PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN KEPADA BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI ALLSON RESIDENCE JAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Ratna Sari Dewi
Nim
: 44205110030
Jurusan
: Public Relation
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
2
i
3
ii
4
iii
5
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI ABSTRAKSI Ratna Sari Dewi 44205110030 Pengaruh Komunikasi Atasan Kepada Bawahan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di Allson Residence Jakarta Periode penelitian Bibliographi Tabel
Tahun 2006 – 2007 25 Buku 42 Tabel
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini bagaimana pengaruh komunikasi atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta. Teori yang digunakan adalah Teori Komunikasi dari Arni Muhammad dan Teori Motivasi dari Herzberg.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Sampel yang diambil adalah karyawan Allson Residence Jakarta sebanyak 86 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dijawab oleh responden kemudian diberi skor berdasarkan skala Likert. Skor tersebut dimasukkan kedalam lembaran koding (coding sheet). Untuk keperluan analisis data digunakan teknik Pearson Product Moment dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil uji analisis menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi atasan kepada bawahan dengan motivasi kerja keryawan artinya semakin baik komunikasi antara atasan kepada bawahan maka motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta akan bertambah. Nilai hubungan yang diperoleh dari kedua variabel sebesar 0,595, sedangkan nilai kontribusinya sebesar 35,5%. Motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta ini masih dapat ditingkatkan apabila terjadi setiap peningkatan pada terjadinya komunikasi antara atasan dengan bawahan dimana besarnya nilai yang diperoleh pada setiap adanya peningkatan komunikasi antara atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja ditunjukkan dengan persamaan regresi Y= 30.304 + 0,414x.
iv
6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus Allah yang penuh kasih yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya selama proses pembuatan skripsi ini hingga selesai, yang penulis beri judul “ PENGARUH KOMUNIKASI ATASAN KEPADA BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI ALLSON RESIDENCE JAKARTA” Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Public Relations Fakultas Komunikasi Universitas Mercubuana Jakarta dan juga keinginan penulis untuk mengetahui lebih dalam mengenai pengaruh komunikasi atasan dan bawahan terhadap motivasi kerja karyawan pada suatu perusahaan. Dalam penulisannya, Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan seluruh pengetahuan yang dimiliki namun Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan terdapat didalamnya. Pada kesempatan yang berharga ini, Penulis memohon adanya saran-saran dan masukkan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat layak dan berguna bagi semua pihak dan bagi diri penulis. Proses pembuatan skripsi ini adalah saat yang paling berharga dan penuh perjuangan bagi penulis untuk menyelesaikannya karena skripsi ini adalah bagian dari tanggung jawab dan kewajiban Penulis kepada banyak pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada pihak-pihak yang telah sangat membantu dan memberikan dorongan dalam penulisan skripsi ini.
v
7 Penulis mengahaturkan terimakasih kepada : 1.
Ibu. Rosita Wiryandari, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih untuk memberikan waktu disela-sela kesibukannya.
2.
Ibu. Marhaeni F. Kurniawati,M.si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
3.
Ibu. Diah Wardhani, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
4.
Bapak. Drs. Hardiyanto,M.si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu
Komunikasi. 5.
Mamaku, Ibu T. Ismiwaty Pardede dan Papaku, Bapak T. Sitorus yang terkasih serta tercinta atas doa dan dukungannya kepada Penulis. Aku ada karena kau ada.
6.
Jerri David Simanjuntak, suami terkasih yang telah memberikan dukungan baik secara moril dan spiritual.
7.
Danniell Mulia Maranatha Simanjuntak , belahan jiwa, pelita hati dan semangat hidup mama. Terima kasih abang Danniell atas keajaiban tawa mu yang memaksa mama untuk berusaha keras menyelesaikan skripsi ini supaya bisa membuat mu bangga. Love u abang..
8.
Adikku tercinta Rina Yolanda yang sudah lebih dulu meraih gelar S1nya dan Robby serta Ravi
yang selalu menyediakan telinga untuk
mendengarkan setiap keluhan Penulis dalam proses pembuatan skripsi ini, Sukses untuk kalian ya de..Tuhan memberkati. 9.
Opung tercinta yang sekarang sedang terbaring sakit , terima kasih opung yang selalu berdoa tak henti hentinya untuk aku. Skripsi ini adalah hadiah untuk opung juga. Semangat ya…
vi
8 10.
Mama mertuaku Ibu Sance terkasih atas kebaikan dan kerelaan hatinya menemani Danniell dirumah pada saat Penulis meninggalkan rumah untuk menyelesaikan skripsi. Thanks Ma, you are the best.
11.
Ibu .Imay Sadiah selaku Assistant Human Resources Department Allson Residence Jakarta yang telah membantu Penulis dalam hal kelengkapan data pendukung penelitian.
13.
Rekan-rekan karyawan Allson Residnce Jakarta yang telah rela meluangkan waktu dan pikiran dalam proses pengisian kuisioner yang dibuat oleh Penulis
14.
Sahabat-sahabat seperjuangan di PKSM Menteng: Mba Kartini Karim, Mommy Nancy, Eda Selvi, Tanty, Tary, Stella, Enie Moss, Erie Brondi, Thea, Merry, Ayu dan Gadis untuk tetap jadi teman diskusi bagi penulis walaupun sebagian dari kalian akhirnya sudah wisuda duluan. Terimakasih sahabat untuk dukungan dan semangat yang tidak hentihentinya. Akhirnya selesai juga nih!
Semoga skripsi ini berguna bagi masyarakat pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Jakarta, Oktober 2009 Penulis RATNA SARI DEWI
vii
9 DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN SKRIPSI ...........................................................................
i
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ..........................................................
ii
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI.....................................................
iii
ABSTRAKSI ...............................................................................................
iv
KATA PENGANTAR..................................................................................
v
DAFTAR ISI................................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.........................................................
1
1.2. Rumusan Permasalahan .........................................................
11
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................
11
1.4. Signifikansi Penelitian ...........................................................
12
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Organisasi..........................................................
13
2.1.1. Pentingnya Komunikasi Dalam Organisasi...................
17
2.1.2. Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi ......
19
2.2. Komunikasi Atasan Kepada Bawahan....................................
21
2.2.1. Tipe Komunikasi Atasan Kepada Bawahan ..................
24
2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi atasan Kepada Bawahan.........................................................
25
2.3. Konsep Motivasi Kerja ..........................................................
28
2.4. Hipotesis................................................................................
38
2.5.1. Hubungan atau Korelasi ...............................................
38
2.5.2. Pengaruh atau Determinasi...........................................
38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe/ Sifat Penelitian .............................................................
39
3.2. Metode Penelitian ..................................................................
40
3.3. Populasi dan Sampel..............................................................
41
3.3.1. Populasi .......................................................................
40
viii
10 3.3.2. Sample.........................................................................
41
3.3.3. Teknik Sampling..........................................................
42
3.4. Definisi dan Operasional Konsep ..........................................
43
3.4.1. Definisi Variabel Komunikasi Atasan Kepada Bawahan.......................................................................
43
3.4.2. Definisi Variabel Motivasi Kerja..................................
45
3.4.3. Tabel Operasionalisasi Konsep.....................................
47
3.5. Teknik Pengumpulan Data.....................................................
51
3.6. Teknik Pengolahan Data ........................................................
52
3.7. Teknis Analisis Data..............................................................
52
3.7.1. Uji Instrumen...............................................................
52
3.7.1.1. Uji Validitas...........................................................
53
3.7.1.2. Uji Reabilitas .........................................................
54
3.7.2. Proses Pengolahan Data ...............................................
55
3.8. Hipotesis Statistik ..................................................................
58
3.8.1. Hubungan atau korelasi................................................
58
3.8.2 Pengaruh atau Determinasi............................................
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
4.1. Objek Penelitian ....................................................................
59
4.1.1. Latar Belakang Perusahaan..........................................
59
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan.............................................
60
4.2. Hasil penelitian ....................................................................
61
4.2.1. Identitas Responden.....................................................
61
4.2.2. Variabel Komunikasi Atasan Kepada Bawahan ...........
64
4.2.3. Variabel Motivasi Kerja ...............................................
80
4.3. Uji Hipotesis.........................................................................
90
4.4. Pembahasan ..........................................................................
93
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan............................................................................
95
5.2. Saran .....................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
11 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Kuisioner
Lampiran 2.
Rekapitulisasi Hasil Kuisioner
Lampiran 3.
Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Lampiran 4.
Tabel Frekuensi
Lampiran 5.
Rataan Mean Instrumen
Lampiran 6.
Hasil Uji Korelasi dan Regresi
Lampiran 7.
Contoh Minutes Meeting
Lampiran 8.
Contoh Internal Email
Lampiran 9.
Personnel Departments Report On Staff Movement 2005
Lampiran 10. Personnel Departments Report On Staff Movement 2006 Lampiran 11. Organization Chart
x
12 DAFTAR TABEL Tabel 1 Jenis Kelamin Tabel 2 Usia Tabel 3 Status Tabel 4 Pendidikan Tabel 5 Departemen Tabel 6 Masa Kerja Tabel 7 Atasan Memberikan Kesempatan Berkomunikasi dengan Karyawan Tabel 8 Atasan Terbuka Dalam Memberikan Komentar Mengenai Pekerjaan Tabel 9 Atasan Terbuka Terhadap Saran dan Kritik Tabel 10 Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Tertulis Tabel 11 Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Lisan Tabel 12 Atasan Memberikan Instruksi Melaui Memo Tabel 13 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Internet Tabel 14 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Logbook Tabel 15 Atasan Menyampaikan Instruksi Kerja Secara Lisan Tabel 16 Atasan Memberikan Sanksi dan Teguran Secara Tertulis Tabel 17 Diberikan Penghargaan Bagi Karyawan yang Berprestasi Tabel 18 Atasan Memberikan / Tugas Pada Saat Bersamaan Tabel 19 Atasan Memberikan Tugas diluar Taggungjawab Jabatan Tabel 20 Atasan Memberikan Perintah/Tugas Tumpang Tindih Tabel 21 Briefing dari Atasan Dilakukan Sebelum dan Sesudah Jam Kerja Tabel 22 Atasan Memberikan Instruksi Kerja di Luar Jam Kerja Tabel 23 Atasan Meminta Menyelesaikan Pekerjaan Melebihi Jam Kerja Tabel 24 Mengerti Pesan yang Disampaikan Atasan Secara Tepat Tabel 25 Melaksanakan Pesan dari Atasan dengan Baik Tabel 26 Menerima Pesan Langsung dari Atasan Tabel 27 Percaya Informasi dari Atasan Tabel 28 Diberikan Kesempatan Terlibat dalam Perencanaan Kerja Tabel 29 Nyaman Berada dalam Lingkungan Kerja Tabel 30 Hasil Kerja Diterima dan Diakui Atasan Tabel 31 Hadir Tepat Waktu dalam Bekerja Tabel 32 Mengerjakan Tugas Sesuai Deadline Tabel 33 Bekerja dengan Penuh Tanggungjawab Tabel 34 Diberikan Kesempatan Untuk Berprestasi Tabel 35 Mendapatkan Penghargaan Atas Prestasi Kerja Tabel 36 Memiliki Keinginan Untuk Berprestasi Tabel 37 Merasa Puas dengan Hasil Kerja yang Dicapai Tabel 38 Gaji yang Diperoleh Sesuai dengan Pekerjaan Tabel 39 Tugas dan Tanggungjawab Kerja sesuai Kemampuan Tabel 40 Mendapatkan Kesempatan yang Sama dalam Mengembangkan Karir Tabel 41 Memperoleh Pelatihan Profesional Tabel 42 Mendapatkan Kesempatan Berinovasi dan Berkreasi dalam Bekerja
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Dalam pertumbuhan perekonomian saat ini, banyak ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya organisasi atau perusahaan yang menyebabkan persaingan antar perusahaan baik di bidang barang maupun jasa semakin ketat. Keberhasilan suatu perusahaan jasa dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari bagaimana perusahaan tersebut berusaha memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada para pelanggan. Perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyesuaian terhadap mutu pelayanan dari jasa yang ditawarkan, sehingga apa yang menjadi harapan dan kebutuhan para pelanggan dapat terpenuhi. Bagi sektor yang bergerak di bidang jasa pasti menghadapi persaingan yang ketat, baik dalam faktor pelayanan, ketepatan waktu, keamanan dan kenyamanan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa faktor penentu keberhasilan. Secara umum, seorang PR berfungsi sebagai duta dari perusahaan dan secara khusus merupakan wakil dari manajemen yang bertujuan menciptakan good corporate image atau citra positif perusahaan. Salah satu sumber yang terpenting dalam perusahaan adalah sumber daya manusia, di mana yang dimaksud dengan sumber daya manusia yaitu para karyawan atau para pekerja yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni. Kontribusi PR terhadap perusahaan sangatlah besar dan penting
1
2 dalam menunjang jalannya operasional guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Dikarenakan di dalam fungsi PR juga melekat fungsi manajemen, maka fungsi PR pun ikut menentukan berjalannaya komunikasi yang efektif dalam perusahaan dan sangatlah penting bagi praktisi PR untuk mempelajari dan menentukan strategi bagaimana agar komunikasi tersebut dapat memacu kinerja karyawan yang merupakan ujung tombang keberhasilan sebuah usaha atau perusahaan. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, beberapa perusahaan melakukan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan demi tercapainya kinerja yang diharapkan. Dengan kinerja karyawan yang tinggi diharapkan dapat memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dan kemajuan perusahaan. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Tetapi sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi dapat menghambat kinerja organisasi Suatu organisasi baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta tidak dapat dilepaskan dari tindakan komunikasi yang ada dalam organisasi tersebut. Tindakan komunikasi adalah interaksi antara manusia satu dengan manusia lain sebagai tindakan aksi dan reaksi baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi. Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, baik secara verbal yaitu dalam bentuk kata-kata lisan maupun tulisan
3 ataupun non-verbal yaitu tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura, sikap, tingkah laku, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti.1 Komunikasi adalah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam konteks antarpribadi (interpersonal communicataion), konteks kelompok (group communication), dan konteks organisasi (organizational communication). Komunikasi antarpribadi yakni komunikasi yang melibatkan antara satu individu dengan individu lain dalam menginterpretasikan makna.
