PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta dan Tangerang)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Eka Novia Sari NIM: 1111082000083
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS DIRI 1. Nama Lengkap
: Eka Novia Sari
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 01 November 1993
3. Alamat
: Jl. H. Muchtar Raya RT: 03/011 No: 20 Kelurahan Petukangan Utara, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12260
4. Telepon
: 089602695229
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. TK Nasional Pembina
Tahun 1998-1999
2. SD Negeri Petukangan Utara 09 Pagi
Tahun 1999-2005
3. SMP Negeri 245 Jakarta
Tahun 2005-2008
4. SMA Negeri 63 Jakarta
Tahun 2008-2011
5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2011-2015
vi
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2006-2007 2. Kursus Bahasa Inggris LBPP LIA 2008-2009 3. Bimbingan Belajar Nurul Fikri, 2010-2011 4. Kursus Bahasa Inggris LPIA, 2012-2013
IV. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Rohis SMA N 63 Jakarta Sebagai Humas (2009-2010) 2. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Koordinator Keputrian (2011-2012) 3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Koordinator Pengembangan Usaha (2012-2013) 4. LDK Pusat Syahid UIN Jakarta Sebagai Sekretaris Pengembangan Usaha (2013-2014) 5. FORSEGA Sebagai Koordinator Kaderisasi (2013-sekarang)
V. DATA KELUARGA 1. Ayah
: Yadi Suryadi
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 01 Januari 1957
3. Ibu
: Atih Amin
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Juni 1974
ix
THE INFLUENCE OF COMPETENCE , INDEPENDENCE AND DUE PROFESSIONAL CARE ON AUDIT QUALITY
ABSTRACT This research aims to examine and provide empirical evidence about the extent to which (1) the influence of the competence to audit quality, (2) the effect of independence on audit quality, (3) the influence due professional care to the quality audit, quality audit on public accounting firm in the Capital Jakarta and Tangerang. The population in this study was 236 auditors working in Public Accounting Firm (KAP) in Jakarta and 12 Public Accounting Firm (KAP) in Tangerang. Number of auditors into the research sample was 100 auditors from 13 KAP in Jakarta and 3 KAP in Tangerang. This type of research is descriptive research. The approach used is the quantitative approach. While the source of the data used is primary data in the form of a questionnaire. The sampling method used in the study is that the sample selection convenience sampling happily and more efficient. Data collection method used was survey method by taking the data directly into the field. Of the 110 questionnaires distributed, there were 10 questionnaire is not complete, so the questionnaire which can be processed only 100 questionnaires. Distributing questionnaires began on 7 Apil 2015 through April 27 2015. Data analysis method used is the method of statistical analysis of multiple regression analysis using the statistical test tool or application that is Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 20. The results showed that the adjusted R-square value of 76.2% means that the variable variations of competence, independence, and due professional care can only explain 76.2% variation of the variable quality of the audit. The remaining 23.8% is explained by other factors that are not included in this study. Partial test research results showed that (1) the competence of a positive significant effect on audit quality, where significant 0,000 <0.05 (2) independence of positive significant effect on audit quality, where sig 0.000 <0.05 (3) due professional care no effect on audit quality, where sig 0.163> 0.05. Keywords: competence, independence, and due professional care
x
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN DUE PROFESSIONAL CARE TERHADAP KUALITAS AUDIT
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang sejauh mana (1) pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit, (2) pengaruh independensi terhadap kualitas audit, (3) pengaruh due professional care terhadap kualitas audit, kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di 236 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta dan 12 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Tangerang. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 100 auditor dari 13 KAP di wilayah DKI Jakarta dan 3 KAP di wilayah Tangerang. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan adalah data primer dalam bentuk kuesioner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling yaitu pemilihan sampel dengan senang hati dan lebih efiien. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan mengambil data secara langsung ke lapangan. Dari 110 kuesioner yang tersebar, terdapat 10 kuesioner tidak lengkap, sehingga kuesioner yang dapat diproses hanya 100 kuesioner. Penyebaran kuesioner dimulai tanggal 7 Apil 2015 sampai tanggal 27 April 2015. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik yaitu analisis regresi bergandadengan menggunakan alat uji atau aplikasi statistik yaitu Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai adjusted R square sebesar 76,2 % artinya variasi variabel kompetensi, independensi, dan due professional care hanya bisa menjelaskan 76,2% variasi variabel kualitas audit. Sedangkan sisanya, 23,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian pengujian secara parsial menunjukkan bahwa (1) kompetensi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, dimana signifikan 0,000 < 0,05 (2) independensi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit, dimana sig sebesar 0,000 < 0,05 (3) due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, dimana sig 0,163 > 0,05. Kata kunci : kompetensi, independensi, dan due professional care
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi
yang
berjudul
“Pengaruh
Kompetensi,
Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit” (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta dan Tangerang). Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membiming umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Yadi Suryadi dan Ibu Atih Amin yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya buat penulis. 2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia untuk membimbing,memberi masukan dan nasihat kepada penulis selama ini. 4. Bapak Dr. Amilin, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
xii
5. Ibu Putriesti Mandasari, SP.,M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi, dan memberikan nasihat kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 8. Keluarga besar LDK Syahid 18 terutama tim PE 18 terimakasih atas doa, dukungan, nasihat, motivasi, serta canda tawanya selama ini. Semoga ikatan silaturahmi kita akan terus terjalin. 9. Keluarga besar Akuntansi C 2011 terutama Tim Lulus 2015 (Mumu, Opi, Ipi, Epi, Fahmi, Andin, Boni, Eva, Chandra, Faisal, Oji, Sela, Fitri, dan Fandi) terima kasih atas kebersamaan kalian, doa dan semangatnya selama ini. 10. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 28 Mei 2015
(Eka Novia Sari)
xiii
DAFTAR ISI Halaman Judul ......................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehenshif .......................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................
v
Daftar Riwayat Hidup ..........................................................................
vi
Abstract ...................................................................................................
viii
Abstrak ...................................................................................................
ix
Kata Pengantar .....................................................................................
x
Daftar Isi ................................................................................................
xii
Daftar Tabel...........................................................................................
xv
Daftar Gambar ......................................................................................
xvi
Daftar Lampiran ...................................................................................
xvii
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Perumusan Masalah .........................................................
11
C. Tujuan Penelitian .............................................................
11
D. Manfaat Penelitian ...........................................................
11
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................
14
A. Landasan Teori ..............................................................
14
BAB II
1.
Teori Keagenan (Agency Theory) ..........................
14
2.
Pengertian Audit ....................................................
17
xiv
BAB III
3.
Standar Audit .........................................................
18
4.
Kompetensi ............................................................
20
5.
Independensi ..........................................................
26
6.
Due Professional Care ...........................................
33
7.
Kualitas Audit ........................................................
34
B. Penelitian Sebelumnya ..................................................
38
C. Kerangka Pemikiran ......................................................
43
D. Hipotesis........................................................................
44
METODOLOGI PENELITIAN .......................................
48
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................
48
B. Metode Penentuan Sampel ............................................
48
C. Metode Pengumpulan Data ...........................................
49
D. Metode Analisis Data ....................................................
50
1. Statistik Deskriptif ....................................................
51
2. Uji Kualitas Data ......................................................
51
3. Uji Asumsi Klasik ....................................................
52
4. Analisis Regresi Linier Berganda .............................
55
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian.............................
57
1. Kompetensi ...............................................................
57
2. Independensi .............................................................
58
3. Due Professional Care .............................................
59
4. Kualitas Audit...........................................................
60
xv
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................
65
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..................
65
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................
65
2. Karakteristik Profil Responden ................................
67
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................
70
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................
71
2. Hasil Uji Kualitas Data.............................................
72
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ...........................................
77
4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................
80
C. Pembahasan ...................................................................
84
PENUTUP ...........................................................................
88
A. Kesimpulan ...................................................................
88
B. Saran ..............................................................................
91
Daftar Pustaka .........................................................................................
92
Lampiran-lampiran ..................................................................................
96
BAB IV
BAB V
xvi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................... 38
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................................... 62
4.1
Data Sampel Penelitian ........................................................................ 66
4.2
Daftar Distribusi Sampel ...................................................................... 66
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 67
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ............................... 68
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan .................... 68
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ......... 69
4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir ........... 70
4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 71
4.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan ......................................... 73
4.10
Hasil Uji Validitas Kompetensi Auditor .............................................. 74
4.11
Hasil Uji Validitas Independensi Auditor ............................................ 75
4.12
Hasil Uji Validitas Due Professional Care .......................................... 75
4.13
Hasil Uji Validitas Kualitas Audit ....................................................... 76
4.14
Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 76
4.15
Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 77
4.16
Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 78
4.17
Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 79
xvii
4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 80
4.19
Hasil Uji Statistik F .............................................................................. 81
4.20
Hasil Uji Statistik t ............................................................................... 82
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No
Keterangan
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ................................................................ 43
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
No
Keterangan
1.
Surat Penelitian .................................................................................... 97
2.
Surat Keterangan dari KAP.................................................................. 114
3.
Kuesioner Penelitian ............................................................................ 131
4.
Daftar Jawaban Responden .................................................................. 137
5.
Ouput Hasil Pengujian Data ................................................................. 157
xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banyaknya isu kecurangan yang diteliti belakangan ini menunjukkan bahwa kasus kecurangan semakin sering terjadi. Berita mengenai indikasi penyimpangan (fraud) di dalam perusahaan dan juga pengelolaan negara yang sering muncul di surat kabar dan televisi semakin membuat sadar bahwa kita harus melakukan sesuatu untuk membenahi ketidakberesan tersebut. Bukan hanya di lembaga pemerintahan seperti perpajakan, kementerian, inspektorat. Namun perusahaan juga kerap kali melakukan kecurangan terutama dalam laporan keuangan seperti perusahaan BUMN, perusahaan manufaktur, perbankan dan lain sebagainya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) menunjukkan bahwa 58 % dari kasus kecurangan yang dilaporkan dilakukan oleh karyawan pada tingkat manajerial, 36 % dilakukan oleh manajer tanpa melibatkan orang lain, dan 6 % dilakukan oleh manajer dengan melakukan kolusi bersama karyawan (Rini, 2012). Walaupun saat ini sorotan utama sering terjadi pada manajemen puncak perusahaan, atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi (Norbarani, 2012). Beberapa kasus kecurangan akuntansi yang sangat merugikan diberbagai negara disajikan dalam tabel berikut:
1
Tabel 1.1 Kasus Kecurangan yang Terjadi di Berbagai Negara pada Tahun 2000-an Perusahaan
Negara
Kasus Kecurangan
Enron
Amerika Serikat
Utang perusahaan yang tersembunyi dan keuntungan yang meningkat lebih dari1 miliar US$.
Kanebo Limited
Jepang
Parmalat
India
Satyam Computer Services
Italia
PTL Club
Amerika Serikat
Worldcom
Amerika Serikat
TYCO
Amerika Serikat
Nortel Networks
Kanada
Best World (BW) Resources orporation
Filipina
Health South
Amerika Serikat
Keuntungan meningkat sebanyak 2 miliar US$ selama periode lima tahun. Total hutang lebih dari dua kali lipat pada neraca dan pemalsuan. Saldo kas dan bank meningkat lebih dari 1,5 miliar US$ , posisi debitur di besar-besarkan sebanyak 100 juta US$ dan kelebihan kewajiban dari 250 juta US$. Kompensasi manajemen yang berlebihan, pengeluaran yang berlebihan. Dilaporkan beban interkoneksi dengan memanfaatkan neraca sebagai biaya modal lebih besar 3.8 miliar US$ tunai daripada biaya operasional Melakukan “penggarapan” luar biasa pada aset perusahaan yang digunakan pemimpin perusahaan sebagai keperluan pribadi. Penggunaan akun cadangan yang mencurigakan, dimana saldo dalam akun tersebut dikeluarkan dan diakui sebagai laba. Peningkatan yang sangat dramatis dalam harga saham (kenaikan 18,025%); manipulasi harga saham dan insider trading. Overstated pendapatan sebanyak 4,7 % untuk memenuhi harapan investor.
Sumber: diolah dari berbagai sumber 2
Tabel 1.2 Kasus Kecurangan yang terjadi di Indonesia Perusahaan Bank BNI Tbk Bank BRI Tbk Citybank Bank Syariah Mandiri Bank Century
PT Telkom
PT Kereta Api Indonesia
Kasus Kecurangan Kasus L/C fiktif dan pembobolan di beberapa cabang BNI (Gusnardi, 2012). Kasus pembobolan senilai Rp 294 miliar (Gusnardi, 2012). Melakukan tindak pidana penggelapan dana nasabah dan pencucian uang (Sihombing, 2014). Melakukan pencairan kredit fiktif dengan menggunakan nama 197 debitur di mana 113 debitur adalah fiktif (Kompasiana, 27 Oktober 2013). Akuisisi dan merger yang tidak jadi dilakukan, perubahan peraturan perundang-undangan, tindak money loundering oleh pengurus bank, dana bail-out yang tidak jelas alirannya (Sindonews, 2014). Korupsi pada proyek Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) sebesar 1,4 triliun (Sindonews, 2014). Penjualan aset perusahaan berupa gerbong kuno yang hasil penjualannya masuk ke kantong pribadi dan pengalihfungsian tanah milik perusahaan menjadi pusat perbelanjaan (Sri Ayu, 2012).
Berdasarkan kasus kecurangan yang kerap terjadi di beberapa negara, maka profesi akuntan publik kembali menjadi sorotan. Adapun timbul pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik. Setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik, seperti kasus yang menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas 3
dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. Oleh karenanya Menteri Keuangan RI terhitung sejak tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus Aditya Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT Great River tahun 2003 (Tjun, dkk. 2012). Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka dalam melaksanakan tugas auditnya, auditor harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan (Tjun, dkk. 2012).
