PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-FALAH III JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Mencapai Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh Mega Silvia Sari
10203011026719
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBARPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan : I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku di
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UJN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Januari 2008 ~.ci'J)
600~)' Tbl,., --
/:->'"~--
20
· · Penulis
~~1.
Mega~Sari
PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS DI MASRASAH TSANA WIYAHAL-FALAH III JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana strata Satu (S 1)
Oleh
Mega Silvia Sari NIM. 103011026719
I . ..
------::::::
Drs. Mu'arifSAM. M. Pd
NIP.150268586
JURUSAN PENDIDIKAN AGAlVIA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi judul: "Pelaksanaan Pengelolaan Kelas di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah III Jakarta" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqayah pada, 2 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang pendidikan agama islam. Jakarta, 2 Januari 2008
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M. A NIP: 150 236 009
Tanggal
r-o/ .,:,. ~ f :1-·······
TandaTangan
,~ ·;/···············
Sekretaris Jurusan/Prodi
Drs. Sapiuddin Siddiq, M. Ag NIP: 150 299 477 Pengujil
Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, M. A NIP: 150 060 949
Penguji II
t~
····~·~:...
Prof. Dr. Aminndin Rasyad, M.A NIP: 150 011 333
Mengetahui:
ABSTRAK Mega Silvia Sari, NIM : 103011026719, Pelaksanaan Pengelolaan Kelas di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah III Jakarta, Skripsi Program Strata I Fakultas limn Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.
Kemampuan dalam memberikan pelajaran di kelas bagi seorang guru tanpa disertai dengan kemampuan pengelolaan kelas menurut penulis ha! ini kurang memberikan basil yang berarti terhadap belajar. Walaupun keterampilan pengelolaan kelas secara teoritis sangat dimiliki guru, namun dalam praktek di sekolah masih ada guru yang tidak peduli atau tidak mampu melaksanakan pengelolaan. Hal ini boleh jadi disebabkan karena adanya ketidak pedulian guru terhadap pengelolaan kelas, atau boleh jadi kerana guru malas. Masalah di sini difokuskan pada pengembangan pola-pola tingkah laku siswa termasuk di dalamnya pengembangan hubungan interpersonal dan iklim sosial emosional serta mengembangan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan efisien. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menelaah dan menganalisis mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini penulis dukung dengan teknik-teknik pengumpulan dta yang meliputi teknik kuisioner, wawancara, dokmentasi dan observasi.teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus presentase. Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di MTs. Al-Falah III Jakarta, penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh guru MTs. Al-Falah III yang berjumlah 22 orang. Sehingga penulis mengambil 100% dari jumlah guru yang ada yaitu sebanyak 22 orang. Dari pengolahan data yang didapat, langkah selanjutnya adalah mengkategorikan setiap aspek sehingga menghasilkan data akhir dengan kategori baik yaitu sebesar 83,714%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III berkategori baik.
I
KATA PENGANTAR
~)I ~)11\il ~ Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang Pcngasih dan Penyayang. Berka! rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kcpada baginda Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan yang membawa manusia kepada peradaban lslami. Scmoga Allah Yang RAhman dan Rahim tetap membcrikan inayah dan hidayah-Nya untuk kita para hambanya ini agar dapat terus konsisten berada dalam garis dan arah jalan yang benar, yang ditunjuki-Nya. Skripsi yang berjudul pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah Ill Jakarta, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta. Sangat disadari bahwa dalam proses dan hasil penelitian ini masih terdapat berbagai kekurangan. Namun demikian paling tidak hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, dab bagi lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian sebagai masukan dalam meningkatkan pelaksanaan pengelolaan ke!as. Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisab skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya dan penghargaan yang setinggi tingginya penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada: I.
Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK U!N Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ors.
H. Mu'arif SAM, M.Pd.
Dosen pembimbing yang banyak
membimbing dan mengarahkan penulis. 4.
Abdul Ghopur S. Ag. Dosen penasehat akademik yang telah memberikan nasehat dan arahan serta bimbingan selama perkuliahan berlangsung.
5.
Bapak !bu dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membimbing selama perkuliahan berlangsung.
6.
Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam ha! penyediaan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
7.
Ayahanda dan Ibunda tercinta, Safrudin dan Sumyatih yang berkat didikan serta upaya keras keduanya, penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan baik.
8.
Kepala MTs. Al-Falah III dan pimpinan harian Bapak Yusri HK. S. Pd. I serta E. M. Sofyan, S.IP. yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta membantu penulis dalam penyediaan data dan wawancara, hingga penulis dapat menyelesaikan jenjang SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Teman-teman mahasiswa Jurusan PAI kelas C angkatan 2003 yang telah memberikan motivasi, membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Akhirnya, hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan. Semoga
segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih baik dan menjadi tabungan kebaikan di akhirat kelak, amin.
Jakarta, 2 Januari 2008 Penulis
DAFTARISI LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. . LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...... ... .... .. ......... ...... ...........
11
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................
111
ABSTRAK ................................................................................
IV
KATAPENGANTAR ........................................................................................
v
DAFTAR ISI .................................................................................. ·····················
Vil
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
IX
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................ ............. ........................... ...
I
B. Identifikasi Masalah ................................... .................. ............... ......
8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........... ............. ........................
8
D. Manfaat Penelitian.............................................................................
9
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pengelolaan Kelas ......... ...... ... ................. .............. ....... ... 11 B. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................................................. 15 C. Prinsip Pengelolaan Kelas .................................. .......... ..................... 19 D. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas .................................... 22
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ........................................................................... 32 B. Tujuan Penelitian............................................................................... 32 C. Metodologi penelitian ...................................................................... 32 D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 33 E. Telmik Pengumpulan Data ................................................................ 33 F. Pengolahan Data................................................................................ 35 G. Teknik Analisa Data.......................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian MTs Al-Falah ..................................... 38
I. Sejarah Singkat MTs. Al-Falah ............................................. 38
2. Visi dan Misi MTs. Al-Falah ................................................ 41 3. Kurikulum MTs. Al-Falah ..................................................... 42 4. Struktur Organisasi MTs. Al-Falah ....................................... 43 5. Keadaan Pendidik dan Peserta didik ..................................... 46 6. Keadaan sarana dan Prasarana ................................. ............. 49 7. Kegiatan Ektra Kurikuler ...................................................... 50 B. Deskripsi dan Analisa Data............................................................... 52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ 76 B. Saran-saran........................................................................................ 77 DAFTARPUSTAKA ........................................................................................ 78
LAMP IRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi instrument pelaksanaan pengelolaan kelas . . . . . . . . . . . . . . . .. ...... 34 Tabel 2 Keadaan Guru-guru MTs. Al-Falab III .................................................. 47 Tabel 3 Keadaan Siswa ...................................................................................... 48 Tabel 4 Sarana dan Prasarana.............................................................................. 49 Tabel 5 Respon positifkepada siswa .................................................................. 52 Tabel 6 Menunjukan keakraban .......................................................................... 53 Tabel 7 Mendekati siswa yang mengganggu ...................................................... 53 Tabel 8 Kebersamaan guru dan murid ................................................................ 54 Tabel 9 Memperbatikan situasi kelas .................................................................. 54 Tabel 10 Memperbatikan aktivitas siswa ............................................................ 55 Tabel 11 Mengkondisikan Kelas......................................................................... 55 Tabel 12 Tanggungjawab siswa ......................................................................... 56 Tabel 13 Petunjuk yang jelas............................................................................... 56 Tabel 14 Peajelasan tujuan belajar ................ ..................... ................................ 57 Tabel 15 Konsentrasi ........................................................................................... 58 Tabel 16 Memeriksa basil kerja siswa ................................................................ 58 Tabel 17 Partisipasi siswa .............................................................................. .... 59 Tabel 18 Perbaikan basil kerja siswa ............................. .................................... 60 Tabel 19 Menegur siswa yang mengganggu ....................................................... 60 Tabel 20 Pemberian kesempatan ........................................................................ 61 Tabel 21 Membimbing kesulitan siswa .............................................................. 61 Tabel 22 Pemberian penguatan kepada siswa ..................................................... 62 Tabel 23 Kelelusaan dalam belajar .................................................................... 62 Tabel 24 Berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat ...................................... 63 Tabel 25 Penjelasan tidak bertele-tele ................................................................ 63 Tabel 26 Kesenyapan yang baik .................................. ....................................... 64 Tabel 27 Penjelasab tidak menyimpang ............................................................. 65
Tabel 30 Pengurangan perilaku buruk ............................................................... 66 Tabel 31 Peningkatan perilaku baik ................................................................... 67 Tabel 32 Memelihara kegiatan kelompok .......................................................... 67 Tabel 33 Menimgkatkan kerjasama yang baik ................................................... 68 Tabel 34 Menangani konflik dan memperkecil masalah .................................... 68 Tabel 35 Menemukan perilaku yang menimbulkan masalah ............................. 69 Tabel 36 Menangani perilaku yang menimbulkan masalah ............................... 69 Tabel 37 Medorong sisw untuk mengungkapkan masalah ................................ 70 Tabel 38 Menjauhkan benda-benda yang mengganggu kondisi belajar ............ 70 Tabel 39 Deskripsi data pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah
III Jakarta.............................................................................................. 73 Tabel 40 Nilai rata-rata skor penelitian ............................................................. 74
DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Bimbingan............... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 80 2. Surat Izin Penelitian ................................................................... 81 3. Surat Izin Wawancara ................................................................. 82 4. Pengajuan Proposal Skripsi ........................................................... 83 4. Surat Keterangan Wawancara ........................................................ 84 5. Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 85 6. Kuisioner.................................................. ... . .. .. . . . .. .. . .. . .. .. .. .. ... 86 7. Struktur Organisasi . .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. . . . .. . .. .. . . .. . ......... 91 8. Berita Hasil Wawancara ............................................................... 94
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berkembang dimana pendidikan memiliki kedudukan yang sangat urgen bagi perkembangan Negara Indonesia ini. Betapa tidak karena pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan bangsa dan Negara. Pendidikan mempunyai posisi yang strategis dalam program pembangunan nasional dan sebagai sarana penting dalam memperlancar dan menyukseskan program
pembangunan,
karena
pendidikan
bukan
hanya
berfungsi
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga ikut membentuk watak dan sikap manusia Indonesia. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertulis dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, yaitu: "Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membetuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab". 1 Perkembangan zaman yang terns berubah, menuntut pribadi-pribadi memiliki ilmu pengetahuan luas dan keterampilan yang dapat menunjang masa depannya. Di era globalisasi ini setiap Negara di dunia saling berlomba dalam mencapai kemajuan bangsanya. Bangsa-bangsa yang maju dan modem ialah bangsa
yang
pendidikan.
benar-benar
memperhatikan
dan
mengutamakan
Pendidikan merupakan senjata utama dalam
aspek
memajukan
peradaban kerena melalui pendidikan warga Negara dapat memperoleh
2
wawasan baru dan dapat mengembangkan kemampuan yang akan berimbas kepada peningkatan mutu kehidupan dan martabat manusia serta bangsa. Pendidikan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana, sistematis dan berkesinambungan dalam membina dan mengembangkan potensi yang ada pada manusia agar dapat berfungsi secara optimal bagi peranannya dimasa yang akan datang, agar dapat memenuhi tantangan era globalisasi, dimana perkembangan dan perubahan masyarakat melaju dengan pesat. Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia maka pemerintah banyak memberikan perhatian pada bidang ini. Salah satunya adalah dengan diaturnya Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional UU RI no. 20 Th 2003 dan Undang-undang Guru dan Dosen no. 14 Th. 2005. Secara konseptual, sistem pendidikan Indonesia telah diatur dalam undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Dalam undang-undang yang terdiri dari 22 bah dan 77 pasal ini berbagai aspek yang berkenaan dengan pendidikan telah diatur secara seksama. Dalam undang-undang ini telah diatur mengenai dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga Negara, orang tua masyarakat dan pemerintah, siswa, jalur, jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, wajib belajar, standar nasional pendidikan, kurikulurn, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi, dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga Negara lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan, ketentuan penutup. Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek, termasuk dalam sistem pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut
pembaruan
sistem
pendidikan,
diantaranya
pembaruan
kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani siswa dan potensi
3
nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat, penyusunan standar kualifikasi standar pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan
pelaksanaan tugas secara professional, penyusunan standar pendanaan pendidik untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan, karena setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan wajib belajar sembilan tahun dan pemerintah wajib membiayainya, dengan cara negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional, pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi, serta penyelanggaraan pendidikan dengan sistem terbuka dan multi makna. Pembaruan sistem pendidikan juga meliputi
penghapusan
diskriminasi
antara pendidikan yang
dikelola
pemerintah dengan pendidikan yang dikelola masyarakat, serta perbedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum. Undang-undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 tahun 2005 yang terdiri dari 8 bab dan 84 pasal ini dijelaskan berbagai aspek yang berkaitan dengan guru dan dosen. Dalam undang-undang ini telah diatur mengenai ketentuan
umum, kedudukan fungsi dan tujuan, prinsip profesionalitas, guru, dosen, sanksi, ketentuan peralihan, ketentuan penutup. 2 Sejalan dengan itu, banyak usaha yang telah dilakukan Pemerintah dalam ha! ini, yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik itu peningkatan dari segi kualitas maupun kuantitas pendidikan. Di antara usaha-usaha itu adalah : I.
Usaha yang diarahkan pada segi kuantitas seperti : peningkatan daya tarnpung sekolah, pendirian gedung sekolah, proyek perintis sekolah pembangunan, proyek pamong, pengembangan sekolah terbuka, adanya sekolah rumah (home schooling), penambahan program pendidikan guru, pendidikan jarak jauh, pengadaan pendidikan dengan
4
sistem terbuka dan multi makna, kursus-kursus, sanggar belajar dan lain sebagainya. 2.
