PENGARUH PELANGGARAN BERITA JURNALISTIK TERHADAP AUDIENS TELEVISI
Oktafiani Herlina Akademi Komunikasi Radya Binatama Jln Raya Janti 3/47 Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstract News program is a special identity that is owned by a television station. News program is a form of obligation and responsibility of public television’s managers to society that use the public frecuency. News program take the latest information and events both at the regional, national, and international levels. The Credibility of television stations largely determined by the quality of the displayed news. Television stations that broadcast news that is accurate, balanced, objective, and intersting can gain great confidence from the viewers. News broadcast by television can provide either positive or negative influence to the audience. This study discusses the effect of violation to the audience’s television news broadcasts and the factors that caused the violation. The qualitative method used to reveal the influence of television on the television viewers through observation, interviews, and literature. In conducting this research, the authors accumulate all the data obtained prior to conducting research, and then analyze it. From these studies, result that the news broadcast which contains news of violence, crime, the steps of a crime can give a negative influence and the emotionally influence to the audiences. That’s because the audience is passive so can swallow broadcast messages without any compromise. Key Words: television, news, audience, journalistic Abstrak Program berita merupakan identitas khusus yang dimiliki oleh stasiun televisi. Program berita menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola televisi kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. Program berita merujuk pada informasi dan peristiwa terbaru baik di lingkup regional, nasional, maupun internasional. Kredibilitas stasiun televisi sebagian besar ditentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan. Stasiun televisi yang menayangkan berita-berita akurat, seimbang, obyektif, dan menarik dapat memperoleh kepercayaan yang besar dari pemirsanya. Berita yang disiarkan oleh televisi dapat memberikan pengaruh baik positif atau negatif kepada penonton. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pelanggaran siaran berita terhadap audiens televisi dan faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran. Metode kualitatif digunakan untuk mengungkap pengaruh tayangan televisi terhadap pemirsa televisi yakni melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengakumulasikan semua data yang diperoleh sebelum melakukan penelitian, baru kemudian menganalisanya. Dari penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa siaran berita dapat memberikan pengaruh negative maupun pengaruh secara emosional kepada audiens karena tayangan-tayangan berita televisi banyak memuat berita kekerasan, kriminal, langkah-langkah melakukan
kejahatan yang dapat ditiru oleh audiens. Hal itu disebabkan karena penonton bersikap pasif sehingga dapat menelan mentah-mentah pesan yang disiarkan. Kata Kunci: televisi, berita, penonton, jurnalis.
PENDAHULUAN Program berita menjadi identitas
secara visual melalui peristiwa yang
khusus atau identitas lokal yang dimiliki
disajikan
oleh stasiun televisi. Dengan demikian,
penonton merasa seolah-olah berada di
stasiun televisi
tengah peristiwa yang disajikan. Selain
tanpa program berita
di
scene
itu,
setempat.
menjadi
memudahkan penonton untuk menerima
bentuk, kewajiban, dan tanggung jawab
informasi karena membaca memerlukan
pengelola televisi kepada masyarakat
lebih
yang menggunakan gelombang udara
menonton
publik (Morissan, 2010: 2).
disiarkan oleh televisi lebih mudah
Program
berita
berita
merujuk
pada
informasi mengenai peristiwa terbaru yang ditayangkan melalui media televisi. Acara
berita
berisi
perkembangan
berita
membuat
akan menjadi stasiun tanpa identitas Program
siaran
setiap
banyak
televisi
konsentrasi
televisi
dan
dapat
daripada
pesan
yang
diterima oleh penonton (Age, Warren K etc, 1991, New York: 301). Tayangan berita yang disiarkan masing-masing
stasiun
televisi
informasi terbaru mengenai peristiwa-
ditargetkan untuk dapat mengabarkan
peristiwa yang terjadi di lingkup regional,
informasi yang akurat, aktual secara
nasional, maupun internasional. Program
cepat kepada pemirsanya. Kredibilitas
berita bisa juga berisi selingan informasi
suatu stasiun televisi sebagian besar
liputan
olahraga,
ditentukan oleh kualitas berita yang
laporan
lalu
lintas
prakiraan jalan
cuaca,
raya
dan
ditampilkan.
Stasiun
televisi
yang
informasi lain dari penyiar yang relevan
menayangkan berita-berita akurat dapat
dengan pemberitaan.
memperoleh kepercayaan besar dari
Berita yang disiarkan oleh stasiun
pemirsanya.
Pemirsa
televisi
akan
televisi memiliki sejumlah keuntungan
menyimak saluran televisi tersebut untuk
dibandingkan berita yang disajikan oleh
mengetahui informasi terkini dan mencari
surat kabar. Keuntungannya diantaranya
tahu apa yang sedang terjadi.
adalah kemampuan menyampaikan cerita
Akan tetapi, tidak semua berita
disampaikan harus sesuai dengan fakta,
yang ditayangkan oleh stasiun televisi
jujur,
tersebut akurat dan
sesuai dengan
memihak salah satu sisi) dan tidak
Pedoman Program Penyiaran dan Standar
mencampuradukkan antara fakta dan
Program Siaran (P3SPS) dan UU No. 32
opini. Agar tujuan pembahasan menjadi
Tahun
Penyiaran.
lebih terarah dalam penelitian ini, penulis
Begitupula wartawan yang terlibat dalam
merumuskan masalah yang akan diteliti
proses produksi berita tidak semua
adalah mengenai implikasi pelanggaran
paham mengenai kode etik jurnalistik.
berita jurnalistik terhadap masyarakat
Kode etik jurnalistik merupakan pedoman
dan faktor –faktor yang memengaruhi
bagi jurnalis dalam melakukan tugas
pelanggaran siaran televisi. Penelitian ini
jurnalistiknya.
dibatasi pada program berita jurnalistik
2002
tentang
Dalam penyampaian informasi ke
obyektif,
berimbang
(tidak
yang memberitakan tentang kriminalitas
publik, jurnalis perlu memperhatikan
dan
langkah-langkah
melakukan
beberapa hal sehingga informasi yang
kejahatan pada bulan Agustus 2016 di
disajikan dapat memenuhi kaidah dan
beberapa stasiun televisi. Beberapa berita
kode etik jurnalistik. Informasi yang
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Pelanggaran Siaran Berita Jurnalistik di Bulan Agustus No 1.
