INSTAGRAM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA INSTAGRAM DI KALANGAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan) Adinda Meidina Lubis 100904017 ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram, mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram, dan untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaan Instagram. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori komunikasi, komunikasi massa dan perkembangan teknologi komunikasi, Uses and Gratification, Gratification Sought dan Gratification Obtained, Motif penggunaan media, media baru dan sosial networking. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang berjumlah 132 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan tabel dari Krejcie dan Morgan 1970 dengan presisi 5% dan taraf kepercayaan 95% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proposional stratified sampling dan simpel random sampling. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan yang cukup berarti antara motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram dikalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Motif penggunaan Instagram adalah diversi (hiburan) yaitu menjelajahi timeline Instagram ketika sedang mengisi waktu luang sedangkan pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi juga terdapat pada kepuasan hiburan. Kata Kunci: Instagram, Uses and Gratification, Motif Penggunaan Media, Media Baru PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi masa kini menyuguhkan media komunikasi yang semakin variatif. Dahulu kita hanya mengenal media komunikasi tradisional, seperti radio, televisi, dan media cetak. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan informasi menyebabkan semakin meningkat pula perkembangan teknologi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan informasi. Dengan kemajuan dibidang teknologi informasi serta komunikasi sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu. Sebagai contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh berbagai macam informasi yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut. Bahkan orang
1
dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat di dunia ini, hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang tersambung ke internet yang muncul pada tahun 1990-an atau yang biasa kita kenal dengan media baru. Kebutuhan dan kepuasan yang berbeda-beda dalam penggunaan media komunikasi tersebut menyebabkan komunikasi dipaksa berkembang lebih cepat. Akhirnya media baru bermunculan dan berkembang di antara media lainnya. Seperti yang diketahui, internet (interconnection networking) merupakan bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer, televisi, radio dan telepon (Bungin, 2006: 135). Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, kehidupan dan kegiatan manusia menjadi sangat mudah dan cepat. Disadari atau tidak, kita menjadi tergantung kepada teknologi. Teknologi membentuk perasaan, pikiran, dan tindakan manusia. Manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi. Kita menciptakan teknologi dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali siapa diri kita (McLuhan dalam Morissan dkk, 2010:30). Pemanfaatan internet akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media komunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan, kesukaan, dan pergaulan sosial. Khususnya pada jejaring sosial yang pertumbuhannya sangat meningkat. Jejaring sosial adalah sebutan dari web community. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari hubungan kesamaan sosialitas seperti visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain baik yang dikenal sehari-hari maupun yang baru dikenal. Jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Skype, dan Google+ adalah produk teknologi media baru yang kini sedang digemari banyak kalangan. Jejaring sosial kini bisa dimanfaatkan lebih jauh. Tidak hanya untuk memberi kabar tentang keberadaan saja, lebih dari itu jejaring sosial kini sudah bisa digunakan sebagai sarana pengganti kehidupan kita di dunia maya. Seperti mengirim pesan, berkomentar terhadap pesan orang lain, menjalin pertemanan lebih banyak, mencari pasangan, berkirim foto, ruang untuk saling tukar pendapat dan lain sebagainya. Pendekatan Uses and Gratification ditunjukkan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000: 289). Pendekatan ini menjelaskan tentang motif penggunaan media, dalam hal ini media tersebut adalah Instagram yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan seperti, kebutuhan untuk mendapatkan informasi, kebutuhan hiburan, interaksi sosial, dan identitas diri. Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan media aplikasi yang terus berkembang dan terus bermunculan, peneliti memilih Instagram sebagai media aplikasi baru yang muncul dan banyak digemari oleh masyarakat setelah Facebook dan twitter. Alasan tersebut dipilih dan diperkuat dengan adanya polling yang diadakan oleh sebuah situs yang bernama selular online. Mereka menggelar poling ke-48 dengan tema “Apa Jejaring Sosial Berbasis Foto yang Paling Baik Menurut Anda?” periode poling berlangsung dari 21 Juli- 23 Agustus 2013 dari total 381 responden (41%) memilih Instagram sebagai aplikasi jejaring sosial berbasis foto terbaik (www.celular.com). Penelitian mengenai motif
