PERBANDINGAN RASIO PROFITABILITAS, EFISIENSI, LIKUIDITAS DAN RISIKO PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA Yeni Rahmawati, Zuliani Dalimunthe 1. Ekstensi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia 2. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profitabilitas, efisiensi, likuiditas dan risiko antara bank syariah yang berbasis profit-loss-sharing dan bank konvensional yang berbasis bunga di Indonesia dengan menggunakan 18 rasio keuangan. Kolmogorov-Smirnov test digunakan untuk menguji distribusi normalitas data. Pengujian hipotesis untuk data normal menggunakan uji t yang mencakup Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Profit Margin (PM), dan Retained Earning to Asset (RETA), sedangkan untuk data yang tidak normal yaitu Return on Deposit (ROD), Net Opertating Margin (NOM), Operating Expense to Asset (OEA), Operating Income to Asset (OIA), Operating Expense to Revenue (OER), Asset Turn Over (ATO), Net Interest Margin (NIM), Net Non-Interest Margin (NNIM), Cash to Asset (CTA), Cash to Deposit (CTD), Deposit to Asset (DTA), Equity Multiplier (EM), Equity to Deposit (ETD) dan Total Liabilities to Asset (TLE), digunakan uji Mann Whitney. Penelitian menggunakan 17 data bank syariah dan 52 data bank konvensional dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hasil penelitian menunjukkan untuk profitabilitas bank konvensional lebih baik dibandingkan bank syariah, sedangkan efisiensi, likuiditas dan risiko antara bank syariah dan bank konvensional relatif sama. Kata kunci: rasio keuangan, profitabilitas, efisiensi, likuiditas, risiko, bank syariah
Pendahuluan Pendirian bank syariah di Indonesia dipandang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, dan dinilai sejalan dengan nilai dan norma hidup yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Dinyatakan dalam undang-undang nomor 21 tahun 2008: “Agar tercapai tujuan pembangunan nasional dan dapat berperan aktif dalam persaingan global yang sehat, diperlukan partisipasi dan kontribusi semua elemen masyarakat untuk menggali berbagai potensi yang ada dimasyarakat guna mendukung proses akselerasi ekonomi dalam upaya merealisasikan tujuan pembangunan nasional. Salah satu bentuk penggalian potensi dan wujud kontribusi masyarakat dalam perekonomian nasional tersebut adalah pengembangan sistem ekonomi berdasarkan nilai Islam (Syariah) dengan mengangkat prinsip-prinsipnya ke dalam Sistem Hukum Nasional. Prinsip Syariah berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan keuniversalan (rahmatan lil ‘alamin). Nilai-nilai tersebut diterapkan dalam pengaturan perbankan yang didasarkan pada Prinsip Syariah yang disebut Perbankan Syariah”.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Bank syariah memiliki potensi besar mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim yang diajarkan untuk menghindari sistem bunga. Hal ini memicu persaingan antara bank syariah dan bank konvensional yang telah lebih dulu beroperasi. Dengan melihat perkembangan bank syariah hingga saat ini, bank syariah menunjukkan kepada nasabah bahwa selain halal, bank syariah juga menguntungkan, efisien dan memiliki risiko yang sesuai, sehingga layak untuk dijadikan sebagai alternatif pilihan dalam melakukan transaksi keuangan. Perkembangan bank syariah di Indonesia memiliki trend yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dilihat dari evaluasi kinerja bank syariah setiap tahunnya. Salah satu sumber utama yang dijadikan dasar penilaian dan pembuktian kinerja bank adalah laporan keuangan. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan. Berdasarkan laporan keuangan ini pula, penulis akan membandingkan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional di Indonesia. Olson dan Zoubi (2008) menyatakan, penghitungan karakteristik bank seperti profitability ratio, efficiency ratios, assets-quality indicators dan cash/liability ratios merupakan pembeda yang baik antara bank syariah dan bank konvensional.
