PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR Maretha No. Hp : 081298286068 Email :
[email protected] (Maretha, Hidayatullah, SE., AK., M.Si)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris mengenai persepsi auditor tentang pengaruh keahlian, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik terhadap tingkat kinerja auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor. Data dalam penelitian tersebut merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor yang bekerja di kantor akuntan publik. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda, yang didasarkan pada data dari 102 responden yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi auditor mengenai keahlian, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kinerja auditor pada kantor akuntan publik. Namun secara parsial variabel keahlian dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan kecermatan professional berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Kata Kunci: Persepsi Auditor, Keahlian, Kecermatan Professional, Kepatuhan pada Kode Etik, dan Kinerja Auditor.
Pendahuluan Seiring dengan adanya perubahan globalisasi dan berkembangnya kompetisi, para auditor dituntut untuk bekerja secara profesional dan diharuskan memiliki kemampuan serta keahlian khusus agar mampu bersaing di dunia usaha pada masa sekarang ini dan masa mendatang. Selain itu, dalam menjalankan suatu profesi juga dikenal dengan adanya etika profesi. Agar kinerja auditor tercipta dengan baik, maka auditor harus mempunyai kriteria tertentu yang diperlukan untuk merencanakan audit dan untuk mengidentifikasikan kebutuhan profesional auditor. Auditor harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S1), memiliki kopentensi teknis di bidang auditing, akuntansi dan komunikasi serta mempunyai setifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan maupun pelatihan profesional berkelanjutan. Selain itu para auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Seorang auditor harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar profesi yang relevan. Dengan adanya etika profesi maka akan ada peraturan-peraturan yang harus ditaati serta dipatuhi oleh semua pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika profesi sangat diperlukan agar apa yang dilakukan tidak melanggar batas-batas yang telah ditetapkan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi yang dapat merugikan seseorang atas masyarakat luas. Perlu diketahui juga di Indonesia, etika akuntan menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi mendapat sorotan dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan. Baik auditor, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah (Media Akuntansi, 2003). Pemahaman mengenai kode etik tidak menjamin seorang akuntan tidak melakukan tindak kecurangan. Sejumlah profesi akuntan masih melanggar walau mereka telah memahami kode etik. Para auditor berhadapan dengan dilema yang mengakibatkan auditor berada diantara dua pilihan yang sangat bertentangan, contohnya, jika auditor menerima kesepakatan dengan klien maka akan ada pelanggaran standar pemeriksaan, etika profesi dan komitmen seorang auditor terhadap profesinya. Apabila auditor tidak menerima kesepakatan dengan klien maka akan mengakibatkan pemberhentian penugasan oleh klien. Banyak sekali pelanggaran-pelanggaran etika yang sering terjadi pada perusahaan di Indonesia maupun di Amerika, contohnya, kasus perusahaan Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen. Pelanggaran-pelanggaran ini seharusnya tidak akan terjadi apabila para profesi akuntan menerapkan nilai-nilai norma dan etika secara memadai, disertakan pemahaman, dan kemampuan dalam menjalankan profesionalnya. Pekerjaan seseorang yang profesional harus dikerjakan dengan sikap profesional pula, dan dengan sepenuhnya melandaskan pada standar moral dan etika tertentu. Dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian Batubara (2008) dan Paramitha (2008), metode analisis yang digunakan oleh Batubara dan Paramitha adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian Batubara menyatakan bahwa latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Variabel independensi pemeriksa mempunyai nilai paling tinggi. variabel latar belakang pendidikan secara parsial tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh kecermatan professional terhadap kinerja auditor adalah positif dan signifikan. Sedangkan hasil dari penelitian Paramitha menyatakan bahwa profesionalisme, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor. Namun variabel etika profesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitian ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu dengan menggunakan data terbaru yaitu tahun 2012. Penelitian yang terarah merupakan penelitian yang baik, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah persepsi auditor mengenai pengaruh keahlian, kecermatan professional dan kepatuhan pada kode etik terhadap tingkat kinerja auditor secara simultan dan parsial. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris persepsi auditor secara simultan dan parsial mengenai pengaruh keahlian, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik terhadap tingkat kinerja auditor.
Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau data kualitatif yang dijadikan angka. Data penelitian ini berupa kuesioner yang ditujukan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Sumber data penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber asli atau tidak melalui media perantara dan data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti. Data primer dalam penelitian tersebut dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada masing-masing responden. Sumber data berasal dari jawaban para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.
