FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2008-2015)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
RAHMAT ABDILLAH NIM 1111046100115
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2015M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2008-2015)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: RAHMAT ABDILLAH NIM 1111046100115
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2015M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Rahmat Abdillah
NIM
: 1111046100115
Program Studi
: Muamalat (Ekonomi Islam)
Konsentrasi
: Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan memepertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.
Jakarta, 6 Desember 2015
(Rahmat Abdillah)
ABSTRACT
RAHMAT ABDILLAH, NIM: 1111046100115, The Determinants Factor of Islamic Bank’s Profitability and Liquidity in Indonesia. (2008-2015 period). Studies Program Muamalat, Islamic Banking Concentration, Faculty of Sharia and Law, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, in 1437 H / 2015 AD This study aimed to analyze the factors that affect the profitability and liquidity in Islamic banks (BUS) in Indonesia. The sample used in this study is the Muamalat Indonesia Bank, Syariah Mandiri Bank, and Mega Syariah Bank. The method used mainly in this study is multiple regression analysis of time series data using SPSS premises. The research data consists of return on assets (ROA), quick ratio, capital adequacy ratio (CAR), non-performing financing (NPF), and operating expenses to operating revenue (BOPO). The results showed that the liquidity (quick ratio) and efficiency (BOPO) have a significantly negative effect on profitability (ROA), and capital (CAR) has a positive significant effect to profitability (ROA). Capital (CAR) has a significant positive effect on liquidity (quick ratio), efficiency (BOPO) have a significantly negative effect on the liquidity (quick ratio), and the problematic financing (NPF) has no significant effect on liquidity (quick ratio). Keywords: ROA, quick ratio, NPF, BOPO, and multiple linear regression Adviser: Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D. Reference: 1998 to 2013
ABSTRAK
RAHMAT ABDILLAH, NIM:1111046100115, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015). Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1437 H/2015 M. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas di bank umum syariah (BUS) di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah. Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda data time series dengan menggunakan SPSS. Data penelitian terdiri dari return on asset (ROA), quick ratio, capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), dan biaya operasional terhadap perndapatan operasioanal (BOPO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas (ROA), dan permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif teradap profitabilitas (ROA). Permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap likuditas (quick ratio), efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap likuiditas (quick ratio), dan pembiayaan bermasalah (NPF) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio). Kata Kunci: ROA, quick ratio, NPF, BOPO, dan Regresi linear berganda Pembimbing
:
Daftar Pustaka
: Tahun 1998 s.d Tahun 2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan anugerah dan nikmatnya pada diri ini sehingga dalam menjalankan aktivitas dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Karena atas jasa beliaulah kita bisa keluar dari jaman jahiliyah dan bisa merasakan manisnya iman dan Islam. Dan semoga kelak di hari akhir kita termasuk golongan umatnya yang mendapat syafaatul udma. Penulis menyadari sepenuhnya penyusunan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan masukan yang berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Untuk itu ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada: 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum bapak Asep Sepudin, MA, Ph.D 2. Wakil Dekan bidang Akademik Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum ibu Dr. Euis Amalia, MA. 3. Ketua Program Studi Muamalat bapak AM Hasan Ali, MA
vii
4. Pembimbing skripsi bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MSc, Ph.D yang telah mebimbing penulis dengan sabar dan memberikan ilmunya hingga penelitian ini selesai dengan baik. 5. Bapak Ahmad Khairul Hadi, MA selaku dosen pembimbing akademik 6. Bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah yang telah menyediakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 7. Kedua orang tua, ayahanda Zulfiadi Ahmad dan ibunda Yandefita yang selalu memberikan dukungan moril dan materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam penulisan dan penyusuan skripsi ini. 8. Kakanda Zulfitra Utami Putri dan Adinda Zahra Zulfia Ananta yang selau memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 9. Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan. 10. Teman-teman dan sahabat, Rini Puspitasari, Ahmad Syaugi, Andi Azhari, Ari Hijrianto, Dodi Frans, dan Darma Saputra yang telah memberi dukungan dan membantu penulis menyelesaikan penelitian ini. 11. Seluruh teman-teman Perbankan Syariah C/2011 yang selalu kompak di dalam maupun duluar kelas. 12. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis.
viii
Jakarta, 6 Desember 2015 Penyususun
Rahmat Abdillah NIM. 1111046100115
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................
iv
ABSTRACT .......................................................................................................
v
ABSTRAK .........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................
vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
Latar Belakang ........................................................................................ Identifikasi Masalah ................................................................................ Rumusan Masalah ................................................................................... Tujuan Penelitian .................................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................................. Review Studi Terdahulu .......................................................................... Hipotesis..................................................................................................
BAB II
1 12 13 13 14 15 25
LANDASAN TEORI
A. B. C. D.
Profitabilitas ............................................................................................ Likuiditas ................................................................................................ Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas .................................................. Tinjauan Teoritis Variabel Independen .................................................. 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ............................. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas ................................. E. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 1. Profitabilitas ...................................................................................... 2. Likuiditas ...........................................................................................
x
27 29 31 34 34 38 42 42 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian.................................................................................... B. Variabel Penelitian .................................................................................. 1. Variabel Dependen ............................................................................ 2. Variabel Independen ......................................................................... C. Teknis Analisis Data ............................................................................... 1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. a. Uji Normalitas .............................................................................. b. Uji Heterokedastisitas ................................................................... c. Uji Multikolinearitas .................................................................... d. Uji Autokorelasi ........................................................................... 2. Analisis Regresi Berganda ................................................................ a. Uji Simultan (Uji F)...................................................................... b. Uji Parsial (UJI T) ........................................................................ c. Uji Koefisien Determinasi ............................................................
44 45 45 45 46 46 46 47 48 48 49 50 51 51
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA A. Analsis Statistik Deskriptif ..................................................................... 1. Bank Muamalat Indonesia ................................................................. 2. Bank Syariah Mandiri ....................................................................... 3. Bank Mega Syariah ........................................................................... B. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 1. Uji Normalitas ................................................................................... 2. Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 3. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 4. Uji Autokorelasi ................................................................................ C. Uji Signifikansi ....................................................................................... 1. Uji F................................................................................................... 2. Uji t .................................................................................................... 3. Uji Koefisien Determinasi ................................................................. D. Analsis Regresi Berganda ....................................................................... E. Pembahasan ............................................................................................. 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas ............................. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas .................................
53 53 54 55 56 56 65 71 76 80 80 84 93 97 103 103 107
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. B. Saran ........................................................................................................
xi
113 114
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
116
LAMPIRAN .......................................................................................................
119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................
139
xii
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1.1 Nilai Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013 ..............................
2
Tabel 1.2 Jumlah Bank Syariah di Indonesia .................................................
5
Tabel 1.3 Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA) ....................................
7
Tabel 1.4 Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR) ........................
9
Tabel 1.5 Kriteria Penilaian Non Performing Financing (NPF) ....................
10
Tabel 1.6 Kriteria Penilaian BOPO ................................................................
11
Tabel 3.1 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi .................................................
49
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif BMI ................................................................
53
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif BSM ...............................................................
54
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif BMS ...............................................................
55
Tabel 4.4 Uji Skewness dan Kurtosis BMI (Y=Profitabilitas) ......................
57
Tabel 4.5 Uji Skewness dan Kurtosis BMI (Y=Likuiditas) ...........................
59
Tabel 4.6 Uji Skewness dan Kurtosis BSM (Y=Profitabilitas) .....................
60
Tabel 4.7 Uji Skewness dan Kurtosis BSM (Y=Likuiditas) ..........................
61
Tabel 4.8 Uji Skewness dan Kurtosis BMS (Y=Profitabilitas) .....................
63
Tabel 4.9 Uji Skewness dan Kurtosis BMS (Y=Likuiditas) ..........................
64
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas BMI (Y=Profitabilitas) ..............................
72
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas BMI (Y=Likuiditas) ..................................
73
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas BSM (Y=Profitabilitas) .............................
73
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas BSM (Y=Likuiditas) ................................
74
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas BMS (Y=Profitabilitas) .............................
75
Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas BMS (Y=Likuiditas) .................................
75
Tabel 4.16 Uji Durbin Watson .......................................................................
76
xiii
Tabel 4.17 Uji Durbin Watson BMI (Y=Profitabilitas) .................................
77
Tabel 4.18 Uji Durbin Watson BMI (Y=Likuiditas) .....................................
77
Tabel 4.19 Uji Durbin Watson BSM (Y=Profitabilitas) ................................
78
Tabel 4.20 Uji Durbin Watson BSM (Y=Likuditas)......................................
78
Tabel 4.21 Uji Durbin Watson BMS (Y=Profitabilitas) ................................
79
Tabel 4.22 Uji Durbin Watson BMS (Y=Likuiditas) ....................................
79
Tabel 4.23 Uji F BMI (Y=Profitabilitas) .......................................................
80
Tabel 4.24 Uji F BMI (Y=Likuiditas) ............................................................
81
Tabel 4.25 Uji F BSM (Y=Profitabilitas) ......................................................
82
Tabel 4.26 Uji F BSM (Y=Likuiditas) ...........................................................
82
Tabel 4.27 Uji F BMS (Y=Profitabilitas) ......................................................
83
Tabel 4.28 Uji F BMS (Y=Likuiditas) ...........................................................
84
Tabel 4.29 Uji t BMI (Y=Profitabilitas) ........................................................
85
Tabel 4.30 Uji t BMI (Y=Likuiditas) .............................................................
86
Tabel 4.31 Uji t BSM (Y=Profitabilitas) .......................................................
88
Tabel 4.32 Uji t BSM (Y=Likuiditas) ............................................................
89
Tabel 4.33 Uji t BMS (Y=Profitabilitas) .......................................................
90
Tabel 4.34 Uji t BMS (Y=Likuiditas) ............................................................
92
Tabel 4.35 Uji Koefisien Determinasi BMI (Y=Profitabilitas) .....................
94
Tabel 4.36 Uji Koefisien Determinasi BMI (Y=Likuiditas) ..........................
94
Tabel 4.37 Uji Koefisien Determinasi BSM (Y=Profitabilitas) ....................
95
Tabel 4.38 Uji Koefisien Determinasi BSM (Y=Likuiditas) .........................
95
Tabel 4.39 Uji Koefisien Determinasi BMS (Y=Profitabilitas) ....................
96
Tabel 4.40 Uji Koefisien Determinasi BMS (Y=Likuiditas) .........................
96
xiv
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1.1 Statistik BUS dan UUS ..............................................................
4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profitabilitas .............................................
42
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Likuiditas ..................................................
43
Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot BMI (Y=Profitabilitas) ...........................
57
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot BMI (Y=Likuiditas) ...............................
58
Gambar 4.3 Uji Normalitas P-Plot BSM (Y=Profitabilitas) ..........................
60
Gamvar 4.4 Uji Normalitas P-Plot BSM (Y=Likuiditas) ..............................
61
Gambar 4.5 Uji Normalitas P-Plot BMS (Y=Profitabilitas) ..........................
63
Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot BMS (Y=Likuiditas) ..............................
64
Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas BMI (Y=Profitabilitas) ..........................
66
Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas BMI (Y=Likuiditas) ...............................
67
Gambar 4.9 Uji Heterokedastisitas BSM (Y=Profitabilitas) .........................
68
Gambar 4.10 Uji Heterokedastisitas BSM (Y=Likuiditas) ............................
69
Gambar 4.11 Uji Heterokedastisitas BMS (Y=Profitabilitas) .......................
70
Gambar 4.12 Uji Heterokedastisitas BMS (Y=Likuiditas) ............................
71
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai terjadi pada berbagai negara seperti Rusia, Malaysia, Brazil, China, dan negara-negara berkembang lainnya termasuk Indonesia ditandai dengan melemahnya mata uang negara-negara tersebut. Menguatnya dolar terhadap mayoritas mata uang dunia disebabkan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika akibat krisis pada tahun 2008. Paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika untuk memperbaiki perekonomiannya yang disebut cuantitative easing yaitu dengan menyuntikkan dana stimulus untuk memacu perekonomiannya. Akibat kebijakan tersebut banyak dana modal yang dibawa keluar ke beberapa negara untuk di investasikan ke negara-negara berkembang salah satunya Indonesia. Setelah eknominya membaik Amerika kembali mengeluarkan paket kebijakan ekonomi lanjutan yaitu tapering off dengan memotong dana stimulus yang diberikan. Akibatnya investor kembali menarik dananya dari negara-negara tersebut. Sehingga dolar menjadi langka dan menekan mata uang global khususnya negaranegara berkembang termasuk Indonesia. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menyebabkan barang-barang ekspor dari Indonesia menjadi mahal berimbas pada menurunnya jumlah ekspor. Ketika ekspor terus menurun justru impor terus berjalan secara normal sehingga neraca perdagangan nasional menjadi defisit. Neraca
1
2
perdagangan defisit menyebabkan perekonomian nasional semakin lesu dan berdampak pada berbagai sektor perekonomian nasional tidak terkecuali sektor perbankan. Pelemahan ekonomi bisa berdampak terhadap sektor keuangan seperti perbankan tapi perbankan juga bisa menjadi kunci untuk membangkitkan perekonomian nasional dari keterpurukan. Tabel 1.1 Nilai Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013 (juta USD) Nonmigas Tahun Ekspor Impor 2008 107.894,20 98.644,40 2009 97.491,70 77.848,50 2010 129.739,50 108.250,60 2011 162.019,60 136.734,10 2012 153.043,00 149.125,30 2013 149.918,80 141.362,30 Sumber: Data Badan Pusat Statistik
Migas Ekspor 29.126,30 19.018,30 28.039,60 41.447,00 36.977,30 32.633,00
Impor 30.552,90 18.980,70 27.412,70 40.701,50 42.564,20 45.226,40
Jumlah Ekspor 137.020,40 116.510,00 157.779,10 203.496,60 190.020,30 182.551,80
Impor 129.197,30 96.829,20 135.663,30 177.435,60 191.689,50 186.628,70
Perbankan dan lembaga keuangan lainnya sangat dinamis karena perubahan perekonomian suatu negara berpengaruh terhadap lembaga keuangan di negara tersebut. Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia tumbuh cukup baik, baik lembaga keuangan konvensional maupun syariah. Perbankan menjadi lembaga paling besar dan menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegitan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
3
pembayaran1. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum , artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Pada prinsipnya, bank syariah adalah sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai intermediasi yang menerima dana dari orang-orang yang surplus dana (dalam bentuk penghimpunan dana) dan menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan (dalam bentuk produk pelemparan dana). Sehingga produk-produk yang disediakan oleh bank-bank konvensional baik itu produk penghimpunan dana (founding) maupun produk pembiayaan (financing) pada dasarnya dapat pula diadakan oleh bank syariah. Salah satu prinsip utama bank dalam perbankan syariah adalah prinsip bagi hasil yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank , serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam transaksi. Market share perbankan syariah di Indonesia saat ini baru berkisar 5% dibandingkan dengan total aset bank secara nasional.2 Jumlah nasabah bank syariah
1
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/PBI/2007 Perubahan Atas: Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/21/PBI/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prindip Syariah 2
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
4
saat ini masih dibawah 10 juta orang sehingga potensi peningkatan nasabah perbankan syariah masih sangat besar karna jumlah usia produktif di Indonesia terus bertambah. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar3, tentu menjadi potensi besar bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Gambar 1.1
Statistik Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah 300 250 200 150 100 50 0 2009
2010
Total Asset
2011 Total Pendapatan
2012 Total Beban
2013
2014
Total DPK
Sumber: Data Otoritas Jasa Keuangan Sampai dengan bulan november 2014 tercatat terdapat 12 bank umum sayriah (BUS), 22 unit usaha syariah (UUS), dan 163 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dengan total jaringan
3
juta jiwa.
