controlling terhadap variabel-variabel eksperimental. Desain kuasi eksperimen telah banyak digunakan dalam penelitian psikologi karena desain ini direkomendasikan dalam melakukan penelitian terhadap manusia (Marliani, 2013).
B. Identifikasi Variabel Variabel Bebas
: Pelatihan Senam Otak
Varabel Tergantung
: Kemampuan Matematika
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Senam otak adalah latihan gerak tubuh yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak, berfungsi untuk
memudahkan
pernapasan,
memperlancar
peredaran
darah,
menyegarkan dan melemaskan otak (Dennison, 2008). Dilakukan untuk
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
memudahkan dan membantu kegiatan belajar, hambatan berpikir, membangun harga diri, mengurangi stres, rasa kebersamaan dan sebagainya. Dalam pelatihan ini, perlakuan senam otak diberikan sesuai dengan gerakan-gerakan khusus untuk meningkatkan kemampuan matematika (Saklar Otak, Kait Rileks, Gerakan Silang, Minum air, Coretan Ganda, Pompa Betis, Gajah, Putaran Leher, Luncuran Gravitasi dan Burung Hantu). 2. Variabel Terikat Kemampuan Matematika adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami ide-ide dan menyelesaikan persoalan matematis yang meliputi penjumlahan, pengurangan, pengukuran serta hal-hal tentang matematika (Anthony & Walshaw, 2009).
Dalam
penelitian ini, tes kemampuan matematika disesuaikan dengan materi pembelajaran matematika yang telah diterima siswa kelas V (lima) saat di sekolah. 3. Pengendalian Eksperimen a. Waktu Pelaksanaan Pelatihan Pelatihan senam otak dilakukan selama 10 hari berturut-turut. Pelatihan dilakukan pada pagi hari sebelum dimulai pelajaran pertama. Hal ini dilakukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan dalam kondisi yang masih segar dan tidak akan menganggu kegiatan belajar mengajar di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
b. Tempat Pelaksanaan Pelatihan Pelaksanaan senam otak dilakukan di ruang kelas tempat siswa melakukan proses belajar mengajar. c. Pemilihan Instruktur Instuktur pelatihan senam otak adalah peneliti sendiri. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan observasi secara langsung terhadap subjek dan memberikan arahan yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. d. Jenis Instrumen Eksperimen Instrumen
eksperimen
yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan matematika adalah tes matematika. Instrumen ini dibuat dengan bantuan guru matematika yang mengajar subjek dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan pembelajaran subjek yang telah diterima selama belajar matematika di sekolah. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengujian materi matematika bagi subjek. Tes matematika ini telah disesuaikan dengan materi pelajaran matematika yang telah dipelajari oleh subjek.
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB dan VC di SD Negeri 18 Muara Enim. Subjek penelitian berjumlah 72 orang siswa. Subjek kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu siswa kelas VB berjumlah 36 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VC berjumlah 36 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
sebagai kelompok kontrol. Pemilihan subjek penelitian yang merupakan siswa kelas V (lima) yang berusia 10-11 tahun dikarenakan pada usia tersebut siswa akan lebih mudah memahami instruksi dan gerakan senam otak. Subjek penelitian dipilih melalui metode purposive sampling. Sesuai dengan metode ini, maka sampel subjek yang digunakan harus memenuhi kriteria yaitu siswa yang duduk di kelas V (lima) SD dengan rentang usia 1011 tahun.
E. Desain Eksperimen Desain penelitian kuasi eksperimen ini adalah “Non-Randomized PreTest and Post-Test Control Group Design”. Desain ini merupakan desain eksperimen yang dilakukan dengan pre-test sebelum perlakuan dan kemudian dilakukan post-test sesudah perlakuan diberikan. Desain ini memiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, namun penentuan sampelnya tidak dilakukan secara random (Latipun, 2008). (KE)
O1
X
O2
(KK) O1
-X
O2
Gambar 1. Rancangan Penelitian Keterangan: KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol O1 : tes sebelum perlakuan (pre-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
O2 : tes sesudah perlakuan (post-test) X : Treatment (perlakuan) -X : Tidak ada Treatment
F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan matematika yang terdiri dari 40 soal dengan materi soal operasi hitung pecahan. Instrumen tes ini berbentuk tes isian singkat. Tes kemampuan matematika dibuat oleh peneliti berdasarkan materi yang telah dipelajari oleh subjek. Namun, tes matematika ini belum mengalami uji coba berkali-kali. Peneliti melakukan try out untuk menentukan validitas dan realibilitas tes tersebut sebelum diterapkan kepada subjek penelitian. Instrumen eksperimen yang diberikan berupa tes kemampuan matematika ini akan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai pre-test dan post-test. Tes matematika yang diberikan akan memiliki soal yang sama pada saat pre-test dan post-test sehingga hasilnya dapat dibandingkan. Pre-test digunakan sebagai informasi kemampuan awal subjek sebelum diberi perlakuan senam otak sedangkan post-test digunakan untuk mengukur kemampuan subjek setelah diberikan perlakuan. Hasil dari pre-test dan post-test ini untuk melihat apakah pelatihan senam otak ini memberikan pengaruh bagi kemampuan matematika subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Tabel 1. Blue Print Tes Kemampuan Matematika Siswa kelas V Sekolah Dasar
NO.
1.
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
Operasi pecahan
hitung
1) Penjumlahan pecahan
INDIKATOR
a) Penjumlahan pecahan
SOAL
dua 1)
berpenyebut
2)
sama b) Penjumlahan pecahan
dua 3)
berpenyebut
4)
tidak sama 5) 6) 7) 8) c) Penjumlahan
tiga 9)
pecahan berurutan
2) Pengurangan pecahan
a) Pengurangan pecahan
10) dua 1)
berpenyebut
2)
sama b) Pengurangan pecahan tidak sama
dua 3)
berpenyebut
4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
5) 6) 7) 8) c) Pengurangan
tiga 9)
pecahan berurutan
3) Perkalian pecahan
10)
a) Perkalian dua pecahan 1) biasa
b) Perkalian
2) pecahan 3)
campuran
4) 5) 6) 7) 8)
c) Perkalian tiga bilangan 9) pecahan berurutan
4) Pembagian pecahan
a) Pembagian pecahan biasa
10) dua 1) 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
b) Pembagian
dua 3)
pecahan campuran
4) 5) 6) 7) 8)
c) Pembagian bilangan berurutan
tiga 9) pecahan
10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
E. Prosedur Penelitian Prosedur dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Penelitian a.
Mengadakan observasi ke sekolah tempat subjek penelitian.
b.
Meminta surat permohonan izin kepada pihak Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk melakukan penelitian.
c.
Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah.
d.
Setelah disetujui untuk melakukan penelitian, peneliti berkonsultasi dengan guru matematika yang mengajar subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk membantu peneliti dalam pembuatan soal tes kemampuan matematika.
2. Pelaksanaan Penelitian a.
Peneliti melakukan rapport kepada subjek penelitian.
b.
Peneliti melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan pelatihan senam otak dengan kelompok eksperimen.
c.
Peneliti memberikan tes kemampuan matematika sebagai pre-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
d.
