PENGARUH PDB SEKTOR, NILAI TUKAR DAN INDEKS HARGA RODUSEN TERHADAP PENJAMAN PERBANKAN ABSTRAKSI

JEMI, Vol. 2, No.2, Desember 2011

PENGARUH PDB SEKTOR, NILAI TUKAR DAN INDEKS HARGA RODUSEN TERHADAP PENJAMAN PERBANKAN Winata Wira, SE., M.Sc (Univrsita Maritim Raja Ali Haji)

ABSTRAKSI Penelitian ini membuktikan bahwa variable Produk Domestik Bruto sektor perbankan, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan

Indeks

Harga

Produsen

terhadap

pinjaman

perbankan

memiliki

hubungan yang selaras dengan pendugaan teori. Uji statistic terhadap koefisien

regresi

parsial

membuktikan

bahwa

ketiga

variable

independen berpengaruh sangat signifikan terhadap variable terikat pinjaman

perbankan.

Sedangkan

uji

statistic

terhadap

koefisien

regresi secara simultan menegaskan pula bahwa ketiga variable bebas turut berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap pinjaman perbankan. Model juga mampu dibuktikan terbebas dari masalah asumsi pelanggaran

klasik

baik

multikolinieritas,

autokorelasi

dan

heterokedastisitas dengan sebaran residual data yang terdistribusi secara normal (lolos uji normalitas).

katakunci

: PDB perbankan, nilai tukar, indeks harga produsen

PENDAHULUAN Fondasi ekonomi makro yang kokoh terbukti sangat penting untuk melanjutkan stabilitas pembangunan di segala bidang.Pengalaman krisis bukan saja dapat dianggap sebagai sumbangan historis, namun selalu dapat dijadikan momentum titik balik manakala ekonomi nasional didera ancaman baik secara internal maupun eksternal. Pembangunan ekonomi yang stabil tentu saja akan menguras banyak energi dan biaya. Oleh karena itu, memproduksi pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi faktor-faktor input menjadi esensil. Di tengah fenomena ekonomi eksternal yang cenderung tidak pasti dan kerap

13

PENGARUH PDB SEKTOR, NILAI TUKAR DAN INDEKS HARGA RODUSEN TERHADAP PENJAMAN PERBANKAN

menularkan resiko, peranan modal domestiksebagai salah satu input produksi dan stimulus konsumsi masyarakat perlu semakin diperkuat sebagai basis fundamental ekonomi domestik.Oleh karena itu, peran institusi perbankan sebagai jantung perekonomian harus diperkokoh. Salah satu peran penting dari institusi perbankan adalah kegiatan intermediasi atau sebagai perantara dari pemilik kelebihan dana (surplus unit) kepada kelompok pelaku ekonomi yang mengalami kekurangan dana (deficit unit).Gangguan ekonomi eksternal yang pernah terjadi dalam beberapa kali episode menegaskan pentingnya peran perbankan dalam menopang geliat aktivitas ekonomi baik produktif maupun konsumtif di tengah-tengah masyarakat. Pinjaman komersial bank baik yang disalurkan kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha merupakan salah satu instrument intermediasi yang dapat merefleksikan posisi penting perbankan dalam ekonomi nasional.Kebijakan perbankan dalam menyalurkan pinjaman komersial merupakan suatu instrumen keseimbangan ekonomi yang ampuh , bukan saja pada saat ekonomi melambat, namun juga pada saat ekonomi menguat. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja penyaluran pinjaman komersial perbankan penting untuk ditelusuri. Oleh karena itu, kajian ini bermaksud untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pinjaman komersial bank sebagai proksi dari fungsi intermediasi perbankan dapat berjalan.Beberapa faktor telah banyak diulas dalam berbagai kajian terdahulu, maka itu kepentingan penelitian ini beranjak dari upaya untuk melakukan pengembangan sekaligus memodifikasi hasil kajian yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Di antara sejumlah faktor yang dapat dijadikan sebagai variabel bebas untuk mempengaruhi pinjaman komersial perbankan dalam penelitian ini di antaranya produk domestik bruto sektor perbankan, nilai tukar dan indeks harga produsen. Pemilihan variabel ini didasari pertimbangan hasil penelitian sebelumnya diantaranya :Yoda (2008), Billy Arma (2010), Lella NQ Irwan (2010) dan Winata Wira (2011). Rumusan Masalah Sejalan dengan maksud kajian dan latar belakang permasalahan, maka penelitian ini bermaksud untuk membuktikan Apakah terdapat pengaruh dan hubungan dari variabel produk domestik bruto sektor

14


perbankan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan indeks harga produsen terhadap pinjaman perbankan baik kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha. Tujuan Penelitian Untuk memperoleh jawaban apakah terdapat hubungan dan pengaruh dari variabel produk domestik bruto sektor perbankan, nilai tukar dan indeks harga produsen terhadap jumlah pinjaman dari perbankan mencakup pinjaman kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha dan apakah hubungan dan pengaruh dari variabel produk domestik bruto sektor perbankan, nilai tukar, dan indeks harga produsen masing-masing berbeda terhadap pinjaman perbankan. KAJIAN LITERATUR Pinjaman Perbankan (loans) Pinjaman komersial adalah pinjaman yang diberikan kepada pengusaha, pedagang, atau pegawai yang digunakan untuk modal kerja atau modal usaha dengan jaminan benda bergerak atau benda tidak bergerak. Pinjaman komersial yang dalam istilah umum lebih populer disebut kredit, menurut undang-undang perbankan diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Bank Indonesia mengklasifikasikan pendataan bentuk pinjaman perbankan berdasarkan pada sumbangannya terhadap sektor-sektor lapangan usaha dalam pembentukan Produk Domestik Bruto. Selain itu, klasfisikasi pinjaman perbankan juga diarahkan kepada bukan lapangan usaha seperti rumah tinggal, flat dan apartemen, rumah toko, rumah kantor dan lain-lain.

PDB Sektor Perbankan Produk Domestik Bruto diartikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam negara dalam kurun waktu satu

15


tahun tertentu (Sukirno, 2008) . Produk Domestik Bruto merupakan elemen substansial dalam penghitungan angka pertumbuhan ekonomi nasional.Nilai PDB menjelaskan tentang perkembangan pertumbuhan produksi barang dan jasa dari seluruh sektor atau lapangan usaha sehingga secara turunan, PDB sektor perbankan merupakan salah satu komponen dalam pembentukan PDB secara agregat.Oleh karena itu, PDB sektor perbankan dapat digunakan sebagai indikator ekonomi yang menjelaskan tentang dinamika pertumbuhan yang terjadi di sektor perbankan. Indeks Harga Produsen Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) atau Indeks Harga Produsen merupakan indikator perubahan harga rata-rata barang yang diterima oleh produsen. Sebagai suatu indeks harga, IHPB tidak ubahnya sama dengan Indeks Harga Konsumen yang dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat inflasi yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Namun, oleh karena terdapat perbedaan pada jenis-jenis barang yang diamati dalam pengukuran IHPB, maka tingkat inflasi yang ditunjukkan oleh IHP dapat berbeda dengan IHK (Sukirno, 2000). Pemilihan indeks harga produsen diambil untuk melihat lebih dekat apakah pengaruh inflasi yang diterima oleh produsen dapat menimbulkan efek transmisi berupa insentif ataupun disinsentif terhadap pinjaman yang disalurkan oleh pihak perbankan. Normalnya, kenaikan IHPB menjelaskan membesarnya tekanan pada harga barangbarang input yang diperlukan oleh produsen dalam produksi. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Nilai tukar atau kurs (foreign exchange rate) adalah harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain. Konteks nilai tukar menjelaskan tentang posisi dua mata uang, yang keseimbangannya ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap kedua mata uang tersebut (Abimayu, 2004). Dalam intensitas keterbukaan ekonomi yang tinggi dewasa ini, perkembangan nilai tukar menjadi satu barometer makro ekonomi yang fundamental.Asumsi nilai tukar rupiah berhubungan dengan banyaknya transaksi dalam perekonomian, yang salah satunya dapat berupa penerimaan maupun penyelesaian pinjaman dari dan ke pihak perbankan. Selain itu, keberadaan valuta asingtelah lama diperdagangkan sebagai

