Pengaruh Kontrol Diri... (Laela Suhartanti)
184
PENGARUH KONTROL DIRI TERHADAP NARCISSISTIC PERSONALITY DISORDER PADA PENGGUNA INSTAGRAM DI SMA N 1 SEYEGAN THE INFLUENCE OF SELF-CONTROL TOWARDS NARCISSISTIC PERSONALITY TO INSTAGRAM USER Oleh : Laela Suhartanti, Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) kontrol diri pada siswa pengguna instagram, (2) narcissistic personality disorder pada siswa pengguna instagram, (3) pengaruh kontrol diri terhadap narcissistic personality disorder pada pengguna instagram di SMA N 1 Seyegan. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Seyegan yang menggunakan instagram. Sampel menggunakan teknik simple random sampling sejumlah 127 siswa. Alat pengumpulan data berupa skala kontrol diri dan narcissistic personality disorder serta dokumentasi print out akun instagram. Analisis data menggunakan teknik regresi sederhana dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan (1) kontrol diri mayoritas pada kategori tinggi yaitu 70 siswa (55,12%), (2) narcissistic personality disorder mayoritas pada kategori rendah yaitu 90 siswa (70,87%), dan (3) terdapat pengaruh yang signifikan dengan sumbangan efektif sebesar 37,9%. Persamaan garis regresinya adalah Y=136,846–0,529X. Dapat disimpulkan kontrol diri dapat memprediksi narcissistic personality disorder pada siswa pengguna instagram di SMA N 1 Seyegan. Kata kunci: kontrol diri, narcissistic personality disorder Abstract The aims of this research are to knows: (1) Self-control of student who use social networking instagram, (2) narcissistic personality disorder of students who use instagram, (3) to identify the influence of self-control towards narcissistic personality disorder of instagram users in SMA N 1 Seyegan. The population in this research were students of class X SMA N 1 Seyegan who use instagram. Samples were taken using simple random sampling technique with a number 127 students. The data collection tools was scale of self-control and narcissistic personality disorder and comes with documentation print out instagram account. Analysis of data using simple regression techniques with significant value of 5%. The results showed that (1) self-control in the majority of high category of 70 students (55,12%), (2) a majority of narcissistic personality disorder in the low of narcissistic personality disorder in the low category of 90 students (70,87%), and (3) there is signifcant influence between selfcontrol of the narcissistic personality disorder on instagram users with the effective contribution of 37,9 %. The equation of the regression line was Y=136,846–0,529X. It is concluded that self-control can predict students narcissistic personality disorder on instagram users in SMA N 1 Seyegan.
pengguna internet dalam mencari informasi yang
PENDAHULUAN Globalisasi merupakan era dimana terjadi
dibutuhkan. Internet juga menyediakan media yang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan kemudahan pengguna mepresentasi-
yang sangat pesat. Proses yang berlangsung sejak
kan diri dan saling berinteraksi dalam waktu yang
tahun
singkat tanpa terbatas oleh jarak. Media ini disebut
1980-an
telah
memberikan
banyak
kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan
dengan istilah jejaring sosial.
manusia. Salah satu hasil dari perkembangan
Bentuk dari jejaring sosial yang dapat
teknologi adalah internet. Sistem internet yang
digunakan oleh pengguna internet sangat beragam.
saling terkoneksi memberikan sejumlah informasi
Salah satu jejaring sosial yang populer adalah
yang dapat ditelusuri oleh penggunanya (Santrock,
instagram. Hal ini sesuai dengan data yang dikaji
2003: 218). Hal ini tentunya akan memudahkan
oleh
Yoga
Hastyadi
per
September
2015
185 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
(kompas.com) bahwa jumlah pengguna aktif
mendorongnya untuk mencoba fitur yang tersedia
instagram di dunia mengalami peningkatan, dari
pada aplikasi jejaring sosial instagram.
300 juta orang menjadi 400 juta orang. Kajian
Remaja adalah individu yang berada pada
lebih dalam lagi disampaikan oleh Adi Fida
masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju
Rahman (detik.com) bahwa dari 400 juta pengguna
masa dewasa yang ditandai dengan perubahan
aktif instagram, 75 persen berasal dari luar
pesat baik secara biologis, kognitif, serta sosial-
Amerika dan salah satu negara dengan pengguna
emosional. Thornburg (Agoes Dariyo, 2004 : 14)
instagram terbanyak adalah Indonesia.
membagi masa remaja menjadi 3 bagian, yaitu aplikasi
“Remaja awal (usia 13-14 tahun) umumnya
berbasis foto yang memungkinkan pengguna
individu telah memasuki pendidikan di bangku
mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
sekolah
membagikannya ke berbagai layanan jejaring
Remaja tengah (usia 15-17 tahun) adalah individu
sosial, termasuk ke akun instagram pribadi (Matius
yang sudah duduk di sekolah mengengah umum
Tomy S., 2014 : 32). Selain sebagai media dalam
(SMU), remaja akhir (usia 18-21 tahun) adalah
bertukar informasi dan berkomunikasi, sistem
individu yang sudah memasuki dunia perguruan
sosial pada instagram juga dapat dijadikan sebagai
tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah
media
bekerja”.
