PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON-EXAMPLE MEMANFAATKAN POSTER DAN PUZZLE PENYELESAIAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
Nani Lasiyah Wahyuni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Example Non-Example lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran Probing-Prompting Learning dengan memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Buluspesantren tahun pelajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan metode dokumentasi serta metode tes, sedangkan instrumen yang digunakan yaitu berupa tes uraian pemahaman konsep matematika. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika uji t. Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen satu 73,56 dan kelas eksperimen dua 69,406. Hasil uji t diperoleh = 1,72 dan ttabel = 1,6705667. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Example Non-Example lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran ProbingPrompting Learning dengan sama-sama memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian pada pokok bahasan transformasi di kelas VII SMP Negeri 1 Buluspesantren tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci: pemahaman konsep, Example Non-Example, Probing-Prompting Learning, poster, puzzle penyelesaian PENDAHULUAN
Perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ke Kurikulum 2013 menghendaki adanya perubahan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya berpusat kepada guru ke proses kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa. Menurut Djamarah, S. B. & Aswan Zain (2013 : 41 ) “Sebagai suatu sistem kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan,
74
Ekuivalen: Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example memanfaatkan Poster dan Puzzle Penyelesaian terhadap Pemahaman Konsep Matematika
bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi”. Guru di dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu untuk meningkatkan kreativitasnya dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran maupun memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar matematika masih banyak guru menggunakan model pembelajaran ceramah dan masih jarang juga yang menggunakan media pembelajaran sehingga pembelajaran matematika menjadi kurang bermakna dan siswa belum aktif dalam kegiatan pemebelajaran. Disamping itu dari dulu hingga sekarang banyak siswa yang masih beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Kesulitan yang dialami siswa terjadi karena kemampuan dasar dan kemampuan untuk menggali informasi serta kemampuan penalarannya yang masih terbatas. Sehingga pemahaman siswa tentang konsep matematika sangat lemah. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk memperbaiki keadaan tersebut. Untuk memperbaiki hal tersebut salah satunya yaitu dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal. Model pembelajaran yang diterapkan untuk pemahaman konsep matematika siswa yaitu Example Non-Example dan Probing-Prompting Learning. Menurut Huda, M (2014: 234) Example Non-Example merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Dalam pembelajaran Example Non-Example salah satu gambar yang bisa digunakan sebagai medai pembelajaran yaitu poster. Menurut Sudjana dalam Tiyanto, W, et.al (2013) poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, berupa warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Menurut Harahap, S. E. & Sigalingging (2013), puzzle adalah permainan teka-teki menyusun potonganpotongan gambar atau kata. Sedangkan Menurut Suherman dalam Huda, M (2014: 281), Pembelajaran Probing-Promting Learning adalah pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan yang baru sedang dipelajari.
Ekuivalen: Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example memanfaatkan Poster dan Puzzle Penyelesaian terhadap Pemahaman Konsep Matematika
75
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimental Design). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Buluspesantren. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII tahun pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 1 Buluspesantren. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII F dan VII G yang diambil secara clusterrandom sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode dokumentasi dan tes. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian. Teknik analisis data awal dengan uji normalitas, uji homogenitas dan uji keseimbangan. Analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis data akhir tes pemahaman konsep matematika menggunakan uji-t ekor kanan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data kemampuan awal diperoleh dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS) 1. Dari data yang diperoleh rata-rata kemampuan awal siswa kelas eksperimen 1 sebesar 68 dan kelas eksperimen 2 sebesar 71,0625. Data awal tersebut digunakan untuk menganalisis keseimbangan antara kedua kelas tersebut sebelum perlakuan. Sebelum data kedua kelas tersebut di uji keseimbangannya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors dan diperoleh bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya uji homogenitas dengan uji F juga diperoleh bahwa kedua kelas mempunyai variansi populasi yang homogen. Setelah uji prasyarat terpenuhi kemudian kedua kelas tersebut diuji keseimbangan. Berikut hasil perhitungan data yang diperoleh disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 1. Data Uji Keseimbangan Sebelum Perlakuan Kelas ̅ Eksperimen 1 68 32 6,24 −1,68 1,999333 Eksperimen 2 71,06 32 8,20