2.
3.
4.
5.
Tayangan berita jurnalistik Program tersebut menampilkan wawancara terhadap ayah korban (Mirna) tanpa menghadirkan pihak dari terdakwa (Jessica) untuk diwawancarai. Dalam wawancara tersebut juga terdapat Tayangan proses pembuatan beras oplosan menggunakan campuran beras raskin, beras berkualitas, pemutih pakaian, perasa pandan dan daun pandan. Tayangan bentrokan antara dua kelompok supporter sepak bola yang sedang merusak sepeda motor menggunakan kayu. Program yang menampilkan cara pembuatan ayam krispi berbahan dasar ayam bangkai menggunakan formalin, tepung roti dan telur yang sudah pecah kemudian digoreng dengan minyak yang dicampur plastik agar lebih renyah. Tayangan investigasi mengenai fenomena kawin kontrak di Puncak, Bogor.
Stasiun TV “Breaking News” stasiun INEWS TV 30 Minutes” stasiun METRO TV “Target” stasiun KOMPAS TV
Jam Tayang Tanggal 25 Agustus 2016 pukul 13.40 WIB. Tanggal 04 Agustus 2016 pukul 16.37 WIB, Tanggal 23 Agustus 2016 pukul 20.15 WIB
“Kompas Pagi” stasiun Kompas TV
Tanggal 22 Agustus 2016 pukul 06.13 WIB
“Investigasi” stasiun TRANS TV
Tanggal 4 Agustus 2016 pukul 04.29 WIB
“News Insight” Metro TV
Tanggal 1 Agustus 2016 pukul 20.28 WIB
Sumber: www.kpi.go.id
Story stasiun
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berita Jurnalistik
Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap berita
pengaruh
jurnalistik
Berita adalah semua kejadian yang
pelanggaran
terhadap
disampaikan atau diceritakan kembali
audiens
pada orang lain melalui kata atau gambar.
televisi, dampak tayangan kriminalitas,
Kata dapat berupa lisan maupun tulisan.
dan
melakukan
Menurut Prof. Drs M Atar Semi, berita
kejahatan yang disiarkan televisi terhadap
adalah cerita atau laporan mengenai
penonton. Penelitian ini juga bertujuan
kejadian atau peristiwa yang faktual, baru
untuk mengetahui implikasi siaran berita
dan luar biasa sifatnya (Tim LPPAI, 2003:
yang disiarkan televisi terutama siaran
36).
langkah-langkah
berita
yang
bermuatan
kriminalitas,
dan
kekerasan,
Berita yang ditulis oleh wartawan
langkah-langkah
bisa dari mana-mana sumbernya, namun
melakukan kejahatan serta korelasinya
tidak
dengan kasus kriminalitas yang terjadi
menjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan faktor-
disebarluaskan harus memiliki nilai dan
faktor yang memengaruhi pelanggaran
kualitas berita yang mencakup beberapa
siaran berita jurnalistik.
aspek penting sehingga bisa disebut layak
Penelitian menambah
ini
diharapkan
pengetahuan
di
semua
kejadian
berita.
dapat Berita
ditulis yang
dapat
berita. Untuk mencari dan menggali
bidang
berita diperlukan intuisi dan ketajaman
jurnalistik sehingga dapat menjadi bekal
pikiran
bagi mahasiswa yang ingin terjun secara
menentukan
profesional di industri media. Dengan
berkualitas atau layak berita dan mana
begitu, mereka akan menjadi calon
yang bukan.
jurnalis
yang
beretika
mana
wartawan
dapat
berita
yang
dapat
Unsur faktual merupakan hal yang
jurnalistik saat
sangat penting yang dapat membedakan
terjun langsung dalam proses produksi
suatu tulisan disebut berita atau bukan
media.
dapat
sehingga wartawan tidak diperkenankan
industri
mencampuradukkan antara opini dengan
pertelevisian sehingga dapat menjalankan
fakta di dalam berita. Wartawan juga
fungsinya
tidak diperbolehkan mengarang suatu
menerapkan kode etik
Penelitian
memberikan
ini
masukan
sebagai
dan
sehingga
juga bagi
sumber
informasi
sekaligus media pendidikan.
peristiwa.
4
Informasi
yang
layak
dijadikan a. Peran Wartawan Televisi dalam Tahap
berita harus memenuhi beberapa unsur, yaitu
penting
(magnitude), (timeliness),
(significance),
besar
kesegaran
waktu
dekat
dengan
Pengolahan Berita Reporter
dan
juru
kamera
merupakan sumber penting bagi televisi
khalayak
karena
mereka
bertugas
mencari
(proximity), terkenal (prominence), dan
informasi dan gambar di lapangan. Untuk
manusiawi (human interest) (Tim LPPAI
itu, koordinasi antar crew dalam proses
UII,
peliputan sangat penting sehingga tugas
2003:
40).
Beberapa
sumber
menambahkan beberapa unsur seperti
tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
efek terhadap orang banyak (impact),
Wartawan
harus
konflik (conflict), tidak biasa (unusual),
pekerjaan
dan menarik (currency).