Instagram
untuk
penggunanya.
merupakan
memperluas Pengguna
sebuah
hubungan instagram
sosial
menengah
tingkat
pertama
(SLTP),
dapat
Individu yang berada pada usia remaja tidak
menelusuri siapa saja yang menggunakan jejaring
menginginkan untuk dianggap seperti anak kecil
sosial tersebut, menjadi pengikut pada akun
melainkan ingin dianggap lebih atau sama seperti
pengguna lain (Following), atau memiliki pengikut
orang dewasa. Sehingga individu yang berada pada
pada instagram milik pribadi (Follower). Proses
masa ini memiliki ciri-ciri masa mencari identitas
interaksi antar sesama pengguna instagram dapat
atau
terjalin melalui pemberian tanda suka (like) dan
merupakan perwujudan masa peralihan yang
komentar pada setiap foto yang diunggah oleh
memungkinkan remaja untuk menyaring dan
pengguna lainnya
beridentifikasi
jati
diri.
Indentitas
untuk
diri
mencapai
pada
remaja
kematangan
Pada kenyataanya remaja merupakan salah
individu (Santrock, 2011: 438). Harapannya,
satu penggemar serta pengguna aktif jejaring sosial
remaja dalam menggapai identitas diri hendaknya
instagram. Pernyataan tersebut dibuktikan melalui
menggunakan
hasil riset yang dilakukan oleh lembaga Piper
mencapai kematangan individu yang optimal.
Jaffray
terhadap
remaja
Amerika
cara
yang positif agar dapat
Serikat
Namun pada kenyataannya tidak semua
(kompas.com) bahwa 33 persen dari 9.400 orang
remaja yang sedang mencari identitas diri akan
responden remaja usia 13 hingga 19 tahun
melakukan usaha yang positif untuk menunjukkan
cenderung lebih menyukai instagram. Remaja
eksistensi diri demi mendapatkan pengakuan dari
dengan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi
orang lain. Salah satu cara negatif yang dilakukan oleh remaja yaitu menjadi penguna aktif pada
Pengaruh Kontrol Diri... (Laela Suhartanti)
186
media sosial instagram. Remaja akan mengunggah
Individu dengan gangguan kepribadian narsistik
foto diri (selfie) atau video yang menarik tentang
merasa bahwa dirinya spesial, ambisius, dan suka
dirinya pada jejaring sosial instagram dengan
mencari ketenaran serta sulit untuk menerima kritik
disertai judul / status yang bersifat memperkuat
dari orang lain.
karakter foto yang diunggahnya. Biasanya remaja
The Diagnostic and Statistical Manual of
membuat judul pada fotonya dengan semenarik
Mental Disorders Fifth Edition (DSM – V, 2013:
mungkin agar dapat memikat pengguna lain untuk
669) mengkaji beberapa karakteristik gangguan
memberikan komentar positif atau meninggalkan
kepribadian narsistik, diantaranya; (1) memiliki
“like”
tanda
pada
Tindakan
perasaan hebat bahwa dirinya adalah individu yang
mengunggah foto atau video dengan intensitas
penting; (2) asyik dengan fantasi tanpa batas; (3)
yang semakin sering akan mengganggu tercapainya
keyakinan bahwa dirinya merupakan individu yang
perkembangan diri yang optimal. Remaja akan
“Istimewa dan unik”; (4) kebutuhan yang berlebih
mengalami kecenderungan untuk mengunggah foto
untuk dikagumi, dipuja, serta diperhatikan; (5)
atau video demi mendapatkan perhatian dari orang
memiliki perasaan bernama besar; (6) eksploitatif
lain. Tindakan yang dilakukan oleh remaja tersebut
secara interpersonal; (7) kurang memiliki empati;
menunjukkan
(8) memiliki perasaan iri terhadap orang lain, atau
perilaku
foto
tersebut.
yang
mengarah
pada
kepribadian narsisitik.
percaya bahwa orang lain iri terhadap dirinya; (9)
Kepribadian narsistik merupakan gangguan
menunjukkan perilaku atau sikap yang sombong.
kepribadian yang selalu mengkhayalkan kebesaran
Remaja dengan kepribadian narsistik memiliki
atau keagungan diri, kurang berempati, sangat
karakteristik yang sebenarnya merupakan topeng
mendambakan untuk dihormati, dan tidak sanggup
bagi harga dirinya yang rapuh (Davison, et al.,
melihat dari sudut pandang orang lain (Mahari,
2010).
dkk., 2005: 20). Istilah ini pertama kali digunakan
Remaja
dengan
kepribadian
narsistik
oleh ahli psikoanalisis yaitu Sigmund Freud. Freud
mempunyai anggapan bahwa dirinya spesial,
(dalam Richard & Susan, 2010: 103) melihat
ambisius, dan suka mencari keternaran (Ranni,
narsisme (Narcissism) sebagai kegagalan untuk
2011). Remaja akan cenderung mengubah dirinya
mengalami kemajuan melewati tingkatan yang
agar telihat berbeda dari orang lain, salah satu cara
lebih rendah dalam perkembangan psikoseksual
yang dilakukan dengan memperhatikan penampilan
pada individu.
fisiknya.