Usaba yang diarabkan pada peningkatan segi kualitas seperti: penggunaan perubaban dan penyempurnaan kurikulum lama menjadi kurikulum baru, pengadaan dana Bantuan Operasional Sekolab (BOS), seleksi yang lebih rasional terhadap calon siswa Sekolab Lanjutan Tingkat
Atas
(SLTA)
dan
calon
mabasiswa,
pengembangan
kemampuan tenaga pendidik melalui pelatihan, penataran dan seminar, pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar, penyempurnaan sarana pembelajaran seperti buku paket, media pembelajaran, peralatan laboraturium, keterampilan dan lain sebagainya. Begitu banyak hal yang telab dilakukan oleh pemerintah untuk pembangunan nasional di bidang pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, serta meningkatkan para warganya mengembangkan dirinya dalam segala aspek, baik jasmaniab maupun rohaniab, yaitu berbadan sehat, berpengetahuan luas, cakap, mandiri, kreatif, bertanggung jawab, bertakwa pada Tuhan Yang Maba Esa, dan berakhlak mulia. Namun belum nampak keberhasilannya. Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalab guru. Guru memang figur manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pemab absen dari
agenda pembicaraan masyarakat. Guru tidak hanya disanjung dengan keteladannya, tetapi ia juga dicaci maki dengan sinis apabila melakukan kesalaban. Keburukan perilaku siswa cenderung diarabkan pada kegagalan guru membimbing dan membina siswa. Padahal tingkab laku siswa yang
buruk itu dipengaruhi dari berbagai macam faktor, baik itu lingkungan keluarga, sekolab, dan masyarakat. Adanya kemajuan Ilmu Pengetabuan dan Teknologi (IPTEK) dan
5
canggih sekalipun, misalnya komputer. Secanggih apapun komputer, tetap saja bodoh dibandingkan dengan guru, karena komputer tidak dapat diteladani, bahkan bisa menyesatkan penggunanya tanpa ada kontrol. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan merupakan figur seorang pemimpin. Seorang pemimpin mempunyai kekuatan untuk membentuk dan membangun kepribadian siswa meajadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Tenaga kependidikan atau guru merupakan salah satu kunci utama berhasil atau tidaknya gerakan pendidikan, karena efektivitas proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas sangat ditentukan oleh kompetensi para guru, disamping faktor lain, seperti siswa, lingkungan dan fasilitas. Mereka tidak hanya memerankan fungsi sebagai subjek yang mentransfer pengetahuan kepada siswa, melainkan juga tugas-tugas sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam proses belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas untuk meajalankan tugas itu secara efektif dan efisien, para guru harus memiliki kompetensi tertentu, salah satunya adalah terampil dalam mengelola kelas. Kemampuan guru dalam mengelola kelas ini menjadi keniscayaan, bahkan ini merupakan salah satu ukuran kemampuan professional seorang guru. Kebutuhan akan guru professional yang semakin mendesak itu sejalan dengan tuntutan akan kapasitas mereka untuk dapat menjadi pemimpin kelas yang baik. Pemimpin kelas yang baik yaitu dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat terhimpun semua siswa dan guru dalam rangka menerima bahan pelajarn dari guru. Kelas yang dikelola dengan haik akan menunjang jalannya interaksi pengajaran. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Siswa tidak mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lama di kelas. Hal ini akan mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan tidak mencerminkan -
-
.
6
Guru dikatakan professional dapat dilihat dari dua aspek, pertarna dilihat dari Iatar belakang pendidikan, dan kedua penguasaan guru terhadap bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa, melakukan tugas-tugas bimbingan, memiliki keterarnpilan dalarn mengajar dan Iain-lain. Kualiatas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah yang marnpu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa Iain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasi!kan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru dalarn mendidik siswanya. Guru memiliki andil yang besar dalarn merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar dan mengajar yang efektif dan efisien. Agar proses balajar mengajar berjalan dengan baik, efektif dan efisien, maka seorang guru harus mengelola kelasnya dengan baik. Guru sebagai tenaga professional di bidang pendidikan, di sarnping memaharni hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-ha! yang bersifat teknis ini terutarna kegiatan mengelola kelas agar berhasil dalarn tugasnya di kelas, maka dipersyaratkan memiliki kemarnpuan professional, personal dan sosial yang terintegrasi dalarn kegiatan pengelolaan kelas. Dengan demikian dapat dinyatakan pula bahwa seorang guru akan berhasil dalarn tugasnya apabila ia menguasai dan terarnpil dalarn pengelolaan kelas. Ukuran keberhasilan guru, secara sederhana ialah apabila siswa bertarnbah
gairah belajar, bila hasil belajar siswa meningkat, masyarakat menjadi mesra. Ringkasnya bila kompetensi guru menjadi lebih baik dan wajar. Tentu, guru akan meningkat prestasinya dan ha! ini mencerminkan pengelola<>n kelas yang baik. Pengelolaan kelas sangat penting untuk terciptanya suasana mengajar yang kondusif, bukan hanya membantu guru dalarn proses belajar mengajar tetapi yang lebih penting adalah menjadikan siswa mudah dalam belajar, merasa
7
sangat penting, karena ini merupakan masalah pokok yang dihadapi guru, baik guru pemula maupun yang sudah berpengalaman. Pengelolaan
kelas
merupakan
masalah
yang
kompleks.
Guru
menggunakannya untuk menciptakan dan memelihara belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Keributan dalam kelas yang dapat mengganggu proses belajar mengajar, biasanya berkembang dari hal-hal yang sangat kecil, oleh karena itulah guru perlu mendeteksi secepat mungkin jangan sampai kejadian semula yang diangap kecil per!ahan-lahan menjadi besar. Biasanya, manakala perubahan tersebut telah terjadi, maka guru akan sulit mengembalikannya dalam keadaan normal. Kemampuan dalam memberikan pelajaran di kelas bagi seorang guru tanpa disertai dengan kemampuan pengelolaan kelas menurut penulis ha! ini kurang memberikan basil yang berarti terhadap belajar. Walaupun keterampilan pengelolaan kelas secara teoritis sangat dimiliki guru, namun dalam praktek di sekolah masih ada guru yang tidak peduli atau tidak mampu melaksanakan pengelolaan. Hal ini boleh jadi disebabkan karena adanya ketidak pedulian guru terhadap pengelolaan kelas, atau boleh jadi kerana guru malas. Fenomena tersebut nampak pada beberapa kejadian yang penulis amati ketika melakukan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKn di MTs. Al-Falah III. Sebagai contoh, di Mts. Al-Falah III penulis mendapati siswa yang kabur dari sekolah ketika istirahat, dan kejadian ini terulang tiga kali. Menurut siswa tersebut, "guru di sekolah MTs Al-Falah III galak, proses belajar mengajar membosankan, dan terlalu banyak hafalan".3 Bahkan penulis mendapati guru yang mengajar tetapi meninggalkan muridnya di kelas setelah memberikan tugas kemudian guru tersebut berada di kantor berbincangbincang dengan guru yang lain, dan ini terjadi beberapa kali.
8
Memperhatikan uraian di atas kaitannya dengan penelitian ini, maka usaha-usaha tersebut tidak dapat mewujudkan pelaksanaan pengelolaan kelas apabila semuanya tidak disertai dengan pengelolaan yang baik. Pengelolaan disini adalah pengelolaan terhadap sumber daya pendidikan. Khususnya bagaimana kemampuan guru atau pendidik dalam mengelola sumber daya (siswa) di kelas. Dan hal ini memang meajadi permasalahan puncak dan utama dalam kaitannya dengan perlunya peningkatan mutu pendidikan. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar, seorang guru harus mampu mengelola kelasnya atau mengatur kelasnya, dan atas dasar uraian diatas, oleh karenanya penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang "Pelaksanaan Pengeloalaan
Kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta".
B. Identifikasi Masalah Masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sabagai berikut : 1. Guru kurang memiliki keterampilan dalam pengelolaan kelas. 2. Sarana di Sekolah minim sehingga kurang mendukung pengelolaan kelas. 3. Ruang kelas sempit sehingga pelaksanaan pengelolaan kelas tidak berjalan dengan baik. 4. Pengawasan kepala sekolah terhadap guru dalam proses pembelajaran masih rendah. 5. Suasana Iklim kelas, udara di dalam kelas yang panas dan pencahayaan yang kurang berimplikasi kepada pengelolaan kelas tidak berjalan secara optimal
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Tl~
____ ,_1
9
pada kegiatan-kegiatan Pengelolaan yaitu kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penempatan penggerakan dan pengendalian. b.
Di Mts. Al-Falah III penulis mendapati siswa yang kabur dari sekolah ketika istirahat, dan kejadian ini terulang tiga kali.
c.
Penulis mendapati guru yang mengajar tetapi
meninggalkan
muridnya di kelas setelah memberikan tugas kemudian guru tersebut berada di kantor berbincang-bincang dengan guru yang lain, dan ini terjadi beberapa kali.
Dalam skripsi difokuskan kepada pengembangan pola-pola tingkah laku siswa termasuk di dalamnya pengembangan hubungan interpersonal dan iklim sosial emosional serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif dan efisien.
3. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalabnya sebagai berikut : Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta?
D. Manfaat penelitian Secara rinci hasil penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : 1.
Bahan masukan bagi para kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan peningkatan dan perbaikan pengelolaan sekolah pada umumnya dan pengelolaan kelas pada khususnya.
2.
Bahan masukan bagi para guru dala.".ll meningkatkan kompetensinya, terutama yang berkaitan dengan masalah pengelolaan kelas, terlebih lagi kedudukannya sebagai administrator.
3.
Sebagai studi pendahuluan dalam bidang pengelolaan kelas. Melatih berfikir ilmiah, menganalisis masalah melalui penelitian langsung oada
IO
syarat Wltuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam SI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
11
BABU KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pengelolaan kelas Pengelolaan
kelas
merupakan
salah
satu
dari
sekian
banyak
keterampilan dasar yang harus dimiliki guru, baik pemula maupun berpengalaman. Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan berasal dari kata "kelola", ditambah awal "pe" dan akhiran "an".
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan. Menurut Drs. Winarno Hamiseno sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai
dari
penyusunan
data,
merencanakan,
melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.
mengorganisasikan, 1
Pendapat Drs. Winarno Hamiseno, menjelaskan bahwa pengelolaan meliputi banyak kegiatan dari penyusunan sampai kepada penilaian, dan semuanya itu menghasilkan suatu hasil akhir yang memberikan informasi bagi penyelenggara kegiatan. Selan dan Key berpendapat sebagaimana dikutip oleh Sudarwam Danim
bahwa
pengelolaan
sebagai
proses
pengoordinasian
dan
pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas maupun sumber daya teknikal lain, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan.2 Berbeda dengan pendapat pertama, menurut Selan dan Key mengelola adalah
sebuah
proses
yang
dikoordinasi
dan
diintegrasikan dengan
menggunakan berbagai sumber yang ada, baik itu manusia, fasilitas maupun
1
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Ke/as dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif',
(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996), Cet. IV, h.7-8
13
Dari kedua pendapat di atas, kelas dapat didefinisikan sebagai tempat atau ruang belajar sekelompok siswa, dimana siswa tersebut melakukan proses pembelajaran bersama-sama. Menurut Darwan Syah, kelas merupakan suatu kelompok orang yang melakukan aktivitas belajar secara bersama-sama, dengan bimbingan dan pengajaran dari guru. 7 Pendapat ini tidak jauh berbeda dari pendapat sebelumnya yaitu sekelompok siswa belajar bersama ditempat yang sama dengan bimbingan dan pengajaran oleh guru yang sama. Menurut P. Purnomo kelas adalah ruang belajar (lingkungan fisik) dan rombongan belajar (lingkungan sosio emosional). 8 Lingkungan fisik yaitu ruangan, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana, ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio emosional meliputi tipe kepemipinan, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik dan lain sebagainya. Ada pendapat yang memandang kelas dari dua sisi, yaitu dalam arti sempit dan luas, menurut Hadari nawawi sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarah dan Aswam Zain mengungkapkan bahwa : Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya yang antara Iain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. Kelas dalam arti luas, adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi meajadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif. 9
7 8
Darwan syah, dkk, Perencanaan Sistem Pengajaran ..... ,h. 259 http://www.sabda.org/pepak/pustaka/030214
14
Sejalan dengan pengertian di atas, maka yang dimaksud kelas dalam kaitannya dengan pembelajaran adalab ruangan yang digunakan oleh suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolab yang sebagai suatu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan babwa pengelolaan kelas adalab persiapan kondisi yang optimal di dalam kelas agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar. Untuk memperoleh gambaran komperatif (perbandingan), berikut akan dirumuskan beberapa pengertian pengelolaan kelas yaitu : Menurut M. Uzer Usman Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 10 Ditambabkan oleh J.J Hasibuan dan Moedjiono, baik dengan mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.
cara
11
Pendapat di atas menjelaskan pengelolaan kelas adalab upaya guru dalam memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengembalikan kondisi tersebut jika terjadi keributan ataupun kekacauan di dalam kelas, dengan cara mendisiplinlan siswa ataupun dengan kegiatan remedial. Pendapat inipun diungkapkan oleh para abli pendidikan salab satunya AhJnad Sabri dalam bukunya belajar mengajar dan micro teaching. Menurut W. S. Winkel pengelolaan kelas adalab menciptakan dan memperhatikan suasana di kelas yang membentuk siswa untuk dapat berkonsentrasi dalam belajamya dan dengan demikian memperoleh hasil belajar yang maksimai. 12 10
M. Uzer Usman, Menjadi Gum Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
200:i), Cet. 17, h. 97 11
J. J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Be/ajar MenJ!aiar. CBandunQ: PT~ Rem•i•
15
Berbeda dengan pendapat sebelumnya pendapat ini mengungkapkan bahwa pengelolaan kelas bukan hanya sekedar menciptakan suasana yang kondusif di dalam kelas tetapi juga memperhatikan keadaan kelas, membentuk siswa atau memotivasi siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajarnya sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang semaksimal mungkin. Menurut Wardani pengelolaan kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif. 13 Menurut J. M Cooper konsep modem tentang pengelolaan kelas adalah seperangkat
kegiatan
guru
untuk
menciptakan,
memelihara,
dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas menurut kriteria sepihak yang ditetapkan oleh guru. 14 Definisi ini bersifat otoritatif, yaitu guru melakukan tugas utama sebagai pencipta dan pemelihara suasana kelas agar tetap tertib, yang menjadi ukuran keberhasilan dalam pengelolaan kelas di sini adalah kedisiplinan. Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
B. Tujuan Pengelolaan Kelas Pembaharuan
yang
digalakkan
beberapa
puluh
tahun
lalu
menyebabkan timbulnya berbagai usaha pemikiran di berbagai bidang pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum, metode mengajar, media pendidikan dan
13
lain
sebagainya.