Komunikasi
antarpribadi
(interpersonal
communication)
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.2 Barnlund mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai pertemuan dua, tiga orang, atau mungkin empat, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Menurut Barnlund yang dikutip oleh Wiryanto, ada beberapa ciri untuk mengenali komunikasi antarpribadi, yaitu: 1) bersifat spontan, 2) tidak mempunyai stuktur, 3) terjadi secara kebetulan, 4) tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan, 5) identitas keanggotaannya tidak jelas, 6) dapat terjadi hanya sambil lalu. 3
1
Sasa Djuarsa Sendjaja,dkk, Pengantar Komunikasi : Universitas Terbuka, 1999, hal 2 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi , Grasindo, Jakarta,2004, hal. 32. 3 Ibid 2
4 Komunikasi dapat pula terjadi dalam konteks kelompok (group communication) Michael Burgoon dalam Buku Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendaja mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai berikut : “Group Communiation is the face to face interaction of three or more individuals, for a recognize pupose such as information sharing, self maintenance, or problem solving , such that a memeber able to recall personal characteristics of the other member accurately.” (Komuinikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah , yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat) Jaringan komunikasi kelompok merupakan perangkat hubungan yang menunjukkan lingkaran pergaulan antara anggota satu dengan anggota lainnya. Didalam kehidupan kelompok, aspek komunikasi antarpribadi mempunyai peranan yang dominan. Komunikasi dikatakan efektif bila anggota mampu memberikan informasi kepada kelompok mengenai
suatu
program
secara
selektif,
atau
mengurangi
kesimpangsiuran informasi. Komunikasi juga dapat terjadi dalam konteks organisasi (organizational communication). Deddy Mulyana dalam Buku Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja memberi definisi komunikasi organisasi sebagai berikut : “ Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu organisasi , bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok . Komunikasi Organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan adakalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi yakni komunikasi keatas, kebawah, dan komunikasi horizontal. Sedangkan
5 komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.4 Komunikasi organisasi memberikan pemahaman mengenai peristiwa-peristiwa komunikasi yang dapat terjadi didalam organisasi, seperti: apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan, bagaimana bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan dan apakah tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Hal ini memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal diperlukan komunikasi baik komunikasi antara atasan dengan bawahan dalam memberi instruksi, komunikasi antara bawahan dengan atasan dalam menyampaikan laporan atau keluhan serta komunikasi antar sesama karyawan. Masalah organisasi tidak terlepas dari hubungan antara manusia (human relation). Hubungan antar manusia adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain baik verbal maupun non verbal. Suatu organisasi menurut Barnard terjadi bila terdapat 3 unsur yakni (1) komunikasi, (2) kesediaan untuk bekerjasama, (3) tujuan bersama.5 Dalam organisasi tentu diperlukan komunikasi yang efektif. Komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan
4
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000, hal. 75 5 Chester I. barnard, Dalam Fungsi Manager, Diterjemahkan L. Teddy dan S. Tedddy,SH., Penerbit Mawar Bandung, 1996, hal. 61.
6 rangsangan yang ditangkap oleh penerima.6 Setiap individu harus dapat mengirimkan tanda yang jelas dan dimengerti oleh individu yang lain. Selanjutnya tanda tersebut diterima dengan baik dan diikuti untuk dilaksanakan oleh individu yang lain. Akhirnya setiap individu akan dapat mempengaruhi individu lain secara otomatis dan proses berorganisasi berjalan dengan sendirinya. Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan aktivitasnya berjalan tanpa hambatan. Namun terkadang karyawan kurang atau bahkan tidak termotivasi dalam melakukan pekerjaannya. Seluruh anggota organisasi baik dari jenjang teratas sampai jenjang yang paling bawah harus memiliki kesediaan untuk bekerjasama. Dengan bekerjasama berarti anggota bersedia mengabdi serta menyumbangkan tenaga dan pikiran mereka untuk organisasi tersebut. Motivasi menurut pendapat Greenberg dan Baron seperti yang dikutip oleh Yayat Hayati Djatmiko adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara manusia kearah pencapaian suatu tujuan.7 Memotivasi merupakan proses mengembangkan dan mengarahkan perilaku individu atau kelompok agar dapat menghasilkan sesuatu yang diharapkan sesuai dengan sasaran atau tujuan yang diinginkan oleh organisasi. Motivasi seorang karyawan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Motivasi intrinsik, yaitu pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja 6
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication ( Prinsip-Prinsip Dasar), Pengantar : Deddy Mulyana., PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,2000, hal. 22. 7 Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, Alfabeta, Jakarta, 2004, hal.38
7 sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat pekerjaan
yang
dilaksanakannya,
dan
motivasi ekstrinsik,
yaitu
pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melakukan pekerjaan secara maksimal 8 Di dalam iklim organisasi terkandung aktivitas komunikasi yang merupakan penggerak jalannya oganisasi. Keberhasilan organisasi dapat dilihat dari bentuk dan sifat informasi yang tersedia dalam organisasi. Aktivitas komunikasi dalam organisasi merupakan komunikasi yang bentuknya dapat berupa komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward communication), komunikasi antara sesama karyawan (horisontal communication) dan komunikasi antar pribadi baik yang bersifat formal dan informal.9 Komunikasi yang efektif pada organisasi terjadi bila ada keseimbangan didalam komunikasi vertikal (upward dan downward communication) dan terjadi komunikasi dua arah di dalam komunikasi horizontal. Pada dasarnya semua kegiatan di dalam suatu organisasi, bertujuan agar hasil kerja yang dicapai mempunyai nilai produktivitas yang tinggi. Hasil kerja atau produktivitas yang dicapai organisasi dapat ditentukan oleh produktivitas karyawan. Produktivitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu hal. Penentuan tingkat produktivitas setiap organisasi atau perusahaan berbeda-beda, walaupun
8. Junus Kwelju, Pengaruh motivasi, perilaku pemimpin, dan kesempatan pengembangan karier terhadap kinerja karyawan pada dinas pendapatan daerah kabupaten pulau Baru. Jurnal Ekonomi Unmer, 2004, hal 58 9 R Wayne Pace , Komunikasi Organisasi: Stategi meningkatkan Kinerja Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998, hal. 97.
8 perusahaan tersebut menghasilkan barang yang sama dengan perusahaan lain. Malayu S.P. Hasibuan mengemukakan: “Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga), sistem kerja, teknik produksi adanya peningkatan keterampilan dan tenaga kerjanya”10. Usaha untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga apapun ditentukan oleh produktivitas kerja karyawannya. Dalam hal ini fungsi kepemimpinan sangat menentukan untuk meningkatkan produktivitas kerja yang berkaitan dengan motivasi kerja maupun komunikasi. Pada penelitian ini Penulis memfokuskan pada komunikasi atasan-bawahan, karena apartemen merupakan suatu badan usaha atau perusahaan yang terstuktur dan memiliki prosedur yang baku. Setiap instruksi yang diberikan sebagian besar berasal dari atasan dan bersifat formal. Instruksi yang diberikan berupa lisan dan tertulis, seperti memo, email, bulletin board dan rapat. Penelitian ini diadakan di Allson Residence Jakarta. Ada beberapa Residence yang berdiri di Jakarta, tetapi Allson Residence adalah satu-satunya residence yang ada di Jakarta yang managementnya dimiliki oleh pihak asing sehingga menarik untuk diteliti. Allson Residence adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan yang berada dikawasan Jakarta Pusat. Berdiri
10
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia,Gunung Agung,Jakarta, 1995, hal41.
9 sejak tahun 1997, Allson Residense adalah satu-satunya hotel di Indonesia yang dimiliki oleh Allson International yang berpusat di Malaysia. Allson International memiliki 9 Hotel yang terbesar lainnya di sekitar Asia Tenggara yaitu : 1. Allson Genesis di Kuala Lumpur Malaysia 2. Allson Klana Nilai di Malaysia 3. Allson Klana Seremban di Malaysia 4. Allson Singapore di Singapore 5. Sunway lagoon Resort Hotel Penang Malaysia 6. Sunway Georgetown di Malaysia 7. Sunway Seberang Jaya di Malaysia 8. Sunway Hnoi di Vietnam 9. Sunway Phnom Penh di Camboja Ditengah pertumbuhan dunia perhotelan yang makin pesat, Allson Residence mampu bertahan di tengah persaingan yang ada. Allson Residence mampu meraih kepercayaan konsumen yang pada umumnya berasal dari kawasan Jakarta Pusat dan sekitarnya. Allson Residence adalah hotel service apartment dengan standart pelayanan bintang empat. Dalam pengoperasiannya Allson Residence terbagi atas 7 departemen yaitu Front Office Department, Sales and Marketing Department, Food and Beverage Department, Housekeeping Department, Enggenering Department, Finance and Administration Department dan Security Departement yang masing masing dipimpin oleh seorang department head atau manager. Department head memberi perintah dan petunjuk kepada bawahannya, dan sebaliknya bawahan memberi pertanggung
10 jawaban akan pelaksanaan tugas kepada department head masing-masing. Kemudian department head akan memberikan pertanggungjawaban langsung kepada General Manager. Segmen market Allson Residence adalah tamu walk-in yang berasal dari tamu individu maupun goverment. Sedangkan tamu long stay dalam arti tamu yang menginap dalam kurun waktu lebih dari satu bulan pada umumnya adalah karyawan ekspatriat yang berasal dari perusahaan swasta asing maupun nasional juga dari beberapa kedutaan besar di Indonesia. Menurut pengamatan peneliti terdapat jumlah penurunan jumlah tamu longstay yang menginap di Allson Residence pada periode tahun 2006 yang berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Untuk diketahui bahwa sistem pembayaran upah karyawan di Allson Residence terbagi atas dua bagian yaitu gaji pokok dan pendapatan service, besar kecilnya pendapatan service tersebut sangat dipengaruhi oleh pendapatan perusahaan dari banyaknya tamu yang menginap. Data yang diperoleh peneliti juga menunjukan jumlah turn over karyawan sebanyak 10 orang dan mutasi sebanyak 3 orang, mutasi ini dilakukan kepada 3 orang staff yang dianggap melanggar aturan perusahaan sehingga dimutasi ke level yang lebih rendah. Bila dibandingkan dengan tahun 2005 jumlah turn over karyawan hanya sebanyak 3 orang dan tidak ada mutasi yang terjadi. Fenomena yang terjadi di tahun 2006 tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya adanya hambatan komunikasi antara atasan dan bawahan yang dapat mengakibatkan produktivitas dan motivasi kerja karyawan menurun sehingga berdampak pada kualitas pelayanan pada
11 tamu di Allson Residence Jakarta dan terjadinya penurunan tingkat hunian. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan di Allson Residence dari sisi komunikasi yang lebih kepada arus komunikasi atasan kepada bawahan dan memilih judul dalam skripsi ini yaitu: “PENGARUH TERHADAP
KOMUNIKASI MOTIVASI
ATASAN
KERJA
KEPADA BAWAHAN
KARYAWAN
DI
ALLSON
RESIDENCE JAKARTA.
1.2.
RUMUSAN PERMASALAHAN Dari penjelasan latar belakang diatas menimbulkan rumusan permasalahan yang mendasar bagi peneliti adalah sebagai berikut : Seberapa besar pengaruh komunikasi antara atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta?
1.3.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi antara atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi antara atasan kepada
bawahan terhadap motivasi kerja karyawan di Allson
Residence Jakarta
12 1.4.
SIGNIFIKANSI PENELITIAN Signifikansi dari penelitian ini adalah : 1. Signifikansi Akademis Penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pengembangan studi komunikasi pada umumnya dan komunikasi organisasi khususnya yang berhubungan dengan motivasi kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan. Selama ini penelitian motivasi sematamata hanya dilihat dari faktor pemenuhan ekonomi saja, padahal sistem komunikasi pun cukup menentukan bertahan atau
tidaknya
karyawan bekerja pada organisasi tersebut. Hal ini merupakan sumbangan perguruan tinggi bagi pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia. 2. Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang positif mengenai pentingnya komunikasi pada umumnya dan khususnya komunikasi atasan kepada bawahan. Bahwa komunikasi atasan kepada bawahan yang efektif memberikan kontribusi besar bagi kemajuan perusahaan. Dengan komunikasi yang efektif antara atasan kepada bawahan dapat meningkatkan motivasi karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dan mengurangi tingkat turn over di Allson Residence Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat menumbuhkan wawasan baru bagi karyawan agar mempertimbangkan aspek non ekonomi dalam memotivasi kerja, karena penelitian ini menitikberatkan pengaruh komunikasi atasan kepada bawahan dengan motivasi kerja karyawan dan pada akhirnya dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari.
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
KOMUNIKASI ORGANISASI Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin “communicatio” yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah communicatio tersebut bersumber pada kata “communis” yang
berarti sama.11
Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha mencapai kesamaan makna, “commonness”. Komunikasi adalah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Komunikasi tersebut dapat terjadi dalam konteks antar pribadi (interpersonal communication), konteks kelompok (group communication), dan konteks organisasi (organizational communication).12 Berasal dari bahasa Latin yaitu “organizare” yang berarti to form as or into a whole consisting or independent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). 13 Thomas J. Atchison dan Winston W. Hill dalam bukunya “Management Today” yang dikutip oleh Onong Uchana Effendy memberi definisi sebagai berikut : “Organizations are systems that are designed by people to accomplish some purpose or to achive some goal”. 11
Onong Uchjana Effendy. Human Relation dan Public Relation, Mandar Maju,Bandung, 1993, hal. 11. 12 Sasa Djuarsa Senjaja,dkk. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka,2001, hal.132. 13 Robert A. Baron, Behavior in Organization Understanding and Managing the Human side of work, Second edition, Allyn & Bacon Inc,Boston, 1986, hal.5.
