Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan ...
Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Linguistik Terhadap Kemampuan Bahasa Arab Siswa Kelas II SDIT Anak Sholeh Kota Mataram Ayif Royidi* Abstract: The purpose of this research is to find out the influence of Three-ber method and linguistic intelligence implementation on Arabic students learning Ability of Arabic language. The research is comparative quantitative with the experimental methods and 2 x 2 by level design .A test is the instrument, used to gather the linguistics data intelligence and student Ability of Arabic language. ANAVA is applied for hypothesis testing two lanes continued to Tukey Test .The results of the study (1) .The Students who learn Arabic trough Three-ber method achieve better than the students who is being taught conventionally(2) There is an interaction between learning method and linguistics intelligence(3)The students whose high linguistic intelligence and learn using Three-ber method achieve better than the students who learn conventionally(4). Arabic students learning Ability of Arabic language whose low linguistic intelligence and learn using Three-ber method achieve lower than student who is being taught conventionally. Keywords: Learning methodology, linguistic intelligence, ability of Arabic Language, three-ber method. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Three-ber dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab murid. Penelitian ini merupakan kuantitatif komparatif dengan metode eksperimen menggunakan rancangan 2 x 2 by level. Isntrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data kecerdasan linguistik dan kemampuan bahasa Arab. Pengujian hipotesis menggunakan ANAVA dua jalur dilanjutkan uji Tukey. Hasil penelitian(1). Kemampuan bahasa Arab antara murid yang dibelajarkan dengan metode Three-ber lebih tinggi dari murid yang dibelajarkan dengan konvensional(2)Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kecerdasan linguistik(3). Kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi yang memperoleh pembelajaran dengan Three-ber lebih baik dibandingkan konvensional(4).Kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah yang memperoleh pembelajaran dengan Three-ber lebih rendah dari murid yang memperoleh pembelajaran dengan konvensional. Kata kunci: Metode Pembelajaran, Kecerdasan Linguistik, Hasil Belajar, Metode Threeber PENDAHULUAN
فوسوي( َنوُلِقْعَت ْمُكَّلَعَل ا ًّيِبَرَع اًنآْرُق ُهاَنْلَزْنأَ اَّنِإ: Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa
*
al- Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya (QS, Yusuf:2) Mempelajari bahasa merupakan pekerjaan yang panjang, serta bukanlah serangkaian langkah mudah yang bisa diamati atau diprogram dalam sebuah panduan ringkas. Permasalahan yang
Ayif Royidi, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FTIK IAIN email:
[email protected].
Mataram, Jl. Gajah Mada Jempong NTB
.
77
2_ayifRoyidi.indd 77
14/11/2016 17:57:15
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
tidak sederhana dalam mem pelajarinya. Sebab, di dalamnya menyangkut fenomena-fenomena dalam bentuk ribuan bagian yang terpisah maupun tersusun. Kaitannya dengan bahasa Arab memiliki, dzauq allughah (rasa bahasa yang tinggi, perubahan kata sangat detail yang dikenal dengan al-amtsilah al-
tasrifia , kaya kosakata, antonim dan sinonim. Oleh karena itu, sistematisasi program-program pembelajaran bahasa dengan jalan mengadopsi atau mengembangkan satu teknik seperti bermain, bernyanyi dan bercerita secara terintegrasi. Khalfan (2003:23) mengatakan “seorang anak hingga berusia sembilan tahun memiliki kemampuan untuk menguasai sampai tujuh bahasa yang berbeda. Bahasa Arab untuk anak secara formal setidaknya disajikan di Madrasah Ibtida’iyah (MI) atau sekolah sederajat. Bahasa Arab di MI dipelajari bertujuan agar murid dapat menguasai secara aktif perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak 300 kata dan ungkapan dalam bentuk pola kalimat dasar, dengan demikian murid diharapkan dapat memahami bacaan-bacaan sederhana dalam teks itu(Depag RI, 2003:5).
Kekurangsiapan murid mengikuti pelajaran bahasa Arab dan kompleksitas materi bahasa Arab yang menjadikan tingkat kesulitan tinggi pada teknik, strategi dan metode penyampaiannya. Selain itu, juga kurangnya inovasi bidang pembelajaran bahasa Arab. Kompetensi tenaga pendidik bahasa Arab (instruktur, guru, ustadz, atau dosen) dalam kegiatan pembelajaran. Pada umumnya guru kurang kreatif dan tidak bisa menguasai situasi kelas membuat murid kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab. Kegiatan pembelajaran bahasa Arab sebagai inti proses pendidikan tidak berjalan sewajarnya. Guru sebagai salah satu pemegang utama pembelajaran bahasa Arab lebih banyak mengacu pada buku paket (text book oriented) dan sulit menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Di samping itu, SDM tenaga pendidik bahasa Arab yaitu tidak mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa, tidak mengetahui desain pembelajaran dan teknik pembelajaran, serta kurang memahami persiapan, strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran bahasa. Dampak nya, makin banyak murid yang absen belajar (terhambat
dan terganggu belajar), dan mengalami trauma karena menganggap pelajaran bahasa Arab sulit, tidak menarik, dan membebani serta menakutkan. Bukan saja metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mem pengaruhi kemampuan bahasa Arab murid akan tetapi karakteristik individual anak yang berbeda-beda juga bisa mempengaruhi kemampuan murid dalam memahami materi pelajaran. Karakter yang dimaksud adalah kecerdasan linguistik murid. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tertulis. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa dan struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dimensi pragmatik atau penggunaan praktis bahasa. Ada yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan kecerdasan linguistik rendah, murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi memiliki kemampuan mengingat, berkomunikasi serta menggunakan ejaan bahasa sesuai dengan kaedah yang benar, memiliki minat kecintaan yang tinggi terhadap bahasa serta bersemangat untuk belajar dan sebaliknya yang memiliki kecerdasan linguistik rendah akan cenderung tidak semangat untuk belajar. Murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi, mampu meningkatkan proses berpikirnya karena bagi anak tersebut dapat berpikir mandiri dalam meningkatkan kemampuan dalam suatu pelajaran. Anak yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi lebih mampu mengutarakan ideide atau jalan pikirannya secara sistematis, kreatif, dan kritis dalam menyelesaikan permasalahan bahasa Arab serta dalam mengambil kesimpulan atau keputusan. Hal ini dimungkinkan apabila dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Three-ber, anak dilatih berpikir mengekspresikan dan mengorganisasikan buah pikiran nya menjadi konsep-konsep maupun kaidah-kaidah yang berlaku secara umum. Pembelajaran bahasa Arab yang menggunakan metode pembelajaran Threeber dan konvensional, serta karakteristik anak yang berbeda kecerdasan linguistiknya, akan mempengarhi kemampuan bahasa Arab murid.
Metode Three-ber adalah pembelajaran bahasa Arab dengan bermain, bernyanyi dan bercerita.
78
2_ayifRoyidi.indd 78
14/11/2016 17:57:15
Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan ...
