PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL DAN FAKTORFAKTOR LAINNYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI NEGARA GCC DAN NON-GCC
RIKI CAHYO EDY
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Krisis Keuangan Global dan Faktor-faktor Lainnya terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014 Riki Cahyo Edy NIM H14100100
ABSTRAK RIKI CAHYO EDY. Pengaruh Krisis Keuangan Global dan Faktor-Faktor Lainnya terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC. Dibimbing oleh HERMANTO SIREGAR Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh krisis keuangan global, faktor internal, dan faktor ekternal terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. Pengukuran profitabilitas bank menggunakan metode data panel masing-masing 12 bank syariah di negara GCC dan Non-GCC selama periode 2007-2012. Hasil estimasi menunjukkan faktor internal yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di negara GCC adalah risiko kredit, pangsa pasar, likuiditas, dan kapitalisasi. Sedangkan di negara Non-GCC faktor internal yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah adalah biaya operasional, ukuran bank, pangsa pasar, dan likuiditas. Faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di negara GCC adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pertumbuhan money supply, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di negara Non-GCC adalah pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan money suply. Hal menarik dalam penelitian ini adalah krisis keuangan global secara signifikan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC, sedangkan di negara Non-GCC tidak berpengaruh. Kata kunci : Bank syariah, data panel, GCC, krisis keuangan global, Non-GCC, profitabilitas
ABSTRACT RIKI CAHYO EDY. The Influence of Global Financial Crisis and other Factors on Profitability of Islamic Banks in GCC and Non-GCC Countries. Supervised by HERMANTO SIREGAR. The aim of this research is to analize the influance of global fiancial crisis, internal and external factors on profitability of islamic banks in GCC and NonGCC countries. Measuring the profitability of islamic banks, we used panel data method which taken from 12 islamic banks in GCC and Non-GCC countries during 2007-2012. The result indicating that internal factors which influence the islamic banks profitability in GCC countries are credit risk, market share, liquidity, and capitalization rate. Whereas, the internal factors which influence the profitability of islamic banks in Non-GCC countries are operating expenses, bank size, market share, and the liquidity. The external factors which influence the profitability of islamic banks in GCC countries are economic growth, inflation, and money supply growth. Whereas, external factors which influence the profitability in Non-GCC countries are economic growth and money supply growth. The interesting part of this research is global financial crisis has negative significant influence on islamic bank’s profitability in GCC, but in Non-GCC countries insignificant. Keywords : GCC, global financial crisis, islamic bank, Non-GCC, panel data, profitability
PENGARUH KRISIS KEUANGAN GLOBAL DAN FAKTORFAKTOR LAINNYA TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI NEGARA GCC DAN NON-GCC
RIKI CAHYO EDY
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Alhamdulillahirobilalamin atas limpahan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Pengaruh Krisis Keuangan Global dan Faktor-faktor lainnya terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan bagi umatnya. Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk menganalisis pengaruh krisis keuangan global dan faktor-faktor lainnya terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah, otoritas moneter, dan pihak terkait dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan terkait aktivitas perbankan syariah guna menghadapi fenomena krisis yang tidak asing lagi dalam sistem keuangan global. Pada kesempatan ini, penullis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga penulis yakni kakak dan adik tersayang Eryka Endah Kusumawati, Eryko Edi Putro, dan Rike Maylina Edy Putri, beserta keluarga besar atas kasih sayang, dukungan, dan doa yang senantiasa diberikan. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof Hermanto Siregar, PhD sebagai dosen pembimbing skripsi yang dtelah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr Jaenal Efendy, SAg, MA selaku dosen penguji utama dan Ibu Ranti Wiliasih, MSi selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan banyak saran untuk penyempurnaan skripsi ini. 3. Dosen, staf ,dan seluruh civitas akademik Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis. 4. Mba Heni Hasanah atas bantuannya dalam proses penyusunan skripsi. 5. Sahabat satu bimbingan (HSR Squad), Muhammad Fazri dan Alfin Apriyana atas segala dukunagn, semangat, dan suka duka selama proses penyelesaian skripsi. 6. Sahabat-sahabat #dijamingagaring dan An-Naba yang menguatkan azam dalam menyelesaikan skrispsi ini dan kebersamaannya selama tiga tahun serta doa dan dukungannya. 7. Semua rekan-rekan organisasi, BEM TPB, IPS, KAMMI IPB, dan FORMASI FEM atas kebersamaan dan pembelajarannya. 8. Semua pihak yang elah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Juli 2014 Riki Cahyo Edy
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Perbankan Syariah
5
Profitabilitas
7
Return on Assets (ROA)
8
Krisis Subprime Mortgage
9
Penelitian Terdahulu
10
Kerangka Pemikiran
13
Hipotesis Penelitian
13
METODE
14
Jenis dan Sumber Data
14
Variabel dan Definisi Operasional
15
Metode Pengolahan Data
16
Metode Analisis
16
Pengujian Model Data Panel Statis
18
Metode Evaluasi Model
19
Perumusan Model
21
GAMBARAN UMUM MAKROEKONOMI
22
Pertumbuhan Ekonomi
22
Inflasi
24
Pertumbuhan Money Supply
25
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
Perkembangan ROA dan Fungsi Intermediasi Bank Syariah
26
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) Bank Syariah
31
Pengaruh Efek Individu Terhadap ROA
40
Implikasi Kebijakan
41
SIMPULAN DAN SARAN
42
Simpulan
42
Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN
46
RIWAYAT HIDUP
58
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Daftar Bank di Negara GCC dan Non-GCC Variabel dan Definisi Operasional Ketentuan Durbin-Watson Uji Chow dan Hausman terhadap ROA di Negara GCC dan Non-GCC Hasil estimasi pengaruh faktor internal terhadap ROA Peringkat Bank Syariah berdasarkan Profitabilitas Tertinggi di negara GCC dan Non-GCC
6 14 15 20 32 35 41
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5.
Grafik komposisi aset lembaga keuangan syariah Total Aset Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC tahun 2010 Kerangka Pemikiran Pertumbuhan Ekonomi Negara GCC tahun 2007-2012 Pertumbuhan Ekonomi Negara Non-GCC tahun 2007-2012
2 2 13 23 23
6. Inflasi di Negara GCC Tahun 2007-2012 7. Inflasi di Negara Non-GCC Tahun 2007-2012 8. Pertumbuhan Money Supply di Negara GCC Tahun 2007-2012 9. Pertumbuhan MoneySupply di Negara Non-GCC ahun 2007-2012 10. Perkembangan ROA Bank Syariah di Negara GCC tahun 2007-2012 11. Perkembangan ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC tahun 2007-2012 12. Perkembangan FDR Bank Syariah di Negara GCC Tahun 2007-2012 13. Perkembangan FDR Bank Syariah di Negara Non-GCC Tahun 2007-2012
24 25 25 26 26 28 29 31
DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Pooled Least Square terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 2. Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Fixed Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 3. Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Random Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 4. Hasil Uji-F (Chow Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 5. Hasil Uji Hausman (Hausman Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 6. Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Pooled Least Square terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 7. Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Fixed Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 8. Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Random Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 9. Hasil Uji-F (Chow Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 10. Hasil Uji Hausman (Hausman Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 11. Hasil Cross Section Effect pada Data Panel Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 12 Hasil Cross Section Effect pada Data Panel Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 13 Hasil Uji Normalitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 14 Hasil Uji Normalitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 15 Hasil Uji Multikolinearitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 16 Hasil Uji Multikolinearitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC
47 48 49 50 50 51 52 53 54 54 55 55 56 56 57 57
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perbankan syariah merupakan bank yang beroperasi berdasarkan prinsip yang tertuang dalam fiqh muamalah yang ditransformasikan dalam bentuk perundang-undangan. Algaoud dan Lewis (2001), menyebutkan setidaknya ada lima elemen yang terlibat dalam bank syariah, yaitu: 1) Riba dilarang dalam semua transaksi; 2) Bisnis dan investasi dijalankan melalui aktivitas-aktivitas yang halal; 3) Transaksi harus terbebas dari unsur gharar (spekulasi atau ketidakpastian yang tidak masuk akal); 4) Zakat harus dibayar oleh bank untuk dimanfaatkan masyarakat; 5) Semua aktivitas harus sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, dengan dewan syariah khusus sebagai penyelia dan memberikan nasihat kepada bank mengenai kepatutan suatu transaksi. Namun, dari sekian elemen tersebut, elemen pertama (riba) merupakan sentral dari bank syariah. Istilah riba, secara teknis berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil (Antonio 2001). Pada umumnya perbankan syariah beroperasi dalam sistem perbankan ganda (dual banking system) di berbagai negara kecuali Iran, Pakistan, dan Sudan. Ketiga negara tersebut menggunakan sistem perbankan syariah secara penuh. Berbeda dengan bank konvensional yang menjalankan aktivitas transaksi yang berbasiskan bunga, bank syariah menggunakan prinsip dasar yaitu prinsip titipan/simpanan (deporsitory/al-wadi’ah), bagi hasil (profit-sharing), jual beli (sale and purchase), sewa (operational lease and financial lease), dan jasa (feebased services) dengan bermacam-macam akad yang dibenarkan dalam syariah. Selain itu, uang dalam arti konvensional merupakan barang yang dapat diperjual belikan, sedangkan perbankan syariah memperlakukan uang sebagai fasilitas transaksi untuk tujuan perdagangan (Al-Kassim 2005). Perbedaan lainnya adalah struktur produk bank syariah adalah segala intrumen pembiayaan dijamin berdasarkan aset yang dimiliki (asset backed) (Zeitun 2012). Perkembangan perbankan syariah diawali dengan berdirinya perbankan syariah di beberapa negara. Algaoud dan Lewis (2001), menyebutkan eksperimen awal perbankan syariah dimulai pada pertengahan tahun 1940-an di Melayu, di Pakistan pada akhir tahun 1950-an, melalui Jama’at Islami pada tahun 1969, Egyt’s Mith Ghamr Saving Banks pada tahun 1963-1967, dan Nasser Social Bank pada tahun 1971 (Algaoud dan Lewis 2001). Kesuksesan tersebut mendorong terbentuknya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 melalui menterimenteri keuangan dari negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Tujuan dibentuknya IDB adalah agar OKI mempunyai bidang khusus yang menangani masalah ekonomi dan keuangan (Antonio 2001). Sektor perbankan syariah merupakan sektor yang mendominasi dalam keuangan syariah dengan total aset sebesar USD 1326 miliyar pada tahun 2012 atau 91% dari total keseluruhan aset keuangan syariah di dunia. Sedangkan sektor lainnya seperti pasar modal 5%, asuransi syariah 2%, dan lainnya sebesar 2%. Selain itu, menurut Hayati dan Noor (2011), jumlah institusi perbankan syariah telah lebih dari 300 institusi yang tersebar di 75 negara. Beberapa faktor yang membuat pertumbuhan keuangan tinggi yaitu: 1) kuatnya permintaan produk yang
2
berbasis syariah dari negara-negara islam; 2) kemajuan dalam aspek hukum dan legal pada kerangka keuangan islam; 3) pertumbuhan pemintaan investor konvensional terhadap produk syariah; 4) kapasitas industri untuk mengembangkan jumlah instrumen keuangan yang sangat dibutuhkan oleh investor dari perusahaan maupun individu (Hasan dan Dridi 2010).
Sumber : UK Islamic Finance Secretariat, 2012 (diolah) Gambar 1 Grafik komposisi aset lembaga keuangan syariah
USD Miliyar
Pusat-pusat perkembangan perbankan syariah tersebut berada di negaranegara islam maupun di negara berpenduduk mayoritas muslim. Negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) merupakan negara yang mempunyai aset perbankan syariah terbesar. GCC terdiri dari enam negara penghasil minyak bumi yang terletak di kawasan Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Oman. Selain negaranegara GCC, negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Turki, Indonesia, dan Malaysia, Pakistan, Bangladesh, Yaman, dan Brunei Darussalam merupakan negara yang mempunyai potensi besar dalam mengembangkan perbankan syariah. Selain itu, Pakistan merupakan negara yang menerapkan sistem syariah dalam sistem perbankan di negaranya. Perbankan syariah telah menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi. Stabilitas dan pertumbuhan ekonomi sebagian besar tergantung pada stabilitas sektor perbankan (Siraj dan Pillai, 2012). Perbedaan total aset bank syariah antara negara GCC dan Non-GCC terlihat dalam Gambar 2. 160 140 120 100 80 60 40 20 0
147.8 120.4 92.5 68.9
56.2
Total Aset
50 28 10
5.6 11.4 3.8 10.3
Sumber : UK Islamic Finance Secretariat, 2012 (diolah) Gambar 2 Total Aset Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC tahun 2010
3
Di sisi lain krisis merupakan ancaman bagi institusi keuangan di setiap negara. Menurut Stighlitz (2003), diperkirakan lebih dari 100 krisis yang terjadi selama 40 dekade. Krisis subprime mortgage yang baru-baru ini terjadi telah menimbulkan dampak secara global. Majalah Time pada tahun 2012 dalam Samad (2013), memaparkan efek paling dasyat yang ditimbulkan dari krisis Subprime Morgage adalah bangkrutnya 140 Bank pada tahun 2009 dan 157 Bank pada tahun 2010. Krisis subprime mortagage juga telah berpengaruh negatif terhadap perekonomian negara-negara yang menjadi pusat perkembangan perbankan syariah seperti negara GCC dan negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Indonesia. Khamis et al. (2010), mengatakan bahwa salah satu dampak krisis subprime mortgage terhadap negara GCC adalah menurunnya harga minyak serta dampak tidak langsung yaitu kekurangan likuiditas pada bank dan perusahaan. Adapun krisis subprime mortgage terhadap Indonesia adalah tergerusnya pendapatan negara sebesar 42 triliun rupiah (Parapat 2010). Terdapat dua jenis dampak dari krisis subprime morgage yaitu dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung dari krisis keuangan ini adalah kerugian perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di institusi-institusi keuangan Amerika Serikat, sedangkan dampak tidak langsung dari krisis adalah turunnya likuiditas, melonjaknya tingkat suku bunga, turunnya harga komoditas, melemahnya nilai tukar, dan melemahnya pertumbuhan sumber dana. Demikian juga, menurunnya tingkat kepercayaan konsumen, investor, dan pasar terhadap berbagai institusi keuangan yang menyebabkan melemahnya pasar modal (Sudarsono 2009). Perumusan Masalah Kinerja keuangan merupakan suatu ukuran yang penting dalam menggambarkan kondisi keuangan suatu bank. Laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi merupakan hal yang penting bagi nasabah untuk melihat kinerja keuangan bank tersebut sebelum mendepositkan dananya di bank. Salah satu indikator kinerja keuangan yang penting dari sisi profitabilitas adalah Return on Assets (ROA). Kasmir (2010), menjelaskan bahwa ROA berguna untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Dipilihnya ROA sebagai proxy dari profitabilitas dalam penelitian ini karena sumber dana yang dihimpun oleh bank syariah sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga sehingga rasio ROA merupakan rasio yang tepat dalam menghitung tingkat profitabilitas. Meskipun bank syariah mempunyai konsep yang berbeda dengan bank konvensional, akan tetapi di banyak negara sistem perbankan syariah masih berjalan bersama-sama dengan sistem konvensional (dual banking system) dimana kekuatan sistem konvensional masih mendominasi daripada sistem keuangan syariah. Adapun dalam era integrasi ekonomi, sebuah krisis keuangan global dapat berdampak luas menjalar ke berbagai belahan dunia termasuk ke negara yang menjadi pusat-pusat perkembangan perbankan syariah. Selain krisis, berdasarkan berbagai literatur, profitabilitas bank juga dipengaruhi oleh faktor internal (karakteristik bank) dan faktor eksternal (makroekonomi). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan perumusan masalah dalam penelititan ini sebagai berikut:
4
1. Bagaimana perkembangan ROA dan fungsi intermediasi bank syariah di negara GCC dan Non-GCC selama periode krisis keuangan global (20082012)? 2. Bagaimana pengaruh faktor internal (karakteristik bank) terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC? 3. Bagaimana pengaruh faktor eksternal (makroekonomi) terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC? 4. Bagaimana pengaruh krisis keuangan global terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain : 1. Menjelaskan perkembangan ROA dan fungsi intermediasi bank syariah di negara GCC dan Non-GCC selama periode krisis keuangan global (20082012). 2. Menganalisa pengaruh faktor internal (karakteristik bank) terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. 3. Menganalisa pengaruh faktor eksternal (makroekonomi) terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. 4. Menganalisa pengaruh krisis keuangan global terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. Manfaat Penelitian Penulis berharap adanya kontribusi positif dari penelitian ini dan diharapkan dapat bermanfaat yaitu: 1. Bermanfaat bagi semua pihak dalam memberikan informasi-informasi terbaru mengenai perkembangan seputar bank syariah. 2. Memberi masukan bagi para pengambil keputusan (decision maker) untuk sebagai informasi dalam membuat strategi pengembangan bank syariah di masa depan sesuai hasil penelitian penulis. 3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memperdalam ilmu di bidang ekonomi. Penelitian ini juga berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu sehingga penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di negara Gulf Cooperation Council (GCC) dan negaranegara lain (Non-GCC) yang menjadi pusat perkembangan bank syariah seperti Turki, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Yaman, dan Brunei Darussalam. Penelitian ini menggunakan variabel dependen Return on Asset (ROA) untuk mengukur tingkat profitabilitas bank syariah. Sedangkan variabel independen yang digunakan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal (karakteristik bank) dan eksternal (makroekonomi). Faktor internal diwakili oleh biaya operasional, risiko pembiayaan, ukuran bank, pangsa pasar, likuiditas, dan
5
kapitalisasi, sedangkan faktor eksternal terdiri dari variabel pertumbuhan ekonomi, inflasi, pertumbuhan money supply dan dummy krisis. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Eviews 6 dan Microsoft Excel 2010. Keterbatasan dalam penetian ini adalah keterbatasan data yang ada, sehinggga hanya menggunakan 12 bank syariah di masing-masing negara GCC dan Non-GCC sebagai sampel untuk menggambarkan populasi perbankan syariah di negara tersebut. Periode waktu dalam penelitian ini adalah pada tahun 20072012, dimana tahun 2008-2012 merupakan tahun terjadinya krisis keuangan global.
