Pengaruh Peer Group Support Terhadap Kualitas Hidup pada Anak dengan Leukemia yang menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi Satria Bima Putra 1), Happy Indri Hapsari 2), Innez Karunia Mustikarani 3) 1)
Mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2,3)
Dosen Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK
Semakin meningkatnya angka kejadian leukemia pada anak usia 8-12 tahun, membuat anak harus menjalani beragam terapi untuk proses penyembuhan dan salah satunya adalah kemoterapi. Jika anak tidak mendapatkan kemoterapi yang adekuat akan mempengaruhi kualitas hidup. Selain kemoterapi dukungan teman sebaya juga dapat mempengaruhi psikis anak dan juga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peer group support terhadap kualitas hidup anak penderita leukemia yang mejalani kemoterapi. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif quasi experiment dengan rancangan non randomized control group pretest dan posttest. Pemilihan sampel dengan menggunakan non probability sampling dengan metode consecutive sampling, instrumen yang diguanakan adalah kuesioner PedsQL diberikan kepada 36 pasien anak di bangsal Melati II RSUD Dr Moewardi Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan reratasebelum diberikan intervensi pada kelompok kontrol sebesar 35,6 dan kelompok perlakuan sebesar 34. Setelah diberikan intervensi pada kelompok kontrol menjadi 30,11 dan kelompok perlakuan 22,4.Kesimpulan bahwa ada perbedaanrerata kualitas hidup kelompok perilaku dan kelompok kontrol pada penderita leukemia yang menjalani kemoterapi di bangsal Melati II RSUD Dr Moewardi Surakarta yang ditunjukkan dengan nilai p value 0,000 < 0,005. Kata Kunci: Leukemia, Kemoterapi, Kualitas Hidup, Dukungan Teman Sebaya Daftar Pustaka: 18 (2007 – 2011)
meninggal pada sepuluh tahun
A. PENDAHULUAN Penyakit
kronik
dan
kedepan bila tidak dilakukan
hospitalisasi sering kali menjadi
intervensi
masalah pertama yang harus
Penyakit kanker diperkirakan
dihadapi oleh anak. Anak sangat
sekitar
rentan terhadap dampak dari
menyerang
hospitalisasi yang terjadi karena
menyumbangkan 10% kematian
stres
dari
pada anak-anak. Di Indonesia,
keadaan sehat biasa dan rutinitas
ditemukan rerata sekitar 4.000
lingkungan, serta sebagian anak
pasien kanker anak yang baru
memiliki
koping
setiap tahunnya dan penyebab
yang terbatas dalam penanganan
kanker pada anak-anak belum
stressor. Stressor utama yang
diketahui dengan pasti.
akibat
perubahan
mekanisme
dihadapi utama oleh anak adalah
yang
2%
Pasien
memadai.
hingga anak.
Hal
Leukemia
4% ini
yang
perpisahan, kehilangan kendali,
menjalani program kemoterapi
cidera tubuh, dan nyeri (Wong,
dapat
2009).
masalah baik secara fisik maupun
mengalami
berbagai
Kanker merupakan salah satu
psikis.Secara klinis kemoterapi
penyakit pembunuh terbesar di
dikatakan adekuat bila keadaan
dunia. Kasus kanker di dunia
umum pasien dalam keadaan
tidak hanya menyerang orang
baik, mearasa nyaman, tidak ada
dewasa,
keluahan berarti dan kualitas
tetapi
juga
anak–
anakpun berisiko terkena kanker
hidup
(Yudhasmara,
sehingga
2009).
Kementrian
Kesehatan
pasien
semakin
baik,
pasien
tidak
jika
memperolah kemoterapi secara
(Kemenkes) pada tahun 2013
adekuat
menjelaskan bahwa penderita
mempengaruhi kualitas hidup.
kanker
2020
Selain dengan kemoterapi yang
meningkat
adekuat, dukungan keluarga juga
pada
jumlahnya
tahun
akan
akan
berakibat
hampir 20 juta penderita, 8,4
dapat
meningkatkan
juta orang diantaranya akan
hidup
pasien
kanker
kualitas yang
menjalani kemoterapi di rumah
kemoterapi di rumah sakit dr
sakit untuk mencapai derajat
Moewardi?”
