PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN KE BAWAHAN (Downward Communication) TERHADAP IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI DIVISI MARKETING PT.CENTRAL ANEKA BUSANA
Di susun Oleh :
Nama Nim
: Nurul Qamariyyah : 44206110009
Disusun untuk memenuhi persyaratan gelar sarjana strata 1 Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat Universitas Mercu Buana Jakarta 2009
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul
: Pengaruh Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward Communication) terhadap Iklim Komunikasi Organisasi di Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana.
Nama
: Nurul Qamariyyah
NIM
: 44206110009
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Jakarta, Februari 2009
Mengetahui, Pembimbing
( Dra. Rosita Wiryandari )
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Nurul Qamariyyah
NIM
: 44206110009
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Judul
: Pengaruh Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward Communication) terhadap Iklim Komunikasi Organisasi di Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana. Jakarta, Februari 2009
Ketua Sidang
(Drs.Farid Hamid,M.Si)
Penguji Ahli
(Heri Budiyanto,S.Sos,M.Si)
Pembimbing
(Dra. Rosita Wiryandari,M.Si)
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Nurul Qamariyyah
NIM
: 44206110009
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Judul
: Pengaruh Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward Communication) terhadap Iklim Komunikasi Organisasi di Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana. Jakarta, Februari 2009
Ketua Sidang
(Drs.Farid Hamid,M.Si)
Penguji Ahli
(Heri Budiyanto,S.Sos,M.Si)
Pembimbing
(Dra. Rosita Wiryandari,M.Si)
ABSTRAK
NURUL QAMARIYYAH ( 44206110009 ) Pengaruh Komunikasi Atasan ke Bawahan (downward communication) terhadap Iklim Komunikasi Organisasi di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana, Jakarta Jumlah Halaman: xii + 100 halaman Kata Kunci : Komunikasi Atasan ke Bawahan, Iklim Komunikasi Organisasi Dalam suatu organisasi penting adanya interaksi sosial diantara anggota organisasi melalui proses komunikasi.Agar kerja organisasi efektif dan efisien diperlukan adanya hubungan antara atasan dan bawahan (downward communication). Hubungan atasan-bawahan yang terbuka dan percaya menciptakan kondisi yang baik terhadap kenyamanan dan kepuasan kerja serta kinerja dari anggota organisasi yang akhirnya akan mempengaruhi iklim komunikasi organisasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi Atasan ke Bawahan (downward communication) terhadap iklim komunikasi organisasi di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana. Teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari komunikasi organisasi, komunikasi atasan ke bawahan dan iklim komunikasi organisasi. Pada penelitian ini,menjabarkan dimensi komunikasi atasan ke bawahan yang dikemukakan oleh Muhammad Arni yaitu Instruksi tugas, rasional, ideologi, informasi, balikan, keterbukaan, kepercayaan pada pesan tulisan, pesan yang berlebih, timing, dan penyaringan. Sedangkan untuk iklim komunikasi organisasi ada 5 dimensi dari Redding yaitu supportiveness, pastisipasi membuat kepercayaan, kepercayaan, keterbukaan dan keterusterangan dan tujuan kinerja tinggi. Tipe penelitian ini adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survey. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Populasinya adalah seluruh karyawan di divisi marketing dengan menggunakan teknik sampling sensus yaitu sebanyak 50 responden karyawan sebagai sampel. Analisis data dilakukan melalui perhitungan uji validitas dan reliabilitas dengan metode alpha-Cronbach untuk uji instrumen penelitian, serta uji korelasi pearson product moment dan uji regresi dengan bantuan software SPSS versi 13.0. Hasil dari penelitian dapat diketahui pada variabel komunikasi atasan ke bawahan nilai yang paling baik pada dimensi instruksi tugas (86.8%) dan nilai rendah dimensi penyaringan (49%). Untuk nilai baik variable iklim komunikasi organisasi yaitu pada dimensi supportiveness (83.67%) dan nilai rendah pada dimensi tujuan kinerja tinggi (68.77%). Sedangkan berdasarkan angka koefisien korelasinya diperoleh 0.837 dan perhitungan regresinya Y=22.763+0.410x. Sehingga dapat diartikan bahwa komunikasi atasan ke bawahan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap iklim komunikasi organisasi. Jika komunikasi atasan ke bawahan baik/meningkat maka iklim komunikasi organisasi juga akan baik/meningkat.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi jurusan Public Relation Universitas Mercu Buana, Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit bantuan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, antara lain : 1.
Dra. Rosita Wiryandari M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran, kritik dan dukungan semangat dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ketua Bidang Studi Public Relations FIKOM UMB, Ibu Marheni F.K,S.sos.M.si.
3.
Bapak Farid Hamid Umarella,S.sos.M.si selaku Sekretaris Bidang Studi Public Relations FIKOM UMB.
4.
Ibu Irmulan Sati T. S.H,M.Si, Ibu Ida Anggraeni. S.Sos.Msi dan Bapak Amin Sar atas kritik dan masukannya selama penulisan skripsi ini
5.
Seluruh dosen di PKSM UMB yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama kuliah.
6.
Untuk Teh chacha, My Bro Adithia, saudara-saudara sepupu seluruh tante dan om, serta mas donny yang terus membantu dan mendukung
iii
dengan penuh kasih sayang dan doa agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 7.
Sahabat-sahabatku tercinta reni, mba endah,merry, esti, puput, henny, rida, dan pak edi serta temen-temen kantor di BII Customer Care yang gak bosen-bosen direpotkan tentang berbagai hal, mendengarkan segala keluhan dan kecerewatan serta yang terpenting 100% memberikan semangat pantang menyerah kepada penulis.
8.
Untuk Teman-teman seperjuangan di PKSM UMB angkatan 9, (mba wina,mba lina,kiki,stela,romi,ema,ajo,vidi,vosi dan anggun) atas kebersamaannya baik suka dan duka serta penuh dengan banyak kenangan yang
berkesan dan tidak bisa dilupakan. Semoga
pertemanan kita bisa terus menjadi abadi. Terus berkarya dan meraih segala impian amien..... 9.
Seluruh Staff TU Humas UMB terutama mas Mawi dan seluruh staff perpustakaan UMB
10.
Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pemulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima kasih ata segala kebaikan yang diberikan.
Jakarta, Januari 2009
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI................................................i ABSTRAKSI..........................................................................................................ii KATA PENGANTAR...........................................................................................iii DAFTAR ISI...........................................................................................................v DAFTAR TABEL...............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah………………………………..………………… 1
1.2
Rumusan Masalah ………………………………………………………. 7
1.3
Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. 7
1.4
Signifikansi Penelitian ………………………………………………….. 7 1.4.1 Signifikansi Akademis …………………………………………….. 7 1.4.2 Signifikansi Praktis …..……………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Organisasi …………………………………………………. 9
2.2
Komunikasi Atasan ke Bawahan (Dowward Comunication ) ………… 10 2.2.1
Tipe Komunikasi ke Bawah ……………………………………. 11
2.2.2
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi atasan ke bawahan…………………………………………………………..13
2.2.3
Metode komunikasi ke bawah …..................…………………… 13
v
2.2.4
Faktor yang mempengaruhi komunikasi atasan dengan bawahan ………………………………………………………….14
2.3
Iklim Komunikasi Organisasi ………………………………...………....15
2.4
Hipotesa .....................................................................................................18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe Penelitian ….................……....…………………….. ……………. 20
3.2
Teknik Pengumpulan Data ………………………..…………………..... 21
3.3
3.4
3.5
3.2.1
Data Primer …………………………………………………….. 21
3.2.2
Data Sekunder ………………………………………………….. 22
Populasi dan Sampel …………………………………………………… 22 3.3.1
Populasi ………………………………………………………… 22
3.3.2
Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel…….......……………. 23
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep ……………………….... 24 3.4.1
Definisi Konsep ………………………………………………… 24
3.4.2
Operasionalisasi Konsep ……………………………………….. 24
Teknik Analisis Data …………………………………............................ 28 3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………………….. 29 3.5.1.1 Uji Validitas ........................................................................29 3.5.1.2 Uji Reliabilitas ....................................................................30 3.5.2 Uji Korelasi ......................................................................................31 3.5.3 Uji Regresi .......................................................................................32 3.5.4
Pengujian Hipotesis .......................................................................34
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian ..........................................................35 4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan ……….....……………….. ………. 35 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ………………………...………………. 38 4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………………... …………. 38 4.1.4 Kegiatan Usaha Perusahaan………………... ………................…. 42
4.2
Hasil Penelitian..........................................................................................44 4.2.1 Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner.........................................44 4.2.2 Hasil Uji Validitas............................................................................44 4.2.3 Hasil Uji Realibilitas.........................................................................46 4.2.4 Karakteristik Responden...................................................................47 4.2.5 Analisa Data......................................................................................51 4.2.5.1 Variabel X : Komunikasi Atasan ke Bawahan......................51 4.2.5.2 Variabel Y : Iklim Komunikasi Organisasi...........................75 4.2.6 Hasil Analisa Uji Korelasi...............................................................89 4.2.7 Hasil Analisa Uji Regresi..................................................................90 4.2.8 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan................................................................................................98
5.2
Saran.........................................................................................................100
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
:Operasionalisasi Konsep Variabel X …………………………...23
Tabel 3.2
:Operasionalisasi Konsep Variabel Y …………………………. .25
Tabel 4.1
:Distribusi kuesioner dan Pengumpulan data ……………………41
Tabel 4.2
:Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ……………………………….43
Tabel 4.3
:Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y …………………………….....43
Tabel 4.4
:Identitas Responden berdasarkan Jenis Kelamin ……………….44
Tabel 4.5
:Identitas Responden berdasarkan Usia …………………………..45
Tabel 4.6
:Identitas Responden berdasarkan Pendidikan …………………...46
Tabel 4.7
:Identitas Responden berdasarkan Lama Bekerja ...........................47
Tabel 4.8
:Atasan memberikan instruksi kerja ..............................................48
Tabel 4.9
:Penjelasan terhadap pekerjaan yang dilakukan ............................49
Tabel 4.10
:Target pekerjaan yang diselesaikan .............................................50
Tabel 4.11
: Dimensi Instruksi Tugas ............................................................50
Tabel 4.12
:Atasan berdiskusi perihal pekerjaan ............................................51
Tabel 4.13
:Atasan berdiskusi perihal perkembangan dan persaingan ..........52
Tabel 4.14
:Atasan melakukan diskusi secara berkala ....................................52
Tabel 4.15
: Dimensi Rasional ........................................................................53
Tabel 4.16
:Atasan mendukung dan memotivasi ............................................54
Tabel 4.17
:Atasan memberikan bantuan saat kesulitan dalam bekerja ..........54
Tabel 4.18
:Atasan menjalin komunikasi diluar pekerjaan .............................55
Tabel 4.19
: Dimensi Ideologi .........................................................................56
Tabel 4.20
:Atasan menginformasikan perihal peraturan perusahaan ............56
Tabel 4.21
:Atasan menyampaikan kinerja perusahaan ..................................57
Tabel 4.22
: Dimensi Informasi .......................................................................58
Tabel 4.23
:Atasan memberikan penghargaan ................................................59
Tabel 4.24
:Atasan memberikan kritik/teguran/sanksi ....................................59
Tabel 4.25
:Dimensi Balikan ...........................................................................60
Tabel 4.26
:Atasan terbuka perihal informasi pekerjaan maupun ...................61
Tabel 4.27
:Atasan memberikan kesempatan memberikan pendapat/ide terkait pekerjaan ...........................................................................61 viii
Tabel 4.28
:Atasan memberikan kesempatan memberikan pendapat/ide terkait diluar pekerjaan ..................................................................65
Tabel 4.29
:Dimensi Keterbukaan ...................................................................65
Tabel 4.30
:Atasan berkomunikasi melalui memo ..........................................66
Tabel 4.31
:Dimensi Kepercayaan pada pesan tulisan ....................................67
Tabel 4.32
:Atasan memberikan informasi/instruksi yang dimengerti oleh karyawan ...............................................................................68
Tabel 4.33
:Banyak informasi tertulis dijadikan pedoman dalam bekerja ......69
Tabel 4.34
:Dimensi pesan yang berlebih .......................................................70
Tabel 4.35
:Atasan bertanya perihal pekerjaan yang saat ini dilakukan .........70
Tabel 4.36
:Atasan memberikan bantuan saat kesulitan dalam bekerja ..........71
Tabel 4.37
:Atasan memberikan toleransi waktu dalam bekerja ....................72
Tabel 4.38
:Dimensi timing .............................................................................73
Tabel 4.39
:Atasan memberikan informasi sesuai deskripsi pekerjaan ..........73
Tabel 4.40
:Atasan memberikan informasi sesuai masalah pekerjaan ............74
Tabel 4.41
:Dimensi penyaringan ...................................................................74
Tabel 4.42
:Bimbingan/Petunjuk kerja oleh atasan .........................................75
Tabel 4.43
:Solusi terhadap permasalahan ......................................................76
Tabel 4.44
:Penciptaan perasaan dibutuhkan/dihargai ....................................77
Tabel 4.45
:Dimensi Supportiveness................................................................77
Tabel 4.46
:Pemberian kesempatan dalam pengambilan keputusan ...............78
Tabel 4.47
:Kesempatan menyampaikan saran ...............................................79
Tabel 4.48
:Kesempatan menyampaikan kritik ...............................................79
Tabel 4.49
:Dimensi partisipasi membuat keputusan ......................................80
Tabel 4.50
:Kepercayaan pada kemampuan atasan dalam bekerja .................80
Tabel 4.51
:Kepercayaan terhadap rekan kerja dalam membantu pekerjaan...81
Tabel 4.52
:Kepercayaan terhadap atasan dalam menghargai pekerjaan ........82
Tabel 4.53
:Kepercayaan terhadap bantuan atasan dalam menghadapi Masalah .........................................................................................83
Tabel 4.54
:Dimensi kepercayaan ...................................................................83
Tabel 4.55
:Anggota perusahaan saling berbagai informasi mengenai pekerjaan .......................................................................84
ix
Tabel 4.56
:Anggota perusahaan saling berbagai informasi mengenai kinerja perusahaan .........................................................................85
Tabel 4.57
:Dimensi keterbukaan ....................................................................85
Tabel 4.58
:Pemberian gaji sesuai dengan job desk ........................................86
Tabel 4.59
:Pemberian reward atas prestasi kerja ...........................................87
Tabel 4.60
:Kesejahteraan terhadap karyawan ................................................88
Tabel 4.61
:Dimensi tujuan kinerja tinggi .......................................................88
Tabel 4.62
: Analisa Korelasi ..........................................................................89
Tabel 4.63
: Analisa Regresi ...........................................................................91
Tabel 4.64
:Tren linear pengaruh komunikasi atasan ke bawahan terhadap iklim komunikasi organisasi ........................................92
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
: Grafik Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……...47
Gambar 4.2
: Grafik Responden Berdasarkan Usia …………………………..48
Gambar 4.3
: Grafik Responden Berdasarkan Pendidikan …………………..49
Gambar 4.4
: Grafik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ………………...50
Gambar 4.5
: Grafik Dimensi Instruksi Tugas ……………………………….54
Gambar 4.6
: Grafik Dimesi Rasional ………………………………………..56
Gambar 4.7
: Grafik Dimesi Ideologi ………………………………………...59
Gambar 4.8
: Grafik Dimesi Informasi ………………………………………61
Gambar 4.9
: Grafik Dimesi Balikan ………………………………………...63
Gambar 4.10
: Grafik Dimesi Keterbukaan …………………………………...66
Gambar 4.11 : Grafik Dimesi Kepercayaan pada pesan Tulisan ………………67 Gambar 4.12
: Grafik Dimesi Pesan Yang berlebih …………………………..70
Gambar 4.13
: Grafik Dimesi Timing …………………………………………73
Gambar 4.14
: Grafik Dimesi Penyaringan ……………………………………75
Gambar 4.15
: Grafik Dimesi Supportiveness ………………………………...78
Gambar 4.16 : Grafik Dimesi Partisipasi membuat Keputusan ………………..80 Gambar 4.17
: Grafik Dimesi Kepercayaan …………………………………...84
Gambar 4.18
: Grafik Dimesi Keterbukaan …………………………………...86
Gambar 4.19 : Grafik Dimesi Tujuan Kinerja Tinggi ………………………….89
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Struktur Organisasi
Lampiran 2
: Kuesioner
Lampiran 3
: Coding Sheet Identitas Responden
Lampiran 4
: Coding Sheet Hasil Kuesioner Variabel X
Lampiran 5
: Coding Sheet Hasil Kuesioner Variabel Y
Lampiran 6
: Uji Validitas Variabel X
Lampiran 7
: Uji Validitas Variabel Y
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya perubahan, perkembangan dan inovasi yang terjadi
segala bidang, menyebabkan
persaingan di dunia bisnis semakin kompetitif.
