PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI MADRASAH TSANAWIYAH AL FALAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Sarjana Pendidikan
Oleh Mulyawati NIM : 109015000156
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: "Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS
di
Madrasah Tsanawiyah
Al
Falah
lakarta", disusun oleh Mulyawati NIM: 109015000156, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) universitas Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari
Senin, 15 Juni 2015
di hadapan dewan penguji"
Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana 51 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IpS. Jakarta, l5 Juni 2015 Panitia Uj ian Munaqasah
Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. Iwan Purwanto. M.Pd NrP. 1 9730 42420080t10r2 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. S),aripulloh. M.Si NIP. 1 96709092007 01 t033
qls /*
Penguji I
T-(
Dr. Muhamad Arif, M.Pd NIP. 1 9700 6061997 021002 Penguji
?a,
f
II
Mochammad Noviadi Nugroho. M.Pd 1 97 61118201101 1 006
NIP.
t955042
21-b'?olE
Tanda Tangan
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYS$ TERIIADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI MADRASAH TSANAWIYAH AL FALAH JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana pendidikan Oleh:
Mulyawati
NIM:
1090150001s6
Dosen Pembimbing
Anissa Windarti. M. Sc NIP. 19820802201 1012005
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KBGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
I 1436IJ
ST,RAT PERT\IYATAAN KARYA SENDIRT
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Mulyawati
NIM
:109015000156
Jurusan
:
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul "pengaruh Metode pembelajaran Means*
Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Berajar Ips di Madrasirh Tsanarviyah AI Falah Jakarta" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen AnissaWindarti M. Sc
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 15 Juni 2015
Mulyawati
NIM. 109015000i56
ABSTRAK
Mulyawati (109015000156). Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta. Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Al Falah Jakarta. Hasil belajar siswa masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode konvensional sehingga berdampak kepada hasil belajar siswa. Berdasarkan hal itu maka peneliti berupaya menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar IPS siswa bagi kelas VII di MTs MTs Al Falah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan selama 2x pertemuan. Teknik pengumpulan data antara lain dengan menggunakan tes, lembar observasi, dan lembar wawancara selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran Subjek penelitian adalah kelas VII-A sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September 2013. Hasil penelitian berdasarkan pengujian dua sampel menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel (9.46 > 1.67) pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs MTs Al Falah Jakarta.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Means-Ends Analysis, Hasil Belajar
iii
ABSTRACT
Mulyawati (109015000156). The Impact of Means-Ends Analysis Learning Methods to Increase Learning Outcomes Social Education Matter at MTs Al Falah Jakarta. Skripsi, Geography Studies Program, Department of Education Social Sciences, Tarbiyah and Teaching Science Faculty, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta This research is motivated by problems of low student learning outcomes in social studies in junior high school Al-Falah Jakarta. Student learning outcomes are still far from expectations. This occurs because the learning methods used by teachers are still using conventional methods until impact on student learning outcomes. Based on that, the researcher seeks to use the Means-Ends Analysis learning methods in learning activities in order to create a learning environment that is exciting and fun. The purpose of this research is to find out the influence of the use Means-Ends Analysis learning methods on learning outcomes for students of class VII social studies in Junior High School Al-Falah Jakarta. The method used in this study is quasi-experimental with the purposive sampling technique. The study was conducted during the meeting 2 times. Subjects were class VII as an experimental class of 30 people. Data collection techniques include using tests, observation sheets, and the questionnaires during the action and documentation of learning activities. The study was conducted from August up to September 2013. The results based on testing of two samples using t-test found that t arithmetic > t table (9.46 > 1.67) at the 0.05 significance level. This shows that there are significant differences between the experimental class and the control class. So, it can be concluded that there are significant use of Means-Ends Analysis learning methods to improve on learning outcomes social studies matter for students of class VII in Junior High School Al- Falah Jakarta.
Keywords: Learning Methods, Means-Ends Analysis, Learning Outcomes
iv
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemelihara alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Jurusan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak terlepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salahnya kiranya bila penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta seluruh staff fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Anissa Windarti M.Sc selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis. 4. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak membantu
serta membimbing
penulis
selama mengikuti
perkuliahan di Universitas ini. 5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya
yang
mengajar
di
Jurusan
Pendidikan
IPS.
Penulis
mengucapkan banyak terima kasih. 6. Orangtuaku tercinta Wasnimar (Ibu) dan Azwirman (Ayah) yang telah mendoakan dan mendukung dalam segi moral maupun finansial yang diberikan kepada penulis.
vi
7. Bapak H. Yusri, S.Pd.I selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta beserta para Staffnya, terutama Bapak Ahmad Syarifuddin, S.Pd.i selaku guru pamong IPS yang telah banyak membantu selama penelitian dilakukan disana, serta siswa/siswi MTs Al-Falah khususnya siswa kelas VII. 8. Kepada kakakku Azaria Waty, serta adik-adikku tersayang M. Iqbal, dan Abdurahman terima kasih atas segala doa dan perhatiannya. 9. Kepada Liang Miliartha yang selalu mendampingi dalam suka dan duka serta kasih sayang yang membuat semangat penulis. 10. Kepada sahabat-sahabat tercinta Aini, Marisa, Rini, Sapoer, Tria, Irfan, Yogi, Hersty dan kawan-kawan lain yang telah memberikan doa, motivasi, dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada Mayshella, Irma, Junita, Yolla, Maulana, Taufan, Team Cluster serta Crew CC 14045 yang selalu memberi dukungan dan doanya untuk penulis. 12. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan IPS Geografi angkatan 2009 yang selalu memberikan masukan dan dukungan. Semoga Allah Swt membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan karuniaNya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak serta bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Amien. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Jakarta, 26-06-2015 Penulis
Mulyawati vi
DAFTAR ISI Halaman Pengesahan ............................................................................... i Halaman Pernyataan................................................................................ ii Abstraksi ................................................................................................ iii Kata Pengantar ....................................................................................... vi Daftar Isi................................................................................................ vii Daftar Gambar ........................................................................................ ix Daftar Tabel ............................................................................................ x Daftar Lampiran ..................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1 B. Identifikasi Masalah..............................................................................4 C. Pembatasan Masalah.............................................................................4 D. Perumusan Masalah..............................................................................4 E. Tujuan Penelitian..................................................................................5 F. Manfaat Penelitian................................................................................5 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori.....................................................................................6
1. Hakikat Metode Pembelajaran.......................................................6 2. Hakikat Metode Means-Ends Analysis..........................................9 3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar.................................................13 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial..................................................21 B. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................23 C. Kerangka Berfikir.................................................................................25 D. Hipotesis Penelitian……………..........................................................26
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 27 B. Metode Penelitian............................................................................. 27 C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 27 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28 E. Instrumen Penelitian......................................................................... 29 F. Uji Coba Instrumen .......................................................................... 31 G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34 H. Hipotesis Statistik ............................................................................ 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta ................................ 39 B. Hasil Uji Instrumen Test Kelas Eksperimen .................................... 48 C. Hasil Data Pretest dan Posttest ........................................................ 49 D. Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ......... 51 E. Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ...... 52 F. Uji Hipotesis Pretest dan Posttest .................................................... 53 G. Pembahasan Hasil Observasi ........................................................... 53 1. Aspek Pra Pembelajaran ............................................................ 54 2. Aspek Kegiatan Membuka Pembelajaran .................................. 55 3. Aspek Kegiatan Inti Pembelajaran ............................................. 56 4. Aspek Penutup ........................................................................... 63 H. Pembahasan Hasil Wawancara ........................................................ 63 I. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 68 B. Saran ................................................................................................. 69 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 70 LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................. 73
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................26 Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .....50
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Penelitian ............................... 30 Tabel 3.2 Tabel Kategorisasi Skor N Gan ............................................. 34 Tabel 4.1 Tabel Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ................... 43 Tabel 4.2 Tabel Keadaan Siswa-siswi MTs Al-Falah Jakarta ............... 45 Tabel 4.3 Tabel Saran dan Prasana MTs Al-Falah Jakarta .................... 47 Tabel 4.4 Tabel Uji Validitas Kelas VIII C ........................................... 48 Tabel 4.5 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Pretest Posttest ............ 50 Tabel 4.6 Tabel Rekapitulasi Uji Normalitas ......................................... 51 Tabel 4.7 Tabel Rekapitulasi Uji Homogenitas ..................................... 52
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 73 Lampiran 2 Materi Pembelajaran Kelas Eksperimen................................... 80 Lampiran 3 Soal Uji Validitas ..................................................................... 87 Lampiran 4 Jawaban Soal Uji Validitas ....................................................... 90 Lampiran 5 Soal Pretest dan Posttest Yang Sudah Signifikan ..................... 91 Lampiran 6 Jawaban Soal Signifikan Pretest dan Posttest .......................... 94 Lampiran 7 Reliabilitas Tes ......................................................................... 95 Lampiran 8 Uji Validitas .............................................................................. 96 Lampiran 9 Daya Pembeda ........................................................................ 100 Lampiran 10 Tingkat Kesukaran ................................................................ 102 Lampiran 11 Rekap Analisis Butir............................................................. 104 Lampiran 12 Nilai Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen................... 104 Lampiran 13 Uji N-Gain Kelas Eksperimen .............................................. 105 Lampiran 14 Pengujian Normalitas Pretest dan Postest ............................ 106 Lampiran 15 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Postest ............... 108 Lampiran 16 Pengujian Hipotesis .............................................................. 110 Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa .......................... 112 Lampiran 18 Lembar Wawancara Siswa ................................................... 118 Lampiran 19 Pembahasan Hasil Wawancara ............................................. 119
xi
Lampiran 20 Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 122 Lampiran 21 Uji Referensi ......................................................................... 123 Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian dari Pihak Sekolah .................. 130 Lampiran 23 Tabel Nilai Kritis L-tabel dalam Uji Lilliefors ..................... 131 Lampiran 24 Tabel Distribusi Nilai F-tabel dalam Uji Fisher ................... 132 Lampiran 25 Tabel Distribusi Nilai t-tabel dalam Uji Hipotesis ............... 133
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menurut sumber daya yang berkualitas. Kemajuan itu tidak terlepas dari munculnya sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya. Manusia yang kompeten di bidangnya merupakan hasil dari sebuah bentuk pendidikan yang terprogram dan terencana. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan kunci masa depan setiap individu. Tidak mengherankan bila pendidikan berkualitas dan siap guna selalu didamba. Pendidikan berkualitas diharapkan menghasilkan generasi muda yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, dan bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.1 Selain itu, Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Kurikulum dan Pembelajaran mengungkapkan “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat”.2 Pendidikan pula merupakan tulang punggung strategi pembentukan karakter bangsa. Strategi pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan dengan pendidikan, pembelajaran, dan fasilitasi.3
1
Sri Narwanti, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media), 2011, cet. Kesatu, h.56 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. V, h. 3 3 Sri Narwanti, op. cit., h.36
1
2
Pendidikan IPS
diharapkan mampu memberikan pengalaman secara
langsung dan harus mampu mengembangkan daya nalar siswa untuk dapat membentuk sendiri pengetahuannya. Proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang penting bagi siswa dan guru. Masalahnya adalah, sebagian besar pendidik kurang inovatif dan kreatif dalam mencari dan menemukan metode maupun pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang motivasi belajar siswa. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal
fakta-fakta,
tetapi
sebuah
strategi
yang
mendorong
siswa
mengkonstruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, dan memecahkan masalah secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar IPS. Oleh karena itu, untuk menunjang pendidikan yang berkualitas dan efektif dalam sebuah proses pembelajaran yang baik, metode belajar yang akan digunakan oleh seorang guru harus sesuai dengan kondisi para siswa. Seorang guru harus memiliki kedekatan dengan siswa agar memperoleh tujuan yang tepat. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan dengan baik dan tepat. Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa sehingga akan memberikan kemudahan dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Saat ini masih terdapat kondisi pembelajaran yang monoton dan kurang bermakna dalam pembelajaran IPS. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena guru cenderung mengajar dengan gaya yang sama berdasarkan kebiasaan dan pengalaman, serta belum semua guru tergerak untuk kreatif membuat inovasi-inovasi dalam pembelajaran agar pembelajaran lebih aktif, bermakna, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang disajikan oleh guru di kelas pada umumnya dilakukan secara terpusat pada guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi monoton, kurang bermakna, siswa tidak termotivasi untuk belajar IPS dan bahkan tidak
3
jarang siswa menganggap pelajaran IPS hanya berupa materi hafalan. Keadaan tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Kenyataannya dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di MTs AlFalah Jakarta ternyata telah menerapkan berbagai macam metode pembelajaran seperti metode ceramah bervariasi atau diskusi berkelompok. Tetapi dari metode tersebut belum mampu mengaktifkan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran sehinga hasil belajar siswa rendah. Dari data yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS di MTs Al-Falah Jakarta menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih kurang maksimal. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPS pada tahun 2013/2014 yakni 68 hal ini menunjukan bahwa kemungkinan persentase siswa yang tidak dapat mencapai KKM akan semakin besar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk dapat memilih dan menyajikan metode pembelajaran yang aktif dan efektif. Salah satunya dengan menggunakan metode MEA (Means-Ends Analysis), dalam metode ini siswa tidak dinilai berdasarkan hasil saja namun berdasarkan proses pengajaran. Newell dan Simon menyatakan bahwa Means Ends Analysis merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-masing sub tujuan tersebut.4 Keunggulan dari metode Means Ends Analysis adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan siswa mampu berfikir kreatif dan cermat terhadap permasalahan. Dengan dasar itu penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta”
4
Restu Adiyoga, “Pengaruh Penggunaan Metode Means Ends Analysis terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FP MIPA, (Bandung:UPI,2009),h. 23 tidak diterbitkan
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi sebagai berikut: 1. Strategi guru yang masih monoton. 2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. 3. Rendahnya tingkat keaktifan siswa pada pelajaran IPS. 4. Rendahnya tingkat pemahaman siswa pada materi IPS.
C. Pembatasan Masalah Melihat banyaknya masalah yang ada dalam identifikasi, peneliti memfokuskan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS. Untuk meningkatkan hasil tersebut maka penulis akan menggunakan Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis.
D. Perumusan Masalah Untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagaimana dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ”Adakah
pengaruh
penerapan
Metode
Means-Ends
Analysis
terhadap
peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs. Al-Falah Jakarta.
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode Means-Ends Analysis terhadap peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan keilmuan dan kepada dunia pendidikan pada khususnya.
5
b. Mendukung teori yang telah ada dan sebagai salah satu sumber acuan tentang model problem solving teknik Means-Ends Analysis sebagai referensi dan untuk peneliti-peneliti yang akan datang.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. 2) Menjadikan suasana belajar yang menyenangkan. 3) Menjadikan siswa berfikir kritis 4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar. b. Bagi Guru 1) Mengembangkan sistem pengajaran IPS yang efektif dan inovatif melalui Means-Ends Analysis. 2) Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPS. 3) Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut. 2) Dapat menjadi metode pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1. Hakikat Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode Pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat diharapkan siswa dapat memahami secara optimal materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Asal usul kata “metoda” mengandung pengertian “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Metode berasal dari dua kata yaitu “meta” dan “hodos”. Meta berarti “melalui”, dan “hodos” berarti “jalan” atau “cara”. Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.6 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode artinya “cara” yang terartur terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.7 Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang pendidik atau guru untuk menyampaikan pelajaran sehingga terbentuk proses pembelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan. Siswa sebagai sasaran pembelajaran, dituntut untuk meningkatkan kemampuan belajarnya sehingga dapat memiliki hasil belajar yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian adalah 6
M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. 1,h. 91 Fadhilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. 1, h. 88 7
6
7
penggunaan metode mengajar yang tepat agar siswa dapat menguasai dan memahami konsep-konsep materi pembelajaran dan keterampilan. Oleh karena itu, berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh guru. b. Fungsi Metode Pembelajaran Fungsi metode secara umum ialah sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional pendidikan. Sedangkan dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut. Karenanya dalam memfungsikan metode terdapat suatu prinsip umum, yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana menyenangkan, menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi itu dapat dengan mudah diberikan guru kepada siswa. Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.8 c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran Fungsi metode secara umum ialah sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional pendidikan. Sedangkan dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut. Karenanya dalam memfungsikan metode terdapat suatu prinsip umum, yaitu prinsip agar pengajaran
dapat
disampaikan
dalam
suasana
menyenangkan,
menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi
8
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997), h. 93-94
8
itu dapat dengan mudah diberikan guru kepada siswa. Banyaknya metode yang ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.9 Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran antara lain: 1) Tujuan yang hendak dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan berpengaruh terhadap kemampuan anak didik dan pemilihan metode yang akan digunakan. 2) Materi pelajaran Materi pelajaran ialah sejumlah bahan ajar yang hendak disampaikan guru pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dengan mudah difahami dan dikuasai oleh siswa, sehingga hasil belajar yang diperolehnya pun dapat optimal.kepada siswa. 3) Peserta didik Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari aspek psikologis maupun minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan masa depannya 4) Situasi Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Oleh karenanya, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seorang guru diharuskan dapat menciptakan situasi yang dinamis 5) Fasilitas Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah, lengkap tidaknya fasilitas belajar dapat mempengaruhi pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
9
Ibid
9
6) Guru Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Adapun salah satu pengaruh kompetensi mengajar guru adalah latar belakang pendidikan.Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikannya kurang relevan, sekaligus tepat dalam menentukan metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional.10 2. Hakikat Metode Means-Ends Analysis a. Pengertian Means-Ends Analysis Means-Ends Analysis terdiri dari tiga unsur kata yakni; Mean, End dan Analysis. Mean menurut bahasa yakni berarti, banyaknya cara. Sedangkan End adalah akhir atau tujuan, dan Analysis berarti analisa atau penyelidikan secara sistematis. Jadi, Means-Ends Analysis adalah strategi belajar mengajar yang menganalisa suatu masalah dengan bermacam cara sehingga mendapatkan hasil atau tujuan akhir. Means-Ends Analysis pertama kali diperkenalkan oleh Newell dan Simon dalam General Problem Solving (GPS), yang menyatakan bahwa Means-Ends Analysis merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturutturut pada masing-masing sub tujuan tersebut.11 Erman Suherman menyatakan Means-Ends Analysis adalah model pembelajaran variasi antara metode pemecahan masalah dengan sintaks yang menyajikan materinya pada pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, mengelaborasi 10
menjadi
sub-sub
masalah
yang
lebih
sederhana,
Puput faturrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam), (Bandung:PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h.55 11 Bayu Djaelani Suyono, “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”, Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak diterbitkan.h. 22
10
mengidentifikasi perbedaan, menyususun sub-sub masalahnya sehingga terjadi koneksivitas, pilih strategi solusi.12 Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) termasuk pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang sesuai
dengan
fitrah
manusia
sebagai
makhluk
sosial
yang
penuh
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-berkomunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.13 Menurut
Slavin,
Cooperative
learning
adalah
suatu
model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Cooperative learning juga dapat diartikan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.14 Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar model cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok.15
12
Lukman Haydar,Means-Ends Analysis,(http://haydar198.multiply.com/journal/item/2/ MeansEnds-Analysis) diunduh pada 22-1-13 18:44 13 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,2009), Cet.1, h.51 14 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), Cet. 3, H. 22 15 Etin solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, h. 4-5
11
Berdasarkan
pengertian
tersebut,
maka
dalam
pembelajaran
cooperative learning pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif maupun konatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode Means-Ends Analysis merupakan suatu pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan pemecahan masalah dengan melalui pendekatan yang berupa rangkaian pertanyaan yang merupakan petunjuk untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memberi kemudahan bagi siswa. proses pembelajaran dengan MEA memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pemecahan masalah. b. Karakteristik Means-Ends Analysis Memahami suatu masalah yang meliputi proses pendekatan current state (penyataan sekarang) dan Goal state (tujuan) setelah itu cari perbedaan diantara kedua hal tersebut kemudian preduksian perbedaan tersebut untuk disesuaikan dengan kebutuhan agar sub masalah menjadi satu keadaan yang nantinya dapat teraplikasikan pada masalah yang ada. Karakteristik MeansEnds Analysis ini yaitu terdapat pada hasil akhir yang sama, dengan berbagai pemecahan masalah dimana masalah yang dihadapi dibagi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana. Jadi, intinya Means-Ends Analysis itu menghendaki seorang pemecah masalah untuk menentukan tujuan, (ends), dari satu masalah yang hendak dicapai dan cara (Means) yang dapat membantunya untuk mencapai tujuan tersebut.
