e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 CANDIKUSUMA Ni Kadek Dina Kusuma Dewi1, Putu Nanci Riastini2, Ketut Pudjawan3 1,2
Jurusan PGSD, 3Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep Matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran ARIAS dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan bukan model pembelajaran ARIAS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Candikusuma Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan penelitian “Post Test Only Control Group Design”. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V SD Negeri 1 Candikusuma. Sampel dari penelitian ini adalah kelompok kelas VA dan kelompok kelas VB. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan dengan teknik random sampling. Metode yang digunakan adalah metode tes dengan instrumen pengumpulan data berupa tes uraian. Data pemahaman konsep dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik infrensial (uji-t) Polled Varians. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep Matematika anatara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran ARIAS dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan bukan model pembelajaran ARIAS. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu siswa memiliki rasa percaya diri, aktif, memiliki rasa ingin tahu, dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini berarti bahwa, model pembelajaran ARIAS berpengaruh terhadap pemahaman konsep Matematika siswa kelas V di SD Negeri 1 Candikusuma tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci : matematika, Model ARIAS, pemahaman konsep Abstract This study aimed at determining the difference of Mathematics concept understanding between group of students who were taught by using ARIAS learning model and group of students who were not taught by using ARIAS learning model in grade V students of SD Negeri 1 Candikusuma, Melaya District, Jembrana Regencyin academic year 2016/2017. A quasi-experiment by using "Post Test Only Control Group Design" was applied in this research.The population of this study was grade V students of SD Negeri 1 Candikusuma. The sample of this research was from VA class and VB class. The experimental group and control group were determined by random sampling technique. The data collection instrument used were in the form of essay test. Conceptual understanding data were analyzed by using descriptive statistics and inferential statistics (t-test) Polled Variance. The result of the hypothesis testing showed that there was a different understanding concept of Mathematics between group of students who were taught by using ARIAS learning model and those who were not taught by using ARIAS. The findings showed that students were more confidence, active, curious, and eager to follow the learning process. It meant that the ARIAS learning model had an effect on students’ understanding concept of Mathematics in grade V students of SD Negeri 1 Candikusuma in the academic year 2016/2017. Keywords: mathematics, ARIAS model, conceptual understanding
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENDAHULUAN Pendidikan sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling utama bagi siswa dan dapat ditempuh selama 6 tahun. Susanto (2013), menyatakan bahwa tujuan pendidikan di sekolah dasar yaitu agar siswa mampu memahami potensi diri yang dimilikinya dan dapat merencanakan serangkaian keputusan untuk masa depannya. Agar siswa dapat memahami potensi yang dimiliki, siswa diajarkan berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah mata pelajaran Matematika. Menurut Susanto (2013), Matematika merupakan disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan beragumentasi serta memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat Japa & Suarjana (2014:3) yang menyatakan, “perlu disadari bahwa dibelajarkannya Matematika kepada semua peserta didik mulai dari tingkat sekolah dasar adalah untuk membekali mereka berbagai kemampuan seperti: kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan untuk bekerjasama”. Penguasaan terhadap Matematika sangat diperlukan, dan pemahaman terhadap konsep-konsep Matematika perlu diperhatikan dengan benar. Alasannya, konsep-konsep Matematika merupakan rangkaian sebab akibat. Suatu konsep disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya dan akan menjadi konsepkonsep selanjutnya, sehingga pemahaman konsep yang salah akan berakibat pada kesalahan pada konsep selanjutnya (Prihandoko, 2006). Dengan demikian, Matematika adalah ilmu yang sangat penting dipelajari, yang menjadi dasar untuk mempelajari ilmu yang lain, sehingga pemahaman konsep Matematika siswa harus dikuasai secara benar. Namun kenyataan yang terjadi, pemahaman konsep Matematika belum dikuasai oleh siswa. Herlina (2013:150) menyatakan pemahaman konsep adalah “kemampuan memahami ide yang
