PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS ALQUR’AN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH : LAILIA MAFTUKHAH NIM.11109012
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrohmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Lailia Maftukhah
NIM
: 11109012
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan judul “PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS ALQUR’AN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013” adalah hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 30 Oktober 2013 Yang Menyatakan
Lailia Maftukhah 11109012
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] Jaka Siswanta Dosen Stain Salatiga Persetujuan Pembimbing Lamp : 4 Eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudari : Lailia Maftukhah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Lailia Maftukhah NIM : 11109012 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS AL QUR’AN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Dengan ini kami memohon supaya skripsi saudari tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi maklum Wassalamualaikum Wr.Wb Salatiga, 29 Oktober 2013 Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
PENGESAHAN PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS AL QUR’AN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Disusun oleh : LAILIA MAFTUKHAH NIM : 11109012 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 24 Desember 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susuanan Panitia Ujian Ketua penguji
: H. Agus Waluyo, M. Ag.
__________________
Sekretaris penguji
: Wahidin, S. Pd.I., M.Pd.
__________________
Penguji I
: Dra. Lilik Sriyanti, M.Si.
__________________
Penguji II
: Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si
__________________
Penguji III
: Jaka Siswanta M.Pd
__________________ Salatiga, 24 Desember 2013 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP: 19580827 198303 1 002
MOTTO
ُطمَئِهُّ الْقُلُىة ْ طمَئِهُّ قُلُى ُبهُم بِ ِذ ْكزِ اهللِ أَالَبِذِ ْكزِ اهللِ َت ْ الَّذِيهَ ءَامَىُىا وَ َت (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’du: 28)
Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan, tiada kekuatan tanpa adanya persatuan, tiada persatuan bila tidak ada keutamaan, tidak ada keutamaan bila tidak ada AlQuran atau Al-Hadits atau agama, tiada agama tanpa tabligh atau dakwah. (Hadits)
Dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan, berazzam, berdoa dan bertawakallah pada Allah SWT.
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai (Bapak Sutrisno Ahmad dan Ibu Darmiati). Terimakasih atas segala yang telah ayah dan ibu berikan selama ini dari tiap titik peluh dan pengorbanan yang dicurahkan. Tak ada sesuatu yang setara yang dapat penulis berikan selain doa dari seorang anak untuk kedua orang tuanya. Semoga tiap titik pengorbanan dan tetes peluh yang mengalir akan mendapatkan balasan berkali lipat dari Allah SWT. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan rahmat dan kebaikan bagi keduanya baik di dunia maupun di akhirat. 2. Untuk saudara-saudaraku tersayang, terima kasih atas dukungan, dan pengertian. Semoga kita selalu dalam lindunganNya, mendapatkan RahmatNya, serta selalu istiqomah di jalanNya. 3. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd. yang telah bersabar dalam memberikan pengarahan, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, memberikan masukan-masukan dengan jurus-jurus jitunya kepada penyusun. 4. Tak lupa penulis persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang telah memberikan kepercayaan pada penulis untuk mengangkat tema ini sebagai bahan skripsi. Dan juga untuk teman-teman penulis yang senantiasa memberikan bantuan dalam proses penulisan, yang tidak dapat penulis sebutkan keseluruhan.
ABSTRAK Maftukhah, Lailia. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembinbing Jaka Siswanta, M. Pd. Kata Kunci : Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, Semangat Belajar. Permasalahan penelitian dalam skripsi ini adalah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1). Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 2). Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 3). Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 4). Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 5). Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, angket, dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 230 siswa dan sampel yang digunakan adalah 57 siswa dengan teknik sampling proporsional random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode angket dengan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkah bahwa sistem moving class mempunyai hubungan yang positif dengan kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari: 1). Penerapan Sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo yang berada dalam kategori tepat mencapai 66,67% dan kategori kurang tepat 31,58%, 2). Untuk tingkat
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo yang berada dalam kategori tinggi mencapai 91,23% dan kategori sedang 7,02%, 3). Dan tingkat semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo yang berada dalam kategori tinggi mencapai 31,58% dan kategori sedang 68,42%, 4). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo dibuktikan dengan rhitung (0,418) lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 1 % (0,345), sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. 5). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo dibuktikan dengan rhitung (0,539) lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 1 % (0,345), sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala sifat kesempurnaan-Nya. Dzat yang mengatur segala apa yanga ada di dunia dengan kekuasaan-Nya, Dzat yang telah menetapkan antara yang hak dan bathil, Dzat yang telah menganugerahkan kepada manusia akal berfikir dan memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas pengawasannya terhadap apa yang dilakukan manusia dan kepada-Nyalah kita mempertanggung jawabkan tiap apa yang kita kerjakan. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, untuk keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan laksana mereka. Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan segala pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya penulis dapat melalui semua ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada : 1.
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
2.
Ketua program studi Pendidikan Agama Islam, Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
3.
Bapak Jaka Siswanta, M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi, yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
4.
Bapak Dr. M. Zulfa M., M. Ag selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah membantu proses penulisan skripsi ini.
6.
Perpustakaan STAIN Salatiga
7.
Kepala sekolah SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Bapak H. Abdurrohman Al Asy'ari, S.Hi. M.Pd.I dan waka kesiswaan Bapak Lukmanul Hakim, S.Ag, beserta seluruh guru dan karyawan yang telah memberikan ijin dan bantuan penelitian kepada penulis.
8.
Kedua orang tuaku, Bapak Sutrisno Ahmad dan Ibu Darmiati, terima kasih atas motivasi dan do’anya.
9.
Sahabat-sahabat seperjuangan PAI A (Fata Smart), KKN dan PPL angkatan 2009. Terimakasih karena kalian telah mengajarkan makna indahnya sebuah persahabatan.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 PAI, PBA, dan TBI yang telah memberikan support kepada penulis, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini. 11. Teman-teman terbaikku SMP dan SMA (Binti, Yuan, Endah, dan Bety). Walaupun kita berjauhan tapi kita memandang langit yang sama. Semoga kita dipertemukan bersama-sama lagi suatu hari nanti, Amin.
12. Dan juga terima kasih pada semua pihak yang memberikan bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Jazakumullah khoiron katsiron atas segala yang telah semua pihak berikan, doa, dukungan, kemudahan, dan seluruh kebaikan yang telah dicurahkan selama ini. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 13 November 2013 Penulis
Lailia Maftukhah
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................
iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................
iv
MOTTO .................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ..................................................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ................................................................
8
E. Hipotesis Penelitian ...............................................................
8
F. Definisi Operasional ..............................................................
9
G. Metode Penelitian ..................................................................
12
H. Sistematika Penulisan ............................................................
23
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Moving Class 1. Pengertian Sistem Moving Class ......................................
25
2. Manfaat Sistem Moving Class ...........................................
26
3. Tujuan Sistem Moving Class ............................................
27
4. Model Pembelajaran Moving Class ..................................
30
5. Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class ...
33
6. Pentingnya Sistem Moving Class ......................................
34
B. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan ....................................................
37
2. Macam-macam Disiplin ....................................................
39
3. Unsur-unsur Disiplin .........................................................
39
4. Tujuan Disiplin ..................................................................
40
5. Indikator Kedisiplinan ......................................................
41
6. Fungsi Kedisiplinan ...........................................................
43
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin .....................
45
8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri .........................................
46
C. Semangat Belajar 1. Pengertian Semangat Belajar ............................................
50
2. Pentingnya Semangat Belajar ...........................................
51
3. Bentuk-bentuk Semangat Belajar .....................................
52
4. Variasi Semangat Belajar...................................................
55
5. Indikator Semangat Belajar ..............................................
55
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar ......
56
7. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar ............................
63
D. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa ............................
64
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Takhassus Al Qura’an Wonosobo 1. Sejarah Singkat SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo ..
66
2. Letak Geografis .................................................................
68
3. Profil SMA Takhassus Al Qur’an ......................................
69
4. Visi dan Misi SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo .......
69
5. Ekstrakulikuler ..................................................................
72
6. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo .........................................................................
74
7. Struktur Organisasi ...........................................................
77
8. Keadaan Siswa SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo ...
77
9. Sarana dan Prasarana ........................................................
77
B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Responden Penelitian ........................................................
80
2. Hasil Data Mentah ............................................................
82
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisisa Data ....................................................................... B. Pengujian Hipotesis ...............................................................101
89
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ...........................................107 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
110
B. Saran-saran ............................................................................
111
C. Penutup ..................................................................................
112
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Daftar Populasi Penelitian ........................................................
13
Tabel 1.2
Data Populasi dan Sampel Penelitian .......................................
15
Tabel 1.3
Kisi-kisi Instrumen Angket Penerapan Sistem Moving Class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013..................................................................................
Tabel 1.4
19
Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 .................................................................................
Tabel 1.5
19
Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 .................................................................
19
Tabel 3.1
Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler .................................................
72
Tabel 3.2
Daftar Guru SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 .................................................................
Tabel 3.3
Daftar Karyawan SMA Takhassus Al Qura’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 ......................................................
Tabel 3.4
77
Data Responden Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo ................................................................................
Tabel 3.6
76
Jumlah Siswa SMA Takhassus Al Qur’an Tahun Pelajaran 2012/2013..................................................................................
Tabel 3.5
74
80
Hasil Angket Penerapan Sistem Moving Class pada siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo ...................
83
Tabel 3.7
Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo ...............................................................
Tabel 3.8
85
Hasil Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo .............................................
87
Tabel 4.1
Daftar Skor Penerapan Sistem Moving Class (Variabel X) .....
90
Tabel 4.2
Interval dan Prosentase Penerapan Sistem Moving Class ........
93
Tabel 4.3
Daftar Skor Kedisiplinan Siswa (Variabel Y1) .......................
94
Tabel 4.4
Interval dan Prosentase Kedisiplinan Siswa ...........................
97
Tabel 4.5
Daftar Skor Semangat Belajar Siswa (Variabel Y2) ..............
98
Tabel 4.6
Interval dan Prosentase Semangat Belajar Siswa ....................
101
Tabel 4.7
Tabel
Pembantu Analisis
Product
Moment Pengaruh
Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan Siswa ........................................................................................ Tabel 4.8
Tabel
Pembantu Analisis
Product
102
Moment Pengaruh
Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar Siswa ........................................................................................
105
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Angket Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, dan Semangat Belajar
Lampiran 2
: Pedoman Observasi
Lampiran 3
: Pedoman Wawancara
Lampiran 4
: Struktur Organisasi SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013
Lampiran 5
:
Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 6
:
Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 7
:
Daftar Nilai SKK
Lampiran 8
: Nota Pembimbing
Lampiran 9
: Surat Ijin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian dari SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Lampiran 11 : Foto-foto Kegiatan Belajar Mengajar di SMA Takhassus Al Qura’an Wonosobo
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Moving class adalah sistem belajar mengajar yang memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran. Sistem ini mencirikan kelas bergerak dimana siswa akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Hal ini sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Penerapan moving class diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi siswa dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar mereka di sekolah. Adanya aktivitas yang meningkat ini akan merubah cara belajar siswa dari belajar pasif menjadi cara belajar aktif. Pembelajaran ini sangat efektif dalam memberikan
suasana
pembelajaran
yang
interaktif,
menarik
dan
menyenangkan, sehingga para siswa dapat lebih mudah menguasai atau menyerap materi-materi yang diajarkan oleh guru di sekolah. Atau dengan kata lain dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Dengan sistem moving class diharapkan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar karena mereka akan berpindah ruangan kelas dengan cara mendatangi ruangan yang khusus untuk belajar pada mata pelajaran tertentu. Setiap guru mata pelajaran mempunyai ruangan tersendiri dan siswa yang akan mengikuti pelajarannya akan mendatangi ruangannya. Moving class bertujuan
untuk membiasakan siswa agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya. Untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan, pihak sekolah selalu berupaya untuk melakukan perubahan yang dapat memacu semangat siswa dalam proses pembelajaran. Memotivasi siswa untuk mendisiplinkan diri dan membangkitkan semangat belajar dalam diri mereka, hal ini menjadi tugas penting pihak sekolah untuk memberikan pendidikan
yang mampu
memberikan kepuasan dalam proses belajar mengajar. Dengan sistem moving class akan melatih kedisiplinan siswa dalam bertindak di dalam ruang pembelajaran dan menghindarkan siswa ke dalam suasana yang membosankan. Pembelajaran moving class membuat siswa tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Menurut Sagala (2011:183). “Moving Class” berarti siswa mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu. Artinya, jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih. Manfaat penerapan pembelajaran moving class ini, dimaksudkan agar memperoleh waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan siswa, dan kemandirian pada diri siswa, memastikan siswa berada pada lingkungan yang aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan sekolah (Sagala, 2011:184). Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi semangat belajar dan kedisiplinan diri. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada semangat belajar
dan kedisiplinan yang tinggi. Menurut Tu’u (2004: 37) bahwa dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Kedisiplinan siswa berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik itu di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas, membiasakan diri untuk bersikap rapi, dan memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai siswa. Dengan disiplin selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk orang lain karena semua akan terkontrol dengan baik tanpa harus mengganggu kegiatan belajar yang lain. Dalam kitab akhlak Alãla karangan Muhammad Abu Basyir Al Romawi Pesantren Lirboyo Kediri (tanpa tahun: 2) dijelaskan bahwa untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat itu ada enam perkara. Dan salah satu diantaranya yaitu semangat belajar.
ِع َهب بِ َب َيبن ِ ْعهْ َمجْ ُمى َ ك َ ْل اْلعِلْ َم اِلَّب بِسِتَّ ٍة سَأُوْ ِبي ُ الالَ تَىَب َ َا ٍل َس َمبن ِ ْطى ُ شبدُ ُاسْ َتبذٍ َو َ ْص وَاصْطِبَب ٍر وَبُلْغَ ٍة وَإِر ٍ ْذَكَب ٍء وَحِز Yang artinya: “Elingo dak kasil ilmu anging nem perkara, bakal tak ceritaake kumpule kanti pertelo” “Rupane limpat, loba, sobar, ana sangune, lan piwulange guru lan suwe mangsane” Kata loba dalam terjemahan bahasa indonesia artinya Semangat yaitu sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan
dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan, oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali dibanding yang tidak berhasil, karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal, padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, akhirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin, maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam talabul’ilmi. Dengan semangat belajar yang tinggi akan membunuh rasa malas pada diri siswa, hal ini juga harus dibarengi dengan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan menggunakan metode belajar yang menyenangkan akan membuat siswa tidak merasa jenuh, bahkan akan menimbulkan minat yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran sampai selesai, dan menantikan pelajaran tersebut di waktu selanjutnya. Dengan semangat belajar siswa akan berusaha sebaik mungkin dalam proses pembelajaran disertai dengan disiplin semuanya akan berjalan baik, tidak ada yang tertunda, hal ini akan memperlancar proses pembelajaran, dan proses pembelajaran akan terasa mudah. Firman Allah SWT Q.S Al Insyiroh ayat 5 dan 6
}6{ سرِ يُسْرًا ْ ُ} إِنَّ مَعَ الْع5{ سرًا ْ ُسرِ ي ْ َُفإِنَّ مَعَ ا ْلع Artinya : (5). karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Dengan
berusaha
sungguh-sungguh
dan
tidak
menunda-nunda
semuanya akan berjalan lancar, kesulitan akan berganti menjadi kemudahan, dan semua ini harus disertai dengan kesabaran. Dengan diterapkannya moving class akan menumbuhkan semangat belajar dan disiplin, siswa akan mudah dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari survey yang telah dilakukan di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo pada tanggal 2 Juli 2013, melalui wawancara kepada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bapak Lukmanul Hakim dan melalui pengamatan langsung, bahwa sebelumnya proses pembelajaran menggunakan sistem konvensional yang menitikberatkan model pembelajaran klasik berupa ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Hal ini dirasakan kurang efektif bagi siswa, situasi pembelajaran yang monoton menimbulkan kejenuhan bagi siswa. Siswa menjadi tidak semangat untuk belajar, kedisiplinan pun jadi berkurang, ada yang tertidur saat pembelajaran berlangsung, ijin keluar kelas dan berlama-lama di luar kelas. Hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam proses pembelajaran. Berdasarkan fakta di atas maka SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo merubah pola pembelajaran dari konvensional menjadi moving class. Penyampaian materi lebih praktis, fasilitas dan alat peraga juga ada di ruang tersebut. Ketika pergantian pelajaran pikiran bisa fress kembali dan dengan waktu yang cukup, membuat siswa harus tepat waktu untuk masuk ke kelas berikutnya, jadi tidak ada alasan untuk berlama-lama di luar kelas. Dengan
sistem moving class diharapkan siswa mampu menumbuhkan semangat belajar dan disiplin pada diri mereka. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS AL QUR’AN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013”. B. Rumusan Masalah Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai latar belakang yang menjadi pendorong penulis untuk menyusun proposal ini dan untuk memperjelas permasalahan pada pembahasan, maka penulis merumuskan masalah yang akan diberikan terkait dengan pembahasan di atas yaitu: 1. Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 4. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
5. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mengetahui semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. 4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. 5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
D. Manfaat Penelitian Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat teoritik a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. Khususnya manajemen administrasi sekolah dan memberikan pengetahuan dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa. c. Menyebar luaskan informasi mengenai arti pentingnya kedisiplinan dan semangat belajar siswa melalui sistem moving class. 2. Manfaat praktis a. Sebagai bahan masukan bagi setiap lembaga sekolah agar mampu meningkatkan sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan dan memacu semangat siswa dalam proses pembelajaran. b. Sebagai penulis maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada para pembaca. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:110). Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah yang mungkin bisa
benar dan mungkin bisa saja salah. Maka dari itu dibutuhkan sebuah penelitian yang akan menjawab permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis bahwa : 1. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. 2. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah pokok pada kata-kata yang terkandung dalam judul proposal ini, antara lain: 1. Pengaruh Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk waktu, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Dani, 2002: 395).
