PENGARUH PERMAINAN KARTU BERGAMBAR DAN KECERDASAN LINGUISTIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN RAHMAH NOVIANTI PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. Email:
[email protected]
Abstract: The aims of this research was to understand influence the effect of a card game and linguistic intelligence towards in beginning reading skills. Game used in this studyis a card game consists of, first: apicture andword, second: picture andletters. Linguistic intelligencein this study are divided into two, linguistic in high level and linguistic in low level. This research using experimental method with design treatment by level 2x2. Therefore, data analysis using ANAVA two ways and Uji-t. The resultsof this research are: 1) there is a significant difference to a child's ability in the beginning reading skills , between of the game is given word cards game with children given letter card game, 2) the inter action between card games and linguistic intelligence towards in beginning reading skills, 3) in children who have high linguistic intelligence, beginning reading skill spossessed higher given the picture and word card game illustrated compared with the group of children given picture and letter card game, 4) in children who have low linguistic intelligence, beginning reading skill spossessed higher given picture dan letter card game compared to the group of children given picture and word card. The finding lead to recommendation to use game card to help children in beginning reading skills. Parent’s and teacher should be knows about children ability before they teach children reading, so they can using a propearly games card. Keyword: Game Card, Linguistic Intelligence, and Beginning Reading Skills
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah memahami pengaruh efek dari permainan kartu dan kecerdasan linguistik terhadap keterampilan membaca permulaan. Permainan yang digunakan dalam penelitian adalah permainan kartu terdiri dari, pertama: sebuah gambar dan kata, kedua: gambar dan huruf. Kecerdasan Linguistik dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, linguistik di tingkat tinggi dan bahasa tingkat rendah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pengobatan dengan tingkat 2x2. Oleh karena itu, analisis data menggunakan ANAVA dua cara dan Uji-t. Hasil penelitian ini adalah: 1) ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan seorang anak pada awal keterampilan membaca, antara anak yang diberikan permainan kartu kata dengan anak yang diberikan permainan kartu huruf, 2) tindakan antara permainan kartu dan kecerdasan linguistik dalam keterampilan membaca permulaan, 3) pada anak-anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi, keterampilan membaca dimulai diberi permainan kartu gambar dan kata dibandingkan dengan kelompok anak yang diberikan permainan kartu gambar dan huruf, 4) pada anak-anak yang memilikil kecerdasan linguistik rendah, keterampilan membaca dimulai lebih tinggi diberikan permainan kartu gambar dan huruf dibandingkan dengan kelompok anak yang diberikan kartu gambar dan kata. Temuan menyebabkan rekomendasi untuk menggunakan permainan kartu untuk membantu anak-anak dalam keterampilan membaca permulaan. Orang tua dan guru harus tahu tentang kemampuan anak-anak sebelum mengajar anak-anak membaca, sehingga dapat menggunakan kartu permainan propearly. Kata kunci: Permainan Kartu, Kecerdasan Linguistik, dan Awal Keterampilan Membaca
275
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
Kecerdasan
linguistik
kegiatan membaca melalui bermain
merupakan salah satu aspek yang
bisa terlaksana dengan baik. Di
dapat mempengaruhi keterampilan
sekolah
berbahasa.
Kecerdasan
linguistik
dengan berbagai kegiatan bermain,
meliputi
kemampuan
untuk
salah satunya adalah permainan kartu
anak
dapat
merangkai kata-kata baik dalam
gambar.
membaca, berbicara dan menulis
gambar, guru dan anak sama-sama
(Asef Umar Fakhruddin, 2010: 110).
terlibat dalam kegiatan tersebut, anak
Kemampuan ini menunjukkan bahwa
saling menebak simbol yang terdapat
pada dasarnya anak telah memiliki
pada kartu dengan tujuan untuk
kemampuan untuk membaca hanya
mengembangkan kemampuan anak
perlu diberikan stimulasi untuk dapat
dalam mengenal simbol gambar,
mengembangkan
huruf dan kata. Metode permainan
membaca
kemampuan
permulaannya.