Peneliti memberikan pelatihan senam otak 10 hari berturut-turut kepada kelompok eksperimen yang terdiri dari : 1. Gerakan PACE yaitu Positif (kait relaks), Aktif (gerakan silang), Clear (saklar otak) dan Energetis (minum air). 2. Gerakan Gajah (The Elephant) 3. Gerakan Burung Hantu (The Owl)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
4. Gerakan Pompa Betis (The Calf Pump) 5. Gerakan Putaran Leher (Neck Rolls) 6. Gerakan Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider) 7. Gerakan Coretan Ganda (Double Doodle) 3. Akhir Penelitian a.
Peneliti memberikan tes kemampuan matematika sebagai post-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
F. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah suatu metode atau cara yang ditempuh untuk mengolah data yang sudah terkumpul sehingga memperoleh suatu kesimpulan dalam penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode uji hipotesis secara analisis statistik independent sample/uncorrelated data t-test untuk gain score. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social Science) versi 22 for windows. Analisis data penelitian ini dengan menggunakan data subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian yaitu subjek merupakan siswa kelas V (lima) SD dan berusia 10-11 tahun yang selalu hadir mengikuti pelatihan senam otak, dan subjek telah mengikuti pre-test dan post-test. Data gain score adalah skor hasil post-test dikurangi dengan hasil pretest setiap subjek. Skor yang diperoleh merupakan peningkatan atau penurunan kemampuan matematika tergantung akibat dari perlakuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
diberikan. Skor gain score dianalisis dengan uji asumsi terlebih dahulu seperti uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang berdistribusi normal. Uji homogenitas digunakan untuk membandingkan kesamaan varian pada data sebelum dan sesudah perlakuan. Setelah uji asumsi, data diuji hipotesis dengan menggunakan independent sample t-test. Jika uji hipotesis penelitian menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) maka hipotesis penelitian diterima (Saifuddin, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pilot Study Pilot study merupakan uji coba penelitian dalam skala kecil yang dilakukan
sebelum
penelitian
sebenarnya
dilaksanakan.
Pilot
study
dilaksanakan di SD Negeri Minomartani I karena jumlah siswa-siswi kelas lima di SD tersebut lebih kecil daripada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu berjumlah 21 orang. Pilot study dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesalahan atau gangguan yang terjadi dalam pelaksanaan penelitian serta agar rencana penelitian berjalan dengan baik dan lancar. Pilot study ini meliputi pengujian terhadap prosedur penelitian, perlakuan, dan pengukuran variabel tergantung (Seniati et al, 2005). Pilot study dilaksanakan pada tanggal 25 April – 4 Mei 2016 selama 10 hari berturut-turut. Berdasarkan pilot study, terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pre-test dan post-test subjek. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok pilot study sebesar 5,227 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak berpengaruh pada peningkatan kemampuan matematika subjek kelompok pilot study. Peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian pada kelompok pilot study. Proses diskriminasi item tes dilakukan untuk menentukan soal tes mana yang baik dan mana yang tidak baik. Peneliti menemukan terdapat 4
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
item soal yang tidak baik. Peneliti memperbaiki beberapa item soal yang tidak baik dan diganti dengan bentuk soal yang baik berdasarkan data dari hasil diskriminasi item tes. Peneliti juga mempersiapkan beberapa materi ice breaking karena hasil observasi selama pilot study beberapa siswa terlihat bosan mengikuti gerakan senam otak yang terus berulang-ulang.
B. Persiapan Penelitian 1. Perizinan Penelitian Peneliti memohon
izin kepada kepala sekolah SD Negeri 18
Muara Enim untuk melakukan penelitian dengan subjek siswa kelas VB dan VC. 2. Persiapan Subjek Subjek yang dipilih adalah siswa kelas V (lima) dan berusia 10 11
tahun.
Pemilihan
perkembangan
kognitif,
ini
dilakukan
kemampuan
berdasarkan memahami
pertimbangan instruksi,
dan
kemampuan siswa untuk dapat diajak bekerjasama.
C. Pelaksanaan Penelitian 1. Pre-Test Pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol berlangsung pada waktu yang sama di ruang kelas lima SD Negeri 18 Muara Enim pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
kelompok ekperimen dan kontrol masing-masing diikuti oleh 36 siswa. Waktu pengerjaan pre-test adalah 70 menit. 2. Pelatihan Senam Otak Pelatihan senam otak berlangsung selama 10 hari berturut-turut pada pagi hari. Latihan berlangsung dari tanggal 19 Mei 2016 dan berakhir pada 28 Mei 2016. Instruktur pelatihan senam otak adalah peneliti itu sendiri. Pelatihan senam otak meliputi 10 gerakan yang terdiri dari 4 gerakan PACE dan 6 gerakan yang telah dipilih untuk meningkatkan kemampuan matematika (lihat lampiran C). Pelatihan senam otak dilakukan pada kelompok eksperimen secara terus-menerus di ruang kelas VB dan dilaksanakan setiap pagi hari pukul 07.30 – 08.00 WIB termasuk hari minggu. Secara umum, senam otak dapat diikuti oleh anak dengan serius. Pada awal latihan, waktu pelatihan cukup panjang karena siswa masih mengenal dan menyesuaikan diri dnegan gerakan-gerakan senam otak dan teknik pernapasan yang relaks. Beberapa anak mengalami kesulitan untuk melakukan gerakan tertentu. Siswa dapat mengikuti pelatihan dengan lancar mulai hari ketiga. Beberapa anak menunjukkan kebosanan dalam melakukan gerakan senam otak ketika memasuki hari keempat, tetapi mereka berusaha untuk tetap mengikuti pelatihan dengan serius. 3. Post-Test Post-test diikuti oleh 36 siswa kelompok eksperimen dan 36 siswa kelompok kontrol. Post-test berlangsung di ruang kelas lima SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
18 Muara Enim pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Waktu pengerjaan post-test adalah 70 menit. Post-test berlangsung setelah para siswa kelompok eksperimen mengikuti pelatihan senam otak selama 20 menit dan beristirahat selama 10 menit.
D. Hasil Penelitian 1. Data Deskriptif Penelitian Nilai rerata (mean) dan jumlah subjek (N) pada masing-masing kelompok penelitian ditunjukkan dengan table berikut ini : Tabel 2. Tabel Data Deskriptif Penelitian No
Keterangan
1
Pre-test
2
Post-test
3
Gain Score
Kelompok Subjek
N
Mean
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
36 36 36 36 36 36
18.14 18.89 25.14 18.94 7.00 0.19
Standard Deviasi 4.691 5.209 6.397 4.980 3.439 1.348
2. Proses Analisis Data Hasil dari proses analisis data (lihat lampiran H) adalah sebagai berikut : a.
Skor hasil pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 0,642 dengan p=0,523 (p>0,05). Hasil ini menunjukan bahwa kondisi awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
b.
Skor hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol tidak berbeda. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok kontrol sebesar 0,247 dengan p=0,807 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa hasil pre-test dan post-test dari kelompok kontrol sama tidak ada perbedaan signifikan.
c.
Skor hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok eksperimen sebesar 12,212 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak berpengaruh pada peningkatan kemampuan matematika.
d.
