PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIK DAN AUDIT TENURE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
LAILA ARVIDA 109082000135
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Laila Arvida
No. Induk Mahasiswa
: 109082000135
Fakultas
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap nakah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Ciputat, April 2013
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Laila Arvida
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Desember 1991
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Kebangsaan
: Indonesia
6. Alamat
: Jl. Jombang Raya Kp. Gunung No.46 Rt. 06/16. Kel Jombang, Kec. Ciputat, Tangerang Selatan 15414.
7. Telepon
: 021 74705719 / 0856 1366962
8. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. SDN Ciputat VI
Tahun 1997-2003
2. SMPN 3 Tangerang Selatan
Tahun 2003-2009
3. SMAN 1 Tangerang Selatan
Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009-2013
III. PENDIDIKAN INFORMAL 1. Kursus Bahasa Inggris di The Islamic English Club National English Centre Ciputat Tahun 2003-2004 2. Kursus Bahasa Inggris di Arya Course Ciputat Tahun 2005-2006
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi, divisi Forkat (20102011) 2. Anggota Tari Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah (2011-212)
V. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Nanang Supendi
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tasikmalaya, 8 Juni 1962
3. Pekerjaan
: Pegawai Swasta
4. Ibu
: Evi Saptaningsih
5. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 12 Mei 1968
6. Alamat
: Jl. Jombang Raya Kp. Gunung No.46 Rt. 6/16. Kel. Jombang. Kec. Ciputat. Kota Tangerang Selatan 15414.
vii
THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE MECHANISM, QUALITY OF PUBLIC ACCOUNTANT AND AUDIT TENURE ON THE INTEGRITY OF FINANCIAL STATEMENT (Empirical Study In Manufacture Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2006-2011)
ABSTRACT This research purposes to check the effects of corporate governance mechanisms (institutional ownership, managerial ownership, audit committees and independent directors), quality of public accountant and audit tenure on the integrity of financial statements. This research used sample of manufacture industry which is listed in Indonesian Stock Exchange during 2006-2011 period. The number of manufacture industries that were became in this study were 18 companies with 6 years observation. Based on purposive sampling method, research sample total is 108 companies. Hypothesis in this research are tested by logistic regression. Results of this research indicates that (1) institutional ownership do not influence significantly on the integrity of financial statements, (2) managerial ownership influences significantly on the integrity of financial statements, (3) the audit committee influence significantly on the integrity of financial statements, (4) independent directors do not influence on the integrity of financial statements, (5) the quality of the public accountant influence significantly on the integrity of financial statements and (6) the audit tenure do not influence significantly on the integrity of the financial statements.
Keywords: Integrity Financial Statement, Corporate Governance Mechanisms, Quality of Public Accountant, Audit Tenure.
viii
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS KAP DAN AUDIT TENURE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen), kualitas kap dan audit tenure terhadap integritas laporan keuanganpada perusahaan manufaktur di Indonesia. Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 108 perusahaan selama 6 periode, yaitu 2006-2011. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sedangkan metode analisis data menggunakan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, (2) kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan, (3) komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan, (4) komisaris independen tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, (5) kualitas kap berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan dan (6) audit tenure tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Kata Kunci: Integritas Laporan Keuangan, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas kantor Akuntan Publik, Audit Tenure.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia yang telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan dalam skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Orang tua tercinta, Ayahanda Nanang Supendi dan Ibunda Evi Saptaningsih yang telah banyak berkorban dan memberikan dukungan bagi penulis, baik moril maupun materiil, mencurahkan perhatian, memberi masukan dan bimbingan, semangat, kasih sayang, serta doa yang tulus dan tiada henti-hentinya kepada penulis. 2. Adikku Raihan Aulia Ramadhan, terima kasih untuk bantuan, semangat dan dukungannya 3. Keluarga besar di Tasikmalaya, yang selalu memberi doa dan dukungan bagi penulis serta Nenekku tercinta Entin Sofiah yang tidak henti-hentinya memberi doa yang tulus, semangat dan dukungan. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala masukan dan bimbingan yang sangat berguna bagi penyelesaian skripsi ini. 6. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Eonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 7. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak,M.Si selaku SekretarisJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Seluruh Staf pengejar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
x
9. Teman-teman seperjuangan, Deviana Dewi Prastuti, Yunila Nurdiani, Isnaini Putri, Ningga Anindiarina dan Asri yang selalu sama-sama saat suka dan duka, kita semua harus sukses yaaa :D 10. Teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas akuntansi D yang telah bersama-sama dari awal semester 1 sampai semester akhir, memberi banyak hal bagi saya dalam dunia perkuliahan. Semoga kelulusan bukanlah akhir dari silaturahmi kita semua. 11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih, dan berhadap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Dan semoga skripsi ini akan bermanfaat menjadi bahan masukan dan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan rekan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyajian skripsi ini terdapat kesalahan dan kekurangan.
Jakarta, April 2013
Laila Arvida
xi
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman HALAMAN ......................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................. iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................................ viii ABSTRAK .......................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .........................................................................................................x DAFTAR ISI...................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ..............................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii BAB I
LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................1 B. Perumusan Masalah.................................................................................10 C. Tujuan Penelitian.....................................................................................11 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Keagenan (Agency Theory)........................................................12 2. Corporate Governance ........................................................................15 2.1 Kepemilikan Institusional .............................................................16 2.2 Kepemilikan Manajerial................................................................17 2.3 Komite Audit ................................................................................19 2.4 Komisaris Independen ..................................................................21 3. Kualitas Kantor Akuntan Publik .........................................................23 4. Audit Tenure ........................................................................................26 5. Integritas Laporan Keuangan ..............................................................28 6. Konservatisme Akuntansi....................................................................31 B. Keterkaitan Antar Variabel 1. Kepemilikan Institusional dengan Integritas Laporan Keuangan .......33 2. Kepemilikan Manajerial dengan Integritas Laporan Keuangan ..........34 xii
3. Komite Audit dengan Integritas Laporan Keuangan ...........................35 4. Komisaris Independen dengan Integritas Laporan Keuangan .............36 5. Kualitas Kantor Akuntan Publik dengan Integritas Laporan Keuangan ............................................................................................36 6. Audit Tenure dengan Integritas Laporan Keuangan ............................37 C. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................38 D. Kerangka Penelitian ................................................................................44 E. Hipotesis ..................................................................................................46 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................47 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................47 C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................48 D. Metode Analisis Data ..............................................................................48 1. Statistik Deskriptif ...............................................................................49 2. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................................49 3. Menguji Kelayakan Model Regresi .....................................................51 4. Uji Multikolinieritas ............................................................................52 5. Matriks Klasifikasi ..............................................................................53 6. Model Regresi yang Terbentuk ...........................................................53 E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................55 1. Variabel Terikat ...................................................................................55 2. Variabel Bebas ....................................................................................56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................................61 B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...........................................................63 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................................63 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .............................................................65 C. Pembahasan .............................................................................................70
BAB V
PENUTUP A.Kesimpulan ..............................................................................................79 B.Implikasi ...................................................................................................80 C.Saran .........................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................84 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................87
xiii
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9
Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu ........................................................38 Tabel Operasional Variabel .........................................................................60 Tabel Rincian Sampel Penelitian .................................................................61 Tabel Daftar Nama Perusahaan ...................................................................62 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif..............................................................64 Tabel Penilaian Keseluruhan Model ............................................................66 Tabel Koefisien Determinasi .......................................................................66 Tabel Pengujian Kelayakan Model Regresi .................................................67 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................68 Tabel Matriks Klasifikasi .............................................................................68 Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik .................................................69
xiv
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4.
Keterangan
Halaman
Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel ...........................................................88 Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel Independen .......................................89 Daftar Hasil Pengumpulan Data Variabel Dependen ..........................................98 Output Hasil Pengumpulan Data ........................................................................104
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatannya laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal. Informasi yang memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak menyesatkan, tidak ada kesalahan material, dan dapat di andalkan pemakainya sebagai informasi yang jujur dan disajikan secara wajar (Jamaan, 2008:1). Dengan demikian, laporan keuangan dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi. Tetapi pada saat ini banyak terjadi manipulasi data akuntansi khususnya pada laporan keuangan. Kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan dengan tidak memikirkan faktor integritas, yang mana informasi yang disampaikan tidak benar dan tidak adil bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan. Kasus manipulasi data akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing dan Worldcom. Contoh perusahaan di Indonesia yang melakukan manipulasi data akuntansi diantaranya seperti PT.