Pada dasarnya secara teori ketiga macam metode mengajar tersebut sudah dipergunakan sebelumnya seperti pada Karya Ki Hajar Dewantara mengatakan mengenai peng gunaan permainan, tari dan lagu di dalam pendidikan (Dewantara, 1977 : 314). Demikian juga metode bernyanyi (musik) oleh Lozanov merupakan kerangka teori penelitian ini. berikutnya metode bercerita yang banyak didapati di dalam al-Qur’an al-Karim. Sebagai contoh surat alQasas (tentang cerita-cerita). Penelitian ini, memiliki nilai kontribusi baik teoritis maupun praktis. Adapun manfaat teoritis; (a) Memperkaya khazanah keilmuan khususnya yang berkaitan dengan metode pembelajaran bahasa dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab; (b) Dijadikan bahan bagi siapa saja yang berminat untuk menindaklanjuti dengan mengambil bidang penelitian yang relevan; (c) Memperkokoh teori-teori pembelajaran bahasa Arab dan manfaat praktis; (a) Untuk Direktur sekolah, guna optimalisasi segala potensi sekolah khususnya yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum pembelajaran bahasa Arab; (b) Untuk ustadz/ustadzah, dosen dan instruktur dalam meningkatkan peran dan fungsinya dalam usaha optimalisasi pembelajaran bahasa Arab yang lebih aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan di level pendidikan mulai dari marhalah Raudlatul Atfal, Ibtida’iyah (dasar / pemula), Tsanawiyyah (menengah), Aliyah (atas)
sampai ke jenjang perguruan tinggi; (c) Komite sekolah, sebagai bahan untuk memfasilitasi dan membantu guru dalam memberikan layanan pembelajaran bahasa Arab bagi murid; (d) Peneliti, sebagai usaha mengembangkan wawasan dan pemahaman tentang aspek-aspek pembelajaran khususnya yang berkenaan dengan metode pembelajaran dan kecerdasan linguistik.
Adapun landasan teori yang menjadi acuan penelitian ini akan dideskripsikan tentang kemampuan bahasa Arab, kecerdasan linguistik, metode Three-ber dan metode konvensional. Versteegh (2004:24) sebagai salah satu ilmuan dalam sejarah bangsa dan bahasa Arab mengetengahkan tentang etimologi atau asal-usul lafal kata “’Arab” dalam bukunya yang berjudul “The Arabic Language” yang menyatakan: “The etimology of the name ‘Arabs’ is unknown. In the Mari inscriptions, mention is made of the Hapiru, and according to some scholars these people are
identical with the Aribi; their name may be connected with the Summerian word gab-bir ‘desert’. According to another theory, the name ‘Arabs’ is related to the root ‘-b-r in the sense of ‘to cross (the desert)’, from which the name of the Hebrews is also derived. Since we don’t know which language was spoken by the various tribes indicated with the name Aribi and similar names, these early mentions of Arabs do not tell us much about their linguistic prehistory”. (Etimologi lafal kata “’Arab” belum diketahui secara pasti. Dalam inskripsi Mari, menyebutkan bahwa lafal kata tersebut (’Arab) berasal dari kata “Hapiru”, dan menurut beberapa ahli bahwa masyarakat Hapiru ini diidentikkan dengan masyarakat Aribi, di mana istilah tersebut berkaitan dengan kata yang berasal dari bahasa Sumeria yaitu ‘gab-bir’ yang berarti “padang / gurun pasir”. Menurut teori lain, kata “’Arab” terkait dengan akar kata ‘-b-r yang berarti “menyeberangi padang pasir”, yang berasal dari bahasa Ibrani juga. Karena tidak diketahuinya jenis bahasa yang dituturkan oleh berbagai suku yang diidentikkan dengan masyarakat Aribi ini ataupun masyarakat yang mirip dengannya, maka sebutan awal atau asal-usul yang merujuk kepada lafal kata “’Arab” ini tidak banyak diceritakan tentang pra-
sejarah bahasa suku dimaksud). Menurut Hitti (2005:51) dalam bukunya “History of The Arab” menyebutkan bahwa secara etimologis kata “’Arab” adalah kosakata Semit yang berarti “gurun” atau penduduknya, tidak merujuk pada kebangsaannya. Dalam pengertian ini, kosakata Ibrani “Ereb” digunakan dalam al-Kitab, khususnya Perjanjian Lama. Kata “‘Arab” juga berarti “padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya”. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada jazirah Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu atau nama dari leluhur terdahulu, lalu menjadikan namanya sebagai tempat tinggal.
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri (Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 : 707). Menurut Bachman yang dikutip oleh (Azies dan Alwasilah, 1996:18-19) mengatakan kemampuan bahasa adalah Communicative language ability consists of language competence, strategic
79
2_ayifRoyidi.indd 79
14/11/2016 17:57:15
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
competence, and psychophysiological mechanisms. Language competence includes organizational which consists of illocutionary and sociolinguistic competence. Strategic competence is seen as performing assessment, planning and executive function in determining the most effective means of achieving a communicative goal. Psychophysiological mechanisms involved in language use characterize the channel (auditory, visual) and mode (receptive, productive) in which competence is implemented. Kemampuan bahasa Arab terdiri dari: (a) Kemampuan mendengarkan adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1987 : 129). Kemampuan mendengar adalah kemampuan atau keterampilan menangkap dan memproduksi bahasa yang diperoleh dengan pendengaran. (b) Kemampuan berbicara adalah belajar mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan kelihatan yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan (Tarigan, 1979 : 15). (c). Kemampuan membaca yaitu dapat memahami fungsi dan makna yang dibaca, dengan jalan mengucapkan bahasa, mengenal bentuk, memahami isi yang dibaca (Tarigan, 1979 : 3). (d) Kemampuan menulis adalah terampil membuat huruf-huruf (besar maupun kecil) dengan jalan menyalin atau meniru tulisan-tulisan dalam struktur kalimat (Tarigan, 1994 : 3). Musfiroh (2008:23) mengatakan kecerdasan linguistik dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan masalah, mengembangkan masalah, dan menciptakan sesuatu dengan menggunakan bahasa secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Cerdas linguistik berarti cerdas kata, dan cepat belajar dengan menggunakan kata-kata atau dengan mendengar dan melihat). Indikator kecerdasan linguistik adalah (1) Senang dan efektif berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, (2) Senang dan baik dalam mengarang cerita, (3) Senang berdiskusi dan mengikuti debat suatu masalah, (4) Senang dan efektif belajar bahasa asing,
(5) Senang bermain “games” bahasa, (6) Senang membaca dan mampu mencapai pemahaman tinggi, (7) Mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat, (8) Tidak mudah salah tulis dan keliru mengeja, (9) Pandai membuat lelucon, (10) Pandai membuat puisi (11) Kaya kosa kata, (12) Menulis secara jelas dan (13) Tepat dalam tata (Musfiroh, 2008 : 23). Ditinjau dari segi etimologis (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos. Kata ini berasal dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melewati atau melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan term method dan way yang mempunyai arti metode dan cara dan dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata seperti kata al-thariqoh (jalan), al manhaj (sistem), dan al - wasilah (mediator atau
perantara). Dengan demikian al-thoriqoh adalah metode. Metode pembelajaran bahasa menyenangkan dan penuh semangat dikenal dengan metode pembelajaran Suggestopedia. Metode ini dicetus oleh Lozanov dan dianggap sebagai aplikasi dari suggestology, suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu mendidik. Selain itu juga, suggestopedia disebut “The Lozanov Method” karena yang pertama kali mengembangkan metode ini tahun enam puluhan adalah George Lozanov dari Bulgaria. Eropa Timur. Suggestopedia menekan kepada pembelajaran bahasa dengan prinsip senang, dan menganggap sesuatu itu gampang atau “the principle of joy and easiness” (Arsyad, 2010:2325). Metode Three-ber. Ber pertama adalah pembelajaran bahasa Arab berbasis bermain. Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Karena pada dasarnya manusia adalah homoludens yaitu makhluk yang suka bermain. (Jasmine, 2008 : 7). There is no satisfactory definition of play. Play is one of the most complicated concepts to study and understand, with a mass of literature written about it. This may explain why it has become such a political subject. People are often afraid of things they do not know much about and do not understand. There are those who do not
80
2_ayifRoyidi.indd 80
14/11/2016 17:57:15
Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan ...