Sebagai profesi, wartawan harus dapat
Berita yang ditulis oleh wartawan
sesuai
melakukan
dengan
tugasnya.
memenuhi kualifikasi tertentu. Kualifikasi
dinilai layak berita jika mencakup unsur-
profesi
unsur pokok yang biasa disebut dengan
idealisme
rumus 5W+1H (what, who, where, when,
pengetahuan
why dan how). Apa yang terjadi ?, siapa
mendefinisikan
yang
performa kerja dengan baik, dapat
terlibat?,
dimana
kejadiannya?
kapan peristiwa itu terjadi?,
mengapa
wartawan
memiliki
tertentu, yang
mengelola
yaitu
ukuran memiliki
memadai,
dan
dapat
menunjukkan
kelompok
profesinya,
peristiwa itu bisa terjadi?, dan bagaimana
berkomitmen dalam public service dan
proses kejadiannya?. Lima unsur pokok
memenuhi
tersebut diperlukan untuk menulis berita,
(Wilkins and Christian, 2009: 353).
baik berita langsung, berita ringan,
profesi
ditugaskan untuk mencari dan mengejar
Berita dikatakan berkualitas jika memenuhi
kualitas
Reporter sebuah stasiun televisi
maupun berita kisah.
dapat
standar
standar
berita. Di samping itu, stasiun televisi juga memerlukan
juru
kamera
atau
Standar yang biasa dipakai, yakni, akurasi
kamerawan
(camera
person)
untuk
(accurate),
memperoleh gambar.
kapabilitas
tertentu.
narasumber
Gambar yang
(properly attributed), seimbang dan adil
diperoleh kamerawan dapat menunjang
(balanced and fair), obyektif ( objective),
berita yang akan ditayangkan di televisi.
fokus dan padat ( brief and focused), dan
Karena televisi merupakan media audio-
menarik ( well written).
visual
5
maka
setiap
berita
yang
ditayangkan harus diperkuat dengan
Wartawan
dalam
melaksanakan
suara dan gambar. Sehingga pemirsa
kegiatan jurnalistik dituntut memiliki
dapat melihat peristiwa yang terjadi
kemampuan dan tanggung jawab sesuai
karena
tuntutan
peristiwa
yang
dibacakan
didampingi dengan gambar. Stasiun
profesionalisme
dipersyaratkan.
televisi
dapat
mencakup
Kompetensi
penguasaan
yang tersebut
keterampilan
menempatkan wartawan ke berbagai
(skill), didukung dengan pengetahuan
sumber beritanya baik di daerah maupun
(knowledge) dan dilandasi kesadaran
di luar negeri. Beberapa stasiun televisi
(awareness).
besar dengan skala internasional dapat
Kesadaran
memiliki reporter dan juru kamera yang
tentang
ditempatkan
Pengetahuan
di
berbagai
negara
di
mencakup
etika,
kesadaran
hukum,
mencakup
dan
karir.
pengetahuan
seluruh dunia. Tetapi bisa juga stasiun
umum dan pengetahuan khusus sesuai
televisi menugaskan wartawannya untuk
dengan
melakukan peliputan ke luar negeri jika
bersangkutan
terjadi
mencakup
peristiwa
berlangganan
untuk
penting
atau
memperoleh
bidang
dan
menulis,
riset,
informasi yang dibutuhkan oleh stasiun
menggunakan
televisi.
komputer,
yang
keterampilan
keterampilan
wawancara,
Di lingkup nasional, stasiun televisi
kewartawanan
investigasi,
peralatan
kamera,
seperti
mesin
scanner,
faximili, dan sebagainya.
menugaskan wartawannya untuk mencari
Pekerja
media
dikatakan
informasi di kantor-kantor pemerintahan
professional jika dapat menghadirkan
dan
dengan
informasi yang obyektif, tidak bias,
informasi yang ingin diperoleh. Stasiun
seimbang, fair, memisahkan antara opini
televisi
dan
lembaga
juga
lain
dapat
terkait
menempatkan
fakta,
jujur
dan
menyentuh
wartawannya di kantor-kantor penting
kepentingan publik. Dalam melaksanakan
terkait bidang yang ditugaskan misalnya,
tugasnya untuk memenuhi hak publik
politik, ekonomi, nasional, sosial budaya,
dalam memperoleh informasi yang benar,
pertahanan dan keamanan, internasional,
wartawan
olahraga, hiburan, perkotaan, kriminal
landasan moral dan etika profesi sebagai
dan sebagainya.
pedoman operasional dalam menegakkan
Indonesia
memerlukan
profesionalismenya. Untuk itu, wartawan
6
televisi
perlu
mentaati
kode
etik
secara proporsional bagi pihak yang
jurnalistik dalam melaksanakan tugas
dirugikan.
jurnalistiknya.
8. Menyajikan
Dalam pasal 5 Kode Etik Jurnalis Televisi
Indonesia
dijelaskan
bahwa
yang santun dan patut, serta tidak melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
sumber dan bahan berita secara jujur,
9. Menghormati embargo dan off the
akurat dan berimbang, yakni: mengevakuasi
dengan
menggunakan bahasa dan gambar
jurnalis televisi Indonesia menayangkan
1. Selalu
berita
record informasi
semata-mata berdasarkan kelayakan
KPI
berita,
berita
Pemberitaan Program Jurnalistik Televisi
memutarbalikkan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
menolak
menyesatkan,
sensasi,
fakta, fitnah, cabul, dan sadis
dan Regulasi Penyiaran dalam
berdasarkan tugas dan wewenang yang
2. Tidak menayangkan materi gambar
diatur dalam Undang-undang No. 32
maupun suara yang menyesatkan
Tahun 2002 tentang Penyiaran dan
pemirsa
Pedoman Program Penyiaran dan Standar
3. Tidak merekayasa peristiwa, gambar,
Program Siaran (P3SPS) berkewajiban
maupun suara untuk dijadikan berita 4. Menghindari memungkinkan
untuk mengingatkan kepada seluruh
berita
yang
lembaga penyiaran untuk lebih berhati-
benturan
yang
hati
berkaitan dengan SARA ( suku,
fakta,
mengawasi berbagai peraturan penyiaran
analisis,
yang menghubungkan antara lembaga
komentar, dan opini.
penyiaran, pemerintah, dan masyarakat.
