ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
Oleh: ANNISA ARUM SARI NIM : 212009068
KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
FakultaEkonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52 -60 Salatiga 50711 – Indonesia (0298) 321212, 311881 Fax (0298) 321433, 311881 Homepage : www.uksw.edu e-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Annisa Arum Sari NIM : 212009068 Program Studi : Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi, Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Pembimbing : Harijono, SE. MAF. M. Com (Hons), PhD Tanggal di uji : 23 Agustus 2013 Adalah benar hasil karya Saya. Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh. Salatiga, Agustus 2013 Yang memberi pernyataan,
Annisa Arum Sari
ii
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL Oleh: ANNISA ARUM SARI NIM : 212009068
KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
Disetujui oleh:
Harijono, SE. MAF. M. Com (Hons), PhD Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang senantiasa dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional” dengan baik sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan baik secara moral maupun material dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Keluargaku: Ibu, Bapak, mbak Ita, mas Aan, dan Bagas. Terima kasih atas dukungan agar bertahan dan semangat untuk menyelesaikan penyusunan kertas ini. 2. Bapak Harijono, S.E, MAF, MCom (Hons), PhD. Terima kasih untuk kesabaran dalam membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi dari awal sampai skripsi ini selesai disusun. 3. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 4. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA. PhD selaku ketua program studi Manajemen. 5. Ibu Lieli Suharti, Ir. MM. Ph.D selaku wali studi. 6. Bapak Tri Budi Santoso, atas kesediaannya untuk diskusi mengenai perbankan. 7. Teman-teman FEB 2009, terkhusus untuk Nafi, Lurry, Prissa, Cici Oktavia, Fellya, Monika, Loy, Hartika, Lauditta, Retno, Handita, Heni, Anita, dan Erlyna. Terima kasih atas waktu, perhatian, semangat, dan motivasi yang telah diberikan selama ini. 8. Berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya kertas kerja ini dengan baik.
Salatiga, Agustus 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................
i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...................................................................
ii
Halaman Pengesahan ......................................................................................
iii
Kata Pengantar ................................................................................................
iv
Daftar Isi .........................................................................................................
v
Daftar Tabel ....................................................................................................
vi
Daftar Gambar ................................................................................................
vii
Daftar Lampiran ..............................................................................................
viii
Pendahuluan....................................................................................................
1
Telaah Teoritis dan Pengembangan Hipotesis..................................................
3
Metode Penelitian ...........................................................................................
9
Analisis Data dan Pembahasan ........................................................................
11
Simpulan dan Saran ........................................................................................
19
Daftar Pustaka .................................................................................................
21
Lampiran.........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Pengelompokan Rasio ....................................................................
10
Tabel 2
Statistik Deskriptif ..........................................................................
11
Tabel 3
Hasil uji Wilcoxon matched pair .....................................................
14
Tabel 4
Hasil Uji paired samples t test ........................................................
15
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Analisis Du Pont ......................................................................
17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kriteria Penilaian Rating 120 Bank Tahun 2011
Lampiran 2
Kriteria Penilaian Rating 120 Bank Tahun 2012
Lampiran 3
Kriteria Penilaian Rating 120 Bank Tahun 2013
Lampiran 4
Daftar Bank Syariah dan Bank Konvensional
Lampiran 5
Predikat Bank
Lampiran 6
Hasil Uji Normalitas Data
viii
PENDAHULUAN Keberadaan lembaga bank saat ini sangat diperlukan untuk mengembangkan perekonomian, baik sebagai tempat untuk investasi dana dalam bentuk demand deposits, saving deposits, dan time deposits, atau sebagai tempat untuk memperoleh dana dalam bentuk kredit, serta tempat untuk memperoleh financial services. Pengertian bank menurut UU Negara Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang perbankan, adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dewasa ini, jenis bank di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bank yang melakukan usaha secara konvensional dan bank yang melakukan usaha secara syariah.
Bank yang melakukan usaha secara syariah, selanjutnya disebut sebagai bank syariah, merupakan bank yang kegiatan operasionalnya berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Bank ini merupakan alternatif baru dalam penempatan dan memperoleh dana yang mulai dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1991 sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia yang menginginkan perekonomian berbasis pada nilai-nilai dan prinsip syariah. Riba (bunga) sepenuhnya dilarang dalam berbagai transaksi pada bank syariah dan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) merupakan landasan operasional secara keseluruhan pada bank ini (Antonio, 2001)
Dengan masuknya bank syariah dalam pasar perbankan di Indonesia, maka persaingan menjadi meningkat antara bank dengan sistem bunga dan bank dengan sistem profit sharing. Dilihat dari perkembangannya, Bank Indonesia mencatat industri perbankan syariah tumbuh 40,2% dalam kurun waktu lima tahun terakhir (Infobank, 2012:64). Angka ini melebihi pertumbuhan perbankan konvensional pada periode yang sama sebesar 16,7%. Sampai periode Oktober 2012, terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 158 BPR Syariah (BPRS), sedangkan aset kelolaan perbankan syariah nasional ± Rp 179 triliun.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga serta meningkatkan kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang lebih dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Kinerja keuangan perbankan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjukkan efektifitas dan efisiensi perbankan dalam mencapai tujuannya. Dengan memiliki kinerja yang baik, masyarakat pemodal akan menanamkan dananya pada bank tersebut. Sementara di pihak lain, perusahaan juga akan 1
mencari dana (kredit) pada bank tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat bahwa bank yang bersangkutan dapat memenuhi harapannya.
Beberapa penelitian terkait kinerja bank syariah dan bank konvensional di Indonesia masih terfokus membandingkan kinerja bank syariah dengan bank konvensional yang berada dalam satu grup. Penelitian Kalyanautami (2012), kinerja bank BNI, bank Mandiri dan Bank Mega dibandingkan dengan kinerja bank BNI Syariah, bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah. Sementara Ardiyana (2011) membandingkan kinerja bank Mandiri dengan kinerja bank Mandiri Syariah. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja keuangan bank syariah dengan bank konvensional dengan memperhatikan ukuran yang dapat mendekati pada kedua bank tersebut. Pemilihan sampel bank konvensional berdasarkan kriteria rata-rata total aset yang mendekati bank syariah. Penelitian ini menggunakan rentang waktu 3 tahun, yaitu tahun 2010 – 2012.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: Adakah perbedaan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional?. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat dalam menentukan investasi/penyimpanan dana di bank serta bagi pihak manajemen untuk kepentingan pengelolaan bank dan untuk pengambilan keputusan teknis.
TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bank Konvensional Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 UU No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam perhimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, bank dengan prinsip konvensional memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Sementara keuntungan utamanya diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit disalurkan atau yang dikenal dengan istilah spread based.
2
Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional atau produknya dikembangkan berlandaskan pada Al Quran dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2005:1).
Menurut Kasmir (2002), dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut: 1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). 2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah). 3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). 4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). 5. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atau barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, menurut Sucipto (Ardiyana, 2011) untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan perlu dilibatkan analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Bagi perbankan, kinerja keuangan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjukkan efektifitas dan efisiensi perbankan dalam mencapai tujuannya.
