PENGARUH FAKTOR PERMODALAN, KUALITAS ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Syariah (Ekonomi Islam)
Oleh: ROMDAYANAH 072411055
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
Dr. IMAM YAHYA, M.Ag. Perum Pandana Merdeka H/2 Ngaliyan Semarang RATNO AGRIYANTO, S.Pd, SE, M.Si Perum Griya Sekar Gading blok C/6 Kalisegoro Gunungpati
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks Hal : Naskah Skripsi An. Sdri Romdayanah
Kepada Yth. Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Assalamua'alaikum wr.wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudari Nama : Romdayanah Nomor Induk : 072411055 Judul : Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudari tersebut dapat segera dimunaqasahkan. Demikian harap dijadikan maklum. Wassalamu'alaikum wr.wb.
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Jl.Prof. Dr. Hamka KM 2 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185 PENGESAHAN Skripsi Saudara NIM Judul
: Romdayanah : 072411055 : Pengaruh Faktor
Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/baik/cukup, pada tanggal : dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata 1 tahun akademik 2011/2012. Semarang, 22 Desember 2011
iii
MOTTO
Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?, dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain, dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.1
1
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,1989, h. 478.
iv
PERSEMBAHAN Kupersembahkan rasa syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan skripsi ini Ayah & Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan segalanya bagiku hingga Aku seperti ini. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum Allah Jazakum katsir “semoga Allah SWT. Membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda” Amin. Para guru dan dosenku, Karena beliau aku dapat mewujudkan harapan dan anganku sebagai awal menggapai cita-cita. Kakakku (mas bani dan mas rudi) tercinta
yang
selalu
menemaniku dan keluargaku yang telah banyak memberikan motivasi, semangat dan bantuan hingga terselesainya kuliah ini. keluarga besar EIB ’07 khususnya ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah, Aena.. dkk), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi. Almamater Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Desember 2011 Deklarator,
Romdayanah
vi
Abstrak Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan, kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya keuntungan bank. Adapun tujuan penelitian adalah menganalisa pengaruh faktor permodalan, kualitas aset, likiuiditas terhadap profitabilitas. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan purposive sampling. purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasakan pada kriteria tertentu. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS 14. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia di Bank Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan (financial ratio analysis), yaitu rasio permodalan, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas. Kemudian alat analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini adalah uji signifikansi simultan (uji statistik f) dan uji signifikansi parameter individual (uji statistik t). Hasil penelitian menemukan bahwa, permodalan (KPMM), diketahui mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar -0.05 yang menunjukkan bahwa KPMM berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (NOM). Kualitas aset mempunyai nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Dari kondisi likuiditas (STM), diketahui bahwa nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 0,007 menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh postif terhadap NOM. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah yang diproyeksikan dengan NOM.
vii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari akhir nanti. Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 4. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku sekretaris jurusan, atas kebijakan yang dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini 5. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini 6. Segenap Dosen Fakultas Syariah yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama
viii
penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini 7. Bapak dan Ibu yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual. Serta kakak-kakak ku yang memberikan inspirasi dalam penulisan skripsi ini 8. Terima kasih penulis ucapkan untuk keluarga besar EIB ’07 ( Itus, Umi, Ani, Mustaqimah, Aena dkk ), senior ku ( mbk Ekowati dan dani), keluarga besar posko 46, sahabat ku Tri, Muhayati dan keluarga besar Wisma Sari yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi. Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Semarang, 8 Desember 2011
ROMDAYANAH 072411055
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................. i Halaman Persetujuan Pembimbing .............................................................................. ii Halaman Pengesahan ................................................................................................... iii Halaman Motto............................................................................................................. iv Halaman Persembahan ................................................................................................. v Halaman Deklarasi ....................................................................................................... vi Halaman Abstrak .......................................................................................................... vii Halaman Kata Pengantar .............................................................................................. viii Halaman Daftar Isi ....................................................................................................... x Halaman Daftar Gambar .............................................................................................. xv Halaman Daftar Tabel .................................................................................................. xvi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9 1.4. Sistematika ................................................................................................ 10 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah ......................................................................... 12 2.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah .............................................................. 13
x
2.1.3 Produk-Produk Bank Syariah 2.1.3.1 Produk Penyaluran Dana…………………………………….14 2.1.3.2 Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan……….....15 2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana………………………………..16 2.1.3.4 Jasa Perbankan……………………………………………....17 2.2 Permodalan Bank Syariah ......................................................................... 18 2.3 Kualitas Aset Bank Syariah ........................................................................ 22 2.4. likuiditas Bank syariah .............................................................................. 24 2.5 Profitabilitas Bank Syariah ......................................................................... 27 2.6 Penelitian Terdahulu. ................................................................................. 29 2.7 Kerangka Pemikiran Teoritik ..................................................................... 30 2.8 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 31 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 32 3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................. 32 3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 33 3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 34 3.5 Tekhnik Analisis Data 3.5.1 Deskriptif Data Penelitian 35 3.5.2 Statistik Deskriptif Variabel……………………………………......35 3.5.3 Uji Asumsi Klasik 3.5.3.1 Uji Normalitas…………………………………………………36
xi
3.5.3.2 Uji Multikolonieritas……………………………………………….36 3.5.3.3 Uji Autokorelasi……………………………………………………37 3.5.3.4 Uji Heteroskedatisitas ....................................................................... 37 3.5.4 Koefisien Determinasi .......................................................................... 37 3.5.5 Analisa Regresi Linear Berganda......................................................... 38 3.5.6 Pengujian Hipotesi 3.5.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) ......................................... 39 3.5.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)........................ 41 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Objek Penelitian 4.1.1 Bank Muamalat Indonesia.................................................................... 42 4.1.2 Bank Syariah Mandiri .......................................................................... 44 4.1.3 Bank Mega Syariah .............................................................................. 45 4.1.4 BNI Syariah .......................................................................................... 46 4.2. Analisis Data 4.2.1 Deskriptif Data Penelitian 4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan .................................... 49 4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset ................................. 50 4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas ....................................... 51 4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas .................................. 52 4.2.2. Statistik Deskriptif Variabel ................................................................ 53 4.2.3. Uji Asumsi Klasik
xii
4.2.3.1 Uji Normalitas ............................................................................. 55 4.2.3.2 Uji Multikolonieritas ................................................................... 57 4.2.3.3 Uji Autokorelasi .......................................................................... 58 4.2.3.4 Uji Heteroskedatisitas ................................................................. 59 4.2.4 Koefisien Determinasi .......................................................................... 60 4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................ 62 4.2.6 Pengujian Hipotesis 4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan .............................................................. 62 4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual ........................................... 63 4.3. Pembahasan Hasil Pengujian Statistik 4.3.1 Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas ...................... 66 4.3.2 Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ................... 67 4.3.3 Pengaruh Variabel Likuiditas Terhadap Profitabilitas ......................... 67 BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.1.1 Pengaruh Permodalan Terhadap Profitabilitas ..................................... 69 5.1.2 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas .................................. 69 5.1.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ........................................ 70 5.1.4 Nilai Adjusted R Squere....................................................................... 70 5.1.5 Perhitungan Uji F ................................................................................. 70 5.2. Saran ............................................................................................................ 71
xiii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Rasio Bank Syariah Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syariah Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah Lampiran 4. Matriks Penilaian dan Penetapan Peringkat Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/DPbs.
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P plot Gambar 4.3 Diagram Hetroskedasitisitas
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009 Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel Table 3.2 Ringkasan Definisi Operasional Tabel 4.1 Resum Data Kweuangan BNI Syariah Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Peringkat KPMM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Peringkat KAP Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Peringkat STM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.5 Kriteria penilaian peringkat NOM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Tabel 4.6 Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasis Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
penting dalam perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi mempunyai tugas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 1 Bank mempunyai kemampuan untuk meningkatkan atau mengurangi daya beli masyarakat. Bank dapat meningkatkan daya beli masyarakat dimana, bank memeberikan pinjaman atau kredit kepada individu dan unit-unit usaha yang berasal dari dana yang dihimpun dari masyarakat yang berupa tabungan, giro, dan deposito berjangka. Bank juga dapat mengurangi daya beli masyarakat yaitu dengan meningkatkan suku bunga. Apabila suku bunga meningkat, mendorong individu dan unit usaha untuk menyimpan uangnya di bank, sehingga uang yang beredar di masyarakat berkurang dan kemampuan daya beli masyarakat juga menurun.2 Perbankan nasional belum mampu menjalakan fungsi intermediasi dengan baik. Kondisi perbankan nasional berdasarkan data BI, menunjukkan bahwa: dari total aset pada akhir 2000 sebesar Rp. 1.030,5 Triliun, penyaluran kredit mencapai Rp. 320,4 Triliun sedangkan total obligasi berjumlah Rp. 658,7 Triliun.
1 2
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007, h. 11. Martono, Bank dan Lambaga Keuangan Lain, Yogyakarta: EKONISIA, 2002, h. 9.
2
Komposisi aset seperti pada data diatas menunjukkan kondisi aset yang kurang sehat, karena kredit perbankan hanya menyumbang sebanyak 31,1% dari total aset. Besarnya Loan Deposit Ratio (LDR) pada akhir 2001 sebesar 33,0% dan 41,2% pada akhir Mei 2003, rasio tersebut jauh dari patokan Bank Indonesia sebesar 90%-110%. Laba parbankan berdasarkan Retruns On Asset (ROA) sebesar 1,45% pada tahun 2001 dan naik tipis pada bulan maret 2002 sebesar 1,76%.3 Perkembangan perbankan Indonesia mengalami pasang surut. Krisis finansial tahun 1997 merupakan bukti merosotnya kondisi perbankan Indonesia yang ditandai dengan dilikuidasinya beberapa bank konvensional oleh Bank Indonesia (BI). Bunga bank menjadi permasalahan yang pelik, apabila bunga bank mengalami peningkatan secara otomatis bank akan memberikan kenaikan bunga sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan dananya di bank, disisi lain bank akan meningkatkan bunga kredit bagi debitur. Pembebanan bunga yang tinggi bagi debitur berdampak pada berkurangnya kemampuan mengembalikan dana, karena beban yang dipikul semakin bertambah. Munculnya bank syariah dieluheluhkan sebagai bank yang tahan terhadap terjangan krisis karena bank syariah menggunakan sitem bagi hasil yang tidak terpengaruh oleh naik-turunnya tingkat suku bunga. Sejarah perbankan syariah di Indonesia mengalami perjalanan yang panjang. Pada tanggal 27 Oktober 1988 dikeluarkannya Paket Kebijaksanaan Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO) yang membuka peluang bagi berdirinya 3
Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan Konsep, Teori Dan Realita, Jakarta: Pustaka LP3ES, 2004, h. 113.
3
bank-bank baru termasuk bank syariah di Indonesia. Pemerintah memandang perlunya membuka peluang bisnis perbankan seluas-luasnya guna memobilisasi dana masyarakat untuk menunjang pembangunan.4 Setelah dikeluarkannya PAKTO kemudian diikuti dengan diterbitkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992. Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pada pasal 6 (m) dan pasal 13 ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil.5 Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, dimana pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Undang-undang tersebut menetapkan bahwa bank dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank serta, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.6 Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral dapat melakukan tindakantindakan bagi bank yang melakukan penyimpangan terhadap aturan kesehatan bank. Tindakan Bank Indonesia (BI) tersebut tertuang dalam Undang-undang No. 4
Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2005,
h. 61. 5
Ibid, h. 61. Totok Busantoso dan Siget Triandaru , Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2006, h. 52. 6
4
10 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa, apabila suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia (BI) dapat melakukan tindakan dengan upaya: penambahan modal oleh pemegang saham, penggatian dewan komisaris dan direksi bank, bank menghapuskan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian dengan modal, bank melakukan meager, penjualan bank pada pihak lain, menyerahkan pengelolaan kepada pihak lain, sampai dengan bank menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban bank tersebut kepada bank atau pihak lain.7 Tingkat kesehatan perbankan syariah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007. Dalam peraturan tersebut dijelaskan secara spesifik sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah seperti yang tertuang dalam pasal 1 angka 6, 8, dan 9 PBI No. 9/1/PBI/2007 dimana, tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank atau Unit Usaha Syariah (UUS) melalui: a. penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar; dan b. penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen.8 Meningkatnya produk jasa perbankan syariah yang semakin beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi bank berdasarkan prinsip syariah. Perubahan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi
7
Ibid, h. 66. Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 152. 8
5
profit risiko yang selanjutnya berakibat pada kondisi bank berdasarkan prinsip syariah secara keseluruhan.9 Profitabilitas harus dilihat sebagi faktor pendorong dalam memantau seluruh faktor baik kuantitatif maupun kualitaif. Seluruh faktor baik permodalan, kualitas aset, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar serta faktor manajemen diformulasikan dan dikelola agar lebih efektif untuk menghasilkan profitabilitas yang maksimal. Apabila bank mampu menghasilkan keuntungan yang semakin meningkat dan berkesinambungan maka kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan akan meningkat serta modal akan mudah didapat dari para investor karena deviden yang akan diterima investor meningkat seiring meningkatnya keuntungan bank. Kinerja keuangan perbankan syariah dalam penelitian Ekowati dengan menggunakan tiga sampel bank syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri serta Bank Mega Syariah dapat dilihat dalam tabel 1.110 Tabel 1.1 Rata-rata Rasio Keuangan Bank Syariah Tahun 2006-2009 Nama Bank
Tahun
Bank Muamalat Indonesia
Bank Syariah
9
KAP (%) 0,96
STM (%) 49,20
NOM (%)
2006-2007
CAR (%) 13,76
2008-2009
10,74
0,96
50,01
1,27
2006-2007
13,16
0.95
27,23
0,36
1,48
Penjelasan atas Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 20 agustus 2011. 10 Ekowati, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Pasca Krisis Global Tahun 2008, program S1 Ekonomi Islam IAIN, Semarang, 2010, h. lampiran.
6
Mandiri
2008-2009
12,86
0,95
40,64
0,65
Bank Mega Syariah
2006-2007
10,14
0,98
61,81
1,71
2008-2009
13,78
0,98
35,01
1,26
Sumber: Penelitian diolah, 2011 Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat perbandingan diantara faktor permodalan (CAR), kualitas aset (KAP) dan faktor likuiditas (STM) terhadap profitabilitas bank syariah yang ditunjukan dengan NOM mengalami banyak perbedaan pada setiap bank syariah. Pada kondisi rasio permodalan dari Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri mengalami penurunan dari periode awal tahun 2006-2007 hingga periode 2008-2009. Penurunan tersebut mempunyai pengaruh yang beragam terhadap profitabilitas yang ditunjukan dengan rasio NOM dimana, pada saat CAR Bank Muamalat mengalami penurunan sebesar 3,02% , NOM menunjukkan penurunan sebesar 0,21%. Hal ini berlawanan arah dengan rasio pada Bank Syariah Mandiri dimana, disaat CAR mengalami penurunan sebesar 0,3% dilain sisi NOM mengalami kenaikan sebesar 0,29%. Berbeda dengan Bank Mega Syariah dimana disaat CAR mengalami kenaikan, disisi lain NOM mengalami penurunan. Kualitas aset yang ditunjukkan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dibandikan dengan profitabilitas (NOM) dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa disaat KAP tidak mengalami perubahan pada setiap bank syariah, disisi lain NOM mempunyai perbadaan yang mencolok. Terjadi penurunan NOM pada Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah pada kondisi KAP tetap, sedangkan NOM pada Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan sebesar 0,21%.