12
c. Langkah-langkah dalam Means-Ends Analysis Means-Ends Analysis mempunyai beberapa langkah yaitu : 1) Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2) Siswa dibantu mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengn masalah tersebut (menentukan topik, tugas, dll). 3) Siswa dikelompokan menjadi 5 atau 6 kelompok (kelompok yang dibentuk harus heterogen), dan memberi tugas/soal pemecahan masalah kepada setiap kelompok. 4) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulakan data, membuktikan hipotesis dan menarik kesimpulan. 5) Siswa dibantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. 6) Siswa dibimbing untuk menyimpukan materi yang telah dipelajari.16
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode MEA (Means-Ends Analysis) Metode MEA memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapan proses pembelejaran, diantaranya; 1) Keunggulan a) Siswa dapat terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. b) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya. c) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.
16
Rifka Nurulislamidiana, Model Pembelajaran (http://Proposalmatematika23.blogspot.com)
Means-Ends
Analysis
(MEA),
2014,
13
d) Siswa dengan kemampuan pemahaman yang rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. e) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok. f) Strategi heuristik dalam MEA memudahkan siswa dalam memecahkan masalah. 2) Kelemahan a) Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan hal yang mudah. b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan. c) Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan terkadang membuat siswa jenuh. d) Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.17
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai skill (kemahiran/ keterampilan) maupun pengetahuan.18 Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah 17 18
Ibid Fadhilah Suralaga, dkk., op. cit., h. 59
14
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Selain itu adapula yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh
pengetahuan;
belajar
adalah
latihan-latihan
pembentukan
kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.19 Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut : a. Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. b. Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). d. Harold Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). e. Geoch Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan). f. Morgan Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).20 19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1 Cet. 9. h. 36 Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 2 20
15
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Lebih lanjut Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh indvidu. Sebab individu melakukan interaksi terusmenerus dengan lingkungan.Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interkasi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.21 b. Ciri-ciri Belajar Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungankecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dan sebagainya). Dengan pengertian tersebut, maka ternyata belajar sesungguhnya memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu : a) Belajar berbeda dengan kematangan. b) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental. c) Belajar yang hasilnya relatif menetap.22 Wiliiam Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut : a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui b) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan
dan tujuan murid
sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. 21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. h. 9&13 Oemar Hamalik, op. cit., h. 48
22
16
e) Proses belajar dan hasil disyarati oleh hereditas dan lingkungan. f)
Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.
g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. h) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. i)
Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
j)
Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
k) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. l)
Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatam, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
m) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. n) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalamanpengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. o) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dangan kecepatan yang berbeda-beda. p) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.23
23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) Cet. 12, h. 31
17
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Disadari bahwa pengajaran apa pun yang akan disajikan mau tidak mau akan mencakup dan melibatkan manipulasi pengubah-pengubah atau faktor-faktor
yang
mempengaruhi
hasil
belajar.
Oleh
sebab
itu,
pengelompokkan faktor belajar yang rasional akan dapat membantu memperjelas hakekat proses belajar dan juga kondisi yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan : 1) Faktor yang ada pada diri sendiri (individual) a) Faktor kematangan/pertumbuhan Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi teah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu. b) Kecerdasaan Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan hasil yang baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasaannya. c) Latihan Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat makin dikuasi dan makin mendalam. d) Motivasi Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. e) Faktor pribadi Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masin yang berbeda anatara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai.
18
2) Faktor yang ada di luar individu (sosial) a) Keluarga Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula. b) Guru dan cara mengajar Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. c) Alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari gurugurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.24 d) Lingkungan Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya. e) Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orangorang berpendidikan, terutama anak-anaknyarata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, 24
105
Ngalim purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010),cet. 24, h.102-
19
tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.25 d. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya26. Selain itu ada pula yang menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : 1) Informasi verbal 2) Keterampilan intelektual 3) Strategi kognitif 4) Keterampilan motorik 5) Sikap27 Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dominan kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan,
membentuk
bangunan
baru),
dan
evaluation (menilai). Dominan afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Dominan psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan rountinized.28
25
Dalyono,Psikologi Pendidikan,(Pt Rineka Cipta,2010), cet. 6, h. 60 Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2010), cet. 15 h. 22 27 Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit., h.11-12 28 Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h.5 26
20
Lalu ada Herward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni : a) Keterampilan dan kebiasaan. b) Pengetahuan dan pengertian. c) Sikap dan cita-cita.29 Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan hanya saja salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif. e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, sseperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan seterusnya. Disamping kondisi-kondisi di atas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi panca indera. Bahkan dikatakan oleh Aminuddin Rasyad, panca indera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi panca indera tersebut akan memberikan pengauh pada proses dan hasil belajar. b) Faktor Psikologis / Internal Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam jenis, pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
29
Nana Sudjana , op. cit., h. 22
21
2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat memepengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil balajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, saran dan prasarana, dan guru.30 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.IPS mengkaji seperangkat peristiwa fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.31 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek 30
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010) cet. 3 h. 24 31 Depdiknas, SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs, dari www.google.com,
22
dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.32 b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadapa masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut menurut Awan Mutakin, dalam Puskur 2006b: 4 dapat dirinci sebagai berikut : 1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. 3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
32
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 171
23
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral. 7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi. 8) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens in ademoctaric society” dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambik keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya. 9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan. Di samping itu, juga bertujuan bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran berupa : penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pegorganisasian, karakteristik nilai, dan menceritakan.33 c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Manusia, tempat, dan lingkungan. 2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3) Sistem Sosial dan Budaya. 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.34
B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Teddi Harto dkk telah menunjukan keberhasilan metode Means Ends Analysis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika 33
Ibid., h. 176-177 Depdiknas, SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs, dari www.google.com,
34
24
siswa kelas IV di SD Desa Bebetin”. Hasil penelitian menunjukan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran MEA berada pada kategori sangat tinggi, deskripsi data dengan model konvesional berada pada kategori tinggi, dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan model pembelajaran MEA dengan
t
hitung
4,11 >ttabel 2,00. Jadi, model pembelajaran
MEA lebih baik dari model pembelajaran konvesional.35 2. Penelitian yang relevan lainnya dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Bayu Djaelani Suyono jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 7 Bandung”. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Means-Ends Analysis dapat meningkatakan efektivitas belajar Geografi, hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan mengikuti proses kegiatan belajar serta peningkatan rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap proses.36 3. Penelitian yang relevan lainnya lagi dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fifih Nurafiah Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2013 dengan judul “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode Means-Ends Analysis lebih efektif dan lebih meningkat
35
Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2014, vol. 2, no. 1 36 Bayu Djaelani Suyono, “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”, Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak diterbitkan.
25
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan motode Problem Based Learning.37 C. Kerangka Berfikir Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Perubahan tersebut dapat terlihat melalui hasil belajar.Salah satu rendahnya hasil belajar IPS siswa yaitu banyak siswa yang beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran yang membosankan, mengangap mudah dan sulit dipahami. Dalam hal ini siswa memiliki hasil belajar yang baik, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan siswa yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses pembelajaran yang optimal untuk mewujudkan hasil yang menyeluruh bukan hanya dituntut untuk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik sehingga mempunyai keahlian, keterampilan, dan kemampuan intelektual. Oleh karena itu, pelajaran IPS agar tidak membosankan dan mudah dipahami oleh siswa maka dapat disiasati dengan menggunakan metode pembelajaranMeans-Ends Analysis. Pembelajaran dengan metode Means-Ends Analysis merupakan salah satu pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual terhadap pemecahan masalah dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan kepahaman siswa. Jadi,
pembelajaran
dengan
metode
Means-Ends
Analysis
diharapkan
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa MTs Al-Falah Jakarta pada pembelajaran IPS.
37
Fifih Nurafiah, “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”, Skrispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2013). Tidak diterbitkan.
26
Berikut ini adalah kerangka berpikir yang penulis rancang untuk keberhasilan dalam penggunaan metode Means-Ends Analysis: Ilmu Pengetahuan Sosial Materi yang sulit dipahami Metode Pengajaran Means-Ends Analysis Mengembangkan kemampuan berpikir siswa Membantu siswa dalam pemecahan masalah Keterampilan intektual
Kemudahan memahami materi
Meningkatkan hasil belajar siswa Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka berfikir rumusan yang ada, maka hipotesis penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 (Semester Ganjil) yang berlokasi di MTs Al- Falah Jakarta, terletak di Jl. Masjid An-Nur (Grogol Utara-Kebayoran Lama), Jakarta Selatan 12210
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Pre-eksperimental (nondesigns), bentuk desain ini merupakan eksperimen yang belum sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel idependen. Hal ini dapat terjadi karena tidaknya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.39 Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest and Posttest Group Design, di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen, observasi sebelum eksperimen disebut pretest dan observasi setelah eksperimen disebut posttest, perbedaan antara pretest dan posttest merupakan efek dari tritmen atau eksperimen.40
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya41. Terdapat dua
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2011), cet.13, h. 109 40 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktikal),(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet.14, h. 124 41 Sugiyono, op. cit., h.117
27
28
macam populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Al-Falah Jakarta, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.42 Sampel penelitian adalah siswa kelas VII yang diambil dengan menggunakan Purposive Random Sampling yaitu pemilihan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 43
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.44 Dari pengertian tersebut tes merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes ini berupa tes tertulis yaitu dengan tes awal (pretest) adalah tes yang dilakukan sebelum pelajaran diberikan kepada siswa dan tes akhir (posttest) adalah tes yang dilakukan setelah siswa mendapatkan apa yang telah diajarkan. 2. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Menurut Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
42
Ibid., h.118 Suharsimi Arikunto,op.Cit, h.183 44 Ibid, h.193
43
29
ingatan.45 Jadi observasi adalah suatu kegitan yang tidak hanya pada manusia saja melainkan objek yang lain dengan menggunakan seluruh panca indra. 3. Wawancara Wawancara sering juga disebut dengan interview, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
E. Instrumen Penelitian 1. Tes Instrumen dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Bentuk tes yang digunakan merupakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang memiliki 4 jawaban, soal yang digunakan dalam tes ini terdiri dari 40 soal pilihan ganda yang akan diujikan uji validitas, realibilitas , taraf kesukaran dan daya pembeda.
45
Sugiyono, Op. Cit., h. 203
30
Kisi-kisi instrumen tes penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Kelas/ Semester
: VII/Ganjil
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pokok
: Keragaman Bentuk Muka Bumi dan Dampaknya terhadap Kehidupan. Tabel 3.1
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian Standar
Kompetensi
Materi
Kompetensi
Dasar
Pokok
Indikator
Nomor Soal
Memahami Mendeskripsi Keragam Mendeskripsik
1,2,3,
Nomor Soal Valid 1, 20, 21
lingkungan
kan
an
an perbedaan 20,21
kehidupan
keragaman
bentuk
antara tenaga
manusia
bentuk muka
muka
endogen
bumi, proses
bumi
eksogen.
pembentukan
dan
dan
dampak
dampaknya
nya
terhadap
terhadap
4,5,6,7,8, 4, 5, 9, 12, 16, 17, 18, asi jenis-jenis 9,10,11, 19, 39. 12,13,14, tenaga
kehidupan.
kehidup
endogen.
dan
Mengidentifik
15,16,17, 18,19,
an
39 Mengidentifik
22,23,24,
asi jenis-jenis 25,26,27, tenaga eksogen.
28,29,30,
22, 24, 25, 27, 29, 30.
31
Menjelaskan
31,32,33, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dampak tenaga 34,35,36, 38. endogen dan 37,38, 40 eksogen terhadap kehidupan muka bumi.
2. Non Tes a. Lembar observasi Lembar
observasi
digunakan
untuk
mengamati
kegiatan
pembelajaran dan penelittian berlangsung. Data yang diperoleh dari lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang sedang dipraktikan terhadap kelas eksperimen. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan pertanyaan dengan cara lisan kepada subyek yang ditelitiuntuk mengetahui bagaimana penerimaan/respon siswa terhadap metode yang digunakan dan apa yang mereka harapkan dalam proses pembelajaran dan bagaimana pengaruh metode yang digunakan terhadap hasil belajar.
F. Uji Coba Instrumen Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden , dalam hal ini diluar sampel yang sudah ditetapkan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mngetahui apakah soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda. 1) Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu eksperimen. Suatu instrumen dikatakan
32
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.46artinya bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada kemampuan tidaknya alat tersebut
mencapai
tujuan
pengukuran
yang
dikehendaki
dengan
tepat.Pengujian validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment yaitu :
rxy = √
∑
∑
∑
∑
Keterangan: rxy
: Koefisien antara variabel x dan variabel y
n
: Banyaknya siswa
x
: Skor item
y
: Skor total
xy
: Hasil perkalian skor item dan skor total
x2
: Hasil kuadrat dari skor item
y2
: Hasil kuadrat dari skor total
( X)2 : Hasil kuadrat dari total skor item ( Y)2 : Hasil kuadrat dari total skor total47
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan rxydengan rtabelproduct moment dengan = 0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates 4.0.
2) Uji Reliabilitas. Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.48 Uji reliabilitas untuk butir soal pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha yaitu:
46
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 211 Ibid., h. 213 48 Ibid., h. 221 47
33
(
)(
)
Keterangan: r11
= Reliabilitas instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varian skor tiap-tiap item = Varians total49
Perhitungan uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates 4.0.
3) Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa, dan sebaliknya.50 Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti menggunakan klasifikasi tingkat kesukaran : 0,0-0,30 = soal mudah 0,30-0,70 = soal sedang 0,70-1.00 = soal sulit
4) Uji Daya Pembeda Daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah prestasinya).Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks Diskriminasi (D).
49
Ibid., h. 238-239 Ibid,.h.103
50
34
Adapun klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalalah sebagai berikut51 : D : 0,00 – 0,20 = jelek D : 0,20 – 0,40 = cukup D : 0,40 – 0,70 = baik D : 0,70 – 1,00 = baik sekali
G. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan penghitungan, karena berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.Setelah data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji N-Gain, uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji N-Gain Uji N-gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus normal gain adalah:52
(Tabel 3.2)
Tabel Kategorisasi Skor N Gain
51
Rentang Indeks Gain
Kategori Peningkatan
Nilai N Gain > 0,7
Tinggi
Nilai 0,7 (g) 0,3
Sedang
Nilai N Gain < 0,3`
Rendah
Ibid, h.218 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2008). 52
35
2. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, perhitungan dengan menggunakan rumus liliefors. Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut53: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang paling besar b. Tentukan nilai Zi dari tiap- tiap data dengan rumus: ̅
Zi= Keterangan: Zi = skor baku, ̅ = nilai rata- rata, Xi= skor data ke-I, S= simpangan baku c. Tentukan besar peluang untuk masing- masing nilai Ziberdasarkan table Z, dan sebut dengan F(Zi). Jika Zi >0, maka F(Zi) = 0,5+ nilai tabel Zi <0, maka F(Zi) =1-0 (0,5+ nilai tabel) d. Selanjutnya hitung proporsi Zi,Z2,……….Zn yang lebih atau sama dengan Zi jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi) = e. Hitung selisih F(Zi)–S(Zi), kemudian tentukanlah harga mutlaknya │F(Zi)-S(Zi)│ f. Ambil nilai terbesar diantara harga- hargamutlak selisih tersebut, nilai ini disebut L0 = maz │F(Zi) – S(Zi)│ g. Interpretasikan dengan membandingkannya pada table L h. Kesimpulan: Jika L0 < : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal L0 > : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
53
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 2005), hlm.406.