Nevid J (2005: 283) menyatakan bahwa kepribadian
narsistik
(2011)
dalam
penelitiannya
menyebutkan bahwa semakin tinggi kepribadian
gangguan
narsistik yang dialami individu semakin tinggi pula
kepribadian yang ditandai oleh self-image yang
perilaku konsumtif yang terjadi pada individu
membumbung serta tuntutan akan perhatian dan
tersebut. Selain itu remaja dengan kepribadian
pemujaan. Hal tersebut dilakukan oleh individu
narsis akan bertindak secara berlebihan demi
dengan
menutupi
mencari ketakjuban dari orang lain. Tindakan
dialaminya.
secara berlebihan ini merupakan suatu tindakan
kepribadian
perasaan-perasaan
merupakan
Ranni
narsis
hampa
guna yang
187 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
yang dilakukan oleh remaja dengan cara yang
untuk memberi tanda suka (like) pada foto atau
berbeda dari masyarakat pada umumnya.
video yang dipostingnya akan merasa senang bila
Remaja dengan kepribadian narsis akan
hal
tersebut
telah
mereka
dapatkan.
Siswa
terobsesi untuk menunjukkan kehebatan serta
berpendapat bahwa semakin banyak tanda suka
pesona diri dengan melakukan hal-hal yang unik
(like) yang diperoleh, maka banyak pula yang
dan berbeda dibandingkan dengan orang lain. Salah
mengagumi setiap postingannya.
satu fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat
Kent A (Tri Listyawati, 2012 : 6) menyatakan
yaitu remaja narsis di kebun bunga amaryllis,
bahwa individu yang secara konstan memposting
daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Reska K.
gambar dan update terhadap aktivitas, sebenarnya
Nistanto
bahwa
sedang mencari tanggapan ataupun komentar
keindahan kebun bunga amaryllis sangat menarik
terhadap apapun yang mereka posting. Hal ini
perhatian masyarakat terutama remaja. Hampir
dilakukannya guna meningkatkan harga diri yang
seluruh remaja yang datang melakukan proses
rapuh. Dalam rangka menemukan diri dalam
memotret diri di kebun bunga tersebut. Demi
keadaan
mendapatkan hasil terbaik untuk di posting pada
penilaian positif dari orang lain atas sikap, prestasi,
jejaring sosialnya, remaja mengambil foto diri
perilaku serta kehebatan yang individu tersebut
dalam keadaan tidur terlentang atau duduk
lakukan.
ditengah
(kompas.com)
taman
bunga
menyatakan
amaryllis.
Hal
ini
berdampak pada rusaknya taman bunga amarylis. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
peneliti
lakukan
pada
saat
berharga,
individu
membutuhkan
Remaja yang mempunyai akun pada jejaring sosial instagram diharapkan memiliki ketrampilan untuk mengatur perilakunya agar sesuai dengan
Praktik
norma yang berlaku dimasyarakat, serta terhindar
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1
dari perilaku yang impulsif . Keterampilan ini
Seyegan dapat diketahui bahwa sebagian siswa
disebut dengan istilah kontrol diri. Berk (dalam
memiliki akun instagram pribadi. Siswa yang
Singgih D. Gunarsa, 2006 : 251) menyatakan
memiliki akun instagram, mempromosikan nama
bahwa
akunnya melalui jejaring sosial seperti blackberry
individu untuk menahan keinginan atau dorongan
massanger, twitter, facebook, whatsapp, line atau
sesaat yang bertentangan dengan tingkahlaku yang
dengan secara langsung menyampaikan kepada
tidak sesuai dengan norma sosial. Chaplin (2006:
temannya ketika berjumpa. Hal tersebut mereka
451) menjelaskan bahwa kontrol diri (self control)
lakukan dengan tujuan meminta pengguna lain
merupakan
untuk menjadi pengikut (follow) pada akun
tingkah laku sendiri, serta kemampuan untuk
instagram yang dimiliki serta mengikuti atau
menekan atau merintangi impuls-impuls atau
meninggalkan jejak pada setiap postingannya.
tingkah laku impulsif.