Masing-masing berusaha untuk menjadi yang terdepan, unggul dan pemenang di dalam persaingan. Seiring dengan perkembangan zaman tersebut, maka di dalam suatu organisasi, dalam
hal ini adalah perusahaan tentunya dituntut untuk harus
meningkatkan pengelolaan organisasinya yang mencangkup seluruh aspek/faktor yang terdapat di dalam organisasinya tersebut secara berkesinambungan tentunya sesuai dengan visi dan misi perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan agar dapat terus bertahan sebagai sebuah organisasi yang eksis dan produktif. Sebuah organisasi itu dibentuk sebagai sebuah wadah yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas tertentu secara teratur bagi tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati bersama.1 Organisasi mempunyai struktur, tujuan, dan saling berhubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. “Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab”.2
1 2
Alo Liliweri, Wacana Komunikasi Organisasi, Mandar Maju, Bandung, 2004, hal 10 Muhammad Arni, Komunikasi organisasi, Bumi aksara, Jakarta,2007, hal 22
1
Karena organisasi merupakan sebuah wadah tempat berkumpulnya sejumlah orang melalui hierarki sebagai langkah untuk mencapai tujuan utama maka penting di dalam organisasi adanya interaksi sosial diantara anggota organisasi melalui proses komunikasi dalam upaya pertukaran dan penyebaran informasi. Komunikasi adalah kegiatan utama manusia untuk saling berinterkasi begitu pula halnya dengan organisasi hidupnya suatu organisasi akan sangat tergantung dari unsur komunikasi itu sendiri. Tanpa komunikasi, organisasi tidak bisa berjalan dengan baik dan efektif.3 Komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara para pengirim informasi dengan para penerima pada semua level dalam organisasi.4 Selain itu, komunikasi adalah faktor penting
dalam organisasi,
menurut Davis dan John dalam buku Perilaku Organisasi : Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Kerjasama juga menjadi sesuatu yang muskil, karena orang-orang tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka kepada orang lain. Dengan yakin kita dapat mengatakan bahwa setiap tindakan komunikasi mempengaruhi organisasi dengan cara tertentu.5
3
F.Rachmadi,Public Relations dalam Teori dan Praktek,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,1996,hal. 69 4 Alo Liliweri,Wacana Komunikasi Organisasi, Mandar Maju, Bandung, 2004,hal 30 5 Keith Davis and John Newstrom W, Perilaku Organisasi Jilid 2, edisi 7, Erlangga, Jakarta, 1985, hal 151
2
Komunikasi merupakan tanggung jawab dari setiap karyawan yang bekerja di organisasi. Komunikasi tidak dapat dikhususkan semata-mata hanya kepada bagian atau orang tertentu saja namun setiap orang harus melaksanakan komunikasi sesuai dengan peranannya masing-masing mulai dari direktur utama,staff sampai karyawan biasa. Adapun tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of reference) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi. Keseluruhan hal tersebut harus berjalan seiringan agar kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik secara efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Hubungan yang paling umum dan mungkin paling penting untuk kerja organisasi secara efektif dan efisien adalah hubungan antara atasan-bawahan yang menciptakan serangkai hubungan atasan-bawahan diseluruh organisasi.6 Komunikasi dari atasan ke bawahan dilakukan didalam memberikan informasi dan instruksi perihal pekerjaan yang harus dilakukan oleh bawahannya. Hal tersebut sangatlah
penting dikarenakan membawa pengaruh yang besar
terhadap organisasi. Adanya hubungan komunikasi atasan-bawahan yang terbuka, percaya dan efektif dapat menciptakan suatu kondisi yang menyenangkan dalam organisasi yang kemudian berpengaruh terhadap kepercayaan, kepuasan kerja dan
6
R Wayne Pace &Don F Paules, Komunikasi organisasi: strategi meningkatkan kinerja perusahan, PT.Remaja Rosdakarya,Bandung, 1998, hal 204
3
kenyamanan karyawan yang pada akhirnya ikut menentukan kinerja dan produktifitas karyawan. Komunikasi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan biasanya terdapat permasalahan yang diantaranya yaitu pola interaksi, keterbukaan, pengaruh ke atas, jarak informasi-semantik, atasan efektif versus atasan tidak efektif, sifat-sifat pribadi, umpan-balik dan pengaruh variabel-variabel organisasi sistemik pada kualitas umum komunikasi atasan-bawahan7 komunikasi atasan- bawahan sering kurang mendapat perhatian dari para pelaku organisasi, hal ini dapat diihat dari timbulnya hambatan-hambatan, ketidakharmonisan, kesalapahaman atas proses komunikasi yang terjadi tentunya dapat menimbulkan
terjadinya hubungan / interaksi kerja yang kurang baik
diantara para anggota organisasi dan apabila hal ini dibiarkan terus terjadi akan menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap gairah kerja,motivasi, konsentrasi kerja dari masing-masing anggota organisasi yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap iklim komunikasi oganisasi. Padahal iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim komunikasi mempengaruhi usaha anggota organisasi.8 Iklim komunikasi organisasi dapat diartikan sebagai fungsi kegiatan kerja yang terdapat dalam organisasi untuk mewujudkan persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka, menaruh perhatian dan secara aktif meminta pendapat mereka serta memberi penghargaan atas standrat kerja yang baik terhadap karyawan. Pemahaman ini berdasarkan pendapat Redding mengenai iklim komunikasi organisasi. 7 8
Keith Davis &Jhon Newstron, Perilaku Dalam Organisasi,jilid 1,Erlangga,1985,hal.44 R Wayne Pace & Don F Paules, Komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahan, Remaja Rosdakarya,Bandung,1998, hal 155
4
Iklim komunikasi organisasi merupakan hal yang perlu menjadi perhatian seorang pimpinan karena faktor tersebut banyak sedikitnya ikut mempengaruhi tingkah laku karyawan. Maka dari itu sangat diperlukan dan dilakukan hubungan komunikasi atasan dengan bawahan. Iklim komunikasi yang baik mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan dan cenderung serta mendukung komitmen pada organisasi. Iklim komunikasi yang tidak baik akan dapat merusak keputusan yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi dan menyebabkan kelambanan karyawan, pemogokan yang merugikan, penurunan semangat kerja karyawan, yang akhirnya akan menyebabkan penurunan hasil perusahaan. Ciri-ciri Public Relations (PR) menjelaskan tugas kegiatan seorang public relations. Adapun ciri-ciri yang hakiki tersebut adalah komunikasi yang bersifat timbal balik, kegiatan yang dilakukan seseorang PR terdiri atas penyebaran informasi, pembuatan persuasi terhadap karyawan dan pengkajian pendapat umum. Dimana hal tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi dan menjangkau khalayak PR sehingga menimbulkan efek yang diharapkan , yaitu terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak khususnya untuk public internal mulai dari pimpinan tertinggi sampai bawahan terendah. Maka, dalam komunikasi organisasi tentunya PR sangat diperlukan dalam menjalankan komunikasi manajemen dalam suatu organisasi dengan baik dan lancar yang tentunya dapat memperngaruhi iklim komunikasi dari organisasi itu sendiri.
5
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih penelitian perihal komunikasi Atasan ke Bawahan (downward communication) terhadap iklim komunikasi Organisasi. Divisi Marketing PT Central Aneka Busana (CAB) dipilih oleh peneliti karena divisi ini memiliki aktivitas yang lebih kompleks dari divisi-divisi lain dimana adanya target yang ditetapkan dalam memenuhi angka penjualan pada setiap periode, sehingga sangat diperlukannya atasan berkomunikasi dengan bawahannya untuk menyampaikan berbagai informasi,target dan kebijakan perusahaan pada umumnya dan divisi pada khususnya. Dengan memiliki pola komunikasi vertikal di dalam organisasinya, dimana informasi mengalir dari tingkat atasan ke tingkat yang lebih rendah (staff atau karyawan) apabila komunikasi mengenai pelaksanaan tugas, perintah ataupun kegiatan komunikasi lainnya yang terjadi tidak cepat dan tepat dari pihak manajemen tingkat atas kepada para staff ataupun bawahan maka hal ini dapat menyebabkan timbulnya desas-desus, gosip yang pada akhirnya akan menggangu iklim komunikasi dalam perusahaan. Jika dilihat dari komunikasinya dalam divisi marketing PT Central Aneka Busana, kurang adanya keterbukaan antara atasan dengan bawahan dimana tidak semua bawahan mendapatkan atau mengetahui informasi yang seragam dan jelas perihal pekerjaan / perusahaan. Atasan cenderung hanya sebatas menyampaikan informasi tanpa memaparkan secara jelas/lengkap terhadap informasi yang disampaikan ke bawahan, hal ini tentunya dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam anggota perusahaan yang dapat mempengaruhi iklim komunikasi perusahaan.
6
Untuk itu, peneliti memfokuskan penelitian untuk melihat sejauhmana pengaruh dari komunikasi atasan ke bawahan (downward
communication)
terhadap Iklim komunikasi organisasi di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana, karena iklim komunikasi organisasi yang baik dapat menyebabkan para karyawan dapat bekerja dengan tenang dan nyaman serta dapat memberikan kemampuannya secara maksimal, sehingga dapat mencapai target dan tujuan yang selama ini telah ditetapkan oleh perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan
masalah dalam
latar belakang permasalahan, maka adapun
penelitian ini
rumusan
adalah sejauhmana pengaruh komunikasi
Atasan ke Bawahan (downward communication) terhadap iklim komunikasi organisasi di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana ?
1.3
Tujuan Penelitian Objek Penelitian Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh komunikasi Atasan ke
Bawahan (downward communication) terhadap iklim komunikasi organisasi di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana.
1.4
Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan studi yang berkaitan
7
dengan Ilmu Komunikasi yang menyangkut aspek komunikasi Atasan ke Bawahan (downward communication) dan iklim komunikasi organisasi. 1.4.2 Signifikansi Praktis Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan memberikan kontribusi bagi pimpinan di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana dalam mengetahui keadaan komunikasi Atasan ke Bawahan (downward comunication) dan iklim komunikasi yang terjadi di perusahaan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam
hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.9 Definisi
komunikasi
organisasi
yang
dikemukakan
Louis
Allen
mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk memastikan bahwa seluruh karyawannya mengetahui dan memahami (a) informasi mengenai rencana perusahaan ke depan, (b) kebijakan dan perubahan kebijakan perusahaan dan (c) status kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Upaya tersebut dilakukan melalui berbagai cara baik interaksi antar pimpinan dengan bawahan, petemuan rutin maupun sarana-sarana lainnya.10 Sedangkan dalam buku Perilaku Organisasi, komunikasi organisasi merupakan proses aliran (pengiriman dan penerima) pesan-pesan yang berorientasi tujuan diantara sumber-sumber komunikasi dalam suatu pola dan melalui suatu medium atau media.11 9
R Wayne Pace & Don F Paules, Komunikasi organisasi: strategi meningkatkan kinerja perusahan, PT.Remaja Rosdakarya,Bandung, 1998, hal 31 10 Louis A.Allen, Management & Organization, Mc Graw Hill, Singapore, 1958, hal.327 - 329 11 Pareek Uday,Perilaku Organisasi, Balai Pustaka, Jakarta, 1984, hal 97
9
Dari beberapa definisi di atas menurut penulis dalam komunikasi organisasi ada 2 faktor utama yaitu komunikasi dan organisasi. Dimana di dalam organisasi terdapat unit-unit atau bagian saling berinteraksi dalam pengiriman dan penerimaan informasi melalui suatu hierarki/jenjang kerja untuk bersama-sama mencapai tujuan dari organisasi.
2.2
Komunikasi Atasan ke Bawahan (downward communication ) Downward Communication atau komunikasi ke bawah dalam sebuah
organisasi memiliki pengertian yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah.12 Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum.13 Pada Downward Communication memiliki fungsi,14 yaitu : 1. Pemberian atau instruksi kerja, bentuknya perintah, arahan , penerangan, manual kerja, uraian tugas. 2. Penjelasan dari pimpinan mengenai mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan. Dalam kerangka yang lebih luas, fungsi ini adalah untuk menolong pekerja menyadari bagaiman tugas mereka membantu organisasi dalam mencapai tujuan. 12
R Wayne Pace & Don F Paules, Komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahan, Remaja Rosdakarya,Bandung,1998, hal 184 13 Muhammad Arni,Komunikasi organisasi, Bumi aksara, Jakarta,2007, hal 108 14 Soemirat,Soleh; Ardianto, Elvinaro dan Suminar, Yenny Ratna, Buku Materi Pokok Komunikasi Organisasional, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal.2.14
10
3. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku. Seperti, bagaimana waktu kerja, cara pengaturan gaji yang diterima, asuransi kesehatan, cuti, penghargaan dan hukuman. 4. Penyampaian informasi mengenai bagaimana penampilan pekerja, tetapi juga termasuk kemampuan menjalankan pekerjaan dan memperlihatkan daya tahan dalam keberhasilan kerja. Dapat pula sebagai pemeberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 5. Pemberian informasi bagaimana mengembangkan misi perusahaan. Hal ini mencakup loyalitas karyawan terhadap organisasi dan kontribusi terhadap masyarakat dan merupakan unsur penting dalam kekuatan organisasi.
2.2.1 Tipe Komunikasi ke bawah Komunikasi dari atasan ke bawahan dapat diklasifikasikan atas 5 (lima) tipe yaitu : 1. Instruksi tugas Instruksi tugas atau pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. 2. Rasional Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya.
11
3. Ideologi Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 4. Informasi Pesan Informasi dimaksudkan untuk memperkuat bawahan dengan praktik-praktik organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. 5. Balikan Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya.Salah satu bentuk sederhana dari balikan adaah pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakkan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik balikannnya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut15
15
Muhammad Arni,Komunikasi organisasi, Bumi aksara, Jakarta,2007, hal 109
12
2.2.2 Informasi yang disampaikan dalam komunikasi atasan ke bawahan Katz & Kahn menjelaskan bahwa ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan.16 yaitu: 1.Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan. 2.Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan. 3.Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. 4. Informasi mengenai kinerja pegawai. 5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).
2.2.3 Metode Komunikasi ke bawah Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pace dalam buku Komunikasi Organisasi mengemukakan empat klasifikasi metode yaitu: metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar.17 Level mengadakan survei mengenai pemakaian bermacam metode yang dikombinasikan dengan situasi tertentu dalam orgaisasi. Dari hasil survei tersebut disimpulkan bahwa metode yang paling efektif adalah metode lisan yang diikuti dengan tulisa. Selain itu juga ditemukan bahwa metode lisan saja paling efektif digunakan untuk memberikan informasi yang memerlukan tindakan di
16
R Wayne Pace & Don F Paules, Komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahan, Remaja Rosdakarya,Bandung,1998, hal 185 17 Muhammad Arni,Komunikasi organisasi, Bumi aksara, Jakarta,2007, hal 114
13
masa yang akan datang memberikan teguran atau menyelesaikan perselisihan di antara anggota organisasi. Metode tulisan saja paling efektif digunakan untuk memberikan informasi yang memerlukan tindakan di masa yang akan datang , memberikan informasi yang bersifat umum, dan tidak memerlukan kontak personal.18
2.2.4 Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Atasan dengan Bawahan Arus komunikasi dari pada atasan kepada bawahan tidak selalu berjalan lancar, tetepai dipengaruhi oleh berbegai faktor antara lain sebagai berikut19 : 1. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. 2. Kepercayaan pada pesan tulisan Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka.
18 19
Muhammad Arni,Komunikasi organisasi, Bumi aksara, Jakarta,2007, hal 115 Ibid, hal 110-112
14
3. Pesan yang berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan dikirimkan secara tertulis maka karyawan
dibebani
dengan
memo-memo,
buletin,
surat-surat
pengumuman, majalah dan pernyataan kebijaksanaan sehingga banyak sekali pesan –pesan yang harus dibaca oleh karyawan. Karyawan hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain dibiarkan saja tidak dibaca. 4. Timing Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak potensial kepada tingkah laku karyawan. 5. Penyaringan Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah semuanya diterima oleh mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan.
2.3
Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi adalah gabungan dari persepsi-persepsi, suatu evaluasi
makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersonal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut.20
20
R Wayne Pace & Don F Paules, Komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahan, Remaja Rosdakarya,Bandung,1998, hal 147
15
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur unsur organisasi dan pengaruh unsur - unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambungan melalui interaksi dengan anggota oganisasi lainnya. Pengaruh ini menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengauhi pesan-pesan mengenai organisasi.21 Iklim komunikasi yang
penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. 22 Keberadaan iklim komunikasi organisasi sangatlah penting, karena iklim komunikasi organisasi mempengaruhi cara hidup kita, kepada siapa kita berbicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita, bagaimana kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang ingin kita capai, dan bagaimana cara beradaptasi. Iklim komunikasi penting karena mengkaitkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku organisasi. Jadi dengan mengetahui sesuatu iklim suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu.23 Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konseksuensi penting bagi pergantian dan masa kerja (turn over) pegawai dalam organisasi. Iklim
21
R Wayne Pace & Don F Paules, Komunikasi organisasi strategi meningkatkan kinerja perusahan, Remaja Rosdakarya,Bandung,1998, hal 149 22 Muhammad Arni,Komunikasi organisasi, Bumi aksara, Jakarta,2007, hal.85 23 Ibid, hal 148
16
komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen dalam organisasi.24 Menurut Redding dalam Pace & Faules dalam Kriyantono, Iklim Komunikasi Organisasi merupakan fungsi kegiatan (kerja) yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.25 Berdasarkan penjabaran teori diatas, penulis memilih 5 (lima) dimensi yang dikemukakan oleh Redding untuk menjadi indikator penelitian. Adapun pemahaman Kriyantono tentang lima dimensi penting iklim komunikasi yang dikemukakan Redding (Goldhaber,1986) dalam Kriyantono, yaitu :26 1. Supportiveness Dimensi dukungan atau Supportiveness dalam organisasi memberikan pemahaman tentang persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau
24
Ibid, hal 156 Rachmat Kriyantono,Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,Komunikasi Pemasaran, Jakarta:Kencana,2006,hal.119-120 26 Ibid.,121-122 25
17
dukungan organisasi kepada karyawannya dan dukungan karyawan kepada organisasinya. 2. Partisipasi membuat keputusan Dimensi partisipasi membuat keputusan anggota organisasi berpersepsi tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama. 3. Kepercayaan Dimensi kepercayaan menjelaskan tentang persepsi anggota organisasi mengenai seberapa jauh atasan, bawahan dan sesama rekan kerja dapat dipercaya. 4. Keterbukaan dan keterusterangan Dimensi keterbukaan dan keterusterangan mengungkapkan tentang persepsi anggota organisasi terhadap keterbukaan organisasi melalui informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi. 5. Tujuan kinerja yang tinggi Tujuan kinerja yang tinggi adalah mengenai persepsi anggota organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memiliki tujuan kinerja tinggi.
2.4
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan kesimpulan yang bersifat sementara, sehingga perlu
dilakukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya, biasa disebut hipotesis nol (Ho).
18
Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat dua variabel pokok dalam penelitian ini, yaitu: - Variabel X : Komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) - Variabel Y : iklim komunikasi organisasi Sehingga hipotesis yang muncul sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Komunikasi Atasan ke Bawahan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi. Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Komunikasi Atasan ke Bawahan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi.