2.539 kantor yang tersebar di hampir diseluruh wilayah
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 237,6
5
Indonesia4. Total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) mencapai 262 triliun rupiah, sedangnkan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) menapai 6,4 triliun rupiah5. Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah jauh lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil meningkatkan porsi perbankan syariah dalam perbankan nasional menjadi 5%. Jika tren pertumbuhan yang tinggi pada industri perbankan syariah terus dapat dipertahankan, maka porsi perbankan sayriah diperkirakan dapat mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 10 tahun kedepan. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia juga bisa terlihat dari data statistik badan otoritas jasa keuangan (OJK), tercatat bahwa dari tahun 2009 hingga tahun 2014 total aset dan DPK komulatif bank umum syariah dan unit usaha syariah di Indonesia selalu mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Pendapatan bank umum syariah dan unit usaha syariah juga selalu bergerak positif dari tahun 2009 sampai 2014 kecuali pada tahun 2011 yang menurun cukup tinggi. Efisiensi bank syariah dinilai cukup baik dan selalu meningkat tiap tahunnya sehingga bank syariah mampu bersaing dengan bank-bank konvensional. Tabel 1.2 Jumlah Bank Syariah di Indonesia Indikator Bank Umum Syariah (BUS) Jumlah Bank Jumlah Kantor
2008
2009
2010
5 581
6 711
11 11 11 11 12 1.215 1.410 1.745 1.998 2.174
4
Otoritas Jasa Keuangan, Op.Cit
5
Otoritas Jasa Keuangan, Op.Cit
2011
2012
2013
2014
6
Unit Usaha Suariah (UUS) Jumlah Bank 27 25 Jumlah Kantor 241 287 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Jumlah Bank 131 138 Jumlah Kantor 202 225 Total Kantor 1.024 1.223 Sumber : Statistik Perbankan Syariah OJK
23 262
24 336
24 517
23 590
22 355
150 155 158 163 163 286 364 401 402 438 1.763 2.101 2.663 2.990 2.967
Berdasarkan Tabel 1.2 diatas, terlihat bahwa pertumbuhan perbankan syariah semakin meningkat tiap tahunnya. Meningkatnya eksistensi bank syariah di Indonesia juga didorong oleh tingginya minat masyarakat untuk menempatkan dananya di bank syariah dan mulai berkembang menjadi sebuah tren. Tren tersebut dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan mengingat nisabah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif dibandingkan dengan bunga pada bank konvensioanal. Selain itu kinerja bank syariah menunjukkan peningkatan yang signifikan tercermin dari profitabilitas semakin meningkat. Kinerja bank merupakan hal yang sangat penting pada bisnis perbankan untuk menunjukkan kredibilitasnya untuk mendorong masyarakat menggunakan jasa bank tersebut. Hubungan nasabah dengan bank syariah bukanlah hubungan anatara debitur dan kreditur, tapi merupakan hubungan kemitraan (partnership) antara pemilik dana (sohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib).6 Karna itu keuntungan (profitabilitas) bank berpengaruh terhadap bagi hasil yang akan diberikan pada nasabah penyimpan dana.
6
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ekonisa, Yogyakarta, 2008, h. 7
7
Profitabilitas bank dapat diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas bank dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilliki, sedangkan ROE mengukur efektifitas bank berdasarkan ekuitas. ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.7 Semakin tinggi ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karna tingkat pengembalian (return) semakin besar.8 Tabel 1.3 Kriteria Penilaian Return On Asset (ROA) Level Kriteria Level 1 ROA > 1,5% Level 2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Level 3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Level 4 0% < ROA ≤ 0,5% Level 5 ROA ≤ 0% Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007
Informasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah
Selain profitabilitas, likuiditas juga menjadi faktor penting dalam dunia perbankan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Likuiditas menggambarkan kemampuan bank untuk mengakomodasi penarikan deposit dan kewajiban lainnya
7
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. Edisi Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009, h.119 8
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi kedua, Akademi Manajemen Keuangan YKPN, Yogyakarta, 1998, h. 4
8
secara efisien dan untuk menutup peningkatan dana dalam pinjaman serta portofolio investasi. Bank yang memiliki tingkat likuiditas yang memadai dapat memperoleh dana yang diperlukan (dengan meningkatkan kewajiban, mengamankan, atau menjual aset) dengan segera dan dengan biaya yang masuk akal.9 Likuiditas pada bank syariah dapat dilihat dari nilai quick ratio. Quick ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada deposan (pemilik simapanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki bank.
Semakin tinggi angka quick ratio maka semakin tinggi tingkat
likuiditas bank tersebut. Profitabilitas dan likuiditas sama-sama memiliki arti penting bagi bank. Kelangsungan hidup bank dalam jangka pendek tergantung pada likuiditas yang dimiliki bank tersebut. Sedangkan kelangsungan hidup bank dalam jangka panjang, dan kontinuitas tergantung pada profitabilitas. Bank yang berhasil adalah bank dengan tingkat likuiditas yang tepat (tidak terlalu tinggi dan tidak terlau rendah) mampu mendapatkan profitabilitas maksimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank seperti ukuran bank, permodalan, pembiayaan bermasalah, efisiensi, dll. Dalam penelitian ini akan diuji faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada 3 bank umum syariah di Indonesia. Terdapat tiga variabel yang akan digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap profitabilitas dan likuiditas. Pada
9
Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, Analisis Resiko Perbankan, Salemba Empat, Jakarta, 2011, h. 163
9
faktor-faktor yng mempengaruhi profitabilitas adalah variabel likuditas, permodalan dan efisiensi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas adalah permodalan, pembiayaan bermasalah, dan efisiensi. Permodalan menjadi kunci bagi bank dalam bersaing dengan bank lainnya. Kemampuan modal yang lebih baik dan distribusi modal yang tepat akan membuat bank dapat bersaing. Permodalan pada bank syariah dapat dilihat dengan menggunakan variabel Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurut ketentuan BI tingkat CAR yan harus dimiliki bank syariah adalah 8%. Jika bank bank mampu memenuhi kebutuhan 8% CAR sesuai kriteria BI berarti bank mampu membiayai operasional bank, sehingga bank dapat menjaga likuiditas dan mendapatkan profitabilitas. Tabel 1.4 Kriteria Penilaian Capital Adequacy Ratio (CAR) Level Kriteria Informasi Level 1 Jauh Lehih Tinggi dari Ketentuan KPMM ≥ 12% Level 2 9% ≤ KPMM < 12% Lebih Tinggi dari Ketentuan Level 3 8% ≤ KPMM < 9% Sedikit Lebih Tinggi dari Ketentuan Level 4 6% < KPMM 8 12% Lebih Rendah dari Ketentuan Level 5 KPMM ≤ 6% Jauh Lehih Rendah dari Ketentuan Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007
Pembiayaan bermsalah adalah salah satu permasalahan yang harus dihapi oleh perbankan. Bank harus mampu menekan jumlah pembiayaan bermasalah serendah mungkin sehingga kesehatan dan profitabilitas bank tetap terjaga. Pembiayaan bermasalah pada bank syariah dapat dilihat dari rasio Non Performing Financing
10
(NPF). NPF merupakan rasio yang menggambarkan persentase jumlah pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Semakin tinggi nilai NPF akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan likuiditas bank syariah. Tabel 1.5 Kriteria Penilaian Non Performing Financing (NPF) Level Kriteria Level 1 NPF < 2% Level 2 2% ≤ NPF < 5% Level 3 5% ≤ NPF < 8% Level 4 8% ≤ NPF < 12% Level 5 NPF ≥ 12% Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007
Informasi Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk
Efisiensi sangat penting dalam operasional bank. Efisiensi yang baik adalah ketika bank mampu menekan beban biaya dan memaksimalkan pendapatan yang dihasilkan. Efisiensi pada bank syariah dapat dilihat dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakan persentase jumlah biaya operasional bank syariah terhadap jumlah pendapatan yang yang dihasilkan bank dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin rendah tingkat efisiensi bank tersebut. Semakin tinggi nilai BOPO akan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dan likuiditas bank tersebut.
11
Tabel 1.6 Kriteria Penilaian Biaya Operasiaonal Pendapatan Operasional (BOPO) Level Kriteria Level 1 BOPO ≤ 83% Level 2 83% < BOPO ≤ 85% Level 3 85% < BOPO ≤ 87% Level 4 87% < BOPO ≤ 89% Level 5 BOPO > 89% Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS 2007
Informasi Sangat Tinggi Tinggi Moderat Rendah Snagat Redah
Penelitian Etiene Bordeleau dan Christopher Graham (2013), Mona Abduilah Yousef Al-Ademi (2009) dan Ali Sulieman Alsatti (2014) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas namun ada satu titik dimana menahan asset liquid terlalu tinggi justru menurunka profitabilitas. Sementara itu penelitian Afia Akter dan Khaled Mahmud (2011) berkesimpulan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara likuditas dan profitabilitas. Penelitian Muhammad Farhan Akhtar (2011) menunjukkan bahwa capital adequacy berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian Antoniana Davydenko dan Ali Sulieman Alsatti (2014) menunjukkan jika capital adequacy dan likuditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Penelitian Anna P.I Vong dan Hoi Si Chan yang meneliti faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada bank di Macau menyimpulkan bahwa efisiensi menjadi faktor utama mempengaruhi proftabilitas. Sedangkan faktor yang mempengaruhi likuiditas berdasarkan penelitian Pavla Vadova (2011), Pavla Vodova (2013) Wilbert Chagwiza (2014) dan Muhamed Aymen Ben Moussa (2015)
12
berkesimpulan bahwa capital adequacy dan non performing loan (NPL) berpengaruh positif terhadap likuditas bank. Dari berbagai penelitian terdahulu diatas maka dapat dilihat terdapat gap dan keragaman argumentasi bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas. Sehingga Berdasarkan latar belakang diatas penyusun memberi judul penelitian ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)”. B. Identifikasi Masalah Pada penelitian ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank umum syariah di Indonesai. Sebelumnya telah di indentifikasi faktor faktor yang mungkin mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas antara lain: 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas a. Likuiditas (quick ratio) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum syariah di Indonesia. b. Permodalan (CAR) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah di Indonesia. c. Efisiensi (BOPO) berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum syariah di Indonesia.
13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuditas a. Permodalan (CAR) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank umum syariah di Indonesia. b. Pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank umum syariah di Indonesia. c. Efisiensi (BOPO) berpengaruh terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank umum syariah di Indonesia. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini akan menjelaskan tentang: 1. Bagaimana pengaruh likuditas (quick ratio), permodalan (CAR), dan efisiensi (BOPO) terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia. 2. Bagaimana pengaruh permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indoenesia. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia. Telah dibagi dalam rumusan sebagai berikut:
14
1. Profitabilitas a. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia. b. Untuk menganalisis pengaruh permodalan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. c. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi terhadap profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia 2. Likuiditas a. Untuk menganalisis pengaruh permodalan terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia b. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan bermasalah terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia c. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi terhadap likuiditas pada bank umum syariah di Indonesia E. Manfaat Penelitian Berdasarkan konsep latar belakang, serta tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain: 1. Menjadi salah satu referensi dalam kajian tentang profitabilitas dan likuiditas perbakan. 2. Bagi mahasiswa, bisa menjadi rujukan untuk penelitian dengan tema serupa
15
3. Bagi bank, dapat menjadi referensi dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan likuiditas. F. Review Studi Terdahulu Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010) The Impact of Liquidity on Bank Profitability. Pada penelitian ini, penulis meneliti bagaimana pengaruh liquid asset pada profitabilitas bank-bank besar yang ada di AS dan Canada. Asset liquid bisa berbentuk kas, piutang di bank lain atau pemerintah dan surat berharga. Sementara profitabilitas diukur dengan melihat rasio return on equity (ROE). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan profitabilitas pada bank yang menahan liquid asset, namun ada satu titik dimana menahan asset liquid lebih tinggi justru menurunkan profitabilitas bank. Selain itu, bukti empiris menunjukkan bahwa hubungan ini bervariasi tergantug pada model bisnis bank dan kondisi ekonomi. Hasil penelitian ini relevan bagi pembuat kebijakan dalam menentukan standar tingkat likuiditas yang sesuai bagi bank. Afia Akter dan Khaled Mahmud (2014) Liquidity-Profitability Relationship in Bangladesh Banking Industry. Penelitian ini coba mengeksplor hubungan antara likuiditas (diukur dengan current ratio) dengan profitabilitas (diukur dengan return on asset) pada industri perbankan di Bangladesh. Penelitian mengambil 12 sampel pada empat sektor yang berbeda (bank pemerintah, bank syari’ah, bank multinasional dan bank suasta komersial). Untuk mengetahui sejauh mana hubungan likuiditas dan profitabilitas metode analisis yang digunakan adalah regresi linear (tingkat signifikansi
16
10%). Secara parsial setiap sektor menunjukkan ada hubungan signifikan likuiditas dengan profitabilitas. Secara simultan dari semua sektor juga menunjukkan hubungan yang signifikan likuiditas dan profitabilitas. Sebelum masa resesi (2006) likuiditas dan profitabilitas cenderung stabil. Setelah terjadi resesi (2008-2011) liquiditas dan profitabilitas dari berbagai sektor bervariasi. Likuiditas pada bank pemerintah mengalami fluktuasi, sedangkan sektor lain tetap kuat. Profitabilitas terjadi fluktuasi di semua sektor (bank pemerintah, bank syari’ah, bank multinasional dan bank swasta komersial). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan anatara likuiditas dan profitabilitas bank dari berbagai sector di Bangladesh. Limon Moinur Rasul (2013) Impact of Liquidity on Islamic Bank’s Profitability: Evidence from Bangladesh. Penelitian ini menguji pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas bank islam di Banhladesh periode 2001-2011. Sampel penelitian terdiri dari 5 bank Islam yang beroperasi di Bangladesh. Indikator yang digunakan untuk mewakili variabel Likuiditas adalah cash & due from banks to total assets (CDTA), cash & due from banks to total deposits (CDDEP), investment to total assets (INVSTA) and investment to total deposits (INVSDEP). Variabel untuk menilai profitabilitas adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan return on deposits (ROD). Hasil penelitian secara statistik menunjukkan CTDA berpengaruh terhadap semua variable profitabilitas, sementara CDDEP berpengaruh tidak signifikan pada semua variable profitabilitas kecuali ROE. INVSTA dan INVSDEP berpengaruh signifikan terhadao semua variable profitabilitas. Tapi, ketika ROE tidak
17
dipengaruhi secara signifikan oleh semua variable likuiditas, ROA, dan ROD justru memiliki korelasi signifikan dengan model yang sama pada level signifikan 1%. Etienne Bordeleau dan Christopher Graham (2010) dengan penelitian berjudul “The Impact of Liquidity on Bank Profitability”. Penlitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kepemilikan liquid asset terhadap profitabilitas pada Bank besar di US dan Canada. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas beberapa bank meningkat ketika mempertahanakan likuid asset, namun ada titik dimana bank dengan asset likuid mengalami penurunan profitabilitas. Model ini bergantung model bisnis bank dan keadaan ekonomi. Victor Curtis Lartey, Samuel Antwi, Eric Kofi Boadi (2013) The Relationship between Liquidity and Profitability of Listed Banks in Ghana. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara likuiditas dan profitabilitas pada bank yang listed di pasar modal Ghana. Terdapat 8 bank yang menjadi sampel penelitian ini. Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas diuji dengan analisis regresi berganada dengan data time series. Variabel yang mewakili likuiditas adalah total ivestment ratio (TIR), dan return on asset (ROA) menjadi variable profitabilitas Hasil penelitian menunjukka ada pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas. Berdasarkan data pada tahun 2005-2010, likuiditas dan profitabilitas cenderung menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang lemah likuiditas terhadap profitabilitas.