7
Dari tabel 1.1 juga dapat diketahui perbandingan antara faktor likuiditas (STM) terhadap profitabilitas (NOM). Secara teori bahwa semakin besar rasio likuiditas maka akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan yang akan didapat karena, dana yang dicadangkan untuk likuiditas lebih banyak dibandingkan untuk kegiatan yang menghasilkan keuntungan.11 Teori ini sejalan dengan kondisi likuiditas dan profitabilitas Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah dimana besarnya rasio likuiditas berbanding terbalik dengan besarnya rasio profitabilitas. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri mengalami perbedaan dimana, disaat rasio likuiditas yang ditunjukan dengan STM mengalami kenaikan sebesar 13,41% diikuti dengan kenaikan rasio profitabilitas yang ditunjukkan dengan NOM sebesar 0,21%. Dengan melihat tabel 1.1 dapat diketahui kondisi profitabilitas apabila dilihat dari penilaian peringkat NOM dari Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah kurang menujukan hasil yang memuaskan. Bank Muamalat menduduki peringkat 4 dimana, kemampuan profitabilitas rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal serta penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keunutngan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.12 Peringkat faktor profitabilitas pada Bank Mandiri Syariah menduduki peringakat 5 dimana, kemampuan profitabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi kerugian dan meningkatkan modal serta, penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan
11
Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2002, h.
4. 12
Lampiran Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah, h. 3.
8
pembagian keuntungan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.13 Rata-rata NOM Bank Mega Syariah pada tahun 2006-2007 menduduki peringkat 3 dimana, kemampuan profitabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi kerugian dan meningkatkan modal serta, penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya, dan pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.14 Sedangkan pada tahun 2008-2009 rata-rata NOM Bank Mega Syariah hanya menduduki peringkat 3. Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Faktor kuantitatif yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah perlu diperhitungkan dengan matang agar lebih efektif menghasilkan laba yang maksimal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masingmasing faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap faktor profitabilitas bank syariah yang diwakili oleh rasio utama, maka penulis melakukan penelitian tentang: “PENGARUH FAKTOR PERMODALAN, KUALITAS ASET, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 13 14
Ibid Ibid
9
2. Bagaimana pengaruh kualitas aset terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah?
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor permodalan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor kualitas aset terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor likuiditas terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah. 1.3.2
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi perbankan syariah, sebagai bahan evaluasi kinerja keuangan bank syariah yang berkaitan dengan peningkatan profitabilitas sekaligus dapat mengetahui besarnya pengaruh faktor finansial baik permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap profitabilitas sehingga dapat dijadikan sarana dalam menetapkan strategi usaha dari waktu kewaktu.
10
2. Bagi penulis a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, Bank Mega Syariah serta BNI Syariah terhadap profitabilitas bank. b. Untuk menambah pengetahuan tentang pola perhitungan rasio-rasio keuangan bank syariah, serta untuk meningkatkan pola berfikir ilmiah penulis.
1.4
Sistematika Penelitian Sistematika yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar balakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang landasan teori, pemikiran terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukurannya, metode analisis yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian.
11
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PERSEMBAHAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan serta saran mengenai hasil penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan tata-cara operasinya mengacu kepada ketentuan Al-Qur’an dan Hadis. Bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah Islam yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan syariat Islam khususnya, yang menyangkut tata-cara bermuamalat secara Islam dengan menjauhi praktek-praktek yang dikhwatirkan mengandung unsur-unsur riba.15 Larangan riba tertuang dalam surah Al- Baqarah 278 berikut ini:16 ∩⊄∠∇∪ tÏΖÏΒ÷σ•Β ΟçFΖä. βÎ) (##θt/Ìh 9$# zÏΒ u’Å+t/ $tΒ (#ρâ‘sŒuρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”. Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 6 (m) dan pasal 13 ayat (c ) yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank umum dan bank Bank Perkreditan Rakayat (BPR) adalah menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat (13) menjelaskan maksud dari prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan 15
Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992, h. 1. 16 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra,1989, h. 53.
13
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah antara lain: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pemilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.17 2.1.2
Fungsi dan Peran Bank Syariah
Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan Standar Akutansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) adalah sebagai berikut:18 1. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3. Penyedia jasa lalulintas keuangan dan lalulintas pembayaran bank syariah dapat melakukan kegiatan layanan jasa perbankan sebagaimana lazimnya. 4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasi dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. 2.1.3 Produk-produk Bank Syariah
17
Wirdayaningsih, op.cit, h. 66. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif dan Ilustrasi, Yogyakarta: EKONISIA, 2004, h. 39. 18
14
2.1.3.1 Produk Penyaluran Dana (Financing) Bank syariah menyalurkan dana yang telah diperolehnya dengan mengeluarkan produk-produk berikut: a. Pembiayaan Mudharabah Al-Mudharabah yaitu suatu perjanjian usaha antara pemilik modal dengan pengusaha, dimana pihak pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan akan ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah. Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan maka, pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala pengusaha akan menanggung kerugian manajerial, skill dan waktu.19 b. Pembiayaan Musyarakah Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dan risiko yang akan ditanggung bersama. Ketentuan umum pembiayaan Musyarakah adalah sebagai berikut:20 1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola secara bersama-sama. 2. Biaya pada saat proyek berlangsung harus diketahui oleh kedua belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai kontribusi modal.
19
Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 21. Adiwarman A Karim, Bank Islam: Analisa Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, h. 102. 20
15
3. Nasabah membayarkan dana yang dipinjam beserta bagi hasil atas keuntungan setelah proyek tersebut terselesaikan. c. Pembiayaan Murabahah Prinsip Murabahah umumnya diterapkan dalam pembiayaan pengadaan barang investasi. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang, tetapi kekurangan dana. Nasabah meminta pada bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat barang diterima. Harga jual pada pesanan adalah harga pokok ditambah margin keuntungan yang disepakati. Kesepakatan harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli.21 d. Pembiayaan Al-Bai Bitsaman Ajil) Bai Bitsaman Ajil artinya pembelian barang dengan pembayaran cicilan. Bai Bitsaman Ajil adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang modal (investasi).22 2.1.3.2 Pembiayaan Pengadaan Barang untuk Disewakan a.
Pembiayaan Ijarah Prinsip Ijarah sama dengan prinsip jual beli hanya saja, ijarah didasari
adanya pemindahan manfaat. Al-ijarah merupakan pembiayaan bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan kepemilikan.23 Pihak bank dapat menjual barang yang telah disewakan kepada nasabah setelah masa sewa berakhir, praktek
21
Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah?, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 44. 22 23
Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h .27. Adiwarman A Karim, op.cit, h. 101.
16
ini sering disebut dengan ijarah muntahhiyah bittamlik (sewa dengan berpidahnya kepemilikan).24 b.
Pembiayaan Bai Takjiri Al-Bai Takjiri adalah suatu kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan.
Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian daripadanya merupakan pembelian terhadap barang secara berangsur.25 c.
Pembiayaan Qurdhul Hasan Al-Qurdhul Hasan merupakan bentuk peminjaman dana dari bank kepada
nasabah yang bersifat sosial. Nasabah tidak memberikan bagi hasil atas dana yang dipinjam melainkan hanya mengembalikan pokok yang dipinjam.26 2.1.3.3 Produk Penghimpunan Dana (funding) a. Prinsip Wadiah Wadiah merupakan titipan dari nasabah kepada pihak bank, dimana pihak bank bertanggungjawab untuk menjaga dan mengembalikan kapan saja penyimpan menghendakinya. Wadiah terdiri dari dua jenis yaitu wadi’ah yad alamanah dan wadi’ah yad al-dhamanah. Dalam wadi’ah yad al-amanah barang yang dititipkan tidak boleh diambil manfaatnya dan penerima titipan bertanggungjawab atas kerusakan barang apabila terjadi unsur kecerobohan atau kelalaian. Sebagai kompensasi atas tanggungjawab pemeliharaan maka dapat dikenakan biaya penitipan. sedangkan Wadi’ah yad al-dhamanah barang yang dititipkan dapat diambil manfaatnya sebagai konsekuensinya, pihak penerima 24
Martono, op.cit, h. 99. Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 32. 26 Adiwarman A Karim, op.cit, h. 105. 25
17
titipan berkewajiban menjaga dan bertanggungjawab atas kerusakan barang yang dititipkan. Sebagai imbalan kepada pemilik barang, pihak penerima titipan dapat memberikan bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya.27 b. Prinsip Mudharabah Penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal dan bank sebagai mudharib. Dana tersebut digunakan bank untuk pembiayaan kepada pihak ketiga. Hasil dari pembiayaan kepada pihak ketiga akan dibagikan kepada penyimpan atau deposan sesuai akad awal. Tabungan dengan prinsip Mudharabah yaitu simpanan pihak ketiga di bank Islam yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian, bank sebagai mudharib akan membagi keuntungan kepada shahib al mal sesuai dengan nisbah yang telah disetujui bersama.28 2.1.3.4 Jasa Perbankan 1. Kafalah, bank Islam dapat memberikan fasilitas Letter of Guarantee (bank garansi) kepada para nasabah untuk tujuan tertentu atas dasar prinsip kafalah. Bank garansi dapat diberikan untuk tujuan jaminan pembayaran hutang atau jaminan prestasi. Untuk fasilitas bank garansi bank syariah dapat memungut bayaran (fee).29 2. Hiwalah, dalam dunia perbankan Hiwalah dapat diterapkan dalam proses Debet Transfer.30
27
Ibid, 107. Perwataatmadja & syafi’i Antonio, op.cit, h. 20. 29 Ibid, h. 40 30 Ibid 28
18
3. Jo’alah, merupakan suatu kontrak dimana pihak pertama (jaa’el) menjanjikan untuk memberikan sejumlah imbalan tertentu (ja’l) kepada pihak kedua (amil) atas layanan proyek yang sifatnya dan batas-batasannya tertuang dalam kontrak perjanjian.31 4. Wakalah, merupakan akad pelimpahan kekuasaan dari satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.
2.2
Permodalan Bank Syariah Modal merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha, pada perusahaan umumnya diperoleh dengan cara menerbitkan saham.32 Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure risiko yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:33 a. Rasio utama Rasio utama permodalan yaitu Kecukupan Pemenuhan Kewajiban Modal Minimum (KPMM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank
31
Ibid, h. 41. Sigit winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, Bandung: CV Pustaka Grafika, 2006, h. 401 33 Peraturan Bank Indonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 3. www.bi.go.id diakses tanggal 22 agustus 2011. 32
19
dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku. KPMM dihitung dengan rumus sebagai berikut:34 Mtier 1 + M tier 2 + Mtier 3 - Penyertaan KPMM = ATMR Dimana: •
M tier1 = Modal inti
•
M tier2 = Modal pelengkap
•
M tier3 = Modal pelengkap tambahan
•
Penyertaan = Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.
•
ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko. Modal BUS dan UUS, sebagaimana dijelaskan dalam PBI No.
7/13/PBI/2005, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank umum berdasarkan prinsip syariah terdiri dari: 1. Modal Inti (tier 1) Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal. Cadangan tambahan terdiri dari faktor penambah dan faktor pengurang. Faktor
34
Lampiran 1 Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, h. 1. www.bi.go.id diakses tanggal 25 agustus 2011.
20
penambah cadangan tambahan modal adalah: 1. Agio saham; 2. Modal sumbangan; 3. Cadangan umum; 4. Cadangan tujuan; 5. Laba tahun lalu setelah diperhitungkan pajak; 6. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak sebesar 50%; 7. Selisih dari penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri; 8. Dana setoran modal. Sedangkan faktor pengurang cadangan cadangan tambahan modal adalah: 1. Disagio; 2. Rugi tahun lalu; 3. Rugi tahu berjalan; 4. Selisih kekurangan penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri; 5. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual.35 2. Modal Pelengkap (tier 2) Modal pelengkap terdiri dari: 1. Selisih penilaian kembali aktiva tetap; 2. Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif setinggi-tingginya 1,25% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR); 3. Modal pinjaman yang memenuhi kriteria Bank Indonesia yaitu pinjaman yang didukung oleh instrumen atau warkat yang mempunyai ciri-ciri berdasarkan prinsip Qardh, tidak dijamin oleh bank penerbit dan sifatnya dipersamakan dengan modal serta telah dibayar penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia, dan mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi saldo laba dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi; 4. Investasi subordinasi setinggitingginya sebesar 50% dari modal inti dengan memenuhi kriteria sebagai berikut: berdasarkan prinsip mudharabah atau musyarakah, adanya perjanjian tertulis antara bank dengan investor, mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank 35
Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 61.
21
Indonesia; 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi-tingginya sebasar 45%.36 3. Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) Modal pelengkap tambahan (tier 3) digunakan untuk memperhitungkan risiko pasar. modal pelengkap tambahan digunakan dengan kriteria tidak melebihi 250% dari modal inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan risiko pasar serta jumlah modal pelengkap tambahan setinggi-tingginya 100% dari modal inti. Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum adalah investasi subordinasi jangka pendek yang memenuhi kriteria Bank Indonesia sebagai berikut: a. berdasarkan prinsip mudharabah atau musyarakah; b. tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh; c. memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun; d. tidak dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman dengan persetujuan Bank Indonesia; e. terdapat perjanjian penempatan investasi subordinasi yang jelas termasuk jadwal pelunasannya; f . memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.37 b. Rasio penunjang, meliputi: 1. Kemampuan modal inti dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dalam mengamankan risiko hapus buku (write-off). 2. Kemampuan modal inti untuk menutup kerugian pada saat likuidasi. 3. Trend/ pertumbuhan KPMM. 4. Kemampuan internal bank untuk menambah modal. 36 37
Ibid, h. 62. Ibid, h. 63.
22
c. Rasio pengamatan (observed), meliputi: 1. Intensitas fungsi keagenan bank syariah 2. Modal inti dibandingkan dengan dana mudharabah 3. Deviden Pay Out Ratio 4. Akses kepada sumber permodalan (eksternal support) 5. Kinerja keuangan Pemegang Saham (PS) untuk meningkatkan permodalan bank.
2.3
Kualitas Aset Bank Syariah Aset mempunyai arti, segala sesuatu yang mempunyai nilai moneter, dimiliki oleh orang atau organisasi, biasanya sebesar biaya atau nilai wajar pasar, aset biasanya berupa barang sepesifik atau tagihan terhadap pihak lain. Aset dalam lembaga perbankan didifinisikan sebagai sesuatu yang bisa berupa barangbarang atau benda yang cepat dijual (current asset) atau aset tetap yang tidak cepat dijual (fixed asset).38 Sedangkan penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul. Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: 39
38 39
Sigit winarno dan Sujana Ismaya, op. cit, h. 28. Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 4.
23
a. Rasio utama Rasio utama faktor kualitas aset yaitu dengan menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin baik kualitas aktiva produktif. Rasio KAP dihitung dengan rumus sebagai berikut:40 APYD (DPK,KL,D,M) KAP = 1Aktiva Produktif Dimana: •
APYD = Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:
-
25% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus.
-
50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar.
-
75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan.
-
100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet.
•
Perhitungan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank yang berlaku.
•
Cakupan komponen aktiva produktif berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank syariah.