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif korelasional
dimana penelitian yang menghubungkan 2 variabel atau lebih. Tujuannya lebih kepada pengumpulan data dan penguraiannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan permasalahan penelitian. Jenis penelitian yang digunakan tersebut didasarkan dikarenakan pada penelitian ini, hendak menghubungkan variabel yang satu dengan yang lain, yakni
pengaruh
variabel
komunikasi
atasan
ke
bawahan
(downward
communication) terhadap variabel iklim komunikasi organisasi. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat dalam pemgumpulan data. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili polulasi tertentu.27 Metode Kuantitatif ini banyak dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. 28 Penggunaan pendekatan kuantitatif yang dipilih dalam penelitian ini merupakan data dapat di ukur, bukan merupakan sesuatu yang abstrak. Kelebihan
27
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,Public Relations,Advertising,Komunikasi Organisasi,Komunikasi Pemasaran,Jakarta,Kencana Prenada Media Group,2006,hal.69. 28 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, PT.Adi Mahasatya, Jakarta, 2002, hal.10
20
dari pendekatan kuantitatif ini yakni semua data yang diperoleh dapat di ukur dengan angka, sedangkan kelemahan dalam pengukuran semacam ini dalam penelitian dapat berubah-rubah karena sesuai dengan persepsi atau pandangan dari populasi yang dijadikan objek penelitian saat itu. 29
3.2
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan 2 ( dua ) cara yaitu : 3.2.1 Data Primer Dilakukan dengan cara kuesioner merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif (option) jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan atau pendapat pribadinya.30 Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi sampel penelitian. Kuesioner yang terdiri atas 2 variabel sesuai dengan variabel penelitiannya yang akan dikembangkan sendiri oleh peneliti. Kelebihan dari kuesioner biasanya pertanyaan yang dirumuskan dapat lebih sistemastis, terarah dan lebih cermat. Sedangkan kelemahan dari kuesioner – karena sifat pertanyaan yang bersifat tertutup maka lebih kau, ruang lingkup lebih terbatas, kurang memberi kesempatan yang lebih
29
Husein Umar, Metode Riset Komunikasi Organisasi: Sebuah pendekatan kuantitatif dilengkapi dengan contoh proposal dan hasil riset komunikasi organisasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2003, hal 30 Bagong Suyanto & Sutinah,Metode Penelitian Sosial:Berbagai alternatif pendekatan,Kencana, Jakarta,2007, hal.60
21
luas kepada responden untuk memberi jawaban dan acap kali jawaban tidak mendalam.31 3.2.2
Data Sekunder Data sekunder, merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Peneliti mengumpulkan data sekunder dengan melakukan studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara mencari data atau informasi riset melalui buku – buku, referensi, literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti baik itu secara langsung maupun
tidak
langsung.
3.3
Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah total manusia yang dijadikan responden atau yang cukup relevan dengan suatu penelitian.32 Selain itu populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari.33 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di Divisi Marketing PT Central Aneka Busana yang berlokasi di Jl. Daan
31
Bagong Suyanto & Sutinah,Metode Penelitian Sosial:Berbagai alternative pendekatan,Kencana, Jakarta,2007, hal.62 32 Masri Singarimbun & Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1995, hal 3 33 Sugiono, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2002, hal 55
22
Mogot Km 19 Pergudangan 3 Blok GG/8-V Jakarta yang berjumlah 50 orang.34
3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah kelompok yang terseleksi dari populasi besar dan sampel hendaknya mewakili populasinya.35 Sampel: A sample is a subset of a population. (Sampel adalah sebuah set pengganti dari sebuah populasi)36 Metode sampling adalah bagaimana berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang presentatif.37 Dalam pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Sampling Sensus atau Sampling Jenuh, adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota digunakan sebagai sampel.38 Maka sampel yang digunakan merupakan total populasi yaitu seluruh karyawan Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana berjumlah 50 orang.Dengan demikian, sampel adalah 100% dari jumlah populasi sehingga dapat digeneralisasi hasilnya ke dalam populasi penelitian.
34
Data dari bagian HRD PT CAB, 2008. Andi Bulaeng, Metode Penelitian Kontenporer, Andi Yogyakarta, 2004, hal.131 36 Ronald E.Walpole,Introduction to statitistic,Macmillan Publishing co.Inc.New York,1982,hal 7 37 Burhan Bungin, Metode penenlitian:Komunikasi ekonomi dan kebijakan publik serta ilmu-ulmu sosial lainnya,Predana Media,Ed.1, Jakarta, 2005, hal 105 35
38
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2002, hal.54.
23
3.4
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 3.4.1 Definisi Konsep 3.4.1.1 Komunikasi
Atasan
ke
Bawahan
(downward
communication) Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan
komunikasi
ke
bawah
digunakan
untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan,
tujuan,
disiplin,
perintah,
pertanyaan
dan
kebijaksanaan umum 3.4.1.2 Iklim Komunikasi Organisasi Iklim komunikasi organisasi adalah gabungan dari seluruh kegiatan komunikasi, harapan-harapan, dan perilaku manusia yang terjadi didalam organisasi.
3.4.2 Operasionalisasi Konsep Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (Independent) adalah Komunikasi Atasan ke Bawahan (downward communciation)
dan
yang
merupakan
variabel
tergantung
(dependent) adalah Iklim komunikasi organisasi Operasionalisasi konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
24
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Variabel X Variabel
Dimensi
Variabel Bebas (Independent) Komunikasi Atasan Ke Bawahan (Downward Communication)
1.Instruksi Tugas
2. Rasional
3. Ideologi
4. Informasi
5. Balikan
6. Keterbukaan
Indikator a. Atasan memberikan instruksi mengenai pekerjaan yang anda lakukan b. Atasan memberikan penjelasan bagaimana anda harus melakukan pekerjaan c. Atasan memberikan instruksi berupa target pekerjaan yang harus anda selesaikan a. Atasan melakukan diskusi dengan anda perihal pekerjaan b. Atasan melakukan diskusi dengan anda perihal perkembangan dan persaingan perusahaan c. Atasan melakukan diskusi dengan anda secara berkala
a Atasan mendukung dan memotivasi anda dalam bekerja b. Atasan memberikan bantuan pada saat anda kesulitan / ada masalah dalam bekerja. c. Atasan menjalin komunikasi dengan anda diluar masalah pekerjaan. a. Atasan menginformasikan kepada anda perihal peraturan perusahaan b. Atasan menyampaikan kinerja perusahaan kepada anda c. Atasan menginformasikan kepada anda perihal kegiatan perusahaan a. Atasan memberikan penghargaan berupa pujian atau reward bila anda melakukan pekerjaan dengan baik atau memuaskan b. Atasan memberikan kritik / teguran / sanksi bila anda tidak melakukan pekerjaan dengan baik atau memuaskan a. Atasan bersikap terbuka kepada anda perihal informasi / kebijakan baik yang berkenaan dengan pekerjaan maupun perusahaan.
25
Skala Likert (SS, S, KS, TS, STS)
b. Atasan memberikan kesempatan kepada Anda untuk memberikan pendapat/ide yang terkait dengan pekerjaan c. Atasan memberikan kesempatan kepada Anda untuk memberikan pendapat/ide yang terkait diluar pekerjaan 7.Kepercayaan pada pesan tulisan
a. Atasan berkomunikasi dengan anda melalui email b. Atasan berkomunikasi dengan anda melalui sms c. Atasan berkomunikasi dengan anda melalui memo d. Atasan berkomunikasi dengan anda melalui papan pengumuman
8.Pesan berlebih
a. Informasi atau instruksi kerja yang diberikan atasan diterima atau dimengerti oleh anda b. Banyak Informasi tertulis yang dijadikan pedoman dalam membantu kelancaran aktivitas pekerjaan Anda
yang
9.Timing
a. Atasan bertanya perihal pekerjaan yang anda lakukan saat ini sebelum memberikan pekerjaan lain b. Atasan mengetahui perihal beban pekerjaan yang anda lakukan c. Atasan memberikan toleransi waktu kepada anda dalam melakukan pekerjaan
10. Penyaringan
a. Atasan memberikan informasi sesuai dengan deskripsi pekerjaan anda b. Atasan memberikan informasi sesuai dengan masalah pekerjaan c. Atasan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan
26
Tabel 3.2 Operasionalisasi Konsep Variabel Y Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
1. Supportiveness
a. Atasan memberikan bimbingan/petunjuk kepada anda dalam bekerja b. Atasan membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang anda hadapi c. Atasan menciptakan kondisi dimana anda merasa dibutuhkan dan dihargai keberadaannya.
Likert
Variabel Terikat (Dependent) Iklim Komunikasi Organisasi
2.Partisipasi membuat keputusan
3. Kepercayaan
a. Anda diberikan kesempatan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan b. Anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran c. Anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan kritik a.Anda percaya terhadap kemampuan atasan dalam menjalankan pekerjaanya b. Anda percaya bahwa rekan kerja membantu anda dalam bekerja c. Anda percaya bahwa atasan menghargai pekerjaan yang anda lakukan d. Anda percaya bahwa atasan akan membantu jika anda mengalami masalah dalam bekerja e. Anda percaya bahwa atasan mampu menyelesaikan konflik yang terjadi dalam pekerjaan
4. Keterbukaan Dan Keterusterangan
a. Atasan, anda dan rekan kerja saling berbagi informasi mengenai pekerjaan b. Atasan, anda dan rekan kerja saling berbagi informasi mengenai perusahaan c. Atasan, anda dan rekan kerja saling berbagi informasi mengenai kinerja perusahaan
5. Tujuan kinerja tinggi
a. Perusahaan memberikan imbalan berupa gaji sesuai dengan job desk anda b. Perusahaan memberikan reward (bonus/promosi) jika anda berprestasi dalam bekerja c. Perusahaan menjamin kesejahteraan anda d. Perusahaan memberikan evaluasi terhadap kinerja anggota perusahaan termasuk anda, rekan kerja & atasan
27
(SS, S, KS, TS, STS)
3.5 Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, untuk pengolahan data dimana data yang diperoleh dari kuesioner kemudian diolah. Tahap-tahap pengolahan data itu adalah39 : 1. Editing : data dilihat kelengkapannya 2. Coding : setiap data diberi kode tertentu dan biasanya berupa angka 3. Scoring : memberi skor pada setiap data 4. Tabulasi : memasukkan data ke dalam kertas tabulasi 5. Merekap data : memasukkan data ke dalam tabel frekuensi dan/atau tabel silang
Selanjutnya dilakukan analisis data, dimana secara metodelogis, yang disebut analisis data adalah kegiatan untuk menyederhanakan data kuantitatif agar mudah dipahami. Hasil dari analisis data tersebut biasanya berupa data dalam tabel frekuensi dan/atau tabel silang, baik yang disertai perhitungan statistik maupun tidak. Dengan perhitungan statistik, akan tampak apakah asosiasi dan/atau korelasi antara 2 (dua) variabel yang diteliti memang terjadi secara sistematis atau hanya terjadi secara kebetulan. 40 Di dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan akan diukur dengan menggunakan skala Likert yaitu skala yang dikembangkan pertama kali oleh Rensis Likert dan sering disebut sebagai method of summated ratings, artinya
39
Bagong Suyanto & Sutinah,Metode Penelitian Sosial:Berbagai alternatif pendekatan,Kencana, Jakarta,2007, hal.139 40 Ibid, Hal 140
28
nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai nilai total.41 Kriteria penilaian untuk masing-masing indikator dinyatakan melalui pernyataan dalam kuesioner dengan skala penilaian sebagai berikut : Skor 1. untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 2. untuk jawaban Tidak Setuju (TS) Skor 3. Untuk jawaban Kurang Setuju ( KS ) Skor 4. untuk jawaban Setuju (S) Skor 5. untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabililitas Untuk mengetahui kevalidan dan reliabilitas kuesioner penelitian ini, maka terlebih dahulu akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada item-item dalam kuesioner yang menjadi indikator variabel komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) dan iklim komunikasi organisasi.
3.5.1.1 Uji Validitas Uji Validitas instrumen digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika
pertanyaan
pada
kuesioner
mampu
untuk
mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
41
Rosady Ruslan, Metode penelitian public relations dan komunikasi., PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 196
29
Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 13.0. 42 Kriteria pengujian validitas melalui SPSS: Valid
= Sig (Probabilitas) < 0.05
Tidak Valid
= Sig (Probabilitas) > 0.05
3.5.1.2 Uji Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan koefisien reliability Alpha Cronbach yang perhitungannya menggunakan prosedur reliabilitas pada paket program SPSS for Windows Ver.13.0. Reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Uji reliabilitas digunakan untuk mengkur keakuratan dan presisi jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas akan dilakukan dengan metode alpha-Cronbach. Adapun skala pengukuran tingkat reliabilitas instrumen penelitian dapat diinterpretasikan sebagai berikut:43
42 43
Ghozali, Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS, Semarang: Undip, 2001, hal.133. Triton,PB,SPSS 13 Terapan:Riset Statistik Parametrik, Andi, Yogyakarta,2006. hal.248
30
ALPHA
TINGKAT RELIABILITAS
0,00 S/D 0,20
Kurang Reliabel
> 0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
> 0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
> 0,60 s/d 0,80
Reliabel
> 0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
3.5.2 Uji Korelasi Untuk mencari kekuatan dan arah hubungan antara dua variable dari penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan rumus koefisien korelasi pearson product moment. N∑XY - ∑X∑Y
r=
[ N∑X² - (∑X) ² ] [ N∑Y² – (∑Y) ² ] Dimana : r = Koefisien korelasi N = Jumlah responden X = Jumlah data variabel independen Y = Jumlah data variabel dependen
Nilai koefisien korelasi r, yaitu antara – 1 sampai + 1 dengan kriteria sebagai berikut : a.
Jika nilai r > 0 terjadi hubungan linear positif, yaitu semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula
31
nilai variabel Y. Atau sebaliknya semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y. b.
Jika nilai r < 0 terjadi hubungan linear yang negatif. Makin kecil nilai variabel X maka semakin besar nilai variabel Y atau sebaliknya semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil nilai variabel Y.
c.
Jika nilai r = 1 atau r = -1 telah terjadi hubungan linear sempurna, sedang untuk nilai r yang semakin mengarah ke angka nol maka hubungan semakin lemah.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada.44 Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,19
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
3.5.3 Uji Regresi Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward Communication) berpengaruh terhadap Iklim Komunikasi Organisasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
44
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta,Bandung, 2006, hal 216
32
analisa regresi linear sederhana dengan menggunakan program komputer SPSS yang dinyatakan dalam rumus : Y = a + bX Dimana : Y
: Variabel tidak bebas (dependent)
X
: Variabel bebas (independent)
a
: nilai intercept (konstans atau harga Y bila X = 0)
b
: Koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variable
dependen
yang
didasarkan
pada
variable
independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
Nila a dihitung dengan rumus : a = ∑Y – b . ∑X n b = n. ∑XY - ∑X . ∑Y n . ∑X² - (∑X)² Keterangan : X = Nilai variabel bebas (independent) Y = Nilai Variabel terikat (dependent) N = Jumlah sampel
33
3.5.2
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji t. Uji
dilakukan untuk membuktikan bahwa Komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) (X) berpengaruh terhadap iklim komunikasi organisasi (Y). Ketentuan yang ditetapkan adalah: -
Jika thitung > ttabel ; < 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak
-
Jika thitung < ttabel ; > 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1
Sejarah Pendirian Perusahaan PT. Central Aneka Busana didirikan pada tahun 2000 berdasarkan Akta
Notaris Rachmat Umar, SH No. 18 tanggal 24 Agustus 2000. Akta pendirian perusahaan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan Nomor : C-19088 HT.01.04.TH.2003 tertanggal 13 Agustus 2003. Dengan NPWP : 02.039.206.4-041.000. Pemilik perusahaan ini adalah Bapak Thomas Subekti. Pertama kali pemilik perusahaan memulai usahanya adalah pada tahun 1997. Pada awalnya perusahaan ini adalah merupakan home industry non branded. Lalu kemudian perusahaan memberanikan diri untuk memproduksi suatu produk untuk menembus pasar industri garment dengan merek “Kuda Lumping” dan Daon Pisang” tetapi karena merek tersebut belum terdaftar di departemen kehakiman, maka produk tersebut dibajak oleh berbagai pihak. Sampai akhirnya perusahaan berinisiatif untuk tidak aktif sementara dari usaha tersebut. Baru kemudian pada tahun 2000 pemilik perusahaan mengeluarkan kembali produk dengan merek CAB yang kemudian pada bulan Agustus 2000 didaftarkan ke Departemen Kehakiman. Selain produk dengan merek CAB perusahaan juga memproduksi produk dengan merek IEBE yang pada bulan Agustus 2000 juga telah didaftarkan ke departemen kehakiman. Alasan mengapa perusahaan menggunakan merek dengan nama CAB dan IEBE adalah kerena
35
menurut mereka nama tersebut terkesan sangat merakyat dan mudah untuk diingat sehingga dapat menarik minat para remaja di Indonesia. Target market mereka adalah khususnya untuk para remaja ABG. Sampai saat ini, kedua produk tersebut sudah dipasarkan mencakup 4 pulau besar di Indonesia, dengan menggunakan sistem penjualan secara konsinyasi. Jenis produk yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah jenis T-Shirt berbahan katun. Produk CAB dan IEBE terdiri dati tiga jenis diantaranya : (1) mens; produk ini ditujukan khususnya untuk para remaja pria, (2) ladies; produk ini ditujukan khususnya untuk para remaja wanita karena kaos tersebut telah dirancang sesuai dengan bentuk tubuh wanita, dan (3) regular; produk ini ditujukan untuk umum baik remaja pria maupun wanita dapat memakainya. Selain itu untuk memenuhi permintaan para konsumen maka perusahaan juga memproduksi beberapa produk unggulan lainnya seperti kemeja, celana dan rok mini dengan bahan dasar jeans, jaket serta aksesoris yang dapat mendukung penampilan para remaja diantaranya tas, topi, kaos kaki dan sandal. Pasar pertama yang dimasuki oleh perusahaan adalah took-toko kecil di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, setelah merasa kuat di
toko-
toko di daerah lalu perusahaan mencoba untuk merambah ke took-toko besar seperti Ramayana department store yang dikenal sebagai perusahaan retail terbesar di Indonesia. Pertama kali bergabung dengan Ramayana, perusahaan hanya bisa memasuki kurang dari 10 cabang Ramayana yang berada di Indonesia, kemudian setelah 2 tahun bergabung lalu perusahaan sedikit demi sedikit memasuki hampir seluruh cabang di Ramayana yang sekarang mencapai sekitar 60 toko.
36
Setelah perusahaan memasuki sebagian besar cabang toko Ramayana yang ada di Indonesia, pada tahun 2003 perusahaan kemudian mencoba memasuki toko Matahari department store, yang hingga tahun 2005 ini berhasil memasuki kurang lebih 60 cabang Matahari department store. Masih pada tahun yang sama yaitu di tahun 2003 PT. Central Aneka Busana terus mencoba untuk mengandeng toko-toko swalayan ataupun toko retail lainnya agar produknya dapat terus bertahan di tengah persaingan garment hingga akhirnya usaha ini membuahkan hasil, hingga sekarang selain dengan Ramayana dan Matahari kini PT. Central Aneka Busana telah berhasil masuk di tengah pasarnya melalui Barata Group, Brahmana Group, Borobudur Group, Robinson Group, Suzuya Group, Tiara Group, Pasaraya Big group, Diamond dan D’best Group serta pusat retail lainnya . Pada awal berdirinya, perusahaan hanya berkonsentrasi pada satu jenis produk saja yaitu T’shirt CAB . Dengan alasan ingin memperluas target market maka PT. Central Aneka Busana mulai memproduksi merk IEBE dengan target market yang berbeda dengan CAB ,tetapi kini IEBE lebih banyak memberikan kontribusi bagi perusahaan Saham dalam perusahaan dimiliki oleh 2 pemegang saham yakni saham mayoritas dipegang PT. Transera dengan Bapak Thomas Effendi sebagai komisaris utama dan saham perorangan yang dimiliki oleh Bapak Thomas Subekti sebagai direktur, dimana proporsi saham disetornya adalah 60 : 40 .