think it has a place in child’s edication. There are those who believe it must have a central place in children’s education. This debate has continued for 200 years. It is, one the whole those who work with children on a daily basis, and experts in c hild development who are constantly in touch with young children all over the word, who argue that play is central to a child’s learning. Bruce and Maggit, 1999 : 240).
Pembelajaran bahasa Arab berbasis bermain memiliki prinsip efektif, bermakna, dan tetap menyenangkan apabila dalam pelaksanaan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) Bermain yang dikembangkan hendaknya permainan yang terkait langsung dengan konteks keseharian peserta didik, (2) Bermain diterapkan untuk merangsang daya pikir, mengakses informasi dan menciptakan makna-makna baru, (3) Bermain yang dikembangkan haruslah menyenangkan dan mengasyikan bagi peserta didik, (4) Bermain dilaksanakan dengan landasan kebebasan menjalin kerja sama dengan peserta didik lain, (5) Bermain hendaknya menantang dan mengandung unsur kompetisi yang memungkinkan peserta didik semakin termotivasi menjalani proses tersebut, (6) Penekanan bermain bahasa pada akurasi isinya, sedangkan permainan komunikatif lebih menekankan pada kelancaran dan suksesnya komunikasi dan (7) Bermain dapat dipergunakan untuk semua tingkatan dan berbagai keterampilan berbahasa sekaligus (Jill, 1990 : 8-10). Menurut McCallum yang dikutip Asrori (2013:3), ada sejumlah alasan perlunya penggunaan permainan dalam pembelajaran bahasa. (1) Bermain dapat memusatkan perhatian siswa pada satu aspek kebahasaan, pola kalimat, atau kelompok kata tertentu. (2) Bermain dapat difungsikan sebagai penguatan atau ganjaran (reinforcement), review, dan pemantapan. (3) Bermain menuntut partisipasi yang sama dari semua siswa. (5) Bermain memberikan kontribusi bagi terciptanya iklim persaingan yang sehat dan membuka jalan bagi digunakannya bahasa target secara alami dalam situasi yang santai. (6) Bermain dapat digunakan dalam berbagai kemahiran berbahasa. (7) Bermain memberikan umpan balik sesegera mungkin pada guru.(8) Bermain dapat meningkatkan partisipasi siswa secara maksimal. Pembelajaran bahasa, di anak usia dini tidak dapat dipisahkan prinsip belajar sambil bermain
dan bermain sambil belajar sejalan dengan teori pendidikan atau pembelajaran bahasa bahwa belajar adalah menyenangkan (learning is fun). Seperti halnya tidak ada unsur paksaan dalam mempelajari bahasa ibu berjalan secara natural (thobi’y) Untuk itu usaha strategis harus diupayakan dengan penciptaan lingkungan berbahasa (al-bi’ah al-lughawiyah) yang bersifat shina’iyyah (buatan). Di samping itu, pengkondisian suasana informal, sehingga proses pemerolehan informasi dan kemahiran berbahasa secara lebih alami dapat terjadi pada diri murid. Ber kedua adalah pembelajaran bahasa Arab berbasis bernyanyi. Sebuah teori tentang bernyanyi yaitu hasil penelitian Milman Parry adalah suatu jawaban yang berdasarkan fenomena bahasa. Penelitian tersebut menghasilkan suatu teori yang disebut dengan istilah “Formula” yang merupakan “suatu kelompok kata yang teratur dan memilki kondisi metris dalam mengungkapkan gagasan yang esensial”. (Lord, 1979 : 33). Untuk memilih dan menentukan strategi pembelajaran berbasis bernyanyi, guru hendaknya terlebih dahulu memahami dengan baik prinsipprinsip pembelajaran bahasa Arab dan karakteristik murid yang akan diajar. Misalnya murid (1) masih belajar dan senang berbicara tentang lingkungan, (2) senang bermain, (3) senang mempraktekkan sesuatu yang baru diketahui / dipelajarinya, (4) cenderung senang bertanya, (5) cenderung senang mendapatkan penghargaan, dan (6) cenderung memiliki kemauan melakukan sesuatu karena dorongan dari luar. Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang digemari oleh anak–anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu–lagu atau nashid yang didengarkan, lebih–lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak–anak seusianya dan diikuti gerakan tubuh yang sederhana dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Bernyanyi adalah salah satu kegiatan yang sudah dilakukan manusia sejak usia dini dan bernyanyi juga merupakan suatu bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui suaranya. Dengan bernyanyi akan memiliki daya ingat, imajinasi dan rasa senang. Oleh karena itu, gubahan lagu ke dalam bahasa Arab penting untuk dilakukan menginat bernyanyi sebagai media epektif untuk menyalurkan pesan. Ini ditandai dengan fenomena sosial yang terjadi adanya transformasi prilaku
81
2_ayifRoyidi.indd 81
14/11/2016 17:57:15
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
anak dalam bertutur seperti orang dewasa. Bertutur tidak terjadi secara spontan, namun melalui proses (learning by process). Adapun tahapan yang dilalui anak banyaknya mendengar nyanyian-nyanyian dewasa. Sehingga akan sangat dimungkinkan untuk berprilaku seperti orang dewasa. Pembelajaran bahasa Arab dengan bernyanyi dianggap sebagai langkah strategis untuk mengembalikan anak ke sejatinya dunia anak. Bernyanyi banyak dilakukan dalam melaksanakan acara ritual keagamaan. Dalam bahasa Arabnya dinamakan qoshidah yang artinya tujuan. Jadi, dapat dimengerti bahwa dengan media bernyanyi banyak tujuan pembelajaran dapat dicapai. Pembelajaran bahasa Arab dengan bernyanyi akan sangat memungkinkan murid untuk memiliki perbendaharaan multi kosakata. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki murid, akan membuatnya mempunyai kemampuan berbicara memadai dengan bahasa Arab sesuai level dan tingkat kemampuannya. Ber ketiga adalah pembelajaran bahasa Arab berbasis bercerita. Cerita dalam bahasa Arab adalah “qishash”. Sedangkan menurut Majid (2001:8) mengatakan bahwa cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan tersendiri serta merupakan sebuah bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca. Sa’id Mursi menjelaskan bahwa cerita adalah pemaparan pengetahuan kepada anak kecil dengan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Secara tradisional, bercerita dipandang sebagai hiburan di perpustakaan atau selama waktu tambahan khusus di kelas. Bercerita harus dipandang sebagai alat pembelajaran yang vital karena metode ini telah digunakan oleh semua kebudayaan di seluruh dunia selama ratusan tahun. Apabila akan menggunakan metode cerita di kelas harus menggabungkan konsep, gagasan dasar, dan tujuan pembelajaran menjadi sebuah cerita yang dapat disampaikan secara langsung kepada murid. Meskipun dipandang sebagai alat pembelajaran ilmu-ilmu humaniora, metode ini juga dapat digunakan sebagai alat pembelajaran matematika dan ilmu pasti. Misalnya, ketika mengajar perkalian, dapat mencerikan kisah kakak beradik yang memiliki kekuatan magis, apapun yang disentuh akan bertambah secara berlipat (untuk anak sulung akan berlipat dua, untuk anak kedua berlipat tiga) (Uno dan Kuadrat,2010:129-130)