TINJAUAN PUSTAKA Perbankan Syariah Sejarah Bank Syariah Sejarah Islam mencatat, Nabi Muhammad yang terkenal dengan sebutan Al Amin atau orang yang dapat dipercaya bagi masyarakat Quraisy pada waktu tersebut, menjalankan aktivitas ekonominya dengan jujur dan dengan integritas moral yang tinggi. Contoh aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW adalah ketika menjalankan kemitraan bisnis dimana pada waktu tersebut Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai mudharib (wakil atau pihak yang dimodali) untuk istrinya, Khadijah. Praktik dan fungsi dasar bank syariah juga dilakanakan oleh para sahabat Nabi. Institusi keuangan pertama yang didirikan oleh umat muslim diluncurkan sekitar sepuluh tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw pada tahun 632 M oleh Khalifah Umar (Algaoud dan Lewis 2001). Sejarah modern perbankan syariah dan keuangan islam dibagi menjadi tiga fase yaitu fase pertama (pra-1950), fase kedua (1960an-1980an), dan fase ketiga (1990an-sekarang). Fase pertama merupakan fase perlawanan terhadap nilai-nilai kolonial dan muncul hasrat untuk kembali kepada tradisi islam. Kritik dan perlawanan formal terhadap elemen “bunga” dimulai di Mesir pada akhir abad kesembilan belas ketika Bank Barclays didirikan di Kairo untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan Terusan Suez. Perlawanan formal terhadap institusi bunga tersebut terjadi pada awal tahun 1903 ketika pembayaran bunga atas dana tabungan kantor pos dinyatakan oleh para pakar fikih Mesir sebagai sesuatu yang bertentangan dengan nilai dasar Islam, sedangkan di India, komunitas minoritas muslim di selatan India mengambil langkah pertama mengikuti mode aktivitas ekonomi Islam dengan mendirikan simpan pinjam bebas bunga di awal tahun 1890-an. Fase kedua, awal tahun 1960-an sudah terdapat cukup banyak permintaan terhadap perbankan sesuai syariah. Pada tahun 1963 muncul bank tabungan lokal Mit Ghamr di Mesir. Bank tersebut secara luas dianggap sebagai bank Islam modern pertama. Sayangnya upaya tersebut hanya berlangsung selama empat tahun. Pada saat yang sama, di Malaysia megembangkan skema tabungan haji bagi muslim. Ide tersebut dimotivasi bahwa uang yang ditabung untuk haji
6
seharusnya bebas dari kontaminasi “riba” dalam bentuk apapun. Korporasi Tabungan Haji didirikan pada tahun 1963 yang kemudia populer dengan nama Tabug Haji. Kemudian bank-bank berprinsip syariah satu per satu mulai tumbuh, Bank Sosial Nasir didirikan di Mesir pada tahun 1971, Bank Islam Dubai didirikan oleh beberapa pedagang pada tahun 1975. Pendirian bank syariah tersebut didorong oleh peluang bisnis minyak dari beberapa negar muslim kaya minyak karena pada saat tersebut terjadi kenaikkan harga. Puncak dari fase ini adalah beridirnya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 sebagai institusi pembangunan regional dengan tujuan mempromosikan perkembangan ekonomi di negara-negara muslim sekaligus menawarkan pengembangan jasa keuangan syariah. Fase ini juga mulai dilakukan riset-riset ilmiah ekonomi Islam. Fase ketiga, awal tahun 1990-an merupakan momentum dalam membuat kebijakan publik. Beberapa kebijakan penting yang dicetuskan adalah pendirian Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) sebagai regulator khusus keuangan Islam dan Islamic Financial Services Board (IFSB) yang bekerja di area regulasi, manajemen risiko, dan corporate governance. Selain itu, pasar modal syariah telah dikembangkan. Institusi lain yang didirikan adalah International Islamic Financial Market (IIFM), the International Islamic Rating Agency (IIRA), the General Council of Islamic Banks and Financial Institutioan (CIBAFI), dan the Arbitration and Reconciliation Centre for Islamic Financial Institutions (ARCIFI). Perbedaan Perbankan Syariah dan Konvensional Perbedaan menonjol antara perbankan syariah dan konvesional yaitu pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua transaksi perbankan syariah, karena Islam melarang umatnya menarik ataupun memberikan bunga. Dalam memahami perbankan syariah akan lebih mudah dengan cara membandingkannya dengan perbankan konvensional. Perbedaan perbankan syariah dan konvensional dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional No Perbedaan Bank Syariah Bank Syariah 1 Fungsi dan Kegiatan Intermediasi, Jasa Intermediasi, Manager Bank Keuangan Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan 2 Mekanisme dan Objek Tidak anti riba dan anti Anti riba dan anti Usaha maysir maysir 3 Prinsip Dasar Operasi Bebas nilai (prinsip Tidak bebas nilai syariah) (prinsip syariah Islam) Uang sebagai komoditi Uang sebagai alat tukar dan bukan Bunga komoditi Bagi hasil, jual beli, sewa 4 Prioritas Pelayanan Kepentingan pribadi Kepentingan publik
7
Tabel 1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional (lanjutan) No Perbedaan Bank Konvensional Bank Syariah 5 Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi Islam, keuntungan 6 Bentuk Bank komersial Bank komersial, bank pembangunan, bank universal atau multiporpose 7 Evaluasi Nasabah Kepastian pengembalian Lebih hati-hati karena pokok dan bunga partisipasi dalam risiko (creditworthiness dan collateral) 8 Hubungan Nasabah Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra usaha 9 Sumber Likuiditas Pasar Uang, Bank Pasar Uang Syariah, Jangka Pendek Sentral Bank Sentral 10 Pinjaman yang Komersial dan non Komersial dan non diberikan komersia, berorientasi komersial, berorientasi laba laba dan nirlaba 11 Lembaga Penyelesaian Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan Sengkerta Arbitrase Syariah Nasional 12 Risiko Usaha Risiko bank tidak Dihadapi bersama terkait langsung antara bank dan dengan debitur, nasabah dengan risiko debitur tidak prinsip keadilan terkait langsung dan kejujuran dengan bank Tidak mungin terjadi negative Kemungkinan terjadi negative spread spread 13 Struktur Organisasi Dewan Komisaris Dewan Komisaris, Pengawas Dewan Pengawas Syariah, Dewan Pengawas Syariah Nasional 14 Investasi Halal atau Haram Halal Sumber : Ascarya (2007) Profitabilitas Penilaian kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harus dilakukan terhadap setiap perusahaan termasuk perbankan sebagai upaya dalam mengetahui tingkat kesehatan sekaligus memudahkan dalam menentukan kebijakan bisnisnya untuk masa yang akan datang. Salah satu indikator dalam menilai kinerja bank adalah melihat tingkat profitabilitas yang dihasilkan. Menurut Kasmir (2010), tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya. Melalui peperolehan laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan,
8
perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan, artinya besarnya keuntungan harus dicapai sesuai dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Analisis yang dapat digunakan dalam mengetahui tingkat profitabilitas perbankan adalah dengan melihat rasio rentabilitas. Menurut Rivai dan Arifin (2010), rasio rentabilitas atau earning menggambarkan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya melalui semua kemampuan dan sumber yang ada sehingga diketahui untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank tersebut. Salah satu rasio rentabilitas yang terpenting dan sering digunakan dalam melihat profitabilitas perusahaan adalah Return on Assets (ROA). Semakin tinggi profitabilitas bank maka semakin baik dan efisien kinerja bank tersebut. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk menilai kinerja bank syariah adalah menggunakan Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu rasio profitabilitas. ROA dihitung dari laba sebelum pajak dibagi total aset.
Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional bank sebelum pajak. Total aset yang digunakan untuk mengukur ROA adalah jumlah keseluruhan dari aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. ROA merupakan rasio yang paling sering disoroti karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Siamat (1995), menjelaskan bahwa ROA memfokuskan kemampuan perusahaan dalam memperoleh earning (profit) dalam operasi perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profit secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan aset. Namun, pengukuran kinerja perusahaan menggunakan ROA juga memiliki kelebihan dan kekurangan. a. Kelebihan ROA diantaranya sebagai berikut : 1) ROA mudah dihitung dan dipahami. 2) ROA merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan. 3) Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal. 4) ROA sebagai tolok ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan aset yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba. 5) ROA mendorong tercapainya tujuan perusahaan. 6) ROA sebagai alat evaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen.
9
b. Kelemahan ROA diantaranya sebagai berikut : 1) ROA kurang mendorong manajemen untuk menambah aset apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata terlalu tinggi. 2) Manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek, bukan tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka panjang.kelemahan yaitu dalam mengukur kinerja dengan ROA manajemen cenderung lebih fokus pada tujuan jangka pendek. ROA dihitung dengan menggunakan rumus: Krisis Subprime Mortgage Secara ringkas proses terjadinya krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat (krisis subprime mortgage) ditunjukkan melalui langkah-langkah spesfik yang merupakan dasar krisis keuangan sebagai berikut (Ahmed, 2009) : 1. Bank atau institusi keuangan yang bergerak dalam pinjaman subprime (dengan bunga disesuaikan). 2. Pinjaman ini telah dikemas sebagai Mortgage Backed Securities (MBS) atau Collateralized Debt Obligations (CDO). 3. Lembaga pemeringkat memberikan memberikan penilaian positif terhadap efek tersebut. 4. Investor (bank investasi, hedge dan dana pensiun, kota, sekolah, dll) berinvestasi dalam sekuritas ini. 5. Investor dan spekulan membeli Credit Default Swaps (CDS) untuk lindung nilai/ berspekulasi mengenai risiko atas kredit mendukung MBS / CDO. 6. Emiten CDS (bank investasi dan perusahaan asuransi) mengambil risiko kegagalan dari sekuritas aset pada umumnya dan pinjaman subprime pada khususnya Penjabaran dari langkah spesifik di atas adalah kredit subprime mortgage adalah diberikan kepada masyarakat yang secara finansial sebenarnya tidak layak menerima kredit. Peningkatan penyaluran KPR di Amerika Serikat juga didukung sekuritisasi agunan berbasis KPR subprime yang terus meningkat melalui financial engineering yang dikemas dalam bentuk Mortgage Backed Securities (MBS) dan Collateralized Debt Obligation (CDO). Besarnya potensi keuntungan yang diraih dari sekuritisasi subprime mortgage mendorong beberapa lembaga keuangan besar masuk bisnis ini termasuk Bear&Sterns, HSBC, dan Citigroup serta setelah Standard and Poor's dan Moody's memberikan rating yang tinggi membuat produk CDO tersebut semakin menarik. Imbal hasil yang tinggi juga menarik minat investor dari banyak negara untuk membeli CDO tersebut. Selama tahun 2003-2007 penerbitan ABS dan CDO yang beragunan subprime mortgage meningkat tajam sehingga pada tahun 2006 mencapai lebih dari US$ 450 miliar. Umumnya sebagian besar KPR di Amerika Serikat menggunakan Adjustable Rate Mortgage (ARM) yaitu memberikan kredit dengan suku bunga tetap pada beberapa tahun pertama dan selanjutnya menyesuaikan dengan suku bunga pasar. Pada tahun 2004-2006 tercatat sebesar 22-25% pemberian KPR merupakan subprime mortgage (Loan Performance Estimates). Dengan risiko kredit nasabah subprime yang cukup tinggi maka suku bunga yang dibebankan adalah ARM ditambah margin tertentu. Di sisi lain, meningkatnya suku bunga
10
pada pertengahan tahun 2004 membuat kreditur KPR yang berasal dari golongan subprime mengalami kesulitan untuk membayar cicilan. Dalam waktu yang bersamaan harga properti di Amerika Serikat merosot, sehingga tingkat gagal bayar mulai meningkat tajam. Tahun 2007 merupakan puncak dari dampak kredit macet yaitu ditandai dengan banyaknya lembaga penyalur gulung tikar, sedangkan hilangnya kepercayaan dari investor membuat harga MBS dan CDO merosot tajam. Krisis subprime mortgage berdampak global karena MBS dan CDO diperdagangkan di pasar internasional. Sudarsono (2009), dampak global krisis keuangan global umumnya adalah peningkatan inflasi, turunnya nilai tukar, turunnya pertumbuhan ekonomi, runtuhnya indeks bursa dan sejumlah bank/ institusi keuangan/ korporasi mengalami kesulitas keuangan dan bangkrut. Penelitian Terdahulu Penelitian untuk menguji profitabilitas perbankan telah banyak dilakukan, khususnya perbankan konvensional. Namun, penelitian tersebut lebih banyak berfokus pada negara-negara tertentu terutama sistem perbankan AS dan eropa yang memiliki sistem perbankan yang sudah maju, sedangkan, jumlah penelitian untuk melihat kinerja bank di negara-negara berkembang jauh lebih sedikit. Penelitian yang dilakukan oleh Guru, Staunton dan Balashanmugam (2002), meneliti faktor-faktor penentu profitabilitas bank di Malaysia. Menggunakan sampel dari 17 bank umum selama periode 1986-1995. Faktor penentu profitabilitas dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu faktor penentu dalam (likuiditas, kecukupan modal dan manajemen biaya) dan faktor-faktor penentu eksternal (kepemilikan, ukuran perusahaan dan kondisi ekonomi). Temuan menunjukkan bahwa manajemen biaya yang efisien adalah salah satu yang paling signifikan dalam menjelaskan tingginya profitabilitas bank. Di antara indikator makro, rasio bunga yang tinggi dikaitkan dengan profitabilitas bank rendah dan inflasi ditemukan memiliki efek positif pada kinerja bank. Penelitian lain yang meneliti profitabilitas bank di negara berkembang juga dilakukan oleh Sufian dan Chong (2008), penelitian tersebut menguji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank di negara filipina selama periode tahun 1990-2005. Hasil penelitian yang didapat adalah semua variabel dari faktor karakteristik bank secara statistik signifikan mempengaruhi profitabiitas bank. Variabel ukuran bank, risiko kredit, dan kebiasaan dalam pengeluaran berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank, sedangkan variabel non-interest income dan kapitalisasi berpengaruh positif. Selama periode tahun penelitian, hasil yang didapat menunjukkan inflasi berdampak negatif bagi profitabilitas bank, sedangkan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan money supply, dan stock market capitalization tidak signifikan mempengaruhi profitabilitas bank di Filipina. Zeitun (2012), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah dan konvensional di negara Gullf Cooperation Council (GCC), selama tahun 2002-2009 dengan menggunakan data panel. Variabel-variabel yang diteliti yaitu kepemilikan asing, variabel karakteristik bank, dan faktor makroekonomi. Penelitian ini menggunakan dua sampel, sampel pertama, 38 bank konvensional. Sampel kedua, menggunakan 13 bank syariah. Hasil dari penelitian ini menujukkan ekuitas bank sangat penting dalam menjelaskan dan meningkatkan profitabilitas hanya pada bank konvensional. Sedangkan cost to income ratio