kontrol
diri
merupakan
kemampuan
untuk
kemampuan
membimbing
Jejak yang diharapkan berupa tanda suka (like)
Averill (dalam M. Nur Ghufron & Rini
atau komentar pada foto yang diunggahnya. Siswa
Risnawita S., 2014: 29) menyebutkan bahwa
dengan kecenderungan meminta pengguna lain
aspek-aspek kontrol diri terdiri dari kontrol
Pengaruh Kontrol Diri... (Laela Suhartanti)
perilaku (behavior
188
control), kontrol kognitif
tersedia disekolah memberikan kemudahan kepada
(cognitive control), dan kontrol dalam mengambil
siswa dalam mengakses semua hal yang berkaitan
keputusan
Kemampuan
dengan internet dan jejaring sosial. Siswa mengaku
mengontrol diri pada individu berkembang seiring
bahwa tujuan dirinya mengakses jejaring sosial
dengan bertambahnya usia. William kay (Syamsu
hanya sekedar ingin mengetahui informasi terbaru
Yusuf, 2001 : 72) menyebutkan bahwa salah satu
atau untuk mengupdate aktivitas terbaru yang
tugas perkembangan remaja dalah memperkuat self
mereka lakukan di sekolah. Berdasarkan hasil
– control (kemampuan mengendalikan diri). Hal
pengamatan yang peneliti lakukan diketahui bahwa
ini harus dilalui oleh remaja agar mampu mencapai
ketika siswa mendapatkan teguran dari guru karena
perkembangan yang optimal.
ketahuan
(decesional
control).
memainkan
smartphone-nya
siswa
Namun pada kenyataannya beberapa remaja
cenderung untuk mematuhinya. Namun ketika guru
masih belum dapat mengembangkan kontrol diri
sudah tidak lagi memperhatikannya, siswa akan
sesuai dengan
kembali untuk memainkan smartphone-nya.
tugas perkembangannya. Seperti
yang dikaji oleh Rupita (2015) dalam penelitiannya
Jean Piaget (Desmita, 2012 : 195) dalam teori
tentang hubungan kontrol diri dengan kecanduan
kognitifnya menyatakan bahwa masa remaja
game online menyatakan bahwa remaja yang
termasuk pada tahap operasional formal dimana
mengalami kecanduan game online memilliki
individu mampu berfikir secara sistematik dalam
kontrol diri yang rendah.
memecahkan masalah yaitu dengan membuat
Selanjutnya Resti Fauzul M. (2014) dalam
perencanaan terlebih dahulu. Seharusnya remaja
penelitiannya mengkaji tentang hubungan antara
mampu untuk mengantisipasi berbagai macam
kontrol diri dengan kecanduan media sosial pada
informasi
remaja. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
meminimalisir dampak yang diperolehnya. Hal ini
bahwa
tingkat
berarti remaja seharusnya telah memiliki kontrol
kecenderungan kecanduan media sosial tinggi
atas diri mereka dalam segala tindakan dan dapat
adalah remaja yang kurang mampu mengendalikan
mempertanggung jawabkannya.
remaja
yang
memiliki
dirinya Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
yang
dibutuhkannya
serta
mampu
Berdasarkan dari fenomena-fenomena yang sudah dipaparkan dan didukung oleh teori-teori
yang telah peneliti lakukan pada saat Praktik
yang ada, maka
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1
mengenai
Seyegan dapat diketahui bahwa sebagian siswa
narcissistic
belum memiliki kontrol diri yang baik. Hal ini
pengguna instagram di SMA N 1 Seyegan”.
dapat terlihat pada sebagian siswa secara berulang
Kontrol diri diperlukan untuk mengatur tindakan
terlambat masuk kedalam kelas pada saat jam
yang akan dilakukan oleh remaja, sehingga
masuk sekolah. Selanjutnya pada saat kegiatan
diharapkan mampu menghindari perilaku narsistik
belajar mengajar dimulai sebagian siswa masih
pada jejaring sosial instagram yang dimiliki.
asyik dengan smartphone-nya. Fasilitas wifi yang
perlu
pengaruh personality
dilakukan penelitian
kontrol
diri
disorder
terhadap
pada
siswa
189 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif karena penelitian ini menghasilkan informasi yang dikumpulkan dalam wujud angka. Penelitian kuantitatif ini bersifat kausal dan bertujuan untuk
menggunakan dua skala, yaitu skala kontrol diri yang bertujuan untuk mengetahui kontrol diri subyek yang mengacu pada aspek dari Averill (dalam M. Nur Ghufron & Rini Risnawita S., 2014: 29), yaitu kontrol perilku, kontrol kognitif serta kontrol dalam mengambil keputusan Skala kontrol diri memiliki item butir sebanyak 32 butir.
mengetahui pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lain.