36
3. Uji Homogenitas Uji homogenitas dihitung dengan variasi, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak.Uji homogenitas dihitung dengan menggunakan rumus fisher.Langkah yang dilakukan adalah 54: a. Menentukan varians b. Menghitung nilai homogenitas dengan rumus:
F=
dimana S2=
∑
∑
Keterangan: F
: Nilai uji F : ragam terbesar : ragam terkecil
N
: Jumlah sampel
Xi
: Skor data ke-1 Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji
homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikansi ( ) = 0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi tidak homogen. 4. Uji Hipotesis Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar.Rumus yang digunakan dalam uji-t adalah: 55
t=
54
√
∑
Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press, 1998), hlm. 225. 55 Sudjana.Metode Statistika, cet. Ke-3 (Bandung: Tarsito,2005), hal.239
37
Keterangan : Md : mean dari deviasi antara pretest dan posttest xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi N
: banyaknya subjek
Df : atau db adalah N-1 Hipotesis : Jika thitung< ttab, maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika thitung > ttab, maka Ho ditolak dan Ha diterima H. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Mengajukan hipotesis, yaitu: Ho : µA = µB Ha : µA ≠ µB Keterangan: µA= nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis µB = nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis
Hipotesis (Ho) = Nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis sama dengan nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis
38
Hipotesis (Ha) = Nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis tidak sama dengan nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Madrasah Tsanawiyah Al Falah 1. Sejarah Singkat MTs Al Falah Madrasah Tsanawiyah Al- Falah (singkatnya MTs AF) mungkin tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah tingkat menengah pertama lainnya. Perpaduan kurikulum yang menggabungkan nilai-nilai sains, sosial, budaya hingga muatan religi yang dalam menjadikan MTs AF boleh dibilang sekolah “plus” sesuai dengan visi dan misi yang diemban untuk
“mengembangkan
sumber daya manusia yang berahlak mulia dan berkualitas dalam pengamalan IMTAQ dan IPTEQ. MTs AF lahir di tahun 1969. Pada Awalnya, di tahun 1960-an, muncul kegelisahan di benak tokoh masyarakat-agama yang melihat prospek pendidikan masyarakat betawi saat itu sangat memperihatinkan. Bagaimana tidak? “Pernikahan Dini” menjadi booming masyarakat saat itu, hingga banyak anak yang tidak meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, bahkan banyak yang berhenti di tengah jalan apalagi kalau melihat kultur sosial betawi yang masih mengganggap “jangan tinggi-tinggi dah sekola, nti ujung-ujungnye ke dapur juge” atau jargon manis “banyak anak, banyak rejeki” Otomatis sulit rasanya menemukan lulusan sekolah yang mumpuni. Melihat kondisi sosial yang seperti itu, akhirnya lahir Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah (YTIA) yang di pelopori dan dipimpin oleh KH. Rahmatullah Siddiq dengan maksud memperbaiki kondisi masyarakat utamanya di bidang pendidikan. Melalui “Khittah” YTIA maka mulailah didirikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) di Kp. Baru (yang sekarang dikenal dengan SDI Al-Falah I) MI ini kemudian naik tingkat jadi SDIT (Sekolah Dasar Islam Teladan) berbarengan dengan berdirinya MTs Al-Falah. Berselang kemudian, YTIA mendapat subsidi dari Dinas P&K berupa bangunan di Pos Pengumben ( SDI Al-Falah II ). 39
40
Di awal berdirinya, MTs itu menempati ruang di Al-Falah I itu pun baru buka kelas I dan II. Uniknya ada kelas khusus (persiapan) untuk lulusan SD yang ingin masuk MTs. Mata pelajarannya juga hampir semua pelajaran keagamaan, itu dikarenakan kurikulum MTs dahulu, mengadopsi sistem Pondok Pesantren yang kebetulan juga pengajarnya pun lulusan “Ponpes” termasuk Kepala Sekolah MTs pertama, KH. Ubaidillah Isa. Adapun KH. Rahmatullah Siddiq (Pendiri sekaligus Pimpinan Umum YTIA) KH. Tabrani Tohir, KH. Asnawi Tohir, KH. Ubaidillah Isa, KH. Hibatullah Siddiq, H.A. Dumyati, M. Soleh Toha. Ada juga pengajar dari luar kota seperti, Cecep Abdul Mukti, Drs H.M Dawam Anwar, Husni Mansyur, Drs. Hanafi Tamam, Drs. Ibnu Umar Susilo serta Muhyar Basyir yang bermukim di rumah KH. Ubaidillah Isa dan H. Mukti. Tahun 1970, Bpk. Husni Mansyur BA. Diangkat menjadi Kepsek MTs AF dengan sekretaris Bpk. H.A. Dumyati. Tahun ini MTs AF mengalami perkembangan yang signifikan. Memasuki tahun 1972, MTs AF hijrah menempati lokasi baru di Kebun Nanas tepatnya di Jl Masjid An-Nur Grogol Utara Jak-Sel, atau lebih populer disebut Al-Falah III. Ini berkat kerjasama KH. Rahmatullah Siddiq dengan KH. Azhari. Ditahun ini pula, MTs AF berhasil menamatkan siswa pertamanya dan ditahun berikutnya 1973 MTs berhak ikut serta dalam UN yang menginduk pada MTS.AIN (sekarang MTsN). Mts AF terus berkembang. Keberadaan lokasinya pun mulai tersebar. Mulai dari Al-Falah III di Kebon Nanas, Al-Falah V di Kemandoran (sekarang telah dipindahkan) hingga Al-Falah VI di Jl. KH. Tohir Kp. Baru (Th 1998 dialih lokasikan menjadi MA Al-Falah, sedangkan Al-Falah IV yang berlokasi di samping masjid An-Nur dialokasikan untuk MTs Al-Falah).
41
2. Visi, Misi dan Tujuan Mts Al-Falah a. Visi Madrasah Terbentuknya sumber daya manusia yang berakhlaq Mulia dan berkualitas dalam pengamalan IMTAQ dan IPTEK. Indikator visi Sebagai indikator visi MTs Al-Falah Jakarta: 1) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajai'an agama Islam secara benar dan konsekuen sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul 2) Memiliki integritas yang tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta tanah air 3) Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk melanjutkan / diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi 4) Mampu berpikir dan bertindak secara spontan dan kritis dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi. 5) Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat dan minatnya 6) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara benar dan konsekuen sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul. b. Misi Madrasah Berdasarkan indikator visi MTs MTs Al-Falah Jakarta, maka misi MTs Al-Falah Jakarta pada tahun pembelajaran 2009-2010 adalah : MISI AKADEMIK 1) Meningkatkan SDM yang berkualitas, kreatif, inovatif bertanggung jawab, dan berakhlakul karimah 2) Mengoptimalkan pembinaan peserta didik agar menjadi kader pemimpin yang berkualitas, kreatif inovatif, bertanggung jawab, dan berakhlakul karimah 3) Mengembangkan potensi peserta didik agar mampu bersaing dalam meraih prestasi 4) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan 5) Mengoptimalkan peran serta orang tua. masyarakat, dan pemerintah
42
MISI NON AKADEMIK 1) Mengoptimalkan kegiatan keagamaan secara rutin dan priodik untuk menumbuhkembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat mengamalkan dan mengahayati agamanya secara nyata. 2) Meningkatkan pengembangan diri peserta didik melalui kegiatan ekstra kurikuler dan ksegiatan layanan konseling sehingga siswa dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya. 3) Melengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengembangan diri 4) Menumbuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehingga siswa dapat menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya. Motto MTs Al-Falah Jakarta : Islami, berwawasan, berprestasi dan berkebangsaan c. Tujuan Madrasah MTs Al-Falah Jakarta pada tahun pembelajaran 2012/2013 bertujuan: 1) Meningkatkan kualitas Rata-rata Nilai UN sesuai KKM ideal minimal 65 %dan kuantitas lulusan 100% 2) Meningkatkan pengamalan dan penghayatan nilai keimanan Islam dalam kehidupan sehari-hari warga madrasah. 3) Meningkatkan pemberian informasi dan pelayanan kepada peserta didik, orang tua, masyarakat dengan baik dan proporsional berbasis IT dalam pendidikan sehingga masyarakat merasa nyaman. 4) Mewujudkan MTs Al-FAlah Jakarta sebagai madrasah kebanggaan secara masyarakat Jakarta. 5) Madrasah Al-Falah Jakarta dapat memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan
43
2. Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta memiliki guru dan tenaga kependidikan yang bervariatif, Berdasarkan jenjang pendidikan guru- guru di MTs Al Falah hampir semuanya sudah berstrata 1 dengan jumlah 27 guru dan tenaga pendidik di MTs Al Falah Jakarta. Kemudian untuk lebih jelasnya keadaan guru dan tenaga kependidikan di MTs Al Falah dapat dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti pada tabel berikut: (Tabel 4.1)
Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi No
Nama Guru
Jenjang
Jabatan
Bidang Studi
1
H. Yusri, S. Pd. I.
S1
Kepala Madrasah
SKI :9-8D, Tafsir : 9
2
Moh. Yasin, S. Pd. I.
S1
WK Kepala Madrasah
Fiqih : 8, Ushl Fiqih
3
E. Moch. Sofyan, S. IP.
S1
WK Kepala Madrasah
Matematika
4
Anis Saidah, S. Ag.
S1
Guru
BK
5
Ruaidah, S. Pd. I.
S1
Guru
IPS, PLKJ
6
Fakhrul Rozi, S. Pd
S1
Guru
Penjaskes,
7
Drs. H. Hozin
S1
Guru
Shorof, Fiqih
8
Dra. Hanipah
S1
Guru
Aqidah, Qur'an Hadits
9
Ichwan Rasijid, S. Ag.
S1
Guru
Mulok
10
Dra. Wardah MK
S1
Guru
Qur'an Hadits, SKI
11
Drs. A. Sofyan HZ
S1
Guru
IPA
12
H. Syahril, S. Pd. I.
S1
Guru
Bhs. Indonesia, PKn
13
Khurasani, S. Pd. I.
S1
Guru
SKI, Seni Budaya
14
Ma'rifah, S. Pd.
S1
Guru
Bhs. Inggris
44
15
Fitriah, S. Pd. I.
S1
Guru
PKn
16
Ahmad Syarifuddin, S. Pd.I.
S1
Guru; Pustakawan
IPS
17
Amalia, S. Sos. I.
S1
Guru
BK
18
H. M. Syatiri
Aliyah
Guru
Nahwu
19
H. M. Hakim
Aliyah
Guru
Bhs. Arab
20
Rusli Sahal, S. Pd. I.
S1
Guru
Qur'an Hadits
21
Asmat, S. Pd. I.
S1
Guru
IPA
22
Ridlo, S. Pd. I.
S1
Guru
Bhs. Arab, Nahwu
23
Dra. Siti Fatimah
S1
Guru
Bhs. Arab
24
Dra. Wazdah
S1
Guru
Bhs. Indonesia, Seni Budaya
25
Dra. Hj. Hunainah, M. Pd.
S2
Guru
Bhs. Indonesia
26
Fadhliah, S. Pd.
S1
Guru
Bhs. Inggris
27
Ahmad Fadil, S. Ag.
S1
Guru
IPS, PLKJ
28
Lu'lu'ul Khusna, S. Pd.
S1
Guru
Matematika
29
Iwan Anshori
Aliyah
Guru
Penjaskes
30
Hasan Fad'ak, S. Ag.
S1
Guru
Fiqih, Aqidah Akhlak, Imla
31
H. Ahmad Shopi
Aliyah
Kepala Tata Usaha
-
32
Firdaus
Aliyah
Staff TU
-
33
Abdul Muluk
Aliyah
Karyawan
-
34
Hamdani
Aliyah
Karyawan
-
35
Ahmad Zamzami, S. Sos.
S1
Staff TU
-
36
Jasmani
Aliyah
Guru
TIK
37
Ahmad Fauzi
Aliyah
Staff TU
TIK
45
38
Sachrul
39
Zainal Arifin
Mts
Karyawan
-
Aliyah
Karyawan
-
3. Siswa Keadaan siswa-siswi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta tahun ajaran 2012-2013 sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup dari kelas 7 a, 7 b, 7 c dan 7 d. Dari semua kelas 7 lebih didominasi oleh siswa laki-laki dengan jumlah 84 siswa sedangkan siswa perempuan dengan jumlah 45 siswi dari 129 total siswa kelas 7. Kemudian jumlah keseluruhan siswa kelas 8 a, 8 b, 8 c, dan 8 d ialah berjumlah 148 siswa yang terdiri dari 85 siswa dan 63 siswi. dan untuk kelas hanya ada 3 kelas saja yaitu kelas 9 a, 9 b, 9 c dengan jumlah kseluruhan siswa berjumlah 98 siswa yang terdiri dari 38 siswa dan 60 siswi seperti terlihat pada tabel berikut: (Tabel 4.2)
Keadaan siswa-siswi MTS Al-Falah Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas 7
L
P
JML
7- A
21
12
33
7- B
21
12
33
7- C
21
11
32
7- D
21
10
31
Jumlah
84
45
129
46
Kelas 8
L
P
JML
8- A
21
16
37
8- B
21
16
37
8- C
20
17
37
8- D
23
14
37
Jumlah
85
63
148
Kelas 9
L
P
JML
9- A
12
21
33
9- B
12
19
31
9- C
14
20
34
Jumlah
38
60
98
L
P
JML
207
168
375
Rekapitulasi
4. Sarana dan Prasarana MTs Al Falah Sarana dan Prasarana di MTs Al Falah sangat mendukung sekali walau ada beberapa yang tidak terawat tapi semuanya cukup untuk memfasilitasi siswasiswi Mts Al Falah. Dari sarana olahraga, laboratorium, tempat ibadah (masjid) serta sampai alat- alat kesenian disana masih cukup lengkap. Kemudian untuk kegiatan ekstrakulikuler disana juga cukup lengkap diantaranya kegiatan ekstrakulikuler pramuka, palang merah remaja, dan kegiatan dakwah atau rohani islam, sedangkan untuk buletin sekolah masih belum ada. Untuk lebih jelasnya dapat di kelompokan seperti tabel dibawah berikut :
47
(Tabel 4.3)
Sarana dan Prasarana yang mendukung di MTs AL Falah Jakarta Tahun Ajaran 2012/2013
NO.
SARANA PENDUKUNG
KET.
NO.
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
KET.
1
Masjid/Mushola
Ada
1
Pramuka
Ada
2
Perpustakaan
Ada
2
PalangMerah Remaja
Ada
3
Lapangan Olahraga
Ada
3
Pengajian/Lembaga Dakwah Siswa
Ada
4
Alat-alat Kesenian
Ada
4
Buletin/Majalah Sekolah
Tidak
5
Alat-alat Keterampilan
Ada
5
Seni Musik
Ada
6
Laboratorium M-IPA
Ada
6
Seni Lukis/Kaligrafi
Tidak
7
LaboratoriumKomputer
Ada
7
Olah Raga (termasuk Bela Diri)
Ada
48
B. Hasil Uji Instrumen Tes 1. Uji Validitas (Tabel 4.4)
Tabel Uji Validitas Kelas VIII C MTs Al Falah Jakarta Tahun Ajaran 2012/2013
No.
Indikator Soal
Nomor Soal yang Valid
Uji Validitas 1.
Mendeskripsikan perbedaan antara
1, 20, 21
tenaga endogen dan eksogen 2.
Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga 4, 5, 9, 12, 16, 17, 18, 19, 39 endogen
3.
Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga
22, 24, 25, 27, 29, 30
eksogen. 4.
Menjelaskan dampak tenaga endogen
31, 32, 33, 34, 35, 36, 38
dan eksogen terhadap kehidupan muka bumi.