Untuk
kartu
Dalam
dikenalkan
gambar
permain
memupuk
kartu
adanya
mengembangkan
kemampuan
pemahaman bahwa setiap simbol
membaca
pada
anak
memiliki sebutan atau nama, selain
dibutuhkan rangsangan atau stimuli
itu kegiatan ini melibatkan interaksi
yang
verbal paling tidak dengan satu atau
permulaan
berasal
khususnya seperti
dari
lingkungan,
lingkungan
guru.
sekolah
orang
lainnya.
Penggunaan
kegiatan
metode permainan kartu gambar
dilakukan
membantu anak untuk mengenali
dengan kegiatan bermain sambil
lebih dalam mengenai simbol-simbol
belajar yang menggunakan media
yang berada di lingkungan sekitarnya
yang inovatif dan kreatif sehingga
beserta mengetahui tulisan yang
proses
bisa
terdapat dalam simbol atau gambar
dan
tersebut.
pembelajaran
Dalam
dua
di
TK
pembelajaran
berlangsung
aktif,
efektif,
menyenangkan.
Pihak
Menumbukan rasa ingin tahu
sekolah
mengajarkan
membaca kepada anak disebabkan
dan keinginan anak untuk membaca
adanya
dibutuhkan
dapat
Orangtua beralasan bahwa jika kelak
menarik perhatian anak, sehingga
anaknya masuk pendidikan dasar
media
yang
tuntutan
dari
orangtua.
276
Pengaruh Permainan… Rahmah Novianti
anak akan diberikan tes membaca
membaca merupakan sebuah proses,
terlebih
salah satu aspek dalam membaca
dahulu.
kemampuan
Selain
membaca
itu,
permulaan
adalah
pengkodean
simbol.
anak masih kurang hal ini ditandai
Membaca merupakan penerjemahan
dengan masih ada yang belum
simbol-simbol dan suara-suara ke
mengenal
dalam
symbol
atau
lambang
makna.
Untuk
menjadi
huruf. Kegiatan membaca permulaan
pembaca yang baik anak harus
yang dilakukan di sekolah masih
belajar membedakan huruf yang
menggunakan metode yang kurang
berbeda-beda
menarik bagi anak. Anak masih
suara-suara ke dalam makna.
diajarkan
melalui
dan
mencocokkan
metode
Pendapat lainnya mengenani
konvensional yaitu dengan cara guru
membaca diungkapkan oleh bahwa
menuliskan huruf di papan tulis
“read is the process of bringing
kemudian anak membaca tulisan
meaning to a text in order to get
tersebut
bersama-sama.
meaning from it” (Jalongo, 2007:
Seharusnya guru dapat menggunakan
181). Maksud dari pendapat Weaver
permainan yang menarik sehingga
bahwa
belajar
membaca
adalah
menimbulkan
sebuah
proses
membaca
tulisan
secara
minat
anak
untuk
belajar membaca.
dalam rangka untuk mendapatkan makna dari tulisan tersebut. Anak
Hakikat Kemampuan Membaca
dapat
belajar
Permulaan
lingkungan
membaca
melalui
disekitarnya
seperti
Membaca merupakan salah
media elektronik, saat terdapat iklan
satu aspek penting yang diajarkan,
di televisi yang memperlihatkan
karena
membaca
tulisan dengan huruf yang besar dan
merupakan kegiatan yang kompleks
jelas serta diikuti dengan pengucapan
dan
berbagai
kata yang keras dan jelas, maka
keterampilan. Reading is a process,
tanpa sadar anak mulai belajar
and one aspect
is
membaca. Selain itu, anak-anak bisa
decoding symbols (Stull, 2000: vii).
belajar membaca lewat poster-poster
Pendapat ini memiliki makna bawa
bergambar yang ditempel di dinding
kegiatan
melibatkan
of reading
277
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
kelas
ataupun
bergambar
poster-poster
yang
terdapat
di
hal-hal
yang
belum
didapatkan
sebelumnya.
lingkungan sekitar anak.