Tinjauan Teoritis Dalam undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dijelaskan, definisi bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah yang dimaksud antara lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur: a.
riba, yaitu penambahan pendapatan yang tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah);
b.
maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan;
c.
gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
d.
haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
e.
zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Terdapat beberapa perbedaan mendasar di antara bank syariah dan bank konvensional. Perbedaan itu menyangkut antara lain: akad dan aspek legalitas, dimana akad harus memenuhi persyaratan mengenai rukun, syarat, dan ketentuan lain sesuai syariah. Badan Penyelesaian Sengketa, yaitu terdapat lembaga penyelesaian sengketa yang mengatur hukum materi yaitu Badan Arbitrase Muamalah Indonesia. struktur organisasi, yaitu terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis besar syariah. usaha yang dibiayai, harus meastikan beberapa hal pokok yaitu: 1. Apakah objek pembiayaan halal atau haram? 2. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat? 3. Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila? 4. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian? 5. Apakah usaha itu berkaitan dengan industry senjata yang illegal atau berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh massal? 6. Apakah proyek dapat merugikan syiar islam, baik secara langsung maupun tidak langsung? lingkungan kerja dan Corporate Culture, dimana seluruh kegiatan dan lingkungan kerja dalam bank syariah sejalan dengan syariah. (Antonio, 2011). Perbedaan Aktifitas Bank Syariah dan Bank Konvensional No
Bank Syariah
Bank Konvensional
1.
Melakukan investasi-investasi yang halal saja
Investasi yang halal dan haram
2.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa.
Memakai perangkat bunga
3.
Profit dan falah oriented.
Profit oriented.
4.
Hubungan
5.
dengan
nasabah
dalam
bentuk
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan
kemitraan.
debitur-debitur
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai
Tidak terdapat dewan sejenis.
dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. Sumber: Antonio (2011)
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Tabel 2. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga
Bagi Hasil
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung
a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad berpedoman pada kemungkinan untung rugi b. Besarnya rasi bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan
b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atu keadaan ekonomi sedang “booming” e. Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama, termasuk islam. Sumber: Antonio (2011)
e. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
Penilaian kinerja perusahaan perbankan dapat diproksikan dengan : (1) Indikator financial ratios, (2) Ketentuan penilaian kesehatan perbankan (peraturan bank sentral), (3) fluktuasi harga saham dan return saham (Rochmawan, 2004). Kinerja bank secara eksplisit direpresentasikan oleh rasio-rasio, meskipun tidak menafikan bahwa pada akhirnya bank akan dinilai kesehatannya. Rasio kinerja telah menggambarkan kinerja bank dari beberapa aspek. Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2008).
Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dari sumber yang telah ada seperti catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, internet, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, data diambil dari Laporan Keuangan pada Laporan Tahunan bank yang dipublikasikan untuk umum tahun 2008 sampai dengan 2011. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan data tertulis baik dari dokumen-dokumen yang sudah ada maupun dari literature pendukung lainnya. Dokumen utama dalam pengumpulan data adalah laporan keuangan tahunan (annual report) bank yang menjadi sampel. Berdasaran laporan keuangan tersebut kemudian dibangun rasiorasio keuangan yang sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan sebelumnya dan
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
pada akhirnya digunakan untuk analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank umum baik konvensional maupun syariah yang ada di Indonesia, yaitu 120 bank yang terdiri dari 11 Bank Syariah dan 109 bank konvensional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator-indikator keuangan berupa rasiorasio keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan yang digunakan oleh Olson dan Zoubi (2008), Untuk mengukur kinerja industri perbankan di Indonesia. Dalam penelitian ini akan mengukur kinerja bank dengan pendekatan rasio-rasio keuangan bank yang mengukur indikator profitability, efficiency, liquidity dan risk ratio. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.Rasio ini juga memberikan tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Olson dan Zoubi (2008) mengukur tingkat profitabilitas dengan rasio: 1.
Return on Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampun manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara menyeluruh. Semakin besar rasio ini mengindikasikan semakin baik kinerja bank. Net Income yang digunakan adalah income sebelum pajak dan average total asset diperoleh dengan menambahkan total asset pada awal tahun dan akhir tahun kemudian dibagi 2.
2.
Return on Equity (ROE) ROE menunjukkan efisiensi penggunaan modal. ROE mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kinerja bank. Dihitung dengan rumus: Net Income adalah Laba sebelum Pajak, dan Average Stockholders’ Equity diperoleh dengan menambahkan Equity pada awal tahun dan akhir tahun, kemudian dibagi 2.
3.
Profit Margin (PM) Rasio ini digunakan untuk menghitung margin laba atas transaksi bank, atau dengan rumus:
Net Income adalah laba sebelum pajak, dan operating income adalah interest income ditambah dengan non interest income.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
4.