6. Tidak mencampur adukkan berita
Pengaturannya mencakup rantai proses
dengan advertorial 7. Mencabut kesempatan
atau
program
KPI memiliki otoritas menyusun dan
5. Menyatakan secara jelas berita-berita bersifat
menayangkan
jurnalistik.
agama, ras, dan adat).
yang
dalam
penyiaran meralat
pertama
pada
mulai
operasionalisasi,
tahap
pendirian,
pertanggungjawaban,
setiap
dan evaluasi. KPI sebagai regulatory body
pemberitaan yang tidak akurat, dan
yang independen memiliki kewenangan
memberikan kesempatan hak jawab
untuk mengawasi isi penyiaran, membuat
7
aturan tentang isi, sekaligus memberikan
Selain itu, KPI juga menerima
sanksi jika ada pelanggaran.
pengaduan
dari
masyarakat
terkait
Untuk melakukan semua tugasnya,
program siaran. Berdasarkan data yang
KPI akan melakukan koordinasi dengan
dilansir oleh situs Republika.co.id tahun
pemerintah dan lembaga negara lain
2015 disebutkan dari Januari hingga
terkait. KPI berhubungan juga dengan
November
lembaga yudisial dengan pelanggaran
pengaduan yang disampaikan melalui
yang
pidana.
email, sms, twitter, facebook, dan surat.
Sementara itu, KPI juga berhubungan
Program yang paling banyak diadukan
dengan masyarakat untuk menampung
adalah
dan menindaklanjuti pengaduan dari
infotainment. Hal tersebut disebabkan
masyarakat.
karena
dikategorikan
KPI
sudah
memberikan
sanksi
tindak
beberapa terhadap
kali
2015,
terdapat
program
lembaga
8.137
sinetron
dan
penyiaran
masih
mengutamakan rating sehingga sering
media
mengabaikan aturan dan regulasi siaran.
penyiaran karena banyaknya pelanggaran
Sesuai dengan UU No 32 Tahun 22
yang dilakukan. KPI telah mengeluarkan
Pasal 36 mengenai isi siaran dijelaskan
sekitar
sebagai berikut:
225
sanksi
bagi
lembaga
penyiaran televisi baik swasta maupun
1. Isi
siaran
wajib
mengandung
lembaga publik terkait pelanggaran dalam
informasi, pendidikan, hiburan, dan
konteks isi siaran.
manfaat
Dari jumlah tersebut, 221 sanksi
untuk
intelektualitas,
pembentukan watak,
moral,
berbentuk teguran tertulis dan empat
kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga
sanksi lainnya berbentuk penghentian
persatuan
sementara
Bentuk
mengamalkan nilai-nilai agama dan
terjadi
budaya Indonesia
pelanggaran
program isi
siaran.
siaran
yang
dan
kesatuan,
serta
berbentuk berita, infotainment, maupun
2. Isi siaran dari jasa penyiaran televisi
sinetron. Beberapa diantaranya meliputi
yang diselenggarakan oleh Lembaga
pelanggaran
kasus,
Penyiaran
Swasta
dan
Lembaga
tayangan yang menonjolkan kekerasan 11
penyiaran
publik
wajib
memuat
kasus, pelanggaran etika dan kesopanan
sekurang-kurangnya 60% (enampuluh
sebanyak 73 kasus, dan pelangaran ranah
per seratus) mata acara yang berasal
privasi enam kasus.
dari dalam negeri.
jurnalistik
40
8
3. Isi
siaran
wajib
perlindungan
memberikan
dan
prinsip-prinsip
pemberdayaan
jurnalistik
yang
menyajikan informasi akurat, berimbang,
kepada khalayak khusus, yaitu anak-
adil,
anak dan remaja dengan menyiarkan
menonjolkan
mata acara pada waktu yang tepat
mempertentangkan SARA (Suku, Agama,
dan
Ras dan Antargolongan), tidak menghasut
lembaga
penyiaran
mencantumkan menyebutkan
klasifikasi
wajib
boleh
khalayak
mencampuradukkan
menyesatkan,
sebagaimana
buruk,
tidak
sadistik,
tidak
serta fakta
telah
dan
diatur
tidak opini dalam
Pedoman Program Penyiaran dan Standar
mengutamakan
Program Siaran (P3SPS) KPI Pasal 40 huruf
kepentingan golongan tertentu.
a, b danc.
5. Isi siaran dilarang: a. Bersifat
unsur
dan
4. Isi siaran wajib dijaga netralitasnya tidak
beritikad
dan/atau
sesuai dengan isi siaran.
dan
tidak
Lembaga penyiaran berdasarkan
fitnah,
menghasut,
keputusan Komisi Penyiaran Indonesia
menyesatkan dan/atau bohong
(KPI)
seperti
dilansir
dalam
situs
b. Menonjolkan unsur kekerasan,
www.kpi.go.id tahun 2016 menyebutkan
cabul, perjudian, penyalahgunaan
bahwa berita jurnalistik yang disiarkan
narkotika, dan obat terlarang
oleh
c. Mempertentangkan suku, agama,
1. Dilarang
siaran
dilarang
memperolokkan,
merendahkan,
melecehkan
harus
menayangkan
secara
terperinci langkah-langkah kejahatan atau
operasional
aksi
kejahatan
dan/atau
seperti : membuat bahan peledak,
mengabaikan nilai-nilai agama,
membongkar mesin ATM, membuat
martabat
Indonesia,
makanan dari bahan-bahan yang
hubungan
tidak layak serta tindakan kriminal
atau
manusia merusak
internasional.
lainnya yang dapat ditiru oleh orang
Dalam Pasal 48 dijelaskan juga
lain
mengenai pedoman perilaku penyiaran yang
penyiaran
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
ras, dan antar golongan 6. Isi
media
menyebutkan
penyiaran
wajib
bahwa
2.
lembaga
menjalankan
Dilarang menayangkan reka ulang pemerkosaan
dan
seksual.
menjunjung tinggi idealisme jurnalistik,
9
dan/atau
kejahatan
3. Wajib menyamarkan gambar wajah dan
identitas
korban
kecelakaan
kejahatan
maut
lainnya
secara
eksplisit.
seksual dan keluarganya serta orang
10. Wajib menyamarkan gambar dan
yang masih dalam status terduga
identitas pekerja seks komersial dan
pelaku kejahatan seksual tersebut.
orang
4. Wajib menyamarkan gambar wajah
dengan
penyakit
tertentu
menayangkan
gambar
seperi: HIV/AIDS.
dan identitas pelaku, korban dan
11. Dilarang
keluarga pelaku kejahatan maupun
potongan organ tubuh, korban luka
korbannya adalah anak di bawah
berat, berdarah-darah atau mayat
umur.
secara detail dengan close up.