18
Sujan Chandra Paul, Probir Kumar Bhowmik, Mohammad Rakibul Islam, Md. Abdul Kaium, Abdullah Al Masud (2013) Profitability and Liquidity of Conventional Banking and Islamic Banking in Bangladesh: A Comparative Study. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan mengevaluasi profitabilitas dan liquiditas 5 bank konvensional dan 5 bank syariah di Bangladesh periode 2008-2012. Rasio yang digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas adalah return on asset (ROA), return on equity (ROE), profit expense ratio (PER), net profit margin (NPM), earning per share (EPS), profit per branch, peofit per employee. Rasio untuk mengukur likuiditas adalah loan to deposit ratio (LDR), loan to asset ratio (LAR). T-test dan F-test digunakan untuk mengukur kinerja dari dua kelompok bank. Hasil studi menunjukkan bank Islam masih kalah dibandingkan dengan bank konvensional pada tahun 2008 dan 2009 dari segi profitabilitas. Pada tahun 2010 tingkat profitabilitas bank konvensiona lebih tinggi dibandingkan bank Islam kecuali pada ROE, dan PER. Pada tahun 2011 dan 2012, kinerja profitabilitas bank syariah dari bank konvensional kecuali pada EPS, profit per branch, dan profit per employee. Tapi, tidak tedapat perbedaan yang signifikan dalam likuiditas kedua kelompok bank. LAR selalu lebih tinggi dibandingkan LDR pada bank Islam tiap tahunnya.Pada tahun 2010 dan 2011, LDR bank konvensional lebih tinggi daripada bank Islam. Alasannya adalah karena bank konvensional di Bangladesh telah memiliki sejarah panjang dan pengalaman pada bisnis perbankan dan memegang market share jauh lebih besar dibandingkan dengan bank Islam yang masih tergolong baru. Penelitian ini juga menemukan bahwa bank Islam memiliki tingkat
19
profitabilitas dan likuiditas lebih rendah pada periode 2008-2012. Namun telah meningkat tajam pada profitabilitas selama periode 2011-2012. Muhammad Asif Khan (2015) Gauging Profitability and Liquidity of Islamic Banks: Evidence from Malaysia and Pakistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan Islam yang beroperasi di Pakistan dan lima bank dari Malaysia yang dilihat dari profitabilitas dan likuiditas. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan periode 2006-2011. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan tingkat profitabilitas bank Islam di Malaysia lebih baik dibandingkann bank Islam di Pakistan jika dilihat dari profit margin, profit to expense, earning per share (EPS), cash ratio, dan loan to deposit ratio (LDR). Namun tidak ada perbedaan yang signifikan untuk return on asset (ROA), return on equity (ROE), current ratio, cash & portofolio investment to deposit, dan loan to asset ratio (LAR). Bank Islam Malaysia lebih baik dalam menjaga portofolio investasi yang sehat, dan cash ratio yang tinggi, sementara bank Islama Pakistan mampu menjaga loan to deposit tetap tinggi Muhammad Farhan Akhtar (2011) Factors Influencing the Profitability of Islamic Banks of Pakistan. Penelitian bertujuan untuk menguji faktor yang paling spesifik mempengaruhi profitabilitas bank syariah di Pakistan periode 2006. Penelitian menggunakan dua model penelitian dengan dua variable profitabilitas berbeda yaitu return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Variabel yang diuji dalam
20
mempengaruhi profitabilitas adalah bank’s size, gearing ratio, non performing loan (NPL), asset management, operating efficiency, capital adequacy. Metode analysis yang digunakan adalah analysis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan gearing ratio dan capital adequacy berpengaruh signifikan positif pada kedua model penelitian. Asset management berpengaruh signifikan positif terhadap model I dan tidak signifikan pada model II. Size bank tidak berpengaruh signifikan pada kedua model penelitian. Antoniana Davydenko (2010) Determinants of Bank Profitability in Ukraine. Penelitian ini bertujuan menguji faktor yang mempengaruhi profitabilitas di bank Ukraina. Data yang digunakan adalah laporan keuangan bank dari tahun 2005-2009. Variabel profitabilitas yang digunakan adalah return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). Varabel independent terdiri dari cost management, likuiditas, loans to total assets, dan deposit to total assets.Hasil penelitian menunjukka loans to total asset, deposit to total assets dan likuiditas berpengaruh signifikan negative terhadap profitabilitas. Anna P.I Vong dan Hoi Si Chan, Determinants of Bank Profitability in Macau. Penelitian ini mengkaji pengaruh sektor makro dan struktur keuangan terhadap kinerja industri perbankan di Macau. Untuk melihat kinerja dilihat dari tingkat profitabilitas (ROA). Variabel yang di uji terbagi dua yaitu internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari capital ratio (EQTA), asset composition (LOTA), the effect of fund source (DETA), the effect asset quality (PRTO), the expense management variable (NETA),
21
The importance of fee-based services of banks and their product diversification (NIGI), the tax variable (TOPB), the market share (INDE). Faktor eksternal terdiri dari economic growth (RGDP), real interest (RINT), high inflation (INFL). Hasil penelitian menunjukkan jika efisiensi menjadi faktor utama mempengaruhi profitabilitas perbankan di macau. Faktor eksternal yang paling signifikan berpengaruh terhadap kinerja perbankan di maacau hanya inflation rate. Ali Sulieman Alsatti (2014) dalam jurnal berjudul “The Effect the Liquidity Management on Profitability in the Jordanian Commercial Banks”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen likuiditas terhadap profitabilitas bank-bank komersial Yordania dalam periode (2005-2012). Populasi penelitian adalah semua bank yang ada di Yordania, dan dipilih 13 bank untuk menjadi sampel penelitian. Variabel yang digunakan untuk indikator likuiditas adalah Invesment ratio, quick ratio, cpital ratio, net credit facilities/ total assets dan liquid assets ratio. Sementra itu variabel untuk indikator profitabilitas adalah Return on equity (ROE), dan Return on asset (ROA). Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif quick ratio dan investment ratio meningkatkan profitabilitas, sementara terdapat capital ratio dan liquid asset ratio berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank di Yordania. Mona Abduilalh Yousef Al-Ademi (2009) meneliti tentang “Profitability Determinants of Commercial Banks in Malaysia After 1997 Financial Crisis”. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh CAR, expenses management
22
(EXPS), interest coverage (INC), bank size, total deposits, total loans, total income, base lending rate (BLR), inflation rate, gross domestic product (GDP) terhadap ROA. Penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya CAR dan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. INC dan BLR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, EXPS dan Total loans berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Pavla Vodova (2011) dengan penelitian berjudul “Liquidity of Czech Commercal Banks and its Determinants”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas bank komersial di Republuk Ceko periode tahun 2001 hingga 2009. Analsis yang digunakan adalah regresi berganda dengan data panel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif CAR, NPL, interest rate terhadap likuiditas bank. Sementara itu Inflasi, siklus bisnis, dan krisis keunagan berpegaruh negatif terhadap likuiditas. Dan hubungan size bank terhadap likuiditas bersifat ambigu. Doriana Cucinelli (2013) The Determinants of Bank Liquidity Risk within the Context of Euro Area. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan resiko likuiditas, diukur dengan liquidity coverage ratio, net stable funding ratio, dan beberapa varabel bank tertentu (size, capitalization, asset quality, dan specialization). Sampel terdiri dari 1.080 bank yang terdaftar dan tidak terdaftar di zona Euro. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank besar eksposur terhadap resiko likuiditas,
23
bank dengan tingkat kapitalisasi yang tinggi memiliki likuiditas lebih baik untuk jangka panjang. Pengaruh kualitas aset hanya pada resiko likuiditas jangka pendek. Spesialisasi bank lebih banyak pada aktivitas peminjaman menunjukkan struktur pendanaan lebih rentan. Muhamed Aymen Ben Moussa (2015) The Determinants of Bank Liquidity: Case of Tunisia. Penelitian ini bertujuan menganalisis apa saja faktor yang mempengaruhi likuiditas 18 bank di Tunisia pada periode 2000-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan kinerja keuanagan, modal/total aset, biaya opersi/total asset, pertumbuhan GDP, tingkat inflasi, dan delayed liquidity berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank. Sementara itu ukuran, total pinjaman/total aset, financial cost/total credit, dan total simpanan/total aset tidak berpengaruh signifikan terhapdap likuiditas bank Tunisia. Wilbert Chagwiza (2014) Zimbawean Commercial Banks Liquidity and Its Deteerminants. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu likuiditas bank komersial di Zimababwe. Data penelitian mencakup periode 2010-2011. Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara likuiditas perbankan dan capital aadequacy, total asset, GDP, dan suku bunga bank. Gatiah Wuryandani (2012) The Determianats of Liquidity. Penelitian ini mengkaji faktor yang penetu likuiditas bank. Ada dua kategori likuiditas pada
24
penelitian ini yaitu precautionary dan involuntary. Maksud dari likuiditas precautionary adalah rasio total kas, giro pada bank sentral, dan giro pada bank lain terhhadap total asset. Smentara itu likuiditas involuntary adalah rasio total surat berharga pada bank sentra, pemenrintah dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukka bahwa kredit, tabungan dan deposito mempengaruhi likuiditas precautionary. Sebalikny, system keuangan dan konndisi ekonomi berpengaruh terhdap likuiditas involuntary. Sistem keuangan dan kondisi ekonomi makro secara signifikan memepengaruhi likuiditas bank-bank kecil. Pavla Vodova (2013) Determinants of Commercial Banks Liquidity in Hungary. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu likuiditas bank-bank komersial di Hungaria. Data yang digunakan dalam penelitian adalah periode 2011 sampai 2010. Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa likuiditas perbankan secara positif berhubungan dengan capital adequacy, tingkat bunga, dan profitabillitas. Serta berhubungan negatif dengan ukuran bank, margin bunga, kebijakan moneter terhdap suku bunga dan tingkat suku bunga transaksi antar bank.
25
G. Hipotesis 1) Profitabilitas a. Ho : Likuditas tidak beprengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia. H1 : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indoensia. b. Ho : Permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia H1 : Permodalan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia c. Ho : Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia H1 : Efisiensi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah di Indonesia 2) Likuiditas a. Ho : Permodalan tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia H1 : Permodalan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia
26
b. Ho : Pembiayaan bermasalah tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia H1 : Pembiayaan bermasalah berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia c. Ho : Efisiensi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia H1 : Efisiensi bepengaruh signifikan terhadap likuiditas bank umum syariah di Indonesia.
BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari usahanya.1 Untuk menentukan profitabilitas diukur kemampuan manajemen perusahaan, dalam hal ini perbankan dalam memanfaatkan total aktiva maupun aktiva bersih. Daya tarik bagi investor dan pemilik perusahaan, yaitu tingkat profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi tinggkat profitabilitas maka keuntungan yang didapat oleh investor akan semakin tinggi pula. Profitabilitas adalah parameter yang menunjukkan pendekatan manajemen dan posisi kompetitif bank di perbankan berbasis pasar.2 Parameter ini membantu bank untuk mentolerir beberapa tingkat risiko dan mendukung mereka terhadap masalah jangka pendek.3 Profitabiltas sebagai dasar dari adanya ketertarikan antara efisiensi operasional dan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank. Tujuan analisis profitabiltas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai
1
Danang Suntoto, Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis, CAPS, 2013, Yogyakarta, h. 113
2
Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Performance of Commercial Banks, International Research Journal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013 3
Ibid
27
28
oleh bank yang bersangkutan.4 Kinerja keuanagan perusahaan dari sisi manajemen, mengharapkan laba bersih sebelum pajak (earning berfore tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.5 Semakin tinggi ROA suatu bank, semkain besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan dan pemanfaatan aset. 6 Tingginya nilai rasio ini mengindikasikan jika profitabilitas yang dicapai bank dalam periode hitung rasio tersebut tinggi. Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin baik, karena return semakin besar. Terdapat dua unsur penting dalam menghitung ROA yaitu:
4
Ibid
5
Naser Ali Yadollahzadeh, Op.cit
6
Ibid, h.118
29
1) Earning Before Tax (EBT), adalah laba perusahaan (bank) sebelum dikurangi pajak. 2) Total asset, merupakan total aktiva yang dimilki bank yang terdiri dari aktiva lancer dan aktiva tetap. Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:
B. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan bank untuk membiayai meningkatnya aset dan memenuhi kewajiban jatuh tempo, tanpa menimbulkan kerugian yang tidak diharapkan.7 Likuiditas merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan financial distress, karena tanpa likuiditas dikelola dengan baik bank tidak dapat memenuhi penarikan simpanan dan pinjaman nasabah.8 Menentukan tingkat likuiditas yang ideal merupakan tugas manajemen bank berdasarkan berbagai pertimbangan dan kondisi
7
Pavla Vadova, Liquidity of Czech Commercial Banks and its Determinants, International Journal, 2011 8
Ndichu Peter Kamau, Factor Influencing Liquidity Level of Commercial Banks in Kisumu, Kenya, International Center for Business Research, 2013
30
internal dan eksternal bank.9 Kelebihan asset liquid bisa menyebabkan penurunan profitabilitas bank. Sementara kekurangan asset liquid akan menyebabkan bank kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi. Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas adalah quick ratio. Quick ratio adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada deposan (pemilik simapan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki bank.10 Nilai quick ratio yang semakin tinggi maka semakin baik tingkat likuiditas suatu bank.11 Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan mengalami kesulitan kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk di realisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat di realisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih liquid daripada piutang. Rasio ini lebih tajam daripada current ratio, karna hanya membandingkan aktiva yang sangat liquid dengan utang lancar.12 Rumus quick ratio adalah sebagai birikut:
9
Muhammad Farhan Malik, dan Amir Rafique, Commercial Banks Liquidity in Pakistan: Firm Specific and Maroeconomic Factors, The Romanian Economic Journal, 2013 10
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2012, h. 221
11
Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009, h.10 12
Slamet Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Libert, Yogyakarta, 1997, h.74
31
C. Hubungan Profitabilitas dan Likuiditas Bank Bank yang menahan liquid asset lebih tinggi berpengaruh terhadap profitabilitas tergantung pada tingkat penghimpuanan dana jangka pendek, jika bank menghimpun dana jangka pendek yang tinggi, maka dibutuhkan liquid asset yang lebih tinggi untuk memaksimalkan profitabilitas.13 Ketika profitabilitas lebih di prioritaskan dibanding likuiditas, maka keuntungan akan menjadi asset liquid dan meningkatkan likuiditas.14 Namun hal ini lebih beresiko karna bisa terjadi masalah likuiditas dalam jangka waktu dimana profitabilitas belum dicapai oleh bank. Ketika likuiditas lebih di prioritaskan, keamanan bank akan lebih baik, karna kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka pendek bergantung dengan asset liquid yang dimilki.15Kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka pendek tergantung dengan likuiditas sedangkan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, pertumbuhan, dan ekspansi tergantung pada profitabilitas. Oleh karena itu profitabilitas dan likuiditas sama-sama memilki peran yang penting dalam perusahaan, dalam hal ini bagi bank.
13
Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, The Impact of Liquidity on Bank Profitability, Bank of Canada, Canada, 2010, h. 4 14
Douglas W Diamond, Liquidity Risk, Liquidity Creation, And Financial Fragility: A Theory Of Banking, National Bureau Of Economic Research, Cambridge, 1999, h. 5 15
Don M, Liquidity v/s profitability - Striking the Right Balance. In Resolved Question, 2009, www.answers.yahoo.com/question Date assessed: 15/07/10
32
Hubungan antara likuiditas dan profitbilitas tergantung pada model bisnis bank dan kemungkinan resiko saat memberikan kredit. Menahan liquid asset akan membuat bank lebih tahan terhadap guncangan likuiditas, sehingga mengurangi pengaruh negatif dari luar bank, namun menahan terlalu banyak liquid asset dapat berpengaruh negatif pada tingkat profitabilitas yang akan dihasilkan oleh bank. 16 Karna bank kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dari aset tersebut. Teori ini didukung oleh penelitian Etiene Bordeleau dan Christoper Graham pada tahun 2010, yang menunjukkan bahwa terdapat bukti empiris mengeai hubungan kepemilikan liquid asset dengan profitabilitas untuk data panel 1997 sampai 2009. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan non linear, dimana profitabilitas meningkat pada bank-bank yang memegang liquid asset namun terdapat suatu titik dimana memegang atau menahan liquid asset lebih tinggi menurunkan profitabilitas bank. Tanpa likuiditas yang sesuai (tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu rendah) pada bank syariah tidak dapat mencapai profitabilitas yang maksimal. Namun variabel likuiditas bukan satu-satunya variable yang mempengarui profitabilitas.17 Teori ini didukung oleh penelitian Limon Moinur Rasul pada tahun 2013, Pada penelitian ini rasio likuiditas yaitu rasio cash terhadap total aktiva dan rasio cash terhadap total
16 17
Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, Op.cit, h. 5
Limon Moinur Rasul, Impact of Liquidity on Islamic Banks’ Profitability: Evidence from Bangladesh, CECONOMICA, Bangladesh, 2013, h.33
33
tabungan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROE), tetapi signifikan pada variabel profitabilitas lainnya yaitu ROA dan ROD dengan tingkat signifikansi 10%. Penelitian ini berkesimpulan bahwa. Menurut penelitian ini likuiditas signifikan mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Likuiditas dan profitabilitas sangat penting bagi perusahaan dalam bentuk apapun. Likuiditas menunjukkan kekuatan bank dalam operasionlnya, sedangkan profitabilitas menunjukkan bagaimana efektif dan efisiennya bank dalam jangka waktu tertentu.18 Berdasarkan teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Adanya trade-off antara kebutuhan likuiditas dengan profitabilitas. Kekurangan likuiditas akan menyebabakan bank mengalami kebangkrutan lebih cepat, sedangkan kelebihan likuiditas akan menyebabkan profitabilitas rendah. Bank harus menetapkan tingkat liquiditas di tingkat yang moderat, diamana tidak menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya resiko liquiditas, dan tidak menyebabkan profitabilitas bank tidak maksimal.19
18
Afia Akter dan Khaled Mahmud, Liquidity-Profitability Relationship in Bangladesh Banking Industry, Research Academy of Social Sciences, Bangladesh, 2014, h. 149 19
Victor Chukwunweike, The Impact of Liquidity on Profitability of Some Selected Companies: The Financila Statement Ananlysis (FSA) Approach, Reseaarch Journal and Accounting, United States, 2014, h. 3
34
D. Tinajuan Teoritis Variabel yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Bank 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas a. Pengaruh Likuiditas (quick ratio) terhadap Profitabilitas (ROA) Seperti penjelasan sebelumnya bahwa bank yang menahan lebih tinggi asetnya akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Ketika bank memprioritaskan likuditas untuk keamanan dan agar terhindar dari kemungkinan terjadi permasalahan likuiditas, tapi bank juga harus memperhatikan agar tidak terlalu banyak menahan aset liquid yang bisa berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.20 Terlalu tingginya aset liquid yang ditahan oleh bank akan menghilangkan kesempatan bank mendapatkan keuntungan. Bank harus mampu menetapkan jumlah likuiditas yang tepat agar bank tetap aman dari masalah likuditas dan mampu mendapatkan keuntungan yang maksimal. Manajemen bank harus bisa membuat kebijakan yang tepat untuk menetukan tingkat likuiditas yang tidak mengorbankan kemungkinan keuntungan yang dapat dicapai, karna profitabilitas merupakan faktro yang menjadi kelangsugan hidup bank diamsa depan. Dari penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa likuiditas (quick ratio) berpengaruh negative dan positif terhadap profitabilitas (ROA) tergantung pada pengalokasian yang dilakukan oleh manajemen bank.
