PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Agustina Ridhowati NIM. 3201409095
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Selasa
Tanggal
: 23 Februari 2012
Penguji Utama
Ariyani Indrayati, S. Si, M. Sc NIP. 197806132005012005 Penguji I
Penguji II
Drs. Sunarko, M. Pd NIP. 195207181980031003
Drs. Tukidi, M. Pd NIP. 195403101983031002
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M. Pd NIP. 19510808 1980031003
ii
PERNYATAAN Penyusun menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi pendidikan geografi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Juni 2013
Agustina Ridhowati NIM. 3201409095
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : 6). 2. Mencari ilmu seperti ibadah, mengungkapkannya bagaikan bertasbih, penelitiannya bagaikan berjihat, mengejarnya bagaikan sedekah dan memikirkannya bagaikan berpuasa (Ibnu Adz Bin Jabbal, Syufi Muslim). 3. Selalu maju untuk langkah pertama dan terus maju hingga langkah terakhir (Agustina Ridhowati). 4. Terkadang kita sedih, kecewa dan terluka tapi itu semua hanyalah belokan bukanlah jalan buntu dan Allah tersenyum disana karena Dia sedang merajut hal terbaik untuk kita (Agustina Ridhowati). PERSEMBAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
Skripsi ini saya persembahkan untuk : Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Suprihati dan Bapak Paikun Suprawoto yang berjuang untukku dan tak hentinya memberikan kasih sayang, dukungan, arahan dan do’a untuk keberhasilanku. Mas-masku dan adikku, mas Setyo Wibowo, mas Warih Sudrajat dan adek Muhammad Haryadi yang selalu mendukungku selama ini. Sahabatku, Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah, Deni dan Kemoceng yang selalu membantu dan memberiku semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman Pendidikan Geografi 2009 yang saling berdampingan, berjuang dan tertawa bersama. Almamaterku UNNES, yang telah memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman hidup yang tak ternilai harganya.
iv
PRAKATA Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013).” Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak membantu baik motivasi, moral dan material kepada penyusun. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang; 2. Dr. Subagyo, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perjanjian penelitian; 3. Drs. Apik Budi Santoso, M. Si. Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam menyelesaikan skripsi ini; 4. Drs. Sunarko, M. Pd. Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi ini; 5. Drs. Tukidi, M. Pd. Dosen pembimbing II sekaligus sebagai Dosen Wali yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi dan selama menuntut ilmu di bangku kuliah; 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang khususnya Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang tidak ternilai harganya dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penyusun; 7. Untuk Bu Kus dan seluruh staf Jurusan Geografi yang telah banyak membantu dalam administrasi dan memberikan informasi;
v
8. Mahasiswa Pendidikan Geografi Angkatan 2009, terimakasih atas rasa berbagi dan kerjasamanya; 9. Kedua orang tuaku tercinta dan keluargaku yang telah memberikan doa terbaiknya untukku; 10. Apresiasi khusus penulis berikan untuk Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah, Deni dan Kemoceng atas cinta dan persahabatan yang tak terlupakan. 11. Bapak Mardi Yuwono. Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo
yang
telah
memberikan
ijin
penelitian
dan
membantu
terlaksananya penelitian ini; 12. Anak-anak di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini; 13. Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini; 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan. Maka semua saran dan kritik sangatlah diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 23 Juni 2013
Penyusun
vi
SARI Ridhowati, Agustina. 2013. Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sunarko, M. Pd. Pembimbing II Drs. Tukidi, M. Pd. Kata Kunci: Partisipasi, Pertanian Kentang, Minat Berpendidikan Salah satu permasalahan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, KabupatenWonosobo adalah sebagian kecil dari bagian besar daerah yang mengalami permasalahan pendidikan tersebut. Berhubungan dengan hal tersebut penulis ingin meneliti tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng, 2) Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng. Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia 16 - 18 tahun yang telah tamat SMP dan belum melanjutkan ke SMA yang berjumlah 47 anak. Seluruh populasi digunakan sebagai sampel karena responden kurang dari 100 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) Profil pertanian di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, 2) Tingkat partisipasi anak usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Tingkat minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Ada tidaknya pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng dan berapa besar pengaruhnya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket dan wawancara. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif persentase yaitu untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini, analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui adakah pengaruh dari variabel (X) terhadap variabel (Y) dan uji hipotesis yang terdiri dari uji F dan uji R2. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan deskriptif presentase tingkat partisipasi anak di dalam pertanian kentang adalah 70,7% dan termasuk dalam kategori tinggi. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak usia 16 - 18 tahun di Desa Dieng sangat berpartisipasi dalam kegiatan pertanian kentang, sedangkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah adalah 56,7% dan termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1) Konstanta = 40,010 (jika
vii
variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010), 2) Koefisien X = - 0,254 (jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254). Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > F tabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 atau 52,4% sehingga besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 52,4%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi anak dalam pertanian kentang berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah secara simultan, namun pengaruh tersebut bersifat negatif karena semakin tinggi partisipasi anak dalam pertanian kentang maka semakin rendah minat anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan simpulan penelitian maka disarankan: 1) Menurunkan tingkat partisipasi yang tinggi dengan meningkatkan peran orangtua untuk membatasi waktu anak membantu dalam bertani kentang, 2) Menaikkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang rendah salah satunya dengan mengadakan penyuluhan oleh pemerintah terhadap orangtua dan anak, yaitu penyuluhan tentang pentingnya pendidikan untuk anak dan dunia kerja di masa sekarang dan masa depan. Penyuluhan tersebut dilakukan di waktu luang anak saat membantu bertani. Sehingga diharapkan dari penyuluhan tersebut dapat meningkatkan ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................................
ii
PERNYATAAN .........................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
iv
PRAKATA .................................................................................................
v
SARI ...........................................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah..............................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................
8
E. Penegasan Istilah ...............................................................................
9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................
14
BAB II. LANDASAN TEORI A. Landasan Teori ..................................................................................
17
1. Partisipasi ......................................................................................
17
2. Anak ..............................................................................................
27
3. Pertanian Kentang .........................................................................
28
4. Minat .............................................................................................
44
5. Jenjang Pendidikan Menengah .....................................................
57
B. Penelitian Terdahulu ..........................................................................
65
C. Kerangka Berfikir ..............................................................................
69
D. Hipotesis ............................................................................................
70
ix
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...............................................................................
71
B. Populasi dan Sampel .........................................................................
71
1. Populasi .........................................................................................
71
2. Sampel...........................................................................................
71
C. Variabel Penelitian ...........................................................................
72
1. Variabel Bebas (Independent).......................................................
73
2. Variabel Terikat (Dependent) .......................................................
73
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................
74
1. Metode Angket..............................................................................
74
2. MetodeWawancara .......................................................................
76
E. Uji Instrumen Penelitian ....................................................................
77
1. Validitas ........................................................................................
77
2. Reliabilitas ....................................................................................
80
A. Metode Analisis Data .......................................................................
82
1. Deskriptif Persentase ....................................................................
82
2. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ........................................
83
3. Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................
85
4. Pengujian Hipotesis Penelitian .....................................................
86
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................
88
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ................................................
88
2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng .......................................
95
3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ....................................
107
4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ........................................
138
5. Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................
144
6. Pengujian Hipotesis Penelitian .....................................................
145
B. Pembahasan .......................................................................................
147
BAB V. PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................
158
B. Saran ..................................................................................................
159
x
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
161
LAMPIRAN ...............................................................................................
164
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni .....................
4
1.2. Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo ..........................................................................................
6
3.1. Populasi Penelitian ...........................................................................
71
3.2. Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang.........
79
3.3. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ..........................................................................................
80
3.4. Reliabilitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang dan Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ................................
81
3.5. Kriteria Deskriptif Persentase ...........................................................
82
4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng ............................
90
4.2. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng .........................................
92
4.3. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Dieng ........................
93
4.4. Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang .................................................................................
96
4.5. Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang .......................................................................
96
4.6. Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam Pertanian Kentang..............................................................................
97
4.7. Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua untuk Bertani Kentang selama Sehari ...............................................
98
4.8. Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang ..........................
99
4.9. Distribusi Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ........
108
4.10. Distribusi Partisipasi dalam Persiapan .............................................
110
4.11. Distribusi Partisipasi dalam Penanaman ..........................................
112
4.12. Distribusi Partisipasi dalam Pemeliharaan ........................................
114
4.13. Distribusi Partisipasi dalam Pemupukan ...........................................
116
4.14. Distribusi Partisipasi dalam Pengairan ..............................................
118
xii
4.15. Distribusi Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit .
120
4.16. Distribusi Partisipasi dalam Panen ....................................................
122
4.17. Distribusi Partisipasi dalam Pemasaran .............................................
124
4.18. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ...................................................................
126
4.19. Deskriptif Persentase Penanaman ......................................................
127
4.20. Deskriptif Persentase Pengairan ........................................................
128
4.21. Distribusi Variabel Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah ..........................................................................................
129
4.22. Distribusi Ketertarikan ......................................................................
131
4.23. Distribusi Keinginan .........................................................................
132
4.24. Distribusi Tindakan ...........................................................................
134
4. 25. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah .....................................................
136
4.26. Deskriptif Persentase Keinginan .......................................................
137
4.27. Deskriptif Persentase Tindakan .........................................................
138
Tabel
Halaman
4.28. Hasil Uji Normalitas ..........................................................................
139
4.29. Hasil Uji Homogenitas ......................................................................
142
4.30. Hasil Uji Linieritas ............................................................................
143
4.31 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana ......................................
144
4.32. Hasil Uji F atau Uji Friedman ............................................................
145
4.33. Hasil Uji R2 atau Uji Koefisien Determinasi .....................................
146
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Berpikir (Bagan pengaruh variabel X terhadap variabel Y) .......................................................................................................
70
4.1. Peta Administrasi Desa Dieng ...........................................................
94
4.2. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ...................................................................
109
4.3. Diagram Batang Deskriptif Persentase Persiapan .............................
112
4.4. Diagram Batang Deskriptif Persentase Penanaman ..........................
114
4.5. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemeliharaan .......................
116
4.6. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemupukan ..........................
117
4.7. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengairan .............................
119
4.8. Diagram Batang Deskriptif Persentase Perlindungan dari Hama dan Penyakit .............................................................................................
122
4.9. Diagram Batang Deskriptif Persentase Panen....................................
124
4.10. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemasaran ...........................
126
4.11. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Minat Melanjutkan ke Jenjang Menengah Atas ................................................................
130
4.12. Diagram Batang Deskriptif Persentase Ketertarikan .........................
132
4.13. Diagram Batang Deskriptif Persentase Keinginan ............................
134
4.14. Diagram batang Deskriptif Persentase Tindakan ..............................
135
4.15. Grafik Uji Normalitas ........................................................................
140
4.17. Grafik Uji Homogenitas ....................................................................
141
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Daftar Responden ...............................................................................
164
2.
Instrumen Penelitian ...........................................................................
166
3.
Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ................................................................................
4.
Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah.............................................................
5.
182
Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah.............................................................
9.
181
Perhitungan Validitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah.............................................................
8.
180
Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ................................................................................
7.
179
Perhitungan Validitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ................................................................................
6.
178
183
Klasifikasi Deskriptif Persentase dari Penskoran Instrumen Penelitian..............................................................................................
184
10. Skor Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ..................
188
11. Skor Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah.
190
12. Skor Indikator Persiapan ......................................................................
192
13. Skor Indikator Penanaman ...................................................................
193
14. Skor Indikator Pemeliharaan................................................................
194
15. Skor Indikator Pengairan .....................................................................
195
16. Skor Indikator Pemupukan...................................................................
196
17. Skor Indikator Pelindungan dari Hama dan Penyakit ..........................
197
18. Skor Indikator Panen............................................................................
198
19. Skor Indikator Pemasaran ....................................................................
199
20. Skor Indikator Ketertarikan .................................................................
200
21. Skor Indikator Keinginan .....................................................................
201
xv
22. Skor Indikator Tindakan ......................................................................
202
23. Gambaran Pertanian Kentang di Desa Dieng ......................................
203
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap negara, sebab masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut kehidupan masa depan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidang masing-masing. Menurut Hamalik (2005:11), pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian berarti pendidikan akan menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang memungkinkannya untuk mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menjelaskan tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serba peradaban bangsa yang bermartabat
1
2
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Lingkungan mempunyai peran yang amat penting yang dapat mengarahkan kepada dua akibat. Akibat itu ialah apakah lingkungan itu akan memberikan tempat berkembangnya kemungkinan-kemungkinan jelek ataukah akan membantu menolong kepada pembentukan pribadi yang tinggi (Partowisastro, 1983:42). Lingkungan menjadi wadah bagi anak untuk mengekspresikan bakat dan kemampuannya, namun lingkungan juga dapat membuat adanya penyimpangan dalam pertumbuhan anak, lingkungan yang baik juga dapat berdampak negatif jika tidak disertai dengan dorongan dan bimbingan dari orangtua, keluarga dan masyarakat. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dieng Kecamatan Kejajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Desa Dieng terletak di dataran tinggi vulkanik yang mana tanahnya sangat subur untuk bercocok tanam. Kebanyakan dari mereka enggan bermigrasi, hal ini dikarenakan lahan di daerah ini sangat subur sehingga menguntungkan bagi bidang pertanian. Sebagian masyarakat memiliki mata pencaharian pada pertanian kentang dengan pola pikir yang sederhana (Setyowati dan Hardati, 2009:37). Salah satu permasalahan pendidikan adalah upaya peningkatan mutu pendidikan, baik dari jenjang Sekolah Dasar sampai pada jenjang
3
Perguruan Tinggi. Faktor extern yang mempengaruhi belajar antara lain adalah pengaruh kegiatan anak dalam masyarakat. Kegiatan anak dalam masyarakat dapat menguntungkan pada perkembangan pribadinya. Tetapi jika anak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lainnya, maka belajarnya akan terganggu, terlebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktu (Slameto, 2010:70). Jadi pada dasarnya lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan pribadi anak tetapi dalam mengikuti kegiatan di dalam masyarakat
harus
dibatasi
sesuai
dengan
umur,
kemampuan
dan
intensitasnya, sehingga tidak mengganggu kegiatannya dalam belajar. Dalam melihat tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar, penelitian ini menggunakan data Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Kecamatan Kejajar mempunyai APK dan APM jenjang SMA yang lebih rendah dibandingkan dengan APK dan APM Kabupaten Wonosobo. Sebagai gambaran untuk mengetahui tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar dalam penelitian ini dicantumkan data Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang SMA di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tabel. 1. 1.
4
Tabel. 1. 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Atas Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo.
Daerah
Angka Partisipasi Kasar (APK) L P L+P
Angka Partisipasi Murni (APM) L P L+P
Kecamatan 30,65 33,46 31,93 17,96 Kejajar Kabupaten 39,20 41,65 41,50 25,20 Wonosobo Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011
20,74
19,23
25,53
26,07
Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar (APK) Kecamatan Kejajar pada jenjang SMA anak laki-laki memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) sebesar 30,65 dan anak perempuan memiliki Angka partisipasi Kasar (APK) sebesar 33,46. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 39,20 dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk anak perempuan sebesar 41,65. Dari gambaran pada tabel 1.1 sudah jelas dapat disimpulkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di Desa Dieng Kecamatan Kejajar masih sangat rendah dibandingkan dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo, sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo sebagai patokan atau pedoman dari standar pendidikan untuk semua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA Kecamatan Kejajar untuk anak laki-laki sebesar 17,96 dan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak perempuan sebesar 20,74. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 25,20 dan untuk anak perempuan sebesar 25,53. Demikian pula halnya dengan Angka Partisipasi Kasar (APK), dapat disimpulkan pula bahwa Angka Partisipasi Murni (APM)
5
di Desa Dieng Kecamatan Kejajar di bawah dari Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Wonosobo (Iskandar, 2012:17). Rendahnya APK dan APM di Kecamatan Kejajar salah satunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan jumlah sekolah. Di Kecamatan Kejajar hanya terdapat 1 SMA yaitu SMA NU Kejajar. Menghadapi hal tersebut pemerintah perlu memperhatikan lebih besar terhadap masalah pendidikan terutama mengenai input dan output fungsi pendidikan, penyelenggaraan pendidikan serta keterlibatan masyarakat atau orangtua pada pendidikan anak. Berdasarkan data kependudukan Desa Dieng Kecamatan Kejajar banyak sekali anak yang usianya setara dengan jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah yang putus sekolah. Berdasarkan observasi terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan besarnya angka putus sekolah di Desa Dieng antara lain adalah keinginan anak untuk menjadi TKI, menjadi pedagang souvenir, telah memiliki pekerjaan, karena kenakalan remaja, serta keinginan membantu orangtua untuk bertani. Beberapa alasan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan pendidikan anak. Pertama, keinginan untuk menjadi TKI karena tergiur dengan pendapatan yang besar dan dapat menghidupi keluarga. Kedua, anak tidak sekolah karena menjual souvenir. Mereka menjual souvenir untuk wisatawan yang datang berkunjung untuk berwisata di Dataran Tinggi Dieng. Ketiga, karena anak ingin bekerja atau sudah mempunyai pekerjaan. Pekerjaan ini berupa pekerjaan ringan seperti membantu di bengkel, membantu orangtua di warung. Keempat, kenakalan remaja, yaitu keinginan anak untuk berhenti sekolah atau tidak
6
melanjutkan sekolah karena ingin bermain dan tidak mempunyai beban. Kelima, keinginan anak untuk membantu orangtua untuk bertani. Karena pertanian di Desa Dieng sangat menonjol, bahkan dapat dikatakan sumber penghasilan dan mata pencaharian utama penduduk Desa Dieng adalah dari bertani. Pertanian di Desa Dieng meliputi beberapa tanaman, antara lain adalah tanaman kentang, bawang daun dan kol atau kubis, sedangkan pertanian tanaman sayuran tersebut sangat membutuhkan perawatan yang intensif. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk merawatnya. Penelitian ini hanya mengkaji keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang. Pertanain kentang merupakan suatu kebiasaan dan budaya bagi penduduk Desa Dieng. Keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang meliputi membantu orangtua di dalam proses pertanian kentang, sedangkan proses partanian tersebut mencakup banyak tahap dari kegiatan penanaman sampai pada kegiatan pemasaran. Pendapatan daerah Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel. 1. 2 Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo Daerah Tahun 2010 Kecamatan Kejajar 1.732.613.000 Kabupaten Wonosobo 2.530281.700 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011
Tahun 2011 1.705.221.400 2.524873.600
Secara umum kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Kejajar tinggi tetapi justru tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar rendah, hal tersebut memperlihatkan kondisi ekonomi tidak berbanding lurus dengan kondisi pendidikannya.
7
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun mengambil judul penelitian “PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH
(STUDI
KASUS
DI
DESA
DIENG
KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah profil pertanian kentang di Desa Dieng? 2. Seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng? 3. Seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng? 4. Adakah pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng? C. Tujuan Penelitian Penentuan tujuan tak kalah penting dengan langkah-langkah penelitian yang digunakan karena tujuan itu akan memberikan arahan pada kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng. 2. Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng.
8
3. Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng. 4. Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi aktivitas akademik dalam bidang pendidikan geografi, khususnya tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya di bidang pendidikan geografi dengan menambah variabel lain yang berhubungan dengan partisipasi anak dalam pertanian kentang dan minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. c. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian yang relevan dimasa yang akan datang di bidang ilmu geografi.
9
2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu dan menambah wawasan dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku kuliah pendidikan geografi dan sebagai sumbangan untuk pendidikan nasional. b. Bagi Orangtua Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh lingkungan sekitar terhadap pendidikan anak sehingga para orang tua dapat mengarahkan anaknya ke arah yang positif dan kegiatan yang sesuai usianya. E. Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran maka perlu diberikan penegasan dari judul sebagai berikut: 1. Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang a. Partisipasi Di dalam penelitian ini pengertian partisipasi adalah sebagai suatu keikutsertaan dan peranserta anak pada pertanian kentang. Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan pikiran. Partisipasi tersebut meliputi dari proses penanaman kentang sampai pada proses pemasaran kentang. Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang diukur melalui intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian kentang.
10
Indikator dari variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: partisipasi dalam persiapan,
partisipasi
dalam
penanaman,
partisipasi
dalam
pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit, partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran (Herawati, 2012:95). Dalam mengukur partisipasi digunakan teknik deskriptif persentase dengan memberikan skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar,2012:105). b. Anak Definisi anak di dalam penelitian ini adalah setiap anak pada usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan belum masuk SMA serta membantu dalam pertanian kentang di Desa Dieng. Seperti yang terurai dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Lebih khususnya yang dimaksud anak di dalam penelitian
11
ini bukan semua anak yang berumur dibawah 18 tahun tetapi dibatasi pada semua anak yang berumur 16 - 18 tahun. c. Pertanian Kentang Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Tanaman kentang di Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun. Dalam pertanian kentang meliputi banyak kegiatan. Sedangkan keikutsertaan anak di dalam kegiatan-kegiatan tersebut berbeda-beda intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian kentang meliputi: persiapan
(pembajakan
lahan,
pencangkulan/penggaruan
lahan,
pembuatan bedengan/larikan), penanaman (pencarian bibit kentang, pembuatan
lubang
mulsa,
penanaman
bibit),
pemeliharaan
(penyulaman atau mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru, penyiangan atau pencabutan gulma, pembumbunan atau pengangkatan tanah yang longsor pada bedengan, pemangkasan bunga), pemupukan susulan
(pembelian
pupuk,
pengoplosan
pupuk,
pemupukan),
pengairan (pembuatan saluran pipa pengairan, pencarian sumber air untuk pengairan), perlindungan hama (pembelian obat anti hama,
12
penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang), pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah). Jenis pertanian pada penelitian ini disesuaikan dengan teori Banowati dan Sriyanto (2011:43) yang menjelaskan pertanian dibagi menjadi 2 yaitu pertanian dalam arti sempit dan dalam arti luar. Pertanian di dalam penelitian ini termasuk pada pertanian dalam arti sempit karena termasuk kegiatan perlakuan terhadap lahan untuk menghasilkan produk yang diusahakan dalam skala kecil atau bersifat keluarga. Hal ini didukung pula oleh Banowati dan Sriyanto (2011:43) tentang pengertian pertanian kentang yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1) sebagai proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Dengan demikian pertanian dalam penelitian ini termasuk dalam pertanian sebagai kegiatan proses produksi. 2. Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah a. Minat Arti minat dalam penelitian ini mengandung pengertian keinginan anak yang besar akan suatu kegiatan, dengan memberikan keikutsertaan, konsentrasi, perhatian dan rasa senang pada suatu kegiatan tersebut. Tetapi pada penelitian ini membatasi minat yaitu hanya pada kemauan anak untuk melanjutkan sekolah (jenjang pendidikan menengah). Minat untuk melanjutkan sekolah dimiliki
13
anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang, perhatian, konsentrasi dan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan. Kemudian anak akan mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di dalam penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Indikator minat yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: ketertarikan (interest), keinginan (desire) dan tindakan (action) (Jefkins,1994:241). Menurut Azwar (2012:105) minat merupakan variabel sikap yang seharusnya di deskripsikan secara kualitatif, tetapi minat juga dapat diukur dengan menggunakan suatu skala sikap yang berwujud kumpulan-kumpulan pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka atau skor dan kemudian dapat diinterpretasikan. Dalam mengukur minat digunakan skala likert, yang di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat
tidak
setuju.
Kemudian
hasil
jawaban
responden
diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST).
14
b. Jenjang Pendidikan Menengah Jenjang pendidikan menengah di dalam penelitian ini adalah tahapan
pendidikan
yang
ditetapkan
berdasarkan
tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan menengah dalam penelitian ini mencakup SMA, MA, SMK, MAK dan sekolah lain yang sederajat sesuai dengan pengertian Jenjang Pendidikan Menengah menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 18. 3. Studi Kasus Studi kasus adalah salahh salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena masa kini dalam konteks kehidupan nyata (Robert. K Yin, 2008:1). F. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal (prawacana), bagian pokok, dan bagian akhir. Secara sistematis disajikan sebagai berikut:
15
1. Bagian Awal Skripsi Bagian ini berisi tentang judul skripsi, sari, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian Pokok Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I. Pendahuluan Dalam bab ini berisi gambaran keseluruhan isi skripsi yaitu, pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul skripsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. BAB II. Landasan Teori Di dalam bab ini memuat teori-teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis yang dijadikan pedoman dalam pembuatan skrispsi. Berupa kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan sebagai landasan teoritis. BAB III. Metode Penelitian Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, fokus penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan instrumen dan metode analisis data.
16
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Di dalam bab ini meliputi latar belakang daerah penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V. Simpulan dan Saran Penutup memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang dikemukakan berdasarkan kesimpulan penelitian. 3. Bagian Akhir Skripsi Bagian ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Partisipasi Anak di dalam Pertanian Kentang a. Partisipasi Kata partisipasi diambil dari bahasa Inggris yaitu participation yang
artinya
mengikutsertakan
pihak
lain.