Adanya pembaharuan
I. G. A. K. Wardani, Dasar-dasar Komunikasi dan Keternmnilnn n,..,.,. ..
ini
telah
AJ,,, ... "'",...;,..._
16
menimbulkan perubahan ukuran baik-buruk perihal kegiatan guru, siswa, suasana kelas, dan banyak lagi ha! Iainnya. Pengelolaan kelas sekarang pun mulai terasa perubahannya. Dahulu kelas yang baik adalah kelas yang tenang. Guru tidak harus membuat satuan
pelajaran.
Sekarang
guru
harus
mempersiapkan
pelajaran
sebelumnya. Di dalam kelas, siswa tidak harus duduk dengan diam, mereka sekarang boleh ramai asal tertib mengerjakan tugasnya, demi tercapainya tujuan belajar. Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa. Maka tugas pekerjaan guru di kelas adalah "membantu siswa belajar", dengan mengatur proses belajar mengajar serta menyediakan kondisi belajar yang optimal. Guru tidak hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang pengelola kelas. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena adanya tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas dengan baik, walaupun kadang-kadang kelelahan fisik maupun pikiran dirasakan. Tanpa pengelolaan kelas yang baik maka akan mengharnbat proses belajar mengaJar. Tujuan pengelolaan kelas ini adalah agar dapat mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalarn berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung, menyadari kebutuhan siswa, serta memberikan respon yang positif terhadap perilaku siswa. 15 Tujuan pengelolaan kelas di disini agar tercipta suasana kelas yang tertib, menyadari kebutuhan siswa serta memberikan respon yang positif terhadap perilaku siswa. Berbeda dengan pendapat Arikunto. Suharsimi Arikunto meajelaskan tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila :
17
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya. b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakamya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib. 16 · Dari pendapat di atas perbedaan antara a dan b adalah pada a anak tidak tahu atau tidak mengerti akan tugas yag diberikan, dan pada b anak tahu dan dapat, tetapi kurang semangat bekerja. Menurut Sudirman N, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasi!itas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam Iingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. 17 Tujuan ini bukan hanya sekedar menciptakan suasana kelas yang kondusif dan tertib tetapi juga menyangkut pada kegiatan penyediaan fasilitas, fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja dengan penuh semangat, terciptanya suasana sosial, yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, tertib, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. Lebih rinci Abdul Hadi menjelaskan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah: a.
b.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. Menghilangkan berbagai macam hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan Iingkungan sosial,
19
mengembangkan
potensinya,
serta
dapat
menghilangkan
berbagai
hambatan yang terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung, menyediakan dan mengatur fasilitas belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar dengan baik, dan membantu siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan mengembangkan rasa tanggung jawab. menyadari kebutuhan. siswa dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada siswa.
c. Prinsip Pengelolaan Kelas Dengan berubahnya tuntutan tentang ketertiban kelas, maka guru perlu mengetahui bagaimana mengelola kelas dalam berbagai pelaksanaan metode mengajar. Dewasa ini masih terjadi kesenjangan antara apa yang seharusnya dilakukan dengan kenyataan yang seharusnya terjadi. Mereka masih beranggapan bahwa tugas utamanya adalah mengajar dengan sebaik mungkin. Melihat dari uraian sebelurnnya, nampak jelas bahwa seorang guru yang ingin berhasil dalam tugasnya di kelas, maka dipersyaratkan untuk memiliki kemampuan professional, personal dan sosial yang terintegrasi dalam kegiatan pmgelolaan kelas. Guru hams mampu mengelola kelas yang kondusif untuk belajar siswa. Pengelolaan fisik seperti tata ruang kelas, dan pengaturan tempat duduk, relatif mudah, yang lebih sulit adalah upaya membina motivasi belajar, kerjasama kelas, kompetisi yang sehat, tertib di dalam kelas, dan penanganan siswa yang bersifat kbusus (bandel, pengacau kelas, badut kelas, minder, dan lain-lain) Dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu diingat 6 prinsip. Menurut Ahmad Sabri, ada beberapa prinsip penggunaa.'l. kcterampilan mengelola kelas, yaitu (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) keluwesan, (5) penekanan pada hal-hal yang positif dan (6) penanaman disiplin diri.20
20
Prinsip pengelolaan kelas menurut E. Mulyasa adalah kehangatan dan kenatusissan, tantangan bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penenaman disiplin diri. 21 Pendapat ini pun senada dengan pendapat sebelumnya, bahwa beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penenaman disiplin diri. 22 Begitupun menurut Syaiful bahri Djamarah, Aswan Zain, dan JJ. Hasibuan mengungkapkan ha! yang serupa. Berdasarkan pendapat di atsas maka prinsip pengelolaan kelas terdiri dari 6 prinsip yaitu kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri.
1. Kehangatan dan keantusiasan Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang optimal. Guru yang hangat dan akrab dengan siswa selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya, dan guru akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai pengajaran. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
22
6. Penanaman disiplin diri sendiri. Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru hams melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Guru mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri, karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong siswa untuk melaksanakan diri sendiri, dan menjadi tuntutan kepada guru untuk selalu berdisiplin dalam segala ha! bila ingin siswanya ikut berdisiplin dalam berbagai ha!.
D. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas Secara umum komponen keterampilan pengelolaan kelas dibagi menjadi dua bagian, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif), dan keterampilan yang berhubungan pengembangan kondisi belajar yang optimal. 1.
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif). Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengedalikan pelajaran dengan cara menunjukan sikap tanggap, memberi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberi petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan, dan kelancaran. a. Sikap tanggap Guru hams bersikap tanggap terhadap segala aktiv'itas belajar dan kegiatafi siswa di kelas, perilaku siswa di kelas, baik itu
perilaku
yang
mendukung
seperti
perhatian
siswa,
keantusiasan siswa, motivasi belajar yang tinggi dan lain Sebagainva~
oeri}aku
VanQ" me:nvlmn~no eo''"'"""t-t; ~ . . . +; ....~~: t.- 1 -~---
23
hadirkan agar siswa merasa bahwa guru benar-benar ada dan hadir bersama siswa. Untuk memberikan kesan tanggap dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut : Menurut wardani dengan cara : memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan atau memberi reaksi terhadap gangguan dalam kelas.
23
Memandang secara seksama yaitu memperhatikan siswa, mendekati siswa dan memberikan pernyataan kepada siswa yang mengganggu keadaan kelas ataupun suasana di dalam kelas. Teguran perlu dilakukan oleh guru untuk menggembalikan keadaan kelas, karena kelas tidak selamanya akan tenang, pasti ada gangguan. Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada bersama siswa. Dan teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran yang tepat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku. Menurut Wina Sanjaya, yaitu menjaga kontak mata, artinya setiap saat guru perlu memperhatikan siswa melalui pandangan secara terus menerus. Gerak mendekat, artinya perlu memberikan perhatian khusus baik kepada individu maupun kepada kelompok. Ini dimaksudkan untuk memberi kesan adanya perhatian guru terhadap aktivitas siswa, sehingga terbangun suasana akrab dan bersahabat. Sedangkan menurut M. Uzer Usman, cara menunjukan sikap tanggap itu adalah dengan memandang secara bersamasama untuk bercakap-cakap, bekerjasama, dan menunjukan rasa persahabatan. Gerak mendekati di sini untuk menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa. Memberikan pernyataan yaitu komentar
yang
baik,
maksudnya
komentar
yang
tidak
24
mengandung ancaman, dan memberi reaksi dalam bentuk teguran. Hal ini dapat mencegah meluasnya penyimpangan tigkah laku siswa. Menurut JJ. Hasibuan, melalui sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa "guru hadir bersama dengan mereka" dan "tahu apa yang mereka perbuat". Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan siswa.24 Sikap tanggap di sini penting, karena dengan adanya sikap ini siswa akan merasa bahwa guru benar-benar ada bersama mereka, jangan sampai guru tidak dianggap ada oleh siswa. Sikap ini dapat ditunjukan dengan cara memandang secara seksama, mendekati siswa dan memberikan pernyataan terhadap reaksi yang baik ataupun buruk. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman. Begitu halnya dengan memberi pernyataan harus menghindari
hal-hal
yang
menunjukkan
dominasi guru, misalnya dengan komentar atau pernyataan yang mengandung ancaaman. b. Memberi perhatian Pengelolaan kelas yang baik ditandai dengan pembagian perhatian yang baik, perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal. Visual, yaitu guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama, sehingga dapat melirik ke kejadian kedua, tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan pertama. Verbal, yaitu guru memberi komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas anak didik pertama, sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada aktivitas anak didik yang lain. 25
25
Memberi perhatian di sini yaitu memperhatikan s1swa secara keseluruhan tidak terfokus atau tertuju pada satu arah saja tetapi keseluruh arah. c. Memusatkan perhatian. Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan siswa dan menuntut tanggung jawab siswa. Menyiagakan siswa maksudnya adalah memusatkan perhatian siswa kepada sesuatu hal sebelum guru menyampaikan materi pokok untuk menghindari penyimpangan perhatian siswa. Menuntut tanggung jawab, hal ini sama berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilakukan oleh siswa serta keterlibatan siswa dalam tugas. Contoh dengan meminta siswa untuk memperagakan, melaporkan, dan memberikan respon. 26 Memusatkan perhatian ini agar siswa terpusat pada satu arah ketika proses pembelajaran berlangsung, ini dilakukan dengan cara menyiagakan siswa dan meminta tanggung jawab siswa. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain berpendapat bahwa memusatkan perhatian dapat dilakukan dengan cara memberi tanda dan pertanggung jawaban. Memberi tanda di sini misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topik, dengan memilih siswa secara random untuk meresponnya. 27 d. Memberi pentujuk dan tujuan yangjelas Memberi petunjuk dan tujuan yang jelas agar siswa konsentrasi dalam pembelajaran, karena sering terjadi kurangnya konsentrasi disebabkan ketidak pahaman terhadap arah dan sasaran yang akan di capai.
27
untulc mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi siswa yang terns mengganggu atau yang tidak melakukan tugas. Ataupun penguatan ini perlu dilakukan kepada siswa yang memberikan respon positif dan memberikan pujian atau pengbargaan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan dua macam cara sebagai berikut : a) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggangu, yaitu dengan jalan "menangkap" siswa tersebut ketika ia sedang melakukan tingkah laku yang tidak wajar b) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang bertingkah laku wajar dan dengan demikian menjadi contoh atau teladan tentang tingkah laku yang positif bagi siswa yang mengganggu. 30 g. Kelancaran Kelancaran atau kemajuan siswa dalam belajar adalah tindakan bahwa siswa dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas. Hal ini perlu didukung guru dan jangan diganggu dengan hal-hal lain yang bisa membuyar konsentrasi siswa. Ada sejumlah kesalahan yang hams dihindari guru, yaitu : a)
Campur tangan yang berlebihan Apabila seorang guru menggangu kegiatan yang sedang asyik dilakukan oleh siswa dengan komentar, pertanyaan atau petuajuk yang mendadak, kegiatan itu akan terganggu bahkan bisa terputus.
b)
Kelenyapan, yaitu diam dalam waktu yang lama, atau melupakan langkah-langkah dalam pelajaran. Akhirnya membiarkan pikiran siswa mengawang-awang, melantur, dan ini mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran.
c)
Penyimpangan
29
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengambil tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Tindakan tersebut adalah dengan menggunakan strategi yang tepat yaitu modifikasi tingkah laku, guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. a. Modifikasi tingkah laku. Modifikasi tingkah laku yaitu mengubah tingkah laku siswa dengan cara memberikan penguatan sistematis. Menurut Darwan Syah, modifikasi tingkah aku dengan cara : a) Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan b) Meningkatkan perilaku yang baik, melalui penguatan. c) Mengurangi perilaku buruk dengnan hukuman. 31 Menurut
JJ.
Hasibuan
dan
Moedjiono
menjelaskan
beberapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku, yaitu : Merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan; Memilih norma yang realitas untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam program remedial; Bekerjasama dengan rekan atau konsuler; Memilih tingkah laku yang diperbaiki; Memvariasikan pola penguatan yang tersedia misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yang tak digunakan dengan teknik tertentu, misalnya penghapusan penguatan, memberi hukuman, memberikan kesempatan dan mengurangi hak.32
30
Dari uraian di atas modifikasi tingkah laku dapat dilaksanakan dengan merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan, memilih norma relitas yang sesuai, bekerjasama dengan rekan atau konsuler, memilih tingkah laku yang diperbaiki,memvariasikan pola penguatan, memberikan perilaku baru dengan contoh pembiasaan, meningkatkan perilaku baik, melalui penguatan dan mengurangi perilaku buruk dengan hukuman. b. Guru dapat menggunakan pendekatan masalah kelompok dengan cara: Menurut
JJ
Hasibuan
dan
Moedjiono
dengan
cara
memperlancar tugas dan memelihara kegiatan kelompok. 33 Sedangkan menurut Darwan Syah adalah : a) Memperlancar tugas dan memelihara kegiatan kelompok. b) Penigkatan kerjasama dan keterlibatan c) Menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbu! 34 Pendekatan masalah yang timbul dalam kelompok dapat dilakukan dengan cara memperlancar tugas dan memelihara kegiatan antar kelompok, meningkatkan kerjasama yang baik dan keterlibatan, serta menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul. c. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dengan cara: Menurut Darwan Syah, adalah a) b) c) d) e)
Pengabaian yang direncanakan Campur tangan yang berlebihan Mengawasi secara ketat Mengakui perasaan negatif siswa Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya
31
f) Menjauhkan benda-benda yang dapat konsentrasi g) Menyusun kembali program belajar h) Menghilkan ketegangan dengan humor i) Mengekang secara fisik. 35
mengganggu
Masshall menambahkan sebagaimana yang dikutip oleh JJ. Hasibuan dan Moedjiono, adalah : ... Menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negatif, Mengungkap perasaan siswa, Memindahkan masalah yang bersifat mengganggu, Menyusun kembali rencana belajar, Menghilangkan ketegangan dengan humor, Memindahkan penyebab gangguan, Pengekangan fisik, dan Pengasingan. 36 Dari berbagai uraian teori tentang pengelolaan kelas, maka yang dimaksud dengan pengelolaan kelas dalam penelitiaan ini adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar (guru) atau yang membantu dengan maksud
agar
dicapai
kondisi
optimal
melalui
proses
merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi dan mengawasi sehingga
dapat
terlaksana
kegiatan
belajar
seperti
yang
diharapkan. Penge!olaan kelas tersebut dapat diukur dengan indikator tanggap terhadap aktivitas be!ajar siswa, memberikan perhatian kepada siswa, memusatkan perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung, memberi petunjuk dan tujuan yang jelas agar siswa dapat berkonsentrasi, meminta tanggung jawab terhadap sesuatu kegiatan, memberikan teguran dan penguatan kepada
siswa
yang
berprilaku
menyimpang,
mendukung
kelancaran siswa ketika proses belajar berlangsung, memodifikasi tingkah laku yang menyimpang, menggunakan pendekatan masalah kelompok, menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dalam proses pembe!ajaran. 35
Darwan S.v!'lh r//r[,
p,., ............. ------ 0 ~-·
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian. Tempat yang dijadikan objek penelitian adalah MTs. Al-Falah III yang terletak di JI. Masjid An Nur Grogol Utara Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Adapun waktu yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini yaitu pada bulan September 2007.