20
Op.cit
35
b. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan resiko kerugian yang diakibatkan oleh operasional bank.21 Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber lain.22
Penetapan CAR
sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi profitabilitas berdasarkan hubungan tingkat resiko bank. Penetapan CAR pada titik tertentu bertujuan agar bank memiliki kemampuan modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya resiko sebagai akibat dari berkemabangnya ekspansi aset terutama aktiva yang dikategorikan dapat menghasilkan hasil sekaligus mengandung resiko yang tidak diimbangi dengan penambahan modal menurunkan kesempatan bank untuk berinvestasi dan menurunkan kepercayaan masyarkat sehingga berpengaruh pada penurunan profitabilitas.23
21
Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan DI Indonesia. Vol XV 1 Juni 2003, FE UNDIP, Semarang 22 23
Peraturan Bank Indonesia, 2008
Hesti Wedaningtyas, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger Indonesia, Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.1. No.2, 2002
36
Semakin tinggi CAR maka kondisi bank akan semakin baik.24 Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan dapat melindungi deposan sehingga memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarkat terhadap bank. Keadaan ini menguntugkan bank dan akan berkontribusi pada meningkatnya profitabilitas (ROA).25 Faktor permodalan (CAR) ini sangat penting dalam kegiatan menjalankan operasional bank dan untuk menunjang segala kebutuhannya, dengan kualitas pihak manajemen dalam pengelolaan yang baik suatu bank akan terus meningkatkan modal dengan memperhatikan indikator kesehatan permodalan yaitu CAR, maka profitabilitaspun menjadi meningkat. Manajemen bank perlu mempertahankan atau menigkatkan nilai CAR sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%, karna dengan modal yang cukup maka bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman dan dengan tujuan meningkatkan profitabilitas. Teori ini didukung oleh penelitian Muhammad Farhan Akhtar (2011), M Kabbir Hassan (2003), Shaista Wasiuzzaman, dan Hanimas (2012), dan Sudin Haron (2004). c. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA)
24 25
Achmad Tarmidzi dan Wilyanto Kartiko Kusumo, op.cit
Mudrajad Kuncoro, dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta, 2002
37
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal (BOPO) termasuk rasio rentabilitas (earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio BOPO.26 Rasio BOPO mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.27 Setiap perusahaan termasuk perbankan harus mencapai output dengan biaya seminilmal mungkin. Efisiensi operasional secara maksimum dicapai pada tingkat pendapatan dimana semua biaya dari skala keuntungan lebih kecil.28Terdapat dua perspektif dalam teori efisiensi dalam ekonomi. Pertama, efisiensi alokatif (harga) yang menyatakan jika bank ingin beroperasi pada tingkat efisien, maka semua produk bank harus dengan harga optimal. Hal ini akan mengurangi persaingan tidak sehat di pasar. Kedua, adalah efisiensi produktif (efisiensi teknis) yang terjadi ketika bisnis mempekerjakan semua sumberdaya secara efisien dan menghasilkan output lebih besar dari input.29 Pengkuran efisiensi menurut Bank Indonesia dilihat dari nilai BOPO (Biaya Operasi Pendapatn Operasi). BOPO merupakan rasio anatara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Semakin kecil nilai BOPO menunjukkan semakin baik tingkat efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat memilki nilai 26
Ibid
27
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005 28
Odunga R.M dan Nyangweso P.M, Liquidity, Capital Adequacy and Operating Efficiency of Commercial Banks in Kenya, Research Journal of Financing Accounting, Kenya, 2013, h. 77 29 Sathye, X-Efficiency in Australian Banking: An Empirical Investigation, Journla Banking and Finanace, Australia, 2001, h. 613
38
BOPO kurang dari satu, sebaliknya bank yang kurang sehat nila BOPO nya lebih dari satu. Faktor efisiensi menyatakan bahwa perusahaan dengan efisiensi lebih baik memilki market share yang terus meningkat dan memilki tingkat proftabilitas yang lebih baik.30 Berarti semakin tinggi nilai BOPO maka profitabilitas semakin rendah, berarti BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA atau semkain semakin efisien suatu bank berpengaruh positif terhadap profitabilitasnya. Teori ini didukung oleh penelitian Rafel Bautusta Mesa (2013), dan bertentangan dengan hasil penelitian Berger (1995) dan Turati (2003) 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas a. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Likuiditas (quick ratio) Cpiatal adequacy ratio (CAR) adalah adalah kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Besarnya CAR suatu bank telah ditentukan sebesar 8%. Angka 8% merupakan standar dari BIS (Bank for International Settelment). Fungsi modal bank salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan modal minimum, tingkat kecukupan modal sangat penting bagi bank untuk menyalurkan pembiayaannya. Bila tingkat kecukupan modal bank baik, maka masyarakat akan tertarik untuk mengambil pembiayaan, dan pihak bank juga mempunyai dana cadangan bila sewaktu-waktu terjadi pembiayaan bermasalah. Bank
30
Osman Furkan Abbosoglu dan Ahmet Faruk Aysan, Concentration, Competition, Efficiency and Profitability of The Turkish Banking Sector in The Post-Cieses Period, Bank and Banking System Journal, Turki, 2007, h. 107
39
syariah dengan CAR yang tinggi akan meningkatkan likuiditas karna bank memiliki kecukupan dana untuk dijadikan sebagai liquid asset, karna itu CAR berpengaruh positif terhadap likuiditas.Teori diatas didukung oleh peneitian Pavla Vodova (2011), Muhamed Aymen Ben Moussa (2015), Wilbert Chagwiza (2014), dan Pavla Vodova (2013). b. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Likuiditas (quick ratio) Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancer, diragukan, dan macet.31 NPF menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit atau pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas.32 Kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana para deposan, bank sentaral mewajibkan bank umum menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo kredit atau jumlah pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah cadangan yang harus disediakan, serta semakin besar pula biaya yang mereka tanggung untuk mengadakan dana cadangan itu. Hal ini tentu saja berpengaruh negatif terhadap likuiditas bank yang bersangkutan, karna dana yang seharusnya bisa dijadikan aset
31 32
Kamus Bank Indonesia
Luh Gede Meydianawathi, Analisi Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia, Universitas Udayana, Denpsar, 2007, h. 138
40
likuit untuk mencegah permasalahan likuuditas justru digunakan sebagai cadangan terhadap pembiayaan bermasalah. Faktor yang menyebabkan terjadinya kredit atau pembiayaan bermasalah berasal dari sisi debitur atau penerima pembiayaan, bank, maupun ekstern debitur dan bank.33 Dari sisi debitur memiliki kelemahan pada faktor keuangan, faktor manajemen, dan faktor operasional, dari sisi bank disebabkan kelemahan sejak awal dalam proses pemberian kredit atau pembiayaan, itikad kurang baik atau kekurang mampuan dari pegawai atau pejabat bank serta kelemahan dalam pembianaan dan pengawasan kredit. Dari sisi ekstern debitur dan bank adalah kelemahan disebabkan oleh force mojure perubahan-perubahan lingkungan eksternal, dan peraturan-peraturan pemerintah. Non Performing Financing (NPF) yang tidak dapat ditangani dengan tepat, akan menghilangkan kesempatan pendapatan (income) dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan untuk memberikan pembiayaan34. Banyaknya pembiayaan bermasalah membuat bank syariah tidak berani meningkatkan penyaluran pembiayaannya apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka dapat mengganggu likuiditas bank, oleh karena itu pembiayaan bermasalah berpengaruh negatif terhadap likuiditas. c. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasioanl Terhadap Likuiditas (quick ratio)
33
Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Gramedia Media Sarana Indonesia, Jakarta, 2005, h. 27 34
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009, h.86
41
Teori Intermediasi keuangan modern menyatakan bahwa peran perbankan dalam perekonomian adalah untuk menyediakan pendanaan berupa giro.35Bank yang liquid lebih efisien dalam arti bahwa bank yang efisien dapat menghasilkan banyak output, termasuk asset liquid dan aset lainnya. Bank dan sistem perbanakan dengan tingkat likuiditas lebih tinggi memilki resiko yang lebih rendah dan lebih efisien dibandingkan dengan bank dengan tingkat likuiditas lebih rendah.36 Efisiensi diukur dengan rasio BOPO menurut ketentuan Bank Indonesia. Semakin tinggi nilai BOPO suatu bank maka tingkat efisiensinya semakin buruk. Semakin rendah nilai BOPO maka semakin tinggi efisiensi bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Menurut teori sebelumnya semakin tinggi efisiensi maka akan berpengaruh positif terhadap likuiditas. Berarti semakin rendah BOPO akan berpengaruh negatif terhadap likuiditas (quick ratio). Teori ini didukung oleh penelitian Odunga RM (2013).
35
Diamond, Ramakrishnan and Thakor, Information Reliability and a Theory of Financial Intermediation, The review Economics Studies, India, 2006. 36
Gary Gorton dan Lixin Huang, Banking Panic and The Origin of Central Banking, NBER Working Paper, New Heaven, 2002.
42
E. Kerangka Pemikiran 1. Profitabilitas Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Profitabilitas
43
2. Likuiditas Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Likuiditas
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif adalah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variable-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.1 2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, dan telah dipublikasikan oleh Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Data yang akan digunakan adalah data kuartal dari kuartal 1 tahun 2008 sampai dengan kuartal 2 tahun 2015. Jenis data yang akan digunakan adalah data Return On Asset (ROA), Quick ratio, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). 3. Teknik Pengumpulan Data Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia. Sampel penelitian ini adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega
1
Muhammad Nadratuzzaman Hosen dan Shofaun Nada, Pengukuran Tingkat Kesehatan dan Financial Distress Bank Umum Syriah, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h. 2016
44
45
Syariah. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: a. Data Bank Umum Syariah yang telah dipublikasikan b. Data tersedia berturut-turut dari kuartal 1 tahun 2008 hingga kuartal 2 tahun 2015. B. Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini terbagi dua yaitu : Y1 = Profitabilitas dengan menggunakan data rasio Return On Asset (ROA) Y2 = Likuiditas dengan menggunakan data rasio quick ratio 2. Variabel Independen Variabel bebas atau variabel independen pada kedua model penelitian adalah: a. Profitabilitas X1: quick ratio X2: Capital Adequacy Ratio (CAR), dan X3: Biaya Operasional Pendapatan Operasioanal b. Likuiditas X1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) X2: Non Performing Financing (NPF), dan X3: Biaya Operasional Pendapatan Operasioanal
46
C. Teknis Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uni Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.2 Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah dengan analisis Grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Selain itu, untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness; sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio 2
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis ultivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009, h.19
47
kurtosis dan skewness berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal.3 b. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.4 Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (variabel dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residualnya (Y prediksi – Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3
Santoso, Buku Latihan Statistik Parametrik, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000, h.
53 4
ibid
48
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variable independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.5 Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam regresi ada beberapa cara, yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antara variabel bebas dalam regresi. d. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Waton (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah6:
5
Ibid, hal. 20
6
Ibid, hal 110.
49
Tabel 3.1 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi
2. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh atau hubungan variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Model persamaan analisis regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y1 = β0 + β1x1 + β2x2+ β3x3+e Keteranagan: Y1 = Return On Asset (ROA) β0 = Konstanta β1 = Koefisien quick ratio x1 = quick ratio β2 = Koefisien Capital Adequacy Ratio (CAR)
50
x2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) β3 = Koefisien Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) x3= Biaya Operasioanal Pendapatan Operasioanal (BOPO) e = error Y2 = β0 + β1x1 + β2x2+ β3x3+e Keterangan: Y2 = quick ratio β0 = Konstanta β1 = Koefisien Capital Adequacy Ratio (CAR) x1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) β2 = Koefisien Non Performing Financing (NPF) x2 = Non Performing Financing (NPF) β3 = Koefisien Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) x3= Biaya Operasioanal Pendapatan Operasioanal (BOPO) e = error a. Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan untuk model penelitian mempunyai pengaruh secara simutan terhadap variable dependen, cara pengujiannya: Membandingkan antara F hitung dengan F table :
51
a. Bila F hitung < F table : maka variable independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variable dependen b. Bila Fhitung > F table : maka variable independen secara simultan berpengaruh terhadap variable dependen. b. Uji Parsial (Uji T) Uji t dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. a) Bila t hitung < t table : maka variabel indepenen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadapa variabel dependen. b) Bila t hitung > t table : maka varabel independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadapa variable dependen. c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.7 Nilai yang
7
Ibid, h. 17
52
mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
BAB IV HASIL DAN ANALSIS DATA
A. Analsis Statistik Deskriptif 1. Bank Muamalat Indonesia Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Bank Muamalat Indonesia Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
30
.10
3.04
1.4707
.76087
Likuiditas
30
13.96
48.53
23.8893
10.02706
Permodalan
30
9.57
17.61
12.7733
2.03814
Pembiayaan Bermasalah
30
.78
7.32
3.3187
1.52975
Efisiensi
30
75.76
98.32
86.7353
6.08234
Valid N (listwise)
30
Berdasarkan tabel 4.1 diatas tingkat profitabilitas (ROA) terendah yang didapat oleh bank Muamalat Indonesia adalah 0,10% dan profitabilitas (ROA) tertinggi adalah 3,04%. Rata-rata dari keseluruhan profitabilitas bank Muamalat Indonesia adalah 1,4707%. Sementara tingkat likuiditas (quick ratio) tertinggi adalah 48,53% dan likuiditas (quick ratio) terendah adalah 13,96%. Jumalah permodalan (CAR) tertinggi bank Muamalat Indonesia adalah 17,61% dan yang terendah 9,57%. Sedangkan tingkat pembiyaan bermasalah (NPF) tertinggi adalah 7,32% dari total pembiayaan yang diberikan, dan pembiayaan bermasalah terendah (NPF) adalah 0,78% dari total
53
54
pembiayaan yang diberikan oleh bank Muamalat Indonesia. Sementara itu Efisiensi (BOPO) tertinggi adalah 24,24% (100-75,76), dan efisiensi (BOPO) terendah adalah 1,68% (100-98,32). 2. Bank Syariah Mandiri Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Bank Syariah Mandiri Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
30
.17
2.30
1.7993
.58979
Likuiditas
30
18.03
45.96
30.8393
6.74422
Permodalan
30
10.64
22.24
13.5553
2.10923
Pembiayaan Bermasalah
30
.66
4.70
2.0453
1.16347
Efisiensi
30
69.24
98.46
78.6757
8.33980
Valid N (listwise)
30
Berdasarkan tabel 4.2 diatas tingkat profitabilitas (ROA) terendah yang didapat oleh bank Syariah Mandiri adalah 0,17% dan profitabilitas (ROA) tertinggi adalah 2,30%. Rata-rata dari keseluruhan profitabilitas bank Syariah Mandiri adalah 1,799%. Sementara tingkat likuiditas (quick ratio) tertinggi adalah 45,96% dan likuiditas (quick ratio) terendah adalah 18,03%. Jumalah permodalan (CAR) tertinggi bank Syariah Mandiri adalah 22,24% dan yang terendah 10,64%. Sedangkan tingkat pembiyaan bermasalah (NPF) tertinggi adalah 4,70% dari total pembiayaan yang diberikan, dan pembiayaan bermasalah terendah (NPF) adalah 0,66% dari total pembiayaan yang diberikan oleh bank Syariah Mandiri. Sementara itu Efisiensi
55
(BOPO) tertinggi adalah 30,76% (100-69,24), dan efisiensi (BOPO) terendah adalah 1,54% (100-98,46) 3. Bank Mega Syariah Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Bank Mega Syariah Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
30
-1.21
4.13
2.0773
1.32465
Likuiditas
30
8.82
38.55
19.5753
7.67987
Permodalan
30
9.57
16.54
12.7740
1.78107
Pembiayaan Bermasalah
30
.98
3.88
1.9397
.72222
Efisiensi
30
75.76
110.53
86.6317
8.38165
Valid N (listwise)
30
Berdasarkan tabel 4.3 diatas tingkat profitabilitas (ROA) terendah yang didapat oleh bank Mega Syariah adalah -1,21% dan profitabilitas (ROA) tertinggi adalah 4,13%. Rata-rata dari keseluruhan profitabilitas bank Mega Syariah adalah 2,077%. Sementara tingkat likuiditas (quick ratio) tertinggi adalah 38,55% dan likuiditas (quick ratio) terendah adalah 8,82%. Jumlah permodalan (CAR) tertinggi bank Mega Syariah adalah 16,54% dan yang terendah 9,57%. Sedangkan tingkat pembiyaan bermasalah (NPF) tertinggi adalah 3,88% dari total pembiayaan yang diberikan, dan pembiayaan bermasalah terendah (NPF) adalah 0,98% dari total pembiayaan yang diberikan oleh bank. Sementara itu Efisiensi (BOPO) tertinggi adalah 24,24% (10075,76), dan efisiensi (BOPO) terendah adalah -10,53% (100-110,53).