Dari beberapa pengertian ini, secara umum dapat diambil pengertian bahwa metode bercerita adalah pekerkerjaan yang terencana dan sistematis dalam bentuk lisan yang memaparkan pengetahuan kepada anak didik dengan gaya bahasa sederhana dan mudah dipahami sesuai urutan terjadinya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dan didasarkan ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dunia anak kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram masih dalam katagori dunia(1) bermain (al-la’b) (2) bernyanyi (al-qashidah/alghina’), (3) Bercerita (al-qishshah). Sehingga, dalam penelitian ini diangkat isu terkait metode Three-ber (bermain, bernyanyi dan bercerita) . Adapun terkait metode konvensinal yaitu ceramah dapat juga disebut sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan / informasi / uraian tentang suatu pokok persoalan / masalah secara lisan. Guru menggunakan teknik ceramah jika memiliki tujuan agar anak memiliki informasi tentang suatu perilaku /persoalan tertentu (Rustiyah NK.1991:136137). Bentuk kegiatan pembelajaran konvensional berlangsung dengan menggunakan pengajar sebagai satu-satunya sumber belajar dan sekaligus bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Dari uraian di atas pembelajaran Konvensional dalam penelitian ini adalah cara menyajikan bidang pengembangan kemampuan berbahasa kepada kelompok/ kelas dengan ceramah, anak memperhatikan dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar yang dikerjakan secara individual. Tujuan penelitian ini yaitu : (1). Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan bahasa Arab antara murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram yang dibelajarkan menggunakan metode Three-ber dengan metode konvensional; (2). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram; (3). Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan bahasa Arab antara kelompok murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi yang diberi perlakuan dengan metode
82
2_ayifRoyidi.indd 82
14/11/2016 17:57:15
Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan ...
pembelajaran Three-ber dan metode konvensional; (4). Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan bahasa Arab antara kelompok murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh kota Mataram yang memiliki kecerdasan linguistik rendah yang diberi perlakuan dengan metode Three-ber dan konvensional.
Sholeh Kota Mataram yang memiliki kecerdasanPENELITIAN linguistik tinggi yang diberi METODE perlakuan dengan metode pembelajaran Metode yang digunakan dalam penelitian ini Three-ber dan metode konvensional;َ adalah eksperimen dengan rancangan 2 x(4). 2 by Untukَ mengetahuiَ apakahَ terdapatَ level, dengan variabel terikat kemampuan bahasa perbedaan bahasa Arab antara Arab murid,kemampuan variabel bebas perlakuan metode kelompok murid kelasdan II Sekolah Dasar pembelajaran Three-ber konvensional, dan Islamَ Terpaduَ (SDIT)َ Anakَ Sholehَ kota variabel bebas atribut adalah kecerdasan linguistik Mataram yang linguistik memiliki kecerdasan meliputi kecerdasan tinggi dan kecerdasan linguistik rendah yang diberi perlakuan linguistik rendah. Desain penelitian ini menggunakan dengan eksperimen metode 2 x 2 Three-ber dan rancangan by level. Dalam desain konvensional. ini, variabel bebas dibentuk menjadi dua sisi, yaitu
sisi pertama variabel perlakuan metode pembelajaran Three-ber danPENELITIAN metode pembelajaran konvensional METODE (A). Sisi kedua variabel atribut diklasifikasikan Metode yangbebasdigunakan dalam menjadi kecende rungan dengan memiliki penelitian2 iniyaitu adalah eksperimen
kecerdasan linguistik level, tinggidengan dan kecerdasan rancanganََََ2َxَ2َby variabel linguistik rendah (B). Adapun terikat kemampuan bahasamatrik Arabrancangan murid, eksperimen untuk penelitian ini: Tabel 1. RancanganَEksperimenَََ2َxَ2َby Tabel 1. Rancangan Eksperimen 2 x 2 by level level Variabel Perlakuan Variabel Atribut Kecerdasan linguistik tinggiَ(B1) Kecerdasan linguistik rendahَ(B2)
Metode Metode Pembelajaran Pembelajaran Three-ber Konvensional (A1) (A2)
A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
Keteranganَ:
Keterangan : A1= Kelompok murid yang mengikuti A1= Kelompok murid yang mengikutimetode pembelajaran pembelajaran dengan Threedengan metode Three-ber. ber. A2= Kelompok murid yang mengikuti pembelajaran A2= dengan Kelompok murid yang mengikuti metode konvensional. pembelajaran dengan murid yang memiliki kecerdasanmetode linguistik B1= Kelompok tinggi. konvensional. Kelompok murid yang memilikiyang kecerdasan linguistik B B2= murid memiliki 1= Kelompok rendah
2_ayifRoyidi.indd
kecerdasan linguistik tinggi. B2= Kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah A1B1 = Kelompok murid yang mengikuti pembelajaran dengan metode Threeber yang memiliki kecerdasan 83
A1B1 = Kelompok murid yang mengikuti pembelajaran dengan metode Three-ber yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi. A2B1 = Kelompok murid yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi. A1B2 = Kelompok anak yang mengikuti pembelajaran dengan metode Three-ber yang memiliki kecerdasan linguistik rendah. variabel bebas perlakuan metode B = Kelompok murid yang mengikuti pembelajaran Apembelajaran 2 2 Three-ber dan konvensional, dengan metode konvensional yang memiliki dan kecerdasan variabellinguistik bebas adalah rendah. atribut
