PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON Rofita M. Patty1, Enos Taruh2, Supartin3 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA-Fisika yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping dengan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada saat semester genap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ternate Tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 14. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Dari populasi ini diambil 2 kelas secara acak. Kemudian, dipilih lagi secara acak dengan menggunakan koin untuk menentukan kelas yang diberikan perlakuan. Berdasarkan hasil random, kelas VIIIF terpilih sebagai kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping sedangkan VIIIN sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen tehnik pengumpulan data menggunakan test. Untuk pengujian normalitas data menggunakan uji Liliefors, dan pengujian homogenitas varians digunakan uji F. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan uji pihak kanan yaitu uji t. Hasil analisis serta berdasarkan uji pihak kanan dengan menggunakan uji t diperoleh thitung= 2,84 dan ttabel= 2,027 karena thitung > ttabel maka H1 diterima. Artinya bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA-Fisika yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping dengan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Kata kunci : Coopertative Tipe Window Shopping, Hukum Newton, dan Hasil Belajar
1
Rofita M. Patty, 421410009 Jurusan Fisika, Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Prof. Dr. Enos Taruh, M.Pd, Pembimbing I 3 Supartin, S.Pd, M.Pd, Pembimbing II
Pendidikan adalah proses menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tersebut diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional kependidikan dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru. Dalam proses pendidikan berlangsung, tentunya ada interaksi antara guru dan siswa sehingga terjadi proses belajar dan mengajar. Fisika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan menengah pertama sampai pendidikan tingkat tinggi, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa bidang studi Fisika juga memegang peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pada era sekarang ini. Oleh karena itu pengajaran Fisika pada anak didik disekolah- sekolah sangat diperlukan. Pembelajaran Fisika pada dasarnya bertujuan untuk membantu melatih pola pikir peserta didik agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat. Disamping itu agar siswa terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan konsep Fisika dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa. Karena kurangnya variasi penguasaan model dan metode dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dalam hal ini keaktifan dalam belajar masih terfokus pada guru. Cara berpikir lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, sehingga cara mengajar lama masih tetap dipertahankan. Padahal, tuntutan KTSP pada penyusunan RPP
menggunakan istilah skenario pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai sutradara dan siswa menjadi pemain. Meningkatkan prestasi siswa sangat tergantung bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa di dalam pembelajaran pada saat itu. Pentingnya proses belajar ini maka banyak ahli psikologi pendidikan yang telah mencurahkan perhatian terhadap masalah belajar. Ini terlihat dengan banyaknya definisi belajar yang berbeda-beda. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan , ketrampilan dan sikap (Winkel, 1999 : 53). Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman Salah satu model pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran yaitu model pembelajaran Window Shopping atau Belanja Ilmu. Dimana dengan model pembelajaran ini siswa akan kreatif, dengan melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan akan lebih mendalami pengetahuan dan menyadari pengalaman belajar. Meningkatkan prestasi siswa sangat tergantung bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa di dalam pembelajaran pada saat itu. Pentingnya proses belajar ini maka banyak ahli psikologi pendidikan yang telah mencurahkan perhatian terhadap masalah belajar. Ini terlihat dengan banyaknya definisi belajar yang berbeda-beda. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan , ketrampilan dan sikap (Winkel, 1999 : 53). Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman (dalam Purwanto, 2009 : 39). Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Tujuan interaksi belajar mengajar yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu (Sardiman, 2011: 14-15). Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para peserta didik belajar, memberi rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan (Ahmadi, 2011: 31). Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar (Purwanto, 2009: 45). Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel, 1996: 51). Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Menurut pendapat Lie (2008: 29) bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan bagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.
Menurut Agus (2011) Window Shopping biasa diartikan sebagai kegiatan jalan di pasar atau di mal hanya sekedar melihat-lihat saja tanpa belanja sesuatu. Dalam model pemebelajaran ini memang ada kegiatan siswa berjalan-jalan melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain. Namun demikian siswa yang berkunjung bukan berarti tidak mendapat apa-apa. Siswa yang berkunjung akan mendapat ilmu. Dalam model pembelajaran belanja ilmu siswa tidak hanya melihat-lihat hasil pekerjaan kelompok lain tetapi juga mencatat hasil pekerjaan tersebut untuk saling berbagi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap anggota yang berkunjung juga berbelanja ilmu untuk oleh-oleh anggota lainnya khususnya anggota yang bertugas sebagai βpenjaga tokoβ. Pembelajaran langsung atau direct instruction biasa dikenal dengan sebutan active teaching, itu mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara
langsung.