•
Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.
b. Rasio penunjang, meliputi:
40
Lampiran 1b Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 13.
24
1. Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti. 2. Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti. 3. Kemampuan bank dalam menangani atau mengembalikan aset yang telah dihapusbuku. 4. Besarnya pembiayaan non perfoming. c. Rasio pengamatan (observed), meliputi: 1. Tingkat kecukupan agunan 2. Proyaksi atau perkembangan kualitas aset produktif 3. Perkembangan
atau
trend
aktiva
produktif
bermasalah
yang
direstrukturisasi.
2.4 Likuiditas Bank Syariah Likuid mempunyai dua pengertian. Pengertian likuid yang pertama merupakan posisi aktiva yang memiliki cukup kas atau harta yang mudah dicairkan menjadi kas untuk memenuhi keperluan pengeluaran. Pengertian likuid yang kedua merupakan posisi aktiva yang dengan cepat dapat diubah menjadi kas tanpa kerugian yang berarti.41 Likuiditas bank dipandang dari dua sisi pada neraca bank. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus sanggup menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dan sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang wajar. Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah
41
Sigit winarno dan Sujana Ismaya. op.ci, h. 146
25
setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik. Pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan.42 Bank dapat dikatakan likuid apabila memenuhi kategori sebagai berikut:43 1. Memegang alat likuid, cash assets, yang terdiri dari uang kas, rekening pada bank sentral dan rekening pada bank-bank lainnya sama dengan jumlah likuiditas yang diperkirakan. 2. Memegang kurang dari jumlah alat-alat likuid akan tetapi bank tersebut memiliki surat berharga berkualitas tinggi yang dapat segera ditukar atau dialihkan menjadi uang tanpa mengalami kerugian baik sebelum jatuh tempo maupun setelah jatuh tempo. 3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh alat-alat likuid melalui penciptaan hutang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, atau dengan call money. Sedangkan yang disebut dengan rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk memenuhi utang jangka pendeknya (termasuk bagian dari utang jangka pendek yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancar.44 Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan.45
42
Kasmir, ibid, h. 268. Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik dan Aplikasi Banking Risk Assessment, Yogyakarta: UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, 2006, h. 96 44 Indra bastian, Suhardjono, Akuntansi Perbankan, Jakarta : Salemba Empat, 2006, h. 296 45 Kasmir, loc. cit.. 43
26
Penilaian faktor likuiditas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:46 a. Rasio utama Rasio utama faktor likuiditas yaitu Short Term Mismatch (STM). STM merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Rumus untuk mencari STM sebagai berikut:47 Aktiva jangka pendek STM = Kewajiban jangka pendek •
Aktiva jangka pendek adalah aktiva likuid kurang dari 3 bulan selain kas, SWBI dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
•
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban likuid kurang dari 3 bulan.
b. Rasio penunjang, meliputi: 1. Kemampuan aset jangka pendek, kas dan secondary reserve dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. 2. Ketergantungan kepada dana deposan inti. 3. Pertumbuhan dana deposan inti terhadap total dana pihak ketiga. 4. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi Mismatch. 5. Ketergantungan pada dana antar bank. 6. Pertumbuhan bank deposan inti terhadap total dana pihak ketiga. c. Rasio pengamatan (observed) 46 47
Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 6 Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs , op. cit, h. 36.
27
1. Kemampuan bank dalam memperoleh dana dari pihak lain apabila terjadi Mismatch. 2. Ketergantungan pada dana atara bank.
2.5
Profitabilitas Bank Syariah Profit (laba) merupakan kelebihan pendapatan dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.48 Analisa profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khususnya investor dan kreditor. Bagi investir laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek. Bagi kreditor, laba umumnya merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Penilaian profitabilitas bank syariah dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor profitabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap komponenkomponen sebagi berikut:49 a. Rasio utama Rasio utama yang digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah dengan menggunakan Net Operating Margin (NOM). NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. NOM dihitung dengan rumus sebagai berikut:50
48
Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, op.cit, h. 198. Peraturan Bank Inidonesia No. 9/24/DPbs, op. cit, h. 5. 50 Lampiran 1c Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs , op. cit, h. 13. 49
28
(PO - DBH) – BO NOM = Rata-rata AP •
Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 bulan terakhir.
•
Biaya operasional adalah beban operasional termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam 12 bulan terakhir.
•
Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata aktiva produktif 12 bulan terakhir b. Rasio penunjang, meliputi : 1. Return Of Asset (ROA). 2. Rasio efisiensi kegiatan operasional. 3. Rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan. 4. Diversifikasi Pendapatan 5. Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO). c. Rasio pengamatan (observed) 1. Rasio Net Structural Operating Margin Utama (NSOM). 2. Return On Equity (ROE). 3. Komposisi penempatan dana pada surat berharga atau pasar keuangan. 4. Disparitasi imbalan jasa tertinggi dengan terendah. 5. Fungsi edukasi publik atau Corporate Social Responsibility (CSR). 6. Fungsi sosial.
29
7. Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return atau bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah. 8. Rasio bagi hasil dan investasi. 9. Penyaluran dana yang driwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional.
2.6
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini berkaitan dengan rasio keuangan bank syariah yang meliputi faktor permodalan, kualitas aset, likuiditas dan profitabilitas sudah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil penelitian Aristya (2010) yang menganalisa pengaruh ukuran perusahaan, kecukupan modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan likuiditas terhadap kinerja keuangan bank umum syariah periode 20052009. Kecukupan modal Bank Umum Syariah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum syariah namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan bank yang diproksi dengan ROA. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah. Hasil penilaian terhadap kualitas aktiva produktif menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas aktiva produktif akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perusahaan perbankan syariah sedangkan bila ditinjau dari likuiditas bank menunjukkan bahwa
30
semakin tinggi likuiditas akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perusahaan perbankan syariah.51 b. Penelitian Indra Prasetyo (2010) yang berjudul Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri Periode 2002-2007 dengan pendekatan PBI No. 9/1/PBI/2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki modal yang sangat kuat, sehingga jika terjadi kerugian pihak bank dapat menanggung kerugian tersebut dengan modal yang dimilikinya. Dilihat dari rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) mencerminkan bahwa BSM belum dapat mengelola aktiva produktif yang dimilikinya dengan baik, karena aktiva produktif BSM yang diklasifikasikan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan bahkan macet selama periode perhitungan rata-ratanya sebesar 5%. Net Operating Margin (NOM) mencerminkan bahwa BSM merupakan bank syariah yang memiliki tingkat profitabilitas sangat baik. Jika dilihat dari rasio Short Term Mismatch (STM) mencerminkan bahwa BSM dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tanpa mengganggu kebutuhan likuiditas bagi nasabahnya.52 Penelitian ini akan mencoba membuktikan bagaimana pengaruh faktor permodalan, kualitas aset dan likuiditas terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2009-2011, yang diproyeksikan dengan rasio utama. Faktor permodalan dihitung dengan menggunakan rasio KPMM, kualitas aset dengan rasio Kualitas 51
Diah Aristya Hesti, Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Syariah di Indonesia Periode 2005-2006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010, h.90. 52 Indra Prasetyo, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia, program S1 Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2010, h. 173.
31
Aktiva Produktif (KAP), likuiditas dengan rasio STM dan profitabilitas dengan rasio NOM.
2.7
Kerangka Pemikiran Teoritik Dari uraian tinjauan pustaka di atas, maka kerangka pemikiran teoritik penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Permodalan (X1) Kualitas Aset (X2) Likuiditas (X3)
H1 H2
Profitabilitas Bank Syariah (y)
H3
Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2011
2.8
Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1: Ada pengaruh yang signifikan antara faktor permodalan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. H3: Ada pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang diperoleh dari literatur atau data-data yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia yang berupa laporan bulanan bank yang dijadikan sempel dalam penelitian pada periode 2009-2011.
3.2
Populasi dan Sampel 3.2.1
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang tergolong
dalam Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia yang meliputi: Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia serta Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah. 3.2.2
Sampel Pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive
sampling.
Purposive
sampling
merupakan
teknik
pengambilan
sampel
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. 53 Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini terdapat dalam tabel 3.1 berikut ini:
53
Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Garanit, 2004, h.105
33
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel No
Kriteria Sampel
1.
Bank umum syariah devisa hingga tahun 2011 Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank umum syariah devisa dari Januari 2009 hingga April 2011 Tidak tersedianya informasi keuangan (neraca, rugi/ laba, KAP dan KPMM)
2
3
4
Tidak tersedianya laporan KAP dan KPMM
Keterangan
Jumlah Laporan Keuangan
4 bank 4 x 28 laporan
BNI Syariah:17 Muamalat : 1 BSM: 0 Mega Syariah: 0 BNI Syariah:1 Muamalat: 3 Mega Syariah: 4 BSM: 4
112
(18)
(12)
82 Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011
3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan dokumen dan studi pustaka. Dokumen merupakan proses pengumpulan data, data tersebut didapat dari laporan keuangan bank yang menjadi sampel. Studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, literatur dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
34
3.4
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.4.1
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini meliputi: 3.4.1.1 Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini yaitu faktor permodalan yang
diproksi menggunakan KPMM atau Capital Adequacy Ratio (CAR), kualitas aset yang diproksi menggunakan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan likuiditas yang diproksi menggunakan Short Term Mismatch (STM). 3.4.1.2 Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Net Operating Margin (NOM) yang merupakan indikator profitabilitas. 3.4.1.3 Definisi Operasional Berikut ini adalah ringkasan definisi operasional variabel penelitian yang disajikan dalam tabel 3.2: Table 3.2 Ringkasan Definisi Operasional Variabel
Permodalan
Definisi menilai kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposure risiko yang akan muncul.
Indikator (KPMM) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Sekala Pengukuran
35
menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko bayar dari Kualitas Aset gagal pembiayaan yang akan muncul mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek Likuiditas menilai kemampuan bank dalam Profitabilitas menghasilkan laba.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
(1-
,,, !"#$%&
Short Term aktiva jangka pendek Mismatch (STM) kewajiban jangka pendek
Pendapatan Operasional Bersih (NOM) Sumber: Data dikembangkan untuk penelitian, 2011
45 678 75 4
3.5 Teknik Analisa Data 3.5.1
Deskriptif Data Penelitian Menjelaskan nilai dan peringkat masing-masing faktor baik permodalan
(capital), aset (asset), likuiditas (liquidity) dan profitabilitas dari data yang terdapat pada laporan bulanan Bank Umum Syariah Devisa yang menjadi sampel pada periode 2009-2011 dengan menggunakan rasio utama yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs. 3.5.2
)
Statistik Deskriptif Variabel Staistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara
statistik. Berdasarkan variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti. Dalam
36
penelitian ini statistik deskriptif variabel akan menjelaskan standar deviasi dari masing-masung variabel.54 3.5.3
Uji Asumsi Klasik 3.5.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi
normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi dapat dilaksanakan. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan cara:55 1. Kertas peluang normal 2. Koefisien kurtosis 3. Koefisien kurtosis persentil 4. Uji chi-kuadrat 5. Lillieford. 3.5.3.2 Uji Multikolonieritas Multikolonieritas adalah adanya hubungan linear yang sempurna antara variabel independen. Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya inter-korelasi antara beberapa variabel independen.56 Dalam regresi tidak diperbolehkan adanya multikolonieritas yang sempurna atau koefisien korelasi antar-variabel bebas = 1. Multikolonieritas dapat diketahui dengan cara:57
54
Ibid, h 106. Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Pengantar Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006, h. 110 56 Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik , Jakarta: LP3ES, 1986, h. 338 57 Suharyadi Purwanto, ibid, h. 528 55
37
1. Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata namun ternyata setiap variabel bebasnya secara parsial pengaruhnya tidak nyata. 2. Nilai koefisien determinasi R2 sangat besar, sedangkan variabel bebasnya berpengaruh tidak nyata. 3. Nilai koefisien korelasi
parsialnya ryx1, ryx2 dan ryx3 lebih besar dari
koefisien determinasinya. 3.5.3.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu. Cara mendeteksi autokorelasi dengan cara:58 1. Metode grafik yang menghubungkan antara error dengan waktu, apabila terdapat hubungan sistematis baik meningkat atau menurun menunjukkan adanya autokorelasi. 2. Uji durbin watso, dimana apabila dw berkisar antara du dan 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi. 3.5.3.4 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat. Cara mendeteksi hetroskedastisitas yaitu:59 1. Melakukan metode kuadrat terkecil tertimbang, nilai tertimbang dapat dilakukan berdasarkan observasi.
58 59
Ibid, h. 529 Ibid
38
2. Melakukan transformasi log yaitu data diubah dalam bentuk log, atau data ditransformasi kebentuk lain seperti 1/x atau yang lain. 3.5.3.5 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y.60 Pada intinya Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) akan berkisar 0 sampai 1. Apabila nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh variabel persamaan regresi, atau variabel bebas (X) mampu menerangkan variabel Y sebesar 100%. Apabila nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh varian bebas dari persamaan regresi. Kriteria R2 dikatakan baik bila memenuhi syarat sebagai berikut: 61 1. Nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas dengan baik dan kuat. 2. Nilai koefisien determinasi sama dengan 0,5 dikatakan sedang 3. Nilai koefisien determinasi kurang dari 0,5 relatif kurang baik, hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya pemilihan variabel. 60 61
Suharyadi Purwanto, ibid, h. 514 Ibid, h. 515
39
3.5.4
Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana
akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat.62 Adapun model dasarnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e Dimana : Y: NOM (Net operating margin) a: konstanta persamaan regresi β1 – β3: koefisien variabel independen X1: Permodalan X2: Kualitas Aktiva Produktif X3: Likuiditas e: Variabel pengganggu atau faktor-faktor di luar variable yang tidak dimasukkan sebagai variabel model di atas (kesalahan residual). 3.5.5
Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari nilai koefisien determinan (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya
62
Ibid, h. 241
40
berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.63 3.5.5.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikasi serentak atau uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yang mampu menjelaskan keragaman variabel terikat (Y). Uji F dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien sama dengan nol. Langkah melakukan uji signifikasi F yaitu:64 1. Menyusun hipotesis. Hipotesis yang akan diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas, apabila variabel bebas tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol. 2. Menentukan daerah keputusan, dengan menggunakan tabel F. Mencari F tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Taraf nyata yang digunakan adalah 5%, sedangkan untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel kurang dari 1, untuk derajat penyebut digunakan n-k yaitu jumlah sampel dikurangi jumlah variabel. 3. Menentukan nilai F-hitung. 4. Menentukan daerah keputusan. Menentukan wilayah H0 dan H1, serta membandingkan dengan nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 atau menerima H1. 63
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, h. 87 64 Suharyadi Purwanto, STATISTIKA: Untuk Ekonomi & Keuangan Moderen, Jakarta: Salemba Empat, 2004, h. 523
41
5. Memutuskan hipotesis, bila nilai F-hitung > dari F-tabel dan berada di daerah terima H1 maka, H1 diterima dan nilai koefisien regresinya tidak sama dengan nol. Dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat. 3.5.5.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji-t. langkah melakukan uji-t adalah sebagai berikut:65 1. Menentukan hipotesis. Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan varibel bebas akan berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. 2. Menentukan daerah kritis yang ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-k dan taraf nyata 9. 3. Menentukan t-hitung 4. Menentukan daerah keputusan 5. Menentukan keputusan, apabila koefisien regresi berada di daerah H0 hal ini menunjukkan bahwa variabel X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel Y.