Berdasarkan tabel 4.4 terdapat empat indikator untuk melakukan uji validitas. Hasil uji validitas siswa kelas VIII-C MTs Al Falah yang telah diujikan dalam 40 soal terhadap 30 siswa. Perhitungan hasil uji vaiditas ini
dilakukan dengan menggunakan
program software anates pilihan ganda 4.0 yang hasilnya ialah mendapatkan 25 soal yang valid atau signifikan.56 2. Reliabilitas Perhitungan uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates 4.0 yang menghasilkan uji reliabilitas tes berjumlah 0.80.57 56
Lampiran 8, h.95
57
Lampiran 7, h.94
49
3. Daya Beda Perhitungan uji daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates 4.0 yang menghasilkan uji daya beda kelompok atas atau bawah berjumlah 8.58 4. Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates 4.0.59
C. Hasil data Pretest Postest Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari responden atau siswa sebanyak 30 nilai terendahnya 40 diperoleh 5 orang siswa, sedangkan nilai tertingginya yaitu 72 diperoleh 3 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa yaitu 54,4. Setelah pembelajaran Means-Ends Analysis dilakukan selama dua pertemuan telah berakhir maka dilakukanlah posttest. Dari responden yang sama dengan pretest dapat diketahui nilai posttest terendahnya 60 diperoleh 3 orang siswa sedangkan nilai tertingginya 84 diperoleh 6 orang siswa. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa yaitu 73,33.60 Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-gain. Berikut ini hasil rekapitulasi uji N-gain pretest posttest:
58
Lampiran 9, h.96
59
Lampiran 10, h. 98
60
Lampiran 12, h, 102
50
(Tabel 4.5)
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Pretest dan Posttest Rentang
Jumlah
Persentase (%)
Kategori
>0,7
3
10
Tinggi
0,3-0,7
18
60
Sedang
<0,3
9
30
Rendah
Jumlah
30
100
Dari uji tersebut dapat diketahui
bahwa kategori peningkatan hasil
belajar yang tinggi dengan nilai N-gain > 0,7 diperoleh 3 siswa, sedangkan 18 siswa memperoleh kategori sedang dengan nilai N-gain antara 0,3-0,7. Kategori peningkatan hasil belajar yang rendah yaitu nilai N-gain kurang dari 0,3 hanya diperoleh oleh 3 orang siswa. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-gain 30 siswa tersebut yaitu 0,39 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar ratarata dari seluruh siswa dikategorikan sedang.61 Histogram Nilai Pretest dan Posttest 90 80 70 60 50
Pretest
40
Postest
30 20 10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 Gambar 4.1
Berdasarkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari MTs Al Falah yaitu 68 menunjukkan bahwa kategori hasil belajar pretest yang
61
Lampiran 13, h. 103
51
kurang dari nilai KKM di peroleh 25 siswa atau 83%, sedangkan hasil belajar pretest yang lebih dari nilai KKM diperoleh 5 siswa atau 17%. Kemudian kategori hasil belajar posttest yang kurang dari nilai KKM diperoleh 7 siswa atau 23 %, sedangkan hasil belajar siswa yang lebih dari nilai KKM diperoleh 23 siswa atau 77 % . D. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis Pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis berisi hasilhasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisis statistik. Dalam hal ini peneliti menggunakan pengujian normalitas data, homogenitas distribusi data serta pengujian hipotesis melalui uji-t. Berikut pemaparan dari teknik analisis statistik tersebut: 1. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan data posttest. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya maka digunakan uji Liliefors. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan
= 0,05.
Dengan kriteria sebagai berikut: Ho ditolak jika Lo > Lt, artinya data berdistribusi tidak normal Ho diterima jika Lo < Lt, artinya data berdistribusi normal Dari perhitungan secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir) diperoleh dapat diperoleh keterangan sebagai berikut: Tabel Rekapitulasi Uji Normalitas (Tabel.4.6)
Data
Pretest
Postest
N
30
30
Varians
108,37
63,29
Standar deviasi
10,41
7,95
Lhitung
0,130
0,114
Ltabel
0,160
0,160
Kesimpulan
Normal
Normal
52
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar dari harga-harga mutlak. Dari tabel 4.2 diperoleh Lo pretest kelompok eksperimen = 0.114. Kemudian membandingkan Lo dan Lt, sedangkan nilai Lt diambil dari tabel harga kritis lilefors dan diperoleh bahwa Lt = 0.160 dengan n = 30 pada taraf kepercayaan
= 0,05. Maka dari tabel diatas terlihat bahwa
kedua data memiliki Lhitung yang lebih kecil dari Ltabel, Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.62 2. Uji Homogenitas Data Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut bersifat homogen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data yang diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dah data posttest. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher dengan kriteria uji homogenitas adalah Ho ditolak jika F
hitung
tabel
maka dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya
jika F hitung > F tabel, dinyatakan data tidak bersifat homogen. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Tabel 4.7)
Data
Pretest
Postest
30
30
Varians
108,37
63,29
Standar deviasi
10,41
7,95
Fhitung
1,71
1,71
Ftabel
1,85
1,85
Homogen
Homogen
N
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.71, sedangkan Ftabel = 1.85 pada taraf signifikansi 5% untuk derajat kebebasan penyebut 29 dan derajat
62
Lampiran 14, h. 104
53
kebebasan pembilang 29. Karena Fhitung < Ftabel (1.71 < 1.85), maka Ho diterima yang berarti hasil kedua data dinyatakan bersifat homogen.63 3. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan skor postets. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Jika thitung< ttabel
: Ho diterima, Ha ditolak
Jika thitung> ttabel
: Ho ditolak,
Ha diterima
Ho = Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari nilai pretest dan postest Ha =Terdapat pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari nilai pretest dan postest Berdasarkan Pengujian yang dilakukan diperoleh ttabel= 1,67 dan thitung= 9,46 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah jika thitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen.64
E. Pembahasan Hasil Observasi Dalam observasi ini peneliti menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Penggunaan instrument lembar observasi bertujuan sebagai pedoman atau 63
64
Lampiran 15, h. 106 Lampiran 16 , h. 108
54
parameter peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berikut ini peneliti paparkan sistematika pembahasan observasi aktifitas belajar siswa dari bermacam- macam aspek tersebut yang dilakukan terhadap aktifitas siswa kelas eksperimen : 1. Aspek Pra Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi selama 2x pertemuan tatap muka selama proses pembelajaran yang diawali dengan aspek pra pembelajaran seperti pengaturan tempat duduk siswa dan pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pada observasi pada pertemuan pertama di kelas hasil dari pengamatan peneliti terlihat suasana didalam kelas kurang rapi karena pengaturan tempat duduk yang tidak beraturan seperti terlalu banyak siswa yang menempati daerah di sudut-sudut ruang kelas didekat dinding atau di dekat jendela, dibagian belakang kelas sedangkan di bagian tengah kelas dan di bagian depan terlihat jarang ditempati, keadaan kelas yang tidak bersih akibatnya pemandangan seperti ini menjadi tidak nyaman dilihat dan dapat mengganggu fokus dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberi skor 2 yang berarti kurang baik. Kemudian
dalam
segi
kesiapan
menerima
pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat siswa kurang begitu siap dikarenakan terdapat beberapa siswa yang masih asik mengobrol sendiri dengan teman-temannya dan masih ada yang bercanda. Pada saat memulai pembelajaranpun siswa masih kurang antusias, kurang bersemangat dan kurang berkonsentrasi dalam memulai pembelajaran terlihat dari buku-buku, LKS dan alat tulis belum dipersiapkan karena masih berada didalam tas. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 2 kurang baik. Selanjutnya observasi pada pertemuan ke 2 berdasarkan hasil pengamatan terlihat telah terdapat peningkatan yang sangat signifikan seperti pada pengaturan tempat duduk siswa sudah terlihat rapi dan beraturan karena tidak ada lagi yang mendominasi menempati sudut-sudut
55
kelas seperti di dekat dinding kelas atau dekat jendela kelas karena siswa sudah menempati secara rata ruang kelas baik di tengah, disudut-sudut kelas atau di bagian depan dan keadaan kelas sudah bersih sehingga membuat pemandangan didalam kelas menjadi nyaman dan tidak mengganggu fokus dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti yang sebelumnya memberi skor 2 (kurang baik) meningkat menjadi 5 (sangat baik). Kemudian
dalam
segi
kesiapan
menerima
pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan terdapat peningkatan yang cukup signifikan dikarenakan siswa sudah tidak asik mengobrol sendiri dengan temantemannya dan tidak ada yang bercanda lagi. Pada saat memulai pembelajaranpun siswa cukup antusias, bersemangat dan berkonsentrasi dalam memulai pembelajaran terlihat dari buku-buku, LKS dan alat tulis yang sudah disiapkan di meja masing-masing siswa. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti yang sebelumnya memberi skor 2 (kurang baik) meningkat menjadi 5 (sangat baik). 2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat siswa kurang antusias dalam menjawab salam dari guru karena masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dengan asik mengobrol sendiri, sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian pada point mengenai perhatian siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai terlihat siswa masih kurang memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih terdapat beberapa siswa yang mengobrol, dan melakukan aktivitas masing-masing seperti membaca buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian pada point berdoa bersama-sama sebelum dimulai pelajaran dengan membaca “basmalah” bersama-sama siswa cukup antusias karena hampir semua siswa mengucapkannya walaupun masih terdapat beberapa
56
siswa yang tidak ikut mengucapkan basmalah karena tidak memperhatikan apa yang di instruksikan oleh guru sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada pertemuan kedua siswa cukup antusias menjawab salam dari guru karena pada saat guru memasuki ruang kelas siswa sudah memperhatikan guru dan tidak asik mengobrol sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena sebelumnya dipertemuan pertama memberikan skor 3 (cukup) dan dalam pertemuan kedua ini memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada point mengenai perhatian siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi yang
hendak
dicapai
terlihat
siswa
cukup
memperhatikan
dan
berkonsentrasi karena sudah tidak terdapat siswa yang mengobrol sendiri, tidak tidur dan tidak melakukan aktivitas masing-masing seperti membaca buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang cukup signifikan sehingga peneliti yang sebelumnya memberikan skor 3 (cukup) pada pertemuan kedua ini memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada point berdoa bersama-sama sebelum dimulai pelajaran dengan membaca “basmalah” bersama-sama siswa sangat antusias karena seluruh siswa mengucapkannya berdasarkan hasil pengamatan terdapat peningkatan yang signifikan, sebelumnya peneliti memberikan skor 4 (baik) meningkat menjadi 5 (sangat baik).
3. Aspek Kegiatan Inti Pembelajaran a) Penjelasan Materi Pelajaran Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam segi memperhatikan penjelasan materi pelajaran terlihat bahwa siswa cukup memperhatikan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang masih asik mengobrol sendiri dan bercanda dengan teman dalam kelas sehingga peneliti berdasarkan hasil pengamatan memberikan skor 3 (cukup).
57
Kemudian dalam keterampilan bertanya pada saat penjelasan materi, terlihat bahwa ada sekitar 1-2 orang siswa yang berani mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang malu mengajukan pertanyaan pada saat materi dijelaskan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti memberikan skor 2 (kurang baik). Kemudian pada saat siswa berkumpul secara kelompok untuk melakukan interaksi dan berdiskusi berdasarkan pengamatan peneliti masih ada siswa yang susah untuk diatur duduk secara berkelompok dan bingung mencari kelompoknya masing-masing bahkan ada yang tetap duduk di bangku duduknya sendiri ketika yang lainnya sibuk berkelompok. Ketika berdiskusi terdapat siswa yang tidak bekerja dan mengandalkan
temannya
ketika
diminta
untuk
mengemukakan
pendapatnya masing-masing berdasarkan pengamatan tersebut siswa terlihat kurang antusias dalam berinteraksi secara berkelompok. Sehingga peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian pada point interaksi gurusiswa, materi pelajaran dengan menggunakan metode Means-Ends Analysis berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti interaksi yang terlihat masing-masing anggota kelompok bersama-sama menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya meskipun pada pertemuan pertama ini masih belum berjalan secara optimal. Dengan demikian berdasarkan hasil pengamatan tersebut pada pertemuan pertama peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam segi memperhatikan penjelasan materi pelajaran terlihat bahwa terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena sudah tidak terdapat siswa yang masih asik mengobrol sendiri dan bercanda dengan teman sehingga peneliti berdasarkan hasil pengamatan memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup), meningkat menjadi 5 (sangat baik). Selanjutnya untuk ketrampilan bertanya pada saat penjelasan materi pada petemuan kedua
58
mengalami peningkatan, jika sebelumnya terdapat 1-2 orang yang berani mengajukan pendapat pada pertemuan pertama kini sekitar 5-6 orang yang berani mengajukan pendapat pada pertemuan kedua. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti yang sebelumnya pada pertemuan pertama memberikan skor 2 (kurang baik) meningkat menjadi 4 (baik). Kemudian pada saat siswa berkumpul secara kelompok untuk melakukan interaksi dan saling berdiskusi berdasarkan pengamatan peneliti bekerja sama. Dan ketika berkumpul dengan kelompoknya masing sudah mulai terlihat lebih teratur, tidak kebingungan dan tidak gaduh ini dan ketika berdiskusi dan berinteraksi dengan kelompok mengenai pendapatnya sudah bisa berinteraksi secara baik dan sistematis masingmasing kelompok sudah saling berinteraksi
satu-sama lain untuk
kemudian memberikan pendapat. Jadi berdasarkan hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa ada peningkatan dalam melakukan interaksi mengenai pendapat masing-masing anggota kelompok. Dengan demikian peneliti yang sebelumnya memberikan skor 3 (cukup) untuk kelas meningkat menjadi 5 (sangat baik). Selanjutnya pada point interaksi guru-siswa, siswa-materi pelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan Means-Ends Anlysis pada pertemuan kedua ini mulai terlihat optimal hal ini terlihat dari keaktifan dan antusiasnya siswa untuk mewakili kelompok mereka sebelum dipilih siapa yang akan maju ke depan untuk menjelaskan hasil dari interaksi antara siswa-materi pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka peneliti yang sebelumnya memberikan skor 3 (cukup) meningkat menjadi 5 (sangat baik) b) Pendekatan/Strategi Belajar Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada pertemuan pertama seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas dapat disimpulkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang menggunakan metode pembelajaran MeansEnds Anlysis namun masih terlihat siswa yang malu berinteraksi di kelas
59
dalam mengemukakan pendapatnya ataupun bertanya kepada guru sehingga peneliti memberikan poin keduanya dengan skor 4 (baik). Kemudian pada poin mencatat penjelasan yang disampaikan guru berdasarkan hasil pengamatan siswa terlihat berinisiatif sendiri untuk mencatat walaupun tidak semua siswa mencatat, namun jika guru mengintruksikan siswa untuk mencatat apa yang disampaikan barulah siswa tergerak untuk mencatat. Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa masih kurangnya kesadaran siswa untuk mencatat penjelasan dari guru maka peneliti memberikan poin 3 (cukup). Kemudian pada point berikutnya yakni mengikuti proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan pada kelas eksperimen terlihat bahwa pada saat mengiktui proses pembelajaran Means-Ends Analysis pada kelas eksperimen semua siswa pada kelas eksperimen mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan tersebut maka peneliti memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan terlihat telah terdapat peningkatan yang signifikan seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas dapat disimpulkan bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas yang menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Anlysis dan siswa tidak malu berinteraksi di kelas dalam mengemukakan pendapat ataupun bertanya kepada guru terlihat dengan bertambahnya siswa yang mengemukakan pendapat sehingga peneliti memberikan skor kedua poin tersebut yang sebelumnya sama-sama dengan skor 4 (baik) meningkat menjadi 5 (sangat baik). Kemudian pada poin mencatat penjelasan yang disampaikan guru berdasarkan hasil pengamatan mengalami peningkatan yang signifikan secara keseluruhan siswa terlihat berinisiatif sendiri dalam mencatat. Dengan demikian peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup) menjadi 5 (sangat baik). Selanjutnya pada point berikutnya yakni mengikuti proses pembelajaran yaitu berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan kedua, kelas eksperimen yang menggunakan
60
proses pembelajaran metode Means-Ends Analysis hampir sama dengan pertemuan pertama akan tetapi mengalami peningkatan dari segi tingkat antusias para siswa. Oleh karena itu peneliti yang sebelumnya memberikan skor 4 (baik) meningkat menjadi 5 (sangat baik). c) Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber belajar. Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama terlihat interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran mendapat respon yang positif dari siswa dikarenakan siswa
yang
antusias
memperhatikan
penjelasan
guru
dengan
memanfaatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dalam menjelaskan materi pelajaran, namun pada saat penjelasan materi pelajaran terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan dengan asik mengobrol atau bercanda demikian peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian berdasarkan hasil pengamatan selanjutnya mengenai rasa tertarik siswa terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan media pembelajaran, siswa terlihat tertarik dengan materi yang disajikan oleh guru terutama dengan didukung oleh adanya gambar yang memperjelas inti dari proses pembelajaran Kemudian berdasarkan hasil pengamatan, siswa terlihat tertarik terhadap materi pelajaran sehingga peneliti memberikan skor 3 (cukup). Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan ketekuan siswa dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan masih terlihat kurang karena terlihat pada saat evaluasi mengajar hanya beberapa siswa yang aktif membaca buku sumber/buku paket dan beberapa siswa lainnya hanya aktif pada LKS masing-msasing. Dengan demikian peneliti memberikn skor 3 (cukup). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa telah terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dikarenakan siswa yang sangat antusias memperhatikan penjelasan guru sehingga peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup) menjadi 5 (sangat baik). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
61
siswa terlihat sangat tertarik terhadap materi pelajaran interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran mendapat respon yang positif dari siswa dikarenakan siswa yang antusias memperhatikan penjelasan guru dengan memanfaatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dalam menjelaskan materi pelajaran. Dengan demikian peneliti berkesimpulan tidak ada penurunan sikap antusias siswa dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya sehingga peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup) menjadi 4 (baik). Selanjutnya mengenai point ketekunan siswa dalam mempelajari sumber belajar yang ditentukan pada pertemuan kedua menunjukan peningkatan yang signifikan, hal ini dilihat ketika guru memberikan evaluasi pengajaran untuk yang kedua kalinya pada pertemuan kedua, sebelumnya siswa tidak begitu tekun mempelajari sumber belajar kini siswa membawa sumber belajar yang mendukung seperti makalah dari internet, LKS serta buku paket. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan tersebut maka peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup) meningkat menjadi 5 (sangat baik). d) Penilaian Proses Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ketika melakukan penilaian proses terlihat siswa sangat disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara berkelompok dengan sangat baik karena penilaian dilakukan berdasarkan metode Means-Ends Analysis maka peneliti dapat melihat kekompakan siswa ketika bekerja sama dalam sebuah kelompok. Oleh karena itu peneliti pada pertemuan pertama memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada pertemuan pertama mengenai point menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti setelah kegiatan pembelajaran, guru menanyakan beberapa pertanyaan menengnai materi namun hanya separuhnya yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukan bahwa penilaian proses yang dilakukan guru pada kelas eksperimen
62
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Means-Ends
Analysis
membuahkan hasil positif terhadap proses pembelajaran. Sehingga peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara berkelompok tingkat kedisiplinannya semakin meningkat mengalami perubahan, karena siswa mengerjakan tugas secara disiplin pada pertemuan kedua, berdasarkan hal tersebut maka peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan kedua mengenai point menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, mengalami perubahan yang berarti karena jumlah siswa yang menjawab pertanyaan yang diberikan guru lebih meningkat dibanding pada pertemuan pertama. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memberikan skor 4 (baik).
