PENGARUH PERATAAN LABA TERHADAP KEKAYAAN PEMEGANG SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007- 2011. Oleh: FLORANSSIA HAYU RISTIKASARI NIM : 232009102
KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji syukur bagi Tuhan, atas segala rahmat dan kemurahanNyasehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas kerja ini. Penulis menyadaritanpa kasih karunia-Nya, doa serta bantuan dari berbagai pihak yang berupa dorongan, informasi, nasehat,dan bimbingan, penulisan kertas kerja ini tidak dapatberjalan dengan baik. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis inginmenyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.Bp. Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika danBisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 2.Bp.
Harijono
SE.,
MAF.,
M.Com
(Hons).,
Phd.,
selaku
dosen
pembimbingyang telah bersedia memberikan pengarahan, waktu dan motivasi selamapenyusunan kertas kerja ini. 3.Bp.
Usil
Sis
Sucahyo,
SE,
MBA,
selaku
Kaprogdi
Akuntansi
FakultasEkonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 4.Ibu Yayuk Ariani, Ssi, Mscselaku wali studi, terimakasihatas dukungan dan bimbingannya selama ini. 5.Seluruh Staf Pengajar dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Kristen Satya Wacana yang telah membagikan pengetahuan,pengalaman
serta
pelayanan
kepada
penulis
demi
kemajuan danperkembangan akademik. 6.Bapak dan Ibu tercinta, adik - adikku (Harra Satria Nugraha, Michael Harra Adi Nugraha Putra) dan Ferdianto Kangsotrisno untuk semua doa dan dukungan yangtidak pernah berhenti mengalir, semangat, dan kesabaran, sehingga penulisterus termotivasi untuk menyelesaikan kertas kerja ini. 7. Keluarga besar tercinta: Mas Hosanna, Mba Retno, Mas Ake, Pakdhe Hariyoso, Om Kris, dr Ita yang sudah membantu mengarahkan dan
membantu mencarikan beasiswa dan mendukung dalam doa dan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan bangku kuliah dengan baik. 8. Sahabat- sahabat baik saya: May Tia Arum, Handita Rachma, Indah Purwitasari, Nugraheni, Anita, Erlyna. Terimakasih untuk kerjasama dan dukungan selama berada di bangku kuliah. Terimakasih pula untuk Christina, Endah, Yoka, Nicholas, Ferrina, Septri, Titik untuk dukungan dan doa selama penulis mengerjakan kertas kerja. 9. Teman- teman asisten:Edy hariady, Susanah, Gian Javier, Rosita Adi, Sheila Radhani, Yulius, Citra Dwi estry. Terimakasaih atas dukungan dan kerjasama selama menjadi partner di asisten. 10.BPMFEB 2009-2010, 2010-2011, 2011-2012: Rendi Satria, Fitra Jossyana, Phylipus Rion Mayonice,Karina Kusumarini, Chiquita Yuliani, Fanny, Stevanno, Benny. Terimakasih atas pelajaran mengenai team work dan pengorbanan selama 3 periode. Kerja keras dan tawa teman- teman menjadi motivasi penulis untuk dapat menyelesaikan kertas kerja dengan baik. 11.Seluruh teman – teman angkatan 2009 yang selalu membantu dan mendukungpenulis selama dalam bangku perkuliahan. 12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan kertas kerja ini. Semoga Tuhan memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan.
Salatiga, 3 Juni 2013
FLORANSSIA HAYU RISTIKASARI
Motto Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri (amsal 3:5)
Pencobaan – pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar sehingga kamu dapat menanggungnya (1 korintus 10:13)
Serahkanlah segala kekuatiramu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu ( 1 petrus 5:7)
DAFTAR ISI Halaman Judul ......................................................................................... i Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ......................................................... ii Halaman Persetujuan ............................................................................... iii Halaman Persembahan............................................................................. iv Motto .......................................................................................................... vi Daftar Isi .................................................................................................... vii Daftar Tabel............................................................................................... viii Daftar Lampiran ....................................................................................... ix Abstract ...................................................................................................... x Saripati ....................................................................................................... xi Pendahuluan .............................................................................................. 1 Telaah Teoritis........................................................................................... 5 Metode Penelitian ..................................................................................... 12 Populasi, Sampel dan Data ....................................................................... 12 Model, Tehnik Analisis, dan Pengukuran Variabel............................... 13 Hasil Penelitian .......................................................................................... 19 Statistik Deskriptif .................................................................................... 19 Regresi Panel
21