Skala narcissistic personality disorder yang digunakan untuk mengetahui tingkat narcissistic
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1
personlaity
disorder
pada
siswa
pengguna
instagram mengacu pada karakteristik yang dikaji
Seyegan yang beralamat di Dusun Tegal Gentan,
oleh The Diagnostic and Statistical Manual of
Kalurahan
Margoagung, Kecamatan Seyegan,
Mental Disorders Fifth Edition (DSM – V, 2013 :
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
669). yaitu 1) memiliki perasaan hebat bahwa
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016
dirinya adalah individu yang penting; (2) asyik
sampai Mei 2016
dengan fantasi tanpa batas; (3) keyakinan bahwa dirinya merupakan individu yang “Istimewa dan
Target/Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini merupakan individu yang memenuhi karakteristik kelas X Tahun Ajaran 2015/2016 SMA N 1 Seyegan yang menggunakan jejaring sosial instagram dengan jumlah 192 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik
Simple
Random
Sampling
untuk
menentukan subjek penelitian.
unik”;
(4)
kebutuhan
yang
berlebih
untuk
dikagumi, dipuja, serta diperhatikan; (5) memiliki perasaan bernama besar; (6) eksploitatif secara interpersonal; (7) kurang memiliki empati; (8) memiliki perasaan iri terhadap orang lain, atau percaya bahwa orang lain iri terhadap dirinya; (9) menunjukkan perilaku atau sikap yang sombong. Skala
kecenderungan
memecahkan
masalah
memiliki item butir sebanyak 40 butir. Prosedur Subyek penelitian mengisi identitas singkat
Subyek diminta untuk memilih satu diantara
kemudian mengisi instrumen skala kontrol diri dan
4 alternatif jawaban yang sudah tersedia. Untuk
narcissistic personality disorder. Hasil isian skala
pernyataan positif skor 4 untuk jawaban SS, skor 3
untuk masing-masing skala dijumlahkan, sehingga
untuk jawaban S, skor 2 untuk jawaban TS, dan
mendapatkan jumlah skor masing-masing skala.
skor 1 untuk jawaban STS. Begitu sebaliknya,
Skor inilah yang digunakan dalam analisis data
untuk pernyataan negatif skor 4 untuk jawaban
untuk menguji hipotesis.
STS, skor 3 untuk jawaban TS, skor 2 untuk
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
jawaban S, dan skor 1 untuk jawaban SS. Nilai
Penelitian ini menggunakan skala sebagai alat
Alpha Cronbach reliabilitas skala kontrol diri
pengumpulan
data.
Dalam
penelitian
ini
Pengaruh Kontrol Diri... (Laela Suhartanti)
190
sebesar 0,834 dan skala narcissistic personality
pada pengguna jejaring sosial instagram di SMA N
disorder sebesar 0,863.
1 Seyegan.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif karena data yang diperoleh pada penelitian ini berwujud angka. Adapun penentuan kategorisasi dilakukan berdasarkan tingkat diferensiasi yang
Tabel 2. Distribusi Personality Disorder No
Kategori
1
Sangat Rendah Rendah Tinggi
2 3
Frekuensi
Rentang Skor 40 – 79
Frekuensi
Persentase
12
9,45%
80 – 99 100-199
90 23
70,87% 18,11%
2
1,57%
127
100%
Sangat 120 – Tinggi 160 Jumlah
4
diketahui yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan
Narcisisstic
sangat rendah. Analisis data dalam penelitian ini
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows
bahwa mayoritas siswa pengguna jejaring sosial
21.0 Version.
instagram memiliki tingkat narcissistic personality disorder pada kategori rendah.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Kontrol Diri
untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri
Data kontrol diri yang diperoleh kemudian disajikan
kriteria
Selanjutnya dilakukan uji analisis korelasi
kecenderungan
yang
telah
ditentukan. Berikut ini merupakan data kontrol diri pada siswa pengguna jejaring sosial instagram di
dengan narcissistic personality disorder. Berikut ini merupakan tabel hasil analisis korelasi: Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Kontrol Diri dengan Narcissistic personality disorder
SMA N 1 Seyegan. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Siswa kelas X pengguna jejaring sosial instagram. No
Kategori
1
Sangat Rendah Rendah 64 – 79 Tinggi 80 – 95 Sangat 96 – 128 Tinggi Jumlah
2 3 4
Rentang Skor 32 – 63
Frekuensi
Persentase
8
6,30%
32 70 17
25,20% 55,12% 13,39%
127
100%
Hubungan Variabel –Y
N
Koefisien Korelasi
Sig.
127
0,616
0.000
Berdasarkan tabel 3 di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi (
) 0,616. Angka tersebut
menunjukkan adanya korelasi yang kuat.. Setelah diketahui adanya hubungan antara kedua variabel tersebut, selanjutnya dilakukan uji regresi linier
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa pengguna jejaring sosial instagram memiliki kontrol diri pada kategori tinggi.
sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel kontrol diri terhadap narcissistic personality disorder. Uji regresi digunakan untuk memprediksi variabel terikat apabila variabel bebas diketahui.
b. Narcissistic personality disorder
Output uji regresi linear sederhana melalui
Data narcissistic personality disorder yang b
diperoleh
kemudian
disajikan
kriteria
Model Summary Model
R
R Square
kecenderungan yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan data narcissistic personality disorder
1
,616
a
,379
Adjusted R Square ,374
Std. Error of the Estimate 8,01148
a. Predictors: (Constant), Kontrol_Diri b. Dependent Variable: Narcissistic_Personality_Disorder
191 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
program SPSS for Windows 21.00 Version dapat
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
dilihat pada tabel berikut ini.
signifikan antara kontrol diri terhadap narcissistic
Tabel 4. Koefisien Determinasi
personality disorder ditolak.
