DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-7
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BEI TAHUN 2007-2010 Dhiar Ratnasari, HM Chabachib 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT The aim of this study is to analyze the factors that influence the probablity of income smoothing of listed companies in BEI. This research used 54 companies which have been go public and listed in BEI in 2007-2010 period, they are selected by purposive sampling method. The samples are classified into a group of smoothing and unsmoothing using Eckel (1981) model. Variabels that are used in this research are debt to equity ratio, profitablity, firm size, and operational leverage. The result of the classification showed that there are income smoothing action that have been used by listed companies in BEI. Statistical analyze that is used in this research is general statistical test (descrptive statistic) and logistic regression The result of this research showed that profitablity, firm size and operating leverage influence the probablity of income smoothing. But debt to equity ratio do not influence the probability of income smoothing. Keywords : income smoothing, debt to equity ratio, profitability, firm size, operational leverage PENDAHULUAN . Laporan keuangan merupakan suatu cerminan dari kondisi perekonomian suatu perusahaan juga sebagai suatu informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan, yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan (Brigham dan Houston, 1999). Informasi yang disajikan pada laporan keuangan menjadi penting mengingat terdapat beberapa komponen yang dapat menentukan terbentuknya keputusan. Informasi laba adalah salah satunya. Dalam Prihatmoko (2004) informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, meramalkan laba, menaksir risiko dalam berinvestasi. Menyadari pentingnya informasi laba tersebut, pihak manajemen berusaha untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan atau sering disebut praktik perataan laba. Banyak perusahaan percaya bahwa harga saham mereka akan meningkat apabila laba bersih yang mereka laporkan meningkat secara konstan tiap tahunnya. Akibatnya mereka akan memilih prosedur akuntansi yang menghasilkan laba tertentu untuk memenuhi target yang dikehendaki Juniarti dan Corolina (2005) menyatakan bahwa adanya perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup 1
Dhiar Ratnasari, HM Chabachib
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna informasi yang bersangkutan, tidak terkecuali penerapan perataan laba oleh suatu perusahaan. Tabel 1 Laporan Penjualan dan Profit (Loss) After Tax Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (dalam satuan jutaan rupiah)
Net Sales
Profit (Loss) After Tax
No Perusahaan 2007 1 2
3 4 5
PT.Davomas Abadi Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT. Sekar Laut Tbk. PT. Siantar Top Tbk. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
2008
2.800.084 3.392.847
2009
2007
2008
2009
406.063
208.456 (510.652) (226.749)
600.060
713.114
592.358
(8.646)
9.448
32.450
237.050
313.125
276.312
5.742
4.271
12.803
600.330
624.401
627.115
15.595
4.816
41.072
30.317
303.712
61.153
1.126.800 1.362.607 1.613.928
Sumber: Indonesian Capital Market Directory 2010
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat hal yang tidak konsisten pada net sales dan profit (Loss) after tax di beberapa perusahaan. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Salah satu pola manajemen laba adalah income smoothing (Scott, 2003). Perataan laba atau income smoothing oleh Budhijono (2009) didefinisikan sebagai cara yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi income baik secara artifisial atau ekonomi. Prasetio dkk (2002) mengungkapkan bahwa usaha perataan laba yang dilakukan oleh manajemen dengan sengaja mempunyai tujuan agar memberikan persepsi pada investor tentang kestabilan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada investor bahwa tingkat return saham yang diharapkan tinggi dan tingkat risiko dari portfolio saham rendah, sehingga tingkat kinerja dari perusahaan tersebut kelihatannya baik. Perataan laba yang dilaporkan dapat dicapai melalui dua jenis perataan yaitu (Eckel dalam Rachmawati, 2003): (1)Perataan alami (natural smoothing), adalah perataan laba yang terjadi akibat proses menghasilkan laba (2) Perataan yang disengaja (Intentianlly smoothing), adalah hasil dari artificial smoothing dan real smoothing. Artificial smoothing adalah perataan laba melalui prosedur akuntansi yang diterapkan untuk memindah biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke periode yang lain. Real smoothing muncul ketika manajemen melakukan tindakan untuk mengendalikan kejadian ekonomi tertentu yang mempengaruhi laba yang akan datang. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Perataan Laba Laba merupakan pertimbangan bagi kreditur sebelum memberikan pinjaman pada perusahaan. Kreditur akan cenderung memberikan kredit pada perusahaan yang labanya stabil dibanding perusahaan dengan laba yang fluktuatif. Dengan adanya laba yang stabil maka kreditur akan merasa aman untuk memberikan kredit karena mereka percaya perusahaan akan mampu membayar dengan lancar. Sehingga semakin tinggi DER maka makin terindikasi perusahaan melakukan perataan laba. H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.