Salah satu penilaian terhadap kinerja keuangan perbankan dilakukan oleh Biro Riset Infobank yang menggunakan pendekatan rasio keuangan penting dan pertumbuhan dalam “Rating 120 Bank Versi Infobank” tahun 2011, 2012, dan 2013. Dalam rating ini selain menggunakan rasio rasio keuangan utama juga memasukkan unsur pertumbuhan. Hal ini didasarkan pada sikap fairness terhadap bank yang mampu tumbuh dengan baik secara berkualitas. Jadi, bank harus tumbuh dengan baik sama atau di atas rata-rata industri sekaligus mampu menjaga rasio keuangannya.
3
Dalam “Rating 120 Bank Versi Infobank” tahun 2011, 2012, dan 2013 terdapat beberapa perubahan dalam pendekatan modal yang digunakan. Pada rating tahun 2011 dan 2012, pendekatan modal yang digunakan sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Sementara pada rating tahun 2013, berdasarkan pada pendekatan modal inti. Pengelompokan bank sesuai dengan aturan BI mengenai bank umum kegiatan usaha (BUKU). Tabel kriteria penilaian rating 120 bank tahun 2011, 2012, dan 2013 dapat dilihat pada lampiran.
Infobank (2012, 23-24), ada lima langkah utama yang dilakukan Biro Riset Infobank hingga mampu menentukan rating dengan predikat sampai pula menetukan peringkat. Pertama menentukan formula rating yang didasarkan pada perkembangan perbankan dan kebijakan BI serta pencapaian perbankan secara industri. Pada tahap ini Biro Riset Infobank melakukan diskusi dengan kalangan perbankan dan pengamat sehingga mendapatkan formula yang matang. Dalam rating ini menggunakan kriteria rasio keuangan penting dan pertumbuhan selama setahun terakhir.
Kedua mengumpulkan laporan keuangan bank-bank yang terdiri atas neraca, laporan laba-rugi selama dua tahun, dan rasio-rasio penting lainnya. Bank yang hanya memiliki laporan keuangan satu tahun tidak di rating karena tidak ada pertumbuhannya. Laporan keuangan diambil dari media massa, baik lokal maupun nasional. Jika tidak menemukan di media massa, Biro Riset Infobank meminta langsung kepada bank bersangkutan.
Pada tahap pengumpulan data, manakala laporan keuangan neraca dan laba-rugi telah terkumpul, Biro Riset Infobank tidak perlu lagi meneliti lebih dalam, misalnya apakah ada rekayasa laporan keuangan dan window dressing atau tidak, juga apakah ada plafondering atau tidak. Patokannya semua neraca itu sudah diaudit akuntan publik. Sehingga, seluruh laporan keuangan dianggap benar tanpa kecuali.
Ketiga mengolah angka-angka dengan berbagai rasio dan pertumbuhan yang sudah ditetapkan. Hasilnya dikaitkan dengan bobot yang telah diberikan sebelumnya. Pemberian bobot ini dilakukan seragam antara komponen yang satu dan yang lain. Hanya beberapa rasio yang dinilai tidak teramat penting mendapat bobot yang lebih ringan. Pembobotan masih lebih berat ke rasio keuangan dibandingkan dengan pertumbuhan.
4
Keempat, memberi notasi akhir untuk menentukan predikat. Setelah nilai terkumpul, pemeringkatan pun dilakukan. Pada penelitian ini nilai total dari notasi akhir masing-masing bank diwakili oleh variabel KINERJA.
Kelima, memasukkan bank-bank sesuai dengan ukuran permodalan berdasarkan konsep API (rating tahun 2011 dan 2012) dan konsep BUKU (rating tahun 2013). Setelah itu, keluar nama predikat dan peringkat sesuai dengan nilai yang diperoleh.
Kriteria utama dalam “Rating 120 Bank Versi Infobank” terbagi dalam tujuh rasio keuangan dan pertumbuhan. Indikator itu, antara lain rasio permodalan, kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas serta efisiensi dan pertumbuhan modal, dana, kredit, dan laba. 1. Permodalan Di kelompok permodalan terdapat dua indicator dengan bobot berbeda. Pertama posisi CAR. Perhitungan CAR diperoleh dari membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang dihitung bank bersangkutan. Ukuran CAR terbaik ditetapkan sebesar 8%. Bank dengan CAR di bawah 8%, nilainya 0%, CAR 8% sampai dengan 12% nilainya 81%; dan CAR 12% sampai dengan 20% (rata-rata perbankan) nilainya 81% ditambah poin tertentu sampai dengan maksimal 19%. Nilai 100% jika sebuah bank mempunyai CAR di atas 20%. Posisi CAR ini bobotnya 15% dan pertumbuhan modal bobotnya 5%.
2. Kualitas Aset Dalam menilai kualitas aset, indikator yang dipakai adalah rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau biasa disebut NPL. Hitungan NPL di sini sebelum mempertimbangkan penyisihan. Artinya NPL kategori (3,4, dan 5) gross atau sebelum dikurangi penyisihan. NPL terbaik adalah bila berada di bawah 5%. Makin kecil NPL, makin besar nilainya dengan angka tertinggi 100%. Sementara kriteria pertumbuhan kredit terbaik adalah di atas rata-rata industri dan kelompok banknya dengan bobot 5%.
3. Rentabilitas Acuan untuk indikator rentabilitas adalah return on average assets (ROA) dan return on average equity (ROE). Angka ROA dihitung berdasarkan pada perbandingan laba bersih dengan rata-rata aset total dengan standar terbaik 1,5%, sementara ROE diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan rata-rata modal sendiri dengan standar terbaik 7%. 5
Bobot rentabilitas ini 10%, yang terdiri atas bobot ROA 7,5% dan bobot ROE 7,5% serta 5% untuk pertumbuhan laba yang dihitung berdasarkan rata-rata industri dan kelompoknya.
4. Likuiditas Patokan untuk indikator likuiditas adalah LDR dan pertumbuhan kredit. Angka LDR diperoleh dengan membandingkan kredit yang diberikan dengan seluruh dana yang dihimpun. Jika suatu bank memiliki LDR terlalu tinggi, bank tersebut dinilai terlalu ekspansif dan perlu sedikit hati-hati. Standar terbaik LDR adalah 78%-100%. Jika sebuah bank mempunyai LDR di atas 100%, tetap diberi nilai terbaik asal CAR-nya di atas 14% artinya ekspansinya masih dibiayai modal pemiliknya. Bobot LDR sebesar 15% dan pertumbuhan dana sebesar 5%. Jadi bobot likuiditas adalah 20%
5. Efisiensi Indikator efisiensi yang digunakan adalah net interest margin (NIM) atau non net interest margin untuk bank syariah dengan singkatan yang sama yaitu NIM, dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Kalkulasi NIM didapat dari membandingkan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif. Rasio BOPO sebesar 92%, seperti yang lazim dipakai BI. Semakin kecil rasio BOPO, berarti bank tersebut makin efisien. Sementara untuk rasio NIM, makin besar nilainya, makin baik. Bobot efisiensi sebesar 20%, yang terdiri atas bobot NIM 10% dan bobot BOPO 10%.