Korelasi ..................................................................................................... 23 Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 26 Kesimpulan ................................................................................................ 26 Implikasi teori dan terapan ...................................................................... 27 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 28 Saran Penelitian Mendatang .................................................................... 28 Daftar Pustaka ........................................................................................... 29
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Statistik Deskriptif ...........................................................................18 Tabel 2 : Tabel Regresi Panel Perataan laba dan respon pasar ..................20 Tabel 3 : Tabel beta distribution dan uji beda man whitney ........................21 Tabel 4 : Tabel koreasi Spearman perataan laba dan risiko .......................22
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Statistik Deskriptif............................................................................31 Lampiran 2 : Tabel Regresi Panel Perataan laba dan respon pasar ..................31 Lampiran 3 : Tabel uji beda mann whitney risiko ...............................................32 Lampiran 4: Tabel Spearman Correlation Matrix perataan labadan risiko ......33
ABSTRACT This study examines the effect of income smoothing and risk response in the Indonesian market as a proxy variable of shareholder wealth. The research methodology used is based Wang and Williams(2006). The sample used in this study were 110 companies listed on the Stock Exchange during the five years(2007-2011). Hypothesis testing using panel regression analysis. The results of this study indicate that here is no effect of income smoothing on the market response. This study also proves that the risk of companies doing income smoothing is higher than that does not do income smoothing. Keywords: Income Smoothing, Market Response, Risk
SARIPATI Penelitian ini mengkaji pengaruh perataan laba terhadap respon pasar dan risiko di Indonesia sebagai variabel yang menjadi proksi dari kekayaan pemegang saham. Metodologi penelitian yang digunakan mengacu Wang dan Williams (2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 110 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 5 tahun (2007-2011). Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi panel. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh perataan laba terhadap respon pasar. Penelitian ini juga membuktikan bahwa risiko perusahaan yang melakukan perataan laba lebih tinggi daripada yang tidak melakukan perataan laba. Kata kunci :Perataanlaba, Respon pasar, Risiko
Pengaruh Perataan Laba Terhadap Kekayaan Pemegang Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011. PENDAHULUAN Pada dasarnya perataan laba dipandang sebagai kecurangan yang menyesatkan dan tidak bermoral yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan Ronen dan Sadan (1981) dalam Wang dan Williams (2006). Saring (2006) menyebutkan bahwa di satu sisi, praktik manajemen laba dianggap menimbulkan keraguan pada integritas akuntan, dimana praktik ini tetap menggunakan ketentuan – ketentuan yang adamisal prinsip yang diterima umum(PABU), namun dikelola sedemikian rupa oleh manajemen sehingga mengorbankan kepentingan pihak pengguna informasi tersebut. Apabila laporan ini digunakan dalam pengambilan keputusan maka informasi tersebut dapat menyesatkan sehingga tidak reliable. Namun Tucker dan Zarowin (2006) memandang dalam dua sisi yang berbeda, mereka mengemukakan
bahwa
di
satu
sisi,
perataan
laba
meningkatkan
keinformatifan informasi laba jika manajer menggunakan kebijakan mereka untuk berkomunikasi mengenai penilaian mereka terhadap laba masa depan. Disisi lain, perataan laba akan menimbulkan pengungkapan laba yang menyesatkan jika manajer dengan sengaja melakukan penataan angka produktif pada laporan keuangan. Healy dan Palepu (1993) juga
menambahkan dari sisi positif perlakuan manajemen perusahaan terhadap perataan laba dimana, manajemen laba merupakan suatu hal yang wajar ketika seorang manajer mempunyai informasi lebih banyak dibandingkan pemakai laporan keuangan lainnya sebagai akibat dari keahlian yang mereka miliki mengenai kinerja perusahaan. Sejalan dengan pendapat penelitian sebelumnya yang dilakukanWang dan Williams (2006), penelitian ini mendukung bahwa perataan laba yang dilakukan oleh perusahaan merupakan hal yang positif dan potensial. Praktik perataan laba dapat meningkatkan nilai informasi laba yang tercermin dari laporan keuangan perusahaan pada pasar modal. Menurut Wang dan Williams (2006), proses perataan laba tidak lepas dari pengetahuan pribadi manajer mengenai pemahaman kinerja dan keberlangsungan perusahaan di masa depan perusahaan (going concern). Pengetahuan manajer mengenai kinerja masa depan perusahaan adalah sesuatu yang sangat berharga bagicalon investor. Para investor yang diuntungkan dari pengetahuan manajer perusahaan mengenai informasi masa depan perusahaan, diharapkan dapat merespon positif terhadap informasi mengenai pendapatan/dividen yang akan diterima dalam jangka panjang. Respon positif ini berimbas terhadap harga saham perusahaan di pasar modal yang tentunya akan menguntungkan dan mempengaruhi kekayaan pemegang saham.