kecerdasan linguistik meliputi kecerdasan linguistik tinggi dan kecerdasan linguistik Penelitian ini dilaksanakan di murid kelas II rendah. Desain penelitian ini menggunakan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh rancanganَ 2َ tempat xَ 2َ by level. Kota Matarameksperimenَ sekaligus sebagai pelaksanaan Dalam desain ini, variabel bebas dibentuk uji-coba instrumen. Penelitian ini dilaksanakan menjadi dua sisi, yaitu sisi pertama variabel lebih kurang selama empat bulan. Satu bulan perlakuan metode pembelajaran Three-ber pertama digunakan untuk uji-coba instrumen dan dan metode pengolahan data pembelajaran agar diketahui konvensional tingkat validitas (A).َreliabilitas Sisiَ keduaَ variabelَ bebasَTiga atributَ dan instrumen penelitian. bulan diklasifikasikanَ menjadiَ penelitian 2َ yaituَ berikutnya adalah pelaksanaan kelas, kecenderungan kecerdasan terdiri atas 10 kali memiliki pertemuan, masing-masing pertemuan 2 x 35 linguistik menit. Satu linguistik berlangsung tinggi danselama kecerdasan pertemuan pertama digunakanmatrikَ untuk pelaksanaan tes rendahَ (B).َ Adapunَ rancanganَ kecerdasan linguistik guna mengelompokkan anak eksperimenَuntukَpenelitianَini:
yang termasuk memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan kecerdasan linguistik rendah. ke 2 konvensional yang Pertemuan memiliki sampai kecerdasan ke 10 (sembilan kali pertemuan) linguistik tinggi. digunakan untuk pelaksanaan eksperimentasi metode Three-ber A1B2 =Kelompok anak yang mengikuti pada kelas eksperimen dan metodemetode konvensional pada pembelajaran dengan Threekelas kontrol. Satu pertemuan terakhir digunakan ber yang memiliki kecerdasan untuk pelaksanaan terakhir (sumatif) baik pada kelas linguistik rendah. eksperimen maupun kontrol. A B = Kelompok kelas murid yang mengikuti 2 2
pembelajaran dengan metode konvensional yang memiliki Data dalam penelitian ini adalah kecerdasan linguistik rendah. data yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yaitu; variabel terikat kemampuan bahasa Arab dan Penelitian ini dilaksanakan di murid variabel bebas yang terdiri dari metode pembelajaran kelasَIIَSekolahَDasarَIslamَTerpaduَ(SDIT)َ dan kecerdasan linguistik murid kelas II SDIT Anak Sholeh Kota Mataram sekaligus Anak Sholeh Kota Mataram. Data tersebut dibagi sebagai tempat pelaksanaan uji-coba menjadi delapan kelompok desain penelitian. Data instrumen. Penelitian ini dilaksanakan lebih penelitian ini diperoleh dari 32 sampel yang berasal kurang selama bulan. Satu bulan dari kelompok kelasempat eksperimen dan kelompok kelas pertama digunakan untuk uji-coba instrumen kontrol. Setiap kelompok terdiri dari 16 responden dan datapenelitian. agar diketahui tingkatini yangpengolahan menjadi sampel Hasil penelitian validitas reliabilitas akan disajikandan dalam delapan kelompokinstrumen data sebagai penelitian. Tiga bulan berikutnya adalah berikut : (1). Data kemampuan bahasa Arab murid pelaksanaanَ penelitianَ kelas,َ terdiriَ atasَ 10َ), yang belajar menggunakan metode Three-ber (A 1 kali pertemuan, masing-masing (2). Data kemampuan bahasa Arabpertemuan murid yang
berlangsungَ selamaَ 2َ xَ 35 menit. Satu pertemuan pertama digunakan untuk83 pelaksanaan tes kecerdasan linguistik guna mengelompokkan anak yang termasuk memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan kecerdasanَlinguistikَrendah.َPertemuanَkeَ2َ14/11/2016
17:57:16
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
belajar menggunakan metode konvensional (A2), (3). Data kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi (B1), (4). Data kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah (B2), (5). Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi (A1B1), (6). Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah (A1B2), (7). Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi (A2B1) dan (8). Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik rendah (A2B2). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji Χ² untuk masing-masing kelompok data. Data yang diuji mormalitasnya adalah, yaitu (1) Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode berbasis Three-ber (A1), (2) Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode konvensional (A2), (3) Data kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi (B1), (4) Data kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah (B2), (5) Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi (A1B1), (6) Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah (A1B2), (7) Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi (A2B1), (8) Data kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik rendah (A2B2). Adapun hasil uji normalitas data penelitian ini adalah : Uji normalitas data dari kelompok A1 yaitu Uji Normalitas data kemampuan bahasa Arab kelompok yang menggunakan metode Three-ber digunakan untuk menguji apakah data sampel yang menggunakan metode Three-ber berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukan Χ²h (Χ²hitung) = 1.602, dan Χ²t (Χ²tabel) = 9.488 (Χ²h ˂ Χ²t ) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab pada kelompok yang
menggunakan metode Three-ber berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok A2 yaitu Uji Normalitas data kemampuan bahasa Arab kelompok yang menggunakan metode Konvensional digunakan untuk menguji apakah data sampel kemampuan bahasa Arab yang menggunakan metode konvensional memiliki sebaran normal atau berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukkan Χ²h (Χ²hitung) = 5.305, dan Χ²t (Χ²tabel) = 9.488 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab pada kelompok yang menggunakan metode konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok B1 yaitu Uji normalitas data kemampuan bahasa Arab kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi digunakan untuk menguji apakah data sampel kemampuan bahasa Arab yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukkan Χ²h (Χ²hitung) = 2.524, dan Χ²t (Χ²tabel) = 9.488 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²h lebih kecil dari Χ²t tabel maka keputusannya H0 hitung diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok B2 yaitu uji normalitas data kemampuan bahasa Arab kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik rendah digunakan untuk menguji apakah data sampel kemampuan bahasa Arab kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukan Χ²h (Χ²hitung) = 4.390, dan Χ²t (Χ²tabel) = 9.488 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok A1B1 yaitu uji normalitas data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi digunakan untuk menguji apakah data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukan Χ²h (Χ²hitung) = 5.331, dan Χ²t (Χ²tabel) =