e) Penggunaan Bahasa Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa siswa dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari sudut pandang penggunaan tata bahasa (EYD) masih kurang baik karena siswa masih mengunakan bahasa yang sehari-hari digunakan untuk berinteraksi bersama teman dengan demikian peneliti memberikan skor 2 (kurang baik). Kemudian pada saat siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa tata bahasa yang digunakan dalam bertanya baik terhadap guru ataupun terhadap teman saat sedang berlangsungnya proses pembelajaran masih menggunakan bahasa yang tidak sesuai kaidahnya (EYD) sehingga peneliti memberikan skor 2 (kurang baik). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa siswa dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari sudut pandang penggunaan tata bahasa (EYD) terdapat peningkatan yang signifikan karena siswa sudah mulai berhati-hati dalam menggunakan tata
63
bahasa pada saat mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan sehingga peneliti memberikan skor yang sebelumnya sama-sama memberkan skor 2 (kurang baik) menjadi 4 (baik). 4. Aspek Penutup Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua terlihat keterlibatan siswa dalam memberi rangkuman atau kesimpulan dari yang telah dipelajari sangat antusias karena disamping materi pelajaran yang di desain dengan metode pembelajaran Means-Ends Analysis yang membuat siswa aktif membangun sebuah pengetahuan baru secara mandiri dan berani mengemukakan pendapat serta mampu memecahkan masalah yang ada dalam proses pembelajaran bersama sehingga peneliti memberikan skor 5 (sangat baik). F. Pembahasan Hasil Wawancara Data pelengkap atau penguat yang digunakan pada penelitian ini selain data observasi juga wawancara. Obyek yang dijadikan dalam wawancara adalah siswa kelas VII-a yang dipilih secara acak berjumlah 3 orang siswa. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan, berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai senang dan tidak senang dalam pembelajaran IPS semuanya menyatakan senang karena dapat mempelajari dan mengetahui keragaman bentuk bumi serta dampaknya terhadap lingkungannnya. Mereka jadi semakin memahami keragaman bentuk bumi berdasarkan tenaga endogen dan tenaga eksogen yang mempengaruhi bentuk muka bumi . Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pendapat masing-masing mengenai pembelajaran geografi yang dilakukan guru bidang studi pada saat pembelajaran di kelas sebagian besar pendapat siswa berpendapat bahwa guru yang mengajar cukup menyenangkan dan berinteraksi dengan baik, bisa dikatakan seperti ini karena dilihat dari guru yang berkarakter humoris dan baik. Bukan dilihat dari metode pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan hasil
64
wawancara dan pengamatan peneliti metode yang digunakan yaitu guru memberi tugas kepada siswa untuk merangkum, setelah itu baru dijelaskan tanpa menggunakan media powerpoint atau media lainnya yang dapat disimpulkan guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajaran IPS. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai pembelajaran seperti apa yang diinginkan dalam pembelajaran IPS secara keseluruhan siswa berkeinginan dalam proses pembelajaran IPS agar dibuat sekreatif mungkin dan sesederhana mungkin supaya mudah dimengerti. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai suka atau tidak suka pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis karena pembelajaran IPS yang terlihat abstrak itu mampu dibuat lebih nyata dan juga menjadi lebih spesifik atau dan mudah dipahami. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran Means-Ends Analysis, adapun kelebihannya yaitu lebih mudah memahami materi pelajaran daripada menggunakan metode konvensional yang biasanya digunakan oleh guru, lebih mudah dipahami. Adapun kekurangannya yaitu kurang waktu dalam proses pembelajarannya karena membutuhkan waktu lebih lama dalam memecahkan masalah. Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai saran terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis agar lebih baik secara keseluruhan siswa memberikan saran agar mata pelajaran IPS tidak menggunakan metode konvesional saja namun mencoba dengan metode lain agar para siswa tidak bosan dan bisa memahami lebih baik.
65
G. Pembahasan Hasil Penelitian Metode pembelajaran Means-Ends Analysis merupakan salah satu metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dimana metode pembelajaran ini dapat memberikan dampak positif terhadap siswa seperti membangkitkan rasa ingin tahu siswa, membangkitkan sikap ilmiah siswa, membuat pembelajaran bersifat aktual, membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu. Dalam pelaksanaannya metode melibatkan siswa untuk belajar secara individu juga belajar secara kelompok dalam rangka mencapai hasil belajar yang diharapkan. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini siswa lebih antusias dalam mengerjakan tugas-tugas yang berikan guru,
mencapai
pemahaman lebih secara individu, saling membantu dan bekerja sama secara positif dalam kelompok serta melatih keuletan, rasa ingin tahu, bekerja keras dan rasa tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 54.4. Setelah dilakukan treatment selama 2 kali pertemuan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar dengan metode pembelajaran Means-Ends Analysis hasil belajar siswa meningkat. Dari hasil uji t diperoleh thitung sebesar 9.46 dan ttabel sebesar 1.67, karena thitung> ttabel, maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian uji t pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar IPS siswa. Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terbukti dengan adanya perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa, dimana nilai yang diperoleh pada saat posttest jauh lebih tinggi dari pada pada saat pretest. Terdapatnya pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil observasi dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan parameter dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah di rencanakan
66
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari hasil observasi tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan skor dari tiap pertemuan didalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan dalam proses pembelajaran seperti keaktifan siswa. Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian bahwa metode pembelajaran Means-Ends Analysis memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa maka didukung juga dengan data berupa hasil wawancara. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa dari ketiga siswa yang diwawancarai memberikan jawaban yang positif terhadap hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti lebih menyukai saat dilakukan metode pembelajaran Means-Ends Analysis karena siswa lebih paham terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak karena dengan metode pembelajaran Means-Ends Analysis materi yang dijelaskan terlihat lebih spesifik. Hasil pembahasan ini didukung dari penelitaian relevan sebelumnya yang telah dilakukan oleh Teddi Harto dkk telah menunjukan keberhasilan metode Means Ends Analysis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin”. Hasil penelitian menunjukan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran MEA berada pada kategori sangat tinggi, deskripsi data dengan model konvesional berada pada kategori tinggi, dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan model pembelajaran MEA dengan
t
hitung
t
4,11 > tabel 2,00. Jadi, model pembelajaran MEA lebih baik dari model pembelajaran konvesional.65 Hal ini juga sesuai dengan pandangan Piaget, pengetahuan datang dan tidakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergatung kepada beberapa 65
Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2014, vol. 2, no. 1
67
jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai informasi yang menjabarakan teori kognitif pada pendidikan yaitu ; memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar keada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada
hasil
tersebut.
Pengalaman-pengalaman
belajar
yang
sesuai
dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud, mengutakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dai individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil siswa dari pada aktivitas dalam bentuk klasikal, mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimlasi.66
66
http://www.Ipmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&viw=article&id+203:kognit
if&catid=42:widyaiswara&Itemid=23 diakses 22 Juni 2015 jam 21.51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta” yaitu : Hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Al Falah mengalami peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan uji hipotesis t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis pada taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung sebesar 9.46 dan ttabel sebesar 1,67, yang artinya Ho ditolak jika thitung lebih besar dari ttabel. Hasil N Gain menunjukkan bahwa kategori peningkatan hasil belajar berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-gain 30 siswa tersebut yaitu 0,39 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar rata-rata dari seluruh siswa dikategorikan sedang dengan rekapitulasi perhitungan N Gain dengan rentang 0.3-0.7 Berdasarkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari MTs Al Falah yaitu 68 menunjukkan bahwa kategori hasil belajar pretest yang kurang dari nilai KKM di peroleh 25 siswa atau 83%, sedangkan hasil belajar pretest yang lebih dari nilai KKM diperoleh 5 siswa atau 17%. Kemudian kategori hasil belajar posttest yang kurang dari nilai KKM diperoleh 7 siswa atau 23 %, sedangkan hasil belajar siswa yang lebih dari nilai KKM diperoleh 23 siswa atau 77 % .
68
69
Kemudian berdasarkan hasil lembar observasi siswa juga terdapat peningkatan yang signifikan mengenai keaktifan dan pemahaman materi IPS, sedangkan penguatan lain dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil wawancara siswa yang juga memberikan pengaruh yang signifikan mengenai metode pembelajaran Means-Ends Analysis. Dengan
demikian
metode
pembelajaran
Means-Ends
Analysis
menunjukkan hasil yang positif dan terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Al Falah Jakarta pada materi keragaman bentuk muka bumi dan dampaknya terhadap kehidupan.
B. Saran Berdasarkan penemuan selama kegiatan penelitian dilapangan penulis mengajukan beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti, baik untuk pengembangan pengetahuan, maupun bagi peneliti selanjutnya serta sebagai perbaikan dimasa mendatang: 1. Peneliti a.
Untuk pihak sekolah, penelitian ini selanjutnya dapat diujicobakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis pada siswa selain kelas VII.
b.
Untuk Guru IPS khususnya di MTs Al-Falah dapat menerapkan metode pembelajaran MEA. Karena pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu menciptakan siswa yang berpikir kritis dalam belajar IPS.
c.
Untuk peneliti dapat melakukan penelitian metode pembelajaran MeansEnds Analysis bukan hanya mata pelajaran IPS, tetapi metode ini dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
d.
Untuk peneliti selanjutnya dilakukan perbandingan penggunaan metode pembelajaran
Means-Ends
pembelajaran lainnya.
Analysis
dengan
model
atau
metode
DAFTAR PUSTAKA Adiyoga, Restu, “Pengaruh Penggunaan Metode Means Ends Analysis Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FP MIPA, (Bandung:UPI,2009), tidak diterbitkan
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997 Ariesta, R dan Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2011 Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pt Rineka Cipta,2010 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Faturrahman, Puput dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam), Bandung: PT refika Aditama, 2007 Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005 Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada, 2010.
58
59
Narwati, Sri. Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media), 2011 Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997 Nurafiah, Fifih “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”, Skrispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika, Bandung, Perpustakaan UPI, 2013 Purwanto, Ngalim.
Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010 Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998 Solihatin, Etin dan Raharjo, Cooperative Learning analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Sudjana.Metode Statistika, cet. Ke-3, Bandung: Tarsito,2005 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2010 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011 Suprijono, Agus. Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009 Suralaga, Fadhilah. dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009
60
Suyono, Bayu Djaelani. “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”, Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, Bandung: Perpustakaan UPI, 2010 Teddiharto, Kt , Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2014 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MTs Al-Falah
Mata Pelajaran
: IPS Terpadu
Kelas / semester
: VII / 2
Alokasi Waktu
: 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia. I. Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan, dan dampaknya terhadap kehidupan.
II. Indikator : 1.
Mendeskripsikan perbedaan antara tenaga endogen dan eksogen
2.
Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga endogen
3.
Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga eksogen
4.
Menjelaskan dampak dari tenaga endogen dan eksogen terhadap ragam muka bumi
III. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran siswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan perbedaan antara tenaga endogen dan eksogen 2. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga endogen 3. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga eksogen 4. Menjelaskan dampak dari tenaga endogen dan eksogen terhadap ragam muka bumi Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin Rasa hormat Tekun Tanggung jawab Ketelitian dan Mandiri
74
IV. MateriPembelajaran. 1. Tenaga endogen dan eksogen 2. Tektonisme, vulkanisme, dan seisme 3. Erosi, pelapukan, sedimentasi dan pengangkutan missal 4. Dampak posistif dan negatif tenaga eksogen dan tenaga endogen
V. Metode Pembelajaran. 1. Ceramah 2. Means-Ends Analysis 3. Tanya Jawab 4. Tugas
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran : Pertemuan 1 PENDAHULUAN Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Melaksanakan Pretest siswa
untuk
kepada a. Siswa mengerjakan soal- Santun
mengetahui
kemampuan awal siswa b. Guru
soal Pretest dari guru b. Siswa
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
mendengarkan Disiplin
tujuan pembelajaran yang disampaikan
c. Apersepsi : Coba siapa yang c. Siswa menjawab apa yang tahu
Tenaga
Endogen
dan
Tenaga Eksogen? d. Motivasi
:
Siswa
diminta
menyebutkan dan menjelaskan Tenaga bumi.
Pembentukan
diketahui mengenai meteri tersebut.
muka
Peduli
Percaya diri
75
KEGIATAN INTI A. Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Guru menjelaskan a. Siswa memperhatikan penjelasan Mandiri materi yang akan guru tentang bahan ajar yang Rasa ingin tahu diajarkan. disampaikan Tanggung b. Guru memberikan b. Siswa menjawab pertanyaan guru Jawab pertanyaan
Kreatif
B. Elaborasi Kegiatan Guru a. Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
mendemonstrasikan a. Siswa memperhatikan Mandiri
materi dengan beberapa contoh
dan fokus mengerjakan Aktif
soal, lalu guru memerintahkan
soal
siswamengerjakan soal secara
oleh guru
yang
diberikan Kreatif Tanggung jawab
individu.
C. Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru bertanya mengenai a. Siswa memperhatikan dan Menghargai hal-hal
yang
belum
mencatat
siswa
guru
diketahui
oleh
mengenai
permasalahan b. Siswa
keragaman muka bumi Guru menyimpulkan dan menguatkan.
penjelasan
dari Prestasi Peduli
memperhatikan Toleransi
dengan seksama
76
PENUTUP Kegiatan Guru a.
Guru Tanya
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
mengadakan jawab
dengan
a. Siswa
bersama-sama
siswa tentang keragaman
dengan
muka bumi
rangkuman/kesimpulan
b. Guru
memberikan
kesimpulan
tentang
guru
bumi
dengan
pertemuan
Cinta Ilmu
b. Siswa dan guru menutup pelajaran
menutup
Disiplin
pelajaran
materi keragaman muka
c. Guru
membuat
dengan
doa
mengucapkan
Hamdallah
dengan
mengucapkan Hamdalah.
Pertemuan 2 PENDAHULUAN
Kegiatan Guru a. Guru
Kegiatan Siswa
mengucapkan a. Siswa menjawab salam guru
salam
Santun
b. Siswa berdoa terlebih dahulu Peduli
b. Berdoa
sebelum
memulai Pembelajaran c. Memeriksa
Nilai Karakter
sebelum pembelajaran
kehadiran c. Siswa
siswa, d. Kebersihan kerapihan kelas
diabsen dan
memulai Religius
menjawab
Disiplin ketika Percaya diri
77
KEGIATAN INTI A. Eksplorasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
a. Guru menjelaskan materi a. Siswa menyimak penjelasan Mandiri yang akan diajarkan b. Guru
guru dengan seksama
memberikan b. Siswa
pertanyaan
menyimak
Rasa ingin tahu dan Tanggung
menjawab secara interaktif Jawab Kreatif pertanyaan guru
B. Elaborasi Kegiatan Guru a. Guru
Kegiatan Siswa
menyampaikan a. Siswa
materi
yang
akan
disajikan. b. Guru
Nilai Karakter memperhatikan Mandiri
penjelasan guru tentang bahan Aktif ajar yang disampaikan.
membagi
kedalam
siswa b. Siswa beberapa
kelompok yang masingmasing
sesuai
membuat instruksi
Kreatif
kelompok Tanggung jawab dari
guru Kerjasama
tersebut.
kelompok c. Seluruh siswa dalam kelompok
beranggotakan 6 orang.
membaca materi sesuai dengan
c. Guru menentukan tema
tema masalah yang diberikan
masalah kepada kelompok yang telah terbentuk. d. Guru
dalam
kelompok sebagai
d. Seluruh siswa dalam kelompok
kegiatan bertindak
fasilitator
oleh guru.
berusaha dalam memecahkan masalah tersebut.
yang e. Seluruh siswa dalam kelompok
memantau
sekaligus
mengamati
kegiatan
masing-masing kelompok.
mempersentasi pembahasannya.
hasil
78
C. Konfirmasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
a. Guru
a. Siswa
mengumumkan
perolehan telah
poin
diraih
yang
masing-
Nilai Karakter
menyimak
dan Menghargai
mendengarkan pengumuman Prestasi dari guru tersebut
Peduli
masing kelompok pada
Toleransi
hari ini. PENUTUP Kegiatan Guru
KegiatanSiswa
NilaiKarakter
a. Guru mengadakan tanya a. Siswa menjawab pertanyaan jawab
dengan
siswa
guru
tentang keragaman muka b. Siswa mengerjakan posttest bumi
c. Siswa bersama-sama dengan
b. Guru
memberikan
posttest c. Guru
guru
membuat
rangkuman/kesimpulan bersama
melakukan dengan
siswa
pelajaran.
refleksi d. Siswa membuat
mendengarkan
penjelasan guru.
kesimpulan pembelajaran
VII. SumberBelajar. 1. Buku Geografi atau LKS pegangan siswa 2. Artikel dan gambar dari media Internet atau Koran 3. Pengalaman
Disiplin Cinta Ilmu
79
VIII. Penilaian No
Indikator
1.