Skor hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 4,585 dengan p=0,00 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa adanya perbedaan secara signifikan antara kelompok eksperimen yang menerima perlakuan berupa pelatihan senam otak dengan kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuaan.
3. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji
normalitas
pada
penelitian
ini
menggunakan
teknik
Kolmogorov-Smimov one sample. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
ini dilakukan pada kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan data gain score. Tabel 3. Tabel Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelompok Kelompok Eksperimen Kontrol N 36 36 Normal Mean 7.00 .19 Parametersa Std. 3.439 1.348 Deviation Most Extreme Absolute .167 .220 Differences Positive .167 .141 Negative -.108 -.220 Kolmogorov-Smirnov Z 1.000 1.323 Asymp. Sig. (2-tailed) .270 .060 a. Test distribution is Normal.
Uji Kolmogorov-Smimov one sample data gain score pada kelompok eksperimen menghasilkan nilai z sebesar 1,00 dengan p=0,270 (p>0,05). Uji Kolmogorov-Smimov one sample data gain score pada kelompok kontrol menghasilkan nilai z sebesar 1,323 dengan p=0,060 (p>0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut, data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan data yang berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
b. Uji Homogenitas Tabel 4. Tabel Uji Homogenitas Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
21.298
.000
Hasil pengujian Levene test pada gain score menghasilkan nilai F sebesar 21,298 dengan signifikansi 0,000 (sig F<0,05). Dapat disimpulkan bahwa varian gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak identik atau homogen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan skor gain score yang cukup besar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
4. Uji Hipotesis Tabel 5. Tabel Uji Hipotesis Independent Samples Test t-test for Equality of Means
t
df
Std. Mean Error Sig. (2- Differ Differ tailed) -ence -ence
Gain Equal score variances 11.053 70 assumed Equal variances 11.053 45.512 not assumed
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.000 6.806
.616 5.578 8.034
.000 6.806
.616 5.566 8.045
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda atau uji t untuk data dari seluruh subjek. Uji t pada gain score menghasilkan nilai t sebesar 11,053 dengan p=0,00 (p<0,05). Hasil dari uji t pada gain score tersebut menunjukan bahwa nilai t signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara peningkatan kemampuan matematika antara kelompok eksperimen yang mendapatkan pelatihan senam otak dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pelatihan senam otak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan
senam
otak
efektif
untuk
meningkatkan
kemampuan
matematika pada siswa sekolah dasar. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
1. H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan matematika siswa yang mendapat pelatihan senam otak dengan kemampuan matematika siswa yang tidak diberi pelatihan senam otak. 2. Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan matematika siswa yang mendapat pelatihan senam otak dengan kemampuan matematika siswa yang tidak diberi pelatihan senam otak.
E. Pembahasan Hasil uji t terhadap nilai gain score antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,00). Hasil ini menegaskan
bahwa
senam
otak
berpengaruh
untuk
meningkatkan
kemampuan matematika siswa sekolah dasar. Gerakan-gerakan
senam
otak
mampu
mengaktifkan
dan
menyeimbangkan ketiga dimensi otak sebagai fungsi kognitif manusia sehingga siswa lebih mudah menerima proses belajar terutama pada pelajaran matematika (Dennison, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan gerakan PACE dan 6 gerakan untuk meningkatkan kemampuan matematika (lihat lampiran C). Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan kemampuan matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada hasil post-test. Pelatihan senam otak yang diberikan kepada kelompok eksperimen mampu meningkatkan fungsi otak dan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri sehingga adanya peningkatan pada kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
matematika siswa. Pada siswa kelompok kontrol yang tidak menerima pelatihan senam otak tidak memiliki peningkatan kemampuan matematika. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kristian (2012) memiliki hasil yang sama dengan penelitian ini. Namun, peneliti sebelumnya menggunakan senam otak untuk meningkatkan ingatan jangka pendek. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senam otak berpengaruh terhadap peningkatan muatan ingatan jangka pendek pada anak akhir. Peneliti tersebut memberikan pelatihan senam otak selama 10 hari berturut-turut pada kelompok eksperimen. Kombinasi gerakan yang digunakan adalah langkah pembukaan (PACE) dan gerakan untuk meningkatkan ingatan jangka pendek yaitu olengan pinggul, pengisi energi, menguap energi, luncuran gravitasi, tombol imbang dan tombol bumi. Keefektivitasan
pelatihan
senam
otak
terhadap
kemampuan
matematika dalam penelitian ini didukung oleh beberapa hal, antara lain : pertama, pelatihan senam otak dilakukan selama 10 hari berturut-turut. Waktu 10 hari tersebut merupakan waktu minimal untuk mengevaluasi dampak senam otak (Dennison, 2004 dalam Irwandy, 2007). Pelatihan yang dilakukan secara berturut-turut dan rutin dapat memberikan dampak positif yaitu senam otak meningkatkan kognitif siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah (Dennison, 2006). Pelatihan senam otak dilakukan pada pagi hari sebelum anak menerima pelajaran. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa menjadi relaks dan lebih fokus dalam menerima materi pembelajaran di sekolah (Donczik & Bocker, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Kedua, instruktur pelatihan senam otak dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Peneliti awalnya membangun rapport kepada siswa saat dilakukan observasi penelitian. Carpenter (2005) menjelaskan bahwa hal ini penting dilakukan untuk melihat kondisi seluruh siswa dan beradaptasi dengan lingkungan kelas. Dalam penelitian ini, ruangan tempat pelatihan senam otak selalu dilaksanakan di ruang kelas kelompok eksperimen. Instruktur telah mempelajari dan berlatih gerakan senam otak sesuai dengan panduan pelatihan senam otak yang telah terstandarisasi (Dennison, 2009). Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian instruksi saat penelitian. Ketiga, Bengtson & Perry (2005) mengatakan bahwa interaksi yang baik antara instruktur dan siswa membuat siswa menjadi lebih aktif dan mampu mengikuti pelatihan senam otak dengan baik. Pada awal pelatihan, siswa dengan cepat beradaptasi dan belajar gerakan-gerakan senam otak. Peneliti sebagai instruktur membantu anak yang kesulitan mengikuti gerakan senam otak. Namun, gerakan senam otak yang berulang menimbulkan kebosanan pada beberapa siswa. Peneliti mengatasi rasa bosan dengan memberikan beberapa metode ice breaking sebelum pelaksanaan senam otak. Keempat, Willis (2007) menjelaskan bahwa para siswa harus diberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas sebelum diberikan tes. Petunjuk pelaksanaan dijelaskan sesaat sebelum tes matematika diberikan kepada siswa kelompok
eksperimen
dan
kelompok
kontrol.
Peneliti
memberikan
kesempatan bertanya jika petunjuk pelaksanaan belum jelas. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
dilakukan untuk menghindari kebingungan yang terjadi pada siswa dalam pengerjaan tes matematika. Petunjuk pelaksanaan tersebut dibuat secara tertulis (lihat lampiran A). Tidak ada perbedaan pemberian petunjuk pelaksanaan yang diberikan saat pre-test maupun post-test. Kelima, instrument yang digunakan adalah tes soal matematika sebanyak 40 soal. Soal-soal ini merupakan materi yang sudah dipelajari oleh siswa kelas lima SD. Tes soal matematika ini sudah terstandarisasi dan disesuaikan dengan buku yang digunakan oleh para siswa. Soal-soal berupa materi tentang operasi hitung pecahan terdiri dari penjumlahan pecahan, pengurangan pecahan, perkalian pecahan dan pembagian pecahan (lihat lampiran B). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak meningkatkan kemampuan matematika siswa sekolah dasar secara signifikan.