Perumusan Hipotesis Beberapa penelitian terkait kinerja bank syariah dan bank konvensional memberikan hasil adanya perbedaan kinerja antara kedua bank tersebut. Bank syariah menggunakan profit and loss sharing (PLS) sebagai modus utama pembiayaan, mereka membawa banyak risiko yang lebih tinggi karena PLS tidak menjamin berbagai kontrak pembiayaan yang utama, sehingga harus memiliki persyaratan kecukupan modal yang lebih tinggi (Errico dan Farahbaksh dalam Ahmad dan Pandey (2010)). Persyaratan modal tersebut akan menanamkan solvabilitas lebih besar dan melindungi kewajiban utama deposan dan investor. Penelitian Osama et al (2013) menunjukkan bank syariah lebih solvent dan secara statistik berbeda signifikan dari bank konvensional.
Dari penelitian Moin (2008) dan Masruki et al (2009) menunjukkan perbedaan signifikan kinerja profitabilitas bank syariah. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa bank syariah kurang profitable dibandingkan dengan bank konvensional. Samad (2004) menjelaskan bahwa bank 6
syariah adalah lembaga keuangan non konvensional. Bunga yang merupakan inti dari bank konvensional sepenuhnya dilarang dalam bank syariah. Selain itu, dalam kegiatan operasinya bank syariah harus mematuhi Syariat Islam. Bank syariah dilarang untuk berinvestasi dan membiayai kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi usaha yang haram dalam Islam, seperti yang berkaitan dengan perjudian, alkohol, daging babi, tembakau, dan pornografi, yang mungkin dari usaha ini memberikan keuntungan yang lebih besar. Adanya batasan ini memberikan pengaruh pada kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Lebih lanjut, profitabilitas yang rendah pada bank syariah mengindikasikan kepemilikan asset quality yang buruk (Masruki et al, 2009). Bank syariah memperoleh keuntungan dari pembiayaan yang dilakukan kepada masyarakat. Dengan tingkat pengembalian yang rendah dapat diartikan bahwa pembiayaan yang diberikan mengalami kegagalan atau kredit macet, sehingga mengurangi pemasukan bank.
Dalam hal likuiditas, Onakoya dan Adekola (2013) menyimpulkan bahwa bank konvensional lebih efektif dan tepat waktu dalam memenuhi kewajiban keuangannya. Bank konvensional lebih banyak memiliki variasi aset lancar jangka pendek, termasuk di dalamnya surat-surat berharga, sertifikat-sertifikat, dan negotiable instrument lainnya yang dapat dikonversi menjadi kas sebelum jatuh tempo. Sebaliknya, pinjaman bebas bunga pada bank syariah, seperti komoditas interbank murabahah tidak dapat dikonversi menjadi kas sebelum jatuh tempo dan memiliki durasi yang tetap. Apabila terjadi kegagalan pembayaran oleh nasabah, pemberi dana dilarang untuk membebankan penalti atau denda. Sementara itu, adanya ketentuan harus mematuhi syariat Islam dalam berinvestasi membuat bank syariah memegang lebih banyak aset likuid. Menurut Haron (2004) dalam Masruki et al (2009), selain adanya kebijakan yang keras untuk mengikuti syariat Islam dalam berinvestasi, kekurangan instrumen keuangan untuk investasi jangka panjang di pasar keuangan syariah membuat bank syariah lebih likuid daripada bank konvensional. Penelitian Masruki et al (2009) menemukan perbedaan yang signifikan kinerja likuiditas bank syariah dan bank konvensional.
Dari teori dan hasil penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis: Ha: Terdapat perbedaan kinerja bank syariah dan bank konvensional
7
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa rasio-rasio keuangan bank hasil olahan Biro Riset Infobank terhadap laporan keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah tahun 2010, 2011, dan 2012 yang telah diaudit dan kemudian dipublikasikan dalam Infobank edisi Juni 2010, 2011, dan 2012. Selain itu, data juga bersumber dari laporan keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah tahun 2010-2012.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian kali ini adalah semua bank umum dalam “Rating 120 bank versi Infobank tahun 2011-2013. Sampel yang diperoleh pada penelitian ini berjumlah 11 bank umum syariah dan 11 bank umum konvensional. Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1. Bank-bank yang terdaftar dalam Direktori Perbankan Indonesia tahun 2010-2012 sebagai Bank Umum Konvensional atau Bank Umum Syariah. 2. Bank Umum Konvensional dengan rata-rata total aset mendekati ukuran Bank Umum Syariah. 3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan (per Desember masing-masing untuk tahun 2010, 2011, dan 2012) dan dipublikasikan dalam majalah Infobank edisi Juni 2011, 2012, dan 2013.
Teknik Analisis Data Pengujian yang dilakukan yakni uji deskriptif untuk mengetahui penyebaran data. Deskripsi data mencakup rata-rata, nilai maksimum dan minimum data, serta variasi data dari rasio-rasio keuangan yang digunakan. Uji statistik yang kedua yakni digunakan uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Ketiga yakni uji paired-samples t test untuk data yang lolos uji normalitas dan uji Wilcoxon bagi data yang tidak lolos uji normalitas.
8
Tabel. 1 Pengelompokan rasio keuangan Aspek
Indikator Rasio
Solvabilitas
CAR
Asset Quality
NPL
Profitabilitas
ROA, ROE, NIM, BOPO
Likuditas
LDR
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Jakarta tanggal 31 Mei 2004 Keterangan: CAR = Capital Adequacy Ratio NPL
= Non Performing Loan
ROA = Return on Assets ROE = Return on Equity NIM
= Net Interest Margin atau Non Net Interest Margin
BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional LDR = Loan to Deposit Ratio
9
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif diperlukan untuk mengetahui gambaran perusahaan sampel. Berikut hasil statistik deskriptif yang didapat.