kesehatan serta kualitas hidup yang
lebih
baik
(Diananda,
Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah ada pengaruh peer group support
2007). Di
samping
dukungan
terhadap kualitas hidup anak
keluarga, dukungan antar teman
yang
sebaya juga dapat memberikan
kemoterapi
kontribusi
Umum Daerah Dr. Moewardi.
untuk
kesembuhan
anak saat menjalani kemoterapi. Dukungan
pada
anak
dapat
sedang
menjalani
di
Rumah
Manfaat penelitian
Sakit
dilakukannya ini
Peneliti
dapat
memberikan hubungan yang kuat
mengetahui apakah peer group
dengan kondisi kesehatan anak.
support
Hubungan dengan orang lain
terhadap kualitas hidup anak
dapat
dengan leukemia yang sedang
mengubah
individu
terhadap
sehingga
dapat
kemungkinan
pandangan kejadian
memiliki
pengaruh
menjalani kemoterapi.
menurunkan
terjadinya
stres
B. METODOLOGI
(Orford, 1992; Sarafino, 2006).
Penelitian ini dilakukan mulai
Hubungan dengan teman sebaya
tanggal 5 Juli – 7 Agustus 2016.
pada anak usia sekolah dan
Bertempat di Bangsal Melati II
remaja yang dirawat merupakan
RSUD Dr. Moewardi.
salah satu kebutuhan psikosial
Berdasarkan latar belakang rumusan
“Bagaimana
pengaruh
penelitian
ini
merupakan penelitian kuantitatif,
anak (Hart & Rollins, 2011).
diambil
Jenis
desain penelitian menggunakan
masalah
metode eksperimen semu (quasi
peer
experiment) dengan rancangan
group support terhadap kualitas
Group
hidup anak penderita leukemia
Design with Equivalent Control
yang
Group (Notoadmodjo, 2010).
sedang
menjalani
Pretest
and
Posttest
Jumlah pasien anak dengan
analisa variabel karakterisstik
leukemia yang ada di RSUD Dr.
responden yang meliputi umur,
Moewardi berjumlah 147 orang.
tingkat pendidikan dan jenis
Populasi dalam penelitian ini
kelamin. Analisis bivariat adalah
adalah
analisis yang dilakukan untuk
pasien
leukemia
anak
yang
dengan menjalani
mengetahui
keterkaitan
dua
kemoterapi yang berusia 8-12
variabel. Analisa ini digunakan
tahun yang berjumlah 40 orang,
untuk menguji pengaruh peer
serta
gangguan
group support terhadap kualitas
kualitas hidup di bangsal melati
hidup anak dengan leukimia
II di RSUD Dr. Moewardi.
yang
Teknik pengambilan sampling
kemoterapi
adalah non probability sampling
menggunakan uji dependent T-
dengan
Test. (Dahlan, 2012).
mengalami
metode
conseccutive
sedang
menjalani dengan
sampling(Dharma, 2011). Sampel
yang
diambil
menggunakan
rumus
penghitungan sampel, sehingga
C. HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS UNIVARIAT 1. Karakteristik
Usia
dari 40 orang pasien di Bangsal
Responden
Melati
Tabel 4.1. Karakteristik Usia Responden di Bangsal Melati II (n = 36)
II
yang
memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi hanya
36
diambil
responden untuk
yang
dilakukan
penelitian. 18 responden untuk kelompok
kontrol
dan
18
responden
untuk
kelompok
perlakuan. Analisis data pada penelitian ini meliputi analisis univariat
Berdasarkan tabel 4.1. dapat
dan bivariat. Analisa univariat
diketahui bahwa sebagian besar
pada penelitian ini berisi tentang
usia responden berada pada usia
8 tahun (38,9%) dan paling
yang mempengaruhinya yaitu
sedikit pada usia 12 tahun
umur pasien (WHO, 2004).
(8,3%).
Usia
adalah
umur
individu yang terhitung saat lahir sampai berulang tahun.
2. Karakteristik
Pendidikan Responden Tabel 4.2. karakteristik tingkat pendidikan di Bangsal Melati II (n = 36)
Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan
kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam
berfikir
dan
Tingkat
bekerja
(Wawan & Dewi, 2011). Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian
Wijayanti
(2012)
menunjukkan
bahwa
pada anak usia sekolah dan lebih
Berdasarkan tabel 4.2. dapat
banyak memiliki dukungan peer
diketahui bahwa sebagian besar
group dalam kategori cukup
tingkat pendidikan anak adalah
yaitu sebanyak 51 orang (51%).
