Pengaruh Pelaksanaan Moving Class Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMA Negeri 4 Gorontalo
YUSTIANI Mahasiswa Jurusan SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Pembimbing: 1. Imran R. Hambali, S.Pd, SE., MSA 2. Roy Hasiru, S.Pd, M.Pd ABSTRACT Yustiani. 911409012. The Effect of Moving Class on Learning Effectiveness at SMA Negeri 4 Gorontalo. Skripsi. Gorontalo. Study Program of SI Economics Education. Faculty of Economics and Busines. Universitas Negeri Gorontalo. 2013. This research aimed to investigate the effect of moving class on learning effectiveness at SMA Negeri 4 Gorontalo. Quantitative method was used in this research with 100 respondents as the sample of research. Observation, questionnaire, and documentation were the data collection technique of this research. Simple regretion and correlation equation were the data analisys technique. Result of data analisys showed that 1) in data nomality test, moving class X variable and learning effectiveness as Y varible showed normal distribution, 2) based on result of data analisys, the regression equation Y=8,999+0,628X. It mean that every improvement of moving class will increase 0,628 units on constants 8,999 of learning effectiveness. Based on hypothesis test, the hypothesis which was there is significant effect of moving class on learning effectiveness at SMA Negeri 4 Gorontalo, approved and can be accepted. Correlation coefficient test has found correlation value r=0,566 and determination test has found r2=0,3206 or 32,06%. Which meant the level of relationship between X variable and Y variable was 32,06%. It can be concluded that 32,06% of students’ learning effectiveness can be explained by students’ moving class while the rest 67,94% can be explained by other factors outside students’ moving class which did not detected by the researcher. Keywords: Moving Class, Learning Effectiveness PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan
proses pembelajaran
agar peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
1
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Selain itu, pendidikan juga merupakan suatu usaha untuk mengembangkan, melatih, serta mendidik setiap individu untuk menjadi lebih baik. Di samping itu juga, pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran guna untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Selain itu juga, sekolah merupakan wadah atau tempat untuk belajar, yang di dalamnya terdapat proses pembelajaran, yang melibatkan guru, siswa, metode, kurikulum, sarana dan berbagai penunjang pendidikan lainnya. Sekolah di dalam dunia pendidikan sangat di butuhkan untuk memenuhi kebutuhan suatu individu untuk membentuk suatu pribadi yang berwawasan. Baik tidaknya suatu individu itu tergantung sekolah yang di tempatinya sebagai wadah atau tempat untuk mereka belajar. Menurut Sagala (2009:183) moving class adalah suatu model pembelajaran yang diciptakan untuk belajar aktif dan kreatif, dengan sistem belajar mengajar bercirikan peserta didik yang mendatangi guru dikelas, bukan sebaliknya. Moving class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving berasal dari kata move berarti berpindah, sedangkan class diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi moving class adalah perpindahan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai dengan jadwal mata pelajarannya. Moving class bertujuan untuk membiasakan anak-anak agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya. Pembelajaran ini membuat peserta didik tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. “Moving Class” berarti peserta didik mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu. Artinya, jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke kelas yang tertentu yang disediakan untuk dipilih. Menurut Dick dan Reiser (dalam Warsita, 2008:288) pembelajaraan efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar
2
keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta didik senang. Berdasarkan observasi awal melalui siswa dan guru di SMA Negeri 4 Gorontalo, ternyata dari pemaparan di atas tidak sepenuhnya sesuai dengan keadaan dilapangan. Hal ini terjadi karena kemampuan dalam belajar belum terwujud secara maksimal, kejenuhan dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap apa yang dipelajari oleh siswa belum sebagaimana mestinya, kebosanan dalam belajar dengan lingkungan yang sama belum dapat diatasi sebagaimana yang diharapkan, dalam proses belajar mengajar kadang-kadang guru tidak mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu perlu dikaji ada tidaknya keterkaitan antara moving class dengan efektivitas pembelajaran. pengkajian perlu dilakukan melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Moving Class Terhadap Efektivitas Pembelajaran Di SMA Negeri 4 Gorontalo”. TINJAUAN PUSTAKA Konsep-konsep Moving Class Moving class merupakan suatu model pembelajaran yang diciptakan untuk belajar aktif dan kreatif. Dengan sistem belajar mengajar bercirikan peserta didik mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya. Dalam sistem ini guru mempunyai kelas pribadi, untuk mengikuti setiap pelajaran peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas lain yang sudah ditentukan. Kegiatan pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran yang diikutinya. Menurut Sagala (2009:183) moving class adalah suatu model pembelajaran yang diciptakan untuk belajar aktif dan kreatif, dengan sistem belajar mengajar bercirikan peserta didik yang mendatangi guru dikelas, bukan sebaliknya. Moving class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving berasal dari kata move berarti berpindah, sedangkan class diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi moving class adalah perpindahan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai dengan pelajarannya.
