Pengaruh motivasi, pelatihan dan job analisis terhadap kinerja karyawan PT. Warni Indah Cemerlang
By : Lityaui Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia e-mail :
[email protected]
The influence of motivation, training and job analysis to employee performance of PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru. ABSTRACT The purpose of this research is to examine the influence of motivation, training and job analysis to employee performance of PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru. This research use motivation, training and job analysis as independent variable, and employee performance as dependent variable.The population of this research are all employees of PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru which amounted to 35 respondents and all of them will be used as a sample of this research. Data analysis method in this research is multiple regression analysis. The result of using descriptive analysis is the motivation and training are not affect and positive to the performances of employees at PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru. And the job analysis is affect and positive to the performances of employees at PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru. This indicates that the three independent variables had a posotive effect on the dependent variable.
Key words : Motivation, Training, Job Analysis and Employee Performance
PENDAHULUAN
Upaya
menilai
unjuk
kerja
karyawan
Latar Belakang Masalah
diperlukan sebuah proses evaluasi sangat Page | 1
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
diperlukan. Selain memberikan kontribusi
bersedia
kepada organisasi, evaluasi kinerja juga
diinginkan
memberikan kontribusi kepada karyawan
tersebut disebut sebagai motivasi. Motivasi
yang bersangkutan. Evaluasi kinerja pada
kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan
prinsipnya merupakan manifestasi dari bentuk
upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan
Kinerja merupakan performance atau unjuk
keorganisasian
kerja. Kinerja dapat pula diartikan sebagai
kemampuan
prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil
kebutuhan individual tertentu. Stephen P.
unjuk kerja. Agus W. Smith menyatakan
Robbins dan Mary Counter (1999:50)
bahwa : “Performance is output derives from process,
human
otherwise,”
bekerja
sesuai
organisasi.
yang
dengan
Daya
yang
pendorong
dikondisikan
upaya
untuk
oleh
memenuhi
Motivasi juga merupakan subyek yang
Kinerja
membingungkan, karena motif tidak dapat
merupakan hasil dari suatu proses yang
diamati atau diukur secara langsung, tetapi
dilakukan manusia. Perusahaan yang dinamis
harus disimpulkan dari perilaku orang yang
akan selalu meningkatkan produktivitasnya
tampak dan bisa diamati langsung. Dalam
melalui konsistensi menghasilkan kinerja
melakukan suatu pekerjaan setiap karyawan
terbaik serta mempertahankan hal
yang
membutuhkan motivasi yang ada pada dirinya
menjadi keunggulan kompetitif perusahaan
agar timbul semangat atau kegairahan dalam
tersebut.
bekerja.
Salah satu kegiatan penting yang dilakukan
Menurut Wayne F. Cascio (1995:245),
dalam manajemen sumber daya manusia
Pelatihan terdiri dari program-program yang
khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu
disusun terencana untuk memperbaiki kinerja
analisis pekerjaan. Dengan menganalisis suatu
dilevel individual, kelompok, dan organisasi,
pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa
memperbaiki
yang akan dilakukan dalam pekerjaan itu, apa
perubahannya
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai
keterampilan, sikap dan perilaku sosial dari
oleh sumber daya manusia
karyawan itu. Secara terbatas, pelatihan
yang akan
kinerja
dapat
melalui
para
diukur
pengetahuan,
menduduki posisi itu. Untuk mencapai tujuan
menyediakan
organisasi maka salah satu hal yang perlu
pengetahuan
dilakukan manajer adalah memberikan daya
diketahui serta keterampilan yang digunakan
pendorong yang mengakibatkan, menyalurkan
dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang
dan memelihara perilaku para karyawan agar
ada batasan yang ditarik antara pelatihan
yang
karyawan spesifik
dan
dengan dapat
Page | 2
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
dengan pengembangan,yang bersifat lebih
tingkat beban kerja yang diberikan melebihi
luas dalam cakupan serta memfokuskan pada
kemampuan dari karyawan tersebut atau
individu untuk mencapai kemampuan baru
sebaliknya tingkat beban kerja yang diberikan
yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini
terlalu ringan membuat kinerja karyawan
maupun di masa mendatang. Menurut R.
menurun.
Wayne Mondy (2008:95) analisis pekerjaan adalah proses sistematis untuk menentukan keterampilan-keterampilan, tugas-tugas dan pengetahuan
yang
dibutuhkan
Tabel 1.:
Tingkat Turn Over Jumlah
Karyawan Pada PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru Tahun 2008-2012
untuk
menjalankan suatu pekerjaan dalam suatu
Jumlah Jumlah Jumlah
organisasi. Dengan analisis pekerjaan. Tugas-
Tahun Karya Masuk Keluar
tugas yang diperlukan untuk menjalankan
wan
(Orang (Orang
suatu pekerjaan dapat teridentifikasi. Secara
Awal
)
tradisional, analisis pekerjaan merupakan titik awal bagi aktivitas-aktivitas sumber daya manusia lainnya. PT. Warni Indah Cemerlang. Perusahaan ini sudah lama bergerak dalam bidang
Jumlah Karyawan
Persentase
)
2008
34
4
3
35
8,82 %
2009
35
5
3
37
8,57 %
2010
37
6
2
41
5,41 %
2011
41
2
5
38
12,19 %
2012
38
2
5
35
13,16 %
Sumber: PT. Warni Indah Cemerlang
distribusi produk Philips. Lokasi perusahaan bertempat di Jl. Parit Indah, Perkantoran
Dari hasil tabel 1 dapat kita lihat bahwa
Grand
Tingginya
persentase dari turn over dari pekerja di PT.
persaingan antara perusahaan yang bergerak
Warni Indah Cemerlang cukup besar di tahun
dalam
memerlukan
2012 yaitu sebesar 13,16%. Dimana jumlah
karyawan yang berkualitas. Perusahaan harus
yang masuk dan keluar berbanding dengan
bisa mengelola Sumber Daya Manusianya,
angka yang cukup besar untuk jumlah
demi
yang
keduanya. Hal ini mengindikasikan bahwa ada
berkualitas. bisa mengelola Sumber Daya
hal yang membuat besarnya pengaruh turn
Manusianya, demi mendapatkan karyawan
over terhadap karyawan yang bisa jadi karena
yang berkualitas. Namun sering sekali kinerja
hal kurang termotivasi dan beban kerja cukup
karyawan
tinggi dalam bekerja, sehinga membuat
Sudirman
bidang
Blok
3C.
distribusi,
mendapatkan
menurun
karyawan
karena
kurangnya
motivasi dari pihak perusahaan. Bahkan Page | 3
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
karyawan tidak betah untuk bekerja di PT.
c. Untuk mengetahui pengaruh job analisis
Warni Indah Cemerlang Pekanbaru.
terhadap kinerja karyawan PT. Warni Indah
Selain itu kondisi kerja yang juga sering dialami adalah ketidaknyamanan atmosfer kerja,
karena
adanya
persaingan
antar
karyawan dan adanya ketidakadilan dalam
Cemerlang. Tinjauan Teori 1.