37
4.1.2
Visi dan Misi Perusahaan PT. Central Aneka Busana Mempunyai visi untuk menghasilkan produk
garment beserta aksesorisnya dengan kwalitas, style dan trendy yang mampu diterima di tengah gejolak fashion generasi muda. Secara jangka panjang, tentunya PT. Central Aneka Busana juga telah menentukan misinya untuk memuaskan dan memanjakan generasi muda dalam kebutuhan fashionnya yang berkwalitas, style dan trendy dengan menjadi leader market pasar garment Indonesia dengan motto produk unggulannya “Jangan Ngaku PeDe Kalo Belum Pake IeBe “
4.1.3
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT Central Aneka Busana adalah merupakan salah satu perusahaan lokal
yang bergerak dalam bidang usaha pakaian jadi. Untuk pembagian dan uraian tugas PT Central Aneka Busana secara lebih rinci, berikut ini disajikan secara garis besar tugas-tugas setiap divisi yang ada di perusahaan sebagai berikut: 1. Dewan komisaris (Chairman) a. Menetapkan garis kebijakan perusahaan secara keseluruhan termasuk pendelegasian wewenang pada level manajeman yang lebih rendah b. Memonitor setiap hasil kerja direktur utama dan para staffnya c. Mengadakan
kerja
sama
dengan
meningkatkan kinerja perusahaan
38
direktur
utama
dalam
usaha
2. Internal Auditor Tugas internal auditor adalah memeriksa seluruh sistem dan prosedur yang dilaksanakan serta keakuratan data-data yang dibuat oleh masing-masing divisi yang terkait dalam perusahaan. 3. Direktur Utama a. Memimpin kegiatan sehari-hari perusahaan b. Bertanggung jawab atas kegiatan operasi perusahaan yang sangat menentukan maju mundurnya perusahaan c. Mengarahkan kegiatan operasi perusahaan dan mengawasi penerapan kebijaksanaan pelaksanaan rencana dan program kerja d. Menelaah dan menilai prestasi atau kemampuan kerja (kinerja) manajemen yang berada di bawahnya. 4. Sekretaris Direktur Utama Tugas sekretaris direktur utama yang paling penting adalah mengatur semua jadwal kegiatan direktur utama, agar semua kegiatan yang dilakukan oleh direktur dapat terlaksana dengan baik, Selain itu tugas-tugas yang lainnya adalah melakukan pengarsipan, mencatat surat yang masuk dan keluar, membuat korespondensi (surat-menyurat), menyusun jadwal (schedule) perjanjian dan perjalanan yang berhubungan dengan bisnis perusahaan. 5. SisPro (Sistem dan Prosedur) Tugas bagian sistem dan prosedur adalah mengatur seluruh sistem internal control yang ada di perusahaan, diantaranya sistem pendistribusian dokumen, sistem pencatatan, sistem pengeluaran kas dan sistem penting lainnya sehingga internal control dalam perusahaan menjadi lebih baik.
39
6. General Affair Tugas general affair adalah berhubungan dengan pihak-pihak luar perusahaan, pada PT CAB general affair fungsinya digabung dengan personalia. Jenis pekerjaannya antara lain : mengurus perpanjangan asuransi, mengatasi masalah karyawan, menerima dan memberhentikan karyawan dan lain-lain. 7. Promosi Tugas
bagian
promosi
adalah
bertanggung
jawab
atas
kegiatan
memperkenalkan produk atau pemasaran produk CAB dan IEBE melalui berbagai media yang ada, baik media massa maupun media elektronik, sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat di kenal oleh mayarakat banyak. 8. Designer Tugas designer adalah membuat rancangan-rancangan baru untuk produk CAB dan IEBE sehingga produk tersebut dapat dikenal dan disukai oleh customer. Selain itu designer juga harus mengetahui model-model yang sedang trend di pasaran hal ini dimaksudkan agar produk yang diluncurkan oleh CAB dan IEBE tidak ketinggalan jaman. 9. Production Manager Tugas production manager adalah bertanggung jawab atas seluruh kegiatan produksi barang PT Central Aneka Busana, merancanakan, mengatur dan mengawasi serta mengkoordinir kegiatan di pabrik guna kelancaran kegiatan operasi perusahaan, mulai dari kegiatan pemotongan bahan sampai dengan proses pengepakan barang yang siap untuk dijual.
40
10. Marketing Manager Tugas marketing manager adalah mengatur seluruh kegiatan pemasaran perusahaan seperti menyusun rencana penjualan, membuat kebijakkan mengenai sistem penjualannya dan juga mengatur distribusi produk dari pabrik ke toko. Selain itu, manager juga membuat laporan bulanan mengenai hasil penjualan kepada Direktur utama serta bertanggung jawab terhadap administrasi penjualan dan menyusun target penjualan jangka pendek maupun jangka panjang. 11. Accounting Manager Tugas accounting manager adalah mengadakan koordinir kegiatan pencatatan, penggolongan dan pengelompokan setiap transaksi, mulai dari penerimaan dokumen sampai dengan posting-posting setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan setiap hari dan memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh stafnya. 12. Finance Manager Tugas finance manager adalah bertanggung jawab atas semua pengeluran keuangan perusahaan yang menyangkut pada kebijakan dana atas segala kegiatan
usaha,
merencanakan
sumber-sumber
keuangan,
mengatur
pengalokasian dan penggunaan dana-dana, baik penerimaan uang maupun pengeluaran uang serta bertanggung jawab untuk memberikan informasi keuangan kepada direktur.
41
13. Purchasing Manager Tugas purchasing manager adalah menyeleksi pemasok, mengawasi pelaksanaan pembelian bahan baku dan mengawasi proses penerimaan barang yang dipesan dari pemasok.
4.1.4
Kegiatan Usaha Perusahaan Secara umum kegiatan usaha PT. Central Aneka Busana terdiri dari 6
kegiatan utama yaitu : 1. Kegiatan membeli barang, dalam hal ini meliputi pembelian bahan baku yang berupa kain dengan jenis combed, cotton, interlaning, rib dan bahan pembantu lainnya serta pembelian aksesoris yang dipergunakan dalam proses produksi. 2. Kegiatan memproduksi barang, dalam kegiatan produksi barang dibagi menjadi beberapa tahap produksi, yaitu : a) Kegiatan perencanaan produksi. b) Kegiatan tes pola. c) Kegiatan cutting dan penyerahan hasil cutting ke CMT sablon. d) Kegiatan penerimaan barang dari hasil CMT sablon. e) Kegiatan penyerahan barang hasil sablon ke CMT jahit. f) Kegiatan penerimaan barang dari CMT jahit. 3. Kegiatan menjual barang, dalam hal ini kegiatan menjual barang meliputi beberapa macam penjualan, diantaranya : a) Kegiatan penjualan barang ke distributor. b) Kegiatan penjualan melalui pengiriman barang ke counter/showroom.
42
c) Kegiatan penjualan barang ke distributor melalui pengiriman barang dengan perantara ( expedisi ) pihak luar. d) Kegiatan penjualan barang di departemen store/rekanan konsinyasi 4. Kegiatan keuangan, secara umum meliputi kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan , diantaranya : a) Kegiatan penerimaan pembayaran via collector b) Kegiatan penerimaan pembayaran via transfer bank c) Kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas tunai 5. Kegiatan Akuntansi, secara umumnya meliputi kegiatan yang bersifat pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran dari hasil transaksi perusahaan hingga kegiatan pengolahan transaksi hingga menjadi laporan keuangan . 6. Kegiatan Promosi, Untuk mendukung perluasan pemasaran produk CAB dan IEBE, maka perusahaan membentuk sebuah tim untuk melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk tersebut pada masyarakat banyak. Pertama kali perusahaan melakukan kegiatan promosi adalah melalui iklan yang di pasang di media cetak, yaitu pada sebuah majalah remaja ANEKA yess!. Kemudian setelah produk ini mulai dikenal dan banyak peminatnya, maka untuk mempertahankan agar para konsumen tidak pindah ke merek lain maka promosi diperluas dengan mengadakan Road Show ke beberapa kota besar di Indonesia tempat pemasaran produk CAB dan IEBE di daerah tersebut. Acara Road Show ini dilakukan dengan mendatangkan para artis- artis bintang muda yang sedang banyak digemari oleh para remaja yang ada di Indonesia.
43
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Penyebaran dan Pengumpulan Kuesioner Sesuai dengan penetapan sampel, maka penulis menyebarkan kuesioner kepada 50 responden. Dari seluruh kuesioner yang disebarkan terdapat dua kuesioner yang pengisiannya tidak lengkap, sehingga kuesioner yang dapat diolah adalah 48 kuesioner. Jumlah penyebaran dan pengumpulan kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi kuesioner dan Pengumpulan data Uraian
Jumlah
Jumlah kuesioner yang disebar
50
Jumlah kuesioner yang dikembalikan (terkumpul)
50
Pengisian tidak lengkap
2
Jumlah Kuesioner yang diolah
48
Persentase
96%
4.2.2. Hasil Uji Validitas Interpretasi dari tabel 4.2 dimana hasil uji validitas pernyataan kuesioner variabel Komunikasi Atasan ke Bawahan (X) di atas, terlihat bahwa terdapat 5 pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan Nomor 12, 18, 19, 21 dan 29. Pertanyaan yang tidak valid karena memiliki nilai Sig (probabilitas) di atas 0.05 (Sig 0.05 berarti tingkat kesalahan adalah 5% dan tingkat kepercayaan adalah 95%. Jika Sig > 0.05 maka berarti tingkat kesalahan lebih besar dari 5% sehingga pertanyaan kuesioner tidak dapat digunakan). Adapun selebihnya, yaitu 24 pertanyaan kuesioner adalah valid, karena memiliki nilai Sig < 0.05. (Terlampir hasil uji validitas variable X )
44
Sedangkan hasil uji Validitas pernyataan kuesioner untuk variabel Y (Iklim Komunikasi Organisasi) dilihat dari tabel 4.3 bahwa terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid, yaitu pertanyaan Nomor 11, 13, dan 18. Pertanyaan yang tidak valid karena memiliki nilai Sig (probabilitas) di atas 0.05 (Sig 0.05 berarti tingkat kesalahan adalah 5% dan tingkat kepercayaan adalah 95%. Jika Sig > 0.05 maka berarti tingkat kesalahan lebih besar dari 5% sehingga pertanyaan kuesioner tidak dapat digunakan). Adapun selebihnya, yaitu 15 pertanyaan kuesioner adalah valid, karena memiliki nilai Sig < 0.05. (Terlampir hasil uji validitas variable Y) Hasil di atas baik variabel X dan Y akan sama hasilnya jika dilakukan secara manual, yaitu dengan membandingkan r hitung (Pearson Correlation) dengan r tabel (n = 48 = r tabel = 0.279). Semua item pernyataan yang valid memiliki nilai r hitung > r tabel, dan yang tidak valid memiliki nilai r hitung < r tabel. Pertanyaan yang tidak valid selanjutnya tidak akan diikutkan dalam perhitungan selanjutnya, khususnya pada perhitungan uji korelasi, uji regresi dan uji hipotesis dikarenakan kuesioner yang tidak valid tidak layak untuk dijadikan bahan analisis. Dengan demikian, pernyataan variabel X yang dapat dijadikan bahan analisis adalah 24 pertanyaan dan pernyataan variabel Y yang dapat dijadikan bahan analisis adalah 15 pertanyaan.
45
4.2.3. Uji Reliabilitas Instrumen Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan koefisien reliability Alpha Cronbach yang perhitungannya menggunakan prosedur reliabilitas pada paket program SPSS for Windows Ver.13.0. Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X Reliability Statistics Cronbach's Alpha .856
N of Items 29
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha .606
N of Items 18
Dari perhitungan uji reliabilitas untuk 29 pertanyaan variabel X ( Tabel 4.4) di atas diperoleh nilai alpha sebesar 0.856. Dengan demikian nilai alpha sebesar 0.856 sesuai dengan tabel pedoman uji reliabilitas berada pada interval 0.80 – 1.00 menunjukkan pertanyaan kuesioner “sangat reliabel” Sedangkan dari perhitungan uji reliabilitas untuk 18 pertanyaan variabel Y ( Tabel 4.5 ) di atas diperoleh nilai alpha sebesar 0.606. Dengan demikian nilai alpha sebesar 0.606 sesuai dengan tabel pedoman uji reliabilitas berada pada interval 0.60 – 0.80 yang menunjukkan pertanyaan kuesioner adalah “reliabel” Sehingga dapat diartikan jawaban responden adalah konsisten sehingga dapat dijadikan sebagai alat ukur dalam mengukur variabel penelitian. Dalam arti lain, pertanyaan yang reliabel dapat diartikan kuesioner akan menghasilkan jawaban
46
yang sama atau mendekati meskipun disebarkan berapa kalipun kepada responden. Hal ini dikarenakan responden mengerti terhadap maksud dari pertanyaan dan tingkat mis-perception adalah kecil.
4.2.4 Karakteristik Responden Berikut ini adalah tabel-tabel yang akan menyajikan identitas responden yang mengisi kuesioner dengan baik. 1. Jenis Kelamin Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency Jenis Kelamin
Laki-laki
Percent
33
68.8
Perempuan
15
31.3
Total
48
100.0
Sumber: Data diolah, 2008
Gambar 4.1: Grafik Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
47
Dari tabel dan grafik mengenai identitas responden di atas, dari segi jenis kelamin mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 68.8% dan perempuan sebanyak 31.3%. 2. Usia Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Usia Frequency Usia
Percent
25 - 30 thn
15
31.3
31 - 35 thn
6
12.5
36 - 40 thn
10
20.8
> 41 thn
17
35.4
Total
48
100.0
Sumber: Data diolah, 2008.
Gambar 4.2 Grafik Responden Berdasarkan Usia
Dari tabel dan grafik mengenai identitas responden di atas, dari segi usia mayoritas adalah lebih dari 41 tahun sebanyak 35.4%, 25-30 tahun sebanyak 31.3%, 36-40 tahun sebanyak 20.8%, dan minoritas dari usia antara 31-35 tahun sebanyak 12.5%.
48
3. Pendidikan Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Frequency Pendidikan
Percent
Akademi
16
33.3
Sarjana (S1)
30
62.5
S2 Total
2
4.2
48
100.0
Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2008.
Gambar 4.3 Grafik Responden Berdasarkan Pendidikan
Dari tabel dan grafik mengenai identitas responden di atas, dari segi pendidikan mayoritas adalah dari golongan yang berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 62.5%, Diploma/Akademi sebanyak 33.3%, dan minoritas adalah yang berpendidikan Master (S2) sebanyak 4.2%.
49
4. Lama Bekerja Tabel 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja Frequency Lama Bekerja
< 2 thn
Percent
3
6.3
2 - 3 thn
5
10.4
3 - 4 thn
11
22.9
4 - 5 thn
11
22.9
> 5 thn
18
37.5
Total
48
100.0
Sumber: Hasil olahan kuesioner, 2008.
Gambar 4.4 Grafik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Dari tabel dan grafik mengenai identitas responden di atas, dari segi lama bekerja mayoritas adalah telah bekerja lebih dari 5 tahun sebanyak 37.5%, 3-4 tahun 22.9%, 4-5 tahun sebanyak 22.9%. 2-3 tahun sebanyak 10.4%, dan minoritas telah bekerja kurang dari 2 tahun sebanyak 6.3%.
50
4.2.5 Analisa Data 4.2.5.1 Variabel X : Komunikasi Atasan ke Bawahan Pada variabel Komunikasi Atasan ke Bawahan, yang mencakup seluruh jawaban responden terhadap 10 dimensi dengan 24 indikator pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun hasil dari indikator tersebut akan dijelaskan pada tabeltabel frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.8 – 4.11 Dimensi Instruksi Tugas Tabel 4.8 Atasan memberikan instruksi kerja (Sumber Kuesioner No.1) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
18
37.5
Setuju
24
50
Kurang Setuju
4
8.3
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa 24 responden (50%) setuju dan 18 responden (37.5%) sangat setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa atasan selalu memberikan instuksi kepada karyawan perihal pekerjaan yang harus mereka lakukan Sedangkan 4 responden (8.3%) kurang setuju dan masing-masing 1 responden (2.1%) yang menyatakan tidak setuju serta sangat tidak setuju.
51
Tabel 4.9 Penjelasan terhadap pekerjaan yang dilakukan (Sumber Kuesioner No.2) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
20
41.7
Setuju
22
45.8
Kurang Setuju
3
6.3
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 22 responden (45.8%) menjawab setuju dan 20 responden (41.7%) menjawab sangat setuju terhadap pernyataan indikator tersebut diatas, sehingga dapat diartikan bahwa hampir seluruh karyawan (87.5%) PT. Central Aneka Busana menyatakan persetujuannya bahwa atasan mereka memberikan penjelasan bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Dengan atasan memberikan penjelasan terhadap pekerjaan yang harus dilakukan tentunya karyawan tidak hanya tahu tapi juga mengerti, paham dan jelas tentang pekerjaan yang mereka harus lakukan. Hal ini tentunya dapat mengurangi tingkat kesalahan karyawan dalam melakukan pekerjaannya sehingga karyawan dapat bekerja lebih baik, cepat dan efektif. Namun ada juga responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 3 (6.3%), 2 responden (4.2%) tidak setuju dan 1 responden (2.1%) sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Hal ini bisa saja disebakan adanya mis persepsi / komunikasi dimana atasan menganggap apa yang disampaikan sudah cukup jelas namun karyawan merasa informasi yang disampaikan hanya garis besarnya saja tanpa menjelaskan secara rinci, sehingga dapat menyebabkan karyawan mengalami kesulitan ketika melaksanakan pekerjaannya.
52
Tabel 4.10 Target pekerjaan yang diselesaikan (Sumber Kuesioner No.3) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
16
33.3
Setuju
25
52.1
Kurang Setuju
4
8.3
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Mengenai atasan memberikan instruksi beruga target kerja terhadap bawahannya, responden yang menjawab setuju 25 orang (52.1%), 16 responden (33.3%) yang menjawab sangat setuju. Sedangkan 4 responden (8.3%) menyatakan kurang setuju, 2 responden (4.2%) tidak setuju dan 1 responden (2.1%) menjawab sangat tidak setuju. Instruksi atasan perihal adanya target pekerjaan kepada karyawan membawa pengaruh dimana karyawan dapat lebih fokus dan bertanggung jawab terhadap apa yang harus dicapai begitu juga dengan atasan sehingga dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk mencapai tujuannya.