Banyak
kegiatan
bermain
yang dapat dilakukan oleh anak, kegiatan yang dilakukan oleh anak
Hakikat Bermain Bermain kebutuhan
merupakan
bagi
anak,
kegiatan
sebaiknya tahapan
disesuaikan
dengan
perkembangannya.
Salah
tersebut dilakukan secara spontan
satu kegiatan bermain yang dapat
dan berulang-ulang dan dalam situasi
dilakukan oleh anak usia 5–6 tahun
yang menyenangkan. Hal ini senada
adalah permainan kartu gambar.
dengan penjelasan yang terdapat
Permainan adalah suatu kegiatan
dalam Oxford Learner’s Dictionary
yang
Pocket yang menyatakan play is
dilaksanakan
things
especially
kegiatan itu sendiri (Santrock, 2002:
children, do for pleasure (Oxford
272). Permainan merupakan suatu
Dictionary, 2008:336) yang diartikan
kegiatan yang menyenangkan bagi
bahwa bermain merupakan kegiatan
anak saat melakukan permainan
yang
tertentu anak dalam mendapatkan
that
people
dilakukan
khususnya
orang-orang
anak-anak
demi
menyenangkan
pengetahuan.
untuk
Dalam
yang
kepentingan
permainan
kesenangan untuk dirinya. Kegiatan
terdapat berbagai macam alat yang
bermain ini harus dilakukan oleh
digunakan
anak dengan perasaan senang dan
kartu. “Card is piece of stiff paper
tanpa paksaan karena saat bermain
or plastic with information on it or a
anak dapat mengeksplor kemampuan
piece of card with a picture on it
yang
used for various
dimiliki
dalam
dirinya.
salah
satunya
adalah
purposes or for
lebih
various games” (Oxford Dictionary,
diutamakan adalah makna bermain
2008: 61) yang diartikan bahwa kartu
bagi anak itu sendiri bukan hasil
adalah
akhir yang dicapai oleh anak, melalui
berisi tentang suatu informasi, selain
proses bermain anak menemukan
itu kartu bisa di definisikan sebagai
Kegiatan
bermain
yang
selembar kertas kaku yang
selembar kertas yang berisi gambar 278
Pengaruh Permainan… Rahmah Novianti
yang dapat digunakan untuk berbagai
melalui
tujuan misalnya untuk permainan.
mengajarkan anak mengenal huruf
Kartu
dalam
terlebih dahulu, kemudian mengenal
permainan ini adalah kartu gambar.
suku kata lalu mengenal kata. Dalam
Permainan kartu gambar merupakan
kegiatan membaca permulaan, untuk
suatu media yang dapat digunakan
memperkenalkan huruf “a” guru
dalam
harus berangkat dari kontekstualisasi
yang
digunakan
kegiatan
bermain
sambil
belajar.
metode
sintesa
yaitu
atau pengkonteksan. Guru dapat Mengenalkan anak membaca
permulaan
dapat
menggunakan
mulai dari interaksi tentang binatang piaraan,
misalnya
ayam
dan
permainan kartu kata bergambar.
menajam ke dalam bagian kata
Permainan ini didasari oleh metode
ayam, yakni “Kata ayam itu dimulai
membaca permulaan global yang
dengan huruf a”. Dari sini, semua
dikemukakan
huruf dapat diperkenalkan kepada
Decroly
yang
mengajarkan anak untuk mengenal
anak
makna
visual.
yang
terkandung
dalam
sebuah bacaan (gambar). Metode global
yaitu mengajarkan murid
sebagai
bahan
Berdasarkan
identifikasi
uraian
yang
telah dipaparkan, maka pengertian
menguasai kata dan kalimat, anak
permainan
diajarkan membaca dari satuan yang
dimaksudkan
lebih besar ke satuan yang lebih
bermain kartu yang dilakukan oleh
kecil, misalnya dari kata kesuku kata,
anak, dimana kartu-kartu tersebut
suku kata ke huruf (Kushartanti,
berisi gambar dan kata serta kartu
2005:
gambar yang berisi gambar dan
78).
