ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA 2008-2012
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Abida Muttaqiena NIM 7450406003
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada: Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Sucihatiningsih Dian WP, M.Si. NIP. 196812091997022001
Dra. J Titik Haryati, M.Si. NIP. 195206221976122001
Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Sucihatiningsih Dian WP, M.Si NIP. 196812091997022001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari
:
Tanggal
:
Penguji
Karsinah, SE., M.Si NIP. 197010142009122001 Anggota I
Anggota II
Dr. Sucihatiningsih Dian WP, M.Si. NIP. 196812091997022001
Dra. J Titik Haryati, M.Si. NIP. 195206221976122001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Abida Muttaqiena NIM 7450406003
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto With privilege comes responsibility, with inability comes humility, with consciousness comes individuality.
Persembahan untuk masa depan yang lebih baik bagi semua orang
v
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 20082012”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan tenaga, materi, informasi, waktu, maupun dorongan yang tidak terhingga dari berbagai pihak. Karena itu dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman , M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk terwujudnya skripsi ini. 2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin untuk terlaksananya penelitian ini. 3. Dr. Sucihatiningsih Dian WP, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan kesempatan dan petunjuk yang sangat berarti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
vi
4. Dra. J Titik Haryati, M.Si., Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan serta saran-saran kepada penulis. 5. Karsinah, SE., M.Si, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan kritik dan saran membangun bagi perbaikan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis. Semoga Anda yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Kritik dan saran senantiasa dapat diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.
Semarang, Agustus 2013
Penulis
vii
SARI
Abida Muttaqiena. 2013. ‖Analisis Pengaruh PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Di Indonesia 20082012‖. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dr Sucihatiningsih Dian WP, M.Si. II. Dra. J Titik Haryati, M.Si.
Kata kunci: PDB, Inflasi, Tingkat Bunga, Nilai Tukar, Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
Saat ini, perbankan Islam telah berkembang pesat dan tumbuh tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah diharapkan mampu mendorong pertumbuhan Perbankan Syariah. Namun, walaupun jumlah Bank Syariah meningkat dan pertumbuhan jaringan kantor cukup tinggi, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah beberapa kali mengalami perlambatan, yaitu pada tahun 2008 dan 2012. Padahal perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat. Dari data pertumbuhan Perbankan Syariah dan penelitian terdahulu terlihat perlambatan pertumbuhan DPK identik dengan terjadinya instabilitas ekonomi. Beberapa elemen kondisi ekonomi makro yang dapat mempengaruhi penghimpunan DPK di Perbankan Syariah adalah pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi IHK, suku bunga deposito Bank Umum, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah, terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 2008-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan DPK Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Kurs Tengah Dollar AS terhadap Rupiah, serta data triwulan PDB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 dari bulan Januari 2008 sampai Desember 2012. Data-data tersebut merupakan data sekunder yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Sejalan dengan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Variabel dependen yang diteliti adalah DPK Perbankan Syariah, sedangkan variabel independennya adalah PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah dapat menjelaskan DPK Perbankan Syariah sebesar 97,6%. PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan (Uji F) maupun parsial (Uji t) berpengaruh signifikan terhadap DPK viii
Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-2012. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa PDB Harga Konstan berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah; Inflasi IHK berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah; Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum berpengaruh signifikan positif terhadap DPK Perbankan Syariah, sedangkan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah. Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa DPK Perbankan Syariah semakin mudah dipengaruhi oleh perubahan-perubahan terhadap simpanan jangka pendek (Giro dan Tabungan) dan didominasi oleh nasabah korporasi. Selain itu, nasabah memandang produk-produk DPK Perbankan Syariah tidak jauh berbeda dengan produk penghimpunan dana Bank Konvensional. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan dikeluarkannya kebijakan baru mengenai struktur DPK Perbankan Syariah, proporsi nasabah korporasi dan individu dalam DPK Perbankan Syariah, serta upaya promosi produk penghimpunan dana yang lebih efektif.
ix
ABSTRACT
Abida Muttaqiena. 2013. ‖Analysis of Effects of GDP, Inflation, Interest Rate, and Exchange Rate on Depositor Funds in Indonesian Islamic Banks 2008-2012‖. Final Project. Development Economics Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor. Dr Sucihatiningsih Dian WP, M.Si. Co Advisor. Dra. J Titik Haryati, M.Si.
Keywords: GDP, Inflation, Interest Rate, Exchange Rate, Depositor Funds in Islamic Banking
Nowadays, Islamic Banking has grown rapidly and brach out all over the world, including in Indonesia. Ratification of Undang-Undang No.21/2008 on Islamic Banking is expected to encourage further growth. However, despite of high increases in the number of full-fledged Islamic Banks and its office networks, the growth of Depositor Funds in Islamic Banks has slowed several times, that is in 2008 and 2012. Whereas the growth of a bank is influenced by the bank’s ability to raise its Depositor Funds from the public. From data of Islamic Banking’s Growth and previous researches, we can see that Islamic Banking’s Depositor Funds’ slow growth is identical with economic instability. Some elements of macroeconomics condition that may have been affecting the accumulation of Depositor Funds in Islamic Banks are Gross Domestic Product (GDP), inflation, Time Deposit’s Interest Rate in Conventional Banks, and USD to IDR Exchange Rate. Therefore, the problem that will be addressed in this study is how GDP, inflation, time deposit’s interest rate, and USD to IDR exchange rate influence Islamic Banking’s Depositor Funds in Indonesia 2008-2012. The data used in this study are monthly data of Depositor Funds of fullfledged Islamic Banks and Islamic windows in Conventional Banks, CPI Inflation, 1 Month Time Deposits’ Interest Rate, and Middle Exchange Rate of USD to IDR, as well as quarterly GDP based on constant price year 2000, from January 2008 until December 2012. These are secondary data that was published by Bank Indonesia. In line with the problem and hypotheses in this study, this research used multiple linear regression analysis. Dependent variable that was analysed was Islamic Banking’s Depositor Funds, while the independent variables were GDP, Inflation, Time Deposit’s Interest Rate, and USD to IDR Exchange Rates. The result shows that GDP based on constant price, CPI Inflation, 1 Month Time Deposits’ Interest Rate, and USD to IDR Exchange Rate may explain 97,6% of Islamic Banking’s Depositor Funds. GDP based on constant price, CPI Inflation, 1 Month Time Deposits’ Interest Rate, and USD to IDR Exchange Rate simultaneously (F-test) and partially (t-test) affects Indonesian Islamic Banking’s Depositor Funds in 2008-2012 significantly. The study found that GDP based on constant price has significant negative effect on Islamic Banking’s Depositor Funds; CPI Inflation has significant negative effect on Islamic Banking’s x
Depositor Funds; 1 Month Time Deposits’ Interest Rate has significant positive effect on Islamic Banking’s Depositor Funds; while USD to IDR Exchange Rate significantly has negative effects towards Islamic Banking’s Depositor Funds. The above findings indicates that Islamic Banking’s Depositor Funds became more easily influenced by changes in short-term deposits (as in demand and saving deposits) and is dominated by corporate customers. In addition, customers see Islamic Banking’s deposit products as no different than Conventional Bank’s. Therefore, the researcher suggested that further research and issuance of new policies concerning the structure of Islamic Banking’s Depositor Funds, the proportion of corporate and individual customers, and more effective promotions, are necessary.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii PERNYATAAN ..................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v PRAKATA ............................................................................................................. vi SARI..................................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 8 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 10 2.1. Perbankan Syariah ........................................................................... 10 2.1.1. Pengertian Perbankan Syariah................................................ 10 2.1.2. Prinsip-Prinsip Operasional Perbankan Syariah .................... 11 2.1.3. Produk Penghimpunan Dana Perbankan Syariah ................... 13 2.1.3.1. Giro ............................................................................ 14 2.1.3.2. Tabungan .................................................................... 15 2.1.3.3. Deposito ..................................................................... 16 2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan DPK Perbankan Syariah ....................................................... 18 2.2. Produk Domestik Bruto (PDB) ....................................................... 21 2.2.1. Pengertian Produk Domestik Bruto ....................................... 21 xii
2.2.2. Pengaruh PDB terhadap DPK Perbankan Syariah ................. 22 2.3. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) ........................................... 23 2.3.1. Pengertian Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) ................ 23 2.3.2. Pengaruh Inflasi IHK terhadap DPK Perbankan Syariah.................................................................................. 24 2.4. Suku Bunga Deposito Bank Umum ................................................ 25 2.4.1. Pengertian Suku Bunga Deposito Bank Umum ..................... 25 2.4.2. Pengaruh Suku Bunga Deposito Bank Umum terhadap DPK Perbankan Syariah ........................................ 26 2.5. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS .......................................... 27 2.5.1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS ............. 27 2.5.2. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap DPK Perbankan Syariah ................................................................ 28 2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis .......... 29 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 31 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 31 3.2. Variabel Penelitian .......................................................................... 32 3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 33 3.4. Analisis Data ................................................................................... 33 3.4.1. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 34 3.4.1.1. Uji Multikolinieritas ................................................... 34 3.4.1.2. Uji Heterokedastisitas ................................................ 35 3.4.1.3. Uji Autokorelasi ......................................................... 36 3.4.2. R2 (Koefisien Determinasi Berganda) ................................... 36 3.4.3. Pengujian Hipotesis ............................................................... 37 3.4.3.1. Uji t ............................................................................ 37 3.4.3.2. Uji F ........................................................................... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39 4.1. Analisis Data ................................................................................... 39 4.1.1. Statistik Deskriptif Variabel ................................................... 39 4.1.1.1. Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah ...................... 39
xiii
4.1.1.2. PDB ............................................................................ 40 4.1.1.3. Inflasi IHK ................................................................. 42 4.1.1.4. Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum ............. 43 4.1.1.5. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS ................... 44 4.1.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 45 4.1.2.1. Uji Multikolinieritas ................................................... 45 4.1.2.2. Uji Heterokedastisitas ................................................ 46 4.1.2.3. Uji Autokorelasi ......................................................... 47 4.1.3. R2 (Koefisien Determinasi Berganda) .................................... 49 4.1.4. Pengujian Hipotesis................................................................ 49 4.1.4.1. Uji t ............................................................................ 50 4.1.4.2. Uji F ........................................................................... 51 4.2. Pembahasan ..................................................................................... 52 4.2.1. Pengaruh PDB Terhadap DPK Perbankan Syariah ................ 52 4.2.2. Pengaruh Inflasi IHK Terhadap DPK Perbankan Syariah..................................................................................... 52 4.2.3. Pengaruh Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap DPK Perbankan Syariah.......................................... 53 4.2.4. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap DPK Perbankan Syariah ................................................................... 56 4.2.5. Pengaruh PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap DPK Perbankan Syariah .................. 56 BAB V PENUTUP ............................................................................................. 59 5.1. Simpulan......................................................................................... 59 5.2. Saran ............................................................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 66
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2012 ............................................................................................. 2 Tabel 1.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2005-2012.................................................................. 4 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif DPK Perbankan Syariah Indonesia ........................ 39 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif PDB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 ..................................................................................................... 40 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Inflasi IHK ............................................................. 41 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum.................................................................................................. 42 Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS ................ 43 Tabel 4.6 Rekapitulasi Output Regresi Auxiliary ................................................. 44 Tabel 4.7 Output Uji White................................................................................... 45 Tabel 4.8 Output Uji Lagrange Multiplier ............................................................ 46