2
penggunaan media komunikasi baru yaitu “Instagram” dan pemenuhan kebutuhan di kalangan mahasiswa dirasa sangat penting dan penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya khususnya di Sumatera Utara. Berdasarkan beberapa alasan tersebut diatas, maka penelitian ini berusaha untuk mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media yang didasarkan pada pendapat McQuail (2002: 72), yakni : 1) Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interkasi sosial, serta 4) Hiburan. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah hubungan motif penggunaan “Instagram” terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi?” Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang di lakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan di capai. adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam penggunaan Instagram. 2. Penelitian ini untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam penggunaan Instagram. 3. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaaan Instagram oleh pengguna instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. URAIAN TEORITIS Teori Uses and Gratification (Teori Penggunaan dan Kepuasan) Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Penelitian yang mulai hidup adalah tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: “what do people do with media ?” karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefenisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199). Teori ini menjelaskan bagaimana individu berusaha mencari dan menikmati apa yang disajikan media massa guna memuaskan berbagai macam kebutuhan. Perilaku orang sering berorientasi pada tujuan (goal oriented) ketika mereka memilih media dan menikmati apa yang disajikan media massa (isi media). Pilihan mereka terhadap media juga ditentukan oleh informasi dan kepuasan yang telah mereka antisipasi sebelumnya. Little John (dalam Morissan, 2010: 77) mengajukan gagasan teori bahwa perbedaan individu (jenis kelamin, usia, tingkatan pendidikan, status sosial, dan
3
lain-lain) menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh faktor sosial dan psikologis yang berbeda-beda diantara individu audiens. Inti dari model Uses and Gratification ini adalah aktivitas audiens yaitu pilihan yang disengaja oleh para pengguna isi media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teori Uses and Gratification ini merupakan “kebalikan” dari teori peluru atau teori jarum hipodermik, di mana dalam teori peluru, media sangat aktif dan sementara khalayak berada di pihak yang pasif (Nurudin, 2006: 192). Sedangkan teori Uses and Gratification ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, melainkan tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2007: 65). Teori Uses and Gratification telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan prespektif media, kepada kegunaan komunikasi dari prespektif khalayak. Kita menaruh perhatian pada media teknologi dalam menanamkan mentalitas pembagunan terhadap diri kita sehingga kita berusaha untuk mendapatkan informasi dari jaringan media teknologi tersebut. Semuanya didasarkan pada asumsi bahwa teknologi komunikasi termasuk media massa menimbulkan efek pada diri khalayaknya. Pendekatan Uses and Gratification bahwa orang-orang berbeda pendapat menggunakan pesan komunikasi massa yang sama untuk tujuan yang yang berbeda. Dalam keaktifan khalayak di kehidupannya sehari-hari, terlihat mereka membutuhkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yakni melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang digemari, menonton acara televisi, mendengarkan musik termasuk mengunakan media jejaring sosial. Rakhmat (2004) menyatakan Kebanyakan riset Uses and Gratification memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Masyarakat secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Disini muncul istilah “Uses and Gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini muncul pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi pengguna media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu”. Motif Penggunaan Media Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Semua tingkah laku manusia yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau driving force. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut dengan motif. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu.