Mendeskripsikan antara
tenaga
Teknik perbedaan Tes Tertulis endogen
dan
Bentuk Pemahaman penghafalan
eksogen 2.
Mengidentifikasi
jenis-jenis
tenaga endogen 3.
Mengidentifikasi
jenis-jenis
tenaga eksogen 4.
Menjelaskan dampak dari tenaga endogen dan eksogen terhadap ragam muka bumi
Jakarta, 4 Oktober 2013
Mengetahui, Guru Pamong Mapel IPS
Peneliti
Ahmad Syarifuddin, S.Pd.i NIP : 198004192007101004
Mulyawati NIM. 109015000156
dan
80
lampiran 2 Materi Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Materi IPS Terpadu Kelas VII Semester 1 Standar Kompetensi : Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Keragaman Bentuk MukaBumi, Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Materi Pokok
: Keragaman Bentuk Muka Bumi Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Lingkungan Kehidupan Manusia A. Bentuk Muka Bumi 1. Keragaman Bentuk Muka Bumi Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua kekuatan, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yg berasal dari dalam bumi Tenaga Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yg berasal dari luar muka bumi 2. Bentuk Muka Bumi yang Dihasilkan oleh Tenaga Endogen Secara geologis, tenaga endogen meliputi :
Tektonisme Vulkanisme Seisme (gempa)
Muka bumi terdiri atas dua bagian, daratan dan lautan. Daratan yang luas disebut benua dan lautan yang luas sering disebut samudera. Apabila bagian benua dipotret dari dekat, akan tampak bahwa permukaan benua tidak rata. Itulah kenyataannya, bahwa muka bumi tidak rata seperti pada peta. Di permukaan bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Bagian yang menonjol ke atas dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, bukit, dan seterusnya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai,
81
lembah, danau, sungai, rawa, dan sebagainya. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi tersebut dinamakan relief muka bumi. a. Proses Terbentuknya Muka Bumi. Proses Alam Endogen Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan jalan dengan kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang berasal dari inti bumi. Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Tumbukan yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada kulit bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antara lempeng benua dan lempeng samudera. 1) Tektonisme Tektonisme adalah perubahan letak/kedudukan lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal. Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan ret
82
2) Vulkanisme Peristiwa vulkanisme adalah naiknya magma dari dalam perut Bumi. Magma adalah campuran batubatuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas. Aktivitas ini dapat menyebabkan retakanretakan dan pergeseran kulit bumi. Vulkanisme juga merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava. Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api : Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan. Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa),Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep.Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku. Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari Pegunungan Cordileras De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara),tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku. 3) Seisme/ Gempa Bumi Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut. Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori.
83
Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut: - Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran iniyang merambat sampai ke permukaan bumi. - Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan. - Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh. 3. Bentuk Muka Bumi yang Dihasilkan oleh Tenaga Eksogen Tenaga eksogen itu berupa sinar matahari, air, angin, gletsyer, dan makhluk hidup. Pada kenyataan di alam tenaga eksogen mengakibatkan terjadinya pelapukan, erosi, longsor dan sedimentasi. Secara geologis, tenaga eksogen meliputi : Pelapukan
Erosi Sedimentasi a. Pelapukan - Pelapukan Mekanik Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang. Ketika terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari, volume batuan mengecil. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, batuan akan retak-retak dan lepas selapis demi selapis. Akhirnya, batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan unsur kimia yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik(fisik). -
Pelapukan Kimiawi Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur kimia terjadi ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur
84
kimia yang berasal dari luar, misalnya dengan oksigen atau air. Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik dengan batuan kapur. Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmit -
Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab ditumbuhi lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu salah satu bentuk pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup: vegetasi, hewan, dan manusia. Pelapukan biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi. b. Erosi Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi. Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut. - Erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat pukulan butir hujan secara langsung - Erosi permukaan - Erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terkumpul atau terpusat dan membentuk alur-alur. - Erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terpusat, runtuhnya saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah longsor yang bentuknya memanjang. - Erosi tebing. 1) Erosi Air Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air, antara lain: Volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi (makin besar volumenya, makin kuat erosinya). Kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar erosinya). Keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil erosinya). Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi tebing sungai, erosi air terjun, dan erosi gelombang air laut.
85
2) Erosi Angin Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke daerah yang kecepatan anginnya rendah. 3) Erosi Gletser Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit. Eksarasi merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material hasil erosi. B. Dampak Positif dan Negatif Tenaga Endogen dan Eksogen : 1. Dampak positif tenaga endogen Letak mineral dekat dengan permukaan tanah Relief bentukan tenaga endogen dapat dijadikan daerah tujuan wisata Terbentuk gunung yang tinggi yang dapat mendatangkan hujan orografis Terbentuk tanah tinggi yang luas sebagi areal pertanian agrobisnis 2. Dampak negatif tenaga endogen:
Pergerakan lempeng kerak bumi menimbulkan bencana Terjadi gerak naik dan turun daratan yang menyebabkan kerusakan bangunan, jalan, rumah, maupun jembatan.
1. Dampak positif tenaga eksogen:
Pelapukan di daerah kapur, dapat membentuk gua-gua yang mempunyai stalagtit dan stalagmit, yang dapt menjadi daerah tujuan wisata. Relief muka bumi bentukan tenaga eksogen baik di pantai maupun di daratan merupakan daerak pariwisata.
86
2. Dampak negatif tenaga eksogen:
Terjadi kerusakan areal pertanian, pemukiman, jalan, akibat dari adanya banjir dan erosi. Kekuatan angin dapat menimbulkan bencana di daerah pemukiman penduduk.
C. Langkah-Langkah Penanggulangan Dampak Negatif Dari Tenaga Endogen dan Eksogen: 1. Daerah yang labil terhadap gerakan kulit bumi tidak boleh dijadikan daerah pemukiman. 2. Pembangunan jalan, rel, dan prasarana umum lainnya harus melihat dan mengkaji alam untuk menghindari daerah-daerah yang labil. 3. Wilayah yang berdekatan dengan gunung api tidak boleh dijadikan pemukiman 4. Usaha reboisasi dan penghijauan untuk lahan-lahan kritis lebih ditingkatkan 5. Perlu pengamatan yang intensif terhadap gunung api yang masih aktif.
87
Lampiran 3 Instrumen Tes : Soal Uji Validitas Nama : Kelas : VIII .... Sekolah : MTs Al Falah Jakarta Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar! 1. Tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun dalam bentuk relief bentuk bumi disebut …. A. Tenaga endogen B. Tenaga surya C. Tenaga dalam D. Tenaga eksogen 2. Jenis-jenis tenaga endogen diantara berikut ini, kecuali .... A. Vulkanisme C. Seisme / gempa B. Tektonisme D. Erosi 3. Tenaga endogen dan tenaga eksogen yang dapat mengubah bentuk muka bumi disebut tenaga …. A. Geologi C. Geomorfologi B. Geofisika D. Geografi 4. Perubahan letak lapisan batuan pada permukaan bumi secara horisontal dan vertikal dinamakan …. A. Vulkanisme C. Dinamisme B. Tektonisme D. Diastropisme 5. Hasil dari sedimentasi disungai yang diendapkan pada muara sungai disebut. A. Delta C. Lembah B. Relief D. Palung
6. Aktivitas magma sampai permukaan bumi yang keluar dan menyebabkan terjadinya letusan / erupsi disebut .... A. Intrusi magma B. Ekstruksi magma C. Intensitas magma D. Radiasi magma 7. Semua gejala yang berhubungan dengan proses keluarnya magma dari dalam bumi ialah …. A. Vulkanisme C. Gempa bumi D. Seisme B. Tektonisme 8. Magma yang meleleh diluar pada lereng gunung berapi dinamakan…. A. Lahar C. Belerang B. Lava D. Asap 9. Pegunungan Jaya Wijaya terletak di propinsi …. A. Maluku C. Papua B. Sulawesi Selatan D. Kal- Bar 10. Gunung berapi tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung…. A. Gunung Semeru B. Gunung Selamet C. Gunung Kerinci D. Gunung Rinjani 11. Bahan gas berbahaya yang keluar dalam erupsi gunung berapi ialah…. A. Belerang C. Uap Air B. Okigen D. Asap 12. Jenis gas yang keluar dari gunung berapi yang berupa uap air (H2O) dinamakan.. A. Mofet C. Solfatar B. Fumarol D. Geyser
88
13. Gempa Tsunami yang tejadi pada tahun 2004 di Negara Indonesia melanda Propinsi…. A. Sumatra Selatan B. Sumatra Utara C. NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) D. Sumatra Barat 14. Alat untuk untuk pencatat gempa disebut .... A. Termometer C. Barometer B. Seismograf D.Radiator 15. Gempa yang terjadi sebelum, pada saat dan sesudah peristiwa letusan gunung berapi dinamakan…. A. Gempa Tektonik B. Gempa Vulkanik C. Gempa Laut D. Gempa Runtuhan 16. Gempa yang terjadi karena adanya pergeseran pada lapisan batuan dinamakan…. A. Gempa Tektonik B. Gempa Vulkanik C. Gempa Laut D. Gempa Runtuhan 17. Berikut skala yang banyak digunakan untuk mengukur kekuatan gempa yaitu…. A. Skala meter C. Skala ritcher B. Skala liter D.Skala besar 18. Ilmu yang mempelajari gempa bumi disebut …. A. Seismograf C. Sosiologi B. Seimologi D. Vulkanologi 19. Pusat timbulnya gempa dinamakan .. A. Seismogram C. Episentrum B. Hiposentrum D. Tsunami 20. Tenaga Eksogen merupakan tenaga yang berasal dari …. bumi A. Dalam C. Tengah B. Luar D. Lebar
21. Diantara berikut merupakan jenis-jenis tenaga eksogen, kecuali …. A. Erosi C. Pengendapan B. Pelapukan D. Vulkanisme 22. Sedimentasi sebagai tenaga eksogen disebut juga dengan …. A. Pengendapan B. Pelapukan C. Pengikisan D. Peleburan 23. Tenaga – tenaga eksogen diantaranya yang merusak bentuk muka bumi, kecuali …. A. Radiasi matahari B. Air C. Angin D. Abu vulkanik 24. Pelapukan dalam tenaga eksogen dibedakan menjadi tiga yaitu …. A. Kimia, mekanik, kinetik B. Mekanik , organik, fisika C. Kimia, mekanik, organik D. Mekanik, kimia, biologi 25. Daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air dipermukaan tanah selalu merembes kedalam tanah disebut …. A. Karst C. Magma B. Lava D. Lahar 26. Gejala karst timbul diakibatkan oleh pelapukan …. A. Mekanik C. Organik B. Kimia D. Biologi 27. Endapan kapur yang yang terdapat didasar goa dinamakan…. A. Stalaktit dan Stalakmit B. Statis dan Dinamis C. Elastis dan Stabil D. Lava dan Lahar
89
28. Erosi dalam tenaga dinamakan juga …. A. pelapukan B. pengikisan C. pengendapan D. penghijauan
eksogen
29. Berikut yang bukan termasuk macammacam erosi berdasarkan tenaganya ialah …. A. Erosi air B. Erosi Angin C. Erosi Gletser D. Erosi Gunung 30. Erosi gletser merupakan erosi yang berasal dari .... A. Es C. Tanah B. Lahar D. Tumbuhan 31. Gletser atau es terdapat di daerah kutub dan puncakpuncak pegunungan, untuk dinegara Indonesia gletser terdapat juga di pegunugan…. A. Alpen B. Rocky Mountain C. Himalaya D. Jaya Wijaya 32. Pengikisan batuan oleh air laut disbut... A. Abrasi C. Naturalisasi B. Sedimentasi D.Radiasi 33. Proses pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh air, angin, atau gletser dinamakan…. A. Erosi C. Sedimentasi B. Abrasi D. Radiasi 34. Rangkaian perubahan bentuk pemandangan mulai dari stadium permulaan sampai stadium tua disebut…. A. Siklus Geomorfologi B. Siklus Hidrologi C. Siklus Kimia. D. Siklus Fisika.
35. Dampak Positif akibat vulkanisme ialah …. A. Tanah menjadi subur dan baik untuk pertanian. B. Tanah menjadi tandus dan gersang C. Tanah menjadi tidak layak huni D. Tanah menjadi longsor cepat mengalami pengikisan (erosi). 36. Tanah yang baik tanaman yaitu hasil disebut tanah…. A. Alluvial C. B. Humus D.
bagi kesuburan dari vulkanisme Tandus Kering
37. Akibat adanya erosi terus menerus menyebabkan tanah menjadi.... A. Subur B. Layak huni C. Tandus dan mati D. Bermanfaat 38. Berikut upaya pemerintah untuk menanggulangi dampak negatif dari tenaga endogen dan eksogen salah satunya dengan penghijauan yaitu program menanam kembali hutan yang ditebang yang disebut dengan…. A. Filterisasi B. Reboisasi C. Infitrasi D. Erosi 39. Batuan yang terbentuk karena suhu tinggi berasal dari magma dinamakan batuan…. A. Metamorf C. Koral B. Sedimen D. Bata 40. Lahan miring yang dibuat untuk mencagah terjadinya erosi dinamakan.. A. Gazebo B. Terasering C. Bangku taman D. Batu alam.
90
Lampiran 4
Jawaban Soal Uji Validitas
1. A 2. D 3. A 4. B 5. A 6. B 7. A 8. B 9. C 10. A 11. A 12. B 13. C 14. B 15. B 16. A 17. C 18. B 19. B 20. B
21. D 22. A 23. D 24. C 25. A 26. B 27. A 28. B 29. D 30. A 31. D 32. A 33. C 34. A 35. A 36. B 37. C 38. B 39. A 40. B
91
Lampiran 5 Nama
:
Kelas
: VII …
Sekolah
: MTs Al-Falah Jakarta
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar!
1. Tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun dalam bentuk relief bentuk bumi disebut … a. Tenaga Endogen
c.TenagEksogen
b. Tenaga Surya
d. Tenaga Dalam
5. Jenis gas yang keluar dari gunung berapi berupa uap air (H2O) dinamakan … a. Mofet
c. Solfatar
b. Fumarol
d. Geyser
6. Gempa yang terjadi karena adanya 2. Perubahan letak lapisan batuan pada permukaan bumi secara horizontal dan vertikal dinamakan …
pergeseran
pada
lapisan
batuan
dinamakan … a. Gempa Tektonik
a. Vulkanisme
c. Dinamisme
b. Gempa Vulkanik
b. Tektonisme
d. Diastropisme
c. Gempa Laut d. Gempa Runtuhan
3. Hasil dari sedimentasi di sungai yang diendapkan pada muara sungai disebut …
7. Berikut skala yang banyak digunakan untuk mengukur kekuatan gempa yaitu
a. Delta
c. Lembah
b. Relief
d. Palung
… a. Skala meter
c. Skala ritcher
b. Skala liter
d. Skala besar
4. Pegunungan Jaya Wijaya terletak di provinsi …
8. Ilmu yang mempelajari gempa bumi
a. Maluku
c. Papua
b. Sulawesi
d. Kalimantan
disebut … a. Seismograf
c. Sosiologi
b. Seismologi
d. Vulkanologi
92
9. Pusat timbulnya gempa dinamakan … a. Seismogram
c. Episentrum
b. Hiposentrum
d. Tsunami
11. Diantara berikut merupakan jenis-jenis
10. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang berasal dari … bumi a. Dalam
c. Tengah
b. Luar
d. Lebar
15. Endapan kapur yang terdapat di dasar goa dinamakan …
tenaga eksogen, kecuali … a. Erosi
c. Pengendapan
a. Stalaktit dan Stalakmit
b. Pelapukan
d. Vulkanisme
b. Statis dan Dinamis c. Elastis dan Stabil
12. Sedimentasi
sebagai
tenaga
eksogen
d. Lava dan Lahar
disbut juga dengan … a. Pengendapan
c. Pengikisan
b. Pelapukan
d. Peleburan
16. Berikut yang bukan termasuk macammacam erosi berdasarkan tenaganya ialah …
13. Pelapukan
dalam
tenaga
eksogen
dibedakan menjadi tiga yaitu … a. Kimia, Mekanik, Kinetik b. Mekanik, Organik, Fisika
a. Erosi air
c. Erosi gletser
b. Erosi angin
d. Erosi gunung
17. Erosi gletser merupakan erosi yang berasal dari …
c. Kimia, Mekanik, Organik
a. Es
c. Tanah
d. Mekanik, Kimia, Biologi
b. Lahar
d. Tumbuhan
14. Daerah yang terdiri atas batuan kapur
18. Gletser atau es terdapat di daerah kutub
yang berpori sehingga air di permukaan
dan puncak-puncak pegunungan, untuk di
tanah selalu merembes ke dalam tanah …
Negara Indonesia gletser terdapat juga di
a. Karst
c. Magma
b. Lava
d. Lahar
pegunungan … a. Alpen
c. Himalaya
b. Rocky Mountain
d. Jaya Wijaya
93
19. Pengikisan batuan oleh air laut disebut
d. Tanah
….
menjadi
longsor
cepat
mengalami pengikisan (erosi)
a. Abrasi
c. Naturalisasi
b. Sedimentasi
d. Radiasi
23. Tanah yang baik bagi kesuburan tanaman yaitu hasil dari vulkanisme diesbut tanah
20. Proses pengendapan material batuan yang
…
diangkut oleh air, angin, atau gletser
a. Alluvial
c. Tandus
dinamakan …
b. Humus
d. Kering
a. Erosi
c. Sedimentasi
b. Abrasi
d. Radiasi
24. Berikut
upaya
pemerintah
untuk
menanggulangi dampak negative dari 21. Rangkaian pemandangan
perubahan mulai
dari
bentuk
tenaga
stadium
satunya
permulaan sampai stadium tua disebut … a. Siklus Geomorfologi
endogen dengan
dan
eksogen
salah
penghijauan
yaitu
program penanaman kembali hutan yang ditebang yang disebut juga dengan ….
b. Siklus Hidrologi
a. Filterisasi
c. Infiltrasi
c. Siklus Kimia
b. Reboisasi
d. Erosi
d. Siklus Fisika 25. Batuan yang terbentuk karena suhu tinggi 22. Dampak positif akibat vulkanisme ialah … a. Tanah menjadi subur dan baik untuk pertanian b. Tanah menjadi tandus dan gersang c. Tanah menjadi tak layak huni
berasal dari magma dinamakan batuan … a. Metamorf
c. Koral
b. Sedimen
d. Bata
94
Lampiran 6
Jawaban Soal Pretest dan Posttest Yang Sudah Signifikan
1. A 2. B 3. A 4. C 5. A 6. A 7. C 8. B 9. C 10. B
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
B D C A A B A A C B
21. 22. 23. 24.
