PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA Bahrudin1, Rini Asnawati2, Pentatito Gunowibowo2
[email protected] 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
This quasi experimental research with posttest only control design aimed to know the influence of guided discovery method towards mathematical conceptual understanding. The population was 8 th grade students of SMPN 26 Bandar Lampung in academic year 2012/2013 that was distributed into seven classes. The samples were all students of VIIIA and VIIIB class that gotten by purposive sampling technique. The data research was mathematical conceptual understanding that was gotten by test. Data analysis result using t-test got studentβs mathematical conceptual understanding in guided discovery learning was higher than exspository learning. The conclusion was guided discovery method influences studentβs mathematical conceptual understanding of 8th grade students of SMPN 26 Bandar Lampung in academic year 2012/2013.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain posttest only control design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode penemuan terbimbing terhadap pemahaman konsep matematika. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun ajaran 20112/2013 yang terdistribusi dalam tujuh kelas. Melalui teknik purposive sampling, terpilih siswa kelas VIIIA dan VIIIB sebagai sampel penelitian. Data penelitian adalah data pemahaman konsep matematika yang diperoleh melalui tes. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu pihak diperoleh bahwa pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran metode ekspositori. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode penemuan terbimbing berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. Kata Kunci : metode penemuan terbimbing, pemahaman konsep matematika, pengaruh
pendidikan diarahkan untuk mening-
PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan
katkan kualitas manusia Indonesia
penting dalam kehidupan manusia.
seutuhnya melalui olah hati, olah pikir,
Melalui pendidikan, manusia akan
olah rasa dan olah raga agar memiliki
mampu mengembangkan potensi diri
daya
sehingga
tantangan global.
akan
tahankan hidup.
mampu
memper-
saing
dalam
menghadapi
Salah satu upaya
Seperti dinyatakan
peningkatan kualitas pendidikan dapat
dalam Undang-Undang Sistem Pen-
dilakukan melalui peningkatan kualitas
didikan Nasional Nomor 20 tahun
pembelajaran di sekolah sebagai lem-
2003 bahwa
baga pendidikan formal.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pengembangkan
potensi
diri
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan pada lembaga pendidikan formal sejak pendidikan dasar. Depdiknas dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyebutkan hal tersebut diterapkan guna mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
manusia merupakan suatu hal yang
serta kemampuan bekerjasama.
dibutuhkan dalam rangka mengadapi
mampuan tersebut diperlukan agar
laju perubahan IPTEK yang sangat
peserta didik dapat memiliki kemam-
pesat. Untuk mengikuti laju perubah-
puan memperoleh, mengelola, dan
an IPTEK ini dibutuhkan sumber daya
memanfaatkan informasi untuk berta-
manusia yang berkualitas sehingga
han hidup pada keadaan yang selalu
mampu bersaing dalam dunia global.
berubah dan kompetitif.
Ke-
Dalam rangka menyiapkan sumber
Disebutkan dalam Permendiknas
daya manusia berkualitas dibutuhkan
nomor 22 tahun 2006 tentang standar
kualitas pendidikan yang baik. Hal ini
isi mata pelajaran matematika lingkup
disebutkan dalam standar isi untuk
pendidikan
satuan pendidikan dasar dan mene-
bahwa salah satu kemampuan yang
ngah bahwa peningkatan kualitas
harus dimiliki siswa dalam mata
dasar
dan
menengah
pelajaran matematika adalah kemam-
siswa diberikan soal latihan dan guru
puan pemahaman konsep. Akan te-
memantaunya.
tapi, kenyataan menunjukkan bahwa
Salah satu faktor penyebab ren-
kemampuan pemahaman konsep siswa
dahnya kemampuan pemahaman kon-
dalam mata pelajaran matematika di
sep matematika siswa saat ini adalah
Indonesia masih rendah. Hal ini ditun-
pembelajaran matematika di sekolah
jukkan oleh data terbaru dari Trends in
saat
International
and
pembelajaran yang terpusat pada guru.