56
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal. Untuk menguji, apakah model regresi memiliki distribusi data normal atau tidak terdapat dua metode yang digunakan yaitu uji normal probability plot dan dengan uji rasio skewness dan kurtosis. Berikut ini hasil analisis pada tiga sampel bank umum sayriah di Indonesia, yaitu: Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah.
57
a. Bank Muamalat Indonesia 1) Dependent Variabel Profitabilitas Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot Bank Muamalat Indonesia (Y = Profitabilitas)
Tabel 4.4 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Muamalat Indonesia (Y = Profitabilitas) Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic 0.501
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic 0.976
Std. Error .833
Berdasarkan gambar 4.1 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Muamalat
58
Indonesia berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.4 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,501/0,427 = 1,173; sedangkan rasio kurtosis 0,976/0,833 = 1,171. Rasio skewness dan rasio kurtosis sama-sama berada diantara diantara -2 hingga +2. Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Muamalat Indonesai normal karna berdasarkan P-Plot dan rasio skewness dan rasio kurtosis kriteria distribusi data normal telah terpenuhi. 2) Dependent Variabel Likuiditas Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot Bank Muamalat Indonesia (Y = Likuiditas)
59
Tabel 4.5 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Muamalat Indonesia (Y = Likuiditas) Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic .630
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic -.912
Std. Error .833
Berdasarkan gambar 4.2 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Muamalat Indonesia berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.5 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,630/0,427 = 1,475; sedangkan rasio kurtosis -0,912/0,833 = -1,094. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Muamalat Indonesia normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi.
60
b. Bank Syariah Mandiri 1) Dependent Variabel Profitabilitas Gambar 4.3 Uji Normalitas P-Plot Bank Syariah Mandiri (Y = Profitabilitas)
Tabel 4.6 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Syariah Mandiri (Y = Profitabilitas) Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic -.834
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic .208
Std. Error .833
Berdasarkan gambar 4.3 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Syariah Mandiri berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.6 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness -0,834/0,427
61
= -1,953; sedangkan rasio kurtosis 0,208/0,833 = 0,249. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Syariah Mandiri normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi. 2) Dependent Variabel Likuiditas Gambar 4.4 Uji Normalitas P-Plot Bank Syariah Mandiri (Y = Likuiditas)
Tabel 4.7 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Syariah Mandiri (Y = Likuiditas) Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic .540
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic .858
Std. Error .833
62
Berdasarkan gambar 4.4 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Syariah Mandiri berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.7 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,540/0,427 = 1,264; sedangkan rasio kurtosis 0,858/0,833 = 1,030. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Syariah Mandiri normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi.
63
c. Bank Mega Syariah 1) Dependent Variabel Profitabilitas Gambar 4.5 Uji Normalitas P-Plot Bank Mega Syariah (Y = Profitabilitas)
Tabel 4.8 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Mega Syariah (Y= Profitabilitas) Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic -.273
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic -.540
Std. Error .833
Berdasarkan gambar 4.5 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Mega Syariah berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.8 uji normalitas menggunakan
64
rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness -0,273/0,427 = -0,639; sedangkan rasio kurtosis -0.540/0,833 = -0.648. Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Mega Syariah normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi. 2) Dependent Variabel Likuiditas Gambar 4.6 Uji Normalitas P-Plot Bank Mega Syariah (Y = Likuiditas)
Tabel 4.9 Uji Skewness dan Kurtosis Bank Mega Syariah (Y= Likuiditas) Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic 0.321
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic 1.073
Std. Error .833
65
Berdasarkan gambar 4.6 diatas hasil pengujian menggunakan P-Plot bahwa titik-titik mendekati garis diagonal yang menandakan bahwa data bank Mega Syariah berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan tabel 4.9 uji normalitas menggunakan rasio skewness dan kurtosis telihat bahwa rasio skewness 0,321/0,427 = 0,751; sedangkan rasio kurtosis 1,073/0,833 = 1.288 . Kedua rasio skewness dan kurtosis sama-sama berada diantara -2 hingga +2 . Maka dari kedua metode yang digunakan diatas diambil kesimpulan bahwa distribusi data bank Mega Syariah normal karna semua kriteria yang menunjukkan jika data berdistribusi normal telah terpenuhi. 2. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan apabila variance tidak konstan atau berubah ubah disebut juga heterokedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji adanya heterokedasatisitas adalah dengan melihat scatterplot. Jika terdapat pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) pada scatterplot maka model dinyatakan terkena heterokedastisitas.
66
a. Bank Muamalat Indonesia 1) Dependent Variabel Profitabilitas Gambar 4.7 Uji Heterokedastisitas Bank Muamalat Indonesia (Y = Profitabilitas)
Berdasarkan gambar 4.7 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot. Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Muamalat Indonesia.
67
2) Dependent Variabel Likuiditas Gambar 4.8 Uji Heterokedastisitas Bank Muamalat Indonesia (Y = Likuiditas)
Berdasarkan gambar 4.8 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot. Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Muamalat Indonesia
68
b. Bank Syariah Mandiri 1) Depedent Varabel Profitabilitas Gambar 4.9 Uji Heterokedastisitas Bank Syariah Mandiri (Y = Profitabilitas)
Berdasarkan gambar 4.9 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot. Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Syariah Madiri.
69
2) Dependent Variabel Likuiditas Gambar 4.10 Uji Heterokedastisitas Bank Syariah Mandiri (Y = Likuiditas)
Berdasarkan gambar 4.10 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot. Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Syariah Madiri.
70
c. Bank Mega Syariah 1) Dependent Variabel Profitabilitas Gambar 4.11 Uji Heterokedastisitas Bank Mega Syariah (Y = Profitabilitas)
Berdasarkan gambar 4.11 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot. Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Mega Syariah.
71
2) Dependent Variabel Likuiditas Gambar 4.12 Uji Heterokedastisitas Bank Mega Syariah (Y = Likuiditas)
Berdasarkan gambar 4.12 diats terlihat bahwa tidak ada pola tertentu (bergelombang, melebar, dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot. Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada data bank Mega Syariah. 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel independen). Untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam regresi adalah dengan melihat Tolerance dan Variance Inflation Factor. Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada
72
multikolonieritas antara variabel bebas dalam regresi. Berikut ini hasil uji multikolinearitas pada tiga sampel penelitian. a. Bank Muamalat Indonesia 1) Dependent Varibel Profitabilitas Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Bank Muamalat Inonesia (Y=Profitabilitas) Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Likuiditas
.878
1.139
Permodalan
.761
1.315
Efisiensi
.832
1.202
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa nilai likuiditas (quick ratio) permodalan (CAR), dan Efisiensi (BOPO) di bank Muamalat Indonesia sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada multikolinearitas dalam model regresi.
73
2) Dependent Vairabel Likuiditas Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas Bank Muamalat Inonesia (Y=Likuiditas) Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Permodalan
.592
1.688
Pembiayaan Bermasalah
.624
1.602
Efisiensi
.581
1.720
a. Dependent Variable: Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, menunjukkan bahwa nilai permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF) dan Efisiensi (BOPO) di bank Muamalat Indonesia sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. b. Bank Syariah Mandiri 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas Bank Syariah Mandiri (Y=Profitabilitas) Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Likuiditas
.863
1.158
Permodalan
.956
1.046
Efisiensi
.899
1.113
a. Dependent Variable: Profitabilitas
74
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, menunjukkan bahwa nilai likuiditas (quick ratio) permodalan (CAR), dan Efisiensi (BOPO) di bank Syariah Mandiri sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Bank Syariah Mandiri (Y=Likuiditas) Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Permodalan
.995
1.005
Pembiayaan Bermasalah
.750
1.333
Efisiensi
.746
1.340
a. Dependent Variable: Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, menunjukkan bahwa nilai permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF) dan Efisiensi (BOPO) di bank Syariah Mandiri sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada multikolinearitas dalam model regresi.
75
c. Bank Mega Syariah 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Bank Mega Syariah (Y=Profitabilitas) Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Likuiditas
.910
1.099
Permodalan
.485
2.063
Efisiensi
.518
1.931
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, menunjukkan bahwa nilai likuiditas (quick ratio) permodalan (CAR) dan Efisiensi (BOPO) di bank Mega Syariah sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas Bank Mega Syariah (Y=Profitabilitas) Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Permodalan
.519
1.925
Pembiayaan Bermasalah
.997
1.003
Efisiensi
.520
1.922
a. Dependent Variable: Likuiditas
76
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, menunjukkan bahwa nilai permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF) dan Efisiensi (BOPO) di bank Mega Syariah sebagai variabel independen memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel independen tersebut tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi pada model regresi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:1 Tabel 4.16 Uji Durbin Watson
1
53
Santoso, Buku Latihan Statistik Parametrik, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000, h.
77
Berikut ini hasil uji DW pada dua model penelitian dan tiga sampel penelitian dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 a. Bank Muamalat Indonesia 1) Devendent Variabel Profitabilitas Tabel 4.17 Uji Durbin Watson Bank Muamalat Indonesia (Y=Profitabilitas) Model Summaryb Mode
R
R Square
l .953a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.908
.899
Durbin-Watson
.26662
1.547
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.17 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,547. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan du yang artinya tidak ada autokorelasi positif . 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.18 Uji Durbin Watson Bank Muamalat Indonesia (Y=Likuiditas) Model Summaryb Model
1
R
.557a
R Square
.310
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .230
Durbin-Watson
8.79780
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan b. Dependent Variable: Likuiditas
1.514
78
Berdasarkan tabel 4.18 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,514. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan du yang artinya tidak ada autokorelasi positif . b. Bank Syairah Mandiri a. Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.19 Uji Durbin Watson Bank Syariah Mandiri (Y=Profitabilitas) Model Summaryb Model
R
.710a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.504
.447
Durbin-Watson
.43855
1.275
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.19 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,275. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan du yang artinya tidak ada autokorelasi positif b. Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.20 Uji Durbin Watson Bank Syariah Mandiri (Y=Likuiditas) Model Summaryb Model
1
R
.489a
R Square
.239
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .151
Durbin-Watson
6.21335
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah b. Dependent Variable: Likuiditas
1.821
79
Berdasarkan tabel 4.20 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,821. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara du sampai dengan 4-du yang artinya tidak ada autokorelasi positif dan negatif. c. .Bank Mega Syariah 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.21 Uji Durbin Watson Bank Mega Syariah (Y=Profitabilitas) Model Summaryb Model
R
.974a
1
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.948
.942
Durbin-Watson
.31871
1.456
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.21 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,456. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada antara dl sampai dengan du yang artinya tidak ada autokorelasi positif. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.22 Uji Durbin Watson Bank Mega Syariah (Y=Likuiditas)) Model Summaryb Model
1
R
.373a
R Square
.139
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .040
Durbin-Watson
11.48751
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan b. Dependent Variable: Likuiditas
1.061
80
Berdasarkan tabel 4.22 diatas maka terdapat nilai Durbin Watson senilai 1,061. Dengan nilai dl = 1,2138 dan du = 1,6498 maka DW berada anatara 0 sampai dengan dl yang artinya tidak ada autokorelasi positif. C. Uji Signifikansi 1. Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama
terhadap
variabel
dependen.
Pengujian
dilakukan
dengan
membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel dan melihat tingkat signifikansi. Jika nilai F-hitung > F-tabel, dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. a. Bank Muamalat Indonesia 1) Dependent Variabel Profitbilitas Tabel 4.23 Uji F Bank Muamalat Indonesia (Y = Profitabilitas) ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Mean Square
15.724
3
5.241
1.065
26
.041
16.789
29
Residual Total
df
a. Dependent Variable: Profitabilitas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
F 127.983
Sig. .000b
81
Berdasarkan tabel 4.23 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 127,983 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 127,983 > 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya variabel likuiditas (quick ratio) permodalan (CAR) dan Efisiensi (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 2) Dependent Variebel Likuiditas Tabel 4.24 Uji F Bank Muamalat Indonesia (Y = Likuiditas) ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
903.285
3
301.095
Residual
2012.432
26
77.401
Total
2915.717
29
F
Sig.
3.890
.020b
a. Dependent Variable: Likuiditas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
. Berdasarkan tabel 4.24 diatas diperoleh nilai F-hitung 3,890 dengan tingkat signifikansi 0,020. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 3,890 > 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya variabel permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF) dan Efisiensi (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio).
82
a. Bank Syariah Mandiri 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.25 Uji F Bank Syariah Mandiri (Y = Profitabilitas) ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5.087
3
1.696
Residual
5.001
26
.192
10.088
29
Total
F 8.817
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Profitabilitas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.25 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 8,817 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 8,817 > 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya variabel likuiditas (quick ratio) permodalan (CAR) dan Efisiensi (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.26 Uji F Bank Syariah Mandiri (Y = Likuiditas) ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
315.301
3
105.100
Residual
1003.748
26
38.606
Total
1319.049
29
a. Dependent Variable: Likuiditas
F 2.722
Sig. .065b
83
b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah
Berdasarkan tabel 4.26 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 2,722 dengan tingkat signifikansi 0,065. Karena F-hitung lebih kecil dari F-tabel 2,722 < 2,96 dan tingkat signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5%, variabel independen secara bersama-sama tidak bisa digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya variabel permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF) dan efisiensi (BOPO) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio). c. Bank Mega Syariah 1) Dependent Variebl Profitabilitas Tabel 4.27 Uji F Bank Mega Syariah (Y = Profitabilitas) ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Mean Square
48.246
3
16.082
2.641
26
.102
50.887
29
Residual Total
df
F 158.320
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Profitabilitas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.27 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 158,320 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 158,320 > 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel
84
dependen. Artinya variabel likuiditas (quick ratio) permodalan (CAR) dan Efisiensi (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.28 Uji F Bank Mega Syariah (Y = Likuiditas) ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
732.304
3
244.101
Residual
978.128
26
37.620
1710.432
29
Total
F
Sig.
