ISSN 2302-0164 pp. 31- 40
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, INDEPENDENSI PEMERIKSA DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI ACEH Lismaita1, Hasan Basri2, Mulia Saputra. Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,) Dosen Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
1)
Abstract: This study aims to determine the influence of educational background, independency of auditors and compliance to the code of conduct on the auditor’s performance (either simultaneously or partially). The population in this study was all of auditors in Aceh Provincial Inspectorate amounted to 47 people. Source of data in this study uses primary data. Data collection techniques done with questionnaire techniques. For data analysis was perform by the software Statistical Package for Social Science (SPSS). The results showed that simultaneously, educational background, independency of auditors and compliance to a code of conduct jointly have a positive influence on the auditors performance. While partially, variable educational background, independency of auditors and compliance to the code of conduct also have a positive influence on the auditors performance in Aceh Provincial Inspectorate. Keywords : Educational Background, Independency of Auditors, Compliance to the Code of Conduct , Performance. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik terhadap kinerja auditor (baik secara simultan maupun parsial). Populasi pada penelitian ini seluruh auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh yang berjumlah 47 orang. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk analisis data dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Sedangkan secara parsial bahwa variabel latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik juga berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. Kata Kunci : Latar Belakang Pendidikan, Independensi Pemeriksa, Kepatuhan Pada Kode Etik, Kinerja.
I.
upaya
PENDAHULUAN
Perkembangan masyarakat
terhadap
akan
tuntutan
belakangan ini dirasakan semakin meningkat. Tuntutan tersebut harus dipandang serius oleh pemerintah yang merupakan tanggung jawab pemerintah kepada rakyatnya dan sebagai 31 -
Volume 6, No. 1, Februari 2017
mewujudkan
praktik
good
governance. (Hasbullah, 2014).
penyelenggaraan
pemerintah yang bersih, adil dan transparan
untuk
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah, pelaksanaan pengendalian intern
tersebut
dilaksanakan
oleh
Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yaitu
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
kualitas kerja yaitu
(BPKP);
Inspektorat
pekerjaan dengan bekerja berdasarkan pada
Provinsi dan Inspektorat Kota. Salah satu unit
seluruh kemampuan dan ketrampilan serta
yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap
pengetahuan yang dimiliki auditor. Kedua,
pemerintah daerah adalah inspektorat daerah.
kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerja yang
Inspektorat
Jenderal;
Auditor internal pemerintah daerah
mutu menyelesaikan
dapat diselesaikan dengan target yang menjadi
adalah Inspektorat Aceh. Inspektorat Aceh yang
tanggung
dibentuk berdasarkan Qanun Nomor 5 Tahun
kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan
2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata
prasarana
penunjang
Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan
ketetapan
waktu
Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh
pekerjaan (Kasim, 2013).
Darussalam
merupakan
unsur
jawab
pekerjaan
auditor
pekerjaan. untuk
serta
Ketiga,
menyelesaikan
Pemerintah
Fenomena yang terjadi saat ini terkait
Daerah yang berada dibawah dan bertanggung
kinerja inspektorat dalam kegiatan pemeriksaan
jawab langsung kepada Gubernur dan secara
yaitu pelaksanaan kinerja pembinaan dan
teknis administrasi mendapat pembinaan dari
pengawasan belum memenuhi standar yang
Sekretariat Daerah.
ditetapkan (terbatasnya personil, waktu dan banyaknya tugas kepengawasan dan tugas-tugas
Fungsi
auditor
internal
adalah
melaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan
suatu
fungsi
penilaian
yang
independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilakukan. Selain itu auditor internal diharapkan
pula dapat lebih memberikan
sumbangan
bagi
perbaikan
efisiensi
dan
efektivitas dalam rangka peningkatan kinerja organisasi (Awaluddin, 2013).
lainnya), hasil kinerja kepengawasan belum menjadi pertimbangan kebijakan pimpinan, dan kurangnya aparat
kewibawaan pengawas
internal,
selaku sehingga
auditee/SKPD/unit kerja kurang responsive terhadap hasil pengawasan inspektorat (BPK RI, 2013). Fenomena lain menyangkut kinerja auditor mengenai kualitas laporan keuangan di pemerintah
Kinerja auditor merupakan perwujudan
inspektorat
mendapat
Aceh
adalah
penilaian
pelaporan Wajar
yang
Dengan
kerja yang dilakukan dalam mencapai hasil
Pengecualian (WDP). Hal ini telah terjadi sejak
kerja yang baik atau lebih menonjol kearah
5 tahun berturut-turut yaitu dari 2009-2014.
tercapainya
Penilaian
tujuan
organisasi.