4
Namun selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya (Kovinna dan Betri, 2013). Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agen) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik (prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya (Rosalina, 2014). Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang berbeda antara manajemen dan pemakai laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Hal ini disebabkan tidak adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusunan kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan 5
audit. Pengukuran kualitas audit membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih banyak digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung sedangkan pengukuran hasil biasanya menggunakan ukuran besarnya Kantor Akuntan Publik (Rosalina, 2014). Kovinna dan Betri (2013) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sedangkan probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor, dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Tjun, dkk. (2012) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Berkenaan dengan hal tersebut, Octavia (2015) mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan ketrampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Suyono (2012) mengartikan kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Penelitian yang dilakukan oleh Saripudin, dkk. (2012) menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan yang mengindikasikan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan 6
dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari(Rosalina, 2014). Berdasarkan uraian di atas dan dari penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor dapat dibentuk diantaranya melalui pengetahuan dan pengalaman (Tjun, dkk. 2012). Namun sesuai dengan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam pengauditan. Independensi menurut Arens, et al. (2012) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini (Rosalina, 2014). Salah satu faktor lain yang mempengaruhi independensi tersebut adalah jangka waktu dimana auditor memberikan jasa kepada klien (auditor tenure). Selain itu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi auditor maka pekerjaan akuntan dan operasi Kantor Akuntan Publik (KAP) perlu dimonitor dan di “audit“ oleh sesama auditor (peer review) guna menilai kelayakan desain sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai standar kualitas yang tinggi (Febriyanti, 2014). 7
Selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi klien, kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review. Manfaat tersebut antara lain mengurangi risiko litigation (tuntutan), memberikan pengalaman positif, mempertinggi moral pekerja, memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan (Tjun, dkk. 2012). Selain kompetensi dan independensi, syarat diri seorang auditor adalah memiliki due professional care. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001) dalam Febriyanti (2014), kecermatan dan keseksamaan menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Febriyanti
(2014) mendefinisikan
due professional
care
sebagai
kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional yang menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Seorang auditor harus memiliki tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor pada dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan kecermatan dan keseksamaan yang wajar. Untuk itu auditor dituntut untuk memiliki keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit. Selain itu, salah satu model kualitas audit yang telah dikembangkan adalah model De Angelo (1981) dalam Tjun, dkk. (2012). Dimana fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi. Selanjutnya, 8
kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan independensi diproksikan dengan lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review) dan jasa nonaudit (Tjun, dkk. 2012). Berkaitan dengan kualitas audit, pada penelitian Tjun, dkk. (2012) memberikan hasil bahwa kompetensi auditor memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap kualitas audit sedangkan independensi auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal itu pun didukung dengan penelitian Harvita, dkk. (2012) tentang independensi memberikan hasil bahwa independensi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, sementara dari penelitian Herawaty (2012) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Selanjutnya, pada variabel lain seperti pengalaman kerja yang dikaitkan dengan kualitas audit, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saripudin, dkk. (2012) menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan, sementara penelitian yang dilakukan oleh Harvita, dkk. (2012), menunjukkan bahwa pengalaman audit tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil audit. Begitu pula dengan kompetensi yang dikaitkan dengan kualitas audit, penelitian yang dilakukan oleh Harvita, dkk. (2012) dan Hanifah (2013) menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur, dkk. (2013) dan Kovinna dan Betri (2013) yang menunjukkan rendahnya tingkat 9
signifikansi dari variabel kompetensi, sehingga membuktikan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.. Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan selanjutnya dapat meningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Kedua, isu tentang kualitas audit ini penting dibahas untuk untuk meluruskan pemahaman tentang definisi dan ukuran kualitas audit. Ketiga, berbagai penelitian sebelumnya mengenai kompetensi, independensi dan due professional care terhadap kualitas audit masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit” Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah: 1. Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah variabel kompetensi dan independensi auditor. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menambahkan satu variabel independen yaitu due professional care yang mana disarankan dalam penelitian terdahulu. Selain itu auditor dituntut untuk memiliki sikap due professional care yang mengacu pada kemahiran profesional yang cermat dan seksama serta hal penting yang harus
10
diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya. 2. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta dan Tangerang. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012) hanya menggunakan KAP yang berada di wilayah Jakarta Pusat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah variabel kompetensi, independensi, dan due professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menguji secara empiris dan menganalisis variabel kompetensi, independensi auditor, dan due professional care dalam mempengaruhi kualitas audit. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
11
a.
Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan. 2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 3) Penulis, sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas audit yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang. 4) Bagi masyarakat, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada para akuntan khususnya akuntan publik dalam melaksanakan proses audit laporan keuangan.
b. Kontribusi Praktis 1) Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan, dalam hal ini KAP untuk usaha pengembangan karyawan (sumber daya manusia) di Kantor Akuntan Publik.
12
2) Bagi Auditor, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi, independensi, dan
due professional care terhadap kualitas audit, sehingga
kualitas audit yang dihasilkan semakin meningkat. 3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai kualitas audit.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1.
Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory), bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Manajemen (agent) merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham (principal) untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manajemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Principal menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan, sedangkan agent berkewajiban mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan kemakmuran pemilik atau laba perusahaan. Sebagai imbalannya, agent akan memperoleh kompensasinya. Dalam teori keagenan ini, terdapat permasalahan yang timbul akibat adanya hubungan antara pemegang saham (principal) dan manajemen (agent). Adapun permasalahan yang timbul tersebut ada dua, yaitu: a)
Terjadinya informasi asimetris, dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik.
14
b)
Terjadinya
konflik
kepentingan
(conflict
of
interest)
akibat
ketidaksamaan tujuan, dimana manjemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Teori keagenan ini didasari oleh beberapa asumsi. Menurut Eisenhardt (1989) dalam Indah (2014) teori keagenan dilandasi oleh 3 (tiga) asumsi, yaitu: a) Asumsi tentang sifat manusia Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion). b) Asumsi tentang keorganisasian Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asymmetric information (antara principal dan agent). c) Asumsi tentang informasi Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Dengan adanya tiga asumsi tersebut semakin menjelaskan bahwa permasalahan yang timbul dalam teori keagenan disebabkan karena sifat dasar manusia masing-masing yang mementingan kepentingan dirinya sendiri yaitu antara principal dan agent. Dimana principal menginginkan 15
perusahaannya
terus
mendapatkan
laba
sehingga
membuat
nilai
perusahaan terus meningkat dan mencapai kemakmuran pada dirinya sendiri, sedangkan agent menginginkan kompensasi yang lebih dari principal sebagai akibat dari kontrak kerja yang telah dibuat dengan principal (Indah, 2014). Sehingga agent terus berupaya untuk membuat keuangan perusahaan terlihat baik agar tecapainya profitabilitas yang diinginkan oleh principal. Dengan begitu agent akan memperoleh kompensasi dari principal yang dapat memberikan kesejahteraan bagi dirinya. Maka dari itu akan menimbulkan konflik kepentingan antara agent dan principal, karena masing-masing pihak ingin mencapai kesejahteraan dirinya sendiri. Jadi dengan adanya teori keagenan ini, dapat membantu auditor dalam. memahami konflik kepentingan yang terjadi antara manajemen perusahaan dengan investor. Dimana, konflik kepentingan yang terjadi antara agent dan prinsipal ini dapat berujung pada tindakan kecurangan. Oleh karena itu, auditor yang berasal dari pihak eksternal perusahaan yang independen diharapkan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif untuk meminimalisir tindakan kecurangan di dalam perusahaan, kemudian melakukan audit dengan menghasilkan opini audit yang sesuai dengan kondisi lapangan serta mengurangi biaya yang dikeluarkan akibat adanya benturan kepentingan tersebut.
16
2.
Pengertian Audit Pengertian audit menurut Arens, et al. (2008 : 4) adalah sebagai berikut: “Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”
Pengertian audit menurut Mulyadi (2002 : 9) dalam Tjun, dkk. (2012) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa audit harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Auditor juga harus memiliki sikap mental independen. Kompetensi orang-orang yang melaksanakan audit akan tidak ada nilainya jika mereka tidak independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti (Arens, et al. 2008 : 5).
17
3.
Standar Audit
Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya (IAI, 2001:110.1). Arens, et al.
(2008 : 42) menyatakan bahwa standar auditing
merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut (IAI, 2001: 150.1) : a.
Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
18
b. Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan
harus
direncanakan
sebaik-baiknya
dan
jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan
prinsip
akuntansi
dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 19
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. 4.
Kompetensi Tjun, dkk. (2012) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Definisi tersebut dikembangkan kembali oleh Pertiwi, dkk. (2013) yang menyatakan kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Oleh karena itu pada penelitian ini variabel kompetensi akan diproksikan dengan 2 sub variabel yaitu pengalaman dan pengetahuan. a.
Pengetahuan Tjun, dkk. (2012), Ilmiyati dan Suhardjo (2012) serta Sari (2012) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Adapun SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Pengetahuan diukur 20
dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan) mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Rosalina, 2014). Tjun,
dkk.
mempengaruhi
(2012)
menemukan
keahlian
audit
bahwa
yang
pada
pengetahuan
akan
gilirannya
akan
menentukan kualitas audit. Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor (Kusharyanti, 2003), yaitu : (1) Pengetahuan pengauditan umum, (2) Pengetahuan area fungsional, (3) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan mengenai industri khusus, (5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah. Pengetahuan pengauditan umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain kebanyakan diperoleh diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan dan pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor bisa mendapatkannya dari pelatihan profesional yang diselenggarakan secara berkelanjutan. Pengetahuan mengenai industri khusus dan hal-hal umum kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Berdasarkan Rosalina (2014) terdapat 2 (dua) pandangan mengenai keahlian. Pertama, pandangan perilaku terhadap keahlian yang didasarkan pada paradigma einhorn. Pandangan ini bertujuan untuk 21
menggunakan lebih banyak kriteria objektif dalam mendefinisikan seorang ahli. Kedua, pandangan kognitif yang menjelaskan keahlian dari sudut pandang pengetahuan. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman langsung (pertimbangan yang dibuat di masa lalu dan umpan balik terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung (pendidikan). b.
Pengalaman Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Putri (2013) yang berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal : (1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami kesalahan secara akurat, (3) Mencari penyebab kesalahan. Eko (2012) dan Herawaty (2012) memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang berpengalaman dalam suatu bidang subtantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya. Sena dengan penelitian Hanifah (2013) yang menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaannya semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit. Rosalina (2014) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan - kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat 22
mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Hasil penelitian Tjun, dkk. (2012) menghasilkan temuan bahwa pengalaman auditor berhubungan positif dengan kualitas audit. Herawaty (2012) dan Hanifah (2013) memperkuat penelitian tersebut dengan sampel yang berbeda yang menghasilkan temuan bahwa semakin berpengalamannya auditor maka semakin tinggi tingkat kesuksesan dalam melaksanakan audit. Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa
dalam pelaksanaan audit
dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu (Arens, et al. 2008 : 5). Adapun kompetensi menurut De Angelo (1981) dalam Rosalina (2014) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual, audit tim dan Kantor AkuntanPublik (KAP). Masingmasing sudut pandang akan dibahas lebih mendetail berikut ini : 23
1) Kompetensi Auditor Individual Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan auditor, antara lain pengetahuan dan pengalaman. Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri klien. Selain itu diperlukan juga pengalaman dalam melakukan audit. Seperti yang dikemukakan oleh Hanifah (2013) dan Rosalina (2014) bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. 2) Kompetensi Audit Tim Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyatakan bahwa jika pekerjaan menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya. Dalam suatu penugasan, satu tim audit biasanya terdiri dari auditor yunior, auditor senior, manajer dan partner. Tim audit ini dipandang sebagai faktor yang lebih menentukan kualitas audit (Tjun, dkk. 2012). Kerjasama yang baik antar anggota tim, profesionalime, persistensi, skeptisisme, proses kendali mutu yang kuat, pengalaman dengan klien, dan pengalaman industri yang baik akan menghasilkan tim audit yang berkualitas tinggi. Selain itu, adanya perhatian dari partner dan manajer pada penugasan ditemukan memiliki kaitan dengan kualitas audit (Rosalina, 2014).
24
3)
Kompetensi dari Sudut Pandang KAP Besaran KAP menurut Deis & Giroux (1992) dalam Tjun, dkk.
(2012) diukur dari jumlah klien dan persentase dari audit fee dalam usaha mempertahankan kliennya untuk tidak berpindah pada KAP yang lain. Berbagai penelitian (misal De Angelo 1981, Davidson dan Neu 1993, Dye 1993, Becker et.al. 1998, Lennox 1999) dalam Tjun, dkk. (2012) menemukan hubungan positif antara besaran KAP dan kualitas audit. KAP yang besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah mempunyai jaringan klien yang luas dan banyak sehingga mereka tidak tergantung atau tidak takut kehilangan klien (De Angelo,1981) dalam (Rosalina, 2014). Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai auditor ke berbagai pendidikan profesi berkelanjutan, dan melakukan pengujian audit daripada KAP kecil. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kompetensi dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan kompetensi dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah subyek yang melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit sehingga diperlukan kompetensi yang baik untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Dan berdasarkan konstruk yang dikemukakan oleh De Angelo (1981) dalam
25
Rosalina (2014), kompetensi diproksikan dalam dua hal yaitu pengetahuan dan pengalaman. 5.
Independensi Independensi menurut Arens, et al. (2008 : 111) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benarbenar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini. Independensi menurut Mulyadi (2010 : 26-27) dalam Rosalina (2014) dapat diartikan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2002 : 27) dalam Rosalina (2014) : a) Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut.