16


komoditas di pasar uang , termasuk oleh perbankan yang umumnya memilki sejumlah portofolio pinjaman dalam bentuk dollar. Oleh karena itu, perbankan merupakan salah pelaku industri keuangan yang terkait langsung dengan dampak dari perubahan nilai tukar. Penelitian Terdahulu Penelitian Billy Arma (2010) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit perbankan di bank umum pada periode 2005-2009 menyelidiki pengaruh dari beberapa variabel independen di antaranya Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non-Performing loans dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia.Hasilnya, Dana Pihak Ketiga ditemukan berpengaruh signifikan secara positif, CAR signfikan secara negatif, NPL signifikan secara negatif dan suku bunga tidak signifikan dengan tanda hubungan yang bersifat positif. Penelitian Lella NQ Irwan (2010) juga mengupas intermediasi perbankan dengan indikator rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam pengaruh Non-Performing Loans, PDB dan Suku Bunga dalam kurun waktu 2000-2009 terhadap bank umum di Indonesia. Lella menemukan bahwa variabel NPL berhubungan positif terhadap LDR (intermediasi perbankan).Sedangkan, PDB berpengaruh signifikan dan memiliki arah perubahan yang searah (positif) serta suku bunga yang berpengaruh negatif terhadap LDR. Yoda (2008) membuktikan bahwa variabel ekspor dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap nilai kredit bank dalam periode pengamatan sepanjang kwartal I-2002 hingga kwartal III-2007.Namun, kajian Yoda membedakan variabel dependen kredit menjadi kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.Variabel independen lainnya yaitu suku bunga SBI ditemukan tidak berpengaruh signfikan terhadap kredit.Billy Arma (2010) dalam kajiannya mengulas faktorfaktor penentu kebijakan penyaluran kredit perbankan umum juga menemukan ketiadaan pengaruh yang signifikan dari suku bunga pinjaman.Oleh karena itu, dalam kajian ini faktor suku bunga dikesampingkan dan penentuan pinjaman perbankan baik kepada lapangan usaha maupun bukan lapangan usaha dilihat dari pengaruh PDB sektor perbankan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan indeks harga produsen.Sebagai tambahan, kajian ini menggunakan data observasi kwartalan dari kwartal I-2002 hingga kwartal I-2009.

17


Sedangkan penelitian ini mengupas responsibilitas pinjaman perbankan sebagai penjumlahan dari pinjaman perbankan baik kepada lapangan usaha maupun bukan lapangan usaha dari seluruh Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel independen PDB sektor perbankan, indeks harga produsen, dan nilai tukar berdasarkan data kwartalan dalam kurun waktu kwartal I2008 hingga kwartal I-2009 dalam estimasi pengaruh terhadap pinjaman perbankan baik kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha. HIPOTESIS Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian , dirumuskan skema hipotesis penelitian sebagai berikut : H1

:

H2

:

H3

:

maka

dapat

Terdapat hubungan positif dan signifikan dari PDB Sektor Perbankan terhadap pinjaman perbankan. Terdapat hubungan positif dan signifikan dari nilai tukar terhadap pinjaman perbankan. Terdapat hubungan negatif dan signifikan dari indeks harga produsen terhadap pinjaman perbankan.