Koefisien determinasi (R Square) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas
terhadap
perubahan
variabel
terikat.
Tabel 6. Analisis Regresi Pengaruh Kontrol Diri terhadap narcissistic personality disorder Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Besarnya sumbangan efektif pengaruh variabel
Standardize d Coefficients
t
Sig.
kontrol diri terhadap narcissistic personality B
disorder adalah 37,9%, sedangkan sisanya sebesar 62,1% dipengaruhi oleh faktor lain selain kontrol diri. Tabel 5. Anova untuk Nilai F Hitung ANOVAa Model
Sum of Squares
df
F
(Consta 136,846 26,378 nt) 1 Kontrol -,529 ,061 -,616 -8,740 _diri a. Dependent Variable: Narcissistic_Personality_Disorder
,000 ,000
Sig.
bahwa konstanta (a) sebesar 136,564 sedangkan b
koefisien regresi (b) sebesar -0,524. Konstanta dan koefisien regresi tersebut dapat digunakan untuk membuat persamaan regresi estimasi. Persamaan regresi estimasi yang diperoleh dari perhitungan
Anova menunjukkan bahwa hipotesis kerja diterima atau tidak. Anova juga menunjukkan bahwa variabel prediktor dapat digunakan untuk besarnya
Beta
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
Mean Square
Regres 4903,387 1 4903,387 76,396 ,000 sion 1 Residu 8022,975 125 64,184 al Total 12926,362 126 a. Dependent Variable: Narcissistic_Personality_Disorder b. Predictors: (Constant), Kontrol_diri
memprediksi
Std. Error 5,188
angka-angka
variabel
kriterium.
tersebut adalah. Y = a + bX atau Y = 136,846 – 0,529X Persamaan tersebut memiliki arti yaitu nilai konstanta (a) 136,564 menunjukkan bahwa jika tidak ada kontrol diri maka nilai narcissistic
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa
personality disorder sebesar 136,846. Selain itu,
nilai Fhitung atau Freg adalah 76,317 di mana nilai
nilai koefisien regresi (b) variabel kontrol diri
tersebut
taraf
sebesar – 0,529 yang bernilai negatif menunjukkan
signifikansi 5% yaitu sebesar 3,92. Kemudian dari
bahwa kontrol diri mempunyai pengaruh negatif
kolom sig sebesar 0,00 di mana nilai tersebut
terhadap narcissistic personality disorder. Hal
kurang dari 0,05 atau p < 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut
tersebut, maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan
meningkatnya 1 nilai kontrol diri maka narcissistic
hipotesis
ini
personality disorder akan menurun sebesar –
menunjukkan bahwa model regresi dapat diterima
0,529. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kontrol
dan
baik.
diri pada pengguna jejaring sosial instagram, maka
Berdasarkan hasil tersebut hipotesis alternatif (Ha)
semakin rendah narcissistic personality disorder
menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
pada pengguna jejaring sosial instagram tersebut.
lebih
besar
alternatif
dapat
dari
Ftabel
diterima
memprediksikan
pada
(Ha).
Hal
dengan
antara kontrol diri terhadap narcissistic personality disorder diterima, dan hipotesis nihil (H0)
dapat
diartikan
bahwa
setiap
Pengaruh Kontrol Diri... (Laela Suhartanti)
192
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan
salah satu faktor yang mempengaruhi narsisme
uji regresi linear sederhana antara kontrol diri dan
pada individu adalah kontrol diri. Hasil penelitian
narcissistic personality disorder, diperoleh hasil
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
signifikansi sebesar 0,00 yang mana nilai tersebut
antara kontrol diri dengan narsisme dengan
kurang dari 0,05 atau p < 0,05. Kemudian nilai
sumbangan efektif sebesar 49,8%. Hal ini berarti
Fhitung diketahui sebesar 76,396 yang mana nilai
semakin tinggi tingkat kontrol diri yang dimiliki
tersebut lebih besar dari nilai Ftabel dengan taraf
oleh individu, maka semakin rendah tingkat
signifikansi 5% yaitu sebesar 3,92. Oleh karena
narsisme
nilai p < 0,05 dan Fhitung > Ftabel maka hasil tersebut
sebaliknya. Nanik Handayani (2014) menyatakan
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.
individu yang memiliki kemampuan kontrol diri
Berdasarkan
baik, mampu mengarahkan, membimbing dan
hasil
tersebut,
maka
hipotesis
pada
media
perilakunya
sosial
ketika
facebook,
dan
alternatif (Ha) yang diajukan diterima yaitu ada
membatasi
menggunakan
pengaruh yang signifikan antara kontrol diri
facebook dengan memikirkan manfaat dan dampak
terhadap narcissistic personality disorder pada
yang ditimbulkan.