F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut termasuk hari minggu. Hal ini membuat pelatihan senam otak mampu meningkatkan kemampuan matematika karena dilakukan secara rutin dan kontinyu. Kekurangan penelitian ini adalah gerakan senam otak yang berulang-ulang setiap harinya menimbulkan kebosanan terhadap diri siswa. Rasa bosan yang terjadi pada diri siswa mengakibatkan beberapa siswa kurang serius dalam melakukan pelatihan senam otak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak efektif untuk meningkatkan kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. Uji t pada gain score menghasilkan nilai t sebesar 11,053 dengan p=0,00 (p<0,05). Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara peningkatan
kemampuan
matematika
kelompok
eksperimen
yang
mendapatkan pelatihan senam otak dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pelatihan senam otak.
B. Saran 1. Untuk peneliti selanjutnya a. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menemukan metode-metode ice breaking yang menarik untuk menghindari adanya rasa bosan siswa ketika mengikuti pelatihan senam otak. 2. Untuk para siswa dan guru a. Para siswa diharapkan mampu melakukan gerakan senam otak secara rutin untuk mengoptimalkan otak kanan dan kiri agar mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. b. Para guru dapat menggunakan model pembelajaran diawali dengan senam otak agar dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, D. (2008). The Brain Goes To School: Strengthening The EducationNeuroscience Connection. Education Canada, 48(4), 6-10. Anderson, L.W., & Krrathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning Teaching, and Assessing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York : Addison Wesley Longman, Inc. Anthony, G. & Walshaw, M. (2009). Characteristics of Effective Teaching of Mathematics: A View from The West. Journal of Mathematics Education, Vol. 2, No.2, 147-164. Arcavi, A. (2003). The Role of Visual Representations in The Learning of Mathematics. Journal of mathematicsal education in science and technology, Vol. 29, No.3, 401-420. Awolola, S., A. (2010). Effect of brain-based learning strategy on students’ achievement in senior secondary school mathematics in Oyo State, Nigeria. Journal of Educational Sciences. Vol.2, 91-106 Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas. Bengtson, V., & Perry, P. (2005). Effectiveness of the Brain Gym for improving the handwriting of first grade students. (Masters Thesis, The College of St. Scholastica, Duluth, MN). Brain Gym® International. (2011). The Official Brain Gym Website. Diunduh tanggal 3 maret 2016 dari http://www.braingym.org. Bodovski, K., & Farkas, G. (2007). Mathematics Growth in Early Elementary School: The Roles of Beginning Knowledge, Student Engagement, and Instruction. The Elementary School Journal, Vol. 108, No.2, 115-130 Carpenter, C. (2005). Planting brain gym seeds. Brain Gym Journal, Vol.19, 8392. Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 3rd Edition. New Jersey : Person Education Inc. Coe, D. P., Pivarknik, J. M., Womack, C. J., Reeves, M. J., & Malina, R. M. (2006). Effect Of Physical Education And Activity Levels On Academic Achievement In Children. Medicine and Science in Sports and Exercise, Vol. 38, 1515-1519.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Cohen, I. and Goldsmith, M. (2003). Hands On: How to Use Brain Gym in the Classroom (3rd ed.). Ventura: Edu-Kinesthetics, Inc. Dennison, P.E & G. E. (2006). Brain Gym : Buku Panduan Lengkap. Jakarta : PT. Grasindo. Dennison, P.E., Dennison, G.E. (2008). Brain Gym® 101: Balance for Daily Life. Ventura, CA : Edu-Kinesthetics, Inc. Dennison, P. (2009). Research now validates movement-based learning. Brain Gym Journal, Vol. 23 (1-2), 3. Ventura, CA : Edu-Kinesthetics, Inc. Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas. Duman, B. (2006). The effect of Brain Base Instruction to Improve on Students' Academic Achievement in Social Studies Instruction. International Conference on Engineering Education. Turkey: Mugla University. Donczik, J., & Bocker, I. (2009). Using Dennison Laterality Repatterning To Increase Mental Speed. Brain Gym Journal, Vol. 23(1-2), 4–5. Emilda. (2015). Teaching Mathematics through Integrated Brain Gym in Pair Checks of Cooperative Learning. Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) Vol. 20, Issue 11, Ver. III, 27-31. Gozuyesil, E. & Dikici, A. (2014). The Effect of Brain Based Learning on Academic Achievement: A Meta-analytical Study. Journal of Educational Science, vol. 14,. 642-648. Hurlock, E.B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Hyatt, K. J. (2007). Brain Gym: Building stronger brains or wishful thinking?. Journal Remedial and Special Education, Vol. 28, h.117-124. Irwandy, E. L. (2007). Efektifitas Pelatihan Senam Otak Dalam Usaha Meningkaytkan Kapasitas Muatan STM Anak Kelas IV SD. Skripsi Fakultas Psikologi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Johnson, D.W., & Roger T. J. (2002). Cooperative learning method: A metaAnalysis. Journal of Research Education. Vol.1, 165-189. Kristian, A. D. (2012). Efektifitas Pelatihan Senam Otak Terhadap Peningkatan Ingatan Jangka Pendek Pada Akhir. Skripsi Fakultas Psikologi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Koester, C. (2000). A summary of a Brain Gym research project on reading. Brain Gym Journal December. Diunduh tanggal 12 Maret 2016 dari http//www.iamthechild.com/articleresearchlarticlereading.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Latipun. (2008). Psikologi Eksperimen. Malang : UMM Press. Leepo, M., David, D. & Crim, B. (2000). The Basics of Exercising The Mind and Body. Childhood Education, Vol. 76, No.3, 142-147. Lithner, J. (2006). A Framework For Analysing Creative And Imitative Mathematical Reasoning, Research Reports In Mathematics Education. Swedan: Department Of Mathematics And Mathematical Statistics. Umea University. Muliati, Deasny. (2009). Pengaruh Brain Gym Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran 2009/2010. Tesis (tidak dipublikasikan). Malang : Universitas Muhammadiyah Malang. Marliani, R. (2013). Psikologi Eksperimen. Bandung : Pustaka Setia. NCTM. (1999). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA : NCTM. Nelson, T. (2002). Mathematics Education: A Summary of Research, Theories, and Practice [E-book]. Diunduh tanggal 15 Maret 2016 dari http://www.math4.nelson.com/pdf/tc_pr_summary.pdf. Nussabaum, S. S. (2010). The Effects Of 'Brain Gym' As A General Education Intervention: Improving Academic Performance And Behaviors (Doctoral Dissertation, Northcentral University). Owens, K. (2008). Identity as a Mathematical Thinker. Journal Mathematics Teacher Education and Development, Vol. 9, 36-30. Pape, S. (2003). Developing Mathematical Thingking and Self-Regulated Learning: A Teaching Experiment in a Seventh-Grade Mathematics Classroom. Journal of Education Psychology, Vol. 90, 682-697. Piaget, Jean, & Barbel Inhelder. (2010). Psikologi Anak, Terj. Miftahul Jannah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Pratt, S. (2010). At The Intersection Of The Embodiment And Emergence For A Mathematics Teacher Educator. Journal of Curriculum Theorizing,Vol 26, No. 1. Rentschler, M. (2007). The Basics Of Educational Kinesiology. Journal of Behavioral, Vol.16, No. 4, 95. Saifuddin, Azwar. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Seniati, L., Yulianto, A., & Setiabudi, B, N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Shamberg, S. (2009). Early childhood development and Brain Gym sensorimotor exercises. Brain Gym Journal, Vol. 23(1-2), 10–11. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sousa, D.A. (2008). How the brain learns mathematics. California: Corwin Press: A Sage Publications Company Thousand Oaks. Stephenson, J. (2009). Best practice? Advice provided to teachers about the use of Brain Gym® in Australian schools. Jurnal Education, Vol. 11, 12-15. Twomey, L.J. (2002). A Study on Brain Gym and Its Effects on Mathematics: “Creating a Win-Win Situation in a Canadian Grade School”. Brain Gym Journal, Vol. XVI, No.3. Watson, A., & Kelso, G. L. (2014). The Effect Of Brain Gym® On Academic Engagement For Children With Developmental Disabilities. International Journal Of Special Education, Vol.29, No.2, 1 Willis, J. (2007). Brain-Based Teaching Strategies For Improving Students' Memory, Learning, And Test-Taking Scores. Childhood Education, Vol.83, 310-317. Wilmes, B., Harrington, L., Kohler-Evans, P., & Sumpter, D. (2008). Coming To Our Senses: Incorporating Brain Research Findings Into Classroom Instruction. Education, Vol. 28, 659-666. Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A PETUNJUK PELAKSANAAN PRE-TEST DAN POST-TEST
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Petunjuk Pelaksanaan Pre-test / Post-test
1. Siswa memasuki ruang kelas pada jam pelajaran pertama bersama guru, peneliti, dan asisten peneliti. 2. Guru kelas dan asisten peneliti melakukan presensi kelas untuk memeriksa jumlah siswa yang hadir pada hari itu. 3. Peneliti melakukan perkenalan singkat dan penjelasan tentang tes yang akan diberikan kepada siswa. 4. Peneliti dan asisten peneliti membagikan soal dan lembar jawaban kepada seluruh siswa yang hadir dan memberikan instruksi untuk mengisi identitas (nama dan nomor presensi) di lembar jawaban. 5. Peneliti memberikan instruksi pengerjaan tugas : “Adik-adik, dalam pengerjaan tes matematika ini kalian memiliki waktu 70 menit untuk mengerjakan seluruh soal. Adik-adik diminta untuk menuliskan jawaban yang benar dengan tulisan yang jelas. Silahkan dikerjakan sendiri dan dilarang mencontek. Apabila ada yang ingin bertanya tentang tes matematika ini, saya persilahkan terlebih dahulu.” 6. Setelah semua siswa merasa jelas dan siap, maka tes matematika dimulai dan siswa dipersilahkan untuk mulai mengerjakan tes. waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes selama 70 menit. 7. Asisten peneliti mengumpulkan seluruh soal dan lembar jawaban siswa setelah waktu mengerjakan telah habis. 8. Salam penutup dan ucapan terima kasih dari peneliti dan asisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENGUKURAN KEMAMPUAN MATEMATIKA
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
SOAL PRE-TEST Nama : No. absen : Isilah titik-titik dibawah ini !
1) 2)
…………… ……………
21)
……………
22)
……………
3)
……………
23)
……………
4)
……………
24)
……………
5)
……………
25)
……………
6)
……………
26)
……………
7)
……………
27)
……………
8)
……………
28)
……………
29)
……………
9) 10) 11) 12)
……………
…………… 30) …………… ……………
……………
31)
……………
32)
……………
13)
……………
33)
……………
14)
……………
34)
……………
15) 16)
…………… ……………
35) 36)
…………… ……………
17)
……………
37)
……………
18)
……………
38)
……………
…………… 39)
……………
19) 20)
……………
40)
……………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
KUNCI JAWABAN PRE-TEST
1)
21)
2)
22)
3)
23)
4)
24)
5)
25)
6)
26)
7)
27) 28)
8) 9)
29) 30)
10)
31)
11)
32)
12)
33)
13)
34)
14)
35)
15)
36)
16)
37)
17)
38)
18)
39)
19)
40)
20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
SOAL POST-TEST
Nama : No. absen : Isilah titik-titik dibawah ini! 1. 2.
…………… ……………
21.
……………
22.
……………
3.
……………
23.
……………
4.
……………
24.
……………
5. 6. 7. 8. 9. 10.
…………… …………… …………… …………… …………… ……………
25. 26.
…………… ……………
27.
……………
28.
……………
29.
……………
30.
11.
……………
31.
12.
……………
32.
…………… …………… ……………
13.
……………
33.
……………
14.
……………
34.
……………
15.
……………
35.
……………
16.
……………
36.
……………
17.
……………
37.
……………
18.
……………
38.
……………
19.
……………
39.
20.
……………
40.
…………… ……………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
KUNCI JAWABAN POST-TEST
21) 1)
22)
2)
23)
3)
24)
4)
25)
5)
26)
6)
27)
7)
28)
8)
29)
9)
30)
10)
31)
11)
32)
12)
33)
13)
34)
14)
35)
15)
36)
16)
37)
17) 18)
38)
19)
39)
20)
40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C PETUNJUK GERAKAN SENAM OTAK
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
PETUNJUK GERAKAN SENAM OTAK
Senam Otak merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak yang berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak (Dennison, 2009). Gerakan senam otak yang dilakukan berjumlah 10 gerakan yang terdiri dari 4 gerakan persiapan (PACE) dan 6 gerakan inti yang dipilih secara khusus untuk meningkatkan kemampuan matematika. Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Gerakan PACE (positive, active, clear, energetic) terdiri dari : a. Minum air
Petunjuk gerakan : 1) Minum segelas air putih secara perlahan dan mulai mengatur pernapasan dengan teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
b. Gerakan sakelar otak (Brain Button) Petunjuk gerakan : 1) Pijatlah dua titik/lekukan di bawah tulang selangka, tangan lainnya letakkan di daerah pusar. 2) Pijatlah secara lembut selama 20-30 detik, sementara tangan kiri letakkan di pusar. 3) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 3-4 kali dengan mengubah tangan.
c. Gerakan Silang (Cross Crawl) Petunjuk gerakan : 1) Posisi tubuh berdiri, sentuhlah lutut kiri dengan tangan kanan, kemudian lutut kanan dengan
tangan
kiri
secara
bergantian.
