Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
STUDI PERBANDINGAN KINERJA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL Rohmelawati Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Antakusuma Jl. Iskandar No. 63 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun
ABSTRACT This study aims to analyze the financial performance of Islamic banks and bank konvensional.Dimana performance measurement using CAMELS ratios. However, because the authors had difficulty in doing research on the factors and Sensitivity to Market Management (sensitivity to market risk), so that in use is the ratio of CAMEL 2011-2012. The data used as the basis for assessment of bank performance is a Balance Sheet and Financial Statements Report of R / L quarterly in 2010-2011. Data collection methods used are based on financial assets of conventional banks approached assets of Islamic banks. The results of the data shows that the performance of Islamic Banking and Conventional Banking in the overall assessment of the CAMEL Islamic Bank is not much different from Conventional Banks. However, if it views the development aspects of the Capital Adequacy Ratio (CAR) Islamic Bank experienced a greater reduction than with Conventional Banks. T test assessment: Results from testing is that the financial performance of Islamic banking and conventional banking there is no significant difference. Keywords: Performance, CAMELS ratio, t test.
pada
PENDAHULUAN Krisis keuangan Global yang melanda
dunia
konvensional.
mengembalikan
tingkat
Untuk
kepercayaan
Indonesia
masyarakat dan peran bank sebagai
pertengahan tahun 2007 sampai tahun
lembaga intermediasi, maka diperlukan
2008 memberikan dampak yang kurang
bank dengan kinerja keuangan yang
baik
sehat sehingga proses intermediasi yang
terhadap
sebagai
termasuk
bank
perkembangan
lembaga
bank
intermediasi.
digambarkan
melalui Ratio
rasio
Capital
Permasalahan intermediasi tidak hanya
Adequacy
terjadi pada bank syariah, tetapi juga
Performing Loan (NPL), Return On
(CAR),
Non
1
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
2005).
Bebank
terhadap
syariah menggunakan prinsip bagi hasil
Pendapatan Operasional (BOPO) dan
(profit and loss sharing). Bank syariah
Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat
tidak menggunakan bunga sebagai alat
berjalan lancar dan tingkat kepercayaan
untuk memperoleh pendapatan maupun
masyarakat pulih kembali.
membebankan bunga atas penggunaan
Operasional
Setiap bank selalu berharap untuk tetap bertahan dan bersaing dalam dunia
dana
Kegiatan
dan
operasional
pinjaman
karena
bank
bunga
merupakan riba yang diharamkan.
perbankan dalam rangka memajukan
Sebagai
salah
lembaga
sektor perekonomian Indonesia, dengan
keuangan,
menjalankan fungsi intermediasi dan
kinerjanya agar dapat beroperasi secara
menghasilkan
optimal. Terlebih lagi bank syariah
profitabilitas
dengan
bank
satu
menjaga
baik, maka dengan sendirinya para
harus
calon
konvensional yang dominan dan telah
investor
atau
nasabah
akan
bersaing
perlu
dengan
memilih bank tersebut sebagai sarana
berkembang
penanaman
Persaingan yang semakin tajam ini
Kegiatan
asset
atau
bisnis
modalnya.
di
Indonesia.
dapat
harus dibarengi dengan manajemen
dikatakan berhasil apabila bank dapat
yang baik untuk bisa bertahan di
mencapai sasaran bisnis yang telah
industri perbankan. Salah satu faktor
ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut
yang harus diperhatikan oleh bank
hanya mungkin dilaksanakan dengan
untuk bisa terus bartahan hidup adalah
baik apabila bank memiliki kinerja
kinerja (kondisi keuangan) bank. Rasio
keuangan
keuangan
yang
perbankan
pesat
bank
baik
dan
mampu
meningkatkannya.
berguna
mengidentifikasi
untuk
kekuatan
dan
Hal mendasar yang membedakan
kelemahan keuangan suatu perusahaan.
antara lembaga keuangan konvensional
Dengan rasio keuangan memungkinkan
dengan syariah adalah terletak pada
investor menilai kondisi keuangan dan
pengembalian
hasil operasi perusahaan saat ini dan
keuntungan
dan yang
pembagian
diberikan
oleh
masa lalu, serta sebagai pedoman bagi
nasabah kepada lembaga keuangan
investor mengenai kinerja masa lalu dan
dan/atau yang diberikan oleh lembaga
masa
keuangan kepada nasabah (Muhammad,
dimanfaatkan
mendatang dalam
yang
dapat
pengambilan
2
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
keputusan
investasinya.