Pencapaian
tersebut
didasari
atas
beberapa
kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai
temuan yang terdapat dalam Laporan Keuangan
dengan standar dan kurun waktu tertentu. Ada
Pemerintah Daerah (LKPD) sehingga menjadi
tiga
demi
permasalahan yang harus ditindaklanjuti oleh
tercapainya kinerja auditor yang baik. Pertama,
pemerintah daerah. Temuan tersebut terdapat
hal
yang
perlu
diperhatikan
Volume 6, No. 1, Februari 2017
- 32
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pada pelaporan keuangan yang tidak sesuai
pemikiran guna lebih meningkatkan kinerja
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
auditor Inspektorat Provinsi Aceh di masa yang
kelemahan dalam Sistem Pengendalian Intern
akan datang.
(SPI)
dan
beberapa
temuan
terkait
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangundangan (BPK Perwakilan Provinsi Aceh,
II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2014).
Berdasarkan Berdasarkan
Laporan
Hasil
Administrasi
Negara
keputusan
Lembaga
Republik
Indonesia
Pemeriksaan (LHP) oleh BPK RI atas Laporan
Nomor 239/IX/6/6/8/2003, menjelaskan kinerja
Keuangan Pemerintah Aceh (LKPA) tahun
merupakan “gambaran mengenai sejauh mana
anggaran 2011, 2012, 2013 yang masih memuat
keberhasilan/kegagalan
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang
pokok dan fungsi suatu instansi”.
disampaikan ada rekomendasi dari BPK yang
Kemudian
Otley
tugas
(1999)
menjelaskan
dalam “kinerja
ditujukan langsung kepada Inspektorat Aceh,
Mahmudi
yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor.
mengacu pada sesuatu yang terkait dengan
10.C/LHP/XVIII.BAC/05/2014 tanggal 21 Mei
kegiatan melakukan pekerjaan dalam hal ini
2014 atas temuan bantuan hibah sebesar Rp.
yaitu hasil yang dicapai dari kerja tersebut”.
851.517.933.857,00
yang
dipertanggungjawabkan.
Merekomendasikan
bahwa
“Inspektur
Aceh
untuk
belum segera
(2013:6)
pelaksanaan
Kinerja
adalah
hasil
kerja
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
melakukan audit atas penerima hibah yang
dengan
belum menyampaikan Laporan Pertanggung
kepadanya (Mangkunegara, 2005:67).
jawaban Dana Bantuan Sosial dan Hibah TA 2012
dan
tanggungjawab
Penelitian
oleh
sesuai
bahwa “latar belakang pendidikan berpengaruh
ketentuan”. Atas rekomendasi ini auditor
positif terhadap kinerja auditor. Pengaruh
Inspektorat Aceh diharapkan lebih professional
positif menunjukkan bahwa latar belakang
dan
pendidikan pemeriksa adalah searah dengan
kinerjanya
untuk
memperoleh audit yang berkualitas.
berhasil
dilakukan
ditinjaklanjuti
meningkatkan
(2009)
diberikan
kepada
untuk
Mulyono
yang
yang
hasilnya
Gubernur
melaporkan
secara
mengemukakan
kinerja inspektorat. Dengan latar belakang
Penelitian ini menguji pengaruh latar
pendidikan pemeriksa yang baik maka kinerja
belakang pendidikan, independensi pemeriksa
auditor juga akan lebih baik. Latar belakang
dan kepatuhan pada kode etik terhadap kinerja
pendidikan pemeriksa mempunyai peranan
auditor
Aceh.