5. Dilarang membuka identitas kerabat
12. Dilarang
dari pelaku teroris. 6. Dilarang
dan
secara
terperinci
adegan
menjawab. 13. Dilarang
menyamarkan identitas pelaku. menayangkan
tawuran
dan
adegan
perkelahian
menambah
penderitaan
atau trauma korban, keluarga, dan masyarakat korban bencana dengan
serta
memaksa,
penyiksaan. 8. Dilarang
di
untuk hal-hal di luar kapasitasnya
dan/atau reka ulang bunuh diri serta
7. Dilarang
anak
bawah umur sebagai narasumber
menayangkan
eksplisit
mewawancara
menekan/atau
mengintimidasi untuk diwawancarai
menayangkan
detik-detik
dan diambil gambarnya.
menjelang kematian (sakaratul maut)
14. Dilarang menayangkan acara bincang-
secara detail dan eksplisit seperti:
bincang seks secara vulgar dan detail
anak remaja terjatuh saat panjat
walaupun tayang pada jam tayang
pohon
dewasa yakni pukul 22:00 - 03:00
pinang,
korban
luka-luka
hingga meninggal. 9. Dilarang
WIB. gambar
15. Dilarang menayangkan bagian dari
Circuit
pertunjukan seni dan budaya asli
melakukan
suku/etnik bangsa Indonesia yang
penyuntingan sehinga tersiar hal-hal
ekstrim dan mengandung adegan
yang
berbahaya di bawah pukul 22.00-
berupa
menayangkan CCTV
Television)
(Closed
tanpa
tidak layak seperti:
detik-
detik kecelakaan lalu lintas atau
03.00 WIB.
10
16. Dilarang menayangkan pemberitaan
semua data sebelum memulai penelitian
yang dapat mendorong masyarakat
(Wimmer, Roger D & Joseph R. Dominick,
bersimpati atau mengikuti ajaran dan
2006 : 116).
kelompok aliran yang telah dilarang
Objek dalam penelitian ini adalah
oleh pemerintah dan Majelis Ulama
audiens siaran berita jurnalistik di stasiun
Indonesia seperti: ISIS ( Islamic State
televisi.
of Iraq and Syria).
ditayangkan oleh stasiun televisi dapat
Berita
jurnalistik
yang
memberikan pengaruh yang tidak baik METODE PENELITIAN Penelitian
terhadap audiens. Berita jurnalistik yang dengan
dapat memberikan pengaruh negatif
metode kualitatif karena lebih mudah
diantaranya adalah berita yang memuat
menyesuaikan dengan kenyataan
unsur
terjadi
di
dilakukan
lapangan.
yang
Metode
ini
kekerasan
kriminalitas,
atau
dan
sadisme,
langkah-langkah
menyajikan hubungan antara penulis dan
melakukan kejahatan. Narasumber dalam
narasumber secara langsung
penelitian
untuk
ini
adalah
menyesuaikan diri dengan keadaan yang
Setianingsih,
dihadapi. Penelitian kualitatif memiliki
Yasser Ardian Afrianto.
banyak kegunaan dalam penelitian media massa.
Penelitian
pertanyaan
ini
yang
Catur
Megantari,
dan
Dalam penelitian, beberapa cara
menggunakan
lebih
Krisna
Dyah
dilakukan untuk mengumpulkan data
fleksibel.
pendukung, diantaranya:
Meskipun demikian, pertanyaan dasar
a. Observasi
didesain untuk memulai proyek, sehingga
Observasi
digunakan
sebagai
peneliti dapat merubah pertanyaan atau
metode untuk mengamati berita-
melanjutkan
saja
berita yang ditayangkan di televisi.
dibutuhkan (Wimmer, Roger D & Joseph
Pengumpulan data dilakukan melalui
R. Dominick, 2006: 115-116).
pengamatan berita jurnalistik yang
pertanyaan
Analisis diperoleh
kapan
data kualitatif
melalui
bentuk
dapat
ditayangkan oleh stasiun televisi pada
yang
bulan Agustus.
bermacam-macam, seperti catatan saat mengamati
di
lapangan,
b.
transkrip
W awancara
interview, dokumen, buku harian, dan
Penelitian
jurnal. Peneliti dapat mengakumulasikan
ini
menggunakan
wawancara kepada beberapa audiens
11
televisi untuk memperoleh data yang
tayangan televisi. Selain itu, penulis juga
dapat
melakukan
membantu
penulis
wawancara
serta
studi
menemukan beberapa aspek yang
pustaka dari berbagai literatur cetak
belum
Metode
maupun elektronik. Analisis dilakukan
untuk
dengan menelaah data primer yakni hasil
terungkap.
wawancara
dilakukan
menginterpretasikan,
wawancara
mendeskripsikan, dan menjelaskan
dilengkapi dengan analisis data sekunder
data yang diperoleh. Wawancara
berupa observasi tayangan televisi dan
dilakukan
studi pustaka.
baik
secara
langsung
terhadap
audiens
dan
maupun tidak langsung, yakni melalui
Data merupakan fakta atau bahan-
media seperti email dan whatsapp.
bahan keterangan yang penting dalam
Narasumber dalam penelitian ini
penelitian. Sumber data utama dalam
Krisna
Catur
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
Ardian
tindakan (aktivitas) dan selebihnya adalah
Megantari,
Setianingsih
dan
Dyah Yasser
Afrianto.
dokumen
c. Studi Pustaka dan Dokumentasi
tambahan.