Di Indonesia penelitian mengenai perataan laba juga telah dilakukan oleh Juniarti dan Corolina (2005);Budhijono (2006); Silviana (2006); Kartika dan Zulaikha (2009);Azhari (2010) dimana fokus mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perataan laba. Sedangkan Mursalim(2006); Achmad et al. (2007) mengungkapkan perataan laba terhadap motivasi investor dalam berinvestasi pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan beberapa penelitian diatas dapat dikatakan bahwa praktek perataan laba telah terdapat pada perusahaaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Namun, belum ada studi yang meneliti secara empiris mengenai hubungan antara perataan laba dan kekayaan pemegang saham yang ada di Indonesia. Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumya yang dilakukan Wang dan Williams (2006), dimana menjabarkan perataan laba dalam 2 indikator sebagai dasar dalam penelitian ini yaitu respon pasar dan risiko perusahaan. Wang dan Williams (2006), mengemukakan bahwa di Amerika perataan laba dapat bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan dan calon investor.Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukan bahwa respon pasar terhadap perusahaan dengan perataan laba empat kali lebih besar dari perusahaan lain yang tidak melakukan perataan laba. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti pengaruh perataan laba terhadap kekayaan pemegang saham yang terjadi di Indonesia. Objek yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI karena dianggap perusahaan go public telah
memenuhi standar dalam hal pelaporan keuangan dan pertanggungjawaban terhadap publik. Penelitian ini menggunakan rentang waktu 5 tahun yaitu tahun 2007 - 2011. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan persoalan penelitian sebagai berikut: Bagaimana pengaruh perataan laba terhadap kekayaan pemegang saham pada publikasi laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perataan laba yang terlihat dari 2 indikator yaitu respon pasar dan risiko. sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui respon pasar terhadap perataan laba pada laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011 dan untuk mengetahui hasil dan besaran pengaruh perataan laba yang dilakukan perusahaan terhadap risiko yang akan dialami perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011.
TELAAH PUSTAKA Tinjauan Teoritis Pengertian Perataan laba Perataan laba (income smoothing) merupakan suatu bentuk manajemen atas
laba
yang
mencerminkan
kinerja
perusahaan
dengan
tidak
sebagaimana keadaaanya, tetapi merupakan tampilan yang diinginkan manajemen (Siegel dan Shim, 1999). Terjadinya perataan laba menurut Healy dan James (1998), adalah ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan dalam penataan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang tata kelola keuangan yang mendasari perusahaan. Sedangkan menurut Silviana (2009), perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi tersebut mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba (earning management) atau manipulasi laba (earnings manipulation). Keterjadian perataan laba secara positif menurut Mursalim (2006) mengemukakan bahwa income smoothing menandakan tidak pada penyimpangan atau pemalsuan, tetapi pada peluang luas yang terdapat dalam prinsip yang diterima umum (PABU) dan penjabarannya. Sasaran
utama adalah untuk melunakkan variabilitas laba setiap tahunnya, dengan mengalihkan pendapatan dari tahun yang baik ke tahun yang buruk. Dalam hal ini pendapatan masa yang akan datang ataupun sebaliknya, demikian pula halnya dengan biaya dapat dimodifikasi dengan mengalihkan beban atau kerugian dari periode ke periode contohnya adalah pengurangan biaya (discretionary cost; seperti biaya iklan) pada tahun berjalan untuk memperaiki laba periode berjalan, kebijakan ini disebut real smoothing. Perataan laba menurut Azhari (2010) dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Manajemen dapat menentukan waktu terjadinya kejadian tertentu melalui kebijakan yang dimiliki. 2. Mengubah metode akuntansi. 3. Manajer memiliki kebijakan sendiri dalam mengklasifikasikan pos- pos laba rugi tertentu ke dalam kategori yang berbeda. Pengertian Kekayaan Pemegang Saham Menurut Gitman (2009) pemegang saham adalah
pemilik sebuah
perusahaanyang kepemilikannya, atau ekuitas, dibuktikan dengan baik saham biasa atau saham preferen. Kekayaan pemegang saham didapatkan dari dividen dan capital gain.
Dividen adalah distribusi pendapatan
periodik yang di berikan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan.
Capital gain adalah selisih pendapatan yang didapat pemegang saham suatu perusahaan dari harga saham di bursa efek. Kekayaan pemegang saham akan berunjuk pada kesejahteraan pemegang saham. Menurut Widayanti (2009) mengemukakan bahwa kesejahteraan pemegang saham diukur dari harga saham. Semakin tinggi harga saham perusahaan maka semakin tinggi kesejahteraan pemegang saham. Variabel keputusan yang utama dalam proses maksimalisasi kesejahteraan adalah kas yang diterima oleh pemegang saham (return) dan risiko (risk) yang harus ditanggung oleh pemegang saham. Pengertian Respon pasar Respon pasar adalah reaksi pasar dalam menanggapi kejadian yang terjadi pada pasar modal, Hal ini berkaitan dengan harga saham. Subekti (2002) dalam Restuningdiah (2010) menyatakan pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang ada maka kondisi pasar seperti ini yang dikatakan pasar efisien. Selanjutnya Scott (2000) dalam Restuningdiah (2010) mengemukakan beberapa hal yang menyebabkan respon pasar berbeda- beda adalah persistensi laba, struktur permodalan perusahaan, kualitas laba, growth opportunities dan informativeness of price.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa laba merupakan indikator yang sangat berpengaruh terhadap respon pasar pada modal saham perusahaan. Pengertian Risiko Menurut