26
b) Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya. c) Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien. Standar umum audit yang kedua menyatakan bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (IAI, 2001:220.1). Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi akuntan publik, yaitu : (1) Akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien, (2) Mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri, (3) Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan (4) Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien. Akuntan publik akan terganggu independensinya jika memiliki hubungan bisnis, keuangan dan manajemen atau karyawan dengan kliennya (Tjun, dkk. 2012). Penelitian mengenai independensi sudah cukup banyak dilakukan baik itu dalam negeri maupun luar negeri. Chu (2013) meneliti 4 faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik, yaitu : (1) fee audit, (2) opini audit, (3) lamanya hubungan audit antara akuntan publik dengan klien, (4) kemungkinan going concern. Sedangkan penelitian Carolina (2013) mengukur independensi dengan 3 dimensi yaitu tekanan dari client, peer review dan jasa non audit. Tjun, dkk. (2012) independensi 27
diukur melalui lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan pemberian jasa non audit. Pada penelitian ini peneliti mengukur independensi dengan 4 dimensi, diantaranya: a. Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure) Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien
sudah
diatur
dalam
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi (Tjun, dkk. 2012). Beberapa
penelitian
sebelumnya
menunjukkan
hasil
yang
bertentangan mengenai lamanya hubungan dengan klien. Penelitian yang dilakukan oleh Carolina (2013) dan Febriyanti (2014) menghasilkan temuan bahwa kualitas audit meningkat dengan semakin lamanya audit tenure. Temuan ini menarik karena ternyata mendukung pendapat yang menyatakan bahwa pertimbangan auditor akan lebih baik seiring dengan masa kerja yang lebih lama karena asimetri informasi antara auditor dan klien berkurang. Sedangkan hasil penelitian Tjun, dkk. (2012) menunjukkan hasil bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 28
b. Tekanan dari klien Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen mungkin ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang manajemen perusahaan melakukan tekanan kepada auditor sehingga laporan keuangan auditan yang dihasilkan itu sesuai dengan keinginan klien (Febriyanti, 2014). Tjun, dkk. (2012) berpendapat bahwa usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat dengan mudah mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia memenuhi keinginannya. Sementara auditor membutuhkan fee untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah bagi klien untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi auditor untuk mendapatkan sumber fee tambahan atau alternatif sumber fee lain. Pada situasi ini, auditor mengalami dilema. Pada satu sisi, jika auditor mengikuti keinginan klien maka ia melanggar standar profesi. Tetapi jika auditor tidak mengikuti klien maka klien dapat menghentikan penugasan atau mengganti KAP auditornya. Selain 29
itu, persaingan antar kantor akuntan (KAP) semakin besar. KAP semakin bertambah banyak, sedangkan pertumbuhan perusahaan tidak sebanding dengan pertumbuhan KAP. Terlebih lagi banyak perusahaan yang melakukan merjer atau akuisisi dan akibat krisis ekonomi
di
Indonesia
banyak
perusahan
yang
mengalami
kebangkrutan, sehingga KAP akan lebih sulit untuk mendapatkan klien baru sehingga KAP enggan melepas klien yang sudah ada (Febriyanti, 2014). Berdasarkan uraian di atas, maka auditor memiliki posisi yang strategis baik di mata manajemen maupun dimata pemakai laporan keuangan.
Selain
itu
pemakai
laporan
keuangan
menaruh
kepercayaan yang besar terhadap hasil pekerjaan auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode etik, standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam menjalankan tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia dapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya (Tjun, dkk. 2012).
30
c. Telaah dari rekan auditor Menurut Arens, et al. (2012) dalam Rosalina (2014) peer review adalah review (penelaahan) yang dilakukan akuntan publik terhadap ketaatan kantor akuntan publik (KAP) pada sistem pengendalian mutu. Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang ditelaah telah mengembangkan prosedur dan kebijakan yang cukup atas ke-5 elemen pengendalian mutu dan menerapkannya dalam praktik. Lima unsur pengendalian mutu seperti (1) Independensi, integritas, dan objektivitas; (2) Manajemen kepegawaian; (3) Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan; (4) Kinerja penugasan konsultasi; (5) Pemantauan prosedur. Agoes (2008) menjelaskan peer review adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap kantor akuntan publik untuk menilai apakah KAP tersebut telah mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sebagai mana disyaratkan dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 20 yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Untuk menjaga kualitas audit yang dilakukan auditor, telaah dari rekan seprofesi yang menjadi sumber penilaian obyektif sangatlah penting karena telaah dari rekan auditor dapat menjaga auditor untuk tetap menghasilkan kualitas audit yang baik. Rosalina (2014) menyatakan bahwa telaah dari rekan auditor dapat meningkatkan
31
pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan kantor akuntan untuk menjaga kinerjanya. d. Jasa non audit Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan laporan keuangan (Rosalina, 2014). Adanya dua jenis jasa yang diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi auditor terhadap kliennya dipertanyakan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas audit (Tjun, dkk. 2012). Pemberian jasa selain jasa audit berarti auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada saat dilakukan pengujian laporan keuangan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut. Kemudian auditor tidak mau reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit dari auditor tersebut (Febriyanti, 2014).
6.
Due Professional Care Menurut PSA No. 4 SPAP (2001) dalam Aulia (2013), due professional care adalah kecermatan dan keseksamaan yang menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu 32
mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Singgih dan Bawono (2010) dalam Putri (2013) mendefinisikan due professional care sebagai kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional yang menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Seorang auditor harus memiliki tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor pada dan harus menggunakan
keterampilan
tersebut
dengan
kecermatan
dan
keseksamaan yang wajar. Untuk itu auditor dituntut untuk memiliki keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit. Menurut Singgih dan Bawono (2010) sikap due professional care dapat dipengaruhi oleh 2 aspek yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural merupakan bagian dari pelatihan-pelatihan, asosiasi profesional, dan kode etik profesi. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan sikap yang menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap percaya serta pembentukan jiwa profesionalisme auditor. Febriyanti (2014) menyatakan bahwa IAI atau IIA melihat ada lima indikator yang digunakan untuk mengukur due professional care antara lain yaitu: a) Menggunakan kecermatan dan keterampilan dalam bekerja b) Memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab 33
c) Kompeten dan berhati-hati dalam melaksankan tugas d) Adanya kemungkinan terjadi kesalahan, ketidakteraturan dan ketidakpatuhan e) Waspada
terhadap
resiko
yang
signifikan
yang
dapat
mempengaruhi objektifitas
7.
Kualitas Audit Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (IAI, 2011) audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing yang berlaku umum (generally accepted auditing standards = GAAS) dan standar pengendalian mutu. Standar auditing tersebut dijadikan acuan auditor dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan. (Rosalina, 2014). Kualitas audit merupakan hal penting harus dipertahankan oleh para auditor dalam proses pengauditan. De Angelo (1981) dalam Febriyanti (2014) mendefinisikan kualitas audit adalah segala kemungkinan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil.
34
Pengertian diatas sejalan dengan pengertian kualitas audit oleh Octavia (2015) dimana kualitas audit merupakan probabilitas seseorang auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya dalam laporan audit. Arens, et al. (2011:71) dalam Febriyanti (2014) menyatakan ada lima prinsip yang harus diterapkan oleh auditor yaitu: 1. Integritas Para auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka. 2. Objektivitas Para
auditor
pertimbangan
harus
tidak
berkompromi
profesionalnya
karena
dalam
adanya
memberikan bias,
konflik
kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. 3. Kompetensi profesional dan kecermatan Auditor harus menjaga pengetahuan dan keterampilan profesional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam menerapkan
pengetahuan
dan
keterampilan
mereka
ketika
memberikan jasa profesional. 4. Kerahasiaan Para auditor harus menjaga kerahasian informasi yang diperoleh selama tugas profesional maupun hubungan dengan klien. 35
5. Perilaku Profesional Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian. AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Tjun, dkk. (2012) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan independensi. Sedangkan hasil penelitian Herawaty (2012) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 4 hal yaitu pengalaman, independensi, due professional care dan akuntanbilitas. Keempat hal tersebut berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa kualitas audit ditentukan oleh tiga hal yaitu kompetensi, independensi dan due professional care (Rosalina 2014). Kompetensi berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi, tidak memihak kepentingan siapapun serta jujur kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik (Rosalina, 2014). Sementara due professional care berkaitan dengan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap 36
bukti audit tersebut, serta berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab (Febriyanti, 2014). Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan meneliti pengaruh kompetensi, independensi auditor, dan due professional care terhadap kualitas audit. Dimana kompetensi diproksikan pada 2 (dua) sub variabel yaitu pengetahuan dan pengalaman, kemudian independensi diproksikan dalam 4 (empat) sub variabel yakni lama
hubungan dengan klien,
tekanan dari klien, telaah dari rekan audit dan jasa non audit. Due professional
care
diukur
dengan
melihat
2
aspek
yang
mempengaruhinya yaitu aspek struktural dan aspek sikap.
B. Penelitian Sebelumnya Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
37
Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian (Tahun)
1.
2.
Hasil Penelitian Persamaan
Amalia Dewi Pengaruh - Variabel dependen Rosalina (2014) Kompetensi dan yang digunakan Independensi sama. Auditor terhadap - Metode analisis Kualitas Audit regresi berganda. - Jenis penelitian kuantitatif. - Sumber data kuesioner. Fransiska dan Pengaruh - Sumber data Betri (2014) Independensi, kuesioner. Pengalaman Kerja, - Variabel Kompetensi, dan independensi dan Etika Auditor kompetensi. terhadap Kualitas
Perbedaan -
-
-
Audit.
-
Variabel due professional care. Populasi penelitian yang digunakan adalah KAP yang berada di Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit.
Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yakni uji T dan uji F dengan program SPSS 17.0. Variabel etika auditor.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel etika auditor yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel lainnya seperti independensi, pengalaman kerja, dan kompetensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian (Tahun)
3.
Syamsudin, dkk. The Influences Of (2014) Ethics, Independence, And Competence On The Quality Of An Audit Through The Influence Of Profesional Skepticism In Bpk Of South Sulawesi, Central Sulawesi And West Sulawesi 4. Pratiwi, dkk. Pengaruh Independensi (2013) dan Kompetensi Auditor pada Kualitas Audit dengan Due Professional Care sebagai variabel intervening di (KAP) seProvinsi Bali Bersambung ke halaman selanjutnya
Hasil Penelitian Persamaan - Sumber data kuesioner. - Variabel kompetensi dan independensi. - Jenis penelitian kuantitatif.
Perbedaan -
-
- Variabel kompetensi dan independensi. - Sumber data kuesioner. -
Analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Objek penelitiannya adalah BPK Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. Adanya variabel moderasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada terdapat pengaruh yang signifikan antara etika auditor, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit dengan profesional skeptisme sebagai variabel moderasi.
Analisis data yang digunakan adalah Uji Partial Least Square ( PLS). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor di KAP se-Provinsi Bali.
Hasil uji PLS pada path coefficients menunjukkan independensi berpengaruh pada kualitas audit melalui due professional care.
39
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian (Tahun)
5.
Hanifah (2013)
6.
Samuel dan Hafiah (2013)
Hasil Penelitian Persamaan
The Influence of Audit Fee, Professional Commitment and Auditors Competency to Audit Quality
Sumber data kuesioner. Variabel kompetensi. Jenis penelitian kuantitatif. -
The Impact of - Variabel due Objectivity, professional care. Proficiency and due - Sumber data Professional Care of kuesioner Auditors to Quality - Analisis data of Performance menggunakan Audit Results: Survey regresi berganda on Audit Teams of Jakarta Provincial Inspectorate Bersambung ke halaman selanjutnya
Perbedaan Populasi penelitian adalah auditor BPK di Jawa Barat. Variabel fee audit dan komitmen profesional. Metode analisis data menggunakan Path Analysis. Populasi penelitian adalah auditor internal di Inspektorat Jakarta Jenis penelitian ini adalah causal explanatory.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fee audit, komitemen profesional dan kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian menunjukkan objektivitas, profisiensi, dan due professional care berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
40
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
(Tahun) 7.
Persamaan
Tjun, dkk. (2012) Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit -
8.
Herawaty, dkk. (2012)
Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit -
Variabel dependen yang digunakan sama. Metode pengumpulan data melalui kuesioner. Jenis penelitian kuantitatif. Variabel independensi, dan due professional care. Metode pengumpulan data melalui kuesioner. Jenis penelitian kuantitatif.
Perbedaan -
-
-
Variabel due professional care. Populasi penelitian adalah auditor KAP di Jakarta Pusat.
Variabel dependen yang berbeda adalah akuntabilitas. Populasi penelitian adalah auditor di KAP Jambi dan Palembang.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh siginifikan antara kompetensi auditor dengan kualitas audit, sedangkan variabel independensi auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi, pengalaman, dan akuntanbilitas mempengaruhi kualitas audit secara berkelanjutan. Sedangkan due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
41
Tabel 2.1 (Lanjutan) Metode Penelitian
Peneliti No
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
(Tahun) 9.
Kharismatuti (2012)
10. Eko (2012)
Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel moderasi Suyono Determinant Factors Affecting The Audit Quality : An Indonesian Perspective
Persamaan -
-
-
-
Variabel dependen yang digunakan sama. Metode pengambilan data menggunakan data primer yaitu kuesioner. Sumber data kuesioner. Metode analisis data regresi linear berganda. Variabel independensi. Jenis penelitian kuantitatif.
Perbedaan -
-
-
-
Populasi penelitian adalah Internal Auditor BPKP DKI Jakarta. Metode Analisis Data menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ini berarti bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal.