2
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Perataan Laba Profitabilitas biasa digunakan untuk menilai kinerja manajemen pada suatu periode tertentu. Perusahaan berupaya agar investor banyak yang menanamkan modal pada usahanya. Sehingga praktik perataan laba terkadang digunakan supaya laba yang dilaporkan di laporan keuangan terlihat stabil, tidak berfluktuasi. Laba yang tidak berfluktuasi tersebut juga akan dinilai bahwa manajer melakukan kinerja yang bagus selama satu periode tersebut oleh para pemegang saham. Laba yang berfluktuasi dinilai mengkhawatirkan oleh pihak manajemen, karena apabila investor menilai kinerja manajemen dari segi laba maka mereka dinilai kurang optimal kinerjanya, yang berpotensi adanya pergantian manajemen. Sehingga semakin rendah profitabilitas makin terindikasi perusahaan melakukan perataan laba. H2: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba Semakin besar perusahaan maka akan mendapat perhatian dari banyak pihak terutama pemerintah dan masyarakat. Adanya perhatian dari banyak pihak ini menyebabkan perusahaan tidak ingin memperlihatkan labanya yang berfluktuasi, sehingga praktik perataan laba dilakukan. Perhatian dari pemerintah dan masyarakat akan mempengaruhi pandangan dari investor pula. Juniarti dan Corolina (2005) juga menyebutkan bahwa perusahaan besar diperkirakan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis, sebab kenaikan laba yang drastis akan menyebabkan bertambahnya pajak. Sebaliknya penurunan laba yang drastis akan memberikan image yang kurang baik. Laba yang berfluktuasi akan dinilai sebagai perusahaan yang mempunyai kinerja kurang optimal dan penilaian pemerintah serta masyarakat tersebut akan merugikan perusahaan itu sendiri. Investor juga tentu akan menilai pandangan dari masyarakat dan pemerintah yang buruk akan menghambat jalannya operasional perusahaan. Sehingga memunculkan asumsi bahwa semakin besar perusahaan makin terindikasi perusahaan melakukan perataan laba. H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba Pengaruh Leverage Operasi Terhadap Perataan Laba Leverage operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang memiliki biayabiaya operasi tetap (Martono dan Harjito, 2008). Potensi pengaruh leverage operasional adalah perubahan dalam volume penjualan akan menghasilkan perubahan yang lebih dari proporsional dalam laba (atau rugi) operasional (Horne dan Wachowicz, 2007:188). Artinya semakin besar leverage operasional perusahaan maka laba yang dihasilkan juga besar, diikuti oleh resiko yang besar pula. Leverage operasi yang rendah menunjukkan bahwa proporsi biaya tetap lebih rendah, sedangkan proporsi biaya variabel lebih tinggi. Hal ini memberi peluang bagi manajer untuk meratakan labanya (Sucipto dan Purwaningsih, 2007) Leverage operasi yang kecil akan menghasilkan penjualan yang rendah serta profit yang rendah dan mendorong perusahaan untuk melakukan praktik perataan laba. Sehingga semakin besar leverage opreasi makin terindikasi perusahaan melakukan perataan laba. H4: Leverage operasi berpengaruh negatif terhadap kemungkinan praktik perataan laba.
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel penelitian perataan laba diukur dengan menggunakan dummy. Kode 1 untuk perusahaan perata laba dan kode 0 untuk perusahaan bukan perata laba. Perata laba dihitung dengan menggunakan Indeks Eckel dimana CV I atau CV S =
: ∆x . Kriteria perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba
adalah (1) Perusahaan dianggap melakukan praktik perataan laba apabila indeks perataan laba lebih kecil daripada 1 (CV S > CV I) (2) Perusahaan dianggap tidak melakukan praktik perataan laba apabila indeks perataan laba lebih besar sama dengan 1 (CV S < CV I) 3
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
Variabel debt to equity ratio diukur dengan total hutang/total modal. Variabel profitabilitas diukur dengan ROA (Laba bersih/Total Aktiva). Variabel ukuran perusahaan diukur dengan log natural Total Aset. Variabel leverage operasi diproxy dengan menggunakan DOL (%perubahan EBIT/%perubahan penjualan)
Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan diterbitkan dalam Indonesian Capital Market Directory pada tahun 2007 sampai dengan 2010, sehingga didapat populasi berjumlah 147. Jumlah sampel akhir yang terpilih sebanyak 54 perusahaan. Tabel 2 Seleksi Sampel Keterangan Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tahun 2007-2010 Perusahaan menufaktur yang delisting dan melakukan merger dan akuisisi pada kurun waktu 2007-2010 Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi pada kurun waktu 2007-2010 Sampel Akhir
Jumlah 147 (50) (43) 54
Sumber: Data Sekunder Diolah Metode Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif melalui hasil nilai indeks dan analisis regresi linier berganda melalui hasil olah data SPSS for windows versi 20. Analisis deskriptif dilakukan pada setiap variabel yang dikembangkan bahkan disertai dengan masing-masing indikatornya sehingga akan diperoleh gambaran deskriptif mengenai karakteristik responden pada masing-masing variabel penelitian. Analisis deskriptif ditentukan dengan menggunakan perhitungan nilai indeks. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Model dari analisis logistik adalah sebagai berikut: Status = α + β1(DER) + β2 (ROA) + β3 (LnTA) + β4 (DOL) + e Dimana: Status = status perusahaan sampel, 1 untuk perusahaan perata laba, 0 untuk perusahaan bukan perata laba DER = Debt To Equity Ratio ROA = profitabilitas LnTA = Ukuran Perusahaan DOL = Leverage operasi e = error Untuk melihat odds atau probabilitas perusahaan tersebut melakukan perataan laba, dapat dicari dengan persamaan (Ghozali, 2006: 73) Ln (odds) = α + β1(DER) + β2 (ROA) + β3 (LnTA) + β4 (DOL) Apabila hubungan antara odds dan probabilitas adalah Odds = maka: Ln