Selain
mengajarkan
anak
itu,
untuk
membaca
huruf.
kartu
gambar
adalah
Permainan
yang
kegiatan
kartu
kata
permulaan dapat juga menggunakan
bergambar adalah permainan kartu
permainan kartu huruf bergambar.
yang berisi gambar dan terdapat kata
Huruf merupakan simbol sekunder
di bawah gambarnya. Sedangkan
bahasa. Hal ini sesuai dengan metode
permainan kartu huruf bergambar
yang digunakan Montessori dalam
adalah permainan kartu yang berisi
mengajarkan anak membaca anak
gambar dan satu huruf alfabet pada 279
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
setiap
gambar.
Permainan
kartu
bahasa untuk mengekspresikan dan
gambar ini digunakan sebagai alat
menghargai makna yang kompleks
bantu
(Campbell, Campbell dan Dickinson,
mengajarkan
anak
dalam
kegiatan membaca permulaan.
2002: 2). Selain itu, kecerdasan linguistik juga dipahami sebagai kemampuan menggunakan sistem
Hakikat Kecerdasan Linguistik Kecerdasan menurut
linguistik
bahasa untuk berkomunikasi, atau
adalah
kemampuan berpikir dalam bentuk
kata
kata-kata dan kemampuan untuk
Amstrong
kemampuan
menggunakan
secara efektif (Amstrong, 2005:19).
mengekspreikan
Dalam buku multiple intelligences in
serta
the
kompleks.
classroom,
intelligences
bahasa
menghargai
makna
tersebut yang
linguistic is the capacity to use
“Linguistic intelligence is the
words effectively, whether orally
ability to use language to excite,
(Amstrong, 2009 : 6). Pendapat ini
please, convice, stimulate or convey
memiliki
kecerdasan
information. It involves not only ease
linguistik merupakan kemampuan
in producting language, but also
seseorang untuk menggunakan kata-
sensitivity to the nuances, order and
kata
Kecerdasan
rhytem of words (Sonawat & Gogri,
linguistik adalah kemampuan untuk
2008: 22), maksud dari pendapat ini
menyusun pikiran dengan jelas dan
yaitu bahwa kecerdasan linguistik
mampu
merupakan
arti
secara
bahwa
efektif.
menggunakannya
secara
kemampuan
kompeten melalui kata-kata untuk
menggunakan
mengungkapkan pikiran-pikiran ini
menstimulasi atau menyampaikan
dalam
informasi.
berbicara,
membaca
dan
bahasa
untuk
Hal
ini
tidak
hanya
menulis (Lwin, dkk, 2008: 11).
melibatkan
Senada dengan pendapat Lwin dkk,
memproduksi bahasa, tetapi juga
Gardner
bahwa
kepekaan terhadap urutan dan ritme
adalah
kata. Hal ini senada dengan Gadner
kemampuan untuk berpikir dalam
bahwa kecerdasan linguistik dapat
bentuk kata-kata dan menggunakan
dikembangkan sejak dini melalui
kecerdasan
mengungkapkan linguistik
kemudahan
untuk
dalam
280
Pengaruh Permainan… Rahmah Novianti
latihan-latihan
seperti
mendengar
test. Desain untuk penelitian ini
dan merespon setiap suara, ritme,
sebagai berikut :
warna, serta berbagai ungkapan kata
Tabel 1. Treatment byLevel 2 × 2 Metode
(Widayati & Widijati, 2008: 140). Kecerdasan
linguistik
berkaitan
dengan kemampuan anak terhadap kata-kata dan kalimat serta bahasa, baik tertulis maupun lisan beserta
Kecerdasan Lingusitik Tinggi (B1) Rendah (B2)
dengan aturan-aturannya. Pendapat
A1 B1
Permainan kartu huruf bergambar (A2) A2 B1
A1 B2
A2 B2
Permainan kartu kata bergambar (A1)
Teknik pengambilan sampel
lain
menyatakan
dalam penelitian ini adalah teknik
kecerdasan
linguistik
multistage cluster sampling. Sampel
merupakan jenis kemampuan yang
dalam penelitian ini adalah TK Islam
ditunjukkan
yaitu TK Islam Al Ikhlas dan TK
bahwa
dalam
bentuk
yang
paling lengkap (Gardner, 2003: 3). Kecerdasan
linguistik
Islam Darul Hikmah.