Return on Deposit (ROD)
Net Income adalah Laba sebelum Pajak, dan Total Costumer Deposit adalah dana pihak ketiga, tidak termasuk giro dan deposito antar bank. Average Total Costumer Deposit adalah Deposit pada awal periode ditambahkan dengan akhir periode kemudian dibagi dua. 5.
Net Operating Margin (NOM)
Operating Income adalah Interest Income ditambah Non Interest Income. Rasio Efisiensi Rasio efisiensi diukur dengan rasio (Olson, Zoubi, 2008): 1.
Operating Expense to Assets (OEA)
Operating Expense adalah Interest Expense ditambah Non Interest Expense, Average Total Asset diperoleh dengan menambahkan total asset pada awal tahun dan akhir tahun kemudian dibagi 2. 2.
Operating Income to Assets (OIA)
Operating income adalah interest income ditambah dengan non interest income, Average Total Asset diperoleh dengan menambahkan total asset pada awal tahun dan akhir tahun kemudian dibagi 2. 3.
Operating Expense to Revenue (OER)
Operating Expense adalah Interest Expense ditambah Non Interest Expense, Operating Income adalah interest income ditambah dengan non interest income. 4.
Assets Turn Over (ATO)
Average Total Asset diperoleh dengan menambahkan total asset pada awal tahun dan akhir tahun kemudian dibagi 2.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
5.
Net Interest Margin (NIM) NIM yaitu perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata total asset. Taswan (2010) menyatakan, Net Interest Margin bisa bermakna ganda, yaitu NIM yang tinggi bisa dimaknai bahwa biaya intermediasi bank relatif tinggi. Oleh karena itu NIM yang tinggi bias dihindari mengingat tingkat bunga simpanan yang rendah mencerminkan tingkat return yang kurang menarik bagi deposan, sedangkan biaya yang tinggi kurang menarik bagi para debitur untuk menggunakan fasilitas peminjaman. Interest Income dan Interest Expense dapat dilihat pada laporan keuangan, sedangkan Average Total Asset dihitung dengan Total Asset di awal tahun ditambahkan Total Asset di akhir tahun dan dibagi 2.
6.
Net Non-Interest Margin (NNIM)
Average Total Asset dihitung dengan Total Asset di awal tahun ditambahkan Total Asset di akhir tahun dan dibagi 2. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Dengan kata lain, rasio likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban/utang pada saat ditagih atau jatuh tempo. Dalam penelitian ini likuiditas dilihat dari (Olson, Zoubi, 2008): 1.
Cash to Asset Ratio (CTA)
Average Total Asset dihitung dengan Total Asset di awal tahun ditambahkan Total Asset di akhir tahun dan dibagi 2. 2.
Cash to Deposit Ratio (CTD)
Total Costumer Deposit adalah dana pihak ketiga, tidak termasuk giro dan deposito antar bank. Average Total Costumer Deposit adalah Deposit pada awal periode ditambahkan dengan akhir periode kemudian dibagi dua.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Rasio Risiko Rasio Risiko diukur dengan rasio (Olson, Zoubi, 2008): 1.
Deposits to Assets (DTA)
Total Costumer Deposit adalah dana pihak ketiga, tidak termasuk giro dan deposito antar bank. Average Total Costumer Deposit adalah Deposit pada awal periode ditambahkan dengan akhir periode kemudian dibagi dua. Average Total Asset dihitung dengan Total Asset di awal tahun ditambahkan Total Asset di akhir tahun dan dibagi 2. 2.
Equity Multiplier (EM)
Average Total Asset dihitung dengan Total Asset di awal tahun ditambahkan Total Asset di akhir tahun dan dibagi 2. Average Stockholders’ Equity diperoleh dengan menambahkan Equity pada awal tahun dan akhir tahun, kemudian dibagi 2. 3.
Equity to Deposits (ETD) Total Costumer Deposit adalah dana pihak ketiga, tidak termasuk giro dan deposito antar bank. Average Total Costumer Deposit adalah Deposit pada awal periode ditambahkan dengan akhir periode kemudian dibagi dua.
4.