2. Moving class Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58). Sistem belajar moving class mempunyai kelebihan baik bagi siswa maupun guru. Bagi siswa, berpindah kelas akan membuat otak mereka menjadi fress dan mereka akan lebih fokus pada materi pelajaran, suasana kelas yang baru menjadi menyenangkan. Bagi guru, mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas. Penyelenggaraan pembelajaran moving class bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun indikator moving class sebagai berikut: a. Menciptakan sistem pembelajaran baru. b. Terjadinya kerja sama antar siswa. c. Memulihkan motivasi belajar siswa. d. Perencanaan materi dengan baik. 3. Kedisiplinan Kedisiplinan adalah suatu hal yang membuat manusia untuk melakukan
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
kehendak-kehendak
langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:268). Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134). Adapun kedisiplinan siswa yang penulis maksud adalah kepatuhan seseorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah baik di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas, seperti menaati tata tertib sekolah, tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah, rajin dalam mengikuti proses pembelajaran dan menggunakan fasilitas dengan baik dan benar. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator kedisiplinan menjadi empat macam, yaitu: a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah. b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas. c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru. d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik. 4. Semangat belajar Semangat adalah kekuatan (gairah) batin : keadaan atau suasana batin (Poerwadarminto, 2006:1070). Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal (Slameto, 1988:2). Semangat belajar berarti kekuatan atau
keadaan batin yang menunjukkan aktivitas untuk mengetahui suatu hal dengan usaha yang keras untuk mencapai hasil optimal. Adapun semangat belajar siswa yang penulis maksud adalah adanya pengaruh penerapan sistem moving class, dengan suasana belajar yang baru akan menumbuhkan ketertarikan siswa mengikuti pelajaran, lebih rajin dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas dan menumbuhkan minat belajar yang tinggi untuk siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator semangat belajar menjadi lima macam, yaitu: a. Tertarik pada pelajaran. b. Tertarik pada guru. c. Berminat untuk belajar. d. Aktif dalam belajar. e. Konsentrasi dalam belajar. f. Teliti dalam belajar. g. Kemauan mendalami pelajaran. h. Rajin dalam belajar. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam
penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti
adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada penelitian kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa angka-angka.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan November 2013. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Poulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 230 yang terbagi dalam 7 kelas. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas: Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
Kelas XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPA 3 XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII BAHASA Jumlah
Jumlah Siswa 33 33 33 38 31 27 35 230
Sampel adalah bagian dari populasi yang di jadikan sarana penelitian yang dianggap mewakili populasi (Hadi, 2000:26). Sampel yang diambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling yang tepat, dalam penelitian ini penyusun menggunakan teknik sampling proposional random sampling yaitu proses pemilihan sampel dengan cara acak secara proposional (sama). Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel (Sugiono, 2010: 64). Dalam penelitian ini sampel per unit (per kelas) dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: Sampel per kelas = Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil semuanya. Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil sampel antara 10-25% atau 25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proposional random sampling adalah sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan sampel 25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo didapatkan sejumlah 57 responden. Adapun data tentang persebaran sampel sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
Kelas XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPA 3 XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII BAHASA
Populasi 33 33 33 38 31 27 35 230
Sampel tiap kelas 8 8 8 9 8 7 9 57
4. Metode Pengumpulan Data Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung melalui panca indera pada objek yang diteliti (Asmani, 2011: 123). Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Untuk melaksanakan suatu observasi, maka diperlukan sebuah pedoman observasi. Dengan bantuan pedoman observasi yang
telah penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui gambaran umun sekolah dengan cara mengamati secara langsung keadaan sekolah tersebut. b. Metode Angket Metode Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini siswa yang akan diberi angket (Asmani, 2011: 123). Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data tentang sistem moving class, kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran secara umum lokasi penelitian. Ditujukan kepada subjek yang diteliti, akan tetapi melalui catatan-catatan atau dokumen yang ada seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang sistem moving class yang diterapkan di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, melalui data profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog kelulusan, dan artikel-artikel
yang bersangkutan dengan sistem moving class, dan data siswa kelas XII yang akan diteliti terkait dengan kedisiplinan dan semangat belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan sistem moving class. d. Metode Wawancara (interview) Metode Wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai (Asmani, 2011: 122). Metode ini digunakan sebagai metode bantu untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu seputar profil sekolah dan yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu sistem moving class, kedisiplinan dan semangat belajar siswa. 5. Instrumen Penelitian Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pedoman Observasi Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Pada saat teknis pelaksanaannya, peneliti datang secara langsung ke lokasi penelitian, dengan bantuan pedoman observasi yang telah
penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui bagaimana keadaan sekolah. b. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya pengumpulan angket merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil angket tersebut terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan dari penelitian (Arikunto, 2006: 51). Angket yang penyusun persiapkan untuk penelitian ini ada tiga yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Angket kedua untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan siswa terkait program moving class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Dan angket yang ketiga untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa terkait program moving class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pernyataan dari masingmasing angket adalah 15 soal.
Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Sistem Moving Class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Indikator 1 Menciptakan sistem pembelajaran baru 2 Terjadinya kerja sama antar siswa 3
Jumlah soal 5
Item Soal 1, 2, 3, 4, 5
2
6, 7
4
8, 9, 10, 11
4
12, 13, 14, 15
Memulihkan motivasi belajar peserta didik. Perencanaan materi dengan baik
4
Tabel 1.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/013 No. Indikator 1. Siswa menaati tata tertib sekolah 2. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas 3. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru 4. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik
Jumlah Soal 6
Item Soal 1, 2, 3, 4, 14, 15
3
5, 6, 7
3
8, 9, 10,
3
11, 12, 13
Tabel 1.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Tertarik pada pelajaran Tertarik pada guru Berminat untuk belajar Aktif dalam belajar Konsentrasi dalam belajar Teliti dalam belajar Kemauan mendalami pelajaran Rajin dalam belajar
Jumlah Soal 2 2 1 1 1 1 2 5
Item Soal 1, 2 3, 4 5 6 7 8 9, 10 11, 12, 13, 14, 15
c. Pedoman Dokumentasi Pedoman ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung dari data yang telah ada di sekolah. Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sistem moving class yang diterapkan di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, melalui data profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog kelulusan, dan artikel-artikel yang bersangkutan dengan sistem moving class. Dan data siswa kelas XII yang akan diteliti terkait dengan kedisiplinan dan semangat belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan sistem moving class. d. Pedoman Wawancara Metode ini digunakan untuk melengkapi data pada penelitian yang belum lengkap tentang keadaan sekolah, proses belajar mengajar, dan yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Misalnya pada saat menanyakan bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo dan sebelum moving class sistem apa yang digunakan. 6. Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XI di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
a. Analisis pendahuluan Yaitu teknik analisis data dengan rumus :
Keterangan : P : Angka presentasi. F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya. N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu. b. Uji Hipotesis Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan, yaitu menguji variabel yang ada. Untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar digunakan rumus korelasi product moment, akan tetapi karena dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terbagi dalam dua kategori meliputi satu variabel bebas yaitu moving class (x) dan dua variabel terikat yaitu kedisiplinan (y1) dan semangat belajar (y2), penelitian dibagi menjadi dua kategori, yaitu : 1. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. rxy1 =
keterangan : rxy1
= Koefisien
antara x dan y1 (moving class dan kedisiplinan)
∑x
= Jumlah nilai variabel x (moving class)
∑y1
= Jumlah nilai variabel y1 (kedisiplinan)
X2
= Kuadrat dari variabel x
Y12
= Kuadrat dari variabel y1
Xy1
= Produk dari variabel x dan y1
N
= Jumlah individu yang diteliti
2. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. rxy2 =
keterangan : rxy2
=
Koefisien antara x dan y2 (moving class dan semangat
belajar) ∑x
= Jumlah nilai variabel x (moving class)
∑y2
= Jumlah nilai variabel y2 (semangat belajar)
X2
= Kuadrat dari variabel x
Y22
= Kuadrat dari variabel y2
xy2
= Produk dari variabel x dan y2
N
= Jumlah individu yang diteliti
H. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan konsisten, penulisan penelitian ini di rangkai dalam lima bab, yang mana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan gambaran umum mengenai sistematika penulisan secara menyeluruh. Di mulai dengan penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan penelitian. BAB II
Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian agar didapat gambaran yang jelas mengenai pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa. Adapun sumber teoriteori adalah berasal dari berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain yang dianggap representative sebagai pengayaan teori penelitian. BAB III
Laporan Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan gambaran umum SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo berkaitan dengan sejarah, visi, misi. Menguraikan tentang penerapan sistem moving class. Selanjtnya penyajian data dan hasil penelitian.
BAB IV
Analisis Data
Bab ini menyajikan analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan penerapan sistem moving class pengaruhnya terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa. BAB V
Penutup
Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan analisis data dan pembahasan yang ada serta saran-saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Moving Class 1. Pengertian Sistem Moving Class Moving class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving berarti pindah. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi moving class adalah pergerakan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai dengan pelajarannya. Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58). Moving class menurut Hadi (2009: 5) adalah sistem pembelajaran yang bercirikan siswa mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya sehingga terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi. Misalnya, kelas Bahasa, kelas Fisika, dan kelas Produktif, dan lain-lain. Menurut Ronny Preslysia (2007), sistem pembelajaran moving class (kelas berpindah) merupakan sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya dimana setiap kali subjek pelajaran diganti maka siswa akan meninggalkan kelas dan mendatangi kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan. Sehingga seluruh
bidang
kelengkapannya.
studi
memiliki
kelas
tersendiri
dengan
segala
Menurut Khaerudin, sistem moving class yaitu siswa berpindah dari satu kelas ke kelas yang lainnya sesuai bidang studi yang dipelajarinya. Tiap-tiap ruang kelas maupun laboratorium yang digunakan dilengkapi dengan sarana yang lengkap. Tujuannya agar siswa tidak mengalami kejenuhan dan memudahkan siswa dalam belajar menggunakan sarana penunjang mata pelajaran (http://esdikimia.wordpress.Com/ssn/panduanmoving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam 4:49). Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada sistem paket. Dengan sistem moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru/pendamping, bukan sebaliknya. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran terlebih dahulu. Dalam sistem moving class, ruang kelas didesain untuk mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti laboratorium. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. 2. Manfaat Sistem Moving Class Sistem belajar moving class mempunyai banyak manfaat baik bagi siswa maupun Guru. Bagi siswa, mereka lebih fokus pada materi pelajaran,
suasana kelas menyenangkan, dan interaksi siswa dengan guru lebih intensif. Bagi Guru, mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas (Sukarno, 2010: 3) Menurut Sagala (2011: 184) manfaat penerapan sistem moving class, diantaranya waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan, dan kemandirian pada diri siswa, memastikan anak berada pada lingkungan yang aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar sekolah. Seperti pergaulan bebas, dan narkoba. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem moving class para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran, menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pelajaran. Hal ini harus didukung dengan pengelolaan kelas dengan baik oleh guru, guru juga lebih kreatif dan memunculkan metode-metode baru yang segar agar anak tidak mengalami kejenuhan dan rasa malas. 3. Tujuan Sistem Moving Class Penyelenggaraan proses pembelajaran sistem moving class bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan guru, meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari,
meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat, dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran, serta meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. (http://wiyarsih.staff. ugm.ac.id/wp/?p=9 diakses tanggal 15-09-2013 jam 14:37) dan (http:// udugudug.wordpress.com/2012/02/05/strategi-belajar-denganmoving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam 14:39). Tujuan penerapan sistem moving class adalah: a. Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya. b. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan karakter mata pelajaran. c. Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple intelegent). d. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran. e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran. f. Meningkatkan disiplin siswa dan guru (pendidik). g. Meningkatkan ketrampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari. h. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Tujuan lain dari sistem moving class di kemukakan oleh (http:// mantemannehemiasaril.blogspot.com/2011/11/tujuanmovingclass.html) diakses tanggal 16-09-2013 jam 13.36 diantaranya yaitu : a. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran;
1) Proses pembelajaran melalui sistem Moving Class akan lebih bermakna karena setiap ruang/laboratorium mata pelajaran dilengkapi dengan perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Jadi setiap siswa yang akan masuk suatu ruang/laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan pemikirannya pada mata pelajaran tersebut. 2) Guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh mata pelajaran lain. b. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata pelajarannya, sehingga waktu guru mengajar tidak terganggu dengan halhal lain. c. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru 1) Guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/ laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran. 2) Siswa ditekankan oleh setiap guru mata pelajaran untuk masuk tepat waktu pada pada saat pelajarannya. d. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa seharihari.
e. Meningkatkan
keberanian
siswa
untuk
bertanya,
menjawab,
mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran. f. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. g. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran yang dilakukan secara moving class maka perlu ditetapkan strategi pelaksanaannya. Pengorganisasian Pelaksana, tugas, kewajiban dan wewenang. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem moving class sangat menguntungkan sekali bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa berprestasi dalam belajarnya. 4. Model Pembelajaran Moving Class. Menurut Mushlihin Al-Hafizh (http://www.referensimakalah.com/ 2012/11/model-pembelajaran-moving-class.html diakses 14-09-2013 jam 21:36), model pembelajaran moving class adalah salah satu sistem pembelajaran yang setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, sehingga saat pergantian pelajaran bukan guru yang datang ke kelas siswa namun siswa datang ke kelas guru. Dalam model pembelajaran moving class, seorang siswa dituntut untuk kreatif dalam belajar. Guru sudah tidak saatnya lagi memerintahkan siswa untuk belajar. Namun siswa harus belajar dengan kesadaran diri.
sehingga siswa mampu menguasai konsep dengan sepenuhnya. maka siswa yang lebih berperan aktif dalam menerima pelajaran dari guru. Model pembelajaran moving class merupakan belajar mengajar bercirikan penamaan kelas berdasarkan bidang studi misalnya kelas kompetensi matematika, kelas kompetensi agama dan lain sebagainya. Dengan model pembelajaran moving class bisa dipadu dengan kelas terbuka atau open class, siswa akan lebih bergairah karena suasana belajar sesuai dengan bahan ajar. Model pembelajaran moving class adalah upaya untuk mendekatkan proses pembelajaran kepada proses ideal yang diinginkan, harapannya dapat di realisasikan, prinsip menyenangkan, dapat mengoptimalkan potensi dan bermanfaat dalam proses pembelajaran. Pengertian lain model pembelajaran moving class sebagai kelas khusus yang memiliki kompetensi homogen dan dipadu dengan proses pembelajaran
integral
(menyeluruh)
mencakup
semua
kemampuan
(religiusitas, kematangan emosional, kecerdasan intelektual dan ketrampilan hidup), dengan beberapa indikator, diantaranya: a. Menciptakan sistem pembelajaran baru Upaya
menciptakan
sistem
pembelajaran
baru
dalam
pembelajaran di antaranya pengajaran dapat diselenggarakan dengan jumlah siswa yang banyak di bawah bimbingan seorang guru. Prinsipprinsip individualitas dalam pengajaran dapat diterapkan melalui tugas-
tugas individualitas maupun kelompok, siswa terlibat aktif melakukan tugas-tugas dengan tidak terikat pada ruangan yang terbatas. Sistem pembelajaran yang tidak terikat dalam satu kelas (moving class) diharapkan siswa lebih aktif dan mandiri melakukan aktifitasnya sendiri sehingga mendukung siswa lebih aktif dan mandiri, siswa dapat menyelesaikan tugas menurut kecakapan, minat dan perhatian. Sehingga siswa merasakan kenyamanan dalam pembelajaran (Hamalik, 2001: 137). b. Terjadinya kerja sama antar siswa Waktu pergantian mata pelajaran siswa harus berpindah dalam kelas yang berbeda sehingga dibutuhkan adanya kerja sama dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk belajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan siswa untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan khusus. Dengan adanya pembelajaran tematik melalui moving class diharapkan siswa belajar berinteraksi dengan yang lain, sehingga terciptanya kerjasama yang sinergis (Hamalik, 2001: 128). c. Memulihkan motivasi belajar siswa Model pembelajaran moving class bagi siswa secara psikologis akan selalu memperoleh suasana baru yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat mengurangi kebosanan di dalam kelas (Dimyati, 2006: 85).
d. Perencanaan materi dengan baik Keterkaitan guru terhadap model pembelajaran menjadikan guru terikat terhadap tujuan yang dirumuskan dalam program pembelajaran. Dengan kesiapan guru dalam menyampaikan materi akan menjadikan proses belajar mengajar berjalan lancar (Dimyati, 2006: 102). 5. Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan Moving Class. Agar siswa tidak merasa bosan di kelas tetapi tetap tidak mengganggu pelajaran maka diterapkan model belajar moving class. Untuk menerapkan pembelajaran moving class diperlukan disiplin bukan hanya pada ketepatan waktu kedatangan guru dan personil lainnya, tetapi kedisiplinan melaksanakan tugas secara profesional. Guru sama sekali tidak boleh terlambat karena dia adalah teladan bagi siswa. Guru cepat mengoreksi ulangan dan cepat mengembalikannya ke siswa, tepat dalam menganalisis soal dan mempunyai target yang jelas dalam remidial dan pengayaan (enrichment). Dengan demikian, guru akan terpola untuk berdisiplin karena seluruh stakeholders memantau dan menilainya (Sagala, 2011: 192). Beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan moving class diantaranya: a. Kebutuhan utama siswa dan guru adalah perangkat pembelajaran, media, serta sarana dan prasarana yang sesuai dengan karakteristik kelas mata pelajaran.
b. Guru dan siswa harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin, guru harus bisa mengontrol waktu dan ruang untuk mengendalikan siswa dan kondisi kelas, agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur pembelajaran. c. Penyusunan jadwal yang baik dan tepat, agar perpindahan kelas tidak terlalu jauh sehingga waktu pembelajaran dapat berjalan efektif. d. Kesadaran untuk menjaga kebersihan bagi siswa, guru, karyawan dan pihak-pihak yang bekerja di sekolahan, agar tercipta kondisi lingkungan belajar yang bersih dan nyaman. e. Kedisiplinan dan kesiapan guru dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam teori moving class, guru harus sudah hadir di kelas dan siap dengan perangkat pembelajaran sebelum siswa hadir (Suparji, 2012: 225). 6. Pentingnya Sistem Moving Class Pelaksanaan pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri (SKM) berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang
pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional pendidikan ke dalam kategori standar mandiri dan bertaraf internasional. Terkait hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan tersebut memberikan
gambaran bahwa kategori sekolah standar dan mandiri didasarkan pada terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan
standar
penilaian
pendidikan).