65
Ibid, h 525
42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan bank umum syariah yang tergolong dalam Bank Devisa. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, dapat dihitung dan dianalisa kinerja keuangan masing-masing bank umum syariah. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan bulanan mulai dari Januari 2009 sampai dengan April 2011. Berikut adalah profil singkat bank yang dijadikan objek penelitian: 4.1.1
Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada tanggal 1 Nopember
1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Pendirian Bank Muamalat Indonesia mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), pengusaha muslim serta dukungan masyarakat Indonesia. Dukungan masyarakat terbukti berdasarkan pembelian saham Perseroan senilai Rp. 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa, hal ini berarti memperkokoh posisi Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.66
66
www.muamalatbank.com, diakses tanggal 20 September 2011.
43
Sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan sesuai dengan situasi dan kondisi di Indonesia, maka Bank Muamalat mempunyai tujuan sebagai berikut:67 1. Meningkatkan
kualitas
kehidupan
sosial
ekonomi
masyarakat
Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial, ekonomi dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui: a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha b. Meningkatkan kesempatan kerja c. Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak. 2. Meningkatkan
partisipasi
masyarakat
banyak
dalam
proses
pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba. 3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat banyak sehingga menggalakan usaha-usaha ekonomi rakyat dengan memperluas jaringan lembaga perbankan kedaerahdaerah terpencil. Krisis ekonomi 1998 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Bank Muamalat. Rasio pembiayaan macet (NPL) mencapai lebih dari 60%. Kerugian Bank Muamalat tercatat sebesar Rp. 105 miliar. Sedangkan ekuitas mencapai titik
67
Karenaen Perwataatmadja dan M Syafi‟I Antonio, op.cit, h. 85
44
terendah yaitu Rp. 39.3 miliar, kurang dari sepertiga modal setoran awal. Kondisi ekuitas Bank Muamalat segera diperbaiki dengan penambahan modal yang berasal dari Islamic Development Bank (IDB), sehingga kondisi kerugian yang semula diderita dapat dipulihkan kembali.68 4.1.2
Bank Syariah Mandiri Terbentuknya Bank Syariah Mandiri melalui perjalanan yang panjang.
bermula dari marger empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo. Merger tersebut membentuk bank baru yang bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Menindaklanjuti keputusan marger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, atas respon UU No. 10 Tahun 1998, yang memberikan peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah.69 Terbentuknya Bank Syariah Mandiri diprakarsai oleh tim pengembangan perbankan syariah yang melakukan konversi PT Bank Susila Bakti (BSB) dari bank konvensional menjadi bank syariah yang bernama PT Bank Syariah Mandiri pada tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. BI menyetujui perubahan nama menjadi
68 69
www.muamalatbank.com, op.cit. http://www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 22 september 2011.
45
PT Bank Syariah Mandiri dan secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November1999.70 Bank Syariah Mandiri memiliki modal dasar Rp.2.500.000.000.000 dan modal disetor Rp.858.243.565.000. Jumlah jaringan ATM BSM yang terdiri atas 220 ATM Syariah Mandiri, ATM Mandiri 4.795, ATM Prima 14.403 unit. Kepemilikan saham PT Bank Mandiri (Perseroan) Tbk sebesar 131.648.712 lembar saham (99,999999%) dan PT Mandiri Sekuritas sebanyak 1 lembar saham (0,000001%).71 4.1.3
Bank Mega Syariah Indonesia PT Bank Mega Syariah bermula dari sebuah bank konvensional bernama
PT Bank Umum Tugu. Pada tahun 2001 Para Grup mengakusisi PT Bank Umum Tugu yang resmi bernama PT Bank Mega Syariah Indonesia pada tanggal 23 September 2010. Pada tanggal 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan tersebut semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah yang dapat menjangkau bisnis yang lebih luas baik domestik maupun internasional.72 PT Bank Mega Syariah hadir dengan visi menjadi “Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”. Sejalan dengan perkembangannya baik dilihat dari produk maupun fasilitas perbankan. Bank Mega Syariah memiliki 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery Mega Syariah, dan 234 kantor Mega Mitra
70
Ibid Ibid 72 www.bsmi.co.id diakses tanggal 20 September 2011. 71
46
Syariah (M2S) yang tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.73 a. Visi dan Misi Bank Mega Syariah sebagai lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah memiliki visi “Bank Syariah Kebanggaan Bangsa”. untuk pencapaian visi maka dibentukalah misi Bank Mega Syariah yaitu “memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa”. b. Nilai-nilai Bank Mega Syariah dalam pencapaian visi dan misi terdapat nilai-nilai yang diterapkan yaitu:74 1. Visioner, yaitu dengan berifikir dan melihat jauh ke depan, serta mampu menginspirasi dan membangun peran serta orang lain untuk mencapai hasil yang terbaik. 2. Intrapreneur, yaitu dengan kemampuan mengelola sumber daya dan resiko secara optimal & inovatif dengan berorientasi pada keuntungan dan nilai tambah bagi perusahaan, serta tercapainya kepuasan nasabah. 3. Consistent, yaitu dengan berpegang teguh pada prinsip kebenaran dan menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab.
73 74
Ibid Ibid
47
4. Teamwork, yaitu dengan membangun sinergi yang bernilai tambah untuk mencapai tujuan bersama, dengan penghargaan terhadap kemajemukan sebagai suatu kekuatan. 5. Profesional, yaitu memiliki kompetensi untuk menyelesaikan tugas sesuai standar yang ditetapkan dengan berlandaskan norma dan etika untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan. 6. Sharing, yaitu sikap mental kelimpahruahan (abundance mentality) dan saling ketergantungan (interdependence) secara tulus dan ikhlas dalam membantu sesama 7. Trustworthy (amanah), yaitu jujur, dapat dipercaya dan senantiasa melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab. amanah dari pemegang saham adalah meraih keuntungan secara maksimal dan berkesinambungan serta taat pada peraturan perusahaan. 4.1.4 BNI Syariah BNI membuka layanan perbankan syariah sebagai wujud penerapan visi menjadi „universal banking’ hal ini menjadikan BNI sebagai bank dengan konsep dual system banking, yaitu menyediakan layanan perbankan umum dan perbankan syariah. Untuk kali pertama pada tanggal 29 April 2000 BNI Syariah membuka 5 kantor cabang syariah yakni di kota Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.75 BNI Syariah dalam perkembangannya menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Aset meningkatkan dari Rp. 160 miliar dari tahun 2001 menjadi Rp.
75
www.bni.co.id diakses tanggal 21 September 2011.
48
460 miliar di tahun 2002. Kinerja keuangan BNI Syariah mengalami peningkatan bila dilihat dari laba yang diperoleh pada tahun 2002 sebesar Rp. 7,2 miliar dibandingkan tahun 2001 yang merugi sebesar Rp. 3,1 miliar. Dana pihak ketiga meningkat sebesar 88% dari tahun 2001 menjadi Rp. 205 miliar. Pembiayaan mengalami peningkatan 163% menjadi Rp. 292,9 miliar. Dalam tabel 4.1 dibawah ini dapat dilihat resume data keuangan BNI Syariah tahun 2002 hingga 2004.76 Tabel 4.1
RESUME DATA KEUANGAN BNI SYARIAH (Rp.juta) DES 2002
DES 2003
growth
DES 2004*
growth
ASSET
Rp459,610
Rp685,796
49.21%
Rp1,124,259
63.93%
LABA
Rp7,190
Rp27,465
281.99%
Rp32,943
19.95%
Giro
Rp31,078
Rp46,512
49.66%
Rp74,514
60.20%
Tabungan
Rp113,920
Rp200,657
76.14%
Rp334,094
66.50%
Deposito
Rp59,986
Rp157,009
161.74%
Rp371,722
136.75%
TOTAL DPK
Rp204,984
Rp404,178
Rp780,330
93.07%
DES 2002
DES 2003
growth
DES 2004*
growth
Rp282,551
Rp490,812
73.71%
Rp670,523
36.62%
Pembiayaan
share Murabahah
76
Ibid
Rp278,905
Rp447,902
91.26%
share Rp522,316
77.90%
49
Mudharabah
Rp13,975
Musyarakah
FDR
137.84%
NPL
Rp24,526
5.00%
Rp83,645
12.47%
Rp18,384
3.75%
Rp64,562
9.63%
121.43%
85.93%
1.18%
1.92%
Sumber: www.bni.co.id 4.2 Analisis Data 4.2.1 Deskriptif Data Penelitian Dengan melihat lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbs hasil kriteria penilaian peringkat permodalan, kualitas aset, likuidaitas dan profitabilitas bank umum syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian pada periode 2009-2011 dapat dilihat sebagai berikut: 4.2.1.1 Kriteria Penilaian Peringkat Permodalan Hasil penilaian peringkat permodalan bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama KPMM dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Peringkat KPMM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat KPMM Peringkat 1: KPMM ≥ 12% Peringkat 2: 9% ≤ KPMM < 12% Peringkat 3: 8% ≤ KPMM < 9% Peringkat 4: 6% < KPMM < 8% Peringkat 5: KPMM ≤ 6% Sumber: Penelitian diolah, 2011
Jumlah 52 30 0 0 0 82
% 63,41 36,59 0 0 0 100
50
Berdasarkan tabel 4.2 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor permodalan pada lampiran 2a SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebanyak 63,41% tingkat modal bank umum syariah secara signifikan berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada pada tingkat ini untuk 12 bulan mendatang. Sedangkan pada peringkat 2, sebanyak 36,59% tingkat modal bank syariah berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat saat ini untuk 12 bulan mendatang. Posisi permodalan bank syariah pada periode 2009-2011 tidak berada pada peringkat 3, 4 dan 5 atau dapat dikatakan bahwa posisi permodalan bank syariah dalam kondisi yang sangat baik karena semakin besar peringkat permodalan mencerminkan semakin buruk tingkat modal. 4.2.1.2 Kriteria Penilaian Peringkat Kualitas Aset Hasil penilaian peringkat kualitas aset bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama KAP dapat dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Peringkat KAP Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat KAP Peringkat 1: KAP > 0,99 Peringkat 2: 0,96 < KAP ≤ 0,99 Peringkat 3: 0,93 < KAP ≤ 0,96 Peringkat 4: 0,90 < KAP ≤ 0,93 Peringkat 5: KAP ≤ 0,90 Sumber : Penelitian diolah, 2011
Jumlah 6 30 40 5 1 82
% 7,32 36,59 48,78 6,10 1,27 100
51
Berdasarkan tabel 4.3 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor kualitas aset pada lampiran 2b SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebanyak 7,32% kualitas aset bank umum syariah dalam kondisi sangat baik dengan resiko portofolio yang sangat minimal, kebijakan dan prosedur pemberian pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan sangat baik dan sesuai dengan sekala usaha bank serta sangat mendukung kegiatan operasional yang aman dan sehat, pada peringkat 1 ini dokumentasi dan administrasi dilakukan dengan sangat baik. Sebanyak 36,59% kualitas aset dalam kondisi yang baik namun terdapat kelemahan yang tidak signifikan serta prosedur pembiayaan dan pengelolaan resiko dari pembiayaan telah dilaksanakan dengan baik. Sebagian besar kondisi kualitas aset bank umum syariah berada pada peringkat 3 yang berarti bahwa kualitas aset cukup baik namun diperkirakan akan mengalami penurunan apabila tidak dilakukan perbaikan. Kondisi kualitas aset akan semakin buruk jika berada pada peringkat 4 dan 5 dan akan mengancam kelangsungan hidup bank. 4.2.1.3 Kriteria Penilaian Peringkat Likuiditas Hasil penilaian peringkat likuiditas bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama STM dapat dilihat dalam tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Peringkat STM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat Peringkat 1: STM > 25%
Jumlah 75
% 91,46
52
Peringkat 2: 20% < STM ≤ 25% Peringkat 3: 15% < STM ≤ 20% Peringkat 4: 10% < STM ≤ 15% Peringkat 5: STM ≤ 10%
6 1 0 0 82
7,32 1,22 0 0 100
Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.4 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor likuiditas pada lampiran 2d SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebagian besar kemampuan likuiditas bank umum syariah untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko likuiditas sangat kuat. Pada peringkat 2 sebanyak 7,32% kemampuan likuiditas bank umum syariah untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko likuiditas tergolong kuat dan sebanyak 1,22% kemampuan bank umum syariah untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen resiko tergolong memadai. 4.2.1.4 Kriteria Penilaian Peringkat Profitabilitas Hasil penilaian peringkat profitabilitas bank umum syariah pada periode 2009-2011 yang diproyeksikan dengan rasio utama NOM dapat dilihat dalam tabel 4.5 dibawah ini: Tabel 4.5 Kriteria penilaian peringkat NOM Bank Umum Syariah periode 2009-2011 Kriteria Peringkat Peringkat 1: NOM > 3%
Jumlah 9
% 10,97
Peringkat 2: 2% < NOM ≤ 3%
2
2,44
Peringkat 3: 1,5% < NOM ≤ 2%
2
2,44
53
Peringkat 4: 1% < NOM ≤ 1,5%
28
34,15
Peringkat 5: NOM ≤ 1%
41 82
50 100
Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.5 di atas serta melihat matriks penetapan peringkat faktor profitabilitas pada lampiran 2c SEBI No. 9/24/DPbs dapat diketahui bahwa sebanyak 10,97% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tinggi dalam mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal serta penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada peringkat 2, sebanyak 2,44% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tergolong tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan peningkatan modal. Sebanyak 2,44% kemampuan profitabilitas bank syariah cukup tinggi sedangkan penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada peringkat 4, sebanyak 28% kemampuan profitabilitas bank umum syariah tergolong rendah untuk mengantisipasi kerugian dan peningkatan modal. Sebagian besar NOM bank umum syariah berada pada peringkat 5 yang berarti bahwa kemampuan profitabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. 4.2.2 Statistik Deskriptif Variabel Staistik deskriptif digunakan untuk megambarkan suatu data secara statistik. Hasil statistik deskriptif dari NOM, KPMM, KAP dan STM dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut ini:
54
Tabel 4.6 Analisa Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel Descriptive Statistics Mean NOM
Std. Deviation
N
1,5927
1,82422
82
14,1006
5,34422
82
KAP
,9655
,02124
82
STM
38,9322
12,63398
82
KPMM
Sumber: Penelitian diolah, 2011. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa n yang merupakan jumlah total pada setiap variabel sebesar 82 buah yang berasal dari 4 bank syariah yang dijadikan sampel pada periode Januari 2009 sampai dengan April 2011. Variabel Net Operating Margin (NOM) mempunyai standar deviasi yang lebih besar dari mean. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya variasi antara nilai maksimum dan mimimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain terdapat kesenjangan dari Net Operating Margin (NOM) terendah dan tinggi. Kualitas Penyediaan Modal Mimimum (KPMM) apabila dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Kualitas Penyediaan Modal Mimimum (KPMM) terendah dan tertinggi. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) apabila dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama
55
periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terendah dan teringgi. Variabel likuiditas yang diproyeksikan dengan Short Term Mismatch (STM) dilihat dari tabel 4.6 mempunyai standar deviasi lebih kecil dari mean-nya. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan rendahnya variasi antara nilai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari likuiditas terendah dan tertinggi. 4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, rentabilitas, uji-t, korelasi dan regresi dapat dilaksanakan.77 Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak peneliti menggunakan analisa grafik sebagai berikut: Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Histogram Dependent Variable: NOM
Frequency
20
15
10
5
0 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Sumber: Penelitian diolah, 2011. 77
Husain Usman dan Purnomo Setiady Akbar ,op.cit, h.110.