3
Tujuan Pelaksanaan Moving Class Moving Class atau kelas berpindah identik dengan pengelolaan kelas dimana terdapat suatu metode dalam mengelola kelas untuk mencapai tujuan tertentu. Manfaat pelaksanaan sistem ini, diantaranya waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan, dan kemandirian pada diri peserta didik. Adapun tujuan pelaksanaan moving class adalah: a. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan srana belajar yang sesuai dengan karakteristik mata belajar. b. Melatih kemandirian, kerjasama, dan kepedulian sosial siswa. c. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran. d. Meningkatkan disiplin siswa dan guru. Seperti sistem pembelajaran lainnya, sistem ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain: a.
Melatih kedisiplinan.
b.
Guru berupaya untuk menghitung waktu dengan sebaik-baiknya dan tidak bolos mengajar karena kalau guru berhalangan mengajar akan cepat terdeteksi.
c.
Setiap siswa dituntut untuk belajar lebih giat dan aktif, karena kalau tidak aktif siswa akan ketinggalan pelajaran.
Sedangkan kelemahan sistem moving class ini antara lain: a.
Dalam perpindahan ruangan diperlukan waktu, apalagi jika ruangan yang satu dengan ruangan lain berjauhan.
b.
Jika guru dan siswa tidak disiplin dalam menggunakan waktu maka akan berakibat tersendatnya proses KBM bagi pelajaran lainnya.
c.
Biasanya terdapat siswa pada saat jam pertama ikut belajar tapi jam berikutnya tidak ikut belajar.
Upaya mengatasi kelemahan moving class antara lain: a. Membudayakan disiplin peserta didik waktu perpindahan belajar. b. Membudayakan peserta didik jalan cepat. c. Menekankan agar guru lebih disiplin.
4
d. Menjaga agar jadwal tidak berubah-ubah. e. Selalu memonitoring kehadiran guru di sekolah. (dalam skripsi Nailul Ifadhoh, 2011:10-11). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama moving class adalah untuk membentuk peserta didik untuk berfikir dewasa dalam melatih kemandirian, kedisiplinan, serta merangsang perkembangan dan kecerdasan siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Lingkungan Sekolah model Moving class Menurut Sagala (2009:191) bahwa lingkungan sekolah yang menerapkan model “moving class” ditemui dengan perawatan yang intensif ditandai dengan ada banyak tanaman dimana-mana dan pepohonannya rindang. Membuat sekolah kelihatan hijau dan suasananya menjadi sejuk dan menyenangkan. Sekolah yang demikian ini sering disebut “green school” karena suasananya yang hijau dan terkenal bersih. Jadi dari uraian diatas, maka pada peserta didik setiap pergantian mata pelajaran harus pindah kelas dan pesrta didik lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat meyiapkan materi pelajaran, alat dan bahan pendukung kegiatan belajar lebih baik. Efektivitas Pembelajaran Menurut Chung dan Maginson (dalam Mulyasa, 2009:173) bahwa setiap orang memiliki arti yang berbeda dalam memaknai efektifitas, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab akan membawa hasil. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi. Efektivitas persiapan pembelajaran dapat dilihat dari efektivitas guru dalam melaksanakan tugasnya,
menurut
Sergiovani (dalam Mulyasa, 2006:92)
diidentifikasikan sebagai berikut.