11
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan pada kinerja bank syariah dan konvensional. Kepemilikan asing tidak memperbaiki kinerja bank syariah maupun konvensional. Faktor makroekonomi, GDP berpengaruh positif terhadap kinerja, sedangkan inflasi berpengaruh negatif. Jordan (2013), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel dengan menggunakan jumlah bank sebanyak 54 dan pada rentang waktu 2006-2012. Variabel dependent yang digunakan adalah Return on Assets (ROA), sedangkan variabel independent meliputi variabel internal (karakteristik bank) dan eksternal (makroekonomi). Variabel karakteristik bank yang digunakan adalah loans to total assets ratio, non performing loans to gross ratio, loan loss provisions to net loans ratio, equity to total assets ratio, customer deposits to total liabilities ratio, growth deposits rate, cost to income ratio, logarithm total assets, industry concentration, sedangkan variabel makroekonomi yang digunakan adalah PDB, inflasi, dan suku bunga. Pada penelitian ini juga menggunakan variabel dummy bank syariah. Hasil dari penelitian ini adalah tingginya profitabilitas bank ditentukan oleh ukuran bank, pangsa pasar, dan suku bunga. Sedangkan variabel makroekonomi PDB dan inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank kecuali suku bunga. Penelitian Kakakhel, Raheem, dan Tariq (2012), menganalisis perbandingan kinerja perbankan syariah dan konvensional di Pakistan pada tahun 2008-2010 dengan sampel masing-masing 2 bank syariah dan konvensional menggunakan analisis rasio keuangan. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan perbankan konvensional lebih profitabel daripada perbankan syariah di Pakistan pada tahun 2008-2010. Perbankan syariah memiliki keunggulan dalam jumlah uang yang ada di rekening, tunai, rasio hutang terhadap aset, dan assets turnover ratio, sedangkan perbankan konvensional memiliki kinerja yang lebih baik pada rasio yang lain. Meskipun demikian, perbankan syariah lebih baik pada beberapa rasio kinerja, akan tetapi secara keseluruhan perbankan konvensional lebih efisien daripada perbankan syariah pada tahun 2008 sampai2010. Adapun penelitian yang membandingkan profitabilitas perbankan syariah dan konvensional dilakukan oleh Hasan dan Dridi (2010), meneliti kinerja perbankan syariah dan konvensional selama terjadinya krisis keuangan global dengan melihat dampak krisis terhadap profitabilitas, pertumbuhan kreit dan aset, dan lembaga rating eksternal. Hasil dari penelitian ini adalah faktor bisnis model telah membantu perbankan syariah dalam mengurangi kerugian pada profitabilitas pada tahun 2008, sedangkan kelemahan manajemen risiko pada beberapa perbankan syariah telah menyebabkan penurunan profitabilitas yang lebih besar daripada perbankan konvensional. Pertumbuhan pembiayaan dan aset pada perbankan syariah diketahui lebih tinggi daripada perbankan konvensional pada periode 2008-2009. Selain itu, lembaga penilaian eksternal kembali menilai bahwa perbankan syariah lebih menguntungkan. Penelitan serupa yang juga dilakukan di negara Uni Emirat Arab, yaitu penelitian Al-Tamimi (2010), menganalisis faktor-faktor yang mempegaruhi kinerja perbankan syariah dan konvensional selama peiode 1996-2008. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini ada ROA dan ROE, sedangkan variabel internal yang digunakan adalah GDP per kapita, ukuran bank (size), financial development indicator (FIR), likuiditas, konsentrasi, biaya, dan jumlah
12
kantor cabang kantor. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan likuiditas dan konsentrasi merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi kinerja perbankan konvensional. Di sisi lain, biaya dan jumlah cabang kantor merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah. Penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar yang mencakup perbankan yang berada pada regional Gulf Cooperation Council (GCC). Penelitian ini dilakukan oleh Amba dan Almukharreq (2013), menggunakan metode T-Test dengan sampel yang berjumlah 92 bank (27 bank syariah dan 65 bank konvensional) pada tahun 2006-2009 negara Gulf Cooperation Council (GCC). Penelitian ini menganalisis dampak krisis keuangan global terhadap kinerja perbankan syariah dan konvensional dan menguji apakah kinerja perbankan syariah lebih baik sebelum dan selama krisis dengan data 92 bank (27 bank syariah dan 65 bank konvensional) pada tahun 2006-2009. Hasilnya, krisis keuangan memiliki dampak negatif pada profitabilitas dari kedua bank syariah dan konvensional tapi Bank syariah lebih menguntungkan daripada bank umum konvensional selama krisis keuangan , tetapi tidak signifikan secara statistik. Faktor penentu profitabilitas berperilaku berbeda untuk bank syariah dan konvensional selama krisis. Dengan menerapkan t -test diketahui bahwa bank syariah memiliki struktur modal yang lebih baik daripada bank konvensional selama krisis keuangan sedangkan bank konvensional memiliki likuiditas dan kewajiban yang lebih baik daripada rasio bank syariah. Tidak ada bukti statistik yang kuat yang menemukan bahwa bank syariah dapat bertahan dari krisis keuangan daripada bank konvensional di semua ukuran kinerja. Penelitian dengan menggunakan analisis ekonometrika data time series adalah penelitian Parapat (2010), menganalisis investasi dan kinerja keuangan perbankan syariah dan konvensional dibandingkan dengan perbankan konvensional di Indonesia. Analisis investasi dilakukan dengan tiga cara yaitu invesment opportunity utilization test, test of elasticity in financing/loans dan risk and solvency ratio test. Analisis kinerja keuangan dilakukan terhadap delapan variabel yaitu return on equity (ROE), return on asset (ROA), income expenses ratio (IER), net interest margin (NIM) atau non NIM, financing/loans to deposit ratio (FDR/LDR), dept to total asset ratio (DTAR), non performing financing/loans (NPF/L), dan financing/loans to total asset ratio (FTA/CTA). Metode ekonometrika yang digunakan adalah OLS, ARCH, ECM, analisis perubahan struktural, dan analisis perbedaan rata-rata populasi. Hasil analisis investasi adalah perbankan syariah merupakan tempat investasi yang lebih menguntungkan daripada perbankan konvensional. Namun, dari segi pemanfaatan aset, perbankan konvensional lebih elastis dalam menggunakan setiap penambahan asetnya untuk dipinjamkan daripada perbankan syariah. Sedangkan hasil analisis kinerja perbankan syariah lebih mampu menghadapi krisis ekonomi di Indonesia. Sufian (2011), menganalisis pengaruh faktor karakteristik bank dan makroekonomi terhadap profitabilitas sektor perbankan di Korea selama kurun waktu 1992-2003. Hasil dari penelitian ini adalah likuiditas berdampak positif bagi peningkatan profitabilitas bank. Variabel risiko kredit dan biaya operasional berpenaguh negatif terhadap profitabilitas bank. Sedangkan pengaruh pertumbuhan ekonomi dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada konsentrasi pasar yang berpengaruh positif terhadap
13
profitabilitas bank. Krisis Asia telah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank, hal ini dibuktikan dengan perbankan di Korea lebih profitable sebelum periode krisis dibandingkan dengan setelah krisis. Penelitian yang paling mendekati penelitian yang telah dilakukan penulis adalah penelitian Sufian (2011), namun terdapat perbedaan dalam beberapa aspek. Pertama, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank syariah di negara GCC dan Non-GCC masing-masing berjumlah 12 bank syariah. Kedua, periode penelitian yang digunakan yaitu antara tahun 2007-2012. Ketiga, penelitian ini menggunakan menambahkan variabel makroekonomi lainnya yaitu money supply. Kerangka Pemikiran Keterkaitan antara perumusan masalah dan tujuan penelitian dapat dilihat dari kerangka pemikiran penelitian, sebagaimana disajikan pada Gambar 3. Krisis keuangan global yang bermula pada tahun 2008 diduga akan mempengaruhi profitabilitas bank syariah yang diukur dengan rasio ROA. Selain itu, ROA bank syariah juga diduga akan dipengaruhi oleh faktor internal (karakteristik bank) yaitu biaya operasional, risiko pembiayaan, ukuran bank, pangsa pasar, likuiditas, dan kapitalisasi, dan faktor ekternal (kondisi makroekonomi) yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pertumbuhan money supply. Tujuan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah adalah sebagai landasan pembuatan kebijakan bagi pihak-pihak yang terkait.
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan konsep yang relevan serta hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh krisis, faktor internal, dan faktor eksternal terhadap profitabilitas
14
bank maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Biaya operasional (OETA) berdampak negatif dan signifikan terhadap ROA 2. Risiko kredit (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA 3. Ukuran bank (LNTA) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA 4. Pangsa pasar (LNDEPO) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA 5. Likuiditas (FDR) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA 6. Kapitalisasi (EQTA) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap ROA 7. Pertumbuhan ekonomi (GDPG) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA 8. Inflasi (INF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA 9. Pertumbuhan money supply (MS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA 10. Dummy krisis (DUMCRIS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
METODE Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data deret waktu (time series) dan antar individu (cross section). Data time series meliputi data tahunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012, sedangkan data cross section meliputi 12 bank syariah masing-masing di negara GCC dan Non-GCC dengan kriteria dalam pemilihan sampel mempunyai laporan keuangan paling lengkap pada tahun 2007-2012 dan telah dipublikasikan, selain itu laporan keuangan harus mempunyai tahun buku berakhir 31 Desember. Data pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan pertumbuhan money supply bersumber dari World Development Indicator (WDI) yang diterbitkan oleh World Bank. Data pendukung lainnya diperoleh dan dikumpulkan dari jurnal, artikel, dan buku-buku yang relevan sebagai sumber literatur penelitian. Tabel 2 Daftar Bank di Negara GCC dan Non-GCC No Negara GCC Negara Non-GCC Nama Bank Negara No Nama Bank Negara 1 Kuwait Finance H. Kuwait 1 Kuwait Finance Turk Turki 2 Al Ahli United IB Kuwait 2 Bank Asya Turki Bank Rakyat Malaysia 3 Kuwait International Kuwait 3 Malaysia 4 Dubai Islamic Bank UEA 4 Affin Islamic Bank Malaysia 5 Emirates Islamic Bank UEA 5 Bank Syariah Mandiri Indonesia 6 Abu Dhabi Islamic B. UAE 6 Bank Muamalat Indonesia 7 Al Salam Bank Bahrain 7 Meezan Bank Pakistan 8 Al Baraka Bank Bahrain 8 Bank Islami Pakistan 9 Bahrain Islamic Bank Bahrain 9 Bank Islam Bangladesh 10 Qatar Islamic Bank Qatar 10 Exim Islamic Bank Bangladesh 11 Ar Rajhi Bank Arab S. 11 Bank Islam Brunei D. Brunei D. 12 Al Jazira Bank Arab S. 12 Tadhamon IB Yaman
15
Variabel dan Definisi Operasional Berikut Tabel 3 merupakan definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3 Variabel dan definisi operasional Variabel Proxy Dependen Profitabilitas ROA= Return On Assets
Independen Faktor Internal Biaya operasional
Risiko Pembiayaan
Ukuran bank Pangsa Pasar
Likuiditas
Kapitalisasi
OETA= operating expenses to total assets NPF= Non Performing Financing LNTA= logaritma natutal total aset LNDEPO= logaritma natural total deposit FDR= financing to deposit ratio
EQTA= total equity to toal assets
Faktor Eksternal Pertumbuhan Ekonomi
GDPG = GDP growth
Inflasi
INF= inflation
Money Supply
MS= money supply growth DUMCRIS= dummy crisis
Variabel dummy
Deskripsi/Penjelasan ROA dihitung dari total pendapatan bersih sebelum pajak dibagi total aset. ROA mengukur efisiensi manajemen dalam kemampuannya mengubah aset menjadi profit (Samad 1999).