4
Mean =6.28E15 Std. Dev. =0. 981
…
56
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa histogram menujukkan pola distribusi normal, namun dengan melihat histogram dapat memberikan hasil yang meragukan khususnya untuk sampel kecil. Metode lain yang sering digunakan dan lebih handal yaitu dengan menggunakan normal probability plot. Grafik normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2 berikut ini: Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: NOM
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber: Penelitian yang diolah, 2011. Grafik normal probability plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis
57
diagonal, dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. 4.2.3.2 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan menganalisa matriks korelasi antara variabel independen dan dengan melihat tolerance dan lawan VIF. Hasil uji multikolonieritas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam matriks korelasi pada tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Matriks Korelasi Coefficient Correlations(a)
Model 1
Correlations
STM
STM 1,000
KAP ,013
,013
1,000
-,385
-,492
-,385
1,000
KAP KPMM Covariances
KPMM -,492
STM
,000
,002
,000
KAP
,002
98,507
-,173
KPMM
,000
-,173
,002
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011. Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa hanya variabel STM yang memiliki korelasi cukup tinggi dengan variabel Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan tingkat korelasi sebesar 0,492 atau sebesar 49,2%, hal ini berarti bahwa tidak terjadi mulitikoloneritas yang serius karena masih berada dibawah 95%. Nilai tolerance dan lawan VIF dapat digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas. Berikut ini hasil uji multikolonieritas dengan melihat nilai tolerance dan lawannya VIF dalam tabel 4.8:
58
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas Dengan Nilai Tolerance Dan VIF Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) KPMM
,614
1,628
KAP
,810
1,234
STM
,721
1,387
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011 Hasil perhitungan tolerance pada tabel 4.8 di atas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki tolerance kurang dari 0,10 yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam regresi. 4.2.3.3 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara beberapa anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu.78 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbinwitson (D-W) pada perhitungan regresi dengan data statistik pada tabel 4.9 berikut:
78
Suharyadi Purwanto, op.cit, h. 529.
59
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b)
Model 1
R ,395(a)
R Square ,156
Adjusted R Square ,124
Std. Error of the Estimate 1,70775
DurbinWatson ,491
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Sumber: penelitian diolah, 2011.
Dengan melihat tabel 4.9 di atas, nilai tabel pada tingkat signifikasi 5%, jumlah sampel 82 (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai batas atas (du) 1,721 dan batas bawah (dl) 1,575. Karena nilai DW 0,491 kurang dari batas bawah (dl) 1,575 dan kurang dari 41,575 (4-dl), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat autokorelasi pada model regresi ini. 4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas untuk menunjukan nilai varians antara-nilai Y tidaklah sama atau hetro. Dampak terjadinya heteroskedastisitas yaitu interval keyakinan untuk koefisien regresi menjadi semakin lebar dan uji signifikasi kurang kuat.79 Hetroskedatisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 4.3.
79
Ibid
60
Gambar 4.3 Diagram Hetroskedasitisitas
Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: NOM 4 3 2 1 0 -1 -2 -4
-3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Penelitian diolah, 2011. Terlihat dalam grafik plot antara nilai prediksi independen dengan risidual, dapat terdeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dari gambar 4.3 di atas dapat terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. 4.2.4 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X (X1,X2,…XK) yang merupakan variabel bebas menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel terikat. Semakin besar
61
koefisien determinasi semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y.80 koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasis Model Summary(b)
a Model 1
R ,395(a)
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,124
1,70775
,156
Durbin-Watson ,491
Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011. Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa angka koefisien korelasi (R) sebesar 0.395. hal ini berarti bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 39,5%. Dari angka tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel independen dangan variabel dependen cukup kuat. Adjusted R Square (R2) adalah 0,124, yang berarti bahwa kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi perubahan variabel dependen sebesar 12,4%, sedangkan sisanya sebesar 87,6% diterangkan oleh faktor lain diluar model regresi yang dianalisis. 4.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan regresi berganda dimana akan diuji secara empirik untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat, atau untuk meramalkan dua variabel bebas
80
Suharyadi Purwanto, op.cit., h. 514
62
atau lebih terhadap variabel terikat.81 Hasil uji regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.11 dibawah ini: Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
t
Sig.
B -33,699
Std. Error 9,368
-3,597
,001
-,050
,045
-,147
-1,109
,271
KAP
37,003
9,925
,431
3,728
,000
STM
,007
,018
,049
,398
,692
(Constant) KPMM
Beta
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian yang diolah, 2011. Dari hasil perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.11 di atas, dapat diketahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen yang dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: NOM = -33,699 – 0,050 KPMM + 37,003 KAP + 0,007 STM 4.2.6 Pengujian Hipotesisi 4.2.6.1 Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini:
81
Suharyadi Purwanto, op.cit, h. 241
63
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik F ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares 42,071
Regression
df 3
Mean Square 14,024 2,916
Residual
227,480
78
Total
269,551
81
F 4,809
Sig. ,004(a)
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan perhitungan statistik uji F pada tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,809 dimana lebih besar dari 4 dengan nilai signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu permodalan diproyeksikan dengan KPMM, kualitas aset diproyeksikan dengan KAP dan likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio STM berpengaruh signifikan secara simultan terhadap rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan Net Operating Margin (NOM). 4.2.6.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji parsial atau individual adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebas. Hasil uji statistik t dapat dilihat dalam tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
64
1
(Constant)
-33,699
9,368
-3,597
,001
-,050
,045
-,147
-1,109
,271
KAP
37,003
9,925
,431
3,728
,000
STM
,007
,018
,049
,398
,692
KPMM
a Dependent Variable: NOM
Sumber: Penelitian diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat diketahui arah dari koefisien beta regresi dan signifikasi. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. H1: Ada pengaruh yang signifikan antara permodalan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. Hipotesis pertama mengenai variabel permodalan (KPMM), diketahui bahwa nilai beta Unstandardized Coefficient B sebesar -0,05 menunjukkan bahwa KPMM berpengaruh negatif terhadap NOM. Hasil yang negatif menunjukkan bahwa peningkatan KPMM tidak terbukti berpengaruh terhadap peningkatan NOM. Nilai signifikan variabel permodalan (KPMM) adalah 0,271, dimana nilai lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel permodalan (KPMM) tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM. Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa KPMM berhubungan negatif dan tidak signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak. 2. H2: Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas aset terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama Hipotesis kedua mengenai variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) diketahui bahwa nilai beta Unstandardized Coefficient B sebesar 37,003 hal ini
65
menunjukkan bahwa kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif terhadap NOM. Hasil positif tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas aset yang diproyeksikan dengan KAP akan meningkatkan profitabilitas yang diproyeksikan dengan NOM. Nilai signifikansi variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah 0,000, dimana nilai ini kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terbukti berpengaruh signifikan terhadap NOM. Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berhubungan positif dan signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. 3. H3: adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama. Hipotesis ketiga mengenai variabel likuiditas (STM), diketahui bahwa nilai Unstandardized Coefficient B sebesar 0,007 menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh postif terhadap NOM. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah yang diproyeksikan dengan NOM. Nilai signifikan variabel likuiditas adalah 0,654 dimana, nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap NOM. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa likuiditas berhubungan positif dan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap NOM, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3 ) ditolak.
66
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Statistik 4.3.1
Pengaruh Variabel Permodalan Terhadap Profitabilitas Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa faktor permodalan yang diproyeksikan dengan KPMM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilits yang dipoyeksikan dengan NOM. Peningkatan KPMM tidak terbukti adanya peningkatan NOM. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernelitian Aristya (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi modal yang dimiliki tidak terbukti mempengaruhi kinerja keuangan perbankan syariah yang diproyeksikan dengan ROA.82 Tidak terpengaruhnya modal terhadap profitabilitas dapat disebabkan karena bank-bank tidak mengoptimalkan modal yang ada. Hal ini terjadi karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal sebasar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko. Namun bank cenderung menjaga CAR-nya tidak lebih dari 8%, padahal yang terpenting bagi bank syariah adalah kemampuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat.83 Kepercayaan masyarakat dapat meningkatkan modal bank terlebih dengan adanya jaminan dari pemerintah melalui lembaga penjamin simpanan.
82
Diah Aristya Hesti, op.cit, Wisnu Mawardi, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, 2005, h. 83-9 83
67
4.3.2
Pengaruh Variabel Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat
bahwa Kualitas Aset yang diproyeksikan dengan KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap NOM. Pengaruh positif KAP terhadap NOM berarti bahwa kenaikan KAP akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas yang diperoyeksikan dengan NOM, karena apabila aktiva terlalu rendah maka kagiatan usaha yang menguntungkan juga akan hilang.84 Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Aristya (2010) dimana KAP berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan, dimana semakin tinggi kulaitas aktiva produktif akan berdampak menurunnya kinerja keuangan perbankan syariah.85 Dalam rangka mengejar pertumbuhan aset, selama tahun 2010 rata-rata bank syariah tumbuh minimal 20% per tahun dan dalam mengejar pertumbuhan tersebut strategi bank-bank syariah pada tahun 2010 secara umum lebih mengarah pada penyaluran pembiayaan kepada segmen usaha mikro yang memiliki potensi resiko yang rendah dan imbalan bagi hasil yang diterima lebih besar.86 4.3.3
Pengaruh Variabel likuiditas Terhadap Profitabilitas Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan
dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa likuiditas yang diproyeksikan dengan STM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diproyeksikan dengan NOM. Hubungan yang positif antara STM dengan NOM mempunyai arti bahwa kenaikan likuiditas akan diikuti oleh kenaikan
84
Eugene F. Brigham dan joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: salemba empat 85 Diah Aristya Hesti, op.cit 86 http:/www.bi.go.id/, diakses tanggal 12 oktober 2011
68
profitabilitas bank syariah. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Aristya (2010) dimana likuiditas berpengeruh negatif terhadap kinerja keuangan bank syariah.87 Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap sebagai keuntungan bank. Sedang apablia terjadi kekurangan likuiditas, maka bank memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut.88 Likuiditas yang rendah menunjukkan bahwa bank lebih banyak menempatkan dananya pada Bank Indonesia, pada bank lain atau dalam bentuk surat berharga. Rendahnya likuiditas berdampak
pada
ekspansi
kredit.
Hal
ini
dilakukan
karena
bank
mempertimbangkan risiko kredit sehingga berdampak pada rendahnya rentabilitas bank syariah.89
87
Diah Aristya Hesti, op.cit Widyaningseh, op.cit, h. 175 89 Ibid, h. 65. 88
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, landasan teori, analisa data dan hasil pengujian hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1
Pengaruh Modal terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1), menunjukkan bahwa secara parsial variabel permodalan yang diproyeksikan dengan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Net Operating Margin (NOM) yang merupakan rasio utama profitabilitas bank syariah. Nilai signifikan variabel permodalan (KPMM) adalah 0,271 dimana nilai tersebut lebih besar dari 5% atau 0,05. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel permodalan (KPMM) bernilai negatif yang berarti bahwa peningkatan modal tidak terbukti diikuti peningkatan profitabilitas bank syariah. 5.1.2
Pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa secara parsial, variabel kualitas aset yang diproyeksikan dengan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama yaitu Net Operating Margin (NOM). Nilai signifikasi variabel kualitas aset (KAP) adalah 0,000 dimana nilai tersebut kurang dari 5% atau 0,05. Nilai negatif dalam persamaan regresi menunjukkan bahwa, peningkatan kualitas aset yang diproyeksikan dengan
70
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) akan berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank syariah. 5.1.3
Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa secara parsial, variabel likuiditas yang diproyeksikan dengan Short Term Mismatch (STM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank syariah yang diproyeksikan dengan rasio utama yaitu Net Operating Margin (NOM). Nilai signifikasi variabel adalah 0,654 dimana nilai tersebut lebih dari 5% atau 0,05. Nilai positif dalam persamaan regresi menunjukkan bahwa, peningkatan likuiditas yang diproyeksikan dengan STM akan berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas bank syariah. 5.1.4
Nilai Adjusted R Squere
Nilai Adjusted R Squere sebesar 0,124 menunjukkan 12,4% variabel dependen yaitu profitabilitas yang diproyeksikan dengan rasio NOM dapat dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu permodalan, kualitas aset, dan likuiditas, sedangkan sisanya sebesar 87,6% (100%-12,4%) dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi yang dianalisis. 5.1.5
Perhitungan Uji F
Dari perhitungan statistik uji F dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,809 dimana lebih besar dari 4 dengan nilai signifikasi 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu permodalan diproyeksikan dengan KPMM, kualitas aset diproyeksikan dengan KAP dan likuiditas yang diproyeksikan dengan rasio STM berpengaruh signifikan secara
71
simultan terhadap rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan Net Operating Margin (NOM).
5.2 Saran Saran yang bisa diberikan terkait penelitian ini yaitu: 1
Pihak manajemen harus meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dimilikinya serta berupaya lebih berhati-hati terhadap pembiayaan yang diberikan, karena dalam penelitian ini terbukti bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
2
Dengan melihat Nilai Adjusted R Sequare dalam penelitian ini, maka peneliti berharap agar peneliti selanjutnya mampu mempeluas periode penelitian serta memperluas objek penelitian, bukan hanya terbatas pada bank umum syariah devisa melainkan juga Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
DAFTAR PUSTAKA Aristya Hesti, Diah ,Analisa Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode 20052006), progaram S1 UNDIP, Semarang, 2010. Bastian Suhardjono, Indra, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Brigham, F Brigham dan Joel F. Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Busantoso, Totok & Siget Triandaru, Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Dajan, Anton, Pengantar Metode Statistik , LP3ES, Jakarta, 1986. Ekowati, Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Pasca Krisis Global Tahun 2008, program S1 ekonomi islam IAIN, Semarang, 2011. Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Hasan, Zubairi, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukuk Islam Dan Hukum Nasional, Rajawali Pers, Jakarta, 2009. Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002. Indra bastian, Suhardjono, Akuntasi perbankan, salemba empat, Jakarta, 2006. Kasmir, Manajemen Perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007. Karim, A Adiwarman, Bank Islam: Analisa Fiqih Dan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004. Martono, Bank Dan Lambaga Keuangan Lain, EKONISIA, Yogyakarta, 2002. Muhamad, Bank Syariah Analisa Kekuatan, Peluang, Kelemahan Dan Ancaman, EKONISIA, Yogyakarta, 2006. Mawardi, Wisnu, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Asset Kurang Dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 14, 2005.