Science Study (TIMSS) tahun 2011
Guru menyampaikan materi dengan
menyebutkan bahwa 45% dari siswa
ceramah, kemudian memberikan con-
di Indonesia yang diteliti memiliki
toh soal, dan dilanjutkan dengan pem-
tingkatan tingkatan kemampuan mate-
berian latihan soal kepada siswa.
matika
15%
Pembelajaran dengan pola seperti ini
intermediate (sedang), dan 2% high
terjadi dalam metode pembelajaran
(tinggi).
ekspositori.
low
Mathematics
(rendah),
ini
masih
menggunakan
Hal ini diungkapkan
Rendahnya pemahaman konsep
Sanjaya dalam Isman (2012) yang
matematika siswa juga terjadi di SMP
menyebutkan bahwa metode eksposi-
Negeri 26 Bandar Lampung. Kurang-
tori
nya pemahaman konsep matematika
dengan prosedur mempersiapkan sis-
siswa, khususnya pada kelas VIII,
wa untuk menerima pelajaran, kemu-
terlihat
dari rata-rata nilai ujian
dian penyampaian materi pelajaran
matematika semester ganjil tahun
oleh guru, dan diakhiri dengan unjuk
pelajaran 2012/2013 yaitu sebesar
kemampuan siswa setelah mereka
41,80. Selama ini proses pembelajaran
menyimak penjelasan guru (latihan
di sekolah ini masih menggunakan
soal). Pembelajaran seperti ini meng-
metode ekspositori. Guru mengawali
akibatkan kemampuan pemahaman
pembelajaran dengan memberikan ter-
siswa kurang berkembang.
lebih dahulu definisi, prinsip dan
adalah
Untuk
strategi
mencapai
pembelajaran
pemahaman
konsep materi pelajaran, kemudian
konsep matematika siswa yang baik
memberikan contoh-contoh dengan
dapat dilakukan beberapa hal. Salah
ceramah di depan kelas. Kemudian,
satunya
adalah
memilih
metode
pembelajaran yang tepat sehingga
dapat mempermudah siswa memahami
yang mendalam, metode penemuan
konsep matematika. Pembelajaran ter-
terbimbing dapat dijadikan sebagai
sebut harus membudayakan siswa
alternatif solusi dalam pembelajaran.
membuat pengertian melalui pene-
Berdasarkan latar belakang yang
muan, sehingga diharapkan suatu kon-
telah
sep atau rumus yang dipelajari dapat
masalah dalam penelitian ini adalah
dimengerti siswa dan bertahan lama
βApakah metode penemuan terbim-
dalam ingatannya. Salah satu alterna-
bing berpengaruh terhadap pemaha-
tif yang mungkin dapat dimanfaatkan
man
dalam pembelajaran matematika ada-
Penelitian ini bertujuan untuk me-
lah metode penemuan terbimbing.
ngetahui pengaruh metode penemuan
Dalam metode ini, siswa terlibat suatu
terbimbing
dialog/interaksi dengan guru,
pemahaman
siswa
mencari kesimpulan yang diinginkan
diuraikan,
maka
konsep
rumusan
matematika?β.
terhadap
kemampuan
konsep
matematika
siswa.
melalui suatu urutan pertanyaan yang disusun oleh guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Markaban (2006) bahwa
dalam
metode
penemuan
terbimbing peran siswa cukup besar, karena
pembelajaran
tidak
lagi
terpusat pada guru, melainkan pada siswa. Dalam metode penemuan terbimbing, siswa memiliki kebebasan yang lebih besar dalam pembelajaran untuk mengembangkan segala ide dan kemampuannya
melalui
kegiatan
mencoba-coba (trial and error). Hasil penelitian
yang
Lesmana
(2008)
Pendidikan bahwa
dilakukan dari
Indonesia
untuk
membutuhkan
oleh
Universitas menyatakan
materi-materi pemahaman
yang konsep
METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdistribusi dalam tujuh kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan mengambil dua kelas yang memiliki nilai rata-rata kemampuan awalnya sama atau hampir sama dengan rata-rata populasi. Kemampuan awal dalam penelitian ini berdasarkan nilai rata-rata ujian akhir semester ganjil. Terdapat dua kelas yang mempunyai nilai relatif sama dengan rata-rata populasi yaitu kelas VIII.A dan VIII.B. Kelas VIII.A
dipilih sebagai kelas eksperimen
matematika kelas VIII SMP Negeri
karena memiliki rata-rata lebih kecil
26 Bandar Lampung. Dengan asumsi
dan kelas VIII.B sebagai kelas
bahwa kelompok guru matematika
kontrol.
kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar
Penelitian ini merupakan pene-
Lampung mengetahui dengan benar
litian eksperimen semu dengan desain
kurikulum SMP, penilaian terhadap
penelitian
control
kesesuaian butir tes dengan indikator
design. Pada desain ini, kelompok
pembelajaran dilakukan oleh guru
eksperimen memperoleh perlakuan
tersebut. Berdasarkan hasil penilaian
berupa pembelajaran dengan metode
guru mata pelajaran matematika,
penemuan
sedangkan
butir-butir tes telah sesuai dengan
kelompok kontrol memperoleh perla-
kompetensi dasar dan indikator yang
kuan berupa pembelajaran dengan
akan di ukur, sehingga tes dinyatakan
metode ekspositori.
valid.
posttest
only
terbimbing,
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam
perangkat
tes
dinyatakan valid, kemudian dilaku-
ini
kan uji coba untuk mengukur tingkat
adalah tes. Instrumen yang diguna-
reliabilitas tes. Setelah dilakukan uji
kan
data
coba instrumen diperoleh hasil bah-
penelitian ini berupa tes pemahaman
wa koefisien reliabilitas tes, yaitu r11
konsep yang disusun berdasarkan
= 0,73. Berdasarkan kriteria menurut
indikator
konsep
Sudijono (2003), instrumen tes me-
Setiap soal memiliki
miliki reliabilitas baik. Dengan de-
satu atau lebih indikator penguasaan
mikian, instrumen tes dapat diguna-
konsep matematika. Agar diperoleh
kan dalam penelitian karena sudah
data yang akurat, tes yang digunakan
memenuhi kriteria-kriteria tes yang
adalah tes yang memiliki kriteria tes
baik.
dalam
matematika.
penelitian
Setelah
pengambilan
pemahaman
yang baik, yaitu merupakan tes yang
Data yang dianalisis dalam
valid dan memiliki tingkat reliabilitas
penelitian ini adalah data pema-
tes yang baik.
haman konsep matematika siswa yang berupa data kuantitatif, yaitu
Validitas tes dalam penelitian ini
adalah
validitas
isi
yang
didasarkan atas judgment dari guru
nilai tes pemahaman konsep yang diperoleh dari posttest.
Sebelum
dilakukan
uji
hipotesis
terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan kesamaan varians data. Dari hasil perhitungan uji normalitas terhadap
Tabel 1 Data Pemahaman Konsep Matematika Siswa Ekspe- Kontrol rimen Skor terendah 42 30
data diperoleh ππ hitung = 3,66
Skor tertinggi
82
74
untuk kelas dengan pembelajaran
Rata-rata
62,50
54,59
metode penemuan terbimbing dan ππ
Simpangan
10,52
10,92
hitung = 3,72 untuk kelas dengan
Baku
pembelajaran
metode
ekspositori.
Kedua harga Chi-Kuadarat tersebut
Dari Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata skor pemahaman konsep
π
kurang dari π tabel (7,81). Sesuai
matematika siswa pada kelas dengan
dengan
pembelajaran
kriteria
pengujian,
H0
metode
penemuan
diterima. Dengan demikian, dapat di-
terbimbing
simpulkan bahwa kedua kelompok
kelas dengan pembelajaran metode
data berasal dari populasi yang
ekspositori.
berdistribusi
hasil
kelas dengan pembelajaran metode
perhitungan uji kesamaan varians
penemuan terbimibing lebih kecil
terhadap data diperoleh Fhitung = 1,08.
dibandingkan dengan kelas dengan
Dari daftar distribusi F diperoleh
kelas dengan pembelajaran metode
Ftabel = 2,01, artinya Fhitung < Ftabel,
ekspositori. Hal ini menunjukkan
Dengan demikian, sesuai dengan
bahwa nilai siswa pada kelas dengan
kriteria pengujian H0 diterima. Hal
metode penemuan terbimbing lebih
ini berarti bahwa varians kedua
homogen dan sebarannya mendekati
kelompok data sama.
skor rata-rata, sedangkan pada kelas
normal.