SD (97,2%) dan SMP (2,8%).
Artinya terapi dan usia anak juga
Dalam hal ini usia dan tingkat
menentukan pada kualitas hidup
pendidikan memegang peranan
pasien karena pada usia sekolah
penting bagi seseorang untuk
anak yang menderita leukimia
mengembangkan
cenderung
dirinya
remaja
yang
dirawat
memiliki
interaksi
prespektif
(Rizkiana
dan
Retnaningsih, 2010).
yang kurang. Selain itu rentan umur 8-12
Selain itu kualitas hidup
tahun merupakan katagori anak
pasien kemoterapi salah satu
yang mempunyai resiko lebih
faktor yang mempengaruhinya
tinggi
yaitu
terkena
leukemia.
pendidikan
Terlebih kualitas hidup pasien
(WHOQoL,
kemoterapi salah satu faktor
tersebut
2004).
menjelaskan
pasien Kondisi bahwa
penderita leukimia lebih banyak
pada anak sekolah dasar. Tentu
Berdasarkan
dengan
atau
Surveilannce Epidemilogy And
masih berkolah pada Sekolah
End Result (SEER) di Amerika
Dasar akan sangat berpengaruh
Serikat tahun 2009, kejadian
pada kualitas hidup anak.
leukemia lebih besar laki-laki
berpendidikan
Dalam kondisi ini pula, anak yang berpendidikan SD lebih mudah
menerima
apa
daripada
laporan
perempuan
dari
dengan
perbandiang 57,22%:42,77%.
yang
Hal ini secara umum sesuai
disampaikan
oleh
peneliti
dengan WHOQoL (2004) yang
tentang
group
support
menyatakan
peer
bahwa
kualitas
sehingga taraf kualitas hidup
hidup pasien kemoterapi salah
anak dapat meningkat.
satu
faktor
yang
mempengaruhinya yaitu jenis 3. Karakteristik Jenis Kelamin
kelamin pasien. Pada data yang
Responden
sudah
dilakukan
peneliti,
Tabel 4.3. Karakteristik jenis kelamin di Bangsal Melati II (n = 36)
didapatkan hasil bahwa jenis kelain perempuan lebih banyak daripada
laki-laki.
Hal
ini
berbeda dengan teori yang sudah ada sebelumnya. Dalam hal ini belum diketahui secara pasti, mengapa perempuan
jenis lebih
kelamin banyak
daripada laki-laki. Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa jenis kelamin paling tinggi adalah perempuan (61,1%) dan laki-laki (38,9%). Insiden rate untuk seluruh jenis leukemia lebih tinggi laki-laki daripada
perempuan.
4. Gambaran
kualitas
hidup
sebelum dan sesudah Tabel 4.4. Kelompok perlakuan
Support. Dukungan peer group merupakan salah satu sumber dukungan sosial yang natural berasal Tabel 4.5. Kelompok Kontrol
dari
interkasi
yang
spontan (Kunjoro, 2002). Dukungan
teman
sebaya
merupakan pemberian informasi, bantuan,
atau
materi
yang
didapat dari teman sebaya yang Kualitas hidup sehat pada
akrab. Dukungan teman sebaya
penderita leukimia di bangsal
membuat
melati II RSUD Dr. Moewardi
diperhatikan, dihargai, dicintai,
berdasarkan
kelompok
dibantu, didorong, dan diterima
perlakuan sebelum pemberian
ketika dalam kesulitan (Sarafino,
intervesi peer group support
2006).
memiliki nilai mean sebesar 34
anak
Setelah
merasa
intervensi
peer
dengan nilai sebesar 38 dan
group support diberikan pada
didapatkan
deviasi
penderita leukimia di bangsal
sebesar 2,85. Sedangkan pada
melati II RSUD Dr. Moewardi
kelompok
dapat
standart
kontrol
sebelum
dilihat
hasilnya
pada
diberikan intervensi mempunyai
kelompok perlakuan yaitu nilai
nilai mean sebesar 35 dengan
mean sebesar 22, nilai mimum
nilai sebesar 38 dan standart
sebesar 20 dan nilai maksimum
deviasi sebesar 2,7.