yang penting dalam meningkatkan kinerja
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
auditor”. Semakin tinggi tingkat latar belakang
pembelajaran dan
pemeriksa maka kualitas hasil pemeriksaan dan
33 -
pada
Inspektorat
Provinsi
memberikan sumbangan
Volume 6, No. 1, Februari 2017
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kinerja pemeriksa tersebut akan meningkat
semakin independensi seorang auditor maka
(Subhan, ,2011). Latar belakang pendidikan
akan semakin mempengaruhi kinerjanya.
merupakan usaha sadar untuk membekali
Kode etik menurut Fritzsche (1977)
individu dengan pengalaman dan ketrampilan
dalam Farhan (2009:22) dapat dijelaskan
sehingga
sebagai berikut:
individu
mengembangkan
tersebut
potensi
yang
dapat
dimilikinya
(Dwiyogo, 2008). Hasil penelitian Ayura (2013) menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja APIP Independensi
dapat
juga
diartikan
“Produk kesepakatan yang mengatur tingkah laku moral suatu kelompok profesi atau masyarakat untuk diberlakukan dalam suatu masa tertentu dengan ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu. Kodek etik dapat berubah sesuai dengan perkembangan pemahaman kelompok tentang moral”.
adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta
dan
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
Menurut Halim (2008:46) independensi merupakan “suatu cerminan sikap dari seorang auditor untuk tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan audit”. Independensi adalah sikap mental seorang auditor dimana ia dituntut untuk bersikap jujur dan tidak memihak pelaksaan
audit
dan
dengan tingkah laku profesional auditor. Dalam menangani suatu kasus kode etik di buat dan dirumuskan oleh profesi itu sendiri. Penelitian
menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002).
sepanjang
Kode etik sangat erat kaitannya
adanya
dalam
Ariani (2009) yang menyatakan bahwa “etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor, yang dimana apabila seorang auditor tidak memiliki atau mematuhi etika profesinya maka ia tidak akan dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan bagi dirinya sendiri maupun kliennya Secara skematis kerangka pemikiran
memposisikan dirinya dengan auditeenya. Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Suputra (2013) berhasil mengemukakan bahwa
independensi
berpengaruh
positif
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dapat dilihat pada Gambar berikut:
terhadap kinerja auditor. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi
tingkat independensi
Latar Belakang Pendidikan
auditor maka akan semakin tinggi hasil kinerja yang dihasilkan oleh auditor. Sementara itu penelitian
Wati
mengemukakan
et.al bahwa
(2010)
Independensi Pemeriksa
Kinerja Auditor
juga
independensi
Kepatuhan Pada Kode Etik
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pemerintah. Hal
ini
menunjukkan
bahwa Volume 6, No. 1, Februari 2017
- 34
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Berdasarkan skema kerangka pemikiran tersebut,
maka
rumusan
hipotesis
dalam
apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan yang diukur dan juga melihat konsistensi data
penelitian ini yaitu latar belakang pendidikan,
yang
dikumpulkan.
independensi auditor dan kepatuhan pada kode
dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur
etik secara bersama-sama maupun parsial
yang
berpengaruh terhadap kinerja auditor pada
mengungkapkan
Innspektorat Provinsi Aceh.
diukur atau diungkapkan (Idrus, 2009:124).
digunakan
Pengujian
dapat
validitas
mengukur
hal-hal
yang
atau
seharusnya
Untuk menguji validitas dilakukan dengan III. METODE PENELITIAN
mengkorelasikan
Populasi Penelitian
dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi Aceh yang
masing-masing
dengan
menggunakan
variabel, pearson
product moment correlation melalui proses SPSS.
berjumlah 47 Orang dengan kriteria telah
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji
melakukan audit atau pemeriksaan sebagai
konsistensi jawaban responden atas seluruh
anggota tim.
butir
pertanyaan
digunakan. Teknik Pengumpulan Data Teknik digunakan
pengumpulan
dalam
penelitian
Uji
atau ini
pernyataan dilakukan
ini
yang adalah
reliabilitas juga dilakukan secara statistik, yaitu dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS.
penelitian ini adalah tertutup yaitu pertanyaan yang di rancang berbentuk pilihan yang telah disediakan. Kuesioner tersebut digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis baik yang diperoleh secara langsung dari responden (diberikan secara pribadi), dikirim melalui pos, maupun secara elektronik (internet). Peneliti menggunakan kuesioner karena memudahkan untuk mendapatkan data yang lebih efisien dalam hal waktu, energi dan biaya.
Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris
yang
digunakan
untuk
dependen yaitu: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Kemudian setelah kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data perlu dilakukan dan
uji
reliabilitas.
Kedua
pengujian ini dilakukan untuk mengetahui 35 -
Volume 6, No. 1, Februari 2017
meneliti
pengaruh variabel independen terhadap variabel
Rancangan Pengujian Hipotesis
validitas
apabila
pernyataan-pernyataan sudah valid. Pengujian data
kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam
uji
yang
Keterangan: Y
=Kinerja auditor
X1
= Latar belakang pendidikan
X2
= Independensi pemeriksa
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala X3
= Kepatuhan pada kode etik
β1,β2,β3= Koefisien regresi X1,X2,X3 α
= Konstanta
e
= Error
IV. HASIL PENELITIAN DAN
A8
0.721
0.304
Valid
A9
0.492
0.304
Valid
A10
0.494
0.304
Valid
B1
0.754
0.304
Valid
0.682
0.304
Valid
0.612
0.304
Valid
0.687
0.304
Valid
B5
0.687
0.304
Valid
C1
0.515
0.304
Valid
C2
0.668
0.304
Valid
0.512
0.304
Valid
0.443
0.304
Valid
B2
PEMBAHASAN
Belakang
Populasi dalam penelitian ini berjumlah
B3
47 orang auditor pada kantor Inspektorat
B4
Provinsi
Aceh.
Dari
47
kuesioner
Provinsi Aceh, jumlah kuesioner yang diterima kembali oleh peneliti sebanyak 44 eksemplar, bersedia
menjawab
atau
Pendidikan (X1)
yang
dibagikan kepada responden pada Inspektorat
yang
Latar
mengisi
kuesioner sebanyak 42, sementara sebanyak 2
C3
Independensi Pemeriksa
kuesioner lagi kosong.
C4
Uji Validitas
C5
0.487
0.304
Valid
Uji pengujian validitas secara rinci ditampilkan
C6
0.414
0.304
Valid
D1
0.522
0.304
Valid
D2
0.619
0.304
Valid
D3
0.616
0.304
Valid
D4
0.698
0.304
Valid
0.517
0.304
Valid
0.528
0.304
Valid
D7
0.685
0.304
Valid
D8
0.710
0.304
Valid
D9
0.631
0.304
Valid
D10
0.568
0.304
Valid
D11
0.738
0.304
Valid
(X2)
dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data Item
Variabel
Koefisi
Nilai
Ket
en
Kritis r
yataa
Korela
(N-2)
n
si
A1
0.673
0.304
Valid
A2
0.717
0.304
Valid
A3
0.735
0.304
Valid
0.768
0.304
Valid
A5
0.645
0.304
Valid
A6
0.542
0.304
Valid
A7
0.663
0.304
Valid
Pern
D5
Pada Kode D6
A4
Kinerja Auditor (Y)
Kepatuhan
Etik (X3)
Volume 6, No. 1, Februari 2017
- 36
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala D12
0.603
0.304
Valid
Alpha untuk masing-masing variabel berada
Sumber: Data Diolah (2016)
Berdasarkan hasil pengujian validitas data menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh oleh masing-masing item dari variabel
latar
belakang
pendidikan,
independensi pemeriksa, kepatuhan pada kode etik dan kinerja auditor berada diatas nilai kritis korelasi product momen (koefisien korelasi > 0,304)
dan
dibawah
memiliki
0.05
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai koefisien
tingkat
sehingga
signifikansi
kuesioner
yang
digunakan dinyatakan valid.
diatas 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dijadikan sebagai alat ukur dalam penelitian ini layak untuk digunakan dalam pengujian lanjutan. Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji serta menganalisis rumusan hipotesis berdasarkan
regresi.
Pengujian
hipotesis
tersebut dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil pengujian hipotesis ditampilkan pada tabel 4.3.
Uji Reliabilitas Uji
pengujian
reliabilitas
secara
Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi
rinci
ditampilkan dalam Tabel 4.2.