OETA digunakan untuk informasi dari variasi biaya operasional bank (Sufian 2011) NPF mencerminkan kualitas pembiayaan yang dihitung dari total pembiayaan bermasalah dibagi dengan total pembiayaan. LNTA menunjukkan skala usaha yang dilakukan oleh bank (Siringoringo 2012) LNDEPO mengukur luar jaringan atau pangsa pasar untuk mengetahui kemampuan dalam menarik deposit Likuiditas merupakan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban hutang dalam jangka pendek. FDR merupakan rasio jumlah pembiayan terhadap dana yang diterima (Dendawijaya 2005) EQTA menggambarkan berapa banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dan merupakan kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian yang kemungkinan terjadi (Ommeren 2011). Pertumbuhan jumlah output (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu negara pada tahun tertentu. Indeks harga konsumen atas harga konstan tahun 2005. MS merupakan pertumbuhan money supply DUMCRIS= 1, untuk periode krisis 2008-2012, dan =0 untuk lainnya
16
Metode Pengolahan Data Pengolahan atas data sekunder faktor internal dan eksternal untuk mengetahui pengaruh krisis dan faktor-faktor lainnya terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC menggunakan beberapa paket program statistik seperti Eviews 6 dan Microsoft Office 2010. Kegiatan pengolahan data dengan Microsoft Office Excel 2010 meliputi input data, pembuatan tabel dan grafik. Sedangkan program pengolahan data menggunakan program EViews 6 untuk menguji signifikansi analisis regresi data panel. Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis ekonometrika data panel. Model data panel (pooled data) ialah suatu model ekonometrika yang mengkombinasikan data time series dengan data cross section (Nachrowi 2006). Implikasi yang diperoleh dari kombinasi tersebut adalah hasil estimasi dari model data panel lebih efisien karena jumlah observasi lebih banyak. Selain itu, penggunaan model data panel juga dapat mengurangi efek bias seiring dengan meningkatnya derajat bebas. Kelebihan yang diperoleh menggunakan data panel adalah: 1. Dapat mengendalikan heterogenitas individu atau unit cross section 2. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, mengurangi kolinieritas diantara variabel, memperbesar derajat bebas dan lebih efisien. 3. Dapat diandalkan untuk mengidentifikasi dan mengukur efek yang tidak dapat dideteksi dalam model data cross section maupun time series. 4. Lebih sesuai untuk mempelajari dan menguji model perilaku (behavioral models) yang kompleks dibandingkan dengan data cross section maupun time series. 5. Dapat diandalan untuk studi dynamic of adjustment. Terdapat tiga metode estimasi regresi data panel yaitu Pooled Least Square (PLS), Fix Effect Model (FEM), dan Random Effect Model (REM). Pooled Least Square Model Pooled Least Square Model (PLS) pada prinsipnya menggunakan gabungan dari seluruh data (pooled), sehingga terdapat NxT observasi, dimana N menunjukkan jumlah unit cross section dan T menunjukkan jumlah series yang digunakan (Firdaus, 2012). Persamaan pada estimasi menggunakan PLS dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut : Yit = α + βj Xjit + εit
(3.1)
dimana : Yit = nilai variabel terikat (dependent variable) untuk setiap unit cross section Xjit = nilai variabel penjelas (explanatory variable) ke-j untuk setiap cross section α = intercept yang konstan antar waktu dan cross section βj = slope untuk variabel ke-j yang konstan antar waktu dan cross section εit = komponen error untuk setiap unit cross section ke-i pada periode waktu t
17
Fixed Effect Model Fixed effect model (FEM) memasukkan unsur variabel dummy sehingga intercept α bervariasi antar individu maupun antar unit waktu. Penggunaan dummy pada metode ini mengakibatkan metode ini juga dikenal dengan sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV). FEM lebih tepat digunakan jika data yang diteliti ada pada tingkat individu serta jika terdapat korelasi antara εit dan xit. Persamaan pada estimasi menggunakan FEM dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut : Yit = Σ αiDi + βjXjit + εit
(3.2)
dimana: Yit = nilai variabel terikat (dependent variable) untuk setiap unit cross section Xjit = nilai variabel penjelas (explanatory variable) ke-j untuk setiap cross section Α = intercept model yang berubah-ubah antar unit cross section βj = slope untuk variabel ke-j yang konstan antar waktu dan cross section D = peubah dummy εit = komponen error untuk setiap unit cross section ke-i pada periode waktu t i = individu ke-i; dan t = periode waktu ke-t. Dari persamaan di atas, telah ditambahkan sebanyak N-1 peubah dummy ke dalam model. Keputusan memasukkan variabel dummy harus didasarkan pada pertimbangan statistik. Penambahan variabel dummy ini akan dapat mengurangi banyaknya degree of freedom (NT-N-K) yang akhirnya akan memengaruhi keefisienan dari parameter yang diestimasi. Kelebihan pendekatan ini adalah dapat menghasilkan dugaan parameter β yang tidak bias dan efisien tetapi kelemahannya jika jumlah unit observasinya besar maka akan terlihat rumit. Random Effect Model Random Effect Model (REM) disebut juga komponen error (error component model) karena di dalam model ini parameter yang berbeda antar unit cross section maupun antar waktu yang dimasukkan ke dalam error. Persamaan pada estimasi menggunakan REM dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut: Yit = α0 + βjXjit + εit εit = uit + vit + wit
(3.3) (3.4)
dimana: ui ~ ( , δu2) = komponen cross section error vi ~ ( , δv2) = komponen time series error wi ~ ( , δw2) = komponen error kombinasi Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah error secara individual tidak saling berkorelasi, begitu pula dengan error kombinasinya. Penggunaan pendekatan REM dapat menghemat degree of freedom dan tidak mengurangi jumlahnya seperti pada pendekatan FEM. Hal ini berimplikasi pada parameter
18
hasil estimasi akan menjadi efisien. Semakin efisien maka model akan semakin baik (Firdaus 2012). Pengujian Model Data Panel Statis Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain: Chow Test Chow Test atau pengujian F statistik adalah pengujian untuk memilih apakah model yang digunakan antara Pooled Least Square Model atau Fixed Effect Model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Pooled Least Square Model H1 : Fixed Effect Model Dasar penolakan terhadap hipotesis nol (H0) tersebut adalah dengan menggunakan F-Statistik seperti yang dirumuskan oleh Chow: F-Statistik = dimana: RRSS = Restricted Residual Sum Square (Sum Square Residual PLS) URSS = Unrestricted Residual Sum Square (Sum Square Residual PLS) N = jumlah data cross section T = jumlah data time series K = jumlah variabel independen Dimana pengujian ini mengikuti distribusi F yaitu Fα (N-1,NT-N-K). Jika nilai Chow Statistics (F Statistik) hasil pengujian lebih besar dari F Tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang digunakan adalah Fixed Effect Model, begitu juga sebaliknya. Hausman Test Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih apakah menggunakan antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Seperti yang telah diketahui bahwa penggunaan model Fixed Effect mengandung suatu unsur trade off yaitu hilangnya derajat bebas dengan memasukkan variabel dummy. Namun, penggunaan Random Effect juga harus memperhatikan ketiadaan pelanggaran asumsi dari setiap komponen galat. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Random Effect Model H1 : Fixed Effect Model
19
Sebagai dasar penolakan H0 maka digunakan statistik Hausman dan membandingkannya dengan Chi square. Statistik Hausman dirumuskan dengan: H = (βREM – βFEM)’ (MFEM – MREM)-1 (βREM – βFEM) ~ X2 (k) dimana M adalah matriks kovarians untuk parameter β dan k adalah derajat bebas yang merupakan jumlah variabel independen. Jika nilai H hasil pengujian lebih besar dari X2(k), maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya. Metode Evaluasi Model Setelah hasil pengolahan data dengan metode analisis data panel selesai dilakukan, harus dilakukan evaluasi terhadap model estimasi yang dihasilkan. Metode estimasi yang dihasilkan melalui metode analisis data panel tersebut harus dievaluasi berdasarkan tiga kriteria sebagai yaitu kriteria ekonometrika, kriteria statistik, kriteria ekonomi. Kriteria Ekonometrika Model estimasi regresi linear yang ideal dan optimal harus menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) yang antara lain sebagai berikut: a. Estimator linear artinya adalah estimator merupakan sebuah fungsi linear atas sebuah variabel dependen yang stokastik. b. Estimator tidak bias artinya nilai ekspektasi sesuai dengan nilai yang sebenarnya. c. Estimator harus mempunyai varians yang minimum. Estimator yang tidak bias dan memiliki varians minimum disebut estimator yang efisien. Terdapat beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan sebuah estimator tidak dapat memenuhi asumsi kriteria BLUE antara lain sebagai berikut: 1. Normalitas Pengujian asumsi normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term mengikuti distribusi normal atau tidak. Pengujian asumsi normalitas dapat dilakukan dengan Jarque Bera Test atau dengan melihat plot dari sisaan. Hipotesis dalam pengujian normalitas adalah: H0 : Residual berdistribusi normal H1 : Residual tidak berdistribusi normal Dasar penolakan H0 dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas Jarque Bera dengan taraf nyata α sebesar 0,05 dimana jika lebih besar menandakan tidak cukup bukti untuk menolak H0 sehingga residual berdistribusi normal. 2. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linier yang kuat antara variabelvariabel bebas dalam persamaan regresi berganda. Gejala multikolinieritas ini dpat
20
dideteksi dari nilai R2 tinggi tetapi tidak terdapat atau sedikit sekali koefisien gugaan yang berpengaruh nyata dan tanda koefisien regresi tidak sesuai teori (Gujarati, 2004). Multikolinearitas dapat diatasi dengan pemberian pembobotan (cross section weight) atau GLS, sehingga parameter dugaan pada taraf nyata uji tertentu (t-satistik maupun F-hitung) menjadi signifikan. 3. Heteroskedastisitas Heteroskedastisikan adalah variasi residual tidak sama untuk semua pengamatan. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salat satu asumsi dasar agresi homoskedastisitas yaitu variasi residual sama untuk semua pengamatan. Untuk medeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model dilakukan menggunakan metode General Least Sqaure (Cross section Weight) yaitu dengan membandingkan sum square resid pada weight statistics dengan sum square resid unweight statistics. Jika sum square resid pada Weighted Statistics lebih kecil dari sum square Resid unweighted statistics, maka terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengatasi masalah Heteroskedastisitas, dilakukan dengan mengestimasi GLS menggunakan white-heteroscedasticity. 4. Autokorelasi Autokolerasi adalah korelasi yang terjadi antar observasi dalam saru variabel atau korelasi antar eror masa yang lalu dengan eror masa sekarang. Akibat yang ditimbulkan dari autokolerasi dalam model adalah pendugaan parameter masih tetap tidak bias dan konsisten namin penduga ini memiliki standar eror yang bisa ke bawah, atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya sehingga nilai statistik uji-t tinggi (overestimate). Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menggunakan metode General Least Square dalam estimasi model (Gujarati 2004). Pengujian untuk masalah autokorelasi dilakukan dengan melihat Durbin-Watson stat yang nilainya telah disediakan dalam program Eviews 6.0 dibandingkan dengan DW-Tabel. Sebuah model dapat dikatakan terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin-watson stat terletak di area non-autokorelasi. Penentuan area tersebut dibantu dengan nilai tabel DL dan DU. Jumlah observasi (N) dan jumlah variabel independen (K). Hipotesis pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat autokorelasi H1 : Terdapat autokorelasi Tabel 4 Ketentuan Durbin-Watson Nilai DW 0 < DW < dl dl ≤ DW ≤ du du < DW < 4-du 4-du ≤ DW ≤ 4-dl 4-dl < DW < 4 Sumber: Juanda, 2009
Hasil Tolak H0, ada autokolerasi negatif Tidak tentu, coba uji lain Terima H0, tidak ada autokorelasi Tidak tentu, coba uji lain Tolak H0, ada autokorelasi negatif
21
Kriteria Statistik Evaluasi model berdasarkan kriteria statistik dilakukan dengan beberapa pengujian antara lain sebagai berikut: 1. Koefesien Determinasi (R2) Nilai R2 berfungsi untuk menunjukkan seberapa baik model yang diperoleh sesuai dengan data aktual (goodness of fit), mengukur seberapa besar tingkat variabel independen yang digunakan dalam penelitian dapat menjelaskan variabel dependen. 2. Uji F-statistik Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama signifikan memengaruhi variabel dependen. Nilai F-statistik yang besar lebih baik dibandingkan dengan F-statistik yang rendah. Nilai Probabilitas (F-statistik) merupakan tingkat signifikansi marginal dari F-statistik. Hipotesis pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : β1 = β2 = … = βk = 0 H1 : minimal ada salah satu βj yang tidak sama dengan nol Tolak H0 jika F-statistik > Fα(k-1,NT-N-K) atau Probabilitas (F-statistik) < α. Jika H0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan di dalam model secara bersama-sama signifikan memengaruhi variabel dependen. 3. Uji t-statistik Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : βj = 0 H1 : βj ≠ 0 Tolak H0 jika t-statistik > t α/2(NT-K-1). Jika H0 ditolak, maka artinya dengan tingkat keyakinan 1-α kita dapat menyimpulkan bahwa variabel independen ke-i secara parsial memengaruhi variabel dependen. Kriteria Ekonomi Evaluasi model estimasi berdasarkan kriteria ekonomi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian tanda dan nilai estimator dengan teori ekonomi dan kesesuaian dengan logika. Perumusan Model Pada penelitian ini model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dari model yang digunakan oleh Sufian (2011), dalam penelitiannya yang berjudul “Profitability of the Korean Banking Sector: Panel Evidence on Bank-
22
Specific and Macroeconomic Determinants”. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sufian (2011) adalah penggunaan variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) dan penambahan variabel pertumbuhan money supply berdasarkan penelitian Sufian dan Chong (2008). Variabel dalam penelitian ini disajikan dalam satuan yang sama yaitu persentase untuk memudahkan dalam mengolah data dan interpretasi hasil akhir sehingga diharapkan hasil regresi yang diperoleh menjadi lebih efisien dan mudah dinterpretasikan. Berdasarkan keterangan di atas, maka spesifikasi model tersebut secara ekonometrika ialah sebagai berikut:
Model ROA ROAit = α +β1OETAit+β2NPFit+β3LNTAi +β4LNDEPOit+β5FDRit+β6EQTAhit+ β7GDPGit+β8INFit+β9MSit+β10DUMCRIS+εit dimana : ROAit OETAit NPFit LNTAit LNDEPOit FDRit EQTAit GDPGit INFLit MSit DUMCRIS α β ε
= return on asset = Biaya Operasional = non performing financing = logaritma natural dari total aset = logaritma natural dari total deposit = financing to deposit ratio = total ekuitas dibagi total aset = tingkat pertumbuhan ekonomi = tingkat inflasi = pertumbuhan money supply = dummy krisis = intercept = koefisien regresi = random disturbance (error)
GAMBARAN UMUM MAKROEKONOMI DI NEGARA GCC DAN NON-GCC Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penting dalam melihat kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai pertumbuhan kapasitas produksi suatu negara yang diwujudkan dalam pertumbuhan pendapatan nasional. Berikut merupakan grafik pertumbuhan ekonomi lima negara GCC. Pada tahun 2009 terlihat pengaruh negatif dari krisis keuangan global, pertumbuhan ekonomi di negara GCC mengalami penurunan yang cukup drastis. Kuwait merupakan negara yang mendapatkan dampak paling besar diantara negara GCC lainnya. Pertumbuhan ekonomi kuwait pada tahun 2009 terlihat paling rendah yaitu sebesar -5.15%. Negara lain yang mengalami pertumbuhan pertumbuhan ekonomi yang negatif adalah Uni Emirat Arab, sedangkan negara lainnya masih memiliki tingkat pertumbuhan yang positif walaupun lebih rendah dari tahun sebelumnya.
23
Pertumbuhan Ekonomi (%)
20 Kuwait
15
UAE
10
Bahrain 5
Arab Saudi
0 -5
2007
2008
2009
-10
2010
2011
2012
Qatar
Tahun
Sumber : World Development Indicator, 2012 (diolah) Gambar 4 Pertumbuhan Ekonomi Negara GCC tahun 2007-2012 Hal yang sama juga terlihat pada negara Non-GCC yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 akibat krisis keuangan global. Dari ketujuh negara tersebut pada tahun 2009 hanya Pakistan dan Yaman yang mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Pakistan pada tahun 2009 sebesar 2.83%, sedangkan pada tahun 2008 sebesar 1.7%, sedangkan pertumbuhan ekonomi Yaman pada tahun 2009 sebesar 3.86% lebih tinggi daripada tahun 2008 sebesar 3.64%. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi Yaman turun signifikan pada tahun 2011 sebesar -10.48%. Grafik pertumbuhan ekonomi di negara Non-GCC dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. 15
Indonesia
GDP Growth (%)
10
Malaysia Pakistan
5
Turki
0 2007
2008
2009
2010
-5
2012
Bangladesh Brunei D.
-10 -15
2011
Yaman Tahun
Sumber : World Development Indicator, 2012 (diolah) Gambar 5 Pertumbuhan Ekonomi Non-GCC tahun 2007-2012 Terlihat pada grafik di atas, Turki, Malaysia, dan Brunei Darussalam merupakan negara yang mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2009 yaitu berturut-turut sebesar -4.8% dan -1.5%. Di sisi lain, walaupun mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi., Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 4.6% pada tahun
24
2009. Dapat disimpulkan bahwa krisis keuangan global telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kelompok negara GCC maupun Non-GCC. Inflasi Inflasi merupakan suatu keadaan dimana harga-harga barang secara umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Selain itu dapat juga diartikan terjadi penurunan nilai uang dalam negeri. Kondisi inflasi di lima negara GCC terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2008. Perkembangan inflasi selama periode krisis keuangan global dapat dilihat pada Gambar 6. 20 Kuwait
Inflasi (%)
15
Bahrain
10
UEA
5 0 -5
-10
Arab Saudi 2007
2008
2009
2010
2011
2012 Qatar
Tahun
Sumber : World Development Indicator, 2012(diolah) Gambar 6 Inflasi di Negara GCC tahun 2007-2012 Dampak krisis keuangan global terlihat pada tingginya tingkat inflasi pada tahun 2008. Bahrain merupakan negara yang mampu menahan laju inflasi dengan tingkat inflasi sebesar 3.526% pada tahun 2008 atau hanya meningkat 0.17% dari tahun sebelumnya. Negara yang mengalami dampak terburuk yaitu Kuwait dan Arab Saudi. Kedua negara tersebut mempunyai tingkat inflasi yang tinggi pada tahun 2008 daripada tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 tingkat inflasi Kuwait dan Arab Saudi berturut-turut sebesar 10.58% dan 9.87% meningkat sebesar 5.1% dan 5.7%.. Negara-negara yang tergabung dalam kelompok Non-GCC rata-rata memiliki tingkat inflasi di bawah 10% pada tahun 2008, kecuali Turki, Yaman, dan Pakistan. Berturut-turut tingkat inflasi di negara Turki, Yaman, dan Pakistan sebesar 10.44%, 18.98%, dan 20.29%. Pakistan merupakan negara yang mengalami dampak paling buruk dari krisis keuangan global pada tahun 2008 dengan inflasi mencapai 20.28% atau meningkat 12.7% dari tahun sebelumnya. Bangladesh merupakan satu-satunya negara yang mengalami penurunan inflasi pada tahun 2008 yaitu sebesar 8.9%, turun daripada tahun sebelumnya sebesar 9.1%. Selain itu, Indonesia juga mengalami peningkatan inflasi pada tahun 2008 sebebsar 9.78% atau meningkat sebesar 3.37% dari tahun sebelumnya. Akan tetapi, pada tahun 2009 tingkat inflasi Indonesia telah kembali pada titik yang normal dan cukup rendah yaitu sebesar 4.81%.
25
25
Inflasi (%)
Indonesia
20
Malaysia
15
Bangladesh Pakistan
10
Turki Brunei D.