B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah dan menganalisis mengenai pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru-guru di MTs. AIFalah III Jakarta.
C. Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian survey. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisis. Penulis pertama-tama mendeskripsikan obyek penelitian, setelah itu penulis mencoba mengkritisi penelitian tersebut. Penilitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan penelitian ini penulis akan mengambarkan temuan-temuan penelitian dan memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik sebnah kesimpulan. Untuk memperoleh data, informasi, dan fakta yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini penulis menggunakan kuisioner dan wawancara.
33
D. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. 1Sejalan dengan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala Sekolah dan guru-guru di sekolah MTs. Al - Falah III Jakarta yang berjumlah 22 orang. Suharsimi Arikunto menegaskan bahwa untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subyeknya kurang dari 100, le.bih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya merupakan pehelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah sumbernya besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%25% atau lebih. 2 Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengambil jumlah keseluruhan yaitu total sampling sebanyak 22 orang guru.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pengelolaan kelas, digunakan instrument penelitian primer kuisioner tertutup, dan untuk memperoleh data penunjang digunakan instrumen penelitian yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Keempat instrument tersebut digunakan untuk memperoleh data penelitian yang akurat sesuai dengan tema di atas. Secara rinci penggunaan instrument pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Kuisioner. adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal yang terkait dengan kelas yang disebarkan kepada para guru.
pelaksanaan pengelolaan
34
b.
Wawancara Wawancara digunakan untuk data penunjang yaitu untuk mendapatkan informasi data melalui tanya jawab dengan obyek penelitian yang ditujukan kepada kepala sekolah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh para guru.
c.
Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis mencari data tentang sejarah berdirinya Mts. Al-Falah III dan data guru MTs.Al-Falah III.
d. ·
Observasi. Yaitu mengamati secara langsung tentang keadaan sekolah yang meliputi fasilitas, keadaan guru dan murid, serta sarana dan prasarana.
Tabel l Kisi-kisi instrument Pelaksanaan Pengelolaan Kelas No.
I.
Variabel Pelaksanaan
Dimensi I.
Terampil
pengelolaan
Memelihara
Kelas.
Kondisi belajar yang optimal.
Indikator a. Tanggap terhadap
No. item 1-4
aktivitas belajar siswa. b. Memberikan perhatian
5&6
kepada siswa c. Memusatkan perhatian
7&8
ketika proses pembelajaran berlangsung. d. Memberi petunjuk dan tujuan yangjelas agar siswa dapat berkonsentrasi.
9,10,ll
35
suatu kegiatan. f. memberikan teguran
15-18
dan penguatan kepada siswa yang berprilaku menyimpang. g. Mendukung kelancaran
19-23
siswa ketika proses belajar berlangsung. 2.
Terampil mengembang kan kondisi
a. Memodifikasi tingkah
24-27
laku yang menyimpang. b. Menggunakan
belajar yang
pendekatan masalah
optimal
dalam kegiatan
28,29,30
kelompok. c. Menemukan dan
31-34
mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran.
F. Pengolahan Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data Mengolah data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga o!eh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
37
dalam beberapa ha! penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menggunakan presentasi. Untuk itu rumus yang digunakan adalah :
P=_Exl00% N
Ketetrangan : P : angka presentase F : Frekuensi yang dicari presentasenya N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu3
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta Selatan 1. Sejarah Singkat Berdiri Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al-Falah (YTIA) adalah suatu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, da'wah dan sosial. Lahirnya YTIA diawali dengan kegiatan pendidikan yang dilatar belakangi oleh kondisi masyarakat sekitarnya. Pada tahun 1968, banyak terjadi perkawinan pada usia muda, mereka masih tergolong "hijau" dan sedikit pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, karena kebanyakan diantara mereka yang melangsungkan pernikahan sebelum tamat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Oleh sebab itu ketika mencari anak-anak jebolan Tsanawiyah sangat langkah. Apalagi abiturien Aliyah, bisa dikatakan hampir tidak ada. Keadaan semacam itu bukan hanya terjadi di lingkungan sekitar tempat Al-Falah, tetapi juga di daerah lain, yang dihuni oleh masyarakat Betawi. Setelah melihat latar belakang sejarah dan dasar tujuan dari Madrasah tersebut, maka tidak lepas mengapa Madrasah ini dinamakan Al-Falah. Inilah sekilas latar belakang pemberian nama dari Madrasah tersebut. Tepatnya pada tanggal 28 Februari 1967 gedung sekolah yang letaknya berseberangan dengan masjid Al- falah telah selesai dibangun dan langsung diresrnikan oleh K. H. Rahmatullah Shiddiq. Sejak itulah tempat
ini digunakan untuk tempat belajar Ibtidaiyah, tetapi sekolah tersebut belum diberi narna. Akhirnya setelah mengadakan pembicaraan dan saling tukar pikiran, maka diambillah suatu kebijaksaan untuk memberi nama __ , __ ,
1
,
39
tesendiri,
yakni
pada tahun
pada tahun
1958, pengurus masjid
mengundang seorang penceramah yang cukup terkenal ketika itu yakni Muhammad Natsir (Ketua Organisasi Islam Internasional) saat itu, dalam rangka memperingati tahun baru Islam. Ketika itupun masjid yang dijadikan tempat peringatan belum diberi nama. Muhammad Natsir dalam ceramahnya mengupas tentang "Hayya "Alai Falah" yang dihubungkan dengan kemenangan umat Islam pada zaman lampau pada bulan Muharram. Dengan gaya yang mengesankan, dengan metode pengajaran yang menarik dan isi ceramah yang bagus banyak mengundang simpatik dan perhatian hadirin ketika itu. Beberapa hari setelah peringatan tersebut, para pengurus masjid mengadakan pertemuan yang bertujuan untuk memberi nama masjid tersebut. Isi ceramah yang baru beberapa hari berlalu masih berbekas di ingatan dan hati masyarakat, dan mereka pun saling memberi tanggapannya. Akhirnya pertemuan itu membawa basil, mereka sepakat untuk memberi nama masjid tersebut dengan nama "Al-Falah". Begitupun yang terjadi sekitar 13 tahun kemudian, Madrasah yang sebelahnya diberi nama "Al-Falah" yang berartikan kemenangan yang dicapai masyarakat luas. Dengan berpedoman kepada Khittah yayasan yang dipimpin oleh K.H Rahmatullah Shiddiq dan latar belakang seperti tergambar diatas, para tokoh AI-Falah bertekad untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Jalan yang paling tepat adalah membuka lembaga pendidikan yang setingkat lebih tinggi dari SD atau MI dan seterusnya Target yayasan tidak hanya sampai tingkat menengah tetapi pada tingkat perguruan tinggi. Dana pembangunan Tsanawiyah ini diperoleh dari bantuan masyarakat dan dari beberapa orang tertentu. Tanah yang di atasnya dibangun lokal-lokal belajar adalah tanah wakaf dan sumbangan masyarakat. Dana pemeliharaan fisik sekolah diperoleh dari sumbangan
40
Dalam tempo dua tahun, MI Al-Falah berkembang pesat. Setelah memperhatikan berbagai kemungkinan dan menyimak berbagai pendapat di lingkungan tenaga pendidik, maka pada tahun 1969 didirikan MTs. AlFalah bersamaan dengan itu nama MI Al-Falah bernbah menjadi SDI AlFalah karena Iebih dari separuh guru-guru AI-Falah langsung diangkat menjadi pegawai negeri melalui dinas P&P, Al-Falah diberi subsidi dan di beri bangunan barn di jalan Pos Peongumben Kampung Kecil dan di beri nama Al-Falah II. Pada awalnya, MTs Al-Falah menempati lokasi Al-Falah di Kp. Barn Sukabumi Selatan Jakarta Barat, saat itu berada kelas I dan II. Kepala sekolah pertama bernama KH. Ubaidilah Isa, karena tidak mungkin lagi merangkap menjadi kepala sekolah Al-Falah I pagi dan petang serta pimpinan MTs Al-Falah, maka terhitung tahu 1970 diangkatlah Husni Mansyur sebagai kepala sekolah MTS. Dibawah kepemimpinan Pak Husni dan Sekretarisnya H.A Dumyati MTs AI-Falah terns berkembang .Atas kerjasama K.H Rahmatullah Shiddiq dan K.H. Azhari, tahun 1972 MTs AlFalah hijrah menempati lokasi JI. Masjid An-Nur Grogol Utara yang diberi nama AI-Falah III dan belajar pagi hari. Kendati sampai tahun 1972 sudah menamatkan siswanya beberapa kali, tapi barn tahun 1973 mengikut sertakan muridnya dalam ujian MTs Negeri yang saat itu bernama MTs AIN dan alhamdulillah semua lulus. Al-Falah terns berkembang seperti harapan semula, sehingga tahun 1973, Madrasah Aliyah ditempatkan di AI-Falah IV, sementara untuk MTs ditempatkan di tiga lokasi yaitu: AI-Falah III di Masjid An-Nur, Al-Falah V di Kemandoran, Al-Falah VI di Pondok Pesantren AI-Falah Kp. Barn Jakarta Barat. Untuk memudahkan realisasi dan pelaksanaan tugas, ditetapkan pimpinan ditiap-tiap sekolah yakni KH. Hibatullah Shiddiq selaku kepala sekolah untuk tingkat MTs secara keseluruhan, dengan pembina OSIS H. Syahril M dan Drs Sahlani. AI-Falah IV pimpinan
41
Achfajs HT dengan pimpinan OSIS Suhadi Hamdan dan Drs. Sofyan Tsauri. Seiring dengan perkembangan, mulai tahun pelajaran 1997/1998 hingga saat ini tiga lokasi MTs Al-Falah kini menjadi : MTs Al-Falah II di Pos Pengumben Sukabumi Utara Jakarta Barat. kegiatan belajar mengajarnya dilangsungkan sore hari, dengan pimpinan harian dipegang oleh Yusri HK, pembina OSIS M.Yasin Yahya. Al-Falah III di JI. Masjid An-Nur Grogol Utara Kebayoran Lama Jakarta Selatan, pimpinan harian dipegang oleh H. Fudhail Salim, pembina OSIS H. Syahril Murodi BA. Mts Al-Falah IV berada di
n. Mirah kencana permata Hijau Grogol Utara
Jakarta Selatan, pirnpinan harian dipegang oleh Drs. Ibnu Umar Susilo dan pembina OSIS Hehni Yusuf M.Ag. Secara keseluruhan MTs Al-Falah sejak tahun 1983 sampai dengan tahun 2002 dipegang oleh KH.Hibatullah Siddiq. Mulai tahun pelajaran 2005/2006 Mts Al-Falah dipegang oleh Yusri H.K, S.PdI dan wakil kepala Madrasah EM. Sofyan., sedangkan pirnpinan harian MTs Al-Falah II dipegang oleh H. Chozin Mas'us BA.dan MTs Al-Falah III dipegang oleh EM. Sofyan. Adapun tokoh-tokoh pendiri Madrasah Tsanawiyah Al-Falah adalah: 1)
K.H. Rahmatullah Shiddiq (sebagai perintis)
2)
K.H. ubaidillah Isa
3)
K.H. Drs. Dawan Anwar
4)
K.H. Hibatullah Shiddiq.
2. Visi dan Misi a. Visi MTs. Al-Falah Visi MTs. Al-Falah Jakarta adalah mengembangkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia dan berkualitas dalam pengarnalan IMTAQ dan IPTEK. b. Misi MTs. Al-Falah, adalah sebagai berikut :
42
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai ajaran Islam. 3. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam menyikapi era globalisasi.
4. Mengantarkan siswa kejenjang pendidikan yang lebih tinggi 5. Menjalin ukhuwah antar sesama.
3. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Pada awaI tahun 1969 Madrasah ini belum memiliki kurikulum yang tepat. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan perhitungan 40 jam materi pelajaran dari Departemen Agama ditambah 5 jam waktu pelajaran yayasan. Materi pelajaran yang diberikan yaitu : 1) Bahasa Arab 2) Nahwu 3) Sharaf 4) Balaghah 5) Bahasa Indonesia
6) Bahasa Inggris 7) Ilmu Ukur 8) Aljabar 9) Sejarah 10) Ilmu Alam 11) Ilmu Bumi 12) Ilmu Hayat 13) Olah Raga Kesehatan 14) Kesenian Pada dasarnya porsi pelajaran agama pada Madrasah Tsanawiyah ini
43
lagi dalam membaca kitab yang tidak berharkat, sesuai dengan tujuan yayasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agama seluas-luasnya. Demikian pula dalam materi pelajaran umum agar siswa tidak tertinggal dalam menempuh EBTANAS. Proses penyesuaian antara pelajaran sekolah dengan pelajaran dari Departemen Agama dengan cara Kepala sekolah dan pengurus Yayasan membuat silabus kurikulum dengan menghubungi sekolah Tsanawiyah Negeri yang pada saat itu masih dinamakan MTsN AIN. Selain itu memang menjadi salah satu tujuan Yayasan di samping kurikulum Departemen Agama Madrasah
Tsanawiyah
membina siswa-siswinya untuk
memperdalam
pelajaran agama, karena menfaatnya dapat dirasakan sekali ketika siswa masuk ke perguruan tinggi agama. Kurikulum yang dipakai dalam di Madrasah Agama dengan menambah jam pelajaran misi Yayasan. 1 Latu seiring perkembangan yang terjadi dan sering kalinya berganti kurikulum di Indonesia, maka MTs. AL-Falah mengikuti yang sudah ada. Artinya mengikuti kurikulum yang dibuat ole pemerintah. Dan pada tahun ini MTs. AL-Falah memakai kurikulum Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Maksudnya yakni pada
kelas VIII (II MTs) dan IX (III MTs) masih menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sedangkan pada kelas VII (I MTs) sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
4. Struktur Organisasi Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang di!akukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya terdapat beberapa orang yang berhubungan satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mts. Al-Falah adalah suatu lembaga pendidikan di mana kepala Mts. Dibantu oleh seseorang wakil kepala sekolah yang mempunyai tugas
44
berbeda-beda, namun secara umum bertanggung jawab terhadap jalannya pendidikan dan pengajaran serta pelaksanan kurikulum, serta dibantu pula oleh beberapa staf yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tugas-tugas dan tanggung jawab dijabarkan ke dalam suatu susunan organisasi, maka tugas dan tanggung jawab di lingkungan MTs. Al-Falah adalah sebagai berikut : a.
Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah jabatan utama di mts. Al-Falah yang bertanggung jawab terhadap jalannya pendidikan dan pengajaran serta pelaksanaan kurikulum.
b.
Wakil Kepala Sekolah Bertugas melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah bilamana kepala
sekolah
berhalangan,
membentu
melaksanakan
dan
mengawasi jalannya program sekolah setiap hari. c.
Bendahara Bersama dengan kepala sekolah bertanggung jawab atas kelancaran jalannya administrasi
keuangan
sekolah,
serta memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada bendahara kelas. d.
Tata Usaha Bertugas menyiapkan serta mengiventarisasi semua arsip dan kekayaan sekolah seperti surat-surat berharga, buku induk tentang identitas murid, daftar statistic dan mutasi murid/guru/ karyawan, mengatur pergantian jam pelajaran.
e.
Bidang kesiswaan Bidang ini bertugas merencanakan dan melaksanakan penerimaan siswa
baru,
merencanakan
kegiatan-kegiatan
ektrakurikuler,
pembinaan OSIS serta pelayanan dan bimbingan kegiatan alumni. f.
Bidang Bimbingan dan Konseling
45
s1swa, mendorong siswa untuk memanfaatkan waktu sebaikbaiknya dengan cara mengikuti ektrakurikuler dan kokurikuler, serta melaporkan hasil/usaha yang telah dilakukan Kepa!a Sekolah. g.
Tugas Guru Sebagai Tenaga Pengajar/Pendidik Guru bertanggung jawab atas bidang studi yang diajarkan dengan membuat Program Satuan Pelajaran (SAP) demi tercapainya target kurikulurn, menetapkan jadwa! eva!uasi belajar bagi mata pelajaran masing-masing. Mengadakan kerjasama dengan pembina bidang studi/mata pelajaran sejenis yang memungkinkan integritasi dan korelasi, selain itu harus memberi suri tauladan yang baik kepada siswa.
h.
Bidang Kurikulurn Bidang ini membuat perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, merencanakan kegiatan kokurikuler dan membuat peajabaran ka!ender pendidikan.
i.
Bidang Sarana dan Prasarana Bidang ini bertugas membentu Kepala Sekolah da!am bidang inventarisasi, pengadaan sarana dan prasarana dan alat keperluan kependidikan.
j.
Guru Sebagai Wa!i Kelas Sebagai
wa!i
kelas
bertugas
memberikan
bimbingan
dan
penyuluhan kepada siswa yang merupakan anggota kelasnya dan kepada organisasi kelas, membuat hasil prestasi siswa. k.
Bagian Kepustakaan Bertugas memberikan motivasi agar siswa gemar membaca dan membuat ringkasan buku-buku yang dibacanya.
I.
Usaha Kesehatan Sekolah Bidang ini bertugas membina dan memelihara kebersihan dan keindahan sekolah dan lingkungannya, mengadakan hubungan dan 1--......':-----
46
m.
Pembina OSIS Pembina OSIS (IPMA) bertugas membimbing dan mengatur reformasi pengurus OSIS setiap tahun ajaran barn, memberikan pengarahan dan bimbingan OSIS untuk membuat rencana kerja OSIS. Merealisasikan, mengarahkan dan membina semua kegiatan OSIS untuk menunjang kberhasilan belajar mengajar di sekolah.
n.
Bidang Urusan Hubungan masyarakat. Bertugas untuk mengadkan kerjasama dengan instansi-intansi dan lembaga-lembaga terkait, serta kerjasama dengan orang tua siswa.
o.
Bidang Kesejahtaraan Sekolah Bagian kesejahteraan sekolah bertugas mencari data penyantunan dan
ta'ziyah
bagi
keluarga
yang
terkena
musibah
dan
mengusahakan terbentuknya koperasi sekolah. Secara lebih jelas struktur tentang organisasi dapat dilihat pada lampiran halaman 91.
5. Keadaan Pendidik dan Siswa a. Keadaan Pendidik Secara keseluruhan, yang tercatat pada tahun pelajaran 2007-2008 MTs Al-Falah merniliki 51 dewan guru. Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa MTs Al-Falah terbagi dalam tiga lokasi maka khusus pengajar kelas VII yang berlokasi di MTs Al-Falah III tercatat sebanyak 22 orang, 1 Pimpinan harian, 1 Tata Usaha, 1 Bendahara dan 1 orang karyawan. Rata-rata para pengajar MTs. Al-Falah tinggal di wilayah Jakarta dan sebagian besar bidang studi yang dipegang sesuai dengan lulusannya atau sesuai dengan pendidikan yang dimiliki.
47
Tabel 2 Keadaan Guru-guru MTs. Al-Falah III Jakarta Th. 2007-2008 No
Nama
JK
Pendidikan terakhir
Bidang Studi
Bid. Tugas
J
E. M. Sofyan, S. IP
L
SJ/Isip/AD
-
Pim. Harian
'
Dra. Wardah
p
SJ/Tar/PAI
Al-Qur'an Hadis/Ski
BK/Guru
l
Dra. Wazdah
p
SJ/PBS/Bhs
B. Ind
Guru
l
Dra. Hj. Siti Fatimah
p
SJ/FBBS/B. Ar
B. Arab
Guru
)
Fakhrul Rozy, BA.
L
D3/P.OR/PeJ
Olah Raga
Guru
)
Drs. Rahmatullah
L
Sl/FIP/Fil
Sejarah
Guru
1
Drs. H. Fasyani
L
S 1/Tar/B. Ar
Qurdis
Guru
I
Helmi Yusuf, M. Ag.
L
S l/P.Syar/Syar
Fiqih
Kesiswaan/Guru
I
Dra. Hunainah
p
Sl/Tar/B.Ind
B.Ind
Guru
0
AhmadRidho
L
SLA
Shorof
Guru
J
Drs. H. Hozin
L
S l/Syar/Qod
Shorof
TU/Guru
2
Asma! Madina, BA
L
SM/Tar/Mat
Fisika
BK/Guru
3
Dra. Hanifah
p
SI/Tar/PAI
A.Akhlaq
Keputrian/Guru
4
Drs. A. Sofyan HZ.
L
SI/Tar/IPA
Biologi
Lab/Guru
5
Ahmad Fadhil, S. Ag
L
SI/PAI
Geografi
Kesiswaan/Guru
6
Fitriah, S. Pd. I
p
SI/Tar/PAI
PPKn
Sekrretaris/Guru
7
!wan Anshori
L
SLA
Olah Raga
IPMA/Guru
g
Ahmad Syarifuddin
L
SLA
A.Akhlak
Kepustakaan/Guru
~
Fadhliyah, S. Pd.
p
S l/Tar/B. Ing
B. Ing
Guru
)
Ma'rifah, S. Pd.
p
S l/Tar/B. Ing
B.Ing/KTK
Keputrian/Guru
I
Anis Saidah, S. Ag.
p
SI/Tar/PIA
Fiqih
Keputrian/Guru
!
Lu'lu'Khusna, S. Pd.
p
SI/Tar/Mat
MTk
Guru
J
H.M.Hakim
L
PGA
Fiqih
Guru
Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing, tetapi jika dicermati keadaan guru dilihat dari kemampuan skademik yang
50
Berdasarkan tabel di atas dketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana sudah cukup lengkap meskipun ruangan perpustakaan dan ruangan
audio
visual
masih
menjadi
satu
ruangan,
mi
mengakibatkan kurang kondusifnya proses belajar mengajar jika ruangan ini menjadi satu, mungkin ini terjadi karena kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia. Namun demikian secara umum parasarana yang ada sudah cukup memadai.
7. Kegitan Eksrta Kurikuler Organisasi yang mengolah bidang ekstra kurikuler di madrasah Tsanawiyah al-Falah bemama Ikatan Pelajar Mdrasah AlFalah (IPMA). Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat, keterampilan, dan kreatifitas siswa. Tanggungjawab dalam pengelolaan kegiatan ini dibebankan kepada Pembina IPMA yang mempunyai tugas sebagai berikut : a. membimbing dan mengatur reformasi pengurus IPMA setiap awal tahun aj aran baru. b. Memberi pengarahan dan membimbing pengurus IPMA untuk membuat rencana kerja IPMA dan merealisasikannya. c. Memberi pengarahan dan breafing dalam rapat-rapat IPMA d. Mengadakan kerjasama dengan guru BP, wali kelas, guru dan Tata Usaha untuk memecahkan masalah siswa dan IPMA pada umumnya. e. Mengadakan penataran organisasi dan kaderisasi pengurus. f. Mengarahkan dan membina semua kegiatan IPMA untuk menunjang keberhasilan belajar mengajar di sekolah. g. Mengarahkan siswa dalam bei;peran serta secara aktif pada kegiatan ektrakurikuler. h. Mengadakan hubungan baik dengan lembaga kemasyarakat, dan
51
1.
Membina hubungan baik dengan !AMA (Iakatan Alumni Madrasab Al-Falah). Benruk kegiatan ektra kurikuler yang dikelolah di bawah
naungan organisasi IPMA adalah sebagai berikut : I.
2.
3.
4.
5.
Bidang Pendidikan meliputi : a.
Membaca kitab kuning
b.
Memberikan Jes
c.
Pengajian setiap hari jum' at
d.
Kegiatan pramuka
e.
Paskibra
Bidang kesenian meliputi : a.
Puisi
b.
Marawis
c.
Kaligrafi
d.
Seni baca Al-Qur'an
e.
Qaidah
f.
Hadrah
g.
Maeching Band
Bidang olah raga meliputi : a.
Sepak Bola
b.
Basket Ball
c.
Foot Sal
d.
Gerak Jalan
Bidang keputrian meliputi : a.
Masak-memasak
b.
Kerajinan tangan/ketrampilan
Bidang kesejahteraan meliputi : a.
Santunan ta'ziyah
b.
Santunan anak yatim
52
B. Deskripsi dan Analisa Data Untulc
memperoleh
data,
penulis
menggunakan
teknik
pengumpulan data yaitu menyebarkan kuisioner kepada responden wawancara, dokumentasi dan observasi. Kuisioner yang telah terisi itu kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Untulc memudahkan dalam menganalisis dan menginterpretasikan, tiap-tiap item dikemukakan dalam bentulc tabel. Tiap-tiap tabel berisi satu item pemyataan.. Adapun total populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah I 00% yang merupakan keseluruhannya 22 orang. 22 orang guru ini merupakan subyek penelitian dan merupakan sumber data dari semua guru yangada. Untulc dapat mengetahui lebih jelas
mengenai pelaksanaan
pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III dapat dilihat dari hasil kuisioner dalam tabel di bawah ini : Tabel 5. Respon positif kepada siswa No Altematif Jawaban 1
a. SelahJ b.Sering c.Kadang-kadang d. tidak Pemah Jumlah
Berdasarkan
tabel
Frekuensi
Presentase
18
81,8 %
4
18,2%
-
-
22
100%
diatas
-
dapat
diungkapkan
bahwa
guru
memeberikan respon positif terhadap siswa, sebesar 81,8% responden menyatakan selalu, dan sebesar 18,2% untulc yang menyatakan sering, Jika kedua pemyataan ini dijumlahkan maka menjadi I 00%. Sebesar 0% untulc menyatakan kadang-kadang, dan sebesar 0% untulc yang menyatakan tidak pemah. Ini menunjukan bahwa guru memberikan respon yang positif.
53
6 ketika responden ditanya tentang menunjukan sikap keakraban kepada siswa, sebesar 40,9% responden menyatakan selalu, dan 45,5 % untuk yang menyatakan sering, jika kedua pernyataan ini dijumlahkan maka menjadi 86,4%. Ini menujukan bahwa sikap keakraban sudah maksimal dilakukan oleh guru di sekolah, meskipun ada beberapa responden yang menyatakan kadang-kadang sebesar 13,6%. Lebih jelasnya data tentang ha! tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6 Menunjukan keakraban No Alternatif Jawaban a. Selalu 2 b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 9 10 3
Presentase 40,9% 45,5% 13,6%
-
-
22
100%
Selanjutnya tabel 7 berikut ini memaparkan tentang sikap guru (mendekati) terhadap siswa yang mengaggu.