6.489
.002b
a. Dependent Variable: Likuiditas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.28 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 6,489 dengan tingkat signifikansi 0,002. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 6,489 > 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya variabel permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF) dan efisiensi (BOPO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio). 2. Uji t Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung degan t-tabel dan melihat probabilitas yaitu 0,05 atau 5%. Apabila nilai t-hitung > nilai t-tabel dan nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% maka variabel independen
85
signifikan mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Uji t dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi (one tail test), dengan ᾳ = 5%, maka diperoleh t-tabel 2,052. a. Bank Muamalat Indonesia 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.29 Uji t Bank Muamalat Indonesia (Y = Profitabilitas) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
11.021
.577
Likuiditas
.015
.004
Permodalan
.007 -.115
Beta 19.088
.000
.193
3.661
.001
.021
.020
.346
.732
.007
-.921
-17.012
.000
1 Efisiensi
a. Dependent Variable: Profitabilitas
a) Likuiditas (quick ratio) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.29 diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,661 dengan nilai signifikansi 0,001. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 3,661 > 2,052 maka secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. b) Permodalan (CAR) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.29 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,346 dengan nilai signifikansi 0,732. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 0,346 <
86
2,052, maka secara parsial permodalan (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho diterima dan H1 ditolak. c) Efisiensi (BOPO) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.29 diperoleh nilai t-hitung sebesar 17,012 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -17,012 > 2,052, maka secara parsial efisiensi (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.30 Uji t Bank Muamalat Indonesia (Y = Likuiditas) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
66.478
23.936
Permodalan
-.085
1.041
Pembiayaan Bermasalah
3.593
Efisiensi
-.616
Beta 2.777
.010
-.017
-.082
.936
1.352
.548
2.658
.013
.352
-.374
-1.749
.092
1
a. Dependent Variable: Likuiditas
a) Permodalan (CAR) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.30 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,082 dengan nilai signifikansi 0,936. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -0,082 <
87
2,052 maka secara parsial permodalan (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho diterima dan H1 ditolak. b) Pembiayaan Bermasalah (NPF) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.30 diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,658 dengan nilai signifikansi 0,013. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 2,658 < 2,052, maka secara parsial pembiayaan bermsalah (NPF) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. c) Efisiensi (BOPO) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.30 diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,749 dengan nilai signifikansi 0,092. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -1,749 < 2,052 maka secara parsial efisiensi (BOPO) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
88
b. Bank Syariah Mandiri 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.31 Uji t Bank Syariah Mandiri (Y = Profitabilitas) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
4.188
.654
Likuiditas
-.035
.013
Permodalan
-.001
Efisiensi
-.017
Beta 6.407
.000
-.398
-2.678
.013
.039
-.002
-.017
.987
.005
-.474
-3.257
.003
1
a. Dependent Variable: Profitabilitas
a) Likuiditas (quick ratio) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.31 diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,678 dengan nilai signifikansi 0,013. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -2,678 > 2,052 maka secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. b) Permodalan (CAR) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.31 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,017 dengan nilai signifikansi 0,987. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -0,017 < 2,052, maka secara parsial permodalan (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
89
c) Efisiensi (BOPO) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.31 diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,257 dengan nilai signifikansi 0,003. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -3,257 > 2,052, maka secara parsial efisiensi (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.32 Uji t Bank Syariah Mandiri (Y = Likuiditas) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) Permodalan
Std. Error
14.305
8.968
.618
.548
2.141 .050
Beta 1.595
.123
.193
1.126
.270
1.145
.369
1.870
.073
.082
.120
.606
.550
1 Pembiayaan Bermasalah Efisiensi a. Dependent Variable: Likuiditas
a) Permodalan (CAR) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.32 diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,126 dengan nilai signifikansi 0,270. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 1,126<2,052, maka secara parsial permodalan (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho diterima dan H1 ditolak
90
b) Pembiayaan Bermasalah (NPF) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.32 diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,870 dengan nilai signifikansi 0,073. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 1,870 < 2,052, maka secara parsial pembiayaan bermsalah (NPF) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho diterima dan H1 ditolak. c) Efisiensi (BOPO) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.32 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,606 dengan nilai signifikansi 0,550. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 0,606 < 2,052, maka secara parsial efisiensi (BOPO) tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho diterima dan H1 ditolak. c. Bank Mega Syariah 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.33 Uji t Bank Mega Syariah (Y = Profitabilitas) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) Likuiditas
Std. Error
15.050
.787
-.002
.009
.152 -.172
Beta 19.116
.000
-.014
-.260
.797
.044
.204
3.440
.002
.011
-1.086
-16.244
.000
1 Permodalan Efisiensi
a. Dependent Variable: Profitabilitas
91
a) Likuiditas (quick ratio) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.33 diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,260 dengan nilai signifikansi 0,797. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih rendah dari nilai t-tabel 0,260 < 2,052 maka secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho diterima dan H1 ditolak. b) Permodalan (CAR) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.33 diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,440 dengan nilai signifikansi 0,002. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 3,440 > 2,052, maka secara parsial permodalan (CAR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. c) Efisiensi (BOPO) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.33 diperoleh nilai t-hitung sebesar 12,244 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -12,244 > 2,052, maka secara parsial efisiensi (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
92
2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.34 Uji t Bank Mega Syariah (Y = Likuiditas) Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) Permodalan 1 Pembiayaan Bermasalah Efisiensi
Std. Error
57.866
12.249
2.100
.794
-3.255 -.679
Beta 4.724
.000
.487
2.646
.014
1.594
-.306
-2.042
.051
.167
-.741
-4.055
.000
a. Dependent Variable: Likuiditas
a) Permodalan (CAR) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.34 diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,646 dengan nilai signifikansi 0,014. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 2,646 > 2,052, maka secara parsial permodalan (CAR) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. b) Pembiayaan Bermasalah (NPF) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.34 diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,042 dengan nilai signifikansi 0,051. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih rendah dari nilai t-tabel 2,042 < 2,052, maka secara parsial pembiayaan bermasalah (NPF) tidak
berpengaruh
signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
93
c) Efisiensi (BOPO) Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.34 diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,055 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5% dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -4,055 > 2,052, maka secara parsial efisiensi (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio) artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Setelah dilakukan uji secara parsial (uji t) faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) dan likuiditas (quick ratio) pada tiga sampel bank umum sayriah diatas, maka ditemukan bahwa profitabilitas (ROA) dipengaruhi signifikan oleh likuiditas (quick ratio) pada dua sampel yaitu pada bank Muamalat Indoenesia dan bank Syariah Mandiri. permodalan (CAR) hanya pada satu sampel yaitu bank Mega Syariah, sedangkan efisiensi (BOPO) mempengaruhi profitabilitas (ROA) secara signifikan pada semua sampel penelitian. Sedangkan uji t yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas (quick ratio) pada tiga sampel dan tiga variabel independen, ditemukan bahwa permodalan (CAR) hanya berpengaruh pada sampel bank Mega Syriah, pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh signifikan hanya pada bank Muamalat Indonesia, sedangkan efisiensi (BOPO) mempengaruhi likuiditas (quick ratio) pada sampel bank Mega syariah. 3. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
94
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Berikut ini hasil uji koefisien determinasi pada tiga sampel penelitian. a. Bank Muamlat Indonesia 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.35 Uji Koefisien Determinasi Bank Mumalat Indonesia (Y = Profitabilitas) Model Summary Model
1
R
.953a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.908
.899
.26662
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.35 diperoleh nillai adjusted R square 0,899, hal ini berrati 89% variabel profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen likuiditas (quick ratio), permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO). Sedangkan 11% sisanya dijelaskan oleh fakto lain diluar model. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.36 Uji Koefisien Determinasi Bank Mumalat Indonesia (Y = Likuiditas) Model Summary Model
1
R
.508a
R Square
.258
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .184
9.53015
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.36 diperoleh nilai adjusted R square 0,184, hal ini berarti variabel independen permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi
95
(BOPO) hanya mampu mejelaskan likuiditas (quick ratio) 18% saja, dan 82% lainnya dijelaskan oleh faktor diluar model. b. Bank Syariah Mandiri 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.37 Uji Koefisien Determinasi Bank Syariah Mandiri (Y = Profitabilitas) Model Summary Model
1
R
.710a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.504
.447
.43855
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.37 diperoleh nillai adjusted R square 0,447, hal ini berrati 44% variabel profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen likuiditas (quick ratio), permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO). Sedangkan 66% sisanya dijelaskan oleh fakto lain diluar model. 2) Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.38 Uji Koefisien Determinasi Bank Syariah Mandiri (Y = Likuiditas) Model Summary Model
1
R
.489a
R Square
.239
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .151
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah
6.21335
96
Berdasarkan tabel 4.38 diperoleh nilai adjusted R square 0,151, hal ini berarti variabel independen permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) hanya mampu mejelaskan likuiditas (quick ratio) 15% saja, dan 85% lainnya dijelaskan oleh faktor diluar model. c. Bank Mega Syairah 1) Dependent Variabel Profitabilitas Tabel 4.39 Uji Koefisien Determinasi Bank Mega Syariah (Y = Profitabilitas) Model Summary Model
1
R
.974a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.949
.943
.31629
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.39 diperoleh nillai adjusted R square 0,943, hal ini berrati 94% variabel profitabilitas (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen likuiditas (quick ratio), permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO). Sedangkan 6% sisanya dijelaskan oleh fakto lain diluar model. 2) Dependent Varabel Likuiditas Tabel 4.40 Uji Koefisien Determinasi Bank Mega Syariah (Y = Likuiditas) Model Summary Model
1
R
.654a
R Square
.428
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .362
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
6.13354
97
Berdasarkan tabel 4.40 diperoleh nilai adjusted R square 0,362, hal ini berarti variabel independen permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) hanya mampu mejelaskan likuiditas (quick ratio) 36% dan 64% lainnya dijelaskan oleh faktor diluar model. Dari hasil uji koefisien determinasi diatas dapat dilihat variabel dependen profitabilitas (ROA) pada dua sampel penelitian memiliki nilai diatas 0,850 yaitu pada bank Muamalat Indonesia dan Bank Mega Syariah. Artinya kemampuan semua variabel independen dalam memnjelaskan variabel dependen cukup kuat. Sedangkan hasil uji koefisien determinasi pada variabel dependen likuiditas pada semua sampel selalu memilki nilai dibawa 0,500. Artinya kemampuan semua variabel independen dalam menjelaskan varabel dependen lemah. D. Analisis Model Regresi Berganda 1. Bank Muamalat Indonesia a. Dependent Variabel Profitabilitas Berdasarkan tabel 4.29 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut: Profitabilitas = 11.021 + 0.015 likuiditas + 0.07 Permodalan – 0.115 Efisiensi + e Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 11,021 yang artinya jika likuiditas (X1), permodalan (X2), dan efisiensi (X3) konstan, maka bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat profitabilitas sebesar 11,021. 2) Koefisien regresi likuiditas (quick ratio) adalah 0,015 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin likuiditas (quick ratio) akan meningkatkan
98
profitabilitas (ROA) sebesar 0,015 dengan asumsi variabel permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO) konstan. 3) Koefisien regresi permodalan (CAR) adalah 0,07 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan (CAR) akan meningkatkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,07 dengan asumsi variabel likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO) konstan. 4) Koefisien regresi efisiensi (BOPO) adalah -0,115 yang berarti bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi (BOPO) sebesar 1 poin akan menurunkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,115 dengan asumsi likuiditas (quick ratio) dan permodalan (CAR) konstan. b. Dependent Variabel Likuiditas Berdasarkan tabel 4.30 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut: Likuiditas = 66.478 - 0.085 Permodalan + 3.593 Pembiayaan Bermasalah – 0.616 Efisiensi + e Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 66,478 yang artinya jika permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah(NPF), dan efisiensi (BOPO) konstan, maka bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat likuiditas (quick ratio) sebesar 66,478. 2) Koefisien regresi permodalan (CAR) adalah -0,085 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan (CAR) akan menurunkan likuiditas (quick ratio) sebesar 0,085 dengan asumsi variabel pembiayaan bermasalah (NPF) dan efisiensi (BOPO) konstan.
99
3) Koefisien regresi pembiayaan bermaslah (NPF) adalah 3,593 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin pembiayaan bermasalah (NPF) meningktkan likuiditas (quick ratio) sebesar 3,593 dengan asumsi permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO) konstan. 4) Koefisien regresi efisiensi (BOPO) adalah -0,616 yang berati bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi (BOPO) sebesar 1 poin akan menurunkan likuiditas (quick ratio) sebesar 0,616 dengan asumsi permodalan (CAR) dan pembiayaan bermaslah (NPF) konstan. 2. Bank Syariah Mandiri a. Dependent Variabel Profitabilitas Berdasarkan tabel 4.31 sebelumnya maka didapat model regresi sebagai berikut: Profitabilitas = 4.188 - 0.035 likuiditas - 0.01 Permodalan – 0.017 Efisiensi + e Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 4,188 yang artinya jika likuiditas (X1), permodalan (X2), dan efisiensi (X3) konstan, maka bank Syariah Mandiri memiliki tingkat profitabilitas sebesar 4,188. 2) Koefisien regresi likuiditas (quick ratio) adalah -0,035 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin likuiditas (quick ratio) akan mengurangi profitabilitas (ROA) sebesar 0,035 dengan asumsi variabel permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO) konstan.
100
3) Koefisien regresi permodalan (CAR) adalah -0,01 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan (CAR) akan menurunkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,01 dengan asumsi variabel likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO) konstan. 4) Koefisien regresi efisiensi (BOPO) adalah -0,017 yang berarti bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi (BOPO) sebesar 1 poin akan menurunkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,017 dengan asumsi likuiditas (quick ratio) dan permodalan (CAR) konstan. b. Dependent Variabel Likuiditas Berdasarkan tabel 4.32 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut: Likuiditas = 14.305 + 0.618 Permodalan + 2.141 Pembiayaan Bermasalah + 0.050 Efisiensi + e Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 14,305 yang artinya jika permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) konstan, maka bank Syariah Mandiri memiliki tingkat likuiditas (quick ratio) sebesar 14,305. 2) Koefisien regresi permodalan (CAR) adalah 0,618 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan (CAR) akan meningkatkan likuiditas (quick ratio) sebesar 0,618 dengan asumsi variabel pembiayaan bermasalah (NPF) dan efisiensi (BOPO) konstan. 3) Koefisien regresi pembiayaan bermaslah (NPF) adalah 2,141 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin pembiayaan bermasalah (NPF)
101
meningkatkan likuiditas (quick ratio) sebesar 2,141 dengan asumsi permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO) konstan. 4) Koefisien regresi efisiensi (BOPO) adalah 0,050 yang berati bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi (BOPO) sebesar 1 poin akan meningkatkan likuiditas (quick ratio) sebesar 0,050 dengan asumsi permodalan (CAR) dan pembiayaan bermaslah (NPF) konstan. 3. Bank Mega Syariah a. Dependent Variabel Profitabilitas Berdasarkan tabel 4.33 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut: Profitabilitas = 15.050 - 0.002 likuiditas + 0.152 Permodalan – 0.172 Efisiensi + e Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 15,050 yang artinya jika likuiditas (X1), permodalan (X2), dan efisiensi (X3) konstan, maka bank Mega Syaria memiliki tingkat profitabilitas sebesar 15,050. 2) Koefisien regresi likuiditas (quick ratio) adalah -0,002 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin likuiditas (quick ratio) akan mengurangi profitabilitas (ROA) sebesar 0,002 dengan asumsi variabel permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO) konstan. 3) Koefisien regresi permodalan (CAR) adalah 0,152 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan (CAR) akan meningkatkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,152 dengan asumsi variabel likuiditas (quick ratio) dan efisiensi (BOPO) konstan.
102
4) Koefisien regresi efisiensi (BOPO) adalah -0,172 yang berarti bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi (BOPO) sebesar 1 poin akan menurunkan profitabilitas (ROA) sebesar 0,172 dengan asumsi likuiditas (quick ratio) dan permodalan (CAR) konstan. b. Dependent Variabel Likuiditas Berdasarkan tabel 4.34 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut: Likuiditas = 57.866 + 2.100 Permodalan - 3.255 Pembiayaan Bermasalah - 0.679 Efisiensi + e Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar 57,866 yang artinya jika permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) konstan, maka bank Mega Syariah memiliki tingkat likuiditas (quick ratio) sebesar 57,866. 2) Koefisien regresi permodalan (CAR) adalah 2,100 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan (CAR) akan meningkatkan likuiditas (quick ratio) sebesar 2,100 dengan asumsi variabel pembiayaan bermasalah (NPF) dan efisiensi (BOPO) konstan. 3) Koefisien regresi pembiayaan bermaslah (NPF) adalah -3,255 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin pembiayaan bermasalah (NPF) menurunkan likuiditas (quick ratio) sebesar 3,255 dengan asumsi permodalan (CAR) dan efisiensi (BOPO) konstan. 4) Koefisien regresi efisiensi (BOPO) adalah -0,679 yang berati bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi (BOPO) sebesar 1 poin akan menurunkan likuiditas
103
(quick ratio) sebesar 0,679 dengan asumsi permodalan (CAR) dan pembiayaan bermaslah (NPF) konstan. E. Pembahasan 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas a. Likuiditas (quick ratio) Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada dua sampel yaitu bank Muamalat Indinesia dan bank Syariah Mandir. Fakta menarik ditemukan bahwa pengaruh likuditas terhadap profitabilitas pada kedua sampel tersebut berbeda yaitu positif dan negatif. Pengaruh positif likuiditas terhadap proftabilitas berarti semakin tinggi likuiditas bank tersebut maka semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan oleh bank. Pengaruh positif likuiditas terhadap profitbilitas mengindikasikan bahwa bank melakukan penghimpunan jangka pendek yang cukup tinggi, sehingga dibutuhkan liquid asset yang tinggi pula untuk memenuhi kewajiban dan memaksimalkan profitabilitasnya. Hasil ini didukung oleh teori dari penelitian Etiene Bordeleau dan Cristopher Graham yang menyatkan bahwa bank yang menahan liquid asset lebih tinggi berpengaruh terhadap profitabilitas tergantung pada tingkat penghimpunan dana jangka pendek, jika bank menghimpun dana jangka pendek yang tinggi maka dibutuhkan liquid asset yang lebih tinggi untuk memaksimalkan profitabilitas.2
2
Etiene Bordeleau and Cristopher Graham, The Impact of Liquidity on Bank Profitability, Bank of Canada, Canada, 2010, h. 4
104
Sedangkan hasil analisis pada sampel lain likuditas berpengaruh signifikan negatif yang artinya semakin tinggi likuditas bank maka semakin kecil profitabilitas bank tersebut. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas mengindikasikan bank menahan terlalu banyak liquid asset sehingga berdampak negatif terhadap profitabilitas. Karena menahan liquid asset terlelu tinggi bisa menyebabkan bank kehilangan kesempatan dalam menghasilkan keuntungan dari aset tersebut. Hasil ini didukung oleh teori dari penelitian Etiene Bordeleau and Christopher Graham. Menahan liquid asset akan membuat bank lebih tahan terhadap guncangan likuiditas, sehingga mengurangi pengaruh negatif dari luar bank, namun menahan terlalu banyak liquid asset berpengaruh negatif pada tingkat profitabilitas yang akan dihasilkan oleh bank.3 Bagaimana pengaruh likuditas terhadap profitabilitas juga tidak lepas dari kebijakan manajemen bank dalam menetapkan tingkat likuditas atau jumlah liquid asset sehingga bank mampu mendapatkan profitabilitas yang maksimal tanpa menimbulkan resiko likuiditas pada bank. b. Permodalan (CAR) Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadapa besarnya modal. Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung
3
Ibid, h.5
105
resiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Hasil uji t ditas menunjukkan bahwa permodalan (CAR) hanya berpengaruh signifikan dan positif pada satu sampel yaitu bank Mega Syariah sedangkan pada bank Muamalat dan bank Syariah Mandiri tidak berpengaruh signifikan. Artinya jika permodalan meningkat maka profitabilitas bank akan naik. Hal ini mengindikasikan bank Mega Syariah lebih mampu membiayai operasi bank, dan dapat melindungi deposan sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat mendorong pendapatan sehingga profitabilitas meningkat. Hasil ini juga menjadi bukti bahwa Bank Mega Syariah mampu memaksimalkan modal yang dimiliikinya dengan baik, sehingga tingkat permodalan berbading lurus dengan profitabilitas yang dihasilkan. Tapi tidak berati bank Muamalat Indonesia dan bank Syariah Mandiri kurang bisa melindungi deposannya, namum dalam kasus ini bank Mega Syariah dianggap lebih baik dalam mengelola permodalannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal. Pada dua sampel bank yang menunjukkan bahwa permodalan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
disebabkan
kontribusi
permodalannya dalam menghasilkan pendapatan yang akhirnya menjadi keuntungan tidak maksimal. Hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan yang kurang tepat dalam pengalokasian modal tersebut. Manajemen bank harus jeli dan mampu melihat peluang untuk menempatkan modalnya pada sektor yang lebih menguntungkan sehingga permodalan tersebut mendorong meningkatnya profitabilitas
106
c. Efisiensi (BOPO) Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio BOPO.4 Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional sering disebut juga dengan rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasioanal. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank.5 Hasil analisis pada tiga sampel penelitian menunjukkan bahwa efisiensi (BOPO) bepengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada semua sampel yaitu pada bank Muamalat Indonesia, bank Syariah Mandiri, dan bank Mega Syariah. Dari ketiga bank tersebut didapat bahwa setiap rasio BOPO mengalami kenaikan akan menurunkan profitabilitas. Artinya semakin efisien bank-bank tersebut maka profitabilitasnya akan meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa efisiensi menjadi salah satu faktor penting bagi bank untuk meningkatkan profitabilitasnya. Kebijakan operasional manajemen bank yang menekan atau meminimalisir biaya yang tidak perlu dalam operasioanl akan berdampak positif bagi keutungan yang akan dihasilkan bank. Memaksimalkan pendapatan dengan menekan pengeluaran menjadi kunci agar bank semakin efisien dalam operasionalnya. Bank harus mampu melakukan inovasi yang
4
Mudrajad Kuncoro, dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta, 2002 5
Almilia & Herdiningtyas, Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, November 2005.
