PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014
RANTIKA DEWI
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2016
Rantika Dewi NIM H24120009
ABSTRAK RANTIKA DEWI. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014. Dibimbing oleh Budi Purwanto. Praktik manajemen laba memiliki kecenderungan bersifat negatif. Hal ini belum meyakinkan sebelum mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan, terutama sub sektor perbankan. Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) mengidentifikasi perbankan yang diindikasikan menggunakan praktik manajemen laba, (2) menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perbankan, (3) menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap kinerja pasar perbankan, dan (4) menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap kinerja pasar perbankan. Data yang digunakan yaitu laporan tahunan perusahaan perbankan tahun 2013-2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Total sampel adalah 35 perusahaan. Untuk mengetahui indikasi manajemen laba digunakan Modified Jones Model. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar. Hasil juga menunjukkan bahwa kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan. Kata kunci: kinerja keuangan, kinerja pasar, manajemen laba
ABSTRACT RANTIKA DEWI. Influence of Earning Management on Performance Company in Banking Companies Listed in Indonesian Stock Exchange for The Period of 2014. Supervised by Budi Purwanto. Earning management has a tendency of negative perspective. This has not been proof before discover how earning management influence on the financial performance and market performance, especially the banking sub-sector. The purposes of this study were: (1) identifying earning management practices in the banking companies, (2) analyzing the influence of earnings management on the financial performance of banks, (3) analyzing the influence of earnings management on the market performance of banks, and (4) analyzing the influence of the financial performance on the market performance of banks. The data were the banking company's annual report in 2013-2014. The sampling technique of this study is purposive sampling technique. Total samples are 35 companies. Indication of earning management used Modified Jones Model. The study used multiple and simple regression linier method in analyzing the data. The results proof that the variable of earning management did not influence significantly toward financial performance and market performance. The financial performance influence significantly the market performance. Keywords: earnings management, financial performance, market performance
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2014
RANTIKA DEWI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
Judul Skripsi: Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014 Nama : Rantika Dewi NIM : H24120009
Disetujui oleh
Dr. Ir. Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2016 ini ialah Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Budi Purwanto, ME selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan dukungannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2016 Rantika Dewi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Laba Kinerja Perusahaan Hubungan Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Hubungan Manajemen Laba terhadap Kinerja Pasar Hubungan Kinerja Keuangan terhadap Kinerja Pasar METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Hipotesis Penelitian Metode dan Penentuan Ukuran Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Hasil Statistik Deskriptif Hasil Uji Asumsi Klasik Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Hasil Pengujian Model Regresi Linier Berganda Implikasi Manajerial SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vi vi vi 1 1 2 3 3 3 3 3 5 5 6 6 6 6 7 8 8 8 9 11 11 12 12 13 13 16 17 17 18 18 21 28
DAFTAR TABEL 1 Penentuan sampel perusahaan perbankan 2 Uji asumsi klasik 3 Hasil uji-t
9 11 14
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian
7
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Penelitian terdahulu Hasil output statistika deskriptif Hasil output uji multikolinearitas Hasil output uji heteroskedastisitas Hasil output uji normalitas Hasil output uji autokorelasi Hasil output pengujian model regresi linier berganda Hasil output pengujian model regresi linier sederhana
21 22 22 23 24 25 26 27
PENDAHULUAN Latar Belakang Earning Management (manajemen laba) adalah suatu tindakan mengatur laba sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama oleh manajemen perusahaan (Fahmi 2012). Dengan kata lain, praktik manajemen laba merupakan praktik rekayasa laporan keuangan melalui metode akuntansi dalam batasan yang diperbolehkan oleh prinsip-prinsip akuntansi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Lebih jauh lagi, manajemen laba dipandang sebagai upaya untuk mengintervensi laporan keuangan dengan mempermainkan dan mengutakatik angka-angka dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mempengaruhi stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan (Sulistyanto 2008). Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Salah satu aspek yang terdapat dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi. Informasi laba akan menjadi acuan bagi pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk periode selanjutnya. Setiap perusahaan tentunya mengharapkan laba positif atau setidaknya relatif konstan di setiap periodenya. Laba positif atau relatif konstan menunjukkan perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Kondisi seperti ini memicu perusahaan untuk membuat laporan laba rugi yang sebaik mungkin namun tidak melanggar aturan yang ditetapkan sehingga kondisi perusahaan tetap terlihat baik. Praktik semacam inilah yang dikenal dengan earning management atau manajemen laba. Praktik manajemen laba sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia. Tingginya tingkat persaingan menimbulkan suatu dorongan atau tekanan pada perusahaan untuk berlomba-lomba menunjukkan kualitas dan kinerja yang baik. Indonesia adalah negara yang paling tinggi tingkat manajemen labanya jika dibandingkan dengan negara anggota Association of South East Asia Nations (ASEAN) lainnya (Purnomo dan Pratiwi 2009). Sedangkan menurut laporan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), pada periode 2002-2003 terdapat 25 kasus pelanggaran pasar modal terkait praktik manajemen laba (Purnomo dan Pratiwi 2009). Tahun 2010, ada lima perusahaan yang dilaporkan ke Bapepam-LK karena pelanggaran laporan keuangan (Fahmi 2012). Pada tanggal 1 Januari 2012, International Financial Reporting Standard (IFRS) mulai berlaku di Indonesia dengan tujuan menekan praktik manajemen laba perusahaan di Indonesia. Berdasarkan penelitian Santy (2012) dan Handayani (2014) dalam Iranto (2014), hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi IFRS ternyata belum mampu menjamin adanya penurunan praktik manajemen laba. Di Indonesia, praktik manajemen laba sering terjadi pada perusahaan go publik sektor manufaktur, namun tidak menutup kemungkinan sektor lainnya juga melakukan praktik manajemen laba. Dorongan tindakan pihak manajemen melakukan manajemen laba adalah ingin memperlihatkan kepada pihak pemegang saham maupun calon investor perusahaan terkait prestasi kinerja perusahaan yang semakin lama semakin baik. Kinerja perusahaan pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu kinerja keuangan