Perhitungan
termasuk dalam aspek yang dianalisis
rasio sangat penting bagi investor yang
karena
ingin menilai laporan keuangan suatu
keuangan suatu perusahaan. Aspek
perusahaan. Penilaian dititikberatkan
capital
pada kemampuan perusahaan untuk
Ratio (CAR), aspek asset meliputi Non
memenuhi kewajiban jangka pendek
Performing Loan (NPL), aspek earning
atau likuiditas, salvobilitas, rentabilitas,
meliputi Return On Asset (ROA),
dan prospek perusahaan di masa depan.
Return On Equity (ROE) dan Beban
Analisa rasio ini berguna juga bagi
Operasional
pihak perusahaan untuk
membantu
Operasional (BOPO), sedangkan aspek
evaluasi
likuidity meliputi Loan to Deposit Ratio
mengenai hasil operasi, memperbaiki
(LDR). Alat analisis yang digunakan
kesalahan
akibat
dalam penelitian ini menggunakan Uji
penyimpangan atas rencana yang telah
CAMELS dan selanjutnya dilakukan
disusun dan menghindari hal-hal lain
analisis uji Beda.
manajer
dalam
membuat
yang
terjadi
bukan
bagian
dari
Capital
meliputi
terhadap
aspek
Adequacy
Pendapatan
yang bersifat merugikan perusahaan. Ada beberapa metode yang dapat
A. Kinerja Keuangan Perbankan
digunakan untuk mengukur kinerja bank Peraturan
dan
salah Bank
satunya Indonesia
Kinerja
keuangan
perbankan
adalah
dapat dikatakan sebagai suatu alat ukur
No.
terhadap prestasi manajemen dalam
9/1/PBI/2007 yang dalam penilaiannya
menjalankan
menggunakan
kinerja keuangan inilah manajemen
pendekatan
CAMELS
perusahaannya.
Dari
(Capital, Asset, Management, Earning,
dapat
Liquidity dan Sensitivity Market Risk).
keuangan yang timbul sehingga dapat
Ini merupakan alat ukur resmi yang
menghasilkan
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
tersebut.
untuk menghitung kesehatan bank di
mengetahui
Menurut
masalah-masalah
solusi
atas
Ikatan
masalah
Akuntansi
Indonesia. Namun dalam penelitian ini
Indonesia (IAI, 1996), kinerja keuangan
penulis hanya menganalisis kinerja dari
perusahaan
aspek keuangan saja yang terdiri dari
menganalisa dan mengevaluasi laporan
Capital, Asset, Earnin dan Liquidity
keuangan. Informasi posisi keuangan
sehingga
aspek
management
tidak
dapat
diukur
dengan
dan kinerja keuangan di masa lalu
3
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
sering kali digunakan sebagai dasar
adalah untuk memotivasi karyawan
untuk memprediksi posisi keuangan dan
dalam mencapai sasaran organisasi dan
kinerja di masa depan dan seperti
dalam mematuhi standar perilaku yang
pembayaran deviden, upah, pergerakan
telah
harga
membuahkan tindakan dan hasil yang
sekuritas
perusahaan
dan
kemampuan
untuk
memenuhi
komitmennya ketika jatuh tempo.
harus
dicapai
oleh
setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja
sebelumnya,
diharapkan. Standar berupa
Kinerja merupakan hal penting yang
ditetapkan
kebijakan
agar
perilaku
dapat
manajemen
atau
rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Rasio merupakan alat ukur yang
merupakan cerminan dari kemampuan
digunakan
perusahaan
menganalisis laporan keuangan. Rasio
dalam
mengelola
dan
mengalokasikan sumber dayanya.