Variabel
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Jumla Croncach h
Coefficientsa
Ket
Alpha
5
0,694
Handal
Berdasarkan hasil output komputer
diatas (Tabel 4.3), maka dapat dijelaskan
(X1) 6
0,821
Handal
persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 0,260+0,287X1+0,308X2+0,375X3
Pemeriksa
Persamaan
(X2) 12
0,818
Handal
Etik (X3)
dapat
diinterpretasikan
sebagai berikut:
regresi 10
0,842
Handal
Auditor (Y) Sumber: Data diolah (2016)
Volume 6, No. 1, Februari 2017
tersebut
sebesar
0,260
menyatakan bahwa jika variabel latar belakang
pendidikan,
independensi
pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik
37 -
regresi
a. Nilai konstanta berdasarkan persamaan
Pada Kode
Kinerja
1,145 1,947 1,931
melalui program SPSS dari nilai coefficientsa
Pendidikan
Kepatuhan
,873 ,514 ,518
Sumber: Data diolah (2016)
Belakang
Independensi
Sig. ,627 ,008 ,035 ,018
Collinearity Statistics Tolerance VIF
a. Dependent Variable: Kinerja
Item Latar
Model 1 (Constant) Pendidikan Independensi Kepatuhan Pada Kode Etik
Unstandardized Standardized Coeff icients Coeff icients B Std. Error Beta t ,260 ,531 ,490 ,287 ,102 ,307 2,799 ,308 ,141 ,312 2,184 ,375 ,152 ,352 2,471
bernilai
konstan/tetap,
maka
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala besarnya nilai kinerja auditor adalah
dengan variabel dependen sebesar 77,5%.
sebesar 0,260.
Artinya
b. Koefisien
regresi
latar
belakang
pendidikan,
belakang
independensi pemeriksa dan kepatuhan
pendidikan sebesar 0,287, nilai tersebut
pada kode etik mempunyai hubungan
menyatakan bahwa
terhadap kinerja auditor sebesar 77,5%.
setiap 100%
peningkatan latar belakang pendidikan, maka
secara
relatif
juga
2. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,600
akan
artinya kinerja auditor dipengaruhi oleh
berpengaruh terhadap kinerja auditor
latar belakang pendidikan, independensi
sebesar 28,7%.
pemeriksa dan kepatuhan pada kode etik
c. Koefisien
regresi
independensi
sebesar 60%, sedangkan sebesar 40%
Pemeriksa sebesar 0,308, nilai tersebut
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
menyatakan bahwa
dimasukkan dalam penelitian ini.
setiap 100%
peningkatan independensi pemeriksa, maka
d.
latar
secara
relatif
juga
akan
Hasil penelitian terhadap variabel latar belakang pendidikan
(X1)
diperoleh
nilai
berpengaruh terhadap kinerja auditor
koefisien β1 = 0,287. Berdasarkan hasil
sebesar 30,8%.
perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial
Yang
regresi
variabel latar belakang pendidikan berpengaruh
kepatuhan pada kode etik sebesar
terhadap kinerja auditor. Maka penelitian ini
0,375, nilai tersebut
menerima hipotesis alternatif kedua (Ha2) yang
bahwa
terakhir
koefisien
menyatakan
setiap 100% kepatuhan pada
menyatakan
latar
belakang
pendidikan
kode etik, maka secara relatif juga akan
berpengaruh terhadap kinerja auditor pada
berpengaruh terhadap kinerja auditor
Inspektorat Provinsi Aceh. Hipotesis diterima
sebesar 37,5%.
karena nilai β1 ≠ 0 yaitu 0,287 > 0 (β1 = 0,287 ≠ 0).
Tabel 4.4 Hasil Uji Determinasi dan Korelasi
Hasil
penelitian
terhadap
variabel
independensi pemeriksa (X2) diperoleh nilai koefisien β1 = 0,308. Berdasarkan hasil
Model Summary b Model 1
R R Square ,775a ,600
Adjusted Std. Error of R Square the Estim ate ,569 ,21710
DurbinWatson 1,735
a. Predictors: (Constant), Kepatuhan Pada Kode Etik, Pendidikan, Independensi
menerima hipotesis alternatif ketiga (Ha3) yang
Sumber: Data diolah (2016)
korelasi
(R)
sebesar
0,775
menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi)
antara
variabel independensi pemeriksa berpengaruh terhadap kinerja auditor. Maka penelitian ini
b. Dependent Variable: Kinerja
1. Koefisien
perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial
variabel
independen
menyatakan
independensi
pemeriksa
berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. Hipotesis diterima
Volume 6, No. 1, Februari 2017
- 38
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala karena nilai β2 ≠ 0 yaitu 0,308 > 0 (β2 = 0,308 ≠ 0).