METODOLOGI Jenis data dalam penelitian ini meruapakan data sekunder perbankan Indonesia mencakup Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat dengan periode 2002 – 2009 yang mencakup data pinjaman perbankan, data perkembangan produk domestik bruto sektor perbankan dengan harga konstan tahun 2000, data nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS, dan data indeks harga produsen (Indeks Harga Perdagangan Besar) menggunakan tahun dasar 2005 (2005=100). Pemilihan sejumlah variabel bebas, diantaranya terdiri dari PDB sektor perbankan (GDP-B), Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS (ERT) dan Indeks Harga Produsen (PPI). Kesemua variabel bebas tersebut akan diuji pengaruh dan hubungannya terhadap variabel terikat pinjaman perbankan baik yang mencakup kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha baik dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Adapun yang menjadi spesifikasi model dari penelitian ini adalah, sebagai berikut : = + + + Metode analisis terhadap data dan hasil pengolahan data dilakukan mencakup metode analisis koefisien korelasi, metode uji hipotesis statistik termasuk uji parsial (uji t) maupun simultan (uji

18


F) dan metode uji asumsi klasik untuk menguji apakah terdapat masalah dari hasil uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan heterokedastisitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Koefisien Korelasi Tabel 1 : Matriks koefisien korelasi Variabel bebas terhadap Y Y GDPB ERT PPI Y 1.000000 0.984127 0.571082 -0.643499 GDPB 0.984127 1.000000 0.509666 -0.620340 ERT 0.571082 0.509666 1.000000 -0.155041 PPI -0.643499 -0.620340 -0.155041 1.000000 Sumber : output E-Views. Dari tabel dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hubungan antara GDPB dengan pinjaman perbankan positif dengan korelasi sebesar 98, 41 persen; 2. Hubungan antara ERT dengan pinjaman perbankan positif dengan korelasi sebesar 57, 10 persen; dan 3. Hubungan antara PPI dengan pinjaman perbankan negatif dengan korelasi sebesar 64, 34 persen.

berhubungan berhubungan berhubungan

Uji Hipotesis Statistik Tabel 2 : Uji t Variable Coefficient Std. Error C -2144297. 139678.2 GDPB 135.4032 6.752572 ERT 48.30550 14.95796 PPI -183.3017 84.00932 Sumber : Output E-Views

tStatistic -15.35169 20.05209 3.229419 -2.181921

Prob. 0.0000 0.0000 0.0035 0.0387

Berdasarkan tabel, dapat ditemukan : 1. Hubungan antara PDB sektor perbankan dan pinjaman perbankan bersifat positif dan berpengaruh signifikan , sebagaimana ditunjukkan dengan nilai probabilitas variabel GDPB yang lebih kecil dari 0,05 (0,0000 < 0, 05). 2. Hubungan antara nilai tukar dengan pinjaman perbankan bersifat positif dan berpengaruh signifikan, sebagaimana ditunjukkan

19


dengan nilai probabilitas variabel ERT yang lebih kecil dari 0,05 (0,0035 < 0,05). 3. Hubungan antara nilai tukar dengan pinjaman perbankan bersifat negatif dan berpengaruh signifikan, sebagaimana ditunjukkan dengan nilai probabilitas variabel PPI yang lebih kecil dari 0,05 (0,0387 < 0,05). Dengan demikian, pengujian koefisien regresi secara parsial membuktikan semua hipotesis tentang hubungan dan pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini tidak dapat dibantah. Uji F Berdasarkan output pengujian regresi model, diketahui : = −2144297 + 135.4032 + 48.30550 − 183.3017 = 0,979026 − = 388.9917 Oleh karena itu, jika dibandingkan antara nilai F hitung sebesar 388.917 dengan F tabel F5%,3,25sebesar 3,01 menghasilkan keputusan bahwa semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Indikasi lain yang dapat digunakan untuk membuktikan kesimpulan uji F dapat dilihat pada nilai probabilitas F-stat yaitu sebesar 0,00000 % sehingga keputusannya adalah menolak Hipotesis Nol yang menyatakan bahwa semua variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Koefisien Determinasi yang Disesuaikan (Adjusted R2) Berdasarkan hasil regresi model, dapat diketahui nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0,976510 yang berarti garis regresi mampu menjelaskan sebesar 97,65 persen fakta sedangkan sisanya sebesar 1, 38 % dijelaskan oleh variabel residual yaitu variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu, dapat dikatakan variasi pinjaman perbankan baik kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha pada periode pengamatan (Q1:2002 s.d Q1:2009) dapat dijelaskan oleh model sebesar 97,65 % pada taraf nyata 5 %.