perusahaan
untuk
menggambarkan suatu hubungan atau
Kinerja perusahaan dapat diukur
pertimbangan
antara
suatu
jumlah
dengan menganalisa dan mengevaluasi
tertentu dengan jumlah yang lain. Alat
laporan keuangan. Informasi posisi
analisa berupa rasio keuangan dapat
keuangan dan kinerja keuangan di masa
menjelaskan dan memberikan gambaran
lalu seringkali digunakan sebagai dasar
kepada penganalisa tentang baik atau
untuk memprediksi posisi keuangan dan
buruknya keadaan atau posisi keuangan
kinerja di masa depan dan hal-hal lain
suatu perusahaan dari suatu periode ke
yang
periode
langsung
menarik
perhatian
berikutnya.
keuangan
upah, pergerakan harga sekuritas dan
operasi yang penting dan karakteristik
kemampuan
untuk
keuangan dari sebuah perusahaan dari
memenuhi komitmennya ketika jatuh
data akuntansi dan laporan keuangan.
tempo. Kinerja merupakan hal penting
Tujuan dari analisis ini adalah untuk
yang
menentukan
harus
dicapai
oleh
setiap
proses
rasio
pemakai seperti pembayaran dividen,
perusahaan
adalah
Analisis
efisiensi
penentuan
kinerja
dari
perusahaan di manapun, karena kinerja
manajer perusahaan yang diwujudkan
merupakan cerminan dari kemampuan
dalam catatan keuangan dan laporan
perusahaan
dan
keuangan. Dalam menggunakan analisis
mengalokasikan sumber dayanya. Selain
rasio keuangan pada dasarnya dapat
dalam
mengelola
itu tujuan pokok penilaian kinerja
4
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
dilakukan
dengan
dua
macam
perbandingan, yaitu:
a. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.
a. Membandingkan
rasio
sekarang
b. Bank
Indonesia
menetapkan
(present ratio) dengan rasio-rasio
ketentuan tentang kesehatan bank
dari waktu yang telah lalu (histories
dengan
ratio) atau dengan rasio-rasio yang
permodalan, kualitas aset, kualitas
diperkirakan untuk waktu yang akan
manajemen, rentabilitas, likuiditas,
datang dari perusahaan yang sama.
solvabilitas, dan aspek lain yang
b. Membandingkan
rasio-rasio
dari
suatu perusahaan dengan rasio-rasio
memperhatikan
berhubungan dengan usaha bank. c. Bank wajib memelihara kesehatan
sejenis dari perusahaan yang lain
bank
yang sejenis.
sebagaimana
B. Penilaian
Kesehatan
Bank
sesuai
Dalam Penelitian Khalida (2009)
Berdasarkan Undang-Undang
aspek.
tersebut,
apakah
bank
dimaksudkan
dalam
hatian.
suatu bank dapat dilihat dari berbagai
menentukan
ketentuan
ayat (2) dan wajib melakukan usaha
Untuk melakukan penilaian kesehatan
bertujuan
dengan
sesuai dengan prinsip-prinsip kehati-
Menurut Metode Camels
Penilaian
aspek
untuk tersebut
ketentuan tentang
Bank
mengeluarkan
dalam
perbankan
Indonesia
Surat
telah
Edaran
No.
dalam kondisi yang sehat, cukup sehat,
26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang
kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga
mengatur tentang tata cara penilaian
Bank Indonesia sebagai pengawas serta
tingkat kesehatan bank. Ketentuan ini
pembina bank-bank dapat memberikan
merupakan penyempurnaan ketentuan
arahan bagaimana bank tersebut harus
yang
dijalankan dengan baik atau bahkan
dengan Surat Edaran No. 23/21/BPPP
dihentikan operasinya.
tanggal 28 Februari 1991.
Ukuran untuk penilaian kesehatan bank
telah
ditentukan
oleh
dikeluarkan
Metode
Bank
penilaian
Indonesia
tingkat
Bank
kesehatan
bank
tersebut
diatas
Indonesia. Seperti yang tertera dalam
kemudian
dikenal
dengan
metode
Undang-Undang RI No 7 tahun 1992
CAMEL.