5
Yaman
0 2007
2008
2009 2010 Tahun
2011
2012
Sumber : World Development Indicator, 2012(diolah) Gambar 7 Inflasi di Negara Non-GCC tahun 2007-2012 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 telah mempengaruhi tingkat inflasi di sebagian besar negara-negara tersebut baik GCC maupun Non-GCC. Di negara Non-GCC, Yaman merupakan negara dengan tingkat inflasi yang sangat berfluktuatif jika dibandingan dengan negara lain di Non-GCC. Namun, secara keseluruhan negaranegara GCC maupun Non-GCC tersebut dapat mengatasi tingginya tingkat inflasi yang terlihat dari penurunan tingkat inflasi pada tahun 2009. Pertumbuhan Money Supply
Money Supply Growth (%)
Pertumbuhan money supply di negara GCC setelah terjadinya krisis pada tahun 2008 cenderung menurun. Kebijakan kontraksi moneter ini dilakukan untuk mengatasi tingginya inflasi akibat krisis keuangan global yang terjadi. Kebijakan kontraksi moneter tersebut dijalankan oleh semua negara yang tergabung dalam GCC. 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Kuwait Bahrain UEA Arab Saudi Qatar 2007
2008
2009 2010 Tahun
2011
2012
Sumber : World Development Indicator, 2012 (diolah) Gambar 8 Pertumbuhan Money Supply di Negara GCC tahun 2007-2012 Sedangkan pertumbuhan money supply di negara Non-GCC cenderung stabil baik sebelum maupun setelah terjadinya krisis keuangan global, kecuali di
26
Money Supply Growyh (%)
Turki dan Bangladesh yang menerapkan kebijakan yang berbeda. Turki pada saat terjadi krisis menggunakan kebijakan kontraksi moneter, sedangkan Pakistan menerapkan kebijakan ekspansi moneter. 30 25
Indonesia
20
Malaysia
15
Pakistan Turki
10
Bangladesh
5
Brunei D.
0 2007
2008
2009 2010 Tahun
2011
Yaman
2012
Sumber : World Development Indicator, 2012 (diolah) Gambar 9 Pertumbuhan Money Supply di Negara Non-GCC tahun 2007-2012
HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan ROA dan Fungsi Intermediasi Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC selama Periode Krisis Keuangan Global 2008-2012 Selama periode krisis keuangan global 2008 sampai 2012 dimungkinkan dapat mempengaruhi kinerja bank syariah. Pengukuran kinerja salah satunya dapat dilihat dari tingkat profitabilitas yang didapatkan pada periode tersebut. Penelitian ini menggunakan Return on Assets (ROA) sebagai proxy dari profitabilitas. Tinggi atau rendahnya ROA bank syariah sangat dipengaruhi oleh aktivitas utama sekaligus fungsi utama bank syariah yaitu intermediasi keuangan. Pada penelitian ini digunakan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai proxy dari fungsi intermediasi. Mengawali penjelasan perkembangan fungsi intermediasi bank syariah selama periode krisis keuangan global 2008-2012, maka akan terlebih dahulu akan dijelaskan perkembangan ROA sebagai variabel dependen dalam penelitian ini pada masing-masing kelompok negara, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan perkembangan FDR dan tingkat Non Performing Loans (NPF) sebagai proxy dari risiko pembiayaan.
Return on Assets (%)
5
Kuwait
.
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012
-5 KFH
Tahun Al Ahli
Kuwait Inter
Return on Assets (%)
Return on Assets (ROA) 5
Uni Emirat Arab
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 -5 Dubai IB
Tahun Emirates IB
Abu Dhabi IB
27
Bahrain
10
5
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Return on Assets (%)
Return on Assets (%)
10
5
0
Tahun Al Baraka Return on Assets (%)
Al Salam
10
Qatar
Bahrain IB
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Qatar IB
Arab Saudi
5
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Ar Rahji Al Jazira
Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank, 2007-2012 (diolah) Gambar 10 Perkembangan ROA Bank Syariah di Negara GCC 2007-2102 Tiga bank syariah di negara Kuwait yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu Kuwait Finance Hiuse (KFH), Al Ahli United Bank, dan Kuwait International Bank memperlihatnya ROA yang cenderung menurun dari tahun 2007-2012. Penurunan ROA yang signifikan dialami oleh Kuwait International Bank dengan tingkat ROA pada tahun 2009 sebesar -0.72%. Perunan ROA tersebut diduga diakibatkan memburuknya perekonomian kuwait akibat krisis keuangan global. Hal yang sama juga menjadi alasan penurunan ROA pada KFH dan Al Ahli United Bank. Perkembangan ROA bank syariah di negara Uni Emirat Arab juga menunjukkan kecenderungan yang menurun yang terjadi di ketiga bank dalam sampel yaitu Dubai Islamic bank, Emirates Islamic Bank, dan Abu Dhabi Islamic. Ketiga bank tersebut secara berturut-turut memiliki tingkat ROA sebesar 1.45%, 0.52%, dan 0.12%. Dari ketiga bank tersebut, Emirates Islamis Bank merupakan bank yang terkena dampak terburuk dari krisis keuangan global karena ROA yang dihasilkan terus menurun, bahkan pada tahun 2011 ROA bank tersebut -1.97%, artinya bank mengalami kerugian. Perkembangan ROA di tiga negara lainnya yaitu Bahrain, Qatar, dan Arab saudi juga menunjukkan kecenderungan yang menurun dari tahun 2008 sampai 2012. BankPenurunan ROA juga terjadi pada bank syariah di negara GCC lain seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, dan Arab Saudi. Adapun bank-bank syariah dari ketiga negara tersebut yang mempunyai kinerja lebih baik dalam menghasilkan profit pada periode krisis keuangan global 2008-2012 adalah
28
2
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun
KFH Turk 4
2
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Bank Rakyat Affin IB
Bank Asya
Indonesia
2
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun BSM BMI
Bangladesh 5
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun
Bank Islam
5
2
Pakistan
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 -5
Tahun Meezan Bank Bank Islami
4
Brunei D.
2
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun
Bank Islam Brunei D.
Exim Bank
Return on Assets (%)
Return on Assets (%)
Malaysia
4
Return on Assets (%)
Return on Assets (%)
Return on Assets (%)
Turki
4
Return on Assets (%)
Return on Assets (%)
Bahrain Islamic Bank. Walaupun perkembangan ROA Bahrain Islamic Bank terlihat lebih fluktuatif namun secara perlahan dapat meningkatkan ROA kembali kepada angka di atas 4% pada tahun 2012. Di sisi lain, perkembangan ROA bank syariah di negara Non-GCC pada Gambar 9 di bawah ini.
Yaman
1 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun -1 Tadhamon IB
Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank, 2007-2012 (diolah) Gambar 11 Perkembangan ROA bank syariah di Negara Non-GCC 2007-2012
29
Perkembangan ROA bank syariah di negara Non-GCC juga mengalami penurunan walaupun tidak sebesar penurunan yang terjadi pada bank syariah di negara GCC. Beberapa bank syariah di negara Non-GCC menunjukkan kinerja yang lebih baik pada periode krisis keuangan global 2008-2012. Bank tersebut adalah Bank Rakyat Malaysia, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Islami Pakistan yang terus menunjukkan kecenderungan yang meningkat setiap tahunnya. Penurunan ROA Bank Mualamat Indonesia (BMI) dari 2.6% pada tahun 2008, menjadi 0.45% pada tahun 2009 atau turun kurang lebih 2.15%. Selain karena krisis keuangan global, penurunan ROA tersebut juga disebabkan oleh pergantian atau transisi manjemen pada tahun 2009. Selain, Bank Muamalat Indonesia, Tadhamon Islamic Bank juga merupakan bank yang terkena pengaruh krisis keuangan global yang cukup parah yang terlihat dari penurunan ROA sebesar 1.26% pada tahun 2007 menjadi 0.511% pada tahun 2011. Akan tetapi, di tahun 2012 Tadhamon Islamic Bank mampu memperbaiki kinerjanya sehingga ROA dapat meningkat menjadi 0.55%. Perkembangan Financing to Deposit Ratio(FDR) Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan salah satu rasio dalam mengukur likuiditas suatu bank. Semakin tinggi rasio FDR maka likuiditas bank syariah semakin kecil, dan sebaliknua. Selain itu, FDR juga menggambarkan keberhasilan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Aktivitas intermediasi merupakan aktivitas utama yang mendatangkan profit bagi bank syariah. Berdasarkan grafik perkembangan FDR bank syariah di negara GCC yang terlihat pada Gambar 9 menunjukkan krisis keuangan global 2008-2012 tidak terlalu berpengaruh terhadap FDR bank syariah di negara GCC. Adapun beberapa bank yang mengalami penurunan FDR yang cukup signifikan adalah Kuwait Finance House (KFH), Qatar Islamic Bank (QIB), dan Ar Rahji. Kuwait
100
100
0
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun KFH Al Ahli Kuwait Inter
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Dubai IB Emirates IB 150
Bahrain
FDR (%)
FDR (%)
200
Uni Emirat Arab
FDR (%)
FDR (%)
200
Qatar
100 50 0
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Al Salam Al Baraka
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Qatar IB
30
FDR (%)
150
Arab Saudi
100 50 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Ar Rajhi Al Jazira
Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank, 2007-2012 (diolah) Gambar 12 Perkembangan FDR bank syariah di Negara GCC 2007-2102 Berdasarkan grafik perkembangan ROA bank syariah di negara Kuwait (Gambar 12) terlihat terjadi penurunan FDR KFH di pada tahun 2008 yaitu tepat ketika terjadi krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, krisis tersebut telah mempengaruhi kondisi perekonomian Kuwait yang berujung pada menurunnya jumlah pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat. Penurunan FDR yang dialami oleh KFH terjadi terus-menerus sampai pada tahun 2012. Pada tahun 2008 FDR KFH mencapai 96% dan pada tahun 2012 hanya 15% atau turun sebesar 81%, sedangkan dua bank lain di Kuwait yaitu Al Ahli United Bank dan Kuwait International Bank menunjukkan kinerja yang lebih baik yang terlihat dari nilai FDR yang stabil dan cenderung meningkat. Berbeda dengan Kuwait, bank syariah di negara Uni Emirat Arab menunjukkan nilai FDR yang cenderung terus meningkat. Tiga bank syariah di yang terdapat dalam sampel yaitu Dubai Islamic Bank, Emirates Islamic Bank, Abu Dhabi Islamic Bank mempunyai nilai FDR yang tinggi yaitu berturut-turut sebesar 83.17%, 77.22%, dan 83% pada tahun 2012. Adapun terjadi sedikit penurunan FDR yang dialami oleh Emirates Islamic Bank dimana pada tahun 2007 FDR mencapai 77.91%. Penurunan FDR juga terjadi pada Qatar Islamic Bank (QIB) di Qatar dan Ar Rajhi di Arab Saudi pada tahun 2009. Pada tahun 2008 FDR QIB mencapai 120%, terus menurun dan pada tahun 2012 FDR QIB hanya 77%, sedangkan FDR Ar Rajhi pada tahun 2008 mencapai 116%, terus menurun dan pada tahun 2012 FDR Ar Rajhi hanya mencapai 77%. Financing to Deposit Ratio (FDR) bank syariah di negara Non-GCC menunjukkan perkembangan yang lebih baik daripada bank syariah di negara GCC. Hal ini menggambarkan kondisi perekonomian yang lebih stabil di negara Non-GCC ketika masa periode krisis keuangan global terjadi daripada perekonomian di negara-negara GCC. Rata-rata FDR bank syariah di negara NonGCC mengalami kenaikkan pada tahun 2007-2012, kecuali Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) mengalami penurunan FDR yang cukup signifikan pada periode krisis keuangan global 2008-2012. Penurunan tersebut terlihat dalam Grafik perkembangan FDR bank syariah di Negara Non-GCC pada Gambar 10. FDR yang dihasilkan oleh BIBD pada tahun 2007 sebesar 69%, sedangkan pada tahun 2012 hanya sebesar 44%.
31
200
200
Malaysia
FDR (%)
FDR (%)
Turki
100
0
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Bank Rakyat Affin IB
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Turkiye Finans KFH Turk 150
100
Indonesia FDR (%)
FDR (%)
100 50
Pakistan
50
0
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Meezan Bank Islami
2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun 150
BSM
BMI
100
Banngladesh
FDR (%)
FDR (%)
100
Brunei D.
50
50 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Bank Islam Exim Bank
FDR (%)
200
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun BIBD
Yaman
100
0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Tadhamon IB
Sumber : Laporan Keuangan Publikasi Bank, 2007-2012 (diolah) Gambar 13 Perkembangan FDR bank syariah di Negara Non-GCC 2007-2102
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA) Bank Syariah Subbab ini merupakan hasil estimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah dengan ROA sebagai variabel dependen. Analisis ini menggunakan analisis ekonometrika data panel. Langkah pertama adalah pemilihan model terbaik dengan menggunakan uji chow dan hausman.