Suhardiyah
(2001),
risiko
merupakan
kemungkinan
perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar perbedaanya semakin besar risiko.Widayanti (2009)mengemukakan risiko adalah variabilitas return dari suatu aset (uncertainty), dimana semakin yakin pendapatan dari suatu aset, semakin berkurang variabilitas pendapatannya berarti risiko semakin kecil. Nalar Konsep dan Hipotesis Penelitian Tuntutan
terhadap
pihak
manajemen
perusahaan
untuk
mensejahterakan pemegang saham, dan pandangan investor yang dianggap selalu tertuju pada laporan keuangan perusahaan
mendorong manajer
untuk melakukan manajemen atas laba. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Wang dan Williams (2006), Penelitian ini berpendapat bahwa perataan laba yang dilakukan perusahaan akan berimbas terhadap 2 hal yaitu respon pasar dan risiko perusahaan. Indikator yang pertama yaitu respon pasar. Menurut teori asymmetric information, manajer merupakan seseorang yang mengetahui
kondisi perusahaan lebih baik dibandingkan pemegang saham. Oleh karena kerahasiaan perusahaan, manajer seringkali hanya bisa memberi signal kepada investor terkait kondisi perusahaan. Menurut Wang dan Williams (2006) dengan melakukan perataan laba, manajer sedang memberikan signal informasi kepada investor terkait masa depan perusahaan. Manajer akan melakukan perataan laba (i.e. meningkatkan laba dari tahun ke tahun) apabila ia yakin akan kondisi masa depan perusahaan yang semakin meningkat. Selain itu, manajer akan melakukan perataan laba apabila ia yakin akan akurasi prediksi laba perusahaan dimasa yang akan datang. Secara singkat, praktek perataan laba dianggap sebagai cerminan keyakinan manajer terhadap masa depan perusahaan yang baik. Oleh karena harga saham sangat ditentukan informasi terkait prospek perusahaan, signal perataan laba ini akan direspons secara positif oleh investor. Hasil penelitian empiris yang dilakukan Wang dan Williams (2006) konsisten dengan prediksi ini. Berdasarkan argumentasi dan hasil penelitian Wang dan Williams dapat dirumuskan hipotesa:
Perataan laba direspon positif oleh investor Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011.
Indikator kedua yang dipakai untuk melihat dampak perataan laba terhadap kekayaan pemegang saham adalah pengaruhnya terhadap risiko. Model dasar penilaian saham (Widayanti, 2009) dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: Po =harga saham D1= deviden Ks = return yang diharapkan g = growth atau pertumbuhan
Dari model diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham (i.e. kekayaan pemegang saham) berbanding terbalik dengan return yang diharapkan (ks).Tingkat return ditentukan oleh tingkat risiko. Untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan ditanggung oleh investor dapat tercermin dari koefisien Beta ( ) dimana diperoleh dari persamaan CAPM (Capital Asset Pricing Model) sebagai berikut: Keterangan: Rj =required return Rj = Rf + (Rm – Rf)
Rf =riskfree Rm=market return = risiko
Risiko diukur dengan beta. Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi risiko semakin tinggi return yang diharapkan. Berdasarkan model harga saham dapat pula dilihat bahwa semakin tinggi return yang diharapkan semakin rendah harga saham. Sebaliknya semakin rendah risiko, semakin rendah pula return yang diharapkan dan semakin tinggi harga saham. Menurut Wang dan Williams (2006), keputusan melakukan perataan laba pada laporan keuangan yang didasarkan pada pengetahuan pribadi manajer mengenai kinerja perusahaan dimasa depan merupakan hal yang sangat krusial. Dengan melakukan praktek perataan laba pada laporan keuangan, manajer dianggap mampu untuk memprediksi masa depan perusahaan dengan lebih baik. Dengan kemampuan prediksi masa depan yang lebih baik, manajer akan mampu melakukan perencanaan dengan lebih baik sehingga risiko perusahaan akan lebih rendah. Perusahaan dianggap lebih dapat memprediksi produktifitas kinerja perusahaan di masadepan sehingga dapat mengurangi risiko. Wang dan Williams (2006) membuktikan hubungan yang negatif antara perataan laba dengan risiko. Berdasarkan argumentasi dan hasil penelitian mereka dapat dirumuskan hipotesa:
Perataan laba mempunyai hubungan yang negatif dengan risiko Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011.
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
hipodeduktif
(hypodeductive research) yaitu jenis penelitian yang menggunakan analisis statistik untuk membuktikan dugaan penelitian terhadap masalah yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah data saham perusahaan dan sumber data laporan keuangan tahunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai tahun berakhir pada 31 desember 2007 sampai 31 desember 2011 yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan diperoleh dari situs PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id dan Indonesia Capital Market Directory(ICMD) Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaan- perusahaanmanufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 hingga 2011. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah memenuhi kriteriayang berjumlah 110 perusahaan. Pertimbangan pemilihan perusahaan manufaktur sebagai sampel karena sebagian besar perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur Parawiyati dan Baridwan (1998) dalam Mudjiono (2010).