2 dan kinerja pasar, dimana masing-masing kinerja memiliki indikator pengukuran tersendiri. Perusahaan beranggapan dengan melakukan manajemen laba maka kinerja perusahaannya akan terlihat baik didepan pemegang saham maupun calon investor. Padahal dengan melakukan manajemen laba berarti laporan keuangan yang diberikan tidak menunjukkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Sedangkan di pasar, terdapat tipe investor yang paham mengenai manajemen laba, namun juga ada yang tidak paham dengan manajemen laba. Pasar modal di Indonesia cenderung memberi respon positif terhadap laporan laba yang positif. Fakta ini tentu memberikan pandangan tersendiri bagi perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba. Terlebih lagi, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan fleksibilitas kepada manajemen perusahaan untuk memilih prosedur dan metode akuntansi untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda. Hal inilah yang juga mendorong perusahaan berani melakukan praktik manajemen laba namun dalam batas yang wajar dan legal. Terkait praktik manajemen laba, beberapa pihak menyebutkan bahwa praktik manajemen laba merupakan tindakan penipuan dan sangat tidak etis. Di sisi lain, beberapa pihak menganggap bahwa praktik manajemen laba adalah hal yang wajar selama itu masih sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dasar berdirinya sebuah perbankan adalah kepercayaan dari masyarakat sehingga diharapkan perbankan tidak melakukan praktik manajemen laba. Namun, sepertinya praktik manajemen laba merupakan sesuatu yang biasa dalam setiap pelaporan keuangan, termasuk perusahaan perbankan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang dilakukan Syahfandi (2012) yang berhasil mendeteksi bahwa 6 dari 9 bank umum syariah di Indonesia melakukan praktik manajemen laba. Salah satu faktor yang mendorong perbankan melakukan manajemen laba adalah regulasi perbankan, terutama terkait tingkat kesehatan Bank. Bank akan melakukan manajemen laba dalam upaya memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jadi, ketika Bank terus melakukan manajemen laba untuk menutupi kekurangan kinerja keuangannya akan berdampak pada pihak yang berkepentingan langsung jika pada akhirnya perbankan tersebut mengalami penurunan kinerja bahkan bangkrut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan. Selain itu, penelitian juga untuk menganalisis pengaruh manajemen laba baik terhadap kinerja keuangan maupun kinerja pasar perusahaan perbankan. Penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014. Perumusan Masalah Praktik manajemen laba memiliki kecenderungan bersifat negatif. Namun hal ini belum meyakinkan sebelum mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan, terutama sektor perbankan. Manajemen laba benar bersifat negatif jika ternyata dapat mempengaruhi kinerja keuangan dan pasar perusahaan perbankan. Hal ini karena manajemen laba merupakan tindakan merekayasa laporan keuangan sehingga kinerja yang dilaporkan memiliki kualitas yang rendah. Kinerja keuangan merupakan self claim manajemen terkait kondisi dan posisi perusahaan perbankan. Selain kinerja
3 keuangan, kinerja pasar juga berkaitan dengan praktik manajemen laba. Kinerja pasar suatu perusahaan dinyatakan oleh pasar untuk mengetahui kinerja dan prospek perusahaan perbankan. Perusahaan melakukan manajemen laba dengan harapan dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang baik terhadap stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) bagaimana praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan?, (2) apakah manajemen laba dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan?, (3) apakah manajemen laba dapat mempengaruhi kinerja pasar perusahaan?, (4) apakah kinerja keuangan perusahaan dapat mempengaruhi kinerja pasar perusahaan? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) mengidentifikasi perusahaan perbankan yang diindikasikan menggunakan praktik manajemen laba, (2) menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perbankan, (3) menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap kinerja pasar perbankan, (4) menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap kinerja pasar perbankan. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain: (1) bagi manajemen perusahaan, pemegang saham, dan investor, penelitian ini dapat memberikan referensi serta pengetahuan mengenai bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan sehingga membantu dalam pengambilan keputusan; dan (2) bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memberi manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama mengenai praktik manajemen laba serta hubungannya dengan kinerja perusahaan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang digunakan yaitu periode tahun 2014. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu manajemen laba yang diproksikan oleh discretionary accruals (DAC), kinerja keuangan perusahaan yang diwakilkan oleh return on asset (ROA), dan kinerja pasar perusahaan yang diwakilkan oleh expected return saham [E(R)].
TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Laba Manajemen laba dapat disebut juga sebagai kegiatan memanipulasi laporan keuangan, terutama angka yang paling bawah, yaitu laba (Subramanyam dan Wild 2010). Praktik manajemen laba timbul karena adanya perilaku oportunistik para manajer. Perilaku oportunistik adalah perilaku manajer untuk memperoleh
4 keuntungan dengan memakai metode akuntansi. Manajer yang rasional pasti akan memilih kebijakan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Salah satunya yaitu manajemen laba. Manajemen laba dapat terjadi baik secara legal maupun ilegal. Manajemen laba yang legal berarti manajemen laba yang memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi atau memilih metode akuntansi. Sedangkan manajemen laba ilegal yaitu dengan cara melaporkan transaksi pendapatan atau biaya secara fiktif dengan menambah atau mengurangi nilai transaksi (Purnomo dan Pratiwi 2009). Manajemen laba dapat dideteksi menggunakan beberapa model, antara lain The Healy Model, The DeAngelo Model, The Jones Model, The Modified Jones Model, dan The Industry Model. Kelima model ini merupakan model untuk mendeteksi manajemen laba yang berbasis aggregate accrual, dimana model ini diterima secara umum sebagai model yang memberikan hasil paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba (Sulistyanto 2008). Dari kelima model tersebut, model yang paling akurat untuk mendeteksi manajemen laba adalah The Modified Jones Model (Dechow, Sloan, dan Sweeny 1995). The Modified Jones Model menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba. Total akrual merupakan selisih antara laba dengan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total akrual seharusnya relatif sama dari tahun ke tahun, jika terjadi perubahan makanya dianggap tidak normal. Total akrual terdiri dari non-discretionary accruals (NDAC) dan discretionary accruals (DAC). Non Discretionary Accruals Non-discretionary accruals atau normal accruals merupakan bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan laporan keuangan. Aktivitas yang termasuk non-discretionary accruals pada umumnya merupakan perubahan metode akuntansi. Manajer dapat mengganti atau mengubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian banyak metode yang dapat dipilih dan diakui oleh Generally Accepted Accounting Principle (GAAP). Contoh akrual yang termasuk non-discretionary accruals, antara lain mengubah metode penilaian persediaan dari First In First Out (FIFO) ke Last In First Out (LIFO) atau sebaliknya, mengubah metode penyusutan aktiva dari metode garis lurus ke metode penyusutan saldo menurun atau sebaliknya. Discretionary Accruals Discretionary accruals atau abnormal accruals merupakan akrual yang tidak wajar atau bagian data akuntansi yang dimanipulasi. Akrual yang termasuk discretionary accruals, antara lain mengakui dan mencatat pendapatan lebih cepat satu periode atau lebih, mencatat pendapatan palsu, mengakui dan mencatat biaya lebih cepat atau lebih lambat, serta tidak mengungkapkan semua kewajiban. Indikasi manajemen laba dapat dilihat dari perhitungan discretionary accruals dengan ketentuan sebagai berikut: (1) discretionary accruals lebih dari nol (positif) maka perusahaan terindikasi melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba, (2) discretionary accruals kurang dari nol (negatif) maka perusahaan terindikasi melakukan manajemen laba dengan menurunkan laba, dan (3) discretionary accruals sama dengan nol maka perusahaan tidak melakukan manajemen laba.