pengguna jejaring sosial instagram di SMA Negeri
Berdasarkan hasil analisis tersebut, meski
1 Seyegan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
telah disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
kontrol diri dapat memprediksi tingkat narcissistic
kontrol diri terhadap narcissistic personality
personality
Besarnya
disorder pada pengguna jejaring sosial instagram
sumbangan efektif pengaruh kontrol diri terhadap
yang diwakili oleh siswa kelas X SMA Negeri 1
narcissistic personality disorder adalah 37,9%,
Seyegan, akan tetapi variabel bebas (kontrol diri)
dimana masih terdapat 62,1% faktor lain yang
tersebut
berpengaruh
mempengaruhi tingkat narcissistic personality
disorder
pada
terhadap
remaja.
narcissistic
personality
disorder.
bukan
sepenuhnya
variabel
yang
disorder pada pengguna jejaring sosial instagram.
Hasil uji hipotesis diatas didukung oleh
Artinya narcissistic personality disorder yang
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri
timbul pada diri individu tidak hanya disebabkan
Wulan Sari (2014). Hasil dari penelitian ini
oleh kontrol diri yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif
dari
antara kontrol diri dan pengungkapan diri individu
besarnya sumbangan efektif variabel kontrol diri
pada jejaring sosial facebook. Individu dengan
terhadap narcissistic personality disorder pada
kontrol
mampu
pengguna jejaring sosial instagram di SMA Negeri
membimbing
1 Seyegan hanya sebesar 37,9%. Maka dapat
perilakunya ketika mengungkapkan dirinya pada
disimpulkan bahwa masih ada sekitar 62,5% faktor
jejaring sosial facebook.
lain yang tidak diteliti yang dapat mempengaruhi
diri
membatasi,
yang
baik
mengarahkan
cenderung dan
perhitungan
yang
menunjukkan
bahwa
Selanjutnya, penelitian lain yang mendukung
tingkat narcissistic personality disorder pada
hasil uji hipoteis pada penelitian ini dilakukan oleh
pengguna jejaring sosial instagram di SMA Negeri
Nanik Handayani (2014), yang menyatakan bahwa
1 Seyegan.
193 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
pengguna jejaring sosial instagram di SMA N
1. Kontrol diri pada pengguna jejaring sosial
pengaruh
instagram
di
SMA
1 Seyegan. Besarnya sumbangan efektif
Negeri
1
Seyegan
variabel
narcissistic
kontrol
personality
diri
terhadap
disorder
sebesar
mayoritas berada pada kategori tinggi yaitu
37,9% dengan demikian masih terdapat 62,1%
sebanyak 70 siswa (55,12%). Sementara
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
sebanyak 17 siswa (13,39%) memiliki tingkat
ini.
kontrol diri yang sangat tinggi, sebanyak 32 siswa (25,20%) memiliki tingkat kontrol diri rendah, dan sebanyak 8 siswa (6,30%) memiliki tingkat kontrol diri sangat rendah. 2. Narcissistic Pesonality Disorder pada siswa pengguna jejaring sosial instagram di SMA Negeri 1 Seyegan mayoritas berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 90 siswa (70,87%) . Sementara sebanyak 2 siswa (1,57%)
memiliki
tingkat
gangguan
kepribadian narsistik sangat tinggi, sebanyak 23 siswa (18,11%) memiliki tingkat gangguan kepribadian narsistik tinggi, dan sebanyak 12 siswa (9,45%) memiliki tingkat gangguan kepribadian narsistik sangat rendah. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kontrol diri terhadap narcissistic personality disorder pada siswa pengguna jejaring sosial instagram di SMA Negeri 1 Seyegan. Hal ini ditunjukkan melalui hasil analisis data dengan menggunakan uji regresi linear dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai tersebut kurang dari 0,05 atau p < 0,05. Kemudian nilai Fhitung diketahui sebesar 76,396 yang mana nilai tersebut lebih besar dari nilai Ftabel dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 3,92. Hal ini berarti bahwa kontrol diri dapat memprediksikan tingkat narcissistic
personality
disorder
pada
Saran 1. Bagi Siswa Siswa diharapkan mampu untuk meningkatkan kontrol diri dengan baik dalam menggunakan jejaring sosial instagram. Siswa juga harus mampu untuk mengembangkan citra diri dengan cara yang positif tanpa harus mengikuti arus kemajaun teknologi yang kurang baik. Untuk siswa yang masih kesulitan dalam mengembangkan kemampuan kontrol diri serta menemukan jati diri dengan cara yang positif, diharapkan lebih memotivasi diri dengan berkonsultasi
pada
guru
bimbingan
dan
konseling tentang cara yang tepat untuk mengembangkan kontrol diri dan jati diri yang baik 2. Bagi Guru Bimbingan Konseling Guru
Bimbingan
dan
Konseling
dapat
menggunakan data hasil penelitian sebagai suatu dasar untuk merencanakan pemberian layanan pada siswa. Mengingat bahwa masih rendahnya rata-rata dari sub variabel kontrol diri dengan indikator mengatur pelaksanaan dan memodifikasi stimulus pada siswa, maka guru Bimbingan dan Konseling berperan untuk meningkatkan kontrol perilaku pada diri siswa. Beberapa
teknik
diantaranya klasikal
yang
dengan
dengan
dapat
dilakukan
pemberian
bimbingan
tema
pengendalian
diri,
maupun bimbingan kelompok menggunakan
Pengaruh Kontrol Diri... (Laela Suhartanti)
metode games, film pendek atau video. Bagi siswa yang membutuhkan tindak lanjut seperti
194
Chaplin, James P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
masih belum dapat mengontrol perilakunya dengan baik, siswa dapat diberikan layanan konseling
kelompok
maupun
konseling
individual.