Perwataatmadja, Karenaen dan M Syafi’I Antonio, Apa Bagaimana Bank Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1992. Purwanto, Suharyadi, STATISTIKA: Untuk Ekonomi & Keuangan Moderen, Salemba Empat, Jakarta, 2004. Puspopranoto, Sawaldjo, Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan Konsep, Teori Dan Realita, Pustaka LP3ES, Jakarta, 2004. Prasetyo, Indra, Analisa Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Di Indonesia, program S1 Universitas Wijaya Putra, Surabaya, 2010. Qs-Ali’Imran 130. Riyanto, Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Garanit, Jakarta, 2004. Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskriptif Dan Ilustrasi, EKONISIA, Yogyakarta, 2004. Suharjono, Indra Bastian, Akuntansi Perbankan, Salemba Empat, Yogyakarta, 2006. Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik Dan Aplikasi Banking Risk Assessment, UPP STIM YKPM YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2006. Usman, Husain dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo, Mengapa Memilih Bank Syariah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004. Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Perbankan, CV Pustaka Grafika, Bandung, 2006. Wirdyaningsih, Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2005. www.bi.go.id diakses tanggal 20 September 2011 ___________ diakses tanggal 22 September 2011. ___________ diakses tanggal 25 September 2011. www.bni.co.id diakses tanggal 21 September 2011.
www.bsmi.co.id diakses tanggal 20 September 2011. www.muamalatbank.com diakses tanggal 20 September 2011. www.syariahmandiri.co.id, diakses tanggal 22 september 2011.
LAMPIRAN 1 Perhitungan Rasio Bank Syari'ah 1. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2009
M tier 1 + Mtier 2 + M tier3
Penyertaan
ATMR
KPMM
Rata-rata KPMM
Januari
1396630
78815
11204510
11,76146927
11,81347373
febuari
1401828
78815
11200921
11,81164477
maret
1407426
41559
11284252
12,10418732
april
1409524
41559
11321723
12,08265738
mei
1322854
83079
11341506
10,93130842
juni
1337598
83079
11634673
10,78258925
juli
1336789
83079
11746676
10,67289163
agustus
1340807
83079
11580630
10,86061812
september
1305349
83079
11618001
10,52048455
oktober
1329139
83079
11713787
10,63755044
november
1333086
83079
11667528
10,71355475
maret
1328071
87982
11809529
10,50074901
april
1380069
83079
12447104
10,42001417
mei
1345856
87983
12729172
9,881813208
juni
1350627
87983
13010108
9,705100065
juli
2026580
87983
13335249
14,53738884
agustus
2044585
87983
13715938
14,26517093
september
2057093
46463
13833151
14,53486628
oktober
2069172
87983
14290491
13,8636874
november
2093042
87983
14827932
13,52217558
desember
2118544
87983
15691119
12,94082978
febuari
2212925
87983
16780751
12,66297319
maret
2229012
90358
17742111
12,05411239
april
2251285
87983
18231899
11,86547819
bulan
desember 2010
Januari febuari
2011
Januari
a. Rasio Permodalan
tahun
bulan
APYD(DPK,KL,D,M)
AP
KAP
febuari
622694,75
12121633
0,948629467
maret
652581
12059896
0,945888339
april
598048,25
12313215
0,951430374
mei
435617,25
12735187
0,965794201
juni
551860
14133171
0,960952853
juli
685700,75
13994857
0,951003376
763293
13764816
0,944547533
968395,25
13884674
0,930254376
927545
14240098
0,934863861
1048841,75
14184583
0,926057625
maret
882052,75
13696513
0,935600196
april
883611,25
13840275
0,936156525
mei
935223,25
13809433
0,932276492
juni
909469,75
14160946
0,935776201
juli
988239,75
15385685
0,935768882
agustus
988174,5
14923376
0,933783448
860701
16510658
0,947869976
695707,5
17241625
0,95964954
november
659963
17943678
0,963220305
desember
604323,25
19917892
0,969659277
febuari
789813,5
19920368
0,96035146
maret
881089,75
20392661
0,956793782
april
925632,25
21059831
0,956047499
agustus september oktober november desember 2010
Januari febuari
september oktober
2011
Januari
b. Rasio Kualitas Aset
Rata-rata KAP 44,66030565
c. Rasio Likuiditas Tahun 2009
bulan
Aktiva Jgk Pndek
Januari
805887
Kewjbn Jgk Pendk 1697836
STM
febuari
933964
1690505
55,2476331
maret
999052
1736518
57,53191156
april
960537
1942387
49,45137092
mei
1348780
1842591
73,20018387
juni
862715
1794492
48,07572282
juli
890576
1995497
44,62928283
agustus
873776
2095470
41,69833021
september
547452
1909786
28,66562013
oktober
667073
1999674
33,35908753
november
848514
2143054
39,59368266
Januari
852452
2064331
41,29434669
febuari
826156
2251960
36,68608679
maret
782901
2270972
34,47426917
april
842616
2820618
29,87345326
mei
785854
2604276
30,17552671
juni
800692
3015379
26,55361067
juli
822942
3251336
25,31088759
agustus
842159
2780910
30,28357624
september
854977
2818013
30,33971099
oktober
858492
3098802
27,70399658
november
862251
3417415
25,23108841
desember
1262873
3958422
31,90344536
Januari
1107223
2508668
44,13589204
febuari
1095633
2302668
47,5810234
maret
1063248
2763303
38,47743081
april
1076574
2572147
41,85507282
47,46553849
desember 2010
2011
Rata-rata STM 44,66030565
d. Rasio Profitabilitas Tahun 2009
bulan
(PO-DBH)-BO
Rata2 AP
NOM
Januari
163922,1818
11012398,36
1,488523902
febuari
160953
11166227,45
1,441426844
maret
162288,8182
11345237,27
1,430457683
april
162013,1818
10412997,91
1,555874526
mei
161355,1818
11708019,55
1,378159485
juni
158930,0833
11910115,5
1,334412612
juli
155581,0833
12184128,42
1,276915985
agustus
151474,1667
12412461,33
1,220339485
138331,25
12636150,17
1,094726227
128223,6667
3112604,75
4,119497237
117223
13098344,75
0,894945142
maret
113370,6667
13660790,44
0,829898293
april
109070,1111
13830463,78
0,788622225
mei
104012,4444
13949824,44
0,745618304
juni
98407,77778
13952910,56
0,705284947
juli
94233,22222
14107447
0,667967934
agustus
92310,22222
14236175,89
0,648420074
september
100856,2222
14527951,89
0,69422189
oktober
103876,4444
14861454,89
0,698965513
november
108710,4444
15279132,11
0,711496201
desember
120143,6
17492231,22
0,686839766
febuari
114588,1818
16122768,09
0,710722757
maret
117470,9091
16731508,82
0,702093938
april
122587,4545
17387832,09
0,705018624
september oktober november desember 2010
Januari febuari
2011
Januari
Rata-rata NOM 1,096771263
2. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mandiri Syariah a.
a. Rasio Permodalan tahun
bulan
2009
Januari
M tier 1 + Mtier 2 + M tier3
Penyertaan
ATMR
KPMM
Rata-rata KPMM
14,81558839
13,2925369
febuari
1639285 1650364
11064596 11253924
maret
1663052
11291314
april
1673853
11285698
mei
1687836
11608103
juni
1702714
12159815
juli
1717545
12377570
agustus
1731024
12868613
oktober
1766144
13333669
november
1790011
13542161
desember
1784541
14316109
maret
1982476
15861793
april
2002610
16110751
mei
2026630
15608614
juni
2060458
16578479
juli
2086432
17027541
agustus
2121252
17873019
september
2146376
18718810
oktober
2168168
19059759
november
2194910
19151802
desember
2154636
20694663
febuari
2443389
22244163
maret
2685147
22593300
april
2711676
23039886
14,66478714 14,7285958 14,83163026 14,54015355 14,00279527 13,87626974 13,4515196
september
2010
13,24574654 13,21806025 12,46526553
Januari febuari
2011
12,49843571 12,43027094 12,98404842 12,42851048 12,25327838 11,86845938 11,46641266 11,37563177 11,46059259 10,41155394
Januari 10,98440521 11,88470476 11,76948532
b.
Rasio Kualitas Aset
APYD(DPK,KL,D,M)
AP
KAP
Rata-rata KAP
Januari
3439,25
3451912
0,99900367
0,982680003
febuari
5610
3758764
0,99850749
maret
5521,5
3699734
0,9985076
april
5516,75
2770181
0,99800852
mei
4152,25
2044940
0,9979695
juni
3636,5
3979021
0,999086082
juli
1711308,5
31635043
0,945904657
agustus
1893062,75
32604667
0,941938902
3521392
35824059
0,901703154
november
1400623,75
34655946
0,959584893
desember
1825611,25
37109651
0,950804947
28821,25
5680382
0,994926178
april
2148216,25
41488045
0,948220837
mei
1874296,25
42121708
0,955502843
juni
53189,75
5675665
0,990628455
juli
2003110,75
45783563
0,956248256
agustus
2198735,25
44058957
0,950095613
september
2148320,25
47632229
0,954897759
oktober
2045364,5
48294909
0,957648445
november
1837169,25
50578929
0,963677182
desember
1721131
54212604
0,968252198
febuari
2095485,25
56454592
0,962881934
maret
50841,75
7414138
0,993142595
2008607,25
59702398
0,966356339
Tahun 2009
bulan
september oktober
2010
Januari febuari maret
2011
Januari
april
c.
Rasio Likuiditas Tahun 2009
2010
2011
Bulan
Aktiva Jgk Pndek
Kewjbn Jgk Pendk
STM
Januari
1068790
2209339
48,37600748
febuari
1025927
2325955
44,10777509
maret
1109425
2357256
47,06425607
april
905501
4245763
21,32716781
mei
1003864
2578976
38,92490663
juni
1026063
2830242
36,25354298
juli
1188445
2924878
40,63229304
agustus
1050461
3017478
34,81254876
september
1830522
4316578
42,40678612
oktober
1133163
3042774
37,24111617
november
1192000
3117461
38,23624417
desember
1193546
3273595
36,4597942
Januari
1297602
3578705
36,25898195
febuari
1347373
3838257
35,10377236
maret
1354076
3339598
40,5460777
april
1433518
3180454
45,07274748
mei
1514180
3364992
44,99802674
juni
1564625
6949458
22,51434572
juli
1703310
6885796
24,73657367
agustus
1724204
4376636
39,39564542
september
691522
4316578
16,02014373
oktober
1814339
4116242
44,07755909
november
1888328
4592024
41,12191051
desember
2082129
5031060
41,38549332
Januari
2265897
5484731
41,31281917
febuari
2265575
5132884
44,13844147
maret
2387182
5636059
42,35551828
april
2529590
4751246
53,24056048
Rata-Rata STM 50,808283 98
d.
Rasio Profitabilitas Tahun 2009
Bulan
(PO-DBH)-BO
Rata2 AP
NOM
Januari
222564,9167
2587622,833
8,601134362
febuari
223416,4167
2677889,333
8,343004092
maret
225130,4167
2797583,333
8,047317625
april
227682,25
2782398,417
8,182949237
mei
161925,8333
2773803,083
5,837683082
juni
164676,4167
2853141,333
5,771758123
juli
168315,4167
5274187,25
3,191305289
agustus
172289,1667
7808367,583
2,206468443
oktober
177200,3636
11403386,82
1,553927499
november
187736,0909
14340777,27
1,309106803
desember
182839,9167
17412174,36
1,05006941
237726
20700432,22
1,148410803
april
242825,8889
25002417,11
0,971209655
mei
249644,3333
29455391,33
0,847533582
juni
259125,6667
29643907,33
0,874127907
juli
272171,6667
31215965,11
0,871898933
286606
32488664
0,882172317
september
301195,8
34003020,5
0,885791308
oktober
316465,6
35250105,5
0,897772065
november
332284,3
36842403,8
0,90190722
desember
346154,8
38552699,1
0,897874359
febuari
357201,4
44198158,3
0,808181639
maret
363679,8
44371533,9
0,819624133
april
372103,6
46192969,2
0,805541636
september
2010
Januari febuari maret
agustus
2011
Januari
Rata-Rata NOM 4,703337999
3. Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mega Indonesia Syariah a. Rasio Permodalan Tahun
Bulan
M Tier 1 + Mtier 2 + M Tier3
2009
Januari
273385
2124097
12,87064574
febuari
284992
2366305
12,04375598
maret
284992
2366305
12,04375598
april
289626
2378949
12,1745359
mei
289165
2524159
11,45589481
juni
297465
2597210
11,45325176
juli
302161
2646638
11,41678613
agustus
305312
5443822
5,608412619
september
307842
2782163
11,06484415
oktober
312920
2828947
11,06135958
november
317475
2885151
11,00375682
desember
318040
2901523
10,96114006
april
364174
3023751
12,04378271
mei
367264
3017078
12,17283743
juni
372774
3078583
12,1086227
juli
376759
3123792
12,06095028
agustus
378840
3103452
12,20705202
september
378493
3063113
12,35648179
oktober
378493
2993348
12,64447034
november
376797
2917462
12,91523249
desember
379609
2904013
13,07187674
febuari
382081
2789052
13,69931432
maret
384615
2765059
13,90982977
april
415433
2751596
15,09789228
2010
Penyertaan
ATMR
KPMM
Januari febuari maret
2011
Januari
Rata-Rata KPMM 13,98426901
b. Rasio Kualitas Aset Tahun 2009
2010
Bulan
(PO-DBH)-BO
AP
Januari
KAP 0,981318901
febuari
53590,75 53590,75
2868715 2868715
0,981318901
maret
53197,25
2956366
0,982005865
april
70834
3582415
0,980227305
mei
63791,25
3200730
0,980069781
juni
59278,25
3251343
0,981768072
juli
61776,5
3378171
0,981713033
agustus
70561,5
3592891
0,980360801
september
71639,25
3622670
0,980224738
oktober
71718,75
3660040
0,980404927
november
88403,5
3813062
0,976815614
desember
79091,25
3920322
0,979825318
0,969424104
april
883611,25
13840275
0,936156525
mei
122632,75
3847315
0,968125108
juni
123516,75
3893384
0,96827522
134579
3969627
0,966097822
145951,5
4003508
0,963544097
150533,75
3905035
0,96145137
147734,5
3833789
0,961465146
november
166155,25
3819784
0,956501402
desember
111897,75
4187256
0,973276592
161932
3813287
0,957534799
153853,75
3917028
0,960721815
155355,5
3657946
0,957529307
Januari febuari maret
juli agustus september oktober
2011
Januari febuari maret april
Rata-rata KAP
c.
Rasio Likuiditas Tahun 2009
2010
2011
Bulan
Aktiva Jgk Pndek
Kewjbn Jgk Pendk
STM
Januari
287104
669270
42,89808299
febuari
505293
738097
68,45888819
maret
298902
811208
36,84653011
april
261361
1037015
25,20320343
mei
263306
1026058
25,66190215
juni
283252
1387918
20,4084103
juli
294725
1219861
24,1605396
agustus
258388
1021421
25,29691479
september
275556
902041
30,54805713
oktober
297286
924395
32,16006145
november
301475
1136952
26,51607104
desember
331805
1019652
32,54100419
febuari
330479
779735
42,38350209
maret
325703
1073696
30,33475025
april
842616
2820618
29,87345326
mei
349434
1233561
28,32725743
juni
371370
1463196
25,38074188
juli
362765
1125893
32,2202021
agustus
320933
1112683
28,84316557
september
347496
1122234
30,96466512
oktober
318029
1151830
27,61075853
november
297970
1243657
23,95917846
desember
310473
1196514
25,94812932
Januari
333245
945729
35,23683846
febuari
463180
1003826
46,14146276
maret
381482
1179233
32,35001056
april
256839
837565
30,66496332
Januari
Rata- rata STM 36,78152315
d.