84
2_ayifRoyidi.indd 84
14/11/2016 17:57:16
(Χ²tabel) = 7.815 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari dan Χ²tabel maka Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran Kecerdasan ... keputusannyaَH0َditerima.َKesimpulan,َdataَ kemampuan bahasa Arab dengan 7.815 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari yang berdistribusi normal. Berikut ini hasil rangkuman Berikut ini rangkuman uji hasil uji normalitas data kemampuan bahasa Arab Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, normalitasَdataَkemampuanََbahasaَArabَ: : data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan Tabelَ 2. Rangkumanَ Hasilَ Ujiَ Normalitasَ Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik Data Kemampuan Bahasa Arab Kemampuan Bahasa Arab
tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok A1B2 yaitu uji normalitas data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah digunakan untuk menguji apakah data sampel kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukan Χ²h (Χ²hitung) = 1.116, dan Χ²t (Χ²tabel) = 7.815 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok A2B1 yaitu uji normalitas data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi digunakan untuk menguji apakah data sampel kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode Konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukan Χ²h (Χ²hitung) = 6.820, dan Χ²t (Χ²tabel) = 7.815 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas data dari kelompok A2B2 yaitu uji normalitas data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik rendah digunakan untuk menguji apakah data sampel kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukan Χ²h (Χ²hitung) = 0.996, dan Χ²t (Χ²tabel) = 7.815 (Χ²h ˂ Χ²t) yang berarti Χ²hitung lebih kecil dari Χ²tabel maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, data kemampuan bahasa Arab dengan menggunakan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik rendah berasal dari populasi
Kelom pok A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
N 16 16 16 16 8 8 8 8
Χ² hitung
1.602 5.305 2.524 4.390 5.331 1.116 6.820 0.996
Χ²tabel α 0.05 9.488 9.488 9.488 9.488 7.815 7.815 7.815 7.815
Distribusi data Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan rekapitulasi di maka atas Berdasarkan rekapitulasi tabeltabel di atas maka dapat dinyatakan bahwa semua dapat dinyatakan bahwa semua kelompok data dalam kelompokinidata dalam penelitian berasal penelitian berasal dari populasi yang ini berdistribusi dari populasi yang berdistribusi normal. normal. Selanjutnya homogenitas Selanjutnya uji uji homogenitas variansvarians dalam dalam ini penelitian iniuji Bartlet, menggunakan uji penelitian menggunakan uji homogenitas varians penelitian ini dilakukan dalam tiga Bartlet,data ujidalam homogenitas varians data dalam kelompok yaitu: (1). Data kemampuan bahasa penelitiandata, ini dilakukan dalam tiga kelompok Arab murid belajar menggunakan data,َkelompok yaitu:َ (1). Datayang kemampuan bahasa dan kelompok yang metode (A1) murid Arab Three-ber kelompok yangmurid belajar belajar menggunakan metode konvensional ), menggunakan metode Three-ber (A1)َ (A danَ 2 (2). Data kemampuan bahasa Arab kelompok murid kelompok murid yang belajar menggunakan yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi (B ) dan metode konvensional (A2),َ (2). 1Data kelompok murid bahasa yang memiliki kemampuan Arab kecerdasan kelompoklinguistik murid ) dan (3). Data kemampuan bahasa Arab rendah (B 2 yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi empat sel rancangan penelitian (B1)َ kelompok danَ kelompokَ muridَ yangَ eksperimen memilikiَ yaitu: kelompok murid yang belajar )َ kecerdasan linguistik rendah (Bmenggunakan 2 danَ (3). metode pembelajaran Three-ber dan memiliki Data kemampuan bahasa Arab empat kecerdasan linguistik tinggi (A1B1), kelompok murid kelompok sel rancangan penelitian yang belajar menggunakan metode pembelajaran eksperimen yaitu:َ kelompokَ muridَ yangَ Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah belajar menggunakan metode pembelajaran (A1B2), kelompok murid yang belajar menggunakan Three-ber dan memiliki kecerdasan metode konvensional dan memiliki kecerdasan linguistik tinggi (A B ),َ kelompokَ muridَ 1 1 murid yang belajar linguistik tinggi (A2B1), kelompok yang belajar metode menggunakan metode menggunakan konvensional dan memiliki pembelajaran Three-ber dan memiliki kecerdasan linguistik rendah (A2B2). Adapun hasil kecerdasan rendah (A1Bini: 2),َ uji homogenitaslinguistik varians dalam penelitian kelompok muriddata yang belajar menggunakan Uji homogenitas kemampuan bahasa Arab metode konvensional dan memiliki kelompok murid yang belajar menggunakan metode kecerdasan linguistik tinggi (A 1),َ yang berbasis Three-ber (A1) dan kelompok murid2B kelompok murid yang belajar menggunakan belajar menggunakan metode konvensional (A2)
menggunakan memiliki k berasal dari normal. metode ko kecerdasan li hasil uji penelitian kemampuan yang belajar Three-ber (A belajar meng (A2) digunak sampel ya pembelajaran menggunakan dari populasi diperoleh Xh artinya; Xh2 ˂ dari Xt2 ma Kesimpulan, dari populasi Ujiَ h bahasa Arab kecerdasan kelompok m linguistik re menguji apak (kelompok m linguistik tin memilikiَ k berasal dari pengujian dip 3.84,َartinya; kecil dari diterima. Ke berasal dari p Ujiَ h bahasa Arab kecerdasan l dan A2B2) di data sampel homogen.َ U kelompok da A2B1, dan A tabelَberikut: Homogenitas
digunakan untuk menguji apakah data sampel yang
85
2_ayifRoyidi.indd 85
14/11/2016 17:57:16
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