diabstrakkan dari sebuah peristiwa atau contoh konkrit”. “Pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang ada kaitan dengan konsep yang dimilikinya” (Hamdani,dkk., 2012:82). National Council of Teachers of Mathematics (2000) menjelaskan bahwa indikator-indikator dalam pemahaman konsep Matematika adalah (a) Describe concepts in their own words (menyatakan konsep dengan katakata sendiri), (b) Identify or give examples and nonexamples of concepts (mengidentifikasi atau memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep), (c) Use concepts correctly in a variety situations (mengaplikasikan atau menggunakan konsep dengan benar dalam berbagai situasi). Pemahaman konsep merupakan pengetahuan awal yang dimiliki seseorang yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan, yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah ia miliki. Sebagai bukti bahwa pemahaman konsep Matematika siswa masih kurang yaitu, hasil tes yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa penguasaan Matematika siswa Indonesia berada pada peringkat 63 dari 64 negara. Pada tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara. Selanjutnya, hasil tes yang dilakukan oleh Trend in International Mathematics and Scienes Study (TIMSS) pada tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat 44 dari 49 negara. Hal Ini membuktikan bahwa pemahaman konsep Matematika siswa Indonesia masih sangat kurang. Berdasarkan kegiatan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5 Januari 2017 diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran Matematika masih sangat kurang. Hal ini disebabkan karena, 1) pada proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, 2) siswa masih bersifat pasif yaitu siswa tidak dapat menemukan atau mengembangkan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya, 3) siswa hanya disuruh mengerjakan soal 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
menggunakan rumus tertentu sehingga siswa hanya terpaku pada contoh yang diberikan oleh guru, 4) pembelajaran yang diberikan oleh guru kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa, 5) siswa tidak bisa menjelaskan kembali konsep materi yang telah ia pelajari. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru Matematika kelas V diperoleh keterangan bahwa hasil belajar siswa sangat rendah. Hal ini disebabkan karena, 1) pemahaman siswa untuk menerima materi pelajaran Matematika sejauh ini masih sangat kurang contohnya, siswa jika disuruh mengerjakan soal yang diberikan oleh guru hanya 20% yang bisa menjawab, 2) siswa belum dapat menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan disekolah dalam kehidupan sehari-hari contohnya sekiatr 50% siswa masih banyak yang tidak tahu bagaimana bentuk kubus dan balok dalam kehidupan
sehari-hari, 3) kurangnya minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran yaitu, sekitar 70% siswa saat proses pembelajaran perhatiannya tidak terpusat pada guru, ada yang diam, bermain dengan teman sebangku, menggambar pada buku bahkan ada yang mengantuk, 4) jika siswa diberikan soal yang berbeda dengan contoh hanya 20% siswa yang bisa menjawab, 5) siswa belum bisa menentukan langkahlangkah yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam menjawab soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemahaman konsep Matematika siswa kelas V masih sangat kurang. Kenyataan rendahnya pemahaman konsep Matematika siswa memang benar terjadi. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes pengumpulan data kemampuan pemahaman konsep Matematika siswa kelas V di SD Negeri 1 Candikusuma, yang disajikan pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rata-rata Skor Hasil Tes Pengumpulan Data Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 1 Candikusuma Jumlah No Sekolah Skor rata-rata siswa siswa 1 SD Negeri 1 Candikusuma (Kelas A) 30 39,54 2 SD Negeri 1 Candikusuma (Kelas B) 32 40,85 Rata-rata keseluruhan 62 6,15 (Sumber: Daftar Skor Tes Pengumpulan Data Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 1 Candikusuma Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana, 2017) Berdasarkan tabel 1, rata-rata skor pemahaman konsep Matematika siswa secara keseluruhan adalah 6,15, yang apabila dikonversikan terhadap skala lima teoritik berada pada katagori rendah. Berdasarkan permasalahan di atas, guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran Matematika. Hal ini disebabkan karena untuk membentuk suatu pemahaman konsep yang baik maka diperlukan pola pembelajaran yang teratur, sistematik, dan bermakna. Inovasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep Matematika siswa adalah menggunakan model pembelajaran ARIAS. Model pembelajaran ARIAS merupakan model pembelajaran yang