Rasio Profitabilitas Tahun 2009
Bulan
NOM
28301,81818
2283392,455
1,239463594
febuari
26867,45455
2357793,636
1,139516798
maret
25057,91667
2407674,667
1,040751768
april
23654,75
2544906,917
0,929493721
mei
21945,08333
2641048,667
0,830923095
juni
21360,08333
2760669,833
0,773728284
juli
21952,08333
2885434,083
0,760789632
agustus
23378,66667
2999890,833
0,779317247
25118,5
3100248,833
0,810209159
oktober
27780,83333
3199291,667
0,868343253
november
31399,41667
3298779,167
0,951849611
desember
36383,83333
3392953,333
1,072335212
Januari
3440611,364
febuari
3497801
maret
2011
Rata2 AP
Januari
september
2010
(PO-DBH)-BO
3557960,444
april
50778,22222
4697722,667
1,080911451
mei
55106,22222
4769565,444
1,15537197
juni
59414,88889
4840903,333
1,227351277
juli
63294,11111
4906620,667
1,289973597
agustus
66592,11111
4952244,778
1,344685372
september
69535,55556
4983618,667
1,395282428
oktober
71259,44444
5002924,111
1,424355894
november
71782,66667
5003671
1,43460005
desember
72656,66667
5033330,333
1,443510794
Januari febuari
5033330,333 66576,5
4911326
1,355570777
maret
62235,54545
5303028,8
1,173584904
april
60970,81818
4284795,9
1,42295735
Rata2 NOM 1,331210472
4.
Perhitungan Rasio Keuangan Bank Mega Indonesia Syariah
a.
Rasio Permodalan Tahun Bulan 2009
M tier 1 + Mtier 2 + M tier3
Penyertaan
ATMR
KPMM
Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember
2010
Januari febuari maret april mei
2011
juni
980715
3404673
28,80496894
juli
1000015
3430691
29,14908396
agustus
1003476
3593347
27,92594203
september
1013340
3481746
29,10436316
oktober
1048380
3547112
29,55587531
november
1052544
3716353
28,32195973
desember
1052681
3895191
27,02514459
febuari
1087185
4041314
26,90177007
maret
1092677
4211723
25,94370522
april
1094634
4417500
24,77949066
Januari
Rata-rata KPMM 26,7922298
b.
Rasio Kualitas Aset
Tahun 2009
Bulan
APYD(DPK,KL,D,M)
AP
KAP
Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember
2010
Januari febuari maret april mei
2011
juni
15463
1953686
0,992085217
juli
15463
1953686
0,992085217
agustus
15855
2471310
0,993584374
september
22376,25
2542471
0,991199015
oktober
22558,25
2409029
0,990635957
november
22729,75
2457245
0,990749905
desember
22713,5
2547695
0,991084686
22716,25
2131393
0,989342064
397856
9709506
0,959024074
15897
1926707
0,991749135
Januari febuari maret april
Rata-Rata KAP 0,99191717 6
c.
Rasio Likuiditas Tahun 2009
Bulan
Aktiva Jgk Pndek
Kewjbn Jgk Pendk
STM
Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember
2010
Januari febuari maret april mei
2011
juni
333237
539610
61,7551565
juli
417178
886904
47,03755987
agustus
405241
797965
50,78430758
september
392703
913562
42,98591666
oktober
379848
639207
59,42488114
november
392293
619474
63,32679015
desember
409663
680183
60,22835031
febuari
449188
717333
62,61917408
maret
476983
718835
66,35500497
april
472459
747332
63,2194259
Januari
Rata-Rata STM 62,4872912
d.
Rasio Profitabilitas Tahun 2009
Bulan
(PO-DBH)-BO
Rata2 AP
NOM
Januari febuari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember
2010
Januari febuari maret april mei juni
105047
1953686
5,376861993
juli
34677,5
1953686
1,774978169
34871,33333
1474998,667
2,364160329
september
3472,75
2230288,25
0,155708573
oktober
10359,6
2266036,4
0,457168296
november
16764
2297904,5
0,729534234
desember
19207,71429
2333588,857
0,823097618
21530,625
2308314,375
0,932742318
25086,77778
3130669
0,801323224
28787,9
3010272,8
0,956321965
agustus
2011
Januari febuari maret april
Rata-Rata NOM 3,166591979
Lampiran 2. Uji Statistik Rasio Bank Syari'ah
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
NOM KPMM
N
1,5927
1,82422
82
14,1006
5,34422
82
KAP
,9655
,02124
82
STM
38,9322
12,63398
82
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
42,071
3
14,024
Residual
227,480
78
2,916
Total
269,551
81
F
Sig.
4,809
,004(a)
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
-33,699
9,368
-3,597
,001
-,050
,045
-,147
-1,109
,271
KAP
37,003
9,925
,431
3,728
,000
STM
,007
,018
,049
,398
,692
KPMM
Coefficient Correlations(a)
Model 1
STM Correlations
STM KAP KPMM
Covariances
KAP
KPMM
1,000
,013
-,492
,013
1,000
-,385
-,492
-,385
1,000
STM
,000
,002
,000
KAP
,002
98,507
-,173
KPMM
,000
-,173
,002
a Dependent
Variable: NOM
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) KPMM
,614
1,628
KAP
,810
1,234
STM
,721
1,387
a Dependent Variable: NOM Model Summary (b)
Model 1
R ,395(a)
R Square ,156
a Predictors: (Constant), STM, KAP, KPMM b Dependent Variable: NOM
Adjusted R Square ,124
Std. Error of the Estimate 1,70775
Durbin-Watson ,491
Lampiran 3. Laporan Keuangan Publikasi Bank Syari'ah a.
Laporan Keuangan Bank Mumalat Indonesia Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 AKTIVA Kas
286,692
Penempatan Pada BI
1,347,753
a. Giro Wadiah
722,753
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
625,000
Penempatan Pada Bank Lain
131,345
a. Rupiah
67,470
PPAP
(2,692)
-/-
b. Valuta asing PPAP
63,875
-/-
Surat Berharga Yang Dimiliki
45,000
a. Rupiah
45,000
I. Dimiliki hingga jatuh tempo
45,000
ii. Lainnya PPAP
-/-
(150)
b. Valuta asing I. Dimiliki hingga jatuh tempo ii. Lainnya PPAP
-/-
Piutang Murabaha
4,915,342
a. Rupiah
4,456,216
a.1. Terkait dengan bank
28,759
1. Piutang Murabaha
36,021
2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan
-/-
(7,262)
a.2. Tidak terkait dengan bank
4,427,457
1. Piutang Murabaha
5,873,999
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP
-/-
(1,446,542)
-/-
(79,768)
b. Valuta asing
459,126
a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan
-/-
a.2. Tidak terkait dengan bank
459,126
1. Piutang Murabaha
529,454
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP
-/-
-/-
(70,328) (3,162)
Piutang Salam PPAP
-/-
Piutang Istishna' Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan PPAP
134,050 -/-
(32,420)
-/-
(1,822)
Piutang Qardh PPAP
203,333
-/-
(2,454)
Pembiayaan
5,099,316
a. Rupiah
4,839,756
a.1. Terkait dengan bank
22,987
a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP
4,816,769
-/-
(64,106)
b. Valuta asing
259,560
b.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP
259,560
-/-
(7,467)
Persediaan Ijarah
323,613
a. Aktiva Ijarah
334,729
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah PPAP
(11,116)
-/-
Tagihan Lainnya PPAP
-/-
Penyertaan PPAP
-/-
113,938 (1,614) 78,958
-/-
(1,015)
Aktiva Istishna' dalam penyelesaian Termin Istishna'
-/-
Pendapatan Yang Akan Diterima
105
Biaya dibayar dimuka
73,655
Uang muka pajak
81,937
Aktiva pajak tangguhan
9,374
Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris
180,317 -/-
(90,555)
Agunan yang diambil alih
156,797
Aktiva lain-lain
253,166
JUMLAH AKTIVA
13,147,466
PASIVA Dana Simpanan Wadiah
828,171
a. Giro Wadiah
761,940
b. Tabungan Wadiah Kewajiban segera lainnya Kewajiban Kepada Bank Indonesia
66,231 155,861 233
a. FPJPS b. Lainnya
233
Kewajiban Kepada Bank Lain
713,571
Surat Berharga Yang Diterbitkan
314,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima
99,958
a. Rupiah
99,958
i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank
99,958
b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Beban yang masih harus dibayar
3,433 21,294
Taksiran pajak penghasilan Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank
230,473
b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Rupa-Rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi) Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah)
9,690,367
a. Tabungan Mudharabah
3,931,549
b. Deposito Mudharabah
5,758,818
b.1. Rupiah
5,211,117
b.2. Valuta asing
547,701
Ekuitas
1,090,105
a. Modal Disetor
492,791
b. Agio (disagio)
132,498
c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Saldo laba (rugi)
464,816
JUMLAH PASIVA
13,147,466
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I.
PENDAPATAN OPERASIONAL
131,946
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
123,155
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
120,286
a.Pendapatan Margin Murabahah
56,584
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna'
288 288
-/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah
4,230
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
23,908
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah
29,426
g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI
5,850 1,771 1,771
b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia
1,098
a.Bonus dari Bank Syariah lain b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
608
i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
24 584
iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 2. Jasa layanan
490 8,791 33 7,879
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
5
4. Koreksi PPAP
6
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/-
868 58,039
1.Pihak ketiga bukan bank
57,885
a.Tabungan Mudharabah
8,643
b.Deposito Mudharabah
45,360
c.Lainnya
3,882
2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah
154
b.Deposito Mudharabah
154
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II )
73,907
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva
(7,082)
V.
Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
(400)
VI. Beban Operasional lainnya
(57,583)
A.Beban Bonus titipan wadiah
(463)
B.Beban administrasi dan umum
(5,675)
C.Biaya personalia
(24,654)
D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi
(10,452)
G.Beban lainnya
(16,339)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI))
8,842
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X.
2)
21,985
3)
(773)
Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX)
21,212
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X)
30,054
XII. Taksiran Pajak Penghasilan XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4)
30,054
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontinjensi PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 KOMITMEN Tagihan Komitmen Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik
411,399
a. Pembiayaan Mudharabah
128,089
b. Pembiayaan Musyarakah
283,310
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik
19,819
Irrevocable L/C yang masih berjalan
68,447
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH
499,665 (499,665)
KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
22,334
a.Terkait dengan bank b.Tidak terkait dengan bank
22,334
Lainnya
173,689
Jumlah Tagihan Kontinjensi
196,023
Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
445,743
Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH
445,743 (249,720)
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) 01-2009 Pos-pos L 1. Penempatan pada Bank Lain 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Surat-surat Berharga Syariah
DPK
KL
83,859
D
M 96
1,134
Jumlah 85,089
625,000
625,000
45,000
45,000
4. Piutang
4,680,227
184,03 7
35,59 2
a. KUK
130,522
20,332
1,555
b.Non-KUK
1,572,691
49,881
14,56 0
8,464 21,101 1,666,697
c.Properti
1,052,508
54,660
9,105
4,243 20,178 1,140,694
21,291
4,436
211
1,031,217
50,224
8,894
2,897
225
1,921,609
58,939
10,37 2
245,08 13,522 2,249,530 8
4,644,582
286,08 7
57,32 6
15,351 95,970 5,099,316
398,056
20,860
2,583
1,044
1,708,026
93,323
18,10 6
3,734 32,579
540,399
51,724
3,764
1,886
i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi
257,85 62,593 5,220,305 6 61
7,633
524
160,103
26,462
4,243 19,654 1,114,232
d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 5. Pembiayaan : a. KUK b. Non-KUK c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi
159
3,281
2,611
1,504
2,080
599,277 2,080
538,319
51,724
3,764
117,529
4,103
1,912
1,880,572
116,07 7
30,96 1
1,886
1,504
597,197
7,240
130,784
d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi
8,687 52,036 2,088,333
6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank
78,815
143
78,958
78,815
143
78,958
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lain nya) 7. Ijarah
323,454
159
323,613
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga
113,938
113,938
9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga
514,190
514,190
11,109,06 5
470,12 4
93,07 7
273,30 159,84 12,105,40 3 0 9
10. PPAP yang wajib dibentuk
102,768
9,485
5,158
14,054 36,100
167,565
11. PPAP yang telah dibentuk
102,768
9,485
2,319
6,344 46,768
167,684
JUMLAH
12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan
28.55
28.55
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT BANK MUAMALAT INDONESIA ARTHALOKA BUILDING JL.JEND.SUDIRMAN NO 2 JKT 10220 Telp. (021)2511414-2511451-2511470 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos I.
01-2009
KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor
492,791
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham
132,498
b. Disagio (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan
126,445
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
218,010
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) h. Rugi tahun berjalan (-/-) i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-)
10,819
3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR)
102,067
3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti)
314,000
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana. 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B)
1,396,63 0
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1,396,63 0
IV. PENYERTAAN (-/-)
(78,815)
V.
1,317,81 5
TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV)
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV)
1,317,81 5
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT
11,039,0 57
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR
165,453
IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR
11,204,5 10
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII)
11.94
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX)
11.76
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN
b.
Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
8
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 AKTIVA Kas
274,134
Penempatan Pada BI
2,379,176
a. Giro Wadiah
939,176
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
1,440,000
Penempatan Pada Bank Lain
174,771
a. Rupiah
87,668
PPAP
(2,135)
-/-
b. Valuta asing
87,103
PPAP
(2,486)
-/-
Surat Berharga Yang Dimiliki
1,217,349
a. Rupiah
1,214,226
I. Dimiliki hingga jatuh tempo
1,205,406
ii. Lainnya PPAP
8,820
-/-
(12,568)
b. Valuta asing
3,123
I. Dimiliki hingga jatuh tempo
3,123
ii. Lainnya PPAP
-/-
(222)
Piutang Murabaha
6,617,948
a. Rupiah
6,073,965
a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan
-/-
a.2. Tidak terkait dengan bank
6,073,965
1. Piutang Murabaha
8,216,346
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP
-/-
(2,142,381)
-/-
(303,530)
b. Valuta asing
543,983
a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan
-/-
a.2. Tidak terkait dengan bank
543,983
1. Piutang Murabaha
617,625
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP
-/-
-/-
(73,642) (5,710)
Piutang Salam PPAP
-/-
Piutang Istishna'
228,141
Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan PPAP
-/-
(85,189)
-/-
(9,264)
Piutang Qardh PPAP
685,294
-/-
(7,491)
Pembiayaan
5,464,113
a. Rupiah
5,412,562
a.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank
5,412,562
PPAP
(260,722)
-/-
b. Valuta asing
51,551
b.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP
51,551
-/-
(416)
Persediaan Ijarah
145,317
a. Aktiva Ijarah
274,106
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah PPAP
-/-
(128,789)
-/-
Tagihan Lainnya PPAP
-/-
Penyertaan PPAP
-/-
Aktiva Istishna' dalam penyelesaian Termin Istishna'
-/-
Pendapatan Yang Akan Diterima
33,511
Biaya dibayar dimuka
87,023
Uang muka pajak Aktiva pajak tangguhan
9,808
Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris
384,692 -/-
(194,554)
Agunan yang diambil alih Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA
26,766 313,325 17,157,081
PASIVA Dana Simpanan Wadiah
1,830,777
a. Giro Wadiah
1,799,206
b. Tabungan Wadiah Kewajiban segera lainnya
31,571 196,583
Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Kewajiban Kepada Bank Lain
181,979
Surat Berharga Yang Diterbitkan
200,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
2,424
Beban yang masih harus dibayar
69,377
Taksiran pajak penghasilan
15,538
Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban Lainnya
361,129
Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Rupa-Rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi) Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Tabungan Mudharabah
12,972,695 5,206,846
b. Deposito Mudharabah
7,765,849
b.1. Rupiah
7,441,667
b.2. Valuta asing
324,182
Ekuitas
1,326,579
a. Modal Disetor
658,244
b. Agio (disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
820
f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Saldo laba (rugi)
667,515
JUMLAH PASIVA
17,157,081
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I.