Seseorang
akan
melaksanakan fungsinya di dalam suatu kelompok, dan akan berhasil jika mengikutsertakan partisipasi semua komponen yang ada dalam kelompoknya. Hetifah (2003:187) berpendapat bahwa kendati partisipasi diakui sebagai bagian yang penting dalam proses penyelenggaraan kehidupan, seringkali partisipasi ini tidak bisa dirumuskan posisi dan artinya. Partisipasi dapat mulai dari tahap menentukan mana yang akan dituju dan apa yang akan dihasilkan, yang biasanya disebut dengan tahap rumusan kebijakan dan rencana. Selanjutkan diikuti dengan partisipasi pada tahap menentukan cara untuk mencapai tujuan dan mempertaruhkan sumberdaya agar tujuan dapat tercapai. Akhirnya partisipasi sampai pada tahap mencapai kesamaan pandangan tentang bagaimana memantau dan menilai hasilnya. Dengan demikian secara umum dapat kita mengerti bahwa partisipasi dapat dilakukan mulai dari tahap perumusan kebijakan, penyusunan rencana, tahap implementasi sampai pada tahap
17
18
pemantauan dan evaluasi. Jelasnya partisipasi dapat dilakukan pada setiap tahap dalam daur tata penyelenggaraan kehidupan bersama. Partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi diberi interpretasi yang lebih jelas yaitu ikut serta. Pengertian partisipasi menurut Ensiklopedia pendidikan adalah sebagai berikut: “Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta pelaksaan dan juga ikut memikul tanggungjawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta penentuan kebijaksanaan. Menurut Murbyarto dan Kartodirjo (1983:3) partisipasi adalah ketersediaan untuk membantu keberhasilannya setiap program sesuai dengan kemampuan, setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Beberapa penulis meyakini bahwa partisipasi adalah kebutuhan hak asasi manusia yang mendasar (Jochen Ropke, 2003:39).
Menurut
DirJen.
Pembangunan
Desa
tahun
1981
mengartikan partisipasi ialah suatu keikutsertaan seseorang atau kelompok orang
orang
atau
dalam suatu
kelompok
orang
aktivitas tertentu. Dalam tersebut
ikut
arti
merencanakan,
melaksanakan dan menikmati hasil dari aktivitas itu sendiri. Sastrodipoetra dalam Rohman Ainur (2009:45) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang
19
disertai kesadaran dan tanggungjawab terhadap kegiatan kepentingan kelompok untuk kepentingan bersama. Sedangkan definisi lain yang tertulis dalam BPS (1999:23) menerangkan partisipasi adalah kegiatan memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan tertentu. Tokoh lain yang mendefinisikan partisipasi secara sedarhana Coben dan Joyomartono (1990:63) bahwa partisipasi sebagai keterlibatan sejumlah besar orang-orang dalam situasi atau tindakan-tindakan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial. Sedangkan pendapat Davis dalam Supardjan (2003:57) mengartikan partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam situasi
kelompok
yang
mendorongnya
untuk
ikut
serta
menyumbangkan kemampuan dalam mencapai tujuan kelompok dan ikut bertanggungjawab atas tujuan kelompok tersebut. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi adalah ketersediaan seseorang mengikuti suatu kegiatan untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk menjalankan dan mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini partisipasi merupakan keterlibatan anak dalam kegiatan pertanian baik perawatan maupun pengolahan lahan pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 1) Dimensi partisipasi Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari
20
sifatnya, bentuk pelaksanaan dan peran serta perorangan atau kelompok. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut oleh Hendar Kusnadi (2005:92): a) Dimensi
partisipasi
dipandang
dari
sifatnya.
Berupa
partisipasi dipaksakan dan partisipasi sukarela. b) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya. Partisipasi dapat bersifat formal dan informal. Pada partisipasi yang bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Pada partisipasi informal biasanya hanya mendapat persetujuan lisan. c) Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya. Partisipasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. 2) Jenjang kesukarelaan atau partisipasi Dusseldrop dalam Mardikanto (2003:23) membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut: a) Partisipasi berdasarkan
spontan,
yaitu
motivasi
peran
intrinsik
serta berupa
yang
tumbuh
pemahaman,
penghayatan dan keyakinannya sendiri. b) Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar, meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi.
21
c) Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang tumbuh berdasarkan tertekan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya atau peran serta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan oleh masyarakatnya. d) Partisipasi tertekan oleh sosial-ekonomi, yaitu peran serta yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian atau tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilakukan. e) Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta karena takut menerima hukuman dari peraturan/hukum-hukun yang sudah diberlakukan. Dusseldorp juga membuat klasifikasi dalam 9 dasar tipe klasifikasi dari partisipasi yaitu: a) Penggolongan
partisipasi
berdasarkan
pada
derajat
kesukarelaan, yang terdiri dari partisipasi bebas dan partisipasi terpaksa. b) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada cara keterlibatan, yang terdiri dari partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung.
22
c) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada keterlibatan terdiri dari 6 langkah yaitu: perumusan tujuan, penelitian, persiapan rencana, penerimaan rencana,
pelaksanaan,
penilaian. d) Penggolongan
partisipasi
berdasarkan
pada
tingkatan
organisasi, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi yang terorganisasi0dan0partisipasi0yang0tidak0terorganisasi. e) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan frekuensi kegiatan, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi intensif dan partisipasi ekstensif. f) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada lingkup liputan kegiatan. Penggolongan partisipasi ini ada dua yaitu partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas. g) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada pada efektifitas, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi efektif dan partisipasi tidak efektif. h) Penggolongan partisipasi pada siapa yang terlibat. i) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada gaya partisipasi. Penggolongan partisipasi berdasarkan gaya partisipasi ini dibedakan menjadi tiga yakni: pembangunan lokalitas, perencanaan sosial dan aksi sosial.
23
3) Bentuk partisipasi Menurut Djatmika (2003:34) partisipasi seseorang dapat diperinci menjadi: a) Seseorang berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau memberikan sumber dayanya. b) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keputusan. c) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keuntungan. Sedangkan bentuk partisipasi menurut Ropke (2003:52) dengan membagi partisipasi menjadi: a) Partisipasi
dalam
menggerakkan
dalam
mengambil
atau
mengkontribusi
sumberdaya. b) Partisipasi
keputusan
(perencanaan,
implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi). c) Partisiapsi anggota dalam menikmati manfaat. 4) Jenis-jenis partisipasi Untuk
memperoleh
gambaran
yang
jelas
tentang
partisipasi, disini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis partisipasi menurut Keith Davis dalam Sastroputro (1989:56). Jenis-jenis partisipasi, yaitu: a) Partisipasi berupa pikiran (psychological participation), merupakan
jenis
keikurtsertaan
secara
aktif
dengan
mengarahkan pikiran dalam suatu rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
24
b) Partisipasi berupa tenaga (physical participation), adalah partisipasi dari individu atau kelompok dengan tenaga yang dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu aktivitas dengan maksud tertentu. c) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and psychological participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas lagi disamping mengikutsertakan aktivitas secara fisik dan non-fisik secara bersama. d) Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill), merupakan bentuk partisipasi dari orang atau kelompok yang mempunyai keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar belakang pendidikan baik formal maupun non-formal yang menunjang keahliannya. e) Partisipasi yang berupa barang (material participation), partisipasi dari orang atau kelompok dengan memberikan barang yang dimilikinya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tersebut. f) Partisipasi yang berupa uang (money participation), partisipasi ini hanya memberikan sumbangan uang kepada kegiatan. Kemungkinan partisipasi ini terjadi karena orang atau kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan tersebut. Jadi partisipasi yang berupa uang atau barang sifatnnya tersamar, karena dalam hal ini individu atau kelompok tidak
25
kelihatan secara jelas beraktivitas melainkan mengikutsertakan barang atau uangnya. 5) Persyaratan terjadinya partisipasi Berdasarkan pendapat Keith Davis dan Newstorm dalam Hayati (2001:18) bahwa ada beberapa persyaratan terjadinya partisipasi, yaitu antara lain: a) Waktu yang cukup untuk berpartisipasi. b) Keuntungan lebih besar dari kerugian. c) Relevan dengan kepentingan. d) Kemampuan. e) Kemampuan berkomunikasi timbal balik. f) Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak. g) Masih dalam bidang keleluasaan. Menurut Krech dkk (1988) dalam Sugiyo (1993:5) partisipasi merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima faktor, antara lain: 1) Pengetahuan atau kognitif. Berupa pengetahuan tentang tema, fakta, aturan dan keterampilan membuat translation. 2) Kondisi situasional. Seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, psikososial dan faktor-faktor sosial. 3) Kebiasaan sosial. Seperti kebiasaan menetap. 4) Kebutuhan. Meliputi kebutuhan approach (mendekatkan diri), avoid (menjauh) dan kebutuhan individual.
26
5) Sikap. Meliputi pandangan, perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi sosial, minat dan perhatian. Parisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Pengertian dari partisipasi di dalam penelitian ini bahwa partisipasi adalah sebagai suatu keikutsertaan dan peran serta anak pada suatu kegiatan yaitu pertanian kentang. Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan pikiran atau ide dalam proses pertanian kentang, dari proses penanaman kentang sampai pada proses pemasaran kentang. Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang diukur melalui intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian kentang. Adapun indikator partisipasi anak di dalam pertanian kentang yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: 1) Partisipasi dalam persiapan 2) Partisipasi dalam penanaman 3) Partisipasi dalam pemeliharaan 4) Partisipasi dalam pemupukan 5) Partisipasi dalam pengairan 6) Partisipasi dalam perlindungan dari hama/penyakit 7) Partisipasi dalam panen 8) Partisipasi dalam pemasaran (Herawati, 2012:95)
27
Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase dengan memberi skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering, selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar,2012:105). b.
Anak Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002 yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.
Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yang menetapkan bahwa “Setiap anak berhak atas perlindungan orangtua, keluarga, masyarakat dan negara. Menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, maka telah dilakukan pemerataan sekolah di seluruh pelosok negara untuk meningkatkan pendidikan anak. Serta menekankan pada hak anak atas perlindungan terhadap ketenagakerjaan”. Selain Undang-Undang di atas, berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi Ilo mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja menetapkan bahwa: “Konvensi
28
No. 10 Tahun 1921 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Agraria, menetapkan bahwa usia minimum untuk bekerja 14 (empat belas) tahun. Dalam penerapan Konvensi tersebut, di banyak negara masih ditemukan berbagai bentuk penyimpangan batas usia minimum untuk bekerja. Oleh karena itu ILO merasa perlu menyusun dan mengesahkan konvensi yang secara khusus mempertegas batas usia minimum untuk diperbolehkan bekerja yang berlaku di semua sektor yaitu 15 (lima belas) tahun”. Definisi anak di dalam penelitian ini adalah semua anak pada usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan belum melanjutkan ke SMA di Desa Dieng. c.
Pertanian Kentang Pertanian itu tak lain daripada “bercocok tanam” memang demikian arti pertanian dalam percakapan sehari-hari. Arti sehari-hari tersebut sering disebut dengan nama pertanian dalam arti sempit. “Arti ilmiah dari istilah pertanian lebih luas daripada pengertian sehari-hari, meliputi bidang-bidang seperti bercocok tanam (pertanian dalam arti sempit),
perikanan,
peternakan,
perkebunan,
kehutanan,
pengolahan hasil bumi dan pula pemasaran hasil bumi” (Kaslan, 1991). Sedangkan menurut Setyowati dan Hardati (2009) pertanian adalah suatu jenis kegiatan yang berdasarkan proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagai suatu kegiatan atau proses di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah proses produksi, usaha tani dan perusahaan
29
tani. Selain itu ada unsur manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan tidak dapat dilepaskan begitu saja dari unsur-unsur pokok. Pendapat lain tentang pengertian pertanian menurut Banowati dan Sriyanto (2011:43) pertanian secara general dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas. Pertanian dalam arti sempit, jenis pertanian ini disebut juga dengan pertanian rakyat. Juga bisa diartikan sebagai pengolahan tanaman dan lingkungan untuk memberikan produk. Sistem ini diusahakan dalam skala kecil dan perlakuannya bersifat keluarga. Produk utama yang dihasilkan adalah tanaman pokok yang dikonsumsi sehari-hari seperti beras, palawija dan
tanaman
hortikultura. Pertanian ini diusahakan di sawah, ladang dan pekarangan. Tujuan usaha ini adalah untuk konsumsi sendiri. Dari segi ekonomi, pertanian rakyat merupakan tanaman subsisten, sedangkan pertanian dalam arti luas yaitu kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam untuk menghasilkan produk dengan campur tangan manusia. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit (bercocok tanam), perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan secara ekonomis pertanian dibagi menjadi dua, yaitu pertanian rakyat terutama bersifat subsisten (tidak untuk komersial) dan pertanian yang bersifat komersial (tujuan untuk pasar). Pertanian merupakan suatu aktivitas manusia yang disengaja, langkah yang perlu dilakukan sehubungan
30
dengan behavior environment atau pemberdayaan masyarakat antara lain melalui revitalisasi sektor pertanian dengan menggunakan lahan sesuai daya dukungnya. Jika kegiatan pertanian dalam arti luas dilakukan sesuai dengan kemampuan lahannya maka akan membuka lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menekan jumlah
pengangguran,
menghasilkan
panen
yang
optimal,
meningkatkan pendapatan petani dan anggota masyarakat lainnya, serta diharapkan dapat mengurangi bencana alam akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau potensi fisiknya. Secara ringkas pengertian pertanian adalah sebagai berikut: 1) proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Pertanian merupakan kegiatan produksi yang memanfaatkan sumberdaya alam (tanah) dengan cara menanam tanaman pertanian. Kentang adalah tanaman dari keluarga Solanaceae yang memiliki akar umbi yang dapat dimakan. Kata kentang juga biasa digunakan untuk menyebut akar ini. Kentang adalah salah satu makanan pokok di Eropa walaupun awalnya berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kentang pertama kali dikembangkan di Eropa pada abad XVI. Kentang merupakan tanaman dikotil yang berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas tanah, dan jenis warnanya beragam yaitu berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Warna batang dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan
31
lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, tanaman yang sudah tua warnanya akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa sampai berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh (Herawati, 2012:90). Jenis kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali produksi, setelah itu mati. Untuk umur tanaman kentang antara 90 - 180 hari. Dalam dunia tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Devisi
: Spermatophyta
2) Subdivisi
: Angiospermae
3) Kelas
: Dicotiledonea
4) Family
: Solanaceae
5) Genus
: Solanum
6) Species
: Solanum tuberosum
Varietas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah kentang kuning yaitu varietas granola, atlantis, cipanas dan segunung (Herawati, 2012:91). Sedangkan jenis tanaman kentang di Desa Dieng didominasi oleh jenis granola. 1) Lahan pertanian kentang Menurut Johara (1999) dalam Setyowati dan Hardati (2009:34) ruang (space) adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan
32
lapisan biosfera, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Ruang dapat berubah karena proses alam atau tindakan manusia. Ruang identik dengan lahan yang merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi ataupun sosial. Tanah (land) memiliki arti yang sangat penting bagi manusia karena merupakan tempat dimana manusia melakukan segala aktivitas, dapat digunakan sebagai tempat tinggal (bermukim), berusaha (menopang kebutuhan hidup) dan juga berfungsi tempat interaksi antar manusia (interaksi soial). Seperti dikemukakan oleh Marsil (1974) bahwa ruang akan digunakan oleh manusia untuk menempatkan lokasi aktivitas secara efisien. Pernyataan Marsil tersebut berimplikasi pada tiga prinsip pemanfaatan ruang oleh manusia seperti: a) Memaksimalkan nilai guna dan produktivitas suatu ruang atau tempat dengan usaha yang minimal. b) Memaksimalkan interksi spasial dengan usaha atau biaya yang minimal. c) Menciptakan aktivitas-aktivitas ekonomi sedekat mungkin satu dengan lain tergantung pada sumber daya dan kekuatan hubungan tersebut. Tidak semua lahan dapat dijadikan lahan pertanian kentang. Menurut Herawati (2012:93) ada beberapa syarat tumbuh untuk pertanian kentang, yaitu:
33
a)
Iklim (1) Daerah curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya kentang. (2) Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk kegiatan fotosistesis adalah sekitar 9 - 10 jam/hari. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa perkembangan umbi. (3) Suhu optimal adalah 18 - 20o C. Pertumbuhan umbi akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih dari 30o C. (4) Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80 - 90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan.
b) Media tanam (1) Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanam kentang adalah
yang
berstruktur
remah,
gembur,
banyak
mengandung bahan organik, drainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah.
34
(2) Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah andosol yang terbentuk di pegunungan-pegunungan. (3) Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang bervariasi yaitu antara 5,0 - 7,0 tergantung pada varietasnya. Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah yang memiliki nilai pH dibawah 7,0. c) Ketinggian tempat Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah pada dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan kemiringan antara 1.000 - 3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1.000 3.000 m dpl. Beberapa varietas dapat ditaman di dataran menengah (300 - 700 m dpl). Sedangkan keadaan di lapangan penelitian ditemukan kondisi fisik lahan pertanian kentang di Desa Dieng meliputi: (1) Pola pertanian kentang di Desa Dieng Pola pertanian kentang di Desa Dieng adalah pertanian lahan kering. Lahan kering/ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengelolaan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung pada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya
35
terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan pada umunya tanaman pangan, seperti padi, jagung atau umbi-umbian (Banowati dan Sriyanto, 2011:41). Luas lahan pertania di Desa dieng seluas 62,51 hektar. Di tahun 2012 jumlah produksi kentang sebanyak 10.771,17 kw. Sehingga produktivitas pertahunnya sebanyak 172,30 kw/ha. (2) Kondisi tanah pertanian kentang di Desa Dieng Berdasarkan Peta Tanah Skala 1: 50.000 kondisi tanah di Dieng tidak bervariasi, jenis tanah yang berkembang adalah tanah alluvial, regosol, andosol dan sedikit organosol ekotraf. Berdasarkan sampel analisis Bappeda, struktur tanah granuler, permeabilitas sedang, pH 5,6, kadar bahan organik (BO) 2,3%, kandungan pasir kasar sebesar 5,1%, kandungan pasir halus dan debu sebesar 68%. Tekstur pada umumnya sandy loam pada lapisan atas dan loam sandy clay pada lapisan bawah. Secara umum identifikasi jenis tanah di kawasan Dieng terdiri dari tanah regosol berkembang dari batuan lepas-lepas merupakan tanah yang masih muda karena belum mengalami proses pelapukan lanjut. Jenis tanah regosol potensial kesuburan tanah cukup tinggi namun kesuburan aktual rendah karena tingginya proses pelindihan tanah. Kondisi tanah telah banyak
36
mendapat campur tangan manusia, karena penduduknya memanfaatkan lahan untuk pertanian kentang secara intensif. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk kimia sangat dominan. Lahan pertanian terdapat pada kemiringan 15 40% (Setyowati dan Hardati, 2009:29). (3) Iklim di Desa Dieng Dieng merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 1.500 - 2.000 m dpl, dengan curah hujan rata-rata lebih dari 3.500 mm/tahun, curah hujan bulan terbasah pada bulan Januari dan bulan terkering pada bulan Agustus. Puncak hujan pada akhir bulan Desember sampai bulan Januari. Menurut klasifikasi Schmidt - Ferguson iklim Dieng tergolong tipe A, yaitu iklim basah. Temperatur udara rerata berkisar antara 19,3oC - 20,6oC. Kelembaban udara rata-rata sekitar 86,6%, kelembaban udara minimum 53% dan kelembaban udara maksimum 100%. Sistem pengairan untuk pertanian menggunakan pipa-pipa kecil (Setyowati dan Hardati, 2009:32). (4) Jangka waktu panen pertanian kentang Jangka waktu yang dibutuhkan pertanian kentang untuk sekali panen adalah 3 bulan. Beberapa alasan penduduk Dieng melakukan usaha tanaman kentang dikemukakan sebagai berikut:
37
(1) Tanaman kentang paling ekonomis dan menguntungkan karena dalam satu tahun bisa tiga kali panen, walaupun biaya produksi mahal tetapi petani masih memperoleh keuntungan yang lebih. (2) Tanaman kentang tidak mengenal musim, kapanpun bisa ditanam asalkan disiram. (3) Kentang tidak mudah busuk, bisa tahan selama dua bulan setelah dipanen (dengan angka susut sebesar 5% saja). (4) Pemasaran sangat mudah, petani tidak perlu memasarkan karena pembeli datang sendiri. (5) Tanaman kentang merupakan tradisi turun temurun sehingga budaya menanam kentang terus berjalan (Setyowati dan Hardati, 2009:40). Herawati
(2012:104)
menjelaskan
standar
produksi
kentang meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara
pengujian
contoh,
syarat
penandaan
dan
pengemasan. Kentang yang segar adalah umbi batang dari tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan segar, sesuai dengan SNI. Klasifikasi dan standar mutu tanaman kentang, ialah sebagai berikut: Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam: (1) Kecil
: < 50 gram
(2) Sedang
: 51 - 100 gram
38
(3) Besar
: 101 - 300 gram
(4) Sangat besar
: > 301 gram
Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam 2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II: (1) Kesegaran warna dan bentuk; mutu I = seragam, mutu II = seragam (2) Keseragaman ukuran; mutu I = seragam, mutu II = seragam (3) Kerataan permukaan kentang; mutu I = rata, mutu II = tidak disyaratkan (4) Kadar kotor (bobot/bobot); mutu I = maksimum 2,5%, mutu II = maksimum 2,5% (5) Kentang cacat (bobot/bobot); mutu I = maksimum 5%, mutu II = maksimum 10% (6) Ketuaan kentang; mutu I = tua, mutu II = cukup tua Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan lahan untuk pertanian kentang sangat diperhitungkan. Karena tidak pada semua tempat dan kondisi alam dapat menunjang pertanian kentang yang baik. Ada beberapa faktor alam yang harus diperhatikan untuk memperoleh kentang yang baik dan bermutu serta di atas standar produksi. Dilihat dari kondisi tanah, iklim, curah hujan, ketinggian tempat, suhu, drainase lahan pertanian kentang di Desa Dieng telah memenuhi syarat dan cocok untuk budidaya kentang.
39
2) Proses/kegiatan dalam pertanian kentang Menurut
Banowati
dan
Sriyanto
(2011:47)
untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka petani perlu menempuh langkah-langkah dalam pemeliharaan tanaman yang meliputi: a) Mempersiapkan lahan b) Menyiapkan bitit/benih c) Pengelolaan tanah d) Penanaman e) Pemupukan f) Penyiangan tanaman pengganggu g) Pengaturan air h) Pemberantasan hama/penyakit i) Perlakuan setelah panen Sedangkan menurut Herawati (2012:95) tentang pedoman teknis budidaya kentang meliputi: a) Pengolahan media tanam Lahan dibajak sedalam 30 - 40 cm sampai gembur supaya perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal. Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan. Bedengan merupakan gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk menanam sayuran dengan lebar dan tinggi tertentu. Bedengan tersebut dipisahkan dengan saluran drainase yang berguna untuk aliran air agar kelembaban
40
tanah
tetap
terjaga. Pada lahan datar sebaiknya dibuat
bedengan memanjang dari barat - timur agar memperoleh sinar matahari secara optimal, sedangkan pada ladang berbukit arah bedengan dibuat tegak lurus kemiringan tanah untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm (2 jalur tanam), tinggi 30 cm dan jarak antara bedengan 30 cm. Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai varietas kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. b) Teknik penanaman Pemupukan dasar organik yaitu berupa kotoran ayam 10 ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi 20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih semingu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik berupa TSP36=400 kg/ha. c) Cara penanaman (1) Penyediaan bibit (2) Pengaturan jarak tanam dan waktu tanam, jarak tanam kentang tergantung pada jenis varietasnya. Waktu yang tepat adalah di akhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air, maka kentang dapat ditanam di musim kemarau. Sebaiknya tidak
41
menanam kentang pada musin hujan, dan penanaman yang baik jika dilakukan di pagi/sore hari. (3) Pembuatan lubang tanam dan mulsa, lubang tanam dibuat dengan kedalaman 8 - 10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan di sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10 - 40 hari. Mulsa jerami perlu dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran medium. d) Pemeliharaan (1) Penyulaman Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan diganti dengan tanaman baru. (2) Penyiangan Penyiangan sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan 23 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
42
Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif awal dan pembentukan umbi. (3) Pemangkasan bunga Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan umbi dan pembungaan. e) Pemupukan Pemupukan tanaman kentang dengan menggunakan tiga jenis pupuk, yaitu: (1) Pupuk kandang (2) Pupuk anorganik (3) Pupuk cair f) Pengairan Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air. Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan. Pemberian air membantu menstabilkan kelembaban tanah sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin sudah cukup untu tanaman kentang. Pengairan dilakukan dengan cara disiram dengan gembor/ember atau dengan mengairi selokan sampai areal tanaman lembab (sekitar 15 - 20 menit).
43
g) Hama dan penyakit Antisipasi terhadap hama dan penyakit tanaman kentang karena terdapat banyak sekali jenis hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman kentang. h) Panen dan pasca panen Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit serta batang tanaman telah berwarna kekuning-kuningan dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan dagung umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari. Berdasarkan proses kegatan pertanian kentang di atas, terdapat banyak sekali kegiatan yang dilakukan dari kegiatan persiapan lahan pertanian hingga pada kegiatan pemasaran. Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Dimana tanaman kentang di Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun. Dalam
pertanian
kentang
meliputi
banyak
kegiatan.
Sedangkan keikutsertaan anak di dalam kegiatan-kegiatan tersebut
44
berbeda-beda intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian kentang
meliputi:
persiapan
pencangkulan/penggaruan
lahan,
(pembajakan
pembuatan
lahan,
bedengan/larikan),
penanaman (pencarian bibit kentang, pembuatan lubang mulsa, penanaman
bibit),
pemeliharaan
(penyulaman,
penyiangan,
pembumbunan, pemangkasan bunga), pemupukan susulan (pembelian pupuk, pengopolosan pupuk, pemupukan), pengairan (pembuatan saluran pipa pengairan, pencarian sumber air untuk pengairan), perlindungan
hama
(pembelian
obat
anti
hama,
penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang), pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah). 2.
Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah a. Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Pendapat lain menurut Sardiman (2011:76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh
45
karena
itu,
apa
yang
dilihat
seseorang
sudah
tentu
akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Sedangkan menurut Suryo Subroto
(1988:109),
berpendapat
bahwa
minat
adalah
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek.
Minat dapat muncul dengan
sendirinya dan ada yang muncul karena dibangkitkan dengan usaha atau sengaja. Definisi minat secara sederhana menurut Hilgard ialah: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”, yang berarti bahwa minat diartikan sebagai perhatian dan kenikmatan dalam beraktivitas atau melakukan suatu hal. Begitu pula dengan Slameto (2010:180) yang mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut Daryanto (2010:38) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang di perhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian, karena perhatian bersifat sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan rasa senang. Pendapat lain yang lebih sederhana menurut Crow & crow dalam Djaali (2008:121) mengatakan bahwa minat berhubungan
46
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang diransang oleh kegiatan itu sendiri. Crow & crow (1976:150) menyatakan bahwa minat digunakan untuk menyatakan semangat atau motivasi yang menyebabkan seorang individu memberikan perhatian pada seseorang, benda atau aktivitas. Secara sederhana minat atau (interest) berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menutut Reber (1988) dalam Syah (2009:45) minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena kebergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Sedangkan W.S. Winkel (1984:38) berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu serta merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Tokoh lain yang mengartikan minat Fryer. D dalam Nurkancana (1986:229) mengemukakan bahwa minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Minat adalah kecenderungan yang berarah pada objek atau pekerjaan tertentu yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan yang menarik dan memuaskan dirinya (Wibowo, 1988:19). Minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap sesuatu (Ginting, 2003:98).
47
Sutikno, M (2004:81) juga mempunyai padangan mengenai minat, beliau mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan. Dalam pengertian lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang yang akhirnya memperoleh kepuasan. Mappiare (1982:62) mengemukakan minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungankecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Dalam masa remaja, minat dan cita-cita berkembang dan hal itu bersifat pemilihan dan berarah tujuan. Pilihan remaja pada suatu minat tertentu atau cita-cita tertentu dalam suatu jangka waktu, maka perasaan dan pemikiran mereka tertuju atau terarah pada objek yang dimaksud. Sehingga hal-hal lain yang bukan objek minat dan cita-cita mereka itu, diabaikannya. Mighwar (2006:101) menjelaskan bahwa sepanjang masa remaja, minatnya yang dibawa dari masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang. Hal ini karena remaja memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan waktu yang dimilikinya untuk dirinya sendiripun berkurang sehingga harus membatasi minatnya terutama dibidang hiburan.
48
Dari beberapa pengertian di atas minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap suatu aktivitas yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan yang menarik sehingga orang senang berkecimpung dalam bidang itu, dan dapat menumbuhkan prestasi gemilang. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Apabila sesuatu tersebut menguntungkan, maka orang akan cenderung berminat. Kemudian mendatangkan kepuasan dan sebaliknya. Minat lebih tetap karena memuaskan kebutuhan yang penting dalam kehidupan seseorang. 1) Jenis-jenis minat Beberapa jenis minat menurut Salfram dalam Slameto (2010:181) ada tiga cara yang digunakan dalam mengungkapkan minat, yaitu : a) Minat yang diekspresikan (expressed interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. b) Minat yang diwujudkan (manifest interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan dengan kata-kata tetapi tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam aktivitas tertentu. c) Minat yang diinventariskan (inventoried interest), seseorang memiliki minat-minat dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan atau urutannya.
49
Sedangkan menurut Sukardi (1986:105) jenis-jenis minat dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Minat bawaan yaitu minat yang muncul berdasarkan bakat yang ada tidak dipengaruhi faktor-fator lain baik lingkungan atau biaya. b) Minat karena pengaruh luar yaitu minat yang telah mengalami perubahan, minat ini ada karena pengaruh teman atau orang lain. Menurut Mappiare (1982:63) Bentuk-bentuk minat yang dipunyai remaja yang penting dan menonjol dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu: a) Minat pribadi dan sosial, merupakan kelompok minat yang paling kuat dimiliki oleh banyak remaja awal. Minat pribadi timbul karena remaja menyadari bahwa penerimaan sosial (terutama peer-groupnya) sangat dipengaruhi oleh kesan keseluruhan yang dinampakkan oleh remaja itu pada sekitarnya. b) Minat terhadap rekreasi, pada masa remaja awal umumnya sangat kuat. Namun bagi beberapa remaja, karena adanya keterbatasan dari segi waktu, tugas rumah, sekolah sehingga mereka sangat selektif. Mereka memilih apa yang sangat disenangi dan merupakan hobby.
50
c) Minat terhadap agama, mulai dialami oleh remaja awal. Mereka mulai memikirkan secara serius soal-soal agama yang dimulai sejak periode pertama masa remaja awal. d) Minat terhadap sekolah dan jabatan, remaja awal banyak dipengaruhi oleh orangtua dan minat kelompoknya. Jika orangtua dan kelompoknya work-oriented maka seringkali remaja meminati sekolah mengarah pada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika orangtua atau kelompoknya college-oriented maka remaja terpengaruh meminati sekolah-sekolah yang dapat mengantarkannya keperguruan tinggi, menuju cita-cita jabatannya. Sedangkan menurut Mighwar (1997:72) menbedakan minat menjadi beberapa golongan, yaitu: a) Minat rekreasi, yaitu kegiatan permainan yang biasa dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya diubah dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang. b) Minat sosial, yaitu adanya minat remaja yang bersifat sosial tergantung pada kesempatan yang diperolehnya untuk mengembangkan minat tersebut. c) Minat pribadi, yaitu mereka menyadari bahwa dukungan sosial sangat dipengaruhi oleh penampilan diri dan kesadaran bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasar benda-benda
51
yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyak uang yang dibelanjakan. d) Minat terhadap pendidikan, yaitu minat remaja pada pekerjaan dipengaruhi besarnya minat mereka terhadap pendidikan. Bagi mereka pendidikan tinggi dianggap sebagai batu loncatan untuk meraih pekerjaan. e) Minat terhadap pekerjaan, minat pada karir sering menjadi sumber pikiran pada akhir masa remaja. f) Minat terhadap agama, remaja memiliki potensi atau menaruh minat pada agama dan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan. g) Minat terhadap hal simbolik, yaitu tinggi rendahnya status seseorang,
yang
menjadi
ukuran
prestisnya
biasanya
digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik. 2) Ciri-ciri minat Slameto menjelaskan ciri-ciri minat yang ada pada diri masing-masing individu adalah sebagai berikut: a) Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari kemudian. b) Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya.
52
c) Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. d) Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan. e) Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. 3) Faktor yang mendasari timbulnya minat Crow & crow (1973) dalam Shaleh dan Muhhib (2004: 264) menyebutkan bahwa faktor yang mendasari timbulnya minat adalah sebagai berikut: a) Faktor dorongan dari dalam diri individu Dorongan dari dalam diri individu misalnya dorongan untuk makan, ingin tahu dan seks. Dorongan akan makan akan membangkitkan
minat
untuk
bekerja
atau
mencari
penghasilan. Dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar dan menuntut ilmu. Sedangkan dorongan seks akam membangkitkan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. b) Faktor motif sosial Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Faktor ini berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya misalnya
53
keinginan untuk memperoleh pengakuan dari teman sejenis maupun lawan jenisnya. c) Faktor emosional Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Apabila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut sebliknya suatu kegagalan akan mengurangi atau menghilangkan minat seseorang terhadap sesuatu hal. 4)
Fungsi Minat Minat
berkaitan
erat
dengan
motivasi. Motivasi
dikatakan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Begitu juga dengan minat
akan ada pada seseorang
minat,
apabila sesuai dengan
kebutuhannya. Dengan demikian fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah (200:123) sebagai berikut : a) Sebagai pendorong kegiatan/sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
54
b) Sebagai penggerak perbuatan yakni menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan. c) Sebagai pengarah perbuatan. d) Dapat melahirkan perhatian yang serta merta. Perhatian serta merta terjadi secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian daya kemauan dalam diri seseorang, semakin besar minat seseorang semakin besar derajat spontanitas perhatiannya. e) Dapat memudahkan terciptanya konsentrasi. f) Dapat mencegah gangguan perhatian dari luar. g) Dapat memperkuat ingatan. h) Dapat memperkecil kebosanan. Aspek-aspek minat menurut Jefkins (1994:241) dibagi menjadi lima, yaitu: 1) Perhatian (attention), yaitu pemusatan pengamatan dari individu satu atau lebih pada objek yang menurut individu itu cukup menarik. Jadi perhatian mengandung pemusatan tenaga psikis berupa kesadaran yang turut serta mengikuti apa yang menjadi titik fokusnya. 2) Ketertarikan (interest), yaitu adanya perhatian seseorang individu. Ketertarikan ini ditunjukkan dengan usaha untuk berhubungan dan melakukan tindakan mendekati objek tersebut. Anak yang
55
mempunyai
ketertarikan
pada
pendidikan
maka
dia
akan
mempunyai kemauan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3) Keinginan (desire), yaitu suatu dorongan untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang objek tersebut. Anak yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjeng yang lebih tinggi maka dia akan selalu mencari tahu secara mendalam tentang apa yang akan didapat pada pendidikan tersebut dan bagaimana manfaatnya untuk masa depannya. 4) Keyakinan (conviction), suatu aspek yang muncul setelah orang mempunyai informasi terhadap suatu onjek sehingga merasa tertarik. Seorang anak yang sudah memiliki keyakinan bahwa pendidikan tinggi dapat bermanfaat bagi dirinya maka dia akan merasa tertarik dan berusaha mencapai dan menuntaskan pendidikannya. 5) Tindakan (action), yaitu orang yang berminat akan bergerak melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan bergerak menuju objek tersebut dalam bentuk ikutserta dalam kegiatan tersebut. Minat dalam penelitian ini mengandung pengertian kemauan anak yang besar akan suatu kegiatan, dengan memberikan keikutsertaan, konsentrasi, perhatian dan rasa senang pada suatu kegiatan tersebut. Dalam arti sempit dalam penelitian ini membatasi
56
minat yaitu hanya pada kemauan anak untuk melanjutkan sekolah (jenjang pendidikan menengah). Minat untuk melanjutkan sekolah dimiliki anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang, perhatian,
konsentrasi
dan
kesadaran,
kemudian
anak
akan
mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di dalam penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Adapun indikator minat yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: 1) Ketertarikan (interest) 2) Keinginan (desire) 3) Tindakan (action) (Jefkins,1994:241) Menurut Azwar (2012:105) minat merupakan variabel sikap yang seharusnya di deskripsikan secara kualitatif, tetapi minat juga dapat diukur dengan menggunakan suatu skala sikap yang berwujud kumpulan-kumpulan pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi angka atau skor dan kemudian dapat diinterpretasikan. Dalam mengukur minat digunakan skala likert, dimana di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
57
tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST). b.
Jenjang Pendidikan Menengah Menurut Pidarta (2007:1) pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Anak menerima pendidikan dari orangtuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen. Menurut Lavengeld dalam Pidarta (2007:10) mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja pada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggungjawab susila tindakannya menurut pilihannya sendiri. Sedangkan menurut Dewantara pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggitingginya. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 mendefinisikan bahwa: “Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
58
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. 1) Tujuan pendidikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan, menyebutkan bahwa:
“Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Nasution (2009:41) merumuskan tentang tujuan pendidikan yang menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk membekali setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam hidupnya mencapai tingkat yang setinggi-tingginya. Paulo Freire dalam Pidarta (2007) mengemukakan bahwa pendidikan hendaklah membuat manusia menjadi transitif, yaitu suatu kemampuan menangkap dan menanggapi masalah-masalah lingkungan serta kemampuan berdialog tidak hanya dengan sesama tetapi dengan dunia beserta segala isinya. Sedangkan Wuradji dalam Pidarta (2007) menyebutakan fungsi-fungsi
59
pendidikan sebagai berikut. Pertama, pendidikan sebagai lembaga konservasi yang mencakup fungsi control sosial, pelestari budaya, seleksi serta alokasi terhadap para lulusan dalam wujud kualifikasi tertentu yang cocok untuk jenis pekerjaan tertentu. Kedua, pendidikan sebagai perubah sosial yang mencakup reproduksi
budaya,
difusi
kebudayaan,
meningkatkan
kemampuan, menganalisis secara kritis, memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat, dan perguruan tinggi sebagai pusat perubahan. Sementara Broom dalam Pidarta (2007) menyebut fungsi pendidikan sebagai: a) Transmisi budaya. b) Meningkatkan integrasi sosial atau bermasyarakat. c) Mengadakan seleksi dan alokasi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri. d)
Mengembangkan kepribadian.
2) Manfaat pendidikan Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentransmisi kebudayaan, diantaranya nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa (Nasution, 2009:21). Sedangkan Zanti dalam Pidarta (2007) mengatakan bahwa
pendidikan
bermanfaat
bagi
masyarakat
untuk
60
meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka. Khusus bagi para siswa dan remaja, manfaat pendidikan atau lembaga pendidikan adalah lebih bersifat sebagai wahana persiapan untuk menjadi individu dan warga negara yang baik. Beberapa fungsi sekolah atau pendidikan menurut Slameto (2010), yaitu: a) Sekolah menyiapkan anak untuk mutu pekerjaan. b) Sekolah memberikan keterampilan dasar. c) Sekola membuka kesempatan memperbaiki nasib. d) Sekolah menyediakan tenaga pembangunan. e) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial. f) Sekolah mentransmisi kebudayaan. g) Sekolah membentuk manusia yang sosial. h) Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan. Sedangkan menurut Pidarta (2007) manfaat sekolah atau pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut: a) Pendidikan sebagai transmisi budaya dan pelestari budaya. b) Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat dan sekitarnya. c) Sekolah mengembangkan kepribadian anak disamping oleh keluarga anak itu sendiri.
61
d) Pendidikan membuat orang menjadi warga negara yang baik, tahu akan kewajiban dan haknya. e) Pendidikan meningkatkan integritas sosial atau kemampuan bermasyarakat. f)
Pendidikan meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi dan kesenian.
g) Sekolah meningkatkan alat control sosial dengan memberi pendidikan agama dan budi pekerti. h) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial. i)
Pendidikan
adalah
sebagai
perubah
sosial
melalui
kebudayaan-kebudayaan yang baru. j)
Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja.
k) Pendidikan
dapat
memodifikasi
hierarki
ekonomi
masyarakat. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dan UndangUndang di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang secara sengaja dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan berawal saat seorang
62
bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Jenjang pendidikan adalah tingkat yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat pelajaran dan cara penyajian oleh penyelenggara. Menurut Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) mengartikan tingkat pendidikan adalah sebagai suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana
tenaga
kerja
manajerial
mempelajari
pengetahuan
konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Menurut
Departemen
Pendidikan
Nasional
(2003:3)
pendidikan formal adalah jalur yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal tertinggi yang ditempuh anak tersebut lulus (tidak putus sekolah), maupun putus sekolah yang dibuktikan dengan tahun sukses. Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, mengartikan
bahwa:
“Jenjang
pendidikan adalah
tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
63
peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jalur pendidikan di Indonesia menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 antara lain jalur pendidikan formal yang terdiri dari Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, jalur pendidikan nonformal danjalur pendidikan informal”. Selain itu menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 18, juga menjelaskan bahwa: “Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah terbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan sekolah lain yang sederajat”. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 Ayat 2, pada PP itu disebutkan Pendidikan Menengah Umum bertujuan untuk meningkatkan: a) Kecerdasan, b) Pengetahuan, c) Kepribadian, d) Akhlak Mulia, e) Keterampilan untuk hidup mandiri, f) Mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedangkan tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan yang tertuang pada Ayat 3 untuk meningkatkan: a) Kecerdasan, b) Pengetahuan, c) Kepribadian, d) Akhlak Mulia, e) Keterampilan
64
untuk hidup mandiri, f) Mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Jenjang pendidikan menengah di dalam penelitian ini adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan menengah dalam penelitian ini mencakup SMA, MA, SMK, MAK dan sekolah lain yang sederajat. Dimana pada jenjang ini rata-rata anak berada pada usia 16 - 18 tahun. Dengan memperhatikan penggolongan jenjang pendidikan di atas dapat diketahui hak dan kewajiban anak usia 16 - 18 tahun adalah belajar di sekolah dengan kurikulum, struktur dan beban belajar yang telah ditetapkan. Tetapi terlepas dari peraturan yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang kewajiban anak untuk belajar, di Indonesia khususnya di Desa Dieng memiliki tingkat pendidikan rendah dimungkinkan salah satunya dikarenakan tidak adanya fasilitas dan sarana belajar. Salah satu peningkatan pendidikan menurut Sunarko (2007:33) ialah dengan: a) Menambah jumlah sekolah dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. b) Menambah jumlah tenaga pendidik. c) Menambah peralatan sekolah. d) Menambah buku bacaan.
65
e) Menambah alat keterampilan. f) Mengadakan perpustakaan sekolah. g) Meningkatkan mutu guru. h) Memberi beasiswa. i) Program belajar Sembilan Tahun. B. Penelitian Terdahulu Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Penelitian tersebut diantaranya: 1. Penelitian yang pertama tentang Psikologi Keberlanjutan Sekolah Pekerja Anak di Sektor Batik di Pekalongan Tahun 2011. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu: pertama,dinamika psikologi pekerja anak yang putus sekolah yaitu mereka bekerja karena keinginan untuk memperoleh penghasilan dan membantu orangua karena mempunyai waktu luang dan sudah putus sekolah. Bagi pekerja anak yang putus sekolah terdapat dua pola harapan yaitu optimis dan pesimis. Kedua, dinamika sikologi pekerja anak yang masih sekolah yaitu pekerja anak bekerja didiorong karena ingin meringankan beban orangtua. Mereka melihat dan merasakan langsung penderitaan orangtua. Mereka bekerja saat sepulang sekolah dan saat libur sekolah. Sehingga disimpulkan bahwa dinamika psikologis keberlangsungan sekolah anak yang berprofesi sebagai pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah motivasi kerja, arti penting sekolah menurut pekerja anak, kondisi afektif anak ketika
66
bekerja dan sekolah serta pandangan pekerja anak terhadap orangtua, guru dan juragan. Hasil penelitian memperoleh pemahaman bahwa menurut pekerja anak, sekolah mempunyai arti penting sebagai tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan, wawasan serta bisa dijadikan bekal untuk mendidik anak. Melalui sekolah, pekerja anak juga dapat menambah teman pergaulan, sehingga sekolah dinilai sebagai tempat yang menyenangkan. Disamping itu, pekerja anak menganggap bahwa institusi sekolah merupakan lembaga yang dapat mengantarkan masa depan seseorang menjadi lebih sukses. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng adalah penelitian ini menitik beratkan pekerja anak di sektor industri yaitu industri batik. Dan pekerja anak ada yang masih sekolah dan ada juga yang sudah putus sekolah. Motivasi yang paling mendasar anak bekerja di industri batik karena ingin mendapatkan penghasilan dan ingin meringankan beban orangtua karena kondisi ekonomi yang rendah. Sedangkan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah menitik beratkan pada anak yang ikut terlibat dalam pertanian yaitu pertanian kentang. Anak yang terlibat dalam kegiatan pertanian sudah tidak sekolah atau belum melanjutkan sekolah. Mayoritas alasan yang mendasari keikutsertaan anak dalam pertanian kentang tersebut karena anak ingin membantu orangua,
67
kegiatan bertani yang sudah menjadi budaya dan keinginan anak melanjutkan pertanian kentang orangtua baik menjadi petani kentang atau pengusaha kentang kentang. Keikutsertaan anak tersebut tetap ada meskipun keadaan ekonomi orangtuanya tinggi atau mampu. Keunggulan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dan seberapa besar kontribusi partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidian menengah. Penelitian ini mengkaji budaya pertanian kentang yang mengkaitkan dengan kondisi alam yang sangat menguntungkan untuk pertanian sayuran khususnya kentang di Desa Dieng. Dan mengkaji beberapa faktor dari partisipasi anak di dalam pertanian kentang yang memberikan dampak pada minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. 2. Penelitian ini di terbitkan berupa e-book dari ILO-IPEC tentang Keterlibatan anak dalam Perkebunan Tembakau di Sumatra Utara Tahun 2007. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pekerjaan anak dengan pendidikan anak. Ketakutan pada anak muncul karena si anak sangat jarang masuk sekolah karena di bekerja. Sebagian besar pekerja anak yang mengalami drop out atau tidak melanjutkan sekolah ternyata tidak memiliki keinginan lagi untuk melanjutkan
68
sekolah walaupun mereka memiliki kesempatan, karena bosan dan malas. Hal tersebut dikarenakan mereka sudah mempunyai pekerjaan dan penghasilan. Penelitian menunjukkan adanya pengaruh pekerjaan terhadap keinginan anak untuk sekolah. Baik dari kesulitan membagi waktu, ketidakmampuan tenaga ataupun ketakutan anak karena sering mempunyai masalah di dalam pembelajaran karena seluruh tenaga dan aktivitasnya tersita saat mereka bekerja. Data yang ada menunjukkan bahwa dari seratus anak yang diwawancarai terdapat 80 pekerja anak (80%) yang masih bersekolah, 19 anak tidak bersekolah lagi (Droup Out), dan sisanya yang satu orang belum bersekolah. Pekerja anak dengan jenis kelamin laki-laki yang bersekolah jumlahnya 49 orang (49%) dan yang perempuan berjumlah 31 orang (31%) dari total keseluruhan pekerja anak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng yaitu penelitian ini menitik beratkan pekerja anak dalam perkebunan tembakau. Anak bekerja karena ingin membantu mencari penghasilan dan karena perkebunan tembakau di Sumatra Utara tersebut telah merekrut banyak tenaga kerja di sekitar perkebunaan tersebut. Anak masih banyak yang sekolah dibandingkan yang putus sekolah. Keunggulan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di
69
Desa Dieng yaitu mengkaji tingkat pendapatan di Desa Dieng tidak berbanding lurus dengan tingkat pendidikan di Desa Dieng. Karena di Desa Dieng mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi tetapi mempunyai tingkat penidikanyang rendah. C. Kerangka Berfikir Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah. Jenjang pendidikan adalah tingkat yang berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat pelajaran dan cara penyajian oleh penyelenggara. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan menengah kejuruan. Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak lepas dari istilah minat yang mempengaruhi diri pribari anak. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Minat mempunyai arti yang penting bagi anak terutama untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena hak dan kewajiban anak adalah belajar. Sehingga penting untuk membangkitkan minat anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu dengan antara lain dengan adanya motivasi atau memberikan dorongan untuk belajar. Anak yang cenderung membantu orangtua dalam pertanian kentang secara (fulltime) lebih fokus pada pertanian. Berikut kerangka penelitian dalam mengkaji pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang
70
pendidikan menengah. Alur kerangka berfikir tersebut dapat dilihat pada gambar. 2.1. Partisipasi anak di dalam pertanian kentang, indikator variabel (X): 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Partisipasi dalam persiapan Partisipasi dalam penanaman Partisipasi dalam pemeliharaan Partisispasi dalam pemupukan Partisipasi dalam pengairan Partisispasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit 7) Partisipasi dalam panen 8) Partisipasi dalam pemasaran
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, indikator variabel (X): 1. Ketertarikan (interest) 2. Keinginan ( desire) 3. Tindakan (action)
Gambar. 2. 1 Bagan Pengaruh variabel X terhadap variabel Y D. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir pada penelitian ini, maka dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: Ha
: “Ada pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang (X) terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (Y) (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)”.
H0
: “Tidak ada pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang (X) terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (Y) (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)”.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Peta lokasi penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4. 1 yaitu Peta Administrasi Desa Dieng. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pengertian populasi secara sederhana dikemukakan oleh Arikunto (2010:173) yang mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak pada usia 16 - 18 yang telah lulus SMP dan belum masuk SMA serta membantu dalam pertanian kentang di Desa Dieng. Populasi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel. 3. 1. Tabel. 3. 1 Populasi Penelitian No 1 2
Nama Dukuh Jumlah anak Dieng 31 Kali Lembu 16 Jumlah Total 47 Sumber: Data Primer Desa Dieng Tahun 2013
Persen (%) 66 34 100
2. Sampel Dalam menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi sebagai patokan bila subjek kurang dari 100 orang sebaiknya semua
71
72
populasi diambil sebagai sampel. Selanjutnya bila subjeknya lebih dari 100 orang sampel dapat di ambil 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2010:173). Tetapi dalam penelitian ini semua populasi diambil sebagai sampel penelitian karena jumlah populasi di bawah 100 orang, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 47 responden. C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu: 1. Profil pertanian di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 2. Tingkat partisipasi anak usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng. 3. Tingkat minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng. 4. Ada tidaknya pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng dan berapa besar pengaruhnya. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi sedangkan variabel terikat merupakan variabel akibat (Arikunto, 2010:162). Berdasarkan beberapa variabel penelitian di atas, maka ditentukan variebel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas atau independent variable
adalah faktor yang
menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur (Arikunto,
73
2010:162). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah partisipasi anak dalam pertanian kentang. Adapun indikatornya, meliputi: a) Partisipasi dalam persiapan b) Partisipasi dalam penanaman c) Partisipasi dalam pemeliharaan d) Partisipasi dalam pemupukan e) Partisipasi dalam pengairan f) Partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit g) Partisipasi dalam panen h) Partisipasi dalam pemasaran Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase dengan memberi skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105). 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang timbul dalam hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari dalam variabel bebas (Arikunto, 2010:162). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Adapun indikatornya, meliputi: a) Ketertarikan (interest) b) Keinginan ( desire)
74
c) Tindakan (action) Dalam
mengukur
minat
digunakan
skala
likert,
dalam
pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105). D. Metode dan Alat Pengumpulan Data Setiap penelitian ilmiah memerlukan data yang ditujukan untuk memperoleh data dari responden. Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang akurat, relevan dan reliabel. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Metode Kuesioner (Angket) Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010:194). Angket bersifat objektif dalam arti responden diharapkan bekerja sama untuk menyisakan waktu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis, sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Dalam penelitian ini digunakan jenis angket tertutup.
