Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0164 pp. 1- 11
11 Pages
PENGARUH KOMPETENSI, OBJEKTIVITAS, DUE PROFESSIONAL CARE, DAN SKEPTISISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi pada Inspektorat Aceh) 1)
Astuti, 2) Dr. Darwanis, M. Si, Ak, 3) Dr. Mulya Saputra, SE. M. Si, Ak, CA 1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staff Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh. Abstract: This research aims to; 1. Determine the influence of competence, objectivity, due professional care and skepticism auditors simultaneously on the quality of audit results in the Inspectorate of Aceh. 2. Determine the effect of competence on the quality of audit results in the Inspectorate of Aceh. 3. Determine the effect of objectivity on the quality of audit results in the Inspectorate of Aceh. 4. Determine the effect of due professional care to the quality of audit results in the Inspectorate of Aceh. 5. Determine the effect of auditor skepticism on the quality of audit results in the Inspectorate of Aceh. The object of this research is the Government Internal Supervisory Apparatus (APIP) working in the Inspectorate Aceh amounted to 55 people who perform inspection tasks, thus this study using census method. In this study, the primary data source used is the result of the acquisition of the questionnaire respondents, secondary data obtained from the document online news media, government regulations, articles and journals. The analytical method used is Multiple Linear Regression Analysis. The results showed that; 1. Competence, objectivity, due professional care and skepticism auditors simultaneously affect the quality of audit results. 2. Competence affects the quality of audit results. 3. Objectivity affects the quality of audit results. 4. Due professionals care affect the quality of audit results. 5. The auditor skepticism affects the quality of audit results. Keyword: Competence, Objectivity, Due Professional Care, Skepticism Auditor, Quality of Audit Result.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; 1. menguji pengaruh kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 2. menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 3. menguji pengaruh objektivitas terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 4. menguji pengaruh due professional care terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 5. menguji pengaruh skeptisisme auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. Objek penelitian ini adalah Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang bekerja di Inspektorat Aceh berjumlah 55 orang yang melakukan tugas pemeriksaan, dengan demikian penelitian ini menggunakan metode sensus. Pada penelitian ini, sumber data primer yang digunakan yaitu hasil perolehan kuesioner dari responden penelitian, data sekunder diperoleh dari dokumen berita media online, peraturan pemerintah, artikel maupun jurnal.. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1. Kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 2. Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Objektivitas berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 4. Due professional care berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 5. Skeptisisme auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Kata kunci: Kompetensi, Objektivitas, Due Professional Care, Skeptisisme Auditor, Kualitas Hasil Pemeriksaan.
PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi pengelolaan keuangan 1-
Volume 5, No. 2, Mei 2016
daerah, diperlukan aparat pengawas daerah yang mampu keuangan
mengontrol secara
kebijakan
ekonomis,
pengelolaan
efisien,
efektif,
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala transparan dan akuntabel (Subhan, 2011).
lebih transparan dan akuntabel, pada akhirnya
Opini tersebut muncul karena masyarakat menuntut
akan
adanya
transparansi
dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan oleh lembaga-lembaga
sektor
publik,
mewujudkan
good
governance
dan
clean
governance, serta dapat mempertahankan hasil opini WTP (Parasayu, 2014).
diantaranya
Kualitas pemeriksaan sangat penting dalam
lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik
kegiatan pemeriksaan, karena dengan kualitas
negara/daerah maupun organisasi publik lainnya.
pemeriksaan yang tinggi maka akan dihasilkan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79
laporan hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya
Tahun 2005 (pasal 24) menyatakan bahwa
sebagai dasar pengambilan keputusan (Ahmad et al,
pemeriksaan dan pengawasan terhadap urusan
2011).
pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan
adalah; 1. untuk menguji pengaruh kompetensi,
fungsi dan kewenangannya.