Kinerja Karyawan
proses promosi jabatan yang terjadi di dalam
Kinerja merupakan performance atau unjuk
PT. Warni Indah Cemerlang, sehingga timbul
kerja. Kinerja dapat pula diartikan sebagai
rasa kecemburuan sosial dalam organisasi.
prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil
Rumusan Masalah
unjuk kerja. Penilaian kinerja adalah system
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengindentifikasi masalah sebagai berikut:
formal untuk menilai dan mengevaluasi kinerja tugas individu atau tim. Penilaian kinerja merupakan faktor penting untuk
a. Apakah motivasi berpengaruh terhadap
suksesnya manajemen
kinerja karyawan?
penilaian kinerja hanyalah salah satu faktor
b.
Apakah
pelatihan
kerja
berpengaruh
kinerja. Meskipun
unsur manajemen kinerja, sistem tersebut
terhadap kinerja karyawan ?
penting
karena
mencerminkan
c. Apakah job analisis berpengaruh terhadap
langsung
kinerja karyawan?
Meskipun evaluasi atas kinerja tim penting
rencana
stratejik
secara
organisasi.
seiring keberadaan tim-tim dalam suatu
Tujuan Penelitian
organisasi, fokus penilaian kinerja pada
Agar penelitian ini dapat dicapai hasil seperti
sebagian
apa yang diharapkan dapat terlaksana dengan
karyawan individual. Lepas dari penekanan
baik dan terarah. Adapun tujuan yang hendak
tersebut, sistem penilaian yang efektif akan
dicapai dalam penelitian ini adalah :
mengevaluasi
a. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Warni Indah
Untuk
perusahaan
prestasi
dan
tetap
pada
menginisiasi
rencana-rencana untuk pengembangan, tujuan dan sasaran. 2. Pengertian Kinerja
Cemerlang. b.
besar
mengetahui
pengaruh
pelatihan
terhadap kinerja karyawan PT. Warni Indah Cemerlang.
Menurut Mangkunegara (2003) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam Page | 4
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
melaksanakan jawab
tugasnya
yang
sesuai
tanggung
diberikan
kepadanya.
f. Staffing
Process
Mempengaruhi
prosedur
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat
karyawan.
disimpulkan
g. Informational
bahwa
kinerja
merupakan
Deficiencies. perekrutan
Inaccuracies
and
Job-
penampilan kerja oleh karyawan di tempat
Design Errors. Membantu menjelaskan apa
kerjanya dalam melaksanakan tugas dan
saja kesalahan yang telah terjadi dalam
tanggung jawabnya.
manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi job analysis, job design, dan
3. Tujuan Penilaian Kinerja Menurut
Werther
Davis
manusia.
(1996:342), penilaian kinerja mempunyai
h. Equal
beberapa
Menunjukan bahwa placement decision tidak
tujuan
dan
dan
system informasi manajemen sumber daya
manfaat
bagi
Employment
perusahaan dan karyawan yang dinilai,
diskriminatif.
antara lain :
i. External
a.
Performance
Improvement.
Memungkinkan karyawan dan manajer untuk
mengambil
tindakan
yang
berhubungan dengan peningkatan kinerja. b.
Compensation
Adjustment.
Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak
Challenges.
Opportunity.
Kadang-kadang
kinerja karyawan di pengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. j. Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kekaryawanan maupun bagi karyawan itu sendiri. Tujuan dilaksanakannya penilaian kinerja
menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
menurut Milkovich ( 1991:91) adalah untuk
c.
mengenali kekuatan dan kelemahan karyawan,
Placement Decision. Menentukan
promosi, transfer, dan demotion.
sehingga proses umpan balik sebagai motivator
d.
dapat berjalan dengan baik untuk memperbaiki
Training and Development Needs.
Mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan
kesalahan
pengembangan
penentuan alokasi rewards yang tepat sesuai
bagi
karyawan
agar
kinerja mereka lebih optimal. e. Carrer
Planning
and
Development.
Memandu untuk menentukan jenis karier dan
karyawan
dalam
bekerja
dan
dengan prestasi kerja masing-masing karyawan. Umpan
balik
bagi
karyawan
merupakan
informasi untuk mendapatkan bimbingan dan
potensi karier yang dapat dicapai. Page | 5
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
pembinaan agar terbentuk tingkat kemampuan
digunakan
kerja dan usaha kerja karyawan.
kekaryawanan.
4. Syarat Efektifnya Penilaian Kinerja Sistem penilaian kinerja yang
untuk
tujuan
adminitrasi
e. Kepraktisan (Practicality) Mengukur alat penilaian kinerja yang mudah digunakan dan dimengerti oleh penilai dan
efektif, harus mampu merespons berbagai
bawahannya.
tantangan internal dan eksternal yang
f. Dapat Diterima (Acceptability)
dihadapi oleh karyawan. Menurut Cascio
Mengukur
kemampuan
(1992:270-273) terdapat enam syarat
melakukan
penilaian
sesuai
yang dapat digunakan sebagai alat ukur
kemampuan
tugas
tanggung
jawab
dalam mengukur efektif atau tidaknya
bawahannya.
Mengkomunikasikan
dan
sistem penilaian kinerja, yaitu sebagai
mendefinisikan dengan jelas standar dari
berikut:
unsur-unsur penilaian yang harus dicapai.
a.
dan
penilai
dalam dengan
5. Indikator Untuk Pengukuran Kinerja
Penilai (Supervisor)
Mengukur kemampuan dan motivasi
Karyawan
penilai dalam melakukan penilaian secara
Ada beberapa pengukuran kinerja karyawan
terus
menurut Gomes (2003 : 134) adalah sebagai
menerus,
karyawan
merumuskan
secara
objektif,
kinerja dan
memberikan umpan balik bagi karyawan. b.