sederhana, sistematik, bermakna, dan dapat digunakan oleh guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik (Siahaan, dkk., 2010). Sejalan dengan pendapat tersebut Ahmadi,dkk. (2011:67) menyatakan “model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interst, Assessment, dan Satisfaction) dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik”. Model pembelajaran ARIAS memiliki lima komponen yang tidak dapat dipisahkan yaitu Assurance, Relevance, Interst, Assessment dan Satisfaction). Tahap awal dari model ini adalah membangun rasa percaya diri siswa agar 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
mereka berhasil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (assurance). Rahman & Amri (2014:56) menyatakan, “pentingnya bagi guru untuk menanamkan rasa percaya diri ini pada siswa guna mendorong dan memotivasi diri mereka untuk berhasil dan berprestasi secara optimal sehingga mampu bersaing dengan teman-temannya dalam pembelajaran”. Materi pelajaran yang bersifat abstrak dikaitkan dengan kehidupan seharihari siswa (relevance), sehingga akan membantu siswa dalam mengembangkan daya nalarnya. Daya nalar yang baik akan menjadikan siswa mampu mengembangkan ide-ide atau gagasan yang ia miliki. Menurut Ahmadi, dkk. (2011:73), “ sesuatu yang memiliki arah tujuan yang jelas, dan sasaran yang jelas serta ada manfaatnya dan relevan dengan kehidupan akan mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut”. Pembelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa akan menjadi menarik dan dapat memelihara minat siswa untuk belajar (interest). Rahman & Amri (2014:57) menyatakan bahwa, “minat/perhatian merupakan aspek penting dari sebuah pembelajaran yang berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa”. Sejalan dengan pendapat tersebut Susanto (2013:66) menyatakan, “minat ini merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan perhatian terhadap seseorang, suatu benda, atau kegiatan tertentu”. Minat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang siswa peroleh. Setelah melaksanakan proses pembelajaran, guru melaksanakan evaluasi baik, selama proses pembelajaran berlangsung maupun pada akhir pembelajaran (assessment). Koyan (2011:12) yang menyatakan, tujuan utama asesment atau evaluasi dalam pembelajaran adalah “memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses pembelajaran”. Perlu diadakan assesment berfungsi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga mereka bangga atas keberhasilan yang telah
dicapai, sekalipun keberhasilan itu kecil (satisfaction). Satisfaction berfungsi untuk memberi penguatan dan memotivasi siswa agar semangat mengikuti proses pembelajaran. Aunurrahman (2013:128) menyatakan, “memberi penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkaan kualitas tingkah laku pada waktu yang lain”. Pada akhirnya proses pembelajaran siswa diberikan pengutan dan penghargaan agar siswa semangat mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep Matematika siswa. Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, dengan penerapan model pembelajaran ARIAS memungkinkan akan terjadi pengaruh terhadap pemahaman konsep Matematika siswa. Namun, besarnya pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap pemahaman konsep Matematika belum dapat diketahui secara pasti. Agar dapat mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran ARIAS terhadap pemahaman konsep Matematika, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS terhadap Pemahaman Konsep Matematika pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Candikusuma Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2016/2017”. METODE Penelitan ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Candikusuma Desa Candikusuma Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana. Penelitian dilaksanakan pada kelas V semester Genap tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen). Quasi eksperimen dipilih karena variabel-variabel dalam penelitian ini tidak dapat dikontrol secara penuh. Penelitian eksperimen semu ini, menggunakan desain “Post Test Only Control Grup Design”. Secara prosedural desain ini dapat dilihat pada tabel 2.