Total Liabilities to Equity (TLE)
Average Total Liabilities diperoleh dengan menambahkan Liabilities pada awal tahun dan akhir tahun, kemudian dibagi 2. Average Stockholders’ Equity diperoleh dengan menambahkan Equity pada awal tahun dan akhir tahun, kemudian dibagi 2. 5.
Retained Earnings to Total Assets (RETA)
Average Total Asset dihitung dengan Total Asset di awal tahun ditambahkan Total Asset di akhir tahun dan dibagi 2. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini: Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah: 1.
Membandingkan rasio profitabilitas antara bank konvensional dan bank syariah yang, menggunakan hipotesis:
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
H1-0 : Rasio profitabilitas pada kinerja bank konvensional sama dengan bank syariah H1-1: 2.
Rasio profitabilitas pada kinerja bank konvensional berbeda dari bank syariah
Membandingkan rasio efisiensi antara bank konvensional dan bank syariah, menggunakan hipotesis: H2-0 : Rasio efisiensi pada kinerja bank konvensional sama dengan bank syariah H2-1: Rasio efisiensi pada kinerja bank konvensional berbeda dari bank syariah
3.
Membandingkan rasio likuiditas antara bank konvensional dan bank syariah, menggunakan hipotesis: H3-0 : Rasio profitabilitas pada kinerja bank konvensional sama dengan bank syariah H3-1: Rasio Profitabilitas pada kinerja bank konvensional berbeda dari bank syariah
4.
Membandingkan rasio risiko antara bank konvensional dan bank syariah, menggunakan hipotesis: H4-0 : Rasio profitabilitas pada kinerja bank konvensional sama dengan bank syariah H4-1: Rasio Profitabilitas pada kinerja bank konvensional berbeda dari dari bank syariah
Pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan uji rata-rata dua sample bebas. 2 independent sample t test dipilih karena bank syariah dan bank konvensional merupakan dua subjek sampel yang berbeda. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Minitab 16. Langkah dalam pengujian ini yaitu: a.
Uji Normalitas Data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untu menentukan apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi teoritis, dimana distribusi teoritis adalah apa yang diharapkan sesuai dengan Ho;
b.
Statistik Deskriptif, menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, dan lain-lain. Deskripsi ini akan menjelaskan masing-masing rasio keuangan yang menunjukkan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional;
c.
Uji Homogenitas, Sebelum melakukan uji t, untuk data yang terdistribusi normal terlebih dahulu dilakukan uji varian atau uji F (Levene’s test).Prinsip pengujian uji ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama (equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance).
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
d.
Uji t, dimana untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus Polled Varians, sedangkan untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus Separated Varians.
e.
Uji Mann-Whitney, salah satu pengujian statistic nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan dua sampel independen dari kelompok data yang tidak terdistribusi normal.
Hasil Penelitian dan Pembahasan a.
Hasil Uji Normalitas
Pada uji normalitas data, Hipotesis yang digunakan adalah H0 : Data terdistribusi Normal H1 : Data Tidak Terdistribusi Normal Tolak H0 apabila P value untuk variabel tersebut signifikan < 0,05 Hasil Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov Test) Bank Syariah