Keterangan diterima
Dari hasil uji keseimbangan dengan taraf signifikasnsi 5% sehingga DK =
76
| < − 1,999333 " "# > 1,999333%, didapat nilai
∉ '(, maka )
Ekuivalen: Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example memanfaatkan Poster dan Puzzle Penyelesaian terhadap Pemahaman Konsep Matematika
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas eksperimen tersebut sebelum diberi perlakuan dalam keadaan yang seimbang. Sebelum dilakuakan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi populasi. Dari hasil perhitungan uji normalitas dengan metode Lilliefors diperoleh bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan dari uji homogenitas dengan uji F juga diperoleh bahwa kedua kelas mempunyai variansi populasi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji t. Berikut hasil perhitungan data yang diperoleh disajikan ke dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Data Uji Hipotesis Penelitian Kelas ̅ Eksperimen 1 73,56 32 8,89 Eksperimen 2 69,406 32 10,42
Keterangan 1,72
1,6705667
ditolak
Dari hasil perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikansi +,- = 0,05 diperoleh
= 1,72 dan
1,6705667 %, sehingga
= 1,6705667, maka didapat DK = ∈ DK
maka
| >
ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kelas yang dikenai model pembelajaran Example Non-Example lebih baik daripada kelas yang dikenai model pembelajaran Probing-Prompting Learning dengan sama-sama memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian terhadap pemahaman konsep matematika. Model pembelajaran Example Non-Example dengan memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian membuat siswa menjadi lebih kritis dalam menganalisis gambar poster yang sudah disiapkan tersebut dan diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya dengan bantuan puzzle penyelesaian dengan cara menyusun puzzle penyelesaiannya tersebut. Hal tersebut membuat siswa akan lebih memahami sebuah konsep yang dipaparkan dalam gambar poster tersebut karena mereka akan terangsang untuk memahami sebuah konsep dan mempunyai gambarangambaran mengenai konsep yang sedang dipelajarinya tersebut. Dengan model pembelajaran Example Non-Example siswa juga dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, dapat meningkatkan komunikasi matematika siswa, serta dapat
Ekuivalen: Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example memanfaatkan Poster dan Puzzle Penyelesaian terhadap Pemahaman Konsep Matematika
77
mengukur seberapa paham mereka tentang materi yang sedang dipelajari ketika mereka diminta untuk menyampaikan pendapatnya. Model pembelajaran Probing-Prompting Learning dengan memanfaatkan poster dengan puzzle penyelesaian ini erat kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga membuat siswa merasa tegang dalam proses pembelajarannya dan sulit untuk berkosentrasi serta guru juga harus lebih jeli untuk memilih atau memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bisa menggali atau menuntut siswa untuk memberikan jawabannya. Disamping itu model pembelajaran Probing-Prompting Learning dalam proses pencarian dan penemuan jawaban siswa mengalami kesulitan karena sebelum siswa menganalisis gambar yang telah disediakan mereka belum pernah mendapatkan petunjuk dan materi hanya diberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan saja untuk mereka menemukan jawabannya.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang dikenai model pembelajaran Example Non-Example dengan memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran Probing-Prompting Learning dengan memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian pada pokok bahasan transformasi di kelas VII SMP Negeri 1 Buluspesantren tahun pelajaran 2014/2015. Dari hasil kesimpulan peneliti memberikan saran ketika menggunakan model pembelajaran Example Non-Example dan model pembelajaran Probing-Prompting Learning dengan sama-sama memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian sebaiknya guru membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi dan dalam mengalokasikan waktu karena tidak semua materi dapat mempergunakan kedua model pembelajaran tersebut dan membutuhkan waktu yang lama dalam mempersiapkan media pembelajarannya. Dalam penggunaan model pembelajaran Probing-Prompting Learning dengan memanfaatkan poster dan puzzle penyelesaian sebaiknya guru menyusun pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk mengarahkan siswa menemukan sebuah konsep dan sebagai pancingan agar siswa menemukan jawaban yang tepat.
78
Ekuivalen: Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example memanfaatkan Poster dan Puzzle Penyelesaian terhadap Pemahaman Konsep Matematika
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, S. B. & Aswan Zain. (Eds.) 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Alfabeta. Harahap, S. E. & Sigalingging. 2014. Efektivitas Metode Permainan Puzzle terhadap Kemampuan Menulis Surat Dinas oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Jurnal UNIMED. Diunduh dari jurnal.unimed.ac.id pada 14 Januari 2015 Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Tiyanto, W, et.al. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kumon Berbantu Media Poster Bervisi Sets Terhadap Pencapaian Kompetensi. Chemistry in Education. 3, 8-14.
Ekuivalen: Pengaruh Model Pembelajaran Example Non-Example memanfaatkan Poster dan Puzzle Penyelesaian terhadap Pemahaman Konsep Matematika
79