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 2. Desai Penelitian Post Test Only Control Grup Design Kelas Eksperimen Kontrol
Treatment Post-test X1 O1 O2 (Sumber: Dimodifikasi dari Sugiyono, 2015:112)
Keterangan: E = kelompok eksperimen K = kelompok kontrol O1 = post-test terhadap kelompok eksperimen O2 = post-test terhadap kelompok kontrol X1 = treatment terhadap kelompok eksperimen (model pembelajaran ARIAS) = treatment tidak diberikan terhadap kelompok kontrol (bukan pembelajaran ARIAS) Rancangan ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mendapat perlakuan baru, sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Post-test diberikan kepada semua kelompok penelitian. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran ARIAS dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran bukan ARIAS.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas V di SD Negeri 1 Candikusuma tahun pelajaran 2016/2017. Populasi terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas VA dan VB. Jumlah keseluruhan populasi adalah 62 orang siswa, dengan komposisi pada masing-masing kelas disajikan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Distribusi Populasi Penelitian No 1 2
Nama Sekolah SD Negeri 1 Candikusuma SD Negeri 1 Candikusuma
Kelas VA VB
Jumlah Siswa 30 32
(Sumber: Wali Kelas V SD Negeri 1 Candikusuma) Penelitian ini termasuk penelitian populasi karena seluruh anggota populasi digunakan sebagai anggota sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelompok kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kelas VB sebagai kelompok kontrol. Penentuan sampel tersebut dilakukan dengan cara random. Random yang dilakukan yaitu terhadap kelas bukan terhadap individu. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkan untuk merandom individu karena individu-individu sudah berdistribusi ke dalam kelas-kelas yang ada. Cara penarikan sampel menggunakan sistem undian. Langkah awal penentuan sampel ini dilakukan dengan uji kesetaraan populasi menggunakan uji-t. Data yang digunakan untuk uji kesetaraan adalah hasil tes awal pemahaman konsep
Matematika siswa. Hasil perhitungan uji kesetaraan menunjukkan, thit 0,433 < ttab 2,045. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian setara. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai pemahaman konsep Matematika siswa. Metode pengumpulan data untuk mengukur pemahaman konsep siswa digunakan metode tes. Metode tes dilakukan dengan memberikan tes pada tiap individu. Tes dilakukan pada akhir pertemuan ke 8 yaitu setelah materi pembelajaran habis disampaikan. Tujuan dari diadakannya tes yaitu untuk mengukur pemahaman konsep Matematika siswa. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Instrumen yang diguakan untuk mengukur pemahaman konsep Matematika disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang dibuat dengan mempertimbangkan karakteristik tiap data. Setelah instrumen tersusun, agar instrumen dapat memenuhi syarat yang baik, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen berupa validitas isi tes, uji validitas butir tes, reliabilitas tes, daya beda butir tes, dan taraf kesukaran butir tes. Untuk mendeskripsikan hasil data yang diperoleh maka, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik diferensial. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data pemahaman konsep Matematika. Statistik deskriptif berfungsi untuk mengelompokkan data, menyelesaikan, memaparkan, dan menyajikan hasil olahan data. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus. Sedangkan statistik inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel bagi populasi. Pengujian hipotesis melalui uji-t yang diawali dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Setelah data diketahui berdistribusi normal dan bervarians homogen maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunkan uji-t (polled varians). Kriteria pengujian yaitu , terima H0 jika thitung ttab dan tolak H0 jika thitung > ttab(taraf signifikansi 5%). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan terbukti bahwa terdapat perbedaan terhadap pemahaman konsep Matematika antara kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ARIAS dan kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran bukan ARIAS. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji-t dan perbedaan rata-rata pemahaman konsep Matematika pada kedua kelompok. Berdasarkan data hasil post test kelompok eksperimen, diketahui bahwa skor pemahaman konsep Matematika siswa berada pada rentangan 27-71, dan data hasil post test kelompok kontrol, diketahui berada pada rentangan 23-56. Lebih jelasnya rekapitulasi pemahaman konsep Matematika siswa dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Rekapitulasi Perhitungan Skor Pemahaman Konsep Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah kelas interval (k) Rentang data Panjang kelas (p) Mean(M) Median (Md) Modus (Mo)
6 45 8 49,17 49,36 52,1
6 34 6 41,06 40,5 38,79
Mengacu pada tabel 4, tampak bahwa mean kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Selanjutnya apabila kualifikasi skor post test pemahaman konsep Matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikonversikan terhadap kategori skala lima teoritik, maka rata-rata kelompok eksperimen berada pada katagori tinggi dan kelompok kontrol berada pada katagori sedang.
Selanjutnya, untuk melihat kecenderungan skor yang diperoleh siswa, maka data post test pemahaman konsep Matematika kelompok eksperimen disajikan ke dalam kurva poligon sebagaimana terlihat pada Gambar 1.
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Gambar 1. Kurva Poligon skor Post Test Pemahaman Konsep Matematika Kelompok Eksperimen
Gambar 2. Kurva Poligon skor Post Test Pemahaman Konsep Matematika Kelompok Kontrol
Berdasarkan gambar 1, tampak bahwa pada kelompok eksperimen Modus lebih besar dari median dan Mean (Mo> Me > M), sehingga membentuk kurva poligon negatif. Hal ini berarti bahwa rata-rata skor pemahaman konsep siswa sebagian besar cendrung tinggi. Kemudian, kurva poligon skor post test pemahaman konsep Matematika siswa disajikan disajikan pada gambar 2.