= α + β1(DER) + β2 (ROA) + β3 (LnTA) + β4 (DOL)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Hasil perhitungan index smoothing yang dilakukan terhadap 54 perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 3 dan ternyata terdapat 22 perusahaan yang melakukan perataan laba, terlihat dari Index Smoothing < 1 dan 32 perusahaan yang tidak melakukan perataan laba terlihat dari Index Smoothing > 1.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
Tabel 3 Klasifikasi Perata dan Bukan Perata No STATUS JUMLAH PRESENTASE 1 Perata Laba 22 40,74% 2 Bukan Perata Laba 32 59,26% Total 54 100% Sumber: Data Sekunder Yang Diolah
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan penilaian kelayakan model regresi (goodness of fit test) nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow menunjukkan angka sebesar 0,085. Dengan demikian nilai tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5%. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi logistic tersebut layak dipakai untuk menganalisis prediksi perusahaan melakukan praktik perataan laba. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4. Hasil pengujian hippotesis pertama menunjukkan bahwa hipotesis pertama ditolak. Dengan tingkat signifikansi 0,349 yang lebih besar dari 10% maka DER tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Variabel DER tidak berpengaruh signifikan diduga karena besar kecilnya proporsi penggunaan hutang terhadap modal yang dimiliki perusahaan tidak dapat memastikan perusahaan melakukan perataan laba. DER yang tinggi memang memiliki resiko yang tinggi tetapi dengan adanya reputasi perusahaan yang membayar tepat waktu bisa jadi meyakinkan kreditur untuk memberikan kreditnya meskipun resiko perusahaan tinggi. Ketika DER tinggi, manajer merasa belum perlu melakukan praktik perataan laba apabila masih bisa meyakinkan kreditur bahwa perusahaan mampu membayar kredit tepat waktu sehingga kreditur dapat merasa aman untuk menyalurkan kreditnya. Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis Variabel DER Profitabilitas (ROA) Ukuran perusahaan (LnTA) Leverage operasi (DOL) Keterangan: *) Signifikan
Nilai Signifikansi (α = 10%) .349 .009* .056* .036*
Hasil pengujian terhadap hipotesis kedua menunjukkan Profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap praktik perataan laba dengan nilai signifikansi sebesar 0,009 yang lebih kecil dari 10%. Hasil ini konsisten dengan penelitian Budhijono (2006) dan Syafriont By (2008) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba. Variabel Profitabilitas berpengaruh pada perataan laba karena investor tidak dapat mengabaikan informasi profitabilitas (ROA) yang ada, sehingga manajemen pun menjadi termotivasi melakukan perataan laba melalui variabel tersebut. Ketika profitabilitas rendah manajemen juga khawatir akan adanya pergantian manajemen sehingga praktik perataan laba pun dilakukan untuk memperlihatkan bahwa laba yang diperoleh besar dan kinerja manajemen akan dinilai bagus. Hasil pengujian terhadap hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba dengan nilai signifikansi 0,056 yang lebih besar dari 10%. Hasil ini mendukung hasil penelitian Sucipto Yurianto dan Gudono (2002) yang menyatakan bahwa ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba. Semakin besar ukuran perusahaan maka perhatian dari masyarakat serta pemerintah juga semakin besar. Oleh sebab itu perusahaan tidak ingin memperlihatkan labanya yang berfluktuasi sehingga praktik perataan laba pun dilakukan agar laba yang dilaporkan terlihat stabil. Laba yang stabil akan mendapat penilaian yang baik dari masyarakat, serta dengan tidak adannya kenaikan laba yang drastis maka perusahaan juga terhindar dari membayar pajak yang besar pula. Hasil pengujian terhadap hipotesis keempat menunjukkan bahwa leverage operasi berpengaruh signifikan positif terhadap praktik perataan laba dengan nilai signifikansi 0,036 yang
5
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
lebih kecil dari 10%. Hasil ini konsisten dengan penelitian Yusuf dan Soraya (2004). Leverage operasi bersangkutan dengan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan yang disertai dengan biaya tetap. Semakin besar leverage operasi perusahaan resiko yang ditimbulkan juga semakin besar. Leverage operasi menandakan seberapa besar pengaruh penjualan pada laba operasi yang dihasilkan. Leverage operasi yang besar berarti sensitivitas laba operasi pada perubahan penjualan juga cukup besar, sehingga ketika penjualan turun laba operasi akan ikut mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sehingga perusahaan akan berusahan melakukan perataan laba untuk dapat menstabilkan kembali laba.