Tabel 4.11 Dimensi Instruksi Tugas
INSTRUKSI TUGAS Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 37,5 50 8,3 2,1 2,1
53
Q2 41,7 45,8 6,3 4,2 2,1
Q3 33,3 52,1 8,3 4,2 2,1
Average 37,50 49,30 7,63 3,50 2,10
Gambar 4.4 Grafik Dimensi Instruksi Tugas Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 8%
4%2% 37%
49%
Tabel 4.12 – Tabel 4.15 menunjukkan Dimensi Rasional Tabel 4.12 Atasan berdiskusi perihal pekerjaan (Sumber Kuesioner No.4) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
25
52.1
Setuju
12
25.0
Kurang Setuju
3
6.3
Tidak Setuju
5
10.4
Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Dari tabel 4.12 terlihat mayoritas 25 responden (52.1%) menjawab sangat setuju dan 12 responden (25.0%) setuju. Namun ada 5 responden (10.4%) yang menjawab tidak setuju dan 3 responden (6.3%) yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju terhadap sikap atasan yang melakukan diskusi kepada bawahan perihal pekerjaan.
54
Tabel 4.13 Atasan berdiskusi perihal perkembangan dan persaingan (Sumber Kuesioner No.5) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
16
33.3
Setuju
27
56.3
Kurang Setuju
1
2.1
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju Total
2
4.2
48
100.0
Berdasarkan tabel 4.13 bahwa ada 27 responden (56.3%) yang menjawab setuju dan 16 responden (33.3%) menjawab sangat setuju, sehingga dapat diartikan bahwa hampir seluruhnya 89.6% bawahan menyatakan bahwa atasannya berdiskusi dengan mereka perihal perkembangan dan persaingan perusahaan.
Tabel 4.14 Atasan melakukan diskusi secara berkala (Sumber Kuesioner No.6) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
15
31.3
Setuju
22
45.8
Kurang Setuju
6
12.5
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
2
4.2
48
100.0
Total
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak 22 responden (45.8%) yang memberikan jawaban setuju dan 15 responden (31.3%) sangat setuju terhadap indikator tersebut. Akan tetapi ada juga 6 responden (12.5%) menjawab kurang setuju, 3 responden (6.3%) menjawab tidak setuju serta 2 responden (4.2%) yang menjawab sangat tidak setuju. 55
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa karyawan yang bekerja di PT. Central Aneka Busana merasa bahwa atasan selalu melakukan diskusi
secara berkala/berkesinambungan dengan
mereka. Hal ini tentunya sangat baik dikarenakan dapat mengurangi/mencengah timbulnya kesalahah pahaman atau miskomunikasi
atas
informasi
yang
disampaikan
dan
dapat
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan baik atasan maupun bawahan.
Tabel 4.15 Dimesi Rasional RASIONAL Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 52,1 25 6,3 10,4 6,3
Q2 33,3 56,3 2,1 4,2 4,2
Q3 31,3 12,5 12,5 6,3 4,2
Gambar 4.5 Grafik Dimesi Rasional Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 8%
5%
8% 44% 35%
56
Average 38,90 31,27 6,97 6,97 4,90
Tabel 4.16 – Tabel 4.19 menunjukkan Dimensi Ideologi Tabel 4.16 Atasan mendukung dan memotivasi (Sumber Kuesioner No.7) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
12
25.0
Setuju
23
47.9
Kurang Setuju
7
14.6
Tidak Setuju
4
8.3
Sangat Tidak Setuju
2
4.2
48
100.0
Total
Dari tabel 4.16 dapat dijelaskan bahwa 23 responden (47.9%) menjawab setuju dan 12 responden (25.0%) menjawab sangat setuju terhadap pernyataan dimana atasan mereka mendukung dan memotivasi bawahan dalam bekerja. Namun ada juga 7 responden (14.6%) yang menjawab kurang setuju terhadap hal tersebut.
Tabel 4.17 Atasan memberikan bantuan saat kesulitan dalam bekerja (Sumber Kuesioner No.8) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
14
29.2
Setuju
15
31.3
Kurang Setuju
12
25.0
3
6.3
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
4
8.3
48
100.0
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak 15 responden (31.3%) menyatakan setuju, 14 responden (29.2%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut,. Hal ini menunjukkan bahwa jika karyawan memiliki kesulitan dalam pekerjaannya atasan pastinya akan membantu. Dengan bantuan atasan selain 57
pekerjaan dapat segera diselesaikan tentunya juga dapat menambah kepercayaan bawahan terhadap atasan. Akan tetapi ada juga karyawan yang menyatakan kurang setuju yaitu 12 responden (25.0%) 3 responden (6.3%) tidak setuju dan 4 responden (8.3%) menyatakan sangat tidak setuju.Mereka beranggapan bahwa atasan terlalu sibuk untuk meluangkan waktunya dan juga bersikap masa bodoh/cuek dalam membantu karyawan yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya
Tabel 4.18 Atasan menjalin komunikasi diluar pekerjaan (Sumber Kuesioner No.9) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
12
25.0
Setuju
20
41.7
Kurang Setuju
10
20.8
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Pada pernyataan perihal atasan menjalin komunikasi dengan bawahan di luar pekerjaan pada tabel 4.18 dapat diketahui 20 responden (41.7%) menjawab setuju dan 12 responden (25.0%) sangat setuju. Namun, ada juga yang menyatakan kurang setuju sebanyak 10 responden (20.8%) dan menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing sebanyak 3 responden (6.3%). Dapat diyatakan bahwa sebagian besar karyawan pada PT. Central Aneka Busana melakukan komunikasi tidak hanya mengenai pekerjaan saja tapi juga diluar pekerjaan seperti bertukar pikiran tentang masalah pribadi. Hal ini berarti komunikasi atasan ke bawahan tidak hanya melulu mengenai pekerjaan kantor tapi juga ke hal personal walaupun ada garis struktur diantara mereka namun sebagai makhluk sosial tentunya tetap diperlukan adanya
58
sosialisasi
dan
sikap/interaksi
yang
lebih
dekat
sehingga
menimbulkan rasa aman dan nyaman.
Tabel 4.19 Dimensi Ideologi IDEOLOGI Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 25 47,9 14,6 8,3 4,2
Q2 29,2 31,3 25 6,3 8,3
Q3 25,0 41,7 20,8 6,3 6,3
Average 26,40 40,30 20,13 6,97 6,27
Gambar 4.6 Grafik Dimesi Ideologi Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 7%
6% 27%
20% 40%
Tabel 4.20 – Tabel 4.22 menunjukkan Dimensi Informasi Tabel 4.20 Atasan menginformasikan perihal peraturan perusahaan (Sumber Kuesioner No.10) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
10
20.8
Setuju
20
41.7
Kurang Setuju
12
25.0
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
59
Pada tabel 4.20 dapat dijelaskan bahwa sebanyak
20
responden (41.7%) memberikan jawaban setuju dan 10 responden (20.8%) sangat setuju bahwa atasan mereka menginformasikan perihal peraturan perusahaan kepada bawahannya. Di lain pihak ada juga 12 responden (25.0%) kurang setuju dan 3 responden (6.3%) masing-masing menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Responden yang memberikan jawaban setuju beralasan bahwa atasan tidak hanya memberikan instruksi kerja tapi juga informasi yang berkaitan dengan peraturan perusahaan seperti perihal jam kerja. Hal ini tentunya juga penting bagi mereka untuk mengetahui peraturan perusahaan yang berlaku jika tidak dapat mendorong dan menimbulkan terjadinya kekacauan dalam perusahaan.
Tabel 4.21 Atasan menyampaikan kinerja perusahaan (Sumber Kuesioner No.11) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
15
31.3
Setuju
18
37.5
Kurang Setuju
10
20.8
Tidak Setuju
4
8.3
Sangat Tidak Setuju
1
2.1
48
100.0
Total
Berdasarkan tabel 4.21 sikap responden terhadap atasannya dalam menyampaikan kinerja perusahaaan beragam. Ada 18 responden (37.5%) setuju dan 15 responden sangat setuju. Dapat diartikan bahwa dengan atasan menyampaikan kinerja perusahaan kepada bawahan seperti hasil dari target marketing yang telah dicapai dapat meningkatkan kepercayaan kepada atasan karena karyawan merasa dihargai dan juga adanya transparasi
dari
perusahaan Namun, ada pula responden yang menyatakan kurang
60
setuju yaitu sebanyak 10 responden (20.8%), 4 responden (8.3%) tidak setuju serta hanya 1 responden (2.1%) yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini kemungkinan responden beranggapan bahwa mereka hanya melakukan target yang ditentukan tapi apa yang telah dicapai tidak pernah disampaikan atau mereka tahu tapi tidak dari atasan langsung namun rekan kerja mereka.
Tabel 4.22 Dimensi Informasi INFORMASI Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 20,8 41,7 25 6,3 6,3
Q2 31,3 37,5 20,8 8,3 2,1
Gambar 4.7 Grafik Dimesi Informasi
Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 7%
4% 26%
23% 40%
61
Average 26,05 39,60 22,90 7,30 4,20
Tabel 4.23 - Tabel 4.25 menunjukkan dimensi Balikan Tabel 4.23 Atasan memberikan penghargaan (Sumber Kuesioner No.13) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
15
31.3
Setuju
23
47.9
Kurang Setuju
5
10.4
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Jika dilihat dari tabel 4.23 secara mayoritas karyawan menilai bahwa selama ini atasan mereka memberikan penghargaan berupa reward atau pujian kepada bawahanya yang melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini ditunjukkan sebanyal 23 responden (47.9%) menjawab setuju dan 15 responden (31.3%) menjawab sangat setuju. Dengan demikian atasan mereka sangat menghargai dan mengakui kinerja para bawahan yang melakukan pekerjaannya dengan baik dengan cara memberikan penghargaan. Walau demikian ada juga 5 responden (10.4%) kurang setuju, 2 responden (4.2%) tidak setuju dan 3 responden (6.3%) menjawab sangat tidak setuju terhadap pernyataan diatas.
Tabel 4.24 Atasan memberikan kritik/teguran/sanksi (Sumber Kuesioner No.14) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
11
22.9
Setuju
27
56.3
Kurang Setuju
6
12.5
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju Total
62
1
2.1
48
100.0
Dapat diketahui dari tabel 4.24 bahwa pernyataan dimana atasan memberikan kritik/teguran/sanksi kepada bawahannya yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik, sebanyak 27 responden (56.3%) menyatakan setuju dan 11 responden lainnya (22.9%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan ada 1 responden (2.1%) menjawab sangat tidak setuju dan 6 responden (12.5%) yang kurang setuju. Dengan
demikian
dapat
diartikan
adanya
atasan
memberikan kritik/teguran/sanksi kepada bawahan bahwa atasan memperhatikan bawahannya atas sikap/kinerja yang dilakukannya. Selain itu juga dapat membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih baik dan
membantu karyawan dalam
meningkatkan kemampuannya secara personal maupu pekerjaan.
Tabel 4.25 Dimensi Balikan BALIKAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 31,3 47,9 10,4 4,2 6,3
Q2 22,9 56,3 12,5 6,3 2,1
Gambar 4.8 Grafik Dimesi Balikan Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 5% 4% 12% 27% 52%
63
Average 27,10 52,10 11,45 5,25 4,20
Tabel 4.26 – Tabel 4.29 menunjukkan dimensi Keterbukaan Tabel 4.26 Atasan terbuka perihal informasi pekerjaan maupun perusahaan (Sumber Kuesioner No.15) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
11
22.9
Setuju
18
37.5
Kurang Setuju
12
25.0
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
4
8.3
48
100.0
Total
Mengenai keterbukaan atasan dalam memberikan informasi pekerjaan maupun perusahaan kepada bawahan dapat terlihat 18 responden (37.5%) setuju dan 11 responden (22.9%) menyatakan sangat setuju. Ada juga 12 responden (25.0%) yang menjawab kurang setuju. Tabel 4.27 Atasan memberikan kesempatan memberikan pendapat/ide terkait pekerjaan (Sumber Kuesioner No.16) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
11
22.9
Setuju
22
45.8
Kurang Setuju
9
18.8
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Tabel 4.27 diatas menunjukkan dimana masing-masing 3 responden (6.3%) yang bersikap tidak setuju dan sangat tidak setuju serta 9 responden (18.8%) kurang setuju perihal pernyataan atasan mereka memberikan kesempatakan pendapat/ide terkait dengan pekerjaan. Walaupun demikian pendapat positif terhadap 64
pernyataan tersebut dapat dilihat dari sebanyak 22 responden (45.8%) setuju dan 11 responden (22.9%) menyatakan sangat setuju. Tabel 4.28 Atasan memberikan kesempatan memberikan pendapat/ide terkait diluar pekerjaan (Sumber Kuesioner No.17) Frequency Valid
Sangat Setuju
Percent
9
18.8
Setuju
20
41.7
Kurang Setuju
13
27.1
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Dari tabel 4.28 dapat dilihat bahwa 20 responden (41.7%) menjawab setuju dan 9 responden (18.8%) menjawab sangat setuju. Namun, ada pula 13 responden (27.1%) menjawab kurang setuju terhadap pernyataan indikator tersebut diatas. Hal ini dapat diartikan bahwa tidak semua bawahan beranggapan atasan mereka memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat/ide yang terkait di luar pekerjaan
Tabel 4.29 Dimensi Keterbukaan KETERBUKAAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
65
Q1 22,9 37,5 25 6,3 8,3
Q2 22,9 45,8 18,8 6,3 6,3
Q3 18,8 41,7 27,1 6,3 6,3
Average 21,53 41,67 23,63 6,30 6,97
Gambar 4.9 Grafik Dimesi Keterbukaan Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 6%
8% 23%
25% 38%
Tabel 4.30 – 4.31 Menunjukkan Dimensi Kepercayaan terhadap pesan tulisan
Tabel 4.30 Atasan berkomunikasi melalui memo (Sumber Kuesioner No.20) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
20
41.7
Setuju
21
43.8
Kurang Setuju
3
6.3
Tidak Setuju
1
4.2
Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Penjelasan dari tabel 4.30 dapat diketahui secara mayoritas bawahan menjawab setuju sebanyak 21 responden (43.8%) dan 20 responden (41.7%) menjawab sangat setuju dimana atasan lebih banyak menggunakan memo dalam berkomunikasi dengan bawahannya. Sehingga dapat diartikan bahwa komunikasi dengan
66
menggunakan memo lebih dipercaya oleh atasan. Hal ini dapat disebabkan dikarenakan dengan memo adanya suatu bukti tertulis terhadap apa yang telah disampaikan kepada karyawan dan juga dapat lebih dipertanggung jawabkan. Walaupun demikian bukan berarti
komunikasi secara lisan maupun tulisan selain media
memo tidak baik atau tidak efektif dan dipercaya. Akan tetapi ada juga 1 responden (2.1%) menjawab tidak setuju dan masingmasing 3 responden (6.3%) yang menjawab kurang setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.31 Dimensi Kepercayaan pada Pesan Tulisan
PESAN TULISAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
41,7 43,8 6,3 4,2 6,3
Average 41,70 43,80 6,30 4,20 6,30
Gambar 4.10 Grafik Dimesi Kepercayaan pada pesan Tulisan
Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 4%
6%
6% 41% 43%
67
Tabel
4.32
–
Tabel
4.34
menunjukkan
dimensi
Pesan
yang berlebih Tabel 4.32 Atasan memberikan informasi/instruksi yang dimengerti oleh karyawan (Sumber Kuesioner No.22) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
15
31.3
Setuju
23
47.9
Kurang Setuju
5
10.4
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Dari tabel 4.32 perihal pernyataan bahwa atasan yang memberikan informasi/instruksi dapat dimengerti bawahannya ada 23 responden (47.9%) memberikan jawaban setuju dan 15 responden (31.3%) menjawab sangat setuju. Ada juga 5 responden (10.4%) yang kurang setuju, 3 responden (6.3%) menyatakan sangat tidak setuju serta 2 responden (42%) menjawab tidak setuju. Mayoritas jawaban setuju dan sangat setuju menunjukkan bahwa informasi/instruksi yang dikomunikasikan
atasan dapat
dimengerti oleh karyawan. Sehingga dapat diartikan atasan dapat memberikan informasi yang jelas kepada karyawan yang tentunya dapat memudahkan karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya. Sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju beranggapan bahwa mereka tidak mengerti atas apa yang disampaikan dikarenakan informasi yang disampaikan atasan berbelit-belit atau tidak jelas. Hal tersebut tentunya dapat
68
menyulitkan
/
menghambat
karyawan
dalam
menjalankan
pekerjaanya dikarenakan harus menanyakan kembali atas kejelasan informasi kepada atasan. Tabel 4.33 Banyak informasi tertulis dijadikan pedoman dalam bekerja (Sumber Kuesioner No.23) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
11
22.9
Setuju
27
56.3
Kurang Setuju
6
12.5
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
1
2.1
48
100.0
Total
Penjelasan dari tabel 4.33 dapat dilihat bahwa hampir lebih 56% (27 responden) menjawab setuju dan 11 responden (22.9%) menjawab sangat setuju terhadap pernyataan indikator tersebut diatas. Namun ada juga 6 responden (12.5%) yang menyatakan kurang setuju, 3 responden (6.3%) menyatakan tidak setuju dan 1 responden (2.1%) menjawab sangat tidak setuju. Dapat diartikan bahwa mayoritas karyawan PT. Central Aneka Busana menyatakan dimana atasan banyak memberikan informasi tertulis yang dijadikan pedoman dalam bekerja kepada bawahannya. Kemungkinan hal ini dimaksudkan agar ada suatu bukti tertulis yang diberikan atasan kepada bawahannya dan juga dapat dijadikan sebagai suatu standar prosedur dalam bekerja yang membantu bawahan dalam menjalankan aktivitasnya, hal ini tentunya sangat dapat membantu karyawan untuk melakukan pekerjaanya lebih teratur, terkontrol dan lebih baik.