menggunakan metode pembelajaran Three-ber dan kelompok yang menggunakan metode konvensional berasal dari populasi yang homogen. Hasil pengujian diperoleh Xh2 = 1.324 dan Xt2 = 3.841, artinya; Xh2 ˂ Xt2 yang berarti Xh2 lebih kecil dari Xt2 maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, kedua kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas data kemampuan bahasa Arab kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi (B1) dan kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah (B2) digunakan untuk menguji apakah kedua data sampel tersebut (kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah) berasal dari populasi yang homogen. Hasil pengujian diperoleh Xh2 = 1.313 dan Xt2 = 3.84, artinya; Xh2 ˂ Xt2 yang berarti Xh2 lebih kecil dari Xt2 maka keputusannya H0 diterima. Kesimpulan, kedua kelompok data berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas data kemampuan bahasa Arab antara metode pembelajaran dan kecerdasan linguistik (A1B1, A1B2, A2B1, dan A2B2) digunakan untuk menguji apakah data sampel berasal dari populasi yang homogen. Untuk uji homogenitas keempat kelompok data tersebut yaitu A1B1, A1B2, A2B1, dan A2B2 dirangkum dalam sajian tabel berikut: Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Keempat Kelompok
Tabel 3. RangkumanَHasilَUjiَHomogenitas
Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians Keempat Kelompok Varians Keempat Kelompok
Kelo mpok
S
A1B1
2.29
A1B2
5.72
A2B1
6.27
A2B2
4.98
2
Jumlah
S2 Ga b 4. 81
Pengujian
Har ga B
X2 hit
19.1
1.95
hipotesis
X2 ta b 7. 81
Ket. Homo gen
penelitian
ini
Pengujian hipotesis penelitian ini secara secara inferensial diuji dengan Analisis inferensial diuji dengan Analisisuntuk mengetahui Varians Dua Jalur Varians Dua Jalur untuk mengetahui perbedaan perbedaan kemampuan bahasa Arab antara kemampuan bahasa Arab antara dua kelompok dua kelompok sampel penelitian dan untuk sampel penelitiansignifikansi dan untuk mengetahui signifikansi mengetahui interaksi yang interaksi yang terjadi antara metode pembelajaran terjadi antara metode pembelajaran dan
kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab. Berikut ini disajikan tabel 86 rangkuman hasil perhitungan ANAVA dua jalur. Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan
2_ayifRoyidi.indd 86
lebih tinggi kelompok m konvensiona ˃ kelompo kelompokَ p linguistikَ(B menggunaka signifikansi (Fhَ =َ 28.26 0,05َ =َ 4.20 hasil perhitungan ANAVA dua jalur. Sebagai kons Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan Deng Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan Anava Dua Jalur Anava Dua Jalur perhitungan Sumber Dk Jumlah Mean Fh Ft disimpulkan Variasi Kuadrt Kuadrt 5َ% yang sanga Antar 2-1 = 24.50 24.50 4.27 4.20 Kolom 1 4* pembelajaran Antar 2-1 = 45.13 45.13 7.87 4.20 terhadap kem Baris 1 3* tersebut mer Interak 1x1َ=َ 162 162 28.2 4.20 pembelajaran si 1 62* Interaksi dal (Kolom x sebagai pe Baris) terhadap ke Dalam 32 160.24 5.723 bergantung (2x2)َ sebaliknya. =َ28 Adany 32 – 391.87 Total signifikan an 1= 31 kecerdasan kemampuan, Berdasarkanَhasilَperhitunganَtabelَ4َ perbandingan Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4 di atas di atas maka hasil analisis varians dua jalur maka hasil analisis varians dua jalur dapat dijelaskan Pengujian dapatَ dijelaskanَ yaituَ :َ (1)َ perbedaan yaitu : (1) perbedaan kemampuan bahasa Arab mengetahuiَ kemampuan bahasa metode Arab Three-ber murid yang murid yang menggunakan (A1) yang berbed menggunakan metode Three-ber (A1)َ danَ selanjutnya d dan yang menggunakan metode konvensional (A2). yang menggunakan metode konvensional Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan mengetahui (A2).َBerdasarkanَhasil analisis data dengan ANAVA dua jalur pada taraf signifikansi α 0,05 Arab yang m menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf tersebut di atas, F (Fh = 4.274) lebih besar dari dan mengg hitung signifikansi α 0,05 tersebut di atas, Fhitung Ftabel (Ft α 0,05 = 4.20). Hal ini berarti(Ft H0αditolak. (Fhَ=َ4.274)َlebihَbesarَdariَF 0,05 tabel Sebagai konsekuensinya maka H1 diterima. Dengan =َ 4.20).َ Halَ iniَ berartiَ H0َ ditolak.َ Sebagaiَ demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan konsekuensinya maka H1 diterima. Dengan yang dignifikan antara kemampuan bahasa Arab demikian disimpulkan bahwa terdapat kelompok murid yang menggunakan metode Threeperbedaan yang dignifikan antara ber dibandingkan dengan kemampuan bahasa kemampuan bahasa Arab kelompok murid Arab kelompok murid yang menggunakan metode yang menggunakan konvensional. Dilihat darimetode rata-rata Three-ber kemampuan dibandingkan dengan kemampuan bahasa bahasa Arab antara kedua kelompok perlakuan Arab kelompok murid yang menggunakan menunjukan kelompok murid yang menggunakan metode konvensional. darikemampuan rata-rata metode Three-ber lebih Dilihat tinggi dari kemampuan bahasamurid Arabyang antara kedua bahasa Arab kelompok menggunakan kelompok perlakuan menunjukan kelompok metode konvensional dengan kata lain kelompok murid yang menggunakan metode Three-ber A2. (2) Interaksi antara kelompok A1 ˃ kelompok lebih tinggi(A)dari bahasa(B)Arab pembelajar dankemampuan kecerdasan linguistik yaitu kelompok murid menggunakan hasil analisis data yang dengan menggunakanmetode ANAVA dua jalur pada dengan taraf signifikansi α kelompok 0,05 tersebutA1di konvensional kata lain atas, F (Fh = 28.262) lebih besar dari F (Ft antara ˃ kelompok A2.َ (2)َ Interaksi hitung tabel α 0,05 = 4.20). Hal ini berarti Sebagai kelompokَ pembelajarَ (A)َ H0 danَditolak. kecerdasanَ linguistikَ(B)َyaituَhasil analisis data dengan menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikansi α 0,05 tersebut di atas, Fhitung (Fhَ =َ 28.262)َ lebihَ besarَ dariَ Ftabel (Ft α 0,05َ =َ 4.20).َ Halَ iniَ berartiَ H0َ ditolak.َ Sebagai konsekuensinya maka H1 diterima. Varians Dua Jalur untuk mengetahui perbedaan kemampuan bahasa Arab antara dua kelompok sampel penelitian dan untuk mengetahui signifikansi interaksi yang terjadi antara metode pembelajaran dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab. Berikut ini disajikan tabel rangkuman hasillinguistik perhitungan ANAVA dua dan kecerdasan terhadap kemampuan jalur. Arab. Berikut ini disajikan tabel rangkuman bahasa
14/11/2016 17:57:17
Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan ...