Populasi penelitian adalah auditor di KAP yang berada di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Variabel akuntabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi, pengalaman, dan akuntanbilitas secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan secara parsial independensi dan akuntanbilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
42
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Timbul pertanyaan tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik
Kasus kecurangan yang terjadi di berbagai negara dan Indonesia
Basis Teori: Agency Theory
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kompetensi Auditor Kualitas Audit
Independensi Auditor Due Professional Care
Metode Analisis: Regresi Berganda
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan & Saran
43
D. Hipotesis Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Kompetensi adalah auditor dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) di mana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya
dalam
laporan
keuangan
klien,
di-mana
dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Deis dan Giroux, 1992) dalam (Tjun, dkk. 2012). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan audit yaitu pengetahuan dan kemampuan. Auditor harus memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit kemudian auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja sam dalam tim serta
44
kemampuan dalam menganalisis permasalahan. Alim, dkk. (2007) dan Rosalina (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012) dan Rosalina (2014) maka diduga bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit 2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Independensi sering juga disebut sebagai sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan dan tidak tergantung pada pihak lain. Independensi auditor adalah salah satu faktor terpenting yang sangat mendukung terhadap hasil audit yang berkualitas (Febriyanti, 2014). Sikap independensi yang tinggi akan menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya jika auditor tidak memiliki sikap independensi atau kejujuran dalam memeriksa dan mempertimbangkan hasil laporan audit maka akan berdampak pada kualitas audit itu sendiri. Febriyanti (2014) menyatakan bahwa independensi auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dilaporkan oleh auditor kepada klien. Penelitian ini juga di dukung oleh Octavia (2015) yang melakukan pengujian independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
45
Hasil pengujian menunjukkan bahwa independensi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sikap independensi harus dimiliki oleh setiap auditor dalam melakukan pekerjaannya, karena independensi telah menjadi syarat yang mutlak yang harus dimiliki oleh auditor. Auditor yang menjunjung tinggi independesinya maka akan menghasilkan laporan audit yang lebih baik. Sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit 3. Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit Due Professional Care adalah sikap mutlak yang lain yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Due professional care menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai. Hasil penelitian Kopp, Morley, dan Rennie dalam Singgih dan Bawono (2010 : 10) membuktikan bahwa masyarakat mempercayai laporan keuangan jika auditor telah menggunakan sikap skeptis profesionalnya (professional skepticism) dalam proses pelaksanaan audit. Sikap skeptis profesional adalah suatu sikap yang mengharuskan auditor untuk berpikir kritis terhadap bukti audit yang ada dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut, berhati-hati dalam tugas, serta tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Louwers, et al. (2008) mengungkapkan auditor yang kurang menggunakan sikap skeptis
46
atau due professional care cenderung kurang gagal dalam mengungkapkan fraud dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Penggunaan due professional care dengan seksama dan cermat akan memberikan keyakinan yang memadaipada auditor untuk memberikan opini bahwa laporan keuangan terbebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecuranga ataupun kekeliruan.Semakin baik penggunaan due professional care auditor memungkinkan hasil audit yang lebih baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H3 : Due Professional Care berpengaruh positif terhadap kualitas audit
47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat dan jenis penelitian, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012:10). Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Direktori Institusi Akuntan Publik (IAPI) 2014 di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Penelitian ini membatasi pada permasalahan pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta dan wilayah Tangerang. Jumlah Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI
48
Jakarta sebanyak 236 kantor sedangkan Kantor Akuntan Publik (KAP) di Tangerang sebanyak 12 kantor (IAPI, 2014). 2. Teknik Sampling Penelitian ini dibatasi pada populasi auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta sebanyak 13 KAP dan Tangerang sebanyak 3 KAP. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 responden dari 13 KAP di wilayah DKI Jakarta dan 3 KAP di wilayah Tangerang. Metode yang
digunakan
dalam
penentuan
sampel
adalah
dengan
menggunakan metode convenience sampling. Seperti namanya, pengambilan sampel yang mudah (convenience sampling) merupakan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya (Sekaran, 2006: 136). Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini menggunakan metode convenience sampling karena lebih efisien dengan akses yang terjangkau oleh peneliti.
C. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian lapangan atau survey. Penelitian lapangan (field research) adalah data utama penelitian ini. Peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama yaitu data primer (Sugiyono, 2012: 3)
49
Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah para auditor yang bekerja di 13 KAP wilayah DKI Jakarta dan 3 KAP wilayah Tangerang,
dan dilakukan dengan penyebaran kuesioner mengenai
pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pernyataan terstruktur yang alternatif jawabannya telah tersedia. Responden diminta menjawab pernyataan tersebut dalam bentuk skala interval yang mengukur sikap responden terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan, yang terbagi menjadi: 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu-ragu (R) 4 = Setuju (S) 5 = Sangat Setuju (SS)
D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 20. Untuk menjaga validitas dan reliabilitas butir -
50
butir pertanyaan yang ada pada kuesioner dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap Kualitas Audit. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali 2013: 19). 2. Uji Kualitas Data a. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47). Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai sebesar 0,07. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,7 maka butir pertanyaan dalam instrument penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha ˂ 0 ˂ 7 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel (Ghozali, 2009 dalam Aulia, 2013). b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
51
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung
korelasi
antara
nilai
yang
diperoleh
dari
pertanyaanpertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid. 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolenieritas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak tersedia banyak sekali alat bantu dan yang digunakan peneliti adalah teknik Kolmogorov Smirnov. Konsep dasar uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan
membandingkan
distribusi
data
(yang
akan
diuji
normalitasnya) dengan teknik data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji
52
Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan, artinya berarti data yang diuji normal karena tidak berbeda dengan normal baku (Hidayat, 2012). b.
Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah: 1) Jika nilai Tolerance >10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
53
2) Jika nilai Tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa
ada
multikolinearitas
antar
variabel
independen dalam model regresi. c.
Uji Heterokedastisitas Menurut Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika dari satu pengamatan dengan pengamatan lain berbeda maka terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas Kebanyakan
data
atau
tidak
cross
tejadi
section
Heteroskesdatisitas. mengandung
situasi
heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji glejser yang dinilai lebih mudah digunakan. Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gurajati, 2003 dalam Ghozali, 2013: 142).
Jika variabel
independen
signifikan
secara
statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini terlihat dari tingkat kepercayaan
54
sebesar 5%, jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan
5%
maka
model
regresi
tidak
mengandung
Heteroskedastisitas dan sebaliknya. 4. Analisis Regresi Linear Berganda Metode regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan yang ada diantara kedua variabel. metode regresi linear ini juga dapat digunakan untuk peramalan dengan menggunakan data berkala (time series). Berdasarkan hubungan antara variabel kompetensi (X1), independensi (X2), due professional care (X3) dan kualitas audit (Y), maka akan digunakan model analisa regresi linear sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e keterangan : a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
Y
= kualitas audit
X1
= kompetensi
X2
= independensi
X3
= due professional care
e
= standar error Dari perhitungan dengan SPSS 20.0 akan diperoleh keterangan
atau hasil tentang koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab
55
perumusan masalah penelitian. berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut diatas, yakni : 1) Uji Pengaruh Simultan (Uji F) Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (a) sebesar 5 persen atau 0.05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013: 98). 2) Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 98). Variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari tingkat
56
signifikansi (α). Tingkat signifikansi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah α = 5%. Hal ini berarti apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari 5% maka variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013: 98). 3) Koefisien determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu) .Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen
memberikan
hampir
semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan yang disertai dengan operasional serta cara pengukurannya. Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:
57
1.
Kompetensi (X1) Menurut Tjun, dkk. (2012) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk
melakukan
audit
secara
objektif.
Definisi
tersebut
dikembangkan kembali oleh Pertiwi, dkk. (2013) yang menyatakan kompetensi auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam. Selain itu, dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas, auditor akan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks. Dengan begitu auditor akan dapat menghasilkan audit yang berkualitas tinggi. Sementara lastanti (2005) dalam Febriyanti (2014) mengartikan kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi akan diproksikan dengan 2 sub variabel, yaitu pengetahuan dan pengalaman. 2.
Independensi (X2) Independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang auditor untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya,
yang bertentangan
dengan prinsip
58
integritas dan objektivitas. Setiap akuntan harus memelihara integritas dan objektivitas dalam tugas profesionalnya dan setiap auditor harus independen dari semua kepentingan
yang
bertentangan atau pengaruh yang tidak layak (Rosalina, 2014). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak
memihak,
dan
melaporkan
temuan-temuan
hanya
berdasarkan bukti yang ada. Independensi menurut Arens, et al. (2008 : 111) berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Pada penelitian ini independensi diproksikan dengan 4 sub variabel yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit.
3.
Due Professional Care (X3) Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Menurut PSA No. 4 SPAP (2001), kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional tersebut dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek stuktural dan aspek sikap. Aspek struktural yang karakteristiknya
59
merupakan bagian dari pelatihan-pelatihan, asosiasi profesional, dan kode etik profesi. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan sikap yang menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap percaya serta pembentukan jiwa profesionalisme auditor (Singgih dan Bawono, 2010). Due Professional Care dalam penelitian ini diproksikan dengan 2 sub variabel yaitu aspek struktural dan aspek sikap (Singgih dan Bawono, 2010). 4.
Kualitas Audit (Y) Rosalina (2014: 30) membagi kualitas audit menjadi: 1) Deteksi Salah Saji Laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji
yang
dampaknya secara individual atau keseluruhan cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji dapat terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan. 2) Kesesuaian Dengan Standar Profesional Akuntan Publik Dalam paragraf 1 SPAP SA seksi 161 dijelaskan bahwa dalam penugasan audit, auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Seksi 202 Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik mengharuskan anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik
60
sebagai auditor mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan audit atas laporan keuangan. 3) Kepatuhan Terhadap Standar Operasional Perusahaan Standar Operasional Perusahaan adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan, apa saja yang diperlukan, dan lainlain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati dan dilakukan. Selain itu kualitas audit juga diukur dengan keahlian dan kualitas personal rekan dan staff audit, menjauhkan sikap yang dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik dan
memiliki
sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan. Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan secara ringkas dalam tabel 3.1 di bawah ini.
61
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel
Sub Variabel
Pengetahuan
Kompetensi (X1) (Tjun, dkk. 2012)
Pengalaman
Independensi (X2) Lama hubungan dengan (Tjun, dkk. 2012) klien
Tekanan dari klien
Indikator dan Nomor Butir Pertanyaan 1. Pengetahuan prinsip akuntansi dan standar audit 2. Pengetahuan jenis industri klien 3. Pengetahuan kondisi perusahaan klien 4. Pendidikan formal yang sudah ditempuh 5. Pelatihan dan keahlian khusus 6. Keahlian khusus membantu proses audit 7. Jumlah klien yang sudah diaudit 8. Jenis perusahaan yang sudah diaudit 9. Lama melakukan audit 10. Level atau jabatan mempengaruhi proses audit 11. Lama mengaudit klien 12. Independensi dalam hubungan dengan klien 13. Pemberian sanksi auditor oleh klien 14. Besar fee audit yang akan diberikan oleh klien 15. Fasilitas dari klien
Skala Pengukuran Skala Likert (Ordinal)
Skala Likert (Ordinal)
Skala Likert (Ordinal)
Bersambung pada halaman selanjutnya
62
Lanjutan halaman sebelumnya Variabel Sub Variabel
Telaah auditor
dari
Independensi (X2) (Tjun, dkk. 2012) Jasa non audit
Aspek Struktural
Due Professional Care (X3)
Aspek Sikap
(Singgih dan Bawono, 2010)
rekan
Indikator dan Nomor Butir Pertanyaan 16. Manfaat telaah dari rekan auditor 17. Konsekuensi terhadap auditor yang buruk 18. Pemberian jasa audit & non audit kepada klien yang sama 19. Pemberian jasa non audit pada klien dapat merusak independensi auditor 20. Pemberian jasa lain dapat meningkatkan informasi laporan keuangan 21. Keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai bidangnya 22. Profesi atau tugas dengan menetapkan standar baku untuk profesinya 23. Sikap skeptis 24. Profesional mampu membuat keputusan tanpa tekanan dari pihak lain 25. Seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang dijalankan
Skala Pengukuran Skala Likert (Ordinal)
Skala Likert (Ordinal)
Skala Likert (Ordinal)
Skala Likert (Ordinal)
Bersambung pada halaman selanjutnya
63
Lanjutan halaman sebelumnya Kualitas Audit (Y) (Tjun, dkk. 2012)
26. Keahlian dan kualitas personal rekan dan staff audit. 27. Melaporkan semua kesalahan klien 28. Pemahaman terhadap SIA klien 29. Komitmen dalam menyelesaikan audit 30. Tidak percaya begitu saja pada pernyataan klien 31. Menjauhkan sikap yang dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik 32. Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan 33. Kesesuaian dengan SPAP
Skala Likert (Ordinal)
64
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 236 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta dan 12 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Tangerang. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel yaitu akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta sebanyak 13 Kantor Akuntan Publik (KAP) dan 3 Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Tangerang dengan kriteria baik KAP skala kecil maupun menengah yang terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2014 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi reponden serta tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 7 April sampai 27 April 2015. Adapun kuesioner yang disebar adalah sebanyak 110 buah kuesioner. Dari keseluruhan kuesioner yang disebar jumlah yang kembali adalah sebanyak 100
65
kuesioner atau 91%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 10 buah atau 9%. Kuesioner yang tidak kembali dikarenakan penyebaran yang waktunya kurang tepat dimana para auditor sedang melakukan banyak pekerjaan akhir tahun sehingga ada kuesioner yang hilang. Selain alasan tersebut mungkin ada beberapa hal di luar pengetahuan peneliti. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian Keterangan No. Jumlah kuesioner yang disebar 1 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 2 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 3 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Jumlah 110 10 100
Persentase 100% 9% 91%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No. 1 2 3
Nama Kantor Akuntan Publik
KAP Abu Bakar Usman & Rekan KAP Drs. Bambang Mudjiono, Widiarto KAP Darmawan & Hendang KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & 4 Ali 5 KAP Drs. Rasin, Ichwan & Rekan 6 KAP Handoko & Suparmun 7 KAP Junaedi, Chairul dan Subyakto 8 KAP Kosasih Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 9 KAP Liasta, Nirwan, Syafruddin & Rekan 10 KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Bersambung pada halaman selanjutnya
Kuesioner Kuesioner Dikirim Dikembalikan 3 3 8 7 8 7 15 3 7 3 8 7 10
12 3 5 3 8 6 10
66
Tabel 4.2 (Lanjutan) No.