objektivitas, due professional care, dan skeptisisme
Namun fenomena yang terjadi saat ini terkait
auditor secara bersama-sama terhadap kualitas hasil
kinerja Inspektorat dalam kegiatan pemeriksaan
pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 2. untuk
yaitu
dan
menguji pengaruh kompetensi terhadap kualitas
pengawasan belum memenuhi standar yang
hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 3. untuk
ditetapkan (terbatasnya
personil, waktu dan
menguji pengaruh objektivitas terhadap kualitas
banyaknya tugas kepengawasan dan tugas-tugas
hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 4. untuk
lain), hasil kinerja kepengawasan belum menjadi
menguji pengaruh due professional care terhadap
pertimbangan kebijakan pimpinan, dan kurangnya
kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Aceh. 5.
kewibawaan Inspektorat selaku aparat pengawas
untuk menguji pengaruh skeptisisme auditor
internal, sehingga auditee/SKPD/unit kerja kurang
terhadap
responsif terhadap hasil pengawasan Inspektorat
Inspektorat Aceh.
pelaksanaan
kinerja
pembinaan
kualitas
hasil
pemeriksaan
pada
(BPK RI, 2013). Berdasarkan hal tersebut, maka kualitas audit oleh APIP masih perlu perbaikan, peningkatan, dan penguatan peran sebagai pengawas, pemeriksa dan pemberi
peringatan
dini
terhadap
sistem
KAJIAN KEPUSTAKAAN Kualitas Hasil Pemeriksaan Menurut Batubara (2008) seperti dikutip Sumarni,
Herawati,
dan
Yunilma
(2014)
pengendalian intern dan tata kelola keuangan
mendefinisikan kualitas hasil pemeriksaan sebagai
Pemda yang handal karena dengan meningkatnya
“Pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern
kualitas audit intenal, maka tingkat kepercayaan
dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari
masyarakat akan semakin tinggi, sehingga keraguan
pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan
masyarakat lambat laun akan terkikis dan dengan
pengungkapan
harapan pengawasan dan pengelolaan keuangan
pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan
informasi
yang
Volume 5, No. 2, Mei 2016
dilarang,
-2
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai
pengalaman dan keterampilan yang diperlukan
dengan peraturan perundang-undangan”.
untuk melaksanakan tugas.
Selanjutnya Sukriah, Akram, Inapty (2009) mendefinisikan kualitas hasil pemeriksaan sebagai
Objektivitas Menurut
“kualitas kerja auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) No. PER/04M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik APIP,
berdasarkan standar yang telah ditetapkan”. Peraturan BPK RI (2007) Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada pernyataan standar pelaporan ketiga menyatakan “Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas, dan
objektivitas merupakan bagian dari prinsip-prinsip perilaku yang harus dipatuhi oleh auditor. Prinsip perilaku objektivitas berbunyi: “Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan professional dalam
mengumpulkan,
mengevaluasi,
dan
memproses data/informasi auditi.
seringkas mungkin.
Pusdiklatwas
BPKP (2005)
menyatakan
objektivitas sebagai “bebasnya seseorang dari
Kompetensi Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan
pengaruh pandangan subyektif pihak-pihak lain
pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik
yang
berkepentingan,
sehingga
dapat
dalam bidang auditing dan akuntansi (IAI, 2007).
mengemukakan pendapat menurut apa adanya”.
Hal tersebut sesuai dengan teori Bedard (1986)
Dalam Institut Akuntan Publik Indonesia
seperti dikutip Fauziyah (2010) yang mengartikan
(IAPI, Standar Profesional Akuntan Publik, 2008),
kompetensi sebagai “seseorang yang memiliki
standar
pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas
objektivitas, artinya tidak subjektivitas, karena
yang ditunjukkan dalam pengalaman audit”.
auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak
Akuntan publik yang berkompeten adalah
memihak
ini
mengharuskan
guna
untuk
auditor
bersikap
menghindari
konflik
yang bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang
kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan
akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian
dan melaporkan pekerjaan yang dilakukan.
dimulai
dengan
pendidikan
formal,
yang
selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam
PSA No.4 SPAP (2011) mendefinisikan due
praktik audit. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan
(PERMENPAN)
No.