konsekuensinya maka H1 diterima. Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan atau analisis dalam penelitian ini disimpulkan terdapat pengaruh interaksi yang sangat signifikan antara metode pembelajaran dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab. Interaksi tersebut merupakan kerjasama antara metode pembelajaran dengan kecerdasan linguistik. Interaksi dalam hal ini juga dapat diartikan sebagai pengaruh metode pembelajaran terhadap kemampuan bahasa Arab yang bergantung pada kecerdasan linguistik atau sebaliknya. Adanya pengaruh interaksi yang signifikan antara metode pembelajaran dan kecerdasan linguistik dan perbedaan kemampuan, maka dilakukan uji perbandingan ganda (multiple comparation). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui rerata skor group (sel) mana yang berbeda secara signifikan. Analisis selanjutnya dilakukan uji Tukey yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan bahasa Arab yang menggunakan metode Three-ber dan menggunakan metode konvensional pada kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan untuk mengetahui perbedaan kemampuan bahasa Arab yang menggunakan metode Three-ber dan menggunakan metode konvensional pada kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik rendah. Adapun hasil uji Tukey, diperoleh : (1) Dengan Uji Tukey untuk kelompok A1B1 dengan A2B1. Diperoleh harga Qhitung (Qh = 10.451) dan Qtabel dengan taraf signifikansi α 0,05 adalah 3.65. Dengan demikian, Qhitung = 10.451 lebih besar dari Qtabel = 3.65. Hasil analisis data menggunakan uji Tukey antara kemampuan bahasa Arab murid yang menggunakan metode Three-ber dan yang menggunakan metode konvensional pada kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi pada taraf signifikansi α 0,05 tersebut di atas Qhitung = 10.451 lebih besar dari Qtabel = 3.65. Hal ini berarti H0 ditolak. Sebagai konsekuensinya H1 diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan bahasa Arab antara kedua kelompok tersebut. Dilihat dari rata-rata menunjukan bahwa kemampuan bahasa Arab kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan belajar menggunakan metode Three-ber yaitu = 25.38 lebih tinggi dari pada kemampuan murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan belajar menggunakan metode konvensional yaitu = 19.13,
dengan kata lain bahwa kelompok murid yang dibelajarkan menggunakan metode Three-ber yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi (A1B1) ˃ kelompok murid yang dibelajarkan dengan metode konvensional yang memiliki kecerdasan tinggi (A2B1). (2) Berdasarkan Uji Tukey untuk kelompok A1B2 dengan A2B2. Diperoleh harga Qhitung (Qh = 2.926) dan Qtabel dengan taraf signifikansi α 0,05 adalah 3.65. Dengan demikian, Qhitung = 2.926 lebih kecil dari Qtabel = 3.65. Hasil analisis data menggunakan uji Tukey antara kemampuan bahasa Arab murid yang menggunakan metode Three-ber dan yang menggunakan metode konvensional pada kelompok yang memiliki kecerdasan linguistik rendah pada taraf signifikansi α 0,05 tersebut di atas Qhitung = 2.926 lebih kecil dari Qtabel = 3.65. Hal ini berarti H1 ditolak dan sebagai konsekuensinya H0 diterima. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan bahasa Arab antara kedua kelompok tersebut. Dilihat dari rata-rata menunjukan bahwa kemampuan bahasa Arab kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah dan belajar menggunakan metode Three-ber yaitu = 18.50 lebih rendah dari pada kemampuan bahasa Arab murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah dan belajar menggunakan metode konvensional yaitu = 21.25. Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur, dan dilanjutkan dengan Uji Tukey di atas, maka dinyatakan bahwa: (1) Hipotesis pertama, menyatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan bahasa Arab murid yang menggunakan metode Three-ber dibandingkan kemampuan bahasa Arab murid yang belajar menggunakan metode konvensional diterima secara signifikan, (2) Hipotesis kedua, menyatakan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kecerdasan linguistik, diterima secara signifikan, (3) Hipotesis ketiga, menyatakan bahwa kemampuan bahasa Arab murid yang menggunakan metode Three-ber yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi lebih tinggi dibandingkan kemampuan bahasa Arab murid yang menggunakan metode konvensional yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi, diterima secara signifikan dan (4) Hipotesis keempat, menyatakan bahwa kemampuan bahasa Arab murid yang menggunakan metode Three-ber yang memiliki kecerdasan linguistik rendah lebih rendah dibandingkan kemampuan bahasa Arab
87
2_ayifRoyidi.indd 87
14/11/2016 17:57:17
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 2 Agustus 2016
murid yang menggunakan metode konvensional yang memiliki kecerdasan linguistik rendah diterima secara signifikan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pengumpulan data, tabulasi, pengolahan, pengkajian dan analisis seluruh data yang terjaring melalui instrumen tes kecerdasan linguistik dan instrumen tes kemampuan bahasa Arab, serta pengujian hipotesis yang meliputi analisis data, pembahasan dan perhitungan statistik, maka dapat ditarik kesimpulan:(1)Secara keseluruhan kemampuan bahasa Arab murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram yang belajar menggunakan metode Three-ber lebih tinggi dibandingkan murid yang belajar menggunakan metode konvensional. Merujuk pada temuan ini maka dapat disimpulkan bahwa metode Three-ber lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram (2) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan bahasa Arab murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram. Berdasarkan pada hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kedua metode mempunyai kontribusi untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab murid murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram. Merujuk pada temuan tersebut maka pembelajaran bahasa Arab dengan metode Three-ber dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab bagi murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi, sedangkan metode konvensional dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab bagi murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah, (3) Kemampuan bahasa Arab kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi yang belajar dengan metode Three-ber lebih tinggi dibandingkan kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi yang belajar dengan metode konvensional. Merujuk pada temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode Threeber lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram bagi murid yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi, (4) Kemampuan bahasa Arab kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah yang belajar
dengan metode Three-ber lebih rendah dibandingkan kelompok murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah yang belajar menggunakan metode konvensional. Merujuk pada temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode konvensional lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab murid kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anak Sholeh Kota Mataram bagi murid yang memiliki kecerdasan linguistik rendah. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Asrori, Imam, 1000 Permainan Penyegar Pembelajaran Bahasa Arab, Malang:CV Bintang Press, 2013. Azies Furqanul dan Chaedar Alwasilah. Pembelajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Prakek. Bandung:Remaja Rosdakarya, 1996. Bruce, Tina and Carolyn Maggit. Child Care & Education. London: British Library.1999. Dewantara, Ki Hajar. Karya Ki Hajar Dewantara Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta:Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977. Depag RI, Kurikulum dan Hasil Belajar Jakarta: Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, 2003. Hitti, Philip K. HistoryofTheArabs., terj. R. Cecep Lukman, et.al Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005. http://id.wikipedia.org/wiki/Bangsa_Arab http://asal%20kata%20metode/definisi-metodepembelajaran.html diakses 25 Mei 2015 http://repository.unib.ac.id/4156/1/I,II,III-1-13-ferFI.pdf diakses pada tanggal 07 Maret 2015 Jasmine, Grace. Quick & Fun Games For Toddlers Cerdas & Kreatif Melalui Permainan Terj. Pungki K. Timur. Yogyakarta: Locus, 2008. Jill, Hadfield, Intermediate Communication Games London: Longman, 1990. Khalfan, Muhammed A. Anakku Bahagia Anakku Sukses Jakarta: Pustaka Zahra, 2003.
88
2_ayifRoyidi.indd 88
14/11/2016 17:57:17
Ayif Royidi, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan ...
Lord, Albert B. The Singer of Tales. New York: Atheneum, 1979. Majid, Abdul Aziz Abdul. Mendidik dengan Cerita. Terjemahan Neneng Yanti dan Iip Dzulkifli Yahya, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001. Mursy, Muhammad Sa’id. Seni Mendidik Anak. Jakarta: Arroyan, 2001. Musfiroh, Tadkiroatun. Pengem bangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bina Aksara, 2002. Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001. Rustiyah NK. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Cet. VI, Jakarta: Angkasa, 1994. ___________________. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1987. Uno, Hamzah B. dan Kuadrat, Masri, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Versteegh, Kees, The Arabic Language Edinbergh: Edinbergh Univercity Press, 2004.
89
2_ayifRoyidi.indd 89
14/11/2016 17:57:17