Pembelajaran
langsung
dirancang
untuk
penguasaan
pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif serta berbagai ketrampilan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan Posttest- Only Kontrol Design. Menurut Sugiyono (2013: 117) mengemukakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian di atas maka pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ternate pada tahun ajaran 2013/2014 yang tersebar pada 14 kelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dari penelitian ini dilakukan dengan cluster random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak berkelompok tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu karena anggota populasinya homogen (Sugiyono,2013: 121). Sehingga dari 14 kelas diambil 2 kelas sebagai sampel, yaitu kelas VIIIF sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 19 orang dan kelas VIIIN sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 26 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Berdasarkan hasil post-test pada kelas eksperimen serta hasil perhitungan pada (lampiran 7) diperoleh nilai Lo sebesar 0,088. Untuk taraf nyata πΌ = 0,05 dan n = 19, diperoleh nilai Ltabel sebesar 0,195 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab Lo = 0,088 < Ltabel = 0,195. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil postest kelas kontrol serta hasil perhitungan pada (lampiran 7) diperoleh nilai Lo sebesar 0,108. Untuk taraf nyata πΌ = 0,05 dan n = 26 diperoleh nilai Ldaftar sebesar 0,173. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterima sebab L0 = 0,108 < Ldaftar = 0,173. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. Pengujian homogenitas varians ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi apakah kedua sampel dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen atau tidak. Berdasarkan hasil tes belajar (postest) yang diberikan pada lampiran 8 dilakukan pengujian homogenitas varians. Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varians terkecil). Hipotesis yang diuji adalah : H0 : Varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : Varians data berasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengujian adalah terima H0 jika Fhitung < F Ξ± jika Fhitung > πΉ πΌ
(π1 π2 )
dengan πΉ πΌ
(π1 π2 )
(V 1 V 2 )
dan tolak H0
didapat dari daftar distribusi F dengan
peluang Ξ± = 0,05 sedangkan V1 dan V2 merupakan derajat kebebasan masingmasing. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varians terbesar s2 = 23,49 dan varians terkecil π 2 = 18,41 Dengan demikian nilai Fhitung = 1,28 sedangkan nilai Ftabel adalah 2,23. Maka dapat disimpulkan bahwa varians data berasal dari populasi yang homogen.
Karena kedua sampel berdistribusi normal, maka uji statistik dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (satu pihak), dengan taraf nyata Ξ± = 0,05 dan ππ = π1 + π2 β 2 = 19 + 26 β 2 = 43. Adapun hipotesis yang akan di uji adalah terima π»0 jika π‘
hitung
β€ π‘π‘ππππ dan tolak π»0 jika π‘
hitung
> π‘π‘ππππ dengan derajat kebebasan
(dk) = π1 + π2 β 2. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh
π‘βππ‘π’ππ = 2,84 dan
π‘π‘ππππ = 2,027. Dengan demikian π»0 ditolak dan π»1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran langsung, pada pokok bahasan hukum Newton. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA-fisika yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping dengan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini didasarkan pada pengujian hipotesis pada kriteria pengujian terima H0 jika π‘
hitung
β€ π‘π‘ππππ .
Selanjutnya diperoleh π‘βππ‘π’ππ = 2,84 > π‘π‘ππππ 2,017 sehingga π»0 berada pada daerah penolakan dan H1 berada pada daerah penerimaan. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran langsung, pada pokok bahasan hukum Newton. Rata-
rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping adalah 70,45 sedangkan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung rata-rata hasil belajarnya adalah 52. SARAN Berdasarkan uraian dalam kesimpulan di atas maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut: Diharapkan kepada guru mata pelajaran agar dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe window shopping dalam pembelajaranpembelajaran selanjutnya yang sesuai dengan kondisi materi karena setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan serta tidak semua materi dapat diterapkan model pembelajaran yang sama. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Bahri Syaiful. 2011. Psikologi Belajar edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Giancoli C. Douglas. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hasibuan. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Khoiru, Iif Ahmadi DKK. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: PT Prestasi Pustaka. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogayakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Soedarjana. 1982. Fisika Untuk Universitas 1 Mekanika, Panas, Bunyi, Bandung: Binacipta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Suprijono Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Bealajar. Taniredja, Tukirman, Miftah Efi dan Harmianto Sri. 2013 Model-model pembelajaran inovatif dan efektif . Bandung: Alfabeta. http://goeswarno.blogspot.com/2011/11/model-pembelaran-windowshopping.html http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-1736-.html http://journal.unsil.ac.id/jurnalunsil-1640-.html