69
Tabel 4.34 Dimensi Pesan Yang Berlebih PESAN YANG BERLEBIH Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 31,3 47,9 10,4 4,2 6,3
Q2 22,9 56,3 12,5 6,3 2,1
Average 27,10 52,10 11,45 5,25 4,20
Gambar 4.11 Grafik Dimesi Pesan Yang berlebih
Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 4% 11%
6% 31%
48%
Tabel 4.35 – Tabel 4.38 menunjukkan dimensi Timing ( Ketepatan Waktu ) Tabel 4.35 Atasan bertanya perihal pekerjaan yang saat ini dilakukan (Sumber Kuesioner No.24) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
11
22.9
Setuju
18
37.5
Kurang Setuju
12
25.0
3
6.3
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
70
4
8.3
48
100.0
Pada tabel 4.35 dapat dilihat jawaban responden sangat beragam dalam menyatakan pendapat yaitu sebanyak 18 responden (37.5%) menjawab setuju dan 11 responden (22.9%) menjawab sangat setuju terhadap atasan mereka yang bertanya perihal pekerjaan yang saat ini mereka lakukan. Namun tidak semua karyawan merasa demikian sebanyak 12 responden (25.0%) menyatakan kurang setuju, 4 responden (8.3%) menyatakan sangat tidak setuju serta 3 responden (6.3%) menjawab tidak setuju. Mereka beranggapan bahwa seringkali atasan memberikan pekerjaan lain secara mendadak padahal pekerjaan lain yang sedang dikerjakan belum selesai.
Tabel 4.36 Atasan memberikan bantuan saat kesulitan dalam bekerja (Sumber Kuesioner No.25) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
11
22.9
Setuju
22
45.8
Kurang Setuju
9
18.8
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Pernyataan dari atasan yang memberikan bantuan kepada bawahannya saat kesulitan dalam bekerja di respon sangat positif. Dapat dilihat sebanyak 22 responden (45.8%) menyatakan setuju dan 11 responden (22.9%) sangat setuju. Akan tetapi ada juga 9 responden (18.%) menyatakan kurang setuju dan yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing ada 3 responden (6.3%). Pernyataan setuju responden dapat diartikan bahwa atasan selalu menyediakan waktunya dan terbuka untuk membantu karyawan yang menghadapi kesulitan. Dengan demikian tentunya
71
dapat membuat bawahan dapat merasa nyaman dalam bekerja dan bawahan menjadi bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga hasil kerja yang dihasilkan dapat lebih maksimal dan baik. Tabel 4.37 Atasan memberikan toleransi waktu dalam bekerja (Sumber Kuesioner No.26) Frequency Valid
Sangat Setuju
Percent
9
18.8
Setuju
20
41.7
Kurang Setuju
13
27.1
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Dari tabel 4.37 terlihat sebanyak 20 responden (41.7%) menjawab setuju dan 9 responden (18.8%) setuju. Namun ada 13 responden (27.1%) yang menjawab kurang setuju dan masingmasing 3 responden (6.3%) yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju terhadap sikap atasan yang memberikan toleransi atas waktu kepada bawahannya dalam melakukan pekerjaan. Jawaban tidak setuju responden beranggap bahwa atasan selalu memberikan deadline dalam setiap pekerjaan yang diberikan dan harus diselesaikan tepat pada waktunya. Adanya toleransi waktu yang diberikan atasan
dalam bekerja cukup
penting agar bawahan tidak merasa dibawah tekanan yang membuat karyawan tidak nyaman sehingga malah membuat tidak maksimal dalam bekerja
72
Tabel 4.38 Dimensi Timing ( Ketepatan Waktu ) TIMING Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 22,9 37,5 25 6,3 8,3
Q2 22,9 45,8 18,8 6,3 6,3
Q3 18,8 41,7 27,1 6,3 6,3
Average 21,53 41,67 23,63 6,30 6,97
Gambar 4.12 Grafik Dimesi Timing Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 7%
6%
21% 24% 42%
Tabel 4.39 – Tabel 4.41 menunjukkan dimensi Penyaringan Tabel 4.39 Atasan memberikan informasi sesuai deskripsi pekerjaan (Sumber Kuesioner No.27) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
14
29.2
Setuju
12
25.0
Kurang Setuju
13
27.1
Tidak Setuju
5
10.4
Sangat Tidak Setuju
4
8.3
48
100.0
Total
73
Berdasarkan tabel 4.39 dapat dilihat bahwa beragam respon yang diberikan yaitu ada 14 responden (29.2%) menjawab sangat setuju dan 12 responden (25.0%) menjawab setuju terhadap pernyataan indikator tersebut diatas. Akan tetapi ada juga 13 responden (27.1%) yang menyatakan kurang setuju.
Tabel 4.40 Atasan memberikan informasi sesuai masalah pekerjaan (Sumber Kuesioner No.28) Frequency Valid
Sangat Setuju
Percent
9
18.8
Setuju
12
25.0
Kurang Setuju
13
27.1
9
18.8
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
5
10.4
48
100.0
Pada pernyataan perihal atasan memberikan informasi kepada bawahannya sesuai masalah pekerjaan pada tabel 4.40 menunjukkan 13 responden (27.1%) menjawab kurang setuju, 9 responden (18.8%) menjawab tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju yaitu 5 responden (10.4%). Sedangkan 12 responden (25.0%) menyatakan setuju dan 9 responden (18.8%) menyatakan sangat setuju. Tabel 4.41 Dimensi Penyaringan PENYARINGAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
74
Q1 29,2 25 27,1 10,4 8,3
Q2 18,8 25 27,1 18,8 10,4
Average 24,00 25,00 27,10 14,60 9,35
Gambar 4.13 Grafik Dimesi Penyaringan Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 9% 15% 24% 27%
25%
4.2.5.2 Variabel Y : Iklim Komunikasi Organisasi Pada variabel Iklim Komunikasi Organisasi dibagi menjadi 5 (lima) dimensi dengan 15 indikator pernyataan. Adapun nilai dimensi-dimensi
tersebut
akan
dijelaskan
pada
tabel-tabel
frekuensi hasil penyebaran kuesioner berikut :
Tabel 4.42 – Tabel 4.45 menunjukkan dimensi Supportiveness Tabel 4.42 Bimbingan/Petunjuk kerja oleh atasan (Sumber Kuesioner No.30) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
20
41.7
Setuju
15
31.3
Kurang Setuju
5
10.4
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju
7
14.6
48
100.0
Total
Dari tabel 4.42 pada indikator bimbingan/petunjuk kerja oleh atasan, dapat diketahui secara mayoritas yaitu sebanyak 20
75
responden (41.7%) menjawab sangat setuju dan 15 responden (31.3%) menjawab setuju. Hal ini berarti pada umumnya karyawan selalu diberikan bimbingan/petunjuk kerja oleh atasan mereka dalam melakukan pekerjaannya. Tetapi dari hasil diatas, kita juga dapat mengetahui bahwa ada 7 responden (14.6%) yang merasa tidak pernah diberikan petunjuk oleh atasannya.
Tabel 4.43 Solusi terhadap permasalahan (Sumber Kuesioner No.31) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
20
41.7
Setuju
22
45.8
Kurang Setuju
3
6.3
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Berdasarkan pada tabel 4.43 dapat diketahui sebanyak 22 responden (45.8%) menyatakan setuju dan 20 responden (41.7%) menyatakan sangat setuju serta hanya ada 1 responden (2.1%) sangat tidak setuju dan 2 responden (4.2%) yang tidak setuju. Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa lebih dari 85% karyawan merasa atasan mereka selalu membantu dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi dalam bekerja. Hal ini dapat menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam bekerja dimana atasan selalu ada jika mereka butuhkan serta dapat mempengaruhi kinerja dari karyawan.
76
Tabel 4.44 Penciptaan perasaan dibutuhkan/dihargai (Sumber Kuesioner No.32) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
17
35.4
Setuju
26
54.2
Kurang Setuju
3
6.3
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Dilihat pada tabel 4.44 dapat dilihat responden merespon positif bahwa mereka merasa dibutuhkan dan dihargai oleh atasan nya dengan 26 responden (54.2%) menjawab setuju dan 17 responden (35.4%) menjawab sangat setuju.Sedangkan ada juga yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing hanya 1 responden (2.1%) dan 3 responden (6.3%) yang menjawab kurang setuju. Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan PT.Central Aneka Busana merasa atasan membuat karyawan dibutuhkan dan dihargai. Dengan membuat karyawan merasa dibutuhkan dan dihargai dapat membuat karyawan menjadi lebih semangat bekerja. Selain itu, juga dapat membuat karyawan memiliki loyalitas yang tinggi di perusahaan sehingga tidak memiliki keiginan untuk bekerja di perusahaan lain.
Tabel 4.45 Dimensi Supportiveness SUPPORTIVENESS Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 41,7 31,3 10,4 2,1 14,6
77
Q2 41,7 45,8 6,3 4,2 2,1
Q3 35,4 54,2 6,3 2,1 2,1
Average 39,60 43,77 7,67 2,80 6,27
Gambar 4.14 Grafik Dimesi Supportiveness Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 8%
3% 6% 39% 44%
Tabel
4.46
–
Tabel
4.49
menunjukkan
dimensi
Partisipasi membuat keputusan Tabel 4.46 Pemberian kesempatan dalam pengambilan keputusan (Sumber Kuesioner No.33) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
27
56.3
Setuju
14
29.2
Kurang Setuju
2
4.2
Tidak Setuju
4
8.3
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Berdasarkan tabel 4.46 dapat diketahui ada 27 responden (56.3%) menyatakan sangat setuju dan 14 responden (29.2%) menyatakan setuju terhadap pernyataan di atas. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan karyawan menyatakan selalu diberikan kesempatan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Walaupun ada juga yang menyatakan tidak diberikan kesempatan dalam pengambilan keputusan yaitu sebanyak 4 78
responden (8.3%), 2 responden (4.2%) kurang setuju dan 1 responden (2.1%) menyatakan sangat tidak setuju.
Tabel 4.47 Kesempatan menyampaikan saran (Sumber kuesioner No.34) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
16
33.3
Setuju
23
47.9
Kurang Setuju
1
2.1
Tidak Setuju
7
14.6
Sangat Tidak Setuju
1
2.1
48
100.0
Total
Untuk indikator adanya kesempatan karyawan dalam menyampaikan saran dapat diketahui sebanyak 23 responden (47.9%) setuju dan 16 responden (33.3%) sangat setuju akan hal tersebut. Namun ada juga yang responden yang menyatakan tidak setuju mempunyai presentase 14.6% , dan masing-masing 1 responden yang menyatakan kurang setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 4.48 Kesempatan menyampaikan kritik (Sumber Kuesioner No.35) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
21
43.8
Setuju
21
43.8
Kurang Setuju
2
4.2
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Pada tabel 4.48 dapat dijelaskan secara mayoritas 87.6% yang terdiri masing-masing sebanyak 21 responden (43.8%) menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka diberikan kesempatakan dalam menyampaikan kritik. Akan tetapi masih ada juga yang menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan 79
tersebut yaitu 3 responden (6.3%), 2 responden (4.2%) menyatakan kurang setuju dan 1 responden (2.1%) menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.49 Dimensi Partisipasi membuat Keputusan PARTISIPASI BUAT KEPUTUSAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 56,3 29,2 4,2 8,3 2,1
Q2 33,3 47,9 2,1 14,6 2,1
Average 44,47 40,30 3,50 8,33 3,50
Q3 43,8 43,8 4,2 2,1 6,3
Gambar 4.15 Grafik Dimesi Partisipasi membuat Keputusan Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 8% 4% 4% 44% 40%
Tabel 4.50 – Tabel 4.54 menunjukkan dimensi Kepercayaan Tabel 4.50 Kepercayaan pada kemampuan atasan dalam bekerja (Sumber Kuesioner No.36) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
18
37.5
Setuju
24
50.0
Kurang Setuju
5
10.4
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju
0
0
48
100.0
Total
80
Pada tabel 4.50 dapat diketahui bahwa 24 (50.0%) responden menyatakan setuju dan 18 responden (37.5%) sangat setuju
yang
berpendapat
bahwa
atasan
mereka
memiliki
kemampuan untuk memimpin mereka dalam bekerja. Sehingga dapat diartikan bahwa sebagian besar karyawan memiliki kepercayaan terhadap kepemimpinan atasan mereka. Tetapi ada juga yang tidak percaya terhadap kemampuan atasan mereka yaitu 5 responden (10.4%) dam 1 responden (2.1%). Hal ini mungkin dikarenakan ada atasan mereka yang kurang sesuai kemampuan dan keahlian bahkan latar belakang pendidikan yang dimiliki atasannya, sehingga bawahannya merasa atasan kurang kurang dalam memberikan bantuan, arahan dan juga nasehat dalam menyelesaiakan pekerjaan mereka dengan tepat.
Tabel 4.51 Kepercayaan terhadap rekan kerja dalam membantu pekerjaan (Sumber Kuesioner No.37) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
16
33.3
Setuju
22
45.8
Kurang Setuju
8
16.7
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju
1
2.1
48
100.0
Total
Untuk indikator ini, diperoleh hasil seperti pada tabel 4.51 yaitu mengenai kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja yang saling membantu dalam bekerja dimana 22 responden (45.8%) menjawab setuju dan 16 responden (33.3%) menjawab sangat setuju.
81
Dapat diartikan bahwa adanya rasa kepercayaan yang besar antara sesama rekan kerja yang akan saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat membuat suasana dan lingkungan kerja menjadi nyaman, menumbuhkan semangat persaingan yang positif yang tentunya dapat meningkatkan kinerja masing-masing karyawan. Tetapi pada indikator ini ada juga yang menyatakan ketidakpercayaan
karyawan
terhadap
rekan
kerjanya
yaitu
sebanyak 8 responden (16.7%). Hal ini mungkin saja bisa disebabkan karena tingkat pendidikan, lama bekerja dan juga pengalaman.
Tabel 4.52 Kepercayaan terhadap atasan dalam menghargai pekerjaan (Sumber Kuesioner No.38) Frequency Valid
Sangat Setuju
Percent
9
18.8
28
58.3
Kurang Setuju
7
14.6
Tidak Setuju
1
2.1
Setuju
Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Pada tabel 4.52 dapat dilihat jawaban responden sebanyak 28 (58.3%) setuju dan 9 responden (18.8%) sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. Artinya, mereka merasa bahwa atasannya mayoritas selalu menghargai pekerjaan yang mereka lakukan. Dapat dilhat pula, ada juga 7 responden (14.6%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (6.3%) dan 1 responden (2.1%) yang menyatakan tidak setuju terhadap hal tsb.
82
Tabel 4.53 Kepercayaan terhadap bantuan atasan dalam menghadapi masalah (Sumber Kuesioner No.39) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
18
37.5
Setuju
24
50.0
Kurang Setuju
4
8.3
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Pada indikator kepercayaan karyawan terhadap bantuan atasan dalam menghadapi masalah dapat dilihat pada tabel 4.53 dimana sebagian besar karyawannya yaitu 24 responden (50.0%) menyatakan setuju dan 18 responden lainnya (37.5%) menyatakan sangat setuju. Sedangkan ada juga 4 responden (8.3%) menjawab kurang setuju serta masing-masing 1 responden (2.1%) yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap hal itu.
Tabel 4.54 Dimensi Kepercayaan KEPERCAYAAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
Q1 37,5 50 10,4 2,1 0
Q2 33,3 45,8 16,7 2,1 2,1
83
Q3 18,8 58,3 14,6 2,1 6,3
Q4 37,5 50 8,3 2,1 2,1
Average 31,78 51,03 12,50 2,10 2,63
Gambar 4.16 Grafik Dimesi Kepercayaan Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 2% 3% 12% 32%
51%
Tabel
4.55
–
Tabel
4.57
menunjukkan
dimensi
Keterbukaan dan Keterusterangan Tabel 4.55 Anggota perusahaan saling berbagai informasi mengenai pekerjaan (Sumber Kuesioner No.41) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
20
41.7
Setuju
19
39.6
Kurang Setuju
5
10.4
Tidak Setuju
1
2.1
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Perihal anggota perusahaan saling berbagi informasi mengenai pekerjaan dapat diketahui pada tabel 4.55 dimana 20 responden (41.7%) menjawab setuju dan 19 repsonden (39.6%) menjawab sangat setuju. Hal ini menyatakan bahwa satu sama lain karyawan, atasan dan rekan kerja selalu saling berbagi infomasi mengenai pekerjaan baik itu hambatan/kesulitan pekerjaan,
84
kebutuhan dalam bekerja maupun hasil dari pencapaian yang telah diraih.
Dan untuk responden yang kurang setuju sebanyak 5
responden (10.4%), 3 responden (6.3%) sangat tidak setuju dan hanya 1 responden (2.1%) yang menyatakan ketidaksetujuannya.
Tabel 4.56 Anggota perusahaan saling berbagai informasi mengenai kinerja perusahaan (Sumber Kuesioner No.43) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
15
31.3
Setuju
25
52.1
Kurang Setuju
5
10.4
Tidak Setuju
2
4.2
Sangat Tidak Setuju Total
1
2.1
48
100.0
Berdasarkan tabel 4.56 di atas dapat diketahui sebagian respoden memberikan jawaban setuju terhadap anggota organisasi yang saling berbagi informasi perihal kinerja perusahaan yaitu sebanyak 25 responden (52.1%) setuju dan 15 responden (31.3%) menyatakan sangat setuju. Ada juga 5 responden (10.4%) yang menjawab kurang setuju, 2 responden (4.2%) menjwab tidak setuju serta 1 responden (2.1%) menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 4.57 Dimensi Keterbukaan KETERBUKAAN Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
85
Q1 41,7 39,6 10,4 2,1 6,3
Q2 31,3 52,1 10,4 4,2 2,1
average 36,5 45,85 10,4 3,15 4,2
Gambar 4.17 Grafik Dimesi Keterbukaan Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 3% 4% 10% 37%
46%
Tabel
4.58
–
Tabel
4.61
menunjukkan
dimensi
Tujuan kinerja Tinggi Tabel 4.58 Pemberian gaji sesuai dengan job desk (Sumber Kuesioner No.44) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
12
25.0
Setuju
19
39.6
Kurang Setuju
10
20.8
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
4
8.3
48
100.0
Total
Pada tabel 4.58 dapat dilihat secara umum para karyawan menyetujui bahwa gaji yang perusahaan berikan kepada mereka sesuia dengan job desk dari pekerjaan terlihat jawaban dari 19 responden ( 39.6%) menjawab setuju dan 12 responden (25.0%) menjawab sangat setuju.
86
Dan ada juga 10 responden (20.8%) menjawab kurang setuju, 4 responden (8.3%) menjawab sangat tidak setuju dan 3 responden (6.3%) menjawab tidak setuju atas pernyataan tersebut diatas.