Penentuan Jumlah Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan metode pendekatan simple randam sampling. Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan simple random sampling adalah sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Dalam penentuan sampel penelitian ini, sampel dipilih berdasarkan kriteria auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang memiliki pengalaman audit minimal satu tahun.
Metode Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada auditor. Dimana penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung dengan mendatangi responden ke beberapa Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penyebaran kuesioner dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Tahap kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor untuk dilakukan pengolahan data.
Metode Analisis Data Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis data berupa analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
Metode Penyajian Data Metode penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa tabel yang berisi mengenai hasil penelitian melalui beberapa pengujian. Selain itu, hasil penelitian juga disajikan secara deskriptif dengan menjelaskan secara detail hasil dari penelitian yang telah diuji.
Uji Statistik Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi ini menyajikan ringkasan, pengaturan dan penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden (Ghozali dan Ikhsan, 2006).
Uji Kualitas Data Uji Validitas Menurut Sugiyono (2006), “uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu intrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian”. Kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan dalam suatu kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat benar-benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Imam Ghozali, 2006). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan analisa faktor. Analisa faktor merupakan analisa teknik multivariate. Tujuannya adalah untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan korelasi antar variabel. Analisa faktor dapat digunakan untuk mengetahui pengelompokkan individu sesuai dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji validitas konstruk. Dasar pengambilan keputusan uji validitas, yaitu: 1. Jika nilai KMO Bartlett’s serta Anti-Image Matrices Correlation > 0,5 construct valid 2. Jika nilai KMO Bartlett’s serta Anti-Image Matrices Correlation < 0,5 construct tidak valid
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsistensi) dari suatu intrumen (Husaini, 2003). Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Teknik statistik ini digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS. Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Dasar pengambilan keputusan uji Reliabilitas, yaitu: 1. Cronbach’s Alpha > 0.6 Cronbach’s Alpha acceptable (construct reliable) 2. Cronbach’s Alpha < 0.6 Cronbach’s Alpha poor acceptable (construct unreliable)
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam melakukan pengujian normalitas untuk penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian normalitas yaitu: 1. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05 artinya data residual berdistribusi normal. 2. Jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya data residual tidak berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas atau independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas untuk penelitian ini menggunakan uji Glesjer. Cara pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu: 1. Jika nilai Sig.(2-tailed) < 0,05 artinya terjadi masalah heteroskedastisitas. 2. Jika nilai Sig.(2-tailed) > 0,05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Kriteria pengujian dengan hipotesis ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi. 2. Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi positif. 3. Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi negatif. Pengujian ini dinilai baik jika tidak terjadi autokorelasi antara variabel.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Berikut penjelasannya.
Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda adalah: Y= Keterangan: Y : Tingkat Kinerja Auditor : Keahlian X1 X2 : Kecermatan Profesional X3 : Kepatuhan pada Kode Etik : Konstanta β : Koefisien Regresi : Error
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan sebaliknya.
Uji F Pengujian ini bertujuan untuk menguji secara signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dengan melihat nilai signifikansi F. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Apabila F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi (α) < 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Apabila F hitung < F tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 maka semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Uji t Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Prosedur pengujiannya adalah pertama melakukan perhitungan terhadap t hitung dan kedua membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Apabila t hitung > t tabel, berarti secara parsial variabel independen berpngearuh signifikan terhadap variabel dependen.
2.
Apabila t hitung < t tabel, berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Operasionalisasi Variabel Penelitian ini mengunakan tiga variebel independen yaitu Keahlian (X1), Kecermatan Profesional (X2), dan Kepatuhan pada Kode Etik (X3) yang merupakan penyebab yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja auditor. Dan satu varibel dependen yaitu Tingkat Kinerja Auditor (Y). Keahlian (X1) dalam penelitan ini adalah yang mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya, dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis di bidang auditing, akuntansi, dan mengikuti pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan. Kecermatan professional (X2) dalam penelitian ini adalah auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Kepatuhan pada Kode Etik (X3) penelitian ini adalah auditor diharuskan mematuhi kode etik yang telah diterapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Tingkat Kinerja Auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang melakukan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian kinerja auditor.
Hasil dan Bahasan Statistik Deskriptif Tabel 1. Uji Statistik Deskriptif Mengenai Keahlian, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik Descriptive Statistics N Kinerja Auditor Keahlian Kecermatan Profesional Kepatuhan Kode Etik Valid N (listwise)
Minimum 102 102 102 102 102
2.57 2.89 2.75 2.33
Maximum 4.29 5.00 5.00 5.00
Mean 3.5098 3.7277 3.9559 3.9804
Std. Deviation .34323 .42089 .39436 .46806
Berdasarkan uji statistik deskriptif dapat diperoleh nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Uji Normalitas Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
102 .0000000 .27544523 .057 .051 -.057 .575 .896
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel 2, kita dapat mengetahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,896 > 0,05 yang berarti persamaan regresi termasuk baik karena persamaan regresi ini mempunyai variabel-variabel yang penyebaran datanya normal.