Dari
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengolahan data pemahaman konsep diperoleh data skor tertinggi, skor terendah, rata-rata skor, dan simpangan baku yang disajikan dalam tabel berikut.
dengan
lebih tinggi daripada
Simpangan baku pada
pembelajaran
ekspositori
lebih bervariasi dan sebarannya menjauhi skor rata-rata. Namun, untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa
pada pembelajaran dengan metode
Sementara itu, data rata-rata
ekspositori perlu dilakukan uji lebih
pencapaian
lanjut.
konsep matematika siswa pada kelas Dari
hasil
uji
indikator
pemahaman
prasyarat
dengan pembelajaran metode pene-
diketahui bahwa data dari kedua
muan terbimbing adalah 60,25%,
sampel berdistribusi normal dan
sedangkan kelas dengan pembe-
memiliki
varians
yang
sama.
lajaran metode ekspositori adalah
Menurut
Sudjana
(2005:
243),
56,92%.
Pencapaian indikator ter-
apabila data normal dan memiliki
tinggi pada kedua metode
varians
selanjutnya
pada indikator menyatakan ulang
dilakukan analisis data menggunakan
suatu konsep, yaitu sebesar 80,59%
uji kesamaan dua rata-rata satu
pada kelas dengan pembelajaran
pihak, yaitu dengan uji t.
metode penemuan terbimbing dan
yang
sama,
Berikut
adalah rangkuman hasil pengujian
77,88%
hipotesis dengan uji t.
pembelajaran
Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis thit t(0,95; 65) Keputusan Uji
Pencapaian indikator terendah untuk
3,04
1,67
Tolak H0
pada
kelas
adalah
metode
dengan
ekspositori.
kedua metode yaitu pada indikator mengaplikasikan
konsep,
yaitu
sebesar 32,35% pada kelas dengan Dari Tabel 2 terlihat bahwa π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ
sehingga hipotesis
nol ditolak. Dengan demikian, pemahaman konsep matematika siswa pada pembelajaran dengan metode
pembelajaran
metode
penemuan
terbimbing dan 29,17% pada kelas dengan pembelajaran metode ekspositori. Untuk indikator menyajikan konsep
dalam
berbagai
bentuk
penemuan terbimbing lebih tinggi
representasi matematika, pada kelas
daripada pemahaman konsep mate-
dengan metode pembelajaran ekspo-
matika siswa pada pembelajaran dengan metode ekspositori. Hal ini
sitori persentase pencapaian indikatornya sebesar 62,12%. Persentase
menunjukkan bahwa metode pene-
ini lebih tinggi dibandingkan penca-
muan terbimbing berpengaruh terha-
paian pada kelas dengan pembe-
dap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
lajaran metode penemuan terbimbing yaitu
sebesar
58,82%.
Namun
demikian, pada sebagian besar indi-
pembelajaran
metode
penemuan
kator pemahaman konsep pencapaian
terbimbing lebih tinggi dibandingkan
pada kelas dengan pembelajaran
pada kelas dengan pembelajaran
metode penemuan terbimbing lebih
metode ekspositori. Namun demi-
baik daripada kelas dengan pembe-
kian,
lajaran metode ekspositori. Hal ini
menyajikan konsep dalam berbagai
dapat dilihat dari rata-rata penca-
bentuk representasi matematika pada
paian indikator pemahaman konsep
kelas dengan pembelajaran metode
pada kelas dengan pembelajaran
ekspositori lebih tinggi dibandingkan
metode penemuan terbimbing lebih
kelas dengan pembelajaran metode
tinggi daripada rata-rata pencapaian
penemuan terbimbing.