5
1) Produktifitas; bagaimana peserta didik, guru, kelompok dan sekolah pada umumnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2) Kualitas; tingkat dan kualitas usaha, tujuan, usaha, hasil, dan kemampuan yang dihasilkan oleh peserta didik dan sekolah. 3) Kepaduan; bagaimana peserta didik dan guru-guru saling menyukai satu sama lain, bekerjasama dengan baik, berkomunikasi secara penuh dan terbuka, serta mengkoordinasikan usaha-usaha mereka. Jadi, pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. 1.
Faktor-faktor itern
1) Faktor jasmaniah a. Faktor kesehatan b. Cacat tubuh 2) Faktor Psikologis a. Inteligensi b. Perhatian c. Minat d. Bakat e. Motif f. Kematangan g. Kesiapan 3) Faktor kelelahan
6
2. Faktor-faktor ekstern 1) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: a. Cara Orang Tua Mendidik b. Relasi Antaranggota Keluarga c. Suasana Rumah d. Latar Belakang Kebudayaan 2) Faktor Sekolah (Instrumental) a. Kurikulum b. Program c. Sarana dan Fasilitas sarana d. Guru Jadi, pengalaman dan pengetahuan yang dibawa siswa dari lingkungan keluarganya, dapat memberi sumbangan yang besar bagi guru untuk mengajar, dilihat dari latar belakang kebudayaan, sikap dan kebiasaan, minat perhatian dan kesenangan ikut berperan juga terhadap pelajaran yang akan diberikan. Ciri-ciri Pembelajaran yang Efektif Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Warsita, 2008:289) ada beberapa ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: a) guru menyediakan materi berbagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, b) aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, c) orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta d) guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru. Jadi, pembelajaran yang efektif dan efisien dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini bentuk-bentuk moving class yang akan diteliti adalah bentuk-bentuk moving class yang terjadi dalam sekolah yaitu: kemampuan dalam 7
belajar belum terwujud secara maksimal, kejenuhan dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap apa yang dipelajari oleh siswa belum sebagaimana mestinya, kebosanan dalam belajar dalam lingkungan yang sama belum dapat diatasi sebagaimana yang diharapkan, dan dalam proses belajar mengajar kadangkadang guru tidak mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan Penulisan Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan moving class terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri 4 Gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian kuantitatif dilaksanakan di SMA Negeri 4 Gorontalo khususnya di kelas X dan XI yang jumlah siswanya 400 orang. Siswa yang ditetapkan sebagai obyek penelitian adalah 100 orang, terdiri dari X1 = 10 orang, X2= 10 orang, X3= 10 orang, X4 =10 orang, X5 = 10 orang, XI BHS = 8 orang, XI IPA = 7 orang, XI IPS1 = 7 orang, XI IPS2 = 7 orang, XI IPS3 = 7 orang, XI IPS4 = 7 orang, XI IPS5 . Tehnik Pengumpulan Data Pada pelaksanaan penelitian kuantitatif ini digunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :
Kuesioner,
Observasi,
Dokumentasi
Tehnik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan untuk menyajikan data setiap variabel dalam besaran-besaran statistik seperti ratarata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi), dan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram, sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji
8
hipotesis penelitian. analisis inferensial yang di gunakan adalah analisis regresi dan korelasi sederhana. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Gorontalo khususnya di kelas X dan XI yang jumlah siswanya 400 orang. Siswa yang ditetapkan sebagai obyek penelitian adalah 100 orang, terdiri dari X1 = 10 orang, X2= 10 orang, X3= 10 orang, X4 =10 orang, X5 = 10 orang, XI BHS = 8 orang, XI IPA = 7 orang, XI IPS1 = 7 orang, XI IPS2 = 7 orang, XI IPS3 = 7 orang, XI IPS4 = 7 orang, XI IPS5 . Hasil Pengujian Analisis Deskriptif Data Penelitian Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada table 10 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 10. Tabel 10 Rekapitulasi Skor Data Hasil Penelitian Data Variabel
Skor Min
Skor Max
Rentang
Mean
Modus
Median
SD
X
27
40
13
34,32
37,64
39,54
3,179
Y
22
36
14
30,52
31,326
33,80
23,559
Keterangan: X = moving class Y = efektivitas pembelajaran Data Moving Class Distribusi Frekuensi Moving Class Siswa SMA Negeri 4 Gorontalo No
Interval
Fi
Fkum
frel(%)
xi
fixi
xi²
fi(xi²)
1
27-28
4
4
4
27,5
110
756,25
3025
2
29-30
8
12
8
29,5
236
870,25
6962
3
31-32
16
28
16
31,5
504
992,25
15876
4
33-34
25
53
25
33,5
837,5
1122,25
28056,25
5
35-36
20
73
20
35,5
710
1260,25
25205
6
37-38
16
89
16
37,5
600
1406,25
22500
7
39-40
11
100
11
39,5
434,5
1560,25
17162,75
3432
7967,75
118787
Jumlah
100
100
9
Berdasarkan Tabel
nampak bahwa ada 25 orang siswa atau 25% yang
memberikan penilaian terhadap Perilaku Menyimpang Siswa dengan skor sekitar rata-rata, ada 47 orang siswa atau 47% memberikan penilaian dengan skor di atas rata-rata, dan 28 orang siswa atau 28% memberikan penilaian dengan skor di bawah rata-rata. Jadi dapat di simpulkan bahwa Skor Moving Class Siswa di SMA Negeri 4 Gorontalo adalah sedang. Data Efektivitas Pembelajaran Distribusi Frekuensi Efektivitas Pembelajaran Siswa SMA Negeri 4 Gorontalo No
interval
Fi
fkum
frel(%)
xi
fixi
xi²
fi(xi²)
1
22 - 23
3
3
3
22,5
67,5
506,25
1518,75
2
24 - 25
4
7
4
24,5
98
600,25
2401
3
26 - 27
14
21
14
26,5
371
702,25
9831,5
4
28 - 29
25
46
25
28,5
712,5
812,25
20306,25
5
30 - 31
13
59
13
30,5
396,5
930,25
12093,25
6
32 - 33
16
75
16
32,5
520
1056,25
16900
7
34 - 35
13
88
13
34,5
448,5
1190,25
15473,25
8
36 - 37
12
100
12
36,5
438
5797,75
69573
3052
11595,5
148097
Jumlah
100
Berdasarkan Tabel
100
nampak bahwa ada 25 orang siswa atau 25% yang
mendapatkan skor sekitar rata-rata, ada 54 orang siswa atau 54% mendapatkan skor di atas rata-rata, dan 21 orang siswa atau 21% memperoleh skor di bawah rata-rata. Jadi dapat disimpulkan bahwa skor efektivitas pembelajaran Siswa SMA Negeri 4 Gorontalo cenderung sedang. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Efektivitas Pembelajaran (Y) atas Moving Class (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (YYˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors ( ) Hipotesis statistik yang diuji
dinyatakan sebagai berikut: H0
: Populasi galat taksiran berdistribusi normal
H1
: Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal 10
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika
L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05, sehingga untuk n = 100 maka nilai Ltabel = 0,0886 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2007 diperoleh Karena nilai
= 0,0557 (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 11 ). = 0,0557 <
= 0,0889 maka di simpulkan bahwa galat
regresi Y atas X berdistribusi normal. Hasil Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data variabel moving class dengan efektivitas pembelajaran menghasilkan arah regresi b sebesar 0,628 dan konstanta a sebesar 8,999. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi
= 8,999 +
0,628 . Tabel ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linearitas Dari Moving Class atas Efektivitas Pembelajaran F tabel Sumber Varians
dk
JK
RJK
F hitung
Total
100
94622
-
-
Regresi (a)
1
964,22
964,22
Regresi (b|a)
1
349,579
394,579
Sisa
98
93281,2
-
Tuna Cocok
12
92534,28
7711,19
Galat
86
746,9
8,68
α = 0.05
0,4145*
3,99
887,869 ns
1,85
Keterangan: dk
: Derajat kebebasan
JK
: Jumlah Kuadrat
RJK
: Rata-rata Jumlah Kuadrat
ns
: Regresi Berbentuk linear
*
: Sangat signifikan
11
Dari tabel ANAVA di atas untuk uji signifikansi persamaan regresi diperoleh
= 0,4145 untuk taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1
dan dk penyebut = 98 diperoleh F ≥
tabel
= 3,99 Dengan kriteria pengujian jika
pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk)
pembilang 1 dan dk penyebut = n-2 maka regresi signifikan, dalam hal lain tidak signifikan. Karena F = 8,999 + 0,628
hitung
= 0,4145
tabel
= 3,99 berarti persamaan regresi
signifikan (berarti).
Kemudian untuk pengujian linearitas persamaan regresi diperoleh Fhitung = 887,869 untuk taraf nyata α = 0,05 dk pembilang = 12 dan dk penyebut = 86 ≤
diperoleh Ftabel = 1,85 . Dengan kriteria pengujian Jika >
model regresi berbentuk linear, dalam hal lain jika
maka , maka model
regresi tidak berbentuk linear pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = k - 2 dan dk penyebut = n - k. Karena, 887,869 >
= 1,85
berarti
persamaan
regresi
=
= 8,999 + 0,628
berbentuk linear. Persamaan ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor moving class, maka skor efektivitas pembelajaran akan meningkat sebesar 0,628 unit pada konstanta 8,999. Untuk uji korelasi sederhana skor moving class (X) dengan skor efektivitas pembelajaran (Y) diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,566. Koefisien korelasi sederhana ini ternyata berarti (signifikan) setelah dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t pada α = 0,05. Ini berarti bahwa koefisien korelasi moving class (X) dengan efektivitas pembelajaran (Y) adalah signifikan (Análisis uji signifikansi koefisien korelasi disajikan pada lampiran 12). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara moving class (X) dengan efektivitas pembelajaran (Y) teruji kebenarannya, yaitu semakin tinggi tingkat pelaksanaan moving class, akan semakin tinggi pula efektivitas pembelajaran. Pengaruh positif antara moving calass yang dilakukan peserta didik dalam kelas dengan efektivitas pembelajaran didukung oleh koefisien determinasi ( )
12
sebesar 0,3206. Hal ini berarti bahwa 32,06% variasi yang terjadi pada efektivitas pembelajaran (Y) dijelaskan oleh variasi moving class (X) melalui persamaan = 8,999 + 0,628 .