32
Pemilihan Model Terbaik Metode data panel menawarkan tiga pendekatan metode estimasi yaitu Pooled Least Square (PLS), Fixed Effects Model (FEM), dan Random Effects Model (REM). Ketiga metode tersebut digunakan untuk mencari hasil estimasi terbaik. Penentuan metode terbaik yang akan digunakan dalam penelitian maka harus melalui beberapa tahapan uji. Pertama, uji chow untuk menentukan apakah menggunakan PLS atau FEM. Kedua, uji hausman untuk menentukan apakah menggunakan FEM atau REM. Tabel 5 Uji Chow dan Hausman terhadap ROA di Negara GCC dan Non-GCC Uji Model GCC NonGCC Terbaik Probabilitas Hasil Hipotesis Probabilitas Hasil Hipotesis Uji Chow 0.0000* Tolak H0, maka 0.0008** Tolak H0, maka FEM FEM Uji Hausman 0.0195** Tolak H0, maka 0.2503* Terima H0, FEM maka REM Sumber : Output regresi data panel Eviews 6 Keterangan : (*) Signifikan pada taraf nyata 1%, (**) Signifikan pada taraf nyata 5%, (***) Signifikan pada taraf nyata 10%
Hasil uji chow model ROA untuk negara GCC menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata sebesar 1%, sehingga model yang lebih baik adalah metode FEM. Setelah melakukan uji chow maka dilanjutkan dengan uji hausman untuk memilih model FEM atau REM yang akan digunakan. Hasil uji hausman untuk negara GCC menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0195, artinya nilai tersebut lebih kecil nilai taraf nyata 5%, sehingga metode yang lebih baik adalah Metode FEM. Dapat disimpulkan bahwa metode terbaik yang dapat digunakan dalam mengestimasi tingkat profitabilitas (ROA) bank syariah di negara GCC adalah metode FEM. Hal yang sama juga diterapkan untuk menentukan metode terbaik dalam mengestimasi tingkat profitabilitas (ROA) bank syariah di negara Non-GCC. Terlihat dalam Tabel 5 di atas menunjukkan nilai uji chow sebesar 0.0008. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata 5% sehingga metode yang lebih baik adalah FEM, sedangkan hasil uji hasuman menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.2503, nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga metode terbaik yang digunakan adalah FEM. Dapat disimpulkan bahwa metode terbaik untuk mengestimasi profitabilitas (ROA) bank syariah di negara Non-GCC adalah metode REM. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Setelah melakukan pemilohan metode terbaik maka langkah selanjutnya dalam mengevaluasi hasil regresi terhadap model ROA adalah mendeteksi permasalahan yang mungkin terjadi dalam setiap model. Permasalahan yang mungkin terjadi pada model ini tidak terlepas dari 4 buah pelanggaran asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
33
1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk melihat apakah error term mengikuti distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dari nilai probabilitas Jarque Bera atau dengan melihat plot dari sisaan. Hasil estimasi dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14, menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera untuk ROA di negara GCC sebesar 1.660841 artinya error term sudah terdistribusi secara normal dalam model karena nilai Jarque-bera lebih besar dari taraf nyata 5%. Begitu juga untuk uji normalitas di negara Non-GCC menunjukkan nilai Jarque-Bera pada model ROA sebesar 7.075926. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata 5%, artinya error term sudah terdistribusi secara normal dalam model. 2. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat keterkaitan antar variabel bebas di dalam model. Akan tetapi, permasalahan multikolinearitas telah dapat diselesaikan ketika menggunakan data panel atau dengan kata lain data panel menjadi solusi jika data mengalami multikolinearitas (Gujarati 2004). 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dapat diketahui dengan cara membandingkan Sum Square Resid pada Weight Statistic dengan Sum Squared Resid Unweight Statistic. Jika Sum Square Resid pada Weight Statistic lebih kecil dibadingkan dengan Sum Square Resid Unweighted Statistic, maka terjadi heteroskedastisitas. Pelanggaran asumsi heteroskedastisitas seringkali dicurigai muncul pada model penelitian yang menggunakan data cross section seperti pada penelitian ini. Namun, karena dalam mengestimasi kedua model tersebut telah diberikan perlakuan pembobotan dengan cross section weights, serta White Cross-Section pada model ROA untuk kedua kelompok bank di negara GCC dan Non-GCC, maka asumsi adanya pelanggaran asumsi heteroskedastisitas dapat diabaikan. Hal ini dapat pula dilihat dari hasil estimasi pada model yang menunjukkan nilai Sum Square Residual Weighted Statistics dari ROA kelompok bank di negara GCC dan Non-GCC berturut-turut sebesar 27.56431 dan 20.85883 lebih kecil dibandingkan dengan Sum Square Residual Unweighted Statistics (36.31661 dan 32.09554). Dengan demikian, model ROA bank syariah baik di negara GCC maupun Non-GCC terbebas dari masalah heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Pengujian permasalahan autokolerasi dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson Statistic (DW-stat). Hasil regresi dengan metode FEM untuk model ROA bank syariah di negara GCC (Lampiran 2) menunjukkan nilai Durbin-Watson statistic (DW-stat) sebesar 2.098186, sedangkan hasil regresi dengan metode FEM untuk model ROA bank syariah di negara Non-GCC (Lampiran 7) menunjukkan nilai DW-Stat sebesar 1.770168. Dari tabel DurbinWatson dengan taraf nyata 5%, n=70, dan k=5 maka didapatkan nilai batas bawah (DL) sebesar 1.46 dan batas atas (DU) sebesar 1.77. Model yang terbebas dari masalah autokorelasi harus mempunyai nilai statistik Durbin-Watson di antara DU < DW < 4-DU. Sehingga model akan terbebas dari autokolerasi jika nilai DW-Stat diantara 1.77 < DW < 2.23. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka model ROA
34
bank syariah baik di negara GCC maupun Non-GCC terbebas dari masalah autokolerasi. Selain itu, karena pada model ROA menggunakan perlakuan pembobotan maka masalah autokolerasi langsung dapat terkoreksi sehingga semua model terbebas dari masalah autokolerasi, sedangkan menurut Juanda (2009), jika nilai DW-statistik mendekati dua maka tidak ada autokolerasi ordo kesatu. Pengujian Kriteria Statistik Setelah pengujian asumsi klasik maka dapat ditentukan bahwa model estimasi yang terbaik dalam penelitian ini adalah metode FEM dengan pembobotan cross-section weights dan white cross-section. Tahap selanjutnya adalah pengujian kriteria statistik yang terdiri dari koefisien determinansi (R2-), uji-f, dan uji-t. 1. Koefisien Determinasi (R2) Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) model ROA untuk bank syariah di negara GCC sebesar 0.947535. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 94.7535% keragaman dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan cukup baik karena memiliki nilai R2 yang tinggi (mendekati satu). Hal yang sama juga dilakukan untuk model ROA bank syariah di negara Non-GCC. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.440051. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 44.0051% keragaman dari variabel dependen pada model dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai R2 yang kecil tersebut diduga karena terdapat variabel-variabel yang seharusnya ada dalam model seperti jumlah bank dan real interest rate. 2. Uji F Hasil estimasi diketahui nilai probabilitas F statistik pada model ROA pada kelompok bank di negara GCC memiliki nilai 0.000000 begitu juga hasil estimasi untuk kelompok bank di negara Non-GCC memiliki nilai F statistik sebesar 0.000046 pada model ROA. Artinya kedua model tersebut memiliki nilai F statistik yang lebih kecil dari taraf nyata 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada setidaknya satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. 3. Uji-t Hasil estimasi untuk model ROA pada kelompok bank di negara GCC, menunjukkan variabel independen yang memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai taraf nyata 1% adalah OETA, NPF, EQTA, GDPG, MS, dan DUMCRIS. Variabel independen yang mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata 5% adalah LNDEPO dan INF. Hal ini berarti bahwa variabelvariabel independen tersebut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC. Hal yang sama juga dilakukan untuk model ROA bank syariah di negara Non-GCC. Hasil estimasi untuk model ROA
35
pada kelompok bank di negara Non-GCC, menunjukkan variabel independen yang memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil dari nilai taraf nyata 1% adalah LNTA, LNDEPO, dan FDR, sedangkan variabel OETA, GDPG, dan MS mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari taraf nyata 5%. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di negara Non-GCC. Analisis Pengaruh Faktor Internal (Karakteristik Bank) Profitabilitas Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC
terhadap
Setelah menentukan metode estimasi terbaik yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis parsial (uji-t) terhadap setiap variabel independen yang digunakan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu variabel yang berasal dari faktor internal (karakteristik bank) dan variabel yang berasal dari faktor eksternal (kondisi makroekonomi). Faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari biaya operasional (OETA), risiko pembiayaan (NPF), ukuran bank (LNTA), pangsa pasar (LNDEPO), likuiditas (FDR), tingkat kapitalisasi bank (EQTA). Sedangkan faktor eksternal terdiri dari variabel pertumbuhan ekonomi (GDPG), tingkat inflasi (INF), pertumbuhan money supply (MS), dan dummy krisis (DUMCRIS). Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di negara GCC dan Non-GCC selama tahun 2007-2012 menggunakan metode Fixed Effect Model (FEM) secara lengkap disajikan dalam Tabel 5 di bawah ini. Tabel 6 Hasil estimasi pengaruh faktor internal terhadap ROA GCC Non-GCC Variabel Koefisien Prob. Koefisien Prob. Biaya Operasional 0.105264 0.0005* -0.227750 0.0397** Risiko Pembiayaan -0.106924 0.0000* -0.013675 0.8017 Ukuran Bank -0.882328 0.1808 -2.674869 0.0000* Pangsa Pasar -0.942487 0.0288** 2.682403 0.0000* Likuiditas -0.002123 0.5537 0.026221 0.0000* Kapitalisasi -0.003986 0.0015* 0.032493 0.2380 Pertumbuhan Ekonomi 0.058894 0.0000* -0.051045 0.0398** Inflasi 0.040574 0.0168** 0.015676 0.5243 Money Supply -0.025361 0.0000* 0.039283 0.0491** Dummy Krisis -0.938620 0.0000* -0.106216 0.5979 Sumber : Output regresi data panel Eviews 6 Keterangan : (*) Signifikan pada taraf nyata 1%, (**) Signifikan pada taraf nyata 5%, (***) Signifikan pada taraf nyata 10%
Hasil estimasi faktor internal di atas menunjukkan bahwa rasio biaya operasional terhadap total aset (OETA) memiliki nilai koefisiensi sebesar 0.105264 dengan probabilitas sebesar 0.0005 untuk bank syariah di negara GCC. Sedangkan koefisien variabel biaya operasional untuk bank syariah di negara Non-GCC sebesar -0.227750 dengan probabilitas sebesar 0.0397. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel biaya operasional signifikan positif mempengaruhi
36
profitabilitas bank syariah di negara GCC pada taraf nyata 1%, sedangkan di negara Non-GCC variabel biaya operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank syariah pada taraf nyata 5%. Menurut Molyneux dan Thornton (1992), pengaruh positif dari variabel biaya operasional terhadap profitabilitas dapat terjadi jika digunakan untuk membayar tingkat gaji yang lebih tinggi untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih produktif. Hal ini juga sama dengan hasil penelitian Muda et al. (2013), yang menemukan pengaruh positif biaya operasional terhadap profitabilitas bank syariah di Malaysia karena tingginya profit disebabkan tingginya pengeluaran tambahan (gaji dan upah) yang sejalan dengan expenses-preference behaviour theory. Di sisi lain, pengaruh negatif biaya operasional menandakan bahwa bank syariah di negara Non-GCC belum efisien dalam menjalankan operasionalnya. Pasiouras dan Kosmidou (2007) dan Kosmidou (2008), menemukan bahwa efisiensi manajemen yang buruk menjadi kontributor utama rendahnya profitabilitas bank. Kargi (2011), menemukan bahwa manajemen risiko kredit merupakan faktor yang penting dalam memprediksi kinerja keuangan bank. Bagaimanapun juga tingkat dampak yang diberikan tergantung dari regulasi yang diterapkan dimana bank tersebut beroperasi. Kredit dalam sistem perbankan syariah merujuk pada istilah pembiayaan. Walaupun secara prinsip keduanya mempunyai perbedaan yang cukup mendasar, akan tetapi keduanya sama-sama merupakan faktor yang penting dalam menentukan tingkat kinerja bank. Risiko pembiayaan dalam penelitian ini dicerminkan oleh variabel Non Performing Financing (NPF). Berdasarkan hasil estimasi dapat dilihat bahwa NPF memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah di negara GCC. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisiensi sebesar -0.106924 dengan probabilitas sebesar 0.0000. Artinya setiap kenaikkan 1% NPF maka akan menurunkan ROA sebesar 0.106924%. Semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin rendah tingkat profitabilitas bank syariah yang diperoleh. Pengaruh negatif dari NPF terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC diduga karena memburuknya perekonomian negara GCC akibat krisis keuangan global sehingga meningkatkan tingkat gagal bayar atau pembiayaan macet oleh nasabah. Sufian dan Habibullah (2009), dalam penelitiannya menyatakan risiko kredit merupakan permasalahan serius yang telah meningkatkan tingkat kegagalan institusi keuangan. Thakor (1987), mengatakan bahwa tingkat risiko kredit merupakan indikasi kualitas aset perbankan dan sinyal bagi perubahan kinerja perbankan di masa depan. Berbeda dengan hasil estimasi di negara GCC, variabel NPF untuk kelompok bank di negara Non-GCC berdasarkan hasil estimasi menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.013675 dengan nilai probabilitas sebesar 0.8017, artinya NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di negara Non-GCC. Hal tersebut diduga karena terdapat usaha dari manajemen bank dalam rangka penyelamatan pembiayaan bermasalah. Menurut Dendawijaya (2005), usahausaha dalam penyelamatan kredit (pembiayaan) bermasalah dapat dilakukan dengan cara rescheduling, reconditioning, restructuring, kombinasi 3-R, dan eksekusi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa dari variabel ukuran bank (LNTA) memiliki nilai koefisiensi sebesar -0.882328 dengan probabilitas sebesar 0.1808 artinya variabel LNTA tidak signifikan mempengaruhi profitabilitas bank syariah di negara GCC, sedangkan hasil estimasi pengaruh variabel ukuran bank terhadap
37
profitabilitas bank syariah di negara Non-GCC menunjukkan nilai koefisiensi sebesar -1.798954 dengan probabilitas sebesar 0.0000, artinya ukuran bank secara signifikan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah di negara NonGCC dengan setiap kenaikkan 1% ukuran bank maka akan menurunkan ROA sebesar 1.798954%. Pengaruh negatif ukuran bank mengindikasikan bahwa bank dengan ukuran yang lebih besar cenderung mendapatkan profit yang lebih kecil, dan sebaliknya (Sufian dan Chong, 2008). Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa skala ekonomis dapat dicapai oleh bank dengan ukuran yang lebih kecil (Pasiouras dan Kosmidou 2007; Staikouras et al. 2008; Rahman et al. 2012). Pangsa pasar (LNDEPO) bank syariah berdasarkan hasil estimasi menunjukkan pengaruh yang negatif dan signifikan di negara GCC. Hal ini ditujukkan dengan nilai koefisiensi sebesar -0.942487 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0288. Artinya setiap kenaikkan pangsa pasar sebesar 1% maka akan menurunkan ROA sebesar 0.942487%, hal tersebut terjadi diduga karena selama periode krisis keuangan global pembiayaan yang disalurkan bank syariah terus menurun, sedangkan deposit terus bertambah. Hal tersebut menjadi beban bank karena deposit merupakan sumber dana bank dan terdapat biaya bagi hasil dari setiap dana yang dikumpulkan oleh pihak bank. Di sisi yang lain, pangsa pasar (LNDEPO) bank syariah di negara NonGCC berdasarkan hasil estimasi menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisiensi sebesar 1.940409 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Artinya setiap kenaikkan pangsa pasar sebesar 1% maka akan meningkatkan ROA sebesar 1,940409%. Pengaruh positif tersebut disebabkan bank syariah di negara NonGCC dapat meningkatkan pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat melalui deposit yang diperoleh. Hal senada juga disampaikan oleh Lim dan Randhawa (2005) dan Sufian (2011) mengatakan, semakin besar total deposit yang diterima bank syariah, maka bank dapat menyalurkan pembiayaan yang lebih besar kepada nasabah sehingga bank akan menerima pendapatkan yang lebih besar dari imbal hasil yang disepakati. Hasil estimasi variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.002123 dengan nilai probabilitas sebesar 0.5537, artinya variabel FDR tidak berpengaruh terhadap ROA yang dihasilkan bank syariah di negara GCC. Menurut Hasbi dan Haruman (2011), penyebab FDR tidak signifikan mempengaruhi profitabilitas bank diduga karena bank ingin memperbaiki likuiditas dan stabilitas disebabkan kinerja bank yang menurun karena adanya faktor eksternal yang mengganggu operasional bank. Faktor eksternal tersebut dalam kasus penelitian ini diduga merupakan krisis keuangan global 2008-2012. Hasil estimasi variabel FDR untuk bank syariah di negara Non-GCC menunjukkan hasil yang positif dan signifikan mempengaruhi ROA dengan nilai koefisiensi sebesar 0.026221 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000, artinya setiap kenaikkan 1% FDR akan meningkatkan ROA sebesar 0.026221%. Hal tersebut karena FDR bank syariah di negara Non-GCC terus meningkat dan diduga tidak terpengaruh oleh krisis keuangan global yang terjadi pada periode 2008-2012. Selain itu nilai rasio FDR bank syariah di negara Non-GCC sebagian besar mendekati 100%, artinya hampir seluruh deposit dapat disalurkan oleh bank dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat sehingga memberikan kuntungan kepada
38