1
Kimia Farma dan Bank Lippo yang sebelumnya mempuunyai kualitas audit yang bagus (Susiana dan Herawaty, 2007:2). Seperti pada kasus Enron, dimana perusahaan ini melakukan suatu manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungannya sebesar 600 juta Dollar AS, padahal perusahaan Enron ini mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan dikarenakan perusahaan ingin agar saham tetap diminati investor. Dan kasus yang terjadi di Indonesia yaitu PT. Kimia Farma yang diduga kuat melakukan mark up laba bersih dalam laporan keuangan tahun 2001. Dalam laporan tersebut, Kimia Farma menyebut berhasil meraup laba sebesar Rp 132 miliar. Belakangan, belang Kimia Farma terkuak lebar. Perusahaan farmasi tersebut pada tahun 2001 sebenarnya hanya menjala untung sebesar Rp 99 miliar. Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM), diduga terlibat dalam aksi penggelembungan tersebut. Belakangan Kimia Farma dan HTM mengoreksi laporan keuangan tersebut. Mereka beralasan telah terjadi “kesalahan pencatatan” (www.tempo.co). Ternyata kasus manipulasi data akuntansi ini melibatkan banyak pihak, dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai dengan eksternal auditornya. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perusahaan ditandai dengan turunnya harga saham perusahaan. Hal ini merupakan suatu kerugian karena masyarakat menjadi ragu untuk ikut andil memiliki saham perusahaan tersebut (Susiana dan Herawaty, 2007:2). Munculnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak 2
terhadap corporate governance yang mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa good corporate governance belum diterapkan dengan baik. Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan bahwa kurang integritasnya laporan keuangan dalam penyajian informasi bagi pengguna laporan keuangan. Penyajian laba dalam laporan keuangan tidak menunjukan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain daripada itu, informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Informasi dalam laporan keuangan harus berguna bagi kreditor, investor, dan pengguna laporan keuangan lainnya yang potensial untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi atau kredit yang rasional. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan masyarakat atas jasa yang diberikan oleh akuntan publik, mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kontribusi akuntan publik itu sendiri adalah menyajikan akuntabilitas dan integritas laporan keuangan, memberikan pendapat yang independen, serta memberi informasi apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan 3
dalam bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan–aturan yang telah ditetapkan (Hadiningsih, 2010:62). Integritas laporan keuangan adalah hal yang penting karena mencerminkan nilai perusahaan, yang merupakan sinyal positif agar dapat mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis (Jama‟an, 2008:5) Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yaitu relevance, objectivity, dan reliability. Menurut Jamaan (2008:2) informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan bergantung padaa informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteritikkarakteristik tersebut. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Ukuran integritas laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang 4
biasanya diukur dengan manajemen laba. Beberapa peneliti menyatakan bahwa auditor lebih menyukai pelaporan yang konservatif, Basu (1997) dalam Mayangsari (2003:1257). Penelitian ini mencoba melihat pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Integritas informasi laporan keuangan tidak hanya dilihat dari sisi besarnya laba atau kualitas laba, karena laba akrual masih dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi atau metode akuntansi yang digunakan. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Penelitian lain, Basu (1997:11) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news). Konservatisme
adalah
prinsip
dalam
pelaporan
keuangan
yang
dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian (Widya, 2005:3). Selain itu menurut Mayangsari (2003:1265), laporan keuangan yang disajikan dengan prinsip konservatisme memang sama sekali tidak memberikan manfaat bagi pihak manajemen, sebagai pihak yang paling diuntungkan jika melakukan manipulasi laporan kaeuangan karena justru dengan menerapkan konservatisme, laba yang dilaporkan akan kecil. 5
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Perusahaan yang wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan adalah entitas yang memenuhi salah satu kriteria yang telah ditentukan, yaitu perseroan terbuka, entitas yang mengerahkan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan utang, entitas yang keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk diaudit, dan perusahaan asing yang menjalankan kegiatan usaha di Indonesia, serta berwenang untuk mengadakan perjanjian (Bapepam, Peraturan Nomor X.K.6). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan keuangan sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Proses penyusunan laporan keuangan ini melibatkan pihak pengurus dalam pengelolaan perusahaan, diantaranya adalah pihak manajemen. Untuk menilai integritas laporan keuangan yang disajikan, peranan dewan komisaris dalam perusahaan publik melakukan pengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan publik melakukan poengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan yang sehat (Good Corporate Governance) guna menghasilkan integritas informasi laporan keuangan yang bermutu (Jama‟an, 2008:28) Untuk menjamin integritas laporan keuangan, diperlukan proses monitoring secara efektif melalui kepemilikan institusional terhadap pihak 6
manajemen. Presentase saham tertentu yang dimiliki oleh intitusi dapat megurangi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan manajemen (Gideon, 2005:4). Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) memonitor kualitas kerja auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya dan meilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tepat oleh komite audit merupakan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pengguna. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan kualitas jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan professionalisme tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), untuk melihat integritas laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan independensi auditor, mekanisme corporate governance dan kualitas audit. Dimana independensi auditor diukur dengan spektrum jasa kantor akuntan publik (berbagai macam jasa-jasa tambahan yang disediakan oleh kantor akuntan publik termasuk jasa akuntansi pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen) dan lamanya hubungan atau penugasan audit (periode penugasan untuk mengaudit atau mereview laporan keuangan klien atau untuk menyiapkan laporan kepada bapepam). Mekanisme 7
corporate governance yang diukur dengan komite audit (digunakan untuk mempertahankan kepercayaan auditing,
serta
sistem
masyarakat terhadap mekanisme akuntansi,
pengendalian
lainnya)
sehingga
unsur-unsur
pengendalian tersebut tetap optimal dalam sistem ekonomi pasar. Komisaris independen (digunakan untuk menjadi penyeimbang dalam pengambilan keputusan) serta kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusi. Sedangkan kualitas audit diukur dengan spesialisasi industri auditor. Penelitian ini menyimpulakn bahwa semua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan mengenai pengaruh pelaksanaan corporate governance terhadap tindakan manajemen laba. Mekanisme corporate governance diukur melaui komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit. Dalam penelitiannya, Nasution dan Setiawan (2007) memberikan bukti empiris tentang dampak mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan dengan populasi penelitian seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta selama periode 2000-2004. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008), mekanisme corporate
governance
yang diukur dengan kepemilikan
institusional, komisaris independen dan komite audit serta kualitas audit yang diukur dengan spesialisasi jasa auditor dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap integritas dari laporan keuangan. Kualitas KAP (Spesialisasi Industri Auditor) menunjukkan hasil yang positif signifikan, yang berarti penelitian 8
mengenai kualitas KAP (Spesialisasi Industri Auditor) ini, berpengaruh secara positif signifikan terhadap integritas informasi laporan keuangan. Sementara itu, Susiana dan Herawaty (2007) melakukan penelitian mengenai
pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan
kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa
independensi
auditor,
mekanisme
corporate
governance dan kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Karena begitu besar perbedaan yang dihasilkan dari para peneliti tersebut, membuat rasa penasaran yang teramat dalam bagi penulis untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan dari mekanisme corporate governance, kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk melihat jalannya mekanisme corporate governance dalam suatu perusahaan, penulis
menggunakan variabel
kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen . Tahun yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu tahun 2000 sampai tahun 2003 dan tahun 2003 sampai 2006. Pada penelitian ini tahun yang digunakan adalah tahun 2006-2011. Perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Penelitian ini menggunakan tahun yang lebih up-date yaitu tahun 2006-2011. 2. Penelitian ini tidak memasukkan variabel independensi sebagai salah 9
satu variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan variabel mekanisme corporate governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure. 3. Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini menggunakan sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sektor manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang listing paling banyak dibandingkan dengan sektor usaha lain. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang integritasnya sebuah laporan keuangan dengan judul: “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik dan Audit Tenure terhadap Integritas Laporan Keuangan.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit
dan komisaris
independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan?
10
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permaslahan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: Menganalisis pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional,
kepemilikan
manajerial,
komite
audit
dan
komisaris
independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan berguna: 1. Perusahaan, dengan dilakukannya penelitian mengenai mekanisme penerapan corporate governance
diharapkan dapat dijadikan bahan
evaluasi atas pentingnya penerapan corporate governance. 2. Investor, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam keputusan invetassi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan corporate governance. 3. Pemerintah atau Bapepam, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengawasi dan menanggulangi tindak kecurangan (fraud). 4. Kantor Akuntan Publik, untuk pihak kantor akuntan publik dapat memberikan masukan untuk lebih melakukan tugasnya secara profesional dan menjaga independensinya dalam mengaudit.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan muncul permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitasnya. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Gideon (2005:177) menyatakan bahwa terdapat dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi pinjaman (bondholders). Dengan adanya perkembangan perusahaan yang semakin besar maka sering terjadi konflik antara prinsipal dalam hal ini adalah para pemegang saham (investor) dan pihak agent yang diwakili oleh manajemen (direksi). Agen dikontrak melalui tugas tertentu bagi prinsipal serta mempunyai tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh prinsipal. Prinsipal mempunyai kewajiban untuk memberi imbalan kepada agen atas jasa yang telah diberikan oleh agen. Adanya perbedaan kepentingan antara agen dan prinsipal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya konflik keagenan. Prinsipal dan agen sama-sama menginginkan 12
keuntungan yang sebesar-besarnya. Prinsipal dan agen juga sama-sama menghindari adanya risiko. Eisenhardt
(1989)
dalam
Ujiyantho
dan
Pramuka
(2007:5)
menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer
sebagai
manusia
akan
bertindak
opportunistic,
yaitu
mengutamakan kepentingan pribadinya. Sebagai pengelola perusahaan, manajer perusahaan tentu akan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu manajer sudah seharusnya selalu memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang dapat diberikan oleh manajer yakni melalui pengungkapan informasi akuntansi
seperti
laporan
keuangan.
Adanya
ketidakseimbangan
penguasaan informasi dapat menjadi pemicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan memicu munculnya kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata mata mementingkan kepentingannya sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak 13
diharapkan oleh pemilik sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen dalam hal ini adalah akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit. Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Menurut Shleifer dan Vishny (1997) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007:6), corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer. Dengan kata lain corporate governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan
atau
menurunkan
biaya
keagenan
(agency
cost)
dan
meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan harga sahamnya.
14
2. Corporate Governance Pengertian corporate governance menurut (Griffin dalam Susiana dan Herawaty, 2007:7) adalah : “The roles of shareholders, directors and other managers in corporate decision making”. Good governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha atau berkarya. Pada prinsipnya tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai bagi pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal yang meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan pihak eksternal yang berkepentingan. Corporate governance didefinisikan sebagai seperangkat aturan yang mendefinisikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah karyawan, dan stakeholder internal maupun eksternal lain, mengenai hak dan kewajiban mereka, atau sistem di mana perusahaan diatur (directed) dan dikendalikan (controlled), tujuan corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi stakeholder (Forum For Corporate Governance, 2001:2). Keputusan
Menteri
BUMN
Nomor
Kep-117/M-MBU/2002
mendefinisikan Corporate Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundangundangan dan nilai-nilai etika. 15
Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Corporate Governance adalah: “One key element in improving economic efficiency and growth as well as enhancing investor confidence that involves a set of relationships between a company’s management, its board, its shareholders and other stakeholders and also provides the structure through which the objectives of the company, the means of attaining those objectives and monitoring performance”.
2.1 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan investment banking (Veronica dan Utama, 2005:6). Persentase saham institusi diperoleh dari penjumlahan atas persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri (Susiana dan Herawaty, 2007:8). Melalui proses monitoring secara efektif, kepemilikan institusional mampu untuk mengendalikan pihak manajemen sehingga dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Gideon, 2005:175). Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan Corporate Governance yang kuat yang bisa digunakan untuk memonitor perusahaan pada umumnya dan manajemen pada khususnya. Tindakan monitoring tersebut dapat menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Adanya 16
monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional. Tindakan monitoring oleh pihak investor institusional dapat mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer sehingga manajer dapat lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para pemegang saham. Nesbitt (dalam Jama'an, 2008:13) menemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa tindakan pengawasan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan pihak investor institusional dapat membatasi perilaku para manajer. Penelitian yang dilakukan Jama‟an (2008) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan institusional dengan integritas laporan keuangan.
2.2 Kepemilikan Manajerial Midiastuty & Machfoedz (2003:177) mendefinisikan kepemilikan manajerial sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi. Kepemilikan saham oleh perusahaan merupakan mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Persentase kepemilikan 17
saham ini merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi (Susiana & Herawaty, 2007:8). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu menyatukan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, yang berarti semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri (Ross 1999) dalam Tarjo (2002:278). Kepemilikan perusahaan juga terkait dengan pengendalian operasional perusahaan. Dengan semakin besarnya kepimilikan manajer, maka manajer dapat lebih leluasa dalam mengatur pemilihan metode akuntansi, serta kebijakan-kebijakan akuntansi penting terkait dengan masa depan perusahaan. Untuk memperbaiki corporate governance adalah dengan meyakinkan bahwa perusahaan memiliki satu atau lebih pemegang saham besar. Penelitian yang dilakukan oleh Susiana & Herawati (2007) dan Jama‟an (2008) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dengan integritas laporan keuangan.