dikatakan
Untuk
uji
persyaratan
sebagai kemampuan yang paling
hipotesis meliputi uji normalitas
lengkap karena meliputi berbagai
menggunakan Chi-Square dan uji
aspek
homogenitas menggunakan Levene’s,
yang
menunjang
seperti
mendengar, melihat, membaca dan
uji
menulis.
terhadap
menggunakan bantuan SPSS 18.
kecerdasan linguistik sangat penting,
Analisis data menggunakan ANAVA
karena
dua jalur, jika terdapat perbedaan
Stimulasi
kecerdasan
ini
sangat
normalitas
dan
homogenitas
diperlukan dalam hampir semua
dilanjutkan dengan Uji-t.
bidang kehidupan serta tidak ada satu
Tabel 2 Hasil Perhitungan ANAVA Dua
profesipun yang dapat terlepas dari
Jalan
peran bahasa.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen.
Pengambilan
data menggunakan pre test dan post
Sum ber Vari an Anta rA Anta rB Inter aksi
JK
52, 09 96, 34 365 ,17
D b 1 1 1
RJ K
Fh it
Ftab 0. 0. 05 01
52, 09 96, 34 365 ,17
8,0 5 14, 89 56, 44
4, 06 4, 06 4, 06
7, 24 7, 24 7, 24
281
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
AxB Dala m Tota l
terdapat 284 ,5 798 ,1
4 4 4 7
6,4 7
-
-
-
-
-
perbedaan
kemampuan
membaca permulaan yang signifikan antara
kelompok
anak
yang
diberikan metode permainan kartu HASIL DAN PEMBAHASAN
kata
1. Terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan membaca per-mulaan anak yang diberikan metode permainan kartu kata bergambar dengan anak yang diberikan metode permainan kartu huruf bergambar. Hasil perhitungan pada tabel
diberikan
bergambar
dengan
yang
kartu
huruf
metode
bergambar.
4.5 dapat dilihat bahwa skor rata-rata
2. Terdapat interaksi antara permainan kartu gambar dan kecerdasan linguistik terhadap kemampuan membaca permulaan anak. Berdasarkan perhitungan
pada
ANAVA yang disajikan pada tabel
metode
kelompok
yang
permainan
diberikan
kartu
kata
4.22 diketahui bahwa Fhitung sebesar
bergambar (A1) sebesar 36,45, hasil
56,44 dan nilai Ftabel sebesar 4,06
tersebut lebih tinggi dibandingkan
pada taraf 5%,. Nilai Fhitung > Ftabel
dengan skor rata-rata pada kelompok
maka H0 ditolak artinya terdapat
yang diberikan metode permainan
interaksi
kartu huruf bergambar (A2) sebesar
(kecerdasan linguistik) berpengaruh
34,37. Kemudian berdasarkan hasil
secara
perhitungan ANAVA dua jalan pada
kemampuan membaca permsulaan
tabel 4.22 dapat diketahui bahwa
anak. Disimpulkan bahwa terdapat
nilai varian A (antara perlakuan)
interaksi antara permainan kartu
nilai Fhitung sebesar 8,05, dan nilai
gambar dan kecerdasan linguistik
Ftabel pada taraf signifikansi 5%
terhadap
adalah 4,06, maka nilai Fhitung > Ftabel
permulaan anak.
5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Gambar 1. Interaksi Antara Permainan
A
(perlakuan)
signifikan
kemampuan
diketahui bahwa terdapat perbedaan
Kartu
rata-rata yang signifikan antara A1
Kecerdasan
dan A2, sehingga H0 di tolak. Dengan
Terhadap
dan
B
terhadap
membaca
Gambar
dan
Linguistik Kemampuan
Membaca Permulaan
demikian dapat dinyatakan bahwa 282
Pengaruh Permainan… Rahmah Novianti
memiliki kecerdasan linguistik tinggi Kemampuan Membaca Permulaan
anak
yang
diberikan
metode
permainan kartu kata bergambar (A1B1) sebesar 40, hasil tersebut
50
lebih tinggi dibandingkan dengan 40
skor rata-rata pada kelompok anak
40 35
30
yang diberikan metode permainan
32,92 33,67
kartu 20
huruf
sebesar
bergambar 33,67.