Uji Asumsi Klasik Normalitas Melalui metode informasl berupa histogram residul di atas, sebenarnya uji normalitas sudah dapat dilakukan. Namun oleh karena

20


terlalu sederhana, metode grafis seperti ini kerap menimbulkan penafsiran yang berbeda. Oleh karena itu, uji normalitas dapat lebih dipastikan dengan metode Jarque-Bera atau JBtest yang dapat diketahui melalui formula :  S 2 ( K  3) 2  JB  n    24  6 

Di mana S adalah skewness (kemencengan) dan K kurtosis (keruncingan). Nilai-nilai kemencengan dan keruncingan atau S dan K ini dapat dilihat pada histogram residual di atas. Apabila nilai JB test>JB tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual Ut terdistribusi normal ditolak dan sebaliknya. Jarque-Bera test mempunyai distribusi chi-square dengan df=2. Oleh karena itu, dengan membandingkan nilai JB test (0,294647) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1, dengan JB tabel (5,99147) pada α = 5 % dan df=2 , maka dapat dikatakan bahwa residual mempunyai distribusi yang normal. Multiklolinieritas Salah satu ciri adanya multikolinieritas adalah model 2 mempunyai koefisien determinasi (R ) yang tinggi namun hanya sedikit variabel independen yang signifikan mempengaruhi variabel dependen (Widarjono, 2007). Model regresi yang dibentuk dalam kajian ini, melalui uji t telah membuktikan adanya tingkat signifikansi yang tinggi dari kesemua variabel bebas. Selain itu, nilai koefisien determinasi (R2) juga sangat tinggi sebesar 0,979026 yang berarti variasi pinjaman komersial perbankan dapat dijelaskan oleh model sebanyak 97,90 persen. Hanya 2, 1 persen variasi pinjaman komersial perbankan dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Dengan demikian, menurut teknik indikasi sederhana ini, dapat diduga bahwa model tidak mengalami masalah multikolinieritas atau terdapatnya korelasi antar variabel independen di dalam model. Cara lain untuk membuktikan ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada koefisien korelasi antar variabel independen (lihat tabel 3).Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), apabila koefisien korelasi antar variabel independen di atas 0, 85 maka model dapat diduga mengalami masalah multikolinieritas. Oleh karena itu, dengan pendekatan pendeteksian kedua ini, dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari masalah multikolinieritas. Tabel 3 : Koefisien korelasi antar variabel independen GDPB ERT PPI

21


GDPB 1.000000 ERT 0.509666 PPI -0.620340 Sumber : output E-views

0.509666 1.000000 -0.155041

-0.620340 -0.155041 1.000000

Autokorelasi Dari hasil regresi model, = −2144297 + 135.4032 + 48.30550 − 183.3017 = 0,979026 − = 388.9917 = 1.402855 Dengan berpedoman pada metode uji autokorelasi Durbin Watson (Uji d), dapat dilihat bahwa pada nilai d = 1.402855 model berada pada kriteria : dl ≤ d ≤ du, sehinga tidak dapat ditarik kesimpulan apakah model mengalami masalah autokorelasi. Heterokedastisitas Melalui metode White, dapat diketahui apakah model mengalami masalah heterokedastisitas. Hasil komputasi E-Views terhadap uji white dengan cross terms menghasilkan kesimpulan tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada model regresi. Dengan membandingkan nilai Chi-square hitung sebesar 11,84074 yang lebih kecil dari nilai kritis Chi-squares (x2) sebesar 16,9190 pada α = 5 % dengan df 9, maka patut diduga model regresi terbebas dari heterokedastisitas. Indikasi yang lain dapat dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,6575 (65,75%) yang lebih besar dari taraf nyata 5 % sehingga dipastikan model tidak mengalami heteroskedastisitas.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada periode pengamatan (QI:2002 – Q1:2009), nilai pinjaman perbankan baik kepada lapangan usaha maupun bukan kepada lapangan usaha dapat ditunjukkan secara signifikan dalam pengaruh variabel bebas PDB sektor perbankan, nilai tukar dan indeks harga produsen baik secara parsial melalui uji t maupun simultan melalui uji F.Model yang dihasilkan memilki variasi regresi yang besar untuk dijelaskan oleh semua variabel bebas melalui output koefisien determinasi (R2) sebesar 0,979026 atau sebanyak 97, 90 persen variasi regresi dapat dijelaskan oleh model. Sedangkan

22


sisanya sebesar 2,1 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Selain itu,sifat hubungan yang ditunjukkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat juga dapat dibuktikan selaras dengan teori sehingga tujuan kajian untuk membuktikan skema hipotesis yang dikembangkan di awal dapat dikatakan tercapai. Hasil penelitian ini telah memberi sumbangan dalam mengembangkan dan memodifikasi hasil kajian sebelumnya. Penggunaan variabel produk domestik bruto sektor perbankan menambah input baru dalam menyesuikan model regresi pinjaman perbankan yang dihasilkan oleh Yoda et. al (2008) dimana suku bunga sebagai salah satu variabel di dalam spesifikasi Yoda tidak terbukti signifikan. Penggunaan indeks harga produsen kembali menegaskan kuatnya signfikansi variabel ini terhadap pinjaman perbankan. Walaupun di dalamkajian peneliti sebelumnya (Winata Wira, hasil penelitian 2011)telah ditemukan arah perubahan yang berlawanan ketika variabel ini dipakai untuk melihat pengaruhnya terhadap pinjaman perbankan kepada lapangan usaha. Namun, dibandingkan dengan spesifikasi regresi model yang peneliti lakukan pada kajian sebelumnya,model yang dibentuk dalam kajian ini terbebas dari masalah asumsi pelanggaran klasik seperti multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Saran Dengan pendekatan estimasi ekonometrika lainnya, bukan tidak mungkin dapat dihasilkan keputusan kajian yang berbeda dan lebih baik. Oleh karena itu, pengembangan dan modifikasi terhadap hasil kajian ini dapat dilakukan untuk melihat lebih jauh hubungan dinamis yang tercermin dari kegiatan intermediasi perbankan terhadap perekonomian secara umum.

23


DAFTAR PUSTAKA Abimayu, Yoopi,2004, Memahami Kurs Valuta Asing, FE-UI, Jakarta. Ditria, Yoda et. al, 2008, Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor terhadap Tingkat Kredit Perbankan, Journal of Applied Finance and Accounting Vol. 1 No. 1November 2008: 166-192. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Hasibuan, Drs. H. Malayu S.P., 2007.Dasar-Dasar Perbankan, PT Bumi Aksara, Jakarta. Irwan, Lella N.Q, 2010. Tinjauan Terhadap Fungsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Perbankan Nasional, Trikonomika Volume 9, No. 2, Desember 2010, Hal. 96–104 ISSN 1411-514X. Pratama, Billy Arma, 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan. Tesis Program Studi magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. Sukirno, Sadono, 2008. Makro Ekonomi RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Teori

Pengantar,

PT.

Widarjono, Agus, 2007. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Ekonisia, FE UII, Yogyakarta. Wira,

Winata, 2011. Analisis terhadap Lapangan Usaha, Tanjungpinang.

Penentuan Intermediasi Hasil Penelitian Dosen

www.bi.go.id

Indikator Perbankan Nasional

www.bi.go.id

Statistik Perbankan Indonesia

www.bi.go.id

Statistik Ekonomi Moneter Indonesia

24

Perbankan FE-UMRAH,

PENGARUH PDB SEKTOR, NILAI TUKAR DAN INDEKS HARGA RODUSEN TERHADAP PENJAMAN PERBANKAN ABSTRAKSI

Recommend Documents