Karena
telah
tentang perbankan pasal 29, yang isinya
perhitungan tingkat kesehatan bank
adalah :
berdasarkan
metode
dilakukan
CAMEL
5
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
selanjutnya
dilanjutkan
dengan
CAR
perhitungan tingkat kepatuhan bank pada
beberapa
ketentuan
khusus,
metode tersebut selanjutnya dikenal dengan istilah CAMEL Plus. Penilaian kesehatan bank meliputi 5 aspek yaitu: 1) Capital,
untuk
rasio
kecukupan
2. Assets (Aspek Kualitas Assets) Indikator
2) Assets, untuk rasio kualitas aktiva 3) Management, untuk menilai kualitas
Performing
Loan (NPL) rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank
4) Earning,
yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank
manajemen untuk
rasio-rasio
yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka
rentabilitas bank 5) Liquidity, untuk rasio-rasio likuiditas
kemungkinan
suatu
bank
dalam
kondisi bermasalah semakin besar.
bank
Besarnya nilai Non Performing
1. Capital (Aspek Permodalan) Indikator Capital Adequacy Ratio merupakan
digunakan
rasio
untuk
yang
mengukur
Loan (NPL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NPL
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilsilkan risiko,
Non
dalam mengelola kredit bermasalah
modal
(CAR)
Modal Sendiri 100% Aktiva Tertimbang
misalnya
diberikan.
kredit
diperoleh
membandingkan
modal
yang dengan sendiri
dengan aktiva tertimbang menurut resiko yang dihitung dari bank yang bersangkutan. Besarnya nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kredit Bermasalah 100% Total Kredit
3. Management
(Aspek
Kualitas
Manajemen) Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja, juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman
karyawannya
dalam
menangani berbagai kasus yang terjadi. Unsur-unsur penilaian dalam kualitas manajemen
adalah
manajemen
permodalan, aktiva, umum, rentabilitas dan likuiditas, yang didasarkan pada jawaban darididasarkan pada jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 6
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
4.
Besarnya
Earning (Aspek Rentabilitas) Indikator yang dipakai adalah
nilai
Operasional
Beban Pendapatan
Return On Asset (ROA) merupakan
Operasional (BOPO)
rasio
dihitung dengan rumus sebagai
yang
digunakan
untuk
mengukur kemampuan manajemen
dapat
berikut:
bank dalam memperoleh keuntungan
BOPO Total Beban Operasional 100% Total Pendapatan Operasional
(laba sebelum pajak). Semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai sehingga kemungkinan
suatu
dalam
Indikator yang digunakan
kondisi bermasalah semakin kecil.
adalah loan to deposit ratio
Dan
Biaya
(LDR). Rasio ini digunakan
Pendapatan
untuk menilai likuiditas suatu
Operasional) yang digunakan untuk
bank yang dengan cara membagi
mengukur kemampuan manajemen
jumlah kredit yang diberikan
bank dalam mengendalikan biaya
oleh bank terhadap dana pihak
operasional
ketiga.
BO/PO
Operasional
bank
5. Liquidity (Aspek Likuiditas)
(Rasio
terhadap
terhadap
biaya
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti
semakin
efisien
Besarnya
nilai
Loan
Deposit Ratio (LDR)
biaya
to
dapat
operasional yang dikeluarkan bank
dihitung dengan rumus sebagai
sehingga kemungkinan bank dalam
berikut:
kondisi bermasalah semakin kecil.
Total Kredit LDR Total Dana Pihak Ketiga100%
Besarnya nilai Return On Asset (ROA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
5.
Sensitivias terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk)
Laba Sebelum Pajak ROA Rata rata Total Asset 100%
Besarnya nilai Return On Equity (ROE)
dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Penilaian
sensitivitas
atas
risiko pasar dimaksudkan untuk menilai kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian
ROE
Laba
Setelah
Rata rata
Pajak
Modal
100%
sensitivitas
atas
risiko
pasar
Inti
7
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
dilakukan dengan menilai besarnya
diperoleh
kelebihan modal yang digunakan
penelitian, yaitu 2 bank umum syariah
untuk
dan 6 bank umum konvensional. Alat
menutup
dibandingkan
risiko
dengan
bank
besarnya
dua
analisis
kelompok
yang
sampel
digunakan
untuk
risiko kerugian yang timbul dari
membuktikan hipotesis dalam penelitian
pengaruh perubahan risiko pasar.
ini adalah independen sample t-test. Analisis yang dilakukan menunjukan bahwa
Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Shehzad
Moin
(2008)
Performance of Islamic Banking and Conventional Banking in Pakistan A Comparative
Study
penelitian
ini
mengevaluasi tentang perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan
konvensional.