75
Pengukuran dalam penelitian ini digunakan skala likert, dengan jumlah pilihan jawaban sebanyak 4 pilihan. Menurut Arikunto (2010:284) kelemahan dengan menggunakan 5 kelas jawaban adalah responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang benar adanya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Selain berdasarkan pendapat di atas, peneliti juga melihat kondisi di lapangan penelitian bahwa objek penelitian dilakukan pada penduduk, sedangkan kondisi lingkungannya tidak selalu mendukung untuk mengisi angket dengan tenang. Berdasarkan alasan tersebut peneliti menggunakan jumlah pilihan jawaban untuk responden sebanyak 4 pilihan jawaban. Di dalam kuesioner pada romawi I terdapat 5 pertanyaan berupa pilihan ganda, pertanyaan berupa karakteristik dan profil pertanian kentang di Desa Dieng. Pada romawi II terdapat 4 pertanyaan terbuka tentang pandangan orangtua tentang pendidikan anak. Sedangkan pada romawi III terdapat 21 pertanyaan tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang, di mana jawabannya kemudian di skor dan diklasifikasikan. Pada romawi IV terdapat 11 pernyataan tentang minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, dan jawabannya kemudian di skor dan di klasifikasikan. Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase dengan memberi skor dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil
76
jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105). Dalam mengukur minat digunakan skala likert, dimana di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105). 2. Metode Wawancara Wawancara atau interview adalah sebuah sebuah dialog yang dilakukan
oleh
pewawancara
untuk
memperoleh
informasi
dari
terwawancara (Arikunto, 2010:198). Untuk mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng digunakan pedoman wawancara. Selain itu dalam penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai pendukung angket. Karena angket yang digunakan adalah angket tertutup dan tidak memberikan
penjelasan
secara
mendalam
mengenai
alasan-alasan
responden dari jawaban yang mereka pilih, sehingga dengan menggunakan wawancara peneliti dapat menggali lebih luas terkait objek kajian yang diteliti.
77
E. Uji Instrumen Penelitian Angket yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada responden di luar sampel penelitian. Subjek yang diberi instrumen angket uji coba adalah anak yang berusia 16 - 18 tahun, telah lulus SMP dan belum melanjutkan ke SMA serta berperan di dalam pertanian kentang. Karena peneliti mengambil seluruh populasi sebagai subjek penelitian di Desa Dieng, maka uji coba angket diujicobakan kepada responden yang mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik responden dari sampel penlitian ini dan di daerah lain yang mempunyai permasalahn sama dengan permasalahan di desa yang diteliti. Uji coba angket diberikan pada 10 anak di Desa Suren Gede, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan data hasil uji coba angket dihitung validitas dan reliabilitasnya. Dengan demikian angket tersebut dapat dilihat apakah sudah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas atau belum. 1. Validitas Instrumen Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur yang diukur. Sebelum angket yang sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan butir pernyataan yang tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang diajukan dalam angket mudah dimengerti atau tidak, dan untuk mengetahui lamanya
78
pengisian angket. Dalam suatu penelitian, untuk mengetahui validitas datanya digunakan rumus product moment sebagai berikut: ∑ N∑
∑ ∑
∑
N∑
∑ (Arikunto, 2010:213)
Keterangan: rxy
: indeks korelasi product moment
N
: banyak subjek
xy
: jumlah hasil penelitian xy
x
: jumlah skor x
y
: jumlah skor y
∑X
: jumlah kuadrat nilai x
∑Y
: jumlah kuadrat nilai y Jika
rxy > rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka alat ukur
dikatakan valid. Item-item yang mempunyai koefesien korelasi lebih besar dari rtabel termasuk item yang valid dan yang kurang dari rtabel termasuk item yang tidak valid. Item yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3. 2.
79
Tabel. 3. 2 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang (X) No r hitung r tabel Keterangan 1 0,866 0,632 Valid 2 0,780 0,632 Valid 3 0,964 0,632 Valid 4 0,791 0,632 Valid 5 0,928 0,632 Valid 6 0,784 0,632 Valid 7 0,664 0,632 Valid 8 0,748 0,632 Valid 9 0,809 0,632 Valid 10 0,647 0,632 Valid 11 0,666 0,632 Valid 12 0,794 0,632 Valid 13 0,635 0,632 Valid 14 0,928 0,632 Valid 15 0,803 0,632 Valid 16 0,649 0,632 Valid 17 0,852 0,632 Valid 18 0,744 0,632 Valid 19 0,771 0,632 Valid 20 0,782 0,632 Valid 21 0,737 0,632 Valid Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel X yang ditunjukan pada tabel 3. 2 diketahui dari 21 item pertanyaan semuanya valid sehingga semua item soal pada variabel X dapat digunakan untuk penelitian. Sedangkan uji validitas variabel Y dapat dilihat pada tabel 3. 3.
80
Tabel. 3. 3 Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Y) No r hitung r tabel Keterangan 1 0,82 0,632 Valid 2 0,74 0,632 Valid 3 0,74 0,632 Valid 4 0,81 0,632 Valid 5 0,65 0,632 Valid 6 0,65 0,632 Valid 7 0,82 0,632 Valid 8 0,77 0,632 Valid 9 0,76 0,632 Valid 10 0,73 0,632 Valid 11 0,69 0,632 Valid 12 0,34 0,632 Tidak Valid Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel 3. 3 diketahui hasil perhitungan uji validitas variabel Y menunjukkan dari 12 item pertanyaan terdapat 1 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 12 karena memiliki rhitung < rtabel pada taraf signifikansi 5% sehingga item tersebut dibuang. Sedangkan 11 item pertanyaann lainnya digunakan untuk penelitian. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah cukup baik (Arikunto, 2010:221). Reliabilitas instrumen dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus cronbach alpha sebagai berikut:
r11
2 ⎛ ∑σb k ⎜ = ( ) 1− (k − 1 ) ⎜⎝ σ 2t
(Arikunto, 20106:223)
⎞ ⎟ ⎟ ⎠
81
Keterangan: r11
=
reliabilitas instrumen
k
=
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
=
jumlah varians butir
=
varians total
∑σ b
σ 2t
2
Sedangkan rumus varians total dan varians butir soal digunakan sebagai berikut: a. Varians Total ∑Y
∑ N
N
(Arikunto, 2006: 184)
b. Varians Butir ∑X
∑ N
N
(Arikunto, 2006: 184)
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan 5%, di mana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila harga r11 > rtabel. Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel. 3. 4. Tabel. 3. 4 Reliabilitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang dan Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah Cronbach Alpha disyaratkan 1 Partisipasi 0,966 > 0,60 2 Minat 0,913 > 0,60 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
No
Variabel
r11
Kesimpulan Reliabel Reliabel
82
F. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Deskriptif Persentase Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase masing-masing variabel bebas dan terikat agar lebih mudah dalam memahaminya. Deskripsi tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel yang diungkap terlebih dahulu didasarkan pada kriteria penentuan pencapaian hasil. Penentuan tersebut adalah sebagai berikut: Skor maksimal
= 21 x 4
= 84
Skor minimal
= 21 x 1
= 21
Rentang
= 84 – 21
= 63
Interval
= 63 : 4
= 15,75
Tabel 3. 5 Kriteria Deskriptif Persentase Interval Skor 68,26 - 84 52,6 - 68,25 36,76 - 52,5 21 - 36,75
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Kriteria pada tabel. 3. 5 di atas digunakan untuk setiap variabel di dalam penelitian, karena jumlah item yang digunakan dari masing-masing variabel berbeda-beda, maka skor dari masing-masing variabel harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk persentase skor dengan cara membandingkan jumlah skor dengan skor idealnya. Skor ideal diperoleh
83
dari banyaknya item dikalikan dengan skor ideal yaitu 4. Rumus yang digunakan untuk mengubah data dari bentuk skor ke dalam persentase yaitu dengan rumus berikut: 100%
(Ali, 1993:184)
Keterangan: = Jumlah skor jawaban responden N
= Jumlah skor maksimal
2. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana a. Uji Normalitas Data Uji Normalitas digunakan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006:27). Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut: 1) Metode grafik Scater Plot Motode grafik yang handal adalah dengan melihat grafik normal
probability
plot
yang
membandingkan
distribusi
kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006:32). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari
84
diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Metode Statistik Kolmogorov Smirnov Uji statistik sederhana yang digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Komogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikan variabel, jika lebih besar dari alpha 5% maka menunjukkan distribusi data normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas
dilakukan
dengan
menyelidiki
apakah
sampel
mempunyai varians yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas digunakan rumus:
Fhitung =
Vb Vk
(Sudjana, 2005:250)
Keterangan: Vb
= Varians yang terbesar.
Vk
= Varians yang terkecil.
c. Uji Linieritas Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier sederhana dalam penelitian ini tepat atau tidak.
85
3. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis
regresi
pada
dasarnya
adalah
studi
mengenai
ketergantungan variabel terikat (dependent variable) dengan satu atau lebih variabel bebas (independent variable), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel terikat (dependent variable) berdasarkan nilai variabel bebas (independent variable) yang diketahui. Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel. Analisis regresi dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi yang dapat digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan dalam menentukan persamaan regresi linier sederhana dengan rumus:
Y = a + bX Keterangan : Y
= Nilai estimasi Y
a
= Koefisien regresi
b
= Koefisien regresi untuk X
X
= Partisipasi (Arikunto, 2010:338)
Dimana: ∑
∑
∑
. ∑ .∑
. . ∑
∑ . ∑
∑
∑ ∑
86
4. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Uji hipotesis secara stimultan (bersama-sama) atau Uji Friedman (F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent variable) mempengaruhi variabel terikat (dependent variable) secara signifikan atau tidak. Perhitungan uji F digunakan rumus: Freg
RKreg RKres
Keterangan: Freg
= Bilangan F garis regresi
Rkreg
= Rata-rata hitung kuadrat garis regresi
Rkres
= Rata-rata hitung kuadrat garis residu
b. Uji Koefisien Determinasi secara stimultan (R2). Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang (X) terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (Y).
2
∑
∑ ∑
2
∑ ∑
2
87
Keterangan: r2 = Koefisien Determinasi b = Koefisien regresi X dari persamaan regresi n = Jumlah data X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dideskripsikan tentang aspek yang berkaitan dengan kondisi di lapangan terkait hasil penelitian yang meliputi kondisi umum, hasil penelitian dan pembahasan. A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Umum Daerah Penelitian Kondisi umum di daerah penelitian ini dideskripsikan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan dan objek yang berhubungan dengan masalah penelitian. a. Kondisi Fisik Daerah Penelitian 1) Letak Astronomi Wilayah penelitian adalah Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Letak Astronomis Desa Dieng terletak pada posisi 7o 09’ 36,41” - 7o 31’ 28,99” LS dan 109o 29’ 109o 56’ 1,45” BT. 2) Letak Administratif/Letak Geografis Desa Dieng terletak sekitar 119 km arah barat daya Kota Semarang, 107 km arah barat laut Kota Yogyakarta, 93 km arah utara Kota Purwokerto, 26 km arah utara Kota Wonosobo, 46 km arah timur laut Kota Banjarnegara dan 480 km arah timur Kota
88
89
Jakarta. Secara administratif batas wilayah Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo berbatasan dengan: Sebelah Utara
: Desa Sigagah, Kabupaten Batang
Sebelah Selatan
: Desa Sikunang, Kabupaten Wonosobo
Sebelah Barat
: Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Timur
: Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo
Untuk lebih jelasnya batas wilayah Desa Dieng dapat dilihat pada gambar. 4. 1 yaitu Peta Administrasi Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. 3) Kondisi Fisik Landskap alam berupa kompleks pegunungan vulkan meliputi kawasan seluas 255 km2. Pada tengah-tengah kompleks gunung api terdapat suatu daratan tinggi yang luas dan berkembang dinamakan Dieng Plateau. Desa Dieng berada pada Plateau tersebut. Desa Dieng terletak pada ketinggian 6000 kaki atau 2.093 m dpl. Suhu udara pada kawasan Dieng termasuk kategori sejuk hingga dingin. Temperatur berkisar 15 - 20o C pada siang hari dan pada malam hari mencapai 10o C, bahkan suhu udara dapat mencapai 0o C sampai suhu minus di pagi hari. Luas daerah Desa Dieng 282 Ha, mempunyai 8 RT, 2 RW dan 2 dusun. Dusunnya meliputi Dusun Dieng dan Dusun Kali Lembu. Topografi Desa Dieng curam dengan tanah yang berundak-undak. Desa Dieng, mempunyai 1 sungai yaitu sungai serayu yang mengalir ke arah barat dan 2 telaga yaitu telaga pengilon dan telaga warna.
90
b. Kependudukan Desa Dieng hingga tahun 2011 memiliki jumlah penduduk sebanyak 2061 jiwa, dari kelompok umur 0 - 4 tahun hingga diatas 65 tahun. Kepadatan peduduk di Desa Dieng sebesar 731 jiwa/km2. Sex ratio sebanyak 0,98, yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 laki-laki. Hal ini mengartikan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Komposisi penduduk dapat dilihat dengan rincian pada tabel. 4. 1. Tabel. 4. 1 Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng Kecamatan Kejajar Jenis Persen Kelamin Jumlah (%) L P 1 0–4 87 97 184 8,9 2 5–9 100 3 193 9,3 3 10 – 14 93 82 175 8,4 4 15 – 19 51 45 96 4,6 5 20 – 24 63 74 137 6,6 6 25 – 29 92 115 207 10 7 30 – 34 104 96 200 9,7 8 35 – 39 83 95 178 8,6 9 40 – 44 91 84 175 8,4 10 45 – 49 62 73 135 6,5 11 50 – 54 65 59 124 6 12 55 – 59 50 25 75 3,6 13 60 – 64 19 35 54 2,6 14 > 65 61 67 128 6,2 Jumlah 1021 1040 2061 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka Tahun 2012 No
Umur
Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada jumlah penduduk usia tua. Jumlah penduduk terbanyak terdapat pada usia 25 - 29 tahun yaitu sebanyak
91
207 jiwa atau sebesar 10% dari jumlah penduduk secara keseluruhan, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada usia 60 - 64 tahun yaitu sebanyak 54 jiwa atau sebesar 2,6% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Angka ketergantungan di Desa Dieng sebesar 42,72%, termasuk dalam kategori rendah. Angka ketergantungan penduduk diperoleh dari membagi jumlah penduduk yang produktif (usia 15 - 64 tahun) dengan jumlah penduduk yang tidak produktif (usia 0 - 14 tahun dan > 65 tahun) di kalikan 100%. c. Perekonomian Perekonomian tidak lepas dari adanya pekerjaan yang mendukungnya. Penduduk Desa Dieng merupakan penduduk dengan mayoritas petani (buruh dan petani sendiri) baik mengolah kentang, kubis/kol atau bawang daun. Sebagian besar penduduk mengolah lahan pertanian karena pertanian di Desa Dieng berkembang pesat karena ditunjang dari keadaan geografis dan kondisi alamnya. Data mata pencaharian penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel. 4. 2.
92
Tabel. 4. 2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Kecamatan Kejajar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Mata Pencaharian Jumlah Persen (%) Petani Sendiri 839 70 BuruhTani 109 9 Penggalian 9 0,7 Industri 12 1 Bangunan 49 4,1 Perdagangan 115 9,5 Transportasi 31 2,5 PNS 25 3 TNI 1 0,08 Polisi 1 0,08 Dokter Umum 1 0,08 Perawat/Mantri 1 0,08 Bidan 1 0,08 Dukun Bayi 1 0,08 Jumlah 1195 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka Tahun 2012 Berdasarkan data BPS dapat diketahui jumlah penduduk terbanyak adalah pada mata pencaharian petani yaitu sebanyak 839 jiwa atau sebesar 70% dari dari jumlah keseluruhan penduduk yang mempunyai mata pencaharian. Petani tersebut meliputi petani pemilik lahan, petani dengan lahan sewaan ataupun petani buruh. Jumlah penduduk terendah terdapat pada mata pencaharian penggalian yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 0,7 % dari jumlah keseluruhan penduduk yang mempunyai mata pencaharian.
93
d. Pendidikan Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tahun 2011 pendidikan dari penduduknya hanya sampai ke jenjang Sekolah Dasar yang tersebar di Desa Dieng. Adapun data penduduk menurut tingkat pendidikan dari jenjang lulusnya dapat dilihat pada tabel. 4. 3. Tabel. 4. 3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No 1 2 3 4 5 6
Jenjang
Jumlah Persen (%) TK 96 5,5 SD 931 53,5 SMP 228 13,4 SMA 151 8,6 Belum Tamat SD 210 12 Tak pernah sekolah 122 7 Jumlah 1738 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka tahun 2012 Berdasarkan data dari BPS di atas penduduk yang tamat TK sebanyak 5,5 %, penduduk yang tamat SD sebanyak 53,5%, penduduk yang tamat SMP sebanyak 13,4%, penduduk yang tamat SMA sebanyak 8,6%, penduduk yang belum tamat SD sebanyak 12%, dan penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 7%. Dapat diketahui bahwa penduduk yang tamat SD itu sangat banyak jumlahnya dibandingkan dengan penduduk yang menamatkan jenjang lainnya.
94
Gambar. 4. 1. Peta Administrasi Desa Dieng
95
2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng Luas lahan desa Dieng yaitu 282,00 Ha, sedangkan luas dari lahan pertanian kentang di Desa Dieng yaitu 62,51 Ha. Kentang merupakan sumber karbohidrat, sehingga menjadi salah satu komoditi penting. Penduduk di Desa Dieng lebih memilih menanam kentang dikarenakan harga kentang relatif stabil, potensi bisnisnya tinggi, segmen usaha dapat dipilih sesuai dengan modal pasar. Selain itu di Desa Dieng merupakan daerah yang terdapat di ketinggian di atas 2000 m dpl. Penanaman kentang dilakukan pada akhir musim hujan (April - Juni) atau musim kemarau jika drainasenya baik. Profil pertanian kentang yang dimaksud di dalam penelitian ini meliputi: luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, status kepemilikan lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, status pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang, waktu yang dihabiskan orangtua untuk bertani kentang dalam sehari, pemasaran kentang dan langkah-langkah dalam bertani kentang dari tahap persiapan lahan sampai pada pemasaran kentang. Untuk lebih detailnya profil pertanian kentang dijelaskan sebagai berikut: a. Profil pertanian kentang berdasarkan luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang. Berdasarkan penelitian, dari responden yang berjumlah 47 anak berarti terdapat 47 keluarga atau 47 pasang orangtua.
96
Tabel. 4.4 Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang No 1 2 3 4
Luas Lahan 0 - < 500 m2 500 - < 1000 m2 1000 - < 5000 m2 ≥ 1500 m2 Jumlah
Jumlah Keluarga 2 11 31 3 47
Persen (%) 4,3 23,5 65,9 6,3 100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 0 - < 500 m2 sebanyak 2 keluarga (4,3%). Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 500 - < 1000 m2 sebanyak 11 keluarga (23,5%). Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 1000 - < 5000 m2 sebanyak 31 keluarga (65,9%) dan orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas ≥ 1500 m2 sebanyak 3 keluarga (6,3%). Dapat disimpulkan bahwa banyak penduduk Desa Dieng menggunakan lahan yang luas untuk bertani kentang, pertanian kentang memang menjadi mayoritas daripada pertanian jenis sayuran lain. b. Profil pertanian kentang berdasarkan status kepemilikan lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang. Tabel. 4.5 Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang No Kepemilikan Lahan 1 Milik sendiri 2 Milik orang lain 3 Milik sendiri dan orang lain 4 Lahan sewaan Jumlah
Jumlah Keluarga 40 0 6
Persen (%) 85,1 0 12,7
1 47
2,2 100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2013
97
Berdasarkan penelitian sebanyak 40 keluarga (85,1%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri, 0 keluarga (0%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik orang lain, 6 keluarga (12,7%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri dan milik orang lain serta 1 keluarga (2,2%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang dengan lahan sewaan. c. Profil pertanian kentang berdasarkan status pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang. Tabel. 4.6 Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam Pertanian Kentang No Status Pekerjaan 1 Petani pemilik lahan 2 Petani buruh untuk waktu penuh 3 Petani buruh untuk paruh waktu 4 Petani dengan lahan sewaan Jumlah
Jumlah Keluarga 46 0
Persen (%) 97,8 0
0
0
1
2,2
47
100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian terdapat 46 keluarga (97,8%) sebagai petani pemilik lahan, 0 keluarga (0%) sebagai petani buruh untuk waktu penuh, 0 keluarga (0%) sebagai petani buruh untuk paruh waktu dan terdapat 1 keluarga (2,2%) sebagai petani dengan lahan sewaan.
98
Berdasarkan menunjukkan
profil
bahwa
pertanian
banyak
yang
penduduk
kedua Desa
dan
ketiga
Dieng
yang
menggunakan lahan untuk pertanian kentang adalah lahan milik sendiri. d. Profil pertanian kentang berdasarkan waktu yang digunakan orangtua untuk bertani kentang dalam sehari. Tabel. 4. 7 Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua untuk Bertani Kentang selama Sehari No 1 2 3 4
Waktu 1 - 2 jam 3 - 4 jam 5 - 6 jam 7 - 8 jam Jumlah
Jumlah Keluarga 5 7 17 18 47
Persen (%) 10,7 14,8 36,2 38,3 100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian dalam sehari orangtua responden yang bertani kentang selama 1 - 2 jam sebanyak 5 keluarga (10,7%), orangtua responden yang bertani kentang selama 3 - 4 jam sebanyak 7 keluarga (14,8%), orangtua responden yang bertani kentang selama 5 6 jam sebanyak 17 keluarga (36,2%) dan orangtua responden yang bertani kentang selama 7 - 8 jam sebanyak 18 keluarga (38,3%). Berdasarkan hasil penelitian di atas petani di Desa Dieng sangat memperhatikan kondisi tanaman kentang yang memang membutuhkan perawatan yang intensif, hal tersebut dapat dilihat dari orangtua saat bertani kentang untuk satu hari.
intensitas
99
e. Profil pertanian kentang berdasarkan pemasaran kentang. Tabel. 4. 8 Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang No Waktu 1 Dieng Wetan saja 2 Luar daerah tetapi satu kabupaten 3 Luar kabupaten saja 4 Dalam dan luar kabupaten Jumlah
Jumlah Keluarga 5 3
Persen (%) 10,7 6,4
0 39 47
0 82,9 100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan penelitian orangtua responden yang memasarkan kentang ke daerah Desa Dieng Wetan saja sebanyak 5 keluarga (10,7%), orangtua responden yang memasarkan kentang ke luar daerah Desa Dieng Wetan tetapi masih dalam satu kabupaten sebanyak 3 keluarga (6,4%), orangtua responden yang memasarkan kentang ke luar kabupaten saja 0 keluarga (0%) dan orangtua responden yang memasarkan kentang ke dalam dan ke luar kabupaten sebanyak 39 keluarga (82,9%). Dapat dilihat bahwa kentang dari Desa Dieng dipasarkan sampai ke luar daerah, hal tersebut sangat membantu dalam memajukan kualitas, prestis dan kondisi ekonomi penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. f. Profil pertanian kentang yang terakhir adalah langkah-langkah dalam bertani kentang yang diperoleh dari wawancara pada sejumlah informan yaitu penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Berikut adalah langkah-langkah tersebut, yang meliputi:
100
1) Proses persiapan lahan pertanian kentang Terdapat beberapa tahap dalam persiapan penanaman kentang, yaitu: 1) Membajak lahan, dilakukan dengan menggunakan hewan ataupun alat pembantu dalam pembajakan ladang. Kemudian lahan didiamkan rata-rata selama 1 minggu agar tanah terkena hujan, panas dan organisme lain sehingga tanah semakin gembur. Membajak lahan dimaksudkan agar tanah benar-benar remah
sehingga
memudahkan
perkembangan
akar
dan
pembesaran umbi berlangsung optimal dan sirkulasi oksigennya lancar. Dalam membajak lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 2) Mencangkul, petani mencangkul atau menggaru tanah yang telah dibajak agar lebih gembur dan butir tanah semakin halus untuk bisa dibuat bedengan atau larikan. Dalam mencangkul lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari. 3) Pemupukan dasar, pemupukan bahan organik seperti campuran kotoran hewan dengan dedaunan yang telah busuk dilakukan pada saat menggaru tanah. Sehingga pencampuran tanah dengan pupuk dapat merata. 4) Membuat bedengan atau larikan, ukuran bedengan dibuat lebar kira-kira 70 cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan bedengan dibuat memanjang dari barat ke timur. Dan untuk lahan yang miring dibuat tegak lurus dengan kemiringan. Dalam tahap ini juga dilakukan pembuatan saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50
101
cm. Kemudian bedengan atau larikan yang telah jadi lalu disiram dengan air. Lahan ditunggu 1 - 2 minggu sebelum ditanami bibit. Dalam membuat bedengan atau larikan pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 3 hari. 2) Proses penanaman kentang Penduduk di Desa Dieng biasanya menanam kentang pada akhir musim hujan karena debit air di dalam tanah masih banyak sehingga tanah sudah lembab meskipun tidak diairi. Penduduk di Desa Dieng menggunakan bibit unggul untuk menanam kentangnya, umbi bibit tersebut diperoleh dengan membeli. Bibit yang dibudidayakan adalah bibit jenis granola. Penanaman dilakuakan pada pagi hari ataupun sore hari. Penanaman kentang dimulai dengan membuat lubang dengan kedalaman 7 - 10 cm, kemudian bibit dimasukkan dalam ke dalam lubang dengan ditekan menggunakan tanah disekelilingnya. Petani kentang di Desa Dieng menanam kentang ada yang menggunakan plastik mulsa dan ada yang tidak menggunakan plastik mulsa. Dalam melubangi plastik mulsa untuk lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu setengah hari, sedangkan dalam menanam bibit kentang pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1 hari.