Aparatur
Negara
PER/05/M.PAN/03/2008
Tentang Standar Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah.
Due Professional Care
Prinsip
kompetensi
menekankan
auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian,
professional care sebagai “kemahiran profesional yang cermat dan seksama”. Kecermatan dan keseksamaan
dalam
penggunaan
kemahiran
profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisisme profesional, yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
3-
Volume 5, No. , Mei 2016
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terhadap bukti audit tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).
Sikap skeptisisme professional juga dapat menjadi salah satu indikator penentu kualitas audit.
Penting
bagi
auditor
untuk
Skeptisisme professional auditor merupakan sikap
mengimplementasikan due professional care dalam
yang
pekerjaan
kemahiran
mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara
profesional dengan cermat dan seksama (due
kritis terhadap bukti audit agar diperoleh bukti-bukti
professional care) memungkinkan auditor untuk
yang meyakinkan sebagai dasar pemberian opini
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
(IAI 2001).
auditnya.
Penggunaan
mencakup
pikiran
yang
selalu
keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan (fraud) (Nirmala, 2013).
METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis pengujian
Due professional care juga penting diterapkan
hipotesis (hypothesis testing) yang menguji variabel
oleh auditor di dalam pelaksanaan tugas-tugas
independen terhadap variabel dependen. Sedangkan
auditnya. Dalam hal ini auditor dituntut untuk selalu
unit analisis penelitian adalah seluruh Aparat
berpikir kritis, cermat dan seksama terhadap bukti-
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang
bukti audit yang telah ditemukan, demi tercapainya
melakukan tugas pemeriksaan yang terdapat pada
kualitas pemeriksaan audit
Inspektorat Aceh.
yang baik dan
berkualitas (Wilasita, Sujana, dan Musmini (2014).
Pada penelitian ini, sumber data primer yang digunakan yaitu hasil perolehan kuesioner dari
Skeptisisme Auditor
responden penelitian, data sekunder diperoleh dari
SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik, 2001:230.2) menyatakan “skeptisisme auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang
dokumen berita media online, peraturan pemerintah, artikel maupun jurnal. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda.
selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit”. Didalam proses audit skeptisisme sering terjadi, kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki auditor. Rai
(2008:51)
menyatakan
Operasionalisasi Variabel Kompetensi (X1) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
“skeptisisme
auditor merupakan sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit”. Dalam menggunakan skeptisisme, auditor tidak boleh puas dengan bukti yang kurang meyakinkan walaupun menurut anggapannya manajemen adalah jujur.
Negara
(PERMENPAN)
No.
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Prinsip kompetensi menekankan auditor harus memiliki pengetahuan,
keahlian,
pengalaman
dan
keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Indikator
kompetensi
berdasarkan
Pusdiklatwas BPKP (2005) yaitu mutu personal, Volume 5, No. 2, Mei 2016
-4
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengetahuan umum dan keahlian khusus, alat ukur
secara kritis terhadap bukti audit”. Indikator
yang digunakan berdasarkan penelitian Sukriah,
skeptisisme auditor diukur dengan aspek-aspek
Akram, dan Inapty (2009). Skala yang digunakan
skeptisisme dari model HEP (Hurtt, Eining,
yaitu skala interval 5 poin.
Plumlee, 2003) yang dimodifikasi oleh Noviyanti (2008) yaitu (1) a questioning mind, (2) the
Objektivitas (X2) Menurut
suspension of judgement, (3) a search for Mulyadi
(2002:9)
“prinsip
objektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
knowledge, (4) interpersonal understanding, (5) self-confidence, (6) self-determination. Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point.
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain”.