Bank Konvensional
Rasio
Keterangan N
Mean
st dev
P value
N
Mean
st dev
P value
ROA
17
0.0099
0.0051
> 0.15
52
0.0184
0.0082
> 0.15
Keduanya normal
ROE
17
0.1261
0.1261
0.114
52
0.1874
0.0769
> 0.15
Keduanya normal
PM
17
0.0826
0.0449
> 0.15
52
0.1488
0.0679
> 0.15
Keduanya normal
ROD
17
0.0409
0.0549
< 0.01
52
0.0232
0.0101
> 0.15
Tidak normal
NOM
17
0.0881
0.1233
> 0.15
52
0.2659
0.1311
< 0.01
Tidak normal
OEA
17
0.1177
0.0376
0.093
52
0.0988
0.0298
0.043
Tidak normal
OIA
17
0.1284
0.0427
0.088
52
0.1267
0.0314
< 0.01
Tidak normal
OER
17
0.9304
0.1279
0.103
52
0.7747
0.1031
0.037
Tidak normal
ATO
17
0.1171
0.0368
< 0.01
52
0.1094
0.0313
< 0.01
Tidak normal
NIM
17
0.0745
0.0348
< 0.01
52
0.0607
0.0215
< 0.01
Tidak normal
NNIM
17
0.0584
0.0119
> 0.15
52
0.0669
0.0142
0.034
Tidak normal
CTA
17
0.0179
0.0075
> 0.15
52
0.0244
0.0101
< 0.01
Tidak normal
CTD
17
0.0704
0.0828
< 0.01
52
0.0305
0.0124
0.028
Tidak normal
DTA
17
0.5992
0.3806
< 0.01
52
0.7911
0.0570
0.016
Tidak normal
EM
17
11.7811
3.4694
0.029
52
10.6329
2.2665
0.072
Tidak normal
ETD
17
0.4113
0.4636
< 0.01
52
0.1211
0.0358
< 0.01
Tidak normal
TLE
17
10.7362
2.413
0.02
52
9.9041
3.6135
< 0.01
Tidak normal
RETA 17 0.0246 0.018 Sumber: Diolah dari output Minitab 16
> 0.15
52
0.0478
0.0318
> 0.15
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Keduanya normal
Dari 18 variabel, hanya empat variabel yang terdistribusi normal untuk kedua kelompok, yaitu ROA, ROE, PM dan RETA. Keempat variabel ini memiliki P-value untuk test kolmogorovSmirlnov test sebesar > 0,05, maka H0 diterima, bahwa keempat variabel tersebut terdistribusi normal. Untuk data yang terdistribusi normal, maka digunakan uji t untuk 2 sampel independen untuk menganalisis, sementara untuk data yang tidak terdistribusi normal, digunakan uji statistik non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney. Hasil Analisis Deskriptif
b.
Dari analisis daskriptif rasio keuangan tersebut dapat dilihat bahwa kinerja bank syariah dan bank konvensional di Indonesia tidak sama. Terdapat perbedaan yang bisa dilihat melalui perbedaan mean pada setiap rasio. Hasil Statistik Deskriptif No
N Variabel
1
ROA
Konvension al 52
2
ROE
52
3
PM
4
Mean Konvensiona l Syariah
Median
0.01837
0.00992
Konvensiona l 0,0174
17
0.1874
0.1261
0,0175
0,1318
52
17
0.1488
0.0827
0,1503
0,0785
ROD
52
17
0.0232
0.041
0,0232
0,0167
5
NOM
52
17
0.226
0.088
0.2323
0.0980
6
OEA
52
17
0.0988
0.1177
0,0916
0,1019
7
OIA
52
17
0.1264
0.1284
0,1171
0,1237
8
OER
52
17
0.775
0.93
0,7869
0,9099
9
ATO
52
17
0.1094
0.1172
0,1026
0,1059 0,0647
Syariah 17
Syariah 0,0102
10
NIM
52
17
0.0607
0.0745
0,0517
11
NNIM
52
17
0.067
0.0584
0,0661
0,0585
12
CTA
52
17
0.0244
0.01794
0,0230
0,0185
13
CTD
52
17
0.0305
0.0705
0,0284
0,0291
14
DTA
52
17
0.7911
0.599
0,8034
0,8803
15
EM
52
17
10.63
11.78
10.6040
12,8750
16
ETD
52
17
0.1261
0.411
0,1182
0,1178
17
TLE
52
17
9.9
10.74
9,6040
11,941
0.0246
0,0436
0,0237
52 18 RETA Sumber: Diolah dari Output Minitab 16
17
0.0478
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa bank syariah memiliki rasio yang melebihi bank konvensional pada setengah dari keseluruhan rasio yang diuji. Rasio tersebut yaitu OEA, OIA, OER, ATO, NIM, CTD, EM, ETD, dan TLE. Perbedaan rata-rata ini harus dibuktikan
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
menggunakan alat uji yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu uji t dua sampel independen dan uji Mann-Whitney. c.