Tabel7 Mendekati siswa yang mengganggu No Alternatif Jawaban 3 a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 17 5
Presentase 77,3 % 22,7%
22
100%
-
-
Tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru mendekati siswa yang mengganggu dengan presentase sebesar 77,3% responden menyatakan selalu, dan 22, 7 % untuk yang menyatakan sering. Hal ini menunjukan bahwa guru mendekati siswa yang mengganggu ketika
55
untuk menyatakan tidak pemah. Ini berarti babwa guru memperhatikan siswanya dengan sangat baik. Selain memperhatikan situasi kelas guru juga memperhatikan aktivitas siswa. Perhatian guru terhadap siswa temyata baik ini nampak pada jawaban responden ketika ditanya tentang memperhatikan aktivitas siswa, hampir sebagian besar responden menyatakan selalu dengan presentase sebesar 59,1% dan 31,8% responden menyatakan sering. Dan sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 9,1%. Data tersebut lebih rinci dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 10 Memperhatikan aktivitas siswa Frekuensi 13 7
No Altematif Jawaban a. Selalu 6 b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pemab Jumlab
2
-
22
Presentase 59,1 % 31,8% 9,1%
100%
Selanjutnya pada tabel-tabel berikut ini berisi tentang aspek memusatkan perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung, tabletabel berikut mewakili 2 item pertanyaan pada aspek memusatkan perhatian ketika proses pembelajaran. Tabel 11 Mengkondisikan kelas No Alternatif Jawaban 7 a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernab Jumlab
Frekuensi 18 2 2
-
22
Presentase 81,8 % 9,1% 9,1%
100%
Ketika diajukan pertanyaan tentang mengkondisikan kelas, sebagian besar guru menyatakan selalu mengkondisikan kelas ketika
56
(9,1 %), dan tidak seorangpun menyatakan tidak pemah mengkondisikan kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru MTs. Al-Falah III Jakarta mengkondisikan kelasnya ketika proses pembelajaran. Jawaban yang hampir sama juga diberikan ketika guru ditanya tentang menuntut tanggung jawab siswa, 13,6% responden menjawab kadang-kadang menuntut tanggung jawab siswa, 31,8% responden menjawab sering, dan dan sebagian besar responden menjawab 54,6%
dari 100% responden menjawab selalu menuntut tanggung jawab siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mereka menuntut tanggung jawab siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 12 Tanggungjawab siswa No Alternatif Jawaban a. Selalu 8 b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 12 7 3
Presentase 54,6% 31,8% 13,6%
-
-
22
100%
Berikutnya tabel 13 di bawah ini memaparkan data tentang memberikan petunjuk yangjelas kepada siswa sebelum pelajaran dimulai. Tabel 13 Petunjuk yang jelas No Alternatif Jawaban a. Selalu 9 b.Sering c.Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 19 2 1
Presentase 86,4% 9,1 % 4,5%
-
-
22
100%
Memberikan petunjuk yang jelas sebelum pelajaran dimulai sangat
57
terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai. Ketika ditanya hal tersebut sebagian besar responden menyatakan selalu sebesar 86,4%, dan sebesar 9, 1% untuk menyatakan sering, meskipun demikian ada sebagian kecil responden yang menyatakan kadang-kadang 4,5%, dan tidak seorangpun menjawab tidak pernah. Ini berarti bahwa memberikan petunjuk yangjelas sangat baik. Selain memberikan petunjuk yang jelas hendaknya guru juga memberikan penjelasan tujuan belajar, pemberian petunjuk dan tujuan yang jelas ini dilakukan agar tidak terjadi kebingungan pada siswa ketika belajar. Pada table di bawah ini menjelaskan lebih rinci jawaban responden ketika ditanya tentang penjelasan tujuan belajar. Tabel 14 Penjelasan tujuan belajar No Alternatif Jawaban 10 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
8 2
Presentase 54,5% 36,4% 9,1%
-
-
22
100%
Frekuensi 12
Sebagian kecil responden kadang-kadang memberikan penjelasan tujuan belajar, dan sebagian besar responden selalu dan sering memberikan penjelasan tujuan
belajar dengan presentase
sebesar 90,9%.
Ini
menunjukan bahwa penjelasan tujuan belajar sudah sangat maksimal dilaksanakan oleh guru di sekolah walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang dan tidak seorang pun yang menyatakan tidak pernah memberikan penjelasan tujuan belajar. Pemberian petunjuk dan tujuan yang jelas ini dilakukan agar siswa dapat berkonsentrasi dalam belajarnya. Dan sebagian besar guru selalu berusaha agar siswanya dapat berkonsentrasi ketika belajar. Hal ini dapat dilihat dari tabel 15 berikut ini :
58
Tabel 15 Konsentrasi Frekuensi 17 4
No Altematif Jawaban 11 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pemah Jumlah
I
Presentase 77,3% 18,2% 4,5%
-
-
22
100%
Berdasarkan tabel ditas dapat diungkapkan bahwa upaya guru dalarn mengkonsentrasikan siswa, sebesar 77,3 % responden menyatakan selalu, sebesar 18,2% unntuk menyatakan sering, jika kedua pemyataan ini dijumlahkan
maka menjadi
95,5%.
Ini
menunjukan
usaha
guru
mengkosentrasikan siswa sudah sangat maksimal dilakukan oleh guru di sekolah walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 4,5%, dan sebesar 0% untuk menyatakan tidak pernah. Selanjutnya pada tabel 16 berikut memaparkan data tentang memeriksa hasil kerja siswa.
Tabel 16 Memeriksa hasil kerja siswa No Alternatif Jawaban 12 a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 13 8 1
Presentase 59,l % 36,4% 4,5%
-
-
22
100%
Memeriksa hasil kerja siswa adalah tugas guru yang membuat kesal siswa ketika tugas yang dikerjakan tetapi tidak diperiksa, walau demikian masih ada sebagian kecil guru yang kadang-kadang memeriksa hasil kerja siswa dan sebagian besar guru menjawab selalu memeriksa hasil kerja siswa sebesar 59,1 %, dan sebesar 36,4% untuk menyatakan sering. Ini
59
Memeriksa hasil kerja siswa dapat dikerjakan bersama-sama antara guru dan murid. Hal ini dilakukan agar siswa aktif dan turut berpartisipasi.
Ternyata sebagian besar guru MTs. Al-Falah III mengikutsertakan siswa dalam memeriksa hasil kerja siswa, ini terlihat dari jawaban yang diberikan ketika ditanya tentang partisipasi siswa. 31,8% responden menyatakan selalu, sebesar 27,3% untuk menyatakan sering, jika kedua pemyataan ini dijumlahkan maka menjadi 59,1%. Ini menunjukan bahwa pemeriksaan hasil kerja siswa sudah maksimal dilaksanakan oleh guru, walau sebagian responden menyatakan kadang-kadang sebesar 40,9%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 17 Partisipasi siswa No Alternatif Jawaban 13 a. Selalu b.Sering c.K.adang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 7 6 9
-
22
Presentase 31,8 % 27,3% 40,9%
100%
Setelah hasil kerja siswa diperiksa selanjutnya adalah memperbaiki hasil kerja siswa jika terdapat kesalahan. Tabel 18 di bawah ini adalah untuk mengetahui apakah guru memberikan perbaikan hasil kerja siswa. bahwa para guru memberikan perbaikan hasil keja siswa, sebesar 45,5% responden menyatakan salalu, sebesar 27,3% untuk menyatakan sering, jika kedua pernyataan ini dijumlahkan maka menjadi 72,7%. Ini menunjukan bahwa perbaikan hasil kerja siswa sudah maksimal dilaksanakan oleh guru di sekolah walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 27,3%, dan tidak
seorangpun menyatakan pernah memberikan
hasil kerja siswa. Serara lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
61
kadang-kadang sebesar 31,8%, dan tidak seorangpun menyatakan tidak pernab. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel20 Pemberian kesempatan No Alternatif Jawaban 16 a. Selalu b. Sering c.l(adang-kadang d. tidak Pernab Jumlab
Frekuensi 12 3 7
Presentase 54,6% 13,6% 31,8%
-
-
22
100%
Berikut ini adalab tabel tentang kesulitan siswa. Sebagai seorang guru hendaknya membimbing siswa jika siswa merasa kesulitan dalam
mengerjakan tugas. Tabel 21 ini memaparkan tentang membimbing kesulitan siswa. Tabel 21 Membimbing kesulitan siswa No Alternatif Jawaban 17 a. Selalu b.Sering c. l(adang-kadang d. tidak Pernab Jumlab
Frekuensi 12 7 3
Presentase 54,6% 31,8% 13,6%
-
-
22
100%
Membimbing kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas adalab ha! yang harus dilakukan guru di sekolab, dari table di atas dapat disimpulkan sebagiab besar guru selalu dan sering membimbing kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas (86,4%). Ini menunjukan babwa bimbingan dalam kesulitan siswa sudab maksimal dilakukan oleh guru di sekolab walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 13, 6%, dan sebesar 0% menyatakan tidak pernab. Jawaban agak berbeda diberikan responden ketika ditanya tentang pemberian penguatan kenada sisw:1_
.,,h,,•A•
'>'>
7•/..
¥00_ _ _ ,, __
-
--' -
--
'
62
menjawab selalu. Jika jawaban selalu dan sering dijumlahkan maka menjadi 77,3%. Ini berarti bahwa sebagaian besar guru memberikan penguatan kepada siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 22 di bawah ini : Tabel 22 Pemberian penguatan kepada siswa. No Altematif Jawaban 18 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pemah Jumlah Tabel-tabel
di
Frekuensi 9 8
bawah
5
Presentase 40,9% 36,4% 22,7%
-
-
22
100%
ini
memaparkan
aspek
mendukung
kelancaran siswa ketika proses pembelajaran berlangsung yang diwakili 5 item pertanyaan. Tabel 23 Keleluasaan dalam belajar. No Altematif Jawaban 19 a. Selalu b.Sering c.Kadang-kadang d. tidak Pemah Jumlah
Frekuensi 6 14 2
Presentase 27,3 % 68,6% 9,1%
-
-
22
100%
Tabel 23 di atas menjelaskan bahwa guru memberikan keleluasaan kepada siswa dalam belajar, sebesar 27,3% responden menyatakan selalu, sebesar 68,6% responden menyatakan sering, jika kedua pemyataan ini dijumlahkan maka menjadi 85,9%. Ini menujukan bahwa keleluasaan yang diberikan sudah maksimal diberikan o!eh guru walau ada sebagian kecil guru menyatakan kadang-kadang sebesar
9,1 %, dan tidak seorangpun
menyatakan tidak pemah. Keleluasaan yang diberikan guru di dalam kelas sudah maksimal dilkakukan, ha! ini menunjang kelancaran proses belajar mengajar, selain
63
50% dari 100% responden menjawab selalu berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat, sebesar 40,9% responden menjawab sering, dan 9,1% responden menjawab kadang-kadang berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat sudah baik dilakukan oleh guru. Lebih
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel24 Berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat Frekuensi 11 9 2
No Alternatif Jawaban 20 a. Selalu b.Sering c.K:adang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
-
22
Presentase 50% 40,9% 9,1%
100%
Selain berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat, sebaiknya guru juga memberikan penjelasan dengan baik yaitu tidak bertele-tele agar tidak jenuh atau bosan dalam belajar. Berikut tabel 25 mengambarkan tentang penjelasan tidak bertele-tele. Tabel 25 Penjelasan tidak bertele-tele No Alternatif Jawaban 21 a. Selalu b. Sering c. K:adang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 14 7
Presentase 63,6% 31,8%
-
-
I 22
4,6% 100%
Sebagian besar guru memberikan penjelasan tidak berteie-tele dengen presentase sebesar 63,6% responden menyatakan selalu, sebesar 31,8% untuk menyatakan sering, kadang-kadang sebesar 0%, dan sebagian kecil responden untuk menyatakan tidak pernah sebesar 4,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru memberikan penjelassan dengan
64
Penjelasan yang baik dapat membantu kelancaran siswa dalam belajar, selain itu kesenyapan yang baik juga baik dilakukan, karena jika terjadi kesenyapan dalm jangka waktu yang lama akan mengganggu keefektifan serta kelancaran pelajaran. Jawaban agak berbeda diberikan responden ketika ditanya tentang kesenyapan yang baik yang dilakukan oleh guru. sebesar 50% responden menyatakan selalu, sebesar 31,8% untuk menyatakan sering, jika kedua pernyataan ini dijumlahkan maka menjadi 81,8%. Ini menunjukan bahwa kesenyapan sudah maksimal dilakukan oleh guru di sekolah walau ada sebagian keci responden menyatakan kadang-kadang sebesar 4,6%, dan 13, 6% untuk menyatakan tidak pernah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 26 Kesenyapan yang baik No Alternatif Jawaban 22 a. Selalu b. Sering c.Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi
11 7 1 3 22
Presentase 50% 31,8% 4,6% 13,6 100%
Tabel di bawah ini memaparkan tentang penjelasan tidak menyimpang. Penjelasan yang baik ditandai denan penjelasan yang tidak menyimpang. Penyimpangan ini bisa terjadi karena guru terlalu asyik dalam kegiatan menyampaikan bahan pelajaran. 50 % dari 100% responden menjawab selalu memberikan penjelasan tidak menyimpang, sebesar 18,2% untuk menyatakan sering, sebagian kecil responden menyatakan kadangkadang sebesar 13,6%, dan sebesar 18,2% untuk menyatakan tidak pernah. Ini menunjukan bahwa sebagian besar guru terampil dalam pengelolaan kelas. Lebih rinci dapat dilihat pada table berikut ini :
65
Tabel27 Penjelasan tidak menyimpang No 23
Frekuensi
Alternatif Jawaban a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernab Jumlab
Presentase 50% 18,2% 13,6% 18,2% 100%
11
4 3 4 22
Tabel-tabel berikut berisi tentang aspek memodifikasi tingkab laku menyimpang yang dilakukan oleh guru di sekolab MTs. Al-Falah III Jakarta. Tabel-tabel berikut mewakili 4 item pertanyaan yang diajukan pada aspek memodifikasi tingkab laku yang menyimpang. Tabel 28 Merinci tingkab laku No Alternatif Jawaban 24 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernab Jumlab
Frekuensi 7 9 6
Presentase 31,8% 40,9% 27,3%
-
-
22
100%
Memodifikasi tingkab laku menyimpang diawali dengan merinci tingkab laku siswa, sebesar 31,8% responden menyatakan selalu merinci tingkab laku yang menyimpang, sebesar 40,9% untuk menyatakan sering, kadang-kadang
sebesar
27,3%,
dan
tidak
seorangpun
responden
menyatakan tidak pernab. Sehingga dapat disimpulkan babwa sebagian besar guru merinci tingkab laku yang menyimpang. Hal ini menunjukan keterarnpilan guru yang yang tinggi dalam mengelola kelas.
66
Tabel 29 Pembelajaran perilaku baru No Alternatif Jawaban 25 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 8 8 6
Presentase 36,4% 36,4% 27,3%
-
-
22
100%
Guru membelajarkan perilaku baru pada siswa, ini terlihat dari data di atas sebesar 36,4% responden menyatakan selalu membelajarkan perilaku baru, dengan presentase yang sama sebesar 36,4% untuk menyatakan sering, dan sebagian kecil responden menyatakan kadangkadang sebesar 27,3%. Ini membuktiakn bahwa sebagian besar guru peduli terhadap tingkah laku siswa dengan cara membelajarkan perilaku baru dan sebagian kecil acuh terhadap perilaku siswa. Pembelajaran perilaku baik dilakukan oleh guru di sekolah untuk mengurangi perilaku buruk yang dilakukan oleh siswa. Pengurangan perilaku buruk nampak tidak seimbang dengan pembelajaran perilaku baru yang dilakukan oleh guru di sekolah MTs. Al-Falah III. Ini terlihat dari tabel 30 di bawah ini : Tabel 30 Pengurangan perilaku buruk No Alternatif Jawaban 26 a. Selalu b.Sering c. Kadang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 4 5 12 I
22
Presentase 18,2 % 22,7% 54,6% 4,5% 100%
Sebagian besar responden meajawab kadang-kadang melakukan pengurangan perilaku buruk dengan presentase 54,6% dan tidak pernah sebesar 4,5%, dan hanya 18,2% responden menjawab selalu, sebesar 22,7%
67
sebagian guru nampak tidak perduli dengan perilaku buruk yang dilakukan oleh siswa. Jawaban cukup berbeda ketika responden ditanya tentang peningkatan
perilaku
baik.