Indikator
objektivitas
berdasarkan
Kualitas Hasil Pemeriksaaan (Y)
Pusdiklatwas BPKP (2005) yaitu bebas dari
Sukriah, Akram, Inapty (2009) mendefinisikan
benturan kepentingan, dan pengungkapan kondisi
kualitas hasil pemeriksaan sebagai “kualitas kerja
sesuai fakta, alat ukur yang digunakan berdasarkan
auditor yang ditunjukkan dengan laporan hasil
penelitian Sukriah, Akram, dan Inapty (2009). Skala
pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan
yang digunakan yaitu skala interval dengan skala
standar yang telah ditetapkan”. Indikator kualitas
interval 5 point.
hasil pemeriksaan auditor menggunakan model kualitas hasil pemeriksaan auditor Pusdiklatwas
Due Professional Care (X3) Menurut Singgih dan Bawono (2010) “due professional care yaitu suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut”. Indikator due professional
BPKP yang dikembangkan dalam penelitian Sukriah, Akram dan Inapty (2009) dengan modifikasi yaitu, (1) kesesuaian pemeriksaan dengan Standar Audit, dan (2) kualitas laporan hasil pemeriksaan. Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point.
care diukur dengan aspek-aspek due professional care yang dikembangkan yaitu sikap cermat dan keyakinan yang memadai (Singgih dan Bawono, 2010). Skala yang digunakan yaitu skala interval dengan skala interval 5 point. Skeptisisme Auditor (X4) SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik, 2001:230.2) menyatakan “skeptisisme auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi 5-
Volume 5, No. , Mei 2016
Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis Penelitian ini akan menilai suatu hubungan dimana
satu
independen)
atau
lebih
mempengaruhi
variabel variabel
(variabel lainnya
(variabel dependen). Oleh karena itu, analisis regresi berganda akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Tujuan menggunakan analisis regresi berganda yaitu untuk melihat secara langsung pengaruh
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas,
Analisis regresi dilakukan dengan menggunakan
diketahui nilai koefisien alpha untuk masing-
software SPSS (Statistical Package for Social
masing variabel berada diatas 0,5, sehingga
Science).
dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang
Penelitian ini merupakan penelitian sensus, sehingga tidak dilakukan pengujian signifikansi.
dijadikan alat ukur dalam penelitian ini layak untuk digunakan (Reliable).
Rancangan pengujian hipotesis dilakukan dua tahap, yaitu
rancangan
pengujian
hipotesis
secara
bersama-sama dan rancangan pengujian hipotesis
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Uji multikolinieritas menghasilkan bahwa nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel
secara terpisah
bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari HASIL PENELITIAN
10 persen (0,304–0,977) yang berarti tidak ada
Gambaran Umum Observasi Penelitian
korelasi
antarvariabel
bebas.
Nilai
VIF
Unit analisis penelitian ini adalah seluruh
menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (1,024-
yang melakukan tugas pemeriksaan yang
3,285).
terdapat pada Inspektorat Aceh.
disimpulkan bahwa variabel penelitian ini tidak
Sebanyak 55 orang APIP yang menjadi responden penelitian ini telah menyelesaikan pengisian
penelitian,
ketentuan
ini
dapat
mengandung problem multikolinieritas. Berdasarkan pengujian heteroskedastisitas,
sehingga
menunjukkan bahwa tidak ada pola tertentu
kuesioner yang kembali dan dapat dilanjutkan
pada grafik, oleh karena itu data tidak terdapat
untuk tahap pengujian selanjutnya adalah
heteroskedastisitas.
100%.
kuesioner
Berdasarkan
Sedangkan yang menjadi lokasi
Dalam penelitian uji normalitas yang
penelitian yaitu pada lingkungan Inspektorat
digunakan adalah grafik histogram dan kurva
Aceh.
penyebaran P-Plot. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, model regresi penelitian ini
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Dari
hasil
pengujian
validitas
berdistribusi normal. data
menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh dari masing-masing item variabel kompetensi
(X1),
objektivitas
(X2),
Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian
hipotesis
dilakukan
untuk
Due
menguji serta menganalisis rumusan hipotesis
Professional Care (X3), skeptisisme auditor
berdasarkan struktur model. Pengujian hipotesis
(X4) dan kualitas hasil pemeriksaan (Y) berada
tersebut dilakukan sesuai dengan hipotesis yang
di atas nilai kritis korelasi product moment
telah dirumuskan sebelumnya. Hasil regresi
(koefisien korelasi > 0,266) sehingga kuesioner
dapat dilihat pada tabel berikut.