Kelompok Eksperimen Kontrol
Berdasarkan Gambar 2, dapat diketahui bahwa mean lebih besar daripada median dan modus(M> Md> Mo), sehingga membentuk kurva juling positif. Hal ini berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, data berdistribusi normal dan homogen sehingga bisa dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkolerasi) dengan rumus polled varians.
Tabel 5 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji-t N Dk s2 Mean ( x ) 30 49, 17 114,10 60 32 41,06 69,90
Berdasarkan tabel 5, tampak bahwa, diperoleh t hitung sebesar 3,26,
t hitung
t tabel
3,26
2.00
pembelajaran ARIAS di kelas V SD Negeri 1 Candikusuma. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, model pembelajaran ARIAS membuat siswa mampu memiliki sikap percaya diri, bersemangat, dan memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran Matematika. Siswa tampak memiliki rasa percaya diri pada saat proses pembelajaran, seperti berani mengemukakan pendapat dan bertanya. Kemudian, penyampaian materi pembelajaran yang dikaitkan dengan
sedangkan ttabel dengan db = 60 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,00. Hal ini berarti, t hitung lebih besar dari ttabel ( t hitung > ttabel ), sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep Matematika pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran ARIAS dan bukan menggunakan model 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
kehidupan sehari-hari membuat siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Pada saat guru menyampaikan materi, siswa dituntut selalu memperhatikan gurunya. Dengan demikian, penguasaan materi siswa menjadi meningkat sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rahman & Amri (2014:56) menyatakan, “pentingnya bagi guru untuk menanamkan rasa percaya diri ini pada siswa guna mendorong dan memotivasi diri mereka untuk berhasil dan berprestasi secara optimal sehingga mampu bersaing dengan teman-temannya dalam pembelajaran”. Hal tersebut juga didukung oleh temuan Hindayani (2013) yang menjelaskan bahwa, model pembelajaran ARIAS mempunyai dampak instruksional yaitu perolehan dan penguasaan materi baru. Dampak pengiringnya yaitu siswa mempunyai rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat yang dimiliki, tumbuhnya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran Matematika, serta motivasi siswa untuk belajar semakin besar, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ke dua, kegiatan percobaan membuat siswa bersikap aktif dan memiliki rasa ingin tahu. Hal tersebut tampak dari partisipasi siswa mengajukan pendapat, bekerjasama, dan membenahi konsep yang keliru pada saat mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru. Siswa dapat mengkonstruksikan konsep secara bermakna dengan cara melakukan percobaan yang terdapat pada LKS. Dengan demikian pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Krismanto (2003) yang menyatakan, percobaan (eksperimen) menjadikan siswa lebih aktif sehingga menemukan berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Pengalaman belajar tersebut berguna sebagai sarana mengkonstruksi dan mengembangkan konsep atau prinsip. Ke tiga, pemberian reinforcement berupa pujian, penghargaan bintang dari kertas, dan tepuk salut sangat berpengauh terhadap tingginya semangat dan minat
siswa dalam proses pembelajaran. Reinforcement diberikan kepada siswa yang telah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran seperti menjawab pertanyaan, aktif berdiskusi, dan kelompok yang penampilannya paling baik. Pemberian reinforcement menyebabkan siswa lebih terdorong dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Adanya semangat, minat, dan ketertarikan siswa mengakibatkan materi yang disampaikan oleh guru akan mudah dipahami oleh siswa, sehingga berpengaruh terhadap tingginya pemahaman konsep siswa. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rahman & Amri (2014:57) yang menyatakan bahwa, “minat/perhatian merupakan aspek penting dari sebuah pembelajaran yang berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa”. Aunurrahman (2013:128) juga menyatakan, “memberi penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku pada waktu yang lain”. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan rumusan masalah, simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan terhadap pemahaman konsep Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran ARIAS dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan bukan ARIAS. Hasil uji-t menunjukkan bahwa thit adalah 3,26 sedangkan ttab pada taraf signifikansi 5% dan db = 60 adalah 2,00 (t hit > ttab). Di samping itu, rata-rata skor pemahaman konsep Matematika siswa yang belajar dengan model pembelajaran ARIAS (49,17) lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa yang belajar dengan model pembelajaran bukan ARIAS (41,06). Dengan demikian, model pembelajaran ARIAS berpengaruh terhadap pemahaman konsep Matematika siswa kelas V SD Negeri 1 candikusuma tahun pelajaran 2016/1017. Saran yang dapat disampaikan kepada pihak-pihak terkait yaitu, kepada guru hendaknya mencoba 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
mengembangkan kompetensinya dalam hal mengelola pembelajaran untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Kepada Kepala Sekolah hendaknya mengikut sertakan guru dalam seminar atau pelatihan mengenai pemahaman konsep Matematika. Kepada Peneliti lain, penelitian ini hanya dibatasi pada pemahaman konsep Matematika. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian hendaknya dapat melakukan penelitian yang mengukur rasa percaya diri siswa dengan model pembelajaran ARIAS.