102
3) Proses pemeliharaan tanaman kentang Kegiatan di dalam pemeliharaan tanaman kentang meliputi: 1) Penyulaman, yaitu jika ada bibit yang mati kemudian diambil dan diganti dengan bibit yang masih hidup. Penyulaman dilakukan sekitar 15 hari setelah bibit ditanam. Dalam penyulaman pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu setengah
hari.
2)
Penyiangan,
yaitu
mencabuti
rumput
pengganggu atau gulma yang ada di sekitar tanaman kentang, penyiangan dapat dilakukan sesering mungkin dan minimal dilakukan 2 kali selama 1 kali periode tanam. Penyiangan juga dilakukan 2 - 3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan. Dalam penyiangan pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 3) Pembumbunan, yaitu dilakukan jika bedengan atau larikan pada tanaman kentang terkena hujan, panas dan air dari pengairan tanaman kentang sehingga terjadi penurunan atau pemerosotan tanah, pada saat inilah dilakukan pembumbunan dengan cara mengangkat tanah yang berada disekitar daerah saluran air ke atas bedengan atau larikan. Dalam pembumbunan pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 4) Pemangkasan bunga, yaitu pemotongan bunga pada tanaman kentang yang dimaksudkan agar bahan makanan yang diperoleh dari tanah dapat terserap penuh untuk pertumbuhan umbi kentang.
103
Sehingga
pertumbuhannya
dapat
maksimal
dan
cepat.
Pemangkasan bunga dapat dilakukan kapan saja setelah tanaman kentang berbunga. Dalam pemangkasan bunga tanaman kentang pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu selama 1 hari. 4) Proses pemupukan tanaman kentang Pempukan kentang dilakukan petani di Desa Dieng menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik diberikan pada saat menyiapkan lahan pertanian yaitu dengan mencampur tanah dengan pupuk organik. Sedangkan pupuk anorganik dilakukan 20 hari setelah tanam dan 40 hari setelah tanam. Pemberian pupuk anorganik juga menggunakan takaran sesuai anjuran. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk jenis TSP. Dalam pemupukan pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari. 5) Proses pengairan di dalam pertanian kentang Saluran pengairan kentang di Desa Dieng dibuat pipa-pipa kecil berdiameter 5 - 6 cm. Pipa di sambung dan dibuat memanjang sehingga untuk ladang yang berada di ketinggin yang sulit dijangkaupun dapat terkena air. Saluran air
tersebut pada
ujungnya dibuat seperti semprotan dan dapat memutar sehingga tanaman kentang mendapatkan air secara merata atau tidak berlebihan yang dapat menyebabkan kentang menjadi busuk.
104
Pengairan tersebut dilakukan seminggu sekali pada saat pagi hari dan sore hari selama 20 - 30 menit. Pemberian air dengan pipa semprotan sehingga hanya seperti percikan saja. Pada musim hujan tidak perlu diairi karena tanah sudah lembab dan mendapat air dari hujan. Dalam pembuatan saluran pipa-pipa pengairan untuk mengairi lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu selama 2 hari. 6) Proses perlindungan dari hama dan penyakit Upaya yang dilakukan petani kentang untuk menghindari hama dan penyakit pada tanaman kentang adalah dengan memotong dan membakar daun yang telah terserang hama dan penyakit. Jika hama dan penyakit masih tersebar maka petani kentang di Desa Dieng menggunakan pestisida atau insektisida. Penyemprotan bahan kimia tergantung dari penyakit tanaman kentangnya. Karena tidak semua penyakit dapat diberi obat kimia yang sama. Penyakit yang sering mengganggu tanaman kentang di Desa Dieng adalah ulat. Dalam membakar daun yang telah terkena penyakit dan menyemprotkan pestisida pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu selama 2 hari. 7) Proses panen kentang Tanaman kentang di Desa Dieng adalah jenis granola dan umur panen berkisar antara 90 - 180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-
105
kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari. Panen dilakukan dengan mencangkul daerah tanaman kentang dan menjaga kentang dari sinar matahari agar tidak layu. Selain itu petani di Desa Dieng juga
mempunyai
tempat
penyimpanan
kentang
atau
mengumpulkan kentang. Untuk 100 m2 lahan dapat memproduksi 2 kwintal kentang, dan untuk 1 hektar lahan pertanian dapat memproduksi 1, 5 ton kentang. Dalam panen kentang dan mengangkut kentang pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 3 hari. 8) Proses pemasaran kentang Pemasaran kentang di Desa Dieng tidak dilakukan dengan menjualnya ke daerah lain oleh petani kentang, tetapi para pembeli yang datang untuk membeli kentang di Desa Dieng. Sehingga petani kentang tidak perlu jauh-jauh dan bersusah payah untuk menjual kentangnya. Ada pula petani kentang yang sudah memiliki pembeli langganan dari luar provinsi seperti pembeli dari Jawa Barat. Distribusi kentang dari Desa Dieng dijadikan pengisian stok kentang di Jawa Barat. Penjualan dari petani kentang tersebut dilakukan dengan bantuan distributor dari pihak pembeli kentang, sehingga sudah rutinitas setiap kali panen
106
kentang maka distributor sudah siap untuk membeli dan membawa kentang-kentang tersebut ke Jawa Barat. Untuk 1 kg kentang di Desa Dieng dijual dengan harga Rp. 6000. Meskipun sebagian besar penduduk Desa Dieng adalah petani kentang tetapi semua kentang yang dipanen terjual dan tidak membusuk. Hal tersebut karena kualitas kentang di Desa Dieng sangat baik sehingga banyak pembeli yang mencari kentang dan mau membeli kentang di Desa Dieng. Petani Desa Dieng juga menjual kentang ke daerah kota Wonosobo. Wonosobo mempunyai beberapa pasar kentang dan Dieng adalah daerah yang memasok kentang ke pasar tersebut meskipun ada juga pembeli dari kota lain seperti Banjarnegara dan Temanggung. Dalam menjual kentang baik itu berjumlah banyak ataupun sedikit (tergantung pesanan konsumen) oleh satu orang membutuhkan waktu 1 - 2 hari. Berdasarkan penelitian menghasilkan bahwa dari 47 responden terdapat 45 orangtua memiliki lahan sendiri untuk pertanian kentang sehingga dalam penggarapannyapun dilakukan sendiri oleh tiap-tiap keluarga sehingga tidak terpaku oleh waktu. Responden yang membantu orangtua mereka sangat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya menggarap lahan pertanian. Semisal dalam tahap mencangkul, untuk mencangkul lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari jika lahan
107
yang dimiliki seluas 1500 m2 dan dikerjakan oleh satu orang maka akan membutuhkan waktu 22,5 hari. Jika responden membantu minimal dapat dibagi 2 atau 1 per 3 dari luas keseluruhan lahan yang dikerjakan oleh orangtua responden. Responden
yang
berpartisipasi
dalam
pertanian
kentang
membantu dalam membersingkat waktu penggarapan lahan pertanian apalagi banyak responden yang antusias dalam membantu bertani kentang. Kentang di Desa Dieng merupakan kentang dengan kualitas nomor 1, kualitas tersebut dapat diketahui dari bentuk dan warnanya yang segar, keseragaman ukurannya, kerataan permukaannya, kadar kotornya hanya 2,5%, kadar cacatnya hanya 5% dan kentangnya sudah tua saat dipanen. Pertanian kentang di Kecamatan Kejajar memang menjadi ciri khas utama di Kabupaten Wonosobo, karena selain kualitasnya yang bagus juga sebagai daerah pemasok kentang ke seluruh kecamatan di Kabupaten Wonosobo dan beberapa kota lain, karena di Kabupaten Wonosobo pertanian kentang hanya terdapat di Kecamatan Kejajar. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya keikutsertan anak dalam membantu orangtua dalam bertani kentang. 3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masingmasing variabel penelitian dan pengaruh variabel bebas partisipasi anak
108
dalam pertanian kentang (X) terhadap variabel terikat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (Y) Studi Kasus Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2013. a. Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Pada variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang, penilaian dilakukan pada 8 indikator, diantaranya adalah partisipasi dalam persiapan, partisipasi dalam penanaman, partisipasi dalam pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit, partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran. Dari kedelapan indikator tersebut dilakukan pengukuran dan dari pengukuran tersebut dapat memberikan gambaran seberapa tinggi tingkat partisipasi anak dalam pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Distribusi partisipasi anak dalam pertanian kentang dapat dilihat pada tabel. 4. 9. Tabel. 4. 9 Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 6 13 Tinggi 32 68 Rendah 6 13 Sangat rendah 3 6 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 92.9% Persentase terendah 27.4% Rata-rata 70.7% Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
109
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang di Desa Dieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebagai berikut: 6 responden (13%) memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria sangat tinggi, 32 responden (68%) memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria tinggi, 6 responden (13%) memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria rendah, 3 responden (6%) memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pertanian kentang di Desa Dieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebesar 70,7% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang pada diagram. 4. 2.
∑
40 30 20 10 0
Partisipasi anak dalam pertanian kentang 32
6 Sangat Tinggi
Tinggi
6
3
Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 2 Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Untuk lebih detailnya mengenai variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator tingkat partisipasi anak dalam pertanian kentang berikut:
110
1) Partisipasi dalam Persiapan Gambaran tentang partisipasi dalam persiapan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 10. Tabel. 4. 10 Partisipasi dalam Persiapan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 22 47 Tinggi 12 26 Rendah 7 15 Sangat rendah 6 13 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 71.8% Kriteria Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam persiapan sebagai berikut: 22 responden (47%) memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria sangat tinggi, 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria tinggi, 7 responden (15%) memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria rendah, 6 responden (13%) memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam persiapan sebesar 71,8% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Responden berpartisipasi di dalam kegiatan persiapan, sedangkan kegiatan-kegiatan dalam persiapan meliputi membajak lahan, mencangkul, memupuk dan membuat bedengan. Selama 3 periode tanam terakhir partisipasi responden tinggi di
111
dalam kegiatan ini karena yang ikutserta dalam pertanian adalah responden laki-laki, sehingga mereka banyak membantu dari segi tenaga saat membajak, mencangkul, memupuk dan membuat bedengan. Tetapi sebagaian besar dari responden lebih banyak berpartisipasi
dalam
mencangkul
dan
memupuk.
Karena
mencangkul tidak terlalu berat dan menyita tenaga mereka seperti membajak dan tidak menuntut keahlian untuk membuat bedengan atau larikan yang sesuai dengan ukuran. Karena dalam membuat bedengan atau larikan diharapkan ukuran lebarnya sama. Sedangkan responden adalah anak pada usia 16 - 18 tahun belum dapat mengerjakan sesuai dengan ukuran tersebut dengan benar. Responden tersebut hanya bisa membantu tenaga meskipun tenaga mereka masih kecil jika dibandingkan dengan tenaga orang dewasa dalam mengerjakan pertanian. Sehingga mereka memilih untuk melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan keahlian dan dapat dilakukan dengan tenaga yang sedikit seperti kegiatan mencangkul dan mencampur tanah dengan pupuk organik. Bagi responden dengan mereka ikut mencangkul mereka sudah ikut meringankan beban orangtua sekaligus mereka berlatih untuk menjadi petani kentang.
Sedangkan
responden
perempuan
tidak
terlalu
berpartisipasi dalam kegiatan ini karena terbatasnya tenaga. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam persiapan pada diagram. 4. 3.
112
Persiapan
∑ 25
22
20 15
12
10
7
6
5
Frekuensi
0 Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Diagram. 4. 3 Partisipasi dalam Persiapan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 2) Partisipasi dalam Penanaman Gambaran
tentang
partisipasi
dalam
penanaman
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 11. Tabel. 4. 11 Partisipasi dalam Penanaman Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 22 47 Tinggi 17 36 Rendah 5 11 Sangat rendah 3 6 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 75.9% Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam penanaman sebagai berikut: 22 responden (47%) memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria sangat tinggi, 17 responden
113
(36%) memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria tinggi, 5 responden (11%) memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria rendah, 3 responden (6%) memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam penanaman sebesar 75,9% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk 3 periode tanam terakhir responden lebih banyak antusias dalam tahap ini karena dalam tahap ini merupakan tahap yang ringan, yang responden kerjakan adalah membantu membuat lubang untuk bibit kentang dan menanamnya. Hal tersebut tergolong mudah dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak. Sebagian besar responden membantu dalam pembuatan lubang pada bedengan atau larikan. Pembuatan lubang tersebut dilakukan dengan bantuan alat seperti linggis atau kayu yang telah diperuncing pada salah satu ujungnya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam penanaman pada diagram. 4. 4.
114
Penanaman
∑ 25
22
20
17
15 10
5
5
3
0 Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 4 Partisipasi dalam Penanaman Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 3) Partisipasi dalam Pemeliharaan Gambaran
tentang
partisipasi
dalam
pemeliharaan
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 12. Tabel. 4. 12 Partisipasi dalam Pemeliharaan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 9 19 Tinggi 24 51 Rendah 9 19 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 70.7% Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh
keterangan
tentang
tingkat
partisipasi
dalam
pemeliharaan sebagai berikut: 9 responden (19%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria sangat tinggi, 24
115
responden (51%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria rendah, 5 responden (11%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase partisipasi dalam
pemeliharaan sebesar 70,7% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam pemeliharaan ini terdapat beberapa kegiatan yaitu penyulaman, penyiangan, pembumbunan dan pemangkasan bunga. Untuk 3 periode tanam terakhir baik responden laki-laki ataupun perempuan banyak membantu pada kegiatan-kegiatan tersebut karena pada semua kegiatan dalam pemeliharaan tanaman kentang responden selalu berperan. Mereka merasa senang karena dalam kegiatan ini mereka merasa sudah dapat membantu orangtua tetapi tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga. Meskipun pemeliharaan tanaman kentang membutuhkan perawatan yang intensif dan teratur setiap hari tetapi mereka tetap ikut membantu dalam pemeliharaan tanaman kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemeliharaan pada diagram. 4. 5.
116
∑
30 25 20 15 10 5 0
Pemeliharaan 24 9
Sangat Tinggi
9
Tinggi
Rendah
5 Sangat rendah
Diagram. 4. 5 Partisipasi dalam Pemeliharaan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 4) Partisipasi dalam Pemupukan Gambaran
tentang
partisipasi
dalam
pemupukan
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 13. Tabel. 4. 13 Partisipasi dalam Pemupukan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 12 26 Tinggi 20 43 Rendah 9 19 Sangat rendah 6 13 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 67.7% Kriteria Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemupukan sebagai berikut: 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria sangat tinggi, 20 responden
117
(43%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria rendah, 6 responden (13%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase partisipasi dalam pemupukan
sebesar 67,7% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Peran responden di dalam pemupukan adalah memberikan pupuk pada tanaman. Dalam memberikan pupuk harus sama takaranya pada tanaman yang satu dengan yang lainnya. Selama 3 periode tanam terakhir banyak responden yang membantu dalam proses pemupukan karena proses ini dapat dengan cepat dilakukan. Pupuk diletakkan di sebelah tanaman sejauh 10 cm. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemupukan pada diagram. 4. 6. ∑
25 20 15 10 5 0
Pemupukan 20 12
Sangat Tinggi
9
Tinggi
Rendah
6
Sangat rendah
Diagram. 4. 6 Partisipasi dalam Pemupukan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
118
5) Partisipasi dalam Pengairan Gambaran tentang partisipasi dalam pengairan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 14. Tabel. 4. 14 Partisipasi dalam Pengairan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 15 32 Tinggi 9 19 Rendah 16 34 Sangat rendah 7 15 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 66.8% Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pengairan sebagai berikut: 15 responden (32%) memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria sangat tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria tinggi, 16 responden (34%) memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria rendah, 7 responden (15%) memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pengairan sebesar 66,8% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam pengairan tanaman kentang dimulai dengan membuat saluran pengairan berupa pipa-pipa dan mencari
119
sumber air untuk pengairan. Dalam tahap ini selama 3 periode tanam terakhir banyak responden yang juga ikut membantu. Meskipun dalam pembuatan pipa-pipa saluran air membutuhkan kecakapan. Karena pipa yang dibuat harus benar-benar kencang dan diatur diarahkan ke tanaman kentang pada lahan yang cukup curam. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi responden untuk membantu orangtua dalam kegiatan ini. Sedangkan dalam mencari sumber air untuk pertanian kentang di Desa Dieng biasanya dari sungai ataupun dari telaga. Air tersebut digunakan oleh penduduk Desa Dieng, sehingga dalam meminta ijinpun haruslah orang dewasa yang melakukannya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pengairan pada diagram. 4. 7. ∑
20 15
Pengairan 16
15 9
10
7
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Diagram. 4. 7 Partisipasi dalam Pengairan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Sangat rendah
120
6) Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit Gambaran tentang partisipasi dalam perlindungan dari hama/penyakit berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 15. Tabel. 4. 15 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 13 28 Tinggi 14 30 Rendah 15 32 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 68.4% Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh
keterangan
tentang
tingkat
partisipasi
dalam
perlindungan dari hama dan penyakit sebagai berikut: 13 responden (28%) memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria sangat tinggi, 14 responden (30%) memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria tinggi, 15 responden (32%) memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan kriteria rendah, 5 responden (11%) memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan
121
kriteria sangat rendah. Secara
persentase partisipasi dalam
perlindungan dari hama dan penyakit sebesar 68,4% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam perlindungan dari hama penyakit peran responden adalah menyemprotkan pestisida pada tanaman kentang memangkas daun yang terdapat telur hama dan terkena penyakit serta membakar daun-daun tersebut. Pada kegiatan ini ada responden yang terus ikut membantu selama 3 periode tanam terakhir, ada yang sering membantu dan ada juga yang hanya satu kali dalam membantu dalam melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Dalam kegiatan ini juga ada saat mengoplos obat untuk memberantas hama dan penyakit. Kegiatan tersebut banyak dilakukan orang dewasa karena harus hati-hati dan obat yang dicampur harus sesuai takaran, karena jika tidak pas maka akan membahayakan tanaman kentang. Responden membantu saat memangkas daun yang terkena penyakit kemudian membakarnya atau membantu menyemprotkan pestisida. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit pada diagram. 4. 8.
122
∑
Perlindungan dari hama dan penyakit
20 15
14
13
15
10
5
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
v Diagram. 4. 8 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 7) Partisipasi dalam Panen Gambaran tentang partisipasi dalam panen berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 16. Tabel. 4.16 Partisipasi dalam Panen Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi 12 26 Tinggi 20 43 Rendah 13 28 Sangat rendah 2 4 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 37.5% Rata-rata 73.1% Kriteria Tinggi Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam panen sebagai berikut: 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria sangat tinggi, 20 responden (43%)
123
memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria tinggi, 13 responden (28%) memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria rendah, 2 responden (4%) memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase
partisipasi dalam panen sebesar 73,1% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam 3 periode tanam terakhir responden sering membantu dalam panen kentang. Responden banyak membantu pada saat memisahkan kentang dari daunnya dan memindahkan kentang dari ladang menuju ke tempat dikumpulkannya kentang. Tempat dikumpulkannya kentang adalah tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan kentang menjadi layu. Responden membantu membawa kentang karena kegiatan tersebut mudah dilakukan. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam panen pada diagram. 4. 9.
124
Panen
∑
25 20 15 10 5 0
20 13
12
2 Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 9 Partisipasi dalam Panen Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 8) Partisipasi dalam Pemasaran Gambaran tentang partisipasi dalam pemasaran berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 17. Tabel. 4. 17 Partisipasi dalam Pemasaran Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 11 23 Tinggi 19 40 Rendah 12 26 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 69.1% Kriteria Tinggi Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemasaran sebagai berikut: 11 responden (23%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria sangat tinggi, 19 responden (40%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan
125
kriteria tinggi, 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria rendah, 5 responden (11%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase partisipasi dalam pemasaran
sebesar 69,1% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam 3 periode tanam terakhir responden banyak yang membantu di dalam kegiatan pemasaran. Pemasaran disini hanyalah menjual kentang karena cara penjualannya pembeli sendiri yang datang untuk membeli kentang di Desa Dieng. Pembeli dapat berasal dari berbagai daerah bahkan luar kota dan luar provinsi. Responden hanya membantu orangtua dalam menjualnya. Menjual kentang adalah hal yang mudah karena peran responden hanya menemani orangtua menjual sekaligus untuk melatih anak untuk mengerti bagaimana bernegosiasi dengan pembeli jika suatu saat nanti meneruskan pertanian kentang milik orangtuanya. Selain itu anak juga mendapatkan uang dari hasil penjualan kentang sebagai hasil jerih payah usaha membantu orangtuanya dalam bertani kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemasaran pada diagram. 4. 10.
126
∑
Pemasaran 19
20 15
12
11
10
5
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 10 Partisipasi dalam Pemasaran Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Dari beberapa indikator di
dalam variabel Partisipasi anak
dalam pertanian kentang, maka rincian persentase dari setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel. 4. 18. Tabel. 4. 18 Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Partisipasi Partisipasi dalam persiapan Partisipasi dalam penanaman Partisipasi dalam pemeliharaan Partisipasi dalam pemupukan Partisipasi dalam pengairan Partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit Partisipasi dalam panen Partisipasi dalam pemasaran
Persentase (%) 71.8 75.9 70.7 67.7 66.8 68.4 73.1 69,1
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan deskriptif persentase dari variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang di atas, partisipasi dengan persentase tertinggi adalah pada kegiatan penanaman dan partisipasi dengan persentase terendah adalah pada kegiatan pengairan. Semua indikator
127
pada variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang termasuk dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya kegiatan dengan partisipasi tertinggi yaitu kegiatan penanaman dapat dilihat pada tabel. 4. 19. Tabel. 4. 19 Deskriptif Persentase Kegiatan Penanaman No
Kegiatan dalam penanaman
1
Mencari bibit
2
Membuat lubang mulsa
3
Menanam bibit
Kategori ST T R SR ST T R SR ST T R SR Jumlah
Jumlah skor 17 19 6 5 11 23 8 5 19 21 6 1
Persen (%) 36 40 13 11 23 49 17 11 40 45 13 2
Persentase total (%) 33,2
31,3
35,5 100
SSumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Kegiatan dengan partisipasi tertinggi yaitu pada
kegiatan
penanaman yang meliputi tahap mencari bibit, membuat lubang mulsa dan menanam bibit. Berdasarkan tabel di atas dari ketiga tahap dalam kegiatan penanaman, partisipasi tertinggi terdapat pada tahap menanam bibit yaitu sebesar 35,5%. Partisipasi di dalam tahap penanaman bibit lebih tinggi karena dalam penanaman pekerjaan yang dikerjakan anak hanya meletakkan bibit dapa lubang tanam, sedangkan partisipasi terendah dari kegiatan penanaman terdapat pada
128
tahap melubangi plastik mulsa yaitu sebesar 31,3%. Untuk kegiatan dengan partisipasi terendah yaitu kegiatan pengairan dapat dilihat pada tabel. 4. 20. Tabel. 4. 20 Deskriptif Persentase Kegiatan Pengairan No
Kegiatan dalam pengairan
1
Mencari sumber air
2
Membuat pipa pengairan
Kategori ST T R SR ST T R SR Jumlah
Jumlah skor 11 16 11 9 12 17 11 7
Persen (%) 23 34 23 19 26 36 23 15
Persentase total 49
51 100
SSumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Kegiatan dengan partisipasi terendah yaitu pada kegiatan pengairan yang meliputi tahap mencari sumber air dan membuat pipa pengairan. Partisipasi tertinggi pada kegiatan pengairan yaitu terdapat pada tahap membuat saluran pipa pengairan yaitu sebesar 51%, sedangkan tahap terendah yaitu pada tahap mencari sumber air yaitu sebesar 49%. b. Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah Pada variabel minat melanjutka ke jenjang pendidikan menengah, penilaian dilakukan pada 3 indikator yaitu: ketertarikan (interest), keinginan (desire), tindakan (action). Distribusi minat
129
melanjutka ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel. 4. 21. Tabel. 4. 21 Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 9 19 Rendah 37 79 Sangat rendah 0 0 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 86.4% Persentase terendah 45.5% Rata-rata 56.7% Kriteria Rendah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebagai berikut: 1 responden (2%) memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria sangat tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria tinggi, 37 responden (79%) memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria rendah, 0 responden (0%) memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase tingkat minat melanjutkan ke
130
jenjang pendidikan menengah sebesar 56,7% dan termasuk dalam kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pada diagram. 4. 11.