yang digunakan dapat dinyatakan valid. Volume 5, No. 2, Mei 2016
-6
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Professional Care, dan skeptisisme auditor Persamaan Regresi : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Y = 0,497 + 0,507 X1 + 0,066 X2 + 0,130 X3 + 0,406 X4 R = 0,893 R2 = 0,797
secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. maka
Hasil tersebut mendukung hipotesis kedua,
diperoleh persamaan regresi linier berganda
ketiga, keempat, dan kelima (H2, H3, H4, dan
sebagai berikut:
H5) yang telah dirumuskan yaitu Kompetensi
Melalui
hasil
program
SPSS
Y = 0,497 + 0,507X1 + 0,066 X2 + 0,130 X3 + 0,406 X4 + ε
berpengaruh
terhadap
pemeriksaan. Pengujian Secara Bersama-sama
kualitas
Objektivitas
hasil
berpengaruh
terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Due
Hasil pengujian bersama dari regresi linear
Professional
Care
berpengaruh
terhadap
berganda menunjukkan nilai koefisien regresi
kualitas hasil pemeriksaan. Skeptisisme auditor
(β) masing-masing variabel adalah, 0,507 untuk
berpengaruh
variabel kompetensi (β1), 0,066 untuk variabel
pemeriksaan.
terhadap
kualitas
hasil
objektivitas (β2), 0,130 untuk variabel Due Professional Care (β3) dan 0,406 untuk variabel
Pembahasan
skeptisisme auditor (β4).
Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, Due Professional Care, dan Skeptisisme Auditor Secara Bersama-Sama terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Aceh
Penentuan hipotesis menyebutkan jika paling sedikit ada satu βi ≠ 0 (i=1,2,3,4) : Ha diterima, artinya kompetensi, objektivitas, Due
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
Professional Care, dan skeptisisme auditor
terdapat pengaruh kompetensi, objektivitas, due
auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil
professional care, dan skeptisisme auditor
pemeriksaan.
secara bersama-sama terhadap kualitas hasil
Hasil ini mendukung hipotesis pertama
pemeriksaan. Pengaruh tersebut juga dapat
(H1) yang telah dirumuskan yaitu kompetensi,
dilihat
objektivitas, Due
Determinasi (R2) yaitu 0,797.
skeptisisme berpengaruh
Professional Care, dan
auditor
secara
terhadap
bersama-sama
kualitas
hasil
pemeriksaan. Pengujian Secara Parsial Hasil pengujian regresi linear berganda pertama menunjukkan bahwa nilai koefisien
dari
besarnya
nilai
Koefisien
Nilai tersebut bermakna bahwa kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh kompetensi, objektivitas,
due
professional
care,
dan
skeptisisme auditor sebesar 79,7%, sedangkan sebesar 20,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
regresi β1 = 0,507, β2 = 0,066, β3 = 0,130, dan β4
Pengaruh dari keempat variabel tersebut
= 0,406. Penentuan hipotesis menyebutkan jika
dinilai cukup kuat, berdasarkan hal tersebut
βi (i=1,2,3,4) ≠ 0 : Ha2, Ha3, Ha4, dan Ha5
maka perlu diperhatikan oleh seluruh APIP
diterima. Artinya kompetensi, objektivitas, Due
yang melakukan tugas pemeriksaan pada
7-
Volume 5, No. , Mei 2016
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Inspektorat Aceh agar terus meningkatkan kompetensi, objektivitas, due professional care, dan skeptisisme auditor, sehingga laporan laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Hal tersebut juga telah ditetapkan
dalam
PERMENPAN
No:
PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Pengaruh Objektivitas terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa objektivitas berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi (β2) untuk objektivitas sebesar 0,066 menunjukkan bahwa setiap kenaikan objektivitas auditor sebesar 1 satuan skala interval maka akan diikuti oleh kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 6,6
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Inspektorat Aceh Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi (β1) untuk kompetensi sebesar 0,507 menunjukkan bahwa
satuan skala interval. Hubungan
kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 50,7 satuan skala interval.
kompetensi dengan kualitas hasil pemeriksaan. Artinya peningkatan kompetensi juga akan kualitas
antara
adalah
positif.