Tabel. 2 Statistik Deskriptif KETERANGAN
CAR N
BANK KONVENSIONAL
ROA
ROE
LDR
BOPO
NIM
KINER JA
33
33
33
33
33
33
33
33
Min
11.73
0
0.25
0.80
54.18
38.76
1.87
62.96
Max
49.21
8.88
5.76
36.95
126.78
97.46
12.07
97.18
Mean
24.78
2.53
2.48
12.88
86.08
80.13
5.58
81.06
Std. Dev
11.68
2.53
1.57
8.62
18.53
14.83
1.98
8.85
33
33
33
33
33
33
33
31
Min
10.60
0
-2.53
-4.71
16.93
34.73
2.12
62.28
Max
195.14
4.57
6.93
68.09
289.2
182.31
15.49
95.74
Mean
35.95
2.24
1.61
13.56
98.76
85.21
7.28
83.90
Std. Dev
38.79
1.37
1.58
17.91
47.65
22.63
3.25
8.83
N
BANK SYARIAH
NPL
Sumber: Data diolah, 2013
Analisis deskriptif terhadap 11 pasang bank syariah dan bank konvensional selama periode pangamatan 2010-2012 menunjukkan bahwa kinerja keuangan secara keseluruhan pada kedua bank tersebut yang diwakili oleh variabel KINERJA berada dalam kondisi sangat bagus, dengan rata-rata yang lebih tinggi pada bank syariah sebesar 83.90, sementara untuk bank konvensional sebesar 81.60. Nilai KINERJA tertinggi bank syariah dimiliki oleh Bank Syariah Mega Indonesia (2012) sebesar 95.74 dan yang terendah sebesar 62.28 dimiliki oleh Bank Panin Syariah (2010). Sementara untuk bank konvensional, nilai terendah dimiliki oleh bank DBS Indonesia (2011) sebesar 62.96 dan yang tertinggi sebesar 97.18 dimiliki oleh bank BPD Bali (2012).
10
Pada rasio CAR, rata-rata rasio CAR bank syariah sebesar 35.95% yang lebih tinggi dari ratarata CAR bank konvensional yaitu 24.78%. Dengan rata-rata CAR bank syariah yang lebih tinggi dari bank konvensional mengindikasikan tingkat ketahanan risiko yang lebih memadai pada bank bagi hasil ini atau dengan kata lain bahwa bank syariah lebih solvent daripada bank konvensional. Nilai CAR tertinggi untuk bank konvensional sebesar 49.21% adalah bank Metro Express (2010) dan yang terendah adalah bank BPD Bali (2011) dengan nilai CAR sebesar 11.73%. Sedangkan untuk bank syariah nilai CAR yang tertinggi bank Victoria Syariah (2010) sebesar 195.14% dan yang terendah adalah bank Syariah Mandiri (2010) dengan nilai CAR sebesar 10.60%. Meskipun demikian, nilai CAR terendah pada bank konvensional dan bank syariah masih melebihi nilai minimal CAR yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8%, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut masih dalam kondisi baik.
Sementara itu dari kinerja rasio NPL, rata-rata kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan dari bank syariah dan bank konvensional menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, yaitu masing-masing 2.24% dan 2.53%. Demikian halnya untuk nilai terendah NPL bank syariah dan bank konvensional yang masing-masing sebesar 0%, yaitu bank Maybank Syariah (2010 dan 2011) dan JP Morgan Chase Bank (2010, 2011, 2012), yang artinya baik bank syariah dan bank konvensional tersebut tidak mempunyai kredit bermasalah. Untuk nilai NPL tertinggi bank syariah sebesar 4.57% dimiliki oleh bank Bukopin Syariah (2012) dan pada bank konvensional sebesar 8.88% dimiliki oleh bank Sulteng (2010). Dengan nilai rata-rata NPL yang hampir sebanding menunjukkan kondisi dimana baik bank syariah maupun bank konvensional tidak terlalu terpapar risiko kredit, karena besar rasio NPL masih dalam batas standar BI yaitu 5%.
Dari kinerja rasio ROA menunjukkan bahwa bank syariah kurang profitable dibandingkan dengan bank konvensional. Hal ini tampak dari rata-rata ROA bank syariah yang lebih rendah daripada bank konvensional yaitu sebesar 1.61%, sedangkan ROA bank konvensional sebesar 2.53%. Kemampuan tertinggi bank syariah dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki selama tahun 2010-2012 dihasilkan oleh Bank Victoria Syariah (2011) sebesar 6.93% dan yang terendah adalah Panin Bank Syariah (2010) sebesar -2.53%. Untuk bank konvensional yang tertinggi adalah bank Sulteng (2010) sebesar 5.76% dan yang terendah adalah bank Sahabat Sampoerna (2011) sebesar sebesar 0.25%.
11
Sementara dari rasio ROE menunjukkan hal yang berkebalikan dengan rasio ROA, dimana kemampuan management bank syariah dalam mengelola capital yang tersedia untuk mendapatkan net income lebih baik dari bank konvensional. Rata-rata ROE bank syariah menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari bank konvensional yaitu 98.76%, sedangkan ROE bank konvensional 86.08%. rasio ROE tertinggi bank syariah dimiliki oleh bank Syariah Mandiri (2012) sebesar 68.09% dan yang terendah adalah Panin Bank Syariah (2010) sebesar -4.71%. Untuk bank konvensional yang tertinggi adalah bank BPD Bali (2012) sebesar 36.95% dan yang terendah sebesar 0.8% dimiliki oleh bank Sahabat Sampoerna (2012).
Rata-rata rasio LDR bank syariah sebesar 98.76% menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari LDR bank konvensional yang hanya sebesar 86.08%. Rata-rata rasio LDR bank syariah yang tinggi dapat diartikan bahwa bank syariah melakukan ekspansi usaha yang lebih luas daripada bank konvensional. Meskipun demikian, nilai LDR yang tinggi juga mengindikasikan kemampuan likuiditas yang buruk pada bank syariah. Kemampuan likuiditas bank syariah tertinggi adalah Maybank Syariah Indonesia (2011) dengan nilai LDR sebesar 289.2% dan yang terendah adalah bank Victoria Syariah (2010) sebesar 16.93%. Untuk bank konvensional, yang memiliki nilai LDR tertinggi sebesar 126.78% adalah bank Chinatrust Indonesia (2011) dan yang terendah sebesar 54.18% dimiliki oleh bank Bumi Arta (2010).
Kinerja rasio BOPO menunjukkan bahwa kinerja bank konvensional lebih baik dari kinerja bank syariah. hal ini dapat dilihat dari rata-rata rasio BOPO bank konvensional yang lebih rendah dari BOPO bank syariah yaitu sebesar 80.08% dan 98.76%. Dengan nilai rasio BOPO yang rendah pada bank konvensional mengindikasikan bahwa bank konvensional lebih efisien dalam hal kemampuan mengelola, menekan biaya tenaga kerja, serta optimalisasi dalam penggunaan teknologi informasi. Nilai rasio BOPO tertinggi pada bank konvensional dimiliki oleh bank Sahabat Sampoerna (2011) sebesar 97.46% dan terendah adalah JP Morgan Chase Bank (2010) sebesar 54.18%. Sedangkan pada bank syariah, nilai rasio BOPO tertinggi dan terendah dimiliki masing-masing dimiliki oleh Panin Bank Syariah (2010) sebesar 182.31% dan Maybank Syariah (2010) sebesar 34.73%. Bank syariah dan bank konvensional memiliki nilai BOPO tertinggi di atas 92% mengindikasikan bahwa bank tersebut kurang efisien.