bank melalui imbal hasil sesuai akad yang telah disepakati. Hal ini menggambarkan bahwa bank syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Namun, di sisi lain semakin besar FDR juga mencerminkan semakin rendahnya likuiditas bank karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan semakin besar. Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh Stiawan (2009), bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank syariah untuk studi kasus di Indonesia pada tahun 2005 sampai 2008. Hasil estimasi variabel kapitalisasi (EQTA) bank syariah di negara GCC menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.003986 dan nilai probabilitas sebesar 0.0015. Hal tersebut menandakan bahwa variabel kapitalisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bank syariah di negara GCC. Apabila terjadi kenaikkan 1% kapitalisasi maka akan menurunkan ROA sebesar 0.003986%. Pengaruh negatif tersebut karena rasio ekuitas terhadap total aset terus menurun. Hal ini diduga karena pengaruh krisis keuangan global yang mempengaruhi kekuatan dan keinginan dari pemilik saham dalam mengambil keputusan untuk menambah modalnya dalam bank syariah. Menurunnya rasio ekuitas terhadap total aset menandakan bahwa kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang mungkin terjadi juga berkurang, sehingga hal ini juga mempengaruhi keputusan nasabah dalam mendepositkan dananya di bank. Di sisi lain, pada bank syariah di negara Non-GCC variabel kapitalisasi menunjukkan koefisien sebesar 0.032493 dengan probabilitas sebesar 0.2380, hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kapitalisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank. Analisis Pengaruh Faktor Eksternal terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Negara GCC dan Non-GCC Pertumbuhan ekonomi (GDP growth) merupakan faktor yang penting dalam melihat kondisi perekonomian suatu negara. Ketika krisis ekonomi terjadi maka pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terganggu atau menurun bahkan negatif seperti yang terjadi di beberapa negara. Pertumbuhan ekonomi dihitung dari perubahan pendapatan yang dihasilkan suatu negara atas aktivitas produksi barang dan jasa yang dihasilkan selama satu tahun di wilayah negara tersebut. Pengaruh pertumbuhan ekonomi (GDPG) terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah di negara GCC pada penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Hasil tersebut berdasarkan hasil estimasi pada model ROA bank syariah di negara GCC yang menunjukkan nilai koefisiensi sebesar 0.058894 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Pengaruh positif dari pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan permintaan dan penawaran deposit dan pembiayaan, dan berpengaruh positif terhadap permintaan akan penawaran jasa bank (Sufian 2011). Pengaruh pertumbuhan ekonomi (GDPG) terhadap ROA bank syariah di negara Non-GCC, berdasarkan hasil estimasi menunjukkan nilai koefisiensi dan probabilitas berturut-turut sebesar -0.051045 dan 0.0398, artinya pertumbuhan ekonomi telah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di negera Non-GCC. Perngaruh negatif variabel pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh penurunan pertumbuhan ekonomi selama periode krisis keuangan global. Menurut Soumadi dan Aldaibat (2013), penurunan pertumbuhan ekonomi
39
selama masa resesi berakibat pada memburuknya kualitas kredit dan menigkatkan gagal bayar, kemudian mengurangi profitabilitas bank. Berdasarkan hasil estimasi pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC menunjukkan nilai koefisien dan probabilitas berturut-turut sebesar 0.040574 dan 0.0168 sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Setiap kenaikkan 1% inflasi maka akan menaikkan ROA sebesar 0.0168%. Pengaruh positif inflasi terhadap profitabilitas bank syariah diduga karena manajemen bank mampu memperkirakan tingkat perubahan inflasi yang akan datang, sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan dalam menentukan tingkat imbal hasil bank syariah. Dalam literatur ekonomi konvensional hal tersebut seperti pendapat Revell (1980), menemukan bahwa efek dari inflasi pada profitabilitas bank bervariasi dan tergantung dari seberapa cepat kecepatan peningkatan tingkat biaya operasional bank secepat tingkat inflasi. bahwa pengaruh inflasi pada profitabilitas bank tergantung pada apakah inflasi dapat diantisipasi atau tidak (anticipated or unanticipated inflation). Jika tingkat inflasi dapat diantisipasi secara tepat (fully anticipated) oleh manajemen bank maka artinya bank dapat mengatur suku bunga sewajarnya yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan lebih cepat daripada biaya dan dengan demikian bank akan memperoleh kuntungan ekonomi yang lebih tinggi. Akan tetapi dalam teori ekonomi syariah penyesuaian terhadap inflasi masih menjadi perdebatan karena menurut sebagian pakar hal tersebut masih tergolong riba. Walaupun demikian, telah diberikan solusi lain yang telah disarankan. Misalnya, pinjaman dapat didenominasi dalam kerangka komoditas seperti emas dimana pemberi pinjaman memberikan sejumlah tertentu emas kepada peminjam yang berkewajiban untuk mengembalikan jumlah yang sama pada saat jatuh tempo (Iqbal dan Mirakhor 2008). Pengaruh inflasi terhadap profitabilitas bank syariah di negara Non-GCC menunjukkan nilai koefisien dan probabilitas sebesar 0.015676 dan 0.5243. Hasil estimasi tersebut menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah di negara Non-GCC. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Stiawan (2009), bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah untuk studi kasus bank syariah di Indonesia pada tahun 2005 sampai 2008. Peningkatan money supply berdampak negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC. Hal tersebut terlihat dari hasil estimasi yang menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.025361 dengan probabilitas sebesar 0.0043. Pengaruh negatif ini karena adanya kebijakan kontraksi moneter yang dilakukan bank sentral di negara GCC. Pada akhirnya kebijakan kontraksi moneter akan mengurangi penyaluran pembiayaan sehingga mengurangi profitabilitas bank. Berbeda dengan negara GCC, hasil estimasi variabel pertumbuhan money supply menunjukkan nilai koefisiensi sebesar 0.039283 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0491, artinya variabel pertumbuhan money supply telah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah di negara NonGCC. Setiap kenaikkan 1% pertumbuhan money supply maka akan meningkatkan ROA sebesar 0.0491%. Pengaruh positif tersebut disebabkan otoritas moneter di negara Non-GCC melakukan kebijakan ekspansi moneter yang dapat dimanfaatkan oleh bank syariah dalam meningkatkan pembiayaan yang
40
disalurkan. Hal tersebut berdasarkan pernyataan disampaikan oleh Sufian dan Chong (2008), bahwa walaupun money supply pada dasarnya merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral, akan tetapi juga dapat mempengaruhi perilaku rumah tangga dan bank. Analisis Pengaruh Krisis Keuangan Global terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Negara GCC dan Non-GCC Berdasarkan hasil estimasi variabel dummy krisis keuangan global berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah di negara GCC dengan nilai koefisien sebesar -0.938620 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Pengaruh negatif ini diduga karena negara-negara GCC merupakan negara yang sangat terintegrasi dengan perekonomian global khususnya melalui perdagangan minyak, sehingga apabila terjadi guncangan perekonomian di negara besar seperti Amerika Serikat maka negara-negara GCC terkena dampak dari guncangan atau krisis tersebut. Berdasarkan laporan bulanan International Financial Statistics (2009), ekspor minyak negara GCC turun drastis dari USD 584 miliyar pada tahun 2008 menjadi USD 298 miliyar. Pengaruh lain dari krisis keuangan global adalah tingginya tingkat inflasi pada tahun 2008 yang bertepatan dengan terjadinya krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Tingginya tingkat inflasi tersebut di respon oleh otoritas moneter negara GCC dengan membuat kebijakan kontraksi moneter. Kebijakan pengurangan jumlah uang beredar telah mempengaruhi total pembiayaan bank-bank syariah di negara GCC. Berdasarkan laporan keuangan tahunan menunjukkan total pembiayaan yang disalurkan bank syariah di negara GCC mengalami kecenderungan menurun setiap tahunnya. Aktivitas pembiayaan merupakan aktivitas utama bank syariah dalam mendapatkan keuntungan. Faktor lain yang mempengaruhi adalah ketika krisis keuangan global terjadi kecenderungan peningkatan Non Performing Financing (NPF). Hal ini turut memperparah pengaruh negatif krisis keuangan global terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC. Hal yang berbeda dialami oleh bank syariah di negara Non-GCC. Berdasarkan hasil estimasi, nilai koefisien menunjukkan angka sebesar -0.106216 dan nilai probabilitas sebesar 0.5979. Artinya, krisis keuangan global tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di negara Non-GCC. Hasil ini diduga karena kondisi perekonomian khususnya makroekonomi negara Non-GCC lebih stabil daripada negara Non-GCC. Selain itu, faktor masih rendahnya integrasi antara negara Non-GCC dengan perekonomian dunia membuat negara Non-GCC mendapatkan pengaruh krisis keuangan global yang tidak terlalu besar. Di sisi lain, pangsa pasar pembiayaan bank syariah di negara Non-GCC sebagian besar disalurkan untuk pembiayaan usaha dalam lingkup lokal negara masingmasing dan proporsi terbesar diberikan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pengaruh Efek Individu Terhadap ROA Profitabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba atau pendapatan. Profitabilitas bank merupakan hal yang mutlak untuk menjaga kepercayaan investor dan masyarakat (nasabah) yang berarti juga menjaga
41
kontinuitas bank yang bersangkutan. Parameter untuk mengukur profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan ROA. Berdasarkan uji statistik, model ROA bank syariah di negara GCC diestimasi menggunakan Fixed Effect Model (FEM), sedangkan model ROA di negara Non-GCC diestimasi menggunakan Random Effect Model (REM). Model tersebut dapat memberikan informasi mengenai profitabilitas bank melalui cross section effect dengan asumsi ceteris paribus. Berikut merupakan bank syariah di negara GCC dan Non-GCC yang diurutkan berdasarkan cross section effect terbesar dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Peringkat Bank Syariah berdasarkan Profitabilitas Tertinggi di negara GCC dan Non-GCC No GCC No Non-GCC 1 Ar Rajhi Bank 1 Bank Rakyat Malaysia 2 Qatar Islamic Bank 2 Exim Islamic Bank 3 Dubai Islamic Bank 3 Bank Syariah Mandiri 4 Abu Dhabi Islamic Bank 4 Tadhamon Islamic Bank 5 Al Jazira Bank 5 Meezan Bank 6 Emirates Islamic Bank 6 Bank Asya 7 Al Baraka Bank 7 Kuwait Finance Turk 8 Kuwait Finance House 8 Bank Islam Brunei Darussalam 9 Bahrain Islamic Bank 9 Affin Islamic Bank 10 Al Salam Bank 10 Bank Muamalat Indonesia 11 Kuwait International Bank 11 Bank Islam Bangladesh 12 Al Ahli United Kuwait Bank 12 Bank Islami Pakistan Sumber : Output regresi data panel Eviews 6
Implikasi Kebijakan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi yang dapat diberikan khususnya untuk perbankan di Indonesia sebagai berikut : 1. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh manajemen bank adalah berdasarkan hasil penelitian pengaruh negatif terbesar yang mempengaruhi ROA bank syariah adalah variabel ukuran bank. Hal ini menandakan bahwa bank syariah di negara Non-GCC belum memenuhi skala ekonominya atau diseconomies of scale yang menyebabkan setiap peningkatan outputnya maka akan meningkatkan biaya total dalam jumlah yang lebih besar, atau biaya akan meningkat dalam proporsi yang lebih besar dari kenaikkan output. Oleh karena itu, untuk mencapai skala ekonomi manajemen bank harus memperbaiki kinerja internal manajemen bank. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memperbaiki atau meningkatkan produktivitas sumber daya insani bank syariah melalui pelatihan (training) yang berkelanjutan dan spesialisasi pekerjaan. 2. Pengaruh positif likuiditas (FDR) dan pangsa pasar (LNDEPO) merupakan kesempatan bagi bank maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator bank di Indonesia untuk meningkatkan daya saing bank syariah. Kebijakan yang bisa diambil untuk pangsa pasar (LNDEPO) yaitu dengan meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK). Strategi kebijakan yang bisa dilakukan adalah salah satunya dengan memberi nama produk-produk bank
42
syariah yang mudah dimengerti oleh masyarakat di Indonesia, sedangkan untuk nilai FDR bank syariah yang tinggi (mendekati atau lebih dari 100%) memerlukan manajemen risiko tersendiri, khususnya manajemen risiko pembiayaan. Oleh karena itu, salah satu peran OJK yang dapat dilakukan OJK adalah merubah regulasi syarat kecukupan modal. Perubahan yang dilakukan dengan meningkatkan syarat kecukupan modal bank syariah, sehingga likuiditas bank syariah lebih aman dan dengan demikian bank syariah dapat menyalurkan pembiayaan lebih banyak, sedangkan untuk mempromosikan dan mendorong keterlibatan investor swasta lokal maupun asing dalam meningkatkan modal bank dengan menjadi mediator antara bank dan calon investor khususnya dapat dilakukan oleh Investor Relation Unit Bank Indonesia yang terdiri dari Bank Indonesia, Menteri Keuangan, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 3. Pemerintah seharusnya melakukan evaluasi atas pertumbuhan ekonomi yang selama ini telah dicapai karena berdasarkan hasil penelitian variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank syariah. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut tidak mendorong kinerja sektor riil. Kebijakan yang dapat diambil adalah mengalokasikan Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN) ke dalam sektor yang mempunyai efek multiplier yang tinggi, khususnya yang dapat menyerap tenaga kerja terbesar, serta mendukung penuh UKM-UKM dalam hal promosi, pelatihan, dan memberikan subsidi. 4. Pengaruh negatif krisis keuangan global terhadap profitabilitas bank syariah di negara GCC merupakan sinyal bagi semua pelaku yang berkepentingan terhadap perkembangan bank syariah khususnya manajemen bank syariah itu sendiri. Implikasi kebijakan yang dapat diambil adalah tetap menjadikan pelaku industri UMKM sebagai mitra utama pengembangan bank syariah dengan cara menjaga atau meningkatkan proporsi pembiayaan terhadap sektor UMKM karena sektor tersebut tidak terlalu terpengaruh oleh krisis.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Berdasarkan tujuan dan hasil pembahasan, perkembangan ROA bank syariah di Negara GCC mengalami penurunan sejak terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008-2009, sedangkan perkembangan fungsi intermediasi yang digambarkan dengan variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) cenderung stabil pada masa krisis, adapun beberapa bank yang mengalami penurunan FDR adalah Kuwait Finance House (KFH) dan Qatar Islamic Bank (QIB). Di sisi lain, perkembangan ROA bank syariah di negara Non-GCC cenderung stabil dan meningkat di beberapa bank seperti Bank Rakyat Malaysia, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Islami Pakistan, sedangkan perkembangan FDR pada periode krisis cenderung stabil dan meningkat, adapun bank yang mengalami penurunan FDR adalah Bank Islam Brunei Darussalam (BDID). Hal ini menandakan bahwa perkembangan profitabilitas dan tingkat FDR bank
43
syariah di negara Non-GCC lebih baik daripada bank syariah di negara GCC pada periode krisis keuangan global 2008-2012. 2. Faktor internal (karakteristik bank) yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah di negara GCC adalah variabel OETA, NPF, LNDEPO, dan EQTA, sedangkan yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah di negara Non-GCC adalah variabel OETA, LNTA, LNDEPO, dan FDR. 3. Faktor eksternal (makroekonomi) yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank syariah di negara GCC adalah GDPG, INF, dan MS, sedangkan untuk bank syariah di negara Non-GCC variabel yang mempengaruhi adalah GDPG dan MS. 4. Krisis keuangan global (DUMCRIS) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap bank syariah di negara GCC, sedangkan di negara Non-GCC, krisis keuangan global tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah. Saran Penelitian ini hanya menggunakan variabel dependen ROA sebagai proxy dari profitabilitas bank syariah, selain itu pada penelitian ini hanya melihat pengaruh ketika krisis keuangan global terjadi. Oleh karena itu, saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan rasio-rasio rentabilitas yang lain, seperti Return on Equity (ROE) karena rasio tersebut menggambarkan tingkat pengembalian atau keuntungan terhadap total ekuitas atau modal. Rasio ROE tepat digunakan untuk penelitian selanjutnya karena banyak bank syariah yang kini telah go public. 2. Penggunaan dummy sebelum, saat, dan setelah krisis keuangan global terjadi karena dapat memberikan gambaran yang lebih baik dalam melihat kinerja bank syariah di negara GCC dan Non-GCC. DAFTAR PUSTAKA Ahmed H. 2009. Financial Crisis: Risks and Lessons for Islamic Finance. ISRA International Journal of Islamic Finance. Algaoud LM, Lewis MK. 2003. Perbankan Syariah. Wirasubrata B, penerjemah. Jakarta (ID): Serambi Ilmu Semesta. Al-Kassim FA. 2005. The Profitability of Islamic and Conventional Banking in the GCC Countries: A Comparative Study Al-Tamimi HAH. 2010. Factors Influencing Performance of The UAE Islamic and Conventional National Bank. Global Journal of Business Research. Amba, MS. and Almukharreq F. Impact of the Financial Crisis on Profitability of the Islamic Banks vs Conventional Banks- Evidence from GCC. International Journal of Financial Research. Antonio MS. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta (ID): Gema Insani. Ascarya. 2007. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta (ID): PT RajaGrafindo Persada. Dendawijaya L. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
44
Firdaus M. 2012. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Press. Gujarati, DN. 2004. Basic Econometrics, 4th edition. The McGraw-Hill Guru BK., Staunton J, Balashanmugam B. 2002. Determinants of Commercial Bank Profitability in Malaysia. Multimedia University Working Paper, Cyberjaya, Malaysia. Hasan M, Dridi J. 2010. The Effects of the Global Crisis on Islamic and Conventional Banks: A Comparative Study. IMF Working Paper. Hasbi H, Haruman T. 2011. Banking: According to Islamic Sharia Concept and Its Performance in Indonesia. International Review of Business Research Papers Vol. 7 No.1. Hayati N, Noor MA. 2011. The Impact of 1998 and 2008 Financial Crises on Profitability of Islamic Banks.” Bangladesh Development Studies. Imternational Monetary Fund (IMF). 2009. International Financial Statistic. [diacu: Juli 2014]. Tersedia: http://www.imf.org. Iqbal Z, Mirakhor A. 2008. Pengantar Keuangan Islam. Anwar AK, penerjemah. Jakarta (ID): Prenada Media Group. Jordan S. 2013. Islamic Banks and Profitability: An Empirical Analysis of Indonesia Banking [Dissertation]. Nottingham (GB) : Nottingham University Business School. Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press Kakhakel SJ, Raheem F, Tariq M. 2010. A Study of Performance Comparison between Conventional and Islamic Banking in Pakistan. Journal of Social Sciences. Kargi, H.S. 2011. Credit Risk and the Performance of Nigerian Banks. Zaria (ID): AhmaduBello University. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID): RajaGrafindo Persada Khamis. 2010. Impact of the Global Financial Crisis on the Gulf Cooperation Council Countries and Challenges Ahead. Kosmidou, K. 2008. The determinants of banks' profits in Greece during the period of EU financial integration. Managerial Finance 34(3), 146–159. Lim GH, Randhawa DS. 2005. Competition, Liberalization and Efficiency: Evidence from a Two-Stage Banking Model on Banks in Hongkong ang Singapore. Managerial Finance. Nachrowi ND. 2006. Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta (ID): LP FEUI. Ommeren SV. 2011. An Examination of the Determinants of Banks ’ Profitability in the European Banking Sector, An Unpublished M. Sc. !esis, Department of Accounting and Finance, Erasmus School of Economics Erasmus University, Roterdam. Parapat AH. 2010. Analisis Investasi dan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dibandingkan dengan Perbankan Konvensional [Thesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Pasiouras F, Kosmidou K. 2007. Factors influencing the profitability of domestic and foreign commercial banks in the European Union. Research in International Business and Finance 21, 222–237.