(A2B1)
Kemudian,
berdasarkan hasil perhitungan pada
10
tabel 4.22, diketahui fhitung sebesar
0 Kecerdasan Linguistik Tinggi
Rendah
8,05; dan nilai ftabel pada taraf signifikansi
5%
sebesar
4,30,
kesimpulanya fhitung > ftabel maka H0 ditolak. Karena terdapat perbedaan maka Keterangan :
dilakukan
perhitungan
uji
lanjut dengan menggunakan uji-t.
= permainan kartu kata bergambar
Hasil perhitungan uji-t didapatkan
= permainan kartu huruf
hasil thitung 7,32 > ttabel 1,67 artinya
bergambar
terdapat perbedaan rata-rata yang
3. Terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan pada anak yang diberikan metode permainan kartu kata bergambar dengan anak yang diberikan metode permainan kartu huruf bergambar pada kelompok anak yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi Hasil perhitungan pada tabel
signifikan antara kelompok A1B1
4.6 dan 4.10 dapat dilihat bahwa skor rata-rata
kemampuan
membaca
permulaan pada kelompok
yang
dengan kelompok A2B1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelompok
anak
yang
memiliki
kecerdasan linguistik tinggi yang diberikan metode permainan kartu kata
bergambar,
membaca
kemampuan
permulaannya
secara
signifikan lebih tinggi dibandingkan anak
yang
diberikan
metode
permainan kartu huruf bergambar. 283
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
4. Terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan anak yang memiliki kecerdasan linguistik rendah yang diberikan metode permainan kartu kata bergambar dengan anak yang diberikan metode permainan kartu huruf bergambar Hasil perhitungan pada tabel
signifikan antara kelompok anak
4.8 dan 4.12 dapat dilihat bahwa skor
perbedaan
kemampuan
rata-rata
permulaan
yang signifikan pada
kelompok
anak
kemampuan
membaca
permulaan pada kelompok memiliki
kecerdasan
yang
yang diberikan metode permainan kartu kata bergambar dan kartu huruf bergambar pada kelompok anak yang memiliki rendah.
kecerdasan Dengan
disimpulkan
linguistik
demikian
bahwa
dapat
terdapat
yang
membaca
memiliki
linguistik
kecerdasan linguistik rendah yang
rendah anak yang diberikan metode
diberikan metode permainan kartu
permainan kartu kata bergambar
kata bergambar, hasilnya lebih tinggi
(A1B2) sebesar 32,92, hasil tersebut
dibandingkan dengan kelompok anak
lebih tinggi dibandingkan dengan
yang diberikan metode permainan
skor rata-rata pada kelompok anak
kartu huruf bergambar.
yang diberikan metode permainan kartu
huruf
bergambar
(A2B2)
SIMPULAN
sebesar 35,80. Berdasarkan tabel
Kemampuan
membaca
4.22 diketahui hasil perhitungan
permulaan
fhitung adalah 8,05; sedangkan nilai
menggunakan permainan kartu kata
ttabel pada taraf signifikansi 5%
bergambar lebih baik daripada anak
adalah 4,30 fhitung < ftabel maka H0
yang
ditolak. Karena terdapat perbedaan
bergambar. Dari gambaran ini dapat
maka
dikatakan
dilakukan
perhitungan
uji
anak
menggunakan
dengan
kartu
bahwa
huruf
dalam
lanjut dengan menggunakan uji-t.
meningkatkan kemampuan membaca
Hasil perhitungan uji-t didapatkan
permulaan anak dapat menggunakan
hasil thitung |-1,81| > ttabel1,67 artinya
permainan kartu gambar yang berupa
terdapat perbedaan rata-rata antara
kartu
kelompok A2B1 dengan kelompok
interaksi antara permainan kartu
A2B2 yaitu terdapat perbedaan yang
gambar dan kecerdasan linguistik
kata
bergambar.