5 Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan gambaran kondisi dari suatu perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat keberhasilan implementasi strategi bisnis dengan membandingkan hasil aktual dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan perusahaan. Kinerja perusahaan terbagi menjadi dua kategori, yaitu kinerja keuangan dan kinerja pasar. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merefleksikan kinerja fundamental suatu perusahaan. Dalam perbankan, kinerja keuangan lebih dikenal dengan Tingkat Kesehatan Bank. Analisis kinerja keuangan perusahaan perbankan yang terbaru diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP. Indikator kinerja keuangan perbankan berdasarkan surat edaran BI tersebut antara lain: Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning (Return on asset, Return on equity, Net interest margin, Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional), dan Capital (Capital adequacy ratio). Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan yaitu return on asset (ROA). Selain mewakili indikator Earning, alasan menggunakan return on asset (ROA) adalah karena Bank Indonesia (BI) lebih mementingkan penilaian besarnya return on asset (ROA). BI lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu Bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Dendawijaya 2005). Kinerja Pasar Kinerja pasar berhubungan dengan nilai perusahaan di pasar modal. Kinerja pasar suatu perusahaan mencerminkan seberapa baik prospek suatu perusahaan di mata investor. Kinerja pasar perusahaan memiliki beberapa indikator utama, antara lain tingkat pengembalian (return) saham, likuiditas saham, distribusi saham, dan kapitalisasi pasar. Dalam penelitian ini, indikator kinerja pasar yang digunakan yaitu tingkat pengembalian saham (return saham). Return saham dalam bentuk expected return saham dihitung menggunakan metode capital asset pricing model (CAPM). Metode ini dipilih karena memperhitungkan risiko sistematis saham sehingga perhitungan expected return saham lebih akurat (Fahmi 2014). Return saham memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Jogiyanto 2009 dalam Dewi 2013). Hubungan Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan self claim dari perusahaan terkait kinerja internal perusahaan. Perusahaan melakukan manajemen laba untuk menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Perusahaan berharap dengan melakukan manajemen laba maka akan meningkatkan kinerja keuangan yang dalam penelitian ini diproyeksikan oleh return on asset (ROA). Tetapi, peningkatan kinerja keuangan tersebut akan diikuti kualitas laba yang rendah jika terbukti melakukan manajemen laba. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi (2013) yang menunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan menjelang Initial Public Offrering (IPO) berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun tidak sejalan
6 dengan penelitian Muid (2007) dan Suprianto (2008) yang menyatakan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap ROA (kinerja keuangan). Hubungan Manajemen Laba terhadap Kinerja Pasar Praktik manajemen laba terjadi ketika manajemen perusahaan menginginkan perusahaannya dilihat baik oleh pemegang saham dan calon investor. Namun, perusahaan harus menyadari bahwa pasar tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Ada kemungkinan bahwa pasar itu mengetahui apakah perusahaan melakukan manajemen laba atau tidak. Ketika pasar modal berada dalam kondisi yang efisien, maka manajemen laba tidak akan memberikan pengaruh pada reaksi pasar. Hal ini sejalan dengan penelitian Solechan (2009) yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara manajemen laba terhadap return saham. Penelitian Muid (2007) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham antara perusahaan yang melakukan manajemen laba dengan perusahaan yang tidak melakukan manajemen laba sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap return saham. Hubungan Kinerja Keuangan terhadap Kinerja Pasar Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur sebesar besar laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan. Semakin produktif aktiva perusahaan menghasilkan keuntungan maka semakin tinggi harga saham perusahaan yang berdampak pada return saham yang tinggi pula (Hartati 2010). Hal ini sesuai dengan penelitian Anik & Indriana (2013) dan Hartati (2010) yang menyebutkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Namun menurut Maemunah dan Nur (2013) dan Ngaisah (2008) justru ROA tidak berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan berdasarkan penelitian Puspita (2012), ROA memiliki hubungan positif dengan return saham, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu Bank Umum Milik Negara (BUMN), Bank Umum Milik Swasta Nasional Devisa (BUMSD), Bank Umum Milik Swasta Nasional Non Devisa (BUMSND), dan Bank Umum Milik Campuran (BUMC). Laporan keuangan dari masing-masing perbankan dilakukan analisis untuk mengetahui praktik manajemen laba. Manajemen laba merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer dalam memilih metode akuntansi ketika mencatat dan menyusun laporan keuangan. Hal ini terkadang juga menjadi perilaku oportunis seorang manajer untuk mempermainkan angka-angka dalam laporan untuk tujuan tertentu. Praktik manajemen laba dihitung menggunakan The Modified Jones Model dengan discretionary accruals (DAC) sebagai indikator
7 manajemen laba. Praktik manajemen laba dapat dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar perusahaan perbankan. Kinerja keuangan diproksikan oleh return on asset (ROA). Kinerja pasar diproksikan oleh expected return saham [E(R)]. Selain itu, juga dapat dianalisis pengaruh antara kinerja keuangan perusahaan dengan kinerja pasar perusahaan perbankan. Bagan kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 1: Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI
BUMN
BUMSD
BUMSND
BUMC
Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Indikasi Praktik Manajemen Laba Perusahaan Perbankan
Kinerja Keuangan Perusahaan (Return on Asset)
Kinerja Pasar Perusahaan (Expected Return Saham)
Pengaruh Manajemen Laba terhadap KKP Perbankan
Pengaruh Manajemen Laba terhadap KPP Perbankan
The Modified Jones Model
Rekomendasi Keterangan: BUMN BUMSD BUMSND BUMC KKP KPP
: Bank Umum Milik Negara : Bank Umum Milik Swasta Nasional Devisa : Bank Umum Milik Swasta Nasional Non Devisa : Bank Umum Milik Campuran : Kinerja Keuangan Perusahaan : Kinerja Pasar Perusahaan
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Pengaruh KKP terhadap KPP Perbankan