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 29 Gambar 4.1. Grafik DPK Perbankan Syariah Indonesia Periode 2008-2012 (dalam Miliar Rupiah) .............................................. 38 Gambar 4.2. Grafik PDB Indonesia Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (dalam Miliar Rupiah) ................................. 39 Gambar 4.3. Grafik Inflasi IHK Tahun ke Tahun di Indonesia Periode 2008-2012 (dalam Persen) ........................................................................ 41 Gambar 4.4. Grafik Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum di Indonesia Periode 2008-2012 (dalam Persen) .................................... 42 Gambar 4.5. Grafik Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS Periode 2008-2012 (dalam Rupiah) ................................................................. 43
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 2008-2012 (dalam miliar rupiah) ........................................... 66 Lampiran 2 Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 2008-2012 (dalam miliar rupiah)...................... 68 Lampiran 3 Inflasi IHK Tahun ke Tahun di Indonesia 2008-2012 (dalam persen) ..................................................................................... 69 Lampiran 4 Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum Indonesia 2008-2012 (dalam persen)................................................................... 71 Lampiran 5 Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS di Indonesia 2008-2012 (dalam Rupiah) ................................................................. 73 Lampiran 6 Data Persiapan Analisis Regresi ........................................................ 75 Lampiran 7 Output Regresi Auxiliary................................................................... 78
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perbankan Islam telah berkembang pesat dan tumbuh tersebar di seluruh dunia, baik di negara Muslim maupun non-Muslim. Pemerintah Sudan bahkan mewajibkan semua bank konvensional melakukan konversi menjadi bank Islam, dan kemudian secara bertahap melakukan Islamisasi perbankan. Sedangkan di beberapa Negara lain seperti Malaysia, Inggris, Brunai Darussalam, Iran, Singapura, Indonesia, dan lain-lain, bank nir-bunga beroperasi berdampingan dengan bank konvensional (dual banking system). Perkembangan ini disertai juga dengan munculnya instrumen-instrumen keuangan berbasis syariah lain. Perkembangan yang pesat ini dipicu oleh aliran dana dari Timur Tengah dan meningkatnya pemahaman akan keunggulan lembaga keuangan berbasis syariah dibandingkan lembaga keuangan konvensional. Sebagaimana terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Cihak dan Hesse (2008) atas bank-bank di 20 negara termasuk Indonesia, yaitu bahwa bank Islam hingga skala tertentu lebih kuat secara finansial daripada bank komersial umum, walaupun resiko finansial akan meningkat lebih tinggi pada bank Islam dengan skala yang lebih luas. Pertumbuhan ini dalam periode selanjutnya didukung juga oleh perkembangan pesat sukuk, takaful, dan produk-produk Industri Keuangan Syariah lain, terutama di Timur Tengah, Asia Pasifik, dan Eropa, karena regulator di seluruh Dunia
1
2
berlomba-lomba mengubah regulasi sistem perbankan dan keuangannya agar mampu mengakomodasi sistem perbankan Islam. Di Indonesia, bank syariah pertama didirikan pada tahun 1992. Pada awal pendiriannya, keberadaan bank syariah ini belum mendapat perhatian dalam tatanan industri perbankan nasional. Landasan hukumnya hanya dikategorikan sebagai ―bank dengan sistem bagi hasil‖, dan belum ada rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan. Hal ini tercermin dalam UU No.7 Tahun 1992, dimana pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil belum diuraikan secara jelas. Baru kemudian pada 18 Juni 2008, DPR mengesahkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Pengesahan Undang-Undang tersebut menandai periode baru dalam Industri Keuangan Syariah di Indonesia, diantaranya adalah terbukanya peluang penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada akhir tahun yang sama. Selain itu, Undang-Undang tersebut juga mendorong munculnya Bank-Bank Syariah baru, baik yang merupakan spin off Unit Usaha Syariah maupun Bank Konvensional. Tabel 1.1 Perkembangan Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2012 Tahun Jumlah Bank Umum Syariah 2005 3 2006 3 2007 3 2008 5 2009 6 2010 11 2011 11 2012 11 Sumber: Bank Indonesia (2013e)
3
Dalam Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah Bank Umum Syariah bertambah pasca pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008. Namun demikian, pertumbuhan Perbankan Syariah Indonesia masih relatif tertinggal dibandingkan Perbankan Islam di negara-negara lain dan pertumbuhannya kurang stabil. Ketertinggalan ini terlihat dari pangsa Perbankan Syariah Indonesia terhadap Perbankan Nasional yang relatif rendah dibandingkan pangsa pasar Perbankan Syariah di negara-negara tetangga yang juga menggunakan dual banking system, terutama Malaysia. Pada 2011, pangsa pasar Perbankan Syariah di Indonesia masih berada di kisaran 5%, sedangkan di Malaysia sudah mendekati kisaran 25% (Ernst & Young, 2012). Sedangkan kurang stabilnya pertumbuhan Perbankan Syariah Indonesia nampak dalam data pertumbuhan pada Tabel 1.2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah mengalami perlambatan pada semester kedua tahun 2008, walaupun jaringan kantor meningkat cukup tinggi. Pertumbuhan DPK dari tahun 2006 ke tahun 2007 yang sebesar 35,5%, melambat menjadi 31,5% dari tahun 2007 ke tahun 2008. Bank Indonesia (2009:45-48) menyimpulkan bahwa perlambatan tersebut erat kaitannya dengan kondisi perekonomian nasional yang
mulai
terimbas
oleh
situasi krisis keuangan global. Akan tetapi,
perlambatan yang cukup tajam terjadi lagi pada Tahun 2012. Pertumbuhan DPK antara tahun 2010 ke tahun 2011 yang sebesar 51,8%, melambat menjadi hanya 27,8% dari tahun 2011 ke tahun 2012.
4
Tabel 1.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia 2005-2012 Tahun
Jaringan Kantor
Aset
DPK
PYD
Jumlah
Pertumbuhan (year on year)
Jumlah (Juta Rupiah)
Pertumbuhan (year on year)
Jumlah (Juta Rupiah)
Pertumbuhan (year on year)
Jumlah (Juta Rupiah)
Pertumbuhan (year on year)
2005
550
24,2%
20.879.874
36,2%
15.582.329
31,4%
15.231.942
32,6%
2006
636
15,6%
26.722.030
28,0%
20.672.151
32,7%
20.444.907
34,2%
2007
711
11,8%
36.537.637
36,7%
28.011.670
35,5%
27.944.311
36,7%
2008
953
34,0%
48.555.122
35,6%
35.852.148
31,5%
35.194.974
36,7%
2009
1140
21,8%
66.089.967
33,4%
52.271.295
41,8%
46.886.354
22,7%
2010
1477
47,55%
97.519.337
47,55%
76.036.387
45,5%
68.181.050
45,4%
2011
1737
17,60%
145.466.672
49,2%
115.414.645
51,8%
102.655.215
50,1%
2012
2262
30,22%
195.017.755
34,1%
147.512.319
27,8%
147.505.141
43,7%
Sumber: Bank Indonesia (2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013a), diolah
5
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah merupakan pool dana yang dihimpun dari masyarakat melalui produk-produk penghimpunan dana Bank Syariah, yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah dan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah. DPK yang telah dihimpun oleh bank akan dialokasikan untuk kegiatan yang diperbolehkan menurut syari’ah, untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengalokasian DPK mempunyai beberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas bank tetap aman. Penurunan DPK juga sedikit banyak akan mempengaruhi Pembiayaan yang Disalurkan (PYD). Dengan demikian, perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat. Sedangkan kemampuan Perbankan Syariah dalam menghimpun DPK dan bersaing dengan Perbankan Konvensional di tengah perubahan-perubahan kondisi ekonomi makro Indonesia akan ikut menentukan besar-kecilnya peran Perbankan Syariah nasional dalam perekonomian negeri ini dan andilnya dalam Industri Keuangan Syariah Dunia yang kian membesar. Sebelum pengesahan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, lambatnya pertumbuhan Perbankan Syariah sering disebut sebagai akibat dari kurangnya regulasi dari Pemerintah dan promosi dari pihak Perbankan Syariah. Namun, apabila dilihat dari data pertumbuhan Perbankan Syariah, perlambatan pertumbuhan DPK identik dengan instabilitas ekonomi. Beberapa elemen kondisi makroekonomi yang dapat mempengaruhi penghimpunan DPK di Perbankan Syariah adalah pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam Produk Domestik
6
Bruto (PDB), inflasi, tingkat bunga deposito bank konvensional, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS (Bank Indonesia, 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013a). W.A. Lewis, sebagaimana dijelaskan oleh oleh Sukirno (2006: 200-201), mengungkapkan alasan mengapa tingkat tabungan bertambah tinggi dalam pembangunan, yaitu bahwa sumber dari berlakunya kenaikan tabungan dan penanaman modal adalah tingkat keuntungan atau surplus yang bertambah besar yang dinyatakan dengan persentase dari pendapatan nasional yang semakin meningkat. Sedangkan PDB menunjukkan pendapatan nasional dari sembilan sektor. Perubahan pendapatan sektor-sektor tersebut mempengaruhi masyarakat, baik perseorangan maupun korporasi, sehingga selanjutnya akan mempengaruhi besaran investasi dan tabungan masyarakat. Sedangkan kenaikan harga-harga atau inflasi dapat mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung atau menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, jika muncul ekspektasi tingkat return yang lebih rendah dibanding tingkat inflasi. Teori ini dibuktikan oleh hasil penelitian Tuti (2008), yang menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan deposito dalam negeri di bank umum Indonesia. Berdasarkan hal ini, di sisi penghimpunan dana perbankan syariah, DPK juga dimungkinkan mengalami penurunan apabila inflasi meningkat. Namun apabila dilihat dari penetapan imbalan atas tabungan, deposito, dan giro di Perbankan Syariah yang bukan berupa bunga, melainkan didasarkan pada akad Wadiah dan Mudharabah, maka inflasi bisa jadi tidak berdampak besar terhadap DPK Perbankan Syariah. Karena besaran bonus Wadiah dan bagi hasil
7
Mudharabah tidak bergantung pada tinggi rendah bunga, dan seharusnya justru bergerak seiring tinggi rendahnya inflasi. Di sisi
lain, dalam
pelaksanaan sistem
dual
banking
di
mana
Perbankan Syariah masih memiliki pangsa yang kecil, maka dalam kegiatan usahanya Bank Syariah seringkali masih dipengaruhi oleh Bank Umum. Salah satu faktor pengaruh tersebut ialah faktor suku bunga deposito Bank Umum. Berdasarkan efek substitusi, kenaikan suku bunga deposito Bank Umum dapat mengakibatkan perpindahan dana dari perbankan syariah ke Bank Umum. Hal ini dikarenakan nasabah yang profit oriented akan memilih mendepositokan dananya pada produk yang memberikan keuntungan lebih tinggi. Sebagaimana diperlihatkan oleh penelitian Haron dan Ahmad (1999) di Malaysia serta Rahayu dan Pranowo (2012) di Indonesia, yaitu bahwa suku bunga deposito secara signifikan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan Deposito Mudharabah. Selain itu, depresiasi Rupiah terhadap mata uang, terutama hard currencies seperti Dollar Amerika Serikat (Dollar AS), dapat menyebabkan capital outflow atau pelarian modal masyarakat keluar negeri karena jika dibandingkan dengan mata uang negara lain maka ekspektasi return investasi di Indonesia lebih rendah. Semakin meningkat nilai tukar Dollar AS akan menaikkan permintaan Dollar, sebaliknya permintaan uang domestik akan turun. Berdasarkan hal ini, perubahan nilai tukar rupiah terhadap hard currencies, diantaranya Dollar AS, dapat mempengaruhi pertumbuhan jumlah rekening maupun DPK di perbankan syariah, terutama dari nasabah korporasi.
8
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diteliti bagaimana pengaruh variabel-variabel makroekonomi, khususnya PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah, terhadap penghimpunan DPK Perbankan Syariah, agar diketahui kemampuan pertumbuhan Perbankan Syariah di tengah perubahan-perubahan makroekonomi di Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Pendapatan Domestik Bruto, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah, terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 2008-2012 ?
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Pendapatan
Domestik Bruto, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah, terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia 2008-2012.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya : 1) Manfaat teoritis a. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai perbankan syariah di Indonesia.
9
b. Bagi penulis Melalui
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menerapkan
ilmu
pengetahuan yang dimiliki mengenai Perbankan Syariah Indonesia. 2) Manfaat praktis a. Bagi Otoritas Moneter Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna bagi pemegang kebijakan moneter di Indonesia dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan perbankan syariah. b. Bagi Perbankan Syariah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
lingkungan
makro
terhadap
penghimpunan
DPK
Perbankan Syariah, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perbankan Syariah 2.1.1. Pengertian Perbankan Syariah Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan atau unit syariah. Secara umum, istilah yang digunakan dalam penyebutan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah di kalangan ahli ekonomi Islam di Indonesia berbeda-beda, ada yang menyebutnya sebagai Bank Islam (Karim, 2005), dan ada pula yang menyebutnya sebagai Bank Syariah (Muhamad,
10
11
2005). Istilah ―Islam‖ dan ―Syariah‖ memiliki pengertian yang berbeda. Namun, secara teknis penyebutan Bank Islam dan Bank Syariah memiliki pengertian yang sama, yakni bank yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Pengembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan penerapan dual banking system, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang juga didukung oleh Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Undang-Undang No.3 Tahun 2004 menyebutkan bahwa cara-cara pengendalian moneter dapat dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah, dan Bank Indonesia dapat memberikan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah kepada Bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek. 2.1.2. Prinsip-Prinsip Operasional Perbankan Syariah Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, kegiatan usaha Bank Umum Syariah (BUS) meliputi : 1) menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2) menghimpun
dana
dalam
bentuk
Investasi
berupa Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
Akad mudharabah
bertentangan dengan Prinsip Syariah;
atau
Akad
lain
yang
tidak
12
3) menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 4) menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, Akad salam, Akad istishna’, atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 5) menyalurkan Pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6) menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7) melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8) melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 9) membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10) membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
13
11) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; 12) melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; 13) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; 14) memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 15) melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah; 16) memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; dan 17) melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Semua kegiatan BUS boleh dilakukan oleh UUS, kecuali kegiatan Penitipan untuk kepentingan pihak lain dan fungsi sebagai Wali Amanat. 2.1.3. Produk Penghimpunan Dana Perbankan Syariah Penghimpunan DPK pada perbankan syariah dapat berbentuk rekening giro (demand deposits), tabungan (savings), dan deposito (time deposits). Prinsip operasional yang diterapkan dalam kegiatan penghimpunan dana adalah wadi’ah dan mudharabah.