Pemerintah
telah
menetapkan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya PP No. 19 tahun 2005. Ini berarti paling lambat pada tahun 2013 semua sekolah jalur pendidikan formal khususnya di SMA/MA sudah/hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan berada pada kategori sekolah mandiri (Sagala, 2011: 188). Menurut Sagala (2011: 189) Strategi pembelajaran dengan sistem moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan dengan pendekatan kelas mata pelajaran. Pendekatan ini mensyaratkan agar sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran mata pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu. Strategi ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu: a. Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran. b. Guru dapat mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh keterbatasan sirkulasi dan troubeling. c. Guru berperan aktif dalam mengontrol perilaku siswa dalam belajar.
d. Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga memudahkan koordinasi. e. Penilaian terhadap hasil belajar siswa lebih obyektif dan optimal karena
penilaiannya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi inkonsisten penilaian terhadap mata pelajaran tertentu. Berkaitan dengan adanya SKM (Sekolah Kategori Mandiri) ada beberapa alasan mengapa penerapan sistem moving class harus diterapkan, yaitu : a. Mendekatkan siswa dengan kelas mata diklat atau mata pelajaran; b. Karakteristik mata pelajaran yang berbeda-beda; c. Keleluasaan desain kelas, mengurangi kejenuhan; d. Hubungan yang lebih harmonis antara guru dengan siswa; e. Kemajuan belajar siswa lebih mudah terpantau; dan f. Mengurangi konflik antarsiswa. Guru relatif lebih mudah untuk mencegah timbulnya banyak tingkah-laku siswa yang tidak sesuai dengan memodifikasi suasana lingkungan kelas (Bandono, 2009:1-4). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem moving class di lingkungan sekolah membawa banyak dampak positif baik untuk siswa, guru, maupun pihak sekolah. Siswa bisa lebih mandiri, dan terlatih untuk bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Guru bisa lebih kreatif dalam mendesain pelajaran, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menjadikan siswa lebih semangat dan memperoleh hasil
yang optimal dalam belajar. Hal ini sangat menguntungkan pihak sekolah dalam memajukan sistem pembelajaran yang lebih baik lagi. B. Kedisiplinan Belajar 1. Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang diberi awal ke- dan akhiran –an. Menurut Poerwadarminta (1982: 254) disiplin ialah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu menaati tata tertib (di sekolah atau kemiliteran). Kedisiplinan adalah suatu hal yang membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehendak-kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (kamus besar Bahasa Indonesia, 2007:268). Menurut Prijodarminto kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya (Tu’u 2004:31). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar
sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh siswa. Karena disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib. Menurut Sutisna (1983: 97) istilah “disiplin” mengandung banyak arti. Good’s Dictionary of Education menjelaskan “disiplin” sebagai berikut: a. Proses atau hasil pengarahan atau penegendalian keinginan, dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan. c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman dan atau hadiah. d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan. Sedang “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur atau cara-cara dimana keadaan teratur itu diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian efisien fungsi-fungsi sekolah. Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan tertib dimana siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang hati.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati dan kesadaran diri. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata tertib kehidupan sekolah yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. 2. Macam-macam Disiplin Definisi di atas menyimpulkan ada dua pengertian adanya tentang disiplin, yaitu: a. Disiplin positif atau konstruktif Yaitu proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur, dan efisiensi. b. Disiplin negatif atau otoriter Disiplin penggunaan ancaman dan hukuman untuk membuat orang-orang merasa takut dan mematuhi perintah dan mengikuti perintah hukum (Sutisna, 1987: 98). 3. Unsur-unsur Disiplin. Hampir di semua sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya kedisiplinan dan peraturan bagi
sekolah yang bersangkutan. Semua peraturan baik yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu: a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang. b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atas pelanggaran peraturan. c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai peraturan tersebut (Arikunto, 1993: 123). 4. Tujuan Disiplin. Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan
membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses dalam belajar. 5. Indikator Kedisiplinan Menurut Tu’u (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/ perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi (2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu: 1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) Ketaatan terhadap kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu: a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang
berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar. b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa atau menarik, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. meliputi mengerjakan tugas dengan senang, memperhatikan guru mengajar, respon terhadap guru yang sedang mengajar dan menanyakan pelajaran yang di ajarkan jika kurang paham. c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas sendiri tanpa menyontek punya temannya, serta bertanya kepada teman tugas yang di berikan jika tidak masuk. d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik. Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran, sangat dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Menurut Wahyuningrum (2004: 4) “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha”. Dalam hal ini siswa harus menggunakan fasilitas dengan baik, menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Tidak merusak ataupun menyalahgunakan fasilitas tersebut ke dalam hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. 6. Fungsi Kedisiplinan Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tu’u (2004:38-44) adalah: a. Menata kehidupan bersama Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. b. Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Disiplin
yang
diterapkan
di
masing-masing
lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama
kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. d. Pemaksaan Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. e. Hukuman Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. f. Menciptakan lingkungan yang kondusif Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara
konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur. 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara kontinyu. Menurut
Tu’u (2004:48-49) mengatakan ada empat faktor
dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu: a. Kesadaran diri Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman. b. Pengikutan dan ketaatan Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari
adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. c. Alat pendidikan Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. d. Hukuman Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan. 8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri. Tumbuhnya
sikap
kedisiplinan
bukan
merupakan
peristiwa
mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti: kebiasaan bangun pagi, mengatur tempat tidur, setelah itu segara menuju ke kamar mandi, serta yang lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari sikap kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai yang tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada siswa. Pembentukan
sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga ini akan merupakan modal besar bagi pembentukan sikap disiplin di lingkungan sekolah (Arikunto, 1993: 119). Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2008: 123-125) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu : a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima,hangat dan terbuka; b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa; c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah; d. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri; e. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah; f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan
keterlibatan.
bertanggung jawab;
Guru
perlu
bersikap
positif
dan
g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan; h. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif; i. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada harihari pertama di sekolah, dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin. Upaya mencapai disiplin diri yang tinggi diperlukan cara atau metode pembinaan yang baik. Metode atau cara yang baik berarti pembinaan tersebut disesuaikan dengan keadaan dan kemauan orang yang dibina serta harapan pembina. Crow and Crow (1990:117) berpendapat tentang upaya yang dilakukan untuk pembinaan disiplin diri antara lain: a. Menumbuhkan rasa penyesalan. b. Memindahkan tempat duduk atau kelas yang disadari anak sebagai hukuman yang diharapkan dapat menyadarkan atas pelanggaran dan diharapkan dapat mengurangi kesempatan untuk melanggar peraturan lagi. c. Hukuman jasmani atau bisa disebut “Crop Oral Punishment”. d. Denda.
e. Manahan anak dikelas. f. Tugas tambahan. g. Mendiamkan anak karena kelakuannya yang salah, agar anak tersebut menyadari dengan sendirinya. Kalau anak tersebut mempunyai perasaan akan butuhnya perhatian dari pendidik. h. Mendorong dan memberi hadiah. i. Memberi pengertian yang baik dengan contoh yang baik. j. Pujian. k. Mengirimnya kepada kepala sekolah. Disiplin diri berhubungan erat dengan kesadaran diri, kesadaran akan keadaan dirinya dan keadaan disekitarnya. Dalam kaitannya dengan kesadaran diri, maka pembinaan disiplin perlu didasarkan pada cinta kasih, salah satu wujud konkret adalah penciptaan suasana tenang maksudnya berbagai macam tekanan dan paksaan pembina misalnya orang tua atau guru itu ditiadakan karena cukup sulit untuk menumbuhkan kesadaran dengan paksaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan sikap disiplin akan membuat siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang baik. Dengan sikap disiplin akan memungkinkan untuk memperoleh serta mendapatkan prestasi dari setiap individu yang beraktifitas, lebih-lebih dalam korelasinya dengan prestasi belajar.
C. Semangat Belajar 1. Pengertian Semangat Belajar Semangat adalah kekuatan (gairah) batin : keadaan atau suasana batin (Poerwadarminto, 1982:902). Pendapat lainnya, semangat adalah tenaga atau inspirasi yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu prestasi yang tinggi (Retnoningsih, 2005:263), apabila seseorang hanya dalam keadaan gembira pasti mereka akan melakukan segala aktifitas dengan ringan, serasa semua pekerjaan mudah. Begitu pula sebaliknya apabila seseorang hatinya dalam keadaan sedih pasti dalam mengerjakan segala aktifitas akan terasa berat. Semangat adalah gairah dalam diri kita yang diikuti dengan perasaan terinspirasi sesuatu, termotivasi untuk mewujudkan sesuatu disertai daya optimis dan kreativitas (Amari’a, 2012:22) Semangat penting dalam menentukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Semangat belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar semangat ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran yang dimiliki oleh sisya yang bersangkutan (Djamarah S.B, dkk, 1995:70).
Jadi yang penulis maksud dengan semangat belajar adalah kekuatan kegembiraan hati untuk belajar. Apabila seseorang memiliki kekuatan kegembiraan maka, dia dalam belajar pun akan semangat sehingga belajarnya menjadi hal yang mudah dan ringan untuk dikerjakan. 2. Pentingnya Semangat Belajar Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa semangat merupakan penentu dari individu, sebab tanpa adanya semangat yang kuat dalam diri individu dengan sendirinya hasrat atau rasa ingin tahunya juga hilang dan akan mengakibatkan kegagalan. Oleh karena itu, semangat dalam belajar merupakan masalah yang penting untuk dibangkitkan oleh pengajar. Semangat
selain
memungkinkan
terjadinya
konsentrasi
atau
pemusatan pikiran juga dapat merangsang ingin tahu dan minat siswa. Telah dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 9:
َُكر َّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِيهَ َيعَْلمُونَ وَالَّذِيهَ الَ َيعَْلمُونَ إ َِّومَا يَتَذ }9{ ِأُولُوا اْألَلْبَاب Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Semangat mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena semangat akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Hawley dalam Yusuf (2003: 18) menyatakan bahwa para siswa yang memiliki semangat yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang memiliki semangat rendah. Hal ini
berarti siswa yang memiliki semangat belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Dengan semangat ini akan menimbulkan rasa senang dengan apa yang dipelajarinya, karena pentingnya semangat belajar dalam menetukan keberhasilan pada siswa maka hendaklah guru berupaya menumbuhkan semangat belajar siswa. 3. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Semangat Belajar Semangat belajar erat kaitannya dengan motivasi, karena semangat adalah unsur dari motivasi. Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan itu perlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi adalah bermacam-macam. Tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang bisa tepat, dan kadang-kadang juga kurang tepat. Hal ini guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi kegiatan belajar para siswa agar para siswa tetap semangat untuk belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yang mengarah kepada semangat belajar:
a. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. b. Hadiah. Mendapatkan
hadiah
adalah
kesenangan
tersendiri
untuk
seseoarng terutama seorang siswa, itu berarti dia yang terbaik. Ini dapat memacu semangatnya untuk belajar lebih giat lagi. c. Saingan/ kompetisi. Persaingan baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan akan berdampak pada prestasi belajar siswa. d. Ego-involvement. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. e. Mengetahui hasil. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat lagi.
f. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujin. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi semangat belajar siswa. g. Hasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada semangat untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasinya akan lebih baik. h. Minat Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan caracara sebagai berikut: 1) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. 2) Menghubungkan dengan persoalan pangalaman yang lampau. 3) Memberi kesempatan untuk mendapat hasil yang baik. 4) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
i. Tujuan yang diakui.
Dengan memahami tujuan yang harus dicapai, sepertinya sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul semangat untuk terus belajar. (Sardiman, 2009:92-95). 4. Variasi Semangat Belajar Menurut Purwanto (1986:77) variasi semangat belajar memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut: a. Tertarik kepada guru, artinya tidak bersikap acuh tak acuh. b. Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. c. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya, terutama kepada guru. d. Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas. e. Ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain. f. Tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri. g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali. 5. Indikator Semangat Belajar Membangkitkan semangat belajar terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih bersemangat untuk mempelajarinya. Jika terdapat siswa yang kurang bersemangat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Menurut pendapat Rasyid (2010: 31) untuk mengetahui apakah siswa bersemangat dalam belajar, dapat dilihat dari beberapa indikator mengenai semangat belajar. Indikator tentang semangat belajar siswa sebagai berikut : a. Tertarik pada pelajaran, b. Tertarik pada guru, c. Berminat untuk belajar, d. Aktif dalam belajar, e. Konsentrasi dalam belajar, f. Teliti dalam belajar, g. Kemauan mendalami pelajaran, h. Rajin dalam belajar. 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar Secara sederhana semangat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Semangat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Semangat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya. Semangat belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik berasal dari diri sendiri
(internal) maupun dari luar dirinya (eksternal) semangat belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Menurut Usman (1993:10) dan Slameto (1995:60-72) faktor-faktor yang mempengaruhi semangat belajar sebagai berikut: a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (intern) 1) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah pancaindra yang berfungsi sebagaimana mestinya. 2) Faktor psikologi baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi potensi yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki. b) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, motivasi, dan emosi. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Slameto (1995: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. a) Faktor Jasmani (1) Faktor
kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. (2) Cacat
tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain. b) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan dan kesiapan. c) Faktor Kelelahan Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Kelelahan
lunglainya
jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah tubuh
dan
timbul
kecenderungan
untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. (2) Kelelahan
rohani, kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) 1) Lingkungan keluarga. a) Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannay adalah cara yang tidak baik. Orang tua yang selalu kasihan memaksa anaknya belajar, sehingga belajarnya menjadi kacau begitu juga sebaliknya orang tua yang terlalu keras akan membuat anak mengalami gangguan kejiwaan, karena anak terlalu tertekan. b) Relasi antar anggota keluarga. Relasi yang penting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi dengan anggota keluarga yang lain juga mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap acuh tak acuh. c) Suasana rumah. Misalnya suasana rumah yang gaduh atau ramai tidak akan memberikan keuntungan pada anak yang belajar. d) Keadaan ekonomi keluarga. Anak yang sedang belajar, selain harus
terpenuhi
kebutuhan
pokoknya,
misalnya:
makan,
perlindungan, kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar. e) Pengertian orang tua. Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas rumah.
f) Latar belakang kebudayaan. Tingkat pendekatan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong semangat untuk belajar. 2) Lingkungan sekolah. a) Metode mengajar. Metode
mengajar
guru
yang
kurang
baik
akan
mempengaruhi balajar siswa menjadi tidak efektif. Ini terjadi karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga keterangan guru menjadi kurang jelas, dan akibatnya siswa menjadi malas. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan tepat, efektif dan efisien. b) Tujuan Pengajaran Tujuan pengajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tujuan dapat mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar. Dengan adanya tujuan, guru akan selalu siap mengajar dan membawa anak pada proses belajar. Tujuan pengajaran juga merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan dapat pula membangkitkan semangat belajar siswa sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, sebelum memulai
pelajaran, seorang guru hendaknya memberitahukan tujuan-tujuan atau aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa setelah pelajaran itu selesai. c) Relasi Guru dan siswa. Interaksi guru dengan siswapun memegang peranan dalam membangkitkan semangat belajar siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Sehubungan dengan hal tersebut. Slameto (1995: 66) mengatakan bahwa di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibat pelajarannya tidak maju. d) Relasi siswa dengan siswa. Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. e) Media Pengajaran. Media pengajaran yang dipergunakan guru bermanfaat sekali guna memperjelas materi yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalitas, karena dengan adanya media pengajaran menarik pehatian siswa sehingga menimbulkan rasa senang dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut (Sudjana, 1995: 5) mengatakan bahwa alat peraga atau media dalam mengajar memegang peranan untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif. Selain itu juga, dengan alat peraga atau media bahan dapat mudah dipahami oleh siswa. f) Lingkungan. Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut. Sebagaimana dikatakan Slameto (1995: 7) bahwa tempat
belajar
hendaknya
perangsang-perangsang
dari
tenang,
jangan
sekitar,
karena
diganggu untuk
oleh belajar
diperlukan konsentrasi pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan.