Tabel 4.59 Pemberian reward atas prestasi kerja (Sumber Kuesioner No.45) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
17
35.4
Setuju
19
39.6
Kurang Setuju
6
12.5
Tidak Setuju
3
6.3
Sangat Tidak Setuju
3
6.3
48
100.0
Total
Pada indikator ini dari tabel 4.59 sebanyak 19 responden (39.6%) menyatakan setuju dan 17 responden (35.4%) menyatakan sangat setuju, artinya sebagian besar responden menyatakan bahwa perusahaan memberikan reward bagi mereka yang berprestasi dalam bekerja. Walaupun begitu, ada juga responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak serta sangat tidak setuju terhadap indikator tersebut yaitu sebanyak 12.5% dan 6.3%. Dengan adanya pemberian reward tentunya karyawan akan merasa
dihargai
oleh
perusahaan,
menimbulkan
semangat
persaingan positif di antara karyawan dan meningkatkan kualitas kerja dari karyawan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
87
Tabel 4.60 Kesejahteraan terhadap karyawan (Sumber Kuesioner No.46) Frequency Valid
Percent
Sangat Setuju
15
31.3
Setuju
17
35.4
Kurang Setuju
10
20.8
3
6.3
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
3
6.3
48
100.0
Untuk indikator terakhir pada dimensi Tujuan kinerja tinggi yaitu dimana perusahaan menjamin kesejahteraan karyawannya terlihat 17 responden (35.4%) menjawab setuju dan 15 responden (31.3%) menjawab sangat setuju. Dan untuk responden yang menyatakan kurang setuju dengan pernyataan bahwa perusahaan menjamin kesejahteraannya ada 20.8 % dan masing-masing 3 responden (6.3%) yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini kemungkinan disebabkan ada karyawan yang merasa bahwa perusahaan tidak selalu memenuhi atau kurang dalam pemenuhan kebutuhan atau keinginan mereka di luar gaji, insentif dan bonus. Tabel 4.61 Dimensi Tujuan Kinerja Tinggi TUJUAN KINERJA TINGGI
Q1 25 39,6 20,8 6,3 6,3
Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat tidak setuju
88
Q2 35,4 39,6 12,5 6,3 6,3
Q3 31,3 35,4 20,8 6,3 6,3
Average 30,57 38,20 18,03 6,30 6,30
Gambar 4.18 Grafik Dimesi Tujuan Kinerja Tinggi Sangat setuju
Setuju
KurangSetuju
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju 6%
6%
31% 18%
39%
4.2.6.Hasil Analisa Uji Korelasi Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 13.0 didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.62 Correlations
Komunikasi Atasan ke Bawahan
Komunikasi Atasan ke Bawahan 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000
N Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim Komunikasi Organisasi .837 **
48
48
Pearson Correlation
.837 **
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
48
48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan
tabel
4.47
hasil
korelasi
di
atas,
dapat
diinterpretasikan adalah sebagai berikut : a. Hasil perhitungan korelasinya menunjukkan angka 0.837. Artinya hubungan antara komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) dengan Iklim Komunikasi Organisasi berada
89
pada interval 0.80 – 1.00 dimana termasuk hubungan yang sangat kuat b. Hasil dari signifikansinya sebesar 0.000 atau dibawah dari nilai signifikansi 0.05 yang berarti korelasi/hubungan antara kedua variable signifikan.
Dengan demikian dari hasil penelitian ini, kita dapat mengetahui bahwa koefisien korelasinya bertanda (+) atau terjadi hubungan linear positif yang dapat diartikan komunikasi atasan ke bawahan memiliki hubungan yang kuat / signifikan dalam meningkatkan iklim komunikasi. Sehingga apabila semakin baik jalannya komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) di PT.Central Aneka Busana maka akan semakin bagus iklim komunikasi organisasi yang ada dan begitu pula sebaliknya semakin buruk jalannya komunikasi atasan ke bawahan maka semakin tidak bagus iklim komunikasi organisasi yang ada. Oleh karena itu, jalannya komunikasi atasan kepada bawahan harus selalu dilakukan, diciptakan dan ditingkatkan serta dijaga.
4.2.7.Hasil Analisa Uji Regresi Setelah dilakukan perhitungan korelasi, selanjutnya di bawah ini akan ditampilkan hasil perhitungan regresi dari variabel yang diteliti. Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas X (Komunikasi Atasan ke Bawahan) Komunikasi Organisasi ) .
90
terhadap variabel terikat Y (Iklim
Dari hasil output analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS diperoleh seperti tabel 4.63 di bawah ini : Tabel 4.63 a
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Komunikasi Atasan ke Bawahan
B 22.763
Std. Error 3.674
.410
.040
Standardized Coefficients Beta
.837
t 6.195
Sig. .000
10.355
.000
a. Dependent Variable: Iklim Komunikasi Organisasi
a. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan model regresi linear sederhana maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y = a + bX Y = 22.763 + 0.410 X Di mana: Y = Iklim Komunikasi Organisasi X = Komunikasi Atasan ke Bawahan b. Konstanta (a) sebesar 22.763 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel bebas (Komunikasi Atasan ke Bawahan) maka Iklim Komunikasi Organisasi akan tetap (konstan) sebesar 22.763. c. Nilai Koefesien regresi b sebesar 0.410, menyatakan bahwa jika faktor Komunikasi Atasan ke Bawahan diperhatikan maka akan memberikan pengaruh pada Peningkatan Iklim Komunikasi Organisasi sebesar 0.410. d. Dari data tersebut maka dapat dibuat tren linear yang dihasilkan oleh komunikasi atasan ke bawahan terhadap iklim komunikasi organisasi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
91
Tabel 4.64 Tren Linear Pengaruh Komunikasi Atasan – Bawahan ( X ) Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi ( Y ) X 0 1 2 3 4 5
A 22,763 22,763 22,763 22,763 22,763 22,763
B 0,410 0,410 0,410 0,410 0,410 0,410
bx 0 0,41 0,82 1,23 1,64 2,05
Y=a+bx 22,763 23,173 23,583 23,993 24,403 24,813
Gambar 4.19 Grafik Linear Pengaruh Komunikasi Atasan – Bawahan (X) terhadap Iklim Komunikasi Organisasi (Y)
Y : Iklim Komunikasi Organisasi
25,000 24,500 24,000 23,500 23,000 22,500 0
1
2
3
4
5
6
X : Komunikasi Atasan ke Bawahan
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa jika nilai X bertambah 1 (satu) unit, maka akan selalu diikuti oleh kenaikan dari nilai Y sebesar 0,410. Hal ini dapat menunjukkan bahwa semakin baik komunikasi Atasan – Bawahan (downward communication) yang dilakukan semakin bagus pula Iklim Komunikasi Organisasi yang ada di divisi Marketing PT.Central Aneka Busana.
92
e. Dari perhitungan uji t diketahui t hitung X = 10.355. Nilai Sig. = 0.000 dan t tabel 2,0106 ( 10.355 > 2.0106 ) dengan tingkat signifikasi 5%. Maka jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi hipotesis bahwa komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap iklim komunikasi organisasi adalah benar.
4.4
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis data penjabaran tabel frekuensi pada variabel
komunikasi atasan ke bawahan memiliki respon yang positif hal ini dapat dilhat dari besarnya nilai presentase frekuensi dari masing-masing dimensi yaitu Instruksi
Tugas,
Rasional,
Ideologi,
Informasi,
Balikan,
Keterbukaan,
Kepercayaan pada pesan Tulisan, Pesan yang berlebih, Timing (ketepatan waktu) dan Penyaringan. Berdasarkan rata-rata indikator masing-masing dimensi, Dimensi instruksi tugas memiliki respon positif yang paling baik yaitu sebesar 86.8% diantara 10 dimensi dari variabel Komunikasi Atasan ke Bawahan (tabel 4.11 dan gambar 4.4). Dapat diartikan bahwa komunikasi atasan terhadap pemberian instruksi kerja kepada bawahan, penjelasan perihal pekerjaan yang harus dilakukan dan adanya target pekerjaan memang telah dijalankan dengan baik. Pemberian tugas kepada bawahan pada dasarnya merupakan bagian dari komunikasi ke bawah. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Arni dalam bukunya yaitu salah satu bentuk komunikasi ke bawah adalah interaksi tugas yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.Komunikasi ke bawah bertujuan
93
untuk
menyampaikan
pesan-pesan
yang
berkenaan
dengan
tugas-tugas
pemeliharaan, pengarahan,perintah,pertanyaaaan dan kebijaksanaan perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang dilakukan atasan dalam memberikan instruksi, penjelasan dan target pekerjaan kepada bawahan dapat mempermudah karyawan dalam menjalankan tugasnya, mencegah kesalahapahaman karena kurangnya informasi dan juga karyawan dapat lebih fokus serta bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga pekerjaan yang dihasilkan dapat lebih maksimal dan apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Sedangkan dimensi penyaringan memiliki nilai respon yang paling kecil dibandingkan ke 10 dimensi variabel komunikasi atasan ke bawahan yaitu sebesar 49%. Dapat dilihat dari nilai rata-rata dimensi penyaringan (tabel 4.41 dan gambar 4.13) dimana responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 27.1%,tidak setuju 14.6% dan sangat tidak setuju 9.35% sedangkan yang menyatakan sangat setuju 24% dan setuju sebanyak 25%. Hal ini terutama dalam pernyataan yaitu “atasan memberikan informasi sesuai dengan masalah pekerjaan” sebanyak 13 responden (27.1%) menjawab kurang setuju, 9 responden (18.8%) menjawab tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju yaitu 5 responden (10.4%). Sedangkan 12 responden (25.0%) menyatakan setuju dan 9 responden (18.8%) menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan atasan yang tidak menyampaikan informasi yang sesuai dengan masalah pekerjaan kepada bawahannya. Atasan cenderung penyampaikan informasi atas apa yang hanya ingin disampaikan kepada bawahan yang tidak ada relevansinya dengan masalah pekerjaan. Tentunya hal ini dapat menimbulkan adanya kesalahpahaman dan
94
ketidakjelasan antara atasan dan bawahan atas ketidaktepatan informasi yang disampaikan. Sehingga akan menghambat dalam proses penyelesaian masalah dan memungkinkan timbulnya masalah baru. Untuk Variabel Iklim komunikasi organisasi yang terdiri dari 5 dimensi yaitu Supportiveness, Partisipasi membuat keputusan,kepercayaan, keterbukaan dan keterusterangan serta tujuan kinerja tinggi, dapat dilihat bahwa hampir seluruh dimensi juga memiliki nilai yang baik. Namun dimensi tujuan kinerja tinggi memiliki nilai yang paling rendah yaitu sebesar 68.77% (tabel 4.61 dan gambar 4.18) diantara ke 5 dimensi tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih sangat kurang memberikan perhatian terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi seperti pemberian gaji yang sesuai dengan job desk, pemberian reward atas prestasi kerja dan jaminan kesejahteraan. Seharusnya perusahan harus menyadari akan pentingnya hal tersebut dikarenakan dapat membuat karyawan merasa dihargai, dibutuhkan, diperhatikan oleh perusahaan. Dengan demikian karyawan akan merasa puas dengan perhatian yang diberikan, menciptakan rasa persaingan yang positif, menumbuhkan semangat dan motivasi serta terus berkarya menghasilkan yang terbaik untuk perusahaan Iklim komunikasi merupakan salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi karena iklim komunikasi mempengaruhi usaha anggota organisasi. Iklim komunikasi yang positif akan meningkatkan kinerja dan komitmen karyawan pada organisasi. Selain itu, berdasarkan hasil analisa uji koefisien korelasi pearson product moment pada penelitian tersebut, kita dapat mengetahui nilai korelasinya adalah
95
0.837, artinya hubungan atau pengaruh antara komunikasi atasan ke bawahan ( downward communication ) dengan iklim komunikasi organisasi di divisi Central Aneka Busana memiliki hubungan yang sangat kuat. Hal ini berarti jika komunikasi atasan ke bawahan mengalami peningkatan pada kualitasnya, maka akan diikuti dengan peningkatan pada iklim komunikasi organisasi dan begitu juga sebaliknya. Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi memiliki pengertian yaitu informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Namun, dalam hal ini atasan tidak sekedar memberikan informasi saja. Perlu menjadi perhatian dalam hal pemberian informasi/instruksi kerja yang jelas karyawan tidak hanya tahu tapi juga harus dapat mengerti dan paham
akan
pekerjaan/perusahaan.
Perlunya
adanya
diskusi,
dukungan/motivasi/bantuan atasan kepada bawahan tidak hanya terkait dengan masalah pekerjaan tapi juga diluar pekerjaan. Selain itu, pemberian reward atas prestasi kerja, kritik/teguran/sanksi yang diberikan, transparansi informasi atas pekerjaan/perusahaan,
memberikan
kesempatan
dalam
menyampaikan
pendapat/ide baik mengenai pekerjaa maupun diluar pekerjaan, media komunikasi yang digunakan atasan, ketepatan waktu dalam memberikan perinta/informasi serta menjamin kesejateraan karyawan juga perlu diperhatikan oleh atasan agar proses komunikasi dapat terjalin dengan baik. Disamping itu atasan dan bawahan mempunyai peranan penting dalam komunikasi organisasi yang merupakan satu kesatuan dalam organisasi perusahaan yang saling tergantung satu dengan yang lain. Seperti yang dikatakan oleh Goldhaber bahwa konsep kunci dari komunikasi organisasi adalah keadaan
96
saling tergantung yaitu apabila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya kepada seluruh organisasi. Dengan demikian, hal ini memberikan implikasi bahwa jika perusahaan bermaksud meningkatkan kualitas iklim komunikasi organisasi maka hal itu terkait erat dengan peningkatan komunikasi atasan ke bawahan sebagai faktor yang mempengaruhinya secara kuat. Hasil penelitian ini berada pada posisi mendukung teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya, seperti yang diungkapkan R Wayne Pace & Don F Paules bahwasanya komunikasi antara atasan ke bawahan (downward communication) merupakan faktor penting dalam membentuk iklim komunikasi organisasi yang terjalin dalam sebuah perusahaan. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa curiga. Iklim komunikasi mengkaitkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan, dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku organisasi. Jadi dengan mengetahui sesuatu iklim komunikasi suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu salah satunya dengan melakukan proses komunikasi antara atasan dan bawahan.
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini yang didasarkan pada hasil analisis data
yang telah dilakukan dikaitkan dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan. Dari berbagai pembahasan yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
perhitungan
dan
analisa
secara
deskriptif
pada
komunikasi atasan ke bawahan di Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana untuk dimensi penyaringan memiliki rata-rata nilai paling rendah diantara 10 dimensi yang ada. Terutama pada indikator atasan memberikan informasi sesuai dengan masalah pekerjaan, dimana 56.3% responden menyatakan bahwa informasi yang diberikan atasan kepada bawahan tidak sesuai dengan masalah pekerjaan yang mereka hadapi. Sedangkan nilai yang paling baik dapat dilihat pada dimensi instrukti tugas yaitu sebesar 86.8% 2. Pada iklim komunikasi organisasi di divisi Marketing PT.Central Aneka Busana berdasarkan perhitungan dan analisa secara deskriptif untuk dimensi tujuan kinerja tinggi memiliki rata-rata nilai paling rendah diantara 5 dimensi yang ada. Hal ini dapat diketahui terutama pada permasalahan dimana pemberian gaji yang diberikan tidak sesuai dengan job desk karyawan dimana hanya sebesar 64.6% responden 98
menyatakan setuju bahwa perusahaan telah memberikan gaji yang sesuai dengan job desk dan 33.4% responden lainnya menyatakan tidak setuju bahwa gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan job desk mereka. Untuk nilai paling baik ada pada dimensi supportiveness sebesar 83.67%. 3. Berdasarkan perhitungan dan analisa secara deskriptif menunjukkan bahwa ada pengaruh antara komunikasi atasan-bawahan terhadap iklim komunikasi organisasi di divisi Marketing PT.Central Aneka Busana.Pengaruh yang ada antara komunikasi atasan-bawahan (downward communication) terhadap iklim komunikasi organisasi sangat kuat, hal ini dapat dilihat hasil perhitungan angka koefisien korelasi yaitu sebesar 0.837 yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat yang positif. Sehingga dapat diartikan semakin bak komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) yang terjadi akan semakin baik pula iklim komunikasi organisasinya dan sebaliknya semakin buruk komunikasi atasan-bawahan maka iklim komunikasi organisasi juga akan semakin buruk. 4. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear sederhana di dapatkan persamaan Y = 22.763 + 0.410 X. Dari persamaan di atas diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.410, hal ini dapat menyatakan bahwa setiap kenaikkan komunikasi atasan-bawahan 1 unit maka iklim komunikasi organisasi akan meningkat sebanyak 0.410 . Dengan demikian dapat diartikan bahwa komunikasi atasan dan bawahan (downward communication) memiliki hubungan
99
dengan iklim
komunikasi organisasi dimana jika proses komunikasi atasan ke bawahan meningkat tentunya iklim komunikasi organisasi juga akan meningkat.
5.2
Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dikemukakan adalah : 1. Bagi pihak akademisi, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi landasan untuk melakukan penelitian tentang pengaruh komunikasi atasan ke bawahan terhadap iklim komunikasi organisasi khususnya dalam memaparkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi iklim komunikasi organisasi selain komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) 2. Pada komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) di divisi Marketing PT.Central Aneka Busana perlu ditingkatkan indikator yang memiliki hasil yang rendah
yaitu pada dimensi
penyaringan yang terkait dengan pemberian informasi dari atasan yang sesuai dengan masalah pekerjaan. 3. Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana diharapkan dapat melakukan analisa atau mengkaji kembali perihal imbalan berupa gaji bagi karyawan sesuai dengan job desk mereka. Hal ini dilakukan agar karyawan dapat merasa dihargai oleh perusahaan apa yang mereka dapatkan telah sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.