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas hanya digunakan untuk pengujian data yang terdistribusi normal, dari hasil uji normalitas data yang dilakukan, hanya terdapat empat rasio yang datanya terdistribusi normal, yaitu ROA, ROE, PM dan RETA. Tiga dari rasio tersebut merupakan indikator profitabilitas, yaitu ROA, ROE dan PM, sedangkan RETA merupakan rasio yang digunakan untuk mem-proxy risiko pada bank. Dalam uji varian ini, hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Kedua varian adalah sama (varian bank syariah dan bank konvensional sama) H1 : Kedua varian adalah berbeda (varian bank syariah dan bank konvensional berbeda) Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data. Variabel
F Value 5.43
ROA ROE
0.38 2.5
PM
Probability 0.023 0.540 0.118
5.73 0.019 RETA Sumber: Diolah dari output Minitab 16
Dari hasil Uji varian untuk rasio profitabilitas, dapat dilihat untuk rasio ROA dan RETA, P value < 0,05, maka H0 ditolak. Hal ini berarti untuk Rasio ROA dan ROD varian kedua kelompok data berbeda. Maka untuk uji t digunakan rumus Separated Varians. Sementara untuk rasio ROE, dan PM, nilai P value > 0,05, sehingga H0 gagal ditolak, atau H0 diterima dan dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data adalah homogen. d.
Uji Hipotesis
Rasio Profitabilitas Tabel 4. Hasil Uji T Untuk Rasio Profitabilitas N Variabel ROA
Konven sional 52
ROE PM
Syariah
Mean Konven Syariah sional
Standar Deviasi Konven Syariah sional
tvalue
pvalue
17
0.01837
0.00992
0.0082
0.0051
5,05
0.000
52
17
0.1874
0.1261
0.0769
0.0809
2.81
0.006
52
17
0.1488
0.0827
0.068
0.0449
3.74
0.000
Dari hasil dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata ROA bank konvensional lebih besar dibandingkan bank syariah, yaitu 0,01837> 0,00992. Demikian halnya dengan rasio profitabilitas yang lain, yaitu ROE dan PM. P value dari ketiga variabel ini > 0,05 signifikan. Maka dilihat
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
dari nilai tersebut, P value ketiga rasio kurang dari 0,05, dan dinyatakan menolak H0 dan menerima H1. Berdasarkan ketiga rasio ini, bank konvensional lebih tinggi dalam tingkat profitability. Untuk Rasio ROD dandan NOM, digunakan uji Mann Whitney, dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5. Hasil Uji Mann Whitney untuk Rasio Profitabilitas Variabel
Median
P-value
Konvensional
Syariah
ROD
0,2318
0,0167
0,6812
NOM
0,2323
0,0980
0,0000
Sumber: Diolah dari Output Minitab 16
ROD bank konvensional dengan signifikan α = 0,05 dapat dilihat bahwa H0 gagal ditolak, dan dinyatakan bahwa rasio ROD pada bank syariah dan bank konvensional adalah sama. Berbeda halnya dengan NOM, dengan signifikan α = 0,05 P value rasio NOM (0,0000 <0,05) menolah H0 dan
menerima H1, dan dinyatakan rasio NOM bank syariah tidak sama dengan bank
konvensional. Dilihat dari nilai median kedua bank, median bank konvensional lebih baik dibandingkan bank syariah. Dari lima rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas, empat diantaranya menunjukkan bahwa bank konvensional memiliki rasio yang lebih baik dbandingkan bank konvensional. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Wahyunin, (2010) yang menyatakan bahwa ROA dan ROE bank konvensional di Indonesia lebih tinggi dibandingkan bank syariah. Namun jika dilihat dari rata-rata ROA dan ROE, sudah memenuhi rasio yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, sehingga ROA dan ROE bank syariah di Indonesia dinyatakan telah mencapai angka ideal. Rasio Efisiensi Perbandingan rasio efisiensi antara bank syariah dan bank konvensional di Indonesia menggunakan uji Mann-Whitney, karena rasio-rasio indikator tidak terdistribusi normal. Hasil uji tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Mann Whitney untuk Rasio Efisiensi Median Variabel P-value Konvensional Syariah OEA 0,0916 0,1012 0,0457 OIA 0,1171 0,1237 0,6309 OER 0,7869 0,9099 0,0000 ATO 0,1026 0,1059 0,4073 NIM 0,0517 0,0646 0,0713