18
2.3 Komite Audit Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keadaan (Susiana dan Herawaty, 2007:8). Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik. Komite audit adalah suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen. Dalam pedoman pembentukan komite audit yang efektif (KNKG, 2006) dijelaskan bahwa komite audit yang dimiliki perusahaan paling sedikit beranggotakan tiga orang, yang diketuai oleh komisaris independen perusahaan dengan anggota lainnya merupakan orang eksternal yang independen terhadap perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang keuangan dan akuntansi. Pengetahuan yang dimiliki komite audit diharapkan mampu memberikan pandangan mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan
kebijakan
keuangan,
akuntansi
dan
pengendalian
intern
perusahaan. Supriyono (dalam Susiana dan Herawati, 2007:8) menjelaskan tujuan pembentukan komite audit antara lain : 1. Memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum. 2. Memastikan bahwa internal kontrolnya memadai. 3. Menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya. 19
4. Merekomendasikan seleksi auditor eksternal. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2002). Pembentukan komite audit dan komisaris independen sudah diatur dalam regulasi-regulasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam, antara lain sebagai berikut: 1. Keputusan Nomor Kep-315/BEJ/06/2000 perihal Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A yang antara lain mengatur tentang kewajiban mempunyai Komisaris Independen, Komite Audit, memberikan peran aktif
Sekretaris
Perusahaan
di
dalam
memenuhi
kewajiban
keterbukaan informasi serta mewajibkan perusahaan tercatat untuk menyampaikan informasi yang material dan relevan. 2. Surat Edaran Ketua Bapepam-LK Nomor SE-03/PM/2000 tentang Komite Audit yang berisi himbauan perlunya komite Audit dimiliki oleh setiap Emiten
20
3. Surat Edaran Ketua bapepam-LK Nomor SE-07/PM/2004 yang dijelaskan dalam peraturan Nomor IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite Audit. Dengan dibentuknya komite audit merupakan salah satu upaya auditor dalam mempertahankan independensinya (Susiana & Herawaty, 2007:9). Sesuai dengan fungsi komite audit di atas, keberadaan komite audit dalam perusahaan dapat mempengaruhi kualitas dan integritas laporan keuangan yang dihasilkan.
2.4 Komisaris Independen Definisi komisaris independen menurut ketentuan Bapepam No. Kep29/PM/2004 adalah: “Anggota komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi atau pemegang samam utama emiten atau perusahaan publik serta tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik“. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait (Susiana & Herawati, 2007:9). Menurut Weisbach (1988) dalam Arifin (2005:40), komisaris independen dalam suatu perusahaan harus benar-benar independen sehingga dapat menolak pengaruh, intervensi dan tekanan dari pemegang 21
saham utama yang memiliki kepentingan tertentu. Sebagai bagian dari organ pengawasan, komisaris independen diharapkan memiliki perhatian dan komitmen penuh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk itu komisaris independen perusahaan merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan, waktu dan integritas yang tinggi. Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek Jakarta melalui peraturan BEJ tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan bahwa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia harus mempunyai komisaris independen yang secara proporsional sama dengan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham yang minoritas (bukan controlling shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal komisaris independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris. Beberapa kriteria tentang komisaris independen adalah sebagai berikut: a) Komisaris independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling shareholders) perusahaan tercatat yang bersangkutan; b) Komisaris independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan; c) Komisaris independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan;
22
d) Komisaris independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; e) Komisaris independen disusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan controlling shareholders) dalam Rapat Umum pemegang Saham (RUPS). Fungsi komisaris independen yang sebenarnya, yaitu menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan (Siregar dan Utama, 2005:9). Adanya
komisaris
independen
dalam
suatu
perusahaan
dapat
menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komisaris independen pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi integitas suatu laporan keuangan yang dihasilkan oleh manajemen. Jika perusahaan memiliki komisaris independen maka laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen cenderung lebih berintegritas, karena didalam perusahaan terdapat badan yang mengawasi dan melindungi hak pihak-pihak diluar manajemen perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007:9).
3. Kualitas Kantor Akuntan Publik Kualitas kantor akuntan publik, dalam penelitian ini mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 perlu mengatur kembali Jasa 23
Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dengan Peraturan Menteri Keuangan, NOMOR: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 1. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Sehingga dalam penelitian ini jumlah patner (sekutu) yang mempunyai izin akuntan dalam badan usaha menjadi ukuran kualitas kantor akuntan publik yang menjadi sampel penelitian. Kualitas kantor akuntan publik dalam penelitian ini juga mengacu pada KAP name atau audit brand name yang tercermin dari kerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) dan Organisasi Audit Asing (OAA). KAP yang mencantumkan nama KAPA atau OAA pada nama kantor, kepala surat, dokumen, dan media lainnya diasumsikan sebagai big KAP, setelah mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri (Jama‟an, 2008:16). Spesialisasi industri adalah atas banyaknya jasa atestasi atau banyaknya klien industri sejenis dengan yang dikerjakan atau ditangani oleh auditor KAP dalam tahun pengamatan, juga menjadikan ukuran dalam penelitian ini kualitas kantor akuntan publik terhadap integritas informasi laporan keuangan. Aspek spesialisasi industri ini dapat mempengaruhi kualitas audit oleh KAP, disamping karekteristik industri yang berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibanding perusahaan dengan perusahaan lain. Adanya perbedaan ini membutuhkan keahlian 24
tertentu untuk bisa mendeteksi dengan lebih baik seberapa besar pengaruh tersebut (Mayangsari, 2003:1259). Kombinasi antara faktor-faktor khusus perusahaan dan industri menghasilkan
variasi
permintaan
terhadap
monitoring
serta
konsekuensinya pada kualitas audit (Craswell et al., 1995) dalam Mayangsari (2003:1259). Spesialisasi industri yang dimiliki oleh kantor akuntan mempunyai dampak positif karena dapat meningkatkan audit fee. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor menawarkan berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya variasi permintaan klien
terhadap
kualitas
audit.
Penelitian-penelitian
sebelumnya
membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan big five dan non big five dan ada juga yang menggunakan spesialisasi industri auditor untuk memberi nilai bagi kualitas audit ini seperti penelitian Mayangsari (2003). Teoh (1993) dalam Giri (2010:11) berargumen bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas earnings, yang diukur dengan Earnings Response Coefficient (ERC). Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Teori reputasi memprediksikan adanya hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit. Penelitian DeAngelo (1981) mengemukakan bahwa KAP yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. 25
Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) big four sekarang ini mempunyai
kemampuan
melayani
pasar
internasional.
Menurut
Tampubolon (2010:27), sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, big four ini berafiliasi dengan KAP Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1. Purwanto, Prasetio Sarwoko dan Sndjaja bermitra dengan Ernst & Young (EY) 2. Osman, Bing, Satrio dan rekan bermitra dengan Deloitte Touche Tohmatsu (DIT) 3. Siddharta & Widjaja bermitra dengan Kinsfield Peat Marwick Goerdeller (KPMG) 4. Haryanto, Sahari dan rekan bermitra dengan Prince Waterhouse Cooper (PWC).
4. Audit Tenure Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/200 26
tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturutturut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan audit umum untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut. Audit Tenure biasanya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap independensi
auditor.
Federasi
Akuntan
Internasional
(IFAC)
mengeluarkan suatu dokumen Rebuilding Public Confidence in Financial Reporting, dimana IFAC menganggap kekerabatan antara auditor dengan klien sebagai suatu ancaman bagi independensi auditor. Perhatian IFAC yang utama adalah kekerabatan yang berlebihan itu dapat mengakibatkan keragu-raguan atau kepuasan auditor untuk menghadapi tantangan sewajarnya. Dengan demikian, untuk mengurangi tingkatan keragu-raguan diperlukan suatu audit yang efektif (IFAC, 2003 dalam Astria, 2011:41). Carey dan Simnett (2006) berpendapat ada dua faktor utama yang menimbulkan timbulnya hubungan yang negatif antara hubungan auditorklien dan kualitas audit yaitu pengikisan independensi yang mungkin muncul seiring dengan berkembangnya hubungan pribadi antara auditor dan klien mereka dan berkurangnya kapasitas auditor untuk memberikan penilaian kritikal. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan 27
manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008). Dalam investigasi yang dilakukan oleh American Institute of Certified Accountants (AICPA) dalam Al-Thuneibat et al., (2011:15), ditemukan bahwa kegagalan audit tiga kali lebih mungkin pada dua tahun pertama dari ikatan yang dibuat dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya. Penelitian tersebut melakukan survei terhadap 406 kasus kegagalan audit. Dua penelitian yang memeriksa gugatan yang melibatkan auditor (St Pierre dan Anderson, 1984; Stice, 1991 dalam Al-Thuneibat et al., 2011:17) menemukan bahwa kegagalan audit lebih umum terjadi pada tiga tahun atau kurang dalam hubungan auditor-klien. Auditor dengan perikatan yang panjang, dibandingkan dengan auditor dengan perikatan yang pendek, lebih mungkin untuk mengeluarkan opini going concern untuk klien yang kemudian menyatakan kebangkrutan (Geiger dan Raghunandan, 2002 dalam Al-Thuneibat et al., 2011:19).
5. Integritas Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara manajemen dengan pihak luar perusahaan tentang data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2002) dalam PSAK No.1 mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, 28
kinerja dan arus kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepadanya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan ekonomi oleh para pengguna laporan keuangan apabila informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut memenuhi karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2 mengenai Qualitative Characteristic OF Accounting Information, terdapat dua hal yang menjadi kualitas primer dalam suatu laporan keuangan, yaitu relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) (Kieso dan Weygandt, 2001:38). Relevansi merujuk pada kemampuan informasi akuntansi untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan dengan mengubah atau membantu mengkonfirmasi harapan merek tentang hasil atau konsekuensi suatu tindakan/kejadian. Relevansi informasi dapat diukur dalam kaitannya dengan maksud penggunaan informasi tersebut. Artinya jika sutu informasi tidak relevan dengan kebutuhan pengambil keputusan, maka informasi akuntansi yang dapat diandalkan, yaitu informasi akuntansi yang bebas dari kesalahan dan penyimpangan serta merupakan suatu penyajian yang jujur Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi kualitas reliability (Kieso, 2001:38) dan sesuai dengan prinsip 29
akuntansi yang berterima umum. Reliability memiliki kualitas sebagai berikut: a. Verifiability Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama dengan laporan keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama jika diaudit oleh auditor yang berbeda. b. Representational faithfullness Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dan benar-benar terjadi. c. Neutrality Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak
boleh
ada
usaha
untuk
menyajikan
informasi
yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Terkait dengan integritas laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang memiliki integritas yang tinggi maka telah memenuhi dua karakteristik utama dalam suatu laporan keuangan. Informasi akuntansi yang memiliki integritas yang tinggi akan dapat diandalkan karena merupakan suatu penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna informasi akuntansi bergantung pada informasi 30
tersebut. Oleh karena itu, informasi yang memiliki integritas yang tinggi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembaca laporan keuangan untuk membantu membuat keputusan. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur (Mayangsari, 2003:1257). Mulyadi (2004) dalam Jama‟an (2008: 32) mendefinisikan bahwa : “integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas tinggi memandang fakta seperti apadanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti apadanya.” Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun demikian secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanyadiukur dengan manajemen laba. Menurut Mayangsari (2003:1257) laporan keuangan yang reliable atau berintegritas dapat dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan earning management karena informasi dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila laporan keuangan tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.