Sebaliknya
keadaan
yang
terlampau
menyenangkanpun akan dapat merugikan. 3) Lingkungan masyarakat. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan dalam masyarakat. Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Agar siswa belajar dengan baik maka perlu diusahakan agar siswa mempunyai teman bergaul yang baik, pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua atau pendidikan harus bijaksana. Bentuk
kehidupan
masyarakat
di
sekitar
siswa
juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang yang tidak terpelajar akan berpengaruh buruk terhadap anak yang belajar di lingkungan tersebut. Sebaliknya jika lingkungan anak
adalah orang-orang yang terpelajar baik-baik, antusias dengan cita-cita yang luhur, maka anak akan terpengaruh dengan apa yang ada di sekitarnya. (Slameto, 1995: 60-72). 7. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar Guru dapat menggunakan berbagai cara dalam menumbuhkan semangat belajar siswa agar belajar siswa dapat terlaksana dengan nyaman. Crow memperjelas pentingnya semangat dalam belajar seperti berikut: “belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari semangat yang telah ada pada diri anak.” Kegiatan belajar akan tercipta apabila semangat belajar yang ada di dalam diri siswa itu akan memperkuat motif ke arah tingkah laku tertentu (belajar). Semangat ini dapat ditumbuhkan dengan cara: a. Membangkitkan suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk menghargai suatu keindahan, untuk mendapat penghargaan dan sebagainya. b. Menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman yang lampau. c.Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, mengetahui
sukses yang diperoleh individu itu, sebab sukses akan menimbulkan rasa puas. d. Motivasi dapat meningkat apabila guru membangkitkan semangat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik sering dan segera. Peranan guru untuk mengelola motivasi
belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individual (Rusyan, 1989:121). Semangat belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik sering dan segera. Peranan guru untuk mengelola semangat belajar siswa sangat penting dan dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas belajar yang didasarkan pada pengenalan guru kepada siswa secara individual. Usaha untuk meningkatkan semangat belajar siswa memerlukan kondisi tertentu yang mengedepankan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sejauh mungkin siswa perlu didorong untuk mampu menata belajarnya sendiri dan menggunakan interaksi antar pribadi dengan teman dan guru untuk mengembangkan kemampuan kognitif/intelektual dan kemampuan sosial. Di samping itu, keterlibatan orang tua dalam belajar siswa perlu diusahakan, baik berupa perhatian dan bimbingan kepada anak di rumah maupun partisipasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya. D. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa. Melalui sistem moving class, para peserta didik dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar di setiap kelas yang ada. Kegiatan
pembelajaran sistem moving class peserta didik berpindah sesuai pelajaran yang diikutinya. Saat peserta didik memasuki ruang kelas peserta didik akan dapat langsung memfokuskan diri pada pelajaran yang diikutinya. Sistem Moving class bertujuan untuk membiasakan anak-anak agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain itu, agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya. Dengan sistem moving class, setiap pelajaran disediakan kelas khusus, seperti kelas matematika, IPA, atau Lab Bahasa Inggris. Model ini membuat peserta didik tidak bosan belajar dengan selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Penerapkan sistem moving class, diharapkan semua pihak mendapatkan kemudahan dalam proses belajar mengajar, interaksi guru dengan siswa lebih baik, perangkat media mudah didapat, siswa tidak bosan, siswa lebih termotivasi untuk belajar lebih giat, waktu pembelajaran dapat dioptimalkan, kedisiplinan dapat lebih baik, dan kemandirian siswa lebih meningkat. Membangkitkan semangat belajar terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Dengan suasana belajar yang baru akan menumbuhkan ketertarikan siswa mengikuti pelajaran, lebih rajin dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas dan menumbuhkan minat belajar yang tinggi untuk siswa. Siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi akan diikuti dengan munculnya disiplin diri dimana disiplin tersebut merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan.
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa baik dalam menaati tata tertib aturan sekolah, memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas, siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru, dan siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan menjadikan siswa sukses dalam belajar.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo 1. Sejarah Singkat SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Cita-cita mulia KH. Muntaha al-Hafidz yang senantiasa ingin membangun masyarakat madani dari keterpurukan penjajahan masa lalu adalah lewat dunia pendidikan. Dari situlah muncul gagasan untuk mendirikan sekolah formal di lingkungan pesantren. Pada awalnya didirikan sekolah Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah yang sekarang menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kalibeber dan Madrasan Tsanawiyah Negeri Kalibeber, setelah berjalan beberapa tahun kemudian muncul gagasan untuk mendirikan sekolah swasta yang memadukan antara pelajaran Dinas Pendidikan Nasional (melalui kurikulum nasionalnya) dengan pelajaran agama
yang
ada
di
pondok
pesantren
(melalui
kurikulum
katakhassusannya), maka pada tahun 1989 didirikanlah SLTP dan SMA Takhassus Al-Qur'an Kalibeber – Wonosobo. Sejarah proses belajar mengajar dan sejarah perkembangan dari lembaga Sekolah Menengah Umum (SMA) Takhassus Al-Qur'an adalah sebagai berikut : 1. Awal berdirinya SMA Takhassus Al-Qur'an masih menggunakan ruang praktik IIQ sebagai ruang kegiatan belajar mengajar dengan Surat Ijin Penggunaan Nomor 054/Sekt/IIQ.Wsb/VI/89 tanggal 9 Juni 1989 atas rekomendasi Bupati Wonosobo No. 421.1/1819/Kesra/1989.
2. Surat Persetujuan Berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) AlAsy'ariyyah dari Kanwil Propinsi Jawa Tengah No. 1285/I03/I/89 tertanggal 1 Agustus 1989, yang kemudian dirubah namanya menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) Takhassus Al-Qur'an dengan Surat Nomor : 382/I03/I.1994 tertanggal 29 Maret 1994. 3. Jumlah siswa pada awal berdirinya Sekolah Menengah Atas (SMA) Takhassus Al-Qur'an berjumlah 7 kelas, 294 anak dan setiap kelasnya berjumlah 42 anak. 4. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada tahun pertama menggunakan : a. Aula Pondok Pesantren Al-Asy'ariyyah untuk 4 (empat) kelas. b. Ruang Bawah Masjid Baiturrahim untuk 2 (dua) kelas, dan c. 1 (satu) kelas menggunakan rumah penduduk (Rumah Bapak Zawawi). d. Pada pertengahan tahun pertama kegiatan belajar mengajar pindah ke IIQ, setelah 1 ½ (satu setengah) tahun, kegiatan belajar mengajar pindah ke gedung baru SMA Takhassus Al-Qur'an yang sampai sekarang berjumlah 29 kelas. 5. Status Sekolah : Setelah mengalami perkembangan dan proses perbaikan dari sejarah awal berdirinya SMA Takhassus Al-Qur'an, maka pada tanggal 22 Desember 1993 mendapat status Diakui dengan SK Menteri Pendidikan No. 525/C/Kep/I/1993, dan pada tanggal 17 September 1999 sampai sekarang
berstatus Disamakan dengan SK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 273/C.C7/Kep/Mn/1999. 6. Ciri Khas dan Keunggulan SMA Takhassus Al-Qur’an sesuai dengan namanya Takhassus mempunyai ciri khas yaitu memadukan materi pelajaran Dinas Pendidikan dan Materi ketakhassusan yang meliputi : 1) Al-Qur’an Hadist
4) Fiqih
2) Nahwu Shorof
5) Bahasa Arab
3) Aswaja
6) Bhs. Inggris
Dan mempunyai unggulan di bidang : 1) Bhs. Arab
3) Bhs. Mandarin
2) Bhs.Inggris
4) Tahfidzul Qur’an
7. Model pengasuhan/pembimbingan siswa ; Dalam pengasuhan siswa SMA Takhassus Al-Qur’an menerapkan sistem Asrama/Pondok yang pembimbingan belajar agama disamping disekolah juga dilajutkan pada sore dan malam hari di Pondok Pesantren, disamping itu dalam kegiatan belajar sehari-hari siswa di pisah kelas Putra dan Kelas Putri. 2. Letak Geografis SMA Takhassus Al Qur’an terletak di Jl. KH. Asy’ari No. 29 Kelibeber, Mojotengah, Wonosobo. Adapun batas-batas SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo adalah: a. Sebelah barat berbatasan dengan SMP Takhassus Al Qur’an.
b. Sebelah utara berbatasan dengan sungai dan sawah. c. Sebelah timur berbatasan dengan sawah dan bukit. d. Sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan. Dilihat dari letak geografisnya SMA Takhassus Al Qur’an sangat strategis. Wilayahnya sangat mudah dijangkau, lokasinya sepi dan nyaman karena berdekatan dengan alam dan letaknya jauh dari jalan utama (jalan raya). Sehingga mendukung untuk melaksanakan proses belajara mengajar. 3. Profil SMA Takhassus Al Qur’an Nama Sekolah
: SMA Takhassus Al Qur’an
Alamat Sekolah
:
a. Jalan
: Jl. KH. Asy’ari No. 29
b. Nomor Telepon/fax : 0286 - 3326374 c. Email
:
[email protected]
d. Kelurahan
: Kelibeber
e. Kecamatan
: Mojotengah
f. Kabupaten
: Wonosobo
Terakreditasi
:A
Status Sekolah
: Swasta
4. Visi dan Misi SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Berdasarkan dokumen yang penulis terima dari pegawai TU, Visi dan Misi SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo meliputi:
Visi : “UNGGUL
DALAM
MUTU
BERPERILAKU
QUR’ANI
DAN
BERWAWASAN GLOBAL“ Misi : 1) Meningkatkan mutu kelulusan peserta didik. 2) Meningkatkan kualitas bidang akademik dan non akademik peserta didik. 3) Meningkatkan kreativitas dan kecakapan hidup peserta didik. 4) Meningkatkan kualitas keimanan , ketaqwaan, dan nasionalisme peserta didik. 5) Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an. 6) Meningkatkan toleransi dan persaudaraan antarumat beragama. 7) Meningkatkan mutu pengamalan nilai-nilai ahlussunah wal jama’ah dan budaya bangsa. 8) Meningkatkan pola pikir modernis dan dinamis. 9) Meningkatkan nilai jati diri bangsa. 10) Meningkatkan kecakapan peserta didik dalam bidang ICT. Tujuan : 1) Meningkatnya nilai rata-rata MAPEL UN peserta didik secara periodik ( 0,25 % ). 2) Meningkatnya prestasi akademik dan non akademik peserta didik di tingkat provinsi.
3) Meningkatnya produk karya peserta didik dalam bidang kimia terapan dan kaligrafi. 4) Meningkatnya intensitas penggunaan sarana ibadah untuk kegiatan PHBI dan PHBN serta penggunaan atribut keagamaan dan kenegaraan oleh peserta didik. 5) Meningkatnya kualitas peserta didik dalam Praktik Pengalaman Lapangan. 6) Meningkatnya hubungan kemitraan dengan lembaga muslim dan nonmuslim dalam meningkatkan prestasi peserta didik. 7) Meningkatnya tradisi peserta didik dalam seni berdakwah dan tadzkiroh. 8) Meningkatnya hasil karya ilmiah dan penelitian peserta didik. 9) Meningkatnya kedisiplinan dan ketertiban peserta didik. 10) Meningkatnya prestasi peserta didik dalam bidang ICT di tingkat Kabupaten. Visi, misi dan tujuan tersebut perlu diketahui dan difahami oleh semua komponen sekolah agar dalam segala tindakan mempunyai dasar dan arah yang jelas sehingga tidak mengaburkan makna ibadah. Dengan kesamaan langkah, maka akan lebih mudah mencapai kebersamaan yang Qur’ani. Budaya mengintropeksi diri dan mengevaluasi diri perlu dikembangkan dari sekedar budaya membela diri demi kepentingan sesaat atau kepentingan pribadi yang bisa membawa bencana bagi orang lain.
5. Ekstrakulikuler Kegiatan ini adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler yang diselenggarakan di SMA Takhassus Al Qur’an wonosobo bersifat pilihan atau tidak wajib, dengan kata lain siswa disuruh untuk memilih program yang disukai yang kegiatannya dimulai ketika siswa masuk kelas 1, dengan memilih program dalam angket yang disodorkan kepada semua siswa baru. Ada juga program yang bersifat wajib, terutama bagi siswa baru yang ketika duduk di kelas 1 diterima lewat seleksi tertulis dengan hasil tes baca tulis Al Qur’an masih kurang menguasai. Adapun jenis kegiatannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler No.
Jenis Kegiatan
Sifat Kegiatan
Kelas
Pelaksanaan
1
Pramuka
Pilihan
I, II, III
Tiap hari
2
Silat Nasional Perisai Diri
Pilihan
I, II, III
jum’at
3
UKS / PMR
Pilihan
I, II, III
Jam 14.00
4
Paskibra/Pasti
Seleksi
I, II, III
WIB
5
Qiro’ah
Wajib
I, II, III
6
Olahraga
Pilihan
I, II, III
7
Bahasa Arab Unggulan
Pilihan
I, II, III
8
Bahasa Inggris
Pilihan
I, II, III
9
Komputer
Pilihan
II, III
Dan hari-hari
10
Tartil Al Qur’an
Wajib
I, II, III
tertentu
11
Musik
Pilhan
I, II, III
lainnya
12
Rebana
Pilihan
I, II, III
13
Karya Ilmiah Remaja
Seleksi
I, II
14
Teater
Pilihan
I, II, III
15
Tahfidzul Qur’an
Pilihan (seleksi)
I, II, III
16
Perikanan
Pilihan
17
Perkebunan
Pilihan
Tartil Al Qur’an dilaksanakan tiap pagi sebelum belajar mengajar dimulai yang dipandu oleh guru / ustadz Al Hafidz (Hafal Al Qur’an) melalui pengeras suara (speker) yang bisa didengar di seluruh ruang kelas I, II, dan III di bawah pengawasan guru bidang studi masing-masing yang mengajar pada jam pertama. Ayat Al Qur’an yang ditartilkan melalui speker dan ditirukan secara serempak oleh semua siswa diberikan oleh tiga pemandu, pemandu kelas I, II dan III dengan ayat-ayat yang berbeda selama sepuluh menit. Ayat tersebut harus dihafalkan oleh setiap siswa yang kemudian diujikan menjelang test atau ujian semester sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kartu test.
6. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo a. Keadaan Guru SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Guru-guru
SMA
Takhassus
Al
Qur’an
merupakan
guru
profesional, mereka mengajar sesuai dengan bidangnya. Sebagian besar adalah lulusan S1, bahkan ada beberapa dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan S2. Untuk mengetahui lebih rinci keadaan guru di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, perhatikan tabel berikut: Tabel 3.2 Daftar Guru SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013
NO
NAMA
JABATAN
MENGAJAR MAPEL
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
H. Abdurrohman Al Asy'ari, S.Hi. M.Pd.I Drs. Slamet Riyadi Drs. Abas Asanah, S.Pd.Ekop Anita Endah Ken Setiyowati, S.Pd. Ek M. Harowi, S.Pd Drs. Jarek Sumantoro Christina, S.Pd Nurul Ngazizah, S.Ag, M.Pd.I Yultof Arif, S.Sy Muh Jazuli, S.Sy Ridlwan, S.Pd. I Nurofiq, S.Ag Kasin, S.Ag Siti Khalimah, S.Pd.Mat Amin, S.Sy Fatma Ainie, S.IP Nastiti Adiwiyati, S.Si Lukmanul Hakim, S.Ag
20 21 22 23 24
Siti Ngaisah, S.Ag M. Faishol Hasan Pawit Al-Suhartini, S.Pd Rr. Gun Harnani, S.Pd Suhartatik S.Pd.