Lakukan sebanyak 10-15 kali pengulangan. 2) Sentuhlah
kaki
dengan
tangan
yang
berlawanan lewat belakang tubuh secara bergantian. Lakukan sebanyak 10-15 kali pengulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
d. Gerakan Kait Relaks (Hook-ups) Petunjuk gerakan : 1) Posisi
duduk
di
kursi
dengan
kaki
terentang, silangkan pergelangan kaki ke atas kaki kanan. 2) Julurkan
tangan
bersilangan
kedepan
dengan posisi jempoil ke bawah, telapak tangan berhadapan dan jari saling menggengam. 3) Tarik tangan ke depan dada. Tutup mata, bernafas dalam dan teratur sambil relaks. 4) Saat menarik nafas melalui hidung, tempelkan lidah di langit-langit mulut, pada waktu membuang nafas melalui mulut, lidah dilepaskan. 5) Setelah itu kembalikan kaki pada posisi biasa danujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus sambil bernapas dalam selama 1 menit. 6) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 3-4 kali dengan mengubah penempatan tangan dan kaki yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2. Pompa Betis (The Calf Pump)
Petunjuk gerakan : 1) Berdiri dengan jarak satu lengan dari dinding dan letakkan tangan terpisah selebar bahu. Mundurkan kaki kiri selangkah ke belakang dan luruskan. Bagian depan kaki menginjak lantai sambil tumit terangkat. 2) Badan agak miring dengan sudut 45 derajat ke depan. Hembuskan nafas saat menekan tumit kiri ke lantai, dengan posisi badan dicondongkan ke depan dan lutut kanan di bengkokkan. Semakin membengkok lutut, semakin terasa bagian belakang betis kiri semakin tertarik. 3) Sambil menarik nafas dengan perlahan luruskan badan, angkatkat tumit kiri dan kendurkan. 4) Lakukan gerakan ini 3-4 kali, dengan menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan dan lengkap pada setiap siklus. Kemudian ganti dengan kaki lain dan ulangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
3. Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider)
Petunjuk gerakan : 1) Duduk dengan nyaman di kursi, silangkan pergelangan kaki dan sedikit bengkokkan lutut. 2) Buang nafas perlahan-lahan saat membungkukkan badan ke depan, dengan kepala diarahkan ke bawah. Jangkau sejauh mungkin tanpa memaksa diri. 3) Tarik nafas sambil menegakkan badan, akhirnya kepala kembali tegak. 4) Lanjutkan gerakan ini selama 3-4 kali pernafasan lengkap, kemudian ganti letak kaki yang disilangkan dan ulangi proses tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
4. Burung Hantu (The Owl)
Petunjuk gerakan : 1) Pijat otot bahu kiri dengan tanan kanan. 2) Gerakkan kepala perlahan menyebrangi garis tengah, ke kiri, ke kanan, dengan tinggi posisi dagu tetap. 3) Keluarkan nafas pada setiap putaran kepala, ke kiri, ke kanan dan kembali ke tengah. 4) Lakukan 3-4 gerakan dan ulangi untuk bahu kanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
5. Putaran Leher (Neck Rolls)
Petunjuk gerakan : 1) Sambil bernafas dalam-dalam, dan kedua bahu relaks, tundukkan kepala agar dagu bersentuhan dengan dada. 2) Pejamkan mata sambil perlahan-lahan dan dengan lembut putar-putar kepala dari satu sisi ke sisi yang lain. 3) Kalau ada bagian yang tegang, relakskan kepala sambil membuat lingkaranlingkaran kecil dengan hidung dan bernafas dalam dalam. 4) Lakukan 3-4 kali gerakan lengkap dari satu sisi ke sisi lain atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
6. Gajah (The Elephant)
Petunjuk gerakan : 1) Pasang kuda-kuda dan lutut ditekuk sedikit, goyangkan pinggul. Letakkan telinga di atas bahu dengan tangan direntangkan ke depan. 2) Bayangkan tangan menjadi belalai gajah. 3) Tangan berputar seperti mengikuti bentuk angka 8 tidur. 4) Lakukan 3-4 gerakan lengkap dari satu sisi ke sisi lain atau lebih dan ulangi pada tangan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
7.
Coretan Berganda (Double Doodle)
Petunjuk pengerjaan 1) Mengangakat kedua tangan ke depan 2) Berpura-pura menggambar di udara dengan menggunakan kedua tangan secara bersamaan. 3) Mulai dari gerakan besar dan sederhana, makin lama makin bervariasi dan bentu makin kecil. 4) Lakukan 3-4 kali gerakan lengkap dari satu sisi ke sisi lain atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
LAMPIRAN D PELAKSANAAN PELATIHAN SENAM OTAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
PELAKSANAAN PELATIHAN SENAM OTAK
1. Pre-test Pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol berlangsung pada waktu yang sama di ruang kelas lima SD Negeri 18 Muara Enim pada hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Pre-test kelompok ekperimen dan kontrol masing-masing diikuti oleh 36 siswa. Waktu pengerjaan pre-test adalah 70 menit.
2. Pelatihan Senam Otak Pelatihan senam otak berlangsung selama 10 hari berturut-turut pada pagi hari. Latihan berlangsung dari tanggal 19 Mei 2016 dan berakhir pada 28 Mei 2016. Instruktur pelatihan senam otak adalah peneliti itu sendiri. Berikut ini adalah hasil observasi selama pelatihan senam otak : a. Pelatihan hari pertama : Kamis, 19 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari pertama berlangsung pada pukul 09.10 09.50 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pada hari pertama, pelatihan berlangsung setelah para siswa mengikuti pre-test selama 70 menit dan diberikan jeda waktu 30 menit untuk beristirahat. Pelatihan berlangsung di ruang kelas VB dan berlangsung selama 40 menit. Para siswa menerima pengenalan terhadap gerakan-gerakan senam otak. Siswa mengikuti gerakan yang diinstruksikan oleh instruktur secara berurutan. Beberapa siswa terlihat mengalami kesulitan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
melakukan beberapa gerakan seperti gerakan kait relaks, luncuran gravitasi dan gajah. Pada pelatihan hari pertama, instruktur juga mengenalkan dan mengajarkan teknik pernapasan perut yang relaks kepada siswa. b. Pelatihan hari kedua : Jumat, 20 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari kedua berlangsung pada pukul 07.30 08.10 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Latihan berlangsung di ruang kelas VB dan sebagian siswa telah mampu menyesuaikan diri dengan gerakan-gerakan senam otak. Namun, dua siswa laki-laki masih bercanda dengan sesama temannya saat latihan senam otak. c. Pelatihan hari ketiga : Sabtu, 21 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari ketiga berlangsung pada pukul 07.30 08.05 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Latihan berlangsung di ruang kelas VB. Sebagian siswa telah menghafal gerakan senam otak dan mempraktekannya dengan baik tanpa harus melihat gerakan yang dilakukan oleh instruktur. d. Pelatihan hari keempat : Minggu, 22 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari keempat berlangsung pada pukul 08.00 08.30 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pada hari keempat, jadwal pelatihan dimundurkan satu jam berdasarkan kesepakatan dengan para siswa yang meminta toleransi waktu karena seharusnya hari minggu adalah hari libur. Latihan berlangsung cepat karena seluruh siswa mampu melakukan gerakan senam otak dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