Nama Kantor Akuntan Publik
11. 12. 13. 14. 15. 16.
KAP Noor Salim, Nursehan, Sinarhardja KAP Purbalauddin & Rekan KAP Rama Wendra KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan KAP Suganda Akna Suhri & Rekan KAP Weddie Andriyanto & Muhaemin Total
Kuesioner Kuesioner Dikirim Dikembalikan 8 8 4 3 5 4 8 8 8 8 5 5 110 100
2. Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta dan Tangerang sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2014 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pengalaman kerja sebagai auditor, dan jabatan. a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency Valid Laki-laki Perempuan
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
49
49.0
49.0
49.0
51
51.0
51.0
100.0
100.0
100.0
Total 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
67
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 51 orang atau 51% responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 49 orang atau 49% responden berjenis kelamin laki-laki. b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent < 26 62 62,0 62,0 62,0 26 - 35 36 36,0 36,0 98,0 36 - 45 2 2,0 2,0 100,0 Total 100 100,0 100,0 Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada kantor akuntan publik mayoritas berusia antara kurang dari 26 tahun sebesar 62% atau 62 orang, selanjutnya yaitu yang berusia 26-35 tahun sebesar 36% atau 36 orang, dan sisanya sebesar 2% atau 2 orang yang berusia antara 36-45 tahun. c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.5 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir. Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid D3
14
14.0
14.0
14.0
S1
83
83.0
83.0
97.0
S2
3
3.0
3.0
100.0
Total 100 100.0 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
100.0
68
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 83 orang atau 83%. Kemudian responden sebanyak 14 orang atau 14% adalah berpendidikan terakhir Diploma III (D3), sedangkan sisanya 3 orang atau 3% berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Tabel 4.6 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja. Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1 tahun
32
32.0
32.0
32.0
1-3 tahun
50
50.0
50.0
82.0
>3 tahun
18
18.0
18.0
100.0
Total 100 100.0 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
100.0
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 50% atau 50 orang memiliki pengalaman bekerja sebagai auditor antara 1-3 tahun. Responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai auditor kurang dari 1 tahun sebanyak 32 orang atau 32%. Selanjutnya responden yang telah bekerja sebagai auditor >3 tahun sebanyak 18 orang atau 18%. e. Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir disajikan pada Tabel 4.7 berikut ini.
69
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir Frequency Valid Manajer
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.0
1.0
1.0
7
7.0
7.0
8.0
Senior
36
36.0
36.0
44.0
Junior
56
56.0
56.0
100.0
Total 100 100.0 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
100.0
Supervisor
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 56 orang atau sekitar 56% menduduki jabatan sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 36 orang atau sekitar 36%. Sedangkan sisanya manajer dan supervisor masingmasing sebanyak 1 orang dan 7 orang atau sekitar1% dan 7%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi kompetensi, independensi, due professional care dan kualitas audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam Tabel 4.8.
70
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif N
Minimum Maximum
TKOA 100 36 TIA 100 34 TDPC 100 15 TKA 100 28 Valid N 100 (listwise) Sumber: Data primer yang diolah, 2015
50 56 25 39
Mean 44.94 43.57 21.53 34.23
Std. Deviation 4.568 4.755 2.556 2.711
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa jumlah responden (N) ada 100 orang. Dari 100 responden ini pada variabel kompetensi (TKOA) jawaban minimum responden sebesar 36 dan maksimum 50, dengan rata-rata total jawaban 44,94 dan standar deviasi 4,568. Variabel kompetensi auditor (TKOA) memiliki nilai yang berasal dari total skor indeks kompetensi auditor dari 2 dimensi yaitu, pengetahuan dan pengalaman. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan dan pengalaman yang auditor miliki dalam melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama sudah cukup memadai. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel independensi (TIA) menunjukkan nilai minimum sebesar 34, nilai maksimum sebesar 56 dengan rata-rata sebesar 43,57 dan standar deviasi sebesar 4,755. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata penerapan sikap independensi atau sikap tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melakukan audit sudah cukup baik. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel due professional care (TDPC) menunjukkan nilai minimum sebesar 15 dan
71
maksimum sebesar 25, dengan total rata-rata jawaban 21,53 dan standar deviasi sebesar 2,556. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata auditor telah melaksanakan sikap due professional care atau skeptisme profesional yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel kualitas audit (TKA) menunjukkan nilai minimum sebesar 28 dan nilai maksimum sebesar 39 dengan rata-rata sebesar 34,23 dan standar deviasi sebesar 2,711. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dapat mendeteksi kemungkinan adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, Kompetensi (KOA), Independensi (IA), Due Professional Care (DPC) dan Kualitas Audit (KA) dengan 100 sampel responden.
72
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Keseluruhan Nomor Butir Pearson Sig (2Keterangan Pertanyaan Correlation Tailed) 1 .706** 0,000 Valid 2 .773** 0,000 Valid ** 3 .767 0,000 Valid ** 4 .769 0,000 Valid ** 5 .738 0,000 Valid ** 6 .797 0,000 Valid ** 7 .778 0,000 Valid ** 8 .792 0,000 Valid ** 9 .747 0,000 Valid ** 10 .703 0,000 Valid ** 11 .698 0,000 Valid ** 12 .780 0,000 Valid ** 13 .683 0,000 Valid ** 14 .708 0,000 Valid ** 15 .729 0,000 Valid ** 16 .741 0,000 Valid ** 17 .755 0,000 Valid ** 18 .708 0,000 Valid ** 19 .625 0,001 Valid ** 20 .324 0,000 Valid ** 21 .768 0,000 Valid ** 22 .773 0,000 Valid ** 23 .854 0,000 Valid ** 24 .804 0,000 Valid ** 25 .723 0,000 Valid ** 26 .650 0,000 Valid ** 27 .275 0,013 Valid ** 28 .576 0,000 Valid ** 29 .648 0,000 Valid ** 30 .755 0,000 Valid ** 31 .663 0,000 Valid ** 32 .671 0,000 Valid ** 33 .390 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015
73
Tabel 4.9 menunjukkan hasil validitas seluruh butir pertanyaan memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05. Hal tersebut berarti bahwa seluruh butir pertanyaan mempunyai kriteria valid. Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1) Uji Validitas Kompetensi (KOA) Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Kompetensi Nomor Butir Pearson Sig (2Keterangan Pertanyaan Correlation Tailed) 1 .706** 0,000 Valid ** 2 .773 0,000 Valid ** 3 .767 0,000 Valid ** 4 .769 0,000 Valid ** 5 .738 0,000 Valid ** 6 .797 0,000 Valid ** 7 .778 0,000 Valid ** 8 .792 0,000 Valid ** 9 .747 0,000 Valid ** 10 .703 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.10 menunjukkan variabel kompetensi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
74
2) Uji Validitas Independensi (IA) Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Independensi Nomor Butir Pearson Sig (2Keterangan Pertanyaan Correlation Tailed) 11 .698** 0,000 Valid ** 12 .780 0,000 Valid ** 13 .683 0,000 Valid ** 14 .708 0,000 Valid ** 15 .729 0,000 Valid ** 16 .741 0,000 Valid ** 17 .755 0,000 Valid ** 18 .708 0,000 Valid ** 19 .625 0,001 Valid ** 20 .324 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.11 menunjukkan variabel independensi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3) Uji Validitas Due Professional Care (DPC) Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Due Professional Care Nomor Butir Pearson Sig (2Keterangan Pertanyaan Correlation Tailed) ** 21 .768 0,000 Valid ** 22 .773 0,000 Valid ** 23 .854 0,000 Valid ** 24 .804 0,000 Valid ** 25 .723 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015
75
Tabel 4.12 menunjukkan variabel due professional care mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
4) Uji Validitas Kualitas Audit (KA) Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Nomor Butir Pearson Sig (2Keterangan Pertanyaan Correlation Tailed) ** 26 .650 0,000 Valid ** 27 .275 0,013 Valid ** 28 .576 0,000 Valid ** 29 .648 0,000 Valid ** 30 .755 0,000 Valid ** 31 .663 0,000 Valid ** 32 .671 0,000 Valid ** 33 .390 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.13 menunjukkan variabel kualitas audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrument penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,70. Tabel 4.14 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
76
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach's Alpha Kompetensi 0,918 Independensi 0,874 Due Professional Care 0,844 Kualitas Audit 0,701 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel kompetensi sebesar 0,918, independensi sebesar 0,874, due professional care sebesar 0,844, dan kualitas audit sebesar 0,701. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
77
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov Unstandardized Predicted Value N 100 Kolmogorov-Smirnov Z 0,432 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,992 Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Tabel 4.15 menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,992 yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini telah memenuhi asumsi normalitas. b. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas. Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Model
Sig.
(Constant)
0,530
Kompetensi
0,250
Independensi
0,153
Due Professional Care 0,866 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
78
Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Kompetensi (X1), Independensi (X2), dan Due Professional Care (X3) lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,250, 0,153, dan 0,866. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kualitas audit berdasarkan
variabel
yang
mempengaruhinya,
yaitu
kompetensi,
independensi dan due professional care.
c. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.17 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini. Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) TKOA
.629
1.590
TIA
.475
2.103
TDPC
.610
1.640
Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.17 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan variance inflation factor (VIF) melebihi angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk kompetensi 0,629, untuk
79
independensi 0,475, dan untuk due professional care sebesar 0,610 serta VIF untuk masing-masing variabel adalah kompetensi sebesar 1,590, independensi sebesar 2,103, dan 1,640 untuk due professional care. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu kompetensi, independensi, dan due professional care dalam menjalankan variabel dependen yaitu kualitas audit. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam Tabel 4.18 menyajikan hasil uji koefisien determinasi untuk variabel Y, X1, X2, dan X3. Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) variabel X1, X2, dan X3 Model
R
R Square a
Adjusted R Square
1 .877 .769 .762 Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Std. Error of the Estimate 1.32263
Tabel 4.18 menunjukkan nilai R sebesar 0,877 atau 87,7%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit adalah sangat kuat karena berada di atas kisaran 0,80 – 1,000 (Rikawati, 2009 dalam Rizkiyana, 2013), sedangkan nilai adjusted R2 sebesar 0,762. Hal ini menandakan bahwa variasi variabel kompetensi, independensi, dan due professional care hanya bisa menjelaskan 76,2% variasi variabel kualitas audit.
80
Sedangkan sisanya, 23,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. Adapun faktor yang diindikasikan memiliki pengaruh adalah akuntabilitas, tekanan waktu, locus of control (Kovinna, 2013), kepuasan kerja, dan etika auditor (Febriyanti, 2014). b. Hasil Uji Statistik F Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel independen. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.17, hipotesis diterima jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05. Hipotesis ditolak jika nilai probabilitas signifikasnsi ≥ 0,05 (Ghozali, 2013: 98). Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik F Sum of Squares Df Mean Square
Model 1
Regression
559.773
3
186.591
Residual
167.937
96
1.749
F 106.664
Sig. .000a
Total 727.710 99 a. Predictors: (Constant), TDPC, TKOA, TIA b. Dependent Variable: TKA Sumber: Data primer yang diolah, 2015 Pada Tabel 4.19 nilai F diperoleh sebesar 106.664 dengan tingkat signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini layak untuk digunakan, karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi, independensi dan due professional care secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
81
c. Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima dan sebaliknya (Ghozali, 2013: 98).
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
9.737
1.475
TKOA
.395
.037
TIA
.201
Beta
T
Sig.
6.601
.000
.665
10.759
.000
.041
.353
4.963
.000
TDPC -.094 .067 a. Dependent Variable: TKA Sumber: Data primer yang diolah, 2015
-.088
-1.404
.163
Tabel 4.20 menunjukkan nilai hasil uji t pada kompetensi auditor sebesar 0,000 < 0,05, hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pada nilai hasil uji t independensi auditor sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti menerima H2 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pada nilai hasil uji t due professional care sebesar 0,163 > 0,005 yang berarti menolak H3, sehingga dapat disimpulkan bahwa due professional care tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
82
Berdasarkan tabel 4.20 maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 9737 + 0,395X1 + 0,201X2 – 0,094X3 + 1,475 Keterangan: X1
= Kompetensi
X2
= Independensi
X3
= Due Professional Care
Y
= Kualitas Audit
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterprestasikan sebagai berikut: a) Koefisien konstanta sebesar 9737 dengan nilai positif, ini dapat diartikan bahwa Y (kualitas audit) akan bernilai 9737 jika kompetensi, independensi, dan due professional care masing-masing bernilai 0. b) Variabel kompetensi memiliki koefisien positif sebesar 0,395. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel kompetensi, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan kualitas audit sebesar 0,395. c) Variabel independensi memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,201. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen variabel independensi, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,201. d) Variabel due professional care memiliki koefisien regresi negatif sebesar 0,094. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu persen
83
variabel due professional care, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kualitas audit sebesar 0,094. C. Pembahasan 1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Pengujian statistik pada hipotesis (H1) menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pada tabel 4.18 dapat dilihat hasil nilai uji statistik t variabel kompetensi auditor sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 artinya kompetensi auditor menjadi variabel yang dapat mempengaruhi kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut terdiri dari dua subvariabel yaitu pengalaman dan
pengetahuan. Auditor
sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya (Tjun, dkk. 2012). Penerapan pengetahuan yang maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang dimiliki (Alim, dkk. 2007). Sesuai dengan standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya (Arens dan Loebbecke, 1997). Pengalaman akan memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil adalah merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang
84
dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Alim, dkk. 2007). Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012), Sari (2012) dan Rosalina (2014), yang menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. 2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Pengujian statistik pada hipotesis (H2) menunjukkan bahwa independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dapat dilihat pada tabel 4.18 menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis H2 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini ini bertolak belakang dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tjun, dkk. (2012) yang menunjukan hasil bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu oleh Sari (2012) dan Rosalina (2014) yang menunjukan hasil bahwa independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori pada pembahasan sebelumnya bahwa independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, karena hal itu bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas.