sebesar 25. Terlihat jelas adanya
Kondisi bahwa
ini
baik
menjelaskan
pada
kelompok
peningkatan pasien
kualitas
leukimia,
hidup
hal
ini
perilaku dan kontrol masing-
menunjukkkan bahwa intervensi
masing
memiliki
yang
melalui
cukup
tinggi.
ada
cukup
intervensi
nilai Artinya
sangat
diperlukan,
terutama intervensi Peer Group
peer
group
ampuh
support dalam
menanggulangi masalah kualitas hidup anak leukemia.
Pada kelompok kontrol juga mengalami penigkatan kualitas hidup dengan nilai mean sebesar 30,1, nilai mimum sebesar 28 dan nilai maksimum sebesar 32. Jika
dibandingkan
dengan
kelompok perilaku perbedaan keduanya sangat jauh, seperti halnya
nilai
kelompok sampai
mean
perilaku
11,
pada berubah
sedangkan
pada
Berdasarkan
hasil
menunjukkan
analisis
bahwa
pada
kelompok kontrol ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada penderita leukemia yang
menjalani
bangsal
melati
kemoterapi II
RSUD
di Dr.
Moewardi Surakarta. Adapun pada
kelompok kontrol hanya berkisar
kelompok
kontrol
5. Hal ini tidak lepas dari tujuan
menunjukkan
ada
pemberian peer group support
sebelum dan sesudah meski tidak
yaitu bahwa hubungan teman
diberikan perlakuan pada penderita
sebaya
leukemia
dapat
mengurangi
perasaan isolasi pada anak dan melindungi
individu
dari
kejadian yang penuh stres.
yang
juga perbedaan
menjalani
kemoterapi di bangsal melati II RSUD Dr. Moewardi dengan nilai p value 0,000 < 0,005. Hal ini dikarenakan
terdapat
beberapa
faktor yang mempengaruhi kualitas
ANALISIS BIVARIAT 1. Uji
beda
sebelum
kualitas dan
dilakukan intervensi
hidup pasien terutama pada anak-
hidup setelah pada
anak (WHO, 2004). Tingkat kuslitas hidup pada pasien
anak
dengan
leukemia
kelompok kontrol
sebelum pemberian intervensi peer
Tabel 4.7. kelompok kontrol
group
support
pada
kelmpok
kontrol memiliki nilai mean 35,6 dengan nilai maksimum 41 dan minimum
32.
Dan
setelah
pemberian intervensi nilai men
Tabel 4.8. kelompok perlakuan
berubah menjadi 30,1 dengan nilai maksimum 32 nilai minimum 28.
Terdapat peningkatan nilai kalitas
mean sebesar 22,4 dengan nilai
hidup meskipun sangat rendah atau
maksimum 22 dan nilai minimum
tidak terlalu bermakna.
20.
Tentunya
kualitas
Kondisi
ini
memberikan
pasien
gambaran berate intervensi peer
kemoterapi penderia leukimia juga
goup support sangat berpengaruh
memiliki kualitas yang beragam
dalam meningkatkan kualitas hidup
dari kualitas yang rendah sampai
pasien anak dengan leukemia di
kualitas paling tinggi. Hal ini tentu
RSUD Dr Moewardi.
juga dipengaruhi oleh faktor lain
PenelitianPediatri (2009) yang
yang tidak dibahas dalam penelitan
menunjukkan bahwa separuh anak
ini seperti hal nya fisik, sosial,
dengan thalasemia mayor di pusat
psikis
thalasemia
dan
lingkungan
(WHO,
2009).
memiliki
Berdasarkan
hasil
menunjukkan
analisis
bahwa
pada
buruk.
RSCM kualitas
Kualitas
berhubungan
(50,5%)
hidup hidup
dengan
yang
tersebut tingkat
kelompok perilaku ada perbedaan
pendapatan orang tua, suku dan
sebelum dan sesudah diberikan
tampilan facies cooly. Interpretasi
perlakuan pada penderita leukemia
dari hasil penelitian ini peer group
yang
support
menjalani
bangsal
melati
Moewardi.
kemoterapi II
RSUD
Adapun
di Dr.
dalam
dapat
meningkatkan
kualitas hidup pasien leukimia di bangsal
melati
II
RSUD
Dr.
kelompok perilaku menunjukkanp
Moewardi Surakarta.
value 0,000 < 0,005.