e. Pelatihan hari kelima : Senin, 23 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari kelima berlangsung pada pukul 08.00 08.30 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pada hari kelima, jadwal pelatihan berlangsung setelah para siswa mengikuti upacara bendera hari senin. Pelaksanaan latihan tetap berlangsung di ruang kelas VB. Pada hari kelima, sebagian siswa laki-laki mulai menunjukkan ekspresi bosan pada gerakan senam otak yang berulang-ulang. Instruktur memberikan penjelasan kepada beberapa siswa laki-laki tersebut tentang senam otak dan mereka melanjutkan latihan senam otak hingga selesai. f. Pelatihan hari keenam : Selasa, 24 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari keenam berlangsung pada pukul 07.30 08.00 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Sebelum pelatihan dimulai, instruktur mengajak siswa untuk melakukan ice breaking selama 2 menit untuk mengurangi rasa bosan siswa terhadap gerakan senam otak. Namun, dua siswa laki-laki berbicara dengan teman di sebelahnya saat mengikuti pelatihan. g. Pelatihan hari ketujuh : Rabu, 25 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari ketujuh berlangsung pada pukul 07.30 07.55 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pelaksanaan latihan berlangsung di ruang kelas VB dan seluruh siswa sudah mampu melakukan gerakan senam otak dengan baik. Namun diakhir pelatihan senam otak, seorang siswa perempuan bertanya kepada instruktur tentang berapa lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
pelatihan senam otak ini berlangsung. Tetapi instruktur tidak menjelaskan tentang waktu pelatihan senam otak melainkan memberi penjelasan mengenai manfaat pelatihan senam otak. h. Pelatihan hari kedelapan : Kamis, 26 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari kedelapan berlangsung pada pukul 07.30 - 07.50 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pelaksanaan latihan berlangsung di ruang kelas VB. Pada hari kedelapan, sebagian siswa mulai menunjukan ekspresi bosan karena gerakan senam otak yang berlangsung secara berulang-ulang setiap hari. i. Pelatihan hari kesembilan : Jumat, 27 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari kedelapan berlangsung pada pukul 07.30 - 07.50 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pelaksanaan latihan berlangsung di ruang kelas VB. Pada hari kesembilan, instruktur mengadakan ice breaking sebelum pelatihan berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa bosan siswa terhadap latihan senam otak. Namun, pada saat latihan senam otak berlangsung 4 orang siswa laki-laki mengobrol saat melakukan gerakan senam otak. j. Pelatihan hari kesepuluh : Sabtu, 28 Mei 2016 Pelatihan senam otak hari kedelapan berlangsung pada pukul 07.00 - 07.20 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Latihan hari kesepuluh berlangsung di ruang VB. Sebelum pelatihan senam otak berlangsung, instruktur memberikan kata-kata untuk menambah semangat kepada para siswa. Seluruh siswa melakukan gerakan senam otak dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
3. Post-test Post-test diikuti oleh 36 siswa kelompok eksperimen dan 36 siswa kelompok kontrol. Post-test berlangsung di ruang kelas lima SD Negeri 18 Muara Enim pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Waktu pengerjaan post-test adalah 70 menit. Post-test berlangsung setelah para siswa kelompok eksperimen mengikuti pelatihan senam otak selama 20 menit dan beristirahat selama 10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
LAMPIRAN E DAFTAR HADIR SUBJEK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
DAFTAR HADIR SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN KELAS VB SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No.
Nama Siswa
Pre-test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Post-test
Keterangan
1.
Adelah Damayanti
Selalu hadir
2.
Adhalia Triyani
Selalu hadir
3.
Adi Prasetyo
Selalu hadir
4.
Adithya Ramandha Nugraha
Selalu hadir
5.
Afifah Khairan Putri
Selalu hadir
6.
Agil Akhdan
Selalu hadir
7.
Ahmad Alyah Amanullah
Selalu hadir
8.
Amanda Putri Zakiani
Selalu hadir
9.
Aqillah Qoonitah Maharani
Selalu hadir
10.
Arya Rassya Reginal
Selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
11.
Buchori Mifta Akbari
Selalu hadir
12.
Carpeghy Oktia Norica
Selalu hadir
13.
Charissa Marelda Nugraha
Selalu hadir
14.
Della Agustina
Selalu hadir
15.
Fiedella Olivia Gautama
Selalu hadir
16.
Ira Aprillia
Selalu hadir
17.
Jingga Alica
Selalu hadir
18.
M. Abim Prawira
Selalu hadir
19.
M. Aditya Ar Raffi
Selalu hadir
20.
M. Andre Meidiansyah
Selalu hadir
21.
M. Atha Aprizonta
Selalu hadir
22.
M. Iqbal Al Fasha
Selalu hadir
23.
Meutia Aura Melia
Selalu hadir
24.
Mhd. Anizar
Selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
25.
Mhd. Idham Cholik
Selalu hadir
26.
Mhd. Tegar Ramadhon
Selalu hadir
27.
Muhammad Syarif Bagus
Selalu hadir
28.
Nasyawa Nurhadina
Selalu hadir
29.
Nasywa Shabirah
Selalu hadir
30.
Rafky Taufik
Selalu hadir
31.
Rifky Dafino Pratama
Selalu hadir
32.
Sari Amelia Apriani
Selalu hadir
33.
Tharissa Adelia Putri
Selalu hadir
34.
Tiasna Ardian Faresty
Selalu hadir
35.
Wanda Pratika Sari
Selalu hadir
36.
Sarah Christ She
Selalu hadir
36
36 anak
Jumlah
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
DAFTAR HADIR SISWA KELOMPOK KONTROL KELAS VC SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No.
Nama Siswa
Pre-test
Post-test
Keterangan
37.
Alya Putri Rahmadani
Selalu hadir
38.
Angel Araya Salsabila
Selalu hadir
39.
Ashanur Gilang Yuliansyah
Selalu hadir
40.
Aulia Putri
Selalu hadir
41.
Auriel Ghezka Putri
Selalu hadir
42.
Azzah Nabilah Salim
Selalu hadir
43.
David Kurniawan
Selalu hadir
44.
Dicka Saputra
Selalu hadir
45.
Emir Raditya Rasyad
Selalu hadir
46.
Faizah Artika Syifa
Selalu hadir
47.
Hafidz Hirzan Nasullah
Selalu hadir
48.
Hafizah Nida Ariqah
Selalu hadir
49.
Irsyad Al Ghifari
Selalu hadir
50.
M. Aldi Dwi Putra
Selalu hadir
51.
M. Ariel Ortega
Selalu hadir
52.
M.Arri Jallu Fathan
Selalu hadir
53.
M. Risqi Ramadhan
Selalu hadir
54.
M. Wafiq Movrizal
Selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
55.
Mhd. Albar Islami
Selalu hadir
56.
Mhd. Alfath Agel Baryan
Selalu hadir
57.
Mhd. Budi Setiawan
Selalu hadir
58.
Mhd. Daffansyah Desuandi
Selalu hadir
59.
Mhd. Ghozi Al Gholib
Selalu hadir
60.
Mhd. Zaki Pratama Effendi
Selalu hadir
61.
Muhammad Akbar
Selalu hadir
62.
Muhammad Jumadi
Selalu hadir
63.
Muhammad Ardi Widarma
Selalu hadir
64.
Muhammad Jonathan
Selalu hadir
65.
Oktariansyah Ramadhan
Selalu hadir
66.
Ollyvia Ramadhanani Putri
Selalu hadir
67.
Putri Saiba
Selalu hadir
68.
Radifan Syuqran
Selalu hadir
69.