1 2 3 4
Kepala Sekolah
Wali Kls. XII.IPS.3 Wali Kls. XII.IPS.1 WK. Kesiswaan PA. SCI. SMT.1 (IPA) Wali Kls. XII.IPA.1 WK. Sarpras PA. IPA.1 SMT.1 Wali Kls. XII.IPA.2 PA. SCI. SMT.1 (IPS) Wali Kls. XII. Bahasa WK. Kurikulum WK. Humas PA. IPS.1 SMT.3.Perpus Wali Kls. XII.IPA.3 PA. IPS.2 SMT. 1 Wali Kls. XII.IPS.2 PA. IPA.1 SMT.3
Aqidah Akhlak Sosiologi, Antropologi Bhs. Inggris Ekonomi, Ketrampilan IPS Ekonomi, Ketrampilan IPS BP/BK Sosiologi, Antropologi Kimia, Ketrampilan IPA Bhs. Arab B.Arab, Kaligrafi Bhs. Arab Bhs. Inggris, PKn Al-Qur'an Hadist, Aswaja Kaligrafi, Seni Suara Matematika Aswaja, Fiqih PKn Biologi Fiqih (PAI) Fiqih (PAI) TIK Sejarah Bhs. Indonesia Fisika
NO
NAMA
25 26 27 28 29
Halimah, S.Sos Denny Rachmayati, S.Pd Niken Pramulatsih, S.S Mustamiin, S.S M. Fatkhurrohman, S.Pdt
30 31 32 33
Devi Irawati Suzanna, AMK. Eko Eriyanto S.Pd Pujo Mulyono, S.Pd Muhamad Ngusman, S.Pd Sukur Raharjo, S.Pd. Nip. 19640330200604 1 003 M. Nurzen S. S.Pd Nip. 19760505200801 1 012 A. Jefri Rian Eko Ari Bowo,S.Or Muslim Hidayat, S.Kom Diah Ayu Wulandari, S.Si Prasetya, S.Pd Etik Ernawati, S.Pd. Nip. 19680723 200012 2 001 Oktavia Subekti, S.Pd
34 35 36 37 38 39 40 41 42
JABATAN
PA. IPS.3 SMT. 3 PA. BHS.1 SMT.1 PA. SCI SMT.3 (IPA) PA. BHS.2 SMT.1.UKS PA. IPS.2 SMT. 3 PA. BHS.2 SMT.3
PA. IPS.3 SMT. 1 PA. BHS.1 SMT.3
Penjaskes TIK Kimia Matematika Biologi
PA. IPA.3 SMT.1
43 44 45 46
Ferdiana Nur Pratiwi, S.Pd Daman Mubarok Ahmad Sobirin
PA. IPS.1 SMT. 1
47 48
Akhmad Adib, S.Pd Ferry Setiawan, S.Pd Muhamad Sapario Wiratno, S.Pd Galih Pangaji, S.Pd Sri Muljani, S.IP Nip. 197007192008012013 Purwonugroho, S.Pd Destu Ari Sujono, S.Pd Yuli Iswanto Farah Ma'rify, S.Sos.I Annisa Mustika Rani Fira Hikma, A.Md Sri Sunarsih, S.Pd Muhaimin Adam Dwi Cahyo Lainil Wafa, drh
PA. IPA.4 SMT.1
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
Bhs. Mandarin Geografi Bhs. Ind, Sastra Ind Bhs. Inggris
Ekonomi
PA. IPA.2 SMT.3
51
PKn Bhs. Indonesia Bhs. Inggris Bhs. Inggris, Sejarah Ind Fisika
Matematika
Afit Wanugiyanti Wanti, S.Pd M. Hilmy Alfarumbanany, S.Pd.I.
49 50
MENGAJAR MAPEL
PA. IPA.2 SMT.1
Bhs. Indonesia, Sastra Ind Bhs. Jawa, Ketrampilan Jawa Aqidah Akhlak Geografi, Sejarah Indonesia Takhfidz Takhfidz Kimia, Ketrampilan IPA, MTK Sejarah Biologi Penjaskes PKn Matematika BK Penjaskes BK Bhs. Inggris Biologi Fisika Kaligrafi Biologi
b. Keadaan Karyawan SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Untuk membantu kelancaran segala kegiatan SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo dibantu oleh tenaga non-akademik atau karyawan yang berjumlah 17 orang. Karyawan-karyawan tersebut mempunyai tugas membantu semua kegiatan yang ada sesuai dengan bidangnya masing-masing, sehingga tujuan yang dicapai bisa terlaksana dengan baik. Berikut adalah tabel daftar karyawan di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Tabel 3.3 Daftar Karyawan SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013 NO
NAMA
JABATAN
NAMA SEKOLAH /
JURUSAN
PT/UN IV 1
M. Syaifuddin
Staf TU
SMA N.2 Wonosobo
IPS
2
M. Natsir
Pesuruh
SMA
IPS
3
Aminudin
KTU
SMEA N. Wonosobo
Akuntansi
4
Lailatin Afifah, S.Kom
Staf TU
UNSIQ JATENG
TIK
5
Rois Mujtahidin
Staf TU
SMA PGRI Wonosobo
IPS
6
Muhlazim
Staf TU
MTsN Kalibeber
-
7
Alfi Laely
Staf TU
SMA TAQ Kalibeber
Biologi
8
Surip
Pesuruh
MI Kalibeber
-
9
Latifah
Staf TU
SMA TAQ Kalibeber
IPS
10
Muqodas
Bend.Sekolah
MAN Kalibeber
IPS
11
Muslih
Satpam
SMA
IPS
12
Slamet
Satpam
MI Kalibeber
-
13
Sawali
Jaga Malam
MI Kalibeber
-
14
Asfiatun
Pustakawan
IPS
15
Sudirman
16
Ulfah Ahyuningsih, SE
Sopir Laboran Lab.Kimia
SMA Muh. Wonosobo SMP N. Lampung Selatan STIE STIKUBANK Semarang
17
Dina Kurniawati, AMK.
UKS
FIKES UNSIQ JATENG
Keperawatan
Ekonomi Pembangunan
7. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam suatu lembaga mempunyai peranan yang penting. Dengan adanya struktur organisasi, setiap individu akan mengerti tugas dan tanggung jawab dengan bidangnya masing-masing. Adapun bagan struktur organisasi terlampir. 8. Keadaan Siswa SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Keadaan jumlah siswa pada akhir tahun 2012/2013 adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Jumlah Siswa SMA Takhassus Al Qur’an Tahun Pelajaran 2012/2013 NO KELAS 1 X.IPA 2 X.IPS 3 X.BAHASA JUMLAH 4 XI IPA 5 XI IPS 6 XI BHS JUMLAH 7 XII IPA 8 XII IPS 9 XII BHS JUMLAH
LAKI-LAKI 54 49 18 121 42 28 23 93 25 38 10 73
PEREMPUAN 130 76 62 268 60 74 53 187 74 58 25 157
JUMLAH 184 125 80 389 102 102 76 280 99 96 35 230
9. Sarana dan Prasarana SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo mempunyai sarana belajar sebagai berikut:
1.
Ruang kelas
: 26
2.
Ruang Kepala Sekolah
:1
3.
Ruang TU
:1
4.
Ruang Bp/BK
:1
5.
Ruang Kesiswaan
:1
6.
Ruang Perpustakaan
:1
7.
Laboratorium Bahasa
:1
8.
Laboratorium IPA Fisika/ Kimia : 1
9.
Laboratorium Biologi
:1
10. Komputer
:1
11. Ruang UKS
:1
12. Ruang OSIS
:1
13. Ruang Kantin
:1
14. Ruang Gudang
: 20
15. WC
:4
16. Masjid
:1
17. Ruang Keterampilan
:4
18. GOR
:1
19. Lapangan Olahraga
:2
Adapun denah lokasi SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo sebagai berikut : DENAH SMA TAKHASSUS AL QUR’AN WONOSOBO
Keterangan 1. Kelas XII IPA 1 2. Kelas XII IPA 2 3. Kelas XII IPA 3 4. Kelas XII IPA 4 5. Kelas XII IPA 5 6. Kelas XII IPS 3 7. Kelas XII IPS 2 8. Kelas XII IPS 1 9. Kelas X-1/ XI IPS 1 10. Kelas X-2/ XI IPS 2 11. Kelas X-3/ XI IPS 3 12. Kelas X-4/ XI IPA 1 13. Kelas X-5/ XI IPA 2 14. Kelas X-6/ XI IPA 3 15. Kelas X-7/ XI IPA 4 16. Kelas X-8/ XI IPA 5 17. Perpustakaan / warnet 18. Lab. Komputer 19. Lab. Bahasa 20. Lab. Kimia 21. Lab. Multimedia 22. Lab. IPS
23. R. Kepsek 24. R. Tata Usaha 25. R. Lobi 26. R. Guru 27. R. Osis 28. R. PMR 29. R. BK/ BP 30. R. Piket 31. R. Pramuka/ Paskibra 32. R. Kapela/ Bianglala 33. R. Gudang 34. Masjid 35. R. DKM 36. R. Satpam 37. R. UKS 38. Pedepokan Seni 39. Green House 40. Parkir
B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Responden Penelitian Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil semuanya. Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil sampel antara 10-25% atau 25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Berdasarkan perhitungan sampel 25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo didapatkan sejumlah 57 responden. Sedangkan nama-nama responden tertera pada tabel di bawah ini : Tabel 3.5 Data Responden Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo
NO.
NO RESPONDEN
1
1
2
NAMA RESPONDEN
JENIS KELAMIN
KELAS
Saeful Amin
L
XII IPA 1
2
Rizqi Dwi Cahyo
L
XII IPA 1
3
3
Siti Asiyah
P
XII IPA 1
4
4
Prayoga Riskiawan
L
XII IPA 1
5
5
Ahmad Lathiful Q
L
XII IPA 1
6
6
Mujiburrahman
L
XII IPA 1
7
7
Maulida
P
XII IPA 1
8
8
Rafi Maulana
L
XII IPA 1
9
9
Nia Nur H
P
XII IPA 2
10
10
Seftiyana
P
XII IPA 2
11
11
Isna Fitri Qoriah
P
XII IPA 2
12
12
Nindya Elita Pamuji
P
XII IPA 2
13
13
Marweni
P
XII IPA 2
14
14
Izzati Nur Khasanah
P
XII IPA 2
15
15
Umi Dewi Maslakhatul
P
XII IPA 2
16
16
Ayu Ukhviyati
P
XII IPA 2
17
17
Widayati
P
XII IPA 3
18
18
Anis Hidayah
P
XII IPA 3
19
19
Wahidati Nurlutfiyana
P
XII IPA 3
20
20
Atik Mustahfidah
P
XII IPA 3
21
21
Amrina Rusda Gita
P
XII IPA 3
22
22
Nourma Mufida A
P
XII IPA 3
23
23
Erma Zaimah
P
XII IPA 3
24
24
Trusna Komaladewi
P
XII IPA 3
25
25
Rahmat Hidayatullah
L
XII IPS 1
26
26
Hasan Feli
L
XII IPS 1
27
27
Roekhan Anwar
L
XII IPS 1
28
28
M Yusuf Nugroho
L
XII IPS 1
29
29
Ahmad Haidar
L
XII IPS 1
30
30
Nur Wahid
L
XII IPS 1
31
31
Nurul Muchsinin
L
XII IPS 1
32
32
M Imron
L
XII IPS 1
33
33
M Samsul Arifin
L
XII IPS 1
34
34
Rizka Dwi Aprilia
P
XII IPS 2
35
35
Eni Purwaningsih
P
XII IPS 2
36
36
Iga Setyana
P
XII IPS 2
37
37
Yunindi Setyaningrum
P
XII IPS 2
38
38
Nur Fandillah
P
XII IPS 2
39
39
Sesy Septin A
P
XII IPS 2
40
40
Umu Farikhah
P
XII IPS 2
41
41
Dewi Zulaikhah
P
XII IPS 2
42
42
Fatmauzzakia
P
XII IPS 3
43
43
Ainul Inayah
P
XII IPS 3
44
44
Eva Listyaningsih
P
XII IPS 3
45
45
Irma Khasanah
P
XII IPS 3
46
46
Dwi Fatma Aini
P
XII IPS 3
47
47
Anna Sofiana
P
XII IPS 3
48
48
Malikafi Zahro
P
XII IPS 3
49
49
Ika Herawati R
P
XII BAHASA
50
50
Anisa Nur Fitriyani
P
XII BAHASA
51
51
M Lisal A
L
XII BAHASA
52
52
Eka Nur Fauziah
P
XII BAHASA
53
53
Darojatul R
L
XII BAHASA
54
54
Hasbi Aulia Aminallah
L
XII BAHASA
55
55
Fahmi Abdul Malik
L
XII BAHASA
56
56
Bustanul Arifin
L
XII BAHASA
57
57
Ahmad Farhan N
L
XII BAHASA
2. Hasil Data Mentah Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Untuk itu peneliti menyebar tiga macam angket yang masing-masing angket berisikan 15 item soal kepada responden. Masingmasing pertanyaan tersedia 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai jawaban a bernilai baik dengan skor 3, jawaban b bernilai cukup dengan skor 2, dan jawaban c bernilai kurang dengan skor 1. Angket pertama berisi pertanyaan tentang penerapan sistem moving class, sedangkan angket kedua berisi pertanyaan tentang kedisiplinan siswa dan angket ketiga berisi pertanyaan tentang semangat belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, maka penulis sajikan data berdasarkan hasil angket yang penulis sebarkan. Tabel 3.6 Hasil Angket Penerapan Sistem Moving Class pada Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo N o
No Res p
3
Butir Soal dan Jawaban 4 5 6 7 8 9 1 1 0 1
1
2
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
A A C A A B B
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B A A A A A A A B B
18
1 2
1 3
1 4
1 5
A A B B A B C
B A B B B B B
B A A A A B C
B B B C B A B
B B A B A A B
A C A A A A A
A A B A A B C
B B B A A A C
B B A A A A C
B B B B A A B
B B B B B B B
A A A B B A A
B B B B B B B
B B B B B A B
5 6 5 6 9 8 2
B A A A A B B B B A
C A A A B B A B B B
B B A A A A B A A B
B B B B B B B B A B
A A A A A A A A B A
A A A A A A A A A A
A B A A A A A A A A
B B A B B B B B B A
A A A A B A A A A A
B B B B B B B B B B
B B B B A A B B B B
B A B B A A B A A B
B B B B B B B B A B
B B B B B A B B B B
4 7 9 8 8 9 6 7 7 6
18
B B B B B B A A B A
B
B
B
B
B
3
19 20 21 22
19 20 21 22
B B A B
A A A B
B B B C
B A B A
B B B B
B B B B
B C C C
5 5 7 4
23
23
B B C B B A A A B C
B
B
B
B
B
3
24
24
B C C B B A A B B A
B
B
B
B
B
25
25
A A A A B A A A A A
A
B
B
A
A
3 1 2
B B B B
B B A C
A A A A
B B C B
B B A A
A A A A
A A A C
A B C B
Nominasi A B C 1 0 8 9 8 6 7 8 1 0 8 6 7 7 6 9 8 8 9 1 2 1 0 9 5 7 1 0 1 0 3
Skor
0 1 1 1 0 0 5
35 35 34 35 39 38 27
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 37 39 38 38 39 36 37 37 36
0
33
0 1 3 4
35 34 34 30
2
31
2
31
0
42
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
A A A A A A B B A A
B C A A A C B B A A
C A A A A A A A A A
B B A B B B B C B B
B B B B B C C A B B
B B B B B C B B B B
B B B A B B B A B B
B C B A A B A C B B
36
36
A A A A B A A B A A
A
B
B
B
A
37
37
A A A A B A A A B A
B
A
B
B
A
38 39
38 39
A A A A A A A A B A A A A A A A A A B A
B B
B B
B B
A B
A B
40 41
40 41
A A A A A A A B B A A B A A A A A A B B
B B
A B
A B
B B
B A
42 43 44 45
42 43 44 45
A A A A
A A A A
A B A A
B B B B
A B B B
A B B B
A B B B
46 47 48
46 47 48
A A A A B A A A A A A B A A A B A B A A A A A B B A A A B A
A B B
A A B
A A A
B B B
A B B
49 50 51
49 50 51
A A B A A A A A A B A A B B B A A A B B B B B A B B A A B A
B B B
A B A
B A A
A B B
A C B
5 5 8 9 8 4 4 7 7 8 1 0 1 0 1 1 9 1 0 8 1 2 6 7 9 1 3 9 8 1 1 6 6
52
52
B B B B B A A B B A
B
B
B
B
B
3
53
53
B B B B B A A B B B
B
B
B
B
B
2
54 55 56 57
54 55 56 57
B B C C
B B A C
B B A B
B B C B
B C B C
A C C C
5 2 4 2
A A B A
B B C C
B C A A B B C C A A
A B B B
B B C C
A A A B B B B B A A
B A A A
B C C B
B B B B B C B B B B
A B B A
B B B C
A B B A A A B A B A
A A A A
A A C A
A B A B A C A A A A
A A A A
A A A A
A A A A A A A A A A
A B A B
A C B B
B B B A A B B A B B
B B B A
B C B C
A C A C
9 7 7 6 7 6 9 5 8 7
1 3 0 0 0 5 2 3 0 0
34 32 38 39 38 29 32 34 37 38
5
0
40
5
0
40
4 6
0 0
41 39
5 7
0 0
40 38
3 9 8 6
0 0 0 0
42 36 37 39
2 6 7
0 0 0
43 39 38
4 8 9 1 2 1 3 1 0 7 4 4
0 1 0
41 35 36
0
33
0
32
0 6 7 9
35 26 27 23
Tabel 3.7 Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
No Resp 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
B A A A A A A A B A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A
2
3
Butir Soal dan Jawaban Nominasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
A A A A A A A B A A A A A A A B A A A B B A A A A A A A A A B A A A
A A A A B B B A A A A A A B A B A A A A B A A B B A A A B B C A A A
A A B A B A B A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B A C A C A
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B A A B B B B A C B A B
B B B A B B B A A B A B B B B B B B B B B B B B A B B B B B C A A B
B A A B B A B A A B B B A A C B A A B B B B B B A B A B A B C B B B
B B A B B B B A B B B B B B B B B B B B B B B B A B B B B B C B B B
C A B B A B B B A A B A A B A B B B B A A B B B A B B B B A C B B B
C A A A B A B A A A A A A B A A A A A A B A B A A B B A B A C A A B
B A A B B A B A B A A A A B B A A B A B A B A B A A A B B B B A A A
C A A B B A A B A A A A A B A A A A A A A B B B A A A A A A A B A B
A B A A B B A A A A A A A A A A A A A A A A B B A A A A A A A A C A
B A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A C B A A
C B B B B B C B B B B B B B B B B B B B A B B B B B B B A B C B B B
4 10 10 8 4 8 4 10 10 10 10 10 11 6 9 6 10 9 9 7 8 7 5 6 13 8 9 8 7 9 3 8 9 7
7 5 5 7 11 7 10 5 5 5 5 5 4 9 5 9 5 6 6 8 7 8 10 9 2 7 6 7 8 6 2 7 4 8
4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 2 0
Skor 30 40 40 38 34 38 33 40 40 40 40 40 41 36 38 36 40 39 39 37 38 37 35 36 43 38 39 38 37 39 23 38 37 37
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