6. Konservatisme Akuntansi Konservatisme biasanya didefinisikan sebagai reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, ditujukan untuk melindungi hak-hak 31
dan kepentingan pemegang saham (shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders). Basu (1997) sebagaimana dikutip oleh Jamaan (2008:2) mengatakan bahwa konservatime merupakan praktek akuntansi dengan mengurangi laba (dan menurunkan nilai aktiva bersih) ketika menghadapi badnews, akan tetapi meningkatkan laba (dan menaikan nilai aktiva bersih) ketika menghadapi goodnews. Ketidakpastian dan risiko tersebut harus dicerminkan dalam laporan keuangan agar nilai prediksi dan kenetralan bisa diperbaiki. Pelaporan yang didasari kehati-hatian akan memberi manfaat yang terbaik untuk semua pemakai laporan keuangan. Konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliable, memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai dengan ketentuan SFAC No.2 (Oktadella dan Zulaikha, 2011:2) tentang “Qualitative Characteristic of Accounting Information”. Konservatisme juga berarti bahwa akuntan harus mencatat nilai alternatif terendah untuk aset dan nilai alternatif tertinggi untuk kewajiban (Watts dan Zimmerman, 1986) dalam Widya (2005:2). Di dalam prinsip konservatisme, ketika terdapat dua atau lebih alternatif akuntansi yang memiliki kemampuan sama dalam memenuhi objektivitas dari laporan keuangan, maka yang dipilih adalah alternatif yang memiliki dampak yang paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Dengan demikian konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui 32
pendapatan dan untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Holthausen dan Watts (2001) memberikan bukti yang menunjukkan bahwa konservatisma akuntansi sudah ada sebelum penetapan standar formal dan regulasi di Amerika Serikat. Penelitian Qiang (2003) juga membuktikan bahwa terdapat peningkatan kecenderungan perusahaan di Amerika untuk menerapkan konservatisma akuntansi secara sukarela, Widya (2005:2). Widya (2005) mereplikasi penelitian Qiang (2003) dan menemukan bukti yang sama untuk Indonesia. Munculnya praktik konservatisme tersebut karena standar akuntansi yang berlaku menginginkan perusahaan memilih salah satu metode akuntansi yang dirasa paling tepat (Widya, 2005). Setiap metode akuntansi mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda. Jamaan (2008) berpendapat bahwa perbedaan pemilihan metode akuntansi berpengaruh terhadap angka-angka yang disajikan baik dalam neraca maupun laporan laba-rugi perusahaaan.
B. Keterkaitan Antar Variabel 1. Kepemilikan Institusional dengan Integritas Laporan Keuangan Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi (Beiner et al., 2003) dalam Jamaan (2008:13). Gideon (2005:4)
mengemukakan, persentase saham tertentu yang dimiliki
institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak 33
manajemen. Menurut Bushee (1998) dalam Hadiningsih (2010:6) kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif para manajer yang mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan yang intensif. Kepemilikan institusional dapat menekan kecenderungan manajemen untuk melakukan kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1 :
Bagaimana
kepemilikan
institusional
berpengaruh
positif
terhadap integritas laporan keuangan
2. Kepemilikan Manajerial dengan Integritas Laporan Keuangan Jensen dan Meckling (1976:69) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan oleh manajer dapat menentukan kebijakan dan pengambil keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Dengan demikian, manajer pada perusahaan yang memiliki persentase kepemilikan manajerial akan cenderung memiliki tanggung jawab lebih besar dalam menjalankan perusahaan, mengambil keputusan terbaik untuk kesejahteraan perusahaan, dan melaporkan laporan keuangan dengan informasi yang benar dan jujur sehingga memiliki integritas laporan keuangan yang tinggi.
34
H2: Bagaimana kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
3. Komite Audit dengan Integritas Laporan Keuangan Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal (KNGCG, 2002) dalam Jamaan (2008:3). Komite audit dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap tindakan manajemen yang memungkinkan untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan yang mempengaruhi integritas laporan keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2011:13) H3: Bagaimana komite audit berpengaruh secara positif terhadap integritas laporan keuangan.
35
4. Komisaris Independen dengan Integritas Laporan Keuangan Menurut penelitian Mayangsari (2003:1259) Komisaris independen bertujuan
untuk
menyeimbangkan
dalam
pengambilan keputusan
khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang memenuhi good corporate governance dan mengurangi resiko kecurangan yang dapat dilakukan manajemen terhadap laporan keuangan sehingga dalam hal ini komisaris independen dalam perusahaan dapat meningkatkan integritas laporan keuangan (Oktadella dan Zulaikha, 2011:13) H4: Bagaimana komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
5. Pengaruh Kualitas Kantor Akuntan Publik terhadap Integritas Laporan Keuangan Penelitian
kali
ini
menilai
kualitas
auditor
berdasarkan
pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu KAP big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Penelitian yang dilakukan Susiana dan Herawaty (2007) menyatakan bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Dalam penelitian tersebut KAP dibedakan menjadi KAP big four dan KAP non-big four. 36
Lennox (1999) dalam Mayangsari (2003:1257) menyatakan bahwa auditor kantor akuntan big-eight dan lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big eight. Dengan demikian semakin besar KAP semakin tinggi integritas laporan keuangan yang dihasilkan. Hal ini ndikarenakan KAP besar memiliki insentif untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya. H5: Bagaimana kualitas KAP berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan.
6. Audit Tenure dengan Integritas Laporan Keuangan Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/200 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturutturut. Isu yang muncul akibat lamanya audit tenure adalah isu independensi auditor. Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan dapat mengarahkan pada kedekatan antara kantor akuntan dengan manajemen perusahaan sehingga membuat sikap independen menjadi sulit untuk diterapkan oleh kantor akuntan (Dao et al., 2008). Dengan 37
independensi yang rusak karena masa kerja auditor, menyebabkan beberapa Negara mengeluarkan kebijakan yang bersifat mandatory. H6: Bagaimana audit tenure berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan.
C. Hasil Penelitian Terdahulu Beberapa
perbedaan
penelitian
tentang
mekanisme
corporate
governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Judul Peneliti Penelitian Mayang Analisis sari Pengaruh (2003) Independensi ,Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Integritas Independensi dan Laporan Kualitas Audit. Keuangan, Kepemilikan Populasi dan Institusional, sampel penelitian Kepemilikan pada perusahaan Manajerial, publik yang Komite Audit terdaftar di BEI, dan Komisaris penelitian ini Independen. menggunakan perusahaan manufaktur saja.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah kualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Independensi berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan dan mekanisme corporate governance berpengaruh secara statistis signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan) Nama No Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan
2.
Siregar dan Utama (2005)
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba
Kepemilikan institusional, Komisaris independen dan Komite audit.
Pengelolaan Laba, Kepemilikan Keluarga, Ukuran Perusahaan dan Kualitas Audit.
3.
Widya (2005)
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif
Konservatisme diukur dengan menggunakan pengukuran berdasarkan asumsi.
Periode penelitian dari tahun 1995-2002 sedangkan penelitian ini periode tahun 2006-2011.
Populasi dan sampel penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Hasil Penelitian Variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besaran pengelolaan laba adalah ukuran perusahaan dan kepemilikan keluarga. Variabel kepemilikan institusional dan praktek corporate governance tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besaran pengelolaan laba. Penelitian ini membuktikan bahwa struktur kepemilikan, kos politis dan growth mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap akuntansi konservatif. Hanya satu variabel yang menunjukkan hasil sebaliknya, yaitu debt covenant yang diproksikan dengan leverage (utang jangka panjang/ total aset).
Bersambung pada halaman selanjutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan
Nama Peneliti
Judul Penelitian
4.
Gideon SB. Boediono (2005)
Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur
Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial.
Manajemen Laba, Kualitas Laba, Komposisi Dewan Komisaris.
5.
Susiana dan Herawaty (2007)
Analisis Pengaruh Independen si,Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Integritas Laporan Keuangan, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit dan Komisaris Independen.
Independensi dan Kualitas Audit.
No
Perhitungan Konservatisme menggunakan Cskor.
Hasil Penelitian Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris pada manajemen laba masing-masing adalah semi kuat, lemah dan sangat lemah. Sedangkan pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komposisi dewan komisaris dan manajemen laba terhadap kualitas laba masing-masing adalah lemah lemah, lemah dan sangat lemah. Penelitian ini menghasilkan hasil bahwa independensi auditor,mekanisme corporate governance dan kualitas audit memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Bersambung pada halaman selanjutnya 40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan
6.
Wuchun, Chiawen, dan Taychang (2007)
What Affects Accounting Conservatism: A Corporate Governance Perspective
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial
7.
Muh. Arief Ujiyantho, dkk (2007)
Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial
Hasil Penelitian
Ukuran Dewan, Kompetensi Dewan, Kekuatan CEO dan Dualitas CEO.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional dan Ukuran Dewan Konservatisme yang lebih besar diukur dengan memiliki menggunakan permintaan Cskor terhadap akuntansi yang kurang konservatif. Sedangkan Kepemilikan manajerial dan dualitas CEO memiliki permintaan yang besar terhadap akuntansi konservatif. Manajemen Laba, Hasil penelitian ini Proporsi Dewan menunjukkan Komisaris bahwa variabel Independen dan Kepemilikan Jumlah Dewan institusional, Komisaris. kepemilikan manajerial, jumlah dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan variabel Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Bersambung pada halaman selanjutnya 41
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
8.
Jamaan (2008)
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan
Integritas Laporan Keuangan, Kepemilikan Institusional, Komite Audit dan Komisaris Independen.
Kualitas Kantor Akuntan Publik terdiri dari jumlah patner dan izin akuntan, audit brand name dan spesialisasi industri.