4
Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda dalam memilih media, perbedaan motif ini kemudian menimbulkan perbedaan dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Motif dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan tujuannya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi terhadap media ini berlaku untuk semua jenis media, baik media cetak maupun media elektronik. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut motif. Motif pengguna dalam menggunakan Instagram sebagai media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media menurut pendapat McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut (Severin dan Tankard, 2008: 356): 1. Informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu. 2. Identitas pribadi (personal identity) yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya. 3. Hubungan personal (personal relationship) yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan, pengganti media untuk kepentingan perkawanan, 4. Pengalihan (diversion) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan emosi New Media (Media Baru) New media atau media baru merupakan istilah yang digunakan untuk semua media komunikasi yang berlatar belakang teknologi komunikasi dan informasi. Istilah media baru telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencangkup seperangkat teknologi komunikasi terpaan yang semakin berkembang dan beragam (McQuail, 2011). Media baru dapat memudahkan kita untuk mengetahui segala informasi yang jauh, sehingga kita dapat bertemu secara tatap muka dalam sebuah teknologi. Melalui media baru juga kita mendapatkan berbagai informasi dari seluruh dunia. Beberapa karateristik menurut Martin Lister, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, dan Kieran Kelly (2003) meliputi: digitalisasi, interaktif, hyperteks, dispersal (pemecahan), virtuality (nyata), networked dan cyberspace. Social Networking (Jejaring Sosial) Menurut Boyd & Ellison (2007) social networking merupakan : “Layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk: mengembangkan profil umum atau semi umum melalui sistem yang terikat, menunjukan daftar pengguna lainnya dengan siapa seseorang berhubungan, dan melihat daftar hubungan mereka dan yang lainnya yang ada di dalam sistem.” Pada jejaring sosial, pengguna dapat menunjukkan hubungan sosial. Sedangkan keunikan dari jejaring sosial bukan karena semata-mata media ini
5
mampu membuat individu bertemu dengan orang tak dikenal, namun karena media ini dapat membuat penggunanya terhubung dan memperlihatkan jaringan sosial mereka. Boyd dan Ellison juga melanjutkan bahwa kekuatan utama dari Social Networking adalah adanya profil pengguna yang dapat dilihat serta daftar teman-temannya yang tergabung di situs tersebut. Pada umumnya dalam Social Network atau dikenal dengan Social Network Site, para penggunanya menjalin hubungan dengan pengguna lainnya yang sudah menjadi bagian dalam jaringan sosial mereka. Para pengguna social networking ini dapat bertemu dan berkomunikasi dengan orang asing yang belum kita kenal sebelumnya. Mereka dapat mengenal satu individu dan individu yang lainnya melalui profil, foto dan biodata yang ada sebagai pengguna social networking tersebut. Model Teoritis Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut : Pemenuhan Kebutuhan Penggunaan “Instagram”
Motif Penggunaan Jejaring Sosial “Instagram”
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang berjumlah 132 orang. Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel digunakan tabel dari Krejcie dan Morgan tahun 1970 dengan presisi 5% dan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga diperoleh 97 Responden untuk digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah proposional stratified sampling dan simple random sampling. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penelitian peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu: 1. Penelitian kepustakaan (library research) Peneliti mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan di lakukan melalui buku, majalah, internet dan sebagainya. 2. Penelitian lapangan (field research) Pengumpulan data dengan melakukan survey lokasi penelitian melalui kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus di jawab secara tertulis oleh responden (Nawawi, 2004:111). Penggumpulan data pada penelitian ini di laksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada bulan Desember 2013 dengan men-survei data mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2011 dan 2012 yang memakai Instagram. Kuesioner dibagikan pada bulan Januari-Februari 2014.
6
Teknik Analisis Data Analisis data dapat di artikan sebagai proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah untuk di baca dan di persentasikan (Singarimbun, 1995:263). Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat di rumuskan hipotesis kerja seperti di sarankan oleh data. Data yang di peroleh dari hasil penelitian akan dianalisis yaitu : 1. Analisis Tabel Tunggal Suatu analisis yang di lakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang di lakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995: 266). 2. Analisis Tabel Silang Analisis tabel silang merupakan teknik yang digunakan guna menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lain, kemudian dapat diketahui nilai positif atau negative pada variabel tersebut (Singarimbun, 1995: 273) 3. Uji Hipotesis Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitaif yang digunakann untuk menguji hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, adapun metode yang digunakan adalah koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho Rank-Order Correlation Coeficient). Spearman Rho koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Pembahasan Komunikasi merupakan kegiatan penting dalam kehidupan manusia, hampir semua kegiatan manusia dihabiskan untuk melakukan komunikasi. Komunikasi difungsikan sebagai sarana untuk mendapatkan, menyebarkan dan melakukan pertukaran pesan-pesan sehingga komunikasi mampu memberikan nilai pada individu atau kelompok. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi, sengaja maupun tidak sengaja. Tidak terbatas pada konteks komunikasi verbal, tapi juga dalam konteks ekspresi muka, seni dan teknologi. Individu berkomunikasi dalam mencari informasi, menghibur diri dan lainnya yaitu dengan membaca berbagai sumber bacaan, media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid atau mencari wawasan melalui media elektronik seperti radio, televisi, video dan internet. Pada saat ini media baru (internet) sangat berkembang pesat termasuk penggunaan media jejaring sosial yang hadir semakin beragam jenis untuk memenuhi kepuasan masing-masing penggunanya dan memiliki kelebihan yang berbeda-beda pula. Pada penelitian ini peneliti memakai Teori Uses and Gratification. Teori U&G adalah pendekatan yang pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernald Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Penelitian yang mulai hidup adalah penelitian tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: “what do people do with media”.