107
mampu menekan biaya dan lebih produktif, seperti penggunaan teknologi yang tepat, marketing yang tepat untuk menjaring nasabah dan tumbuh secara berkelanjutan. Mampu mempertahankan tingakat efisiensi dengan baik secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi profitabilitas bank secara signifikan. Efisiensi yang terjaga menjadikan bank lebih profitable sehingga bank mampu mengembangkan usahanya dan mampu bersaing dengan kopetitor di dunia perbankan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas a. Permodalan (CAR) Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung resiko kerugian yang mungkin dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap pembiayaan/aktiva produktif yang beresiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi bagi jumlah likuiditas yang lebih baik bagi bank. Pada hasil analisis diatas menunjukkan bahwa CAR berpengaruh signifikan hanya pada Bank Mega Syariah dan tidak mempengaruhi likuiditas Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Permodalan berpengaruh signifikan positif pada likuiditas Bank Mega Syariah. Artinya semakin tinggi permodalan maka likuiditas bank semakin tinggi. Perbedaan hasil uji ini mungkin disebabkan karena bank Mega syariah lebih tinggi menempatkan perodalannya secara persentase lebih tinggi pada likuditas dibandingkan dengan bank Muamalat Indonesia dan bank Syariah Mandiri. Bank Mega Syariah menempatkan permodalan sendiri menjadi liquid asset untuk
108
menghindari permasalahan likuditas yang mungkin dihadapi. Sementara itu bank Muamalat Indonesia dan bank Syariah Mandiri lebih fokus pada hal lain, mungkin pada ekspansi pengembanagan usaha dengan membuka cabang baru dan sebagainya sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan eksistensi dan memaksimalkan keuntungan yang akan dicapai. Menjadi tugas manajemen bank dalam menentukan alokasi permodalan pada likuditas dengan menjadikannya asset liquid atau pada sektor lainnya. Manajemen bank harus mampu meneyeimbangkan antara likuiditas dan profitabilitas. Jika bank terlalu tinggi menempatkan modalnya pada likuiditas, bisa berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank karna akan menimbulkan idle money.
Idle money
menghilangkan kemungkinan keuntungan yang bisa didapat dari modal tersebut. Karna modal tersebut akan kehilangan economic value saat di alokasikan pada likuuditas terlalu tinggi. Namun mengabaikankan likuditas untuk mengejar keuntungan juga bukan keputusan yang bijak. Karna likuiditas merupakan kunci kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktu pendek. Kekurangan likuditas pada bank bisa menjadi masalah yang serius bagi keberlangsungan hidup bank. Jadi bank harus mampu menyeimbankan modal utuk kebutuhan likuiditas dan tetap mampu memaksimalkan keuntungan. b. Pembiayaan Bermasalah (NPF) Rasio Non Performing Financing menggambarkan kemampuan kolektabilitas bank syariah dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang dikeluarkan. Semakin tinggi nailai raasio NPF berarti bahwa semakin tinggi jumlah pembiayaan yang masuk
109
dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet pada bank syariah. Jika bank tidak dapat meminimalisir jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) tentu ha ini tidak baik bagi operasional bank. Tingkat NPF yang tinggi akan meningkatkan kesempatan bank untuk mendapatkan keuntungan atau hanya untuk sekedar mengembalikan modal untuk pembiayaan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa pembiayaan bermasalah (NPF) hanya beprengaruh signifikan pada sampel bank Muamalat Indonesia. Tapi dari hasil analisis ditemukan hasil yang menarik karna bertentangan dengan teori yang ada dimana pengaruh pembiayaan bermaslah justru positif terhadap likuditas. Artinya jika pembiayaan bermasalah meningkat maka likuditas bank akan meningkat pula. Hal ini bisa jadi mengindikasikan bahwa ketika bank menempatkan modal yang tinggi pada likuditas secara bersamaan bank juga sedang mengalami peningkatan pada pebiayaan bermaslah. Selanjutnya pengaruh positif pembiayaan bermasalah terhadap tingkat likuiditas sulit untuk di jelaskan secara teori dan secara sistematis. Sehingga pada hasil analisis ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembiayaan bermaslah tidak berepngaruh pada likuditas karna pada dua sampel lainnya pada bank Syariah Mandiri dan bank Mega syariah pembiayaan bermaslah juga tidak ada pengaruh signifikan pada likuditas. b. Efisiensi (BOPO) Rasio BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
110
bersangkutan sehingga kemungkinan bank dalam konsisi bermasalah semakin kecil, terutama permasalahan likuiditas. Lebih efisiennya bank dalam operasionalnya akan memberi kesempatan pada bank untuk mengalokasikan biaya pada keperluan lain termasuk untuk memperkuat likuditasnya. Pada hasli analisis diperoleh hasil efisiensi (BOPO) berpengaruh signifikan pada sampel bank Mega Syariah, sedangkan pada sampel bank Muamalat Indonesai dan bank Syariah Mandiri tidak signifikan mempengaruhi likuiditas (quick ratio). Pengaruh BOPO terhadap likuiditas (quick ratio) pada bank Mega Syariah adalah negatif. Artinya semakin efisien bank Mega Syariah berpengaruh positif terhadap likuiditasnya. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan efisiensi yang baik dan terjaga bank bisa meningkatkan jumalah asset liquid yang dimilikinya sehingga bank akan lebih tahan dari masalah likuditas karna bank lebih liquid. Selain itu bank yang efisien akan mampu menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Keuntungan yang dihasilkan oleh bank bisa di alokasikan pada berbagai sektor termasuk salah satunya pada likuiditas. Dari hasil analisis dan pembahasan ditemukan bahwa ada keterkaitan antara profitabilitas dan likuiditas secara langsung atau tidak langsung. Likuditas bisa berpengaruh positif atau negatif pada bank. Likuisitas berpengaruh positif pada profitabilitas bank jika bank tidak mampu menempatkan porsi yang tepat untuk dijadikan sebagai asset liquid sesuai kebutuhan sehingga tidak mengurangi keuntungan yang mungkin didapatkan bank. Selain itu bank yang mengalokasikan dananya pada kredit atau pembiayaan jangka pendek yang tinggi membutuhkan
111
likuditas yang lebih tinggi pula, sehingga tingkat likuditas bepengaruh positif pada profitabilitas bank. Sementara itu likuditas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank ketika bank terlalu tinggi menempatkan dana atau modalnya pada likuiditas, sehingga menimbulkan idle money dan nilai ekonomis dana atau modal tersebut tidak bisa dimanfaatkan. Permodalan dan efisiensi juga menjadi faktor penting bagi bank dalam meraih keuntungan dan menjaga bank dari permasalahan likuiditas. Kecukupan modal dan operasioanal bank yang efisien akan membuat bank lebih mudah meningkatkan profitabilitas dan mempertahankan likuditas. Tabel 4.41 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Rasio
2009
2010
2011
2012
2013
2014
CAR
10.77%
16.25%
16.63%
14.13%
14.42%
15.74%
ROA
1.48%
1.67%
1.79%
2.14%
2%
0.79%
NPF
4.01%
3.02%
2.52%
2.22%
2.62%
4.33%
FDR
89.7%
89.67%
88.94%
100%
100.32%
91.5%
BOPO
84.39%
80.54%
78.41%
74.97%
78.21%
94.16%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Tabel rasio keuangan pada tabel 4.41 menggambarkan bagaimana profitabilitas, likuditas, permodalan, pembiayaan bermasalah, dan efisiensi pada bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) di Indonesia. ROA sebagai rasio yang menjadi penilaian profitabilitas menunjukkan bahwa profitabilitas BUS dan UUS di Indonesia cukup baik. Berdasarkan kriteria pada bab 1 maka pada tahun 2010 hingga 2013 ROA masuk dalam kriteria sangat tinggi karena ROA > 1,5% sedangkan pada
112
tahun 2009 masuk dalam kriteria tinggi karna 1,25% < ROA ≤ 1,5% dan pada tahun 2014 terjadi penurunan karna hanya masuk dalam kriteria cukup tinggi. Sedangkan penilaian permodalan pada BUS dan UUS di Indonesia berdasarkan kriteria CAR maka ditemukan bahwa permodalan BUS dan UUS di Indonesia cukup baik karna pada tahun 2010 hingga tahun 2014 tingakat permodalan masuk dalam kriteria jauh lebih tinggi dari ketentuan karena KPMM ≥ 12% dan pada tahun 2009 lebih tinggi dari ketentuan karena 9% ≤ KPMM < 12%. Penilaian pembiayaan bermasalah berdasarkan kriteria NPF ditemukan bahwa kriteria NPF dari tahun 2009 hingga 2014 masuk dalam kriteria baik karena 2% ≤ NPF < 5%. Sedangkan penialaian efisiensi BUS dan UUS di Indonesia berdasarkan kriteria BOPO pada menunjukkan bahwa terdapat efisiensi yang fluktuatif pada tahun tertentu dimana pada tahun 2009 efisiensi masuk dalam kriteria tinggi karena 83% < BOPO ≤ 85%, pada tahun 2010 hingga tahun 2013 efisiensi masuk dalam kriteria sangat tinggi karena BOPO ≤ 83%, dan pada tahun 2014 efisiensi menurun dengan masuk dalam kriteria sangat rendah karna BOPO > 89%.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV tentang faktor-faktor yang mempengruhi profitabilitas dan likuiditas pada bank umum sayriah (BUS), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) berdasarkan uji f (simultan) dan uji t (parsial) dapat diambil kesimpulan bahwa secara simultan variabel likuiditas (quick ratio), permodalan (CAR), dan Efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan secara parsial lukuiditas (quick ratio) berpengaruh signifikan positif dan negatif pada dua sampel yang berbeda, permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif pada profitabilitas (ROA), dan efisiensi (BOPO) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi likuditas (quick ratio) dari hasil uji signifikansi secara simultan dan parsial diambil kesinpulan bahwa variabel permodalan (CAR), pembiayaan bermasalah (NPF), dan efisiensi (BOPO) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio). Sedangkan secara parsial permodalan (CAR) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap likuiditas (quick ratio), pebiayaan bermasalah (NPF) tidak
113
114
berpengaruh signifikan terhadap likuiditas (quick ratio), dan efisiensi (BOPO) berpengaruh signifikan positif terhadap likuiditas (quick ratio). 3. Dari kesimpulan hasil analisis regresi menggunakan spss diatas maka dapat diambil kesimpulan secara garis besar bahwa profitabilitas dan likuditas merupakan faktor penting dalam keberlangsungan hidup bank. Likuditas dan profitabilitas bisa saling mempengaruhi dalam kondisi tertentu. Permodalan dan efisiensi berbanding lurus dengan profitabilitas, artinya jika permodalan baik dan efisiensi tinggi maka akan berdampak positif pada profitabilitas bank. Selain itu permodalan dan efisiensi juga berpengaruh positif terhadap likuditas.
B. Saran Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian tentang “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas pada Bank Umum Syariah di Indonesia, Periode 2008-2015”, maka peneliti dapat memberi masukan sehingga penelitian ini bisa bermanfaat kedepannya, diantaranya yaitu : 1. Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih fokus dalam meningkatkan kinerja perbankan syariah secara professional sehingga bank mampu menghasilkan profitabilitas yang lebih baik dan tingkat likuiditas yang lebih terjaga.
115
2. Bagi bank secara umum dan khususnya bank syariah di Indonesia agar manajemen bank mampu membuat kebijakan yang tepat untuk menetapkan tingkat likuiditas tanpa harus mengorbankan profitabilitas bank itu sendiri. 3. Bagi akademisi diharapkan adanya penelitian dari pihak akademis yang dapat memecahkan permsalahan perbankan yang ada di Indoensia secara umum dan khususnya pada bank sayriah mengenai profitabilitas dan likuditasnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis untuk menggunakan variabel lain dalam penelitian selain yang ada dalam penelitian ini, mengingat banyaknya rasio-rasio dan tolak ukur lainnya dalam menentukan profitabilitas dan likuiditas serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain itu diharpakan penelitian selanjutnya melakukan penelitian pada sampel lain, periode waktu yang berbeda, dan menggunakan metode terbaru dalam analisis penelitiannya.
116
DAFTAR PUSTAKA
Abbosoglu, Osman Furkan & Ahmet Faruk Aysan. 2007. Concentration, Competition, Efficiency and Profitability of The Turkish Banking Sector in The Post-Cieses Period. Turki: Bank and Banking System Journal. Akter, Afia & Kahled Mahmud. 2014. Liquidity-Profitability in Bangladesh Banking Industry. Bangladesh: International Journal of Empirical Finance. Almilia & Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Ali Yadollahzadeh, Naser. 2011. The Effect of Liquidity Risk on Performance of Commercial Banks, Iran: International Research Journal of Applied and Basic Sciences. Bordeleau, Etiene & Cristopher Graham. 2010. The Impact of Liquidity on Bank Profitability. Canada: Bank of Canada. Chukwunweike, Victor. 2014. The Impact of Liquidity on Profitability of Some Selected Companies: The Financila Statement Ananlysis (FSA) Approach. United States: Reseaarch Journal and Accounting. Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Don M. 2009. Liquidity v/s profitability - Striking the Right Balance. In Resolved Question, 2009, www.answers.yahoo.com/question Date assessed: 15/07/10 Farhan Malik, Muahammad & Amir Rafique. 2013. Commercial Banks Liquidity in Pakistan: Firm Specific and Maroeconomic Factors, The Romanian Economic Journal. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis ultivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Semarang: Universitas Diponegoro. Gorton, Gary & Lixing Huang. 2002. Banking Panic and The Origin of Central Banking. New Heaven: NBER Working Paper. Haron, Sudin. 2004. Determinants of Islamic Bank Profitability. USA: KLBS Hassan, M.Kabir. 2004. Determinants of Islamic Banking Profitability. New Orelans: ERF Paper. Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Media Sarana Indonesia.