Hasil penelitian menemukan pengaruh antara mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit) serta kualitas kantor akuntan publik menunjukkan hasil yang positif signifikan.
9.
Khanifah Pengaruh (2007) Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan Manajemen, dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Kualitas Laba
Masa penugasan kantor akuntan publik (tenure), Kepemilikan Manajerial dan Komite Audit.
Kualitas Laba
Hasil penelitian ini jika menggunakan model nilai absolut unexpected accrual terdapat pengaruh audit tenure terhadap kualitas laba, kepemilikan manajemen dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laba. Untuk model persistency current accruals, terdapat pengaruh kepemilikan manajemen terhadap kualitas laba, Audit tenure dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.
Populasi dan sampel menggunakan perusahaan industri non keuangan, sedangkan penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur saja.
Bersambung pada halaman selanjutnya 42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No 10.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Guna dan Pengaruh Herawaty Mekanisme (2010) Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba.
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen dan Komite Audit.
Manajemen Laba, Independensi Auditor, Leverage, Kualitas Audit, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan.
Hasil Penelitian Variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen dan independensi auditor tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan variabel leverage dan kualitas audit berpengaruh terhadap manajemen laba.
Sumber: Data diolah
43
D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Dalam Gambar 2.1 menunjukkan kerangka pemikiran dalam penelitian yaitu menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Adanya Pelanggaran dan Skandal Akuntansi yang dilakukan oleh Akuntan Publik
SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information serta Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik dan The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002.
Basis Teori
Objek Penelitian Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Variabel Penelitian Variabel Independen Mekanisme Corporate Governance Kepemilikan Institusional i (X1)
Variabel Dependen
Kepemilikan Manajerial (X2)
Integritas Laporan Keuangan (Y)
Komite Audit (X3)
Komisaris Independen (X4)
Kualitas Kantor Akuntan Publik (X5)
Audit Tenure (X6)
Metode Analisis Regresi
Regresi Logistik
Bersambung pada halaman selanjutnya 45
Gambar 2.1 (Lanjutan) Hasil Pengujian dan Pembahasan
Interpretasi dan Kesimpulan
E. Hipotesis Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan hipotesis dari penelitian ini adalah: H1
: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas Laporan keuangan
H2
: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
H3
: Komite audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
H4
: Komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
H5
: Kualitas kantor akuntan publik berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
H6
: Audit Tenure berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur ysng terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan adalah periode tahun 2006-2011.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2006-2011. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengunpulan data dengan menggunakan syarat dan kriteria-kriteria tertentu. Jadi sampel dipilih berdasarkan pertimbangan langsung peneliti dengan syarat sampel mewakili dan sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan dalam penelitian, yaitu: 1. Perusahaan bergerak di bidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2011. 47
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periode 2006-2011. 3. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen. 4. Terdapat kelengkapan data yang dibutuhkan berturut-turut dari tahun 2006-2011.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data pada penelitian ini, peneliti menggunakan data yang sudah tersedia. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal yaitu Financial Report perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2006-2011 yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
D. Metode Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression) dengan menggunakan SPSS versi 20. Penggunaan alat regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen yaitu integritas laporan keuangan bersifat dummy. Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan katagorial (non-metrik). Dalam hal ini 48
dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011:333). 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabelvariabel dalam penelitian ini, yaitu tingkat integritas laporan keuangan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenur pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi (standard deviation).
2. Pengujian Hipotesis Penelitian Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE): Ho = b1 = b2 = b3 = ... = bi = 0 Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bi ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon ysng diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:
49
a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung. 1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model) Dalam penelitian ini pertama kali akan dilakukan penilaian terhadap keseluruhan model fit terhadap data. Beberapa tes statistik digunakan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model ini adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis tersebut hipotesis nol harus ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan menggunakan statistik Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi 2 Log Likelihood atau -2LL. Penurunan likehood (-2LL) menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 2) Koefisien Determinasi (Negelkerke R Square) Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 dalam multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood. Nagelkerke R 50
Square lebih mudah diinterpretasikan daripada Cox and Snell R Square sehingga untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R Square. Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell‟s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 3) Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya 51
sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. 4) Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Husein Umar, 2009: 177). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko.
52
5) Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan prinsip konservatisme yang digunakan oleh perusahaan. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen dalam hal ini konservatif (1) dan optimis (0), sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen konservatif (1) dan optimis (0). Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. 6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen, kualitas kantor akuntan public, dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
KONSR it = β0 + β1 INSTit + β2 MANJit + β3 KAUDit + β4 KINDit + β5 KAPit + β6 TENUREit + e
53
Dimana : KONSR
: Ukuran integritas laporan keuangan yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dari asumsi konservatisme
INST
: Persentase kepemilikan saham oleh institusi
MANJ
: Persentase kepemilikan saham oleh manajemen
KAUD
: Keberadaan komite audit, yang ditunjukkan dengan ukuran ada tidaknya komite audit yang diukur dengan menggunakan variable dummy dan diberi nilai 1 jika ada komite audit yang dimiliki perusahaan dan nilai 0 jika sebaliknya
KIND
: Keberadaan komisaris independen, yang diukur Dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen dan 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris independen.
KAP
: Kualitas KAP, Variabel ini merupakan variabel Dummy dan diberi nilai 1 jika KAP merupakan KAP big four dan nilai 0 untuk KAP non big four
TENURE : Masa kerja, lamanya hubungan auditor-auditee sebelum auditor berpindah E
: error
54
E. Operasional Variabel Penelitian Data dalam penelitian ini dapat dikelompokan ke dalam dua variabel yaitu: 1. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil integritas laporan keuangan (Y) sebagai komponen variabel terikat. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan
informasi
yang
benar
dan
jujur
(Mayangsari.
2003:1257). Dalam penyajian laporan keuangan tidak ada yg ditutuptutupi atau disembunyikan, jadi dapat mengetahui keadaan perusahaan saat itu. Dalam penelitian ini integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan
konservatisme.
Alasan
untuk
menggunakan
konservatisme sebagai proxy integritas laporan keuangan adalah konservatisme identik dengan laporan keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate sehingga laporan keuangan yang dihasilkan akan lebih reliable, memenuhi kriteria karakteristik kualitatif informasi akuntansi sesuai dengan ketentuan SFAC No.2. Konservatisme dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu (1) konservatif dan (0) optimis. Pengukuran konservatisme dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan asumsi. Asumsi yang dikemukakan antara lain : 55
a) Perusahaan yang menggunakan metode persediaan rata-rata akan lebih konservatif dibandingkan dengan yang menggunakan metode FIFO. b) Perusahaan yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun relatif lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang menggunakan metode garis lurus. c) Perusahaan yang menggunakan metode amortisasi saldo menurun relative lebih konservatif dibanding dengan perusahaan yang menggunakan metode garis lurus. d) Perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai biaya pada tahun berjalan akan cenderung lebih konservatif dibanding perusahaan yang mengakui biaya riset sebagai aktiva. Dari keempat asumsi diatas dapat disimpulkan, jika perusahaan memenuhi empat, tiga, atau dua asumsi diatas, maka perusahaan tersebut digolongkan konservatif (1). Jika perusahaan hanya memenuhi satu atau tidak memenuhi satu pun dari asumsi di atas maka perusahaan tersebut digolongkan optimis (0).
2. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik itu secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel terikat maka variabel bebas juga harus hadir, dan di setiap unit kenaikan
56
dalam variabel bebas maka akan terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat. a. Mekanisme Corporate Governance Pengertian corporate governance adalah : “The roles of shareholders, directors and other managers in corporate decision making.” Menurut (Griffin dalam Susiana dan Herawaty, 2007:7). Variabel ini merupakan variabel yang tidak diukur secara mandiri tetapi diukur dengan menggunakan empat dimensi variabel, yaitu : 1. Kepemilikan Institusional Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun dan investment banking. Investor institusional dianggap sophisticated investors yang tidak mudah „dibodohi‟ oleh tindakan manajer. (Guna dan Herawati, 2010:5). 2. Kepemilikan Manajerial Diukur dengan persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusanaan (komisaris dan direksi). Persentase saham yang dimiliki oleh manajemen termasuk didalamnya persentase saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun dimiliki oleh anak cabang perusahaan
bersangkutan
beserta
afiliasinya.
(Susiana
dan
Herawaty, 2007).
57
3. Komite Audit Komite audit menurut Kep. 29/PM/2004 merupakan komite yang dibentuk
oleh
dewan
komisaris
untuk
melakukan
tugas
pengawasan dalam pengelolaan perusahaan. Komite audit ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan memiliki komite audit dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki komite audit (Susiana dan Herawaty, 2007). 4. Komisaris Independen Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata semi kepentingan perusahaan (KNKG, 2004 dalam Guna dan Herawaty, 2010:6). Komisaris independen ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dan diberi nilai 1 jika perusahaan mempunyai komisaris independen dan nilai 0 jika perusahaan tidak memiliki komisaris independen (Susiana dan Herawaty, 2007:13). 5. Kualitas Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar dianggap sebagai penyedia kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis mereka. Kualitas Kantor Akuntan Publik dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan 58
Publik Big four dan Kantor Akuntan Publik non Big four. Variabel ukuran menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien diaudit oleh KAP big four diberi nilai 1 tetapi jika perusahaan diaudit KAP non big four maka diberi nilai 0. Berikut adalah KAP
yang termasuk dalam KAP Big four di
Indonesia: 1. Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte). 2. Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst & Young (EY). 3. Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). 4. Tanudiredja,
Wibisana
&
Rekan
berafiliasi
dengan
Pricewaterhouse (PwC). 6. Audit Tenure Audit tenure diartikan sebagai periode keterikatan antara kantor akuntan publik dengan klien. Untuk mengukur variabel periode keterikatan kantor akuntan publik dengan klien, dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah (Astria dan Ardiyanto, 2011).
59
Tabel 3.1 Operasional Variabel No.
Variabel
1.
X1 Kepemilikan Instutusional (INST) X2 Kepemilikan Manajerial (MANJ) X3 Komite Audit (KAUD) X4 Komisaris Independen (KIND) X5 Kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP) X6 Audit Tenure (TENURE) Y Integritas Laporan Keuangan (KONSR)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Variabel Independen
Indikator Persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh lembaga keuangan
Skala Pengukuran Rasio
Independen
Persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
Rasio
Independen
Variabel dummy, keberadaan komite audit dalam perusahaan
Nominal
Independen
Variabel dummy, keberadaan komisaris independen dalam perusahaan
Nominal
Independen
Variabel dummy, Kantor Akuntan Publik Big Four atau Kantor Akuntan Publik non Big Four
Nominal
Independen
Lamanya Kantor Akuntan Publik bekerja pada klien.