indikator pemahaman konsep pada
disebabkan karena pada kelas dengan
kelas dengan pembelajaran metode
pembelajaran
ekspositori.
siswa diberikan langsung represen-
pencapaian
metode
indikator
Hal ini
ekspositori,
Berdasarkan analisis data dan
tasi oleh guru, sedangkan pada kelas
pengujian hipotesis diperoleh bahwa
dengan metode penemuan terbim-
pemahaman
matematika
bing, siswa harus menemukan sen-
siswa pada kelas dengan pembe-
diri. Sebenarnya proses menemukan
lajaran metode penemuan terbimbing
sendiri lebih baik untuk pemahaman
lebih tinggi daripada pemahaman
konsep
siswa,
konsep matematika siswa pada kelas
dengan
kebiasaan
dengan
metode
pembelajaran sebelumnya dan keter-
Hal ini menunjukkan
batasan peneliti dalam mengefektif-
bahwa metode penemuan terbimbing
kan waktu penelitian yang singkat
berpengaruh terhadap kemampuan
menjadikan proses penemuan belum
pemahaman
optimal. Selain itu, pencapaian in-
konsep
pembelajaran
ekspositori.
konsep
matematika
siswa.
dikator
Ditinjau dari analisis penca-
namun siswa
mengaplikasikan
berkaitan dengan
konsep
sangat rendah jika dibandingkan
paian indikator pemahaman konsep
dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar
lain. Hal ini mungkin terjadi karena
indikator
konsep,
indikator
mengaplikasikan konsep
dengan
berkaitan
erat
pencapaian
pemahaman pada
kelas
pencapaian indikator yang
dengan
indikator
menyajikan konsep dalam berbagai
metode ekspositori
bentuk representasi matematika dan
pembelajaran dengan metode pene-
menggunakan, memanfaatkan, me-
muan
terbimbing
milih prosedur atau operasi tertentu
untuk
aktif
yang pencapainnya juga terbilang
siswa lainnya untuk menemukan dan
rendah
dibanding
indikator
mengontruksi sendiri konsep mate-
lainnya.
Selain
kurangnya
matika. Menurut Depdiknas (2008:
latihan-latihan yang mengarahkan
13) dikatakan bahwa pengetahuan
siswa untuk mengaplikasikan konsep
yang baru akan melekat lebih lama
yang telah dipelajari menyebabkan
apabila
pencapaian
mengapli-
langsung dalam proses pemahaman
kasikan konsep belum maksimal.
dan mengkonstruksi sendiri konsep
Walaupun
atau pengetahuan tersebut.
dua itu,
indikator
demikian,
pencapaian
indikator mengaplikasikan konsep di kelas
dengan
metode
yaitu pada
siswa
dituntut
bekerjasama
dengan
siswa
dilibatkan
secara
Dalam penelitian ini, siswa
penemuan
belajar secara berkelompok dengan
terbimbing tetap lebih tinggi di-
setiap kelompok beranggotakan 5-6
bandingkan dengan kelas dengan
siswa,
metode
ekspositori.
untuk menemukan konsep melalui
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan mengerjakan Lembar Kerja
secara umum pencapaian indikator
Kelompok (LKK) penemuan terbim-
pemahaman
matematika
bing secara berdiskusi dalam kelom-
siswa yang mengikuti pembelajaran
pok. Dalam mengerjakan diskusi ini,
dengan metode penemuan terbim-
siswa juga mendapat
bing lebih tinggi daripada siswa yang
secara langsung saat mengalami ke-
mengikuti pembelajaran dengan me-
sulitan dalam menjawab pertanyaan
tode ekspositori.