Keterkaitan (Relevance)
Mengukur keterkaitan langsung unsur-
berikut : Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut :
unsur penilaian kinerja dengan uraian
1.
pekerjaan.
dilakukan dalam suatu periode waktu yang
c.
ditentukan.
Keterandalan (Reliability)
Quantity of work : Jumlah kerja yang
Mengukur keandalan dan konsistensi alat
2.
ukur yang digunakan.
dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian
d.
dan kesiapannya.
Mengukur
Kepekaan (Sensitivity) keakuratan/kecermatan
sistem
3.
Quality of work : kualitas kerja yang
Job Knowledge : Luasnya pengetahuan
penilaian kinerja yang dapat membedakan
mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
karyawan yang berprestasi dan yang tidak
4.
berprestasi,
gagasan yang dimunculkan dari tindakan-
serta
sistem
harus
dapat
Creativeness
:
Keaslian
gagasan-
Page | 6
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-
dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk
persoalan yang timbul.
memenuhi kebutuhan individual tertentu.
5.
Cooperation : kesediaan untuk
Motivasi yang ada pada diri seseorang
bekerja sama dengan orang lain (sesama
merupakan
anggota organisasi).
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai
6.
tujuan kepuasan dirinya.
Dependability : Kesadaran dan
dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
7.
penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7.
Initiative
:
Semangat
untuk
melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8.
tamahan, dan integritas pribadi.
yang
keberhasilan
suatu
sangat organisasi
menentukan mencapai
tujuan, orang merupakan unsur yang sangat penting dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi maka salah satu hal yang perlu dilakukan manajer adalah memberikan daya
pendorong
yang
Pandangan tentang Motivasi
tentang motivasi yang umum digunakan: 1.
Model Tradisional Model
tradisional
motivasi
berhubungan dengan pandangan Frederick
ini
Sumber daya manusia merupakan salah unsur
akan
Taylor dan aliran manajemen ilmiah. Model
6. Motivasi
satu
yang
Terdapat beberapa macam pandangan
Personal Qualities : Menyangkut
kepribadian, kepemimpinan, keramah-
pendorong
mengakibatkan,
mengisyaratkan
bahwa
manajer
menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya system pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja. Lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan. Model ini menganggap
bahwa
para
pekerja
pada
dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan penghargaan berwujud uang.
menyalurkan dan memelihara perilaku para karyawan agar bersedia bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Daya pendorong tersebut disebut sebagai motivasi. Stephen P. Robbins
dan
Mary
Counter
(1999:50)
menyatakan motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang
2.
Model Hubungan Manusiawi Banyak praktik manajemen merasakan
bahwa pendekatan tradisional tidak memadai. Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi
lainnya
kontak-kontak
sosial
menemukan karyawan
bahwa pada
pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa Page | 7
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengurang
8. Indikator
melalui pemenuhan kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting. Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya.
Maslow dan para peneliti seperti Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada hubungan manusia. Dan mengemukakan pendekatan yang lebih “Sophisticated” untuk memanfaatkan karyawan. Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak dan
keinginan
mencapai
kepuasan,
kebutuhan
untuk
memperoleh Mereka
(Siswanto , 2012), terdapat beberapa indicator motivasi,yaitu: 1. Kinerja (Achievement) Seseorang yang memiliki keinginan
(needs) dapat mendorongnya mencapai
Para teoritis seperti Mc. Gregor dan
uang
Motivasi menurut Sagir dalam
berprestasi sebagai suatu kebutuhan
3. Model SDM
hanya
pengukuran
Motivasi
motivasi. Mayo dan lain-lainnya juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan
untuk
untuk
tetapi
juga
berprestasi
pekerjaan
mengemukakan
yang
dan berarti.
bahwa
para
karyawan lebih menyukai pemenuhan
sasaran. 2. Penghargaan (Recognition) Penghargaan, pengakuan (recognition) atas suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat. Pengakuan
atas
suatu
kinerja
akan
memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi
daripada
penghargaan
dalam
bentuk materi atau hadiah,. Penghargaan atau pengakuan dalam bentuk piagam penghargaan atau medali dapat menjadi stimulus yang lebih kuat dibandingkan dengan
hadiah
berupa
barang
atau
bonus/uang.
kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan
keputusan-keputusan
dan
pelaksanaan tugas-tugas.
3. Tantangan (Challenge) Adanya
tantangan
yang
dihadapi
merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk mengatasinya. Sasaran yang tidak menantang atau dengan mudah dapat Page | 8
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
dicapai biasanya tidak mampu menjadi
bawah sampai tingkat manajemen puncak
stimulus,
merupakan stimulus yang cukup kuat
bahkan cenderung menjadi
kegiatan rutin. Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan kegairahan untuk mengatasinya.
oleh para ahli yang dimaksudkan untuk
Adanya rasa ikut serta memiliki (sense if belonging) atau rumoso handarbeni akan motivasi
untuk
turut
merasa bertanggung jawab.
pengalaman,
apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Ada beberapa teori motivasi menurut para
1.
Pengembangan kemampuan seseorang, dari
memberikan uraian yang menuju pada
ahli, yaitu :
5. Pengembangan (Development)
baik
9. Teori Motivasi Banyak teori motivasi yang dikemukakan
4. Tanggung Jawab (Responsibility)
menimbulkan
bagi karyawan.
kerja
atau
kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah.
Hierarki Teori Kebutuhan
Teori motivasi Maslow dinamakan, “A Theory of Human Motivation”. Teori ini mengikuti teori jamak, yakni seorang berperilaku/bekerja,
karena
adanya
dorongan untuk memenuhi bermacammacam kebutuhan. Teori motivasi yang
6. Keterlibatan (Involvement)
dikembangkan oleh Abraham Maslow
Rasa ikut atau involved dalam suatu proses
pengambilan
keputusan
atau
dengan bentuk kotak saran dari karyawan, yang
dijadikan
manajemen stimulus
masukan
perusahaan yang
cukup
untuk
merupakan kuat
untuk
karyawan.
menyatakan bahwa setiap diri manusia itu terdiri dari atas lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : a.
Kebutuhan
kebutuhan
untuk
Fisiologis,
seperti
makan,
minum,
perlindungan fisik, bernafas, seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai
7. Kesempatan (Opportunity) Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka, dari tingkat
kebutuhan yang paling dasar. b.
Kebutuhan Rasa Aman, yaitu
kebutuhan
akan
ancaman,
bahaya,
perlindungan pertentangan
dari dan
Page | 9
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
lingkungan hidup, tidak dalam arti fisik
kehidupan seseorang. Menurut Herzberg,
semata,
yang
akan
tetapi
juga
mental,
psikologikal dan intelektual. c.
Kebutuhan
tergolong
motivasional
Sosial,
sebagai
antara
faktor
lain
adalaha
yakni
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang
kebutuhan untuk merasa memiliki yaitu
diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan
kebutuhan
dalam
dalam karier dan pengakuan orang lain.
kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan
Sedangkan faktor-faktor hygiene atau
kebutuhan untuk mencintai serta dicintai.
pemeliharaan mencakup antara lain status
d.
seseorang dalam organisasi, hubungan
untuk
diterima
Kebutuhan akan Harga Diri atau
Pengakuan,
yaitu
kebutuhan
untuk
seorang
individu
dengan
dihormati dan dihargai oleh orang lain.
hubungan
seseorang
e.
sekerjanya,
teknik
Kebutuhan Aktualisasi Diri, yaitu
kebutuhan
untuk
atasannya,
dengan
rekan
penyeliaan
yang
menggunakan
diterapkan oleh para penyelia, kebijakan
kemampuan, skill, potensi, kebutuhan
organisasi, sistem administrasi dalam
untuk
organisasi, kondisi kerja dan sistem
berpendapat
mengemukakan
dengan
ide-ide,
memberikan
imbalan yang berlaku.
penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
3.
2.
Dari McClelland dikenal dengan teori
Teori Herzberg
Teori Kebutuhan Berprestasi
Teori yang dikembangkannya dikenal
kebutuhan untuk mencapai prestasi atau
dengan model dua faktor dari motivasi,
Need for Acievement (N.Ach) yang
yaitu motivasional dan faktor hygiene
menyatakan bahwa motivasi berbeda-
atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang
beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
dimaksud faktor motivasional adalah hal-
seseorang
hal yang mendorong berprestasi yang
McClelland karakteristik orang yang
sifatnya
berprestasi tinggi memiliki tiga cirri
bersumber
instrinsik, dalam
yang diri
berarti seseorang,
akan
prestasi.
Menurut
umum yaitu:
sedangkan yang dimaksud dengan faktor
a.
Sebuah
preferensi
untuk
hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-
mengerjakan tugas-tugas dengan derajat
faktor yang bersifat ekstrinsik yang
kesulitan moderat
berarti bersumber dari luar diri yang turut
b.
menentukan perilaku seseorang dalam
kinerja mereka timbul karena upaya-
Menyukai situasi-situasi dimana
Page | 10
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
upaya mereka sendiri dan bukan karena
Agar program-program pelatihan dan
faktor-faktor
pengembangan
lain,
seperti
kemujuran
misalnya c.
dibutuhkan
dukungan kepemimpinan dari atas. Cara
Menginginkan
tentang
berhasil,
umpan
keberhasilan
dan
balik
kegagalan
paling efektif untuk mencapai kesuksesan adalah
para
eksekutif
harus
aktif
mereka, dibandingkan dengan mereka
mengambil bagian dalam pelatihan dan
yang berprestasi rendah.
memberikan sumber-sumber daya yang
10. Pelatihan
dibutuhkan.
Pelatihan merupakan suatu pendidikan yang berjangka pendek yang biasanya lebih terfokus pada praktek yang berguna untuk meningkatkan kinerja para pegawai dan untuk mengurangi kesalahan dalam pekerjaan R. Wayne Mondy (2008) mendefinisikan
pelatihan
merupakan
memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Menunjukan kepada
para
karyawan
cara
mengoperasikan gerinda atau kepada supervisor cara menjadwalkan produksi harian
merupakan
contoh-contoh
pelatihan.
b.
Komitmen Para Spesialis dan
Generalis Disamping manager manager,
puncak, seluruh
apakah
spesialis
ataupun
generalis, harus berkomitmen pada dan terlibat dalam proses pelatihan dan pengembangan. Tanggung jawab utama untuk
pelatihan
dan
pengembangan
melekat pada para manager lini, dari mulai presiden dan chairman of the board ke bawah. Para professional pelatihan dan pengembangan
semata-mata
hanya
memberikan keahlian teknis. c.
Kemajuan Teknologi
Mungkin tidak ada faktor selain teknologi yang memberi pengaruh lebih besar pada
11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan dan Pengembangan
pelatihan dan pengembangan. Komputer dan Internet, khususnya secara dramatis
Menurut R. Wayne Mondy (2008) ada
mempengaruhi berjalannya fungsi-fungsi
sejumlah faktor
bisnis.
Sebagaimana
sekaligus dipengaruhi oleh pelatihan dan
sepanjang
bab
pengembangan :
memainkan peran besar dalam mengubah
a.
cara
yang mempengaruhi
Dukungan Manajemen Puncak
ini,
pengetahuan
ditekankan
teknologi
yang
telah
disampaikan Page | 11
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
kepada para karyawan, dan perubahan ini
ilmu-ilmu
terus berlanjut.
mempengaruhi
d.
perusahaan
Kompleksitas Organisasi
keperilakuan cara
telah perusahaan-
melaksanakan
pelatihan.
Struktur organisasi yang lebih datar
Teknologi komputer, internet dan intranet
karena lebih sedikitnya level manajerial
telah menjadikan pendekatan-pendekatan
tampaknya membuat lebih sederhana
tersebut layak secara ekonomis dalam
pengaturan orang-orang dan tugas-tugas.
tingkat yang sebelumnya tidak mungkin
Namun hal tersebut tidaklah demikian.
dicapai.
Tugas individu dan tim saat ini diperluas
menyampaikan pengetahuan kepada para
dan diperkaya. Akibatnya adalah para
karyawan
karyawan Amerika menghabiskan lebih
dimanapun di seluruh dunia dan pada
banyak waktu dalam pekerjaan dan
kecepatan yang konsisten dengan gaya
menjalankan
belajar mereka, meningkatkan dengan
tugas-tugas
yang
lebih
Kemampuan
yang
berbasis
untuk
kebutuhan,
kompleks dari yang pernah dikerjakan
pesat nilai pelatihan dan pengembangan.
sebelumnya. Dalam tahun-tahun terakhir
12. Indikator Pelatihan Kerja
ini, perubahan yang semakin cepat dalam teknologi, produk, sistem dan metode telah memberikan pengaruh signifikan pada
persyaratan-persyaratan
kerja.
Dengan demikian, para karyawan sukses secara
terus-menerus
keterampilan mengembangkan memungkinkan
meningkatkan
mereka
dan
sikap
yang
mereka
tidak
hanya
beradaptasi terhadap perubahan, namun juga menerima dan bahkan mencari perubahan tersebut. e.
diantaranya: 1.
Instruktur
Mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill, maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi pelatihan harus benar-benar memiliki kualifikasi
yang
memadai
sesuai
bidangnya, personal dan kompeten,selain itu pendidikan intruktur pun harus benar-
2.
Meskipun banyak hal yang tetap belum mengenai
Anwar Prabu Mangku Negara (2006),
benar baik untuk melakukan pelatihan.
Gaya Belajar
diketahui
Indikator - indikator pelatihan menurut
proses
belajar,
beberapa generalisasi yang dinukil dari
Peserta
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu dan kualifikasi yang sesuai,selain itu peserta Page | 12
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
pelatihan juga harus memiliki semangat
Sedangkan
yang tinggi untuk mengikuti pelatihan.
menurut Sondang P. Siagian (2003 ; 190)
3.
adalah :
Materi
Pelatihan
sumber
daya
manusia
1.
indikator-indikator
pelatihan
Partisipasi
merupakan materi atau kurikulum yang
Pelatihan diikuti oleh karyawan dalam suatu
sesuai dengan
perusahaan terutama diikuti oleh karyawan
tujuan pelatihan sumber daya manusia
yang
yang hendak dicapai oleh perusahaan dan
menunjang karirnya dalam perusahaan, selain
materi pelatihan pun harus update agar si
itu juga dalam pelatihan terdapat pelatih yang
peserta dapat dapat memahami masalah
ditugaskan
yang terjadi pada kondisi yang sekarang.
terhadap peserta pelatihan.
4.
2.
Metode
membutuhkan
untuk
pelatihan
melakukan
untuk
pelatihan
Materi Pelatihan
Metode pelatihan akan lebih menjamin
Pelatihan akan berlangsung dengan baik
berlangsungnya
apabila
kegiatan
pelatihan
perencanaan
pelatihan
dilakukan
sumber daya manusia yang efektif apabila
dengan baik pula. Materi pelatihan merupakan
sesuai dengan jenis materi dan komponen
hal penting yang harus dipertimbangkan
peserta pelatihan.
dalam perencanaan pelatihan.Materi pelatihan
5.
harus disiapkan dan disesuaikan dengan
Tujuan
Pelatihan
merupakan
tujuan
yang
kebuthan pelatihan.
ditentukan, khususnya terkait dengan
3.
penyusunan rencana aksi (action play)
Materi yang diberikan dalam pelatatihan
dan penetapan sasaran, serta hasil yang
disesuaikan dengan kebutuhan karyawan yaitu
diharapkan dari pelatihan yang akan
kebutuhan
diselenggarakan,selain
kemampuan dalam menghadapi kesulitan
pelatihan
pula
harus
itu
tujuan
disosialisasikan
Tingkat Kesulitan Kerja
karyawan
peningkatan
pekerjaan.
sebelumnya pada para peserta agar
4.
peserta
Transfer yang dimaksudkan adalah pengalihan
dapat
memahami
pelatihan
Transfer Pengalihan
tersebut.
pengetahuan dari pelatih kepada peserta
6.
peltihan yang nantinya akan bermanfaat
Sasaran
Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang terinci dan terukur (measurable).
dalam peningkatan kemampuan karyawan. 13. Job Analysis Page | 13
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
Analisis pekerjaan memberikan ringkasan
1.
mengenai kewajiban dan tanggung jawab
dibutuhkan
suatu
kegiatannya, yaitu :
pekerjaan,
pekerjaan
hubungannya
lainnya,
dengan
pengetahuan
dan
a.
Apa yang dilakukan. Informasi yang
Bidang
berkenaan
dengan
target
data
harus
penyediaan
keterampilan yang dibutuhkan dan lingkungan
merancang aktivitas untuk mengumpulkan,
kerja dimana pekerjaan tersebut dijalankan.
menyusun, menyalin, menghitung, mengolah,
Fakta-fakta pekerjaan dikumpulkan, dianalisis
memadukan,
dan dicatat, sesuai dengan apa adanya
menganalisis, dan membandingkan antardata.
pekerjaan tersebut dan bukan bagaimana
b.
seharusnya pekerjaan tersebut. Mementukan
menyusun program kerja terkait dengan tugas
bagaimana seharusnya suatu pekerjaan ditata
unutk membina, mengarahkan, mengawasi,
umumnya
menjadi
industry,
analisis
Analisis
pekerjaan
Bidang
mengkoordonasikan,
penanganan
masalah
orang
tugas
dari
insinyur
memotivasi, melayani, memberi instruksi,
metode
dan
lain-lain.
berkomunikasi dan berunding.
dilaksanakan
setelah
c.
Bidang pengolahan material merancang
pekerjaan dirancang, karyawan dilatih dan
aktivitas untuk menyediakan bahan-bahan,
pekerjaan dijalankan. Menurut R. Wayne
mengerjakan
Mondy (2008:95) analisis pekerjaan adalah
mengoperasikan teknologi pendukung dan
proses
merawatnya dengan baik.
sistematis
untuk
menentukan
pekerjaan
manual,
keterampilan-keterampilan, tugas-tugas dan
2.
pengetahuan
untuk
itu. Hal ini diarahkan untuk memahami tujuan
menjalankan suatu pekerjaan dalam suatu
penyelesaian tugas, keluasan ruang lingkup
organisasi. Dengan analisis pekerjaan, tugas-
pekerjaan dan alasan utama berhubungan
tugas yang diperlukan untuk menjalankan
dengan dukungan alur proses pengolahan
suatu pekerjaan dapat teridentifikasi.
input menjadi output dan outcome.
14.
3.
yang
dibutuhkan
Indikator Analisis Pekerjaan
Menurut (Tjuju dan Suwatno, 2011) secara spesifikasi,
ruang
lingkup
informasi
pelaksanaan pekerjaan mencakup sebagai berikut :
Mengapa harus melakukan pekerjaan
Dimana
pekerjaan
itu
sebaiknya
dikerjakan. Informasi yang dibutuhkan terkait dengan
pengaturan
tempat
kerja
yang
ergonomic, baik dilihat dari sisi tata letak maupun tata lahan. 4.
Kapan waktu yang paling tepat untuk mengerjakan setiap tuga. Informasi yang Page | 14
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
dibutuhkan berkaitan dengan urutan prioritas penyelesian pekerjaan dengan memperhatikan
interelasi
16. Hipotesis
dan
interdependensi antarkegiatan.
Hipotesis atau dugaan sementara yang dapat diambil terhadap hasil penelitian
5. Siapa orang yang paling kompeten untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal
adalah: 1) Motivasi memiliki kontribusi yang
ini membutuhkan informasi tentang
signifikan dan positif terhadap kinerja
persyaratan khusus untuk memangku suatu jabatan, antara lain menyangkut
karyawan. 2) Pelatihan memiliki kontribusi yang
aspek-aspek berikut:
signifikan dan positif terhadap kinerja
a.
Kualifikasi pendidikan
b.
Pengetahuan, dan
karyawan.
pengalaman,
keterampilan
kerja
3) Job analisis memiliki kontribusi yang
:
signifikan dan positif terhadap kinerja
mental, fisik dan sosial c.
Kepribadian : bakat, minat,
karyawan. METODE PENELITIAN
temperamen, emosi d.
Kondisi fisik : jenis kelamin dan kesehatan.
6.
Penelitian ini dilakukan di Kantor PT.
Bagaimana mengerjakan tugas. Hal
Warni Indah Cemerlang di Jln. Parit Indah
ini diarahkan untuk memahami
Cemerlang, Perkantoran Grand Sudirman
metode kerja dan peralatan yang
Blok C3 Pekanbaru. Pengumpulan data
diperlukan
dilakukan dengan pembagian kuisioner secara
bagi
kelancaran
pelaksanaan tugas.
langsung terhadap karyawan PT. Warni Indah
15. Kerangka Pemikiran
Cemerlang.
Motivasi (X1)
2. Populasi dan Sampel Kinerja
Pelatihan (X2)
1. Lokasi Penelitian
Karyawan (Y)
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang
Job Analisis (X3)
menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena
itu
dipandang
sebagai
semesta Page | 15
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam
PT. Warni Indah Cemerlang Pekanbaru.
penelitian ini adalah jumlah karyawan PT.
4. Analisis Data
Warni Indah Cemerlang yang terletak di Jln
A. Analisis Regresi Linear Berganda
Parit Indah Cemerlang, Perkantoran Grand Sudirman Blok C3 Pekanbaru yang berjumlah
Untuk mencari pengaruh antara variabel
40 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah
Motivasi, Pelatihan Kerja dan Job Analisis
dan karakteristik yang dimilki oleh populasi.
terhadap Kinerja Karyawan maka peneliti
Dalam penelitian ini sampel penelitian adalah
menggunakan metode analisis regresi linier
karyawan
Cemerlang
berganda dengan tujuan utamanya adalah
Pekanbaru. Dalam penelitian ini diketahui
untuk menduga besarnya koefisien regresi
jumlah tenaga kerja dari karyawan PT. Warni
yang nantinya akan menunjukan besarnya
Indah Cemerlang Pekanbaru adalah berjumlah
hubungan antara Motivasi, Pelatihan Kerja
35
dan Job Analisis terhadap Kinerja Karyawan
PT.
orang.
Warni
Untuk
Indah
itu
penelitian
ini
menggunakan sensus dan mengambil semua
(Sugiono, 2002).
jumlah populasi dari karyawan PT. Warni
Y = α + β1X1+ β 2X2 + β 3X3 +ε
Indah Cemerlang. Dimana :
3. Teknik pengumpulan data a. Kuesioner
Y
= Kinerja Karyawan
α
= nilai konstanta
β
= koefisien regresi
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
X1
= Motivasi
X2
= Pelatihan Kerja
X3
= Job Analisis
menjawabnya. Kuesioner cocok digunakan
ε
= Error Thump
bila responden cukup besar dan tersebar di
1)
wilayah yang luas. Kuesioner yang digunakan
Analisa uji t ini dilakukan untuk mengetahui
adalah berupa pertanyaan tertentu dengan
apakah semua variabel bebas secara individu
Skala ordinal dan interval, dan pertanyaan
(parsial) dapat memberikan pengaruh yang
yang
nyata (signifikan) terhadap variabel terikat.
seperangkat tertulis
pertanyaan kepada
bersifat
atau
pernyataan
responden
terbuka.
Kuisioner
untuk
untuk
Uji t (Uji Parsial)
mengukur kinerja karyawan akan di berikan kepada bagian Human Resource Development Page | 16
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
Menghitung nilai thitung mengunakan rumus
n
= Jumlah sampel
(Sugiono, 2002):
Pengujian
tersebut
dilakukan
dengan
membandingkan nilai F hitung dari hasil F
X t= s
hitung yang terdapat dalam tabel (F tabel) dengan derajat bebas tertentu yaitu df k
n
dan n k 1 . Nilai kritis distribusi F dengan Dimana :
level of signifikan = 5%.
X nilai rata-rata
3)
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi berganda (R2) atau
o = nilai yang dihipotesiskan
yang s
= simpangan baku
n
= jumlah sample
disebut
dengan
goodness
of
fit
(ketepatan model) umumnya ditulis dalam bentuk prosen. Besarnya nilai R2 merupakan alat untuk mengetahui ukuran sejauh mana
t
=
harga
yang
dihitung
dengan
mengkonsultasikan dengan ttable. Pengambilan
keputusan
dapat
model
regresi
menjelaskan dilakukan
dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak, begitu juga sebaliknya.
yang
dibangun
perubahan
mampu
sumbangan
atau
konstribusi dari keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam output SPSS tertera dalam kolom Adjusted R-Square. Adapun bentuk persamaan R2 secara umum dapat dirumuskan (Sugiono, 2002):
2)
Uji F (Uji Simultan)
Uji F adalah pengujian terhadap hipotesa yang
R2=
b1 x1 y b2 x2 y b3 x3 y b4 x4 y
y
menyatakan ada tidaknya hubungan secara serentak
antara
seluruh
variabel
bebas
terhadap variabel terikat dipergunakan rumus
Koefisien
determinasi
2
mempunyai
dua
kegunaan yaitu (Sugiono, 2002):
sebagai berikut (Sugiono, 2002): a) 2
F hitung =
R /k (1 R ) /( n k 1) 2
Koefisien determinasi
(R2)
merupakan
kuadrat dari koefisien korelasi (r), yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi sumbangan
R2
= Koefisien regresi yang ditentukan
variabel bebas terhadap variabel terikat. Batas nilai
k
= jumlah variabel independen
R2 adalah antara 0 sampai dengan 1, semakin tinggi nilai R2 maka akan semakin baik hasil regresi. Page | 17
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
b)
Sebagai ukuran ketepatan suatu garis
2.
Uji Asumsi Klasik
regresi yang diterapkan terhadap suatu kelompok
A.
Uji Autokorelasi
2
data hasil observasi. Semakin besar R , semakin
Untuk
baik atau semakin cocok pula suatu garis regresi.
4)
mengenai
Menurut Algifari (2000) untuk mengetahui
variabel
terjadinya autokorelasi, maka digunakan tabel
independen yang dominan mempengaruhi
5.10 sebagai berikut :
variabel dependen dalam suatu model regresi
Tabel 2. Keterangan Autokorelasi
linear berganda menggunakan koefisien beta yang
telah
distandarisasi
(standardized
coefficients) (Sugiono, 2002). Hasil Pembahasan 1.
Uji Asumsi Normalitas
Durbin Watson
Kesimpulan
Kurang dari 1,10 1,10 sampai dengan 1,54 1,55 sampai dengan 2,46 2,47 sampai dengan 2,90 Lebih dari 2,90
Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi
Sumber : Algifari (2000)
Tabel 1. Pengujian Normalitas dengan
Output yang dihasilkan dari SPSS :
Kolmogorov Smirnov No
Variabel
Nilai
dalam
Watson (DW) dengan melihat DW test.
Dominan Mempengaruhi Variabel Dependent. Pengujian
autokorelasi
penelitian ini maka digunakan uji Durbin
Pengujian Variabel Independent yang
5)
mendeteksi
Tabel 3. Output Durbin Watson
Kesimpulan
b
Model Summary
Sign 1
Motivasi
0,374
Normal
2
Pelatihan
0,410
Normal
Model R
Kerja dimension0
3
Job Analisis
0,423
Normal
4
Kinerja
0,438
Normal
1
R Square ,695a
,483
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,433
Durbi nWats on
2,69725
1,740
a. Predictors: (Constant), Job Analisis, Pelatihan Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Karyawan
Sumber : Olah Data Primer
Sumber : Olah Data Primer Berdasarkan Asymp.sig
tabel pada
4.9
terdapat
masing-masing
nilai
variabel
diatas yaitu (0,374, 0,410, 0,423, 0,438) lebih besar dari alpha = 0,05, yang artinya Seluruh variabel telah mengikuti distribusi Normal.
Dari perhitungan SPSS for windows, nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,740 Nilai DW terletak antara 1,55 sampai dengan 2,46 dengan kesimpulan tidak ada autokorelasi antar masing-masing variabel bebas, sehingga Page | 18
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
model regresi yang terbentuk dari nilai
mendeteksi adanya multikolinieritas dalam
variabel terikat hanya dijelaskan oleh variabel
penelitian
bebas.
matriks. Dari perhitungan estimasi korelasi
ini
maka
digunakan
korelasi
matrik dengan program SPSS dapat dilihat
B. Uji Heterokedastisitas Untuk menguji heterokedastisitas pada model
pada tabel berikut: Tabel 4. Output Coefficients
yang diuji dalam penelitian ini digunakan
Coefficients
scatterplot, sebagai berikut : Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) Motivasi
,477
2,096
Pelatihan Kerja
,745
1,343
Job Analisis
,485
2,063
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Olah Data Primer
Dari tabel 4. dapat diketahui bahwa nilai VIF Gambar 1 Output Heterokedastisitas
Dari grafik tersebut
dari variabel motivasi sebesar 2,096, Pelatihan
dapat dilihat data
Kerja sebesar 1,343 dan Job Analisis sebesar
terpencar di sekitar angka nol pada sumbu Y
2,063. Berdasarkan hasil perhitungan diatas
dan tidak membentuk suatu pola atau trend
dapat dilihat bahwa nilai VIF semua variabel
garis
bebas lebih kecil dari 5, sehingga tidak terjadi
tertentu.
Oleh
karena
itu
dapat
disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas
gejala korelasi antar variabel.
pada model analisis penelitian ini, yang
satu variabel bebas kevariabel bebas lain.
3. Analisis Regresi untuk Variabel Motivasi, Pelatihan Kerja, Job Analisis dan Kinerja Karyawan. Setiap individu Karyawan memiliki persepsi
C. Uji Multikolinearitas
yang berbeda dalam memberikan penilaian
artinya tidak terjadi ketidaksamaan varian dari
Uji
multikolinieritas
dimaksudkan
untuk
tentang
Motivasi,
Pelatihan
Kerja,
Job
mengetahui adanya hubungan yang sempurna
Analisis dan Kinerja Karyawan. Berdasarkan
antar variabel dalam model regresi. Untuk
penilaian tersebut akan dapat dilihat bentuk Page | 19
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
pengaruh
yang
terjadi
antara
Motivasi
Dengan
terhadap kinerja Karyawan, Job Analisis
A. Koefisien Determinasi
antara Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Job bersama-sama
kinerja
Karyawan.
enter,
Y = -1,430 + 0,169 X1 + 0,348 X2 + 0,789X3
terhadap kinerja Karyawan serta pengaruh
secara
metode
persamaan regresi yang dihasilkan adalah :
terhadap kinerja Karyawan, Pelatihan Kerja
Analisis
menggunakan
terhadap
Untuk mengetahui besar pengaruh yang
Metode enter adalah
terjadi pada analisis ini dapat kita lihat pada
metode yang menganalisis variabel independen
tabel di bawah ini :
(bebas) secara keseluruhan tanpa memilih– milih variabel yang dijadikan satu kelompok
Tabel 5.14 Analisis Koefisien Determinasi
dalam proses regresi. Pada metode enter,
Model Summary
b
semua variabel independen digunakan sebagai
Model R
prediktor atau kreteria penelitian. Berdasarkan dimension0
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan
program SPSS bisa dilihat pada tabel berikut
----- 1
,695
R Square a
Adjusted R Square
,483
Std. Error of the Estimate
,433
2,69725
a. Predictors: (Constant), Job Analisis, Pelatihan Kerja, Motivasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
ini :
Sumber : Olah Data Primer Tabel 5 Hasil Analisis Regresi dengan Metode Enter Coefficients
Dengan diketahui nilai R Square (R2) sebesar
a
0,483 atau 48,3 %. R Square ini digunakan Model
Standar dized Coeffici ents
Unstandardized Coefficients B 1(Constant)
Std. Error
-1,430
5,403
Motiv asi
,169
,262
Pelati han Kerja
,348
,187
Job Anali sis
,789
untuk
mengetahui
persentase
pengaruh
variabel Independent (Motivasi, Pelatihan
Beta
t
Kerja, dan Job Analisis) terhadap perubahan
Sig.