Rasio
Dependen
Variabel dummy, bersifat konservatif atau optimis
Nominal
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian menggunakan populasi perusahaan-perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 20062011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Industri dalam bidang manufaktur dipilih dalam penelitian ini karena memiliki jumlah perusahaan yang paling banyak listing daripada industri lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs resminya www.idx.co.id diperoleh total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2011 sebanyak 131 perusahaan. Dari jumlah tersebut, hanya sebanyak 18 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah diterapkan. Berikut adalah ringkasan perolehan sampel penelitian: Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian No Keterangan Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI dari 1 tahun 2006-2011 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan 2 keuangan di BEI tahun 2006-2011 Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data 3 Perusahaan yang menjadi sampel selama periode tahun 4 2006-2011 Tahun pengamatan Jumlah sampel selama periode penelitian Sumber: Data diolah
Jumlah 131 44 69 18 6 108 61
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2011 berjumlah 131 perusahaan. Dari jumlah 131 perusahaan tersebut, terdapat 44 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangannya di BEI dan 69 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data. Jumlah sampel dalam penelitiaan ini adalah sejumlah 18 perusahaan, jumlah ini didapat karena untuk mengukur integritas laporan keuangan diperlukan adanya biaya riset dan pengembangan, namun hanya beberapa perusahaan saja yang menyantumkan biaya riset dan pengembangan tersebut. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak terdiri dari tiga sektor perusahaan, yaitu: 1. Basic Industry and Chemicals
2. Miscellaneous industry
3.
Consumer goods industry. Adapun daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut: Tabel 4.2 Daftar Nama Perusahaan No Nama Perusahaan 1 Champion Pacific Indonesia Tbk 2 Indofarma (Persero) Tbk 3 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 5 Kimia Farma (Persero) Tbk 6 Kalbe Farma Tbk 7 Lion Metal Works Tbk 8 Merck Tbk 9 Mustika Ratu Tbk 10 Pyridam Farma Tbk 11 Ricky Putra Globalindo Tbk 12 Bentoel Internasional Investama Tbk 13 Holcim Indonesia Tbk 14 Semen Gresik Tbk Bersambung pada halaman selanjutnya
Kode IGAR INAF INDF JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR
62
Tabel 4.2 (Lanjutan) No Nama Perusahaan 15 Indo Acidatama Tbk 16 Siantar Top Tbk 17 Ultra Jaya Tbk 18 Unilever Indonesia Tbk Sumber: www.idx.co.id
Kode SRSN STTP ULTJ UNVR
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan logistic regression, karena variabel dependennya berupa variabel dummy (non-metrik) dan variabel independennya berupa gabungan antara variabel metrik dan non-metrik sehingga tidak perlu lagi menggunakan uji normalitas dan uji asumsi klasik (Ghozali, 2011:333).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, komisaris independen, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen yaitu integritas laporan keuangan yang diukur dengan konservatisme. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3.
63
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
INST
108
0
90
20.30
31.533
MANJ
108
0
100
32.95
35.166
KAUD
108
0
1
.46
.501
KIND
108
0
1
.77
.424
KAP
108
0
1
.39
.490
TENURE
108
1
6
2.86
1.626
ILK
108
0
1
.84
.366
Valid N (listwise)
108
Sumber: Data Diolah Tabel 4.3 Menunjukan statistik deskriptif untuk variabel independen dan variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap Kepemilikan Institusional (INST) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 90 dengan rata-rata sebesar 20.30 dan standar deviasi 31.533. Pada variabel Kepemilikan Manajerial (MANJ) menunjukkan nilai minimum 0, nilai maksimum 100 dengan rata-rata sebesar 32.95 dan standar deviasi sebesar 35.166. Variabel Komite Audit (KAUD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.46 dan standar deviasi sebesar 0.501.
Untuk
variabel Komisaris Independen (KIND) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.77 dan standar deviasi 0.424. Pada variabel Kualitas KAP (KAP) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.39 dan standar deviasi sebesar 0.490. Variabel Audit Tenure (TENURE) menunjukkan nilai 64
minimum sebesar 1, nilai maksimum sebesar 6 dengan rata-rata sebesar 2.86 dan standar deviasi sebesar 1.626. Sedangkan variabel Integritas laporan keuangan yang diukur dengan konservatisme (KONSR) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0.84 dan standar deviasi sebesar 0.366.
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Karena variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dummy (konservatif atau optimis), maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapan dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011:333): a) Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood(-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number=1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 94.035. Setelah dimasukkan variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 68,217. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
65
Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model
a,b,c,d
Iteration History Iteration
Step 1
-2
Log Coefficients
likelihood
Constant
INST
MANJ
KAUD
KIND
KAP
TENURE
1
83.752
.667
.000
.011
.336
.059
.657
-.038
2
74.119
.509
.004
.024
.740
-.149
1.343
-.075
3
69.753
.372
.008
.042
1.182
-.599
2.106
-.109
4
68.365
.225
.012
.058
1.550
-.909
2.758
-.135
5
68.219
.131
.013
.066
1.707
-.988
3.024
-.145
6
68.217
.118
.013
.067
1.726
-.995
3.056
-.147
7
68.217
.118
.013
.067
1.727
-.995
3.056
-.147
Initial -2 Log Likelihood: 94.035
Sumber: Output SPSS
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R. Squuare. Nilai Nagelkerke R. Square adalah 0,366 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 36,6 % sedangkan sisanya 63,4 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti independensi, manajemen laba, leverage, ukuran perusahaan, dan ROA. Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summary Step
1
-2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke
68.217
a
Square
Square
.213
.366
R
66
b. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-Square sebesar 6,439 dengan signifikansi (p) sebesar 0,598. Berdasarkan hal tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Tabel 4.6 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
df
Sig.
1
6.439
8
.598
c. Hasil Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara varabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil tabel 4.7 Menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8 maka tidak ada gejala multikolinieritas yang serius antar variabel bebas (Arezo et al., 2011:164).
67
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Correlation Matrix
Step 1
Constant
INST
MANJ
KAUD
KIND
KAP
TENURE
Constant
1.000
-.592
-.377
-.522
-.465
-.226
-.366
INST
-.592
1.000
.579
.590
-.036
.301
-.136
MANJ
-.377
.579
1.000
.630
-.290
.369
-.213
KAUD
-.522
.590
.630
1.000
-.158
.370
-.185
KIND
-.465
-.036
-.290
-.158
1.000
-.221
.059
KAP
-.226
.301
.369
.370
-.221
1.000
-.080
TENURE
-.366
-.136
-.213
-.185
.059
-.080
1.000
Sumber: Output SPSS d. Hasil Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan keuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi apakah perusahaan menggunakan prinsip konservatif atau optimis. Tabel 4.8 Matriks Klasifikasi Classification Table
a
Observed
Predicted KONSR
Percentage
0
1
Correct
0
5
12
29.4
1
2
89
97.8
KONSR Step 1
Overall Percentage
87.0
Sumber: Output SPSS
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi perusahaan menggunakan prinsip konservatif adalah sebesar 97,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat 68
sebanyak 89 perusahaan (97,8%) yang diprediksi akan menggunakan prinsip konservatif dari total 91 perusahaan yang menggunakan prinsip konservatif. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak menggunakan prinsip konservatif (optimis) adalah sebesar 29.4%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 5 perusahaan (29,4%) yang diprediksi tidak akan menggunakan prinsip konservatif (optimis) dari total 17 perusahaan yang tidak menggunakan prinsip konservatif (optimis), (Ghozali, 2011:342).
e. Hasil Uji Regresi Logistik Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Step 1
a
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Ket
INST
.013
.011
1.424
1
.233
Tidak Signifikan
MANJ
.067
.026
6.733
1
.009
Signifikan
KAUD
1.727
.846
4.170
1
.041
Signifikan
KIND
-.995
.805
1.528
1
.216
Tidak Signifikan
KAP
3.056
1.215
6.331
1
.012
Signifikan
TENURE
-.147
.194
.574
1
.449
Tidak Signifikan
Constant
.118
1.103
.011
1
.915
-
Sumber: output SPPS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut ini: KONSR = 0,118 + 0.013 INST + 0.067 MANJ + 1,727 KAUD - 0,995 KIND + 3.065 KAP – 0,147 TENURE
69
C. Pembahasan Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam enam bagian. Bagian pertama membahas pengaruh kepemilikan institusional terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H1). Bagian kedua membahas pengaruh kepemilikan manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh komite audit terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H3). Bagian keempat membahas pengaruh komisaris independen terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H4). Bagian kelima membahas pengaruh kualitas KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H5). Bagian keenam membahas pengaruh audit tenure terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan konservatisme (H6).
1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme Variabel kepemilikan institusional (INST) menunjukkan koefisien positif sebesar 0,013 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,233 lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-1 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan yang diukur dengan konservatisme. Hal ini 70
menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh istitusi keuangan dalam sebuah perusahaan tidak bisa menjadikan sebuah laporan keuangan menjadi konservatif. Hal ini dapat terjadi karena saham yang dimiliki oleh pihak institusi seperti perusahaan perbankan dan lembaga keuangan mempunyai persentase yang cukup besar, sehingga mereka mempunyai hak
untuk
mengatur
dalam
penyusunan
laporan
keuangan
dan
menyebabkan pihak mereka melakukan tindakan manipulasi terhadap laba perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pandangan yang menyatakan bahwa pihak institusional adalah pihak yang lebih memfokuskan pada current earnings (Porter, 1992 dalam Pranata dan Mas‟ud, 2003:179). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cornet et al. (2006) dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor, sehingga mereka akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba. Hal ini dapat terjadi karena adanya pihak institusi keuangan tidak melakukan tugas sebagaimana mestinya, sehingga laporan keuangan tidak menjadi konservatif. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ujiyantho dan Pramuka (2007) tetapi tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) dan Mayangsari (2003).
71
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme. Variabel Kepemilikan Manajerial (MANJ) memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,67 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,009, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hiotesis ke-2 berhasil didukung. Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yag positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hamonangan dan Mas‟ud (2006) serta Ujiyantho dan Pramuka (2007). Meskipun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari Guna dan Herawaty (2010). Hasil penelitian ini seuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan, maka manajemen akan cenderung untuk berusaha untuk meningkatkan kerjanya (Hamonangan dan Mas‟ud, 2006:4). Hal ini menunjukkan bahwa besarnya saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dapat membuat laporan keuangan menjadi konservatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya pihak manajemen termasuk di dalamnya anak perusahaan, membuat mereka merasa bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan dengan baik dengan tidak memanipulasi laba. Adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengurangi masalah keagenan dengan manajer dan menyelaraskan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, serta menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang 72
diambil oleh pihak manajemen dalam perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan, maka manajemen cenderung giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri.