Penelitian ini menggunakan periode pengujian lima tahun yaitu 20072011. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sample yaitu sampel yang diambil untuk sesuai dengankriteria tertentu.Untuk dimasukan dalam sampel, perusahaan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Perusahaan harus memiliki akhir periode 31 desember b. Perusahaan harus memiliki data laba yang tersedia di BEI dan ICMD dari tahun 2007 sampai 2011. c. Perusahaan harus memiliki data harga saham harian maupun tahunan yang tersedia di BEI untuk tahun 2007- 2011. d. Perusahaan merupakan perusahaan yang non banking dan perusahaan non utilitas Teknik Analisis Data Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik. Teknik analisis statistik yang digunakan yaitu regresi panel dan korelasi. Teknik tersebut berguna untuk memperoleh data tentang pengaruh perataan labaterhadap kekayaan pemegang saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007- 2011. Adapun model yang digunakan dalam menguji hubungan antara perataan laba dan respon pasar, menggunakan dua parameter yaitu dari pendapatan tak terduga (UINC) pada abnormal return kumulatif (CAR) yang dilihat dari nilai
pasar atau market value untuk masing masing kedua kelompok yang dibandingkan. Model persamaan regresi panel adalah sebagai berikut: CAR i,t =
0
+
1
Di,t +
Di,t*UINCi,t +
2
RISK i,t +
3
SIZE i,t +
6RISK*UINCi,t+
4
UINCi,t +
5
B7 SIZE*UINCi,t+ei,t
Keterangan: CARi,t
=Cumulative Abnormal Return saham i pada periode
t, yang
diakumulasi dari abnormal return saham i mulaidari awal periode peristiwa (t3) sampai periode t. Di,t
=Dummy variable untuk perataan laba, dimana laba 5 tahun dicari perubahan pendapatannya kemudian di sort dari yang kecil ke besar kemudian dilakukan pemberian dummy variable dimana 1 menunjukan perusahaan yang melakukan perataan laba jika perubahan pendapatan pada tahun t kurang dari 50 persentil, 0 menunjukan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba jika perubahan pendapatan pada tahun t lebih dari 50 persentil
RISK
=Dummy variable dari risiko, langkah yang sama pada dummy variable setelah market beta di sort dari yang kecil ke besar,
1
menunjukan risiko pada perataan laba jika lebih tinggi 50 persentil dan 0 adalah kebalikannnya. SIZE
=Dummy variabel untuk ukuran perusahaan, langkah yang sama seperti RISK dimana market value (market capitalization) di sort dari yang kecil ke besar kemudian 1 jika lebih rendah 50 persentil dari dan 0 adalah kebalikannnya. Dipilih sebagai variabel control sehingga pengujian terhadap CAR konstan. =Perbedaan respon pasar antara perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak melakukan perataan laba.
Menurut Scott (2000) dalam Restuningdiah (2010), Cummulative Abnormal Return (CAR) menunjukan respon pasar terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan pada bursa efek. CAR mengukur adanya abnormal return sebagai respon terhadap unexpected component dari laba yng dilaporkan oleh perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Abnormal return dapat dikatakan sebagai perataan laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.
Maka Rumus Abnormal Return-nya :
ARi,t=
Ri,t - Rm,t
Keterangan : ARi,t
= Abnormal Return Saham i pada periode t
Ri,t
= Return Sesungguhnya terjadi saham i pada periode t
Rm,t
= Return Market !"#
!"# !"#
Keterangan : CARi,t = CumulativeAbnormal Return saham i pada periode t, yang diakumulasi dari abnormal return saham i mulai dari awal periode peristiwa (t3) sampai periode t. ARi,t
= Abnormal Return i pada periode a, yaitu mulai t3 sampai hari/periode t
UINC diukur dengan perbedaan antara pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan dan nilai yang diharapkan (expected return) ditunjukan oleh model random walk. Model random walk secara umum dapat disebutkan sebagai berikut &
&
' (
Dan dapat disederhanakan sebagai berikut
&
&
(
Keterangan: Xt
= nilai dari periode tahun t
Xt-1
= nilai dari tahun sebelumnya
et
= nilai dari error atau perubahan yang terjadi pada periode t
Untuk menguji UINC menggunakan random walk dapat dihasilkan rumus sebagai berikut:
%$) ' * +
%$,
Keterangan:
%$= nilai laba yang diperkirakan pada tahun t =interceptatas laba = regresi time series atas laba
%$= nilai laba yang diperkirakan pada tahun t-1
Sedangkan nilai unexpected income (UINC) didapat dari selisih antara reported income pada laporan keuangan dan laba yang diperkirakan (INCt)
Sejalan dengan penelitian terdahulu Wang dan Williams (2006), hubungan antara perataan laba dan risiko perusahaan (beta) dihitung dari regresi estimasi beta dari risiko perusahaan dan rata- rata beta dari kedua grup. Berdasarkan single index model rumus koefisien Beta ( ) dapat dijabarkan sebagai berikut:
) ' *+ -,' (
Keterangan: =Return saham pada tingkat bunga i =Return pasar (
=random error saham
)
=bagian dari return yang tidak dipengaruhi oleh return pasar
*
=koefisien Beta untuk mengukur perubahan yang terjadi pada Rm
Analisis Data dan pembahasan Penelitian ini menggunakan data selama 5 tahun yaitu tahun 2007 – 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 berjumlah 124 perusahaan. Dari jumlah perusahaan tersebut, 14 perusahaan tidak termasuk dalam kriteria dimana dalam jangka 5 tahun tetap terdaftar di BEI. Sehingga, sampel akhir berisi 110 perusahaan yang dapat diteliti.
!