Untuk rasio NIM, bank syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik dari bank konvensional karena memiliki rata-rata NIM sebesar 7.28% yang melebihi rata-rata NIM bank konvensional yaitu sebesar 6.14%. Kemampuan tertinggi bank syariah dalam menghasilkan non net interest 12
margin dimiliki oleh bank Syariah Mega Indonesia (2010) dengan nilai 15.49% dan yang terendah sebesar 2.12% dimiliki oleh bank Victoria Syariah (2011). Sedangkan NIM tertinggi bank konvensional dimiliki oleh bank Sulteng (2010) sebesar 12.07% dan terendah dimiliki oleh JP Morgan Chase Bank (2012) sebesar 1.87%.
Pengujian Hipotesis Tabel. 3 Hasil Uji Wilcoxon matched pair Test Statisticsc BOPO B.K CAR B.K -
NPL B.K -
ROA B.K -
ROE B.K -
LDR B.K -
- BOPO
NIM B.K -
CAR B.S
NPL B.S
ROA B.S
ROE B.S
LDR B.S
B.S
NIM B.S
Z Asymp. Sig. (2-
-.581a
-.045b
-2.094b
-.527b
-.313a
-.867a
-2.600a
.561
.964
.036
.598
.755
.386
.009
tailed) a. Based on positive ranks. b. Based on negative ranks. c. Wilcoxon Signed Ranks Test
Tabel. 4 Hasil Uji paired samples t test Paired Samples Test Paired Differences 90% Confidence Interval of the
Mean Pair KINERJA B.S 1
KINERJA B.K
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
2.7993548 14.8929225 2.6748478
Difference Lower
Upper
Sig. (2T
- 8.2621229 1.047
df 30
tailed) .304
2.6634132
Untuk menguji adakah perbedaan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional digunakan paired samples t test dan Wilcoxon Matched Pairs. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional secara keseluruhan yang diwakili oleh variabel KINERJA menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank tersebut. Terbukti dengan Sig (2-tailed) sebesar 0.304 > 0.1. Tidak adanya perbedaan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional dapat terjadi 13
karena meskipun bank syariah merupakan pemain baru, bank ini tetap berusaha untuk menjaga dan meningkatkan kinerjanya agar sebanding dengan bank konvensional yang telah lama berkembang dan mendominasi industri perbankan Indonesia. Besarnya populasi penduduk Muslim di Indonesia didukung pula oleh peran serta Bank Indonesia yang terus melakukan program edukasi dan promosi kepada berbagai kalangan mendorong masyarakat untuk beralih ke bank syariah, menjadi faktor lain pendorong manajemen bank bagi hasil ini untuk menjaga serta meningkatkan kinerjanya.
Namun, jika dilihat dari masing-masing rasio yang digunakan, variabel ROA dan NIM secara statistik menunjukkan adanya perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara bank bagi hasil dan bank konvensional. Hal ini ditunjukkan dari Asymp. Sig. (2-tailed) ROA sebesar 0.036 < 0.1 dan Asymp. Sig. (2-tailed) 0.09 < 0.1 untuk variabel NIM. Sementara variabel CAR, NPL, ROE, LDR, dan BOPO tidak menunjukkan adanya perbedaan kinerja antara bank syariah dan bank konvensional.
Rasio ROA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kinerja antara bank konvensional dan bank syariah, artinya ada perbedaan kemampuan kedua bank tersebut dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki. Dari analisis deskriptif, diketahui bahwa rata-rata kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba dari penggunaan asset yang dimiliki (ROA) lebih rendah dibanding dengan bank konvensional. Analisis Du Pont di bawah mengambarkan kondisi bank syariah tidak unggul dalam ROA disebabkan oleh net profit margin dan asset utilization yang lebih rendah dibanding bank konvensional. Net profit margin bank syariah sebesar 15.53% lebih rendah dibanding net profit margin bank konvensional sebesar 20.61%, yang artinya bank konvensional lebih efektif dalam mengkonversi pendapatan perusahaan menjadi keuntungan aktual. Meskipun pendapatan bank konvensional lebih tinggi dibanding bank syariah sebesar 8,952,329.00 rupiah diiringi dengan total biaya yang juga lebih tinggi sebesar 7,106,864.33 rupiah, bank konvensional tetap menghasilkan net income yang lebih besar yaitu 1,845,464.67 rupiah mengungguli bank syariah yang menghasilkan laba bersih sebesar 1,178,216.67 rupiah selama periode pengamatan 2010-2012. Dari sisi pendapatan bank syariah menunjukkan nilai yang lebih rendah pada bank ini, yakni sebesar 7,587,108.00 rupiah. Kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pendapatan yang terbatas pada penyaluran dana untuk usaha yang diperbolehkan oleh Syariat Islam akan mempengaruhi pendapatan bank syariah. Bank syariah dilarang untuk berinvestasi dan membiayai kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi usaha yang haram dalam Islam, seperti yang berkaitan dengan perjudian, alkohol, daging babi, 14
tembakau, dan pornografi, yang mungkin dari usaha ini memberikan keuntungan yang lebih besar. Selain itu, karena umur yang masih muda dan skala usaha yang lebih kecil pada bank syariah menyebabkan return yang relatif kecil pada bank bagi hasil ini.
Bagan 1. Analisis Du Pont
revenue B.S = 7,587,108.00 B.K = 8,952,329.00 total cost B.S = (6,408,891.33) B.K = (7,106,864.33)
net income B.S = 1,178,216.67 B.K = 1,845,464.67
revenue B.S = 7,587,108.00 B.K = 8,952,329.00 revenue B.S = 7,587,108.00 B.K = 8,952,329.00 total assets B.S = 114,041,435.33 B.K = 115,840,368.67
net profit margin B.S = 15.53% B.K = 20.61% ROA B.S = 1.03 % B.K = 1.59 % asset utilization B.S = 7% B.K = 8%
Sumber: Data diolah, 2013 Keterangan: Dalam jutaan rupiah B.S = Bank Syariah B.K = Bank Konvensional
ROA yang rendah pada bank syariah juga disebabkan oleh asset utilization yang lebih rendah dibanding bank konvensional. Asset utilization menghitung total pendapatan yang diperoleh dari 15
setiap rupiah asset yang dimiliki bank. Dengan kepemilikan total asset yang hampir sebanding, yakni 115,840,368.67 rupiah pada bank konvensional dan 114,041,435.33 rupiah pada bank syariah, kemampuan manajemen bank yang lebih baik dalam mengelola asset yang dipercayakan kepadanya dalam menghasilkan pendapatan ditunjukkan oleh bank konvensional dengan asset utilization sebesar 8%. Sementara asset utilization bank syariah sebesar 7%. Angka yang lebih tinggi pada bank konvensional menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dalam menghasilkan pendapatan dari total asset. Pengalaman bank konvensional yang lebih lama dalam dunia industri perbankan nasional dalam mengelola total asset untuk menghasilkan pendapatan dimungkinkan menyebabkan kondisi ini terjadi. Dengan melihat net profit margin dan asset utilization bank syariah yang lebih rendah pada bank syariah dapat disimpulkan bahwa bank syariah kalah efektif dan efisien dalam menghasilkan laba perusahaan dibanding bank konvensional.