8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI terdiri dari 42 perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu Bank Umum Milik Negara (BUMN), Bank Umum Milik Swasta Nasional Devisa (BUMSD), Bank Umum Milik Swasta Nasional Non Devisa (BUMSND), dan Bank Umum Milik Campuran (BUMC). Waktu untuk penelitian ini selama 3 bulan dari bulan Januari 2016 sampai Maret 2016. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai institusi. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan yaitu laporan tahunan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2013-2014 melalui www.idx.go.id, data historis harga saham perbankan yang terdaftar di BEI melalui www.finance.yahoo.com, data SBI rate melalui www.bi.go.id, buku, internet, jurnal, skripsi, dan bahan pustaka lainnya. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah sekaligus tujuan penelitian. Berikut hipotesis penelitiannya: H1 : Perusahaan perbankan terindikasi melakukan praktik manajemen laba. H2 : Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. H3 : Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan perbankan. H4 : Kinerja keuangan perusahaan berpengaruhterhadap kinerja pasar perusahaan. Metode dan Penentuan Ukuran Sampel Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel menggunakan metode nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Berikut kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini: a. Perusahaan perbankan terdaftar di BEI sejak tahun 2013. b. Perusahaan perbankan tidak delisting (penghapusan pencatatan saham) pada tahun 2014. c. Perusahaan perbankan menerbitkan laporan tahunan pada tahun 2013-2014. d. Laporan tahunan lengkap. Penentuan ukuran sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
9 Tabel 1 Penentuan sampel perusahaan perbankan No. Keterangan 1. Populasi (Perbankan yang terdaftar di BEI) 2. Perusahaan yang baru terdaftar di BEI tahun 2014 Perbankan yang tidak menerbitkan laporan tahunan 3. periode 2013-2014 4. Laporan tahunan perbankan yang tidak lengkap Jumlah sampel perusahaan perbankan yang diteliti
Jumlah 42 (7) 0 0 35
Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif. Untuk pengolahan data discretionary accrual, expected return saham, dan ROA dilakukan secara kuantitatif menggunakan Microsoft Excel. Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar variabel menggunakan analisis regresi linier berganda dan sederhana dengan bantuan program SPSS 16.0. Analisis secara deskriptif untuk menjelaskan hubungan atau pengaruh dari variabel-variabel yang diuji. Perhitungan Discretionary Accrual (DAC) Perhitungan discretionary accrual (DAC) dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan. DAC dihitung menggunakan The Modified Jones Model (Dechow, Sloan, dan Sweeny 1995). Perhitungan DAC menggunakan The Modified Jones Model sebagai berikut: 1. Menghitung Total Accrual (TACit) i ii ..........................................................................................(1) Keterangan: TACit : Total Accrual perusahaan i pada periode t NIit : Laba bersih perusahaan i pada periode t CFOit : Arus kas operasi perusahaan i pada periode t 2. Menghitung Non Discretionary Accrual (NDACit) Menghitung nilai NDACit dengan terlebih dahulu melakukan regresi linier terhadap TACit dengan persamaan regresi: i i i ( ) ( ) ( ) .........................................(2) Regresi tersebut menghasilkan koefisien regresi 1, , dan yang dimasukkan dalam persamaan di bawah ini untuk menghitung nilai NDACit. (
-
)
(
-
)
(
-
)....................................(3)
Keterangan: TACit : Total Accrual perusahaan i pada periode t NDACit : Non Discretionary Accrual perusahaan i pada periode t Ait-1 : Total aset perusahaan i pada periode t-1 Δ i : Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t PPEit : Aktiva tetap perusahaan i pada periode t Δ i : Perubahan piutang perusahaan i pada periode t
10 3. Menghitung Discretionary Accrual (DACit) i i i ...............................................................................(4) Perhitungan Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja keuangan perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh return on asset (ROA). Persamaan untuk menghitung ROA (Mardiyanto 2009 dalam Heikal 2014): a a ih l m ajak ...................................................................................(5) o al Perhitungan Kinerja Pasar Perusahaan Kinerja pasar dalam penelitian ini diproksikan oleh expected return saham menggunakan perhitungan CAPM (Fahmi 2014). Persamaan untuk menghitung E(R) saham: E(Ri) = Rf i( M – Rf)........................................................................................(6) Keterangan: E(Ri) : Expected return saham perusahaan i Rf : Risk free atau return bebas resiko RM : Return market (IHSG) i : Beta saham perusahaan i Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua atau lebih variabel bebas (X) terhadap satu variabel terikat (Y) yang dapat membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antar variabel (Riduwan 2009). Terdapat 2 persamaan regresi linier dalam penelitian ini, antara lain: 1. Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan terhadap Kinerja Pasar, dengan persamaan regresi: E(R)= a + b1.DAC + b2.ROA + e...................................................................(7) Keterangan: a : Konstanta b : Koefisien regresi E(R) : Expected Return Saham DAC : Discretionary Accrual ROA : Return on asset e : error 2. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan, dengan persamaan regresi: ROA = a + b.DAC + e....................................................................................(8) Dalam analisis regresi linier berganda, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui kelayakan model regresi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.
11 Tabel 2 Uji asumsi klasik Pengujian Uji Multikolinearitas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Keterangan Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengukur hubungan/pengaruh antar variabel bebas. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terdapat korelasi antar variabel bebas. Uji ini dilakukan menggunakan nilai tolerance (a) dan variance inflation factor (VIF). Variabel bebas tidak mengalami multikolinearitas jika a hitung >0,10 dan VIF hitung <10 (Sunyoto 2009) Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis ini dilakukan menggunakan grafik scatterplot. Tidak terjadi heteroskedastisitas jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data menyebar di bawah ataupun di atas angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola tertentu (Sunyoto 2009). Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel pada persamaan regresi, apakah berdistribusi normal atau tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel yang berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Uji ini dilakukan menggunakan normal probability plot (Normal PPlot). Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal (Sunyoto 2009). Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah terdapat korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t dan kesalahan pengganggu periode t-1. Persamaan regresi yang baik adalah jika tidak terjadi autokorelasi. Uji ini dilakukan menggunakan uji run test. Tidak terjadi autokorelasi apabila nilai asymp.sig (2-tailed) > α (Wijaya 2009).
Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan maka dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-F dan uji-t (Sunyoto 2009) dengan tingkat kepercayaan 95% (α 5%). 1. Uji Statistik F Uji-F untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan /bersama-sama antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika F hitung > F a l dan nilai ignifikan i < α, m n nj kkan dapa p nga h yang signifikan variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. 2. Uji Statistik t Uji-t dilakukan untuk menentukan signifikansi masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat. Jika t hitung > t tabel dan nilai ignifikan i < α, m n nj kkan dapa p nga h yang ignifikan va ia l bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai saat ini. Dari sampling yang dilakukan didapatkan 35 perusahaan perbankan yang dijadikan bahan analisis.
