KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIRSQUARE (TPS) DAN JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA Oleh: Abdurrohman Rais, Abu Syafik, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Purworejo. e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah rata-rata pemahaman konsep matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, (2) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika, dan (3) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling diambil sampel sebanyak dua kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa thitung = 1,86285 > ttabel = 1,66901 sehingga dapat disimpulkan rata-rata pemahaman konsep matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika dengan thitung = 4,3208 > ttabel = 1,6690 pada model pembelajaran TPS sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika dengan thitung = 1,3194 < ttabel = 1,6690.
Kata kunci: keefektifan, TPS, Jigsaw, pemahaman konsep matematika PENDAHULUAN Dalam mempelajari matematika, pemahaman konsep matematika sangat penting untuk siswa. Pemahaman konsep tersebut perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak dini karena sangat penting dalam memahami konsep matematika selanjutnya. Penggunaan model pembelajaran akan mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Salah satu model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) karena melibatkan seluruh siswa dalam bentuk kelompok-kelompok belajar. Model pembelajaran ini beranekaragam, beberapa diantaranya Think-Pair-Square dan Jigsaw.
Ekuivalen: Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square (TPS) Dan Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
259
Menurut Anita Lie (2008: 58) prosedur pembelajaran TPS adalah sebagai berikut: 1) guru membagi seluruh siswa kedalam kelompok dimana satu kelompok terdiri dari 4 orang; 2) guru memberikan permasalahan secara klasikal; 3) dalam pengerjaannya, mula-mula siswa diminta bekerja sendiri-sendiri lalu berpasangan dengan salah satu teman kelompoknya dan selanjutnya dengan kelompok berempat. Sedangkan menurut Slavin (2008: 238-244), prosedur pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu: 1) membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang; 2) masing-masing mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli; 3) kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan masing-masing anggota kelompok saling membantu untuk menguasai topik tersebut; dan 4) setelah memahami materi, kelompok ahli kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya. Salah satu tujuan utama pembelajaran matematika yang diajarkan oleh guru adalah pemahaman konsep matematis, sehingga guru mempunyai peran sebagai pembimbing agar siswa mencapai konsep yang diharapkan. Sedangkan indikatorindikator pemahaman konsep matematika menurut Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 dalam (Sri Wardhani, 2008:10) antara lain: 1) menyatakan ulang sebuah konsep; 2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifatsifat tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) memberi contoh dan noncontoh dari suatu konsep; 4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; 5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; 6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu ; dan 7) mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) apakah ratarata pemahaman konsep matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?; 2) apakah model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika?; dan 3) apakah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika?. Sedangkan tujuan dari
260
Ekuivalen: Ekuivalen: Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square (TPS) Dan Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui apakah rata-rata pemahaman konsep matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; 2) untuk menyelidiki keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika; dan 3) untuk menyelidiki keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2013 di SMP Negeri 7 Kebumen. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain counterbalance, atau lebih dikenal dengan desain crossover, switchover atau rotasi. Populasi dari penelitian ini adalah kelas VIII SMP Negeri 7 Kebumen tahun ajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Dari teknik sampling tersebut diperoleh kelas VIII C akan dikenai perlakuan pertama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VIII A dengan perlakuan pertama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai kelas eksperimen 2. Kemudian dilanjutkan dengan rotasi model pembelajaran pada masing-masing kelas eksperimen selama setengah waktu eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi yang berupa nilai UTS genap seluruh kelas VIII SMP Negeri 7 Kebumen tahun ajaran 2012/2013, dan teknik tes yang diberikan pada masing-masing kelas eksperimen setelah setengah waktu eksperimen. Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu analisis data tahap awal yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel berangkat dari titik tolak yang sama melalui uji keseimbangan dan analisis data tahap akhir yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang berupa nilai tes gabungan masing-masing model pembelajaran selama setengah waktu eksperimen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ekuivalen: Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square (TPS) Dan Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
261
Dari hasil perhitungan uji keseimbangan diperoleh thitung = -1,23074. Sedangkan dengan dk = 63, dengan taraf signifikasi (∝) = 0,05 diperoleh ttabel = 1,960. Karena -ttabel < thitung < ttabel maka H0 berada pada daerah penerimaan. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Dengan kata lain kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua ratarata satu ekor (ekor kanan) pada data gabungan tes pemahaman konsep matematika subpokok bahasan prisma dan limas diperoleh hasil thitung > t(0,05;64) (1,86285 > 1,66901). Sehingga dapat disimpulkan rata-rata pemahaman konsep matematika dengan model pembelajaran TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan uji ketuntasan belajar diperoleh hasil bahwa thitung > t(0,05;64) (4,3208 > 1,6690) untuk model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Sedangkan untuk model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diperoleh thitung < t(0,05;64) (1,3194 < 1,6690). Jadi rata-rata pemahaman konsep matematika untuk model pembelajaran kooperatif tipe TPS mencapai ketuntasan belajar dan rata-rata pemahaman konsep matematika untuk model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak mencapai ketuntasan belajar. Deskripsi hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa rata-rata pemahaman konsep matematika model pembelajaran kooperatif tipe TPS mencapai ketuntasan belajar yang berarti model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif terhadap rata-rata pemahaman
konsep
matematika.
Sedangkan
rata-rata
pemahaman
konsep
matematika model pembelajaran kooperatif tipe Jigaw tidak mencapai ketuntasan belajar yang berarti model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak efektif terhadap pemahaman konsep matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS memberikan hasil rata-rata pemahaman konsep matematika yang lebih baik daripada rata-rata pemahaman konsep matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw karena pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman konsep matematika dengan menjawab permasalahan secara individu dan kelompok. Penanaman konsep dimulai
262
Ekuivalen: Ekuivalen: Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square (TPS) Dan Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
ketika siswa menjawab permasalahan secara individu yang kemudian dikembangkan ketika siswa berdiskusi secara berpasangan dan berkelompok. Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, jumlah anggota dalam kelompok ahli yang besar akan membuat diskusi tidak efektif karena siswa yang aktif berdiskusi hanya beberapa orang sehingga interaksi antar siswa menjadi berkurang. Selain itu dengan jumlah anggota yang besar pada kelompok ahli juga berimplikasi pada kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika lebih rendah, karena siswa tidak dapat mengungkapkan kesalahannya dalam memahami konsep matematika. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1) rata-rata pemahaman konsep matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; 2) model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika; dan 3) model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak efektif terhadap rata-rata pemahaman konsep matematika. Adapun beberapa saran yang perlu dipertimbangkan oleh guru dan peneliti lain yang hendak menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, yaitu: 1) pembagian waktu dalam tiap tahap TPS dan Jigsaw direncanakan dengan cermat agar waktu pembelajaran efektif; dan 2) pembagian kelompok diskusi, selain mempertimbangkan prestasi akademis, harus memperhatikan perbedaan gender. DAFTAR PUSTAKA Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: PPPPTK
Ekuivalen: Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Square (TPS) Dan Jigsaw Terhadap Pemahaman Konsep Matematika
263