3. Pengaruh Komite Audit (KAUD) terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme (KONSR) Variabel KAUD menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,727 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,041, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5 % maka hipotesis ke3 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jama‟an (2008) yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Utama (2005) dan Fitriasari (2007). Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan membuat integritas laporan keuangan semakin tinggi atau bersifat konservatif. Komite audit menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu memonitor dan mengawasi audit dari laporan keuangan dan memastikan agar laporan keuangan sudah konsisten dan sesuai dengan standar. Komite audit juga memantau agar pihak manajemen tidak melakukan upaya manajemen laba. 73
Hasil penelitian ini sejalan dengan Keputusan Ketua BAPEPAM, Keputusan Menteri BUMN, dan UU BUMN yang menyatakan bahwa pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan, dimana komite audit merupakan salah satu komite yang memiliki peranan penting dalam corporate governance.
4. Pengaruh Komisaris Independen (KIND) terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme (KONSR) Variabel KIND meninjukkan koefisien regresi negatif sebesar -0,995 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,216, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ujiyantho (2007) yang menyatakan pengaruh yang signifikan antara komisaris independen dengan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini dapat terjadi jika keberadaan komisaris independen hanya untuk memenuhi ketentuan formal saja. Pengangkatan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) di dalam perusahaan (Siregar dan Utama, 2005: 9). Hal ini tidak sesuai dengan fungsi komisaris independen yang sebenarnya, yaitu menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan. 74
Komisaris
independen
bertujuan
untuk
menyeimbangkan
dalam
pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa komisaris independen berfungsi untuk mengawasi dan melindungi pihak-pihak luar manajemen perusahaan dan menjadi penengah dalam perselisihan yang terjadi antara para manajer dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen.
5. Pengaruh Kualitas KAP (KAP) terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme (KONSR) Variabel KAP menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 3,056 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,012, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5% maka hipotesis ke-5 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kualitas kap berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jama‟an (2008) dan Guna dan Herawaty (2010), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susiana dan Herawati (2007). Penelitian kali ini menilai kualitas auditor berdasarkan pengelompokkan auditor big four dengan non big four, dikarenakan salah satu Kantor akuntan public big five yaitu Arthur Andersen telah dinyatakan collapsed. Kantor Akuntan Publik yang besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari
75
hal-hal yang dapat merusak reputasinya dibandingkan dengan kantor akuntan publik yang lebih kecil (Jamaan, 2008:17).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik big four dapat membuat laporan keuangan perusahaan tersebut menjadi konservatif, selain itu penelitian ini membuktikan bahwa kantor akuntan publik yang kompeten dalam hal ini yaitu kantor akuntan publik big four memiliki sikap professional yang baik dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini dapat terjadi karena Kantor Akuntan Publik big four tentu saja tidak akan mau untuk merusak reputasi yang telah terpercaya oleh
publik
dengan
cara
melaksanakan
tugasnya
dengan
baik,
dibandingkan degan Kantor Akuntan Publik non big four. Selain itu, peran auditor sebagai pihak independen yang dapat meminimalisir tindakan manajemen laba dengan memberikan kepastian terhadap angka-angka akuntansi yang dilaporkan oleh manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan tujuan audit yang dikemukakan oleh Mayangsari (2003) bahwa tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberi kepastian mengenai integritas dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Kepastian mengenai relevansi dan keandalan laporan keuangan perusahaan sangat diperlukan untuk membantu pihak eksternal dalam mengambil keputusan bisnis.
76
6. Pengaruh Audit Tenure (TENURE) terhadap Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konseratisme (KONSR). Variabel TENURE menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,147 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,449, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-6 tidak berhasil didukung dan dapat disimpulkan bahwa audit tenure tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakuka oleh Guna dan Herawaty (2010), Hadinigsih (2010) serta Astria dan Ardiyanto (2011), namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khanifah (2007) dan Yonatan (2012) yang menyatakan bahwa semakin lama masa penugasan kantor akuntan publik, maka tingkat manajemen laba semakin rendah karena meningkatkan pengetahuan spesifik auditor, sehingga dapat menurunkan tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen di dalam perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan menteri keuangan yang membatasi hubungan kerja antara kantor akuntan publik sengan klien pada rentang waktu 3 sampai 6 tahun. Dimana semakin lama masa kerja antara kantor akuntan publik dengan klien maka semakin rendah integritas laporan keuangannya, karena menurunkan independensi kantor akuntan publik itu sendiri. Karena tidak ada pengaruh yang signifikan dari audit tenure mengartikan bahwa integritas laporan keuangan tidak terganggu 77
dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor dengan kliennya, selain itu audit tenure yang mengindikasikan independensi kantor akuntan publik terhadap integritas laporan keuangan berarti bahwa audit tenure bukan dasar penyajian laporan keuangan agar menjadi tidak konservatif. Hal ini dengan pertimbangan bahwa perubahan dari akuntansi yang konservatif menjadi optimis akan dihindari oleh perusahaan untuk mengurangi kecurigaan investor atau pengguna laporan keuangan lainnya (Astria dan Ardiyanto, 2011:27).
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen), kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel yaitu 108 perusahaan untuk periode 2006-2011 dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap permasalahan
dengan
melakukan
analisis
regresi
logistik,
diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sylvia dan Siddharta (2005) serta Ujiyantho dan Pramuka(2007). 2. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamonangan dan Mas‟ud (2006) serta Ujiyantho dan Pramuka (2007).
79
3. Komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamaan (2008) serta Oktadella dan Zulaikha (2011). 4. Komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung peneltian yang dilakukan oleh Gideon (2005) dan Jamaan (2008). 5. Kualitas kantor akuntan publik berpengaruh possitif signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010) dan Jamaan (2008). 6. Audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khanifah (2007) dan Yonatan (2012).
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang mekanisme corporate governance yang mempengaruhi integritas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi bagi beberapa pihak yang terkait, yaitu: 1. Perusahaan, dengan mengetahui adanya pengaruh yang signifikan kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap integritas laporan keuangan, maka jika perusahaan mempunyai saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dan keberadaan komite audit maka dapat membuat 80
integritas laporan keuangan semakin tinggi. Integritas laporan keuangan yang tinggi, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan perusahaan. 2. Investor, jika ingin melakukan pertimbangan dalam keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan corporate governance, hendaknya
tidak
hanya
melihat
laba
dalam
perusahaan
yang
menguntungkan, tetapi juga memperhatikan integritas laporan keuangan perusahaan tersebut. 3. Pemerintah atau Bapepam, hendaknya mengawasi dan menanggulangi tindak kecurangan (fraud) dan menetapkan suatu regulasi tentang integritas laporan keuangaan perusahaan agar kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan bisa dilihat dari integritasnya. 4. Kantor Akuntan Publik, untuk pihak KAP agar lebih melakukan tugasnya secara professional dan menjaga independensinya dalam mengaudit, sehingga pihak-pihak yang lain khususnya bagi pihak investor agar dapat member keyakinan terhadap integritas laporan keuangan dan menjaga kualitas dari suatu kantor akuntan publik, tidak hanya kantor akuntan publik big four tetapi juga kantor akuntan publik non big four.
81
C. Saran Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel penelitian yang tidak hanya dari industri manufaktur saja, tetapi juga mencakup industri lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar dapat mencerminkan hasil temuan. b. Disarankan untuk menambah variabel dalam mekanisme corporate governance yang lain diantaranya yaitu, komposisi dewan direksi, auditor internal dan kepemilikan terkonsentrasi. c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang
diduga
mempengaruhi
integritas
laporan
keuangan
seperti
independensi, leverage, ukuran perusahaan dan ROA.
82
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2005. Hubungan antara Corporate Governance dan Variabel Pengurang Masalah Agensi. Jurnal Siasat Bisnis , Vol.1 No.10, pp.39-55. Astria, Tia. 2011. “Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Jurnal Universitas Diponegoro, Semarang. Basu, S. 1997. “The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of Earnings”. Journal of Accounting and Economics. Dewanti dan Zulaikha. 2011. “Analisis Corporate governance terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Jurnal Universitas Diponegoro Semarang. GarcÌa Lara, J., B. Garcia Osma, and F. Penalva. 2007. “Accounting conservatism and corporate governance”. Review of Accounting Studies. Spain. Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Menggunakan Program SPSS”. Univertitas Diponegoro, Semarang. Gideon SB Boediono. 2005. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Giri, Efraim Ferdinan. 2010.“Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Di Indonesia”. Simposioun Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Hadiningsih, Pancawati. 2010. “Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan.” Kajian akuntansi, Pebruari 2010, Hal 61-76. Ibrani, Ewing Yuvisa, Abdul Rohman dan Rr Sri Handayani. 2009. “Pengaruh Identifikasi Auditor atas Klien Terhadap Objektivitas Auditor dengan Auditor Tenur, Client Importance dan Client Image sebagai Variabel anteseden”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. “Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 Oktober 2004.” Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Jamaan. 2008. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan: Studi Kasus Perusahaan Publik yang Listing di BEJ”. Universitas Diponegoro, Semarang. 83
Jensen, Michael C. Dan W.H. McKling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure:. Journal of Financial Economics. Khanifah. 2007. “Pengaruh Masa Penugasan Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan Manajemen, dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Kualitas Laba”. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. Khaled Aljifri. 2007. “The Impact of Corporate Governance Mechanisms on the Performance of UAE Firms: An Empirical Analysis”. Journal of Economic & Administrative Sciences. Komite Nasional Kebijakan Governance, (2004). Pedoman ; Tentang KomisarisIndependen. http://www.governance-indonesia.or.id/main.htm. Mayangsari, Sekar. 2003. “Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Midiastuty P.P dan Machfoedz, Mas‟ud. 2003. “Analisa Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”. Makalah Simposium Nasional Akntansi VI. Surabaya. Siallagan, Hamonangan dan Machfoedz, Mas‟ud. 2006. “Mekanisme Corporate Fovernance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang Susiana dan Arleen Herawaty. 2007. “Analisa Pengaruh Indepedensi, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar. 26-28 Juli 2007. Tarjo. 2002. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik Indonesia. Tesis S2 Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. Ujiyantho, Muh Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Veronica, Sylvia, dan Sidharta Utama. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.