12 Sampel perusahaan perbankan ini memiliki skala usaha yang bervariasi. Secara keseluruhan bank-bank pemerintah memiliki skala usaha yang lebih besar dibandingkan bank-bank swasta. Dalam pasar modal (BEI), sub sektor perbankan merupakan sub sektor dengan kinerja paling konsisten kedua setelah sub sektor consumer goods. Kinerja sub sektor perbankan ini tetap konsisten meskipun sedang terjadi kenaikan atau penurunan BI rate, inflasi yang tinggi, maupun perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kinerja para emiten di sub sektor perbankan tidak begitu terpengaruh baik faktor eksternal maupun faktor internal sektornya. Secara tidak langsung, fakta ini menyebutkan bahwa sub sektor perbankan merupakan salah satu sub sektor yang paling menguntungkan di pasar modal Indonesia (Hidayat 2013). Hasil Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran dari masing-masing variabel yang meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Hasil pengujian statistik deskriptif dari 35 sampel perbankan yang digunakan menunjukkan bahwa: 1. Manajemen laba yang diproksikan dengan nilai discretionary accruals mempunyai nilai mean 0.01103534. Berdasarkan nilai mean yang menunjukkan nilai positif, hal ini berarti perusahaan perbankan yang menjadi objek penelitian terindikasi melakukan praktik manajemen laba dengan caracara tertentu untuk menaikkan laba. 2. ROA mempunyai nilai mean 1.33%. Menurut Harmono (2011), nilai ROA sebesar 1.33% menunjukkan perbankan termasuk kategori sehat. 3. Expected Return saham mempunyai nilai mean 20.37%. Mean beta saham perusahaan perbankan sebesar 0.87. Sesuai dengan teori Security Market Line (SML), nilai expected return saham dan beta saham menunjukkan nilai positif. Hal ini berarti saham-saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI termasuk saham-saham yang menguntungkan (Fahmi 2012). Hasil output lengkap statistik deskriptif dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Berikut hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan: 1. Uji Multikolinearitas Berdasarkan pengukuran nilai a dan VIF, didapatkan nilai a hitung lebih besar dari 0.10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 sehingga model regresi terbebas dari multikolinearitas. Hasil output lengkap uji multikolinearitas dapat dilihat pada Lampiran 3. 2. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan pengujian grafik scatterplot, didapatkan titik-titik menyebar dibawah serta diatas sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur sehingga model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil output lengkap uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Lampiran 4. 3. Uji Normalitas Berdasarkan pengujian Normal P-Plot, didapatkan titik-titik tersebar mengikuti garis diagonal sehingga model regresi mempunyai data yang
13 berdistribusi normal. Hasil output lengkap uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 5. 4. Uji Autokorelasi Berdasarkan pengujian run test, didapatkan nilai asymp.sig > α (0.05) sehingga model regresi tidak terjadi autokorelasi. Hasil output lengkap uji autokorelasi dapat dilihat pada Lampiran 6. Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Praktik manajemen laba dapat dideteksi menggunakan discretionary accruals (DAC). Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 63% perusahaan perbankan yang melakukan manajemen laba dengan cara tertentu untuk menaikkan laba dan 37% perusahaan perbankan melakukan manajemen laba dengan cara tertentu untuk menurunkan laba. Hasil ini menunjukkan Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa perusahaan perbankan terindikasi melakukan praktik manajemen laba dapat diterima. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI diklasifikasikan menjadi bank umum milik negara, swasta devisa, swasta non devisa, dan campuran. Berdasarkan hasil penelitian, kelompok bank yang terindikasi melakukan manajemen laba relatif tinggi adalah bank umum milik campuran. Bank campuran merupakan bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Setelah kelompok bank campuran, urutan kelompok bank yang terindikasi melakukan menajemen laba dari yang relatif tinggi ke relatif rendah yaitu bank umum milik swasta non devisa, bank umum milik negara dan bank umum milik swasta devisa. Bank umum swasta devisa adalah bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan dapat melakukan transaksi dengan luar negeri, sedangkan bank umum swasta non devisa berarti tidak melakukan transaksi dengan luar negeri. Bank umum milik negara merupakan bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Hasil Pengujian Model Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda antara return on asset (ROA) dan discretionary accruals (DAC) terhadap expected return saham [E(R)] menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut: E(R) = 0.174 + 2.426ROA – 0.212DAC + e Interpretasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ketika diasumsikan bahwa faktor ROA dan faktor DAC adalah nol maka rata-rata expected return saham adalah 0.174. Nilai koefisien ROA (2.426) lebih tinggi dibandingkan koefisien DAC (-0.212). Hal ini menunjukkan bahwa expected return saham lebih dipengaruhi oleh faktor ROA. 2. Koefisien ROA sebesar 2.426. Hal ini menunjukkan jika ROA meningkat sebesar satu satuan maka rata-rata expected return saham akan meningkat sebesar 2.426 satuan. Asumsi faktor DAC adalah nol. 3. Koefisien DAC sebesar -0.212. Hal ini menunjukkan jika DAC meningkat sebesar satu satuan maka rata-rata expected return saham akan menurun sebesar 0.212 satuan. Asumsi faktor ROA adalah nol.
14 Berdasarkan uji statistik F yang dilakukan, didapatkan nilai F hitung (5.512) > F tabel (3.29) dan nilai signifikansi (0.009) < α (0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ROA (Kinerja Keuangan) dan DAC (Manajemen Laba) secara bersamasama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham (Kinerja Pasar). Koefisien determinasi (R2) dari model regresi ini sebesar 25.6%, artinya kemampuan ROA dan DAC menjelaskan expected return saham adalah sebesar 25.6%, sisanya 74.4% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil uji-t Variabel ROA DAC
Koefisien 2.426 -0.212
T 3.027 -0.965
Sig. 0.005 0.342
Sumber: Data Diolah (2016) Berdasarkan informasi dalam Tabel 3, dengan nilai t tabel sebesar 2.03693 dan nilai α = 0.05 maka didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kinerja keuangan secara parsial terhadap kinerja pasar perusahaan (Hipotesis4 diterima). Sedangkan manajemen laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pasar perusahaan (Hipotesis 3 ditolak). Hasil output lengkap pengujian model regresi linier berganda dapat dilihat pada Lampiran 7. Karena kinerja keuangan berpengaruh sedangkan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar, maka perlu dilakukan analisis regresi linier sederhana antara discretionary accruals (DAC) terhadap return on asset (ROA). Analisis untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan yang belum mampu dijelaskan pada model regresi pertama. Analisis regresi linier sederhana ini menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut: ROA = 0.014 – 0.035DAC + e Interpretasi dari persamaan regresi linier sederhana tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ketika diasumsikan bahwa faktor DAC adalah nol maka rata-rata ROA adalah 0.014. 2. Koefisien DAC sebesar -0.035. Hal ini menunjukkan jika DAC meningkat sebesar satu satuan maka rata-rata ROA akan menurun sebesar 0.035 satuan. Nilai R2 dari model regresi ini sebesar 1.7%, artinya kemampuan DAC menjelaskan ROA hanya sebesar 1.7%, sisanya 98.3% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti. Koefisien determinasi sebesar 1.7% merupakan nilai R2 yang relatif rendah. Menurut Jogiyanto (2009), nilai R2 yang rendah tidak menjadi masalah karena dalam riset keuangan lebih menekankan pada koefisien variabelnya dibandingkan pada modelnya. Selain itu, secara umum R2 untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar untuk masing-masing pengamatan (Ghozali 2006). Analisis regresi sederhana cukup dilakukan Uji statistik t. Berdasarkan Uji-t yang dilakukan, didapatkan nilai t hitung (-0.744) < t tabel (2.03693) dan nilai signifikansi (0.462) > α (0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan manajemen laba secara parsial terhadap kinerja