85
Sikap independensi diperlukan oleh seorang auditor, agar dalam memeriksa juga auditor tidak dibatasi ruang lingkupnya, sehingga auditor dapat memeriksa secara leluasa. Sikap independensi juga membuat auditor tidak dapat terpengaruh oleh siapapun ketika melakukan pemeriksaan. Jika auditor kehilangan independensinya saat melakukan pemeriksaan maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan dan tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu, cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Sehingga berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. 3. Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit Pengujian statistik pada hipotesis (H3) menunjukkan bahwa due professional care tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Pada tabel 4.18 dapat dilihat nilai uji t variabel due professional care sebesar 0,163 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis H3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Herawaty (2012) yang menyatakan bahwa due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Beberapa faktor yang menyebabkan due professional care tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit adalah kemungkinan terjadinya bias seleksi yaitu bias yang berasal dari pemilihan subjek yang tidak tepat dalam
86
eksperimen (Noviyanti, 2008). Hal ini dikarenakan penelitian dilapangan sebagian besar respondennya adalah auditor junior yang memiliki masa kerja dalam bidang audit kurang dari 3 tahun sehingga jawaban dari para responden yang berkaitan dengan pertanyaan mengenai variabel sikap skeptis cenderung menghasilkan jawaban yang kurang bernilai positif. Sikap skeptis yang paling ditunjang adalah sikap mental yakni sikap kritis terhadap bukti audit yang dimiliki. Hal ini membuktikan bahwa dengan pengalaman kurang dari tiga tahun tentunya membuat auditor junior belum sepenuh kritis terhadap bukti audit yang telah didapatkannya. Sikap skeptis auditor junior masih banyak dipengaruhi oleh faktor- faktor seperti kepercayaan (trust) atau faktor psikologis auditor yang tidak diteliti di dalam penelitian ini (Noviyanti, 2008). Hasil yang diperoleh ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti (2014) yang menyatakan due professional care memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi dan due professional care terhadap kualitas audit. Responden pada penelitian ini berjumlah 100 auditor yang bekerja di 13 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta dan 3 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Tangerang berdasarkan Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2014. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diolah sehingga memperoleh hasil pengujian yang dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kompetensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit dan menerima hipotesis (H1). Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Tjun, dkk (2012) bahwa kompetensi
auditor
yang
diukur
dengan
pengetahuan
dan
pengalaman auditor dapat meningkatkan kualitas hasil audit. Artinya semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor maka semakin meningkatkan juga kualitas audit. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Badjuri (2011), Rosalina (2014) dan Evi (2015). 88
2.
Independensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit dan menerima hipotesis (H2). Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori (Rosalina, 2014) bahwa independensi merupakan sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak
mempunyai
kepentingan
pribadi
dalam
melaksanakan
tugasnya, karena hal itu bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Oleh karena itu, cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Sehingga berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan.Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Eko (2012), Rosalina (2014), dan Evi (2015). Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Tjun, dkk. (2012). 3.
Due Professional Care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dan menolak hipotesis (H3). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat teori yang dikemukakan (Singgih dan Bawono, 2010) bahwa kualitas audit bergantung pada sikap due professiona care yang dimiliki oleh auditor. Hal ini disebabkan dalam penelitian ini sebagian besar responden baru memiliki masa kerja dalam bidang audit adalah satu tahun sehingga pengalaman yang mereka miliki masih
belum
cukup
sehingga
belum
dapat
menganalisis
89
permasalahan secara mendalam dan belum kritis terhadap hasil audit yang didapatkannya. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Herawaty (2012) dan Badjuri (2011). Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiratama (2015), Febriyanti (2014) dan Nirmala (2013).
B. Saran Sekalipun penelitian ini telah dirancang dengan baik, namun penelitian ini masih memiliki berbagai keterbatasan dan mungkin mempengaruhi hasil dari penelitian. Berikut adalah saran-saran yang diajukan oleh peneliti berdasarkan keterbatasan yang di dapat dalam penelitian ini: 1. Penelitian ini hanya menggunakan variabel kompetensi, independensi dan due professional care sebagai variabel yang mempengaruhi kualitas audit. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lainnya, seperti akuntabilitas (Wiratama, 2015), audit fee (Hanifah, 2013), time budget pressure dan etika auditor dalam penelitian (Hutabarat, 2012). 2. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbanyak responden sehingga hasil penelitian lebih dapat disimpulkan secara umum. 3. Penelitian selanjutnya juga disarankan dapat mengganti dan menambahkan daerah survei selain di wilayah Jakarta dan Tangerang agar hasil penelitian dapat lebih variatif. 4. Data yang digunakan dan dianalisis menggunakan instrumen berdasarkan persepsi jawaban dari responden. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah 90
jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda, seperti melakukan metode wawancara langsung agar peneliti dapat memastikan bahwa responden mengerti maksud dari setiap butir pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner agar hasil data yang diperoleh peneliti nantinya tidak bias dan sesuai dengan apa yang diharapkan dan yang dimaksud oleh peneliti.
91
DAFTAR PUSTAKA
Afni, Zalida, Fera Sriyunianti dan Afridian Wirahadi Ahmad. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah: Studi pada Inspektorat Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 7 No. 2. Hal 69-77. 2012. Agoes, Sukrisno. Auditing: (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008. Agusti, Restu dan Nastia Putri. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Se-Sumatera). Jurnal Ekonomi Universitas Riau Vol. 21. Riau. 2013. Alim, M. Nizraul, Tpri Hapsari, Liliek Purwanti. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. 2007. Arens et al. Auditing and Assurances Services - An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Prentice Hall. 2008. Ayudiati, Soraya Eka. Analisis Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja dengan Etika Kerja Islam sebagai Variabel Moderating (Studi pada Bank Jateng Semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang. 2010. Badjuri, Achmat. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol. 3 No. 2. Hal: 183 – 197. 2011 Carolinna, Yenni. An Empirical Study of Auditor Independence, Competence and Audit Tenure on Audit Quality - Evidence from North Jakarta, International Conference on Business and Management, Bangkok. 2013. DeAngelo, Linda Elizabeth. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of Accounting & Economics. 1981. Deis, Donald L. Dan Gari A. Giroux.”Determinants of Audit Quality In The Public Sector”. The Accounting Review. Vol. 67 No. 3 ( Juli). Pp. 462479. 1992.
92
Efendy, Muh Taufiq. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo). Tesis. Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Semarang. 2010. Elfarini, Eunike Christina. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang. 2007. Febriyanti, Reni. Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2014. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi 3. BP Undip. Semarang. 2013. Hanifah. The Influence of Audit Fee, Professional Commitment and Auditors Competency to Audit Quality. International Conference on Management. Malaysia. 2013. Herawaty. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Binar Akuntansi. Vol.1 No.1. 2012. Hundal, Shab. Independence, Expertise and Experience of Audit Committees: Some Aspects of Indian Corporate Sector. American International Journal of Social Science. Vol. 2 No. 5. 2013. Hutabarat, Goodman. Pengaruh Pengalaman Time Budget Pressure dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah ESAI. Vol.6 No.1. 2012. Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. 2011. Indah, Siti Nur Mawar. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Semarang). Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2014. Kharismatuti, Norma. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro. 2012.
93
Kovinna, Fransiska dan Betri. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE MDP. 2013. Mulyadi. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 2010. Nadirsyah dan Intan Maulida Zuhra. Locus of Control, Time Budget Pressure, dan Penyimpangan Perilaku dalam Audit. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol. 2 No. 2, Hal 104-116. 2009. Nandari dan Latrini. Pengaruh Sikap Skeptis, Independensi, Penerapan Kode Etik, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 10 No.1 , Hal: 164-181. 2015. Noviyanti, Suzy. Skeptisme Professional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Inodensia. Vol. 5 No. 1 Hal 102-125. 2008. Octavia, Evi. The Effect of Competence and Independence Of Auditors on the Audit Quality. Journal of Finance and Accounting. Vol.6, No.3. 2015. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 17/PMK.01/2008 (PMKRI). Tentang Jasa Akuntan Publik. 2008. Pertiwi, dkk. Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor pada Kualitas Audit dengan Due Professional Care sebagai variabel intervening di KAP se-Provinsi Bali. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 2013. Rosalina, Amalia Dewi. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.4 No.1 (Mei). 2014. Sari, Rosalina. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.2 (Februari). 2014. Samsi, Nur, Akhmad Riduawan, dan Bambang Suryono. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit : Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 1 No. 2 Hal : 207-226. 2013. Samuel, Hafiah. The Impact of Objectivity, Proficiency and due Professional Care of Auditors to Quality of Performance Audit Results: Survey on Audit Teams of Jakarta Provincial Inspectorate. Asian Business Research Conference. 1 - 2 April 2013, Bangkok, Thailand. 2013. Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. 2006.
94
Singgih, dan Bawono. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta. 2012 Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 2005. Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Cv. Andi Offset. 2011. Suyono, Eko. Determinant Factors Affecting The Audit Quality : An Indonesian Perspective. Global Review of Accounting and Finance. Vol.3. No. 2. September 2012. Pp. 42 – 57. 2012. Syamsuddin, dkk. The Influences Of Ethics, Independence, And Competence On The Quality Of An Audit Through The Influence Of Profesional Skepticism In Bpk Of South Sulawesi, Central Sulawesi And West Sulawesi. Journal of Research in Business and Management. Vol.2 pp: 08-14. 2014. Tjun, Lauw Tjun, Elyzabet I. Marpaung, Santy Setiawan. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Vol.4 No.1 (Mei). 2012. Wahyuni, Rizki. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Profesionalisme, dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan). Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. 2013. Wilasita, Ida Ayu Putu, Edy Sujana, dan Lucy Sri Musmini. Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. 2014.
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
96
LAMPIRAN 1 Surat Penelitian Skripsi
97
LAMPIRAN 2 Surat Keterangan KAP
114
LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian
131
Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, 6 April 2015
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Eka Novia Sari
NIM
: 1111082000083
Fak/Jur/Sem
: Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Independensi Auditor dan Due Professional Care terhadap Kualitas Audit” Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas audit dengan kompetensi, independensi auditor dan due professional care sebagai variabel yang mempengaruhi.
132
IDENTITAS REPONDEN
Nama
: ............................................ (boleh tidak diisi)
Nama KAP
: ............................................
Jenis Kelamin
:
Umur
: ............................................. tahun
Posisi terakhir Supervisor
:
Pendidikan Terakhir :
Pengalaman Kerja >3tahun
:
Laki-laki
Perempuan
Patner
Manajer
Auditor Senior
Auditor Junior
D3
S1
S2
S3
< 1 tahun
1-3 tahun
134
1. Variabel Kompetensi Auditor (X1) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda, dimana: 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
4: Setuju (S)
2: Tidak Setuju (TS)
5: Sangat Setuju (SS)
3: Netral (N)
No
Pernyataan
1.
Setiap akuntan publik harus memahami dan melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang relevan. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami jenis industri klien. Untuk melakukan audit yang baik, saya perlu memahami kondisi perusahaan klien. Untuk melakukan audit yang baik, saya membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat pendidikan formal. Selain pendidikan formal, untuk melakukan audit yang baik, saya juga membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari kursus dan pelatihan khususnya di bidang audit. Keahlian khusus yang saya miliki dapat mendukung proses audit yang saya lakukan. Semakin banyak jumlah klien yang saya audit menjadikan audit yang saya lakukan semakin lebih baik. Saya pernah mengaudit perusahaan yang go public, sehingga saya dapat mengaudit perusahaan yang belum go public lebih baik. Seorang auditor disebut berpengalaman apabila memliki masa kerja lebih dari 3 tahun Level jabatan dan tanggung jawab sangat mempengaruhi saya dalam mengaudit
2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
9. 10.
STS
TS
135
N
S
SS
2. Variabel Independensi Auditor (X2) No
Pernyataan
11.
Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien. Jika audit fee dari satu klien merupakan sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak independensi akuntan publik. Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit. Saya tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk menilai prosedur audit saya karena kurang dirasa manfaatnya. Saya bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim. Selain memberikan jasa audit, suatu kantor publik dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama. Jasa non audit yang diberikan pada klien dapat merusak independensi penampilan akuntan publik tersebut. Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan akuntan publik.
12. 13. 14.
15.
16.
17. 18. 19. 20.
STS
TS
136
N
S
SS
3.
Variabel Due Profesional Care (X3)
No
Pernyataan
21.
Keahlian yang dilaksanakan seorang auditor harus sesuai dengan bidang yang ditugasinya. Auditor melakukan profesi atau tugas sesuai dengan standar baku dibidang profesinya. Memiliki sikap skeptis atau keraguan terhadap kualitas informasi laporan keuangan klien. Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Seorang profesional harus yakin terhadap profesi yang dijalankan.
22. 23. 24. 25.
4.
Pernyataan
26.
Auditor memiliki rekan dan staff audit yang ahli dan berkualitas. Besarnya kompensasi yang auditor terima akan mempengaruhi auditor dalam melaporkan kesalahan klien. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien dapat menjadikan pelaporan audit auditor menjadi lebih baik. Auditor mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang tepat. Auditor tidak mudah percaya terhadap pernyataan klien selama melakukan audit. Seorang auditor harus menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi akuntan publik. Auditor selalu berusaha berhati-hati dalam pengambilan keputusan selama melakukan audit. Auditor menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan laporan.
28. 29. 30. 31. 32. 33.
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
Variabel Kualitas Audit (Y)
No
27.