13
14 (Organisasi adalah sistem yang dipolakan orang untuk melaksanakan tujuan atau mencapai sasaran)14 Max Weber seperti dikutip oleh Alo Liliweri dalam Buku Wacana
Komunikasi
Organisasi
mengatakan
bahwa
organisasi
merupakan sebuah bentuk rational-legal system atau sistem legal rasional dari sebuah struktur dan proses yang menggambarkan rancangan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Organisasi adalah sebuah sistem dinyatakan pula oleh Robbins yang mengatakan organisasi adalah sebuah bentuk kerjasama yang sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.15 Supardi memberi pandangan mengenai organisasi sebagai16 : 1. Suatu wadah, organisasi adalah tempat dimana kegiatan manajemen dijalankan, 2. Suatu proses, adalah memperhatikan dan menyoroti interaksi antar orang-orang yang menjadi anggota organisasi yang merupakan kelompok orang-orang yang berfikir dan bertindak secara tertentu. Proses ini menimbulkan dua macam hubungan yaitu hubungan formil adalah ditetapkan secara resmi oleh manajemen dan hubungan kerjasama antar sejumlah orang dalam suatu jangka waktu yang panjang, dan tidak ditetapkan secara resmi. Salah satu peran dari hubungan informal dalam organisasi adalah sebagai suatu sarana untuk komunikasi.
14
Onong Uchana Effendy,op.cit.,hal.1. Alo Liliweri. Wacana Komunikasi Organisasi, Mandar Maju, Bandung,,2004, hal.11. 16 Supardi., dan Syaiful Anwar. Dasar-dasar Perilaku Organisasi. UII Press. Yogyakarta. 2004. hal 1-3. 15
15 3. Suatu sistem, yakni : a. sistem sosial, yaitu suatu sistem tata hubungan antar sesama manusia b. sistem fungsional, sistem atau jaringan antara fungsi-fungsi yang dikaitkan satu sama lain secacra tertentu yang akan membawa tercapainya tujuan utama organisasi c. sistem komunikasi, suatu jaringan atau sistem tata saluuran peredaran atau arus informasi, sehingga organisasi itu hidup dan berjiwa seolah- olah merupakan suatu organisasi hidup. Dari pengertian komunikasi dan organisasi seperti yang telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antar manusia (human communication) yang tejadi dalam bentuk organisasi. Goldhaber menegaskan komunikasi organisasi sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent relationship).17 Menurut Goldhaber sebagaimana dikutip oleh Wiryanto, dalam Buku
Pengantar
Ilmu
Komunikasi,
organisasi meliputi empat
pendekatan, yaitu pendekatan ilmiah, pendekatan antar manusia, pendekatan sistem dan pendekatan budaya. 18 1. Pendekatan Ilmiah Pendekatan menggunakan
17 18
ilmiah
menganggap
metode-metode
bahwa
ilmiah
organisasi
dalam
harus
meningkatkan
Sasa Djuarsa Sendjaja, dkk. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka,2001, hal.133 Ibid., hal. 55.
16 produktifitas. Studi pengendalian secara ilmiah akan memungkinkan manajemen
mengidentifikasikan
cara-cara
atau
alat
untuk
meningkatkan keuntungan. 2. Pendekatan Hubungan Antar Manusia Pendekatan hubungan antarmanusia berkembang sebagai reaksi terhadap
perhatian
eksklusif
faktor
fisik
dalm
mengukur
keberhasilan organisasi. Salah satu asumsi dasar dari pendekatan hubungan antar manusia adalah kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktifivitas. Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif. Oleh karena itu, fungsi manajemen adalah menjaga karyawan agar terus merasa puas. Pemimpin menciptakan norma-norma dan para anggota kelompok mengikutinya. Pengendalian kepemimpinan dianggap cara terbaik untuk meningkatkan kepuasan dan produksi. Manajemen berusaha untuk mempengaruhi para pemimpin, yang pada gilirannya mempengaruhi pekerja, sehingga mereka merasa senang dan akan menjadi produktif. 3. Pendekatan Sistem Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antar manusia. Pendekatan ini memandang organisasi sebagai suatu sistem, dimana semua bagian berinteraksi dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang terbuka terhadap informasi baru, responsif terhadap lingkungan , bersifat dinamis dan selalu berubah.
17
4. Pendekatan Budaya Pendekatan
budaya adalah pendekatan kontemporer tentang
organisasi. Pendekatan budaya beranggapan bahwa perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau budaya. Pada umumnya, suatu kelompok atau kultur sosial selalu memiliki peraturan seperti: perilaku, peran dan nilai-nilai. Demikian pula halnya suatu organisasi. Oleh karena itu, organisasi harus mengidentifikasi jenis kultur, norma-norma, atau nilai – nilai yang dianutnya. 2.1.1
Pentingnya Komunikasi Dalam Organisasi Komunikasi dalam organisasi atau komunikasi organisasi adalah
suatu proses penyampaian informasi, ide-ide, diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan bersama. Masalah komunikasi dalam organisasi menyangkut dua segi, yaitu masalah komunikasi itu sendiri dan masalah organisasi, misalnya masalah pengambilan keputusan, masalah pelimpahan wewenang, masalah pengawasan, masalah susunan organisasi (bagan dan struktur organisasi), masalah metode kerja, masalah kondisi kerja para pegawai, dan lain sebagainya. Semua masalah yang timbul dalam organisasi akan segera dapat diatasi apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi dapat berjalan dengan baik. Komunikasi dalam organisasi dapat berjalan dengan baik apabila arus informasi dalam organisasi tidak mendapat hambatan.
18 Sampai dimana pentingnya komunikasi dalam organisasi, dapat dilihat dalam hal-hal berikut :19 1.
Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara : a) para bawahan dengan atasan atau pimpinan b) bawahan dengan bawahan c) atasan dengan atasan d) pegawai denagn organisasi yang bersangkutan
2.
Meningkatkan gairah kerja para pegawai
3.
Meningkatkan moral dan disiplin para pegawai
4.
Semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang menjadi
tugasnya
sehingga
akan
berlangsung
pengendalian
operasional yang efisien. 5.
Semua pegawai dapat
mengetahui kebijaksanaan, peraturan-
peraturan, ketentuan-ketentuan, yang telah ditetapkan oleh pimpinan organisasi. 6.
Semua informasi, keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh para pegawai dapat dengan cepat dan tepat diperoleh
7.
Meningkatkan rasa tanggung jawab semua pegawai
8.
Menimbulkan saling pengertian di antara pegawai
9.
Meningkatkan kerjasama di antara para pegawai
10. Meningkatkan semangat korp di kalangan para pegawai.
19
Ig. Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Jogjakarta: Penerbit Andi, 2002, hal. 159
19
2.1.2.
Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi Dalam kehidupan organisasi dimensi dan proses komunikasi
terdiri atas: 1. Komunikasi Internal Pengertian komunikasi internal menurut Lawrence D. Brennan seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana dalam bukunya Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, komunikasi internal adalah sebagai : “Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatanyang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen)”20 Komunikasi intenal dibagi dalam dua dimensi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Masing-masing dimensi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dikutip Sasa Djauarsa Sendjaja, membedakan antara fungsi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal21. Fungsi pertama yaitu komunikasi vertikal terdiri dari downward communication dan upward communication. a. Komunikasi Vertikal a.1. Komunikasi dari atas kebawah Komunikasi kebawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ketingkat yang lebih rendah.
20 21
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, cetakan ke 15, Hal.122 Sasa Djuarasa Sendjaja, op cit., hal. 132-134
20
Komunikasi kebawah berfungsi sebagai: 1) Pemberian atau penyampain instuksi kerja (job instruction) 2) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale) 3) Penyampain informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) 4) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. a.2. Komunikasi dari bawah ke atas Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi ke atas berfungsi sebagai : 1) Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan 2) Penyampain informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan 3) Penyampain saran-saran perbaikan dari bawahan 4) Penyampain keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaanya. b. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah pesan antara sesama, yakni dari manajer ke manajer, karyawan ke karyawan yang memiliki kedudukan yang setara. Komunikasi lateral berfungsi sebagai : a. Memperbaiki koordinasi tugas
21 b. Upaya pemecahan masalah c. Saling berbagi informasi d. Upaya memecahkan konflik e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama. 2. Komunikasi Eksternal Adalah komunikasi antara pimpinan organisasi denan khalayak diluar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari 2 jalur secara timbal balik : 1 . Komunikasi dari organisasi kepada khalayak 2 . Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
2.2.
KOMUNIKASI
ATASAN
KEPADA
BAWAHAN
(Downward
Communication) Komunikasi atasan kepada bawahan menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Sasaran komunikasi
atasan kepada bawahan dapat ditentukan oleh
saluran media yang dipergunakan. Apabila menggunakan saluran perintah atau instruksi (baik lisan maupun secara tertulis) maka sasarannya adalah agar perintah tersebut dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh para pegawai, sehingga perintah kemudian dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Apabila saluran yang dipergunakan itu dalam bentuk saran, bimbingan, pengarahan maka sasarannya adalah agar saran, bimbingan dan pengarahan itu dapat diterima dengan baik sehingga dapat membangkitkan semangat kerja para pegawai.
22 Dalam organisasi seorang atasan membutuhkan informasi yang cepat dan tepat. Oleh karena itu komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi seorang atasan harus mampu berkomunikasi dengan semua karyawan. Demikian pula bawahan terhadap atasan, fungsi utama komunikasi ke atas biasanya untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang aktivitas-aktivitas dan keputusan-keputusan yang meliputi laporan perencanaan kerja serta penyampaian saran maupun keluhan-keluhan demi kepentingan bersama. Media yang dipergunakan dalam komunikasi ke atas misalnya laporan (baik laporan lisan maupun laporan tertulis, keluhan, pendapat dan saran). Laporan tertulis biasanya dicatat disebuah buku yang akan disampaikan kepada atasan pada saat rapat harian. Sedang media yang dipergunakan dalam komunikasi kebawah dengan mempergunakan: 22 1. Memo/ Nota Dalam 2. Buku Pedoman, yang terdiri dari : Buku Pedoman Organisasi, Buku Pedoman Tata kerja, Buku Pedoman Peraturan, Buku Pedoman Kebijaksanaan, dan Buku Pedoman Riwayat Organisasi (Company Profile) 3. Perintah, yang dibedakan menjadi perintah yang berisi kebijaksanaan (policy order), perintah yang berisi program kerja, perintah yang merupakan pelaksanaan kerja (procedur order). Perintah dapat diberikan secara lisan maupun secara tertulis. Perintah lisan 22
Ig. Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Jogjakarta: Penerbit Andi, 2002, hal. 162
23 dipergunakan dalam hal-hal yang sifatnya sederhana, rutin, mendesak dan sangat rahasia. Sedangkan perintah tertulis dipergunakan dalam hal-hal yang menyangkut masalah yang sangat kompleks, tidak harus segera dilaksanakan pada saat perintah itu datang, untuk memenuhi persyaratan yuridis formal, dan apabila perintah itu melalui saluran hirarki. 4. Teguran, disampaikan dalam hal-hal: perintah tidak dilaksanakan, pekerjaan tidak selesai pada waktunya, menyimpang dari prosedur yang telah ditentukan dan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan kerja. 5. Pujian, dapat diberikan dalam bentuk ucapan selamat, ucapan terima kasih, pemberian hadiah atau penghargaan. 6. Minutes Meeting, catatan hasil rapat harian antar department head yang dipimpin oleh general manager. Untuk kemudian isi dari minutes meeting tersebut dikomunikasikan oleh setiap departement head kepada staffnya masing-masing. 7. Intranet, teknologi internet yang jaringannya hanya dibatasi untuk internal perusahaan saja. Atasan dapat mengirimkan instruksi ataupun rencana kerja melalui email (surat elektronik) Komunikasi antara atasan kepada bawahan dapat berlangsung secara formal maupun informal: 1. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi, yang secara tegas diatur dan ditentukan dalam stuktur organiasi. Komunikasi formal berkaitan erat dengan proses penyelenggaraan kerja dan
24 bersumber dari perintah-perintah resmi, sehingga komunikasi formal mempunyai sanksi resmi. 2. Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi tetapi tidak direncanakan dan tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Komunikasi informal bersifat tidak resmi dan terjadi melalui informasi dari mulut ke mulut sehingga didalamnya terdapat keterangan – keterangan yang tidak resmi dan kurang objektif kebenarannya. 2.2.1. Tipe Komunikasi Atasan Kepada Bawahan (Downward Communication) Secara umum komunikasi kebawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe yaitu 23: 1. Instruksi Tugas Instruksi tugas atau pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. 2. Rasional Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu denagn aktivitas lain dalam organisasi atau objektif organisasi. 3. Ideologi Pesan ideologi adalah perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional penekanannya pada penjelasan tugas sedangkan pada ideologi
23
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara,1989, hal. 108
25 sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi. 4. Informasi Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik-praktik organiasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan instruksi dan rasional. Misalnya buku handbook dari karyawan adalah contoh dari pesan informasi. 5. Balikan Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah pembayaran gaji karyawan, karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya, ataupun penghargaan atas pekerjaan
bawahan
yang
memuaskan.
Tetapi
apabila
hasil
pekerjaannya kurang baik balikannya dapat berupa kritikan atau teguran. Karyawan menginginkan informasi dan instruksi dari atasan atas pekerjaannya, agar apa yang mereka lakukan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh atasan. Atasan biasanya percaya bahwa pesannya sampai kepada bawahan sesuai apa yang dimaksudkannya. Akan tetapi dalam suatu survei yang dilakukan likert terhadap pekerja dan pengawas, menemukan bahwa pimpinan menaksir terlalu tinggi mengenai jumlah informasi yang diketahui oleh bawahannya dan tingkat pemahaman pimpinan mengenai masalah bawahannya.