yang Data
merupakan dalam
data
penelitian
Studi pustaka dilakukan sebagai
kualitatif begitu penting. Pemeriksaan
penguat teori, konsep, bahkan data
data dapat diperoleh melalui kredibilitas
fenomena berawal. Studi pustaka
(credibility),
transferabilitas
digunakan
yang
(transferability),
dependabilitas
dalam
(dependability),
konfirmabilitas
sebagai
dijadikan
teori
pedoman
menganalisis dan mengembangkan
(confirmability) (Lincoln and Guba dalam
penelitian yang dilakukan, serta dapat
Denzin,Yvonna, 2009:105-117). Peneliti
memberikan
melakukan
informasi
tambahan.
pengamatan
untuk
Penelitian ini menggunakan data
mengetahui kebenaran dan kredibilitas
studi pustaka dari buku, artikel media
data yang diperoleh.
cetak, internet, dan sebagainya. Analisis Data Penulis
HASIL DAN PEMBAHASAN menginterpretasikan
dan
Implikasi Pelanggaran Berita Jurnalistik
mendeskripsikan data yang diperoleh
terhadap Masyarakat
untuk mengeksplorasi objek penelitian melalui
observasi
dengan
Pelanggaran
melihat
yang
dilakukan
terhadap siaran berita jurnalistik dapat
12
memberikan pengaruh negatif secara
baik
emosional terhadap audiens televisi.
kejadian yang diberitakan tertanam erat
Berita-berita yang ditayangkan melalui
di
siaran televisi seperti berita kriminal,
memberikan efek pemahaman yang kuat.
kekerasan,
Hal
dan
langkah-langkah
melakukan kejahatan dapat memberikan
makna
dan
pikiran
jumlah
membuat
masyarakat
tersebut
sehingga
dikhawatirkan
dapat
menimbulkan sikap apatis dan tidak mau
1
tahu yang berlebihan3.
pengaruh negatif terhadap masyarakat . Pelanggaran yang dilakukan oleh
Sebagai contoh tayangan berita
media dalam beberapa berita tersebut
kriminal
berpotensi
beriringan dengan semakin beragamnya
untuk
dapat ditiru
oleh
yang
pesan yang dilesatkan oleh media akan
Tayangan tersebut berbanding parallel
diterima mentah-mentah oleh mereka.
dengan peningkatan jumlah kriminalitas
Siaran berita yang memuat pengalihan isu
yang terjadi di masyarakat meskipun
dari berita penting, seperti misalnya
mungkin yang diliput hanya berapa
penanganan
persen dari angka kriminalitas yang ada.
dialihkan
ke
betapa
Kuningan,
ganteng
atau
Tetapi
alih-alih
di
televisi
kasus
di
kriminal
di
audiens karena audiens itu bersifat pasif,
terorisme
dunia
disiarkan
angka
lapangan.
kriminalitas
kerennya para polisi yang bertugas
menjadi turun karena siaran tersebut,
menangani teroris dapat memengaruhi
tetapi justru tayangan tersebut malah
emosi penonton. Media memanfaatkan
menginspirasi orang untuk melakukan
masyarakat yang cenderung emosional
kejahatan yang serupa.
dan mudah dimanipulasi emosinya2. Kurangnya
kesadaran
Belum
lama
ini
seperti
akan
diberitakan oleh situs Kompas.com tahun
pentingnya akurasi berita menyebabkan
2016 bahwa seorang oknum kejahatan di
sebagian masyarakat akan menelan apa
Depok melakukan pembunuhan dengan
yang disajikan oleh penyaji berita. Hal
menggunakan kopi bercampur sianida.
tersebut tentunya dapat memberikan
Pelaku
efek negatif kepada masyarakat. Di
terinspirasi dengan kasus pembunuhan
samping itu, gaya bahasa yang berlebihan
Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier Jakarta
1
Wawancara Yasser Ardian Afrianto tanggal 23 Oktober 2016 2 Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016
3
mengaku
Pusat.
bahwa
Pelaku
dirinya
mengikuti
Wawancara Yasser Ardian Afrianto tanggal 23 Oktober 2016
13
pemberitaan kasus yang menjadikan
akan lebih baik jika menonjolkan sisi
Jessica Kumala Wongso sebagai terdakwa
positifnya
karena
negatifnya5.
sering
menyaksikan
persidangannya di televisi. Pemberitaan perkembangan
kasus
dan
Begitu
tersebut
mengurangi
juga
dengan
sisi
siaran
bermuatan kekerasan, bentrokan, dan
diberitakan secara massif di berbagai
langkah-langkah
media dan disiarkan berulang-ulang.
seperti pembuatan ayam krispi dengan
Media informasi
bahkan
membungkus
kejahatan
bangkai ayam, pembuatan beras oplosan,
kasus
pembuatan telur asin palsu, pembobolan
pembunuhan tersebut melalui berbagai
ATM, pembuatan bakso daging tikus,
program siaran. Wajar jika kemudian
penggunaan
tayangan tersebut menginspirasi orang
makanan dan masih banyak lagi lainnya.
untuk melakukan tindakan serupa pada
Informasi
orang yang berbeda. Berita tersebut
menonjolkan hal yang positif supaya
bukan berita penting yang perlu diketahui
masyarakat
masyarakat luas. Tetapi media atau
waspada jika menemukan kasus yang
stasiun televisi memanfaatkan emosi
sama dan berbagai kemungkinan yang
pemirsa dan menampilkannya seperti
dapat terjadi di kehidupan sehari-hari6.
semacam
pengungkapan
melakukan
reality
show
atau
yang
mendeskripsikan
dalam
melakukan
kejahatan bisa ditayangkan jika disertai
menyiarkan
dengan edukasi yang lengkap supaya
informasi supaya masyarakat mengetahui
tidak ditiru oleh oknum yang tidak
peristiwa tersebut bukan menjadikannya
bertanggung
sebagai tontonan yang harus disiarkan
tersebut dapat dikemas secara edukatif
secara terus menerus. Berita harus
dan di akhir acara dapat mencantumkan
disiarkan sesuai dengan porsinya. Siaran
himbauan persuasif supaya tayangan
sebaiknya
disiarkan
dan
ke
masyarakat
yang
dalam
sebaiknya
berhati-hati
yang
langkah-langkah
tekstil
disajikan
lebih
Siaran
infotainment4. Berita
pewarna
jawab.