Terdapat
284
Pengaruh Permainan… Rahmah Novianti
terhadap
kemampuan
membaca
permulaan anak. yang
anak
membaca
yang
daripada
permulaan
gambar dapat memberikan pengaruh
metode
anak
membaca
permulaan
terhadap
kemampuan
membaca
permulaan anak.
yang
huruf bergambar. Dengan demikian meningkatkan
kemampuan
melakukan kegiatan permainan kartu
diberikan metode permainan kartu
untuk
terhadap
tinggi,
diberikan
baik
kecerdasan
membaca permulaan. Artinya dengan
permainan kartu kata bergambar lebih
dan
memiliki
linguistik
kemampuan
gambar
linguistik
Anak kecerdasan
kartu
SARAN Guru, pendidik dan orangtua
kemampuan
hendaknya
anak
stimulasi yang tepat untuk memuncul
yang
dapat
memberikan
memiliki kecerdasan linguistik tinggi
ketertarikan
membaca.
dapat menggunakan permainan kartu
mengajarkan
anak
kata bergambar. Anak yang memiliki
permulaan dapat menggunakan dan
kecerdasan
memodifikasi
linguistik
kemampuan anak
membaca
yang
diberikan
rendah, permulaan metode
Untuk membaca
permainan
kartu
gambar yang berupa kartu kata bergambar
maupun
kartu
huruf
permainan kartu huruf bergambar
bergambar, sehingga anak tertarik
lebih tinggi skornya dibandingkan
dan menyukai kegiatan membaca.
dengan anak yang diberikan mertode
Saat bermain anak akan merasa
permainan kartu kata bergambar.
senang sehingga memudahkan anak
Dengan
untuk
untuk menyerap pengetahuan yang
meningkatkan kemampuan membaca
diberikan melalui permainan. Selain
permulaan
itu, guru juga dapat melaksanakan
demikian
anak
yang
memiliki
kecerdasan linguistik rendah dapat
pembelajaran
menggunakan
pengembangan
metode
permainan
kartu huruf bergambar. Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan
dalam
bidang
lain
dengan
permainan
ini
disesuaikan dengan kebutuhan anak.
ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara permainan 285
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 7 Edisi 2, November 2013
DAFTAR PUSTAKA Amstrong, Thomas. Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar Dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya, terjemahan Rina Buntaran.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005. ---------------------------. MultipleIntelligences in The Classroom. 3rd edition. USA: ASCD, 2009. Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Campbell, Linda, Bruce Campbell & Dee Dickinson. Teach ing and Learning through Multiple Intelligence, terjemahan Tim Inisiasi. Depok: Inisiasi Press, 2002. C.H, Myrnawati. Metode Penelitian untuk Pemula. Jakarta: FIP Press, 2012. Gardner, Howard. Multiple Intelligences : Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Batam : Interaksa, 2003. Hall, Nigel. The Emergence of Literacy. Great Britain : Hodder and Stoughton Educational, 1987. Jalongo, Mary Renck.Early Childhood Language Arts. 4th edition. USA: Pearson Education, Inc, 2007. Kushartanti, dkk. Pesona Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005. Lwin, et.al. How to Multiply Your Child’s Intelligence : Cara Mengembangkan Berbagai
Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks, 2008. Resnick, Lauren B dan Phyllis A. Weaver. Theory and Practice of Early Reading. Volume 3. British: Routledge, 1979. Santrock, John W. Life Span Development 5th edition : Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2002. Sonawat, Reeta dan Purvi Gogri. Multiple Intelligences for Preschool children. Mumbai:Abhinav Enterprises, 2008. Stull, Elizabeth Crosby. Let’s Read!: A Complete Month By Month Activities Program For Beginning Readers. USA: Jossey-Bass, 2000. Sugiyono. Metodologi Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Widayati, Sri dan Utami Widijati. Mengoptimalkan: 9 Zona Kecerdasan Majemuk Anak. Jogjakarta: Luna Publisher,
286