26 2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Atasan kepada Bawahan Arus komunikasi atasan kepada bawahan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut :24
1. Keterbukaan Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan karyawan akan menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam penyampaian pesan. Pimpinan mau memberikan informasi ke bawahan bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya. Misalnya seorang pimpinan akan mengirimkan pesan untuk memotivasi karyawan agar memberikan pelayanan terbaik bagi tamu, tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi organiasi. Atasan yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi, baik secara manajerial maupun teknis, akan senang melihat para bawahannya memiliki kemampuan yang tinggi tetapi atasan yang memiliki kemampuan terbatas merasa terancam posisinya apabila bawahan mengetahui lebih jauh tentang organisasi. 2. Kepercayaan pada pesan tulisan Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan 24
Ibid hal. 110
27 yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka. Hasil penelitian Dahle (1981) menunjukan bahwa pesan itu akan lebih efektif bila dikirimkan dalam bentuk lisan dan tulisan. Komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan dari pada menggunakan media cetak. 3. Pesan yang berlebihan Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan, maka karyawan dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat pengumuman, dan pernyataan kebijaksanaan, sehingga banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca karyawan. Reaksi karyawan terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya. Banyak karyawan yang hanya membaca pesan-pesan tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain tidak dibaca. 4. Timing Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke bawah. Pesan seharusnya dikirimkan ke bawah pada saat saling menguntungkan kedua belah pihak yaitu atasan dan bawahan. Bila pesan yang dikirimkan tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh bawahan maka dapat mempengaruhi efektivitas pesan tersebut. 5. Penyaringan Penyaringan adalah proses membuang atau menyingkat informasi sebelum meneruskan pesan kepada orang lain. Pesan-pesan
yang
dikirimkan oleh atasan tidak seluruhnya diterima oleh bawahan. Penyaringan pesan ini dapat terjadi disebabkan oleh bermacammacam faktor diantaranya perbedaan persepsi diantara karyawan,
28 jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya terhadap atasan.
2.3.
KONSEP MOTIVASI KERJA Motivasi berasal dari kata latin ‘movere’ yang berarti dorongan atau daya penggerak.25 Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Banyak psikologi yang memakai istilah-istilah yang berbeda dalam menyebut sesuatu yang menimbulkan perilaku tersebut. Ada yang menyebut sebagai motivasi (motivation) atau motif, kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish) dan dorongan (drive). Motivasi menurut pendapat Sumarwan26 dikatakan bahwa kebutuhan yang dirasakan yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut, misalnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Sedangkan motivasi menurut Muchdarsyah Sinungan27 diartikan sebagai bagian integral dari hubungan industrial dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan sumber daya manusia. Sinungan menambahkan bahwa pada hakikatnya motivasi kerja karyawan dan pimpinan berbeda, karena adanya perbedaan kepentingan. Untuk itu, perlu diciptakan motivasi yang searah guna mencapai tujuan bersama dalam rangka kelangsungan usaha dan ketenangan kerja, sehingga apa yang menjadi kehendak dan cita-cita kedua belah pihak dapat diwujudkan.
25
Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hal.92 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal.34 27 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Askara, Jakarta, 2003, hal.135-138.
26
29 Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja personil menurut para ahli.
28
Menurut pendapat Sutermeister terdiri dari
tiga unsur besar, yaitu kondisi fisik lingkungan kerja (physical working condition), kondisi sosial lingkungan kerja (social working condition) dan keterpenuhan kebutuhan dasar individu (fulfilment of individual basic needs). Sejalan dengan pendapat tersebut, Juran mengemukakan bahwa motivasi meliputi partisipasi, komunikasi dan insentif. Schermerhorn mengemukakan bahwa kunci keberhasilan pengembangan motivasi adalah melalui pemberian imbalan (rewards) yang bernilai dan berkaitan dengan kemajuan kinerja yang didistribusikan secara adil. Motivasi menurut Gibson29, diartikan sebagai sesuatu kekuatan yang
mendorong
seseorang
karyawan
yang
menimbulkan
dan
mengarahkan perilaku. Untuk memprediksi perilaku dengan suatu akurasi tertentu, seorang pemimpin harus mengetahui tujuan seorang karyawan dan tindakan-tindakan yang harus diambil karyawan untuk mencapainya. Dikatakan oleh Gibson, et al bahwa Teori Motivasi terbagi menjadi kedalam dua kategori, yaitu : Teori Kepuasan dan Teori Proses. Teori Kepuasan memusatkan perhatian pada faktor-faktor di dalam individu
yang
mendorong,
mengarahkan,
mempertahankan
dan
menghentikan perilaku. Mereka mencoba untuk menetukan kebutuhankebutuhan spesipik yang memotivasi orang. Teori Proses menerangkan dan menganalisis bagaimana perilaku didorong, diarahkan, dipertahankan dan dihentikan. Kedua pengelompokkan tersebut memiliki implikasi yang 28 29
Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi, Alfabeta, Jakarta, 2004, hal.67. Gibson, et al., Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, hal.185-188.
30 penting bagi para manajer yang karena pekerjaannya terlibat proses motivasi. Sementara itu, Robbins 30 berpendapat bahwa motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Ketiga unsur kunci dalam definisi itu adalah upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Unsur upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi, ia akan mencoba sekuat tenaga. Tetapi kemungkinan kecil tingkat upaya yang tinggi akan mengantar ke hasil kinerja pekerjaan yang menguntungkan, kecuali bila upaya itu disalurkan dalam suatu arah yang bermanfaat bagi organisasi. Upaya yang diarahkan konsisten dengan tujuan-tujuan organisasi adalah upaya yang seharusnya diusahakan. Kebutuhan adalah suatu keadaaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu. Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongan-dorongan di dalam diri individu itu. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang bila tercapai akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangan tegangan. Dari definisi mengenai motivasi yang dikemukakan oleh Gibson, et al dan Robbins mengandung pengertian tentang Teori Kepuasan dan Teori Proses dari motivasi. Penelitian ini akan memusatkan perhatian pada Teori Kepuasan dari motivasi yang mengkaji lebih mendalam mengenai kebutuhan individu di dalam menjelaskan kepuasan 30
Stephen P, Robbins, Perilaku Organisasi. Jilid I, PT. Prenhallindo, Jakarta, 2001, hal.166.
31 kerja. Teori Kepuasan dari motivasi ini menyatakan bahwa definisi kebutuhan di dalam diri individu memicu suatu respon perilaku. Banyak pakar yang telah mengemukakan teori motivasi, namun dari semua teori yang ada dapat dikelompokkan dalam dua pendekatan yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan modern.31 Pendekatan tradisonal telah memandang bahwa pada dasarnya manusia tidak suka bekerja, satu-satunya alasan bekerja adalah untuk memperoleh uang. Pendekatan modern motivasi didasarkan pada human relation yang beranggapan bahwa manusia akan bekerja bila terjamin hidupnya, dalam lingkunagn yang menyenangkan, dengan pimpinan yang penuh pengertian dan jujur, pekerja yang merasa senang akan bekerja lebih giat. Pendekatan ini mengatakan bahwa adanya kepuasan itulah yang menimbulkan motivasi yang akhirnya menimbulkan produktivitas. Beberapa model atau teori yang berkaitan erat dengan Teori Kepuasan dari motivasi adalah : hirarki kebutuhan Maslow dan teori dua fakta Herzberg. Kebanyakan teori motivasi menggambarkan kebutuhan dan keinginan manusia. Salah satu teori yang terkenal adalah kebutuhan dan keinginan manusia. Salah satu teori yang terkenal adalah kebutuhan yang dipelopori oleh Maslow yang disebut dengan Maslow’s Hierarchy of Needs. Pada dasarnya Maslow32 seperti dikutip Malayu Hasibuan membagi kebutuhan dalam lima tingkatan, yaitu :
31 32
Malayu Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta,2003.hal.100 Ibid, hal.104
32 1. Psysicological Needs Kebutuhan
fisik
yaitu
kebutuhan
yang
diperlukan
untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti udara, air, makanan, perumahan, tidur, seks, dan lain-lainnya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang berprilaku dan bekerja dengan giat. 2. Safety Needs Kebutuhan keamanan dan keselamatan adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman kecelakaan, dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan,terlindung dari bahaya, kehilangan, dan sebagainya. 3. Social Needs Kebutuhan sosial adalah kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial yang selalu merasa nyaman berinteraksi dan berada diantara sesamanya seperti berteman, berorganisasi, dicintai dan mencintai, kasih sayang dan sebagainya. 4. Esteem Needs Kebutuhan akan kehormatan dan martabat diri adalah berkaitan dengan keinginan untuk mencapai sukses dan pengakuan dari pihak lain, seperti mendapat penghargaan, status, kedudukan, kehormatan, prestasi dan sebagainya. 5. Self Actualization Needs Kebutuhan pengembangan diri adalah aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, kreativitas, an
33 potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan. Teori dua faktor diungkapkan oleh Herzberg yang dikenal dengan Herzberg’s Two factor Models.33 Teori ini beranggapan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi pekerja dalam organisasi adalah aktivitas yang memuaskan kebutuhan manusia, yaitu berhubungan dengan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja disebut motivator yang disebut faktor intrinsik yang meliputi pengakuan, tanggungjawab, prestasi, pekerjaan itu sendiri, dan pengembangan potensi individu34. Sebaliknya apabila para pekerja merasa tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu pada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik artinya bersumber dari luar diri pekerja itu sendiri seperti kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan, supervisi oleh para manajer, hubungan interpersonal dan kondisi kerja. Suatu ide yang dikemukakan oleh Herzberg yang berbeda dari tanggapan
umum
ialah
bahwa
lawan
kata
“Kepuasan”
bukan
“Ketidakpuasan” tetapi “Tidak ada kepuasaan”. Menurut Herzberg, faktor-faktor yang mengarah kepada kepuasaan kerja lain atau berbeda dari faktor-faktor yang mengarah kepada ketidakpuasaan. 35 Artinya, para manager
yang
berusaha
menghilangkan
faktor-faktor
yang
mengakibatkan ketidakpuasaan mungkin saja berhasil mewujudkan 33
Ibid, hal. 108-111 Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Bumi Aksara, 2003, hal. 110 35 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2004 hal. 164
34
34 ketenangan dalam organisasi, akan tetapi ketenangan kerja itu belum tentu bersifat motivasional bagi para pekerja. Herzberg berpendapat bahwa apabila para atasan ingin memberi motivasi pada para bawahannya, yang perlu ditekankan adalah faktor-faktor motivasional yang sifatnya intrinsik yang menimbulkan rasa puas.36. Berdasarkan teori diatas, Penelitian ini akan memusatkan perhatian pada Teori Motivasi yang mengkaji lebih mendalam didasarkan pada keyakinan bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya sangat mendasar dan karena itu sikap seseorang terhadap pekerjaannya itu sangat mungkin menentukan keberhasilan dan kegagalannya. Menggunakan teori motivasi Herzberg yang didasarkan pada faktor-faktor instrinsik yaitu:37 1. Pengakuan Perasaan diterima oleh orang lain dengan siapa dia bergaul dalam organisasi. Dengan perasaan demikian ia akan berprilaku positif yang biasanya tercermin dalam kemauan memberikan sumbangsih yang semakin besar kepada usaha organisasi untuk mencapai tujuannya. 2. Tanggungjawab Bertanggungjawab terhadap organisasi dan pekerjaannya. 3. Prestasi Motivasi seseorang untuk berprestasi tergantung pada pandangannya tentang betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa ia akan dapat mencapai apa yang diusahakan untuk dicapai. Semakin
36 37
Ibid, hal.165 Op.Cit. hal.164
35 tinggi motivasi seseorang untuk berprestasi maka hasil kerja yang dicapai semakin tinggi berdasarkan kemampuan, pengalaman dan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya. 4. Pekerjaan itu sendiri Para karyawan ingin melakukan pekerjaan yang mempunyai arti penting bagi diri sendiri dan bagi organisasi yang memberikan rasa keberhasilan bagi para karyawan sendiri. Pekerjaan merupakan komponen dasar struktur organisasi dan merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi. Dewasa ini telah umum diakui bahwa bagi sebagian besar pekerjaan, misalnya karena sangat teknis dan repetitif sehingga tidak lagi menuntut imajinasi, inovasi dan kreatifitas dalam pelaksanaannya merupakan salah satu penyebab kebosanan yang tinggi terhadap pekerjaan. 5. Pengembangan potensi individu Keinginan seseorang agar potensi yang dimiliki dalam dirinya dapat dikembangkan secara sistematik sehingga menjadi kemampuan yang efektif. Dengan demikian bawahan dapat memberikan sumbangan yang lebih besar bagi kepentingan organisasi dan meraih kemajuan profesional yang pada gilirannya memungkinkan yang bersangkutan memuaskan berbagai jenis kebutuhannya. “Need for achievement”. Seseorang akan merasa bangga dan senang apabila ia meraih kemajuan, apapun bentuk kemajuan itu. Dari berbagai penelitian yang dilakukan terbukti bahwa seorang “high achiever” mempunyai karakteristik tertentu seperti: tidak senang pekerjaan yang terlalu sukar atau terlalu mudah, melainkan
36 menyenangi pekerjaan yang kemungkinan keberhasilannya cukup besar. Hubungan atasan dan bawahan adalah jantung pengelolaan efektif. Agar hubungan ini berhasil harus ada kepercayaan dan keterbukaan. Aspek kepercayaan dikatakan oleh Hanney seperti yang dikutip oleh Arni Muhammad sebagai salah satu faktor yang juga berkolerasi erat dengan motivasi kerja karyawan. 38 Untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan atasan dapat mempengaruhi bawahannya dengan memberi penghargaan yang dapat berupa apa saja ketika mereka mencapai tujuan tertentu yang secara keseluruhan sesuai dengan tujuan organisasi. Salah satu peranan penting atasan adalah menjelaskan kepada bawahannya tentang perilaku yang diinginkan untuk dapat berprestasi dan pengembangan diri sesuai tujuan yang ditentukan. Atasan harus mengkomunikasikan secara jelas apa yang dapat diharapkan bawahan jika mencapai prestasi yang baik. Oleh karena itu motivasi tidak lepas dari komunikasi atasan kepada bawahan yang mencakup gaya kepemimpinan. Berdasarkan tinjauan singkat terhadap beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli tersebut diatas, maka dalam penelitian ini komunikasi atasan kepada bawahan yang
meliputi faktor-faktor
keterbukaan, percaya pada pesan tulisan, pesan yang berlebihan, timing dan penyaringan mempengaruhi motivasi kerja karyawan yang didasarkan pada pengakuan, tanggung jawab, prestasi, pekerjaan,dan pengembangan potensi individu. 38
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 1995,hal.174
37 Pada hakikatnya komunikasi yang efektif dari atasan kepada bawahan tegak lurus dengan keberhasilan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan yang membuka kesempatan pada bawahannya untuk pencapaian prestasi, penghargaan terhadap prestasi, bertanggung jawab, peningkatan diri atau karir yang memotivasi mereka untuk bekerja secara optimal. Gairah kerja para karyawan, keakraban diantara mereka dan atasan, kejelasan tujuan bekerja, pengakuan kelompok kerja, keterlibatan kerja, komunikasi, pencapaian prestasi, afiliasi dan kekuasaan yang diberikan tentu akan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik dan memperoleh kepuasaan kerja. Berdasarkan argumentasi diatas, maka dapat diduga bahwa komunikasi atasan kepada bawahan dalam hal ini peneliti membatasi atasan adalah department head masing-masing bagian dan atasan dari department head adalah General Manager dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta. Pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independent
Variabel Dependent
Gambar II: Model Hubungan Variabel Keterangan:
X = Komunikasi Atasan kepada bawahan Y = Motivasi Kerja
38 2.4. HIPOTESIS Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 2.4.1. Hubungan atau Korelasi ·
Ho (Hipotesis Nol) = Tidak terdapat hubungan antara komunikasi atasan kepada bawahan dengan motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta.