Konsep
acara
yang dilakukan secara terus menerus menjadi tidak jelas, mengambang, dan tidak mempunyai tujuan. Siaran berita
5
Wawancara Yasser Ardian Afrianto tanggal 23 Oktober 2016 6 Wawancara Yasser Ardian Afrianto tanggal 23 Oktober 2016
4
Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016
14
tersebut tidak ditiru oleh masyarakat7.
baik
Namun, himbauan tidak diperlukan jika
berdasarkan kelayakan dan usia10.
siaran
tersebut
tidak
langkah-langkah
menonjolkan
melakukan
dan
benar
genre
tayangan
Pelanggaran yang dilakukan oleh
kejahatan
media penyiaran dapat menurunkan
8
secara detail dan real .
kepercayaan
masyarakat
terhadap
Penayangan secara lengkap dapat
stasiun televisi. Hal tersebut disebabkan
bertolak belakang dengan fungsi media
karena stasiun televisi kurang berhati-hati
sebagai kontrol sosial yang seharusnya
dalam
dapat memberikan efek jera bagi pelaku
jurnalistiknya. Wartawan yang melakukan
kejahatan untuk berpikir dua kali sebelum
tugas peliputan pun masih sering abai
melakukan kejahatan. Dengan demikian,
dalam menaati undang-undang No 32
secara
telah
Tahun 2002 tentang penyiaran dan P3SPS
memberikan pendidikan kriminal secara
KPI baik karena faktor internal dari
terbuka
perusahaan maupun faktor eksternal dari
tidak
sadar
kepada
televisi
masyarakat
tanpa
memandang usia dan jenis kelamin.
maupun
dewasa
Faktor-Faktor
remaja
yang
Menyebabkan
Pelanggaran Berita Jurnalistik
klasifikasi
Stasiun televisi dalam menyiarkan
program berdasarkan usia diperlukan
programnya perlu menggunakan undang-
untuk
menentukan
undang penyiaran dan P3SPS sebagai
apakah acara tersebut dapat ditonton
pedoman penyiaran. Meskipun demikian,
oleh semua usia atau tidak. Di samping
berbagai
itu, stasiun televisi perlu melakukan
mewarnai siarannya. Beberapa faktor
evaluasi layak atau tidak sebuah acara
dapat
jika ditayangkan dan dikonsumsi oleh
pelanggaran
publik9. Televisi perlu memilah secara
adalah sebagai berikut:
memastikan
sehingga
program
luar perusahaan. Faktor internal.
Televisi sudah menjadi tontonan segala usia baik anak-anak,
menyiarkan
dan
pelanggaran
menjadi
masih
penyebab
berita
sering
terjadinya
jurnalistik,
yaitu
a. Faktor komersial Perusahaan pemilik media ingin memperoleh keuntungan yang
7
Wawancara Krisna Megantari tanggal 22 Oktober 2016 8 Wawancara Yasser Ardian Afrianto tanggal 23 Oktober 2016 9 Wawancara Yaser Ardian Afrianto tanggal 23 Oktober 2016
sebesar-besarnya 10
dari
tayangan
Wawancara Krisna Megantari tanggal 22 Oktober 2016
15
mereka,
sehingga
sering
menampilkan
banyak acara atau
‘emosional’ dan mudah dimanipulasi emosinya13.
berita yang tidak bermutu, tetapi
c. Faktor wartawan
yang penting memperoleh pemirsa
Sebagian
sebanyak mungkin. Stasiun televisi
menyadari
perlu mementingkan kualitas siaran
menarik
11
besar
bahwa adalah
wartawan
berita berita
yang yang
tidak hanya mengejar rating saja .
memunculkan
Televisi perlu menambah acara-acara
(conflict). Karena itu gambar adegan
edukatif
konflik sosial senantiasa diburu oleh
dan
mengurangi
acara
12
hiburan yang tidak jelas .
pertentangan
crew televisi.
Bahkan,
terkadang
b. Persaingan pers yang sangat ketat
karena tuntutan kebutuhan, adegan
menyebabkan perusahaan pers ingin
konflik itu sering diciptakan, direka
mengalahkan para mitra atau pesaing
ulang dengan maksud memperoleh
secara tidak wajar
tayangan
Persaingan
yang
yang
dramatik.
Dalam
semakin
beberapa kasus misalnya demonstrasi
ketat antar media menyebabkan
dan penertiban, wartawan kadang
perusahaan pers ingin mengalahkan
melakukan
satu sama lain dalam memberikan
demonstran
informasi kepada masyarakat. Berita-
melakukan kerusuhan sehingga berita
berita disiarkan tanpa menerapkan
dan gambar yang dihasilkannya dapat
prinsip-prinsip
menarik.
jurnalistik
sehingga
kesepakatan atau
Berita
warga
juga
dengan untuk
tidak
berita yang disajikan kebanyakan
diperbolehkan menampilkan masalah
adalah berita-berita yang sensasional,
yang berkaitan dengan SARA karena
dramatik dan gaya bahasa yang
berita yang bertentangan dengan
berlebihan.
memanfaatkan
SARA
cenderung
lain14.
masyarakat
Media yang
dapat
menyinggung
pihak
Informasi yang biasa-biasa saja tentu kurang menarik. Supaya menarik, wartawan biasa memelintir 11
13
Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016 12 Wawancara Krisna Megantari tanggal 22 Oktober 2016
Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016 14 Wawancara Krisna Megantari tanggal 22 Oktober 2016
16
informasi yang diberikan narasumber
televisi atau pemilik stasiun televisi
sehingga
akan
sehingga dapat memengaruhi sikap
menarik.
penonton setelah menyaksikan siaran
sering
berita televisi17. Oleh karena itu,
opininya
berita harus berimbang, dan tidak
informasi
disampaikannya
yang
dapat
Wartawan
juga
mencampurkan
antara
pribadi bukan berdasarkan fakta yang
digunakan
ada di lapangan. Padahal berita
penggiringan opini untuk membentuk
merupakan informasi faktual dan
pola
bukan berbentuk opini.
keuntungan pihak tertentu.