100
4. Bagi Divisi Marketing PT.Central Aneka Busana bahwa kualitas komunikasi atasan ke bawahan harus terus ditingkatkan. Dimana hendaknya setiap individu di organisasi dapat menjaga komunikasi atasan dan bawahan yang selama ini sudah berjalan dengan baik karena hal ini tentunya juga akan mempengaruhi iklim komunikasi organisasi perusahaan. 5. Bagi divisi Marketing PT.Central Aneka Busana diharapkan untuk selalu mempertahankan bahkan ditingkatkan
iklim komunikasi
organisasi yang selama ini dalam kondisi yang baik. Dengan iklim komunikasi organisasi yang baik , kinerja karyawan akan lebih maksimal sehingga tentunya apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
101
DAFTAR PUSTAKA Allen, Louis A. Management & Organization, Singapore: McGraw Hill, 1958. Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian, Jakarta: PT.Adi Mahasatya, 2002. Arni, Muhammad. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara,2007. Bulaeng, Andi. Metode Penelitian Kontemporer, Yogyakarta: Andi, 2004. Bungin,Burhan. Metode Penelitian: Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya, Jakarta:Predana Media, 2005 Davis, Keith.,and John Newstrom W. Perilaku Organisasi Jilid 2, edisi 7, Jakarta: Erlangga,1985. Ghozali.Analisis multivariate dengan menggunakan SPSS,Semarang:Undip,2001. Kriyantono, Rachmat. Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,Komunikasi Pemasaran,Jakarta: Kencana Predana Media Group,2006. Liliweri, Alo. Wacana Komunikasi Organisasi, Bandung: Mandar Maju,2004. Pace, R.Wayne and Don F.Faules. Komunikasi Organisasi : “Strategi meningkatkan kinerja perusahaan”, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1998. Rachmadi,F. Public Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,1996. Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya,1993. Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2004. Singarimbun, Masri & Sofyan Effendi. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,1995. Soemirat, Soleh, Ardianto, Elvinaro dan Suminar, yenny Ratna. Buku Materi Pokok Komunikasi Organisasional, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,2004. Sugiyono. statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta,2002. Suyanto, Bagong & Sutinah. Metode Penelitian Sosial:Berbagai alternatif pendekatan,Jakarta: Kencana,2007.
Triton,PB. SPSS 13 Terapan:Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: Andi,2006. Uday,Pareek. Perilaku Organisasi, Jakarta: Balai Pustaka,1984. Umar, Husein. Metode Riset Komunikasi Organisasi: Sebuah pendekatan kuantitatif dilengkapi dengan contoh proposal dan hasil riset komunikasi organisasi,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2003. Walpole, Ronald E. Introduction to statitistic, New York: ,Macmillan Publishing co.Inc, 1982.
STRUKTUR ORGANISASI PT. CENTRAL ANEKA BUSANA
CHAIRMAN
INTERNAL AUDIT DIREKTUR UTAMA
ASISTEN
SEKRETARIS
GENERAL AFFAIR
PROMOSI
DESIGNER
Keterangan Gambar: A : Administrasi Produksi B : Gudang Bahan Baku dan Aksesories C : Kabag Sales D : Kabag Penjualan E : Kabag Gudang F : Kabag Accounting G : Kabag Finance H : Kasir S : Staff
SISPRO
PRODUCTION MANAGER
A
B
MARKETING MANAGER
ACCOUNTING MANAGER
FINANCE MANAGER
C
D
E
F
G
S
S
S
S
S
PURCHASING MANAGER
H
S
KUESIONER PENELITIAN
Nama
: Nurul Qamariyyah
Univeristas
: Universitas Mercu Buana
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Public Relations
Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) terhadap iklim komunikasi organisasi di PT. Central Aneka Busana.
Tujuan Pengumpulan Kuesioner ini adalah Untuk memperoleh gambaran mengenai komunikasi atasan ke bawahan (downward communication) dan Iklim komunikasi Organisasi di perusahaan Anda.
Bagian I : Identitas responden ( Isilah dengan menggunakn tanda silang atau X) 1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia
a. 20-25 tahun
b.26-30 tahun
c. 31-35 tahun
d. 36-40 tahun
e. 41 tahun ke atas 3. Pendidikan Formal
4. Lama Bekerja
a. Akademi / D3
b. S1
c. S2
d. Lainya
......... bulan / tahun
1
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Mohon kesedian Bapak/Ibu/Sdr/Sdri untuk menjawab seluruh pernyataan yang telah disediakan. 2. Beri tanda ( x ) pada kolom yang anda pilih 3. Ada 5 (lima) alternatif jawaban yang dipilih yaitu : SS S KS TS STS
: Sangat Setuju : Setuju : Kurang Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju
Contoh :
No
ITEM PERNYATAAN
1
Atasan memberikan perintah / tugas kepada Anda secara jelas
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
x
Bagian II : Bagian ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang menggambarkan penilaian terhadap Komunikasi atasan ke bawahan ( downward communication ) II.1 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Instruksi Tugas
No
1 2
3
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju 5
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
4
3
2
Atasan memberikan instruksi mengenai pekerjaan yang anda lakukan Atasan memberikan penjelasan bagaimana anda harus melakukan pekerjaan Atasan memberikan instruksi berupa target pekerjaan yang harus anda selesaikan (seperti,anda diberikan target sales yang harus dicapai perbulan)
2
Sangat Tidak Setuju 1
II.2 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Rasional
No
4 5
6
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Atasan melakukan diskusi dengan anda perihal pekerjaan Atasan melakukan diskusi dengan anda perihal perkembangan dan persaingan perusahaan Atasan melakukan diskusi dengan anda secara berkala (seperti,melaksanakan morning briefing)
II.3 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Ideologi
No
ITEM PERNYATAAN
7
Atasan mendukung dan memotivasi anda dalam bekerja
8
9
Sangat Tidak Setuju 1
Atasan memberikan bantuan pada saat anda kesulitan / ada masalah dalam bekerja. Atasan menjalin komunikasi dengan anda diluar masalah pekerjaan. (seperti,bertukar pikiran tentang masalah pribadi)
II.4 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Informasi
No
10
11
ITEM PERNYATAAN Atasan menginformasikan kepada anda perihal peraturan perusahaan (seperti,memberitahukan pemberlakuan jam kerja di perusahaan) Atasan menyampaikan kinerja perusahaan kepada anda (seperti, menginformasikan target sales yang tercapai pada tahun ini)
3
Sangat Tidak Setuju 1
12
Atasan menginformasikan kepada anda perihal kegiatan perusahaan (seperti,pemberitahuan adanya acara employee gathering)
II.5 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Balikan
No
ITEM PERNYATAAN
13
Atasan memberikan penghargaan berupa pujian atau reward bila anda melakukan pekerjaan dengan baik atau memuaskan
14
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Atasan memberikan kritik / teguran / sanksi bila anda tidak melakukan pekerjaan dengan baik atau memuaskan
II.6 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Keterbukaan
No
15
16
17
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Atasan bersikap terbuka kepada anda perihal informasi / kebijakan baik yang berkenaan dengan pekerjaan maupun perusahaan. Atasan memberikan kesempatan kepada Anda untuk memberikan pendapat/ide yang terkait dengan pekerjaan (seperti,anda diminta pendapat cara memperluas jalur distribusi barang ) Atasan memberikan kesempatan kepada Anda untuk memberikan pendapat/ide yang terkait diluar pekerjaan (seperti,anda diminta ide lokasi untuk acara outbound )
4
Sangat Tidak Setuju 1
II.7 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Kepercayaan Pada Pesan Tulisan
No
18
19
20
21
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Atasan berkomunikasi dengan anda melalui email
Atasan berkomunikasi dengan anda melalui sms
Atasan berkomunikasi dengan anda melalui memo
Atasan berkomunikasi dengan anda melalui papan pengumuman
II.8 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Pesan Yang Berlebih
No
22
23
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Informasi atau instruksi kerja yang diberikan atasan diterima atau dimengerti oleh anda Banyak Informasi tertulis yang dijadikan pedoman dalam membantu kelancaran aktivitas pekerjaan Anda
II.9 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Timing ( Ketepatan Waktu )
No
24
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju 5
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
4
3
2
Atasan bertanya perihal pekerjaan yang anda lakukan saat ini sebelum memberikan pekerjaan lain
5
Sangat Tidak Setuju 1
25
26
Atasan mengetahui perihal pekerjaan yang anda lakukan
beban
Atasan memberikan toleransi waktu kepada anda dalam melakukan pekerjaan (seperti,memberikan deadline terhadap target sales per bulan )
II.10 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Penyaringan
No
27 28
29
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Atasan memberikan informasi sesuai dengan deskripsi pekerjaan anda Atasan memberikan informasi sesuai dengan masalah pekerjaan
Atasan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Bagian III : Bagian ini terdiri atas sejumlah pernyataan yang menggambarkan penilaian terhadap Iklim Komunikasi Organisasi perusahaan Anda.
III.1 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Supportiveness
No
30
31
32
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju 5
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
4
3
2
Atasan memberikan bimbingan/petunjuk kepada anda dalam bekerja Atasan membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang anda hadapi Atasan menciptakan kondisi dimana anda merasa dibutuhkan dan dihargai keberadaannya.
6
Sangat Tidak Setuju 1
III.2 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Partisipasi Membuat Keputusan
No
33 34 35
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Anda diberikan kesempatan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan Anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran Anda diberikan kesempatan untuk menyampaikan kritik
III.3 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Kepercayaan
No
36 37 38 39
40
ITEM PERNYATAAN
41
42
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Sangat Tidak Setuju 1
Anda percaya terhadap kemampuan atasan dalam menjalankan pekerjaanya Anda percaya bahwa rekan kerja membantu anda dalam bekerja Anda percaya bahwa atasan menghargai pekerjaan yang anda lakukan Anda percaya bahwa atasan akan membantu jika anda mengalami masalah dalam bekerja Anda percaya bahwa atasan mampu menyelesaikan konflik yang terjadi dalam pekerjaan
III.4 Pertanyaan Keterusterangan
No
Sangat Setuju
berikut
terkait
dengan
ITEM PERNYATAAN
masalah
Keterbukaan
dan
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
5
4
3
2
Atasan, anda dan rekan kerja saling berbagi informasi mengenai pekerjaan (misalnya berterusterang tentang hambatan dalam mencapai target sales) Atasan, anda dan rekan kerja saling berbagi informasi mengenai perusahaan (misalnya,perusahaan terbuka terhadap
7
Sangat Tidak Setuju 1
43
masalah yang sedang dihadapi perusahaan) Atasan, anda dan rekan kerja saling berbagi informasi mengenai kinerja perusahaan.(misalnya,perusahaan terbuka terhadap kondisi keuangan saat ini)
III.5 Pertanyaan berikut terkait dengan masalah Tujuan Kinerja Tinggi
No
44 45
46
47
ITEM PERNYATAAN
Sangat Setuju 5
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
4
3
2
Perusahaan memberikan imbalan berupa gaji sesuai dengan job desk anda Perusahaan memberikan reward (bonus/promosi) jika anda berprestasi dalam bekerja Perusahaan menjamin kesejahteraan anda (seperti,memberikan lembur,asuransi kesehatan,THR dll) Perusahaan memberikan evaluasi terhadap kinerja anggota perusahaan termasuk anda, rekan kerja dan atasan
8
Sangat Tidak Setuju 1
Coding Sheet Identitas Responden
NO
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
5 3 5 3 5 2 3 5 2 5 3 5 2 5 4 4 3 5 4 4 2 3 2 4 5 5 2 2 5 4 2 2 4 2
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 6 4 4 5 4 5 5 4 5
5 4 3 5 2 2 5 3 5 3 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 2 1 1 5 1 5 5 3 3
Coding Sheet Identitas Responden
NO
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2
2 4 4 5 5 2 2 5 5 5 2 2 5 4
5 5 6 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5
2 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
Coding Sheet Komunikasi Atasan ke Bawahan ( Downward Communication )
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 3 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 1 4 4 3 4 5 4 5 5 4 2 3 4
2 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 1 4 5 4 4 5 4 5 2 4 5 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 5
3 5 3 3 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 4 5 2 1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 4 3 5 2 5 5 2 5 5 2 2 4 4 4 4 5 4 5 5 4 1 5 4 1 1 5 5 5 5 4 2 4 3
5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 4 5 4 4 5 4 1 4 2 4 2 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
6 5 3 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 4 3 2 5 4 4 4 2 1 5 5 4 3 5 1 5 5 4 5 4 4 4 5 4
7 3 4 4 1 4 4 4 5 4 4 5 3 2 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 3 4 5 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 3 3 4 1 5 2 4 3 2
8 5 4 3 3 4 4 5 5 5 1 4 2 5 5 4 4 3 5 5 3 5 1 4 3 5 3 3 3 3 4 4 2 3 4 5 4 4 5 3 1 3 5 5 4 4 2 1 4
9 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 5 5 2 5 5 3 5 5 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 1 4 4 1 4 3 4 5 5 5 3 1 4
10 4 4 3 1 3 5 5 3 5 2 4 5 4 3 3 3 3 4 2 4 5 3 5 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 1 1 5 4 2 4 4 3 5 3
Pernyataan Kuesioner 11 13 14 15 3 5 3 5 5 3 4 4 3 4 4 3 5 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 2 5 4 1 5 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 3 1 4 5 4 3 4 3 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 1 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 2 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 5 1 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 3 4 4 5 5 5 5 3 1 4 3 3 5 3 1 2 5 3 3 4 4 4 5 2 5 2 5 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 4 2 3 5 3 1 5 4 4 4
16 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 5 5 2 5 5 3 5 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 1 4 4 1 4 3 4 5 5 5 3 1 4
17 4 4 3 1 3 5 5 3 5 2 4 5 4 3 3 3 3 4 2 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 1 1 5 4 2 4 4 3 5 3
20 3 5 4 1 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 5 5 5 5 5 1 5 4
22 5 3 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 1 3 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 2 1 5 5 4 3 5 1 5 5 4 5 4 4 4 5 4
23 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 3 3 4 2 5 2 4 3 4
24 5 4 3 3 4 4 3 4 3 1 4 2 5 5 4 4 3 5 5 3 5 1 4 4 5 4 3 3 3 4 4 2 3 4 5 4 4 5 3 1 3 5 5 4 4 2 1 4
25 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 5 5 2 5 5 3 5 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 1 4 4 1 4 3 4 5 5 5 3 1 4
26 4 4 3 1 3 5 5 3 5 2 4 5 4 3 3 3 3 4 2 4 5 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 1 1 5 4 2 4 4 3 5 3
27 4 1 5 2 2 3 3 4 3 2 2 3 4 5 5 5 4 2 3 3 4 5 4 5 5 4 3 3 5 4 4 5 4 5 3 4 3 3 1 5 5 4 3 5 3 1 1 5
28 4 3 3 4 4 4 5 5 4 3 2 2 1 3 4 4 3 2 2 4 5 5 3 2 2 1 1 2 3 5 3 3 1 5 5 5 5 4 1 2 3 3 3 4 4 4 2 3
Coding Sheet Iklim Komunikasi Organisasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 5 4 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 3 4 1 4 5 1 3 4 1 5 5 4 1 5 4 5 4 5 1 1 3 3 5 3 5 4 5 2 4 5 4 4 5 4 5
2 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 1 4 5 4 4 5 4 5 2 4 5 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 5
3 5 3 3 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 4 5 4 1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 2 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 1 5 5 5 5 4 2 4 3
5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 2 4 2 4 2 5 4 2 4 5 4 4 5 4 1 4 2 2 2 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4
6 1 5 4 1 3 5 4 5 5 2 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 1 4 5 4 5 5 5 4 5 4
Pernyataan Kuesioner 7 8 9 10 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 3 4 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 4 2 5 5 5 4 5 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 1 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 5 5 1 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 3 2 4 3 4 3 5 5 2 4
12 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3 5 4 5 1 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 1 3 4 5
14 5 4 4 1 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 3 4 2 5 2 4 3 4
15 5 4 1 3 4 4 5 4 3 1 4 2 5 5 4 4 3 5 5 3 5 1 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 5 4 4 5 3 1 3 5 5 4 4 2 5 4
16 5 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 5 5 2 5 5 5 1 4 4 4 5 5 3 3 4 2 5 3 4 5 4 4 1 4 3 4 5 5 5 5 1 4
17 4 4 3 1 3 5 5 5 5 2 4 5 4 3 3 3 3 4 1 4 5 5 5 4 3 4 4 2 5 4 4 5 1 4 5 3 4 4 5 5 5 4 2 4 4 3 5 3
Lampiran Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
TOTAL_X 0.446 0.001 48 0.418 0.003 48 0.330 0.022 48 0.576 0.000 48 0.361 0.012 48 0.551 0.000 48 0.421 0.003 48 0.642 0.000 48 0.606 0.000 48 0.543 0.000 48 0.315 0.029 48 0.272 0.062 48 0.548 0.000 48 0.454 0.001 48 0.586 0.000 48 0.582
KEPUTUSAN VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
TIDAK VALID
VALID
VALID
VALID
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0.000 48 0.514 0.000 48 0.226
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
48 0.257 0.078
TIDAK VALID
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
48 0.338 0.019 48 0.272
VALID
0.062
TIDAK VALID
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
48 0.548 0.000 48 0.454 0.001 48 0.586 0.000 48 0.582 0.000 48 0.514 0.000 48 0.360 0.012 48 0.361 0.012 48 0.277
N
Sumber: Data diolah, 2008
0.123
0.057 48
VALID
VALID
TIDAK VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
TIDAK VALID
Lampiran Hasil Uji Validitas Instrumen Y
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Y11
Y12
Y13
Y14
Y15
Y16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
TOTAL_Y 0.418 0.003 48 0.431 0.002 48 0.359 0.012 48 0.420 0.003 48 0.454 0.001 48 0.323 0.025 48 0.340 0.018 48 0.502 0.000 48 0.360 0.012 48 0.303 0.036 48 0.202
KEPUTUSAN VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
0.169
TIDAK VALID
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
48 0.419 0.003 48 0.245
VALID
0.093
TIDAK VALID
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
48 0.420 0.003 48 0.564 0.000 48 0.336
VALID
VALID
Y17
Y18
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0.020 48 0.298 0.040 48 0.172 0.242
N
Sumber: Data Diolah, 2008
48
VALID
VALID
TIDAK VALID
NILAI t TABEL df 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
t tabel (0.05) 12,7062 4,3027 3,1824 2,7764 2,5706 2,4469 2,3646 2,3060 2,2622 2,2281 2,2010 2,1788 2,1604 2,1448 2,1314 2,1199 2,1098 2,1009 2,0930 2,0860 2,0796 2,0739 2,0687 2,0639 2,0595 2,0555 2,0518 2,0484 2,0452 2,0423 2,0395 2,0369 2,0345
df
Sumber: Sugiyono, 2006:287
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
t tabel (0.05) 2,0322 2,0301 2,0281 2,0262 2,0244 2,0227 2,0211 2,0195 2,0181 2,0167 2,0154 2,0141 2,0129 2,0117 2,0106 2,0096 2,0086 2,0076 2,0066 2,0057 2,0049 2,0040 2,0032 2,0025 2,0017 2,0010 2,0003 1,9996 1,9990 1,9983 1,9977 1,9971 1,9966
df 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
t tabel (0.05) 1,9960 1,9955 1,9949 1,9944 1,9939 1,9935 1,9930 1,9925 1,9921 1,9917 1,9913 1,9908 1,9905 1,9901 1,9897 1,9893 1,9890 1,9886 1,9883 1,9879 1,9876 1,9873 1,9870 1,9867 1,9864 1,9861 1,9858 1,9855 1,9853 1,9850 1,9847 1,9845 1,9842