Hasil
penelitiannya tidak ada perbedaan yang
Rasio
keuangan
yang
cukup baik.
dengan
(2007)
membandingkan
bertujuan kinerja
untuk
keuangan
perbankan syariah dengan perbankan
konvensional,
sedangkan pada rasio-rasio yang lain perbankan
syariah
lebih
rendah
kualitasnya. Akan tetapi bila dilihat secara keseluruhan perbankan syariah menunjukan
kinerja
lebih
baik
dibandingkan perbankan konvensional. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian ini meliputi menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional.
ini meliputi data laporan keuangan tahunan
dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang yang digunakan dari
CAR,
NPL,
ROA,
ROE,BOPO dan LDR. Berdasarkan dari criteria sampel yang telah ditentukan,
yang
dipublikasikan
Bank
Syariah dan Bank Konvensional dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
konvensional pada periode 2001-2007
terdiri
perbankan
Data yang digunakan dalam penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Rindawati
keuangan
lebih baik secara signifikan dibanding
konvensional dimana kedua bank ini
pengelolaan
rasio
perbankan syariah (NPL dan LDR)
signifikan antara bank syariah dan bank
masing-masing memiliki kemampuan
rata-rata
Penelitian ini menurut analisis datanya termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menganalisis data yang
berbentuk
angka.
Sedangkan
menurut kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu 8
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
membuat
(CAR), Non Performing Loan (NPL),
gambaran suatu peristiwa atau gejala
Return On Asset (ROA), Return On
secara
dengan
Equity (ROE), BOPO dan Loan to
Pada
Deposito Ratio (LDR) dan apakah
penelitian
yang
sistematis,
penyusunan
yang
hendak
faktual akurat.
penelitian ini kegiatan yang dilakukan
terdapat perbedaan
mancari
antara kinerja keuangan Perbankan
data
untuk
dapat
yang signifikan
menggambarkan atau mencandra secara
Syariah
dengan
Perbankan
faktual suatu peristiwa atau suatu gejala
Konvensional akan di jelaskan pada
secara apa adanya.
tabel berikut :
Uji Hipotesis A. Pengujian kinerja perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional per rasio keuangan secara parsial Untuk
mengetahui
terdapat perbedaan
apakah
yang signifikan
antara variable Capital Adecuacy Ratio Tabel 4.1 Hasil Uji t Per-rasio No 1
2
3
4
5
Rasio Cacital Adequacy Ratio (CAR) Syariah Cacital Adequacy Ratio (CAR) Konvensional Non Performing Financial (NPF) Syariah Non Performing Financial (NPF) Konvensional Return On Asset (ROA) Syariah Return On Asset (ROA) Konvensional Return On Equity (ROE) Syariah Return On Equity (ROE) Konvensional BOPO Syariah BOPO Konvensional
Mean (%) 12,1706
T
Sig.
Keterangan
-8,128
0,000
Signifikan
857
0,403
Tidak Signifikan
-5,160
0,000
Signifikan
0,000
Signifikan
0,000
Signifikan
0,000
Signifikan
0,000
Signifikan
21,2206 2,5656 2,1939 1,8956 2,7511 37,0267 13,2744 82,3678
5,255
10,504
58,0694
6
Loan to Deposit Ratio (LDR) Syariah
90,4228
7
Loan to Deposit Ratio (LDR) Konvensional
33,0289
-4,811
9
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
Nilai rata-rata CAR bank syariah
perbedaan yang signifikan antara ROA
yaitu sebesar 12,1706 sedangkan untuk
bank syariah dengan bank konvensiona.