Revalina Ditha Zahra
Selalu hadir
70.
Riza Anisyah Utami
Selalu hadir
71.
Tafazzul Ramadhani Asri
Selalu hadir
72.
Zelika Salsa Kayla
Selalu hadir
Jumlah
36
36
36 anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
LAMPIRAN F SKOR PRE-TEST DAN POST-TEST KELOMPOK EKSPERIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
DAFTAR NILAI SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN KELAS VB SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No
Nama Siswa
Pre-test
Post-test
Gain Score
1.
Adelah Damayanti
18
27
9
2.
Adhalia Triyani
21
35
14
3.
Adi Prasetyo
15
19
4
4.
Adithya Ramandha Nugraha
16
23
7
5.
Afifah Khairan Putri
17
22
5
6.
Agil Akhdan
18
23
5
7.
Ahmad Alyah Amanullah
16
30
14
8.
Amanda Putri Zakiani
28
36
8
9.
Aqillah Qoonitah Maharani
34
38
4
10.
Arya Rassya Reginal
22
34
12
11.
Buchori Mifta Akbari
15
17
2
12.
Carpeghy Oktia Norica
15
19
4
13.
Charissa Marelda Nugraha
21
33
12
14.
Della Agustina
21
35
14
15.
Fiedella Olivia Gautama
14
18
4
16.
Ira Aprillia
16
24
8
17.
Jingga Alica
24
34
10
18.
M. Abim Prawira
16
21
5
19.
M. Aditya Ar Raffi
15
19
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
20.
M. Andre Meidiansyah
19
24
5
21.
M. Atha Aprizonta
16
22
6
22.
M. Iqbal Al Fasha
15
26
11
23.
Meutia Aura Melia
24
31
7
24.
Mhd. Anizar
16
23
7
25.
Mhd. Idham Cholik
17
24
7
26.
Mhd. Tegar Ramadhon
16
20
4
27.
Muhammad Syarif Bagus
17
29
12
28.
Nasyawa Nurhadina
27
30
3
29.
Nasywa Shabirah
15
21
6
30.
Rafky Taufik
17
23
6
31.
Rifky Dafino Pratama
15
22
7
32.
Sari Amelia Apriani
15
22
7
33.
Tharissa Adelia Putri
10
12
2
34.
Tiasna Ardian Faresty
15
19
4
35.
Wanda Pratika Sari
15
19
4
36.
Sarah Christ She
22
31
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
LAMPIRAN G SKOR PRE-TEST DAN POST-TEST KELOMPOK KONTROL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
DAFTAR NILAI SISWA KELOMPOK KONTROL KELAS VC SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No
Nama Siswa
Pre-test
Post-test
Gain Score
1.
Alya Putri Rahmadani
16
17
1
2.
Angel Araya Salsabila
10
10
0
3.
Ashanur Gilang Yuliansyah
17
15
-2
4.
Aulia Putri
23
23
0
5.
Auriel Ghezka Putri
23
20
-3
6.
Azzah Nabilah Salim
18
16
2
7.
David Kurniawan
11
14
3
8.
Dicka Saputra
15
17
2
9.
Emir Raditya Rasyad
13
13
0
10. Faizah Artika Syifa
16
18
2
11. Hafidz Hirzan Nasullah
16
16
0
12. Hafizah Nida Ariqah
20
17
-3
13. Irsyad Al Ghifari
26
27
1
14. M. Aldi Dwi Putra
10
10
0
15. M. Ariel Ortega
19
20
1
16. M.Arri Jallu Fathan
24
24
0
17. M. Risqi Ramadhan
18
17
-1
18. M. Wafiq Movrizal
22
22
0
19. Mhd. Albar Islami
10
10
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
20. Mhd. Alfath Agel Baryan
18
19
1
21. Mhd. Budi Setiawan
22
22
0
22. Mhd. Daffansyah Desuandi
19
19
1
23. Mhd. Ghozi Al Gholib
28
29
1
24. Mhd. Zaki Pratama Effendi
23
21
-2
25. Muhammad Akbar
31
30
-1
26. Muhammad Jumadi
19
19
0
27. Muhammad Ardi Widarma
18
19
1
28. Muhammad Jonathan
20
20
0
29. Oktariansyah Ramadhan
18
19
1
30. Ollyvia Ramadhanani Putri
10
11
1
31. Putri Saiba
19
21
2
32. Radifan Syuqran
21
20
-1
33. Revalina Ditha Zahra
28
27
-1
34. Riza Anisyah Utami
21
21
0
35. Tafazzul Ramadhani Asri
22
23
1
36. Zelika Salsa Kayla
16
16
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
LAMPIRAN H PERHITUNGAN STATISTIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Uji Beda Skor Pre-Test dan Post-Test Kelompok Eksperimen
T-Test
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pre-test
18.14
36
4.691
.782
Post-test
25.14
36
6.397
1.066
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pre-test & post-test
Correlation 36
Sig.
.851
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Pret-est – post-test
-7.000
Std. Deviation 3.439
Std. Error Mean .573
Lower -8.164
Upper -5.836
t -12.212
df
Sig. (2-tailed) 35
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Uji Beda Skor Pre-Test dan Post-Test Kelompok Kontrol
T-Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pre-test
18.89
36
5.209
.868
Post-test
18.94
36
4.980
.830
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pre-test & post-test
Correlation 36
Sig.
.966
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Pre-test – post-test
-.056
Std. Deviation 1.351
Std. Error Mean .225
Lower
Upper -.513
t .402
df -.247
Sig. (2-tailed) 35
.807
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Uji Beda Skor Pre-test
T-Test Group Statistics kelompok Pre-test
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelompok Eksperimen
36
18.14
4.691
.782
Kelompok Kontrol
36
18.89
5.209
.868
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Pre-test
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. .319
t-test for Equality of Means
t .574
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-.642
70
.523
-.750
1.168
-3.080
1.580
-.642
69.248
.523
-.750
1.168
-3.081
1.581
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Uji Beda Skor Post-test
T-Test
Group Statistics kelompok Post-test
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelompok Eksperimen
36
25.14
6.397
1.066
Kelompok Kontrol
36
18.94
4.980
.830
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Post-test
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. 4.618
.035
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
4.585
70
.000
6.194
1.351
3.500
8.889
4.585
66.025
.000
6.194
1.351
3.497
8.892
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Uji Asumsi dan Uji Beda Gain Score
a. Uji Asumsi
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kelompok Eksperimen N a Normal Parameters Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
36 7.00 3.439 .167 .167 -.108 1.000 .270
Kelompok Kontrol 36 .19 1.348 .220 .141 -.220 1.323 .060
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
b. Uji Beda Gain Score
T-Test
Group Statistics Kelompok gainscore
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelompok Eksperimen
36
7.00
3.439
.573
Kelompok Kontrol
36
.19
1.348
.225
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F gainscore
Equal variances assumed Equal variances not assumed
21.298
Sig.
t-test for Equality of Means
t .000
df
Sig. (2-tailed) Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
11.053
70
.000
6.806
.616
5.578
8.034
11.053
45.512
.000
6.806
.616
5.566
8.045
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
LAMPIRAN I SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
LAMPIRAN J DOKUMENTASI PELATIHAN SENAM OTAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101