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Median Konvensional Syariah NNIM 0,0661 0,0548 Sumber: Diolah dari Output Minitab 16 Variabel
P-value 0,0592
Berdasarkan hasil di atas, perbandingan rasio efisiensi antara bank konvensional dan bank syariah dapat dilihat bahwa untuk rasio Operating Exspense to Asset, dengan signifikan α = 0,05, P value OEA (0,0454 < 0,05) menolak H0, dan dinyatakan rasio OEA pada bank syariah berbeda dibandingkan bank konvensional. Berdasarkan perbedaan median, median bank syariah untuk rasio OEA lebih besar dibandingkan bank konvensional. Rasio OIA dengan P value yang lebih besar dari α, menunjukkan bahwa untuk rasio OIA gagal menolak H0z, dan menyatakan bahwa untuk bank syariah dan bank konvensional di Indonesia, rasio OEA adalah sama. Untuk rasio OER, terlihat bahwa P value rasio tersebut (0,0000 < 0,05) memaksa untuk menolak H0 dan menerima H1 yaitu terdapat perbedaan antara rasio OER antara bank syariah dan bank konvensional. Rasio ATO juga menunjukkan bahwa H0 gagal untuk ditolak, dimana P value 0,4073 > 0,05 dan menyatakan bahwa rasio ATO antara bank syariah dan bank konvensional adalah sama. Demikian halnya dengan rasio NIM dan NNIM, dimana untuk kedua rasio ini p value > 0,05 dan menyatakan untuk tidak menolak H0. Untuk kedua rasio ini antara bank syariah dan bank konvensional dinyatakan sama. Dilihat dari hasil perbandingan rasio efisiensi, dari enam rasio yang digunakan untuk membandingkan efektifitas antara bank syariah dan bank konvensional, empat rasio menunjukkan bahwa efektifitas bank syariah dan bank konvensional tidak berbeda. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shahid dkk (2010) di Pakistan bahwa dalam aspek Allocative Efficiency dan Cost Efficiency bank syariah menunjukkan kompetisi yang baik dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian yang dilakukan Olson dan Zoubi (2008) menyatakan bahwa perbedaan yang terdapat dalam rasio-rasio efisiensi dikarenakan bank konvensional sangat bergantung kepada bunga atas pinjaman, sementara bank syariah tidak. Bank syariah memiliki proporsi keuntungan yang besar dari sumber non bunga dan sejenisnya. Hal ini memberikan indikasi perkembangan bank syariah di Indonesia semakin meningkat, karena sebagian besar dari rasio-rasio efisiensi pada bank konvensional dapat diimbangi oleh bank syariah.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Rasio Likuiditas Rasio likuiditas dibandingkan melalui dua jenis rasio, yaitu Cash to Asset (CTA) dan Cash to Deposit (CTD). Karena data kedua rasio ini tidak terdistribusi normal, maka digunakan uji Mann Whitney. Tabel 7. Hasil Uji Mann Whitney untuk Rasio Likuiditas Variabel
Median Konvensional Syariah
P-value
CTA
0,2303
0,0185
0,0163
CTD
0,2835
0,0291
0,5633
Sumber: Diolah dari Output Minitab 16
Untuk rasio likuiditas, dapat dilihat bahwa rasio CTA dengan P-value 0,0163 < 0,05, sehingga dinyatakan menolak H0, yang artinya CTA untuk bank syariah tidak sama dengan bank konvensional. Jika dilihat dari median kedua bank tersebut, bank konvensional memiliki rasio yang lebih baik. Rasio CTD tidak memberikan hasil yang sama dengan rasio CTA, dimana dengan p value yang diperoleh menunjukkan lebih besar dari signifikan 0,05. Oleh karena itu, H0 gagal ditolak dan dinyatakan bahwa rasio CTD bank syariah dan bank konvensional adalah sama. Hasil yang sama juga ditunjukkan dalam penelitian Olson dan Zoubi (2008), bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional untuk kedua rasio likuiditas ini. Rasio Risiko Data untuk empat variabel di awal tidak terdistribusi normal, sehingga digunakan uji Mann Whitney untuk melakukan perbandingan.