nilai rata-rata CAR bank konvensional
Hasil analisis dapat diketahui
yaitu sebesar 21,2206. Berdasarkan
bahwa nilai rata-rata ROE bank syariah
hasil analisis nilai t yaitu diperoleh hasil
yaitu sebesar 37,0267 sedangkan nilai
sebesar -8,128 dengan probabalitas
rata-rata ROE bank konvensional yaitu
sebesar 0,000. Probabilitas tersebut
sebesar 13,2744. Berdasarkan hasil
dibawah
analisis nilai t diperoleh hasil sebesar
probabilitas
terdapat perbedaan
0,05
maka
yang signifikan
5,255
dengan
probabalitas
sebesar
antara CAR bank syariah dengan bank
0,000. Probabilitas tersebut di bawah
konvensional.
probabilitas
Hasil analisis dapat diketahui
0,05
maka
terdapat
perbedaan yang signifikan antara ROE
bahwa nilai rata-rata NPL bank syariah
bank
syariah
yaitu sebesar 2,5656 sedangkan untuk
konvensional.
dengan
bank
nilai rata-rata NPL bank konvensional
Hasil analisis dapat diketahui
yaitu sebesar 2,1939. Berdasarkan hasil
bahwa nilai rata-rata BOPO bank
analisis nilai t yaitu diperoleh hasil
syariah
sebesar
sedangkan untuk nilai rata-rata BOPO
0,857
dengan
probabalitas
yaitu
sebesar
sebesar 0,403. Probabilitas tersebut
bank
diatas probabilitas 0,05 maka tidak
53,0694. Berdasarkan hasil analisis nilai
terdapat perbedaan
t yaitu diperoleh hasil sebesar 10,604
yang signifikan
konvensional
antara NPL bank syariah dengan bank
dengan probabalitas
konvensional.
Probabilitas
Nilai
rata-rata
ROA
bank
probabilitas
yaitu
82,3678
sebesar 0,000.
tersebut 0,05
sebesar
maka
dibawah terdapat
syariah yaitu sebesar 1,8956 sedangkan
perbedaan yang signifikan antara BOPO
nilai rata-rata ROA bank konvensional
bank syariah dengan bank konvensional
yaitu sebesar 2,7511. Berdasarkan hasil
dengan nilai koefisien positif.
analisis nilai t diperoleh hasil sebesar 5,160
dengan
probabalitas
Nilai rata-rata LDR bank syariah
sebesar
yaitu sebesar 90,4228 sedangkan nilai
0,000. Probabilitas tersebut dibawah
rata-rata LDR bank konvensional yaitu
probabilitas
sebesar 133,0289. Berdasarkan hasil
0,05
maka
terdapat
analisis nilai t yaitu diperoleh hasil
10
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
sebesar -4,811 dengan probabalitas
H1 = Terdapat perbedaan antara
sebesar 0,000. Probabilitas tersebut di
kinerja keuangan perbankan
bawah probabilitas 0,05 maka terdapat
syariah
perbedaan yang signifikan antara LDR
keuangan
bank syariah dengan bank konvensional
konvensional.
dengan
kinerja perbankan
dengan nilai koefisien negatif Tabel 4.2 Hasil Uji t Secara Keseluruhan No 1
Nama Bank Bank Syariah Bank Konvensional
Mean (%)
T
37,7392 37,5872
0,36
Nilai
Sig.
Keter angan Tidak Signifik an
0,972
rata-rata
kinerja
keuangan bank syariah yaitu sebesar 37,7392 sedangkan untuk nilai ratarata
kinerja
keuangan
bank
konvensional yaitu sebesar 37,5872. Hasil analisis nilai t yaitu diperoleh hasil
sebesar
probabalitas Probabilitas
-0,36
dengan
sebesar
0,972.