Sementara itu, perbedaan kinerja juga ditunjukkan oleh rasio NIM dengan Asymp. Sig (2-tailed) 0.009 < 0.1. Dari analisis deskriptif menunjukkan nilai NIM bank syariah sebesar 7.28%, lebih besar dibanding NIM bank konvensional sebesar 5.58%. Artinya bank bagi hasil ini lebih efisien dalam menghasilkan laba dari penggunaan aktiva produktif yang dimiliki, karena semakin tinggi NIM semakin baik kinerjanya. Masruki et al (2011), oleh karena sebagian besar bank syariah yang menggunakan system two tier mudarabah, dimana mereka menghadapi displaced commercial risk dengan bank-bank konvensional dalam hal persaingan memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi para deposan mereka. Bank syariah menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi kepada deposan, sehingga mereka cenderung menaikkan markup keuntungan di sisi aset (kontrak pembiayaan). Selain itu, dalam kontrak pembiayaan investasi modal (seperti mudharabah dan musyarakah), bank syariah bertindak sebagai rabb-ul mal (pemilik modal) dan jika terjadi kemunduran dalam kinerja proyek, mereka harus menanggung kerugian keuangan. Kondisi ini akan menyebabkan bank syariah mengamanatkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi yang mana akan meningkatkan NIM, antara lain dengan menetapkan nisbah profit sharing yang menguntungkan bank.
16
SIMPULAN Penelitian ini membandingkan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional di Indonesia untuk periode pengamatan 2010-2012 dengan pemilihan sampel bank konvensional memiliki ukuran yang mendekati bank syariah dengan menggunakan pendekatan penilaian kinerja yang dikembangkan oleh bank Biro Riset Infobank. Penelitian ini menemukan beberapa hal: 1. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan kinerja keuangan secara keseluruhan bank syariah dan bank konvensional berada dalam kondisi sangat bagus. Kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR menunjukkan bahwa keunggulan bank syariah dalam aspek permodalan (CAR) dan profitabilitas (ROE dan NIM). Dalam hal asset quality (NPL), baik bank syariah maupun bank konvensional menunjukkan kondisi yang hampir sama dalam menghadapi risiko kredit. Kedua bank tersebut masih berada pada batas aman risiko kredit perbankan. Sedangkan untuk rasio ROA, BOPO, dan LDR menunjukkan bank konvensional lebih unggul dibandingkan bank syariah. 2. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan paired-samples t test dan Wilcoxon matched pair diperoleh hasil kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional secara keseluruhan menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja antara kedua bank tersebut. Namun jika dilihat dari masing-masing rasio yang digunakan, variabel ROA dan NIM menunjukkan perbedaan yang signifikan. 3. Dari analisis Du Pont diketahui bahwa bank konvensional lebih efektif dalam mengkonversi pendapatan perusahaan menjadi keuntungan dibanding bank syariah. Tingkat efisiensi yang lebih baik dalam menghasilkan pendapatan dari total asset juga ditunjukkan oleh bank konvensional.
Implikasi Terapan Perbedaan kinerja keuangan bank syariah yang dihasilkan dari rasio ROA dan NIM, menunjukkan kualitas rasio bank syariah yang lebih baik dari bank konvensional yaitu rasio NIM. Sementara dari rasio ROA, bank konvensional lebih unggul. Bagi bank konvensional, disarankan untuk menekan biaya dana Cost of Loanable Fund (COLF) dengan cara meningkatkan porsi dana murah, misalkan giro dan mengurangi porsi dana mahal (deposito berjangka) sehingga dapat meningkatkan rasio NIM bank bersangkutan. Bagi bank syariah, dengan ROA yang lebih rendah dari bank konvensional merupakan perhatian tersendiri bagi
17
manajemen bank terkait agar dapat lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dan meningkatkan skala usaha sehingga dapat meningkatkan laba usaha bank.
Bagi nasabah dan calon nasabah, baik bank konvensional dan bank syariah berfungsi sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, keduanya dapat dijadikan pilihan dalam menempatkan dana karena kinerja kedua bank tersebut tidak berbeda. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang diterima mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah pada bank syariah, dapat diartikan pula keuntungan yang rendah diterima oleh nasabah dari hasil menabung dan investasi yang dilakukan, sehingga nasabah dan calon nasabah disarankan untuk menempatkan dananya di bank konvensional.
Keterbatasan penelitian Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yang cukup pendek, yaitu 2010-2012. Dengan periode pengamatan yang lebih panjang diharapkan dapat memperoleh gambaran perbandingan kinerja bank syariah dan bank konvensional yang lebih baik. Selain itu, sampel bank konvensional penelitian ini tidak mewakili semua bank konvensional yang ada, karena sampel yang dipilih tergantung pada jumlah rata-rata aset yang sebanding dengan jumlah rata-rata aset bank syariah. Oleh karena itu hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir terhadap semua bank konvensional di Indonesia.
Saran untuk penelitian mendatang Bertolak dari keterbatasan pada penelitian ini, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode pengamatan dan memperluas sampel penelitian, sehingga lebih dapat memberikan gambaran perbandingan kinerja bank syariah dan bank konvensional di Indonesia dengan lebih baik.
18
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Mareyah Mohammad and Dayanand Pandey. 2010. Are Islamic banks better immunized than Conventional banks in the current economic crisis?. 10th Global Conference on Business & Economics, ISBN : 978-0-9830452-1-2 Antonio, Muhammad Syafi'i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Antonio, Muhammad Syafi'i. 2013. Mengapa Biaya Bank Syariah Lebih Mahal daripada Konvensional?. http://ramadan.detik.com/read/2013/07/16/190156/2304728/1524/mengapa-biaya-banksyariah-lebih-mahal-daripada-konvensional diakses pada 5 Agustus 2013. Ardiyana, Marissa dan Dul Muid. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Sebelum, Selama, dan Sesudah Krisis Global Tahun 2008 Dengan Menggunakan Metode CAMEL. http://eprints.undip.ac.id/29852/1/JURNAL.pdf Arifin, Zainul. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta. Azkia Publisher. Infobank. 2011. Analisis – Strategi Perbankan & Keuangan. Infobank. No. 387, Juni 2011: Vol XXXIII. Infobank. 2012. Analisis – Strategi Perbankan & Keuangan. Infobank. No. 399, Juni 2012: Vol XXXIV. Infobank. 2013. Analisis – Strategi Perbankan & Keuangan. Infobank. No. 411, Juni 2013: Vol XXXV. Kalyanautami, Citra. 2012. Komparasi Kinerja Keuangan Bank Umum dan Bank Syariah pada Tahun 2007-2010. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (tidak dipublikasikan). Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Masruki, Rosnia, et al. 2011. Financial Performance of Malaysian Founder Islamic Banks Versus Conventional Banks. Journal of Business and Policy Research, 6 (2): 67-79. Moin, Muhammad Shehzad. 2013. Performance of Islamic Banking and Conventional Banking in Pakistan: A Comparative Study. International Journal of Innovative and Applied Finance, 1 (1): 1-22 Onakoya, Adegbemi Babatunde and Adekola Olaitan Onakoya. 2013. The Performance of Conventional and Islamic Banks in the United Kingdom: A Comparative Analysis. Journal of Research in Economics and International Finance, 2 (2): 29-38. Osama, M. Al-Hares, et al. 2013. Financial Performance and Compliance with Basel III Capital Standards: Conventional vs. Islamic Banks. The Journal of Applied Business Research. 29 (4): 1031-1048. Rini, Mike. 2000. Simpanan Bagi Hasil Di Bank. http://perencanakeuangan.com/files/Simp.BagiHasilSyariah.html. Diakses pada 1 September 2013. Samad, A., 2004. Performance of Interest Free Islamic Banks vis-à-vis Interest-Based Conventional Banks of Bahrain. Journal of Economics and Management, 12 (2): 1-25. http://ekbis.sindonews.com/read/2012/12/17/33/698184/bi-bank-syariah-perlu-sinergi-bankinduk diakses pada 31 Agustus 2013. 19
Lampiran 1 KRITERIA PENILAIAN RATING 120 BANK TAHUN 2011 NO. KRITERIA 1. Permodalan a. Capital Adequacy Ratio (CAR) b. Pertumbuhan Modal - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun 2. Aktiva Produktif a. Non-Performing Loan (NPL) b. Pertumbuhan Kredit - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun 3. Rentabilitas a. Return on average Assets (ROA) b. Return on average Equity (ROE) c. Pertumbuhan laba tahun berjalan - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun 4. Likuiditas a. Loan to Deposit Ratio (LDR) b. Pertumbuhan dana pihak ketiga - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun 5. Efisiensi a. Beban Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO) b. Net Interest Margin
BOBOT 15,00% 5,00%
15,00% 5,00%
7,50% 7,50% 5,00%
15,00% 5,00%
10,00% 10,00%
Lampiran 2 KRITERIA PENILAIAN RATING 120 BANK TAHUN 2012
1.