35 A A A A B A B B B B A B A A B 8 7 0 38 36 A B A A B B B B B A A A A A B 8 7 0 38 37 A A B A B A B B B B A A A A B 8 7 0 38 38 A A A B B B B B B B A A A B B 6 9 0 36 39 A A A A A A A A A B A A A A A 14 1 0 44 40 A A A B B B A B B A A A A A B 9 6 0 39 41 A A B A B A A B A A B A B A B 9 6 0 39 42 A A A A A A A A B B A A A A A 13 2 0 43 43 A A B B B B B B A B B A A A B 6 9 0 36 44 A A A A B B B B B A B B B A B 6 9 0 36 45 A A B B B A B B A A B A A A B 8 7 0 38 46 A A A A B A A B B A A A A A B 11 4 0 41 47 A A A A B A B A B A B A A A B 10 5 0 40 48 A B B A B B A B A A B B B A B 6 9 0 36 49 A A B A A A A A A A A A A A A 14 1 0 44 50 A A A A A B B B B B B B A A B 7 8 0 37 51 A A B A B B B B B B B A A A B 6 9 0 36 52 A A B A B B A B B A B B A A B 7 8 0 37 53 A A A A B B B B B B B B B A B 5 10 0 35 54 A B A A B B B B C B A A A A B 7 7 1 36 55 A A A A B B B B B A B B B A B 6 9 0 36 56 A B A A C C B B A B A C A A B 7 5 3 34 57 A A B A B A B B B A A A A A B 9 6 0 39 Tabel 3.8 Hasil Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
No Resp 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
B B A A B B B B B B A
2
3
Butir Soal dan Jawaban Nominasi 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C
C B B B B A B B A B B
B B A B B B B B B A A
C C B B B B C B B B B
B B A A A B A B A B A
B B B B B A B B A B B
B B B A B B B B B B B
C B A B B A B B A A B
B B A B B A B C B B B
C B A B B A B B B B B
A B A B B A B B B B B
B A B B A B B A A A B
C B B B B B B B B B A
A A A A A A B A A A A
C B A A B B B B B A B
2 2 9 5 3 7 1 2 6 5 5
7 12 6 10 12 8 13 11 9 10 10
6 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0
Skor 26 31 39 35 33 37 30 30 36 35 35
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
A A B B B B B B B A B B B A B B B A B B A A B B B A B A A A B B A B A A B A A
B A B B B B B C A B B B B A B A B A B A B C B B C C C B C B B B C B B B B B B
B A B B A A B B B A A B B A B B B B B C A B B B B A B B B B B B B B A A B A B
B B B B B B B B B A B B B A B C B B B C B B B B B B B B B B B B B B B B A B C
B B A B B A B B B B B B A A B B A A B C B A A A B B A A A A A B A B A A A A A
B A B C B A A B B B B B B A B A A A B B A B B B B B B B A A B B B B B B A A B
B B B B B B B B B A B B B A B B B B B B A B B B A B B A B A B B B B A B B A B
B A B B B B B B A B C B B A B B B B B C B B B B C B B B B A B B B B B B B B B
B B C C C B B B C B C B B A B B B B B C C C B B B B C B B B B B B B B B B B C
B B B A B B B B B B B B B B B A B A B A B A B B B B B B B A B B B B A B B A B
B B B B B B B A B B B B B A B A B B A A B B B A B B B A B A B B B B A B B A A
A A A A B B B B A A B B B A B B B B A A B B B B B B B A B A B A B A A B A A B
A A B B A B B B B B A B B B A B B B B B A B B B B B B B B B A A B A B A B B A
A A A A A A A A A A A B A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B A B B B B B B B A B C B A B B B B B A B A B B B B A B B A B
4 8 3 3 3 4 2 2 4 7 3 0 2 12 2 5 3 7 3 4 6 5 2 3 2 3 2 7 4 10 3 3 3 3 9 5 5 10 5
11 7 11 10 11 11 13 12 10 8 10 15 13 3 13 9 12 8 12 4 8 8 13 12 11 11 11 8 10 5 12 12 11 12 6 10 10 5 8
0 0 1 2 1 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 7 1 2 0 0 2 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
34 38 32 31 32 34 32 31 33 37 31 30 32 42 32 34 33 37 33 27 35 33 32 33 30 32 30 37 33 40 33 33 32 33 39 35 35 40 33
51 52 53 54 55 56 57
51 52 53 54 55 56 57
B B B B B A B
B B B B B B A
A B B B B B B
B B B C B A B
A A B A A A B
A B B B B B B
B B B B B B B
C B B B B B B
B B B B B B B
B B B B B B B
B B B B B B B
B B A B B B B
B B B A A A A
A A A A A A A
B B B B A B A
4 2 2 3 4 5 4
10 13 13 11 11 10 11
1 0 0 1 0 0 0
33 32 32 32 34 35 34
Dari jawaban responden di atas dapat diambil secara garis besar bahwa : Skor tertinggi dan terendah untuk angket variabel x (moving class) berturut-turut adalah 43 dan 23. Skor tertinggi dan terendah untuk angket variabel y1 (kedisiplinan) berturutturut adalah 44 dan 23. Skor tertinggi dan terendah untuk angket y2 (semangat belajar) berturut-turut adalah 42 dan 26. BAB IV ANALISIS DATA
Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan adanya pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Penulis akan menganalisis ketiga variabel tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun cara menganalisanya, penulis menggunakan 3 tahap yaitu : 1) Analisis penerapan sistem moving class, 2) Analisis kedisiplinan siswa, 3) Analisis semangat belajar siswa. A. Analisis Deskriptif Dalam analisis deskriptif, penulis akan menyajikan analisis data dalam rangka untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013.
1. Analisis Penerapan Sistem Moving Class Pengambilan data mengenai pengaruh penerapan sistem moving class diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 item atau soal. Masing-masing pertanyaan tersedia 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : a.
Siswa yang menjawab (A) diberi skor 3
b.
Siswa yang menjawab (B) diberi skor 2
c.
Siswa yang menjawab (C) diberi skor 1 Selanjutnya, analisis data ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan
pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket yang diisi siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class untuk siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Adapun jumlah siswa yang dijadikan sampel sebanyak 57 siswa diambil dari 25% jumlah semua siswa yaitu 230. Berikut adalah data nama beserta jawaban dan skornya : Tabel 4.1 Daftar Skor Penerapan Sistem Moving Class (Variabel X) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A 5 6 5 6 9 8 2 4 7 9 8 8 9 6 7
Jawaban B C 10 0 8 1 9 1 8 1 6 0 7 0 8 5 10 1 8 0 6 0 7 0 7 0 6 0 9 0 8 0
3 15 18 15 18 27 24 6 12 21 27 24 24 27 18 21
skor 2 20 16 18 16 12 14 16 20 16 12 14 14 12 18 16
1 0 1 1 1 0 0 5 1 0 0 0 0 0 0 0
Total
Nominasi
35 35 34 35 39 38 27 33 37 39 38 38 39 36 37
A A B A A A B B A A A A A A A
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
7 6 3 5 5 7 4 3 3 12 5 5 8 9 8 4 4 7 7 8 10 10 11 9 10 8 12 6 7 9 13 9 8 11 6 6 3 2 5 2 4 2
8 9 12 10 9 5 7 10 10 3 9 7 7 6 7 6 9 5 8 7 5 5 4 6 5 7 3 9 8 6 2 6 7 4 8 9 12 13 10 7 4 4
0 0 0 0 1 3 4 2 2 0 1 3 0 0 0 5 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 7 9
21 18 9 15 15 21 12 9 9 36 15 15 24 27 24 12 12 21 21 24 30 30 33 27 30 24 36 18 21 27 39 27 24 33 18 18 9 6 15 6 12 6
16 18 24 20 18 10 14 20 20 6 18 14 14 12 14 12 18 10 16 14 10 10 8 12 10 14 6 18 16 12 4 12 14 8 16 18 24 26 20 14 8 8
0 0 0 0 1 3 4 2 2 0 1 3 0 0 0 5 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 6 7 9
37 36 33 35 34 34 30 31 31 42 34 32 38 39 38 29 32 34 37 38 40 40 41 39 40 38 42 36 37 39 43 39 38 41 35 36 33 32 35 26 27 23
A A B A B B B B B A B B A A A B B B A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B A B B C
Dari data (tabel 4.1) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kategori (A) adalah 38 siswa dan kategori sedang (B) ada 18 siswa dan kategori (C) ada 1 siswa,
untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: i
: Interval kelas
R
: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K
: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
i= = 10, 33 dibulatkan menjadi 10 Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
Keterangan : P
= Presentase perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total responden
a. Kategori skor tinggi (A)
= = 66,67 %
=
b. Kategori skor sedang (B)
= 31,58 %
=
c. Kategori skor rendah (C)
= 1,75 % Tabel 4.2 Interval dan Prosentase Penerapan Sistem Moving Class No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Nominasi
Keterangan
1
35 – 44
38
66,67 %
A
Tinggi
2
25 – 34
18
31,58 %
B
Sedang
3
15 – 24
1
1,75 %
C
Rendah
57
100 %
JUMLAH
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nominasi antara 35 – 44 berarti penerapan sistem moving class dikatakan tepat (A) sebanyak 38 siswa atau 66,67 %. b.
Nominasi antara 25 – 34 berarti penerapan sistem moving class dikatakan kurang tepat (B) sebanyak 18 siswa atau 31,58 %.
c.
Nominasi antara 15 – 24 berarti penerapan sistem moving class dikatakan tidak tepat (C) sebanyak 1 siswa atau 1,75 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah pertama
yaitu “Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?”. 2. Analisis Kedisiplinan Siswa Untuk mengetahui data mengenai tingkat kedisiplinan siswa terkait penerapan sistem moving class, penulis menggunakan beberapa angket yang terdiri dari 15 item
pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan tersebut, tersedia 3 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut : a.
Siswa yang menjawab (A) diberi skor 3
b.
Siswa yang menjawab (B) diberi skor 2
c.
Siswa yang menjawab (C) diberi skor 1 Tabel 4.3 Daftar Skor Kedisiplinan Siswa (Variabel Y1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jawaban A B C 4 7 4 10 5 0 10 5 0 8 7 0 4 11 0 8 7 0 4 10 1 10 5 0 10 5 0 10 5 0 10 5 0 10 5 0 11 4 0 6 9 0 9 5 1 6 9 0 10 5 0 9 6 0 9 6 0 7 8 0 8 7 0 7 8 0 5 10 0 6 9 0 13 2 0 8 7 0 9 6 0 8 7 0 7 8 0 9 6 0 3 2 10 8 7 0 9 4 2 7 8 0
3 12 30 30 24 12 24 12 30 30 30 30 30 33 18 27 18 30 27 27 21 24 21 15 18 39 24 27 24 21 27 9 24 27 21
skor 2 1 14 4 10 0 10 0 14 0 22 0 14 0 20 1 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 8 0 18 0 10 1 18 0 10 0 12 0 12 0 16 0 14 0 16 0 20 0 18 0 4 0 14 0 12 0 14 0 16 0 12 0 4 10 14 0 8 2 16 0
Total
Nominasi
30 40 40 38 34 38 33 40 40 40 40 40 41 36 38 36 40 39 39 37 38 37 35 36 43 38 39 38 37 39 23 38 37 37
B A A A B A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
8 8 8 6 14 9 9 13 6 6 8 11 10 6 14 7 6 7 5 7 6 7 9
7 7 7 9 1 6 6 2 9 9 7 4 5 9 1 8 9 8 10 7 9 5 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 0
24 24 24 18 42 27 27 39 18 18 24 33 30 18 42 21 18 21 15 21 18 21 27
14 14 14 18 2 12 12 4 18 18 14 8 10 18 2 16 18 16 20 14 18 10 12
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 0
38 38 38 36 44 39 39 43 36 36 38 41 40 36 44 37 36 37 35 36 36 34 39
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A
Dari data (tabel 4.3) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kategori (A) adalah 52 siswa dan kategori sedang (B) ada 4 siswa dan kategori (C) ada 1 siswa, untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: i
: Interval kelas
R
: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K
: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
i=
= 10,33 dibulatkan menjadi 10
Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
Keterangan : P
= Presentase perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total responden
=
a. Kategori skor tinggi (A)
= 91,23 %
=
b. Kategori skor sedang (B)
= 7,02 %
=
c. Kategori skor rendah (C)
= 1,75 %
Tabel 4.4 Interval dan Prosentase Kedisiplinan Siswa No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Nominasi
Keterangan
1
35 – 44
52
91,23 %
A
Tinggi
2
25 – 34
4
7,02 %
B
Sedang
3
15 – 24 JUMLAH
1
1,75 %
57
100 %
C
Rendah
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nominasi antara 35 – 44 berarti kedisiplinan siswa dikatakan tinggi (A) sebanyak 52 siswa atau 91,23 %. Nominasi antara 25 – 34 berarti kedisiplinan siswa
b.
dikatakan sedang (B) sebanyak 4 siswa atau 7,02 %. Nominasi antara 15 – 24 berarti kedisiplinan siswa
c.
dikatakan rendah (C) sebanyak 1 siswa atau 1,75 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah kedua yaitu ” Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?”. 3. Analisis Semangat Belajar Untuk mengetahui data mengenai tingkat kedisiplinan siswa terkait penerapan sistem moving class, penulis menggunakan beberapa angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan tersebut, tersedia 3 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut : a.
Siswa yang menjawab (A) diberi skor 3
b.
Siswa yang menjawab (B) diberi skor 2
c.
Siswa yang menjawab (C) diberi skor 1 Tabel 4.5 Daftar Skor Semangat Belajar Siswa (Variabel Y2) No 1 2 3 4
No Responden 1 2 3 4
Jawaban
skor
A
B
C
3
2
1
2 2 9 5
7 12 6 10
6 1 0 0
6 6 27 15
14 24 12 20
6 1 0 0
Total
Nominasi
26 31 39 35
B B A A
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
3 7 1 2 6 5 5 4 8 3 3 3 4 2 2 4 7 3 0 2 12 2 5 3 7 3 4 6 5 2 3 2 3 2 7 4 10 3 3 3 3 9 5 5 10 5 4 2
12 8 13 11 9 10 10 11 7 11 10 11 11 13 12 10 8 10 15 13 3 13 9 12 8 12 4 8 8 13 12 11 11 11 8 10 5 12 12 11 12 6 10 10 5 8 10 13
0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 7 1 2 0 0 2 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0
9 21 3 6 18 15 15 12 24 9 9 9 12 6 6 12 21 9 0 6 36 6 15 9 21 9 12 18 15 6 9 6 9 6 21 12 30 9 9 9 9 27 15 15 30 15 12 6
24 16 26 22 18 20 20 22 14 22 20 22 22 26 24 20 16 20 30 26 6 26 18 24 16 24 8 16 16 26 24 22 22 22 16 20 10 24 24 22 24 12 20 20 10 16 20 26
0 0 1 2 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 7 1 2 0 0 2 1 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 0
33 37 30 30 36 35 35 34 38 32 31 32 34 32 31 33 37 31 30 32 42 32 34 33 37 33 27 35 33 32 33 30 32 30 37 35 40 33 33 32 33 39 35 35 40 33 33 32
B A B B A A A B A B B B B B B B A B B B A B B B A B B A B B B B B B A A A B B B B A A A A B B B
53 54 55 56 57
53 54 55 56 57
2 3 4 5 4
13 11 11 10 11
0 1 0 0 0
6 9 12 15 12
26 22 22 20 22
0 1 0 0 0
32 32 34 35 34
B B B A B
Dari data (tabel 4.1) dapat diketahui bahwa nilai tertinggi untuk kategori (A) adalah 18 siswa dan kategori sedang (B) ada 39 siswa dan kategori (C) ada 0 siswa, untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: i
: Interval kelas
R
: Range (nilai maksimum dikurangi nilai minimum)
K
: Jumlah kelas (berdasarkan jumlah multiple choice)
i=
= 10,33 dibulatkan menjadi 10 Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
Keterangan : P
= Presentase perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total responden
=
a. Kategori skor tinggi (A)
= 31,58 %
=
b. Kategori skor sedang (B)
= 68,42 %
=
c. Kategori skor rendah (C)
=0%
Tabel 4.6 Interval dan Prosentase Semangat Belajar No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Nominasi
Keterangan
1
35 – 44
18
31,58 %
A
Tinggi
2
25 – 34
39
68,42 %
B
Sedang
3
15 – 24
0
0%
C
Rendah
57
100 %
JUMLAH
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nominasi antara 35 – 44 berarti semangat belajar siswa dikatakan tinggi (A) sebanyak 18 siswa atau 31,58 %. b.