2. Uji perbedaan kualitas hidup
Hasil
tersebut
berarti
ada
perbedaan tingkat kualitas hidup
sebelum dilakukan intervensi pada kedua kelompok
sebelum dan sesudah diberikan
Tabel 4.9. sebelum intervensi
intervensi peer group support pada kelompok perlakuan. Hal tersebut Tabel 4.10. sesudah intervensi
dapat dilihat pada nilai mean sebelum
dilakukan
intervensi
sebesar 34 dengan nilai maksimum 38 dan nilai minimum 28. Dan setelah pemberian terapi peer group support terdapat perbedaan nilai
Hasil analisis tentang kualitas hidup setelah diberikan intervensi pada
kelompok
perilaku
dan
kelompok kontrol dalam penelitian
identitas dimana remaja memulai
ini menunjukkan p value 0,000 <
pencarian
0,005.
semakin
dengan membina hubungan dengan
bahwa
pemberian
teman sebaya (Santrock, 2008;
peer
group
Wong, 2009). Anak usia sekolah
supportbahwa terdapat berbedaan
mengalami peningkatan hubungan
antara rata-rata kualitas hidup di
sosial,
bangsal
memiliki pengaruh yang sangat
Kondisi
memperjelas intervensi
ini
Melati
II
RSUD
Dr
Moewardi Surakarta. Kondisi ini menjelaskan
masing-masing
identitas
dimana
teman
Cohen dalam Dennis (2003) menyampaikan
sesudah. Namun secara kelompok
menjadi
elemen
juga
berpengaruh
secara
perbedaan.
sebaya
besar (Solikhah, 2011).
mempunyai perbedaan sebelum dan
mempunyai
kelompok
peer
support yang signifikan
Artinya pemberian atau adanya
dalam
intervensi peer group support pada
kesehatan.
pasien anak dengan leukimia sangat
khusunya teman menurut Cohen
bermanfaat,
dalam
untuk
peningkatan
kualitas hidupnya. Dukungan
membangun
kualitas
Hubungan
Dennis
sosial
(2003)
dapat
memberikan dukungan psikologis teman
sebaya
dan
membantu
anak untuk
merupakan sumber dukungan yang
mengatasi trauma. Dukungan juga
penting pada
dapat mengurangi perasaan sendiri
anak usia sekolah.
Pernyataan ini sesuai dengan teori Erikson
dalam
Wong
pada anak.
(2009)
dimana anak usia sekolah berada dalam fase industri dimana anak mulai
ingin
menghasilkan
bekerja
untuk
sesuatu
dengan
mengembangkan
kreativitas,
D. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN
a. Kualitas
keterampilan, dan terlibat dalam
diberikan
pekerjaan yang berguna secara
group
sosial
kelompok
(Santrock,
2008;
Wong,
2009).
diperoleh
Remaja berada
menurut
dalam
tahap
Erikson pencarian
hidup
sebelum
intervensipeer support
pada perilaku
nilai
rerata
sebesar 34 dan kelompok kontrol
diperoleh
nilai
rerata sebesar 35
b. Kualitas
hidup
setelah
perilaku
dan
dengan
kwlompok
kontrol
pada
diberikan intervensi peer
penderita leukemia yang
group
menjalani
support
pada
kemoterapi di
perilaku
bangsal melati II RSUD Dr.
rerata
Moewardi Surakarta, yang
sebesar 22dan kelompok
ditunjukkan dengannilai p
kontrol
value sebesar 0,000 < 0.05.
kelompok diperoleh
nilai
diperoleh
nilai
yang artinya Ho ditolak dan
rerata sebesar 30.
c. Ada perbedaan sebelum dan
sesudah
diberikan
perlakuan pada penderita leukemia yang menjalani kemoterapi
di
melati
RSUD
II
bangsal
Moewardi, ditunjukkan
Ha diterima.