PENDAPATAN OPERASIONAL
189,319
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
167,620
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
156,045
a.Pendapatan Margin Murabahah
73,633
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna'
948 948
-/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah
5,842
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
37,558
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah
23,177
g.Pendapatan dari penyertaan
h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI
14,887 11,035 11,035
b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia
540
a.Bonus dari Bank Syariah lain
59
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
481
i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
468 13
iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
21,699 960
2. Jasa layanan
9,654
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
1,474
4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/-
9,611 83,300
1.Pihak ketiga bukan bank
80,863
a.Tabungan Mudharabah
20,233
b.Deposito Mudharabah
58,503
c.Lainnya
2,127
2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah b.Deposito Mudharabah
2,437 231 2,206
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II )
106,019
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva
(27,775)
V.
Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya
(49,133)
A.Beban Bonus titipan wadiah
(1,330)
B.Beban administrasi dan umum
(16,104)
C.Biaya personalia
(26,320)
D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi
(1,152)
G.Beban lainnya
(4,227)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI))
29,111
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X.
2)
2,157
3)
(1,192)
Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX)
965
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X)
30,076
XII. Taksiran Pajak Penghasilan
(8,713)
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4)
21,363
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontinjensi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 KOMITMEN Tagihan Komitmen Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik
7,027
Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik
659,542
a. Pembiayaan Mudharabah
341,544
b. Pembiayaan Musyarakah
317,998
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik Irrevocable L/C yang masih berjalan
16,991
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Lainnya
4,491
Jumlah Kewajiban Komitmen
688,051
JUMLAH KOMITMEN BERSIH
(688,051)
KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
33,074
a.Terkait dengan bank b.Tidak terkait dengan bank
33,074
Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi
33,074
Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
162,400
Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi
162,400
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH
(129,326) Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) 01-2009 Pos-pos L
DPK
KL
D
M
Jumlah
1. Penempatan pada Bank Lain
450,798
450,798
2. Penempatan pada Bank Indonesia
1,440,00 0
1,440,00 0
3. Surat-surat Berharga Syariah
1,236,40 6
1,236,40 6
4. Piutang a. KUK
373,220
29,536
5,600
5,636
15,042
429,034
b.Non-KUK
6,297,35 0
338,51 1
73,40 5
49,17 3
258,72 0
7,017,15 9
c.Properti
578,998
35,160
6,484
3,708
10,033
634,383
4,223
1,450
1,478
1,323
1,518
9,992
574,775
33,710
5,006
2,385
8,515
624,391
i.direstrukturisasi
136,128
112,70 1
29,64 0
43,33 7
222,58 8
544,394
ii.tidak direstrukturisasi
5,955,44 3
220,18 6
42,88 2
7,763
41,141
6,267,41 5
a. KUK
354,699
8,065
8,672
3,601
6,438
b. Non-KUK
4,595,03 8
151,38 4
46,00 7
25,04 7
265,16 1
42,273
96,441
7,276
3,186
183,79 8
332,974
4,907,46 4
63,007
47,40 4
25,46 3
87,802
5,131,14 0
141,130
973
163
46
3,005
145,317
i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti
5. Pembiayaan :
c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi 6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainn ya) 7. Ijarah 8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga
9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga
179,291
100
179,391
3,447,62 5
973
163
146
3,005
3,451,91 2
10. PPAP yang wajib dibentuk
132,331
21,854
12,77 1
20,10 8
370,92 4
557,988
11. PPAP yang telah dibentuk
134,015
21,854
12,77 1
20,10 8
418,22 1
606,969
JUMLAH
12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos I.
01-2009
KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor
658,244
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham b. Disagio (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan
206,993
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
429,352
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%)
10,681
h. Rugi tahun berjalan (-/-) i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-) j. Dana Setoran Modal k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-) 3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR)
134,015
3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti)
200,000
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana. 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B)
1,639,285
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1,639,285
IV. PENYERTAAN (-/-) V.
TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV)
1,639,285
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV)
1,639,285
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT
11,009,153
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR
55,443
IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR
11,064,596
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII)
14.89
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIK O KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX)
14.82
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN
8
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Neraca PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 AKTIVA Kas
274,134
Penempatan Pada BI
2,379,1 76
a. Giro Wadiah
939,176
b. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
1,440,0
00 Penempatan Pada Bank Lain
174,771
a. Rupiah
87,668
PPAP
(2,135)
-/-
b. Valuta asing
87,103
PPAP
(2,486)
-/-
Surat Berharga Yang Dimiliki
1,217,3 49
a. Rupiah
1,214,2 26 1,205,4 06
I. Dimiliki hingga jatuh tempo ii. Lainnya PPAP
8,820 (12,568 )
-/-
b. Valuta asing
3,123
I. Dimiliki hingga jatuh tempo
3,123
ii. Lainnya PPAP
-/-
(222)
Piutang Murabaha
6,617,9 48
a. Rupiah
6,073,9 65
a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan MarginMurabaha yang ditangguhkan
-/-
a.2. Tidak terkait dengan bank
6,073,9 65
1. Piutang Murabaha
8,216,3 46
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan PPAP
(2,142,3 81)
-/-
(303,53 0)
-/-
b. Valuta asing
543,983
a.1. Terkait dengan bank 1. Piutang Murabaha 2. Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan
-/-
a.2. Tidak terkait dengan bank
543,983
1. Piutang Murabaha
617,625
2.Pendapatan margin Murabaha yang ditangguhkan
-/-
(73,642
) PPAP
-/-
(5,710)
Piutang Salam PPAP
-/-
Piutang Istishna'
228,141
Pendapatan Margin Istishna' yang ditangguhkan PPAP
(85,189 )
-/-
-/-
(9,264)
Piutang Qardh PPAP
685,294
-/-
(7,491)
Pembiayaan
5,464,1 13
a. Rupiah
5,412,5 62
a.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank
5,412,5 62
PPAP
(260,72 2)
-/-
b. Valuta asing
51,551
b.1. Terkait dengan bank a.2. Tidak terkait dengan bank PPAP
51,551
-/-
(416)
Persediaan Ijarah
145,317
a. Aktiva Ijarah
274,106
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah PPAP
-/-
(128,78 9)
-/-
Tagihan Lainnya PPAP
-/-
Penyertaan PPAP
-/-
Aktiva Istishna' dalam penyelesaian Termin Istishna'
-/-
Pendapatan Yang Akan Diterima
33,511
Biaya dibayar dimuka
87,023
Uang muka pajak Aktiva pajak tangguhan
9,808
Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap dan Inventaris Agunan yang diambil alih Aktiva lain-lain JUMLAH AKTIVA
384,692 -/-
(194,55 4) 26,766 313,325 17,157, 081
PASIVA Dana Simpanan Wadiah
1,830,7 77
a. Giro Wadiah
1,799,2 06
b. Tabungan Wadiah
31,571
Kewajiban segera lainnya
196,583
Kewajiban Kepada Bank Indonesia a. FPJPS b. Lainnya Kewajiban Kepada Bank Lain
181,979
Surat Berharga Yang Diterbitkan
200,000
Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
2,424
Beban yang masih harus dibayar
69,377
Taksiran pajak penghasilan
15,538
Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban Lainnya Pinjaman Subordinasi a. Rupiah i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank b. Valuta asing i. Terkait dengan bank ii.Tidak terkait dengan bank
361,129
Rupa-Rupa Pasiva Modal Pinjaman Hak minoritas (Hanya diisi untuk kolom konsolidasi) Dana investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah)
12,972, 695
a. Tabungan Mudharabah
5,206,8 46
b. Deposito Mudharabah
7,765,8 49
b.1. Rupiah
7,441,6 67
b.2. Valuta asing
324,182
Ekuitas
1,326,5 79
a. Modal Disetor
658,244
b. Agio (disagio) c. Modal Sumbangan d. Dana Setoran Modal e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
820
f. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap g. Saldo laba (rugi)
667,515 17,157, 081
JUMLAH PASIVA
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laba/Rugi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL I.
PENDAPATAN OPERASIONAL
189,319
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana
167,620
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank
156,045
a.Pendapatan Margin Murabahah
73,633
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel i.Pendapatan Istishna' ii.Harga Pokok Istishna'
948 948
-/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah
5,842
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
37,558
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah
23,177
g.Pendapatan dari penyertaan h.Lainnya 2.Dari Bank Indonesia a.Bonus SWBI
14,887 11,035 11,035
b.Lainnya 3.Dari bank-bank lain di Indonesia
540
a.Bonus dari Bank Syariah lain
59
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah
481
i.Tabungan Mudharabah ii.Deposito Mudharabah iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
468 13
iv.Lainnya c.Lainnya B. Pendapatan Operasional Lainnya 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
21,699 960
2. Jasa layanan
9,654
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
1,474
4. Koreksi PPAP 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif 6. Lainnya II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/-
9,611 83,300
1.Pihak ketiga bukan bank
80,863
a.Tabungan Mudharabah
20,233
b.Deposito Mudharabah
58,503
c.Lainnya
2,127
2.Bank Indonesia a.FPJP Syariah b.Lainnya 3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia a.Tabungan Mudharabah
2,437 231
b.Deposito Mudharabah
2,206
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank d.Lainnya III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I II )
106,019
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva
(27,775)
V.
Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi
VI. Beban Operasional lainnya
(49,133)
A.Beban Bonus titipan wadiah
(1,330)
B.Beban administrasi dan umum
(16,104)
C.Biaya personalia
(26,320)
D.Beban penurunan nilai surat berharga E.Beban transaksi valuta asing F.Beban promosi
(1,152)
G.Beban lainnya
(4,227)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI))
29,111
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL VIII. Pendapatan Non Operasional IX. Beban Non Operasional X.
2)
2,157
3)
(1,192)
Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX)
965
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X)
30,076
XII. Taksiran Pajak Penghasilan
(8,713)
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4)
21,363
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Komitmen dan Kontinjensi PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Bank Pos-pos 01-2009 KOMITMEN Tagihan Komitmen Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan
Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan a. Terkait dengan Bank b. Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Tagihan Komitmen Kewajiban Komitmen Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik
7,027 659,542
a. Pembiayaan Mudharabah
341,544
b. Pembiayaan Musyarakah
317,998
Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain yang belum ditarik Irrevocable L/C yang masih berjalan
16,991
Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan a.Terkait dengan Bank b.Tidak Terkait dengan Bank Lainnya Jumlah Kewajiban Komitmen JUMLAH KOMITMEN BERSIH
4,491 688,051 (688,051)
KONTINJENSI Tagihan Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diterima Pendapatan yang akan diterima (non-lancar)
33,074
a.Terkait dengan bank b.Tidak terkait dengan bank
33,074
Lainnya Jumlah Tagihan Kontinjensi
33,074
Kewajiban Kontinjensi Garansi (Kafalah) Yang Diberikan
162,400
Lainnya Jumlah Kewajiban Kontinjensi JUMLAH KONTINJENSI BERSIH
162,400 (129,326)
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) 01-2009 Pos-pos L
DPK
KL
D
M
Jumlah
1. Penempatan pada Bank Lain
450,798
450,798
2. Penempatan pada Bank Indonesia
1,440,00 0
1,440,00 0
3. Surat-surat Berharga Syariah
1,236,40 6
1,236,40 6
4. Piutang a. KUK
373,220
29,536
5,600
5,636
15,042
429,034
b.Non-KUK
6,297,35 0
338,51 1
73,40 5
49,17 3
258,72 0
7,017,15 9
c.Properti
578,998
35,160
6,484
3,708
10,033
634,383
4,223
1,450
1,478
1,323
1,518
9,992
574,775
33,710
5,006
2,385
8,515
624,391
i.direstrukturisasi
136,128
112,70 1
29,64 0
43,33 7
222,58 8
544,394
ii.tidak direstrukturisasi
5,955,44 3
220,18 6
42,88 2
7,763
41,141
6,267,41 5
a. KUK
354,699
8,065
8,672
3,601
6,438
b. Non-KUK
4,595,03 8
151,38 4
46,00 7
25,04 7
265,16 1
42,273
96,441
7,276
3,186
183,79 8
332,974
4,907,46
63,007
47,40
25,46
87,802
5,131,14
i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti
5. Pembiayaan :
c. Properti i. direstrukturisasi ii. tidak direstrukturisasi d.Non-properti i.direstrukturisasi ii.tidak direstrukturisasi
4
4
3
163
46
0
6. Penyertaan pada pihak ketiga a. Pada perusahaan keuangan non bank b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainn ya) 7. Ijarah
141,130
973
3,005
145,317
8. Tagihan Lain kepada pihak ketiga 9. Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga
179,291
100
179,391
3,447,62 5
973
163
146
3,005
3,451,91 2
10. PPAP yang wajib dibentuk
132,331
21,854
12,77 1
20,10 8
370,92 4
557,988
11. PPAP yang telah dibentuk
134,015
21,854
12,77 1
20,10 8
418,22 1
606,969
JUMLAH
12. Persentase KUK terhadap total pembiayaan Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT Telp. (021) 2300509 per Januari 2009
(Dalam Jutaan Rupiah) Pos-pos I.
01-2009
KOMPONEN MODAL A. MODAL INTI 1. Modal Disetor
658,244
2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves) a. Agio Saham b. Disagio (-/-) c. Modal Sumbangan d. Cadangan Umum dan Tujuan
206,993
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
429,352
f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) h. Rugi tahun berjalan (-/-) i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri 1) Selisih Lebih 2) Selisih Kurang (-/-)
10,681
j. Dana Setoran Modal k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (-/-) 3. Goodwill (-/-) B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR)
134,015
3. Modal Pinjaman 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti)
200,000
5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio tersedia untuk dijual (45%) C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk Risiko Penyaluran Dana. 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi kriteria untuk risiko pasar II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B)
1,639,28 5
III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN
1,639,28 5
IV. PENYERTAAN (-/-) V.
TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II ? IV)
1,639,28 5
VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (III - IV)
1,639,28 5
VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) KREDIT
11,009,1 53
VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR
55,443 11,064,5 96
X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII)
14.89
XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN RISIKO PASAR (VI : IX)
14.82
XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN
8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Romdayanah
Umur
: 24 tahun
Tanggal lahir
: 23 Mei 1987
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: jl. Air panas RT 01/RW01 Kec. Limbangan Kab. Kendal
No. Telp/HP
: 085742163785
Menerangkan dengan sesungguhnya PENDIDIKAN 1. 2. 3. 4.
Tamatan SD N 02 Gonoharjo tahun 1999 Tamatan SLTP N 3 Boja tahun 2002 Tamatan SMA N 1 Boja tahun 2005 Mahasiswi semester akhir IAIN Walisongo jurusan Ekonomi Islam
Semarang, 8 Desember 2011
Hormat Saya
Romdayanah