·
Ha (Hipotesis Kerja) = Terdapat hubungan antara komunikasi atasan kepada bawahan dengan motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta.
2.4.2. Pengaruh atau Determinasi ·
Ho (Hipotesis Nol) = Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta.
·
Ha (Hipotesis Kerja) = Terdapat pengaruh antara komunikasi atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan di Allson Residence Jakarta.
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
TIPE/ SIFAT PENELITIAN Tipe penelitian adalah suatu cara atau teknik yang dipakai atau digunakan dalam melakukan suatu penelitian39. Dalam penelitian ini digunakan
tipe penelitian eksplanatif dengan paradigma kuantitatif.
Menurut J. Tri Attmojo dalam modul online pksm mercubuana hal 61, penelitian eksplanatif kuantitatif dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan fenomena, menjelaskan hubungan, menguji pengaruh (hubungan sebab-akibat) antar variabel, melakukan evaluasi dan mengetahui perbedaan atau komparasi satu atau lebih kelompok. Penulis memilih metode eksplanatif dikarenakan penelitian eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan suatu gejala atau fenomena juga untuk menjelaskan bagaimana hubungan atau pengaruh antara variabel-variabel yang sedang diteliti. Sedangkan bagaimana tatacara atau strategi untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan menyajikan analisis penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian lebih menekankan pada pengumpulan, pengolahan informasi atau data suatu fenomena secara statistik. Alasan pemilihan pendekatan kuantitatif adalah peneliti ingin mengukur seberapa besar pengaruh antara dua variabel yang akan lebih tepat disajikan dengan data numerik karena penelitian kualitatif
39
Yusuf Soewadji, Metode Penelitian Sosial, Diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Nasional,Jakarta 2003, hal 19
40
40 menitikberatkan penyajian hasil analisis yang bersifat deskriptif, naturalistik, dan berorientasi kata. 3.2.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian adalah bagian dari metodologi penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey. 40 Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Dalam penelitian survey data dikumpulkan dari sampel yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi. 41
3.3.
POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1.
Populasi Menurut Jusuf Soewadji, populasi adalah sekelompok unsur atau
elemen yang dapat berbentuk manusia atau individu, binatang, tumbuhtumbuhan, lembaga atau institusi, kelompok, dokumen, kejadian, sesuatu hal, gejala ataupun berbentuk konsep yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dijadikan objek penelitian.42 Dalam suatu penelitian populasi dapat berfungsi sebagai subjek sekaligus objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di Allson Residence Jakarta yang berjumlah 96 orang karyawan yang terdiri dari tujuh bagian yang terdiri dari Front Office Department, Food and Beverage Deparment, Housekeeping Department, Engineering
40
Ibid, hal. 16 Ibid,hal. 22 42 Ibid, h.al 91 41
41 Department, Security Departement, Marketing Department dan Finance and Admistration Department. Karyawan yang berjumlah 96 orang dalam perusahaan ini tidak termasuk General Manager. 3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data.43 Dengan pengambilan sampel salah satu tujuannya adalah mereduksi jumlah obyek, dapat menghilangkan sifat bosan, menghindarkan kejemuan seta kesalahan subyektif
44
Ada empat faktor yang harus diperhatikan dalam menetapkan jumlah sampel, yaitu:45 1. Derajat keseragaman, makin homogen sifat populasinya maka makin kecil sampel yang dapat diambil, dan sebaliknya makin heterogen sifat populasi berarti makin besar jumlah sampelnya. 2. Presisi yang dikehendaki oleh peneliti, adalah keadaan yang dapat memperlihatkan pengelompokan harga-harga sebuah statistika sekitar parameternya. Dalam hal ini makin mengelompok data (mendekati presisi) maka presisi makin besar atau makin tinggi. Makin tinggi presisi berarti desain makin baik. 3. Rencana analisis, bisa terjadi apabila besar sampel sudah cukup menurut presisi yang dikehendaki.
43
Sukandarrumidi, Metode Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Gagjah Mada Univercity Press, 2004, hal. 104 44 Ibid, hal. 52 45 Jusuf Soewadji,op.cit, hal. 93
42 4. Tenaga dan waktu, sesuai dengan ketentuan presisi dan tujuan analisis mungkin jumlah sampelnya harus besar, namun karena pertimbangan tenaga, waktu, dan biaya tidak memungkinkan untuk mendapat sampel sebesar jumlah sampel yang ditentukan oleh presisi atau tujuan analisis tersebut. Menurut Kartini Kartono, apabila jumlah populasi hanya diantara 10-100 orang maka disarankan untuk mengambil total keseluruhan populasi untuk menjadi sampel.
3.3.3. Teknik Sampling Teknik Sampling adalah cara atau teknik bagaimana menarik atau mengambil sampel dari populasi. Teknik sampling dibedakan dalam dua jenis yaitu random sampling dan nonrandom sampling. Berdasarkan populasi yang diteliti, maka peneliti menggunakan total random sampling yaitu pengambilan sampel dari keseluruhan jumlah populasi yang ada46. Namun dalam masa waktu penelitian terdapat beberapa kendala yang terjadi dilapangan yaitu beberapa orang mengundurkan diri dari Allson Residence dan ada sample yang tidak mengembalikan kuisioner sehingga diperoleh jumlah sample sebesar 86 orang.
46
Ibid, hal 99
43 3.4.
DEFINISI DAN OPERASIONAL KONSEP 3.4.1. Definisi Variabel Komunikasi antara Atasan kepada Bawahan a. Definisi Konseptual Yang dimaksud dengan komunikasi atasan kepada bawahan adalah arus komunikasi dari atas ke bawah dalam suatu organisasi, dalam melakukan tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pendapat dari atasan kepada bawahan guna mencapai kesamaan makna yang dapat dijelaskan dengan menggunakan dimensidimensi : 1.Keterbukaan 2.Percaya pada pesan tulisan 3.Pesan yang berlebihan 4.Timing 5.Penyaringan b. Definisi Operasional 1. Keterbukaan a) Atasan memberikan kesempatan berkomunikasi dengan bawahan dalam setiap kesempatan b) Atasan terbuka dalam memberikan komentar tentang kualitas pekerjaan karyawan, c) Atasan terbuka terhadap saran dan kritik dari bawahan 2. Percaya pada pesan tulisan a) Atasan menyampaikan deskripsi pekerjaan secara tertulis b) Atasan menyampaikan deskripsi pekerjaan secara lisan c) Atasan menyanpaikan instruksi memalui memo
44 d) Atasan menyampaikan instruksi melalui email e) Atasan menyampaikan instruksi melalui logbook f) Atasan menyampaikan instruksi secara lisan g) Atasan memberikan sanksi dan teguran secara tertulis h) Penghargaan terhadap karyawan berprestasi diberikan secara periodik dan diumumkan secara tertulis serta ditandatangani oleh atasan 3. Pesan yang berlebihan a) Atasan anda meberikan perintah/tugas melaui beberapa media misalnya memo, email dan secara lisan pada saat yang hampir bersamaan
b) Atasan anda memberikan tugas diluar tanggung jawab jabatan anda
c) Atasan anda menberikan perintah/ tugas baru sedangkan deadline tugas lain sudah menunggu.
4. Timing a) Atasan meminta karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan walaupun jam kerja sudah berakhir b) Briefing dari atasan dilakukan sebelum dan sesudah jam kerja c) Atasan memberikan instruksi kerja pada saat diluar jam kerja 5. Penyaringan a) Bawahan dapat mengerti pesan yang disampaikan oleh atasan secara tepat
45 b) Bawahan melaksanakan instruksi yang disampaikan oleh atasan dengan baik c) Bawahan menerima pesan langsung dari atasan d) Bawahan percaya terhadap isi pesan yang disampaikan oleh atasan 3.4.2. Definisi Variabel Motivasi Kerja a. Definisi Konseptual Yang dimaksud denagan motivasi kerja adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang dapat menimbulkan dan
mengarahkan
perilaku,
yang
dijelaskan
dengan
menggunakan dimensi-domensi : 1. Pengakuan 2. Tanggung Jawab 3. Prestasi 4. Pekerjaan 5.Pengembangan Potensi individu b. Definisi Operasional Motivasi Kerja : Yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah suatu kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang dapat menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Dimana
masing-masing
dimensi
dapat
diukur
menggunakan indikator-indiaktor sebagai berikut :
dengan
46 1. Pengakuan a) Karyawan
diberikan
kesempatan
terlibat
dalam
merencana kan tujuan kerja yang ingin dicapai oleh atasan b) Karyawan merasa nyaman berada dalam lingkungan kerja c) Hasil kerja diakui dan diterima oleh atasan 2. Tanggung Jawab a) Datang tepat waktu b) Mengerjakan tugas sesuai deadline c) Bertanggung jawab terhadap pekerjaan walaupun tidak diawasi oleh atasan 3. Prestasi a) Kesempatan berprestasi b) Penghargaan terhadap prestasi kerja c) Memiliki keinginan untuk berprestasi dalam bekerja 4. Pekerjaan a) Kepuasan atas hasil kerja yang telah dicapai b) Besarnya gaji sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan c) Tugas dan tanggung jawab kerja sesuai dengan minat dan kemampuan 5. Pengembangan potensi individu a) Jenjang karier b) Training atau pendidikan c) Kesempatan untuk berkreasi dan inovasi
48
49
3.4.3. Tabel Operasionalisasi Konsep Variabel (X) Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan
Dimensi Keterbukaan
Indikator Pengukuran a.. Atasan memberikan kesempatan berkomunikasi Sangat Baik, Baik, Ragudengan karyawan diberbagai kesempatan, formal Ragu, Tidak Baik, Sangat maupun informal Tidak Baik b. Atasan terbuka dalam memberikan komentar tentang kualitas pekerjaan karyawan, bagus atau kurang dengan perincian yang spesifik c. Atasan terbuka terhadap saran dan kritik karyawan
Percaya Pada Pesan Tulisan
a Atasan menyampaikan deskripsi pekerjaan secara tertulis b. Atasan menyampaikan deskripsi pekerjaan secara lisan c. Atasan menyampaikan instruksi melalui memo d. Atasan menyampaikan instruksi melalui email e. Atasan menyampaikan instruksi melalui logbook f. Atasan menyampaikan instruksi secara lisan g. Atasan memberikan sanksi dan teuran secara tertulis h. Penghargaan terhadap karyawan berprestasi diberikan secara periodik dan diumumkan secara tertulis serta ditandatangani oleh atasan
Skoring: Sangat Setuju =5 Setuju =4 Ragu- Ragu =3 Tidak Setuju =2 Sangat Tidak Setuju = 1
48
50
Pesan Yang Berlebihan a. Atasan meberikan perintah/tugas melaui beberapa media misalnya memo, email dan secara lisan pada saat yang hampir bersamaan b. Atasan memberikan tugas diluar tanggung jawab jabatan anda c. Atasan menberikan perintah/ tugas baru sedangkan deadline tugas lain sudah menunggu Timing
Ordinal: B Sangat tinggi : 59-70 B Tinggi : 47-58 B Cukup Tinggi : 35-46 B Rendah : 23-34 B Sangat Rendah : 11-22
a Briefing dari atasan dilakukan sebelum dan sesudah jam kerja b. Atasan memberikan instruksi kerja pada saat diluar jam kerja (mis: cuti dan makan siang) c. Atasan meminta karyawan menyelesaikan pekerjaan walaupun jam kerja telah berakhir
Penyaringan a. Karyawan mengerti pesan yang disampaikan atasan secara tepat b. Karyawan melaksanakan pesan yang disampaikan atasan dengan baik c. Karyawan menerima pesan (instuksi pekerjaan, informasi tentang perusahaan) langsung dari atasan d. Karyawan percaya terhadap isi pesan yang disampaikan atasan
49
51
(Y) Motivasi Kerja Karyawan
Pengakuan
Sangat Baik, Baik, Ragua. Karyawan diberikan kesempatan terlibat dalam Ragu, Tidak Baik, Sangat merencanakan tujuan kerja yang ingin dicapai Tidak Baik oleh atasan b. Karyawan merasa nyaman berda dalam lingkungan kerja c. Karyawan merasa hasil kerjanya diakui dan diterima
Tanggung Jawab a. Hadir tepat waktu b. Karyawan mengerjakan tugas sesuai deadline c. Karyawan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab tanpa diawasai oleh atasan. Prestasi
a. Karyawan diberikan kesempatan untuk berprestasi b. Karyawan mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja
Skoring: Sangat Setuju =5 Setuju =4 Ragu- Ragu =3 Tidak Setuju =2 Sangat Tidak Setuju = 1
c. Memiliki keinginan berprestasi dalam bekerja Pekerjaan
a. Kepuasan terhadap hasil kerja yang telah dicapai b.Besarnya gaji yang diperoleh sesuai dengan pekerjaan yang anda lakukan c.Tugas dan tanggung jawab kerja sesuai dengan minat dan kemampuan karyawan
50
52
Pengembangan Potensi Individu
c. Karyawan mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir diperusahaan d. Karyawan meperolah pelatihan profesional yang berkenaan dengan pengembangan karir dan kinerja e. Karyawan mendapatkan kesempatan untuk berinovasi dan berkreasi dalam bekerja
51
52 3.5
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data47 Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik survei. Teknik survei yaitu teknik atau pengumpulan data yang dilakukan dengan mengedarkan kuisioner daftar pertanyaan kepada karyawan di Allson Residence Jakarta. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup berupa pernyataan dengan pilihan skala penilaian. Seperti yang ditulis Jusuf Soewadji48, biasanya kuisioner digunakan apabila sumber data atau sampel berada ditempat yang tersebar dan lokasinya luas sehingga tidak memungkinkan penulis untuk datang langsung, maka tepatlah penulis memilih kuisioner sebagai data primer, karena lokasi sumber data dan agar responden dapat leluasa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan diberikan sebanyak 36
buah, dengan rincian 21
pertanyaan mengenai komunikasi atasan kepada bawahan dan 15 pertanyaan mengenai motivasi kerja karyawan. Daftar pertanyaan dalam kuisioner akan disusun sedemikian rupa dengan harapan kuisioner tersebut dapat menggambarkan pengaruh komunikasi atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan. Instrumen penelitian (alat pengumpulan data) ini diharapkan dapat menjadi alat ukur yang sahih (valid) yang dapat mengukur apa yang
47 48
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Penerbit. CV. Alfabeta, Bandung, 2005, hal. 97 Jusuf Soewadji, Opcit hal.119
53 akan diukur dan juga dapat menjadi instrumen yang andal (reliabel) yang dapat mengukur sesuatu secara konsisten dari waktu ke waktu. Pengumpulan data sekunder dilakukan penulis melalui suatu teknik riset perpustakaan (library research). Untuk melengkapi data primer yang telah peneliti dapatkan dari riset lapangan, maka penulis juga mengambil data sekunder dari berbagai sumber antara lain buku-buku, literatur, bahan kuliah yang berhubungan dengan objek penelitian. 3.6.