2.
3.
4.
5.
KRITERIA Permodalan a. Capital Adequacy Ratio (Car) b. Pertumbuhan Modal - Bank Bermodal di atas Rp 50 Triliun - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun Aktiva Produktif a. Non-Performing Loan (NPL) b. Pertumbuhan Kredit - Bank Bermodal di atas Rp 50 Triliun - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun Rentabilitas a. Return on average Assets (ROA) b. Return on average Equity (ROE) c. Pertumbuhan laba tahun berjalan - Bank Bermodal di atas Rp 50 Triliun - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun Likuiditas a. Loan to Deposit Ratio (LDR) b. Pertumbuhan dana pihak ketiga - Bank Bermodal di atas Rp 50 Triliun - Bank Bermodal > Rp 10 Triliun S.D 50 Triliun - Bank Bermodal Rp 1 Triliun S.D 10 Triliun - Bank Bermodal Rp 100 Milyar S.D < Rp 1 Triliun Efisiensi a. Beban Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO) b. Net Interest Margin
BOBOT 15,00% 5,00%
15,00% 5,00%
7,50% 7,50% 5,00%
15,00% 5,00%
10,00% 10,00%
Lampiran 3 KRITERIA PENILAIAN RATING 120 BANK TAHUN 2013 KRITERIA 1. Permodalan a. Capital Adequacy Ratio (CAR) b. Pertumbuhan Modal Inti - Bank Bermodal Inti Rp 30 Triliun ke atas - Bank Bermodal Inti Rp 5 Triliun S.D < 30 Triliun - Bank Bermodal Inti Rp 1 Triliun S.D < 5 Triliun - Bank Bermodal Inti < Rp 1 Triliun - Kelompok Bank Asing 2. Aktiva Produktif a. Non-Performing Loan (NPL) b. Pertumbuhan Kredit - Bank Bermodal Inti Rp 30 Triliun ke atas - Bank Bermodal Inti Rp 5 Triliun S.D < 30 Triliun - Bank Bermodal Inti Rp 1 Triliun S.D < 5 Triliun - Bank Bermodal Inti < Rp 1 Triliun - Kelompok Bank Asing 3. Rentabilitas a. Return on average Assets (ROA) b. Return on average Equity (ROE) c. Pertumbuhan laba tahun berjalan - Bank Bermodal Inti Rp 30 Triliun ke atas - Bank Bermodal Inti Rp 5 Triliun S.D < 30 Triliun - Bank Bermodal Inti Rp 1 Triliun S.D < 5 Triliun - Bank Bermodal Inti < Rp 1 Triliun - Kelompok Bank Asing 4. Likuiditas a. Loan to Deposit Ratio (LDR) b. Pertumbuhan dana pihak ketiga - Bank Bermodal Inti Rp 30 Triliun ke atas - Bank Bermodal Inti Rp 5 Triliun S.D < 30 Triliun - Bank Bermodal Inti Rp 1 Triliun S.D < 5 Triliun - Bank Bermodal Inti < Rp 1 Triliun - Kelompok Bank Asing 5. Efisiensi a. Beban Operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO) b. Net Interest Margin (NIM)
BOBOT 15,00% 5,00%
15,00% 5,00%
7,50% 7,50% 5,00%
15,00% 5,00%
10,00% 10,00%
Lampiran 4 Daftar Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Dengan Ukuran Mendekati
TAHUN CAR B.S CAR B.K NPL B.S NPL B.K ROA B.S ROA B.K ROE B.S ROE B.K LDR B.S LDR B.K
BOPO B.S
BOPO B.K
NIM B.S NIM B.K
KINERJA KINERJA B.S B.K
BANK MUAMALAT
BANK DBS INDONESIA
13.26
15.67
4.32
2.26
1.36
0.96
17.78
6.67
91.52
95.75
87.38
93.09
5.24
3.19
90.99
75.96
BANK SYARIAH MANDIRI
STANDARD CHARTERED BANK
10.60
14.36
3.52
7.15
2.21
1.49
63.58
10.52
82.54
101.76
74.97
88.66
6.57
3.65
94.73
66.15
BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
BANK CHINATRUST INDONESIA
13.14
39.92
3.52
6.12
1.90
4.62
26.81
11.75
78.17
103.86
88.86
76.83
15.49
6.67
78.7
80.31
BANK VICTORIA SYARIAH
BANK METRO EXPRESS
195.14
49.21
0.95
1.54
1.09
1.73
2.41
3.79
16.93
85.04
83.75
84.57
6.82
5.52
70.79
77.97
BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA
BANK GANESHA
130.44
15.96
1.40
4.48
1.71
5.46
13.66
172.26
62.79
34.73
86.64
6.43
5.13
85.2
79.71
BANK BNI SYARIAH
JP MORGAN CHASE BANK
28.19
36.44
3.59
-
0.61
5.69
3.65
16.66
68.93
56.35
88.05
43.71
5.07
2.87
BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
BANK BPD BALI
20.62
12.79
3.19
0.57
0.35
3.98
1.28
28.09
95.82
93.31
98.77
68.96
7.50
8.65
71.96
BANK SYARIAH BUKOPIN
BANK MASPION
11.51
12.89
3.80
0.66
0.74
1.35
9.65
10.90
99.37
75.99
93.57
88.83
3.95
5.58
79.17
83.58
BANK BCA SYARIAH
BANK SULTENG
76.39
25.99
1.20
8.88
0.78
5.76
1.25
28.70
77.89
85.44
91.46
59.43
9.48
12.07
77.02
78.66
PANIN BANK SYARIAH
BANK SAHABAT SAMPOERNA
54.81
25.66
1.95
(2.53)
2.98
(4.71)
10.99
69.76
89.97
182.31
76.74
5.32
5.61