288537 (diakses pada tanggal 23 Januari 2017). Herlina. 2013. “Penggunaan Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematika”. Journal Pendidikan Matematika. Vol. 2, No. 2 (Hlm 148-152). Tersedia padahttp://id.portalgaruda.org/index.p hp?ref=browse&mod=viewarticle&arti cle=288537 (diakses pada tanggal 13 Februari 2017). Hindayani, Ni Kd Sri. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Terhadap Hasil Belajar Matematika di SD”.E-journal PGSD Undiksha. Vol.3.
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih ditujukan kepada bapak Sukatno, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri 1 Candikusuma yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. Terimakasih juga diucapkan kepada Bapak I Nengah Suandra, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 1 Candikusuma yang telah membantu dan bekerjasama selama penelitian berlangsung. Serta Ibu Putu Nanci Riastini, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph p/JJPGSD/article/view/1495/1356 (diakses pada tanggal 23 Januari 2017). NCTM. 2000. A Principles and Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM. IAE,
2015.“Distribution of Mathematics Achievement”. Tersedia pada
timss2015.org/timss2015/mathematics /student-achievement (diakses pada tanggal 24 Januari 2017).
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Iif Kohirun, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Japa, I. G. Ngurah & I Md. Suarjana. 2014. Pendidikan Matematika I. Singaraja: Undiksha.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Koyan, I. W. 2011. Assesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.
Hamdani, Dedy, dkk. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dengan Menggunakan Alat Peraga terhadap Pemahaman Konsep Cahaya Kelas VIII di SMP Negeri 7 Kota Bengkulu”. Jurnal Exacta. Vol. X, No. 1. Tersedia pada http://id.portalgaruda.org/index.php?r ef=browse&mod=viewarticle&article=
Krismanto. 2008. “Beberapa Teknik, Model, dan Strategi dalam Pembelajaran Matematika”. Yogyakarta: Dapertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembanagan Penataran Guru (PPPG) Matematika. Tersedia pada https://www.google.com/search?q=Be 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
berapa+Teknik%2C+Model%2C+dan +Strategi+dalam+Pembelajaran+Mate matika&ie=utf-8&oe=utf (diakses pada tanggal 02 Januari 2017). OECD, 2014.PISA 2012 Results in Focus. Tersedia pada www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa2012-result.htm (diakses pada tanggal 24 Januari 2017). OECD, 2016.PISA 2015 Results in Focus.
Tesedia pada www.oecd.org/pisa/ (diakses tanggal 24 Januari 2017). Prihandoko, Antonius Cahya. 2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika secara Benar dan Baik. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan. Rahman, Muhammat & Sofan Amri. 2014. Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) Terintegratif dalam Teori dan Praktik untuk Menunjang Kurikulum 2013. Jakarta: Pt. Prestasi Pustakaraya Siahaan, Parsaoran, dkk. 2010. “Penerapan Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment and Satisfaction) dalam Pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)”. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK).Vol.03, No.1 (hlm.23-27). Tersedia pada http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/P ENDIDIKAN_TIK/Jurnal_Pend_TIK_V ol_3_No_1/PENERAPAN_MODEL_A RIAS_(ASSURANCE,_RELEVANCE, _INTEREST,_ASSESMENT_AND_S ATISFACTION_)_DALAM_PEMBELA JARAN_TIK_(TEKNOLOGI_INFORM ASI_DAN_KOMUNIKASI).pdf (diakses pada tanggal 22 Januari 2017).
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 10