Artinya
bila
objektivitas
meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Aceh juga akan meningkat. Objektivitas merupakan state of mind auditor, bahwa perilaku disebabkan faktor internal.
Seorang
auditor
dengan
mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak
Diperoleh hubungan yang positif antara
meningkatkan
diperoleh
objektivitas dengan kualitas hasil pemeriksaan
setiap kenaikan kompetensi auditor sebesar 1 satuan skala interval maka akan diikuti oleh
yang
hasil
pemeriksaan
Inspektorat Aceh.
adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya, sehingga semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas audit (Parasayu, 2014).
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Badjuri
(2012)
yang
kompetensi
merupakan
keberhasilan
dalam
menyatakan salah
satu
penugasan
bahwa faktor audit.
Kompetensi audit diperlukan bagi audit pada lembaga pemerintah karena banyak prosedur audit dan standar yang harus dipahami oleh auditor. Kompetensi auditor sektor publik bisa dibangun melalui pelatihan-pelatihan rutin yang sering dilakukan oleh BPKP dalam rangka membangun kompetensi auditor.
Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa due professional care berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi (β3) untuk due
professional
care
sebesar
0,130
menunjukkan bahwa setiap kenaikan due professional care sebesar 1 satuan skala interval maka akan diikuti oleh kenaikan kualitas hasil pemeriksaan sebesar 13,0 satuan skala interval.
Volume 5, No. 2, Mei 2016
-8
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Pengaruh yang dihasilkan due professional
Pengaruh yang dihasilkan skeptisisme
care dengan kualitas hasil pemeriksaan yaitu
auditor dengan kualitas hasil pemeriksaan yaitu
positif. Artinya bila due professional care
positif.
meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan
meningkat maka kualitas hasil pemeriksaan
Inspektorat Aceh juga meningkat.
Inspektorat Aceh juga meningkat.
Artinya
bila
skeptisisme
auditor
Seorang auditor memerlukan kecermatan
Menurut standar etik akuntan publik,
yang memadai dalam pekerjaannya untuk
menyiratkan auditor perlu bersikap waspada
menghasilkan kualitas audit yang baik dan
dan skeptik dalam menjalankan tugas audit. Hal
menghindarkan
saji
ini tidak terlepas dari pertimbangan risiko
material dalam laporannya. Seorang auditor
potensial yang akan dihadapi oleh auditor dan
juga harus selalu menggunakan kecermatan
risiko
profesionalnya
dengan
kegagalan audit. Dengan demikian, auditor
mewaspadai kemungkinan adanya kecurangan,
yang memiliki kewaspadaan dan memiliki sikap
kesalahan yang disengaja, kesalahan/error dan
skeptik dalam melakukan tugassnya dapat
kelalaian, inefisiensi, ketidakefektifan, dan
mengungkapkan
konflik kepentingan serta kondisi-kondisi dan
diauditnya secara benar dan dengan adanya
kegiatan lain dimana penyimpangan sangat
sikap tersebut akan memberikan hasil audit
mungkin terjadi agar dapat meminimalisir
yang bermutu (Rusyanti, 2010).
dari
terjadinya
dalam
salah
penugasan
litigasi
atau
risiko
keadaan
tuntutan
organisasi
atas
yang
terjadinya salah saji material laporan keuangan yang disampaikan pihak manajemen kepada
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam
yang berkepentingan (Wiratama dan Budiartha,
penelitian ini adalah; Kompetensi, objektivitas,
2015).
due professional care, dan skeptisisme auditor Pengaruh Skeptisisme Auditor Kualitas Hasil Pemeriksaan
terhadap
kualitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skeptisisme
auditor
berpengaruh
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
terhadap
hasil
berpengaruh pemeriksaan.
pemeriksaan. terhadap Objektivitas
Kompetensi
kualitas
hasil
berpengaruh
kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien regresi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Due
(β3) untuk skeptisisme auditor sebesar 0,406
professional care berpengaruh terhadap kualitas
menunjukkan
hasil
bahwa
setiap
kenaikan
pemeriksaan.
skeptisisme auditor sebesar 1 satuan skala
berpengaruh
interval maka akan diikuti oleh kenaikan
pemeriksaan.
kualitas hasil pemeriksaan sebesar 40,6 satuan skala interval.