C B A B
95
Lampiran 7
RELIABILITAS TES Rata-rata = 30.33 Simpang Baku = 5.20 KorelasiXY = 0.67 Reliabilitas Tes = 0.80 No.Urut No. Subyek 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30
Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Agung Prasetyo S 17 Ahmad Faqih K 16 Ahmad Ramdani 17 Ananda Intan Y 10 Azza Layla 17 Fachri Wildani 17 Faiza Durun N 12 Faizah Safitri 16 Fajar Rizki M 16 Fani Fajriah 7 Fathan A.F 17 Fiqri Azhar 16 Khairul Anam 17 Lilis Salsabila 11 M. Adlan 14 M. Daffa H. A 14 M. Faiz Islami 15 M. Ferdiansyah 18 M. Ichwan Azizi 18 M. Rivaldo 18 M. Sholeh 18 Mutriani Mala P.M 16 Nur Kholis 18 Rahmania 16 Raihan A.B 17 Rizkia Rohmah 16 Selvi Putri S 16 Silvia 12 Syifa Nabila 6 Zannubah Permata 11
Skor Genap 17 19 17 16 15 19 12 14 16 10 16 16 16 15 16 15 14 16 17 16 16 15 17 14 19 14 19 9 11 15
Skor Total 34 35 34 26 32 36 24 30 32 17 33 32 33 26 30 29 29 34 35 34 34 21 35 30 36 30 35 21 21 26
96
Lampiran 8 UJI VALIDITAS Jumlah Subyek = 30 Butir Soal = 40 No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Korelasi 0.484 -0.098 0.122 0.452 0.825 -0.257 0.082 0.114 0.592 0.200 -0.221 0.572 0.012 -0.097 0.261 0.733 0.782 0.637 0.391 0.391 0.582 0.630 0.136 0.324 0.782 0.148 0.604 0.261 0.613 0.484 0.484 0.565 0.560 0.433
keterangan Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
97
35 35 0.697 Valid 36 36 0.484 Valid 37 37 0.196 Tidak Valid 38 38 0.000 Valid 39 39 0.544 Valid 40 40 0.048 Tidak Valid Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
df (N-2)
P=0,05
P=0,01
10
0,576
0,708
15
0,482
20
df (N-2)
P=0,05
P=0,01
60
0,250
0,325
0,606
70
0,233
0,302
0,423
0,549
80
0,217
0,283
25
0,381
0,496
90
0,205
0,267
30
0,349
0,449
100
0,195
0,254
40
0,304
0,393
125
0,174
0,228
50
0,273
0,354
>150
0,159
0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
98
Lampiran 9
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek
= 30
Klp atas/bawah(n)
= 8
Butir Soal
= 40
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas
Kel. Bawah
Beda
Indeks DP (%)
1
1
8
7
1
12.50
2
2
7
7
0
0.00
3
3
2
3
-1
-12.50
4
4
8
4
4
50.00
5
5
8
0
8
100.00
6
6
2
5
-3
-37.50
7
7
6
7
-1
-12.50
8
8
4
3
1
12.50
9
9
8
6
2
25.00
10
10
8
7
1
12.50
11
11
2
2
0
0.00
12
12
7
1
6
75.00
13
13
8
8
0
0.00
14
14
8
8
0
0.00
15
15
8
4
4
50.00
16
16
8
3
5
62.50
17
17
8
5
3
37.50
18
18
8
2
6
75.00
19
19
3
0
3
37.50
20
20
7
6
1
12.50
21
21
8
5
3
37.50
22
22
8
5
3
37.50
23
23
6
2
4
50.00
24
24
7
3
4
50.00
99
25
25
8
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas
5
3
Kel. Bawah
Beda
37.50 Indeks DP (%)
26
26
7
4
3
37.50
27
27
7
2
5
62.50
28
28
7
6
1
12.50
29
29
7
2
5
62.50
30
30
8
7
1
12.50
31
31
8
7
1
12.50
32
32
8
6
2
25.00
33
33
7
3
4
50.00
34
34
8
3
5
62.50
35
35
8
6
2
25.00
36
36
8
7
1
12.50
37
37
8
6
2
25.00
38
38
8
8
0
0.00
39
39
8
4
4
50.00
40
40
8
7
1
12.50
100
Lampiran 10
TINGKAT KESUKARAN Jumlah Subyek = 30 Butir Soal = 40 No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1
1
29
96.67
Sangat Mudah
2
2
24
80.00
Mudah
3
3
14
46.67
Sedang
4
4
22
73.33
Mudah
5
5
21
70.00
Sedang
6
6
14
46.67
Sedang
7
7
25
83.33
Mudah
8
8
13
43.33
Sedang
9
9
28
93.33
Sangat Mudah
10
10
28
93.33
Sangat Mudah
11
11
7
23.33
Sukar
12
12
12
40.00
Sedang
13
13
29
96.67
Sangat Mudah
14
14
29
96.67
Sangat Mudah
15
15
24
80.00
Sangat Mudah
16
16
24
80.00
Sangat Mudah
17
17
27
90.00
Sangat Mudah
18
18
23
76.67
Mudah
19
19
6
20.00
Sukar
20
20
27
90.00
Sangat Mudah
21
21
26
86.67
Sangat Mudah
101
22
22
27
90.00
Sangat Mudah
23
23
17
56.67
Sedang
24
24
13
43.33
Sedang
25
25
27
90.00
Sangat Mudah
26
26
14
46.67
Sedang
27
27
19
63.33
Sedang
28
28
27
90.00
Sangat Mudah
29
29
20
66.67
Sedang
30
30
29
96.67
Sangat Mudah
31
31
29
96.67
Sangat
32
32
27
90.00
Sangat Mudah
33
33
23
76.67
Mudah
34
34
20
66.67
Sedang
35
35
28
93.33
Sangat Mudah
36
36
29
96.67
Sangat Mudah
37
37
27
90.00
Sangat Mudah
38
38
30
100.00
Sangat Mudah
39
39
23
76.67
Mudah
40
40
29
96.67
Sangat Mudah
102
Lampiran 11
Rekap Analisis Butir Rata-rata Simpang Baku KorelasiXY Reliabilitas Tes Butir Soal Jumlah Subyek No Butir Baru
= = = = = =
No Butir Asli
1
1
2 3 4 5 6 7 8 9
2 3 4 5 6 7 8 9
10
10
11 12 13
11 12 13
14
14
15 16 17
15 16 17
18 19 20
18 19 20
21
21
22
22
30.33 5.20 0.67 0.80 40 30 Daya T.kesukaran Pembeda (%) 12.50 Sangat Mudah 0.00 Mudah -12.50 Sedang 50.00 Mudah 100.00 Mudah -37.50 Sedang -12.50 Mudah 12.50 Sedang 25.00 Sangat Mudah 12.50 Sangat Mudah 0.00 Sukar 75.00 Sedang 0.00 Sangat Mudah 0.00 Sangat Mudah 50.00 Mudah 62.50 Mudah 37.50 Sangat Mudah 75.00 Mudah 37.50 Sukar 12.50 Sangat Mudah 37.50 Sangat Mudah 37.50 Sangat Mudah
Korelasi
keterangan
0.484
Sangat Signifikan
-0.098 0.122 0.452 0.825 -0.257 0.082 0.114 0.592
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
0.200
-
-0.221 0.572 0.012
Sangat Signifikan -
-0.097
-
0.261 0.733 0.782
Sangat Signifikan Sangat Signifikan
0.637 0.391 0.391
Sangat Signifikan Signifikan Signifikan
0.582
Sangat Signifikan
0.630
Sangat Signifikan
103
23 24 25
23 24 25
50.00 50.00 37.50
26 27 28
26 27 28
37.50 62.50 12.50
29 30
29 30
62.50 12.50
31
31
12.50
32
32
25.00
33 34 35
33 34 35
50.00 62.50 25.00
36
36
12.50
37
37
25.00
38
38
0.00
39 40
39 40
50.00 12.50
Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sangat Mudah
0.136 0.324 0.782
Signifikan Sangat Signifikan
0.148 0.604 0.261
Sangat Signifikan -
0.613 0.484
Sangat Signifikan Sangat Signifikan
0.484
Sangat Signifikan
0.565
Sangat Signifikan
0.560 0.433 0.697
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
0.484
Sangat Signifikan
0.196
-
0.00
NAN
0.544 0.048
Sangat Signifikan -
104
Lampiran 12 Daftar Nilai Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen (VII-A) MTs Al Falah Jakarta No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Adi Ardian Maulana Afdolli Naoval Alma Ayasa Ramdini Annisa Aulia Sufi Difka Hasyiyah Dimas Ade Putra Dimas Hendrawan Dinda Humaidah Fadia Rahmah Fadil Fakhrurrozi Farhan Aspari Fira Nurhalizha Lutfhi Hatta Abdillah Hattan Ansori Hesti Fajriah Hisyam Mukhtar Inges Rere Ivan Samiaji Khansa Zhafira Latifah Rahman Muhammad Farhan Muhammad Fikriyan Muhammad Rifqi Nada Nisrina Nur Fitriah Azizah Rizka Syarifah Sandra fadhilah Taufiqul Rahman Tiara Nur Istiqomah
Nilai Pre-test Post-Test 48 72 68 76 44 64 52 60 64 68 40 84 56 76 48 84 72 84 68 80 72 84 64 76 40 72 72 80 60 76 40 64 56 68 52 64 60 76 48 64 64 68 60 72 60 68 48 60 56 80 40 60 44 84 40 80 44 84 52 72
KKM
68
105
Lampiran 13
UJI N-GAIN KELAS EKSPERIMEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 RATA-RATA
PRE-TEST 48 68 44 52 64 40 56 48 72 68 72 64 40 72 60 40 56 52 60 48 64 60 60 48 56 40 44 40 44 52 54,4
POST-TEST 72 76 64 60 68 84 76 84 84 80 84 76 72 80 76 64 68 64 76 64 68 72 68 60 80 60 84 80 84 72 73,33333333
N-GAIN KATEGORI 0,461538462 Sedang 0,25 Rendah 0,357142857 Sedang 0,166666667 Rendah 0,111111111 Rendah 0,733333333 Tinggi 0,454545455 Sedang 0,692307692 Sedang 0,428571429 Sedang 0,375 Sedang 0,428571429 Sedang 0,333333333 Sedang 0,533333333 Sedang 0,285714286 Rendah 0,4 Sedang 0,4 Sedang 0,272727273 Rendah 0,25 Rendah 0,4 Sedang 0,307692308 Sedang 0,111111111 Rendah 0,3 Sedang 0,2 Rendah 0,230769231 Rendah 0,545454545 Sedang 0,333333333 Sedang 0,714285714 Tinggi 0,666666667 Sedang 0,714285714 Tinggi 0,416666667 Sedang 0,395805398 Sedang
106
Lampiran 14 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRE-TEST KELAS EKSPERIMEN X 40 44 48 52 56 60 64 68 72 ∑
x=
f 5 3 4 3 3 4 3 2 3 30 ∑ ∑
fixi 200 132 192 156 168 240 192 136 216 1632
=
fi*(xi-x)² 1036,8 324,48 163,84 17,28 7,68 125,44 276,48 369,92 929,28 3251,2
= 54,4
Z = (xi-x)/S -1,3833 -0,9990 -0,6148 -0,2305 0,1537 0,5379 0,9222 1,3064 1,6907
S2 =
F(z) 0,0833 0,1589 0,2693 0,4088 0,5611 0,7047 0,8218 0,9043 0,9546
= 108,37
S(z) 0,1667 0,2667 0,4000 0,5 0,6000 0,7333 0,8333 0,9 1
F(z)-S(z) -0,0834 -0,1078 -0,1307 -0,0912 -0,0389 -0,0286 -0,0115 0,0043 -0,0454
S=√
│F(z) - S (z)│ 0,0834 0,1078 0,1307 0,0912 0,0389 0,0286 0,0115 0,0043 0,0454
= 10,41
Rata-rata = 54,4 Simpangan Baku = 10,41 Untuk menentukan nilai Lo yaitu dengan mengambil nilai terbesar dari hargaharga mutlak yang ada. Berdasarkan data diatas dapat dilihat nilai Lo = 0,1307 kemudian dibandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel liliefors didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikan = 0.05 adalah 0.161. Karena nilai Lo =0,1307 dan nilai Lt = 0.161, maka Lo < Lt, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal.
107
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POST-TEST KELAS EKSPERIMEN X 60 64 68 72 76 80 84 ∑
x=
F 3 4 4 4 5 4 6 30 ∑ ∑
fixi 180 256 272 288 380 320 504 2200
=
fi*(xi-x)² 530,67 345,96 112,36 6,76 36,45 179,56 686,94 1898,7
= 73,333
Z = (xi-x)/S -1,6730 -1,1698 -0,6667 -0,1635 0,3396 0,8428 1,3459
S2 =
F(z) 0,0472 0,1210 0,2525 0,4351 0,6329 0,8003 0,9108
= 63,29
S(z) 0,1 0,2333 0,3667 0,5000 0,6667 0,8000 1
S=√
F(z)-S(z) -0,0528 -0,1123 -0,1142 -0,0649 -0,0337 0,0003 -0,0892
│F(z) - S (z)│ 0,0528 0,1123 0,1142 0,0649 0,0337 0,0003 0,0892
= 7,9555
Rata-rata = 73,333 Simpangan Baku = 7,9555 Untuk menentukan nilai Lo yaitu dengan mengambil nilai terbesar dari hargaharga mutlak yang ada. Berdasarkan data diatas dapat dilihat nilai Lo = 0,1142, kemudian dibandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel liliefors didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikan = 0.05 adalah 0.161. Karena nilai Lo = 0,1142 dan nilai Lt = 0.161, maka Lo < Lt, dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal
108
Lampiran 15 UJI HOMOGENITAS Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen X
f
40 44 48 52 56 60 64 68 72 JUMLAH
x=
∑ ∑
=
5 3 4 3 3 4 3 2 3 30
S2 =
= 54,4
fixi 200 132 192 156 168 240 192 136 216 1632
fi*(xi-x)² 1036,8 324,48 163,84 17,28 7,68 125,44 276,48 369,92 929,28 3251,2
= 108,37
S=√
= 10,41
S=√
= 7,95
Daftar Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
X 60 64 68 72 76 80 84 ∑
x=
∑ ∑
=
= 73,33
f 3 4 4 4 5 4 6 30
S2 =
fixi 180 256 272 288 380 320 504 2200
fi*(xi-x)² 530,67 345,96 112,36 6,76 36,45 179,56 686,94 1898,7
= 63,29
109
Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus : F=
=
Langkah-langkah perhitungan : 1. Menentukan Hipotesis Ho = Data dari populasi yang homogen Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen 2. Menentukan Kriteria Pengujian Jika F hitung < F tabel Ho diterima Jika F hitung > F tabel Ho diterima 3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil) db pembilang = n-1 = 30-1 = 29 db penyebut = n-1 = 30-1 = 29 4. Menentukan F hitung F= = = 1.71 5. Menentukan F tabel Selanjutnya menentukan F tabel, dengan db pembilang = n-1 = 30-1 = 29, db penyebut = n-1 = 30-1 = 29 dan taraf signifikan = 0.05, diperoleh nilai F tabel = 1.85 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh F hit = 1.05 dan F tab = 1.85. karena F hitung < F tabel (1.71 < 1.85), maka Ho diterima. Artinya kedua kelas berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 16 UJI HIPOTESIS No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JUMLAH
Pretest 48 68 44 52 64 40 56 48 72 68 72 64 40 72 60 40 56 52 60 48 64 60 60 48 56 40 44 40 44 52 1632
Posttest 72 76 64 60 68 84 76 84 84 80 84 76 72 80 76 64 68 64 76 64 68 72 68 60 80 60 84 80 84 72 2200
Md 24 8 20 8 4 44 20 36 12 12 12 12 32 8 16 24 12 12 16 16 2 12 8 12 24 20 40 40 20 20 568
Sd2 =
Md = S=
(d-Md) 5,07 -10,93 1,07 -10,93 -14,93 25,07 1,07 17,07 -6,93 -6,93 -6,93 -6,93 13,07 -10,93 -2,93 5,07 -6,93 -6,93 -2,93 -6,93 -16,93 -6,93 -10,93 -6,93 5,07 1,07 21,07 21,07 1,07 1,07
(d-Md)² 25,7049 119,4649 1,1449 119,4649 222,9049 628,5049 1,1449 291,3849 48,0249 48,0249 48,0249 48,0249 170,8249 119,4649 8,5849 25,7049 48,0249 48,0249 8,5849 48,0249 286,6249 48,0249 119,4649 48,0249 25,7049 1,1449 443,9449 443,9449 1,1449 1,1449 3498,227
UJI HIPOTESIS
1. Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode Means-Ends Analysis (µposttest ≤ µpretest) H1 = Ada peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode Means-Ends Analysis (µposttest > µpretest) 2. α = 5% 3. Nilai Tabel t tabel = t (α , n-1) = t (0,05 , 29) = 1,67 4. Nilai Hitung t hitung sama = t =
=
=
=
= =9,46 Kesimpulan t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis.