STS
137
LAMPIRAN 4 Daftar Jawaban Responden
138
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
IDENTITAS RESPONDEN Usia Jabatan Pend. Pengalaman Terakhir Kelamin Kerja Jenis
1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2
35 24 25 22 25 30 35 20 20 25 23 24 23 21 21 24 21 22 26 23 23 23 23 24 25 28 28 25 23 23 22 24 25 24 28
3 4 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 3 5 5 4 3 4 5
2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3
3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2
139
IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan) No. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70
Jenis Usia Jabatan Pend. Pengalaman Kelamin Terakhir Kerja 1 25 4 2 2 1 26 3 2 3 1 27 3 2 3 1 28 4 2 3 1 28 4 2 2 2 25 4 2 2 2 27 5 2 2 2 25 5 2 1 2 24 5 2 2 1 24 5 1 2 1 26 5 2 2 1 23 5 2 1 2 25 5 2 1 2 24 5 2 1 2 26 4 2 2 1 27 4 2 3 2 23 5 2 1 2 24 5 2 1 2 24 4 2 2 1 27 4 3 2 1 26 5 2 2 2 23 5 2 1 1 25 5 2 2 2 22 5 2 1 2 26 4 2 2 1 36 4 2 3 1 35 4 2 3 2 35 4 2 3 1 28 5 2 2 2 28 5 2 2 2 35 4 2 3 1 28 5 2 2 1 38 4 2 3 1 28 5 2 2 2 29 5 2 2 140
IDENTITAS RESPONDEN (Lanjutan) No.
Jenis
Usia Jabatan
Kelamin 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2
35 35 29 35 20 20 25 20 20 24 23 21 23 20 26 21 25 23 29 35 23 24 22 24 25 28 25 23 23 32
4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3
Pend. Pengalaman Terakhir Kerja 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3
141
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 6 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 7 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 8 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 9 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4 10 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 11 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 12 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 13 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 14 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 16 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 18 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 19 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 20 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 23 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 26 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 27 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
142
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR (Lanjutan) NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 36 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 37 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 43 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 52 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 56 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 57 5 5 5 4 2 4 5 4 3 4 58 5 5 5 4 5 5 3 5 2 5 59 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 60 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4
143
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR (Lanjutan) NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10 61 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 62 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 63 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 64 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 65 4 4 4 4 4 3 5 5 5 2 66 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 67 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 68 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 69 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73 5 4 3 4 5 5 4 3 4 5 74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 76 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 77 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 78 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 79 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 82 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 84 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 85 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 86 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 87 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 89 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 90 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 91 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 92 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
144
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR (Lanjutan) NO KOA1 KOA2 KOA3 KOA4 KOA5 KOA6 KOA7 KOA8 KOA9 KOA10 96 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 97 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 99 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 100 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
145
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR NO IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 1 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 2 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 3 5 3 4 3 5 4 4 4 7 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 8 2 4 5 2 4 2 4 4 5 5 9 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 10 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 11 3 3 4 3 4 5 5 5 5 5 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 13 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 15 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 16 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 17 3 4 4 4 4 3 3 3 4 5 18 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 19 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 22 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 26 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 29 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 32 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 34 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 35
146
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR (Lanjutan) NO IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 36 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 37 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 40 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 47 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 51 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 52 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 53 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 54 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 55 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 56 5 5 5 5 3 5 5 2 4 4 57 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 59 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 60 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 61 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 62 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 63 4 4 4 4 4 5 3 4 2 2 64 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 65 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 66 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 67 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69
147
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI AUDITOR (Lanjutan) NO IA_1 IA_2 IA_3 IA_4 IA_5 IA_6 IA_7 IA_8 IA_9 IA_10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 5 4 3 4 5 4 3 4 5 5 72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 74 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 75 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 76 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 77 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 82 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 83 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 84 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 85 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 86 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 87 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4 88 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 91 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 92 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 93 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 95 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 96 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 97 3 4 5 4 4 3 4 4 4 5 98 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 99 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 100
148
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE NO DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 6 4 4 4 3 5 7 4 3 3 4 4 8 5 4 4 3 3 9 4 4 4 4 4 10 4 4 4 4 4 11 5 5 5 5 5 12 4 4 3 4 3 13 5 4 4 5 4 14 5 5 5 5 5 15 4 4 4 4 4 16 5 4 4 4 5 17 3 3 3 3 4 18 3 3 3 3 4 19 4 4 3 3 4 20 5 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 22 5 5 5 5 5 23 4 4 4 4 4 24 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 28 5 5 5 5 5 29 3 4 2 2 4 30 4 4 4 4 4 31 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 34 4 5 5 5 5 35
149
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE (Lanjutan) NO DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5 4 4 4 4 4 36 5 5 5 5 5 37 5 5 5 5 5 38 5 4 4 4 4 39 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 41 4 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 43 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 45 5 5 5 5 5 46 4 5 5 5 5 47 5 4 4 4 4 48 4 5 5 5 5 49 5 4 4 4 4 50 5 5 5 5 5 51 5 5 5 5 5 52 5 5 5 5 5 53 4 1 5 5 5 54 4 4 4 4 4 55 5 5 5 4 5 56 4 4 4 5 3 57 4 4 4 4 3 58 4 4 4 4 3 59 4 4 4 4 3 60 4 4 4 4 3 61 3 4 4 4 2 62 2 4 4 5 5 63 4 4 5 4 4 64 4 4 4 3 4 65 5 4 5 4 5 66 5 5 4 5 4 67 5 5 4 5 4 68 5 5 5 5 5 69
150
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE (Lanjutan) NO DPC1 DPC2 DPC3 DPC4 DPC5 5 5 5 5 5 70 5 5 5 5 5 71 5 5 4 3 4 72 5 5 5 5 5 73 5 4 5 4 5 74 5 5 4 5 4 75 5 5 5 5 5 76 5 5 5 4 5 77 5 4 4 5 4 78 5 5 5 5 5 79 5 5 5 5 5 80 5 5 5 5 5 81 5 5 5 5 5 82 4 4 4 4 4 83 4 4 4 3 4 84 4 4 4 4 4 85 5 5 5 4 4 86 4 4 4 4 5 87 4 5 5 5 3 88 4 4 4 4 5 89 4 4 5 5 3 90 4 3 4 3 4 91 4 5 4 5 5 92 5 5 5 5 5 93 4 4 4 4 4 94 5 4 4 4 4 95 4 4 4 4 4 96 4 4 4 4 3 97 5 5 3 4 3 98 5 5 4 5 4 99 5 5 4 5 4 100
151
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KUALITAS AUDIT NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 1 4 3 4 4 5 4 5 5 2 5 3 3 4 4 4 5 4 3 5 2 4 4 5 5 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 5 6 4 4 4 5 4 5 3 4 7 4 3 3 4 4 4 4 4 8 4 3 4 4 4 4 4 4 9 4 5 2 4 5 5 4 4 10 4 2 4 4 5 5 5 4 11 4 3 4 5 4 4 4 5 12 4 3 3 4 4 4 5 4 13 4 4 4 4 5 4 5 3 14 4 4 4 4 5 4 5 3 15 4 3 5 5 5 5 5 4 16 5 3 5 5 5 5 5 4 17 5 2 4 5 5 5 5 5 18 4 2 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 4 5 5 21 4 5 5 5 4 4 4 4 22 5 2 5 5 5 5 5 5 23 4 2 5 5 5 5 5 5 24 5 3 5 5 5 4 5 5 25 5 3 4 4 5 5 5 3 26 4 3 4 4 4 4 4 3 27 4 4 5 4 5 5 5 4 28 4 4 4 4 4 4 4 4 29 5 4 5 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 4 4 31 4 3 4 4 4 4 4 5 32 5 3 4 4 4 4 4 3 33 5 4 4 4 5 5 5 4 34 4 3 5 5 4 4 4 3 35 5 5 5 5 5 5 5 3
152
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KUALITAS AUDIT (Lanjutan) NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 36 4 3 5 5 4 4 4 4 37 5 4 4 4 5 4 5 4 38 5 2 4 4 5 5 5 3 39 5 3 5 5 5 4 5 4 40 5 4 5 5 5 5 5 3 41 5 3 5 5 5 5 5 3 42 5 4 4 4 5 5 5 3 43 5 4 4 4 5 5 5 4 44 4 5 4 4 4 4 4 3 45 5 5 5 5 5 5 5 4 46 5 4 5 5 5 4 5 3 47 5 4 4 4 5 4 5 4 48 5 5 5 5 5 4 5 3 49 5 3 5 5 4 4 4 4 50 5 4 5 5 5 5 5 5 51 5 3 5 4 5 5 5 5 52 4 4 4 4 4 4 4 5 53 5 3 4 4 5 5 5 5 54 5 4 5 5 5 5 5 5 55 5 3 5 5 5 5 5 5 56 4 3 5 4 4 4 4 5 57 5 4 5 3 5 5 2 4 58 5 4 4 3 5 5 5 3 59 4 3 4 4 4 4 4 3 60 4 4 4 4 4 4 2 4 61 4 4 4 3 4 4 4 4 62 4 3 3 4 4 4 4 4 63 4 3 4 3 4 4 2 4 64 4 4 4 4 4 4 3 3 65 4 4 3 4 4 4 4 3 66 4 4 5 4 4 4 4 4
153
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KUALITAS AUDIT (Lanjutan) NO KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 67 4 4 4 4 4 4 4 5 68 5 3 4 5 5 5 5 4 69 5 4 5 5 4 4 5 5 70 5 3 5 5 5 5 5 4 71 5 3 5 5 5 5 5 3 72 5 3 4 5 5 5 5 4 73 5 4 5 5 3 3 5 3 74 5 4 4 5 5 5 5 4 75 5 4 4 5 5 5 5 3 76 5 4 5 5 4 4 4 4 77 5 3 5 4 5 5 4 5 78 5 3 5 5 5 5 5 4 79 5 4 5 5 5 5 4 5 80 5 4 5 5 5 5 5 5 81 5 4 5 5 5 5 5 5 82 5 4 5 5 5 5 5 5 83 5 3 4 5 5 5 5 5 84 5 3 3 4 4 4 5 5 85 5 3 3 4 5 5 5 4 86 4 4 4 5 5 5 4 4 87 5 3 4 5 5 5 5 5 88 5 4 4 5 5 5 5 4 89 5 4 4 5 4 4 4 4 90 4 3 4 4 4 4 5 4 91 4 3 4 5 4 4 4 4 92 4 3 4 4 4 4 4 4 93 4 5 4 5 4 4 4 4 94 4 4 4 4 5 5 5 5 95 4 3 4 4 4 4 4 3 96 5 4 4 4 5 5 4 4 97 4 3 3 4 5 5 5 5 98 5 3 4 4 4 4 5 4 99 5 3 3 4 5 5 4 4 100 4 3 3 4 4 4 4 4 154
LAMPIRAN 5 Hasil Output SPSS
155
Karakteristik Profil Responden 1. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Valid Laki-laki Perempuan Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
49
49.0
49.0
49.0
51
51.0
51.0
100.0
100
100.0
100.0
2. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20
6
6.0
6.0
6.0
21
5
5.0
5.0
11.0
22
5
5.0
5.0
16.0
23
17
17.0
17.0
33.0
24
14
14.0
14.0
47.0
25
15
15.0
15.0
62.0
26
7
7.0
7.0
69.0
27
4
4.0
4.0
73.0
28
11
11.0
11.0
84.0
29
3
3.0
3.0
87.0
30
1
1.0
1.0
88.0
32
1
1.0
1.0
89.0
35
9
9.0
9.0
98.0
36
1
1.0
1.0
99.0
38
1
1.0
1.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
156
3. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Frequency Valid Manajer
Valid Percent
Percent
Cumulative Percent
1
1.0
1.0
1.0
7
7.0
7.0
8.0
Senior
36
36.0
36.0
44.0
Junior
56
56.0
56.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Supervisor
4. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency
Valid Percent
Percent
Cumulative Percent
Vali D3 d S1
14
14.0
14.0
14.0
83
83.0
83.0
97.0
S2
3
3.0
3.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
5. Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <1 tahun
32
32.0
32.0
32.0
1-3 tahun
50
50.0
50.0
82.0
>3 tahun
18
18.0
18.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
157
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR Correlations KOA1 KOA1
Pearson Correlation
KOA2 1
Sig. (2-tailed) N KOA2