regresi
Tabel 15. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara Moving Class (X) dengan Efektivitas Pembelajaran (Y) N
dk
Kontribusi (%) α = 0,05
100
98
0,566
0,3206
32,06%
6,8*
2,000
Keterangan: n
= Jumlah Responden =
Koefisien
Korelasi
antara
Moving
Class
dengan
Efektivitas
Pembelajaran = Koefisien Determinasi Moving Class dengan Efektivitas Pembelajaran *
= Koesifien Korelasi Signifikan t
hitung
= 6,8 > t
tabel
=2,000 pada
taraf
nyata α = 0,05) Pembahasan Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya serta mengacu pada rumusan hipotesis yang berbunyi terdapat Pengaruh Positif antara Moving Class dengan Efektivitas Pembelajaran
di SMA Negeri 4 Gorontalo, maka
diperlukan uji statistik yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti. Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi antara moving class dega efektivitas pembelajaran adalah Ŷ = 8,999 + 0,628
. Model regresi ini
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor moving class akan diikuti oleh kenaikan skor efektivitas pembelajaran sebesar 0,628 unit pada konstanta 8,999. Dengan kata lain makin tinggi tingkat moving class, makin tinggi pula efektivitas pembelajaran. Pengaruh antara kedua variabel juga diperkuat dengan nilai koefisien korelasi antara antara kedua variabel (rxy). Hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,566 ini mengindikasikan bahwa pengaruh pelaksaan moving class 13
dengan efektivitas pembelajaran adalah pengaruh positif dan kuat. Kuatnya pengaruh antara moving class dengan efektivitas pembelajaran adalah 32,06%. Hal ini memberikan gambaran bahwa ada sebesar 32,06% variasi moving class yang dapat dijelaskan oleh efektivitas pembelajaran, sedangkan 67,937 % ditentukan oleh faktor lain, misalnya faktor ekstern seperti sarana dan prasarana belajar, cara guru mengajar, kondisi lingkungan keluarga serta, lingkungan tempat tinggal. Maupun intern dari siswa seperti , minat, intelegensi dan sebagainya. Dengan demikian, hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan kontribusi moving class terhadap efektivitas pembelajaran. Pelaksanaan moving class yang kurang baik menjadi barometer efektivitas pembelajaran. Dan efektivitas pembelajaran merupakan sesuatu yang harus diperhatikan. Sehingga menjadi fokus perhatian terhadap pelaksanaan moving class menjadi penting karena telah terbukti berpengaruh yang signifikan, walaupun fakta dan data diatas menunjukan bahwa pada moving class masih kategori rendah. Sehingga hal ini dapat diartikan juga bahwa efektivitas pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sehingga sesuai dengan harapan. Pelaksanaan moving class mengakibatkan siswa dapat mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. Semakin tinggi tingkat moving class yang dilakukan oleh siswa maka akan menyebabkan peningkatan waktu terhadap efektivitas pembelajaran yang akan dialami oleh para peserta didik. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa “Terdapat pengaruh positif antara moving class terhadap efektivitas pembelajaran” dapat diterima. Hal ini berarti antara moving class dengan efektivitas pembelajaran di SMA Negeri 4 Gorontalo memiliki hubungan yang signifikan. Maka dapat ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi r = 0,56662 sementara itu nilai hasil nuji determinasi koefisien korelasi diperoleh r2 = 0,3206
14
atau terdapat 32,06% efektivitas pembelajaran ditentukan oleh moving class dan 67,94% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdesain oleh peneliti. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti menyarankan kepada guru dan siswa untuk selalu mengoptimalkan waktu belajar serta memupuk kedisiplinan dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pelaksanaan moving class terhadap efektivitas pembelajaran yang diharapkan. Berikut ini beberapa saran yang dianggap relevan dengan penelitian. Saran tersebut antara lain: 1.
Untuk meningkatkan pelaksanaan model pembelajaran moving class diharapkan kepada guru dan siswa bisa menggunakan waktu yang maksimal agar kualitas proses pembelajaran meningkat, oleh karena itu, efektivitas pembelajaran harus bisa mencapai tujuan pembelajaran atau ketepatan menggunakan waktu.
2.
Untuk
lebih
meningkatkan
efektivitas
pembelajaran
guru
harus
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan moving class misalnya membudayakan disiplin peserta didik waktu perpindahan belajar. 3.
Kepada para peneliti selanjutnya untuk melakukan peneliti lanjutan, yang kemudian diharapkan dapat menambah variabel lain yang mempengaruhi pelaksanaan moving class, seperti prestasi belajar, motivasi pembelajaran dan lain-lain, sehingga dapat menambah wawasan lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
15
Nailul Ifadhoh. 2011. Pengaruh Pelaksanaan Moving Class Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Islam HidayatulLahSemarang. (http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdlnailulifad-5847-1-nailuli-h.pdf, di akses 23 Februari 2013). Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
16