Skeptisisme
terhadap
kualitas
auditor hasil
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah; Bagi peneliti yang akan datang disarankan untuk melakukan pengujian dengan memperluas lingkup responden pada instansi auditor
9-
Volume 5, No. , Mei 2016
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sektor publik (pemerintah) yang lain, misalnya; BPK, Bapeda
Provinsi/Kabupaten/Kota,
Inspektorat
Jenderal Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat LPND dan unit kerja bidang pengawasan pada instansi pemerintah lainnya.
Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mempertimbangkan metode dalam pengambilan data, yaitu tidak hanya dengan menggunakan kuesioner metode
akan tetapi juga wawancara
sehingga
menggunakan data
Theory. Vol. 12. Fauziyah. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Hasil Audit. Jurnal online melalui Http://Publikasi.Uniska-Kediri.Ac.Id. Diakses pada 28/02/2015. Hurtt, R. Kathy, Martha Eining, dan David Plumlee. 2003. Professional Skepticism: A Model With Implications for Research, Practice, and Education. Working Paper. University of Wisconsin.
yang
diperoleh bisa lebih akurat.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Ahmad, Afridian Wirahadi, Fera Sriyunianti, Nurul Fauzi, dan Yosi Septriani. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol. 6. No. 2:63 – 73.
Nirmala, Rr. Putri Arsika. 2013. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit. Artikel online melalui Eprints.Undip.Ac.Id. Diakses pada 28/02/2015.
Badan
Parasayu, Annisa. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Internal. Artikel online melalui eprints.undip.ac.id. Diakses pada 28/02/2015.
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2013. BPK dan Inspektorat: Mencari Solusi Melalui Diskusi. Siaran Pers BPK RI.
Badjuri, Ahmad. 2012. Analysis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Vol. 1, No. 2. Hal: 120– 135. Batubara, Rizal Iskandar 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Artikel online melalui repository.usu.ac.id. Diakses pada 28/02/2105. Bedard, J., Chi. 1993. Expertice In Auditing. Auditing: A Journal Of Practice And
Peraturan Pemerintah. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. PERMENPANNomor PER/04/M.PAN/03/2008 Tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. PERMENPANNomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Volume 5, No. 2, Mei 2016
- 10
Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Rusyanti, Rina. 2010. Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor, Profesionalisme. Auditor dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit. Artikel online melalui Repository.Uinjkt.Ac.Id. Diakses pada 28/02/2015. Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2009. Faktor-Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi Pada KAP “Big Four‟ di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Subhan. 2011. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan. Artikel online melalui fe.unira.ac.id. Diakses pada 28/02/2015. Sukriah, Ika. Akram dan Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII. Palembang. Sumarni, Herawati, dan Yunilma. 2014. Pengaruh Kecermatan Profesi, Obyektifitas, Independensi, Kepatuhan pada Kode Etik dan Integritas terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Artikel online melalui Ejurnal.Bunghatta.Ac.Id. Vol. 4, No. 1:1-17. Diakses pada 28/02/2015. Wilasita, Ida Ayu Putu, Edy Sujana, dan Lucy Sri Musmini. 2014. Pengaruh Independensi, Due Professional Care dan Kepatuhan Pada Kode Etik terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit. Vol. 2. No. 1:1-10. Artikel online melalui ejournal.undiksha.ac.id. Diakses pada 28/02/12015. Wiratama, William Jefferson dan Ketut Budiartha. 2015. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 10, No. 1: 91-106.
11 -
Volume 5, No. , Mei 2016