Uji Multikolinearitas
Variabel Independen
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas Syarat Tolerance Syarat VIF VIF
Kesimpulan
Keahlian
0,635
>0,10
1,574
<10
tidak terjadi multikolinearitas
Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik
0,625 0,616
>0,10 >0,10
1,599 1,622
<10 <10
tidak terjadi multikolinearitas tidak terjadi multikolinearitas
Hasil dari tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini juga tidak terjadi multikolinearitas sehingga persamaan regresi ini termasuk baik karena tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel independen.
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Independen Keahlian Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig (2-tailed) Syarat Kesimpulan 0,527 >0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas 0,427 >0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas 0,851 >0,05 tidak terjadi heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas sehingga persamaan regresi ini termasuk baik karena mempunyai kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Uji Autokorelasi Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R .597a
1
Adjusted R Square
R Square .356
.336
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .27963
1.837
a. Predictors: (Constant), Kepatuhan Kode Etik, Keahlian , Kecermatan Profesional b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Dari tabel 6 menunjukkan nilai uji Durbin-Watson yaitu 1,837 yang artinya nilai tersebut mendekati angka 2, maka model regresi ini tidak terjadi autokorelasi antara semua variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga persamaan regresi ini dinilai baik.
Uji Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 7. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
1.258
.311
Keahlian
.101
.083
Kecermatan Profesional
.374
Kepatuhan Kode Etik
.100
Beta
t
Sig.
4.051
.000
.123
1.213
.228
.089
.429
4.189
.000
.076
.136
1.321
.190
Dari hasil tabel 7 dapat menunjukkan persamaan regresi dimana variabel-variabel independen berpengaruh positif atau negatif terhadap variabel dependen dilihat dari tanda positif dan negatifnya koefisien dalam kolom B pada Unstandardized Coefficients.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1
R
R Square .597a
.356
Adjusted R Square .336
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .27963
1.837
a. Predictors: (Constant), Kepatuhan Kode Etik, Keahlian , Kecermatan Profesional b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Berdasarkan hasil tersebut, dilihat dari nilai Adjusted R2, pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen hanya sebesar 0,336, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas, sedangkan sisa nilainya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Uji F Tabel 9. Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4.235
3
1.412
Residual
7.663
98
.078
11.898
101
Total
F 18.056
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Kepatuhan Kode Etik, Keahlian , Kecermatan Profesional b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Dari hasil uji F tabel 9, dapat diperoleh kesimpulan yaitu nilai Signifikansi F 0,000 < 0,05, maka semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Signifikansi Parameter Individual (t) Tabel 10. Hasil Uji t Variabel Independen Keahlian Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik
t hitung
t tabel
Kesimpulan
1.213 4.189
1.98 1.98
koefisien variabel independen tidak signifikan koefisien variabel independen signifikan
1.321
1.98
koefisien variabel independen tidak signifikan
Berdasarkan hasil kesimpulan uji t, dapat diketahui bahwa variabel independen keahlian dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (tingkat kinerja auditor) karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Sedangkan variabel independen kecermatan professional berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (tingkat kinerja auditor).
Simpulan dan Saran Simpulan 1. 2. 3.
Persepsi auditor mengenai keahlian tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kinerja auditor. Persepsi auditor mengenai kecermatan profesional berpengaruh signifikan terhadap tingkat kinerja auditor. Persepsi auditor mengenai kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kinerja auditor.
Saran 1. 2. 3.
Diperlukan penambahan variabel lain yang belum digunakan dalam penelitian ini. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik lain selain penyebaran kuesioner. Bagi para auditor dapat meingkatkan keahlian, tuntutan kecermatan profesional, serta kepatuhan pada kode etik yang dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kinerja auditor dalam setiap penugasannya.
Referensi Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS. Semarang: Badan Universitas Diponegoro.
Penerbit
Husaini, Usman, dkk. (2003). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta.
Bandung:
Sugiyanto. (2004). Analisis Statistika Sosial. Malang: Bayumedia Publishing.
Riwayat Penulis Maretha lahir di kota Palembang pada 11 Maret 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ekonomi dan komunikasi pada tahun 2012.