"#
%$& * '. (
'
' '
.
*
(& ' '*
) + )*
)* , ( )
+
, ( (
* * ' ( .
(
- ' (
Tabel diatas menyajikan ringkasan statistik variabel yang digunakan dalam penelitian regresi panel. Data statistik tersebut merupakan keseluruhan data 5 tahun dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Terdapat 530 data dari setiap variabel- variabel yang diamati. Namun dalam pengolahannya data dipotong 1% (outlier) dari jumlah keseluruhandata guna mengurangi kesenjangan, sehingga total menjadi 524 data.
Awal dari penelitian ini adalah mengklasifikasikan kelompok perusahaan yang melakukan perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Klasifikasi ini didasarkan pada nilai absolut perubahan pendapatan/ laba pada laporan keuangan perusahaan. Alternatif ini digunakan melalui regresi time series pada laba dari perusahaan. Untuk menguji hubungan antara perataan laba dan koefisien respon pendapatan, digunakan estimasi parameter dari meregresikan unexpected income (UINC) pada Cummulative abnormal returns (CAR) untuk kedua grup. Dimana nilai unexpected income (UINC) didapat dari selisih antara reported income pada laporan keuangan dan laba yang diperkirakan (INCt) berdasar random walk model.
Pengujian pertama fokus pada respon pasar terhadap pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan perataan laba pada laporan keuangan perusahaan tersebut.Pada hipotesa pertama diekspektasikan respon pasar pada perusahaan yang melakukan perataan laba akan lebih tinggi dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.
$
>
'
*
( '
* ';
/0
/
& "/0
/$
*
*'
& $ !7 & 1 ! 8 & % !79 &< 3! 8 9 &< & " 0 /1 /% /# /2
6 (
&
/3
' * '+ , ( * '. ( - ' ( . '( ' 6 ' '( ( ' 0 ' 6 . !7 '( 6 ' * ( ' 0 6 .! 8 '( 6 ' ( #0 ' 0 ' 6 .+/0&/ &/$&/1, ( ' +0&0#:0&0 :0&00 ,.
Dari tabel regresi panel 2,
Koefisien dari D,
' &<=2
45
* - '
' .
* ' #0 4 #0 ( +9:99:999,
5 mendeskripsikan
perbedaan respon pasar dari perusahaan yang melakukan perataan laba maupun tidak melakukan perataan laba.Dapat terlihat pada tabel 2 dimana D, 5 tidak signifikan. Atau dapat dikatakan bahwa perataan laba yang dilakukan perusahaan di Indonesia tidak mempengaruhi respon pasar. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Wang dan Williams (2006), dimana keadaan di Indonesia menunjukan sesuatu yangberbeda dengan keadaan di Amerika. Dapat diartikan bahwa di Indonesia tidak adanya perbedaan respon pasar perusahaan yang melakukan perataan laba maupun tidak.
Untuk menguji hubungan antara risiko perusahaan dan perataan laba, beta berasal dari regresi dari harga saham perusahaan. Pada hipotesa kedua diekspektasikan rata- rata beta dari perusahaan yang melakukan perataan laba lebih rendah dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba dan hasil uji spearman negatif untuk risiko. Berdasarkan hasil uji bedat independent sample dan mann whitney yang tercermin pada tabel 3 menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian sebelumnya dimana adanya perlakuan perataan laba pada perusahaan berdampak positif pada risiko. '1 ? ?
' ;
)* +
' * +4 ** (
*?
"#$% -(
(
6 * )*
, ** (
, '
(
(
4
*
(
.
Dapat dilihat pada tabel 3, dimana perusahaan yang melakukan perataan laba memiliki rata- rata beta yang lebih besar (1,47) daripada yang tidak
melakukan perataan laba (-0,51). Dapat dikatakan bahwa risiko perusahaan yang melakukan perataan laba lebih besar dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Hasil uji mann whitney juga mendukung penelitian mengenai risiko dimana signifikan pada tingkat signifikansi 0,001. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan antara risiko perusahaan yang melakukan perataan laba dan tidak. '% ?
'
*?
(
"#$% ?
' ;!
*
? ? +
' *
'
!7
!8
' , !7
+
,
+
, ' ! - '.
( '( +9:99:999,
( * '
4
*
(
.
' +0&0#:0&0 :
0&00 ,.
Hal ini juga dibuktikan berdasarkan hasil dari pengujian korelasi spearman dimana korelasi untuk risiko perusahaan yang melakukan perataan laba positif (0,124).Dapat diaktaan juga jika ada peningkatan perataan laba maka akan
berpengaruh positif pada risiko (BETA) atau meningkatkan risiko perusahaan yang melakukan perataan laba. Selain itu hasil dari korelasi Spearman yang signifikan dan positif pada ukuran perusahaan (MV) yaitu (0,201).MV positif dan signifikan menunjukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan ada kecenderungan untuk melakukan peratan laba. Hal ini sesuai dengan penelitian perataan laba yang sebelumnya telah dilakukan di Indonesia dimana berdasarkan political cost hypothesis dalam teori akuntansi, positif ditemukan bahwa perusahaan besar cenderung untuk melakukan pengelolaan atas laba diantaranya melakukan income decreasing saat memperoleh laba tinggi ntuk menghindari munculnya peraturan baru dari pemerintah contohnya menaikan pajak penghasilan perusahaan (Putu, 2009). Risiko perusahaan di Indonesia memiliki korelasi positif dengan praktek perataan laba, mengindikasikan kondisi berlawanan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Wang dan Williams (2006), dimana perusahaan yang melakukan perataan laba lebih berisiko dari perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Perataan laba pada dasarnya bersifat menutupi informasi yang sebenarnya harus diungkapkan. Dengan keadaan negara dengan penegakan hukum yang kurang, pemilik perusahaan sering kali justru berusaha menyembunyikan informasi dengan melakukan perataan laba (Leuz,2003). Adanya perataan laba juga menyebabkan adanya peningkatan kekaburan laba (earnings opaqueness) yang terjadi pada
perusahaan (Markiran, 2010). Praktek perataan laba yang tidak mencerminkan dan mendasari kegiatan operasional perusahaan sebagai akibat kurangnya transparansi, dapat mengurangi keyakinan investor tentang prospek perusahaan (Rajgopal dan Venkatachalam,2010). Hal ini akan meningkatkan ketidakpastian terhadap prospek perusahaan atau dengan kata lain meningkatkan risiko perusahaan.
Kesimpulan dan Saran Penelitian ini menginvestigasi hubungan antara perataan laba dan kekayaan pemegang saham yang terjadi di Indonesia.Penelitian ini menemukan hal terbalik dengan
penelitian
sebelumnya
Wang
dan
Williams
(2006),
dimana
mendokumentasikan bahwa perataan laba justru tidak membawa manfaat pada pemegang saham perusahaan dan investor. Terkhususnya penelitian ini menemukan bahwa: Hasil dari regresi panel membuktikan bahwa tidak adanya perbedaan respon pasar Indonesia pada perusahaan yang melakukan perataan laba atau tidak. Selain itu, Perusahaan yang melakukan perataan laba ternyata memiliki risiko lebih besar dari pada yang tidak melakukan perataan laba. Dengan kondisi di Indonesia dimana penegakan hukum dinilai kurang baik, investor lebih tidak yakin tentang prospek perusahaan ke depan dari perusahaan yang melakukan perataan laba. Hal ini menimbulkan ketidakpastian terhadap masa depan perusahaan sehingga meningkatkan risiko perusahaan Hal ini menunjukan bahwa kekayaan pemegang saham di Indonesia tidak dipengaruhi oleh praktek perataan laba.
Implikasi teori Perataan laba membawa dampak yang positif dan menguntungkan bagi pemegang saham (Wang dan Williams, 2006).Akan tetapi fenomena ini nampaknya hanya muncul di negara maju. Kondisi terbalik justru terjadi di negara berkembang (seperti di Indonesia) sebagai imbas adanya perbedaan kondisi dimana penegakan dan perlidungan hukum belum sepenuhnya tegas dan masih adanya dominasi atau kontrol dari pemilik perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Implikasi terapan Dengan mengetahui hasil dari penelitian diatas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai implikasi terapan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa perusahaan yang melakukan perataan laba justru lebih berisiko maka sebaiknya perusahan go public di Indonesia tidak melakukan perataan laba. b. Dengan melihat hasil penelitian bahwa perusahaan yang melakukan perataan laba lebih berisiko dan tidak ada perbedaan respon pasar pada perusahaan yang melakukan perataan laba. Investor sebaiknya tidak memilih berinvestasi pada perusahaan yang melakukan perataan laba.
Keterbatasan penelitian Penelitian ini penulis hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, akibatnya hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisaasi secara umum untuk setiap perusahaan publik Indonesia. Selain itu untuk mengukur SIZE atau ukuran perusahaan peneliti menggunakan market capitalizationsesuai peneliti terdahulu Wang dan Williams (2006), sedangkan masih banyak cara lain dalam mengukur ukuran perusahaan.
Saran untuk penelitian mendatang Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya meneliti perusahaan manufaktur saja melainkan seluruh perusahaan publik di Indonesia. Selain itu penelitian mengenai karakter manajer yang melakukan perataan laba. Karena sejauh ini belum adanya penelitian yang menyangkut mengenai tujuan dan karakter manajer dalam mengambil keputusan untuk melakukan perataan laba dengan pengetahuan akan risiko dan keuntungan melakukan perataan laba itu sendiri. Untuk itu penelitian selanjutnya akan sangat berguna dalam menambah pengetahuan mengenai karakter manajer itu sendiri dalam hal perataan laba.
DAFTAR PUSTAKA Achmad, komarudin. 2007.”Investigasi Motivasi dan Strategi Manajemen Laba pada Perusahaan Publik Di Indonesia”. Simposium Nasional X, Unhas Makassar Azhari, Fadli.2012.”Analysis of Factors Infuencing Income Smoothing on Manufacturing Companies of Basic and Chemical Indusry Sector Listed In Indonesia Stock Exchange (2004- 2008)”.Jurnal Universitas Gunadarma Budhijono, Fongnawati.2006. “Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Akuntabilitas, ISSN 14120240, Vol.6 No.1 ;hlm. 70-79 Djaddang, Syahril.2006.”Analisis Hubungan Perataan Laba (Income Smoothing) dengan Ekspektasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Buletin Penelitian Universitas Mercu Buana, November Gitman, Lawrence.2009.”Principles of Managerial Finance Twelve edition”.Pearson International Edition Healy, P.M. , dan K.G Palepu. 1993.”The Effect of Firms Disclosure Strategies on Stock Prices.” Accounting Horizons: hal 1-11
Healy, Paul and Wahlen, James.1998.”A Review Of the Earnings Management Literature and Its Implications For Standard Setting”. Accounting Horizons. Dec 1999, Volume: 13 Issue: 4 pp.365-383 Juniarti dan Corolina.2005.”Analisa Faktor- Faktor yang Berpengaruh terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan – Perusahaan Go Public”. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, 148- 162. Kartika, Ratih dan Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt.2009. ”Analisa Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang terdaftar di BEI (2006- 2009)”. Fakultas Negeri Diponegoro Semarang Leuz, C., N. Dhananjay, and P. Wysocki. “Investor protection and earnings management: An international comparison.” Journal of Financial Economics 69(3) (2003): 505-527. Markiran, Garen and Gill, Belen.2010. “Income Smoothing and Idiosyncratic Volatility” Under Review, Journal of Accounting Research, University Jaume I Mursalim. 2006. “Persepsi Dimensi Income Smoothing Terhadap Motivasi Investor Dalam berinvestasi Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Vol 8. No 2 hal 161- 174.
Putu, Luh. 2009.”Perataan laba (Income Smoothing) dan Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhinya”. Accounting Analysis Journal, Vol 1 no 13, Universitas Negeri Semarang Rajgopal, S. and M. Venkatachalam. “Financial reporting quality and idiosyncratic return volatility” (2010). Forthcoming Journal of Accounting and Economics. Restuningdiah, Nurika.2012. “Perataan laba Terhadap Reaksi Pasar Dengan Mekanisme GCG dan CSR Disclosure”. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol 3 No 3, Hal 241-260 Siegel, J.G. and Shim, J.K. 1999. “Kamus Istilah Akuntansi(terjemahan)”.Cetakan ke 3. Media Komputindo. Jakarta. Silviana. 2009.”Analisis Perataan Laba (Income Smoothing): Faktor- Faktor yang mempengaruhi perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimis yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2005- 2009)”. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Suhardiyah, Martha.2001. “Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Return saham perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta”. Majalah Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Buana. Tucker,Jennifer and Zarowin,Paul.2006. “Does Income Smoothing Improve Earnings Informativeness?”. The Accounting Review, Vol 81 No 1, Hal251-270
Widayanti, Rita. 2009.”Manajemen Keuangan Edisi Revisi”. Fakultas Ekonomi UKSW Wang, Zhemin and William, Thomas. 2006. “Accounting Income Smoothing and Stockholder Wealth”. Journal of Applied Bussiness Research. Vol 10 No 3, Hal 96-104
1. Deskriptif Statistik Descriptive Statistics CAR LABA UINC BETA MV Valid N (listwise)
N 524 524 524 524 524 524
Minimum -25,04 -3399758 -5001656 -11,65 4625,00
Maximum 78,01 4,4E+07 3,8E+07 25,37 3,0E+08
Mean -1,5265 470348,7 59150,99 ,4806 6165622
Std. Deviation 10,40477 2461098,401 1705937,225 2,35801 24100550,49
2. Uji hubungan perataan laba dan respon pasar
Coefficientsa
Model 1
(Constant) DUMMY UINC D_UINC RISK RISKUINC SIZE SIZEUINC
Unstandardized Coefficients B Std. Error -3,028 ,926 -,504 ,858 2,564E-06 ,000 4,615E-07 ,000 6,933 ,847 -2,60E-06 ,000 -3,266 ,864 5,187E-06 ,000
a. Dependent Variable: CAR
Standardized Coefficients Beta -,024 ,420 ,013 ,333 -,416 -,157 ,062
t -3,269 -,588 1,815 ,238 8,181 -1,820 -3,778 1,387
Sig. ,001 ,557 ,070 ,812 ,000 ,069 ,000 ,166
3. Uji panel pearson dan spearman correlation matrix
Correlations Spearman's rho
UINC
BETA
MV
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
UINC 1,000 , 524 ,124** ,004 524 ,201** ,000 524
**. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
Uji beda beta mann Whitney
BETA ,124** ,004 524 1,000 , 524 ,205** ,000 524
MV ,201** ,000 524 ,205** ,000 524 1,000 , 524
Uji beda t test Group Statistics
BETA
RISK 1,00 ,00
N
Mean 1,4741 -,5128
262 262
Std. Deviation 2,68145 1,40358
Std. Error Mean ,16566 ,08671
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
BETA
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F 12,565
Sig. ,000
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
10,626
522
,000
1,9870
,18698
1,61962
2,35428
10,626
394,036
,000
1,9870
,18698
1,61934
2,35456