50
responden
%
menjawab
sering
meningkatkan perilaku baik, sebesar 27,3% responden menjawab selalu, sedangkan sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 22, 7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru meningkatkan perilaku baik. Hal ini dapat dilihat dari data di bawah ini : Tabel 31 Peningkatan perilaku baik No Altematif Jawaban 27 a. Selalu b. Sering c.I
Frekuensi 6 11 5
Presentase 27,3 % 50% 22,7%
-
-
22
100%
Tabel 32, 33 dan 34 memuat data tentang aspek menggunakan pendekatan masalah dalam kegiatan kelompok Tabel 32 Memelihara kegiatan kelompok No Altematif Jawaban 28 a. Selalu b. Sering c.I
Frekuensi 10 6 6
Presentase 45,4% 27,3% 27,3%
-
-
22
100%
Sebanyak 45,4% responden menyatakan selalu memelihara kegiatan kelompok, dan menjawab sering sebesar 27,3%, dan sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 27,3%. Hal ini menunjukan bahwa memelihara kegiatan kelompok sudah maksimal dilkukan oleh guru di sekolah.
68
sama yang baik dapat mengurangi masalah dalam kegiatan kelompok. Sebesar 54,6% responden menyatakan selalu, sebesar 40,9% untuk menyatakan sering, maka sebesar 95,5% responden selalu meningkatkan kerja sama yang baik. Ini menunjukan bahawa meningkatkan kerja sama yang baik sudah maksimal dilakukan oleh guru di sekolah walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 4,5%, dan 0% untuk menyatakan tidak pemah. Lebih rinci dapat dilihat dari data di bawah ini: Tabel 33 Meningkatkan kerjasama yang baik No Altematif Jawaban 29 a. Selalu b. Sering c.K:adang-kadang d. tidak Pemah Jumlah
Frekuensi 12 9 1
-
22
Presentase 54,6% 40,9% 4,5%
100%
Berbeda dengan data di atas, pada tabel di bawah ini memaparkan tentang guru menangani konflik dan memperkecil masalah, sebesar 59,l % responden menyatakan selalu, sebesar 27,3% untuk menyatakan sering, jika kedua pemyataan ini dijumlahkan maka menjadi 86,4%. Ini berarti penanganan konflik dan memperkecil masalah sudah maksimal dilakukan walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadang-kadang sebesar 13,6% dan tidak seorangpun menyatakan tidak pemah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel34 Menangani konflik dan memperkecil masalah No Altematif Jawaban 30 a. Selalu b. Sering c.K:adang-kadang . -• .. - .
Frekuensi 13 6 3
Presentase 59,1 % 27,3% 13,6%
70
Tabel37 Mendorong siswa untuk mengungkapkan masalah Frekuensi 9 11 2
No Alternatif Jawaban 33 a. Selalu b.Sering c.K.adang-kadang d. tidak Pernah Jumlah
Presentase 40,9% 50% 9,1 %
-
-
22
100%
Begitu juga ketika disodori pernyataan mendorong siswa untuk mengungkapkan masalah dilakukan dengan baik oleh guru di sekolah MTs. Al-Falah III ini terlihat dari tabel 37 di atas yang menemaparkan 50% responden menjawab sering, sebesar 40,9 % responden menjawab selalu dan sebagian kecil responden menjawab kadang-kadang sebesar 9,1%. K.emungkinan sebagian kecil responden ini sibuk dengan tugasnya masing-masing. Tabel 38 Menjauhkan benda-benda yang mengganggu kondisi belajar No Alternatif Jawaban 34 a. Selalu b. Sering c. K.adang-kadang d. tidak Pemah Jumlah
Frekuensi 14 3
Presentase 31,8 % 40,9% 27,3%
-
-
22
100%
5
K.etika diajukan pemyataan tentang menjauhkan benda-benda yang mengganggu kondisi belajar, sebesar 31,8% responden menyatakan selalu, sebesar 40,9% untuk menyatakan sering, jika kedua pemyataan ini dijumlahkan maka menjadi 72,7%. Ini menunjukan bahwa menjauhkan benda-benda yang menimbulkan masalah sudah maksimal dilakukan oleh guru di sekolah walau ada sebagian kecil responden menyatakan kadangkadang.sebesar 27,3%, dan sebesar 0% untuk menyatakan tidak pemah.
71
C. Pembahasan Hasil Penelitian Dari beberapa sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing aspekyang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharismi Arikunto, yaitu sebagai berikut :3 I.
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%
2.
Cukup baik, jika nilai diperoleh berada pada interval 56-75%
3.
Kurang baik,jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-50%
4.
Tidak baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40% Untuk menentukn presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
2.
Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
3.
Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus :
NS
x
100%
NH
Berikut dihasilkan data hasil penyebaran kuisioner terhadap 22 responden. Dari hasil penyebaran kuisioner tersebut diperoleh data tentang kualitas pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta melalui keterampilan pengelolaan kelas yang terdiri dari sepuluh aspek, yaitu : aspek Tanggap terhadap aktivitas belajar siswa terdiri atas 4 item dengan skor 322,
72
aspek memberikan perhatian kepada siswa terdiri dari 2 item dengan skor I 60, aspek memusatkan perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung terdiri dari 2 item dengan skor 155, aspek memberi petuajuk dan tujuan yang jelas agar siswa dapat berkonsentrasi terdiri dari 3 item dengan skor 240, aspek meminta tanggung jawab siswa terhadap suatu kegiatan terdiri dari 3 item dengan skor 212, aspek memberikan teguran dan penguatan kepada siswa yang berprilaku menyimpang terdiri dari 4 item dengan skor 284, aspek mendukung kelancaran siswa ketika proses belajar berlangsung terdiri dari 5 item dengan skor 359, aspek memodifikasi tingkah laku yang menyimpang terdiri dari 4 item dengan skor 258, aspek menggunakan pendekatan masalah dalam kegiatan kelompok terdiri atas 3 item dengan skor 221, aspek menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran terdiri dari 4 iem dengan skor 270. selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4. 39 di bawah ini
73
Tabel 39 Deskripsi data pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. Al-Falah III Jakarta Jumlah
Jumlah
Item
Skor
Tanggap terhadap aktivitas belajar siswa.
4
322
Memberikan perhatian kepada siswa
2
160
Memusatkan perhatian ketika proses
2
155
3
240
3
212
4
284
5
359
Memodifikasi tingkah laku yang menyimpang.
4
258
Menggunakan pendekatan masalah dalam
3
221
4
270
34 item
2481
Aspek Penelitian
responden
pembelajaran berlangsung Memberi petunjuk dan tujuan yangjelas agar siswa dapat berkonsentrasi. Meminta tanggungjawab siswa terhadap suatu kegiatan Memberikan teguran dan penguatan kepada siswa yang berprilaku menyimpang Mendukung kelancaran siswa ketika proses belajar berlangsung
kegiatan kelompok. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran 22
IO Aspek
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan/kondisi atau gambaran tiap-tiap aspek digunakan perhitungan sebagaimana table di bawah ini :
74
Aspek
Tanggap terhadap aktivitas belajar siswa. Memberikan perhatian kepada s1swa Memusatkan perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung. Memberi petunjuk dan tujuan yang jelas agar siswa dapat berkonsentrasi. Meminta tanggung jawab siswa terhadap suatu kegiatan memberikan teguran dan penguatan kepada siswa yang berprilaku menyimpang. Mendukung kelancaran siswa ketika proses belajar berlangsung. Memodifikasi tingkah laku yang meny1mpang.
Tabel 40 Nilai Rata-rata Skor Penelitian Skor Nilai Nilai NSxl00% Hara Skor pan (NS) (NH) 322 4x4 322: 22 14,63 x 100%=91,43 = 16 = 14,63 16
Kategori Nilai
Baik
160
2x4 =8
160: 22 =7,27
7,27 x 100% = 90,87 8
Baik
155
2x4 =8
155: 22 =7,04
7,04 x 100% = 88 8
Baik
240
3x4 = 12
240: 22 = 10,90
10,90 x 100% = 90,83 12
Baik
212
3x4 = 12
212: 22 =9,63
9,63 x 100% = 80,25 12
Baik
284
4x4 = 16
284: 22
12,90 x 100% = 80,62 16
Baik
= 12,90
359
5x4 =20
359: 22 = 16,31
16,31 x 100% = 81,55 20
Baik
258
4x4 =16
258: 22 = 11,72
11,72 x 100% = 73,25 16
Cukup Baik
I
Menggunakan pendekatan masalah dalam kegiatan kelompok. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran
221
3x4 = 12
221: 22 = 10,04
10,04 x 100% = 83,66 12
Baik
270
4x4 = 16
270: 22 = 12,27
12,27 x 100% = 76,68 16
Baik
75
Dari tabel hasil perhitungan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aspek tanggap terhadap aktivitas belajar siswa berkategori baik, aspek memberikan perhatian kepada siswa berkategori baik, aspek memusatkan perhatian ketika proses pembelajaran berlangsung berkategori baik, aspek memberi petunjuk dan tujuan yang jelas agar siswa dapat berkonsentrasi berkategori baik, aspek meminta tanggung jawab siswa terhadap suatu kegiatan berkategori baik, aspek memberikan teguran dan penguatan kepada siswa yang berprilaku menyimpang berkategori baik, aspek mendukung kelancaran siswa ketika proses belajar ber!angsung baik, aspek memodifikasi tingkah laku yang menyimpang berkategori cukup baik, aspek menggunakan pendekatan masalah dalam kegiatan kelompok berkategori baik aspek menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran berkategori baik.
77
B. Saran-saran 1. Bagi Kepala Sekolah
keberhasilan dalam pengelolaan kelas merupakan salah satu faktor pendukung pengelolaan sekolah secara keseluruhan. Keberhasilan dalam pengelolaan sekolah salah satu indikatomya dapat dilihat dari pelaksanaan pengelolaan kelasnya, ha! ini karena kelas adalah bagian dari sekolah. Dan keberhasilan kedua-duanya itua adalah salah satu faktomya ditentukan oleh kesiapan dari tenaga pelaksananya (guru dan kepala sekolah). Bagi seorang kepala sekolah, kejelasan akan kondisi yang ada terutama faktor sumber daya insani adalah mutlak diperhatikan, karena mereka adalah ujung tombak keberhasilan pengelolaan kelas dan sekolah. Oleh karena itu, seorang pengelola!kepala sekolah disamping dia harus meningkatkan kemampuan intemalnya, juga hendaknya : a.
Mempersiapkan strategi-strategi dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah, baik yang berhubungan dengan pengembangan potensi guru, metodologi pelaksanaan, dan sarana yang memadai.
b.
Meningkatkan prestasi guru dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan kelas melalui penciptaan iklim demokratis, sikap terbuka, bekerjasama dan mau menerima kritik atupun saran dari bawahan.
c.
Meningkatkan kedisiplinan guru dan tanggung jawab guru, agar tidak terjadi jam kosong dalam artian guru tidak hadir ketika guru wajib hadir.
2. Bagi para guru a.
Hendaknya mempersiapkan kondisi subyektif melalui peningkatan kemampuan internal. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak membaca buku, bertanya dan diskusi.
b.
Meningkatkan disiplin dan tanggungjawab sebagai seorang guru.
78
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, "Kamus Lengkap bahasa Indonesia modern", Pustaka Amani Jakarta, 1996 Arikunto, Suharsimi, "Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek:', PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1993
-----------------------, "Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif', PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996. Danim,Sudarwan, "lnovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenega Kepndidikan", CV. Pustaka Setia, Bandung, 2002 Darwan Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Faza Media, Jakarta, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2006 Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam lnteraksi Edukatif, Rineka Cipta, Cet I, 2000 Hasibuan J. J. dan Moedjiono, "Proses Be/ajar Mengajar",
PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung Cet. VII, 1999 Hadi, Abdul, Psikologi dalam Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2006 Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Remaja Rosda Karya, Cet. 4, 2006 Purwanto,. M. Ngalim, "llmu Pendidikan Teoritis dan Praktis", PT. Remaja
79
Sabri, Ahmad, Strategi Be/ajar Mengqjar, Quantum Teaching, Jakarta, Cet. I, 2005 Sanjaya,
Wina,
Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kencana, Cet. II, 2006 Singarimbun, Musri Sofian Effendi, "Metode Penelitian Survet', LP3S, Jakarta, CET2, 1989. Sudijono, Anas, "Pengantar Statistik Pendidikan ", PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,Cet 14,2004 Sardiman, A. M, "Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar", PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996 Undang-umdang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)2003, (UU Ri. No. 20 Th. 2003, Sinar Grafindo, Jakarta, 2006 Undang-undang Guru dan Dosen UU RI No. 14 Tabun 2005, Asa Mandiri, Jakarta, 2006 Usman, M. Uzer, Menjadi Guru professional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet. 17, 2005 Wardani,I. G. A. K., "Dasar-dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar
Mengajar'',: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, Cet. I, Jakarta 2001 Winkel, W. S., Psikologi Pengajaran, Grasindo, Cet. 4 Jakarta 1996 Wardani, I. G. A. K, Dasar-Dasar Komunikasi dan Keterampilan Dasar
Mengqjar, PAU-PPAI, Universitas Terbuka, Jakarta, 2001 Ya'qub, H. Hamzab, "Memgu Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan", CV. Diponegoro, Bandung, 1996.
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
81
'
FAKULTAS ILMU TAR:SIYAH DAN KEGURUAN Telp.
1anda Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia
Nomor Lamp. Ha I
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 74".''328
Email : [email protected]
: ET/TL.02.2/ IJI/2007 : Outline/Proposal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, 16 Maret 2007
Kepada Yth. Kepala MTs Al- Falah Jakarta di Tempat Assa/amu 'a/aikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
Mega Silvia Sari
NIM
l 030 I 1026719
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semester
VIII ( delapan )
Judul Skripsi
Studi tentang pelaksanaan manajemen kelas di MTs AlFalah Jakarta.