Dr. yang
nilai
mean
2. SARAN Adanya
berbagai
keterbatasan dan kekurangan dari penelitian
ini,
maka
penulis
memberikan saran sebagai berikut: a. Bagi rumah sakit
sebesar 11 dan p value =
Bagi
0,000 < 0,05 yang artinya
diharapkan
Ho ditolak dan Ha diterima.
support dapat menjadi salah
d. Ada perbedaan sebelum
satu intervensi keperawatan
dan sesudah meski tidak
dan juga dapat menjadi
diberikan perlakuan
bahan
pada
rumah
sakit
peer
group
edukasi
untuk
penderita leukemia yang
keluarga bahwa pentingnya
menjalani
duungan
kemoterapi di
teman
sebaya
bangsal melati II RSUD Dr.
untuk
Moewardi,
kualitas hidup anak dan
yang
meningkatkan
ditunjukkan dengan nilai
juga
mean sebesar 5 dan p value
kebutuhan psikologi anak
= 0,000 < 0,05. Yang
yang dirawat di rumah
artinya Ho ditolak dan Ha
sakit.
memenuhi
b. Bagi institusi pendidikan
diterima.
e. Perbedaan
untuk
antara
rerata
kualitas hidup kelompok
Sebagai khususnya
referensi bahan
ajar
Perawatan Kesehatan Anak
dapat diterapkan sebagai
mengenai
intervensi
pengaruh
keperawatan
intervensipeer
group
dalam penanganan masalah
support
materi
keperawatan anak.
dalam
hospitalisasi
terutama
terkait dengan gambaran
DAFTAR PUSTAKA
dukungan
Aritonang, MV 2008. Pengalaman keluarga dengan anak yang menderita penyakit kronik. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
peer
support
dan
dukungan
group kualitas
peer
group
support pada anak yang mengalami hospitalisasi. c. Bagi peneliti lain Peneliti
selanjutnya
diharapkan
melakukan
penelitian
yang
sama
tentang peer group support dengan memperteimbangkan faktor yang juga mempengaruhi
Dahlan, M Sopiyudin, (2008). Statistik kedokteran dan Kkesehatan. Jakarta: Salemba Medika Departemen Keseehatan RI 2013. ‘Aktivitas fisik dan diet seimbang mencegah kanker’. Diakses dari http://www.depkes.go.id/inde x.php?vw=2&id=170. Pada tanggal 20 Februari 2016
kualitas hidup bagi pasien berupa fisik, sosial, psikis dan
lingkungan
mempengaruhi kualitas
hidup.
yang derajat Dengan
rentang waktu yang lebih lama dan jumlah sampel yang lebih besar. d. Bagi peneliti Dengan
adanya
penelitian ini diharapkan peneliti
juga
dapat
melanjutkan penelitian ini lebih lanjut pada tingkat pendidikan selanjutnya dan
Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan : Panduan melaksanakan dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta : TIM Diananda. (2007). Mengenal selukbeluk kanker. Jogjakarta: Katahati Hart, R., & Rollins, J. (2011). Therapeutic activities for children and teens coping with health issues.New Jersey: John Willey and soons Inc Hockenberry, M., & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care
of infants and children. St. Louis: Mosby Elsevier Indanah. (2010). Analisis faktor yang berkaitan dengan ‘self care behavior’ pada anak usia sekolah dengan talasemia mayor di RSPUN Dr. Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Tesis Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Katz, LF, Leary, A, Breiger, D, Freidman, D (2010). Pediatric cancer and the quality of children’s dyadic peer interactions, Journal od Pediatric Psychology. Vol. 36, No. 2
Kunjoro, Z.S. (2002). Dukungan sosial pada lansia. Dikutip 30 Februari 2016. http://www.epsikologi.com/epsi/search.asp Notoadmodjo. (2010). Metodelogi pennelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Rizkiana, U & Retnaningsih (2009). Penerimaan diri pada remaja penderita leukemia,Jurnal Psikologi, Vol. 2, No. 2 Santrock, J.W. (2008). Life span development (12th ed.). New York: McGraw Hill.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Sumantri, A. (2011). Metodologi penelitian kesehatan, Edisi 1, Kencana media group, Jakarta WHO. (2009). Quality of life-BREF. Yudhasmara. (2009). Deteksi dini penyakit kanker pada anak. Diakses dari http://koranindonesia.wordpre ss.com. Pada tanggal 20 Februari 2016