7
Pada penelitian ini berpedoman terhadap teori Uses and Gratification di mana pengguna dianggap aktif dalam memilih media yang dikehendakinya. Di mana teori tersebut menekankan bahwa yang menjadi permasalahan utama adalah bukan apa yang dilakukan media terhadap khalayak namun apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang didapatkan ternyata terdapat hubungan antara penggunaan Instagram dengan pemenuhan kebutuhan para pengguna Instagram yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Hasil tersebut menjelaskan hubungan tersebut memiliki nilai yang cukup berarti. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan Instagram memiliki nilai yang cukup berarti terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram. Pada khalayak aktif, khalayak menggunakan media berdasarkan motif keinginan masing-masing. Hal ini menjelaskan bahwa pengguna Instagram yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU memilih isi media jejaring sosial tersebut sesuai dengan motif kebutuhan masing-masing individu yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi menurut McQuail yaitu: Informasi, Identitas Pribadi, Hubungan Personal, dan Pengalihan. Berkaitan dengan jenis media dan isi yang dipilih, konsep khalayak aktif memiliki kaitan dengan motif dan juga berarti khalayak mempunyai kecenderungan untuk mengolah makna atas informasi yang diperoleh. Dalam hal ini khalayak dapat memilih motif mana yang paling diinginkannya dalam penggunaan media jejaring sosial Instagram. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa motif yang paling besar dalam penggunaan Instagram adalah motif diversi (kesenangan) yaitu sebanyak 87 responden (89.7%) dari 97 responden penelitian di mana mereka menjawab sering dan sangat sering menggunakan media jejaring sosial Instagram untuk mengisi waktu luang (menghabiskan waktu) dengan menjelajahi timeline di Instagram karena pada timeline tersebut terdapat semua jenis gambar ataupun video yang diunggah oleh teman Instagram sehingga mereka dapat menyerap dan memaknai isi dari foto ataupun video yang ditampilkan pada timeline. Berdasarkan kepuasan yang diperoleh yaitu hasil penelitian menyatakan kepuasan yang diperoleh oleh pengguna jejaring sosial Instagram juga terdapat pada motif diversi (hiburan). yaitu dari 97 responden dalam penelitian sebanyak 91 responden (93.8%) menyatakan bahwa pengguna Instagram yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU merasa puas mendapatkan sebuah hiburan sebagai pelepasan ketegangan mereka sehari-hari yaitu Instagram mampu memberikan mereka hiburan dengan melihat foto-foto lucu dan menarik yang diunggah oleh teman-teman pengguna IG. Hal ini sangat berkaitan dengan motif penggunaan Instagram yaitu motif diversi (hiburan) dengan melihat timeline ketika mengisi waktu luang. Pada timeline tersebutlah para pengguna dapat melihat berbagai macam foto dan video baik yang lucu, menarik, sedih dan sebagainya. Namun kepuasan yang diperoleh mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 adalah mereka terhibur dan merasa kebutuhan mereka akan hiburan terpenuhi dengan melihat foto yang lucu dan menarik di instagram. Berdasarkan pembahasan di atas hal ini memperkuat teori Uses and Gratification yang menekankan bahwa khalayak itu aktif dalam memilih media mana yang harus dipilih untuk memenuhi kebutuhannya. Responden dalam penelitian ini memilih media Instagram dengan sengaja yaitu untuk mencapai
8
tujuan tertentu yaitu kepuasan akan hiburan untuk mengisi waktu luang ketika sedang bersantai. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil nilai dari motif tertinggi tersebut motif yang paling banyak digunakan dalam jejaring sosial Instagram adalah motif diversi (hiburan) di mana para pengguna Instagram menggunakan media jejaring sosial tersebut untuk menghibur mereka di saat mereka mengisi waktu luang dan bersantai untuk melepaskan ketegangan yang mereka rasakan sehari-hari di mana mereka dapat melepaskannya dengan menjelajahi timeline yang terdapat di instagram. 