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami rnohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penel itian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'a/aikum wr.wb.
Tembusan: I . Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs.
3. Mahasiswa yang bcrsangkutan.
l>EPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
82
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Telp.
:uanda Nomor 95, Ciputat 15412 Indonesia
: (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 744332f
Email : [email protected]
~~~~;;;;;;;;~~~~~~~~~~~~~·~ 1
Nomor Lamp. Hal
: ET/TL.02.2/ IIJ/2007 : Instrunzen Riser : RISET/WAWANCARA
Jakarta, I 6 Maret 2007
Kepada Yth. Kepala MTs Al- Falah Jakarta di Tern pat
Assalannt 'alaikun1 ¥J'r. \vb.
Dengan honnat ka111i san1paikan bahwa, Nama
Mega Silvia Sari
l'ilM
103011026719
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Semeste·
VIII ( delapan)
Judul Skripsi
Studi tentang pelaksanaan manajemen kelas di MTs AlFalah Jakarta.
adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon bantuan Saudara terhadap mahasiswa tersebut dalam melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb. a.n. Dekan
Tembusan: I. Dekan FITK 2. Ketua Jurusan ybs. 3. Mahasiswa yang bersangkutan.
83 Jokarta, 22 Januari 2007
[.;1n1piran
: I (s
Periiial
: Pengaju;111 Proposal Skripsi
Assalc:1nu 'a/aikun1 /'Yr.
YVb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Na ma
: MEGA SIL VIA SARI
NIM
: I030Jl026719
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: llmu Tarbiyah dan Keguruan
Meng<\iukan judul skripsi dengan juJul ''STUD! TENTANG PELAKSANAAN 1\IANAJIUdEN Kf.:LAS cli MTs. Al -Falah Jakarta".
Scb:igai lxd1an pt:ninibangan, bi:rikut ini snya l<1n1pirkatl:
I. Propeisal skl'ip::.i .,
()utlinc
3. Dafrar pust(lka sen1entan1
Demikian pengajuan proposal judul ini saya ajukan, semoga berkenan menyetujuinya. Wasa/amu 'afaikum /Vr. !Vb
f\bdul Ghofor S. Ag Dosen Penasehat
MADRASAH TSANAWIYAH
ALM» FALAH
84
JI. Masjid An Nur Grogol UtaFa Kebayoran lama Jakarta Sclatan Telp. 5490178 - 5303263 - 5303446 Fax. 5490178
SURAT KETERANGAN Nomor • MTs. 007/MT. AF/SK/IX/2007
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Menerangkan bahwa •
Nania
• Mega Silvia Sari
TempmiTgl. Lahir
• Jakarta, 27 Januari 1985
Nl1vl
103011026719
Fakultas
• l lmu Tarbiyah clan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Ala mat
· Jl. Srengasenga Raya Rt. 08/05. No.45 Kembangan Jaka11a Barat I 1630
Telah
mebksanakan
wawancara kepada Kepala Sekolah tahun
ajaran
200712008 pada tanggal 12 September 2007 yang berkaitan dengan penulisan skripsi
yang be1judul "Pelaksanaan Pengelolaan Kelas di MTs. Al-Falah Ill Jakarta" Demik ian
surat
ketcrangan
ini,
agar
dapat
diprgunakan
sebagairnana
111est1nya
Jakana, 29 September 2007 Kepala Madrasah
~~~--\S-LA-Mii,~j
~~~ ~
MADRASAH TSANAWIYAH
AL-FALAH
85
JI. Masjid An Nur Grogol Utara'Kebayoran lama Jakarta Sclatan Tclp. 5490178 - 5303263 - 5303446 Fax. 5490178
SURAT KETERANGAN Nomor • MTs. 008/MT AF/SK/IX/2007
Yang bertancla tangan di bawah ini Kepala Maclrasah Tsanawiyah Al-Falah !Ylenerangkan bah\va
Mega Silvia Sari Ternpat!Tgl. Lahir NIM
•Jakarta, 27 Januari 1985 !03011026719
Fakultas
• llmu Tarbiyah clan Keguruan UlN syarif Hidayatuliah Jakarta
J urusan
• Pendidikan Agama Islam
Alamat
• JI. Srengasenga Raya Rt. 08/05. No.45 Kembangan Jakarta Barnt l 1630
Telah
melaksanakan riset di sekolah MTs.
Al-Falah JIJ
tahun ajaran
2007/2008 pada tanggal 3 September s.d 29 September 2007 yang berkaitan dengan
penulisan
skripsi
yang
berjuclul
" Pengaruh
Pelaksanaan
Demonstrasi
Pada
Pembelajaran Fiqh Terhadap Minat Belajar Siswa di MTs. Al-Falah" Demikian
surat
keterangan
ini.
agar
clapat
diprgunakan
sebagaimana
n1estinya.
Jakarta, 29 September 2007 Kepala Madrasah
~
86
No
: Istemewa
Jakarta, September 2007
Lamp : 1 (satu) berkas Hal
: Kusioner Penelitian
Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru MTs Al-Falah 3 Jakarta Selatan Di Tempat
Assaalamu 'alaikum Wr. Wb
Puja syukur kita j:>anjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam tak lupa kita paajatkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatNya ke jalan yang lurus.
Salam sejahtera kami sampaikan semoga Bapak/Ibu senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan dalam upaya penyelesaian penulisan skripsi, 1.ntuk itu kami sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner penelitian mengenai "PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS di MTs. Al-Falah III Jakarta", jawaban yang Bapak/Ibu berikan sangat penting artinya bagi kami dan tidak akan berpengaruh terhadap jabatan atau prestasi Bapak/Ibu. Tidak ada jawaban yang benar atau salah yang paling baik adalah apabila Bapak/Ibu memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan dan pendapat yang sebenamya. Atas bantuan dan kerjasamanya, kami ucapkan banyak terima kasih. Bil/ahi taujiq wal hidayah Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Mahasiswa yang bersangkutan
87
KUISIONER UN1UK GURU
Petunjuk pengisisan quioner.
1.
Jawablah quisioner ini dengan memilih salah satu alternatif jawaban a, b, c, atau d, dengan memberikan tanda filang (X) pada jawaban yang sesuai. Kuisioner ini bertujuan ilmiah dalam rangka penyelesaian karya ilmiah/skripsi. Pedapat Bapak/Ibu dijamin kerahasiaannya. Tulislah identitas anda dengan benar pada tempat yang telah disediakan. Ketentuan perihal jawaban a. Se!alu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. 3. 4. 5.
Identitas Responden Nama
Pedidikan terakhir Bidang studi yang diajarkan Bidang Ilmu Pelatihan/Seminar/ Karya Tulis yang pernah diikuti
PELAKSANAAN PENGELOLAAN KELAS I. Terampil memelihara kondisi belajar yang optimal 1.
2.
3.
4.
Saya memberikan respon positifterhadap siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi . a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah Saya memandang secarn seksama kepadda siswa untuk bercakap-cakap. atau menunjukan keakrnban. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah Saya mendekati siswa yang mengganggu di dalam kelas. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah Ketika sava meno$1f$1r (:_;~,AT~ i.. ... ,..~¥•mPt"<.:ICIO
i . n .....
L
---
5. 6.
7.
8.
9.
I 0.
11. 12. 13. 14.
15.
16.
17.
a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Ketika saya mengajar, saya memperbatikan situasi kelas. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Ketika saya mengajar, saya memperbatikan aktivitas siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya memberi tanda, misalnya menyiapkan situasi tenang sebelum menjelaskan pelajaran. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya menuntut tanggungjawab siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Sebelum siswa mengerjakan tugas saya memberikan petunjuk yang jelas kepada siswa. a. Se!alu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya menjelaskan tujuan yangjelas sebelum pelajaran berlangsung. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya berusaha agar siswa berkonsentrasi dalam belajar di dalam kelas. b. Sering a. Selalu c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya memeriksa basil kerja siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya mengikutsertakan siswa dalam membahas basil kerja siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya memberi komentar atau perbaikan hasil kerja siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya menegur siswa yang mengganggu proses pembelajaran. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya memberikan kesempatan kembali kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah Saya membimbing kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas. a. Selalu b. SerinP
89
18. Saya memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa yang memberikan respon positif atau bertingkah laku wajar agar menjadi teladan bagi siswa yang mengganggu. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 19. Saya memberikan keleluasaan siswa dalam belajar a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 20. Saya berhenti dan memulai kegiatan dengan tepat. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 21. Saya menjelaskan materi pokok persoalan pelajaran tidak bertele-tele. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 22. Ketika menjelaskan materi, saya tidak berhenti terlalu lama ditengahtengah penjelasan. 23. Ketika saya menjelaskan materi, saya tidak mengulang penjelasan yang tidak perlu. a. Selalu b.Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah IL Terampil mengembangkan kondisi belajar yang optimal. 24. Saya merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan dalam belajar. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 25. Saya mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 26. Saya mengurangi perilaku buruk dengan hukuman. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 27. Saya meningkatkan perilaku baik dengan penguatan misalnya berupa pujian. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 28. Saya memperlancar tugas dan memelihara kegiatan kelompok. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 29. Saya meningkatkan kerjasama yang baik antar siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pernah 30. Saya menangani konflik dan memperkecil masalah. a. Selaln
h
"~-'-~
90
31. Saya menemukan perilaku yang menimbulkan masalah. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah 32. Saya mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah 33. Saya mendorong siswa untuk mengungkapkan masalah yang terkait pembelajaran. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah 34. Saya menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang - kadang d. Tidak pemah
MADRASAH TSAi"IA WIYAH AL-FALAH
Kepala Sekolah Yusri HK. SPd. I
I Wk!. Kepala' Madrasah Pimpinan Harian AF. Ill Em. Sofyan, Spd.
ladrasah an AF. II ud, Spd. I
'
Kepala Tata Usaha H.A.Shofi
Bendahara Drs. Ibnu Umar Susilo I
I
Bid. Sarana Prasarana Rusli Sahal
na Masyarakat ·atiri
I
Bid. Bimb. & Penyuluhan Asmat Madina, BA. Dra. Wardah A mP:li~ S!
S:A~
·'
I
Wali Kelas & Dewan Guru
Bid. Kesiswaan Helmi Yusuf, M. Ag. Ahmad Fadhil, S. Ag. Iwan Anshori
I Pustakawan Ahmad Syarifuddin
tori um
1,HZ vf
S i s w a
\0
92
BERITA HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH MTS. AL-FALAH III JAKARTA SELATAN
Responden
: Yusri HK, S. Pd. I
Tempat
: Mts. Al-Falah IV
Hariffanggal
: Rabu, 12 September 2007
Waktu
: 10.00 WIB
I. P. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas di MTs. AI-Falah?
J. Pelaksanaan pengelolaan kelas di sekolah ini, pertama adanya pemecahan kelas ataupun pembagian kelas yang sesuai dengan rangking
s1swa
atau
hasil
belajar
siswa
pad a
kelas
sebelumnya.sedangkan untuk kelas VII ini berdasarkan hasil tes masuk agar diharapkan kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan baik, kedua menyusun jadwal dengan baik, ketiga adanya pengurus kelas dan terakhir penempatan guru sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki guru. 2.
P. Menurut Bapak apa arti dan pentingnya pengelolaan kelas bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar ?
J. Menurut saya penting, karena tanpa adanya pengelolaan kelas dengan baik tentunya pencapaian standar minimal tidak akan tercapai, contoh pada saat guru tidak hadir maka ada guru piket dalam rangka mensukseskan proses belajar mengajar.
93
3.
P. Menurut Bapak apakah ada kaitan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa? J. Menurut saya, ada korelasi atau kaitan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa, karena penempatan guru yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilik:i guru akan mengharnbat proses pembelajaran, kemudian pemilihan warga kelas tanpa melihat prestasi sebelumnya pun akan mengharnbat proses pembelajaran, namun di sini tidak mengadakan kelas khusus atau kelas istimewa bagi yang bcrprestasi di setiap kels, ini diharapkan siswa yang berprestasi sebagai tutor sebaya bagi teman-temannya. 4.
P. Apa keuntungan pengelolaan kelas bagi guru di sekolah ini ? J. Keuntungannya lebih memudahkan guru-guru dalam kegiatan pembelajarannya, tanpa adannya pengaturan siswa, penempatan siswa, pengajaran yang efektif tidak akan tercapai.
5.
P. Bagaimana Bapak memonitor pengelolaan kelas di sekolah ini? J. Pengelolalaan kelas di sekolah ini dimonitor oleh pimpinan harian yang ada di tiap bagian, sedangkan penyusunan program pengajaran, dan pengawasan akademik dengan supervise di kelas yang dil.aksanakan setiap tiga bulan sekali.
6.
P. Usaha-usaha apa yang dilakukan Sf'colah ini untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan atau sikap yang dimiliki guru? J. Untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan atau sikap yang dimiliki guru usaha-usahanya adalah dengan mengikuti pelatihanpelatihan, mengadakan rapat dinas, adanya rapat kerja pada awal tahun
pelajaran,
pemberian kesempatan kepada guru
untuk
mengikuti seminar, untuk menjalin kebersamaan maka mengadakan kegiatan-kegiatan, salah satunya berbuka puasa bersama, dan memberikan kesempatan pada guru-guru untuk mengikuti pelatihan komputer di sekolah ini, untuk menambah keterampilan.
94
7
P. Bagaimana earn penernnan tenaga pendidik atau karyawan di sekolah ini ?
J Cara penenmaan tenaga pendidik atau karyawan menguikuti aturan yayasan, melalui seleksi yayasan, sekolah hanya menerima tenaga pendidik yang dikirim oleh yayasan. 0
"
P Cara apa yang dilakukan Bapak untuk meningkatkan tujuan penegelolan kelas"
J Untuk meningkatkan tujuan pengelolaan kelas. Pertama dengan cara superv1s1,
kedua
dengan
cara
pendekatan
kepada
siswa
untuk
111engetahui kebutuhan siswa. 9.
P 1\!lenurut Bapak bagaimana kualitas dari pengelolaan kelas di sekolah ini? J. Kualitas pengelolaan kelas di sekolah ini, relatif, tetapi kami terns
berupaya meningkatkan pengelolaan kelas yang ada di sekolah ini.
Pev./a\vancara
( l\!lega Silvia Sari)
Nara Sumber