15 keuangan (Hipotesis 2 ditolak). Hasil output lengkap pengujian model regresi linier sederhana dapat dilihat pada Lampiran 8. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Kinerja keuangan diproksikan oleh return on asset (ROA). Berdasarkan pengujian hipotesis, manajemen laba memiliki hubungan negatif dengan ROA namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muid (2007) dan Suprianto (2008), tetapi tidak sejalan dengan penelitian Dewi (2013). Jika manajemen laba dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, stakeholder internal akan memperoleh informasi yang menyesatkan dan membuat keputusan alokasi sumber daya yang keliru. Namun, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena beberapa alasan, salah satunya yaitu ROA merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan dalam kategori cash flow measures yang dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap suatu transaksi. Cash flow measure ini menunjukkan hasil yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai yang benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan (Pradohono 2004 dan Suprianto 2008). Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan besar kecilnya manajemen laba yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada kinerja keuangan yang diwakilkan ROA. Kemungkinan akan berbeda hasilnya jika kinerja keuangan diproyeksikan oleh return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM). Selain itu, praktik manajemen laba menunjukkan bahwa laporan keuangan perbankan akan terlihat baik di hadapan investor namun sebenarnya laporan keuangan tersebut mengindikasikan kualitas laba yang rendah. Laba yang dilaporkan tidak menunjukkan angka atau jumlah yang sesungguhnya. Hal ini berarti jika perusahaan hanya melakukan manajemen laba namun tidak benarbenar meningkatkan kinerjanya maka kinerja perusahaan juga tidak akan meningkat. Perusahaan hanya terlihat baik di luarnya saja. Praktik manajemen laba pun hanya akan memberikan efek pada perusahaan dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, efek manipulasi laba tidak dapat dirasakan oleh perusahaan karena perusahaan akan menanggung akumulasi biaya dan pendapatan periode masa lalu atau masa depan sehingga semua manipulasi akan menyesuaikan kembali ke kondisi awal. Perusahaan justru dapat mengalami kesulitan likuiditas pada saat harus mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Pasar Kinerja pasar diproksikan oleh expected return saham. Berdasarkan pengujian hipotesis, manajemen laba memiliki hubungan negatif dengan expected return saham namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muid (2007) dan Solechan (2009). Jika manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan maka investor akan keliru dalam menilai dan menentukan harga saham yang mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Namun, dalam penelitian ini ternyata manajemen laba tidak dapat mempengaruhi kinerja pasar perusahaan perbankan.
16 Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar yang diproksikan oleh expected return saham karena pasar modal (BEI) sekitar tahun pengamatan sedang dalam kondisi yang efisien dalam bentuk kuat (strong form). Informasi ini berdasarkan penelitian Sartini (2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham bergerak secara random (acak) dan tidak terdapat abnormal return sehingga hipotesis pasar modal efisien dalam bentuk kuat diterima. Pasar modal yang efisien dalam bentuk kuat menyatakan bahwa semua informasi yang relevan yang tersedia tercermin dalam harga saham, baik informasi yang telah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan atau private information (Fahmi 2012). Dalam hal ini, manajemen laba merupakan salah satu private information dari perusahaan karena tidak mungkin jika perusahaan menginformasikan ke pasar bahwa perusahaan perusahaan melakukan manajemen laba. Maka dari itu, dalam pasar efisien bentuk kuat, manajemen laba tidak dapat mempengaruhi kinerja pasar perusahaan perbankan. Praktik manajemen laba secara langsung telah tercermin dalam harga saham perusahaan sekaligus expected return saham. Selain itu, menurut penelitian Wibisono (2014), tidak ada reaksi pasar atas perubahan prosedur akuntansi jika pasar modal dalam kondisi yang efisien, sehingga manajemen laba tidak akan mempengaruhi investor dalam menilai dan memprediksi kinerja pasar perusahaan. Investor dapat mengambil keputusan investasi dengan cepat dan mampu dipertanggungjawabkan dengan baik. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kinerja Pasar Berdasarkan pengujian hipotesis, return on asset (ROA) memiliki hubungan positif dengan expected return saham dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hartati (2010), Anik dan Indriana (2013), tetapi tidak sejalan dengan penelitian Ngaisah (2008), Puspita (2012), dan Maemunah dan Nur (2013). Pada umumnya, investor akan melihat tingkat kesehatan perusahaan perbankan untuk mengetahui bagaimana kinerja dan prospek dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO). Jika perbankan memiliki ROA yang tinggi maka investor akan menilai saham perusahaan lebih baik sehingga expected return saham diharapkan meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil dalam penelitian ini yaitu ROA berpengaruh signifikan terhadap expected return saham perusahaan perbankan. Pada tahun 2014, lebih dari 50% perbankan yang terdaftar di BEI dapat dikatakan sehat. Pengkategorian sehat ini mengacu pada skala predikat dan rasio untuk ROA bank oleh Harmono (2011). Dengan nilai ROA yang tinggi berarti perusahaan perbankan memiliki kemampuan menghasilkan laba yang tinggi pula sehingga investor akan lebih tertarik untuk membeli saham tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja keuangan perbankan untuk menilai expected return saham perusahaan perbankan. Implikasi Manajerial Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil penelitian yang diperoleh adalah praktik manajemen laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, baik kinerja keuangan maupun kinerja pasar perusahaan
17 perbankan. Tidak berpengaruhnya manajemen laba terhadap kinerja perusahaan ini membuktikan bahwa tindakan manajemen laba tidak serta merta dapat meningkatkan atau menurunkan kinerja perusahaan perbankan. Perbankan melakukan manajemen laba atau tidak melakukan manajemen laba tidak akan memberikan perbedaan. Hal ini menunjukkan meskipun manajemen laba memiliki kecenderungan yang negatif namun ternyata tidak dapat meningkatkan atau menurunkan kinerja perusahaan secara nyata. Sehingga, praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tidak perlu dikhawatirkan namun perlu untuk dilakukan antisipasi. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan kinerja keuangan ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pasar perbankan. Rata-rata expected return saham dan beta saham (risiko sistematis) perusahaan perbankan menunjukkan nilai positif. Menurut teori Security Market Line, kondisi ini menunjukkan bahwa saham-saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI adalah saham-saham yang menguntungkan. Disamping itu, ROA perusahaan sampel juga menunjukkan bahwa 52% perusahaan perbankan memiliki rasio ROA yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa kinerja keuangan memang dapat mempengaruhi kinerja pasar perusahaan perbankan. Maka dari itu, perusahaan perbankan harus meningkatkan kinerja keuangannya untuk dapat meningkatkan kinerja pasar perusahaannya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan mengenai praktik manajemen laba perusahaan perbankan dan pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan perbankan. Pertama, perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI terindikasi melakukan praktik manajemen laba baik untuk menaikkan laba maupun menurunkan laba. Urutan praktik manajemen laba kelompok perbankan dari yang relatif paling tinggi ke relatif paling rendah, antara lain bank umum milik campuran, bank umum milik swasta non devisa, bank umum milik negara, dan bank umum milik swasta devisa. Kedua, manajemen laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan yang diproksikan oleh return on asset (ROA). Ketika perusahaan hanya melakukan manajemen laba namun tidak secara nyata memperbaiki kinerja keuangannya maka kinerja keuangan perusahaan juga tidak akan mengalami perubahan. Ketiga, manajemen laba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pasar perbankan yang diproksikan oleh expected return saham. Hal ini terjadi karena pasar modal berada pada kondisi yang efisien dalam bentuk kuat sehingga manajemen laba tidak akan mempengaruhi penilaian investor terkait kinerja pasar perusahaan. Keempat, kinerja keuangan (return on asset) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pasar (expected return saham) perbankan. Return on
18 asset perusahaan perbankan yang tinggi membuat para investor menilai saham perusahaan perbankan baik sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan juga meningkat. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan mengenai pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan perbankan, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perusahaan perbankan disarankan untuk tidak melakukan praktik manajemen laba dalam pembuatan laporan keuangan karena manajemen laba tidak akan memberikan pengaruh terhadap keputusan stakeholder internal dan stakeholder eksternal. 2. Pihak manajemen perusahaan perbankan disarankan lebih fokus kepada perbaikan kinerja keuangan (ROA) daripada lebih fokus kepada manajemen laba. Hal ini karena kinerja keuangan berpengaruh terhadap kinerja pasar, sedangkan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar. 3. Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis, dapat menggunakan variabel-variabel lain yang kemungkinan juga berkaitan dengan praktik manajemen laba. Selain itu, dapat juga menggunakan metode lain yang lebih akurat dalam mendeteksi praktik manajemen laba.