Nominasi antara 25 – 34 berarti semangat belajar siswa dikatakan sedang (B) sebanyak 39 siswa atau 68,42 %.
Nominasi antara 15 – 24 berarti semangat belajar siswa
c.
dikatakan rendah (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah ketiga yaitu ” Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?”. B. Pengujian Hipotesis Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII dengan menggunakan rumus korelasi product moment, akan tetapi karena dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terbagi dalam dua kategori meliputi satu variabel bebas yaitu moving class (x) dan dua variabel terikat yaitu kedisiplinan (y1) dan semangat belajar (y2), penelitian dibagi menjadi dua kategori, yaitu : 1. Analisis dari hipotesis pengaruh sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo. Tabel 4.7 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
X 35 35 34 35 39 38 27 33 37 39 38 38 39
Y1 30 40 40 38 34 38 33 40 40 40 40 40 41
X2 1225 1225 1156 1225 1521 1444 729 1089 1369 1521 1444 1444 1521
Y12 900 1600 1600 1444 1156 1444 1089 1600 1600 1600 1600 1600 1681
XY1 1050 1400 1360 1330 1326 1444 891 1320 1480 1560 1520 1520 1599
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
36 37 37 36 33 35 34 34 30 31 31 42 34 32 38 39 38 29 32 34 37 38 40 40 41 39 40 38 42 36 37 39 43 39 38 41 35 36 33 32 35 26 27 23
36 38 36 40 39 39 37 38 37 35 36 43 38 39 38 37 39 23 38 37 37 38 38 38 36 44 39 39 43 36 36 38 41 40 36 44 37 36 37 35 36 36 34 39
1296 1369 1369 1296 1089 1225 1156 1156 900 961 961 1764 1156 1024 1444 1521 1444 841 1024 1156 1369 1444 1600 1600 1681 1521 1600 1444 1764 1296 1369 1521 1849 1521 1444 1681 1225 1296 1089 1024 1225 676 729 484
1296 1444 1296 1600 1521 1521 1369 1444 1369 1225 1296 1849 1444 1521 1444 1369 1521 529 1444 1369 1369 1444 1444 1444 1296 1936 1521 1521 1849 1296 1296 1444 1681 1600 1296 1936 1369 1296 1369 1225 1296 1296 1156 1521
1296 1406 1332 1440 1287 1365 1258 1292 1110 1085 1116 1806 1292 1248 1444 1443 1482 667 1216 1258 1369 1444 1520 1520 1476 1716 1560 1482 1806 1296 1332 1482 1763 1560 1368 1804 1295 1296 1221 1120 1260 930 918 858
TOTAL
2034
N
= 57
∑x
= 2034
∑y
= 2150
∑x2
= 73562
∑y²
= 81686
∑xy
= 77039
2150
73562
81686
77039
Dalam melakukan analisis tentang pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa, penulis menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Dari hasil di atas diperoleh kejelasan bahwa hasil koefisien pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII adalah rxy = 0,418.
2. Analisis dari hipotesis pengaruh sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo.
Tabel 4.8 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
X 35 35 34 35 39 38 27 33 37 39 38 38 39 36 37 37 36 33 35 34 34 30 31 31 42 34 32 38 39 38 29 32 34 37 38
Y2 26 31 39 35 33 37 30 30 36 35 35 34 38 32 31 32 34 32 31 33 37 31 30 32 42 32 34 33 37 33 27 35 33 32 33
X2 1225 1225 1156 1225 1521 1444 729 1089 1369 1521 1444 1444 1521 1296 1369 1369 1296 1089 1225 1156 1156 900 961 961 1764 1156 1024 1444 1521 1444 841 1024 1156 1369 1444
Y22 676 961 1521 1225 1089 1369 900 900 1296 1225 1225 1156 1444 1024 961 1024 1156 1024 961 1089 1369 961 900 1024 1764 1024 1156 1089 1369 1089 729 1225 1089 1024 1089
XY2 910 1085 1326 1225 1287 1406 810 990 1332 1365 1330 1292 1482 1152 1147 1184 1224 1056 1085 1258 1292 930 930 992 1764 1088 1088 1254 1443 1254 783 1120 1122 1184 1254
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 TOTAL
40 40 41 39 40 38 42 36 37 39 43 39 38 41 35 36 33 32 35 26 27 22 2033
N
= 57
∑x
= 2034
∑y
= 1912
∑x2
= 73562
∑y²
= 64658
∑xy
= 68614
30 32 30 37 33 40 33 33 32 33 39 35 35 40 33 33 32 32 32 34 35 34 1912
1600 1600 1681 1521 1600 1444 1764 1296 1369 1521 1849 1521 1444 1681 1225 1296 1089 1024 1225 676 729 529 73562
900 1024 900 1369 1089 1600 1089 1089 1024 1089 1521 1225 1225 1600 1089 1089 1024 1024 1024 1156 1225 1156 64658
1200 1280 1230 1443 1320 1520 1386 1188 1184 1287 1677 1365 1330 1640 1155 1188 1056 1024 1120 884 945 748 68614
Dalam melakukan analisis tentang pengaruh penerapan moving class terhadap semangat belajar siswa, penulis menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Dari hasil di atas diperoleh kejelasan bahwa hasil koefisien pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII adalah rxy = 0,539. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Setelah nilai rxy (r hitung) diperoleh yaitu sebesar 0,418 proses selanjutnya adalah membandingkan rxy (r
hitung)
signifikansi 1% diperoleh r
yang didapatkan dengan r tabel
tabel
dengan N = 57 pada taraf
sebesar 0,345. Angka 57 memang tidak tercantum
dalam tabel, tetapi angka tersebut mendekati 55, jadi nilai product momentnya mengikuti r product moment dengan jumlah responden 55.
Oleh karena rxy lebih besar dari r tabel baik pada taraf signifikansi 1% maka hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2013/2014”, dapat diterima baik dalam taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah yang ke empat yaitu “Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?”. 2. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar Siswa Kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Setelah nilai rxy (r hitung) diperoleh yaitu sebesar 0,539 proses selanjutnya adalah membandingkan rxy (r
hitung)
signifikansi 1% diperoleh r
yang didapatkan dengan r tabel
tabel
dengan N = 57 pada taraf
sebesar 0,345. Angka 57 memang tidak tercantum
dalam tabel, tetapi angka tersebut mendekati 55, jadi nilai product momentnya mengikuti r product moment dengan jumlah responden 55. Oleh karena rxy lebih besar dari r
tabel
baik pada taraf signifikansi 1% maka
hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013”, dapat diterima baik dalam taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan yang ke lima yaitu “Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?”.
Dari analisis pertama sampai dengan uji hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa a) Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. b) Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut : 1.
Penerapan sistem moving class bagi siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, tergolong pada kategori tepat dengan prosentase 66,67% sebanyak 38 responden, pada kategori kurang tepat dengan prosentase 31,58% sebanyak 18 responden, dan pada kategori tidak tepat dengan prosentase 1,75% sebanyak 1 responden.
2.
Kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, tergolong pada kategori tinggi 91,23% sebanyak 52 responden, pada kategori sedang 7,02% sebanyak 4 responden dan pada kategori rendah dengan prosentase 1,75% sebanyak 1 responden.
3.
Semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, tergolong pada kategori tinggi 31,58% sebanyak 18 responden, pada kategori sedang 68,42% sebanyak 39 responden dan pada kategori rendah dengan prosentase
0%
sebanyak 0 responden. 4.
Ada pengaruh yang signifikan pada sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dengan koefisiensi korelasi product moment dari hasil r
hitung
dikonsultasikan dengan r
tabel
tabel
Menunjukkan hasil r hitung 0,418
taraf signifikansi 1% diperoleh r 0,345 r tabel.
sebesar 0,418 sebesar 0,345.
5.
Ada pengaruh yang signifikan pada sistem moving class terhadap semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini terbukti dengan koefisiensi korelasi product moment dari hasil r
hitung
sebesar
0,539 dikonsultasikan dengan r tabel taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel sebesar 0,345. Menunjukkan hasil r hitung 0,539
0,345 r tabel.
B. Saran – saran Dengan melihat hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014. Maka penulis akan memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam sistem pembelajaran moving class tersebut hendaknya pihak sekolah maupun guru mata pelajaran selalu mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik terhadap siswa maupun teknis pelaksanaannya agar kelemahan yang ada dalam proses penerapan moving class dapat diatasi dengan baik. 2. Sekolah diharapkan untuk meningkatkan sosialisasi program system pembelajaran moving class kepada siswa. 3. Sekolah diharapkan mampu menyusun jadwal dengan baik, agar perpindahan kelas tidak terlalu jauh sehingga waktu pembelajaran dapat berjalan efektif. 4. Kedisiplinan dan kesiapan guru dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam sistem moving class, guru harus sudah hadir di kelas dan siap dengan perangkat pembelajaran sebelum siswa hadir. 5. Guru diharapkan untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran dengan berbagai metode agar siswa juga menjadi aktif dan kreatif serta termotivasi untuk belajar.
6. Siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan moving class, dalam hal ini berpindah ruang belajar. 7. Untuk menimbulkan korelasi yang signifikan untuk kedisiplinan dan semangat belajara siswa terhadap sistem pembelajaran moving class ini, guru dan siswa harus sama-sama aktif dan saling bekerjasama. C. Penutup Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha mencurahkan segala kemampuan, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan untuk menuju kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat disempurnakan dan diteruskan peneliti-peneliti selanjutnya khususnya untuk penerapan sistem moving class di sekolah-sekolah lainnya. Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pada umumnya bagi pembaca yang budiman. Akhirul kalam semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al Romawi, Muhammad Abu Basyir. Tanpa tahun. Kitab Akhlak: Alãla. Pesantren Lirboyo Kediri. Amari’a, Siti Umi Hani’. 2012. Pengaruh Keakraban Guru dengan Siswa terhadap Semangat Belajar Siswa Madrasah Aliyah Al-Ma’arif Saripan Jepara Tahun 2012. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Anton, M. Moeliono. 1993. Tata Bahasa Indonesia Baku Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2006. Prosedur Penetian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Peneltian Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press. Bernand. 1964. Bimbingan Orang Tua terhadap Anak. Bekasi: Pustaka Inti. Crow and Crow. 1990. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasan. Dani, K. 2002. Kamus Lengkap Bahasa. Surabaya: Penerbit Putra Harsa. Departemen Agama RI. 2013. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: PT Karya Toha Putra. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati & Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Belajar Moving Class. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan Nasional Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2010. Djamarah, Syaiful Bakri. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Drs. Sukarno. 2006. Strategi Belajar dengan Sistem Kelas Bergerak (Moving Class). Fathur, Rasyid. 2010. Cerdaskan Anakmu dengan Musik. Yogyakarta: Diva Press.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poerwadarminto. 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, Ngalim. 1986. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: CV Remadja karya. Rahman, Maman . 1999. Manajemen Kelas. Jakarta: P2GSD. Retnoningsih, Ana & Suharso. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux. Semarang: Widya Karya. Rusyan, Tabrani, Atang Kusnandar, & Zainal Arifin. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Karya CV. Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: rajawali press. Slameto.1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineke Cipta. Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sulastomo, Nunik Murdiati. 2010. Scrambled Egg is Delicious. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Sutisna, Oteng. 1983. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa. Syafrudin. 2005. Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia SMA PGRI Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Edukasi. No. 2. Hal 79 – 85. FIP. Universitas Negeri Makasar. Tu'u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar. Jakarta: Grasindo. Usman, Moh Uzer.1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyuningrum. 2000. Buku Ajar Manajemen Fasilitas pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY. Yusuf. 2003. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK. Al Hafizh, Mushlihin. 2012. Model Pembelajaran Moving Class (Online), (http ://www.referensimakalah.com/2012/11/model-pembelajaran-moving class.html), diakses 14-09-2013 jam 21:36. Bandono. 2009. SMA Negeri 7 Yogyakarta. Mencoba Terapkan Moving Class. http://www.movingclass.com. Diakses tanggal 14-09-2013 jam 21:42. Hadi, Anim. 2009. Mengapa Harus Menggunakan Moving Class. (http://animhadi.wordpress .com). Diakses tanggal 8-7-2013 jam 21:08. http://esdikimia.wordpress.Com/ssn/panduan-moving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam 4:49. http://mantemannehemiasaril.blogspot.com/2011/11/tujuanmovingclass.html diakses tanggal 16-09-2013 jam 13.36. http://udugudug.wordpress.com/2012/02/05/strategi-belajar-denganmoving-class/ tanggal 9-7-2013 jam 14:39.
diakses
http://wiyarsih.staff. ugm.ac.id/wp/?p=9 diakses tanggal 15-09-2013 jam 14:37. Preslysia, Ronny. 2007. Moving Class Di Sekolah Berstandar Global. (http://isrona.wordpress.com/2007/04/03/moving-class-di-sekolah-berstandarglobal/) di akses tanggal 8-7-2013 jam 21:03. Suparji. 2012. Korelasi antara Implementasi Moving Class dengan Motivasi Belajar Siswa. http://lppmp.uny.ac.id/sites/lppmp.uny.ac.id/files/3Suparjii .pdf. diakses tanggal 4-12014 jam 11:31.
A. Biodata Responden: Nama : Kelas :
Angket Moving Class B. Petunjuk pengisian 1. Bacalah setiap daftar pernyataan dengan teliti. 2. Beri tanda contreng (X ) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling tepat dan sesuai dengan kondisi yang ada. 3. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur karena tidak berpengaruh terhadap nilai apapun. 4. Kumpulkan kembali angket tersebut.