2. Hasil yang ditemukan bahwa kepuasan pemenuhan kebutuhan yang didapat oleh pengguna Instagram adalah pemenuhan akan diversi (hiburan) di mana mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU merasa mendapatkan sebuah hiburan sebagai pelepasan ketegangan mereka seharihari yaitu Instagram memberikan mereka hiburan dengan melihat foto-foto lucu yang diunggah oleh teman-teman mereka. Hal ini sangat berkaitan dengan motif penggunaan Instagram yang yaitu motif diversi hiburan dengan melihat timeline ketika mengisi waktu luang dari timeline tersebutlah para pengguna dapat melihat berbagai macam foto dan video baik yang lucu, menarik, sedih dan sebagainya. 3. Berdasarkan hasil hipotesis yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan program SPSS 16.0, diperoleh angka probabilitas hubungan antarvariabel “penggunaan Instagram” dan “pemenuhan kebutuhan penggunaan Instagram” ialah sebesar 0.000. Karena angka probabilitas yang diperoleh sebesar 0.000, yaitu < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya adalah terdapat hubungan antara penggunaan Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Berdasarkan hasil korelasi Spearman maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,596. Berdasarkan skala Guilford hasil 0,596 artinya adalah penggunaan Instagram memiliki hubungan yang cukup berarti terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU medan. Kemudian koefisien Determinasi (Kd) yang ditimbulkan dari motif penggunaan Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU bahwa kekuatan dari penggunaan Instagram adalah 59% dalam mempengaruhi pemenuhan kebutuhan (kepuasan dalam pemakaian Instagram dalam hal kognitif, diversi, personal identity, interaksi sosial) pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Hal tersebut bermakna bahwa hanya 59% pemenuhan kebutuhan (kognitif, diversi, personal identity, dan interaksi sosial) dipengaruhi oleh motif penggunaan Instagram. Selebihnya, yaitu 41% pemenuhan kebutuhan dipengaruhi oleh faktor lain.
9
Saran Instagram harus bisa memanfaatkan media jejaring sosial tersebut dengan sebaik-baiknya kearah yang lebih positif misalnya sebagai tempat penyaluran bakat fotografi sehingga dapat menginspirasi pengguna lainnya dalam hal konsep fotografi atau bisa memanfaatkan media jejaring sosial ini untuk memulai bisnis kecil dengan mempublikasikan produk yang dijual secara gratis tanpa harus repot beriklan. Media jejaring sosial memang sering dimanfaatkan untuk menambah popularitas atau sebagai ajang eksistensi diri agar lebih dikenal oleh orang lain. Namun belakangan ini jejaring sosial banyak disalah gunakan oleh pengguna nya seperti menjadi tempat ajang pamer karena selalu mengunggah foto atau video yang berkaitan dengan kehidupannya, dirinya, dan lingkungannya sehingga menimbulkan presepsi yang negatif oleh setiap individu. Hal inilah yang membuat para pengguna lainnya merasa kurang nyaman saat menggunakan media jejaring sosial tersebut. Daftar Referensi Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Mayarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Effendy, O.U. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Lister, M., Dovey, J., Giddings, dan Kelly, K. 2003. New Media: A Critical Introduction. London: Routledge. McQuail, Denis. 2002. Media Performance: Mass Communication and The Public Interest. London: Sage Publication. McQuail. Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6. Jakarta: Salemba Humanika. Morissan, M.A. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. Nawawi, Hadari. 2004. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:UGM Pers. Nuruddin. 2006. Komunikasi Massa. Malang: Casper. Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakaya. Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Saverin, W.J dan Tankard, J.W. 2008. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terpaan di dalam Media Massa. Jakarta: Kencana. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S. Boyd, Ellison. 2007. Social Network Site: Defenition, History and Scholarship. Journal of Computer-Mediated-Communication, Vol 13, Article 11,USA. www.Celular.co.id/berita/bnews/2013/08/4911/instagram-aplikasi-jejaring-sosialfoto-terfavorit. diakses pada tanggal 15 maret 2014.
10