14
2.1.3.1. Giro Berdasarkan
Undang-Undang No.21
Tahun
2008, giro
merupakan simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran
pemindahbukuan.
Lebih
lainnya,
lanjut,
atau
menurut
dengan fatwa
perintah
DSN
MUI
No.01/DSN-MUI/IV/2000, ada dua jenis giro yang dibenarkan secara syari’ah, yaitu Giro Wadi’ah dan Giro Mudharabah. Produk Giro yang ada dalam perbankan syariah di Indonesia merupakan Giro Wadi’ah. Giro Wadi’ah merupakan rekening giro yang didasarkan atas kontrak Wadi’ah, yaitu kontrak penitipan uang yang dapat ditarik kapanpun oleh pemiliknya. Dalam konsep Wadi’ah yad dhamanah, pihak yang dipercaya untuk menyimpan uang atau barang diperbolehkan untuk menggunakan objek (uang atau barang) yang dititipkan tersebut. Namun, baik pemilik dana maupun pihak bank tidak boleh menjanjikan imbalan atas penggunaan objek yang dititipkan tersebut. Walaupun demikian, pihak bank diperbolehkan memberikan bonus kepada pemilik dana, dengan syarat bonus tersebut tidak dijanjikan lebih dulu dalam akad pembukaan rekening (Karim, 2005: 287-288).
15
2.1.3.2. Tabungan Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, tabungan merupakan simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang
penarikannya
hanya
dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Lebih lanjut, menurut fatwa DSN MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000, ada dua jenis tabungan yang dibenarkan secara syari’ah, yaitu Tabungan Wadi’ah dan Tabungan Mudharabah. Pada prakteknya, produk Tabungan dalam perbankan syariah di Indonesia merupakan investasi dana berupa Tabungan Wadi’ah dan Mudharabah. 1) Tabungan Wadi’ah Tabungan Wadi’ah merupakan tabungan yang didasarkan atas kontrak Wadi’ah, yaitu kontrak penitipan uang yang dapat ditarik kapanpun oleh pemiliknya. Konsep Wadi’ah yang digunakan dalam Tabungan Wadi’ah adalah Wadi’ah yad dhamanah, yaitu pihak yang dipercaya untuk menyimpan uang atau barang diperbolehkan untuk menggunakan objek (uang atau barang) yang dititipkan tersebut. Namun, baik pemilik dana maupun pihak bank tidak boleh menjanjikan suatu imbalan atas penggunaan objek yang dititipkan tersebut. Walaupun demikian,
16
pihak bank diperbolehkan memberikan bonus kepada pemilik dana, dengan syarat bonus tersebut tidak dijanjikan lebih dulu dalam akad pembukaan rekening (Karim, 2005: 293-294). 2) Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah merupakan tabungan yang didasarkan atas kontrak Mudharabah. Dalam kontrak ini, bank bertindak sebagai mudharib, sedangkan nasabah menjadi shahib-al maal. Tabungan
Mudharabah
terdiri
atas
dua
bentuk,
yaitu
mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah. Dalam Mudharabah Mutlaqah, shahib-al maal tidak menentukan persyaratan tertentu bagi pengelola dana. Sedangkan dalam Mudharabah
Muqayyadah,
shahib-al
maal
mementukan
persyaratan tertentu mengenai tempat, waktu, atau objek investasi yang harus dipenuhi oleh pengelola dana dalam menyalurkan dana. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana Mudharabah, baik Mudharabah Mutlaqah maupun Mudharabah Muqayyadah, akan dibagi antara pihak bank dengan pemilik dana dalam bentuk nisbah yang dituangkan dalam akad pembukaan rekening (Karim, 2005: 205 dan 295-296). 2.1.3.3. Deposito Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 2008, deposito adalah investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah
yang
17
penarikannya
hanya
dapat dilakukan pada waktu
tertentu
berdasarkan Akad antara Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS. Lebih lanjut, menurut fatwa DSN MUI No.03/DSNMUI/IV/2000, deposito yang dibenarkan hanya deposito dengan akad (kontrak) Mudharabah, yang terdiri atas Mudharabah Mutlaqah dan Mudharabah Muqayyadah. 1) Mudharabah Mutlaqah Dengan kontrak Mudharabah Mutlaqah, pemilik dana tidak membatasi pengelolaan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah, baik dalam apa, dimana, dan bagaimana dana akan diinvestasikan. Dengan kata lain, Bank Syariah memiliki kebebasan untuk menginvestasikan dana ke sektor bisnis manapun
yang
diperkirakan akan menguntungkan. Perhitungan bagi hasil untuk deposito Mudharabah Mutlaqah didasarkan pada perhitungan hari aktual deposito, termasuk hari saldo tersimpan, dengan mengecualikan hari pembukaan dan penutupan rekening serta tanggal jatuh tempo (Karim, 2005:300). 2) Mudharabah Muqayyadah Berbeda
dengan
kontrak
Mudharabah
Mutlaqah,
dalam
Mudharabah Muqayyadah, pemilik dana membatasi pengelolaan dana yang dilakukan oleh Bank Syariah, dalam hal apa, dimana, dan bagaimana menginvestasikan dana. Karim (2005: 300-303) menyebutkan ada dua metode penggunaan dana Mudharabah
18
Muqayyadah, yang juga akan berimplikasi pada metode pembayaran bagi hasil, yaitu Cluster Pool of Fund dan Specific Product. Pada Cluster Pool of Fund, penggunaan dana dikhususkan untuk sejumlah proyek dalam tipe industri yang sama. Pembayaran bagi hasilnya dapat dilakukan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, atau berdasarkan jangka waktu yang telah disetujui dalam akad (kontrak) pembukaan rekening. Sedangkan pada Specific Product, dana digunakan untuk membiayai suatu proyek secara khusus. Bagi hasil akan terus bertambah seiring dengan perolehan cash flow dari proyek yang dibiayai. 2.1.4. Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Penghimpunan
DPK
Perbankan Syariah Perbankan sebagai lembaga intermediasi memberikan pembiayaan dengan sumber dana utama berasal dari DPK, yaitu penghimpunan dana masyarakat melalui Giro, Tabungan, dan Deposito. Oleh karenanya, kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat akan mempengaruhi kemampuan perbankan untuk memberikan pembiayaan dan memperoleh laba. Topik ini telah mendapatkan cukup banyak perhatian, baik di Indonesia maupun di luar negeri, sehingga sudah terdapat cukup banyak peneliti yang menelitinya. Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan variabel dan jangka waktu dilakukannya penelitian, serta hasil dari penelitian-penelitian tersebut.
19
Berikut ini adalah rangkuman hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghimpunan DPK Perbankan Syariah : 1) Penelitian Haron dan Ahmad (1999) Penelitian yang menggunakan data bulanan dari periode Januari 1984 – Desember 1998 ini dipublikasikan dalam International Journal of Islamic Financial Services Vol.1 No.4 dengan judul ‖The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia”. Analisis yang dilakukan dengan Data Envelopment Analysis memperlihatkan adanya hubungan negatif antara Tingkat Bunga dengan Deposito Bank Islam, serta terdapat hubungan positif antara tingkat keuntungan yang diberikan oleh Bank Islam dengan jumlah deposito di Bank Islam. Peneliti menyebutkan bahwa hasil penelitiannya ini konsisten dengan hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan di Sudan, Yordania, dan Singapura. 2) Penelitian Rachmawati (2004) Rachmawati melihat indikasi pengaruh PDB, jumlah kantor, tingkat bagi hasil bank syariah, dan tingkat suku bunga terhadap simpanan mudharabah Perbankan Syariah berdasarkan data triwulanan periode 1993-2003. PDB mempengaruhi negatif simpanan mudharabah secara signifikan hanya dalam jangka pendek. Jumlah kantor cabang dan kantor cabang pembantu Bank Syariah secara signifikan berpengaruh positif terhadap simpanan mudharabah dalam jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat bagi hasil secara signifikan berpengaruh positif
20
terhadap simpanan mudharabah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan tingkat suku bunga, walaupun menunjukkan hubungan positif, secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap simpanan mudharabah di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3) Penelitian Mangkuto (2005) Mangkuto meneliti pengaruh Bunga Deposito Konvensional (DK) dan Return Deposito Mudharabah (DM) terhadap Pertumbuhan Deposito di Bank Muamalat Indonesia periode Januari 1995 – Juli 2004 dengan menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda. Penelitian ini memperlihatkan bahwa yield DM dan yield DK merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan DM, walaupun pergerakan yield DM tidak mengikuti pergerakan yield DK. 4) Penelitian Arissanti (2006) Arissanti menguji pengaruh PDB rill perkapita, jumlah kantor, tingkat bunga, dan fatwa MUI tentang haramnya bunga terhadap penghimpunan DPK Perbankan Syariah di Indonesia periode Desember 2000 — Desember 2004. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan metode OLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Secara parsial, PDB riil perkapita, jumlah kantor dan fatwa MUI berpengaruh signifikan, dengan jumlah kantor sebagai
21
variabel yang dominan. Adapun tingkat bunga deposito tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghimpunan DPK Bank Syariah. 5) Penelitian Mubasyiroh (2008) Mubasyiroh meneliti pengaruh tingkat suku bunga dan inflasi terhadap total simpanan mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia dengan data bulanan periode 2004-2006. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga dan inflasi secara simultan maupun sendiri-sendiri, signifikan berpengaruh negatif terhadap total simpanan mudharabah. 6) Penelitian Rahayu dan Pranowo (2012) Rahayu dan Pranowo berupaya mereplikasi penelitian Haron dan Ahmad dengan menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap deposito mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia pada periode 2007-2010. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel suku bunga dengan volume deposito mudharabah, serta terjadi hubungan yang negatif diantara keduanya.
2.2. Produk Domestik Bruto (PDB) 2.2.1. Pengertian Produk Domestik Bruto (PDB) Dinamika pendapatan nasional dalam suatu negara merupakan bagian dalam pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Sukirno (2006:9-10) menyebutkan ―pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya‖ yang mana
22
―perkembangan tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya‖. Sedangkan ―pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu dan secara konseptual nilai tersebut dinamakan Produk Domestik Bruto (PDB)‖. 2.2.2. Pengaruh PDB terhadap DPK Perbankan Syariah PDB menunjukkan total pendapatan nasional dari 9 sektor, yaitu: 1) Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 2) Pertambangan dan Penggalian 3) Industri Pengolahan 4) Listrik, Gas, dan Air Bersih 5) Konstruksi 6) Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7) Pengangkutan dan Komunikasi 8) Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 9) Jasa-Jasa Perubahan pendapatan sektor-sektor tersebut mempengaruhi perubahan pendapatan dan konsumsi masyarakat, baik perseorangan maupun korporasi, sehingga selanjutnya akan mempengaruhi besaran investasi masyarakat, termasuk deposito dan tabungan yang merupakan bagian utama dalam Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah.
23
2.3. Inflasi Indeks Harga Konsumen (Inflasi IHK) 2.3.1. Pengertian Inflasi Indeks Harga Konsumen (Inflasi IHK) Insukindro (1995:136) memberikan definisi mengenai inflasi, yaitu kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Sedangkan Pohan (2008a:158) menyebutkan dua hal penting dalam pengertian inflasi, yakni menyangkut kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus (a persistent upward movement) dan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa (the general price movement). Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode berikutnya. Tingkat inflasi rendah adakalanya mencapai dibawah 4-5 %. Tingkat inflasi moderat 5-10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai beberapa ratus bahkan beberapa ribu persen dalam setahun. Indikator harga yang paling sering digunakan sebagai acuan oleh pelaku ekonomi dalam melakukan keputusan ekonominya adalah Indeks Harga Konsumen. IHK adalah besarnya biaya paket barang-barang dan jasa yang menunjukkan konsumsi masyarakat perkotaan. Menurut Pohan (2008a:159), terdapat sejumlah alasan mengapa IHK lebih banyak digunakan dibandingkan indikator harga lainnya, yaitu : 1) IHK dipublikasi secara periodik dengan jangka waktu yang paling pendek (bulanan); 2) IHK mengukur kenaikan biaya hidup (cost of living) karena mencakup barang dan jasa yang paling banyak dibeli dan dikonsumsi masyarakat; 3) IHK telah dikenal dan lama digunakan sebagai dasar pengukuran inflasi.
24
2.3.2. Pengaruh Inflasi IHK terhadap DPK Perbankan Syariah Pada
masa
inflasi,
terdapat
kecenderungan
pemilik
modal
menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah
dan
tanah
dan
menyimpan
barang
berharga
akan
lebih
menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif. Apalagi nilai riil tabungan masyarakat akan merosot sebagai akibat dari inflasi. Laju inflasi merupakan gambaran harga-harga. Harga yang membubung tinggi tergambar dalam inflasi yang tinggi. Sementara harga yang relatif stabil tergambar dalam angka inflasi yang rendah. Di bidang moneter, laju inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat mengganggu upaya perbankan dalam pengerahan dana masyarakat. Karena tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan tingkat suku bunga riil bank konvensional menjadi menurun. Fenomena yang seperti itu ‖akan mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung sehingga pertumbuhan dana perbankan yang bersumber dari masyarakat akan menurun‖ (Pohan, 2008b:52). Akan tetapi, teori tersebut didasarkan pada asumsi bahwa penetapan imbalan adalah berupa bunga, bukan bonus Wadiah maupun bagi hasil Mudharabah, sehingga pengaruh inflasi terhadap DPK Perbankan Syariah belum tentu sama dengan pengaruh inflasi terhadap DPK Perbankan Konvensional. Karena berdasarkan prinsip Syariah, tak akan ada perbedaan nilai uang walau seseorang telah meminjamkannya atau menyimpannya untuk diri sendiri, sebab peran uang sebagai medium pertukaran dan unit nilai tidak berubah (Ayub, 2009:664-665).
25
2.4. Suku Bunga Deposito Bank Umum 2.4.1. Pengertian Suku Bunga Deposito Bank Umum Dalam Undang-Undang No.21 Tahun 2008, Bank Konvensional didefinisikan sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional
dan berdasarkan jenisnya
terdiri
atas Bank
Umum
Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat. Penghimpunan DPK dalam Bank Umum terdiri atas tabungan, giro, dan deposito. Pemberian imbalan kepada nasabah pemilik dana dilakukan dengan sistem bunga, dimana bank menetapkan suku bunga tertentu sebagai imbalan atas penempatan dana nasabah berdasarkan jangka waktu tertentu. Sehingga bunga merupakan insentif agar orang mau menabung dan mengakumulasikan kekayaan. Tingkat bunga dalam perekonomian terbagi menjadi dua, yaitu tingkat bunga nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang bisa dilaporkan, dimana itu merupakan tingkat bunga yang dibayar investor untuk meminjam uang. Sedang tingkat bunga riil adalah tingkat bunga yang dikoreksi karena pengaruh inflasi atau tingkat bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi. Tingkat suku bunga deposito Bank Umum merupakan tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank bagi nasabah yang menyimpan uangnya dalam deposito di Bank Umum. Tingkat suku bunga ini bervariasi sesuai dengan jangka waktu jatuh tempo deposito. Ada deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.
26
2.4.2. Pengaruh Suku Bunga Deposito Bank Umum terhadap DPK Perbankan Syariah Menurut Lewis dan Algaoud (2001:174), bank Islam yang beroperasi
dalam
suatu
lingkungan
perbankan
konvensional
akan
menghadapi beberapa kesulitan. Pasar bank Islam sudah tidak lagi dalam masa pertumbuhan, dan bank Islam tidak bisa menarik nasabah hanya berdasarkan keyakinan akan keharaman bunga. Sejumlah studi yang dibahas oleh Lewis dan Algaoud menunjukkan bahwa di Yordania, Malaysia, dan Singapura, agama tidak muncul sebagai motif utama yang mendorong orang untuk mempergunakan jasa bank Islam. Semua studi itu menunjukkan bahwa efisiensi menjadi faktor utama, karena orang-orang menginginkan transaksi mereka diselesaikan secepat dan seefisien mungkin. Selain itu, para nasabah bank Islam berorientasi pada laba dan berharap bahwa bank pilihannya sama atau bahkan lebih menguntungkan dibanding Bank Umum Konvensional. Hal ini terbukti dalam penelitian Haron dan Ahmad (1999), Mangkuto (2005), serta Rahayu dan Pranowo (2012) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan negatif antara bunga terhadap pertumbuhan deposito mudharabah di Bank Muamalat Indonesia. Disini dapat dilihat bahwa dalam negara yang menerapkan dual banking system, Bank Umum dapat memiliki efek substitusi terhadap Bank Syariah. Perubahan tingkat suku bunga deposito Bank Umum dapat mempengaruhi pertumbuhan dana pihak ketiga Perbankan Syariah.
27
2.5. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS 2.5.1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs. Nilai tukar didasari dua konsep, pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional (Halwani, 2005). Permintaan dan penawaran akan valuta asing akan membentuk tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik terhadap mata uang negara lain. Penawaran dan permintaan valuta asing timbul karena adanya hubungan internasional dalam perdagangan barang, jasa, maupun modal, sehingga untuk menyelesaikan transaksi perlu menukarkan suatu mata uang domestik dengan valuta asing, dan sebaliknya. Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan satuan hitung dalam transaksi keuangan internasional disebut hard currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Mata uang hard currency ini pada umumnya berasal dari negara-negara industri maju seperti dollar Amerika Serikat (USD). Sedangkan Soft currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan satuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan sering mengalami depresiasi
28
atau penurunan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Soft currency ini pada umumnya berasal dari negara-negara sedang berkembang seperti Rupiah 2.5.2. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap DPK Perbankan Syariah Dari sudut pandang golongan nasabah individu, kenaikan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah dapat menyebabkan capital Outflow atau pelarian modal masyarakat keluar negeri karena jika dibandingkan dengan mata uang negara lain maka nilai tukar Rupiah terlalu rendah. Semakin meningkat nilai tukar Dollar akan menaikan permintaan Dollar. Sebaliknya permintaan uang domestik akan turun sehingga permintaan deposito dalam negeri dapat turun pula, karena masyarakat akan lebih memilih menyimpan dananya dalam bentuk Dollar. Sedangkan dari sudut pandang golongan nasabah korporasi, depresiasi Rupiah terhadap mata uang hard currencies akan meningkatkan biaya produksi akibat kenaikan harga bahan mentah dan barang modal yang berasal dari impor. Akibatnya, perusahaan akan cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi masalah permodalannya. Karenanya, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS dapat berpengaruh negatif terhadap penghimpunan DPK Perbankan Syariah.
29
2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Terdapat dua masalah penting yang ada dalam Perbankan Syariah Indonesia yang sedang berkembang, yaitu masih kecilnya pangsa pasar dan tidak stabilnya pertumbuhan DPK. Padahal, DPK sangat vital bagi pertumbuhan Perbankan Syariah. Dari sisi eksternal, kondisi makroekonomi yang tercermin dalam pendapatan nasional, tingkat inflasi, suku bunga deposito Bank Konvensional, dan nilai tukar Rupiah diperkirakan dapat mempengaruhi penghimpunan DPK Perbankan Syariah. Pengaruh inflasi yang tercermin dalam angka Inflasi IHK, Pendapatan Nasional yang dapat dilihat dari angka PDB Harga Konstan, tingkat bunga deposito bank konvensional yang secara nyata tampak dalam suku bunga deposito 1 bulan Bank Umum, serta nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, terhadap DPK Perbankan Syariah ditunjukkan sebagai berikut:
PDB (Harga Konstan)
Inflasi IHK
Suku Bunga Deposito 1 Bulan BankUmum
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah Sumber: Haron dan Ahmad (1999); Rachmawati (2004); Mangkuto (2005); Arissanti (2006); Mubasyiroh (2008); Rahayu dan Pranowo (2012), dengan dimodifikasi
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
30
Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0: PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS tidak berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah 2008-2012. H1: PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah 2008-2012.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menguji pengaruh antara Pendapatan Nasional, inflasi, suku bunga deposito bank konvensional, dan nilai tukar Rupiah terhadap penghimpunan DPK Perbankan Syariah
melalui
eksperimen model ekonometrika. Pendapatan
Nasional
ditunjukkan oleh angka PDB berdasarkan harga konstan tahun 2000. Inflasi tercermin dalam angka inflasi IHK. Tingkat bunga deposito Bank Umum dapat dilihat dari Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum. Sedangkan nilai tukar Rupiah dapat dilihat dari nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Data yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai semua variabel dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah dan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia (2013b, 2013c, 2013d, dan 2013e). Dengan demikian, jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain uji hipotesis atas data sekunder berbentuk time series.
31
32
3.2. Variabel Penelitian Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini terdiri atas : 1) Variabel dependen (variabel Y) dalam penelitian ini adalah total Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah Indonesia yang terdiri atas Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Variabel Y : DPK dalam Miliar Rupiah 2) Variabel independen (variabel X) dalam penelitian ini adalah : a. PDB PDB dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder triwulanan PDB atas dasar harga konstan tahun 2000 yang kemudian diinterpolasi, sehingga diperoleh angka PDB bulanan. Interpolasi data triwulan menjadi bulanan diperlukan karena tidak tersedianya data PDB bulanan dalam Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Bank Indonesia, 2013c). Variabel X1
: PDB dalam Miliar Rupiah
b. Inflasi IHK Inflasi dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder bulanan Inflasi IHK Indonesia Tahun ke Tahun. Variabel X2 : INF dalam Persen c. Suku Bunga Deposito Bank Umum Tingkat suku bunga deposito Bank Umum merupakan tingkat suku bunga yang diberikan oleh bank bagi nasabah yang menyimpan uangnya dalam deposito di bank konvensional. Dalam penelitian
33
ini, tingkat suku bunga merupakan Suku Bunga Simpanan Berjangka (Deposito) 1 Bulanan Bank Umum. Variabel X3 : SBD dalam Persen d. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS dalam penelitian ini menggunakan data bulanan Kurs Tengah
Dollar AS terhadap
Rupiah yang telah terdapat dalam Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (2013d). Variabel X4
: KURS dalam Rupiah
3.3. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Pengumpulan data yang berkaitan dengan hal-hal atau variabel penelitian didasarkan pada data-data statistik yang dipublikasikan secara umum oleh Bank Indonesia. 3.4. Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan software EViews 6. Y
a
X 1 PDB
X 2 INF
X 3 SBD
X 4 KURS
Keterangan : Y
: Dana Pihak Ketiga Perbankan Syari’ah
a
: konstanta
X1
: koefisien regresi PDB
e
34
X2
: koefisien regresi Inflasi IHK
X3
: koefisien regresi Suku Bunga Deposito 1 Bulanan Bank Umum
X4
: koefisien regresi Kurs Tengah Dollar AS terhadap Rupiah
e
: Error (kesalahan residual) 3.4.1. Uji Asumsi Klasik Masalah yang muncul dalam analisis dapat disebabkan pelanggaran asumsi dasar metode OLS (Ordinary Least Square) dalam melakukan estimasi sebuah model sehingga parameter yang diperoleh menjadi bias, tidak konsisten dan tidak efisien. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil analisis data yang konsisten dan efisien perlu diadakan uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji otokorelasi. 3.4.1.1.Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara beberapa atau semua variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan menjalankan regresi auxiliary, yaitu dengan menjalankan regresi dimana secara bergantian semua variabelnya dijadikan variabel dependen. Ketika R2 persamaan 1 (hipotesis yang diuji) lebih besar daripada R2 persamaan 2, R2
35
persamaan 3, R2 persamaan 4, R2 persamaan 5, maka dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena multikolinieritas. 3.4.1.2.Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar) (Ghozali, 2007:105). Model
terkena
heteroskedastisitas
apabila
varians
dari
kesalahan/error atau residual dari model tidak konstan dari pengamatan/observasi satu ke pengamatan/observasi lainnya. Ketika terdapat
heteroskedastisitas,
estimasi
kuadrat-terkecil
(OLS)
memberikan bobot lebih berat pada observasi dengan varians error yang lebih besar daripada observasi yang memiliki varians error yang lebih kecil, sehingga varians menjadi tidak efisien, karena varians dari parameter yang diestimasi bukanlah varians minimum. Adapun cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan melakukan uji White. Misal asumsi α = 5%. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared < α = 5%, maka model terkena heterokedastisitas. Sebaliknya jika Obs*Rsquared > α = 5%, maka model terbebas dari heterokedastisitas.
36
3.4.1.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika ada korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena ―gangguan‖ pada seseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ―gangguan‖ pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test). Misal asumsi α = 5%. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared < α = 5%, maka model terkena autokorelasi. Sebaliknya jika Obs*Rsquared > α = 5%, maka model terbebas dari autokorelasi. 3.4.2. R2 (Koefisien Determinasi Berganda) Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. (Ghozali, 2007:83)
37
3.4.3. Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t dan Uji F. 3.4.3.1. Uji t Uji t adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen cukup berarti. Dengan kata lain uji t adalah alat uji hipotesis parsial. Uji t dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Merumuskan Hipotesis statistik a. H0 : X1, X2, X3, dan X4 secara parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y b. H1 : X1, X2, X3, dan X4 secara parsial (sendiri-sendiri) berpengaruh signifikan terhadap Y. 2) Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis adalah a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) maka H0 diterima. b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) maka H0 ditolak dan menerima H1. 3.4.3.2.Uji F Pengujian koefisien regresi (keseluruhan) adalah untuk mengetahui apakah variabel independen secara keseluruhan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Formulasi langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut:
38
1) Menentukan Hipotesis H0 : X1, X2, X3, dan X4 secara keseluruhan (bersama-sama) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y. H1 : X1, X2, X3, dan X4 secara keseluruhan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Y. 2) Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis adalah a. Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) maka H0 diterima. b. Jika probabilitas (signifikansi) < 0.05 (α) maka H0 ditolak dan menerima H1.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data 4.1.1. Statistik Deskriptif Variabel 4.1.1.1. Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah DPK Perbankan Syariah dalam penelitian ini meliputi total Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah yang dihimpun oleh BUS dan UUS, yang pertumbuhan DPK-nya ditunjukkan pada grafik berikut:
160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0
20 08 20 - 0 08 1 20 - 0 08 4 20 - 0 08 7 20 - 1 09 0 20 - 0 09 1 20 - 0 09 4 20 - 0 09 7 20 - 1 10 0 20 - 0 10 1 20 - 0 10 4 20 - 0 10 7 20 - 1 11 0 20 - 0 11 1 20 - 0 11 4 20 - 0 11 7 20 - 1 12 0 20 - 0 12 1 20 - 0 12 4 20 - 0 12 7 -1 0
Total DPK
DPK Perbankan Syariah 2008-2012
Periode
Sumber: Data sekunder yang diolah (Lampiran 1)
Gambar 4.1. Grafik DPK Perbankan Syariah Indonesia Periode 2008-2012 (dalam Miliar Rupiah)
Dari Grafik 4.1. tampak bahwa DPK Perbankan Syariah terus meningkat
jumlahnya
dari
39
waktu
ke
waktu.
Akan
tetapi,
40
peningkatannya relatif lambat dan beberapa kali mengalami penurunan. Penurunan terakhir yang cukup tajam terjadi pada pertengahan 2012.
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif DPK Perbankan Syariah Indonesia Mean Maximum Minimum
69989,08 147512,00 27695,00
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa DPK Perbankan Syariah terendah dalam periode 2008-2012 adalah 27.695 dan DPK tertinggi 147.512. 4.1.1.2. PDB Pertumbuhan PDB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 ditunjukkan pada grafik berikut:
800.000,00 700.000,00 600.000,00 500.000,00 400.000,00 300.000,00 200.000,00 100.000,00
20 08 20 – 0 08 3 20 – 0 08 6 20 – 0 08 9 20 – 1 09 2 20 – 0 09 3 20 – 0 09 6 20 – 0 09 9 20 – 1 10 2 20 – 0 10 3 20 – 0 10 6 20 – 0 10 9 20 – 1 11 2 20 – 0 11 3 20 – 0 11 6 20 – 0 11 9 20 – 1 12 2 20 – 0 12 3 20 – 0 12 6 20 – 0 12 9 – 12
0,00
Sumber: Data sekunder yang diolah (Lampiran 2)
Gambar 4.2. Grafik PDB Indonesia Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 Periode 2008-2012 (dalam Miliar Rupiah)
41
Dari Grafik 4.2 tampak bahwa PDB Indonesia relatif stabil dan mengalami puncak tertinggi pada triwulan ketiga Tahun 2012. Dalam deskriptif data (Tabel 4.2) terlihat bahwa PDB Terendah adalah 519.204,6 pada triwulan kedua Tahun 2008 dan PDB tertinggi sebesar 671.780,8 terjadi pada triwulan ketiga Tahun 2012.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif PDB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 Mean Maximum Minimum
587019,1 671780,8 519204,6
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Untuk keperluan analisis dalam penelitian ini, data sekunder PDB Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 yang awalnya berupa data triwulanan diinterpolasi untuk memperoleh data bulanan dengan menggunakan metode Qudratic: Match Sum di EViews 6. Metode ini dipilih karena data akan diubah dari frekuensi rendah ke tinggi, titik data yang diinterpolasi relatif sedikit, dan sumber data sudah cukup smooth 1 . Setelah diperoleh data bulanan, kemudian diinput kedalam Data Persiapan Analisis Regresi (Lampiran 6).
1
Selain metode Quadratic: Match Sum, terdapat beberapa metode interpolasi lain di EViews, yaitu metode Constant: Match Average, Constant: Match Sum, Quadratic: Match Average, Linear: Match Last, dan Qubic: Match Last (Quantitative Micro Software, 2007:108-109).
42
4.1.1.3. Inflasi IHK Berdasarkan data sekunder, Inflasi IHK tertinggi terjadi pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2009 inflasi semakin rendah, namun kemudian naik lagi pada 2011. Pergerakan Inflasi IHK ditunjukkan pada grafik berikut:
14 12 10 8 6 4 2
Ja n0 Ap 8 r- 0 8 Ju l-0 O 8 kt -0 Ja 8 n0 Ap 9 r- 0 9 Ju l-0 O 9 kt -0 Ja 9 n1 Ap 0 r- 1 0 Ju l-1 O 0 kt -1 Ja 0 n1 Ap 1 r- 1 1 Ju l-1 O 1 kt -1 Ja 1 n1 Ap 2 r- 1 2 Ju l-1 O 2 kt -1 2
0
Sumber: Data sekunder yang diolah (Lampiran 3)
Gambar 4.3. Grafik Inflasi IHK Tahun ke Tahun di Indonesia Periode 2008-2012 (dalam Persen) Dari data sekunder yang sama juga diperoleh deskripsi sebagai berikut:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Inflasi IHK Mean Maximum Minimum
5,99733 12,14000 2,41000
Sumber: Data Sekunder yang diolah
Inflasi IHK tertinggi adalah 12,14 pada Bulan September 2008 dan Inflasi IHK terendah adalah 2,41 pada bulan Nopember 2009. Sedangkan pada tahun 2012, Inflasi IHK berkisar antara 3,5 hingga 4,6.
43
4.1.1.4. Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum Suku Bunga Deposito cenderung fluktuatif dari waktu ke waktu. Pergerakan Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum periode 20082012 dapat dilihat pada grafik berikut:
12 10 8 6 4 2
20 08
20 01 08 20 04 08 20 07 08 20 10 09 20 01 09 20 04 09 20 07 09 20 10 10 20 01 10 20 04 10 20 07 10 20 10 11 20 01 11 20 04 11 20 07 11 20 10 12 20 01 12 20 04 12 20 07 12 -1 0
0
Sumber: Data sekunder yang diolah (Lampiran 4)
Gambar 4.4. Grafik Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum di Indonesia Periode 2008-2012 (dalam Persen)
Dari grafik tersebut terlihat bahwa suku bunga tertinggi terjadi pada pergantian tahun 2008 ke 2009, namun pada periode-periode selanjutnya, suku bunga terus menurun hingga mencapai titik terendah pada tahun 2012. Hal ini lebih lanjut dapat disimak dari deskripsi data:
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum Mean Maximum Minimum
7,14717 10,75000 5,35000
Sumber: Data Sekunder yang diolah
44
Suku bunga terendah adalah 5,35 yang terjadi pada bulan Mei 2012, sedangkan suku bunga tertinggi 10,75 terjadi bulan Desember 2008. 4.1.1.5. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Naik-turunnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS dapat dilihat pada grafik berikut:
KURS 14000,00 12000,00 10000,00 8000,00 6000,00 4000,00 2000,00
20 08 20 - 01 08 20 - 04 08 20 - 07 08 20 10 09 20 01 09 20 04 09 20 07 09 20 - 10 10 20 - 01 10 20 - 04 10 20 - 07 10 20 - 10 11 20 - 01 11 20 - 04 11 20 - 07 11 20 - 10 12 20 - 01 12 20 - 04 12 20 - 07 12 -1 0
0,00
Sumber: Data sekunder yang diolah (Lampiran 5)
Gambar 4.5. Grafik Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Periode 2008-2012 (dalam Rupiah)
Nilai Tukar berkisar antara 8500 rupiah hingga 12000an, dimana nilai Rupiah terkuat terjadi pada pergantian tahun 2008 ke 2009. Pada periode selanjutnya, Rupiah cenderung melemah, dan mencapai titik terendah pada 2011. Hal ini juga nampak pada deskripsi berikut: Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Mean Maximum Minimum
9476 12151 8508
Sumber: Data sekunder yang diolah
45
Nilai kurs terendah 8.508 terjadi pada bulan Juli 2011, sedangkan kurs tertinggi 12.151 (nilai Rupiah terkuat) adalah pada Nopember 2008. 4.1.2. Uji Asumsi Klasik Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan asumsi OLS. Pengolahan data dilakukan dengan program EViews 6. Untuk memastikan bahwa model yang diperoleh merupakan model yang tepat, maka sebelumnya akan dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri atas Uji Multikolineritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi. 4.1.2.1. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan dengan Regresi Auxiliary. R2 hipotesis yang diuji adalah 0,893. Sedangkan hasil dari regresi auxiliary adalah 0,403; 0,641; 0,890; dan 0,814.
No 1 2 3 4 5
Tabel 4.6. Rekapitulasi Output Regresi Auxiliary Variabel Dependen R2 DPK 0,944 INF 0,386 KURS 0,661 PDB 0,941 SBD 0,818 Sumber: Data sekunder yang diolah (Lampiran 7)
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa R2 persamaan 1 lebih besar daripada R2 persamaan 2, R2 persamaan 3, R2 persamaan 4, R2 persamaan 5, sehingga dapat disimpulkan model tidak terkena multikolinieritas.
46
4.1.2.2. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas dilakukan dengan melakukan uji White. Hasil uji White tanpa memasukkan cross terms adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7. Output Uji White Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
1.826980 7.037231 7.407146
Prob. F(4,55) Prob. Chi-Square(4) Prob. Chi-Square(4)
0.1367 0.1339 0.1159
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 19:54 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60
C PDBBUL^2 INF^2 SBD^2 KURS^2 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
-1.72E+08 0.004615 971.0097 -793085.4 1.160916
1.52E+08 0.003050 443561.5 1467314. 1.392466
-1.133999 1.512849 0.002189 -0.540502 0.833712
0.2617 0.1360 0.9983 0.5910 0.4080
0.117287 0.053090 1.03E+08 5.82E+17 -1189.468 1.826980 0.136742
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
66234240 1.06E+08 39.81561 39.99013 39.88387 1.009386
Dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Obs*R-squared adalah 0,134, atau dengan kata lain lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari Heterokedastisitas.
47
4.1.2.3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM Test). Hasil LM Test yang telah dilakukan dengan Lags to Include 45 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Output Uji Lagrange Multiplier Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
9.158612 58.57866
Prob. F(45,10) Prob. Chi-Square(45)
0.0004 0.0842
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 15:31 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60 Presample missing value lagged residuals set to zero.
PDBBUL INF SBD KURS C RESID(-1) RESID(-2) RESID(-3) RESID(-4) RESID(-5) RESID(-6) RESID(-7) RESID(-8) RESID(-9) RESID(-10) RESID(-11) RESID(-12) RESID(-13) RESID(-14) RESID(-15)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
-0.682773 -1144.240 5426.936 -5.697802 147144.2 0.039822 -0.186263 -0.213274 -0.206072 -0.282011 -0.164498 -0.342595 -0.324532 -0.288143 -0.279889 -0.254609 -0.066236 -0.365315 -0.154917 -0.388441
0.128341 371.0312 1323.359 2.132360 26374.40 0.175857 0.177494 0.170212 0.168244 0.175945 0.170261 0.166206 0.176788 0.191442 0.208941 0.185874 0.202707 0.193001 0.203722 0.193695
-5.319982 -3.083947 4.100880 -2.672064 5.579053 0.226444 -1.049405 -1.252988 -1.224836 -1.602836 -0.966154 -2.061274 -1.835713 -1.505116 -1.339564 -1.369790 -0.326759 -1.892814 -0.760431 -2.005428
0.0003 0.0116 0.0021 0.0234 0.0002 0.8254 0.3187 0.2387 0.2487 0.1401 0.3568 0.0662 0.0963 0.1632 0.2100 0.2007 0.7506 0.0877 0.4645 0.0727
48
RESID(-16) RESID(-17) RESID(-18) RESID(-19) RESID(-20) RESID(-21) RESID(-22) RESID(-23) RESID(-24) RESID(-25) RESID(-26) RESID(-27) RESID(-28) RESID(-29) RESID(-30) RESID(-31) RESID(-32) RESID(-33) RESID(-34) RESID(-35) RESID(-36) RESID(-37) RESID(-38) RESID(-39) RESID(-40) RESID(-41) RESID(-42) RESID(-43) RESID(-44) RESID(-45) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
-0.441987 -0.440495 -0.490916 -0.370801 -0.542297 -0.435963 -0.484915 -0.555023 -0.139533 -0.618445 -0.420889 -0.350581 -0.733391 -0.200262 -0.666351 -0.634427 -0.599665 -0.777250 -0.660648 -1.039864 -0.755531 -0.895510 -0.890136 -0.706873 -1.147372 -0.609361 -0.560613 -0.651289 -0.331051 -0.637324 0.976311 0.860235 3068.244 94141226 -513.1152 8.410970 0.000506
0.193502 0.203324 0.192493 0.193174 0.210765 0.211011 0.224946 0.210531 0.222511 0.219636 0.239756 0.224846 0.234304 0.263832 0.271398 0.285590 0.300743 0.310105 0.305731 0.313816 0.331431 0.308772 0.316520 0.295129 0.293690 0.283042 0.265509 0.265078 0.242532 0.239538
-2.284146 -2.166461 -2.550309 -1.919515 -2.572995 -2.066067 -2.155692 -2.636299 -0.627083 -2.815771 -1.755490 -1.559204 -3.130077 -0.759052 -2.455259 -2.221464 -1.993947 -2.506411 -2.160879 -3.313607 -2.279604 -2.900233 -2.812261 -2.395135 -3.906752 -2.152898 -2.111467 -2.456971 -1.364983 -2.660633
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.0455 0.0555 0.0288 0.0839 0.0277 0.0657 0.0565 0.0249 0.5447 0.0183 0.1097 0.1500 0.0107 0.4653 0.0340 0.0506 0.0741 0.0311 0.0560 0.0078 0.0458 0.0158 0.0184 0.0376 0.0029 0.0568 0.0609 0.0339 0.2022 0.0239 -5.42E-11 8207.122 18.77051 20.51579 19.45318 1.950345
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Obs*Rsquared adalah 0,084, atau dengan kata lain lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan model terbebas dari Autokorelasi.
49
4.1.3. R2 (Koefisien Determinasi Berganda) Koefisien
determinasi
menilai
kemampuan
variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari tabel 4.3. dapat dilihat R2 sebesar 0,976. Ini berarti 97,6% DPK Perbankan Syariah dapat dijelaskan oleh variabel PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS, sedangkan 2,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4.1.4. Pengujian Hipotesis Model regresi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dilihat dari tabel 4.3. Sedangkan model regresi tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan:
Y
147144,2 0,683PDB 1144,240INF
5426,936SBD 5,698KURS
e
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Konstanta diperoleh sebesar 147.144,2 yang berarti bahwa jika variabel independen sama dengan nol (0), maka DPK tetap akan bernilai positif. 2) Koefisien regresi variabel PDB diperoleh sebesar 0,683 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel PDB meningkat sebesar 1 miliar rupiah maka DPK Perbankan Syariah akan berkurang sebesar 0,683 miliar dengan asumsi variabel lain konstan.
50
3) Koefisien regresi variabel Inflasi IHK diperoleh sebesar 1.144,240 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel Inflasi IHK meningkat sebesar 1 persen, maka DPK Perbankan Syariah akan berkurang sebesar 1.144,240 miliar dengan asumsi variabel lain konstan. 4) Koefisien regresi variabel Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum diperoleh sebesar 5.426,936 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel Suku Bunga naik sebesar 1 persen, maka DPK Perbankan Syariah juga akan naik sebesar 5.426,936 miliar dengan asumsi variabel lain konstan. 5) Koefisien regresi variabel Nilai Tukar Rupiah diperoleh sebesar 5,698 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel Nilai Tukar naik sebesar 1 rupiah, atau dengan kata lain mata uang Rupiah melemah, maka DPK Perbankan Syariah akan turun sebesar 5,698 miliar dengan asumsi variabel lain konstan. Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan baik secara parsial maupun secara simultan. 4.1.4.1. Uji t Dari hasil regresi pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa: 1) Pengaruh PDB Terhadap DPK Perbankan Syariah Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,0003. Karena nilai probabilitas (0,0003) lebih kecil dari 0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata lain, PDB Harga Konstan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah.
51
2) Pengaruh Inflasi IHK Terhadap DPK Perbankan Syariah Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,0116. Karena nilai probabilitas (0,0116) lebih kecil dari 0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata lain, Inflasi IHK secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah. 3) Pengaruh Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum Terhadap DPK Perbankan Syariah Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,002. Karena nilai probabilitas (0,002) lebih kecil dari 0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata lain, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK. 4) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap DPK Perbankan Syariah Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,023. Karena nilai probabilitas (0,023) lebih kecil dari 0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata lain, Nilai Tukar Rupiah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah. 4.1.4.2. Uji F Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0,0005. Karena nilai prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima, atau dengan kata lain, PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah.
52
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pengaruh Pengaruh PDB Terhadap DPK Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, PDB secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah dengan arah koefisien negatif. Ini sesuai dengan teori dimana perubahan pendapatan masyarakat yang tercermin dalam PDB akan mempengaruhi DPK Perbankan Syariah. Temuan bahwa arah koefisiennya negatif juga selaras dengan temuan Rachmawati (2004). Hal ini menunjukkan bahwa ketika pendapatan masyarakat meningkat, mereka memilih untuk tidak menyimpan dananya di Perbankan Syariah, melainkan bisa jadi menambah konsumsinya, berinvestasi di sektor riil, berinvestasi di Pasar Modal, atau justru menyimpan dananya di Bank Konvensional. Ini juga mengindikasikan bahwa nasabah cenderung menggunakan Perbankan Syariah untuk menyimpan dana jangka pendek, atau sebagai tempat transit dana-dana yang bisa ditarik setiap saat. 4.2.2. Pengaruh Inflasi IHK Terhadap DPK Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian, Inflasi IHK secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah dengan arah koefisien negatif. Ini sesuai dengan teori dimana inflasi ―akan mengurangi hasrat masyarakat untuk menabung sehingga pertumbuhan dana perbankan yang bersumber dari masyarakat akan menurun‖ (Pohan, 2008b:52). Di sisi lain, ini berarti bahwa masyarakat membuat keputusan dengan anggapan tidak ada perbedaan antara bonus Wadi’ah dan bagi hasil Mudharabah dengan
53
imbalan bunga dari Bank Konvensional. Pada masa inflasi, masyarakat akan menarik dana lebih banyak dari simpanannya untuk memenuhi kebutuhan mereka, termasuk simpanan mereka di Perbankan Syariah. Selain itu, Inflasi mengakibatkan ketidakpastian bagi masyarakat, sehingga mereka akan mengambil keputusan untuk memindahkan dana-dananya ke aset riil agar nilai kekayaan mereka tidak merosot. 4.2.3. Pengaruh Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap DPK Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum berpengaruh positif signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah. Sepintas, ini nampaknya berlawanan dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah dibahas dalam Bab 2. Namun, jika dicermati lebih lanjut, penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa Tingkat Bunga akan berpengaruh negatif signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah ( Haron dan Ahmad, 1999; Mangkuto, 2005; Mubasyiroh, 2008; Rahayu dan Pranowo, 2012) hanya meneliti salah satu unsur dari DPK, yaitu deposito Mudharabah, bukan keseluruhan DPK yang terdiri atas Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Mudharabah. Ketimpangan ini mengindikasikan bahwa DPK non-Deposito Mudharabah sebenarnya cenderung tidak terpengaruh negatif oleh Tingkat Bunga Deposito Bank Umum, dan dominasi Deposito Mudharabah dalam struktur DPK menurun dari periode ke periode. Hal ini konsisten dengan temuan Bank Indonesia (2013a:5) bahwa pada tahun 2012 kontribusi
54
Tabungan
dan
Giro
meningkat,
walaupun
pertumbuhan
Deposito
Mudharabah melambat. Bank Syariah mempunyai empat fungsi yang berbeda dengan Bank Umum konvensional. Keempat fungsi ini adalah sebagai manajer investasi, sebagai investor yang berhubungan dengan pembagian hasil usaha (profit distribution) yang dilakukan Bank Syariah, fungsi sosial, dan jasa keuangan. Hal ini membuat posisi Bank Syariah dalam sistem keuangan di Indonesia menjadi unik. Di satu sisi, ia menjalankan penghimpunan dana selayaknya Bank Umum dalam bentuk Giro, Tabungan, dan Deposito. Namun di sisi lain, imbalan yang bisa ia berikan kepada para nasabahnya sangat tergantung pada pendapatan yang diperoleh atas pengelolaan dananya. Sehingga idealnya, nasabah tidak bisa mengharapkan pendapatan yang pasti sebagaimana
jika
mereka
menyimpan
dananya
di
Bank
Umum
Konvensional. Mereka yang menyimpan dana di Bank Syariah selain siap menerima keuntungan juga harus bersedia menanggung resiko. Fenomena ini menimbulkan adanya istilah nasabah emosional (spiritual) dan nasabah rasional, dimana nasabah emosional dianggap memiliki loyalitas kepada Bank Syariah yang lebih tinggi daripada nasabah rasional yang profit oriented. Dengan ekspektasi yang tidak pasti tersebut, maka para nasabah rasional yang menyimpan dana di Deposito Mudharabah dan mengharapkan return yang tinggi bisa jadi cenderung untuk memindahkan dananya ke Bank Umum Konvensional jika tingkat bunga naik (Mangkuto, 2005;
55
Mubasyiroh, 2008; Rahayu dan Pranowo, 2012). Keputusan nasabah rasional ini akan secara langsung berpengaruh negatif terhadap Deposito Mudharabah. Namun fenomena yang sama bisa jadi tidak dialami oleh Giro Wadi’ah, Tabungan Wadi’ah, Tabungan Mudharabah. Realitanya adalah bahwa Lembaga Keuangan Islam umumnya masih menggunakan tingkat suku bunga sebagai tolok ukur (Ayub, 2009:678-680)2. Tingkat suku bunga masih dijadikan rujukan untuk penentuan tingkat imbalan maupun bagi hasil yang diberikan Bank Syariah. Sehingga dapat diperkirakan hanya akan ada sedikit perbedaan antara keuntungan yang akan diperoleh nasabah rasional dari Bunga dengan keuntungan dari produk simpanan di Perbankan Syariah bagi produk simpanan jangka pendek seperti Giro dan Tabungan. Apalagi penetapan imbalan produk Giro Wadi’ah dan Tabungan Wadi’ah berupa bonus, bukan bagi hasil. Di sisi lain, temuan bahwa koefisiennya positif menunjukkan bahwa basis nasabah Perbankan Syariah adalah nasabah emosional, walaupun keputusan-keputusan rasional masih akan mempengaruhi simpanan mereka. Bagi nasabah emosional, kenaikan bunga di Bank Umum Konvensional tidak membuat mereka tergoda untuk memindahkan dananya. Sebaliknya, dengan keyakinan bahwa bank pilihannya lebih baik, maka mereka bisa jadi menambah simpanan dengan mengharapkan imbalan yang sama dengan atau lebih tinggi daripada imbalan yang diberikan Bank Umum Konvensional.
2
Ayub berargumen bahwa karena ―bagian bank Islami dalam pasar finansial nasional dan global sangat kecil,‖ maka ―mereka berkewajiban menggunakan tolok ukur formal dari pasar konvensional tempat mereka beroperasi‖, selain juga untuk mempertahankan daya saing Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional.
56
4.2.4. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap DPK Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian, Kurs Tengah Dollar AS Terhadap Rupiah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah dengan arah koefisien negatif. Ini berarti bahwa Perbankan Syariah rentan terhadap perubahan nilai tukar Rupiah. Jika nilai Rupiah melemah, DPK Perbankan Syariah juga akan menurun. Ini sesuai dengan teori, dimana baik nasabah individu maupun nasabah korporasi akan cenderung menarik dana-dananya dari Perbankan Syariah jika nilai Rupiah melemah. Nasabah korporasi akan cenderung menarik dana likuid dengan return rendah untuk mengatasi masalah permodalan yang timbul akibat meningkatnya biaya produksi karena kenaikan harga bahan mentah dan barang modal yang berasal dari impor. Sedangkan sesuai dengan nature-nya, produk-produk simpanan di Perbankan Syariah memiliki return yang relatif kurang pasti dibandingkan dengan Bank Konvensional, sehingga pelemahan Rupiah akan berdampak signifikan negatif terhadap DPK. 4.2.5. Pengaruh PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap DPK Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian, PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Kurs Tengah Dollar AS Terhadap Rupiah, secara simultan berpengaruh terhadap DPK Perbankan Syariah. Ini menunjukkan bahwa DPK Perbankan Syariah sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada indikator-indikator makroekonomi.