bimbingan pada LKK. Namun, bim-
pembelajaran
Hal-hal
konsep
memfasilitasi
siswa
bimbingan
menyebabkan
bingan ini tidak menjawab perta-
matematika
nyaan-pertanyaan siswa secara lang-
siswa yang mengikuti pembelajaran
sung. Siswa diminta untuk lebih
dengan metode penemuan terbim-
cermat
bing lebih tinggi daripada siswa yang
ditanyakan, jawaban harus ditemu-
mengikuti
kan sendiri oleh siswa. Siswa hanya
pemahaman
yang
guru
konsep
pembelajaran
dengan
mendiskusikan
hal
yang
diberi
petunjuk
tambahan untuk
saat diskusi dalam kelompok masih
membantu mengarahkan menemukan
terdapat siswa yang mengobrol dan
jawaban pertanyaan atau konsep
pada saat persentasi hasil diskusi
yang dipelajari. Proses menemukan
tidak
yang dialami sendiri oleh siswa
ataupun menanggapi. Namun setelah
seperti ini membuat materi yang
pertemuan ketiga siswa sudah mulai
dipelajari dapat dipahami dengan
terbiasa
baik dan lama dalam ingatan.
lajaran ini.
Berbeda dengan kelas yang mengikuti
pembelajaran
dengan
ada
siswa
dengan
yang
bertanya
metode
pembe-
Kelemahan lainnya dalam penelitian ini adalah tidak diukurnya
metode ekspositori, siswa cenderung
pemahaman awal
lebih
pada
matematika siswa pada materi garis
mencatat
singgung lingkaran. Dengan demi-
materi yang mereka anggap penting,
kian, tidak diketahui kemampuan
sehingga siswa kurang mendapat
pemahaman konsep materi garis
kesempatan untuk mengembangkan
singgung
kemampuan
konsep.
pembelajaran di kedua kelas sama
Pada saat diberi kesempatan untuk
atau tidak. Hal ini dapat memung-
bertanya
tentang
dipelajari
atau
pasif
penjelasan
dan guru
terfokus serta
pemahaman
terhadap konsep
lingkaran
pada
awal
materi
yang
kinkan hasil yang lebih baik pada
menjawab
soal,
kelas dengan pembelajaran pene-
terlihat hanya beberapa siswa saja
muan
yang aktif.
karena perlakuan, tetapi dikarenakan
Dalam penelitian ini, terdapat
terbimbing
kemampuan
terjadi
pemahaman
bukan
konsep
beberapa kelemahan yang menye-
pada awal penelitian memang sudah
babkan belum optimalnya hasil yang
lebih tinggi.
diperoleh, diantaranya adalah pada dua
pertemuan pertama
Hal lain yang juga menjadi
tahapan
kelemahan adalah rencana pelaksa-
pembelajaran penemuan terbimibing
naan pembelajaran yang disusun
belum berjalan sebagaimana mes-
telah
tinya. Hal ini disebabkan siswa
berkarakter namun perkembangan
belum terbiasa dengan pembelajaran
karakter siswa dalam penelitian tidak
penemuan terbimbing, seperti pada
diukur di akhir pembelajaran.
menggunakan
pembelajaran
Hal
ini menyebabkan hasil belajar yang lain, berupa perkembangan karakter, yang berhubungan dengan pemahaman kosep matematika tidak terukur. Akan lebih baik jika perkembangan ini diukur karena
bisa diperoleh
hasil lain yang dapat mendukung kemampuan
pemahaman
konsep
siswa. KESIMPULAN Hasil
penelitian
pembahasan
menunjukkan
pemahaman
konsep
dan bahwa
matematika
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
metode
penemuan
terbimbing lebih tinggi daripada pemahaman
konsep
matematika
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode ekspositori. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan terbimbing pemahaman
metode
penemuan
berpengaruh konsep
terhadap
matematika
_________. 2008. Strategi Pembelajaran MIPA. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Isman. 2012. Metode Ekspositori. (Online), (http://www.gurukelas.com/20 12/09/metode-ekspositori.html, diakses pada 5 Januari 2013) Lesmana, Indra. 2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa. (Skripsi UPI). (Online), (http://repository.upi.edu/skrips ilist.php , diakses pada 5 Desember 2012) Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. (Online), (http://58.145.171.59/web/PPP/ PPP_Penemuan terbimbing.pdf, diakses tanggal 10 Desember 2012). Mullis, Ina V.S. 2012. TIMSS 2011 International Results in Mathematics. USA: TIMSS & PIRLS International Study Center
siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito