e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
PENGARUH INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP DENPASAR) 1
Ida Ayu Putu Wilasita, 1Edy Sujana, 2Lucy Sri Musmini Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id
Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Independensi, Due Professional Care, dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Wilayah Denpasar. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode survey melalui pembagian kuisioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor Kantor Akuntan Publik yang ada di Denpasar. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampel jenuh. Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Alat analisis pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, (2) Due Professional Care berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, (3) Kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, (4) Independensi, Due Professional Care, dan Kepatuhan pada Kode Etik secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Kata Kunci: Independensi, Due Professional Care, Kepatuhan pada Kode Etik, Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit. Abstract The aim from this research is to know how the influence of independency, due professional care, and code of conduct to the quality of audit result. This research was did at Kantor Akuntan Publik (KAP) in Denpasar. The method of this research was survey method, gave the questionnaire to the respondent. Population in this research is auditors in Kantor Akuntan Publik Denpasar. The method sampling for this method was taken by saturated sampling. The total sampling for this method is 60 peoples. The analysis method for this research used bifilar analysis regression. The result of this research showed that (1) The independency had influence to the audit quality result; (2) The Due Professional Care had influence to the audit quality result; (3) The Code of Conduct had influence to the audit quality result; (4) Independency, Due Professional Care, Code of Conduct have simultaneous influence to the audit quality result. Keywords: Independency, Due Professional Care, Code of Conduct, Audit Quality Result
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Profesi akuntan publik merupakan profesi yang menjadi sorotan dan merupakan profesi kepercayaan bagi masyarakat umum, karena dari akuntan publik inilah masyarakat mendapat informasi laporan keuangan yang handal dan akurat sebagai dasar pengambilan keputusan. Maka dari itu, auditor harus meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas auditnya sehingga dapat menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan audit yang baik. Akhir-akhir ini banyak terjadi konflik kepentingan antara pihak internal dan eksternal perusahaan yang menuntut akuntan publik agar menghasilkan laporan audit yang baik. Fenomena lain yang terjadi yaitu maraknya skandal keuangan yang terjadi, baik di dalam maupun di luar negeri yang mengakibatkan merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik. Salah satu skandal keuangan tersebut terjadi pada perusahaan Enron yang merupakan perusahaan gabungan antara Internorth dengan Houston. Untuk mengatasi kasus-kasus keuangan tersebut, maka diperlukan sikap independen seorang auditor dalam menilai keadaan laporan keuangan yang sebenarnya dan yang dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Due Professional Care juga penting diterapkan oleh auditor di dalam pelaksanaan tugas-tugas auditnya. Dalam hal ini auditor dituntut untuk selalu berpikir kritis, cermat dan seksama terhadap buktibukti audit yang telah ditemukan, demi tercapainya kualitas pemeriksaan audit yang baik dan berkualitas. Selain tugas akuntan publik harus berpedoman pada standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, perilaku profesional. Penelitian tentang kualitas audit dikatakan penting agar pembaca dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Penelitian ini penting dilakukan untuk menilai sejauh mana auditor dapat konsisten menjaga kualitas audit yang
diberikannya, dan penelitian ini dilakukan di wilayah kota Denpasar karena di wilayah kota Singaraja belum terdapat Kantor Akuntan Publik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ST. Nur Irawati (2011), yang menguji hubungan antara kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik, hasilnya menunjukkan bahwa independensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Begitu pula dengan penelitian menurut A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih (2013), yang hasilnya menunjukkan bahwa independensi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Ada pula penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil penelitiannya bahwa variabel independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Dea Arisanti, 2013). Menurut penelitian Subha (2010) menyatakan bahwa kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, (2) untuk mengetahui pengaruh due professional care terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, (3) untuk mengetahui pengaruh kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, (4) untuk mengetahui pengaruh antara independensi, due professional care, dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor diharuskan memiliki sikap independensi, yaitu sikap yang selalu jujur atau tidak memihak kepada pihak lain dalam mempertimbangkan fakta dan pendapatnya. Maka dari itu dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini yaitu Independensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit (H1). Untuk meyakinkan laporan keuangan bebas dari salah saji, baik yang disebabkan oleh kecurangan atau kekeliruan, maka auditor dituntut untuk bersikap cermat dan seksama (due professional care), sehingga
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) dapat menghasilkan kualitas audit yang berkualitas. Maka dari itu dapat disimpulkan hipotesis kedua yaitu due professional care berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit (H2). Kode etik mengikat semua anggota profesi termasuk salah satunya profesi akuntan publik, dimana kode etik harus selalu dijunjung tinggi dalam pelaksanaan audit agar menghasilkan kualitas audit yang baik. Maka dapat disimpulkan hipotesis ketiga yaitu kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit (H3). Auditor yang independen akan memberikan penilaian yang sebenarnya terhadap laporan keuangan yang akan diaudit. Dalam penugasan audit diperlukan juga sikap yang cermat dan seksama, serta mematuhi kode etik profesi demi kelancaran praktik profesinya. Maka dapat disimpulkan hipotesis keempat yaitu adanya pengaruh antara independensi, due professional care, dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit (H4). METODE Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang ada di Denpasar. Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah tipe penelitian penjelasan (explanatory/confirmatory research). Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan kasual antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang ada di Denpasar dengan melibatkan auditor yang terdapat dalam Kantor Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik merupakan suatu badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari kementrian keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif karena data yang digunakan berbentuk angka-angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan
informasi dari auditor pada kantor Akuntan Publik yang ada di Denpasar. Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akuntan publik yang terdaftar dan bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2000:1170). Sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili keberadaan populasi. Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan metode sampel jenuh, karena semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu auditor yang bekerja pada KAP yang ada di wilayah Denpasar, diantaranya 3 orang di KAP K. Gunarsa, 5 orang di KAP Rama Wendra, 10 orang di KAP Drs. Ketut Budiartha, 5 orang di KAP Sri Marmo Djogosarkoro, 16 orang di KAP Drs. Sunasdyana, dan 17 orang di KAP Johan Malonda & Mustika, dan KAP I Wayan Ramantha. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas hasil pemeriksaan audit, sedangkan variabel independennya adalah independensi, due professional care, dan kepatuhan pada kode etik. Yang diukur dengan menggunakan skala interval yang memungkinkan peneliti memberikan skor pada setiap jawaban responden. Adapun metode penskalaanya adalah dengan menunjukkan angka atau simbol terhadap kategori jawaban dalam instrument penelitian (Supramono, 2004:59). Metode penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert, dengan lima (5) alternative jawaban yaitu: jawaban SS (Sangat Setuju) jika pernyataan benar-benar sesuai dengan yang dirasakan, jawaban S (Setuju) jika pernyataan cenderung sesuai tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan yang dirasakan. Jawaban C (Cukup) jika pernyataan tersebut cukup dirasakan. Jawaban TS (Tidak Setuju) jika pernyataan cenderung tidak sesuai tetapi belum sepenuhnya dengan yang dirasakan, jawaban STS (Sangat Tidak setuju) jika pernyataan benar-benar tidak sesuai dengan yang dirasakan.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode survey melalui pembagian kuisioner kepada responden. Kuisioner merupakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1996:139). Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan secara langsung kepada auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang ada di Denpasar. Peneliti akan mengirim sendiri secara langsung kuisioner tersebut ke masing-masing kantor akuntan publik yang bertujuan agar tingkat pengembalian kuesioner bisa lebih tinggi, sedangkan untuk pengambilan kuesioner juga akan diambil langsung oleh peneliti. Jenis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang merupakan penelitian yang datanya berupa angka-angka, skor atau nilai atau pernyataan yang diangkakan dan dianalisis dengan analisis statistik (Sugiyono, 2010). Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuisioner ke masingmasing Kantor Akuntan Publik di Denpasar. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan secara tidak langsung atau melalui media perantara. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Sugiyono (2006) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur sutu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menentukan alat statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa (Sujarweni, 2007). Asumsi dasar klasik regresi terdiri dari: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis linear berganda. Adapun model regresi linear berganda dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + e Uji t digunakan untuk mengetahui varians koefisien regresi parsial dari model yang digunakan, artinya variabel independen mempengaruhi secara parsial variabel dependen. Hipotesis 1, 2, dan 3 dalam penelitian ini didukung apabila nilai signifikansi t < 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari level of significance (sig > α) berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji F digunakan untuk mengetahui variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Nilai signifikansi F yang digunkan yaitu kurang dari 5%. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel. Tingkat ketepatan suatu garis regresi dapat diketahui dari besar kecilnya koefisien determinasi atau koefisien R^2 (R Square). Nilai koefisien R^2 dalam analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran untuk menyatakan kecocokan garis regresi yang diperoleh, Sudarmanto (2005:206). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 auditor. Dari 60 kuisioner yang disebar, kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 kuisioner, sedangkan 4 (6,67%) kuisioner tidak dapat digunakan karena dijawab tidak lengkap. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) responden berdasarkan usia, berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan lama bekerja, dan berdasarkan tingkat independensi terakhir. Responden yang berusia antara 2030 tahun yaitu sebanyak 46 orang (82,14%), usia antara 31-40 tahun sebanyak 5 orang (8,93), dan responden yang berusia antara 40-50 tahun sebanyak 5 orang (8,93%). Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (41,07%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang (58,92%). Kemudian reponden yang telah bekerja selama 1-2 tahun sebanyak 42 orang (75%), responden yang bekerja 3-4 tahun sebanyak 5 orang (8,93), responden yang bekerja selama 5-6 tahun yaitu sebanyak 2 orang (3,57%), dan responden yang bekerja lebih dari 6 tahun yaitu sebanyak 7 orang (12,5%). Adapun independensi Independensi terakhir responden yaitu pendidikan responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma sebanyak 11 orang (19,64%), tingkat pendidikan Strata 1 sebanyak 44 orang (78,57%), dan yang memiliki tingkat pendidikan Strata 2 yaitu sebanyak 1 orang (1,78%). Untuk menganalisis jawaban responden tentang analisis pengaruh independensi, due professional care, dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit diukur dengan menggunakan penilaian responden tertinggi dengan skor rata-rata 5 dan yang terendah dengan skor rata-rata 1 yang kemudian dapat ditentukan nilai intervalnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan metode chart atau diagram scartterplot.
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir. Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001: 106) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 0,3 ( r = 0,3). Jadi
kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 0,3 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid. Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach. Semakin besar nilainya maka semakin reliabel. Menurut Ronny Kountur (2003 :164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 0,60 , test yang reliabilitasnya dibawah 0,60 dianggap tidak reliabel. Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach sebesar 0,859 untuk kuesioner variable independensi, sebesar 0,775 untuk kuesioner variabel due professional care, sebesar 0,906 untuk kuesioner variabel kepatuhan pada kode etik dan sebesar 0,791 untuk kuesioner kualitas hasil pemeriksaan audit, berarti semua berada diatas 0,6 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliabel.
Gambar 1. Scatterplot Untuk mengetahui pengaruh antara Independensi, due professional care dan kepatuhan pada kode etik terhadap Kualitas hasil pemeriksaan audit pada KAP Denpasar digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16.0 persamaan regresinya sebagai berikut: Y = 7,464 + 0,158X1 + 0,325X2 + 0,389X3 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Koefisien regresi X1 =
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) 0,158 hal ini berarti kualitas hasil pemeriksaan auditakan berubah rata-rata sebesar 0,158 bila Independensi berubah sebesar satu satuan dengan asumsi Due professional care dan kepatuhan pada kode etik tidak berubah. Koefisien regresi X2 = 0,325 berarti kualitas hasil pemeriksaan auditakan berubah rata-rata sebesar 0,325 bila due professional care berubah sebesar satu satuan dengan asumsi Independensi dan kepatuhan pada kode etik tidak berubah. Koefisien regresi X3 = 0,389 berarti kualitas hasil pemeriksaan auditakan berubah rata-rata sebesar 0,389 bila kepatuhan pada kode etik berubah sebesar satu satuan dengan asumsi Independensi dan due professional care tidak berubah. Dan dari hasil SPSS 16.0 diperoleh tingkat signifikan masing-masing koefisien regresi tersebut 0,008 untuk Independensi 0,001 untuk due professional care dan 0,004 untuk kepatuhan pada kode etik (tabel 4.16). Karena tingkat signifikan dari koefisien regresi untuk X1 (independensi), X2 (due professional care) dan X3 (kepatuhan pada kode etik) berada dibawah 5% (0,05) berarti pengaruh yang terjadi antara independensi, due professional care dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit pada KAP Denpasar adalah signifikan.
Untuk mengetahui hubungan secara bersama-sama antara independensi, due professional care dan kepatuhan pada kode etik terhadap Kualitas hasil pemeriksaan audit pada KAP Denpasar digunakan korelasi berganda. Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0,761 berarti ada hubungan yang positif dan kuat secara bersama-sama antara independensi, due professional care dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit pada KAP Denpasar. Untuk mengetahui besarnya kontribusi independensi, due professional care dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit Pada KAP Denpasar digunakan analisis determinasi dengan rumus D = R 2 x 100% . Besarnya koefisien determinasi = 0,579 atau 57,90%, ini menunjukan Independensi, due professional care dan pengembangan karier secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit pada KAP Denpasar yaitu sebesar 57,90% dan 46,20% disebabkan oleh faktor lain.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Parsial (t-test) Variabel Independensi DPC Kode etik Sumber: data primer yang diolah
T hitung 2,759 3,707 3,018
Koef Reg 0,158 0,325 0,389
Tabel 2. Hasil Uji F (F-test) Variabel Independensi DPC Kode etik Konstanta = 0,37 R Squere = 0,761 F Hitung = 23,794 Sig. F = 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Koef. Reg 0,158 0,325 0,389
Sig. 0,008 0,001 0,004
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Pembahasan Hasil dari penelitian pertama menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Hal ini telah dibuktikan dalam pengujian hipotesis yang telah dibahas sebelumnya yang menunjukkan hasil uji t terhadap independensi (X1) menunjukkan nilai t_hitung lebih besar dari t_tabel atau 2,759 > 1,6747 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,008 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima, karena apabila besarnya nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan signifikan. Selain itu dari perhitungan juga ditunjukkan pengaruhnya sebesar 0,158, dimana jika independensi naik satu satuan maka kualitas hasil pemeriksaan audit akan naik sebesar 0,158 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Dalam hal ini auditor harus mempunyai sikap yang independen, yaitu sikap tidak mudah terpengaruh oleh pihak lain atau dalam mempertimbangkan fakta dan dan dalam pengambilan keputusan. Sehingga dapat meminimalkan kesalahan atau kecurangan dan dapat menghasilkan kualitas audit yang baik. Jadi semakin tinggi independensinya seorang auditor maka kualitas audit yang diberikan akan semakin baik, tetapi jika semakin rendah independensi maka akan semakin tidak baik kualitas hasil pemeriksaan audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh ST. Nur Irawati (2011) yang menyatakan bahwa independensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Dea Arisanti (2013) yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil dari penelitian kedua menyatakan bahwa due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Hal ini telah dibuktikan dalam pengujian hipotesis yang telah dibahas sebelumnya yang menunjukkan hasil uji t terhadap due professional care (x2) menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 3,707 > 1,6747 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,001 < 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima, karena apabila besarnya nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 , maka dikatakan signifikan. Selain itu dari perhitungan juga ditunjukkan pengaruhnya sebesar positif 0,325, dimana jika due professional care naik satu satuan maka kualitas hasil pemeriksaan audit akan naik sebesar 0,325 dengan asumsi bahwa variabel konstan. Dalam pelaksanaan praktik profesi akuntan publik, memiliki sikap yang cermat dan seksama serta berpikir kritas sangat penting. Apabila auditor tidak cermat dan seksama dalam menjalankan tugas audit maka bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya skandal keuangan maupun krisi kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dea Arisanti (2013) yang menyatakan bahwa due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2010) yang juga menyatakan bahwa due professional care mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ketiga menyatakan bahwa kepatuhan pada kode etik berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Hal ini telah dibuktikan dalam pengujian hipotesis yang telah dibahas sebelumnya yang menunjukkan hasil uji t terhadap kepatuhan pada kode etik (x3) menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 3,018 > 1,6747 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,004 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima, karena apabila besarnya nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dikatakan signifikan. Selain itu dari perhitungan juga ditunjukkan pengaruhnya sebesar 0,389, dimana jika kepatuhan pada kode etik naik satu satuan maka kualitas hasil pemeriksaan akan naik sebesar 0,389 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan. Setiap praktik profesi dalam menjalankan tugasnya pasti akan diikat oleh kode-kode etik yang sudah diterapkan. Begitu pula dengan profesi akuntan publik. Dalam hal ini auditor harus selalu menjunjung tinggi kode etik yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) telah ditetapkan dalam standar auditing maupun peraturan perundangan-undangan yang berlaku agar menghasilkan hasil audit yang baik. Kode etik sangat berperan dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Maka dari itu kode etik sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit karena dengan adanya kode etik maka masyarakat umum bisa menilai sejauh mana auditor dapat menjalankan tugas audit sesuai dengan standar etika yang telah ditetapkan. Selain itu, kode etik diperlukan agar tidak terjadi persaingan diantara para akuntan dalam memberikan pendapat yang sesuai dengan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subha (2010), yang menyatakan bahwa kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Hasil Penelitian keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara simultan independensi, due professional care, dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini telah dibuktikan dalam pengujian hipotesis yang telah dibahas sebelumnya yang menunjukkan nilai signifikansi yang muncul adalah sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis dalam penelitian diterima, karena apabila besarnya nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dikatakan signifikan. Untuk memperoleh kualitas audit yang baik, maka diperlukan sikap independen seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Selain itu penggunaan kemahiran profesional juga diperlukan untuk menghindari adanya salah saji material. Pelaksanaan audit juga harus mengacu kepada standar audit, agar tidak terjadi kecurangan atau kekeliruan, serta nantinya akan memperoleh kualitas hasil pemeriksaan yang berkualitas dan yang lebih baik lagi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit, kepatuhan
pada kode etik berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. independensi, due professional care, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit. Adapun saran yang dapat disimpulkan yaitu kantor akuntan publik diharapkan lebih terbuka dalam memberikan data, apabila dilakukan penelitian serupa agar data yang diperoleh tepat dan sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga dapat memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan kenyataannya, dan untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa sebaiknya memperluas populasi penelitian
DAFTAR PUSTAKA Adi Budiarso, Rahmadi Murwanto, Fajar hasri Ramadhana. Audit Sektor Publik. Departemen Keuangan RI. Arens, A. Alvian, Randal J. E. & Mark SB. 2005.Auditing and Assurance Services And Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Jakarta. Erlangga. Arikunto,. 2000. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Jakarta. Rhineka Cipta. Dea Arisanti, Dwi, Herawati. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care, Akuntabilitas dan Kompetensi terhadap Kualitas Audit.Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Ghozali,
Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., dan Anderson, R.E. 2010.Multivariate Data
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Analysis, 7th edition. PearsonPrentice Hall. Hasan,
M.
NJ:
Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Bogor. 2001.
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta. STIE YKPN. Kadous, K. 2000. “The Effect Of Audit Quality and Consequence Severity on Juror Evaluation of auditor Responsibility for Plaintiff Losses”. The Accounting review. Kountur, Ronny.2003. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta. PPM. Maman,
Muhidin. 2012. Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung. CV Pustaka Setia.
Mansur, Tubagus. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Ditinjau dari Persepsi Auditor Atas pelatihan dan Keahlian, Independensi dan Penggunaan Kemahiran Profesional. Tesis Program Magister Sains Akuntansi. Universitas Gajah Mada. Mulyadi,
2002.Auditing, Edisi keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Pancawati, Rachmawati. 2009. Pengaruh Due Professional Care, Etika, dan Tenur Terhadap Kualitas Audit. Artikel. FE Unisbank Semarang Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2008. Diklat Pembentukan Auditor Ahli, Kode Etik dan Standar Audit, Edisi Kelima, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Bussiness: A Skill-Building Approach. Third Edition.John Wiley & Sons.Inc. New York. Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, DueProfesional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia). Jurnal Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto. Siregar, Sofian. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kualitatif. Jakarta. Bumi Aksara. Siti
Nur
Mawar indah.2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Auditor. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugiyono. 2001. Statistik Non Paramestik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sugiyono.
2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alafabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung. Sujarweni, V, Wiratna. 2007. Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian. Ardana Media. Yogyakarta. Supramono, Utami, Intiyas. 2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan Akuntansi. Yogyakarta. Wooten, T. G. 2003. It is Impossible to Know the Number of Poor-Quality Audits that’s Simply Go
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014) Undetected and Unpublichised. The CPA Journal.Januari. Yamin,
S. dan Kurniawan, H. 2009.Structural Equation Modeling: Belajar Lebih Mudah Teknik Analisis Data Kuesioner dengan LISREL-PLS. Buku Seri Kedua. Jakarta: Salemba Infotek.