Berita di
sebagai
pikir
alat
masyarakat
untuk
demi
televisi sering tidak netral karena disajikan
dari
jurnalisnya,
sudut
yang
pandang
tentu
KESIMPULAN DAN SARAN
saja
Kesimpulan
disesuaikan dengan misi perusahaan
Program berita televisi berfungsi
(atau pemilik perusahaan) media15.
mendidik
d. Faktor Pemilik Media
pribadi,
atau
dan
memberikan
informasi kepada masyarakat secara fair,
Pemilik media yang memiliki misi
khalayak
akurat, berimbang, berdasarkan fakta,
konglomerasi
obyektif, dan sebagainya. Namun, jurnalis
media yang menggunakan media
dalam melaksanakan tugasnya sering
sebagai sarana untuk menguatkan
terperangkap
posisi politik mereka sehingga tujuan
jurnalistik.
sebenarnya dari penyampaian berita
pada
Siaran
yang
bermuatan
kekerasan,
menyampaikan berita penting kepada
dalam melakukan kejahatan berpotensi
masyarakat luas, tetapi memiliki misi-
untuk ditiru oleh audiens.
misi tertentu16.
kekerasan dan kriminalitas yang disiarkan
televisi
sering
tidak
netral
dan
etika
tersebut bukan bermaksud untuk
Berita yang ditayangkan di
sex,
masalah
langkah-langkah
Tayangan
secara massif di televisi secara tidak
dan
langsung dapat menginspirasi masyarakat
disampaikan dengan sudut pandang
untuk mencontoh apa yang ditayangkan
jurnalis dan agenda setting stasiun
dalam siaran tersebut. Hal itu disebabkan karena penonton bersikap pasif dan
15
Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016 16 Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016
17
Wawancara Dyah Catur Setianingsih tanggal 20 Oktober 2016
17
dapat menelan mentah-mentah program
informasi dalam memproduksi program
yang disiarkan. Beberapa kasus kekerasan
siaran karena lembaga penyiaran turut
dan kriminalitas sebagaimana diakui oleh
berkontribusi mencerdaskan kehidupan
pelaku
kejahatan
terinspirasi
oleh
dilakukan
karena
bangsa dan ikut membentuk karakter
tayangan
media
masyarakat.
penyiaran.
Stasiun
televisi
perlu
memberikan klasifikasi program yang
Pelanggaran yang dilakukan oleh
disiarkan untuk memastikan segmentasi
media penyiaran masih tinggi disebabkan
tayangan tersebut karena televisi tidak
karena
yang
hanya ditonton oleh audience dalam
disebabkan oleh faktor internal maupun
berbagai usia baik itu dewasa, remaja,
eksternal.
dapat
maupun anak-anak. Lembaga penyiaran
pelanggaran
juga musti menerapkan undang-undang
adalah dari wartawannya dan stasiun
penyiaran dan kode etik jurnalistik dalam
televisi. Di samping itu juga bisa dari
program
pemilik media televisi dan persaingan
menghindari pelanggaran etika jurnalistik.
beberapa
hal
Faktor
menyebabkan
baik
yang
terjadinya
jurnalistik
sehingga
dapat
antar media. Televisi merupakan media mainstream yang menyiarkan informasi
DAFTAR PUSTAKA
melalui media audio-visual sehingga jika
Agee, Warren K, Philip H Ault, Edwin Emery. 1991. Introduction to Mass Communications Tenth Edition. New York: HarperCollins Publishers Inc. Arifin, Achsinul, Afid Ridho dkk.2010. Media Dengarkan Aku. Malang: Kaki-Koe dan Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang. K Denzin, Yvonna. 2009. The Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Guba EG &Lincoln,Y.S. 1994. Competing Paradigm in Qualitative Research. Mc Quail, Denis. 1994. Mass Communication Theory An Introduction Third Edition. London: Sage Publication. Morissan, 2010. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
terjadi pelanggaran dapat disaksikan oleh seluruh audiens televisi. Pelanggaran yang dilakukan oleh media penyiaran dapat
menyebabkan
kepercayaan
berkurangnya
masyarakat
terhadap
penyiaran
sebaiknya
stasiun televisi. Saran Lembaga
menyiarkan berita secara berimbang dan tidak digunakan sebagai alat untuk penggiringan opini untuk membentuk pola pikir masyarakat demi keuntungan pihak tertentu. Selain itu, perlu lebih mengedepankan
sisi
edukasi
dan
18
Suhandang, Kustadi. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik. Bandung: Nuansa. Syahriar, Irman. 2015. Penegakan Hukum Pers. Surabaya: Aswaja Pressindo. Tim LPPAI UII. 2003. Dasar-Dasar Jurnalistik. Yogyakarta: LPPAI UII Wilkins, Lee and Clifford G Christian. 2009. The Handbook of Mass Media Ethics. New York: Routledge. Wimer, Roger and Joseph R Dominick. 2006. Mass Media Research (8th Edition). London: Thomson Wadsworth. Internet www.kpi.go.id diunduh tanggal 15 September 2016
“KPI:
Pelanggaran Media Penyiaran Televisi Masih Tinggi” dalam http://rri.co.id/post/berita/24868 3/ruang_publik/kpi_pelanggaran_ media_penyiaran_televisi_masih_t inggi.html diunduh tanggal 3 Oktober 2016. “Siaran Jurnalistik, Sinetron dan Variety Show Paling Banyak Kena Sanksi KPI” dalam http://www.republika.co.id/berita /nasional/umum/15/12/27/o00a1 9335-siaran-jurnalistik-sinetrondan-variety-show-paling-banyakkena-sanksi-kpi diunduh tanggal 13 September 2016. “Gunakan Kopi Beracun, Pembunuh Dua Lelaki di Depok Terinspirasi Kasus Jessica” dalam diunduh tanggal 4 Oktober 2016.
19