DAFTAR PUSTAKA Anik W, Indriana D. 2010. Pengaruh ROA, EPS, current ratio, DER, dan inflasi terhadap return saham (studi kasus pada perusahaan manufaktur di BEI periode tahun 2006-2008). Jurnal SOLUSI. 9(1):13-28. [BI] Bank Indonesia. 2015. SBI Rate periode 2013-2015. [Internet]. [Diunduh 20 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.bi.go.id. [BEI] Bursa Efek Indonesia. 2015. Annual Report 2014 Perusahaan Sektor Perbankan. [Internet]. [Diunduh 4 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.idx.co.id. Dechow PM, Sloan RG, Sweeney AP. 1995. Detecting earnings management. The Accounting Review. 70(2):193-225. Dendawijaya L. 2005. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Dewi RK. 2013. Pengaruh manajemen laba sebelum initial public offering terhadap kinerja keuangan serta dampaknya terhadap return saham pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia. [tesis]. Denpasar (ID): Universitas Udayana. Fahmi I. 2012. Pengantar Pasar Modal (Panduan bagi para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia). Bandung (ID): Alfabeta. Fahmi I. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab). Bandung (ID): Alfabeta.
19 Ghozali I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanafi MM. 2005. Manajemen Keuangan Edisi 2004/2005. Yogyakarta (ID): BPFE. Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Hartati. 2010. Pengaruh return on asset (ROA), debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), price earning ratio (PER) terhadap return saham (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Hidayat T. 2013. Saham-saham terbaik di sektor perbankan. [Internet]. Portal Indonesia Value Investor. [Diunduh 22 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.teguhhidayat.com. Heikal M, Khaddafi M, Ummah A. 2014. Influence analysis of return on assets (ROA), return on equity (ROE), net profit margin (NPM), debt to equity ratio (DER), and current ratio (CR), against corporate profit growth in automotive in Indonesia Stock Exchange. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. 4(12):101-114. Iranto P. 2014. Pengaruh konvergensi international financial reporting standard (IFRS) terhadap manajemen laba akrual dan riil (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 dan 2012). [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Jogiyanto HM. 2009. Analisis dan Desain. Yogyakarta (ID): Andi OFFSET. Maemunah S, Nur DM. 2013. Pengaruh return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) terhadap return saham pada PT Astra Otoparts Tbk. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Ekonomi (JIMAFE). Semester I:61-66. Muid D. 2007. Pengaruh manajemen laba terhadap kinerja operasi, return saham pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis. 1(2):175-198. Ngaisah S. 2008. Pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2004-2006. [skripsi]. Jogjakarta (ID): UIN Sunan Kalijaga. Purnomo BS, Pratiwi P. 2009. Pengaruh earning power terhadap praktik manajemen laba (earning management: suatu kasus pada perusahaan go public sektor manufaktur. Jurnal Media Ekonomi. 14(1):1-13. Puspita V. 2012. Pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap return saham (studi pada perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia). [skripsi]. Lampung (ID): Universitas Lampung. Riduwan. 2009. Pengantar Stastitika Sosial. Bandung (ID): Alfabeta. Sartini NPEN. 2013. Pengujian efisiensi pasar modal atas peristiwa pengumuman stock split periode tahun 2010-2011 di Bursa Efek Indonesia. [skripsi]. Mataram (ID): Universitas Mataram. Subramanyam KR, Wild JJ. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1. Yanti, Dewi, penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Financial Statement Analysis. Ed ke-10. Sulistyanto S. 2008. Manajemen Laba (Teori dan Model Empiris). Jakarta (ID): Grasindo. Sunyoto D. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta (ID): MedPress.
20 Suprianto D. 2008. Analisis pengaruh manajemen laba dengan kinerja operasi dan return saham di sekitar IPO. [skripsi]. Jakarta (ID): UIN Syarif Hidayatullah. Solechan A. 2009. Pengaruh manajemen laba dan earning terhadap return saham. [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Syahfandi R. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba penyisihan penghapusan aktiva produktif: praktik manajemen laba pada perbankan syariah di Indonesia. [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro Wibisono H. 2004. Pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan di seputar seasoned equity offerings (studi empiris di Bursa Efek Jakarta). [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Wijaya T. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yahoo Finance. 2015. Data historis harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2013-2015. [Internet]. [Diunduh 19 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.finance.yahoo.com.
21 Lampiran 1 Penelitian terdahulu No. 1.
2.
Nama/Tahun Dewi (2013)
Maemunah & Nur (2013)
Variabel Variabel Terikat: Hipotesis 1 Kinerja Keuangan, Hipotesis 2 Return Saham Variabel Bebas: Hipotesis 1 Manajemen Laba, Hipotesis 2 Kinerja Keuangan Variabel Terikat: Return Saham
Alat Analisis Discretionary Accrual: Model Kang dan Sivaramakrishnan (1995) Analisis: Regresi Linier Sederhana Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas: ROA, ROE
3.