45
Rahman, Ali jan, Iqbal, dan Ali. 2012. Parameters of conventional and Islamic Bank’s profitability in Pakistan: Evaluation of Internal Factor. Research Journal of Finance and Accounting Revell J. 1980. Costs and Margins in Banking: An International Survey. Paris: Organization for Economic Co-operation and Development. Rivai V, Arifin A. 2010. Islamic Banking. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Samad A. 1999. Comparative Efficiency of the Islamic Bank Malaysia vis-à-vis conventional banks. Journal of Economics and Management, vol.7, No.1 Samad A. 2013. Impact of Global Financial Crisis: Evidences from the Crosscountry Islamic Banks. British Journal of Economics, Finance and Management Sciences Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta (ID): Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Siraj KK, Pillai PS. 2012. Comparative Study on Performance of Islamic Banks and Conventional Banks in GCC region. Journal of Applied Finance & Banking. Siringoringo R. 2012. Karakteristik dan Fungsi Intermediasi Perbankan di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Soumadi MM, Aldaibat BF. 2013. Growth Strategy and Bank Profitability: Case of Housing Bank for Trade & Finance. European Scientific Journal. Staikouras C, Mamatzakis E, Koutsomanoli-Filippaki A. 2008. An empirical investigation of operating performance in the new european banking landscape. Global Finance Journal 19(1), 32–45. Stiawan A. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar, dan Karakteristik Bank terhadap Profitabilitas Bank Syariah [Thesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Stiglitz J. 2003. Dealing with Debt: How to Reform the Global Financial System. Harvard International Review. Sudarsono H. 2009. Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia: Perbandingan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. La_Riba Jurnal Ekonomi Islam. Sufian F, Chong RR. 2008. Determinants of Bank Profitability In A Dveloping Economy: Empirical Evidence From The Philippines. ASEAN Academy of Management Journal of Accounting and Finance. Sufian F. 2011. “Profitability of the Korean Banking Sector: Panel Evidence on Banking-Spesific and Macroeconomic Determinants.” Journal of Economics and Management Sufian F, Habibullah. 2009. Bank Specific and Makroeconomic Enviroment: Empirical Evidence from Malaysia. Research in International Business and Banking. Thakor A. 1987. Discussion. Journal of Finance 42, 661–663. UK Islamic Finance Secretariat (UKIFS). 2012. Financial Market Series Islamic Finance. [diacu April 2014]. Tersedia dari: http://www.TheCityUK.com Zeitun R. 2012. Determinants of Islamic and Conventional Banks Performance in GCC Countries Using Panel Data Analysis. Global Economy a nd Finance Journal World Bank (WB). 2012. World Development Indicator. [diacu Februari 2014]. Tersedia dari: http://www.worldbank.org.
46
LAMPIRAN
47
Lampiran 1 Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Pooled Least Square terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 07/17/14 Time: 21:24 Sample: 2007 2012 Periods included: 6 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 72 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS C
0.242075 -0.053421 2.193073 -2.219580 0.014016 0.014156 0.130452 -0.014728 0.010408 -0.960806 0.160115
0.178146 0.045008 0.817919 0.812312 0.007015 0.008067 0.037920 0.030401 0.024862 0.592802 1.335655
1.358860 -1.186906 2.681286 -2.732422 1.997883 1.754737 3.440205 -0.484442 0.418616 -1.620789 0.119878
0.1792 0.2399 0.0094 0.0082 0.0502 0.0843 0.0011 0.6298 0.6770 0.1102 0.9050
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.574559 0.504815 1.181399 85.13787 -108.1974 8.238077 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
2.013056 1.678853 3.311038 3.658862 3.449508 1.166275
48
Lampiran 2 Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Fixed Effect Model dengan pembobotan (Cross-Section Weights) dan White Cross-Section Covariance terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 07/17/14 Time: 06:41 Sample: 2007 2012 Periods included: 6 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 72 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS C
0.105264 -0.106924 -0.882328 -0.942487 -0.002123 -0.003986 0.058894 0.040574 -0.025361 -0.938620 43.97545
0.028320 0.017035 0.650079 0.418707 0.003561 0.001188 0.011638 0.016404 0.003244 0.091197 10.37623
3.716996 -6.276690 -1.357262 -2.250947 -0.596185 -3.356455 5.060468 2.473409 -7.816793 -10.29226 4.238096
0.0005 0.0000 0.1808 0.0288 0.5537 0.0015 0.0000 0.0168 0.0000 0.0000 0.0001
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.947535 0.925500 0.742486 43.00101 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
3.423581 3.580366 27.56431 2.098186
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.818523 36.31661
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
2.013056 2.115939
49
Lampiran 3 Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Random Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/17/14 Time: 06:38 Sample: 2007 2012 Periods included: 6 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 72 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS C
0.240718 -0.097145 2.124680 -2.135754 0.009475 0.001902 0.092252 -0.015097 0.006038 -1.113650 0.911925
0.152698 0.040656 0.847330 0.836782 0.007681 0.006011 0.031245 0.022577 0.017994 0.421366 1.960030
1.576431 -2.389466 2.507500 -2.552342 1.233542 0.316430 2.952496 -0.668699 0.335526 -2.642950 0.465261
0.1201 0.0200 0.0148 0.0132 0.2221 0.7528 0.0045 0.5062 0.7384 0.0104 0.6434
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.777077 0.811173
Rho 0.4785 0.5215
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.565852 0.494680 0.888785 7.950500 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.789209 1.250298 48.18630 1.609915
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.525494 94.95666
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
2.013056 0.816960
50
Lampiran 4 Hasil Uji-F (Chow Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC Redundant Fixed Effects Tests Equation: FIX Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F
Statistic 25.735367
d.f.
Prob.
(11,50)
0.0000
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
Lampiran 5 Hasil Uji Hausman (Hausman Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara GCC Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
21.231227
10
0.0195
Test Summary Cross-section random
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
51
Lampiran 6 Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Pooled Least Square terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 07/18/14 Time: 12:41 Sample: 2007 2012 Periods included: 6 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 72 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS C
-0.357794 0.026723 -2.957388 2.998817 0.034262 0.043133 -0.064291 0.011114 0.038775 -0.126811 -0.953891
0.091409 0.054604 0.376639 0.388304 0.004208 0.024678 0.028928 0.021980 0.019135 0.232307 1.215529
-3.914191 0.489390 -7.852049 7.722861 8.142018 1.747870 -2.222483 0.505624 2.026430 -0.545879 -0.784754
0.0002 0.6263 0.0000 0.0000 0.0000 0.0855 0.0300 0.6149 0.0471 0.5871 0.4356
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.657735 0.601625 0.691105 29.13519 -69.59368 11.72242 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
1.674028 1.094960 2.238713 2.586537 2.377183 1.086557
52
Lampiran 7 Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Fixed Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 07/18/14 Time: 12:41 Sample: 2007 2012 Periods included: 6 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 72 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS C
-0.041461 -0.034151 -2.457410 2.468729 0.019233 0.013727 -0.040641 0.020020 0.033437 -0.135671 0.373397
0.162869 0.060369 1.025637 1.020557 0.006440 0.035404 0.025042 0.032250 0.023521 0.285077 7.475146
-0.254564 -0.565708 -2.395985 2.419002 2.986607 0.387728 -1.622945 0.620773 1.421586 -0.475909 0.049952
0.8001 0.5741 0.0204 0.0192 0.0044 0.6999 0.1109 0.5376 0.1614 0.6362 0.9604
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.810177 0.730452 0.568482 16.15858 -48.37184 10.16207 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
1.674028 1.094960 1.954773 2.650421 2.231713 1.750284
53
Lampiran 8 Hasil Estimasi Panel Data dengan Menggunakan Random Effect Model terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/18/14 Time: 11:23 Sample: 2007 2012 Periods included: 6 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 72 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS C
-0.227750 -0.013675 -2.674869 2.682403 0.026221 0.032493 -0.051045 0.015676 0.039283 -0.106216 0.196212
0.108331 0.054218 0.485915 0.498046 0.004815 0.027268 0.024292 0.024476 0.019566 0.200339 1.662724
-2.102349 -0.252214 -5.504807 5.385849 5.445434 1.191601 -2.101264 0.640474 2.007722 -0.530182 0.118006
0.0397 0.8017 0.0000 0.0000 0.0000 0.2380 0.0398 0.5243 0.0491 0.5979 0.9065
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.408503 0.568482
Rho 0.3405 0.6595
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.440051 0.348256 0.584763 4.793843 0.000046
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
0.826925 0.724338 20.85883 1.389943
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.622958 32.09554
Mean dependent var Durbin-Watson stat
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
1.674028 0.903321
54
Lampiran 9 Hasil Uji-F (Chow Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC Redundant Fixed Effects Tests Equation: FEM Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 3.650355 42.443662
d.f.
Prob.
(11,50) 11
0.0008 0.0000
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
Lampiran 10 Hasil Uji Hausman (Hausman Test) terhadap Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
12.544120
10
0.2503
Test Summary Cross-section random
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
55
Lampiran 11 Hasil Cross Section Effect pada Data Panel Model ROA Bank Syariah di Negara GCC No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Bank Kuwait Finance House Al Ahli United Kuwait Bank Kuwait International Bank Dubai Islamic Bank Emirates Islamic Bank Abu Dhabi Islamic Bank Al Salam Bank Al Baraka Bank Bahrain Islamic Bank Qatar Islamic Bank Ar Rajhi Bank Al Jazira Bank
Effect 0.754425 -4.314280 4.460179 0.932495 3.412834 -4.108658 0.893916 -2.647297 5.488434 8.132450 1.963803 -14.96830
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
Lampiran 12 Hasil Cross Section Effect pada Data Panel Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Bank Kuwait Finance Turk Bank Asya Bank Rakyat Malaysia Affin Islamic Bank Bank Syariah Mandiri
Bank Muamalat Meezan Bank Bank Islami Pakistan Bank Islam Bangladesh Exim Islamic Bank Bank Islam Brunei Darussalam Tadhamon International IB
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
Effect 0.075059 0.082919 0.537059 -0.141182 0.218126 -0.197303 0.102136 -0.828931 -0.397990 0.355676 0.156650 0.037779
56
Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara GCC 8
Series: Standardized Residuals Sample 2007 2012 Observations 72
7 6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.77e-16 -0.011795 1.332554 -1.367276 0.623081 -0.013663 2.256450
Jarque-Bera Probability
1.660841 0.435866
0 -1.0
-0.5
-0.0
0.5
1.0
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC 16
Series: Standardized Residuals Sample 2007 2012 Observations 72
14 12 10 8 6 4 2 0 -2
-1
0
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-1.25e-14 0.023577 1.642334 -2.409250 0.672347 -0.487397 4.186768
Jarque-Bera Probability
7.075926 0.029072
57
Lampiran 15 Hasil Uji Multikolinearitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara GCC
ROA OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS
ROA
OETA
NPF
LNTA
LNDEPO
FDR
EQTA
GDPG
INF
MS
DUMCRIS
1.000000 -0.112191 -0.199751 0.060472 0.030117 0.380619 0.289289 0.597304 0.296183 0.485387 -0.425921
-0.112191 1.000000 0.442392 0.126231 0.136502 -0.372398 -0.014327 -0.143505 0.054463 -0.117170 0.029072
-0.199751 0.442392 1.000000 0.165606 0.158186 -0.352345 -0.077955 -0.040768 -0.146486 -0.211380 0.223767
0.060472 0.126231 0.165606 1.000000 0.997771 0.202815 0.100082 0.162276 -0.069687 0.080309 0.049850
0.030117 0.136502 0.158186 0.997771 1.000000 0.196907 0.087992 0.139305 -0.086137 0.058256 0.064354
0.380619 -0.372398 -0.352345 0.202815 0.196907 1.000000 0.016607 0.388845 0.207083 0.228943 -0.086674
0.289289 -0.014327 -0.077955 0.100082 0.087992 0.016607 1.000000 0.205989 0.063952 0.013405 -0.039483
0.597304 -0.143505 -0.040768 0.162276 0.139305 0.388845 0.205989 1.000000 0.218239 0.398194 -0.202532
0.296183 0.054463 -0.146486 -0.069687 -0.086137 0.207083 0.063952 0.218239 1.000000 0.543086 -0.390189
0.485387 -0.117170 -0.211380 0.080309 0.058256 0.228943 0.013405 0.398194 0.543086 1.000000 -0.751752
-0.425921 0.029072 0.223767 0.049850 0.064354 -0.086674 -0.039483 -0.202532 -0.390189 -0.751752 1.000000
Sumber: Output regresi data panel Eviews 6
Lampiran 16 Hasil Uji Multikolinearitas dalam Model ROA Bank Syariah di Negara Non-GCC
ROA OETA NPF LNTA LNDEPO FDR EQTA GDPG INF MS DUMCRIS
ROA
OETA
NPF
LNTA
LNDEPO
FDR
EQTA
GDPG
INF
MS
DUMCRIS
1.000000 -0.058196 -0.230938 -0.030738 0.017637 0.433556 -0.032234 0.121599 -0.349439 -0.042824 -0.092599
-0.058196 1.000000 0.217339 0.435433 0.474298 0.078371 -0.000288 0.062640 0.332444 -0.090629 0.006735
-0.230938 0.217339 1.000000 -0.195978 -0.196607 -0.270734 0.137771 -0.335550 0.253042 -0.115704 0.230229
-0.030738 0.435433 -0.195978 1.000000 0.992113 0.268553 -0.455149 0.299325 0.101745 0.065411 0.092667
0.017637 0.474298 -0.196607 0.992113 1.000000 0.232680 -0.481409 0.328871 0.066200 -0.004830 0.089634
0.433556 0.078371 -0.270734 0.268553 0.232680 1.000000 -0.118457 0.261966 -0.075943 0.210483 -0.096738
-0.032234 -0.000288 0.137771 -0.455149 -0.481409 -0.118457 1.000000 -0.421058 0.076821 0.321431 -0.013837
0.121599 0.062640 -0.335550 0.299325 0.328871 0.261966 -0.421058 1.000000 -0.152693 -0.142723 -0.131330
-0.349439 0.332444 0.253042 0.101745 0.066200 -0.075943 0.076821 -0.152693 1.000000 0.134496 0.098908
-0.042824 -0.090629 -0.115704 0.065411 -0.004830 0.210483 0.321431 -0.142723 0.134496 1.000000 -0.034868
-0.092599 0.006735 0.230229 0.092667 0.089634 -0.096738 -0.013837 -0.131330 0.098908 -0.034868 1.000000
Sumber: Output regresi data panel Eviews
57
58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pati - Jawa Tengah pada tanggal 26 Desember 1991 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Edy Kunarto Alm. dan Ibu Mas’riah Alm. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Tayu Wetan 01 Kabupaten Pati tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Tayu lulus pada tahun 2007. Penulis menyelesaikan pendidikan SMA di SMA Negeri 1 Tayu pada tahun 2010, kemudian pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama di bangku kuliah, penulis mendapat beasiswa Bidik Misi. Selain aktif menjadi mahasiswa, penulis aktif pada lembaga kemahasiswaan (LK) yaitu BEM TPB IPB sebagai kepala departemen Sosial dan Kesejahteraan Mahasiswa dan Staff Kajian di IPB Political School pada tahun 2010/2011. Penulis juga pernah menjadi Staff Kaderisasi KAMMI IPB dan Ketua Umum Formasi FEM IPB pada tahun 2012/2013. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitian setingkat fakultas di IPB dan mengikuti lomba karya tulis ilmiah.