Selamat mengerjakan................ 1. Ketika pihak sekolah menciptakan sistem pembelajaran yang baru (moving class), apakah sistem ini menjadikan anda lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran? a. ya, setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 2. Apakah sistem moving class memberikan rasa nyaman saat proses pembelajaran? a. ya, nyaman b. kurang nyaman c. tidak nyaman 3. Dengan diterapkannya moving class, kelas menjadi lebih teratur dan anda bisa lebih fokus untuk mengikuti proses pembelajaran. Apakah anda setuju dengan pendapat tersebut? a. ya, setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 4. Apakah moving class menjadikan anda lebih mandiri dan mampu menghargai waktu? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Apakah moving class menjadikan anda lebih aktif dan mampu dalam menyelesaikan tugas dari guru? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 6. Apabila ada seorang teman mengajak belajar bersama, apakah anda akan menerimanya dengan senang hati? a. ya b. kadang-kadang c. tidak senang 7. Ketika guru memberikan tugas kelompok, apakah anda akan menyelesaikannya dengan bekerja sama satu kelompok? a. ya, kita akan membagi tugas dan saling membantu b. saya akan mengerjakannya sendiri karena saya kurang yakin dengan kemampuan teman saya. c. saya akan menyerahkan tugas tersebut kepada teman yang paling pintar di kelompok. 8. Dengan moving class, anda memiliki waktu bergerak setiap perpindahan kelas, apakah hal ini mampu mengurangi kejenuhan anda? a. ya b. kadang-kadang c. tidak 9. Apakah moving class dapat memotivasi anda untuk belajar lebih giat lagi? a. ya b. kadang-kadang c. tidak 10. Dengan moving class, kelas didesain lebih menarik dan menyenangkan jadi tidak membosankan. Apakah anda setuju dengan pernyataan tersebut? a. ya, setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 11. Apakah moving class menjadikan suasana kelas lebih menyenangkan? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 12. Apakah guru anda selalu memaparkan materi dengan baik dan jelas? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 13. Apakah guru anda menggunakan media/sarana belajar untuk mendukung materi yang diajarkan? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 14. Apakah moving class mempermudah anda dalam memahami pelajaran? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah
15. Apakah moving class mampu meningkatkan prestasi belajar anda? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah
Angket Kedisiplinan Siswa
1. Apakah anda selalu memakai seragam sekolah dengan tepat, sesuai jadwal yang telah ditentukan? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 2. Apakah anda sudah memakai atribut seragam sekolah dengan lengkap? a. ya, sudah b. belum c. tidak memakai sama sekali 3. Apakah anda selalu datang ke sekolah tepat waktu? (tidak pernah terlambat) a. ya, selalu b. kadang-kadang c. selalu terlambat 4. Ketika tidak bisa mengikuti pelajaran, apakah anda selalu meminta izin kepada guru? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 5. Ketika guru memberikan tugas, apakah anda mengerjakannya dengan senang hati? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 6. Apakah anda selalu memperhatikan dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 7. Ketika ada pelajaran yang belum paham, apakah anda akan menanyakannya kepada guru? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 8. Ketika guru memberikan tugas, apakah anda mengerjakannya tepat waktu? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 9. Apakah anda pernah menyontek saat ulangan? a. tidak pernah b. kadang-kadang
c. sering
10. Ketika ada tugas dari guru dan anda berhalangan masuk, apakah anda akan menanyakannya dengan teman anda? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 11. Apakah anda memanfaatkan fasilitas belajar dengan baik? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 12. Apakah anda menjaga dan merawat fasilitas belajar dengan baik? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 13. Apakah anda menggunakan fasilitas belajar dengan baik dan tidak menyalahgunakannya ke hal-hal yang kurang baik? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 14. Apakah anda pernah membolos saat pelajaran berlangsung? a. tidak pernah b. kadang-kadang c. sering 15. Apakah anda pernah makan di kelas saat pelajaran berlangsung? a. tidak pernah b. kadang-kadang c. sering
Angket Semangat Belajar Siswa
1. Apakah anda selalu memperhatikan pelajaran yang dijelaskan oleh guru? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 2. Apakah anda meminjam buku di perpustakaan untuk menambah pengetahuan menguasai materi? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 3. Ketika menghadapi guru di kelas, apakah anda merasa senang? a. ya b. kadang-kadang c. tidak senang 4. Apakah perasaan kalian merasa kecewa apabila guru yang akan mengajar di kelas kalian berhalangan hadir atau tidak masuk? a. ya, sangat kecewa b. Sedikit kecewa c. senang sekali 5. Apakah anda merasa senang mengerjakan tugas yang diberikan guru? a. ya b. kurang senang c. tidak
6. Apakah anda selalu bertanya kepada guru ketika ada materi yang belum jelas? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 7. Apakah anda selalu berkonsentrasi ketika guru menjelaskan materi? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 8. Saat selesai mengerjakan tugas dari guru, dan masih ada waktu luang apakah kalian selalu mengoreksi kembali? a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 9. Apakah anda membaca materi sebelum pembelajaran dimulai? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 10. Apakah anda belajar secara teratur tidak hanya ketika akan ulangan saja? a. ya b. kadang-kadang c. tidak pernah 11. Apakah anda selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 12. Apakah anda selalu mengerjakan ulangan dengan sungguh-sungguh dan tidak menyontek? a. ya, selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 13. Apakah anda pernah tidur di kelas saat pembelajaran berlangsung? a. tidak pernah b. kadang-kadang c. sering 14. Apakah anda pernah membolos saat proses pembelajaran berlangsung? a. tidak pernah b. kadang-kadang c. sering 15. Apakah anda sibuk bermain sendiri atau mengajak teman berbicara saat pembelajaran berlangsung? a. tidak pernah b. kadang-kadang c. sering
#Terima kasih atas kerjasamanya, semoga bermanfaat bagi kita semua#
Pedoman Observasi 1 PEDOMAN OBSERVASI Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan pertama adalah mengamati kondisi secara umum SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, meliputi: A. Tujuan : Untuk mengetahui kondisi secara umum keadaan SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. B. Aspek yang diamati : 1. Waktu pengamatan : selasa, 2 juli 2013 2. Alamat sekolah : Jl. KH. Asy’ari No. 29 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tangah 56351 Telp. (0286) 3326374 3. Jumlah siswa kelas XII : 230 4. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas : menggunakan sistem moving class 5. Keadaan lingkungan sekolah : a. Batas-batas SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo adalah : 1) Sebelah barat berbatasan dengan SMP Takhassus Al Qur’an 2) Sebelah utara berbatasan dengan sungai dan sawah 3) Sebelah timur berbatasan dengan sawah dan bukit 4) Sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan b. Kondisi lingkungan sekolah : Dilihat dari letak geografisnya SMA Takhassus Al Qur’an sangat strategis. Wilayahnya sangat mudah dijangkau, lokasinya sepi dan nyaman karena berdekatan dengan alam dan letaknya jauh dari jalan utama (jalan raya). Sehingga mendukung untuk melaksanakan proses belajara mengajar. 6. Kesan umum : SMA Takhassus Al Qur’an merupakan sekolah yang sangat strategis dan mempunyai fasilitas yang cukup baik seperti adanya LCD di setiap kelas
khususnya di gedung yang baru di bangun. Hubungan guru dan siswa serta masyarakat sekitar cukup baik karena walaupun di kelilingi oleh perumahan penduduk, tetapi masyarakat sekitar dapat menghargai keberadaan sekolah dengan tidak membuat kebisingan atau keributan. Catatan : Pedoman Observasi ini diisi oleh peneliti pada saat mengamati SMA Takhassus Al Qur’an dengan tujuan mengetahui secara langsung keadaan sekolah dan bagaimana proses belajar mengajar di sana.
Pedoman Observasi 2 PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan kedua adalah mengamati pross belajar mengajar di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo terkait penerapan sistem moving class, meliputi: A. Tujuan :
Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. B. Aspek yang diamati : 1. Waktu pengamatan : Rabu, 30 Oktober 2013 2. Alamat sekolah : Jl. KH. Asy’ari No. 29 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tangah 56351 Telp. (0286) 3326374 Berilah tanda ( √ ) pada kolom Ya atau Tidak, sesuai hasil pengamatan anda tentang Penerapan Sistem Moving Class siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013! No Indikator Sistem Moving Class 1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Fasilitas belajar (kelas laboratorium, perpustakaan, ruang multimedia, alat peraga) lengkap. Sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar sudah disediakan di ruang mata pelajaran sesuai karakter mata pelajaran. Denah ruang kelas ditempel di mading sekolah, memudahkan siswa mencari ruang kelas. Setiap pergantian pelajaran berlangsung, siswa terlihat antusias untuk menuju ke kelas selanjutnya. Siswa masuk kelas tepat waktu (jeda waktu perpindahan kelas 5-8 menit). Guru selalu menyiapkan bahan ajar dan menyampaikan pelajaran dengan baik. Guru selalu mengisi daftar hadir siswa. Guru kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Siswa aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif dalam belajar terutama dalam kegiatan team teaching (kelompok belajar). Guru dan siswa mampu bekerja sama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar tidak hanya di dalam kelas, tapi di luar kelas. Mengutamakan pembelajaran praktek dari pada teori. Kualitas proses pembelajaran setiap tahun selalu
Hasil Pengamatan Ya Tidak
15 16 17 18
meningkat (dilihat dari prosesntase kelulusan). Moving class menjadikan siswa lebih disiplin dalam membagi waktu. Moving class meningkatkan disiplin siswa dan guru. Moving class mengoptimalkan pemanfaatan sarana/prasarana penunjang belajar. Moving class meningkatkan semangat belajar.
Catatan: pedoman observasi ini diisi oleh peneliti dan diisi pada saat melakukan penyebaran angket di kelas XII dengan tujuan mengetahui secara langsung bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo.
Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA
A. Tujuan : Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun 2013. B. Pertanyaan Panduan : a. Identitas Diri 1) Nama : Lukmanul Hakim 2) Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 3) Alamat : Jl. KH. Asy’ari No. 29 Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo 4) Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan Agama Islam
b. Pertanyaan penelitian 1) Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo? Proses belajar mengajarnya dengan kelas yang berpindah-pindah sesuai dengan mata pelajaran yag diambil, misalnya kelas bahasa indonesia, kelas biologi, kelas sosiologi. Jadi kelas menjadi laboratorium bagi para siswa karena di dalam kelas telah dilengkapi sarana prasarana untuk mendukung satuan pelajaran. 2) Bagaimana respon para siswa mengenai penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo? Sebagian besar dari mereka tertarik dengan sistem moving class hal ini bisa dilihat melalui proses belajar mengajar mereka ikuti dengan semangat. 3) Apakah ada perubahan dari siswa dalam proses belajar terkait penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo? Lebih bersemangat dalam belajar karen ada jeda untuk menjernihkan pikiran kembali dengan cara berpindah kelas, dan dengan waktu yang cukup menjadikan siswa untuk benar-benar bisa memanfaatkan waktu dengan baik. 4) Bagaimana faktor penghambat dalam penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo? Hambatannya untuk para siswa cepat capek karena harus mencari kelas yang akan dimasuki, dan terbatasnya gedung pembelajaran, tapi sekarang sudah mulai disusun untuk mengatur penpindahan kelas yang lebih dekat dengan kelas yang akan didatangi selanjutnya, dan juga mulai pembangunan untuk menambah kelas baru.
STRUKTUR ORGANISASI SMA TAKHASSUS AL QUR’AN WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
Taraf Signif N
Taraf Signif N
5%
1%
3
0.997
0.999
4
0.950
5
Taraf Signif N
5%
1%
5%
1%
27
0.381
0.487
55
0.266
0.345
0.990
28
0.374
0.478
60
0.254
0.330
0.878
0.959
29
0.367
0.470
65
0.244
0.317
6
0.811
0.917
30
0.361
0.463
70
0.235
0.306
7
0.754
0.874
31
0.355
0.456
75
0.227
0.296
8
0.707
0.834
32
0.349
0.449
80
0.220
0.286
9
0.666
0.798
33
0.344
0.442
85
0.213
0.278
10
0.632
0.765
34
0.339
0.436
90
0.207
0.270
11
0.602
0.735
35
0.334
0.430
95
0.202
0.263
12
0.576
0.708
36
0.329
0.424
100
0.195
0.256
13
0.553
0.684
37
0.325
0.418
125
0.176
0.230
14
0.532
0.661
38
0.320
0.413
150
0.159
0.210
15
0.514
0.641
39
0.316
0.408
175
0.148
0.194
16
0.497
0.623
40
0.312
0.403
200
0.138
0.181
17
0.482
0.606
41
0.308
0.398
300
0.113
0.148
18
0.468
0.590
42
0.304
0.393
400
0.098
0.128
19
0.456
0.575
43
0.301
0.389
500
0.088
0.115
20
0.444
0.561
44
0.297
0.384
600
0.080
0.105
21
0.433
0.549
45
0.294
0.380
700
0.074
0.097
22
0.423
0.537
46
0.291
0.376
800
0.070
0.091
23
0.413
0.526
47
0.288
0.372
900
0.065
0.086
24
0.404
0.515
48
0.284
0.368
1000
0.062
0.081
25
0.396
0.505
49
0.281
0.364
26
0.388
0.496
50
0.279
0.361
DAFTAR NILAI SKK Nama : Lailia Maftukhah
Jurusan/progdi : Tarbiah / PAI
NIM
Dosen PA
NO. 1. 2.
3. 4. 5. 6.
7. 8.
9. 10.
11.
12.
13
: 11109012 NAMA KEGIATAN Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) 2009 STAIN Salatiga. Sertifikat “Pelatihan Emotional Spiritual Intelligence Quotient (ESIQ) Mahasiswa Baru STAIN Salatiga”. Kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru oleh PMII. Surat Keterangan “Praktikum Baca Tulis Al Qur’an (BTA)”. DMS II “Muslimah Sejati, Tetap Gaul Tapi Syar’i”. Sertifikat “Pelatihan Mengatasi Kecemasan Tampil di Depan Umum” Surat Keterangan “Praktikum Etika Profesi Keguruan”. Seminar Regional “Peran Lembaga Publik Sebagai Alat Kontrol Pemerintahan Demi Terciptanya Good Governance”. Sertifikat “Praktikum Kepramukaan”. Surat Keterangan “Praktikum Metodologi Pendidikan Agama Islam” Surat Keterangan “ Praktikum Mata Kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam”. Bedah Novel “Bumi Cinta Bersama Ust.Habiburrahman El Shirazy,LC”. Sertifikat Seminar Nasional Pendidikan “Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam
: Dr. H. M. Zulfa., M. Ag.
TANGGAL PELAKSANAAN 18 – 20 Agustus 2009
JABATAN
NILAI
PESERTA
3
21 Agustus 2009
PESERTA
3
12 Mei 2010
PESERTA
2
2 November 2010
PESERTA
2
1 Desember 2012
PESERTA
2
9 Juni 2012
PESERTA
3
25 November 2010
PESERTA
3
22 Maret 2010
PESERTA
4
22 Juli 2011
PESERTA
3
23 September 2011
PESERTA
3
Sabtu, 11 Februari 2012
PESERTA
3
30 Januari 2011
PESERTA
2
20 Juni 2011
PESERTA
6
14.
15.
16.
17.
18. 19. 20.
21.
Kurikulum Pendidikan Nasional”. Sosialisasi & Silaturahmi Nasional 30 September 2013 “Peran Pemerintah dalam Pengawasan LKM”. Sertifikat Seminar Nasional 08 Juli 2013 “Mengawal Pengendalian BBM Bersubsidi, Kebijakan BLSM Yang Tepat Sasaran” Tabligh Akbar bertajuk “Tafsir 1 Desember 2012 Tematik dalam Upaya Menjawab Persoalan Israel dan Palestina”. Seminar Kebangsaan 2 Desember 2009 “Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa dalam Pembangunan”. Festival Bahasa Internasional CEC 20 April 2010 dan ITTAQO User Education oleh UPT 25 – 29 Agustus 2009 Perpustakaan STAIN Salatiga. Musabaqoh Tilawatil Qur’an II 24 Mei 2010 Jami’atul Qurro’ Walhuffadz (JQH). Seminar Regional “Peran Kamis, 3 Mei 2012 Mahasiswa Dalam Mengawal BLSM (BLT) Tepat Sasaran”. Jumlah
PESERTA
6
PESERTA
6
PESERTA
3
PESERTA
3
PESERTA
6
PESERTA
3
PESERTA
3
PESERTA
4
73
Salatiga, 04 November 2013 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP 19750211 200003 1 001
DAFTAR NILAI SKK Nama : Retna Wahyu Kinasih NIM
: 11109001 Jurusan/progdi : Tarbiah / PAI Dosen PA
: Dr. H. M. Zulfa, M. Ag.
NO.
NAMA KEGIATAN
1.
Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) 2009 Pelatihan Emotional Spiritual Intelligence Quotient (ESIQ) User Education UPT (Perpustakaan) Masa Taaruf dan buka bersama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sarasehab Keagamaan “Optimalisasi Peran Badan Amil Zakat (BAZ) dalam Pengelolaan Zakat Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan Pra DM KAMMI Komisariat Salatiga Seminar Kebangsaan “Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa dalam Pembangunan Menuju Kejayaan Indonesia di Pentas Global” Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa II Jamiyyatul Qurro’ Walhuffadz (JQH) Pratikum Baca Tulis Al Qur’an (BTA) Praktikum Kepramukaan Praktikum Etika Profesi keguruan Pratikum Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pratikum Metodologi Pendidikan Agama Islam Seminar Keseharan Wanita Bersama “AVAIL (Always Very Active In Life) Salatiga Seminar Dema “Pilwakot yang Ideal untuk Masa Depan yang Lebih Baik” Grand Launching dan Diskusi Publik “Peran Generasi Muda Terhadap Fenomena HIV/AIDS di Salatiga Seminar Nasional Pelantikan
2. 3. 4.
5.
6. 7.
8.
9. 10. 11. 12. 13 14.
15. 16.
17.
119
TANGGAL PELAKSANAAN 18 – 20 Agustus 2009
JABATAN
NILAI
PESERTA
3
21 Agustus 2009
PESERTA
3
25-29 Agustus 2009 11 September 2009
PESERTA PESERTA
3 2
14 September 2009
PESERTA
3
7 September 2009 2 Desember 2009
PESERTA PESERTA
2 3
24 Mei 2010
PESERTA
3
2 November 2010
PESERTA
2
22-27 Juli 2011 25 November 2010 13 Maret 2012
PESERTA PESERTA PESERTA
3 3 3
23September 2011
PESERTA
3
14 September 2012
PESERTA
3
27 Januari 2011
PESERTA
3
12 Juli 2012
PESERTA
3
23 Februari 2013
PESERTA
6
18.
Pengurus HMI “Kepemimpinan dan Masa Depan Bangsa” Sosialisasi dan Silaturahmi Nasional 30 September 2013 “Sosialisasi UU No. 1 Th 2013 Peran Serta OJK” “Peran Pemerintah dalam Pengawasan LKM (Lembaga Keuangan Mikro)” HMJ Jumlah
PESERTA
Salatiga, 04 November 2013 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP 19750211 200003 1 001
6
57
Foto-foto SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo Tahun Pelajaran 2013
Halaman utama SMA Takhassus Al Qur’an
Praktik Bahasa di Lab Bahasa
Belajar Bersama di Perpustakaan
Belajar Ekonomi di Kampus Akademi Akuntasi YKPN
Ekstrakulikuler Pramuka
Pembelajaran Aktif dengan Gallery Walk
Ekstrakulikuler Perisai Diri
Praktek kimia (fermentasi buah carica dijadikan manisan)
Kunjungan Industri Kerajinan Gerabah
Upacara Bendera Setiap Hari Senin
Pemilihan Ketua OSIS
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Berqurban Setiap Hari Raya Qurban
Halaman Kedua SMA Takhassus Al Qur’an
Taman SMA Takhassus Al Qur’an
Masjid SMA Takhassus Al Qur’an
Depan Ruang Kelas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya : Nama
: Lailia Maftukhah
Tempat Tanggal Lahir
: November, 28 September 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Dsn. Gading 03/02, Kec. Tuntang, Kab. Semarang
Jenjang pendidikan
: 1. MI Ma’arif Tuntang , lulus tahun 2003 2. SMP Takhassus Al Qur’an Wonosobo, lulus tahun 2006 3. SMA Takhassus Al Qur’an Wonosobo, lulus tahun 2009
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, 5 November 2013 Penulis
Lailia Maftukhah