Puspita (2012)
Variabel Terikat: Return Saham
Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas: ROA, PER, DER, Ukuran Perusahaan
4.
Hartati (2010)
Variabel Terikat: Return Saham
Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas: ROA, DER, EPS, PER.
5.
Solechan (2009)
Kinerja Keuangan berpengaruh positif terhadap return saham. Uji-F: ROA dan ROE berpengaruh positif secara bersama-sama ter-hadap return saham. Uji-t: ROA tidak ada pengaruh positif terhadap return saham. PER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. ROA, DER, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Uji-F: ROA, DER, EPS, PER berpengaruh secara simultan terhadap return saham. Uji-t: ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Variabel Kontrol: Ukuran Perusahaan Variabel Terikat: Discretionary Accrual dan Return Saham
Discretionary Accrual: Modified Jones Model
Variabel Bebas: IOS, Rasio Hutang, dan Earning.
Analisis: Regresi Linier Berganda
Variabel Kontrol: Size, Beta, Persistensi laba, dan Kelompok Industri
Kesimpulan Manajemen Laba menjelang IPO berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan.
Ada pengaruh yang positif antara Earning dan Return Saham. Hasil interaksi variabel Earning dengan variabel kontrol menunjukkan tidak ada interaksi yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tidak ada pengaruh antara Discretionary Accrual terhadap Return Saham. Hasil interasksi variabel Discretionary accrual dengan variabel kontrol menunjukkan tidak ada interaksi yang berpengaruh signifikan terhadap return saham.
22 Lanjutan Lampiran 1 No. 6.
7.
Nama/Tahun Suprianto (2008)
Muid (2007)
Variabel ROA, discretionary accrual, ΔQuick Ratio, Sales Growth, dan Cummulative Abnormal Return (CAR)
Manajemen Laba (discretionary accrual), Kinerja Operasi (ROA), dan Return Saham
Alat Analisis Discretionary Accrual: Jones (1991) dan Dechow, et al (1995)
Discretionary Accrual: Dechow, et al (1995) Analisis: Levene,s Test.
Keterangan Tidak terdapat perbedaan rata-rata kinerja operasi (ROA) sebelum IPO dan setelah IPO meskipun melakukan manajemen laba. DA, Quick Ratio, SGRO secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja operasi (ROA). Tidak terdapat perbedaan kinerja operasi antara perusahaan yang melakukan manajemen laba dengan yang tidak melakukan manajemen laba. Tidak terdapat perbedaan return saham antara perusahaan yang melakukan manajemen laba dengan yang tidak melakukan manajemen laba.
Lampiran 2 Hasil output statistika deskriptif Descriptive Statistics N MAN_LABA RETURN_SAHAM ROA Valid N (listwise)
35 35 35 35
Minimum Maximum -.141510 .072390 -.052800
Mean
.216018 .01103534 .362940 .20365009 .038400 .01334571
Lampiran 3 Hasil output uji multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
ROA
Tolerance .983
VIF 1.017
MAN_LABA .983 1.017 a. Dependent Variable: RETURN_SAHAM (Model Regresi 1)
Std. Deviation .061856260 .088535926 .016978037
23 Lanjutan Lampiran 3 Coefficientsa Collinearity Statistics Model
Tolerance
1 MAN_LABA 1.000 a. Dependent Variable: ROA (Model Regresi 2)
Lampiran 4 Hasil output uji heteroskedastisitas
(Model Regresi 1)
(Model Regresi 2)
VIF 1.000
24 Lampiran 5 Hasil output uji normalitas
(Model Regresi 1)
(Model Regresi 2)
25 Lampiran 6 Hasil output uji autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2tailed) a. Median (Model Regresi 1)
.00899 17 18 35 22 1.035 .301
Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2tailed) a. Median (Model Regresi 2)
-.00028 17 18 35 23 1.379 .168
26 Lampiran 7 Hasil output pengujian model regresi linier berganda Correlations RETURN_SAHAM Pearson Correlation RETURN_SAHAM ROA MAN_LABA Sig. (1-tailed)
N
ROA
MAN_LABA
1.000
.484
-.208
.484
1.000
-.128
-.208
-.128
1.000
.
.002
.115
RETURN_SAHAM ROA
.002
.
.231
MAN_LABA
.115
.231
.
RETURN_SAHAM
35
35
35
ROA
35
35
35
MAN_LABA
35
35
35
Model Summaryb Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .506 .256 .210 a. Predictors: (Constant), MAN_LABA, ROA b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM
.078705987
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
.068
2
.034
Residual
.198
32
.006
F
Sig.
5.512
.009a
Total .267 34 a. Predictors: (Constant), MAN_LABA, ROA b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error .174
.017
2.426
.802
MAN_LABA -.212 .220 a. Dependent Variable: RETURN_SAHAM
ROA
Beta
t
Sig.
9.957
.000
.465
3.027
.005
-.148
-.964
.342
27 Lampiran 8 Hasil output pengujian model regresi linier sederhana Correlations ROA Pearson Correlation
MAN_LABA
ROA
1.000
-.128
MAN_LABA
-.128
1.000
.
.231
Sig. (1-tailed)
ROA
N
MAN_LABA ROA
.231 35
. 35
MAN_LABA
35
35
Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
1 .128a .017 -.013 a. Predictors: (Constant), MAN_LABA b. Dependent Variable: ROA
Std. Error of the Estimate .017090564
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error .014
.003
MAN_LABA -.035 a. Dependent Variable: ROA
.047
Beta
T -.128
Sig.
4.678
.000
-.744
.462
28
RIWAYAT HIDUP Penulis dengan nama lengkap Rantika Dewi lahir di Pacitan pada tanggal 14 April 1994 merupakan putri pertama dari Abdurrohman dan Eny Kusrini. Sebelum terdaftar sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2012, Penulis menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Pacitan. Penulis berhasil memasuki IPB dengan mayor Departemen Manajemen melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Selama di IPB, Penulis telah mengikuti beberapa organisasi yaitu UKM Century Periode 2012-2013 dan Himpunan Profesi Departemen Manajemen Centre of Management Periode 2013-2014. Selain itu, Penulis juga mengikuti beberapa kompetisi baik di dalam maupun di luar IPB, antara lain: Marketing Debate Competition Tahun 2013 (Himpro Centre Of Management Institut Pertanian Bogor), Entrepreneurship Plan Competition se-Jabodetabek Tahun 2013 (Himpunan Mahasiswa Akuntansi, FE, Universitas Pancasila), dan Kompetisi Nasional Manajemen Risiko 2015 (kerja sama CRMS Indonesia dengan Prodi Manajemen, FE, Universitas Katolik Parahyangan). Prestasi yang telah diraih Penulis salah satunya yaitu Juara III Entrepreneurship Plan CompetitionseJabodetabek dengan produk Susu Jagung Manis.