1. Penelitian diharapkan bisa memberikan kontribusi kepada Inspektorat Provinsi
Hasil
penelitian
terhadap
variabel
Aceh untuk terus memperhatikan hal-hal
kepatuhan pada kode etik (X3) diperoleh nilai
yang berhubungan dengan kinerja auditor.
koefisien β3 = 0,375. Berdasarkan hasil
Kinerja auditor adalah hal yang sangat
perhitungan menunjukkan bahwa secara parsial
penting. Karena dapat menentukan tepat
variabel kepatuhan pada kode etik berpengaruh
atau tidaknya keputusan-keputusan yang
terhadap kinerja auditor. Maka penelitian ini
diambil auditor.
menerima hipotesis alternatif keempat (Ha4)
2. Menambah jumlah sampel yang diteliti dan
yang menyatakan bahwa kepatuhan pada kode
memperluas lokasi penelitian sehingga
etik berpengaruh terhadap kinerja auditor pada
diharapkan tingkat generalisasi dari analisis
Inspektorat Provinsi Aceh. Hipotesis diterima
akan lebih akurat.
karena nilai β3 ≠ 0 yaitu 0,375 > 0 (β3 = 0,375 ≠ 0).
3. Menambah variabel-variabel lain yang memiliki
kemungkinan
berpengaruh
terhadap kinerja auditor seperti, struktur V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian,
audit, konflik peran, ketidak jelasan peran, pengalaman dan lain-lain.
maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan latar belakang pendidikan, independensi pemeriksa, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh positif terhadap kinerja audit pada Inspektorat Provinsi Aceh. 2. Secara parsial latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. 3. Secara parsial independensi pemeriksa
DAFTAR PUSTAKA Ariani. (2009). Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Inspektorat Provinsi Bali. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Awaluddin, M. (2013). Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Hasanuddin No. 2 (3), 1-14.
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. 4.
Secara parsial kepatuhan pada kode etik berpengaruh positif terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Provinsi Aceh. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian
berikutnya: 39 -
Volume 6, No. 1, Februari 2017
Ayura, D.P. (2013). Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, (2013), BPK dan Inspektorat:
Jurnal Akuntasi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mencari Solusi Melalui Diskusi. Siaran Pers BPK RI. Dwiyogo, W.D. (2008). Aplikasi Teknologi pembelajaran: Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang. Mangkunegara, A. P. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Halim, A. (2008). Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1.Edisi Keempat.Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Hasbullah. (2014). Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas, dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit. Jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha, No. 1 (2),1-11. Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Keputusan Ketua LAN Nomor 239/IX/6/8/2003, tanggal 25 Maret 2003, tentang Perbaikan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kasim, Y., Darwanis., dan Syukri A. (2013). Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kinerja Auditor (Studi PadaAuditor Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) RI Perwakilan Aceh). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, No. 2 (2), 103-116. Mahmudi. (2013). Manajemen Kinerja Sector Public, UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Tesis. Sumatera Utara: Ilmu Akuntansi, Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. -------. Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. -------. Nomor 60 Tahun 2008, Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. -------. Nomor 91 Tahun 2009 Tentang Kode Etik Pemeriksa/Auditor Inspektorat Aceh. Putri, K.M.D., dan Suputra, I.G.D.D. (2013). Pengaruh Independensi, Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Jurnal. Universitas Udayana no. 4 (1), 39-53. Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Siaran Pers, Badan Pemeriksaan Keuangan Perwakilan Provinsi Aceh. (2014). Banda Aceh. Wati, E., Lismawati dan Aprilia, N. (2010). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor Pemerintah (Studi Pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu). Makalah. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi Keenam. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Mulyono, A. (2009). Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Volume 6, No. 1, Februari 2017
- 40