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Hasil penelitian ini juga menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba. Dari empat faktor yang diteliti (DER, profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage operasi), terbukti bahwa ukran perusahaan dan leverage operasi berpengaruh positif terhadap perataan laba. Yang artinnya ukuran perusahaan yang besar, serta leverage operasi yang tinggi semakin mengindikasi perusahaan melakukan perataan laba. Sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap perataan laba yang artinya semakin kecil ROA perusahaan semakin terindikasi perusahaan melakukan praktik perataan laba. Dan faktor lain yaitu DER terbukti tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hal ini berarti manajer tidak begitu mempertimbangkan DER dalam melakukan prakti perataan laba. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu Pada penelitian ini pengaruh variabel DER, profitabilitas, ukuran perusahaan dan leverage operasi hanya sebesar 67,4% terhadap variabel dependennya .Terdapat satu variabel independen yang mempunyai nilai signifikansi yang lebih dari 10% sehingga tidak signifikan terhadap variabel dependennya juga menjadi sebuah keterbatasan dalam penelitian ini. Atas dasar keterbatasan tersebut untuk penelitian selanjutnya disarankan agar pada penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel independen lain yang berpotensial mempengaruhi perataan laba, misalnya winner/losser stock (Budhijono, 2006), kelompok usaha (Purwanto, 2004) serta variabel lain dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya. Kedua, penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan obyek penelitian seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan bukan hanya perusahaan manufaktur, sehingga ketepatan prediksi dapat lebih tinggi karena dengan menggunakan objek yang lebih banyak dapat mewakili kondisi yang terjadi. Ketiga, periode penelitian selanjutnya dapat ditambah tahun amatan setelah periode penelitian ini (2011 dan selanjutnya) sehingga lebih mencerminkan fenomena sesungguhnya.
REFERENSI Budhijono, Fongnawati. 2006. Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ. Akuntabilitas. Vol 6 (1) Hal: 70-79 Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Harap, Syofan Syafri. 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2000. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Resiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 23 (3) Hal: 302-314 Horne, James C.Van dan John M. Machowicz JR. 2007. Fundamentals of Financial Management Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan edisi empat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YPKN
6
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
Irawati, Zulfa dan Anugerah Maya A., 2007. Analisis Perataan Laba (Income Smoothing): Faktor Yang Mempengaruhinya dan Pengaruhnya Terhadap Return dan Resiko Saham Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Benefit. Vol. 11 (1) Hal:46-58 Jin, Liauw She dan Machfoedz Mas’ud. 1998. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 1 (2) Hal: 174-191 Juniarti dan Corolina. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 7(2) Hal: 148-159 Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia Mustofa, Arif. 2010. Pengaruh Profitabilitas (ROA), Ukuran Perusahaan, Financial Leverage dan DPR Terhadap Praktik Perataan Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro Prasetio. Januar Eko dkk. 2002. Praktik Perataan Laba dan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. JAAI. Vol. 6 (2) Hal: 45-61 Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi edisi kedua. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YPKN Purwanto, Agus. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 13. Hal: 157-169 Salno, Hanna Melilani dan Zaki Baridwan. 2000. Analisis Perataan penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3 (1) Hal: 17-34 Scott, William R., 2003. Financial Accounting Theory third edition. Toronto: Pearson Education Canada Inc. Sucipto,Wulandari dkk. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Operasi Terhadap Praktik Perataan Laba. Modus. Vol. 19 (1) Hal 49-61 Sugiarto, Sopa. 2003. Perataan Laba Dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI. Syafriont By. 2008. Risiko, Profitabilitas, Leverage Operasi, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 12 (2) Hal: 217-228 Wahana Komputer. 2009. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 16.0. Jakarta: Salemba Empat Yadiati, Winwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Prenada Media Group Yurianto, Priyo Sajarwo dan Gudono. 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Pasar Modal Utama ASEAN. Kompak. No. 5 Hal: 119-138 Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Asing Dan Non Asing Di Indonesia. JAAI. Vol. 8 (1) Hal: 99-124
7