TEKNIK PENGOLAHAN DATA Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi : a.
Editing, adalah kegiatan memeriksa kembali apakah responden telah menjawab seperti yang telah dikehendaki dalam daftar kuisioner dari responden.
b.
Koding, merupakan pengkodean terhadap kategori jawaban. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Jawaban pertanyaan atau pernyataan akan dibuat menjadi skala. Pengukuran skala yang digunakan adalah skala likert.
c.
Tabulasi, merupakan tahap melakukan perhitungan terhadap kategori jawaban responden pada masing-masing pertanyaan atau variabel.
3.7.
TEKNIK ANALISIS DATA
3.7.1. Uji Instrumen Menurut Burhan Nurgiantoro, “Validitas instrumen penelitian mempersoalkan apakah instrumen itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Reabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen
54 dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktukewaktu.49 Uji Validitas dan reabilitas yang dilakukan terhadap 86 responden dapat dilihat sebagai berikut : 3.7.1.1. Uji Validitas Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur. Suatu alat ukur yang baik seharusnya memiliki validitas yang tinggi. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu benar dan tepat. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Rumus Validitas : r=
n.(∑xy) – (∑x) (∑y) √ [ n.∑x2- (∑x)2] [n.∑y2-(∑y)2 ]
Dengan taraf signifikansi 5% keterangan : r = Koefisien korelasi n = Jumlah Responden x= skor variabel x y= skor variabel y Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 keatasa maka faktor tersebut memiliki validitas yang baik.
49
Burhan Nugiantoro, Statistik Terapan untuk Ilmu-ilmu Sosial, Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta, hal.316
55 Dari hasil perhitungan uji validitas pada lampiran 3, pada variabel X dan variabel Y seluruh nilai korelasi adalah diatas 0,3 maka seluruh pertanyaan yang diuji cobakan dari variabel X sejumlah 21 pertanyaan dan variabel Y sejumlah 15 pertanyaan dapat dikatakan valid.
3.7.1.2. Uji Reabilitas Untuk melihat realibel tidaknya instrumen butir pernyataan maka dapat diketahui dengan melihat besarnya nilai Apha. Instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika harga r yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60. Rumus Reabilitas :
r=
Berdasarkan hasil perolehan nilai alpha pada lampiran 3, maka hasil uji reabilitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : No 1
Variabel Variabel X
Uji Reabilitas
Status
0, 859 > 0,60
Reliabel
0, 864 > 0,60
Reliabel
(Komunikasi atasan dan bawahan) 2
Variabel Y (Motivasi kerja karyawan)
3.7.2. Proses Pengkodean Data Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Jawaban pertanyaan atau pernyataan akan dibuat menjadi skala. Pengukuran skala yang digunakan adalah skala likert, dimana jawaban atas pertanyan-pertanyan diberi skor dari yang paling besar hingga yang
56 paling kecil. Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administratif mengungkapkan bahwa: Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu dan fenomena social. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel. Kemudian sub variabel dijabarkan menjadi komponenkomponen yang dapat terukur. Komponen-komponen yang terukur ini kemudian dijadan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.50 Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: a. Sangat Setuju
=5
b. Setuju
=4
c. Ragu-Ragu
=3
d. Tidak setuju
=2
e. Sangat tidak setuju = 1 Dengan nilai skor tersebut, maka hasil dari pengumpulan data dapat kita lihat bahwa nilai 5 adalah skor tertinggi sedangkan skor 1 adalah nilai terendah. Sejalan dengan perumusan masalah pada bab sebelumnya, maka rumus statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Korelasi Product Moment Pearson Sebelum mencari besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, terlebih dahulu akan dicari besarnya hubungan antara dua variabel, karena uji analisis pengaruh hanaya dapat dilakukan jika telah diketahui bahwa ada hubungan yang
50
Sugiyono, Metode Penelitian Administrtif, hal, 73
57 signikan antara variabel yang bersangkutan. 51 Besarnya hubungan antar variabel ditentukan oleh besarnya koefisien korelasi (r) dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson, yaitu : r=
N ( ∑ XY ) – ( ∑ X ) . ( ∑ Y ) √{ N . ∑ X 2 – ( ∑ X )2 } . { N . ∑ Y 2 – ( Y )2 }
dimana : r = koefisien korelasi N = jumlah responden X = skor variabel X Y = skor variabel Y
Jika instrumen itu valid, maka kriteria mengenai penafsiran mengenai indeks korelasi sebagai berikut :52 Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : korelasi sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : korelasi tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : korelasi sukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : korelasi rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : korelasi sangat rendah Kemudian akan dikonsultasikan terhadap Tabel Nilai Koefisien Korelasi dari r Product Moment. 2.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan pada variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (X) yaitu komunikasi atasan kepada bawahan terhadap variabel terikat (Y)
51
Burhan Nugiantoro, Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial, Gadjah Mada University Press, hal. 251 52 Riduwan, Metode dan Tehnik Menyusun Tesis, Penerbit Alfabeta, Bandung, November 2005, hal. 110.
58 yaitu motivasi kerja karyawan. Koefisien determinasi r didapatkan dengan rumus : Kd = (r)2, dimana r = Koefisien korelasi 3.
Persamaan Regresi Uji persamaan regresi untuk mengetahui perubahan variabel terikat (Y), jika variabel bebas (X) berubah sebesar satu satuan. Model persamaan regresi adalah : Y = a + bx Keterangan: Y = nilai yang akan diukur pada variabel terikat a = bilangan konstan b = bobot pengaruh X terhadap Y X = variabel bebas
3.8. HIPOTESIS STATISTIK Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis Sebagai berikut: 3.8.1. Hubungan atau Korelasi ·
Ho (Hipotesis Nol)
·
Ha (Hipotesis Kerja)=
=
rxy=0 rxy≠ 0
3.8.2. Pengaruh atau Determinasi ·
Ho (Hipotesis Nol) =
r2 xy = 0
·
Ha (Hipotesis Kerja) =
r2 xy>0
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BEMBAHASAN
4.1.
OBYEK PENELITIAN
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan Allson Internasional Hotel dan Resort dengan nama Allson International Holding Limited merupakan perusahaan manajemen hotel internasional di Asia yang berdiri pada bulan Oktober 1990 oleh Mr. Patrick Allante sebagai presiden dan CEO. Seluruh manajemen yang menyangkut pengembangan Allson Internasional Hotel dan Resort dipegang oleh Malaysian Sunway Group dan disubsidi oleh Sunway City. Allson Internasional Hotel dan Resort tersebar dibeberapa negara diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Allson Genesis di Kuala Lumpur Malaysia
2.
Allson Klana Nilai di Malaysia
3.
Allson Klana Seremban di Malaysia
4.
Allson Singapore di Singapore
5.
Sunway lagoon Resort Hotel Penang Malaysia
6.
Sunway Georgetown di Malaysia
7.
Sunway Seberang Jaya di Malaysia
8.
Sunway Hnoi di Vietnam
9.
Sunway Phnom Penh di Camboja
10. Allson Residence at Mitra Oasis, Jakarta, Indonesia.
59
60 Allson Residence at Mitra Oasis sendiri berdiri pada tahun 1997. Pada periode penelitian tahun 2006-2007 Allson Residence at Mitra Oasis dipimpin oleh seorang General Manager yang bernama Tessa D. Setiawan yang membawahi 7 departemen yaitu : Front Office Department, Sales and Marketing Department, Food and Beverage Department, Housekeeping Department, Enggenering Department, Finance and Administration Department dan Security Departement yang masing masing dipimpin oleh seorang department head atau manager.
4.1.2. VISI DAN MISI Visi dari Allson Residence adalah ingin menjadi salah satu apartemen terbaik yang ada di Jakarta Pusat, yang menyediakan pelayanan terbaik melalui para karyawan yang terlatih, bersahabat dan ramah tamah. Sedangkan Misi dari perusahaan adalah : 1. Menawarkan standart pelayanan exclusive dan penuh keuntungan yang berharga bagi tamu. 2. Kami akan memenuhi segala kebutuhan tamu secara konsisten dengan cara kerja sama dan melakukan perbaikan secara terus menerus. 3. Kami akan membuat suasana kerja yang nyaman bagi karyawan kami, melakukan pelatihan pelatihan serta mendorong mereka untuk maju. 4. Kami akan menjaga seluruh asset pemilik perusahaan dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik untuk pengambilan modal.
61 4.2.
HASIL PENELITIAN Data hasil penelitian diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 86 orang karyawan Allson Residence Jakarta.
4.2.1.
Identitas Responden Identitas responden meliputi jenis kelamin, usia, status, pendidikan, departemen, dan masa kerja responden yang disajikan dalam bentuk tabel tunggal. Tabel 1 Jenis Kelamin n = 86 No Jenis Kelamin Frequency 1 Laki-laki 72 2 Perempuan 14 Total 86 Sumber : kuesioner no. 1
Percent 83.7 16.3 100
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat responden laki-laki sebanyak 72 orang (83,7%), sedangkan responden perempuan sebanyak 14 orang (16,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar responden adalah laki-laki. Tabel 2 Usia n = 86 No 1 2 3 4 5
Usia 18-25 tahun 26-33 tahun 34-41 tahun 42-49 tahun 50-57 tahun Total Sumber : kuesioner no. 2
Frequency 10 37 26 7 6 86
Percent 11.6 43 30.2 8.1 7 100
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat responden yang berusia antara 18 – 25 tahun sebanyak 10 orang (11,6%), usia antara 26 – 33 tahun
62 sebanyak 37 (43%), usia antara 34 – 41 tahun sebanyak 26 orang (30,2%), usia antara 42 – 49 tahun sebanyak 7 orang (8,1%), dan usia antara 50 – 57 tahun sebanyak 6 orang (7%). Dilihat dari usia responden, dapat dikatakan bahwa usia responden dalam penelitian tergolong usia yang mempunyai semangat kerja yang tinggi.
No 1 2
Status Belum menikah Menikah Total
Tabel 3 Status n = 86 Frequency 25 61 86
Percent 29.1 70.9 100
Sumber : kuesioner no. 3 Dari tabel 3 di atas dapat dilihat responden yang berstatus menikah sebanyak 61 orang (70,9%), sedangkan responden yang berstatus belum menikah sebanyak 25 orang (29,1%). Dilihat dari status responden maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini sudah menikah, sehingga dalam bekerja mempunyai motivasi kerja yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
No 1 2 3 4 5 6
Pendidikan
Tabel 4 Pendidikan n = 86
SD SMP SMU D3 S1 S2 Total
Frequency 0 1 43 36 6 0 86
Percent 0 1.2 50 41.9 7 0 100
Sumber : kuesioner no. 4 Dari tabel 4 di atas dapat dilihat responden yang berpendidikan SMP sebanyak 1 orang (1,2%), yang berpendidikan SMU sebanyak 43 orang (50%), yang berpendidikan D3 sebanyak 36 orang (41,9%), dan yang berpendidikan S1 sebanyak 6 orang (7%).
63 Dilihat dari tingkat pendidikan responden maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai pendidikan yang cukup.
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel 5 Departemen n = 86 Departemen Front Office F&B Sales & Marketing Finance & Administrasi Engineering Housekeeping Security Total
Frequency 11 19 4 8 10 22 12 86
Percent 12.8 22.1 4.7 9.3 11.6 25.6 14 100
Sumber : kuesioner no. 5 Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat Allson Residence Jakarta mempunyai 7 departemen dimana responden tersebut telah bekerja di atas satu tahun. Kriteria ini dipilih oleh penulis dikarenakan masa kerja di atas satu tahun dianggap mengetahui dan memahami komunikasi yang berjalan dalam perusahaan. Tabel 6 Masa Kerja n = 86 No 1 2 3 4
Masa Kerja 1 - 3 tahun 3 - 5 tahun 5 - 7 tahun 5 - 10 tahun Total
Frequency 18 7 20 41 86
Percent 20.9 8.1 23.3 47.7 100
Sumber : kuesioner no. 6 Dari tabel 6 di atas dapat dilihat masa kerja responden antara 1 – 3 tahun sebanyak 18 orang (20,9%), masa kerja responden 3 – 5 tahun sebanyak 7 orang (8,1%), masa kerja responden 5 – 7 tahun sebanyak 20 orang (23,3%), dan masa kerja responde 5 – 10 tahun sebanyak 41 orang (47,7%).