112
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE 1 METODE PEMBELAJARAN Means-Ends Analysis 1. Nama
: Mulyawati
2. Tempat Praktik
: MTs Al-Falah
3. Kelas
: VII-a
4. Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5. Waktu
: 2x40 Menit
6. Tanggal
: 4 Oktober 2013
No
Aspek yang diamati
Skoring
I
Pra Pembelajaran
5
1. Tempat
duduk
4
Keterangan 3
2 √
masing-masing
siswa √
2. Kesiapan menerima pembelajaran II
Kegiatan Membuka Pelajaran dan
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang
√
1. Siswa
menjawab
salam
mendengarkan guru
kompetensi yang hendak dicapai 3. Berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai
√
1
113
III
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran √
1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran keragaman bentuk muka bumi. 2. Bertanya saat proses penjelasan
√
materi 3. Interaksi berdiskusi
antar
siswa
mengenai
√
dengan pendapat
mereka masing-masing 4. Interaksi antar siswa-guru, siswa – materi
pelajaran
√
dengan
menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis B. Pendekatan/strategi belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
√
2. Mengemukakan pendapat ketika
√
diberikan kesempatan 3. Mencatat
penjelasan
√
yang
disampaikan guru 4. Mengikuti proses pembelajaran
√
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran atau Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media
√
pembelajaran yang digunakan guru 2. Tertarik pada materi yang disajikan
√
3. Ketekunan
√
dalam
mempelajari
sumber belajar yang ditentukan
114
D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan
yang
√
diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan
√
benar E. Penggunaan bahasa
IV
1. Mengemukakan pendapat
√
2. Mengajukan pertanyaan
√
Penutup Keterlibatan
dalam
rangkuman/kesimpulan
memberi √
115
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KE 2 METODE PEMBELAJARAN Means-Ends Analysis 1. Nama
: Mulyawati
2. Tempat Praktik
: MTs Al-Falah
3. Kelas
: VII-2
4. Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5. Waktu
: 2x40 Menit
6. Tanggal
: Oktober 2013
No
Aspek yang diamati
Skoring
I
Pra Pembelajaran
5
II
1. Tempat duduk masing-masing siswa
√
2. Kesiapan menerima pembelajaran
√
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Siswa
menjawab
salam
dan
mendengarkan guru 2. Mendengarkan penjelasan tentang √ kompetensi yang hendak dicapai 3. Berdoa bersama sebelum pelajarn √ dimulai III
4
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan materi pelajaran 1. Memperhatikan penjelasan materi √ keragaman bentuk muka bumi
√
Keterangan 3
2
1
116
√
2. Bertanya saat proses penjelasan materi 3. Interaksi
antar
berdiskusi
dengan √
siswa
mengenai
pendapat
mereka masing-masing 4. Interaksi antar siswa-guru, siswa – √ materi
pelajaran
dengan
menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis B. Pendekatan/strategi belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar 2. Mengemukakan
pendapat
√ √
ketika
diberikan kesempatan 3. Mencatat
penjelasan
yang √
disampaikan guru √
4. Mengikuti proses pembelajaran C. Pemanfaatan Media Pembelajaran atau Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media √ pembelajaran yang digunakan guru 2. Tertarik pada materi yang disajikan
√
dengan media pembelajaran 3. Ketekunan
dalam
mempelajari √
sumber belajar yang ditentukan D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan
tugas/latihan
yang √
diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan dengan benar
√
117
E. Penggunaan bahasa
IV.
1. Mengemukakan pendapat
√
2. Mengajukan pertanyaan
√
Penutup Keterlibatan
dalam
memberi √
rangkuman/kesimpulan
Keterangan : Beri tanda (chek list) pada nilai angka sesuai dengan pengamatan anda 5
= sangat baik
4
= baik
3
= sedang/cukup
2
= kurang
1
= sangat kurang
118
Lampiran 18 NAMA KELAS SEKOLAH
: : :
LEMBAR WAWANCARA SISWA Daftar Pertanyaan Perwakilan Wawancara Kelas Eksperimen 1. Apakah kamu senang dengan pelajaran IPS, apa alasannya jika senang atau tidak senang? Jawab: 2. Dalam pelajaran IPS materi apa yang kamu sukai? Jawab: 3. Bagaimana hasil belajar IPS kamu? Jawab: 4. Apakah kamu puas dengan nilai IPS yang kamu peroleh? Jawab: 5. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru mengajar/menerangkan pelajaran IPS? Jawab: 6. Apakah gurumu ketika mengajar pernah menerapkan metode pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) ? Jawab: 7. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) ? Jawab: 8. Perbedaaan apa yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan metode pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) ? Jawab: 9. Menurutmu apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran MEA (MeansEnds Analysis) ? Jawab: 10. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) yang lebih baik? Jawab:
119
Lampiran 19
PEMBAHASAN HASIL WAWANCARA
Sumber Data
: Siswa Kelas Eksperimen
Tanggal
: 25 Oktober 2013
Tempat
: Kelas VII-a Mts Al-Falah
Peneliti
: Mulyawati
Nama M. Rifqi Athallah
Pertanyaan Wawancara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Isi Ringkasan Saya senang belajar IPS, karena guru asik pokoknya IPS itu buat bad mood jadi good mood. Gempa bumi dan gunung berapi Alhamdulillah saya cukup mengerti dengan IPS Kurang puas , karena saya belum pernah mendapat nilai 7 Bagus, menarik . dan yang diajarkan juga cepat dipahami Belum pernah Ya, saya suka belajar dengan metode MEA Perbedaaanya saya lebih berani bertanya dan berpendapat Kelebihannya membuat saya jadi kreatif , Kekurangannya terlalu cepat habis waktunya Saran saya terhadap metode MEA agar metode MEA diajarkan bukan hanya pada pelajaran IPS saja
120
Nama Muhammad Farhan
Pertanyaan Wawancara 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Nama Nur Fitriah Azizah
Pertanyaan Wawancara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Isi Ringkasan Saya senang dengan pelajaran IPS karena belajarnya dengan cara berkelompok Materi endogen dan eksogen Hasil belajar IPS saya baik karena saya selalu memperhatikan guru saat menerangkan Ya, saya cukup puas karena nilai IPS saya membaik. Bosan karena mengajarnya kebanyakan ceramah Belum pernah dengan metode MEA Sangat suka sekali dengan metode MEA Membuat saya tidak canggung dalam berpendapat. Kelebihannya metode MEA saya jadi lebih konsentrasi terhadap materi yang dibahas. Kekurangannya metode MEA menjadi tidak santai dalam belajar Saran saya metode MEA harus di selingi dengan humor biar santai Isi Ringkasan Saya senang dengan pembelajaran IPS, guru nya baik belajarnya juga asik dan seru. Planet-planet Hasil belajar IPS saya baik karena nilainya kemarin bagus Ya, saya puas dengan nilai IPS saya yang kemarin Cukup baik cukup sabar dan tegas Sepertinya belum pernah dengan menggunakan metode MEA Ya , saya jadi suka karean bisa berkosentrasi pada materi IPS Belajarnya jadi santai tapi serius Kelebihannya belajarnya jadi asik dan seru, kekurangannya sulit untuk mencari jawaban materi Saran saya metode MEA tetap dipertahankan karena membuat belajar menjadi santai namun serius
121
Nama Fadia Rahmah
Pertanyaan Wawancara 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Nama Dimas Ade Putra
Pertanyaan Wawancara 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Isi Ringkasan Saya senang karena belajar IPS menambah ilmu pengetahuan Tenaga Endogen dan Eksogen Hasil belajar IPS saya baik dan meningkat Saya puas dengan nilai IPS saya Membuat saya tidak membosankan mengajarnya dan gurunya cukup sabar Ragu-ragu tapi sepertinya belum pernah Ya, saya kurang suka belajar dengan MEA Belajarnya jadi lebih lama Kelebihannya belajarnya bisa berkelompok dengan teman dan tidak malu-malu dalam berpendapat , kekurangannya belajarnya jadi terasa lama. Saran saya MEA dapat diajarkan kesemua mata pelajaran bukan hanya pelajaran IPS
Isi Ringkasan Senang karena banyak pengetahuan yang saya dapat Batu-batuan dan gunung berapi Alhamdulilah baik dan ada peningkatan cukup puas juga meskipun tidak meningkat nilainya. Sangat baik sopan dan suka ngelawak Tidak pernah menggunakan metode MEA Lumayan saya lebih suka dengan metode MEA Belajarnya jadi asik saya bisa fokus berkonsentrasi Kelebihannya metode MEA saya bisa bertuka pendapat. Kekurangannya belajarnya jadi lama waktunya. Saran saya semoga MEA bisa terus eksis.
Lampiran 20
Dokumentasi Penelitian Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Metode Pembelajaran MEA
L23
Lampiran 21
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan flasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah AI Falah Jakarta'. Yang disusun oleh Mulyawati, NIM 109015ffXr156. Program Studi Pendidilmn IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahrllah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal:
Jakarta,4 Mei 2015 Dosen Pembimbing
Anissa Windarti, M. Sc n[P. 1 9820 80220110120 05
124
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama NIM
:
Mulyawati
:10901500o1s6
Judul Skripsi: Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Ma&asah Tsanawiyah Al Falah Jakarta
Pembimbing : Anissa Windarti, M.Sc
Paraf
Referensi
No.
Pembimbing BAB 1.
I
Sri Narwanti, Pendidikan Karaher,
Yogyakarta:
20ll,
cet. Kesatu,
Familia (GrupRelasilnti Media), h.56 2.
Oemar Hamalilq Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2005), CeL V, h. 3
3.
Sri Narwati,
Pendidikan Karakter, Yogyakarta
p'amilia (Grup Relasi Inti Media), 2011, cet. Kesatu h.36 4.
Restu Adiyoga, "Pengaruh Penggunaan Metode Means Ends Analysis Terhadap Kemampaar P e me cahan Mas al ah Mat ematika S iswa SMP, Skrips:
Jurusan psadidikan Matematika
FP
MIPA.
@andung:UPl,2009),h. 23 tidak diterbitka,r 5.
KtTeddiharto, Gd. Agung dan
I Md. Citra
wibaw4
Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas
IV di SD Desa Bebetin, e-Journal
MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Jurusan PGSD, 2014,vo1.2, no. 1.
Ganesa
125
No
Paraf
Referensi
Pembimbing
BAB II 1.
2.
J.
4-
5.
M.AifnJlmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Logos
Wacanallmrl 1997), Cet. 1"h.91 Fadhilah Suralag4 dkk, Psikologi Pendidikan dalam PerspeHif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet. l, h. 88 Abuddin Nata Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos wacana IlmU 1 997), h. 93-94 Abuddin Nata Filsafot Pendidikon Islam, (Jakarta: Logos wacana llmu, 1997), h. 93 -94 Puput faturrahman dan M. Sobry Sutikno, Strotegi Belajar Mengajar (Melalui Penqnaman Konsep
Umum
&
Konsep Islam), @andung:PT refika
Aditam4 2007), Cet. l, h.55 6.
Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh
Metode
Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung", Slripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, @andung, Perpustakaan IIPI, 20lO). Tidak diterbitkan .h. 22 7.
Lukman
Haydar)rleans-Ends
Analysis
, (http : //haydar I 9 8. multiply. com/j ournol/item/ 2/ Me ans - Ends -Analy s i s ) diunduh pada 22-7 -l 3 1 8 : 44
8.
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif,, (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,2009), Cet.l, h.51
9.
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komtmikasi Antar Peserta Didik, CYogyakarta:Pustaka Pelajar, 201
10.
Etin solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning analisis fulodel Pembelajaran Aksara 2008), Cet.3, h.4-5
11.
l), Cet. 3, H. 22
/PE (Jakafia: Bumi
Fifih. Nurafiah, "Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antarayang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) don Problem Based Learning (PBL)", Skispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika, @andung Perpustakaan UPI, 2013). Tidak diteftitkan, h.
18
126
12.
Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh
Metode
Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhodap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung", Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak diterbitkan, h. 22-24 13.
Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh
Mzu
Metode
(Means-Ends Anolysis
Pembelajoran Terhadap Hasil Belajor Siswa (Studt Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung", Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). 14.
15.
16.
17. 18.
19.
20. 21. 22"
23. 24.
25.
Tidak diterbitkan, h. 22-24 Fadhilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam PerspeWif Islam (Jakarta: LIIN Jakarta Press, 2005), cet. I,h.59 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara 2009). Ed. I Cet. 9. h. 36 Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009). h.2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran Jakarla: Penerbit Rineka Cipta. h. 9 &11 Oemar Hamalit Kurikulum dan Pembelajaran, fiakafia: Bumi Aksara- 2009)- Ed. I Cet. 9- h.48 Oemar Hamalilq Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksar4 2011) CeL 12, h. 31 Ngalim purwanto,Ps ikologi P endidikan,@andung: PT Remaia Rosdakarya2O I O),cet . 24, h. 102-105 Dalyono"Psikologi Pendidikan,@. Rineka Cipta,20l0), cet. 6, h. 60 Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2010). cet.15h.22 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta h.ll-12 Agus Suprij ono, Cooperatve Lemning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009). h.s Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 20lO), cet. 15 h.22
127
26.
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010)
27.
cet 3h.24 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 171
28.
29.
30"
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasirrya dalam Krikulwn Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Brrmi Aksara 2011). cet. 3. h.176-177 Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibaw4 Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2074, vol. 2, no. I Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh Metode Pembelojman MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studt Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri &
Bandtmg", Skripsi Sarjana Jurusan pqlfidikan Geografi, @andung, Perpustakaan UPI, 2010).
31"
Tidak diterbitkan. Fifih Nurafi ah, " P erbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antarayang Memperoleh P embelaj aran Me ans-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)", Slcrispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika, @andung Perpustakaan UPI, 2013). Tidak diterbitkan.
128
Referensi
Paraf
No.
Pembimbing
BAB 1
2"
J.
4.
5.
6.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. fBanduns: Alfabeta 2011). cet.l3. h. 114. Suharsimi Arikunto, Pro sedur Penelitian (Suatu P endekatan P rahikal),(Jakarta: Rineka Cipta 2010), cet14, h.124. Sugiyono, Metode P eneliti an P endidikan Pendekotan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Banduns: Alfabeta 20l l). cet.13. h.ll7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. fBandung: Alfabeta 201 1), cet.13. h- I l8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantilatif,, Kualitatif, dan R&D. fBandung: Alfabeta 2011). cet l3. h.120 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu P endekotan P raktilm!),(Jakarta: Rineka Cipta
2Ol0),cet.l4,h. 7.
9"
10.
11
193
Sugiyono, Metode P enelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta 2011). cet.13, h.203 Suharsimi Arikunto, Pro s e dur P enelit ian Suatu Pendekatan dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta2010)-h.113 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Prahik, (Jakarta: Rineka Cipta2010),h.173 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan don Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta"2010\.h.221 Suharsimi Arikunto, P r o s e dur P enelitian Suatu Pendekatan dan Praldik, (Jakarta: Rineka Cipta,2010)h.238-239 Pendelratan
8.
III
L29
12.
13.
Suharsimi Arikunto, P ra s e dur P ene litian Suatu Pendekatan dan PraVik, (Jakarta: Rineka Cipta20l0),.h.103 Suharsimi Arikunto, Pr o s e dur P ene I itian Suatu Pendekatan dan Prahik, (Jakarta: Rineka
Cipta20l0)tr.218 14.
15.
16.
17.
R.Ariesta dan Supart ono,P engembangan Perangkat Perlatliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja llmiah Mahasiswa, 20ll. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia h. 64. Sudjana, Meto de Statistik, (Bandrmg : Tarsito, 2005), h|m.406. Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, @andung: IKIP Bandung Press, 1998), hlm.225. Sudj ana-Ir'e tode Statis tika, cet. Ke-3 (Bandung: Tarsito,2005), hal.23 9
Jakart4 4Mei20l5 Dosen Pembimbing Skripsi
(tuq Anissa Windarti. M. Sc
NIP. 1.98208022011012005
130
Lampiran 22
Surat Keterangan Penelitian dari Pihak Sekolah
132
Lampiran 24 Tabel Distribusi F-tabel
133
Lampiran 25 Tabel Distribusi t-tabel
BIODATA PENULIS
Mulyawati, lahir di Bogor 21 Oktober 1991 merupakan anak kedua dari 4 bersaudara dari pasangan Azwirman dan Wasnimar. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 2 Teluk Pinang Ciawi Bogor pada tahun 2003, SMP Negeri 2 Ciawi pada tahun 2006, MAN 2 Bogor pada tahun 2009,dan UIN Syarif HIdayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi tahun 2015. Skripsi yang ditulis berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ips Di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta arahan dari dosen pembimbing. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.