57
Pengaruh-pengaruh tersebut mengindikasikan eksistensi Perbankan Syariah tidak sepenuhnya kebal terhadap krisis ataupun perubahanperubahan drastis lain yang mungkin terjadi dalam perekonomian Indonesia, terutama perubahan nilai tukar Rupiah. Sebagaimana yang terjadi pada Tahun 2008 dan Tahun 2012, ketika pelemahan Rupiah diikuti oleh penurunan DPK pada periode yang sama (Bank Indonesia, 2009; Bank Indonesia, 2013a). Lebih lanjut, hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa dalam Perbankan Syariah di Indonesia: 1) DPK Perbankan Syariah semakin mudah dipengaruhi oleh perubahanperubahan terhadap simpanan jangka pendek. Secara nominal, sebagian
DPK Perbankan Syariah
memang berupa Deposito
Mudharabah (Bank Indonesia, 2009; 2010; 2011; 2012; dan 2013a), namun tidak bisa dilupakan bahwa sebagian lainnya terdiri dari Giro dan Tabungan. Menurunnya simpanan dalam bentuk Deposito memang akan mengurangi ketergantungan DPK pada pemilik dana yang memiliki target return tinggi, tetapi peningkatan Giro dan Tabungan yang lebih dari Deposito dapat berdampak buruk bagi likuiditas dan stabilitas pertumbuhan Perbankan Syariah. 2) Dominasi nasabah korporasi/institusi dalam DPK Perbankan Syariah cukup besar. Hal ini membuat DPK Perbankan Syariah mudah terpengaruh perubahan-perubahan makroekonomi, terutama perubahan Nilai Tukar Rupiah.
58
3) Dalam pandangan nasabah, produk-produk DPK Perbankan Syariah tidak jauh berbeda dengan produk penghimpunan dana Bank Konvensional. Sebagai akibatnya, Perbankan Syariah terkena imbas negatif dari perubahan-perubahan makroekonomi yang seharusnya secara teori tidak berpengaruh negatif. Ini terutama dapat dilihat dari pengaruh PDB dan pengaruh Inflasi IHK. Ketiga poin tersebut diatas dapat diperkirakan merupakan sebab-sebab kurang stabilnya pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan Variabel PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Kurs Tengah Dollar AS dapat menjelaskan DPK Perbankan Syariah sebesar 97,6%. PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Kurs Tengah Dollar AS secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-2012. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa PDB Harga Konstan berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah; Inflasi IHK berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah; Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum berpengaruh signifikan positif terhadap DPK Perbankan Syariah, sedangkan Kurs Tengah Dollar AS berpengaruh signifikan negatif terhadap DPK Perbankan Syariah. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa DPK Perbankan Syariah semakin mudah dipengaruhi oleh perubahan-perubahan terhadap simpanan jangka pendek (Giro dan Tabungan) dan didominasi oleh nasabah korporasi/institusi. Selain itu, nasabah memandang produk-produk DPK Perbankan Syariah tidak jauh berbeda dengan produk penghimpunan dana Bank Konvensional.
59
60
5.2. Saran 1) Saran Teoritis Bagi Akademisi, penulis menyarankan penelitian lebih lanjut mengenai proporsi simpanan jangka pendek dan jangka panjang dalam DPK Perbankan Syariah serta pengaruhnya terhadap likuiditas; dominasi nasabah korporasi dalam DPK Perbankan Syariah serta pengaruhnya bagi stabilitas pertumbuhan Perbankan Syariah; upaya edukasi masyarakat yang efektif agar masyarakat lebih mengenal keunggulan produk Perbankan Syariah. 2) Saran Praktis a. Jika proporsi Tabungan dan Giro terlalu besar, maka akan meletakkan DPK pada posisi yang sangat rentan pada perubahanperubahan makroekonomi. Oleh karena itu, Perbankan Syariah perlu melakukan langkah-langkah untuk menarik nasabah agar lebih banyak yang menyimpan dananya di Deposito Mudharabah. Langkah-langkah
ini
misalnya
dengan
mengurangi
batas
minimum Deposito menjadi lebih rendah daripada batas minimum Deposito di Bank Konvensional, dan membuat promosi produk Deposito yang lebih efektif. b. Perbankan
Syariah
perlu
meningkatkan
proporsi
nasabah
individual dibanding nasabah korporasi/institusi. Untuk mencapai tujuan
ini,
pengurangan
batas
minimum
Deposito
dan
61
peningkatan promosi dapat digunakan, selain juga menambah jumlah kantor di daerah luar Jawa. c. Otoritas Moneter dan Perbankan Syariah perlu menyusun promosi yang
secara
nyata
lebih
efektif
dan
kreatif
dalam
memperkenalkan produk-produknya. d. Edukasi masyarakat akan keunggulan produk Perbankan Syariah sangat penting bagi penghimpunan DPK. Oleh karena itu, Perbankan Syariah disarankan untuk meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan formal, aktivitas rutin seperti goes to Campus, dan tayangan edukatif di media elektronik maupun media cetak.
DAFTAR PUSTAKA
Arissanti, Novi. 2006. ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia Periode Desember 2000-Desember 2004‖. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Ayub, Muhammad. 2009. Understanding Islamic Finance. Terjemahan Aditya Wisnu Pribadi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Bank Indonesia. 2009. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2008. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuanga n/Laporan+Perbankan+Syariah/lpps_08.htm (18 Juli 2013) -----.
2010. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2009. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuanga n/Laporan+Perbankan+Syariah/lpps_09.htm (18 Juli 2013)
-----.
2011. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2010. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuanga n/Laporan+Perbankan+Syariah/lpps_2010.htm (18 Juli 2013)
-----.
2012. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2011. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuanga n/Laporan+Perbankan+Syariah/LPPS_2011.htm (18 Juli 2013)
-----.
2013a. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2012. http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuanga n/Laporan+Perbankan+Syariah/lps_2012.htm (18 Juli 2013)
-----. 2013b. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Sektor Moneter. http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+I ndonesia/Versi+HTML/Sektor+Moneter/ (18 Juli 2013) -----. 2013c. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Sektor Riil. http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+I ndonesia/Versi+HTML/Sektor+Riil/ (18 Juli 2013) -----. 2013d. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia Sektor Eksternal. http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+I ndonesia/Versi+HTML/Sektor+Eksternal/ (18 Juli 2013)
62
63
-----.
2013e. Statistik Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbank an+Syariah/ (18 Juli 2013)
Cihak, Martin, dan Heiko Hesse. 2008. Islamic Banks and Financial Stability: An Empirical Study. http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008/wp0816.pdf (22 Juni 2009) Ernst & Young. 2012. World Islamic Banking Competitiveness Report 2013. http://www.mifc.com/index.php?rp=ey_world_islamic_banking_competi (17 Juli 2013) Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Haron, Sudin, dan Norafifah Ahmad. 1999. ―The Effect of Conventional Interest Rates and Rate of Profit on Funds Deposited With Islamic Banking System in Malaysia‖. Dalam International Journal of Islamic Financial Services Vol.1 No.4. Hermanto. 2008. ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah Tahun 2005-2007‖. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Insukindro. 1995. Ekonomi Uang dan Bank: Teori dan Pengalaman di Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Karim, Adiwarman A. 2005. Islamic Banking: Fiqh and Financial Analysis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lewis, Mervyn K. dan Latifa M. Algaoud. 2001. Perbankan Syariah: Prinsip, Praktik, dan Prospek. Terjemahan Burhan Subrata. Jakarta: Serambi. Majelis Ulama Indonesia. 2010. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI No:01/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Giro. http://www.mui.or.id/index.php/dsn-mui/148-fatwa-dsn-mui-no-1dsnmuiiv2000-tentang-giro.html (18 Juli 2013) -----. 2010. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:02/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Tabungan. http://www.mui.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1 49:fatwa-dsn-mui-no-02dsn-muiiv2000-tentang-t-a-b-u-n-g-a-n&catid=57:fatwa-dsn-mui (18 Juli 2013)
64
-----. 2010. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:03/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Deposito. http://www.mui.or.id/index.php/component/content/article/57fatwa-dsn-mui/150-fatwa-dsn-no-03dsn-muiiv2000-tentang-deposito.html (18 Juli 2013) Mangkuto, Imbang J. 2005. ‖Pengaruh Bunga Deposito Konvensional dan Return Deposito Mudharabah Terhadap Pertumbuhan Deposito di BMI‖. Dalam Jurnal Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islami Vol.1 No.2 April-Juni 2005 Mubasyiroh. 2008. ‖Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Total Simpanan Mudarabah (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia)‖. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Muhamad. 2005. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press. Pohan, Aulia. 2008a. Kerangka Kebijakan Moneter dan Implikasinya di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. -----. 2008b. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Quantitative Micro Software. 2007. Eviews 6 User’s Guide 1. Irvine: Quantitative Micro Software. Rachmawati, Erna. 2004. ‖Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Simpanan Mudharabah Perbankan Syariah di Indonesia periode 1993.I – 2003.IV dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang‖. Skripsi. Bandung: Universitas Padjajaran. Rahayu, Aprilia Tri, dan Bambang Pranowo. 2012. ‖Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Bank Konvensional Terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia‖. Dalam Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Vol.4 No.1 Maret 2012 Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tuti. 2008. ―Analisis Permintaan Deposito Berjangka Dalam Negeri pada Bank Umum di Indonesia‖. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. http://www.komisiinformasi.go.id/assets/data/arsip/uu-bank-10-1998.pdf (23 Juli 2013)
65
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01-A030454A-BC75-9858774DF852/13447/uu_bi_no0304.pdf (23 Juli 2013) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01-A030-454A-BC759858774DF852/14396/UU_21_08_Syariah.pdf (23 Juli 2013) Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta: PT Grasindo.