64 Dilihat dari masa kerja responden maka dapat dikatakan sebagian besar responden dalam penelitian ini telah berpengalaman dalam bidang kerja masing-masing.
4.2.2. Variabel Komunikasi Atasan Kepada Bawahan Dalam suatu perusahaan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan sangat penting. Dengan adanya keterbukaan dalam komunikasi serta terjadinya feedback maka baik atasan maupun bawahan akan mengerti dan memahami pesan-pesan yang disampaikan. Berikut pernyataan responden mengenai komunikasi yang berjalan dalam perusaahan tempat responden bekerja. Tabel 7 Atasan Memberikan Kesempatan Berkomunikasi dengan Karyawan n = 86 No Kategori Jawaban Frequency Percent 1 Sangat setuju 42 48.8 2 Setuju 41 47.7 3 Ragu-ragu 1 1.2 4 Tidak setuju 2 2.3 5 Sangat tidak setuju 0 0 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 7 Dari tabel 7 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 42 orang (48,8%), yang menjawab setuju sebanyak 41 orang (47,7%), sedangkan yang menjawab ratu-ragu sebanyak 1 orang (1,2%), dan hanya 2 orang (2,3%) yang menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan memberikan kesempatan berkomunikasi dengan karyawan diberbagai kesempatan,
65 baik formal maupun informal. Adanya kesempatan berkomunikasi ini dimaksudkan agar dengan cepat informasi dari karyawan memperoleh umpan balik Tabel 8 Atasan Terbuka dalam Memberikan Komentar Mengenai Pekerjaan n = 86 No Kategori Jawaban Frequency Percent 1 Sangat setuju 27 31.4 2 Setuju 48 55.8 3 Ragu-ragu 4 4.7 4 Tidak setuju 7 8.1 5 Sangat tidak setuju 0 0 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 8 Dari tabel 8 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang (31,4%), responden yang menjawab setuju sebanyak 48 orang (55,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4,7%), dan yang menyawab tidak setuju sebanyak 7 orang (8,1%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan terbuka dalam memberikan komentar tentang kualitas pekerjaan karyawan, bagus atau kurang dengan perincian yang spesifik. Keterbukaan atasan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kemandegan dalam berkomunikasi dikarenakan adanya saling pengertian.
No 1 2 3 4 5
Tabel 9 Atasan Terbuka Terhadap Saran dan Kritik n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 27 Setuju 50 Ragu-ragu 4 Tidak setuju 5 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Sumber : kuesioner no. 9
Percent 31.4 58.1 4.7 5.8 0 100
66 Dari tabel 9 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang (31,4%), yang menyawab setuju sebanyak 50 orang (58,1%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4,7%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 5 orang (5,8%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan terbuka terhadap saran dan kritik dari karyawan. Terbuka atas saran dan kritik bagi atasan ini dimaksudkan sebagai masukan informasi untuk mewujudkan adanya komunikasi yang baik diantara anggota organisasi/perusahaan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 10 Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Tertulis n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 12 14 Setuju 48 55.8 Ragu-ragu 7 8.1 Tidak setuju 19 22.1 Sangat tidak setuju 0 0 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 10 Dari tabel 10 di atas dapat dilihat responden yang mejawab sangat setuju sebanyak 12 orang (14%), yang menjawab setuju sebanyak 48 orang (55,8%), sedangkan yang menjawa ragu-ragu sebanyak 7 orang (8,1%), dan sebanyak 19 orang (22,1%) yang menjawab tidak setuju. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan menyampaikan deskripsi pekerjaan secara tertulis.
67 Penyampaian informasi secara tertulis dimaksudkan agar dapat disimpan, sehingga apabila diperlukan dengan mudah dapat ditemukan dan diingat kembali.
No 1 2 3 4 5
Tabel 11 Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Lisan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 17 19.8 Setuju 45 52.3 Ragu-ragu 7 8.1 Tidak setuju 15 17.4 Sangat tidak setuju 2 2.3 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 11 Dari tabel 11 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangag setuju sebanyak 17 orang (19,8%), yang menjawab setuju sebanyak 45 orang (52,3%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 orang (8,1%), tidak setuju sebanyak 15 orang (17,4%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan menyampaikan deskripsi pekerjaan secara lisan. Biasanya deskripsi pekerjaan yang disampaikan secara lisan ini sifatnya dapat langsung dikerjakan pada saat itu juga sehingga tidak perlu untuk mengingat kembali.
No 1 2 3 4 5
Tabel 12 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Memo n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 8 Setuju 43 Ragu-ragu 4 Tidak setuju 31 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Sumber : kuesioner no. 12
Percent 9.3 50 4.7 36 0 100
68 Dari tabel 12 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (9,3%), yang menjawab setuju sebanyak 43 orang (50%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4,7%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 31 orang (36%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan menyampaikan instruksi melalui memo. Instruksi yang disampaikan melalui memo akan membuat kepercayaan karyawan akan informasi yang disampaikan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 13 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Internet n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 5 5.8 Setuju 26 30.2 Ragu-ragu 12 14 Tidak setuju 40 46.5 Sangat tidak setuju 3 3.5 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 13 Dari tabel 13 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 orang (5,8%), yang menjawab setuju sebanyak 26 orang (30,2%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 12 orang (14%), bahkan sebanyak 40 orang (46,5%) menjawab tidak setuju dan sebanyak 3 orang (3,5%) menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden pimpinan tidak pernah menyampaikan instruksi melalui internet. Sikap atasan untuk tidak menyampaikan instruksi melalui internet dikarenakan tidak semua karyawan dapat mengakses dan menggunakan internet.
69
No 1 2 3 4 5
Tabel 14 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Logbook n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 4 4.7 Setuju 54 62.8 Ragu-ragu 10 11.6 Tidak setuju 18 20.9 Sangat tidak setuju 0 0 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 14 Dari tabel 14 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang (4,7%), yang menjawab setuju sebanyak 54 orang (62,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10 orang (11,6%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 18 orang (20,9%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan menyampaikan instruksi melalui logbook. Dengan disampaikannya instruksi melalui logbook maka atasan berharap karyawan mudah mengingat kembali apabila informasi tersebut dibutuhkan
No 1 2 3 4 5
Tabel 15 Atasan Menyampaikan Instruksi Kerja Secara Lisan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 16 Setuju 57 Ragu-ragu 4 Tidak setuju 9 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 18.6 66.3 4.7 10.5 0 100
Sumber : kuesioner no. 15 Dari tabel 15 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang (18,6%), yang menjawab setuju sebanyak 57 orang (66,5%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu
70 sebanyak 4 orang (4,7%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang (10,5%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa atasan menyampaikan instruksi kerja secara lisan. Penyampaikan instruksi secara lisan ini biasanya dilakukan secara langsung kepada karyawan yang bersangkutan sehingga bila terjadi ketidaktahuan mengenai informasi dapat langsung memperoleh respon.
No 1 2 3 4 5
Tabel 16 Atasan Memberikan Sanksi dan Teguran Secara Tertulis n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 7 8.1 Setuju 50 58.1 Ragu-ragu 6 7 Tidak setuju 22 25.6 Sangat tidak setuju 1 1.2 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 16 Dari tabel 16 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang (8,1%), yang menjawab setuju sebanyak 50 orang (58,1%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6 orang (7%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 22 orang (25,6%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden atasan memberikan sanksi dan teguran secara tertulis. Dengan adanya sanksi dan teguran secara tertulis maka karyawan akan percaya dengan kebijakan yang telah ditentukan oleh atasan.
71
No 1 2 3 4 5
Tabel 17 Diberikan Penghargaan Bagi Karyawan yang Berprestasi n = 86 Kategori Jawaban Frequenc Percent y Sangat setuju 37 43 Setuju 39 45.3 Ragu-ragu 2 2.3 Tidak setuju 7 8.1 Sangat tidak setuju 1 1.2 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 17 Dari tabel 17 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 orang (43%), yang menjawab setuju sebanyak 39 orang (45,3%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (2,3%), bahkan yang menjawab tidak setuju ebanyak 7 orang (8,1%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi diberikan secara periodik dan diumumkan secara tertulis serta ditandatangani oleh atasan. Sikap
atasan
ini
dimaksudkan
agar
seluruh
karyawan
mengetahui secara terbuka dan percaya sehingga tidak terjadi adanya salah pengertian diantara para karyawan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 18 Atasan Memberikan / Tugas Pada Saat Bersamaan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 12 Setuju 30 Ragu-ragu 9 Tidak setuju 34 Sangat tidak setuju 1 Total 86
Sumber : kuesioner no. 18
Percent 14 34.9 10.5 39.5 1.2 100
72 Dari tabel 18 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 12 orang (14%), yang menjawab setuju sebanyak 30 orang (34,9%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 9 orang (10,5%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 34 orang (39,5%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa atasan tidak memberikan perintah atau tugas pada saat yang hampir bersamaan baik melalui memo, email atau secara lisan. Hal ini dapat dimengerti karena dengan memberikan perintah atau tugas secara bersamaan maka karyawan akan sulit untuk mengerti dan memahami informasi yang disampaikan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 19 Atasan Memberikan Tugas diluar Taggung Jawab Jabatan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 7 8.1 Setuju 20 23.3 Ragu-ragu 9 10.5 Tidak setuju 47 54.7 Sangat tidak setuju 3 3.5 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 19 Dari tabel 19 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang (8,1%), yang menjawab setuju sebanyak 20 orang (23,3%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 9 orang (10,5%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 47 orang (54,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (3,5%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan tidak memberikan tugas diluar tanggung jawab jabatan. Hal ini dapat dimengerti karena dengan memberikan tugas di luar tanggung jawab maka akan terjadi miss
73 communication dikarenakan karyawan tidak dapat mengerti dan memahami pesan informasi yang disampaikan serta terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 20 Atasan Memberikan Perintah/Tugas Tumpang Tindih n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 9 10.5 Setuju 28 32.6 Ragu-ragu 8 9.3 Tidak setuju 37 43 Sangat tidak setuju 4 4.7 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 20 Dari tabel 20 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang (10,5%), yang menjawab setuju sebanyak 28 orang (32,6%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 8 orang (9,3%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 37 orang (43%), dan sangat tidak setuju sebanyak 4 orang (4,7%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini atasan tidak memberikan perintah atau tugas baru sedangkan deadline tugas lain sudah menunggu atau belum selesai. Hal ini dapat dimengerti karena dengan memberikan perintah atau tugas yang menumpuk maka karyawan sulit untuk melaksanakan pesan informasi yang disampaikan dengan baik. Tabel 21 Briefing dari Atasan Dilakukan Sebelum dan Sesudah Jam Kerja n = 86 No Kategori Jawaban Frequency Percent 1 Sangat setuju 20 23.3 2 Setuju 39 45.3 3 Ragu-ragu 2 2.3 4 Tidak setuju 24 27.9 5 Sangat tidak setuju 1 1.2 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 21
74 Dari tabel 21 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (23,3%), yang menjawab setuju sebanyak 39 orang (45,3%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (2,3%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 24 orang (27,9%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden dalam penelitian ini briefing dari atasan dilakukan sebelum dan sesudah jam kerja. Briefing yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan, sedangkan briefing yang dilakukan setelah usai pekerjaan dapat digunakan sebagai evaluasi atas pekerjaan yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui kesulitankesulitan yang ditemui pada saat pekerjaan berlangsung.
No 1 2 3 4 5
Tabel 22 Atasan Memberikan Instruksi Kerja di Luar Jam Kerja n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 0 0 Setuju 21 24.4 Ragu-ragu 18 20.9 Tidak setuju 35 40.7 Sangat tidak setuju 12 14 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 22 Dari tabel 22 di atas dapat dilihat responden yang menyatakan setuju sebanyak 21 orang (24,4%), sedangkan yang menyatakan raguragu sebanyak 18 orang (20,9%), bahkan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 35 orang (40,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 12 orang (14%).
75 Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden atasan tidak memberikan instruksi kerja pada saat di luar jam kerja (misalnya cuti atau makan siang). Hal ini dapat dimengerti karena waktu cuti dan makan siang adalah hak untuk karyawan untuk tidak melakukan aktivitas pekerjaan. Tabel 23 Atasan Meminta Menyelesaikan Pekerjaan Melebihi Jam Kerja n = 86 No Kategori Jawaban Frequency Percent 1
Sangat setuju
4
4.7
2
Setuju
31
36
3
Ragu-ragu
6
7
4
Tidak setuju
42
48.8
5
Sangat tidak setuju
3
3.5
Total
86
100
Sumber : kuesioner no. 23 Dari tabel 23 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang (4,7%), yang menjawab setuju sebanyak 31 orang (36%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6 orang (7%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 42 orang (48,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (3,5%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa menurut sebagian besar responden atasan tidak meminta kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan apabila jam kerja telah selesai. Hal ini dapat dimengerti karena dengan memperkerjakan karyawan di luar jam kerja dapat menimbulkan kebosan dan penurunan kualitas kerja yang pada akhirnya terjadi salah pengertian kedua belah pihak.
76
No 1 2 3 4 5
Tabel 24 Mengerti Pesan yang Disampaikan Atasan Secara Tepat n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 13 15.1 Setuju 62 72.1 Ragu-ragu 4 4.7 Tidak setuju 6 7 Sangat tidak setuju 1 1.2 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 24 Dari tabel 24 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang (15,1%), yang menjawab setuju sebanyak 62 orang (72,1%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4,7%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 6 orang (7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden mengerti pesan yang disampaikan atasan secara tepat. Hal ini menunjukkan bahwa atasan mampu berkomunikasi dengan baik dengan karyawan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 25 Melaksanakan Pesan dari Atasan dengan Baik n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 8 Setuju 76 Ragu-ragu 1 Tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 9.3 88.4 1.2 1.2 0 100
Sumber : kuesioner no. 25 Dari tabel 25 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 8 orang (9,3%), yang menjawab setuju sebanyak 76 orang (88,4%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1,2%), sama banyaknya dengan yang menjawab tidak setuju.