3. Bagi Penelitan Selanjutnya a. Peneliti
selanjutnya
penelitian
dengan
berpengaruh
dapat faktor
terhadap
melakukan lain
yang
narcissistic
personality disorder. Mengingat bahwa kontrol diri hanya memiliki sumbangang efektif sebesar 37,9%, hal ini berarti masih terdapat
62,1%
mempengaruhi
faktor narcissistic
lain
yang
personality
disorder. b. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. DSM-5. (2013). The Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder Fifth Edition. Washington DC: American Psychiatric Publishing Halgin, Richard P.& Susan Krauss. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba Humanika. M. Nur Ghufron, & Rini Risnawita S. (2014). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: ArRuzz Media. Matius Tomy Suryadi. (2014). Aplikasi Fotogenik di Android. Yogyakarta: Andi Offsett Nanik Handayani. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Narsisme Pada Remaja Pengguna Facebook. skripsi. UMS: Naskah publikasi.
alat ukur penelitian, seperti menggunakan metode wawancara kepada subjek dengan tingkat narcissistic personality disorder pada
kategori
tinggi
sehingga
dapat
memperoleh data yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA A.J. Mahari. et al. (2005). Kiat Mengatasi Gangguan Kepribadian. Yogyakarta: Saujana. Adi Fida Rahman. (2015). Pengguna instagram tembus 400 juta , indonesia terbanyak. diakses dari http://inet.detik.com /read/2015/09/23/092643/3026275/398/pen gguna-instagram-tembus-400-jutaindonesia-terbanyak. Pada tanggal 04 januari 2016, jam 21. 33 WIB. Agoes Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nevid, Jeffrey S., Spjereencere A., Rathys, & Beverly Greene. (2005). Psikologi abnormasl (edisi kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga. Putri Wulan Sari, L.B. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook. Jurnal Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/32720/10/02.%20N askah%20Publikasi.pdf. Pada tanggal 19 September 2015, jam 06:30 WIB. Ranni Merli Safitri. (2011). Hubungan Antara Kepribadian Narsistik Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Di Yogyakarta. Jurnal Fakultas Psikologi. Vol. 2 No. 2. Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Diakses dari http://lppm.mercubuanayogya.ac.id/wpcontent/uploads/2014/12/ HUBUNGAN-ANTARAKEPRIBADIAN-NARSISTIK-DENGANPERILAKU-KONSUMTIF-PADAREMAJA-DI-YOGYAKARTA.pdf. Pada tanggal 19 November 2015, jam 06:00 WIB.
195 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
Resti Fauzul M. & Tri Puji Astuti. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja Akhir. Jurnal Fakultas Psikologi Vol. 3 No. 4. Universitas Diponegoro. Diakses dari http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/empati/article/vie w/7610/7370. Pada tanggal 19 Desember 2015, jam 05:43 WIB. Rupita Wulandari. (2015). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecanduan Game Online Pada Remaja Di Warnet Lorong Cempak Dalam Kelurahan 26 Ilir Palembang. Jurnal Fakultas Psikologi. Universitas Bina Darma Palembang. Diakses dari http://karyailmiah.unisba. ac.id/index.php/humas/article/download/18 7/pdf. Pada tanggal 12 Februari 2015, jam 06:20 WIB. Santrock, J.W. (2003). Adolence: Perkembangan Remaja (Edisi ke -6). (Alih bahasa: Shinto B. Adelar, Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga. . (2011). Life Span Defolempment (Perkembangan Masa Hidup, Jilid 1). (Alih Bahasa: Benedictine Widyasinta). Jakarta: Erlangga. Singgih D. Gunarsa. (2006). Bunga Rampai Psikologi Perkembangan: Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: Gunung Mulia. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Syamsu Yusuf L.N. (2001). Psikologi Perkembang Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tri Listyawati. (2012). Narcissistic Personality Disorder Pada Siswa SMA Pengguna Jejaring Sosial Dunia Maya Facebook di Kota Yogyakarta. Skripsi. FIP-UNY. Yoga Hastyadi Widiartanto. (2015). Remaja Pilih Mana, Facebook atau Instagram. Diakses dari http://tekno.kompas.com/read/2015/10/21/ 15440037/Remaja.Pilih.Mana.Facebook.at au.Instagram pada tanggal 18 Desember 2015, Jam 6:33 WIB.