66
LAMPIRAN 1 Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 2008-2012 (dalam Miliar Rupiah) PERIODE
TOTAL DPK
2008 – 01 2008 – 02 2008 – 03 2008 – 04 2008 – 05 2008 – 06 2008 – 07 2008 – 08 2008 – 09 2008 – 10 2008 – 11 2008 – 12 2009 – 01 2009 – 02 2009 – 03 2009 – 04 2009 – 05 2009 – 06 2009 – 07 2009 – 08 2009 – 09 2009 – 10 2009 – 11 2009 – 12 2010 – 01 2010 – 02 2010 – 03 2010 – 04 2010 – 05 2010 – 06 2010 – 07 2010 – 08 2010 – 09 2010 – 10
27.695 28.731 29.552 31.063 31.705 33.048 32.898 32.358 33.568 34.117 34.422 36.852 38.195 38.651 38.040 39.193 40.288 42.103 43.004 44.019 45.381 46.500 47.887 52.271 53.163 53.299 52.811 54.043 55.067 58.079 60.462 60.972 63.912 66.478
67
PERIODE 2010 – 11 2010 – 12 2011 – 01 2011 – 02 2011 – 03 2011 – 04 2011 – 05 2011 – 06 2011 – 07 2011 – 08 2011 – 09 2011 – 10 2011 – 11 2011 – 12 2012 – 01 2012 – 02 2012 – 03 2012 – 04 2012 – 05 2012 – 06 2012 – 07 2012 – 08 2012 – 09 2012 – 10 2012 – 11 2012 – 12 Sumber: Bank Indonesia, 2013e
TOTAL DPK 69.086 76.036 75.814 75.085 79.651 79.567 82.861 87.025 89.786 92.021 97.756 101.804 105.330 115.415 116.518 114.616 119.639 114.018 115.206 119.279 121.018 123.673 127.678 134.453 138.671 147.512
68
LAMPIRAN 2 Produk Domestik Bruto Indonesia Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 2008-2012 (dalam miliar rupiah) PERIODE
2008 – 03 2008 – 06 2008 – 09 2008 – 12 2009 – 03 2009 – 06 2009 – 09 2009 – 12 2010 – 03 2010 – 06 2010 – 09 2010 – 12 2011 – 03 2011 – 06 2011 – 09 2011 – 12 2012 – 03 2012 – 06 2012 – 09 2012 – 12 Sumber: Bank Indonesia, 2013c
TOTAL PDB
505.218,80 519.204,60 538.641,00 519.391,70 528.057,00 540.678,00 561.637,00 548.479,00 559.683,40 574.712,80 594.250,60 585.812,00 595.784,60 612.200,00 632.827,60 623.864,30 633.243,00 651.107,20 671.780,80 662.008,20
69
LAMPIRAN 3 Inflasi IHK Tahun ke Tahun di Indonesia 2008-2012 (dalam persen) PERIODE 2008 – 01 2008 – 02 2008 – 03 2008 – 04 2008 – 05 2008 – 06 2008 – 07 2008 – 08 2008 – 09 2008 – 10 2008 – 11 2008 – 12 2009 – 01 2009 – 02 2009 – 03 2009 – 04 2009 – 05 2009 – 06 2009 – 07 2009 – 08 2009 – 09 2009 – 10 2009 – 11 2009 – 12 2010 – 01 2010 – 02 2010 – 03 2010 – 04 2010 – 05 2010 – 06 2010 – 07
INFLASI IHK (Tahun ke Tahun) 7,36 7,4 8,17 8,96 10,38 11,03 11,9 11,85 12,14 11,77 11,68 11,06 9,17 8,6 7,92 7,31 6,04 3,65 2,71 2,75 2,83 2,57 2,41 2,78 3,72 3,81 3,43 3,91 4,16 5,05 6,22
70
PERIODE
INFLASI IHK (Tahun ke Tahun) 2010 – 08 6,44 2010 – 09 5,8 2010 – 10 5,67 2010 – 11 6,33 2010 – 12 6,96 2011 – 01 7,02 2011 – 02 6,84 2011 – 03 6,65 2011 – 04 6,16 2011 – 05 5,98 2011 – 06 5,54 2011 – 07 4,61 2011 – 08 4,79 2011 – 09 4,61 2011 – 10 4,42 2011 – 11 4,15 2011 – 12 3,79 2012 – 01 3,65 2012 – 02 3,56 2012 – 03 3,97 2012 – 04 4,5 2012 – 05 4,45 2012 – 06 4,53 2012 – 07 4,56 2012 – 08 4,58 2012 – 09 4,31 2012 – 10 4,61 2012 – 11 4,32 2012 – 12 4,3 Sumber: Bank Indonesia, 2013c
71
LAMPIRAN 4 Suku Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum Indonesia 2008-2012 (dalam persen)
AKHIR PERIODE
SUKU BUNGA
2008 – 01 2008 – 02 2008 – 03 2008 – 04 2008 – 05 2008 – 06 2008 – 07 2008 – 08 2008 – 09 2008 – 10 2008 – 11 2008 – 12 2009 – 01 2009 – 02 2009 – 03 2009 – 04 2009 – 05 2009 – 06 2009 – 07 2009 – 08 2009 – 09 2009 – 10 2009 – 11 2009 – 12 2010 – 01 2010 – 02 2010 – 03 2010 – 04 2010 – 05 2010 – 06 2010 – 07 2010 – 08 2010 – 09 2010 – 10 2010 – 11 2010 – 12
7,07 6,95 6,88 6,86 6,98 7,19 7,51 8,04 9,26 10,14 10,4 10,75 10,52 9,89 9,42 9,04 8,77 8,52 8,31 7,94 7,43 7,38 7,16 6,87 7,09 6,93 6,77 6,89 6,76 6,79 6,79 6,75 6,72 6,81 6,78 6,83
72
AKHIR PERIODE 2011 – 01 2011 – 02 2011 – 03 2011 – 04 2011 – 05 2011 – 06 2011 – 07 2011 – 08 2011 – 09 2011 – 10 2011 – 11 2011 – 12 2012 – 01 2012 – 02 2012 – 03 2012 – 04 2012 – 05 2012 – 06 2012 – 07 2012 – 08 2012 – 09 2012 – 10 2012 – 11 2012 – 12 Sumber: Bank Indonesia, 2013b
SUKU BUNGA 6,72 6,72 6,83 6,8 6,85 6,82 6,86 6,8 6,83 6,75 6,56 6,35 6,26 5,97 5,66 5,42 5,35 5,39 5,39 5,42 5,4 5,49 5,42 5,58
73
LAMPIRAN 5 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS di Indonesia 2008-2012 (dalam Rupiah)
PERIODE
KURS
2008 - 01 2008 - 02 2008 - 03 2008 - 04 2008 - 05 2008 - 06 2008 - 07 2008 - 08 2008 - 09 2008 - 10 2008 - 11 2008 - 12 2009 - 01 2009 - 02 2009 - 03 2009 - 04 2009 – 05 2009 – 06 2009 – 07 2009 – 08 2009 – 09 2009 – 10 2009 – 11 2009 – 12 2010 – 01 2010 – 02 2010 – 03 2010 – 04 2010 – 05 2010 – 06 2010 – 07 2010 – 08 2010 – 09 2010 – 10 2010 – 11 2010 – 12
9291,00 9015,00 9217,00 9234,00 9318,00 9225,00 9118,00 9153,00 9378,00 10995,00 12151,00 10950,00 11355,00 11980,00 11575,00 10713,00 10340,00 10225,00 9920,00 10060,00 9681,00 9545,00 9480,00 9400,00 9365,00 9335,00 9115,00 9012,00 9180,00 9083,00 8952,00 9041,00 8924,00 8928,00 9013,00 8991,00
74
PERIODE 2011 – 01 2011 – 02 2011 – 03 2011 – 04 2011 – 05 2011 – 06 2011 – 07 2011 – 08 2011 – 09 2011 – 10 2011 – 11 2011 – 12 2012 – 01 2012 – 02 2012 – 03 2012 - 04 2012 - 05 2012 - 06 2012 - 07 2012 - 08 2012 - 09 2012 - 10 2012 - 11 2012 - 12 Sumber: Bank Indonesia, 2013d
KURS 9057,00 8823,00 8709,00 8574,00 8537,00 8597,00 8508,00 8578,00 8823,00 8835,00 9170,00 9068,00 9000,00 9085,00 9180,00 9190,00 9565,00 9480,00 9485,00 9560,00 9588,00 9615,00 9605,00 9670,00
75
Lampiran 6 Data Persiapan Analisis Regresi Data DPK Perbankan Syariah, PDB, Inflasi, Suku Bunga Deposito, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD Periode 2008-2012 PERIODE DPK PDB* INF SBD KURS 7,36 2008 - 01 27.695 167188.7 7,07 9291 7,40 2008 - 02 28.731 168339.0 6,95 9015 8,17 2008 - 03 29.552 169691.1 6,88 9217 8,96 2008 - 04 31.063 171245.1 6,86 9234 10,38 2008 - 05 31.705 173000.9 6,98 9318 11,03 2008 - 06 33.048 174958.6 7,19 9225 11,90 2008 - 07 32.898 179297.8 7,51 9118 11,85 2008 - 08 32.358 180024.6 8,04 9153 12,14 2008 - 09 33.568 179318.6 9,26 9378 11,77 2008 - 10 34.117 173890.9 10,14 10995 11,68 2008 - 11 34.422 172785.9 10,40 12151 11,06 2008 - 12 36.852 172714.9 10,75 10950 9,17 2009 - 01 38.195 174860.8 10,52 11355 2009 - 02 2009 - 03 2009 - 04 2009 - 05 2009 - 06 2009 - 07 2009 - 08
38.651 38.040 39.193 40.288 42.103 43.004 44.019
175970.2 177226.0 178411.9 180123.1 182143.0 186568.3 187633.5
8,60 7,92 7,31 6,04 3,65 2,71 2,75
9,89 9,42 9,04 8,77 8,52 8,31 7,94
11980 11575 10713 10340 10225 9920 10060
76
PERIODE
DPK
PDB*
INF
SBD
KURS
2009 - 09 2009 - 10 2009- 11 2009 - 12 2010 - 01 2010 - 02 2010 - 03 2010 - 04 2010 - 05 2010 - 06 2010 - 07 2010 - 08 2010 - 09 2010 - 10 2010 - 11 2010 - 12 2011 - 01 2011 - 02 2011 - 03 2011 - 04 2011 - 05 2011 - 06 2011 - 07 2011 - 08 2011 - 09 2011 - 10 2011 - 11 2011 - 12
45.381 46.500 47.887 52.271 53.163 53.299 52.811 54.043 55.067 58.079 60.462 60.972 63.912 66.478 69.086 76.036 75.814 75.085 79.651 79.567 82.861 87.025 89.786 92.021 97.756 101.804 105.330 115.415
187435.1 183085.3 182525.6 182868.2 185127.3 186513.9 188042.2 189678.4 191515.3 193519.2 197294.2 198428.9 198527.5 195299.1 195043.4 195469.5 197168.6 198515.3 200100.6 202034.7 204014.7 206150.6 210111.9 211307.9 211407.9 208044.9 207728.3 208091.1
2,83 2,57 2,41 2,78 3,72 3,81 3,43 3,91 4,16 5,05 6,22 6,44 5,80 5,67 6,33 6,96 7,02 6,84 6,65 6,16 5,98 5,54 4,61 4,79 4,61 4,42 4,15 3,79
7,43 7,38 7,16 6,87 7,09 6,93 6,77 6,89 6,76 6,79 6,79 6,75 6,72 6,81 6,78 6,83 6,72 6,72 6,83 6,80 6,85 6,82 6,86 6,80 6,83 6,75 6,56 6,35
9681 9545 9480 9400 9365 9335 9115 9012 9180 9083 8952 9041 8924 8928 9013 8991 9057 8823 8709 8574 8537 8597 8508 8578 8823 8835 9170 9068
77
PERIODE
DPK
PDB*
INF
SBD
KURS
2012 - 01 2012 - 02 2012 - 03 2012 - 04 2012 - 05 2012 - 06 2012 - 07 2012 - 08 2012 - 09 2012 - 10 2012 - 11 2012 - 12
116.518 114.616 119.639 114.018 115.206 119.279 121.018 123.673 127.678 134.453 138.671 147.512
209619.9 210976.2 212646.9 214912.1 217001.0 219194.1 223133.4 224302.8 224344.6 223258.8 221045.3 217704.2
3,65 3,56 3,97 4,50 4,45 4,53 4,56 4,58 4,31 4,61 4,32 4,30
6,26 5,97 5,66 5,42 5,35 5,39 5,39 5,42 5,40 5,49 5,42 5,58
9000 9085 9180 9190 9565 9480 9485 9560 9588 9615 9605 9670
Sumber: Bank Indonesia (2013b, 2013c, 2013d, 2013e), diolah * PDB dalam data merupakan PDB Triwulanan Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 yang telah diinterpolasi
78
LAMPIRAN 7 Output Regresi Auxiliary
1) Regresi Persamaan 1 Dependent Variable: DPK Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 15:30 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60
PDBBUL INF SBD KURS C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
1.869310 589.1829 -5657.609 7.911376 -331301.8
0.104530 513.3360 1769.509 2.072407 27536.08
17.88294 1.147753 -3.197275 3.817482 -12.03155
0.0000 0.2560 0.0023 0.0003 0.0000
0.944312 0.940262 8500.326 3.97E+09 -625.3976 233.1623 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
69989.08 34778.51 21.01325 21.18778 21.08152 0.454262
79
2) Regresi Persamaan 2 Dependent Variable: INF Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 15:34 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60
DPK PDBBUL SBD KURS C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
3.97E-05 -0.000113 1.158270 -0.000672 23.26380
3.46E-05 6.92E-05 0.475197 0.000598 13.25620
1.147753 -1.633219 2.437453 -1.123798 1.754937
0.2560 0.1081 0.0181 0.2660 0.0848
0.385901 0.341239 2.206545 267.7863 -130.0117 8.640530 0.000017
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
5.997333 2.718623 4.500388 4.674917 4.568656 0.124937
3) Regresi Persamaan 3 Dependent Variable: KURS Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 15:36 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60
DPK PDBBUL INF SBD C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.026476 -0.039569 -33.38905 612.2546 11135.85
0.006936 0.014857 29.71089 74.90628 2638.480
3.817482 -2.663343 -1.123798 8.173609 4.220555
0.0003 0.0101 0.2660 0.0000 0.0001
0.661244 0.636607 491.7447 13299705 -454.4035 26.83968 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
9476.000 815.7395 15.31345 15.48798 15.38172 0.600601
80
4) Regresi Persamaan 4 Dependent Variable: PDBBUL Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 15:36 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60
DPK INF SBD KURS C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.456454 -409.4114 1061.685 -2.887077 184588.1
0.025525 250.6777 941.3779 1.084005 7276.589
17.88294 -1.633219 1.127799 -2.663343 25.36740
0.0000 0.1081 0.2643 0.0101 0.0000
0.941812 0.937580 4200.429 9.70E+08 -583.1025 222.5513 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
194309.7 16812.44 19.60342 19.77794 19.67168 0.404314
5) Regresi Persamaan 5 Dependent Variable: SBD Method: Least Squares Date: 07/28/13 Time: 15:37 Sample: 2008M01 2012M12 Included observations: 60
DPK PDBBUL INF KURS C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
-2.77E-05 2.13E-05 0.084169 0.000896 -4.044339
8.66E-06 1.89E-05 0.034532 0.000110 3.631439
-3.197275 1.127799 2.437453 8.173609 -1.113702
0.0023 0.2643 0.0181 0.0000 0.2703
0.818251 0.805033 0.594817 19.45943 -51.35593 61.90365 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
7.147167 1.347109 1.878531 2.053060 1.946799 0.440632