∑
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah 37
40 30 20 10
9 1
0 Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 11 Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Untuk lebih detailnya mengenai variabel minat melanjutka ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat dari deskriptif persentase tiap-tiap indikator tingkat minat melanjutka ke jenjang pendidikan menengah berikut ini: 1) Ketertarikan Gambaran tentang ketertarikan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 22.
131
Tabel. 4. 22 Ketertarikan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 6 13 Rendah 36 77 Sangat rendah 4 9 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 93.8% Persentase terendah 31.3% Rata-rata 57.6% Kriteria Rendah Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat ketertarikansebagai berikut: 1 responden (2%) memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria sangat tinggi, 6 responden (13%) tingkat memiliki ketertarikan dengan kriteria tinggi, 36 responden (77%) memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria rendah, 4 responden (9%) memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase ketertarikan sebesar 57,6% dan termasuk dalam kriteria rendah. Ketertariakan merupakan hal pertama yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Responden di Desa Dieng memiliki minat yang rendah untuk sekolah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena mereka banyak melihat lulusan SMApun banyak yang menganggur sehingga seakan sekolah tidak berpengaruh terhadap masa depan seseorang. Respondenpun ingin
132
menjadi petani kentang dan mereka menganggap untuk dapat bertani kentang tidak harus ditempuh atau belajar di bangku SMA. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang ketertarikan pada diagram. 4. 12.
Ketertarikan
∑
36
40 30 20 10
1
0
Sangat Tinggi
6 Tinggi
4 Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 12 Ketertarikan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 2) Keinginan Gambaran tentang keinginan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 23. Tabel. 4. 23 Keinginan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 10 21 Rendah 32 68 Sangat rendah 4 9 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 87.5% Persentase terendah 37.5% Rata-rata 58.8% Kriteria Rendah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
133
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat keinginan sebagai berikut: 1 responden (2%) memiliki tingkat keinginan dengan kriteria sangat tinggi, 10 responden (21%) memiliki tingkat keinginan dengan kriteria tinggi, 32 responden (68%) memiliki tingkat keinginan dengan kriteria rendah, 4 responden (9%) memiliki tingkat keinginan dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase
keinginan minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 58,8% dan termasuk dalam kriteria rendah. Keinginan responden untuk melanjutkan sekolah di Desa Dieng karena sekolah dirasa hanya membuang waktu dan tenaga. Mereka menganggap dengan melanjutkan SMA tidak selalu dapat menjamin masa depan seseorang. Setiap ada penerimaan siswa baru di SMA responden juga tidak menghiraukan. Hal tersebut mencerminkan minimnya keinginan anak untuk sekolah. Hal lain yang menghambat keinginan responden untuk sekolah adalah keinginan responden untuk menjadi pengusaha kentang. Selain itu juga karena minimnya dorongan dari orangtua agar anak malanjutkan pendidikannya. Tetapi dari diri responden sendiri tidak ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena
134
responden ingin membantu orangtuanya dalam bertani kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang keinginan pada diagram. 4. 13. Keinginan
∑
40
32
30 20
10
10
4
1
0
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 13 Keinginan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 3) Tindakan Gambaran tentang tindakan berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 24. Tabel. 4. 24 Tindakan Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 3 6 Tinggi 3 6 Rendah 32 68 Sangat rendah 9 19 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 33.3% Rata-rata 52.7% Kriteria Rendah Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden diperoleh keterangan tentang tingkat tindakan sebagai berikut: 3
135
responden (6%) memiliki tingkat tindakan dengan kriteria sangat tinggi, 3 responden (6%) tingkat memiliki tindakan dengan kriteria tinggi, 32 responden (68%) memiliki tingkat tindakan dengan kriteria rendah, 9 responden (19%) memiliki tingkat tindakan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase tindakan sebesar 52,7% dan termasuk dalam kriteria rendah. Responden tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena aksesbilitas yang sulit dan jarak yang jauh dari tempat tinggal. Serta karena keinginan responden untuk mempunyai pendapatan. Selain itu yang mendasari responden tidak melanjutkan sekolah yaitu kurangnya kesadaran penduduk akan pendidikan. Penduduk Desa Dieng dengan lingkungan pertanian memang sangat mendukung
untuk
bertani
kentang
tetapi
mengabaikan
pendidikannya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tindakan pada diagram. 4. 14. ∑
Tindakan
40
32
30 20 10
3
3
Sangat Tinggi
Tinggi
9
0 Rendah
Sangat rendah
Diagram. 4. 14. Tindakan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
136
Dari beberapa indikator di dalam variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, maka rincian persentase dari setiap indikatornya dapat dilihat pada tabel. 4. 25. Tabel. 4. 25 Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah No 1 2 3
Indikator Partisipasi Ketertarikan Keinginan Tindakan
Persentase (%) 57.6 58.8 52.7
Kategori Rendah Rendah Rendah
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Berdasarkan deskriptif persentase dari variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di atas, indikator minat yang mempunyai persentase tertinggi adalah keinginan dan indikator minat yang mempunyai persentase terendah adalah tindakan. Semua indikator di dalam variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah termasuk dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya indikator minat tertinggi yaitu pada indikator keinginan dapat dilihat pada tabel. 4. 26.
137
Tabel. 4. 26 Deskriptif Persentase Indikator Keinginan No
Keinginan
1
Sekolah membuang waktu dan tenaga
2
Sekolah menjamin masa depan
3
Mengabaikan informasi masuk sekolah
4
Tidak sekolah karena ingin jadi pengusaha kentang
Kategori ST T R SR ST T R SR ST T R SR ST T R SR Jumlah
Jumlah skor 1 20 26 0 3 23 21 0 0 32 12 3 1 10 30 6
Persen (%) 2 43 55 0 6 49 45 0 0 68 26 6 2 21 64 13
Persentase total (%) 32
30
28
10
100
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Minat tertinggi terdapat pada indikator keinginan yang di dalamnya terdapat beberapa aspek meliputi: sekolah membutuhkan waktu dan tenaga, sekolah menjamin masa depan, keinginan jadi pengusaha kentang. Aspek tertinggi yaitu sekolah membuang waktu dan tenaga yaitu sebesar 32%. Aspek terendah terdapat pada aspek tidak ingin sekolah karena ingin menjadi pengusaha kentang yaitu sebanyak 10%, maksudnya yaitu responden tidak ingin sekolah karena ingin menjadi pengusaha kentang. Untuk indikator minat terendah yaitu pada indikator tindakan dapat dilihat pada tabel. 4. 27.
138
Tabel. 4. 27 Deskriptif Persentase Indikator Tindakan No
Tindakan
1
Tidak sekolah karena punya pendapatan
2
Sekolah untuk mengembang kan potensi
3
Tidak sekolah karena sulitnya transportasi
Kategori ST T R SR ST T R SR ST T R SR Jumlah
Jumlah skor 1 4 32 10 3 7 35 2 2 6 37 2
Persen (%) 2 9 68 21 6 15 74 5 4 13 79 4
Persentase total (%) 30,3
35,3
34,4
100
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Indikator minat terendah terdapat pada indikator tindakan yang di dalamnya terdapat beberapa aspek meliputi: keinginan punya pendapatan, sekolah untuk mengembangkan potensi dan transportasi.
Aspek
tertinggi
responden
sekolah
untuk
mengembangkan potensi yaitu sebesar 35,3%, sedangkan aspek terendah terdapat pada aspek responden tidak sekolah karena punya pendapatan yaitu sebesar 30,3%. 4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana a. Normalitas Data Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel terikat (dependent variable) yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel bebas (independent variable) diasumsikan bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil output
139
dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel. 4. 28. Tabel. 4. 28 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Unstandardized Residual 47 .0000000 2.68120646 .143 .143 -.073 .978 .295
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Analisis data hasil Output:
Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria penerimaan H0 H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5% atau (0,05) Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,295 = 29,5% > 0,05 = 5% , maka H0 diterima. Artinya variabel unstandarized berdistribusi normal. Sedangkan dengan uji P-Plot, data yang normal dapat ditunjukkan dengan titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal (garis
140
normal). Hasil pengujian normalitas regresi dapat dilihat pada gambar. 4. 15.
Gambar. 4. 15 Grafik Uji Normalitas Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel terikat (dependent variable) Y memenuhi asumsi
normalitas.
Grafik
P-Plot
juga
membantu
untuk
memprediksikan nilai regresi atau pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Homogenitas menunjukkan penyebaran
141
variabel bebas. Penyebaran yang acak menunjukkan model regresi yang baik. Dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Hasil pengolahan menggunakan program SPSS 17 dapat dilihat pada gambar 4. 16.
Gambar. 4. 16 Grafik Uji Homogenitas Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Selain dengan mengamati grafik scatterplot. Output dari proses di atas dapat dilihat pada tabel. 4. 29.
142
Tabel. 4. 29 Uji Homogenitas Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant) X
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
3.761
1.289
2.917
.005
-.028
.021
-.193 -1.319
.194
a. Dependent Variable: Abs_res Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Uji homogenitas digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : Data homogen H1 : Data tidak homogen
Kriteria penerimaan H0 H0 diterima jika nilai sig > 5% atau (0,05) Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,194 > 0,05 , maka H0 diterima. Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel bebas (independent variable) mempunyai nilai sig ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel bebas (independent variable) yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat (dependent veriable) abs_res. Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel bebas (independent variable) seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
c. Uji Linieritas Uji linieritas pada analisis regresi linier sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier sederhana
143
dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas dapat dilihat pada tabel. 4. 30. Tabel. 4. 30 ANOVA ANOVA Table Sum of df Squares Y * Between X Groups
Mean Square
(Combined)
658.259 26
Linearity
380.121
Deviation from Linearity
278.138 25
11.126
52.550 20
2.628
Within Groups
25.318
F
Sig.
9.636 .000
1 380.121 144.670 .000 4.234 .001
Total 710.809 46 Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Hipotesis yang digunakan. H0 : model regresi tidak linier. H1 : model regresi linier. Kaidah pengambilan keputusan: Jika Fhitung ≤ Ftabel atau nilai sig ≥ 0,05 = maka H0 diterima. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai sig < 0,05 maka H1 diterima (Sudjana, 2005:383). Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan (df1) = k = 1, dan df2 = n - k = 47 - 1 = 46 diperoleh nilai Ftabel = 2,42 Pada tabel diatas diperoleh nilai Fhitung = 144,670 > Ftabel = 2,42 dan nilai sig 0,00 < 0,05, sehingga H1 diterima. Dengan kata lain model regresi linier sederhana dapat digunakan dalam penelitian ini.
144
5. Analisis Regresi Linier Sederhana Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17 for Windows diperoleh hasil regresi seperti terangkum pada tabel. 4. 31. Tabel 4. 31 Persamaan Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
40.010
Standardized Coefficients
Std. Error 2.133
X -.254 .035 a.Dependent Variable: Y Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
t
Sig.
Beta 18.759
.000
-.731 -7.192
.000
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1) Konstanta = 40,010 Jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010. 2) Koefisien X = - 0,254 Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254.
145
6. Pengujian Hipotesis Penelitian Pengujian keberartian pengaruh variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). a. Uji hipotesis secara stimultan atau Uji Friedman (F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent variable) mempengaruhi variabel terikat (dependent variable) secara signifikan atau tidak. Hasil output dari SPSS dapat dilihat ada tabel. 4. 32. Tabel. 4. 32 ANOVA ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
380.121
1
380.121
Residual
330.688
45
7.349
Total
710.809
46
F 51.727
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013 Hipotesis : H0: Variabel bebas (independent variable) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent variable). Ha: Variabel bebas (independent variable) berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent variable). Kriteria pengambilan keputusan: Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan (df) = n - k - 1 = 47 - 1 - 1 = 45, diperoleh F tabel = 2,43.
Sig. .000a
146
H0 diterima apabila – F tabel ≤ F hitung ≤ F tabel atau sig ≥ 5% H0 ditolak apabila (F hitung < – F tabel atau F
hitung
> F tabel) dan sig <
5%. Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > Ftabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0 ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara
statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. b. Uji Koefisien Determinasi secara stimultan (R2) Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel. 4. 33. Tabel.4. 33 Uji Determinasi (R2) Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .731a .535 .524 a.Predictors: (Constant), X Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Std. Error of the Estimate 2.71083
Pada tabel di atas diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 = 52,4% ini berarti
variabel
partisipasi anak di dalam pertanian kentang
mempengaruhi variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 52,4% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
147
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Berdasarkan hasil pengukuran variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang
menggunakan 21 item pertanyaan menunjukkan
kisaran antara 21 - 84, dihasilkan 4 kategori yaitu 21 - 36,75 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang sangat rendah, 36,76 52,5 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang rendah, 52,6 - 68,25 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang tinggi, 68,26 - 84 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang sangat tinggi. Hasil persentase partisipasi anak dalam pertanian kentang menunjukkan nilai rata-rata (mean) 70,7% sehingga dapat dikatakan partisipasi anak dalam pertanian kentang termasuk dalam kategori tinggi. Kegiatan partisipasi anak dalam pertanian kentang yang terdiri dari kegiatan persiapan, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, pengairan, perlindungan dari hama dan penyakit, panen dan kegiatan pemasaran. Faktor yang mempengaruhi keterlibatan anak di dalam pertanian kentang tinggi yaitu karena keinginan sendiri untuk membantu orangtua, keadaan lingkungan pertanian, budaya penduduk untuk bertani dan keinginan responden untuk mendapatkan penghasilan. Padahal bertani itu sulit, membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak untuk
148
merawatnya, seperti dikemukakan oleh Herawati (2012) dalam bertani kentang memerlukan syarat dan tahap-tahap yang harus dilakukan, seperti suhu udara yang harus sesuai, kesuburan tanah yang pas, kegemburan tanah, pembuatan bedengan dan lubang tanam yang sesuai dengan ukuran, pengairan yang tidak berlebihan, pemupukan dengan dua jenis pupuk secara berkala dan perwatan intensif lainnya. Berdasarkan deskriptif persentase setiap indikator pada tabel. 4. 18 kecenderungan responden ikut serta dalam pertanian kentang adalah pada kegiatan penanaman yaitu sebanyak 75,9%. Dalam penanaman yang dilakukan adalah mencari bibit, melubangi pada plastik mulsa, membuat lubang tanam pada lahan yang telah dibuat bedengan atau larikan, dan menanam bibit kentang pada lubang tanam. Faktor yang mendasari tingginya tingkat partisipasi anak di dalam kegiatan penanaman adalah kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang ringan dan mudah dilakukan. Responden tidak perlu mengeluarkan tenaga yang banyak dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut. Berdasarkan pernyataan responden dari beberapa kegiatan diatas yang paling banyak dilakukan dan sering dilakukan responden adalah kegiatan mencari bibit dan menanam bibit. Sedangkan persentase terendah dari variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang adalah pada kegiatan pengairan yaitu sebanyak 66,8%. Semua indikator dari variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang termasuk di dalam kategori tinggi.
149
Partispasi anak di dalam pertanian kentang didominasi oleh anak laki-laki karena bertani merupakan kegiatan yang banyak membutuhkan tenaga. Pada kegiatan persiapan responden paling banyak membantu pada tahap mencangkul dan memupuk. Pada kegiatan penanaman responden paling banyak membantu pada tahap pembuatan lubang tanam. Pada kegiatan penanaman responden membantu pada semua tahap pemeliharaan tanaman seperti penyulaman, penyiangan, pembumbungan dan pemangkasan bunga. Pada kegiatan pemupukan responden paling banyak membantu pada tahap memupuk yaitu meletakkan pupuk anorganik 10 cm dari lubang tanam. Pada kegiatan pengairan responden paling banyak membantu pada tahap pembuatan pipa-pipa saluran pengairan. Pada kegiatan perlidungan dari hama dan penyakit responden peling banyak membantu pada tahap penyemprotan pestisida. Pada kegiatan panen responden paling banyak pembantu pada tahap pencabutan kentang, pemisahan umbi dari daunnya dan membawa kentang dari ladang ke tempat dikumpulkannya kentang. Pada kegiatan pemasaran responden paling banyak membantu pada tahap menjual dan berlatih bernegosiasi harga dengan pembeli. 2. Minat melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah Berdasarkan hasil pengukuran variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah menggunakan 11 item pernyataan menunjukkan kisaran antara 21 - 84, dihasilkan 4 kategori yaitu 21 36,75 termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
150
menengah sangat rendah, 36,76 - 52,5 termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah rendah, 52,6 - 68,25 termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah tinggi, 68,26 - 84 termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sangat tinggi. Hasil persentase minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah menunjukkan nilai rata-rata (mean) 56,7% sehingga dapat dikatakan minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah
termasuk
dalam
kategori
rendah.
Minat
melanjutkan anak ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo tahun 2013 masih sedikit. Berdasarkan deskriptif persentase setiap indikator
pada tabel. 4. 25,
indikator dari minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang tertinggi adalah indikator keinginan yaitu sebanyak 58,8%, sedangkan indikator dari variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang terendah adalah indikator tindakan yaitu sebesar 52,7%. Semua indikator dari variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah termasuk di dalam kategori rendah. Faktor yang mempengaruhi rendahnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah adalah rendahnya ketertarikan, keinginan dan tindakannya dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah karena tingginya partisipasi anak di dalam pertanian kentang. Berdasarkan
pernyataan
responden
(fakta)
beberapa
hal
yang
mempengaruhi rendahnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
151
menengah adalah rendahnya ketertarikan, keinginan dan tindakan. Dorongan dari dalam diri responden meliputi: keyakinan responden bahwa untuk dapat melakukan pekerjaan di dalam pertanian kentang tidak perlu lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat, untuk dapat menjadi petani kentang yang sukses tidak harus lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat dan responden tidak ingin melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena bercita-cita menjadi pengusaha kentang. Selain itu dorongan dari luar responden meliputi: rendahnya ketertarikan untuk melanjutkan sekolah (karena responden tidak tertarik untuk melanjutkan ke jenjang SMA/SMK/MA atau sekolah sederajat karena lulusannya banyak yang menganggur), rendahnya keinginan untuk melanjutkan sekolah (karena bagi responden bersekolah di SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat bagi saya hanya membuang waktu dan tenaga, responden sering mengabaikan informasi tentang penerimaan siswa baru untuk SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat), rendahnya tindakan untuk melanjutkan sekolah (karena responden tidak melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena responden menginginkan untuk bekerja dan mempunyai pendapatan, responden tidak melanjutkan ke
SMA /SMK/MA atau
sekolah sederajat karena transportasi untuk menuju kesekolah
sulit
ditemukan). Berdasarkan hasil pernyataan tersebut disimpulkan bahwa minat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah rendah. Dari fakta
152
tersebut disesuaikan dengan teori bentuk-bentuk minat menurut Mappiare (1982:63) yang mengelompokkan bentuk minat menjadi 4, dan yang sesuai dengan fakta rendahnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng adalah bentuk “minat terhadap sekolah dan jabatan, remaja awal banyak dipengaruhi oleh orangtua dan minat kelompoknya”, anak atau responden lebih banyak mengikuti alur yang diarahkan orangtua. Sebenarnya orangtua responden di Desa Dieng tidak mengarahkan anaknya untuk berkecimpung sepenuhnya pada kegiatan pertanian tetapi orangtua kurang mendorong anak untuk sekolah sehingga anak lebih terarah pada kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan orangtua. Selain teori di atas fakta rendahnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah disesuaikan dengan teori menurut Mighwar (1997:72) yang menggolongkan minat menjadi 7 golongan, dan fakta di Desa Dieng tersebut disesuaikan pada bagian golongan “minat terhadap pendidikan, yaitu minat remaja pada pekerjaan dipengaruhi besarnya minat mereka terhadap pendidikan. bagi mereka pendidikan tinggi dianggap sebagai batu loncatan untuk meraih pendidikan”, namun teori tersebut tidak berfungsi dengan baik pada fenomena di Desa Dieng karena justru responden menganggap untuk mendapatkan pekerjaan sebagai petani kentang tidak harus lulus sekolah menengah. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Berdasarkan tabel tentang validitas instrumen penelitian yaitu tabel 3. 2 dan 3. 3 dan tabel tentang reliabilitas instrumen penelitian yaitu
153
tabel 3. 4 menunjukkan bahwa instrumen penelitian berjumlah 33 butir soal, yaitu 21 soal pada variabel (X) dan 12 soal pada variabel (Y). Terdapat 1 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 12 dari variabel (Y). Soal tersebut tidak valid karena tidak dapat mengukur informasi yang diinginkan peneliti dan menimbulkan pemahaman yang salah. Sehingga jumlah soal menjadi 32 butir soal yang diskor. Sedangkan soal angket yang skornya tidak diukur berjumlah 9 butir soal. 4. Hasil Uji Prasyarat Hasil uji asumsi klasik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal dan homogen. Data penelitian merupakan data normal dapat dilihat pada grafik 4. 15 yang menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal sehingga dinyatakan normal. Sedangkan data penelitian yang homogen dapat dilihat pada grafik 4.16 yang menunjukkan data penelitian menyebar tidak beraturan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sedangkan uji linieritas menunjukkan bahwa penggunaan uji regresi linier sederhana sesuai untuk digunakan dalam mengukur ada tidaknya pengaruh sebab akibat dari masalah di dalam penelitian ini.
154
5. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Berdasarkan tabel 4. 31 menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1) Konstanta = 40,010 Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010. 2) Koefisien X = -0,254 Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254. Sehinga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dari variabel partisipasi dalam pertanian kentang terhadap variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Hasil pengujian statistik pada tabel 4. 32 dengan SPSS variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > 2,43 = F tabel dengan sig = 0,000 < 0,05, jadi H0 ditolak.. Ini berarti variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
155
Pada tabel 4. 33 atau pengujian determinasi diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 = 52,4% ini berarti variabel bebas Partisipasi Anak di Dalam Pertanian Kentang mempengaruhi variabel terikat Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah sebesar 52,4% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan tingkat partisipasi anak di dalam pertanian kentang menyebabkan penurunan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Sehingga pengaruh dari variabel (X) terhadap variabel (Y) adalah negatif. Jika variabel (X) mengalami perubahan maka variabel (Y) juga akan mengalami perubahan meskipun tidak searah. 6. Pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah Berdasarkan hasil perhitungan dan penelitian bahwa penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Hasil pernyataan responden dan fakta yang diperoleh di Desa Dieng hanya berlaku di Desa Dieng atatu hasil pernyataan responden dan fakta tersebut didak dapat menggambarkan daerah lain selain Desa Dieng. Partisipasi anak di dalam pertanian kentang merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Responden yang
156
mempunyai partisipasi tinggi di dalam kegiatan pertanian kentang lebih mudah mengabaikan pendidikannya karena kesibukannya di dalam pertanian kentang. Responden yang berada pada usia 16 - 18 tahun perannya belum berpengaruh di dalam pertanian kentang tetapi responden sangat berpartisipasi dalam pertanian kentang sudah dipastikan sebagaian besar waktu dan tenaga dikerahkan dalam kegiatan pertanian, sehingga mengurangi waktu dan kesempatan responden untuk belajar. Hal tersebut berpengaruh negatif terhadap perkembangan pendidikan responden karena menurunkan keinginan responden untuk sekolah dan sebaliknya responden semakin ingin terus berperan dalam pertanian kentang, karena bertani kentang dirasa menguntungkan dan bisa mendapatkan penghasilan. Kesalahan tidak sepenuhnya terdapat pada peran orangtua tetapi juga kurangna peran dari pihak-pihak luar seperti masyarakat dan pemerintah. Masyarakat Desa Dieng yang telah menyadari bahwa pertanian kentang adalah budaya atau kebiasaan mereka tidak menegur atau membatasi keterlibatan anak di dalam bertani kentang. Masyarakat merupakan lingkungan bagi perkembangan responden, dan pengaruh dari luar responden sangat berpengaruh terhadap keyakinan anak untuk berkembang ke arah mana, sehingga masyarakat mempunyai peranan penting bagi pendidikan responden atau
157
anak di Desa Dieng. Selain itu pemerintah juga kurang memperhatikan fasilitas pendidikan di Desa Dieng karena sekolah-sekolah yang mudah atau dekat untuk dijangkau responden sangat sedikit. Pengadaan sekolah menengah sangat diperlukan untuk perkembangan pedidikan anak di Desa Dieng, kegiatan lain yang dapat disumbangkan pemerintah adalah melakukan penyuluhan pada orangtua dan anak tentang pentingnya pendidikan untuk kehidupan di masa sekarang. Pendidikan bukanlah faktor yang menjamin keberhasilan seseorang, tetapi orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi tentu memiliki wawasan yang lebih luas, serta mempunyai pergaulan yang luas. Hal tersebut jelas berefek positif bagi keberhasilan dan relasi untuk pekerjaan anak. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan pada saat anak sedang dalam waktu luang untuk membantu bertani kentang. Seperti saat setelah menanam dan sedang dalam waktu menunggu untuk melakukan penyiangan. Waktu luang tersebut dapatdikatan sering terjadi karena dalam setahun dilakukan penanaman sebanyak 3 kali.
BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan dan saran sebagai berikut: A. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan penelitian, dari responden yang berjumlah 47 anak berarti terdapat 47 keluarga atau 47 pasang orangtua. Profil pertanian kentang yang pertama adalah luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, yang tertinggi terdapat sebanyak 31 keluarga (65,9%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 1000 - < 5000 m2. Profil pertanian kentang yang kedua adalah status kepemilikan lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, yang tertinggi terdapat sebanyak 40 keluarga (85,1%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri. Profil pertanian kentang yang ketiga adalah, status pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang, yang tertinggi terdapat 46 keluarga (97%) sebagai petani pemilik lahan. Profil pertanian kentang yang keempat adalah, waktu yang digunakan orangtua untuk bertani kentang dalam sehari, yang tertingi terdapat sebanyak 18 keluarga (38,3%) orangtua responden yang bertani kentang selama 7 - 8 jam. Profil pertanian kentang yang kelima adalah, pemasaran kentang, yang tertinggi terdapat sebanyak 39 keluarga (82,9%) yang memasarkan kentang de dalam dan ke luar kabupaten. Profil pertanian kentang yang terakhir adalah
158
159
langkah-langkah dalam bertani kentang yang diperoleh dari wawancara pada penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 2. Partisipasi anak dalam pertanian kentang menunjukkan nilai rata-rata (mean) 70,7% termasuk dalam kategori tinggi. 3. Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah menunjukkan nilai rata-rata (mean) 56,7% termasuk dalam kategori rendah. 4. Hasil pengujian hipotesis penelitian pada variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > Ftabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0 ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Berdasarkan pengujian determinasi diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 atau 0,524%, sehingga dapat diketahui besar pengaruh variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 52,4% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. B. Saran Saran yang diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Menurunkan tingkat partisipasi yang tinggi dengan meningkatkan peran orangtua untuk membatasi waktu anak membantu dalam bertani kentang.
2.
Menaikkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang rendah salah satunya dengan mengadakan penyuluhan oleh pemerintah terhadap orangtua dan anak, yaitu penyuluhan tentang pentingnya pendidikan untuk anak dan dunia kerja di masa sekarang dan
160
masa depan. Penyuluhan tersebut dilakukan di waktu luang anak saat membantu bertani. Sehingga diharapkan dari penyuluhan tersebut dapat meningkatkan ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
161 141
DAFTAR PUSTAKA Boulton, Alan. 2007. Pekerja Anak di Perkebunan Tembakau Sumatra Utara. Jurnal. ILO’. No. 8. Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja Petunjuk Bagi Guru dan Orangtua. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rieka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rieka Cipta. Azwar, Syaifuddin. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Banowati, Eva dan Sriyanto. 2011. Geografi Pertanian (Minatani). Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Grasindo. Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Handayani, Sri. Wonosobo In Figures 2012. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. Herawati, W. D. 2012. Budidaya Sayuran. Jogjakarta: Javalitera. Iskandar, Yusuf. 2011. Profil Pendidikan Kabupaten Wonosobo. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. Jefkins, F. 1994. Periklanan. Jakarta: Erlangga. Kementerian Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional.
161
162
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usana Offset. Muniroh, Siti Mumun. 2011. Psikologi Keberlanjutan Sekolah Pekerja Anak di Sektor Batik. Jurnal. Vol. 8. No. 2. Nasution, S. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Partowisastro, Koestoer. 1983. Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rohman,
Ainur. 2009. Politik, Partisipasi Pembangunan. Malang: Averroes Press.
dan
Demokrasi
dalam
Ropken, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sastropoetra, Santoso. 1989. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung. Setyadi, Dadang. Kecamatan Kejajar Dalam Angka 2012. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. Setyowati, Liesnoor dan Puji Hardati. 2009. Fenomena Dataran Tinggi Dieng. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Slameto, Budi. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sriyanto. 2012. Sosiologi dan Antropologi Dasar. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsitu. Sugiyo. 1993. Partisipasi Guru Bimbingan Konseling dikaji dari Pengetahuan dan Sikap Mereka terhadap Bimbingan Konseling. Semarang: IKIP Semarang. Sumarto, Hetifah. 2003. Inovasi, Partisipasi Dan Good Governance. Jakarta: Yayasan Obor Ondonesia.
163
Sunarko. 2007. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Semarang: Jurusan Geografi FIS UNNES. Suryo Subroto. 1988. Dasar-Dasar Psikologi Untuk Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Prima Karya. Sutikno, M. 2004. Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tohir, Jr. Kaslan A. 1991. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. UNNES.2008. Panduan Bimbingan, Penyusunan, Pelaksanaan Ujian dan Penelitian Skripsi Mahasiswa. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Widiyanto, Kukuh. 2011. Partisipasi siswa SMA Negeri 11 Semarang dalam pelaksanaan program Sekolah Hijau (Green School) Tahun 2011. Skripsi. Semarang: FIS UNNES. Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
164
LAMPIRAN
165
Lampiran 1 Daftar Nama Responden Jenis Jenis Responden Nama anak Kelamin Usia Nama orangtua Kelamin R-01 Atina P 18 M. Fadli L R-02 Raishandi Nwantoro L 18 Purwadi L R-03 Riyanto L 18 Roso L R-04 Ening Rahayu P 16 S8upangat L R-05 Seni L 18 Ali Mansyur L R-06 NurFaidah P 18 Pandu L R-07 Iskandar L 16 Saroji L R-08 Muthowief L 15 Fathkul L R-09 Setyoningsih P 18 Hariyanto L R-10 Adi Prasetyo L 18 Pangit L R- 11 Nur Yanah P 17 Bejo L R-12 Vivi L 18 Suhardi L R-13 Nor sodik L 19 Sugiono L R-14 Eko L 16 Haryanto L R-15 Fellen carenina P 18 ahmadi L R-16 Nur Baehaki L 18 Maryatun P R-17 Hardi L 17 Abu Ngamar L R-18 Widyaningsih P 18 Karyanto L R-19 Mubariah P 17 Sutomo L R-20 Devi yahya L 16 Mad sugenf L R-21 Kusnayanti L 18 Wiratno L R-22 Ali Nur khasan L 18 Hasanudin L R-23 Dika L 17 Ibrahim L R-24 Irwan L 18 Hasyim L R-25 Hamdi L 17 Djazuli L R-26 Sobirin L 18 Karyadi L R-27 Mustakin L 17 Ilham L R-28 Kardi L 16 Wahab L R-29 Danang L 18 Busro L R-30 Jaelani L 16 Abdul munir L R-31 Dedi L 18 Hamdi L R-32 Egar L 18 suyono L R-33 Hafidz L 17 Mantep L R-34 Husain L 18 Sutris L R-35 Handi L 17 Bambang L R-36 Saiful L 18 Ismail L R-37 Rohmat L 16 Mukhlis L R-38 Afif L 17 Haryono L
Usia 56 49 47 42 49 45 55 54 48 48 50 53 40 40 49 35 45 50 45 46 49 59 59 60 57 55 49 50 60 58 48 48 48 48 47 53 40 47
166
R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Reza Bayu Eko Edi Fandi Anto Andi Pandu Sukur
L L L L L L L L L
17 16 17 18 17 17 16 17 16
Prapto Sarwono Sugiono Muslim Kharto Abas Mugiono Bagyo Suroso
L L L L L L L L L
50 46 51 47 50 46 57 40 47
167
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Partisipasi anak di dalam pertanian kentang No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Partisipasi dalam tahap persiapan Partisipasi dalam penanaman Partisipasi dalam pemeliharaan Partisipasi dalam pemupukan Partisipasi dalam pengairan Partisipasi dalam perlindungan hama/penyakit Partisipasi dalam panen Partisipasi dalam pemasaran
dari
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah No 1
Indikator Ketertarikan
2
Keinginan
3
Tindakan
Jumlah soal Jenis pernyataan 4 1 unfavorable 2 favorable 3 unfavorable 4 unfavorable 4 5 unfavorable 6 favorable 7 unfavorable 8 unfavorable 4 9 unfavorable 10 favorable 11 unfavorable 12 favorable
Jumlah soal 3 3 4 3 2 2
Nomor soal 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9, 10 11, 12,13 14, 15 16, 17
2 2
18, 19 20, 21
168
No Responden Dusun
:…………........... :…………….........
KUESIONER/ANGKET Petunjuk Pengisian Angket 1. Lengkapilah terlebih dahulu identitas diri anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Kuesioner berisi 41 pertanyaan. 3. Pertimbangkan setiap pertanyaan dengan teliti dan tentukan kebenarannya sesuai piliahan anda. 4. Untuk menentukan jawaban, berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih. Identitas Responden Nama Usia Jenis Kelamin
:………………………………………………………….. :………………………………………………………….. :……………………………………………………………
Identitas Orangtua Nama Usia Jenis Kelamin
:………………………………………………………….. :………………………………………………………….. :……………………………………………………………
I.
Karakteristik atau profil pertanian kentang di Desa Dieng 1. Berapa luas lahan yang digunakan orangtua anda untuk menanam kentang? a. 0 - < 500 m2 b. 500 - < 1000 m2 c. 1000 - < 1500 m2 d. ≥ 1500 m2 2. Siapa pemilik lahan yang digunakan orangtua anda untuk bertani kentang? a. Milik sendiri b. Milik orang lain c. Milik sendiri dan orang lain d. Tanah sewaan 3. Apakah status pekerjaan orangtua anda di dalam pertanian kentang? a. Petani pemilik lahan b. Petani penggarap atau buruh untuk waktu penuh c. Petani penggarap atau buruh untuk paruh waktu d. Petani dengan lahan sewaan 4. Dalam sehari berapa lama waktu yang digunakan oleh orangtua anda untuk bertani kentang? a. 1 - 2 jam b. 3 - 4 jam c. 5 - 6 jam d. 7 - 8 jam
169
5. Kemana saja orangtua anda memasarkan hasil panen kentang? a. Daerah Dieng wetan saja b. Luar daerah Dieng wetan tetapi dalam satu kabupaten c. Luar kabupaten d. Dalam dan luar kabupaten II.
Perhatian orangtua terhadap pendidikan 1. Apakah orangtua anda mendukung pendidikan anda? a. Mendukung b. Tidak mendukung Alasan : ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... 2. Bagaimana sikap orangtua anda terhadap pendidikan anda? a. Baik b. Tidak baik Alasan : ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... 3. Apakah ada dorongan dari orangtua agar putra-putrinya khususnya anda untuk melanjutkan sekolah sampai ke jenjang yang tinggi? a. Ya b. Tidak Alasan : ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................... 4. Apakah orangtua anda percaya, bahwa pendidikan dapat menunjang masa depan anda? a. Percaya b. Tidak percaya Alasan : ................................................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................................................
170
III.
Partisipasi dalam pertanian kentang Pada saat orangtua anda melakukan proses bertani kentang, untuk 3 kali periode tanam terakhir. Apakah anda ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan dibawah ini? 1. Setiap kali mempersiapkan lahan untuk menanam kentang dilakukan dengan membalik tanah/membajak tanah. Apakah anda ikut terlibat dalam kegiatan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 2. Pada saat tanah harus digemburkan, apakah anda ikut mencangkulnya? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 3. Dalam membuat bedengan/larikan, dimulai dari mencampur tanah dengan pupuk organik kemudian dibentuk bedengan/larikan. Apakah anda juga terlibat dalam kegiatan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 4. Apakah anda berperan dalam mencari/membeli bibit kentang setiap kali akan memulai menanam kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 5. Apakah anda turut membantu dalam membuat lubang pada plastik mulsa? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 6. Apakah anda ikut membantu memasukkan bibit kentang ke lubang tanam dan menimbunya dengan tanah? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 7. Penyulaman adalah mencabut bibit yang telah mati dan menggantinya dengan bibit yang masih hidup. Apakah anda berperan dalam menangani hal tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
171
8. Apakah anda ikut terlibat dalam setiap kali menyiangi tanaman kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 9. Penyiangan pada umumnya disertai dengan pembumbunan yaitu mengangkat tanah dari sekeliling bedengan/larikan, kemudian diletakkan di atas bedengan/larikan agar akar tanaman semakin kuat. Apakah anda berperanserta dalam pembumbunan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 10. Umbi dan bunga tanaman kentang sama-sama menyerap makanan, jadi pemangkasan bunga dilakukan agar pertumbuhan umbi tidak terganggu. Apakah anda turut membantu dalam memangkas bunga kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 11. Apakah dalam mencari pupuk untuk tanaman kentang, anda sangat berperan? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 12. Apakah anda berperan dalam mengoplos pupuk untuk tanaman kentang dengan takaran yang pas? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 13. Apakah anda juga terlibat dalam kegiatan pemupukan tanaman kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 14. Apakah anda ikut membuat saluran pengairan tanaman kentang dengan menyambung pipa-pipa kecil secara memanjang dan bersimpang-simpang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
172
15. Apakah anda turut membantu mencari sumber air untuk mengairi tanaman kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 16. Apakah anda berkontribusi dalam pembuatan perangkap untuk mengusir hama/penyakit? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 17. Jika hama dan penyakit pada tanaman kentang sulit ditangani dengan perangkap, maka dianjurkan menyemprotkan pestisida (insektisida). Apakah anda juga terlibat dalam penyemprotan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 18. Pada saat memanen kentang, apakah anda turut membantu mencabut kentang dari dalam tanah? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 19. Pada saat panen kentang, apakah anda berperan dalam membawa hasil panen dari ladang menuju ke tempat dikumpulkannya kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 20. Apakah anda ikut membantu orangtua anda dalam menjual kentang ? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu 21. Apakah anda juga berperanserta dalam memasarkan kentang sampai ke luar kota? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
173
IV.
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah 1. Saya tidak tertarik untuk melanjutkan ke jenjang SMA/SMK/MA atau sekolah sederajat karena lulusannya banyak yang menganggur. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 2. Saya tertarik untuk melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat, karena untuk bisa mendapatkan pekerjaan minimal harus lulus SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 3. Untuk dapat melakukan pekerjaan di dalam pertanian kentang, tidak perlu lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 4. Untuk dapat menjadi petani kentang yang sukses, tidak harus lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 5. Bersekolah di SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat bagi saya hanya membuang waktu dan tenaga. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 6. Saya ingin sekolah ke jenjang SMA/SMK/MA atau sekolah sederajat karena semakin tinggi pendidikan maka masa depan juga semakin terjamin. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 7. Saya sering mengabaikan informasi tentang penerimaan siswa baru untuk SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
174
8. Saya tidak ingin melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena saya bercita-cita menjadi pengusaha kentang. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 9. Saya tidak melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena saya menginginkan untuk bekerja dan mempunyai pendapatan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 10. Saya melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena dengan belajar akan terus memberikan motivasi untuk terus mengembangkan potensi dan bakat saya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 11. Saya tidak melanjutkan ke SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena transportasi untuk menuju kesekolah sulit ditemukan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
175
Pedoman Wawancara Pedoman wawancara dalam penelitian “Pengaruh Partisipasi Anak di dalam Pertanian Kentang Terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah Atas (Studi Kasus Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo)”. Identitas informan penduduk/ perangkat desa Nama :…………………………………………..... Status :................................................................. Alamat :……………………………………………. Umur :……………………………………………. Hari/ tanggal wawancara :……………………………………………. Karakteristik dan profil pertanian kentang di Desa Dien Informan : Perangkat desa dan orangtua responden a. Apakah pertanian kentang sudah menjadi budaya bagi masyarakat Desa Dieng? Alasannya? b. Mengapa penduduk lebih banyak menaman kentang sedangkan tanaman sayuran lain juga dapat hidup subur di Desa Dieng? c. Darimana saja bibit kentang diperoleh? d. Apakah para petani dieng menggunakan bibit yang sama dan kualitas yang sama untuk menanam kentang? Karena terlihat kentangnya sangat seragam besar dankeutuhannya e. Pada musim apa biasanya kentang ditanam? f. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam sekali panen? g. Dalam setahun rata-rata berapa kali panen kentang? h. Untuk setiap 100 m2 biasanya dapat menghasilkan kentang berapa kg? i. Berapa harga 1 kg kentang di Desa Dieng? j. Bagaimanakah sistem pemasaran kentang? Dijual kemana saja dan bagaimana prosesnya? k. Petani kentang di Desa Dieng sangat banyak, apakah setiap kentang dapat dijual atau ada yang terbuang karena tidak laku? l. Apakah para petani kentang menjual kentang dengan mengumpulkannya menjadi satu kemudian dijual secara bersama-sama? m. Pembeli dari mana saja yang membeli kentang didesa dieng? n. Hal-hal apa sajakah yang menjadi kendala di dalam pertanian kentang? o. Apakah bertani kentang sangat menguntungkan bagi penduduk di Desa Dieng? p. Berapa modalnya dan berapa rata-rata pendapatan setiap kali panen? Berapaperbandingan pengeluaran untuk mdal dan hasil yang didapat? q. Apakah setiap penduduk mempunyai lahan sendiri atau ada juga petani buruh atau petani dengan menyewa lahan? r. Kira-kira berapa perbandingan petani dengan lahan sendiri, petani buruh dengan petani denga lahan sewaan?
176
s. Di dieng terdapat banyak kentang, apakah hanya dijual saja atau diolah menjadi bahan makanan tertentu?
Identitas informan responden Nama :………………………………………….... Status :................................................................. Alamat :……………………………………………. Umur :……………………………………………. Hari/ tanggal wawancara :……………………………………………. Partisipasi anak dalam pertanian kentang Informan : Anak usia 16 - 18 tahun yang ikut membantu bertani kentang a. Apakah anda ikut membantu bertani kentang karena keinginan sendiri? b. Sejak kapan anda ikut membantu bertani kentang? c. Apa yang memotivasi anda untuk ikut bertani kentang? d. Sejauh mana peran berdasarkan usia anda dalam ikut serta pada pertanian kentang? e. Apakah tenaga anda sangat berguna dalam membantu bertani kentang? f. Adakah alasan dari faktor keluarga atau lingkungan sehingga anda ikut bertani kentang? g. Kegiatan apa saja yang anda lakukan dalam membantu bertani kentang? h. Dalam sehari barapa lama waktu yang anda gunakan dalam membantu bertani kentang? Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas Informan : Anak usia 16 - 18 tahun a. Apa bentuk dukungan orangtua terhadap pendidikan anda? b. Apakah yang menjadi hambatan anda melanjutkan ke jenjang SMA? c. Apakah aksesbilitas ke SMA yang sulit dan jarak yang jauh mempengaruhi keinginan anda untuk sekolah? d. Apakah tenaga dan waktu anda banyak dimanfaatkan dalam pertanian kentang, sehingga anda tidak ingin melanjutkan sekolah? e. Apakah anda berpendapat bahwa bertani kentang lebih menguntungkan daripada sekolah? Mengapa demikian?
177
PEDOMAN WAWANCARA No
Kegiatan
Tahap Bajak
1
Persiapan
Cangkul Bedengan Beli bibit Lubangi mulsa
2
Penanaman Lubang tanam Menanam Penyulaman Penyiangan
3
Pemeliharaan Pembumbunan Pangkas Bunga Beli pupuk
5
Pemupukan Memupuk Sumber air
4
Pengairan Saluran pipa
Banyak tenaga
Waktu
Lahan milik
Pengaruhnya karena anak ikut terlibat
178
Membeli Mengoplos 6
Hama Bakar daun Penyemprotan Panen
7
Panen Membawa kentang Menjual
8
Pemasaran
Bernegosiasi Ke luar daerah
Lampiran 3
10
Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang No
Nomor Butir Soal 10 11 12 4 3 4
13 4
14 4
15 4
16 4
17 4
18 4
19 4
20 3
21 4
Y
Y2
79
6241
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
60
3600
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
82
6724
2
3
1
3
2
3
3
2
3
3
3
2
50
2500
3
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
4
57
3249
2
4
2
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
71
5041
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
77
5929
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
80
6400
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
2
2
52
2704
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
79
6241
33
35
34
33
33
31
30
35
30
32
35
35
32
30
31
34
33
33
687
48629
1
1 3
2 4
3 4
4 3
5 4
6 4
7 3
8 4
9 4
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
2
2
3
2
3
3
2
1
5
3
3
2
2
3
3
3
3
6
4
4
3
4
4
3
4
7
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
9
2
3
2
2
10
4
3
4
Sx
33
33
32
Sx2
115
115
110
115
127
120
113
115
105
96
127
100
106
127
127
106
96
101
118
113
115
Sxy
2348
2340
2299
2341
2479
2398
2318
2337
2221
2121
2458
2156
2244
2479
2469
2245
2140
2192
2381
2327
2336
Validitas
0,866
0,780
0,964
0,791
0,928
0,784
0,664
0,748
0,809
0,647
0,666
0,794
0,635
0,928
0,803
0,649
0,852
0,744
0,771
0,782
0,737
Rtabel
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
0,632
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sb
0,678
0,678
0,844
0,678
0,5
0,489
0,456
0,678
0,989
0,667
0,5
1,111
0,4
0,5
0,5
0,4
0,667
0,544
0,267
0,456
0,678
Ssb
12,68
Sst
159,1
r11
0,97
11
No
Nomor Butir Soal 6 7 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 3 3 1 2 2 1 2 2 19 21 41 49 426 475 0,645 0,820 0,632 0,632
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sx Sx2 Sxy Validitas Rtabel
1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 18 36 407 0,816 0,632
2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 2 20 44 448 0,740 0,632
3 2 2 1 2 1 1 3 1 1 2 16 30 365 0,743 0,632
4 1 2 1 3 1 2 3 1 1 2 17 35 394 0,813 0,632
5 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 17 33 382 0,655 0,632
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
sb Ssb Sst r11
0,40 5,611 34,322 0,913
0,44
0,49
0,68
0,46
0,54
8 2 2 2 2 1 1 3 1 1 1 16 30 366 0,770 0,632
9 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 18 36 405 0,756 0,632
10 1 2 2 3 1 2 2 2 1 2 18 36 404 0,726 0,632
11 2 1 2 2 1 1 3 1 1 2 16 30 363 0,689 0,632
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,54
0,49
0,40
0,40
0,49
12 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 15 25 326 0,342 0,632 Tidak Valid 0,28
Y
Y2
18 324 25 625 23 529 31 961 17 289 16 256 29 841 16 256 14 196 22 484 211 4761
Lampiran 4
Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
10 Lampiran 5
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG Rumus :
Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 3 3 4 2 3 4 4 4 2 4
Y 79 60 82 50 57 71 77 80 52 79
X2 9 9 16 4 9 16 16 16 4 16
Y2 6241 3600 6724 2500 3249 5041 5929 6400 2704 6241
XY 237 180 328 100 171 284 308 320 104 316
Σ
33
687
115
48629
2348
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh : 10 x 2348 33 687 10 115
33
10 48629
687
0,86556
Pada α = 5% dengan N= 10 diperoleh rtabel = 0,632 karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.
11 Lampiran 6
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG Rumus :
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan 1. Varians total.
687
48629
10 10
127,638 2. Varians butir soal. 140,00 10 110 10
44 10
38 10
104 10
0,68
0,68
38 10
0,55
12,68 3. Koefisien Reabilitas 28 28 1
1
12,68 127,638
0,966 Pada α = 5% dengan N = 10 diperoleh r tabel = 0.632 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
12 Lampiran 7
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH Rumus :
Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2
Y 18 25 23 31 17 16 29 16 14 22
X2 4 4 4 9 4 1 4 1 1 4
Y2 324 625 529 961 289 256 841 256 196 484
XY 36 50 46 93 34 16 58 16 14 44
Σ
18
211
36
4761
407
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh : 10 x 407 18 211 10 36
18
10
4761
211
0,81566 Pada α = 5% dengan N= 10 diperoleh rtabel = 0,632 karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.
13 Lampiran 8
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH Rumus :
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan 1. Varians total.
211
4761 2.
Varians butir
10
127,638
10
44 10
140,00
10 38 110 10 10 38 104 10 10
0,40 0,44 0,55
5,61 3.