84
Widya. 2005. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif“. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. Wuchun Chi, Chiawen Liu dan Taychang Wang. 2007. “What Affects Accounting Conservatism: A Corporate Governance Perspective”. Journal Department of Accounting, National Taiwan University. Taiwan. www.tempo.co/read/news/2002/11/04/05633339/Bapepam-Kasus-Kimia-FarmaMerupakan-Tindak-Pidana
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
86
LAMPIRAN 1 Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel
No
Nama Perusahaan
Kode Emiten
1 2
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk
IGAR INAF
3 4
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
INDF JKSW
5 6
Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk
KAEF KLBF
7 8
Lion Metal Works Tbk Merck Tbk
LION MERK
9 10 11 12
Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk
MRAT PYFA RICY RMBA
13 14 15 16
Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk
SMCB SMGR SRSN STTP
17 Ultra Jaya Tbk 18 Unilever Indonesia Tbk Sumber: www.idx.co.id
ULTJ UNVR
87
LAMPIRAN 2 DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik
Tahun 2006 Kualitas Kantor Kepemilikan Kepemilikan Komite Komisaris Akuntan Institusional Manajerial Audit Independen Publik 0 0 1 0 0 80.66 0.02 0 0 0 0 65.14 0 0 1 0 1.33 1 1 0 90.03 0.39 1 1 0 8.64 0 0 1 1 0 57.88 0 1 0 0 74 0 1 1 80.48 0 0 1 0 0 76.93 0 1 0 23.71 15.46 0 1 0 0 0 1 1 1 0 78.23 1 0 1 51.01 0 0 1 1 13.61 0.09 1 1 0 5.71 66.9 0 1 0 0 27.9 0 1 0 0 85 0 0 1 Mekanisme Corporate Governance
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
88
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik
Tahun 2007 Kualitas Kantor Komisaris Akuntan Independen Publik 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
Mekanisme Corporate Governance No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
Kepemilikan Kepemilikan Institusional Manajerial
0 80.66 0 0 90.03 8.76 0 0 80.48 0 5.2 9.66 0 51.01 6.99 0 27.68 0
0 0.02 65.14 1.33 0.27 0 57.88 74 0 76.93 15.46 0 78.23 0 0.05 66.89 30.37 85
Komite Audit
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
89
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik
Tahun 2008 Kualitas Kantor Komisaris Akuntan Independen Publik 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
Mekanisme Corporate Governance No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
Kepemilikan Kepemilikan Institusional Manajerial
0 80.66 0 0 90.03 9.13 0 0 80.48 0 0 51.93 0 51.59 11.89 0 15.92 0
0 0.02 65.14 1.33 0.27 0 57.88 74 0 76.93 15.46 0 78.23 0 0 56.78 32.73 85
Komite Audit
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
90
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik
Tahun 2009 Kualitas Kantor Komisaris Akuntan Independen Publik 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
Mekanisme Corporate Governance No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
Kepemilikan Kepemilikan Institusional Manajerial
0 80.66 0 0 90.03 9.49 0 0 80.48 0 0 0 0 51.01 19.91 0 25.42 0
0 0.02 51 1.33 0.27 0 57.93 74 0.03 76.93 15.46 99.74 78.23 0 0 64.16 39.37 85
Komite Audit
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
91
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik
Tahun 2010 Kualitas Kantor Komisaris Akuntan Independen Publik 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
Mekanisme Corporate Governance No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
Kepemilikan Kepemilikan Institusional Manajerial
0 80.66 0 0 90.03 9.49 0 0 80.48 0 0 0 0 51.01 20.94 0 25.22 0
0 0.02 51 1.33 0 0 57.93 74 0.03 76.93 15.46 99.14 80.65 0 0 61 39.37 85
Komite Audit
1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
92
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Komisaris Independen, Kualitas Kantor Akuntan Publik
Tahun 2011 Kualitas Kantor Komisaris Akuntan Independen Publik 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
Mekanisme Corporate Governance No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
Kepemilikan Kepemilikan Institusional Manajerial
0 80.66 0 0 90.03 9.49 0 0 80.48 0 0 13.41 0 51.01 20.94 0 25.22 0
0 0 51 1.33 0 0 57.93 74 0 76.93 15.46 85.55 80.65 0 0 61 39.37 85
Komite Audit
1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
93
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Audit Tenure
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kode
Kantor Akuntan Publik 2006
INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Hadori & Rekan Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) S. Manan, Sofwan, Adnan & Rekan (Integra International) Rama Wendra (Parker Randall) Purwantoto, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Siddharta, Siddharta & Widjaja Kosasih & Nurdiyaman Tanubrata Sutanto Sibarani Hendrawinata, Gani & Hidayat Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young) Haryanto Sahari & Rekan Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Adi Jimmy Arthawan Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih
2007 Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Hadori & Rekan Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) S. Manan, Sofwan, Adnan & Rekan (Integra International) Rama Wendra (Parker Randall) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Siddharta, Siddharta & Widjaja Kosasih & Nurdiyaman Tanubrata Sutanto Sibarani Hendrawinata, Gani & Hidayat Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Adi Jimmy Arthawan Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih
UNVR
Haryanto Sahari & Rekan
Haryanto Sahari & Rekan
IGAR
94
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Audit Tenure
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
Kantor Akuntan Publik 2008 Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Hadori & Rekan Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Rama Wendra (Parker Randall) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Kosasih & Nurdiyaman (SC International) Siddharta, Siddharta & Widjaja Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Adi Jimmy Arthawan Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Haryanto Sahari & Rekan
2009 Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Husni, Mucharam & Rasidi Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Rama Wendra (Parker Randall) Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Siddharta, Siddharta & Widjaja Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young) Purwantono, Sarwoko, Sandjaja (Ernst &Young) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih Tanudireja, Wibisana & Rekan
95
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Audit Tenure
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
Kantor Akuntan Publik 2010 Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Husni, Mucharam & Rasidi Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry Hendrawinata Gani & Hidayat Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Siddharta, Siddharta & Widjaja Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih
2011 Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Husni, Mucharam & Rasidi Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young) Muhammad Sofwan & Rekan Hendrawinata, Eddy & Siddharta Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Siddharta, Siddharta & Widjaja Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan Joachim Sulistyo & Rekan Tanudiredja, Wibisana & Rekan Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman & Surja (Ernst & Young) Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar (RSM) Hadori Sugiarto Adi & Rekan Koesbandijah Beddy Samsi & Setiasih
96
LAMPIRAN 3 DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme
Tahun 2006 No
Nama Perusahaan
Kode
KONSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Merck Tbk Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Tbk Unilever Indonesia Tbk
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
UNVR
1
97
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme
Tahun 2007 No
Nama Perusahaan
Kode
KONSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Merck Tbk Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Tbk Unilever Indonesia Tbk
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
UNVR
1
98
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme
Tahun 2008 No
Nama Perusahaan
Kode
KONSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Merck Tbk Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Tbk Unilever Indonesia Tbk
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
UNVR
1
99
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme
Tahun 2009 No
Nama Perusahaan
Kode
KONSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Merck Tbk Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Tbk Unilever Indonesia Tbk
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
UNVR
1
100
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme
Tahun 2010 No
Nama Perusahaan
Kode
KONSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Merck Tbk Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Tbk Unilever Indonesia Tbk
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
UNVR
1
101
DAFTAR HASIL PENGUMPULAN DATA (POOLED DATA) Variabel Integritas Laporan Keuangan yang diukur dengan Konservatisme
Tahun 2011 No
Nama Perusahaan
Kode
KONSR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Champion Pacific Indonesia Tbk Indofarma (Persero) Tbk Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Tbk Kimia Farma (Persero) Tbk Kalbe Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Merck Tbk Mustika Ratu Tbk Pyridam Farma Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Bentoel Internasional Investama Tbk Holcim Indonesia Tbk Semen Gresik Tbk Indo Acidatama Tbk Siantar Top Tbk Ultra Jaya Tbk Unilever Indonesia Tbk
IGAR INAF INTP JKSW KAEF KLBF LION MERK MRAT PYFA RICY RMBA SMCB SMGR SRSN STTP ULTJ UNVR
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
102
LAMPIRAN 4 OUTPUT HASIL PENGUJIAN DATA
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N INST MANJ KAUD KIND KAP TENURE ILK
108 108 108 108 108 108 108
Valid N (listwise)
108
Minimum 0 0 0 0 0 1 0
Maximum 90 100 1 1 1 6 1
Mean 20.30 32.95 .46 .77 .39 2.86 .84
Std. Deviation 31.533 35.166 .501 .424 .490 1.626 .366
103
Menilai Keseluruhan Model
a,b,c,d
Iteration History Iteration
Step 1
-2 Log
Coefficients
likelihood
Constant
1
83.752
.667
.000
.011
.336
.059
.657
-.038
2
74.119
.509
.004
.024
.740
-.149
1.343
-.075
3
69.753
.372
.008
.042
1.182
-.599
2.106
-.109
4
68.365
.225
.012
.058
1.550
-.909
2.758
-.135
5
68.219
.131
.013
.066
1.707
-.988
3.024
-.145
6
68.217
.118
.013
.067
1.726
-.995
3.056
-.147
7
68.217
.118
.013
.067
1.727
-.995
3.056
-.147
INST
MANJ
KAUD
KIND
KAP
TENURE
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 94.035 d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
Koefisien Determinasi Model Summary Step
1
-2 Log likelihood
68.217
a
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square .213
.366
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
104
Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
df
Sig.
1
6.439
8
.598
Hasil Uji Multikolinieritas
Correlation Matrix
Step 1
Constant
INST
MANJ
KAUD
KIND
KAP
TENURE
Constant
1.000
-.592
-.377
-.522
-.465
-.226
-.366
INST
-.592
1.000
.579
.590
-.036
.301
-.136
MANJ
-.377
.579
1.000
.630
-.290
.369
-.213
KAUD
-.522
.590
.630
1.000
-.158
.370
-.185
KIND
-.465
-.036
-.290
-.158
1.000
-.221
.059
KAP
-.226
.301
.369
.370
-.221
1.000
-.080
TENURE
-.366
-.136
-.213
-.185
.059
-.080
1.000
105
Matriks Klasifikasi
Classification Table
a
Predicted Observed
ILK 0
Percentage Correct
1
0
5
12
29.4
1
2
89
97.8
ILK Step 1
Overall Percentage
87.0
a. The cut value is .500
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation B
Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
INST
.013
.011
1.424
1
.233
1.014
MANJ
.067
.026
6.733
1
.009
1.069
KAUD
1.727
.846
4.170
1
.041
5.622
KIND
-.995
.805
1.528
1
.216
.370
KAP
3.056
1.215
6.331
1
.012
21.251
TENURE
-.147
.194
.574
1
.449
.864
Constant
.118
1.103
.011
1
.915
1.125
a. Variable(s) entered on step 1: INST, MANJ, KAUD, KIND, KAP, TENURE.
106
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 40 + + I I I 1I F 1I R 1+ E 1I Q 1I U 1I E 1+ N 1I C 1I Y 1I
I 30 + I I I 20 + I I I 10 +
1+ I 1I I 1
1 1I I 1
1 1 1 1 1 11 11 1 1 111 1111I Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+--------+---------+---------+---------+---------Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 00000000000000000000000000000000000000000000000000111111111111111111 11111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - 0 1 - 1 Each Symbol Represents 2.5 Cases.
107