62.28
87.05
BANK JABAR BANTEN SYARIAH
BANK BUMI ARTA
31.43
25.01
1.80
2.25
0.72
1.47
1.62
8.05
121.31
54.18
90.33
85.62
8.29
6.10
BANK MUAMALAT
BANK DBS INDONESIA
12.05
12.39
2.60
2.47
1.52
1.74
20.79
11.66
85.18
101.08
85.52
93.67
5.01
3.78
91.15
62.96
14.10
2.42
7.87
1.95
2.86
24.24
18.90
86.03
88.60
76.44
80.78
7.48
4.64
95.69
78.92
2010
2011
-
-
82.46 90.41
78.27
BANK SYARIAH MANDIRI
STANDARD CHARTERED BANK
14.57
BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
BANK CHINATRUST INDONESIA
12.03
34.19
3.03
2.78
1.58
4.37
16.89
11.07
83.08
126.78
90.80
86.62
15.33
7.32
85.09
83.54
BANK VICTORIA SYARIAH
BANK METRO EXPRESS
45.20
48.87
2.43
1.60
6.93
1.36
18.69
2.82
46.08
79.25
86.40
86.39
2.12
5.23
83.65
73.18
BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA
BANK GANESHA
73.44
15.29
1.05
3.57
0.78
4.92
5.74
289.20
65.59
55.18
96.34
5.92
4.86
82.67
73.82
BANK BNI SYARIAH
JP MORGAN CHASE BANK
20.67
29.83
3.62
-
1.29
5.55
6.63
21.98
78.60
58.46
87.86
38.76
8.07
2.33
88.99
84.27
BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
BANK BPD BALI
14.74
11.73
2.77
0.57
0.20
3.54
1.19
29.55
90.55
82.73
99.56
69.74
6.99
7.79
65.87
90.96
BANK SYARIAH BUKOPIN
BANK MASPION
15.29
15.84
1.74
0.57
0.52
1.87
6.19
12.71
83.66
79.91
93.86
91.44
3.43
5.73
80.50
92.47
BANK BCA SYARIAH
BANK SULTENG
45.94
22.84
0.15
7.44
0.90
3.04
2.29
15.90
78.84
77.27
91.72
71.41
11.27
7.72
84.38
71.24
PANIN BANK SYARIAH
BANK SAHABAT SAMPOERNA
61.98
36.45
0.88
5.47
1.75
0.25
2.80
0.89
162.97
79.30
74.30
97.46
7.00
4.88
93.24
65.67
BANK JABAR BANTEN SYARIAH
BANK BUMI ARTA
30.29
19.96
1.36
1.07
1.23
2.11
3.65
11.94
79.61
67.53
84.07
86.67
7.84
6.56
85.31
89.21
BANK MUAMALAT
BANK DBS INDONESIA
11.57
12.13
2.09
1.49
1.50
2.10
29.16
16.82
94.15
96.30
84.48
79.23
4.64
4.15
92.7
92.54
BANK SYARIAH MANDIRI
STANDARD CHARTERED BANK
13.82
16.82
2.82
4.87
2.30
2.60
68.09
17.08
94.40
108.43
73.00
81.98
7.25
4.60
93.38
91.29
BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
BANK CHINATRUST INDONESIA
13.51
36.15
2.67
2.46
3.80
3.80
57.98
8.89
88.88
122.17
77.28
83.78
13.94
6.62
95.74
88.27
BANK VICTORIA SYARIAH
BANK METRO EXPRESS
28.08
48.75
3.19
0.66
1.40
0.80
9.24
1.59
73.77
78.58
87.90
91.77
2.36
4.86
81.34
76.67
BANK MAYBANK SYARIAH INDONESIA
BANK GANESHA
63.89
13.67
2.49
1.95
2.90
0.70
4.93
5.16
197.70
68.92
53.77
94.36
5.78
5.48
86.93
65.93
BANK BNI SYARIAH
JP MORGAN CHASE BANK
14.10
23.90
2.02
-
1.50
3.00
10.18
13.54
84.99
120.99
85.39
51.94
11.03
1.87
90.12
78.77
BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
BANK BPD BALI
11.35
16.79
3.00
0.45
1.20
4.30
10.41
36.95
103.07
80.60
86.63
62.82
7.15
7.50
71.94
97.18
BANK SYARIAH BUKOPIN
BANK MASPION
12.78
13.46
4.57
0.24
0.60
1.00
7.32
6.69
92.29
89.71
91.59
89.84
3.94
5.24
82.77
80.71
BANK BCA SYARIAH
BANK SULTENG
31.47
32.29
0.10
4.49
0.80
1.60
2.82
9.79
79.91
107.27
90.87
80.60
9.56
6.15
82.56
84.22
PANIN BANK SYARIAH
BANK SAHABAT SAMPOERNA
32.20
32.60
0.20
2.62
3.30
0.30
7.75
0.80
123.88
78.69
50.76
96.94
6.67
4.67
95.24
77.94
BANK JABAR BANTEN SYARIAH
BANK BUMI ARTA
21.73
19.18
3.97
0.63
0.70
2.50
2.59
14.84
87.99
77.95
90.62
78.71
7.41
7.13
80.94
94.70
2012
-
Lampiran 5 Predikat Bank
NILAI
PREDIKAT
ANTARA 81 s.d 100
Sangat Bagus
66 s.d < 81
Bagus
51 s.d < 66
Cukup Bagus
0 s.d < 51
Tidak Bagus
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
CAR B.S
.260
31
.000
.657
31
.000
CAR B.K
.208
31
.002
.856
31
.001
NPL B.S
.140
31
.129
.935
31
.061
NPL B.K
.217
31
.001
.834
31
.000
ROA B.S
.173
31
.018
.882
31
.003
*
ROA B.K
.128
31
.200
.948
31
.134
ROE B.S
.261
31
.000
.731
31
.000
ROE B.K
.144
31
.102
.922
31
.027
LDR B.S
.305
31
.000
.710
31
.000
*
LDR B.K
.119
31
.200
.959
31
.268
BOPO B.S
.255
31
.000
.728
31
.000
BOPO B.K
.149
31
.079
.888
31
.004
NIM B.S
.188
31
.007
.912
31
.015
31
*
.943
31
.101
*
.944
31
.107
*
.968
31
.478
NIM B.K KINERJA B.S KINERJA B.K
.129 .092 .079
31 31
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
.200 .200 .200