Koefisien Reabilitas 12 12 1 0,913
1
5,61 127,638
Pada α = 5% dengan N = 10 diperoleh r tabel = 0.632 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
14 Lampiran 9 Klasifikasi Deskriptif Persentase dari hasil penskoran instrumen penelitian 1. Klasifikasi variabel partisipasi Nilai tertinggi : 21 x 4 = 84 Nilai terendah : 21 x 1 = 21 Range : 84 – 21 =63 Interval : 63/4 = 15,7 = 16 Kelas Interval 70 - 84 54 - 69 38 - 53 21 - 37
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
6 32 6 3
a. Partisipasi dalam persiapan Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah :3x1=3 Range :12 – 3 = 9 Kelas Interval : 9/4 =2,2 = 2 Kelas Interval 10 - 12 8-9 6-7 3-5
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
22 12 7 6
b. Partisipasi dalam penanaman Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah :3x1=3 Range :12 – 3 = 9 Kelas Interval : 9/4 =2,2 = 2 Kelas Interval 10 - 12 8-9 6-7 3-5
Kategori
Fekuensi
ST T R SR
22 17 5 3
c. Partisipasi dalam pemeliharaan Nilai tertinggi : 4 x 4 = 16 Nilai terendah :4x1=4 Range : 16 – 4 = 12 Kelas Interval : 12/4 = 3 Kelas Interval 14 - 16 11 - 13 8 - 10 4-7
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
9 24 9 5
15
d. Partisipasi dalam pemupukan Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah : 3 x 1 = 3 Range :12 – 3 = 9 Kelas Interval : 9/4 =2,2 = 2 Kelas Interval 10 - 12 8-9 6-7 3-5
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
12 20 9 6
e. Partisipasi dalam pengairan Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range : 8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1 Kelas Interval 6,6 - 8 5,1 - 6,5 3,6 - 5,0 2 - 3,5
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
15 9 16 7
f. Partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range : 8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1 Kelas Interval 6,6 - 8 5,1 - 6,5 3,6 - 5,0 2 - 3,5
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
13 14 15 5
g. Partisipasi dalam panen Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range :8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1 Kelas Interval 6,6 - 8 5,1 - 6,5 3,6 - 5,0 2 - 3,5
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
12 20 13 2
16
h. Partisipasi dalam pemasaran Nilai tertinggi :2x4=8 Nilai terendah :2x1=2 Range : 8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1 Kelas Interval 6,6 - 8 5,1 - 6,5 3,6 - 5,0 2 - 3,5
Kategori
Frekuensi
ST T R SR
11 19 12 5
2. Klasifikasi variabel minat Nilai tertinggi : 11 x 4 = 44 Nilai terendah : 11 x 1 = 11 Range : 44 – 11 =33 Interval : 33/4 = 8,25 = 8 Kelas Interval 37 - 44 28 – 36 20 – 27 11 – 19
a. Ketertarikan Nilai tertinggi Nilai terendah Range Interval Kelas Interval 14 - 16 11 - 13 8 - 10 4-7
b. Keinginan Nilai tertinggi Nilai terendah Range Interval Kelas Interval 14 - 16 11 - 13 8 - 10 4-7
Kategori ST T R SR
Frekuensi 1 9 37 0
: 4 x 4 = 16 :4x1=4 : 16 – 4 =12 : 12/4 = 3 Kategori
Frekuensi
ST T R SR
1 6 36 4
: 4 x 4 = 16 :4x1=4 : 16 – 4 =12 : 12/4 = 3 Kategori
Frekuensi
ST T R SR
1 10 32 4
17
c. Tindakan Nilai tertinggi Nilai terendah Range Interval Kelas Interval 10 - 12 8-9 6-7 3-5
: 3 x 4 = 12 :3x1=3 : 12 – 3 =9 : 9/4 = 2,2 = 2 Kategori
Frekuensi
ST T R SR
3 3 32 9
10
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R- 11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25
Persiapan 1 2 3
Penanaman 4 5 6
Pemeliharaan Pemupukan Pengairan Hama Panen Pemasaran Jumlah 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4 1 3 4 1 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 2 3 1 3 2 1 4 3 2 2
4 3 2 3 1 3 1 1 3 4 4 3 2 4 3 1 2 3 4 1 4 4 3 2 3
3 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 3 4 4 3 1 2 3 2 2 4 3 3 2 2
4 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4 1 2 1 3 2 1 4 4 2 1
4 3 3 4 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 4 1 3 1 2 2 1 4 3 1 2
3 4 3 3 4 3 1 1 3 3 4 3 4 4 3 1 1 3 3 1 4 4 4 2 2
3 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 2 3 3
3 2 3 3 1 3 1 2 3 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 1
3
2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 4 3 2 4 1 2 3 2 3 1 4 2 2 3
3 3 2 3 1 3 1 1 4 3 2 3 3 4 3 1 2 3 2 4 4 3 3 1 1
3 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 1
1 2 3 1 1 2 1 1 4 4 3 1 4 4 1 1 3 1 3 2 1 1 3 3 2
4 3 3 1 2 4 2 2 2 3 2 4 4 2 3 1 3 2 2 4 1 3 2 2 3
1 2 2 3 4 1 1 2 1 2 3 1 2 4 1 1 3 1 2 4 1 2 4 2 2
1 2 3 2 4 4 1 2 1 4 2 3 4 3 1 1 3 1 2 4 1 3 3 3 2
3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 4 4 3 1 1 3 3 3 1 3 3 2 2
1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 1 3 3 1 1 3 1 2 4 1 2 4 1 1
3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2
3 3 3 3 2 3 1 1 3 4 3 3 4 4 3 1 1 3 2 4 4 4 3 2 3
3 3 2 3 1 3 1 2 3 3 3 3 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3
3 3 2 1 1 3 1 1 3 4 3 3 4 4 3 1 1 3 3 1 4 3 3 1 3
60 57 55 58 43 59 30 36 57 68 59 56 65 72 58 23 49 48 55 59 50 68 64 42 44
Persen (%) 71,4 67,8 65,4 69 51,1 70,2 35,7 42,8 67,8 80,9 70.2 66.6 77.3 85.7 69 27.3 58.3 57.1 65.4 70.2 59.5 80.9 76.1 50 52.3
Lampiran 10
Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
11
R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3
4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4
4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3
3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 4
4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3
3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4
4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4 2 4 3
3 4 2 3 2 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4
4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 2 4 4
3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3 4 3
4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 3 4 4
2 2 2 3 2 2 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4
3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3
2 4 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 4
3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3
1 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 3 4 3
4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4
2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 4 4 3 3 3
3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4
3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 2 3 3 3 4
66 64 64 65 59 65 66 57 67 68 66 74 61 64 61 63 64 71 75 63 78 74
78.5 76.1 761 77.3 70.2 77.3 78.5 67.8 79.7 80.9 78.5 88 72.6 76.1 72.6 75 76.1 84.5 89.2 75 92.8 88
12
Jumlah
Persen (%)
22 24 26 23 31 24 30 38 20 22 25 24 20 27 24 33 32 31 24 29 24
50 54.5 59 52.2 70.4 54.5 68.1 86.3 45.4 50 56.8 54.5 45.4 61.3 54.5 75 72.7 70.4 54.5 65.9 54.5
Lampiran 11
Minat melanjutkan Responden Ketertarikan Keinginan Tindakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 R-01 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 R-02 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 R-03 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 R-04 3 3 2 2 3 3 1 2 1 1 2 R-05 1 3 2 1 3 4 3 3 3 4 4 R-06 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 R-07 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 R-08 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 R-09 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 R-10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 R- 11 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 R-12 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 R-13 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 R-14 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 R-15 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 R-16 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 R-17 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 R-18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 R-19 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 R-20 1 1 2 1 4 4 3 3 3 4 3 R-21 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2
13
-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2
2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3
2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2
2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2
24 24 34 30 23 24 23 23 23 22 25 24 23 23 22 24 23 23 21 23 25 20 24 21 24 23
54.5 54.5 77.2 68.1 52.2 54.5 52.2 52.2 52.2 50 56.8 54.5 52.2 52.2 50 54.5 52.2 52.2 47.7 52.2 56.8 45.4 54.5 47.7 54.5 52.2
10 Lampiran 12
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R- 11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Skor Indiator Persiapan Partisipasi Persiapan Jumlah 1 2 3 4 4 4 12 1 2 3 6 3 3 3 9 4 4 4 12 1 2 1 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 3 2 1 6 3 3 2 7 2 3 3 7 2 2 2 6 4 4 2 10 4 4 3 11 4 4 4 12 2 1 1 4 3 2 3 7 1 1 1 3 3 3 2 6 2 2 2 6 1 1 1 3 4 4 4 12 3 4 3 10 2 2 1 5 2 1 2 5 4 4 3 11 4 3 3 10 3 4 3 10 4 3 2 9 2 3 3 8 4 3 3 10 4 4 3 11 4 3 4 11 4 2 4 10 3 3 3 9 3 3 3 9 3 4 3 10 4 3 3 10 2 3 3 8 3 4 2 9 3 3 3 9 3 4 4 11 4 4 4 12 3 4 4 11 4 3 3 10 4 3 4 11 3 3 4 10
Kategori ST R T ST R R R R R R R R ST ST ST SR R R R R R ST ST SR SR ST ST ST T T ST ST ST ST T T ST ST T T T ST ST ST ST ST ST
11 Lampiran 13
Skor Indikator Penanaman Partisipasi Penanaman Responden Jumlah 4 5 6 R-01 4 3 3 10 R-02 3 4 4 11 R-03 2 3 3 8 R-04 3 3 3 9 R-05 1 4 4 9 R-06 3 3 3 9 R-07 1 1 2 4 R-08 1 1 2 4 R-09 3 3 3 9 R-10 4 3 4 11 R- 11 4 4 3 11 R-12 3 3 3 9 R-13 2 4 2 8 R-14 4 4 3 11 R-15 3 3 3 9 R-16 1 1 1 3 R-17 2 1 3 6 R-18 3 3 3 9 R-19 4 3 3 10 R-20 1 1 4 6 R-21 4 4 4 12 R-22 4 4 4 12 R-23 3 4 2 9 R-24 2 2 3 7 R-25 3 2 3 8 R-26 4 3 4 11 R-27 3 3 4 10 R-28 4 3 4 11 R-29 3 2 4 9 R-30 2 3 4 9 R-31 4 4 4 12 R-32 4 2 4 10 R-33 3 2 2 7 R-34 3 3 4 10 R-35 4 3 3 10 R-36 4 3 4 11 R-37 4 3 3 10 R-38 3 2 4 9 R-39 4 3 4 11 R-40 2 3 2 7 R-41 3 3 3 9 R-42 3 2 3 8 R-43 4 3 4 11 R-44 3 4 4 11 R-45 3 2 3 8 R-46 4 3 3 10 R-47 3 4 3 10
Kategori ST ST T T T T SR SR T ST ST T T ST T SR R T ST R ST ST T R T ST ST ST T T ST ST R ST ST ST ST T ST R T T ST ST T ST ST
12 Lampiran 14
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R- 11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Skor Indiator Pemeliharaan Partisipasi Pemeliharaan Jumlah 7 8 9 10 3 3 3 3 12 3 2 2 3 10 3 3 2 2 10 3 3 2 3 11 1 1 2 1 5 3 3 3 3 12 1 1 2 1 5 2 2 2 1 7 3 3 3 4 13 3 4 4 3 14 3 3 2 2 10 3 3 4 3 13 4 2 3 3 12 4 2 2 4 12 3 3 4 3 13 1 1 1 1 4 2 3 2 2 9 3 3 3 3 12 2 3 2 2 9 2 3 3 4 12 4 4 1 4 13 3 3 4 3 13 3 3 2 3 11 2 3 2 1 8 2 1 3 1 7 3 4 3 4 14 3 3 4 3 13 2 3 2 4 11 2 2 3 4 11 2 3 2 2 9 3 3 4 4 14 2 4 2 3 11 2 3 2 3 10 2 3 3 4 12 4 3 3 3 13 3 4 3 4 14 4 4 4 3 15 3 2 4 2 11 3 4 3 4 14 3 2 4 2 11 3 3 3 3 12 2 4 2 3 11 4 4 4 3 15 3 4 3 3 13 3 2 3 2 10 4 4 4 4 16 4 3 4 4 15
Kategori T R R T SR T SR SR T ST R T T T T SR R T R T T T T R SR ST T T T R ST T R T T ST ST T ST T T T ST T R ST ST
13 Lampiran 15
SkorIndikator Pemupukan Partisipasi Pemupukan Responden Jumlah 11 12 13 R-01 3 1 4 8 R-02 3 2 3 8 R-03 2 3 3 8 R-04 3 1 1 5 R-05 2 1 2 5 R-06 3 2 4 9 R-07 2 1 2 5 R-08 1 1 2 4 R-09 3 4 2 9 R-10 2 4 3 9 R- 11 2 3 2 7 R-12 3 1 4 8 R-13 2 4 4 10 R-14 2 4 2 8 R-15 2 1 3 6 R-16 1 1 1 3 R-17 2 3 3 8 R-18 3 1 2 6 R-19 3 3 2 8 R-20 2 2 4 8 R-21 2 1 1 4 R-22 3 1 3 7 R-23 3 3 2 8 R-24 2 3 2 7 R-25 1 2 3 6 R-26 3 4 2 9 R-27 2 3 2 7 R-28 2 3 2 7 R-29 3 4 3 10 R-30 3 3 2 8 R-31 2 3 2 7 R-32 4 4 2 10 R-33 3 4 2 9 R-34 3 4 4 11 R-35 3 4 3 10 R-36 3 4 3 10 R-37 4 3 4 11 R-38 3 2 4 9 R-39 2 4 2 8 R-40 4 2 3 9 R-41 3 3 3 9 R-42 3 4 3 10 R-43 2 4 3 9 R-44 4 4 4 12 R-45 3 3 4 10 R-46 4 4 4 12 R-47 3 4 4 11
Kategori T T T SR SR T SR SR T T R T T T R SR T R T T SR R T R R T R R ST T T ST T ST ST ST ST T T T T ST T ST ST ST ST
14 Lampiran 16
Skor Indikator Pengairan Partisipasi Pengairan Responden Jumlah 14 15 R-01 1 1 2 R-02 2 2 4 R-03 2 3 5 R-04 3 2 5 R-05 4 4 8 R-06 1 4 5 R-07 1 1 2 R-08 2 2 4 R-09 1 1 2 R-10 2 4 6 R- 11 3 2 5 R-12 1 3 4 R-13 2 4 6 R-14 4 3 7 R-15 1 1 2 R-16 1 1 2 R-17 3 3 6 R-18 1 1 2 R-19 2 2 4 R-20 4 4 8 R-21 1 1 2 R-22 2 3 5 R-23 4 3 7 R-24 2 3 5 R-25 2 2 4 R-26 3 2 5 R-27 3 4 7 R-28 3 2 5 R-29 4 3 7 R-30 3 3 6 R-31 3 2 5 R-32 4 3 7 R-33 3 2 5 R-34 3 3 6 R-35 4 4 8 R-36 4 3 7 R-37 4 3 7 R-38 3 2 5 R-39 3 4 7 R-40 2 4 6 R-41 3 3 6 R-42 2 4 6 R-43 3 3 6 R-44 3 4 7 R-45 4 3 7 R-46 4 3 7 R-47 3 4 7
Kategori SR R R R ST R SR R SR T R R T ST SR SR T SR R ST SR R ST R R R ST R ST T R ST R T ST ST ST R ST T T T T ST ST ST ST
15 Lampiran 17
Skor Indikator Perlindungan dari Hama Partisipasi Hama Responden Jumlah Kategori 16 17 R-01 3 1 4 R R-02 3 3 6 T R-03 3 2 5 R R-04 3 3 6 T R-05 2 2 4 R R-06 3 3 6 T R-07 1 2 3 SR R-08 2 2 4 R R-09 3 3 6 T R-10 3 3 6 T R- 11 3 4 7 ST R-12 3 1 4 R R-13 4 3 7 ST R-14 4 3 7 ST R-15 3 1 4 R R-16 1 1 2 SR R-17 1 3 4 R R-18 3 1 4 R R-19 3 2 5 R R-20 3 4 7 ST R-21 1 1 2 SR R-22 3 2 5 R R-23 3 4 7 ST R-24 2 1 3 SR R-25 2 1 3 SR R-26 3 1 4 R R-27 2 3 5 R R-28 4 2 6 T R-29 4 3 7 ST R-30 4 3 7 ST R-31 4 2 6 T R-32 2 4 6 T R-33 3 3 6 T R-34 3 4 7 ST R-35 3 3 6 T R-36 2 3 5 R R-37 3 4 7 ST R-38 4 2 6 T R-39 3 3 6 T R-40 2 3 5 R R-41 4 4 8 ST R-42 3 2 5 R R-43 4 3 7 ST R-44 3 4 7 ST R-45 3 3 6 T R-46 4 4 8 ST R-47 3 3 6 T
16 Lampiran 18 Skor Indikator Panen Partisipasi Panen Responden Jumlah 18 19 R-01 3 3 6 R-02 3 3 6 R-03 3 3 6 R-04 3 3 6 R-05 4 2 6 R-06 3 3 6 R-07 2 1 3 R-08 3 1 4 R-09 3 3 6 R-10 3 4 7 R- 11 2 3 5 R-12 3 3 6 R-13 2 4 6 R-14 4 4 8 R-15 3 3 6 R-16 2 1 3 R-17 3 1 4 R-18 3 3 6 R-19 3 2 5 R-20 4 4 8 R-21 3 4 7 R-22 3 4 7 R-23 3 3 6 R-24 2 2 4 R-25 2 3 5 R-26 4 2 6 R-27 4 2 6 R-28 3 4 7 R-29 3 3 6 R-30 3 3 6 R-31 4 2 6 R-32 3 2 5 R-33 3 2 5 R-34 3 3 6 R-35 4 3 7 R-36 2 3 5 R-37 4 4 8 R-38 3 2 5 R-39 2 3 5 R-40 2 4 6 R-41 3 2 5 R-42 3 3 6 R-43 3 4 7 R-44 3 4 7 R-45 2 3 5 R-46 4 3 7 R-47 4 3 7
Kategori T T T T T T SR R T ST R T T ST T SR R T R ST ST ST T R R T T ST T T T R R T ST R ST R R T R T ST ST R ST ST
17 Lampiran 19 Skor Indikator Pemasaran Partisipasi Pemasaran Jumlah Kategori Respondes 20 21 R-01 3 3 6 T R-02 3 3 6 T R-03 2 2 4 R R-04 3 1 4 R R-05 1 1 2 SR R-06 3 3 6 T R-07 1 1 2 SR R-08 2 1 3 SR R-09 3 3 6 T R-10 3 4 7 ST R- 11 3 3 6 T R-12 3 3 6 T R-13 2 4 6 T R-14 4 4 8 ST R-15 3 3 6 T R-16 1 1 2 SR R-17 3 1 4 R R-18 3 3 6 T R-19 3 3 6 T R-20 3 1 4 R R-21 3 4 7 ST R-22 4 3 7 ST R-23 3 3 6 T R-24 2 1 3 SR R-25 3 3 6 T R-26 3 3 6 T R-27 4 2 6 T R-28 3 4 7 ST R-29 3 3 6 T R-30 3 3 6 T R-31 3 2 5 R R-32 4 2 6 T R-33 2 2 4 R R-34 3 2 5 R R-35 3 2 5 R R-36 3 2 5 R R-37 3 3 6 T R-38 4 2 6 T R-39 3 2 5 R R-40 4 4 8 ST R-41 3 2 5 R R-42 3 4 7 ST R-43 2 2 4 R R-44 4 3 7 ST R-45 4 3 7 ST R-46 4 3 7 ST R-47 4 4 8 ST
10 Lampiran 20
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R- 11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Skor Indikator Ketertarikan Minat Melanjutkan Jumlah Ketertarikan 1 2 3 4 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 2 2 10 3 3 2 2 10 1 3 2 1 7 2 3 2 2 9 3 3 3 3 12 3 4 3 3 13 2 1 1 2 6 2 2 2 2 8 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 1 2 2 2 7 3 2 2 2 9 2 3 2 2 9 4 3 4 1 12 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12 2 3 2 2 9 1 1 2 1 5 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 3 4 4 4 15 3 3 3 3 12 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 2 2 2 8 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 2 2 2 8 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 3 3 2 2 10 2 2 2 2 8 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9
Kategori R R R R SR R T T SR R R R SR R R T T T R SR R R R ST T R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R
10 Lampiran 21
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R- 11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Skor Indikator Keinginan Minat Melanjutkan Jumlah Keinginan 5 6 7 8 2 2 2 2 8 3 2 2 2 9 3 2 2 2 9 3 3 1 2 9 3 4 3 3 13 2 3 2 2 9 3 3 3 3 12 3 4 3 3 13 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 3 3 2 2 10 2 3 2 2 9 2 2 2 1 7 3 3 2 3 11 3 2 2 2 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 2 2 3 2 9 4 4 3 3 14 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 2 3 2 2 9 3 3 3 4 13 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 3 2 2 2 9 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 2 2 3 2 9 3 2 3 2 10 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 2 2 2 8 2 3 2 1 8 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 3 2 2 9 2 2 2 1 7 3 3 2 2 10 3 3 2 3 11 2 2 1 1 6 3 3 2 2 10 3 2 1 1 7 2 3 2 2 9 2 3 2 1 8
Kategori R R R R T R T T R R R R SR T R T T T R ST R R R ST ST R R R R R R R R R R R R R R SR R T SR R SR R R
11 Lampiran 22
Responden R-01 R-02 R-03 R-04 R-05 R-06 R-07 R-08 R-09 R-10 R- 11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Skor Indikator Tindakan Minat Melanjutkan Jumlah Tindakan 9 10 11 2 2 2 6 2 3 2 7 2 3 2 7 1 1 2 4 3 4 4 11 2 2 2 6 2 2 2 6 4 4 4 12 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 1 2 3 6 2 3 3 8 2 2 2 6 3 3 3 9 3 3 3 9 2 2 3 7 2 2 2 6 3 4 3 10 2 3 2 7 2 3 2 7 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 1 1 2 4 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 2 2 2 6 1 2 2 5 2 2 2 6 2 2 2 6 1 2 2 5 1 2 2 5 1 2 1 4 1 2 1 4 2 2 2 6 1 2 2 5 1 2 2 5 2 2 2 6 2 2 2 6
Kategori R R R SR ST R R ST R R R R R T R T T R R T R R R R R R R R R R SR R R R R SR R R SR SR SR SR R SR SR R R
12 Lampiran 23
Keadaan lahan pertanian di Desa Dieng pada kemiringan 15 – 200
Pupuk organik yang akan dicampur dengan tanah sebelum dibuat bedengan atau larikan
13
Pupuk kimia TSP
Pembuatan bedengan atau larikan dengan ukuran lebar 70 cm dan tinggi 30 cm
14
Partisipasi anak di dalam pertanian kentang saat pencangkulan lahan
Bedengan atau larikan yang telah ditutup plastik mulsa, kemudian di tanami bibit kentang
15
Bibit kentang mulai tumbuh
Bibit kentang usia 1 – 1,5 bulan
16
Saluran pengairan untuk pertanian kentamg
Saat panen kentang
10
PERHITUNGAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
X 60 57 55 58 43 59 30 36 57 68 59 56 65 72 58 23 49 48 55 59 50 68 64
Y 22 24 26 23 31 24 30 38 20 22 25 24 20 28 24 33 32 31 24 29 24 24 24
X-Y 7,695538737 2,358962398 0,001915235 5,207320461 3,644298612 1,056823895 5,722445607 50,85761647 30,64609361 0,551447948 0,000785087 3,203482125 12,28084326 39,35239314 1,643409655 1,368234039 19,64812544 10,10403583 4,176968834 15,77662986 10,97890713 1,581066295 0,058399841
X^2 3600 3249 3025 3364 1849 3481 900 1296 3249 4624 3481 3136 4225 5184 3364 529 2401 2304 3025 3481 2500 4624 4096
Y^2 484 576 676 529 961 576 900 1444 400 484 625 576 400 784 576 1089 1024 961 576 841 576 576 576
XY 1320 1368 1430 1334 1333 1416 900 1368 1140 1496 1475 1344 1300 2016 1392 759 1568 1488 1320 1711 1200 1632 1536
Y' 24,77408 25,53589 26,04376 25,28196 29,091 25,02802 32,39216 30,86855 25,53589 22,7426 25,02802 25,78983 23,5044 21,72685 25,28196 34,16972 27,56738 27,82132 26,04376 25,02802 27,31344 22,7426 23,75834
11
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Jumlah
42 44 66 64 64 65 59 65 66 57 67 68 66 74 61 64 61 63 64 71 75 63 78 74 2790,00
34 30 23 24 23 23 23 22 25 24 23 23 22 24 23 23 21 23 25 20 24 21 24 23 1172
21,6696638 1,352430866 0,062733924 0,058399841 0,575078659 0,2544228 4,112862703 2,26322962 3,060864279 2,358962398 1,20311E-05 0,066257121 1,563668746 7,734075469 2,310848136 0,575078659 12,39143776 1,024701502 1,541721023 3,923518789 9,210961439 9,073803134 14,41542125 3,172034308 330,6879318
1764 1936 4356 4096 4096 4225 3481 4225 4356 3249 4489 4624 4356 5476 3721 4096 3721 3969 4096 5041 5625 3969 6084 5476 171514
1156 900 529 576 529 529 529 484 625 576 529 529 484 576 529 529 441 529 625 400 576 441 576 529 29936
1428 1320 1518 1536 1472 1495 1357 1430 1650 1368 1541 1564 1452 1776 1403 1472 1281 1449 1600 1420 1800 1323 1872 1702 68075
29,34493 28,83706 23,25047 23,75834 23,75834 23,5044 25,02802 23,5044 23,25047 25,53589 22,99653 22,7426 23,25047 21,21898 24,52015 23,75834 24,52015 24,01228 23,75834 21,98079 20,96504 24,01228 20,20324 21,21898 1172
12
Daftar Analisis untuk Uji F pada Regresi Linier Sederhana Sumber Variansi
dk
Regresi (A)
1
JK
KT
∑
Regresi (a/b)
1
Residu
n-2
Total
n
F
∑
JK a│b
a│b
S S
∑
JK T JK a
ΣY ΣY N
JK a/b
b ΣXY
JK S
JK T
JK E
Σ ΣY ²
2
rxy = - 0,731281 r2 = 0,5347721 ΣX ΣY JK a JK a/b ΣY ² JK S
Sumber
dk
JK
KT
JK S F
JK E
13
Variasi reGRESI (A)
1
29225,191
29225,19149
Regresi (b/a)
1
380,12058
380,1205789
Residu
45
330,68793
7,348620706
51,727
4,038393 50
-
-
Dari tabel diperoleh F = 25,683. Dari daftar distribusi F didapat F0,05(1:24) = 4,038 Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel (4,038) atau P > 0,05. Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel (4,038) atau P < 0,05. Ftabel = F(k;n-k-1) F(0,05:1 ; 24) = 4,26 Jadi Fhitung = 32,19513 > Ftabel=4,26 Jadi H0 ditolak artinya variabel Y benar-benar bergantung terhadap variabel bebas X
10
xi