tersebut
di
atas
probabilitas 0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
keuangan
dengan
kinerja
bank
syariah
keuangan
bank
konvensional. Sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Ho = Tidak ada perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah dengan
kinerja
keuangan
perbankan Konvensiona
11
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
Pengujian kinerja perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional secara korelasi (CAEL) Tabel 4.3 Skor Akhir Dari Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Syariah Periode
Bank Konvensional
Rasio Keuangan
Maret Juni September Maret Juni September Maret Juni September Maret Juni September Maret Juni September
Cacital Adequacy Ratio (CAR)
Maret Juni September
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Non Performing Financial (NPF) Return On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) BOPO
2012
Skor
2011
Skor
Bobot
2012
2011
2012
Skor
2011
skor
Bobot
2012
2011
11,79 11,52 12,78 2,76 1,58 2,47 2,23 2,09 1,86 53,5 46,98 37,88 81,14 82,21 82,36
80 80 90 100 100 100 90 90 100 100 100 100 90 90 90
12,99 12,20 11,72 3,04 2,04 3,49 1,82 1,79 1,57 25,11 30,75 27,92 81,27 82,27 84,95
90 90 80 100 100 90 100 100 100 100 100 100 90 90 100
0,2
16 16 18 20 20 20 13,5 13,5 15 15 15 15 13,5 13,5 13,5
18 18 16 20 20 18 15 15 15 15 15 15 13,5 13,5 15
22,76 21,84 20,47 2,35 2,55 2,08 2,43 3,09 2,92 10,55 13,06 13,79 56,57 47,58 57,38
100 100 100 100 100 100 90 90 90 90 100 100 90 90 90
20,97 20,56 20,70 2,08 2,09 2,00 2,77 2,73 2,54 14,96 13,84 13,44 52,42 52,12 52,34
100 100 100 100 100 100 90 90 90 100 100 100 90 90 90
0,2
20 20 20 20 20 20 13,5 13,5 13,5 13,5 15 15 13,5 13,5 13,5
20 20 20 20 20 20 13,5 13,5 13,5 15 15 15 13,5 13,5 13,5
91,94 91,85 91,7
100 100 100
91,84 87,5 87,70
100 100 100
15 15 15 15 15 15 279,5 287 -4,5 93,16
111,07 132,2 112,15
90 90 90
165,86 145,15 131,73
90 90 90
0,2
0,15
0,15
0,15
0,15
Jumlah Selisih tahun 2012 dan tahun 2011 Sehat
0,2
0,15
0,15
0,15
0,15
Jumlah Selisih tahun 2012 dan tahun 2011 Sehat
13,5 13,5 13,5 285
13,5 13,5 13,5 286,5 -1,5 95,66
Sumber: Data diolah
12
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
Dari perbankan
aspek
kualitas
aktiva
hatian dalam penyaluran pembiayaan
syariah
baik
kinerja
sehingga keuntungan yang diperoleh
dengan
cukup besar seiring dengan turunnya
keuangannya perbankan
dibanding konvensional.
Hal
ini
NPF
(Non
Performing
Financial).
tercermin dari NPF (Non Performing
Ketatnya likuiditas yang dihadapi oleh
Financial) yang mengalami penurunan.
perbankan sebagai imbas dari krisis
Sedangkan
perbankan
global membuat beban pendanaan dari
mengalami
peningkatan
sebelumnya.
konvensional dari
penurunan
disebabkan
adanya
tahun
perbankan
FDR
Sehingga
konvensional BOPO
tinggi. perbankan
kehati-hatian
konvensional mengalami kenaikan dan
perbankan syariah dalam penyaluran
ini mencerminkan kalau perbankan
pembiayaan. Aspek penting lain dalam
konvensional kurang efisien dimana
melihat kinerja keuangan perbankan
beban operasional menguras pendapatan
adalah dengan melihat permodalan dari
operasinya.
Lain
bank itu sendiri. Hal ini salahsatunya
perbankan
syariah
dapat dilihat dengan menggunakan rasio
likuiditasnya lebih kecil, dimana beban
CAR atau kecukupan modal minimum.
pendanaanya masih rendah sehingga
Berdasarkan tabel 4.3 CAR perbankan
rasio BOPO menurun. LDR perbankan
konvensional mengalami peningkatan
konvensional
namun CAR pada perbankan syariah
berbanding
mengalami
tahun
perbankan syariah. Rasio LDR dari
sebelumnya namun permodalan bank
perbankan syariah yang mengalami
saat ini relative kuat
peningkatan
penurunan
dari
karena masih
halnya
dengan
yang
mengalami terbalik
risiko
penurunan
dengan
LDR
menjadi sebuah warning
diatas ketentuan Bank Indonesia yaitu
bagi perbankan syariah bahwa ia sedang
minimal 8%.
menghadapi risiko likuiditas, meskipun
ROA perbankan syariah lebih
secara
system
likuiditas
tetap
baik dari perbankan konvensional, di
mencukupi.
mana
Beberapa faktor yang dimungkinkan
kinerja
perbankan
rasio syariah
ROA
pada
mengalami
menjadi
penyebab perbankan
tingginya
peningkatan yang berbanding terbalik
CAEL
dengan perbankan konvensional. Hal ini
banding
karena bank syariah melakukan kehati-
adalah sebagai berikut:
dengan
nilai
konvensional perbankan
di
syariah
13
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
1) Perbankan
konvensional
telah
bunga. Sementara perbankan syariah
melewati tahapan akselerasi dan
tidak
restruksiasi
secondary reserve sekuritas berbasis
2) Perbankan syariah belum mampu bersaing
dengan
konvensional kinerja
perbankan
perbaikan
konvensional
terutama aspek penyaluran kredit yang
lebih
baik
setelah
masa
konsolidasi. 3) Masa
konsolidasi
perbankan
konvensional
telah
memperkuat
permodalan,
yang
dapat
manfaatkan
untuk
penyaluran
di
kredit, sementara perbankan syariah masih banyak membangun jaringan kantor cabang atau menanamkan investasi pada aktiva tetap, yang tidak dapat memberikan hasil dalam
bolehkan
menanam
bunga.
perbankan
karena
di
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: 1. Berdasarkan analisis CAEL Bank Konvensional lebih baik dibanding dengan Bank Syariah. 2. Berdasarkan
hasil
analisis
data
dengan menggunakan metode uji Beda
secara
menunjukkan
keseluruhan bahwa
kinerja
perbankan syariah dan perbankan konvensional tidak ada perbedaan yang signifikan.
jangka pendek. 4) ROA perbankan konvensional lebih baik dari perbankan syariah karena portofolio asset yang menghasilkan
DAFTAR PUSTAKA Antonio M Syafi’i. (2001). Bank Syariah. Dari Teori ke Praktik. Gema Insani. Jakarta.
lebih berpeluang di banding dengan perbankan
syariah
yang
masih
ketika
terjadi
terbatas. Sebagai
contoh:
kelebihan
likuiditas
konvensional
dapat
keuntungan
dengan
obligasi
dan
perbankan memperoleh
menjual
Hartono M Jogiyanto. (2000) Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Muhammad. (2005). Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Yogyakarta: UII Press
membeli menjadi
peluang yang memberikan tingkat
Muljono, Teguh Pudjo (1986). Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan. Jakarta: Djambatan.
14
Juristek, Vol 4 No. 1, Juli 2015, Hal 1-15
Munawir. (2001). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
antara Bank Syariah dan Bank Swasta Nasional.
Nurmadi H. Sumarta, Yogiyanto, Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Thailand, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2000.
Khalida Nuria Iftita (2009) Perbandingan Resistensi Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional Terhadap Krisis Global. Malang
Novita Wulandari, Keunggulan Komparatif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember 2004
Maysun (2004) Analisis Kinerja Bank Umum Syariah dan Konvensional di Indonesia (studi kasus pada 14 bank umum dengan kinerja keuangan sangat bagus pada asset 1-10 triliun tahun 2003)
Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Ekonisia—FE UII, Yogyakarta, 2003.
Novita Wulandari, Keunggulan Komparatif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember 2004
Heri
____________, Perkembangan dan Prospek Bank Syariah di Indonesia, Fokus Ekonomi, Vol. 2, No. 2, Agustus 2003.
Agus Salim Mohamad (2007). Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Bank BUMN dan Bank Asing (2002-2007).Tesis.Universitas Brawijaya. Malang Ika Nurhayati Tantri (2008). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Rivai
H Veithzat (2005). PERFORMANCE APPRAISAL Sistem yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meninngkatkan daya saing perusahaan. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2001). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Ikatan Akuntansi Indonesia. (1999).
Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat: Jakarta
Laporan Perkembangan Syariah Tahun 2011
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2009
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2012 Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 8, No. 1, Desember 2011
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Tahun 2010
Perbankan
15