-,265
,793
variabel
,120
,644
,524
Kesimpulan
,280
1,867
,071
besarnya
dependent yang
pengaruh
(Kinerja bisa
Karyawan).
diambil
variabel
adalah
independent
(Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Job Analisis) ,347
,422
2,275
,030
terhadap
variabel
dependent
(Kinerja
Karyawan) adalah 48,3 %, sedangkan sisanya 51,7% dipengaruhi oleh variabel lain. a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data Olahan
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Page | 20
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan
hasil
analisis
Karyawan , maka dapat disimpulkan bahwa
Job
Analisis
mempunyai
regresi
pengaruh yang signifikan dan positif
linier berganda, yang telah dilakukan
terhadap Kinerja pada karyawan PT.
mengenai pengaruh Motivasi Pelatihan
Warni Indah Cemerlang.
dan Job Analisis terhadap Kinerja
6.2 Saran – saran
Karyawan , maka dapat disimpulkan
Berdasarkan
bahwa Motivasi mempunyai pengaruh
yang diperoleh, maka penulis dapat
yang tidak signifikan dan positif
beberapa
kesimpulan
memberikan saran sebagai berikut :
terhadap Kinerja pada karyawan PT.
1. Untuk Pimpinan PT. Warni Indah
Warni Indah Cemerlang.
Cemerlang agar memperhatikan lagi
2. Berdasarkan
hasil
analisis
regresi
variabel
lain
yang
mempengaruhi
linier berganda, yang telah dilakukan
kinerja karyawan selain Motivasi.
mengenai pengaruh Motivasi Pelatihan
Walaupun
dan Job Analisis terhadap Kinerja
mempengaruhi secara signifikan tetapi
Karyawan , maka dapat disimpulkan
berpengaruh
bahwa Pelatihan mempunyai pengaruh
artinya
jika motivasi
yang tidak signifikan dan positif
maka
kinerja
terhadap Kinerja pada karyawan PT.
meningkat.
Warni Indah Cemerlang.
2. Untuk Pimpinan PT. Warni Indah
3. Berdasarkan
hasil
analisis
regresi
motivasi
secara
tidak
positif
yang
ditingkatkan
karyawan
akan
Cemerlang agar memperhatikan lagi
linier berganda, yang telah dilakukan
variabel
lain
yang
mempengaruhi
mengenai pengaruh Motivasi Pelatihan
kinerja karyawan selain pelatihan.
dan Job Analisis terhadap Kinerja
Walaupun
pelatihan
tidak Page | 21
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
mempengaruhi secara signifikan tetapi berpengaruh
secara
positif
yang
Clegg, Brian. 2001. Instant Motivasion : 79 Cara
Instan
Menumbuhkan
Motivasi.
Erlangga: Jakarta. artinya jika pelatihan ditingkatkan dan diperhatikan
lagi
maka
kinerja
karyawan akan meningkat.
Mathis, Robert L. & John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 10. Salemba Empat : Jakarta.
3. Untuk Pimpinan PT. Warni Indah Cemerlang agar memperhatikan lagi Job Analisis yang berpengaruh secara
Mangkunegara, Dr.A.A.Anwar Prabu & Drs.,M.Si.,Psi.2007.Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT.Remaja Rosdakarya : Bandung.
signifikan diantara ketiga variabel Anatan, Lina M.Si & Lena Ellitan, Ph.D. yang diteliti oleh penulis sehinggan
2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
kinerja karyawan PT. Warni Indah
Dalam
Cemerlang lebih baik lagi.
Bandung.
Bisnis
Gomes,
DAFTAR PUSATAKA
Modern.
Faustino
Alfabeta
Cardono.
:
2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia.Andi Mondy, R.Wayne. 2008. Manajemen Sumber
Offest:Yogyakarta.
Daya Manusia, jilid 1 Edisi 10. Erlangga Hani, T. Handoko. 2006. Manajemen
:Jakarta.
Personalia P.Robbin, Stephen & Timothy A. Judge.
dan
Sumber
Daya
Manusia,Edisi2. BPFC : Jakarta.
2008. Organizational Behavior, Edisi 12. Raft, L. Richard. 2006. Management
Salemba Empat : Jakarta.
Manajemen. Salemba Empat : Jakarta. Dr.H.Suwanto,M.Si & Donni Juni Priansa, S.Pd.,S.E., M.M. 2011. Manajemen SDM
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala.
dalam
2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Organisasi
Publik
dan
Bisnis.
ALFABETA,CV : Bandung.
Untuk Perusahan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Page | 22
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014
Dessler, Gary.2006.Manajemen Sumber
Sugiyono,Prof.2010.Metode Penelitian
Daya Manusia.Indeks:Klaten.
Bisnis.Alfabeta:Bandung.
Ernie dan Kurniawan. Pengantar Manajemen.Kencana:Jakarta. Gorda, I Gusti Ngurah.2006.Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi:Revisi.Astabrata:Bali. Handoko,Hani MBA.2010.Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia.BPFE:Yogyakarta. Hasibuan, Malayu, Drs.2013.Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.Bumi Aksara : Jakarta Nugroho,Buono Agung.2005.Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS Edisi 1.Andi:Yogyakarta. Prastito,Arif.2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan.Elexmedia Komputindo:Jakarta. Robbins & Judge.2008.Buku 1 Perilaku Organisasi.Salemba Empat :Jakarta. Robbins & Judge.2008.Buku 2 Perilaku Organisasi.Salemba Empat :Jakarta. Siswanto,Dr,Msi.2012.Pengantar Manajemen.Bumi Aksara:Jakarta.
Page | 23
JOM FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014