KOA3
Pearson Correlation
.000
.439
KOA9 **
.000
.374
KOA10 **
.706**
.000
.000
.577
.000
TKOA **
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.604**
1
.705**
.574**
.545**
.619**
.574**
.502**
.396**
.443**
.773** .000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.553**
.705**
1
.671**
.509**
.507**
.593**
.515**
.456**
.420**
.767**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.533**
.574**
.671**
1
.621**
.521**
.476**
.496**
.549**
.436**
.769**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.487**
.545**
.509**
.621**
1
.584**
.419**
.502**
.417**
.459**
.738**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.511**
.619**
.507**
.521**
.584**
1
.591**
.575**
.498**
.626**
.797**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
**
**
**
**
**
**
1
**
**
**
.778**
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.390
.574
.593
.476
.419
.591
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
**
**
**
**
**
**
**
Pearson Correlation
.439
.502
.515
.496
.502
.575
.659
.659
.000
.000
.000
100
100
100
1
**
**
.792**
.000
.000
.000
100
100
100
1
**
.747**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
**
**
**
**
**
**
**
**
.374
.396
.456
.549
.417
.498
.791
.375
100
N Pearson Correlation
.791
.000
Sig. (2-tailed)
.669
.669
.525
.413
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.577**
.443**
.420**
.436**
.459**
.626**
.375**
.525**
.413**
1
.703**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.706**
.773**
.767**
.769**
.738**
.797**
.778**
.792**
.747**
.703**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
KOA10 Pearson Correlation
TKOA
.000
.390
KOA8 **
.000
N
KOA9
.000
.511
KOA7 **
100
Sig. (2-tailed)
KOA8
.000
.487
KOA6 **
100
N
KOA7
.000
.533
KOA5 **
.000
Sig. (2-tailed)
KOA6
.000
.553
**
N
N
KOA5
**
KOA4
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed) KOA4
.604
KOA3
Pearson Correlation
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
158
100
HASIL UJI VALIDITAS INDEPENDENSI AUDITOR Correlations IA_1 IA_1
Pearson Correlation
IA_2 1
Sig. (2-tailed) N IA_2
IA_3
IA_4
IA_5
IA_6
IA_7
IA_8
IA_9
Pearson Correlation
IA_7
IA_8
IA_9
IA_10
TIA
.527**
.451**
.309**
.238*
.036
.698**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.002
.017
.721
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.609**
1
.504**
.688**
.490**
.600**
.427**
.397**
.361**
.209*
.780**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.037
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
1
**
**
**
**
**
**
.172
.683**
100
100
**
**
.357
.504
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
100
100
100
**
**
**
.592
.688
.479
.479
.468
.332
.000
.000
.000
.001
.087
.000
100
100
100
100
100
100
100
1
**
**
**
**
.156
-.077
.708**
.000
.000
100
100
100
100
**
**
**
**
.610
.551
.000
.000
.490
.346
100
N
.465
.610
.000
Sig. (2-tailed) Pearson Correlation
IA_6
.465**
.000
Pearson Correlation
IA_5
.592**
N Pearson Correlation
IA_4
.357**
Sig. (2-tailed)
.515
.515
.597
.419
.316
.000
.000
.000
.001
.122
.444
.000
100
100
100
100
100
100
100
1
**
**
**
**
.173
.729** .000
.429
.474
.588
.366
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.086
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.527**
.600**
.346**
.597**
.429**
1
.522**
.521**
.344**
.044
.741**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.663
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.451**
.427**
.551**
.419**
.474**
.522**
1
.639**
.549**
.224*
.755**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.025
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.309**
.397**
.468**
.316**
.588**
.521**
.639**
1
.523**
.219*
.708**
Sig. (2-tailed)
.002
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.029
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.238*
.361**
.332**
.156
.366**
.344**
.549**
.523**
1
.649**
.625**
.017
.000
.001
.122
.000
.000
.000
.000
.000
.000
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
IA_10 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N TIA
IA_3
.609**
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.036
.209*
.172
-.077
.173
.044
.224*
.219*
.649**
1
.324**
.721
.037
.087
.444
.086
.663
.025
.029
.000
.001
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.698**
.780**
.683**
.708**
.729**
.741**
.755**
.708**
.625**
.324**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Correlation
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
159
100
HASIL UJI VALIDITAS DUE PROFESSIONAL CARE Correlations DPC1 DPC1
DPC2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N DPC2
DPC3
DPC4
DPC5
TDPC
Pearson Correlation
DPC3
TDPC
.476**
.407**
.768**
.000
.000
.000
.000
.000
100
100
100
100
100
100
.599**
1
.518**
.541**
.378**
.773**
.000
.000
.000
.000
100
100
100
100
1
**
**
.854**
.000
.000
.000
100
100
100
1
**
.804**
.000
N
100
100
**
**
.550
.518
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
100
100
100
**
**
**
Pearson Correlation
DPC5
.550**
Sig. (2-tailed) Pearson Correlation
DPC4
.599**
.476
.541
.700
.700
.592
.433
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
**
**
**
**
1
.723**
Pearson Correlation
.407
.378
.592
.433
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
.768**
.773**
.854**
.804**
.723**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
Pearson Correlation
.000
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
160
HASIL UJI VALIDITAS KUALITAS AUDIT Correlations KA1 KA1
Pearson Correlation
KA2 1
Sig. (2-tailed)
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
KA8
TKA
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
KA8
TKA
.047
.310**
.290**
.486**
.366**
.490**
.105
.650**
.592
.000
.001
.000
.000
.000
.236
.000
N
130
130
130
130
130
130
130
130
130
Pearson Correlation
.047
1
.138
.121
.064
.030
.010
-.168
.275**
Sig. (2-tailed)
.592
.119
.171
.469
.737
.913
.056
.002
N
130
130
130
130
130
130
130
130
1
**
**
.145
.169
.139
.576**
.000
.000
.101
.055
.116
.000
130
130
130
130
130
130
1
**
**
**
.153
.648**
130
**
.138
Sig. (2-tailed)
.000
.119
N
130
130
130
**
.121
**
Sig. (2-tailed)
.001
.171
.000
N
130
130
130
130
**
.064
**
**
Sig. (2-tailed)
.000
.469
.000
.000
.000
N
130
130
130
130
130
130
.366**
.030
.145
.299**
.731**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.737
.101
.001
.000
N
130
130
130
130
130
130
.490**
.010
.169
.397**
.457**
.424**
Sig. (2-tailed)
.000
.913
.055
.000
.000
.000
N
130
130
130
130
130
130
130
130
130
Pearson Correlation
.105
-.168
.139
.153
.186*
.121
.114
1
.390**
Sig. (2-tailed)
.236
.056
.116
.082
.034
.170
.195
N
130
130
130
130
130
130
130
130
130
.650**
.275**
.576**
.648**
.755**
.663**
.671**
.390**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.002
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
130
130
130
130
130
130
130
130
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.310
.290
.486
.504
.302
.504
.303
.302
.303
.299
.397
.000
.001
.000
.082
.000
130
130
130
130
130
1
**
**
*
.755**
.000
.034
.000
130
130
130
.424**
.121
.663**
.000
.170
.000
130
130
130
1
.114
.671**
.195
.000
.731
.457
.186
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
161
130
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL KOMPETENSI AUDITOR
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100
76.9
30
23.1
130
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha .914
.918
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KOA1
4.56
.499
100
KOA2
4.58
.554
100
KOA3
4.55
.520
100
KOA4
4.56
.556
100
KOA5
4.49
.689
100
KOA6
4.49
.577
100
KOA7
4.48
.577
100
KOA8
4.42
.713
100
KOA9
4.40
.682
100
KOA10
4.41
.668
100
162
Inter-Item Correlation Matrix KOA1
KOA2
KOA3
KOA4
KOA5
KOA6
KOA7
KOA8
KOA9 KOA10
KOA1
1.000
.604
.553
.533
.487
.511
.390
.439
.374
.577
KOA2
.604
1.000
.705
.574
.545
.619
.574
.502
.396
.443
KOA3
.553
.705
1.000
.671
.509
.507
.593
.515
.456
.420
KOA4
.533
.574
.671
1.000
.621
.521
.476
.496
.549
.436
KOA5
.487
.545
.509
.621
1.000
.584
.419
.502
.417
.459
KOA6
.511
.619
.507
.521
.584
1.000
.591
.575
.498
.626
KOA7
.390
.574
.593
.476
.419
.591
1.000
.659
.791
.375
KOA8
.439
.502
.515
.496
.502
.575
.659
1.000
.669
.525
KOA9
.374
.396
.456
.549
.417
.498
.791
.669
1.000
.413
KOA10
.577
.443
.420
.436
.459
.626
.375
.525
.413
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KOA1
40.38
17.895
.645
.515
.908
KOA2
40.36
17.263
.716
.651
.904
KOA3
40.39
17.493
.713
.651
.905
KOA4
40.38
17.268
.711
.629
.904
KOA5
40.45
16.694
.656
.505
.908
KOA6
40.45
16.997
.743
.623
.902
KOA7
40.46
17.099
.719
.764
.904
KOA8
40.52
16.212
.722
.583
.904
KOA9
40.54
16.675
.669
.733
.907
KOA10
40.53
17.019
.617
.524
.910
\ Scale Statistics Mean 44.94
Variance Std. Deviation N of Items 20.865
4.568
10
163
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL INDEPEDENSI AUDITOR
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha .873
.874
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
IA_1
4.18
.833
100
IA_2
4.30
.689
100
IA_3
4.50
.611
100
IA_4
4.20
.725
100
IA_5
4.40
.569
100
IA_6
4.26
.812
100
IA_7
4.36
.659
100
IA_8
4.41
.653
100
IA_9
4.43
.573
100
IA_10
4.46
.576
100
164
Inter-Item Correlation Matrix IA_1
IA_2
IA_3
IA_4
IA_5
IA_6
IA_7
IA_8
IA_9
IA_10
IA_1
1.000
.609
.357
.592
.465
.527
.451
.309
.238
.036
IA_2
.609
1.000
.504
.688
.490
.600
.427
.397
.361
.209
IA_3
.357
.504
1.000
.479
.610
.346
.551
.468
.332
.172
IA_4
.592
.688
.479
1.000
.515
.597
.419
.316
.156
-.077
IA_5
.465
.490
.610
.515
1.000
.429
.474
.588
.366
.173
IA_6
.527
.600
.346
.597
.429
1.000
.522
.521
.344
.044
IA_7
.451
.427
.551
.419
.474
.522
1.000
.639
.549
.224
IA_8
.309
.397
.468
.316
.588
.521
.639
1.000
.523
.219
IA_9
.238
.361
.332
.156
.366
.344
.549
.523
1.000
.649
IA_10
.036
.209
.172
-.077
.173
.044
.224
.219
.649
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
IA_1
39.32
16.624
.592
.494
.863
IA_2
39.20
16.808
.719
.639
.851
IA_3
39.00
17.818
.611
.516
.860
IA_4
39.30
17.101
.620
.635
.859
IA_5
39.10
17.808
.669
.563
.857
IA_6
39.24
16.386
.654
.555
.856
IA_7
39.14
17.132
.692
.602
.853
IA_8
39.09
17.456
.634
.589
.858
IA_9
39.07
18.349
.543
.629
.865
IA_10
39.04
19.837
.229
.503
.885
Scale Statistics Mean 43.50
Variance Std. Deviation N of Items 21.343
4.620
10 165
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL DUE PROFESSIONAL CARE
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha .842
.844
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
DPC1
4.38
.632
100
DPC2
4.33
.652
100
DPC3
4.28
.621
100
DPC4
4.29
.671
100
DPC5
4.25
.687
100
166
Inter-Item Correlation Matrix DPC1
DPC2
DPC3
DPC4
DPC5
DPC1
1.000
.599
.550
.476
.407
DPC2
.599
1.000
.518
.541
.378
DPC3
.550
.518
1.000
.700
.592
DPC4
.476
.541
.700
1.000
.433
DPC5
.407
.378
.592
.433
1.000
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
DPC1
17.15
4.452
.631
.442
.814
DPC2
17.20
4.384
.632
.449
.814
DPC3
17.25
4.210
.761
.623
.780
DPC4
17.24
4.225
.674
.534
.802
DPC5
17.28
4.466
.549
.362
.838
Scale Statistics Mean 21.53
Variance 6.534
Std. Deviation 2.556
N of Items 5
167
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL KUALITAS AUDIT
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 100
100.0
0
.0
100
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
Cronbach's Alpha .656
.701
8
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KA1
4.55
.500
100
KA2
3.47
.745
100
KA3
4.22
.690
100
KA4
4.40
.569
100
KA5
4.55
.520
100
KA6
4.48
.522
100
KA7
4.49
.689
100
KA8
4.07
.714
100
168
Inter-Item Correlation Matrix KA1
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
KA8
KA1
1.000
.031
.348
.355
.534
.449
.471
.061
KA2
.031
1.000
.131
.076
.004
-.067
-.079
-.176
KA3
.348
.131
1.000
.520
.251
.153
.153
.071
KA4
.355
.076
.520
1.000
.239
.232
.371
.129
KA5
.534
.004
.251
.239
1.000
.804
.509
.113
KA6
.449
-.067
.153
.232
.804
1.000
.351
.207
KA7
.471
-.079
.153
.371
.509
.351
1.000
.114
KA8
.061
-.176
.071
.129
.113
.207
.114
1.000
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KA1
29.68
5.755
.561
.397
.583
KA2
30.76
6.891
-.024
.073
.730
KA3
30.01
5.586
.395
.349
.612
KA4
29.83
5.678
.498
.387
.590
KA5
29.68
5.594
.605
.738
.570
KA6
29.75
5.806
.506
.684
.592
KA7
29.74
5.467
.437
.407
.600
KA8
30.16
6.459
.105
.092
.693
Scale Statistics Mean 34.23
Variance 7.351
Std. Deviation 2.711
N of Items 8
169
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
100
Normal Parameters
a,,b
Mean
.00
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.302
Absolute
.043
Positive
.043
Negative
-.039
Kolmogorov-Smirnov Z
.432
Asymp. Sig. (2-tailed)
.992
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error .539
.854
-.025
.021
TIA
.034
TDPC
.007
TKOA
Beta
t
Sig. .631
.530
-.147
-1.158
.250
.023
.210
1.441
.153
.039
.022
.170
.866
a. Dependent Variable: RES_2
170
3. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
9.737
1.475
TKOA
.395
.037
TIA
.201 -.094
TDPC
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
6.601
.000
.665
10.759
.000
.629
1.590
.041
.353
4.963
.000
.475
2.103
.067
-.088
-1.404
.163
.610
1.640
a. Dependent Variable: TKA
171
4. HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Variables Entered/Removed Variables Entered
Model
Variables Removed
Method
1
TDPC, TKOA, TIAa a. All requested variables entered.
. Enter
Model Summaryb Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .877 .769 .762 a. Predictors: (Constant), TDPC, TKOA, TIA b. Dependent Variable: TKA
1.32263
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Df
Mean Square
Regression
559.773
3
186.591
Residual
167.937
96
1.749
F
Sig.
106.664
.000a
Total 727.710 99 a. Predictors: (Constant), TDPC, TKOA, TIA b. Dependent Variable: TKA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
9.737
1.475
TKOA
.395
.037
TIA
.201
TDPC -.094 a. Dependent Variable: TKA
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
6.601
.000
.665
10.759
.000
.041
.353
4.963
.000
.067
-.088
-1.404
.163
172