Tabel 8. Hasil Uji Mann Whitney untuk Rasio Risiko Median Variabel P-value Konvensional Syariah DTA 0,8034 0,8803 0,2931 EM 10,604 12,875 0,0692 ETD 0,1182 0,1178 0,7753 TLE 9,604 11,941 0,0735 Sumber: Diolah dari Output Minitab 16 Tabel 9. Hasil Uji T untuk Rasio Risiko
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
N Variabel RETA
Konven sional 52
Syariah 17
Mean Konven sional Syariah 0.0478
0.0246
Standar Deviasi Konven sional Syariah 0.0318
0.0181
t-value
p-value
2,84
0.006
Sumber: Diolah dari Output Minitab 16
Dari hasil uji Mann Whitney untuk rasio risiko dapat dilihat bahwa dari keempat rasio tersebut gagal menolak H0, dan dinyatakan bahwa rasio risiko antara bank syariah dan bank konvensional pada signifikan 0,05 adalah sama. Sementara itu, untuk rasio RETA yang menggunakan uji t dapat dilihat bahwa pada signifikan 0,05 menolak H0, dan dinyatakan bahwa rasio risiko bank syariah berbeda dibandingkan rasio risiko bank konvensional. Hasil pengujian rasio risiko menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional. Dari lima rasio yang digunakan untuk membandingkan rasio risiko, hanya satu rasio yang memberikan perbedaan, yaitu RETA. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah lebih memilih untuk mendistribusikan kembali laba yang diperoleh dibandingkan menahannya. Hal ini juga menunjukkan bahwa pada rasio ini bank syariah lebih beresiko, karena dapat saja mengganggu likuiditas bank tersebut.
Kesimpulan dan Saran Dari penelitian ini penulis dapat menyimpulkan: Rasio profitabilitas bank konvensional lebih tinggi dibandingkan bank syariah, hal ini menunjukkan bank konvensional lebih menguntungkan dibandingkan bank syariah. Tetapi rasiorasio bank syariah telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Rasio efisiensi bank syariah dan bank konvensional relatif sama, hal ini menunjukkan kesamaan tingkat efisiensi penggunaan asset untuk memperoleh laba antara bank syariah dan konvensional. Rasio likuiditas bank syariah dan bank konvensional relatif sama, menunjukkan kesamaan kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tepat waktu. Rasio risiko bank syariah dan bank konvensional relatif sama, menunjukkan kemampuan kedua bank untuk bertahan dalam jangka panjang. Kesamaan rasio-rasio di atas mengindikasikan kinerja bank syariah yang terus meningkat.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Saran-saran dari hasil penelitian ini adalah: 1.
Untuk nasabah bank maupun investor:
Dilihat dari kinerja keuangan bank syariah yang tidak berbeda signifikan dengan bank konvensional, maka tidak perlu ragu untuk menggunakan jasa perbankan dalam bank syariah. 2.
Untuk eksekutif bank syariah:
Dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan melalui bank syariah. Dengan meningkatnya kepercayaan tersebut maka meningkat pula transaksi dan profit bank syariah. 3.
Untuk penelitian selanjutnya: a. Perlu dilakukan penelitian dengan memperpanjang data sampel lebih dari yang saat ini penulis lakukan, mengingat jumlah data bank syariah yang hanya berjumlah 17. b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rasio-rasio yang digunakan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian ini.
Daftar Referensi Antonio, Muhammad Syafi’i. (2001). Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik.Jakarta : Gema Insani Press. Karim, Adiwarman A. (2009). Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Edisi 3). Jakarta : Rajawali Pers. Kasmir.(2008). Analisis Rasio Keuangan.Jakarta:Rajawali Pers. Olson, Dennis.,& Zoubi, Taisier.A. (2008). Using Accounting Ratios to Distinguish Between Islamic and Conventional Banks in the GCC Region. The International Journal of Accounting, 43, 45-65. Rivai, Veitzal.(2010). Islamic Banking, Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi.Jakarta : PT. Bumi Aksara. Prasetyo, Indra.(2008). Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen Volume 6 Rochmawan,Tri Laksono.(2004). Analisis Indikator Kinerja Keuangan Perbankan Asean (Studi Perbandingan Indonesia, Malaysia, Thailand dan Pillipine 2000-2002. Tesis. Universitas Diponegoro: Semarang.
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013
Shaheed,Haseeb et al. (2010). Efficiencies Comparison of Islamic and Conventional Bank of Pakistan.International Research Journal of Finance and Economics.Issue 49. Subaweh, Imam. (2008). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2003-2007.Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2 Vol. 13. Taswan. (2010). Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik dan Aplikasi Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
(Edisi II).
Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Wahyunin, Efria W. (2010). Comparison Analysisof Financial Performances Between Islamic Banking and Conventional Banking. Gunadarma University. http://jimandzam.juplo.com/analisis-data-menggunakan-minitab-v-16/ diakses pada tanggal 25 Mei 2013
Perbandingan rasio..., Yeni Rahmawati, FE UI, 2013