117
Hosen, Muhamad Nadratuzzaman & Shafaun Nada. 2013. Pengukuran Tingkat Kesehatan dan Gejala Financial Distress Bank Umum Suariah. Indonesia: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Husnan, Suad & Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. edisi kedua.Ypgyakarta: Akademi Manajemen Keuangan YKPN. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE. Meydinawathi, Luh Gede. 2007. Analisi Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia, Denpasar: Universitas Udayana. Munawir, Slamet. 1997. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Peter Kamau, Ndichu. 2013. Factor Influencing Liquidity Level of Commercial Banks in Kisumu, Kenya: International Center for Business Research. Ramakrishnan, Diamond & Thakor. 2006. Information Reliability and a Theory of Financial Intermediation. India: The Review Economics Study. Rasul, Limon Moinur. 2013. Impact of Liquidity on Islamic Banks Profitability: Evidence from Bangladesh. Bangladesh: CECONOMICA. RM, Odunga & Nyangweso P.M. 2013. Liquidity, Capital Adequacy and Operating Efficiency of Commercial Banks in Kenya. Kenya: Research Journal Of Financing Accounting. Santoso. 2000. Buku Latihan Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sathye. 2001. Efficiency in Australian Banking: An Empirical Investigation. Australia: Journal Banking and Finance. Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.Yogyakarta: Ekonisa. Suntoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis. Yogyakarta: CAPS. Tarmidzi, Achmad & Wilyanto Kartiko Kusumo. 2003. Analisis Rasio-rasio Keuangan Sebagai Indikator Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perbankan DI Indonesia. Semarang: FE UNDIP Vadova, Pavla. 2011. Liquidity of Czech Commercial Banks and its Determinants. Czech: International Journal. Van Greuning, Hennie & Sonja Brajovic. 2011. Analisis Resiko Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.
118
W Diamond, Douglas. 1999. Liquidity Risk, Liquidity Creation, And Financial Fragility: A Theory Of Banking. Cambridge: National Bureau Of Economic Research. Wasiuzzaman, Shaista & Hanimas. 2013. Profitability of Islamic Banks in Malaysia: An Empirical Analysis. Malaysia: Journal of Islamic Economics, Banking Finance, Volume 6 Number 4. Wedaningtyas, Hesti. 2002. Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia. www.bi.go.id www.bankmuamalat.co.id www.bps.go.id www.megasyariah.co.id www.ojk.go.id www.syariahmandiri.co.id
119
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Kuartal Bank Muamalat Indonesia 2008-2015 Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2015
Kuartal 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
ROA 3.04 2.77 2.62 2.6 2.76 1.83 0.53 0.45 1.48 1.07 0.81 1.36 1.38 1.74 1.55 1.52 1.51 1.61 1.62 1.54 1.72 1.69 1.68 1.37 1.44 1.03 0.1 0.17 0.62 0.51
Quick Ratio 36.45 48.53 23.95 41.67 46.78 36.01 25.82 33.94 25.25 23.48 23.48 23.48 18.8 14.81 13.96 13.96 16.82 15.97 15.54 14.3 14.3 14.75 15.17 23.53 16.66 16.66 16.66 28.2 28.74 29.01
CAR 11.46 9.57 11.25 10.83 12.1 11.16 10.82 11.1 10.48 10.3 14.53 13.26 12.29 11.57 12.36 12.01 12.06 14.54 13.22 11.57 12.02 12.41 12.75 17.27 17.61 16.31 14.72 14.15 14.57 14.91
NPF 1.61 3.72 3.88 3.85 5.82 3.23 7.32 4.1 5.83 3.93 3.36 3.51 3.99 3.57 3.71 1.78 1.97 1.94 1.61 1.81 1.76 1.86 1.84 0.78 1.56 3.18 4.74 4.76 4.73 3.81
BOPO 75.76 78.05 78.73 78.94 78.1 86.33 95.71 95.5 87.58 90.52 89.33 87.38 84.72 85.16 86.54 85.52 85.66 84.56 84 84.48 82.07 82.37 82.67 93.86 85.55 89.11 98.32 97.33 93.37 94.84
120
Lampiran 2 : Data Kuartal Bank Syariah Mandiri 2008-2015 Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2015
Kuartal 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
ROA 2.05 1.94 1.91 1.83 2.08 2 2.11 2.23 2.04 2.22 2.3 2.21 2.22 2.12 2.03 1.95 2.17 2.25 2.22 2.25 2.26 1.79 1.51 1.53 1.77 0.66 0.8 0.17 0.81 0.55
Quick Ratio 28.42 22.91 24.2 36.19 30.07 22.8 36.2 18.03 30.07 32.37 20.89 19.01 35.09 30.2 33.59 45.96 35.53 27.01 27.5 28.78 28.65 25.9 28.72 32.08 32.56 33.2 38.39 41.51 39.35 40
CAR 12.03 12.28 11.54 12.66 14.73 14 13.3 12.39 12.5 12.43 11.47 10.64 11.88 22.24 11.06 14.57 13.91 13.66 13.15 13.82 15.23 14.16 14.33 14.1 14.83 14.86 15.53 14.76 12.63 11.97
NPF 2.63 2.15 2.22 2.37 2.15 1.92 2.16 1.34 0.66 0.88 1.45 1.29 1.12 1.14 1.26 0.95 0.86 1.41 1.55 1.14 1.55 1.1 1.59 2.29 2.65 3.9 4.23 4.29 4.41 4.7
BOPO 78.01 77.89 78.13 78.71 72.05 73.88 74.05 73.76 74.66 73.15 71.84 74.97 73.07 74.02 73.85 76.44 70.47 70.11 1.55 73 69.24 81.63 87.53 84.03 81.99 93.03 93.02 98.46 91.57 96.16
121
Lampiran 3 : Data Kuartal Bank Mega Syariah 2008-2015 Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2015
Kuartal 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
ROA 4.47 3.32 2.12 1.98 0.62 1.56 2.08 2.22 3.18 2.98 2.47 1.9 1.77 1.87 1.65 1.58 3.52 4.13 4.11 3.81 3.57 2.94 2.57 2.33 1.18 0.99 0.24 0.29 -1.21 -0.73
Quick Ratio 41.43 31.05 36.09 28.39 27.47 8.78 10.93 8.4 10.23 8.95 8.56 6.58 6.75 6.62 6.92 9.93 9.57 11.81 12.32 11.88 12.34 10.52 9.24 8.08 7.48 6.61 45.48 9.27 10.8 10.11
CAR 17 18.06 15.7 13.08 12.04 11.45 11.06 10.96 12.14 12.11 12.36 13.14 15.07 14.75 13.77 12.03 12.9 13.08 11.16 13.51 13.49 13.01 12.7 12.99 15.28 15.93 16.34 18.82 15.62 16.54
NPF 1.49 1.58 1.76 1.82 1.16 0.98 1 1.28 1.8 2.02 2.6 2.11 2.64 2.14 2.25 1.79 1.53 2.88 1.41 1.32 1.42 2.19 1.63 1.45 1.62 1.81 1.82 1.81 1.96 3.03
BOPO 71.24 68.22 75.26 89.44 93.66 86.59 85.1 84.42 81.19 82.96 85.92 88.86 90.03 89.49 90.79 90.8 80.03 77.3 76.89 77.82 77.48 81.41 84.21 86.09 89.82 91.9 97.96 97.61 110.53 104.8
122
Lampiran 4 : Hasil Analsis Deskriptif Bank Muamalat Indonesia Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
30
.10
3.04
1.4707
.76087
Likuiditas
30
13.96
48.53
23.8893
10.02706
Permodalan
30
9.57
17.61
12.7733
2.03814
Pembiayaan Bermasalah
30
.78
7.32
3.3187
1.52975
Efisiensi
30
75.76
98.32
86.7353
6.08234
Valid N (listwise)
30
Lampiran 5 : Hasil Analsis Deskriptif Bank Syariah Mandiri Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
30
.17
2.30
1.7993
.58979
Likuiditas
30
18.03
45.96
30.8393
6.74422
Permodalan
30
10.64
22.24
13.5553
2.10923
Pembiayaan Bermasalah
30
.66
4.70
2.0453
1.16347
Efisiensi
30
69.24
98.46
78.6757
8.33980
Valid N (listwise)
30
Lampiran 6 : Hasil Analisis Deskriptif Bank Mega Syariah Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Profitabilitas
30
-1.21
4.13
2.0773
1.32465
Likuiditas
30
8.82
38.55
19.5753
7.67987
Permodalan
30
9.57
16.54
12.7740
1.78107
Pembiayaan Bermasalah
30
.98
3.88
1.9397
.72222
Efisiensi
30
75.76
110.53
86.6317
8.38165
Valid N (listwise)
30
123
Lampiran 7 : Uji Normalitas Bank Muamalat Indonesia
Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic
Kurtosis
Std. Error
0.501
Descriptive Statistics
.427
Statistic 0.976
Std. Error .833
124
N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic
Kurtosis
Std. Error
.630
.427
Statistic
Std. Error
-.912
.833
Lampiran 8 : Uji Normalitas Bank Syariah Mandiri
Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic -.834
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic .208
Std. Error .833
125
Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic
Kurtosis
Std. Error
.540
Lampiran 9 : Uji Normalitas Bank Mega Syariah
.427
Statistic .858
Std. Error .833
126
Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic
Kurtosis
Std. Error
-.273
.427
Statistic
Std. Error
-.540
.833
Descriptive Statistics N
Skewness
Statistic Unstandardized Residual
30
Valid N (listwise)
30
Statistic 0.321
Kurtosis
Std. Error .427
Statistic 1.073
Std. Error .833
127
Lampiran 10 : Uji Heterokedastisitas Bank Muamalat Indonesia
128
Lampiran 11 : Uji Heterokedastisitas Bank Syariah Mandiri
129
Lampiran 12 : Uji Heterokedastisitas Bank Mega Syariah
130
Lampiran 13 : Uji Multikolinearitas Bank Muamalat Indonesia Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Likuiditas
.878
1.139
Permodalan
.761
1.315
Efisiensi
.832
1.202
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance Permodalan Pembiayaan
1
Bermasalah Efisiensi
VIF
.592
1.688
.624
1.602
.581
1.720
a. Dependent Variable: Likuiditas
Lampiran 14 : Uji Multikolinearitas Bank Syariah Mandiri
Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Likuiditas
.863
1.158
Permodalan
.956
1.046
Efisiensi
.899
1.113
a. Dependent Variable: Profitabilitas
131
Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Permodalan
.995
1.005
Pembiayaan Bermasalah
.750
1.333
Efisiensi
.746
1.340
a. Dependent Variable: Likuiditas
Lampiran 15 : Uji Multikolinearitas Bank Mega Syariah Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
Likuiditas
.910
1.099
Permodalan
.485
2.063
Efisiensi
.518
1.931
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa Model
Collinearity Statistics Tolera
VIF
nce
1
Permodalan
.519
1.925
Pembiayaan Bermasalah
.997
1.003
Efisiensi
.520
1.922
a. Dependent Variable: Likuiditas
132
Lampiran 16 : Uji Autokorelasi Bank Muamalat Indonesi Model Summaryb Mode
R
R Square
l 1
.953a
.908
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .899
Durbin-Watson
.26662
1.547
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-Watson
Square
Estimate
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan b. Dependent Variable: Profitabilitas
Model Summaryb Model
1
R
.557a
R Square
.310
.230
8.79780
1.514
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan b. Dependent Variable: Likuiditas
Lampiran 17 : Uji Autokorelasi Bank Syariah Mandiri Model Summaryb Model
1
R
.710a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.504
.447
Durbin-Watson
.43855
1.275
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas b. Dependent Variable: Profitabilitas
Model Summaryb Model
1
R
.489a
R Square
.239
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .151
Durbin-Watson
6.21335
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah b. Dependent Variable: Likuiditas
1.821
133
Lampiran 18 : Uji Autokorelasi Bank Mega Syariah Model Summaryb Model
R
R Square
.974a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.948
.942
Durbin-Watson
.31871
1.456
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan b. Dependent Variable: Profitabilitas
Model Summaryb Model
R
R Square
.373a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.139
.040
Durbin-Watson
11.48751
1.061
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan b. Dependent Variable: Likuiditas
Lampiran 19 : Uji F Bank Muamalat Indonesia ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Mean Square
15.724
3
5.241
1.065
26
.041
16.789
29
Residual Total
df
F 127.983
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Profitabilitas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
903.285
3
301.095
Residual
2012.432
26
77.401
Total
2915.717
29
a. Dependent Variable: Likuiditas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
F 3.890
Sig. .020b
134
Lampiran 20 : Uji F Bank Syariah Mandiri ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
5.087
3
1.696
Residual
5.001
26
.192
10.088
29
Total
F 8.817
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Profitabilitas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas
ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
df
Mean Square
315.301
3
105.100
Residual
1003.748
26
38.606
Total
1319.049
29
F 2.722
Sig. .065b
a. Dependent Variable: Likuiditas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah
Lampiran 21 : Uji F Bank Mega Syariah ANOVAa Model
Sum of Squares Regression
1
Mean Square
48.246
3
16.082
2.641
26
.102
50.887
29
Residual Total
df
F 158.320
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Profitabilitas b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
732.304
3
244.101
Residual
978.128
26
37.620
1710.432
29
Total
a. Dependent Variable: Likuiditas
F 6.489
Sig. .002b
135
b. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
Lampiran 22 : Uji t Bank Muamalat Indonesia Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
11.021
.577
19.088
.000
Likuiditas
.015
.004
.193
3.661
.001
Permodalan
.007
.021
.020
.346
.732
-.115
.007
-.921
-17.012
.000
1 Efisiensi
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant)
Std. Error
Beta
66.478
23.936
2.777
.010
Permodalan
-.085
1.041
-.017
-.082
.936
Pembiayaan Bermasalah
3.593
1.352
.548
2.658
.013
Efisiensi
-.616
.352
-.374
-1.749
.092
1
a. Dependent Variable: Likuiditas
Lampiran 23 : Uji t Bank Syariah Mandiri Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
4.188
.654
Likuiditas
-.035
.013
Permodalan
-.001
Efisiensi
-.017
Beta 6.407
.000
-.398
-2.678
.013
.039
-.002
-.017
.987
.005
-.474
-3.257
.003
1
136
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) Permodalan
Std. Error
14.305
8.968
.618
.548
2.141 .050
Beta 1.595
.123
.193
1.126
.270
1.145
.369
1.870
.073
.082
.120
.606
.550
1 Pembiayaan Bermasalah Efisiensi a. Dependent Variable: Likuiditas
Lampiran 24 : Uji t Bank Mega Syariah Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) Likuiditas
Std. Error
Beta
15.050
.787
19.116
.000
-.002
.009
-.014
-.260
.797
.152
.044
.204
3.440
.002
-.172
.011
-1.086
-16.244
.000
1 Permodalan Efisiensi
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) Permodalan 1 Pembiayaan Bermasalah Efisiensi a. Dependent Variable: Likuiditas
Std. Error
57.866
12.249
2.100
.794
-3.255 -.679
Beta 4.724
.000
.487
2.646
.014
1.594
-.306
-2.042
.051
.167
-.741
-4.055
.000
137
Lampiran 25 : Uji Koefisien Determinasi Bank Muamalat Inodonesia Model Summary Model
1
R
.953a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.908
.899
.26662
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Model Summary Model
1
R
.508a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.258
.184
9.53015
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
Lampiran 26 : Uji Koefisien Determinasi Bank Syariah Mandiri Model Summary Model
1
R
.710a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.504
.447
.43855
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Likuiditas
Model Summary Model
1
R
.489a
R Square
.239
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .151
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah
6.21335
138
Lampiran 27 : Uji Koefisien Determinasi Bank Mega Syariah Model Summary Model
R
R Square
.974a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.949
.943
.31629
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Model Summary Model
R
R Square
.654a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.428
.362
6.13354
a. Predictors: (Constant), Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
Lampiran 28 : Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah Rasio
2009
2010
2011
2012
2013
2014
CAR
10.77%
16.25%
16.63%
14.13%
14.42%
15.74%
ROA
1.48%
1.67%
1.79%
2.14%
2%
0.79%
NPF
4.01%
3.02%
2.52%
2.22%
2.62%
4.33%
FDR
89.7%
89.67%
88.94%
100%
100.32%
91.5%
BOPO
84.39%
80.54%
78.41%
74.97%
78.21%
94.16%
139
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA
: Rahmat Abdillah
NIM
: 1111046100115
Tempat/Tanggal Lahir
: Suliki/14 Juni 1993
Program Studi
: Muamalat
Konsentrasi
: Perbankan Syariah
Alamat Rumah
: Jorong Koto Panjang, Nagari Pandam Gadang, Kecamatan GN Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat
Alamat Domisili
: Komplek Bukit Pamulang Indah blok A5 no 17, Kelurahan Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Provinsi Banten
No. Telp
: -
No. HP
: 085376139625
Nama Ayah
: Zulfiadi Ahmad
Nama Ibu
: Yandefita
Alamat Orang Tua
: Jorong Koto Panjang, Nagari Pandam Gadang, Kecamatan GN Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat
No Telp. Orang Tua
: -
No HP Orang Tua
: 085274633650