77 Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden melaksanakan pesan yang disampaikan atasan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi komunikasi yang baik dan timbal balik antara atasan dan bawahan dalam kegiatan melakanakan pekerjaan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 26 Menerima Pesan Langsung dari Atasan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 18 Setuju 53 Ragu-ragu 7 Tidak setuju 8 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 20.9 61.6 8.1 9.3 0 100
Sumber : kuesioner no. 26 Dari tabel 26 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (20,9%), yang menjawab setuju sebanyak 53 orang (61,6%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 orang (8,1%), dan tidak setuju sebanyak 8 orang (9,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini menerima pesan (misalnya intruksi pekerjaan, informasi tentang perusahaan) langsung dari atasan. Dengan menyampaikan informasi langsung kepada bawahan, maka pesan informasi dapat diterima dengan baik, sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh karyawan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 27 Percaya Informasi dari Atasan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 23 Setuju 51 Ragu-ragu 11 Tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Sumber : kuesioner no. 27
Percent 26.7 59.3 12.8 1.2 0 100
78 Dari tabel 27 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang (26,7%), yang menjawab setuju sebanyak 51 orang (59,3%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 11 orang (12,8%), dan tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini percaya terhadap isi pesan yang disampaikan oleh atasan. Rataan Skor Variabel Komunikasi Atasan dengan Bawahan No Pernyataan 1 Atasan Memberikan Kesempatan Berkomunikasi dengan Karyawan 2 Atasan Terbuka dalam Memberikan Komentar Mengenai Pekerjaan 3 Atasan Terbuka Terhadap Saran dan Kritik 4 Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Tertulis
Mean 4.430
5 6 7 8 9 10 11 12 13
3.698 3.326 2.884 3.512 3.930 3.465 4.209 3.209 2.779
Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Lisan Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Memo Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Internet Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Logbook Atasan Menyampaikan Instruksi Kerja Secara Lisan Atasan Memberikan Sanksi dan Teguran Secara Tertulis Diberikan Penghargaan Bagi Karyawan yang Berprestasi Atasan Membeirkan / Tugas Pada Saat Bersamaan Atasan Memberikan Tugas diluar Taggungjawab Jabatan
14 Atasan Memberikan Perintah/Tugas Tumpang Tindih 15 Briefing dari Atasan Dilakukan Sebelum dan Sesudah Jam Kerja 16 Atasan Memberikan Instruksi Kerja di Luar Jam Kerja 17 Atasan Meminta Menyelesaikan Pekerjaan Melebihi Jam Kerja 18 Mengerti Pesan yang Disampaikan Atasan Secara Tepat 19 Melaksanakan Pesan dari Atasan dengan Baik 20 Menerima Pesan Langsung dari Atasan 21 Percaya Informasi dari Atasan Rataan Skor
4.105 4.151 3.616
3.012 3.616 2.558 2.895 3.930 4.058 3.942 4.116 3.592
Dari uraian mengenai komunikasi antara atasan kepada bawahan maka untuk hasil analisa rataan skor variabel komunikasi atasan dengan bawahan diperoleh nilai sebesar 3,592, Jika diinterpretasikan ke dalam
79 skala Likert maka skor 3,592 adalah ragu-ragu. Menunjukkan bahwa komunikasi antara atasan dengan bawahan dapat dikatakan cukup. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam kualitas komunikasi antara atasan dan bawahan dengan memberikan kesempatan lebih pada karyawan untuk mengemukan pendapat, mengembangkan sistem penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi serta menghindari hal-hal yang dapat menggangu komunikasi antara atasan dan bawahan seperti pemberikan tugas diluar jam kerja dan menyampaikan intruksi melalui media yang tidak dapat dijangkau oleh seluruh karyawan.
4.2.3 Variabel Motivasi Kerja Banyak faktor yang mendorong seorang karyawan termotivasi untuk bekerja, baik faktor yang datang dari dalam diri karyawan atau yang faktor yang disebabkan dari luar diri karyawan seperti kebijakan perusahaan. Berikut disajikan pernyataan responden mengenai darongan karyawan dalam bekerja.
No 1 2 3 4 5
Tabel 28 Diberikan Kesempatan Terlibat dalam Perencanaan Kerja n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 28 32.6 Setuju 48 55.8 Ragu-ragu 1 1.2 Tidak setuju 9 10.5 Sangat tidak setuju 0 0 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 28 Dari tabel 28 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang (32,6%), yang menjawab setuju sebanyak 48 orang (55,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu
80 sebanyak 1 orang (1,2%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 9 orang (10,5%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa karyawan dalam penelitian ini diberikan kesempatan terlibat dalam merencanakan tujuan kerja yang ingin dicapai oleh perusahaan. Dengan diikutsertakannya karyawan untuk berpartisipasi dalam perencanaan tujuan kerja maka tujuan informasi dapat tercapai.
No 1 2 3 4 5
Tabel 29 Nyaman Berada dalam Lingkungan Kerja n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 20 Setuju 59 Ragu-ragu 7 Tidak setuju 0 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 23.3 68.6 8.1 0 0 100
Sumber : kuesioner no. 29 Dari tabel 29 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (23,3%), yang menjawab setuju sebanyak 59 orang (68,6%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 orang (8,1%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan dalam penelitian ini merasa nyaman berada di lingkungan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya komunikasi yang baik di lingkungan perusahaan.
81
No 1 2 3 4 5
Tabel 30 Hasil Kerja Diterima dan Diakui Atasan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 18 Setuju 59 Ragu-ragu 7 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 20.9 68.6 8.1 2.3 0 100
Sumber : kuesioner no. 30 Dari tabel 30 di atas dapat dilihat responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (20,9%), yang menjawab setuju sebanyak 59 orang (68,6%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 7 orang (8,1%), dan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian karyawan dalam penelitian ini merasa hasil kerja dapat diterima dan diakui oleh atasan. Hal ini menunjukkan bahwa bidang pekerjaan yang dilaksanakan karyawan sesuai dengan keahlian.
No 1 2 3 4 5
Tabel 31 Hadir Tepat Waktu dalam Bekerja n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 38 Setuju 44 Ragu-ragu 3 Tidak setuju 1 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 44.2 51.2 3.5 1.2 0 100
Sumber : kuesioner no. 31 Dari tabel 31 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 38 orang (44,2%), yang menjawab setuju sebanyak 44 orang (51,2%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (3,5%), dan yang tidak setuju hanya 1 orang (1,2%).
82 Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa karyawan dalam penelitian ini hadir tepat waktu dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan disiplin dalam melakukan pekerjaan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 32 Mengerjakan Tugas Sesuai Deadline n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 20 Setuju 60 Ragu-ragu 4 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 23.3 69.8 4.7 2.3 0 100
Sumber : kuesioner no. 32 Dari tabel 32 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang (23,3%), yang menjawab setuju sebanyak 60 orang (69,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4,7%), dan
yang tidak setuju sebanyak 2 orang
(2,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan dalam penelitian ini mengerjakan tugas pekerjaan sesuai deadline. Hal ini menunjukkan karyawan mempunyai disiplin waktu dalam bekerja.
No 1 2 3 4 5
Tabel 33 Bekerja dengan Penuh Tanggungjawab n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 38 Setuju 46 Ragu-ragu 1 Tidak setuju 0 Sangat tidak setuju 1 Total 86
Sumber : kuesioner no. 33
Percent 44.2 53.5 1.2 0 1.2 100
83 Dari tabel 33 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 38 orang (44,2%), yang menjawab setuju sebanyak 46 orang (53,5%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1,2%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (1,2%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan dalam penelitian ini memiliki keinginan untuk berprestasi dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesempatan untuk berkompetisi dan berprestasi yang diberikan oleh perusahaan. Tabel 34 Diberikan Kesempatan Untuk Berprestasi n = 86 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Total
Frequency 41 42 1 2 0 86
Percent 47.7 48.8 1.2 2.3 0 100
Sumber : kuesioner no. 34 Dari tabel 34 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 orang (47,7%), yang menjawab setuju sebanyak 42 orang (48,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1,2%), dan yang tidak setuju 2 orang (2,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan dalam penelitian ini diberikan kesempatan untuk berprestasi. Hal ini dapat dimengerti sebagai upaya untuk memotivasi kerja karyawan.
84
No 1 2 3 4 5
Tabel 35 Mendapatkan Penghargaan Atas Prestasi Kerja n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 34 Setuju 40 Ragu-ragu 5 Tidak setuju 7 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 39.5 46.5 5.8 8.1 0 100
Sumber : kuesioner no. 35 Dari tabel 35 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 34 orang (39,5%), yang menjawab setuju sebanyak 40 orang (46,5%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 5 orang (5,8%), dan yang tidak setuju sebanyak 7 orang (8,1%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan dalam penelitian ini mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja. Pemberian penghargaan juga merupakan salah satu usaha untuk memotivasi kerja karyawan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 36 Memiliki Keinginan Untuk Berprestasi n = 86 Kategori Jawaban Frequency Sangat setuju 44 Setuju 42 Ragu-ragu 0 Tidak setuju 0 Sangat tidak setuju 0 Total 86
Percent 51.2 48.8 0 0 0 100
Sumber : kuesioner no. 36 Dari tabel 36 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 44 orang (51,2%), dan yang menjawab setuju sebanyak 42 orang (48,8%).
85 Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa seluruh karyawan dalam penelitian ini memiliki keinginan untuk berprestasi dalam bekerja.
No 1 2 3 4 5
Tabel 37 Merasa Puas dengan Hasil Kerja yang Dicapai n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 17 19.8 Setuju 42 48.8 Ragu-ragu 4 4.7 Tidak setuju 20 23.3 Sangat tidak setuju 3 3.5 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 37 Dari tabel 37 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang (19,8%), yang menjawab setuju sebanyak 42 orang (48,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4,7%), bahkan yang tidak setuju 20 orang (23,3%), dan sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (3,5%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merasa puas dengan hasil kerja yang dicapai. Tabel 38 Gaji yang Diperoleh Sesuai dengan Pekerjaan n = 86 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Total
Frequency 14 48 11 13 0 86
Percent 16.3 55.8 12.8 15.1 0 100
Sumber : kuesioner no. 38 Dari tabel 38 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang (16,3%), yang menjawab setuju
86 sebanyak 48 orang (55,8%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 11 orang (12,8%), dan tidak setuju sebanyak 13 orang (15,1%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa besarnya gaji yang diperoleh karyawan dalam penelitian ini sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Dengan adanya gaji yang sesuai dengan harapan karyawan maka akan diperoleh motivasi kerja seperti yang diharapkan.
No 1 2 3 4 5
Tabel 39 Tugas dan Tanggungjawab Kerja sesuai Kemampuan n = 86 Kategori Jawaban Frequency Percent Sangat setuju 18 20.9 Setuju 56 65.1 Ragu-ragu 1 1.2 Tidak setuju 9 10.5 Sangat tidak setuju 2 2.3 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 39 Dari tabel 39 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang (20,9%), yang menjawab setuju sebanyak 56 orang (65,1%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1,2%), bahkan yang tidak setuju sebanyak 9 orang (10,5%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang dilakukan oleh responden sesuai dengan minat dan kemampuan. Tabel 40 Mendapatkan Kesempatan yang Sama dalam Mengembangkan Karir n = 86 No Kategori Jawaban Frequency Percent 1 Sangat setuju 24 27.9 2 Setuju 51 59.3 3 Ragu-ragu 3 3.5 4 Tidak setuju 5 5.8 5 Sangat tidak setuju 3 3.5 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 40
87 Dari tabel 40 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang (27,9%), yang menjawab setuju sebanyak 51 orang (59,3%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebnyak 3 orang (3,5%), bahkan yang menjawab tidak setuju sebanyak 5 orang (5,8%), dan yang sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (3,5%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa karyawan dalam penelitian ini mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir di perusahaan. Tabel 41 Memperoleh Pelatihan Profesional n = 86 No
Kategori Jawaban
Frequency
Percent
1
Sangat setuju
22
25.6
2
Setuju
43
50
3
Ragu-ragu
6
7
4
Tidak setuju
13
15.1
5
Sangat tidak setuju
2
2.3
Total
86
100
Sumber : kuesioner no. 41 Dari tabel 41 di atas dapat dilihat responden yang menjawab setuju sebanyak 22 orang (25,6%), yang menjawab setuju sebanyak 43 orang (50%), sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6 orang (7%), bahkan yang tidak setuju sebanyak 13 orang (15,1%), dan yang sangat tidak setuju sebanyak 2 orang (2,3%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa karyawan dalam penelitian ini memperoleh pelatihan profesional yang berkenaan pengembangan karir dan kinerja.
88
Tabel 42 Mendapatkan Kesempatan Berinovasi dan Berkreasi dalam Bekerja n = 86 No Kategori Jawaban Frequency Percent 1 Sangat setuju 25 29.1 2 Setuju 50 58.1 3 Ragu-ragu 6 7 4 Tidak setuju 5 5.8 5 Sangat tidak setuju 0 0 Total 86 100
Sumber : kuesioner no. 42 Dari tabel 42 di atas dapat dilihat responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang (29,1%), yang menjawab setuju sebanyak 50 orang (58,1%) sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 6 orang (7%), bahkan yang tidak setuju sebanyak 5 orang (5,8%). Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar karyawan dalam penelitian ini mendapatkan kesempatan untuk berinovasi dan berkreasi dalam bekerja. Rataan Skor Variabel Motivasi Kerja Karyawan No Pernyataan Mean 1 Diberikan Kesempatan Terlibat dalam Perencanaan Kerja 4.105 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nyaman Berada dalam Lingkungan Kerja Hasil Kerja Diterima dan Diakui Atasan Hadir Tepat Waktu dalam Bekerja Mengerjakan Tugas Sesuai Deadline Bekerja dengan Penuh Tanggungjawab Diberikan Kesempatan Untuk Berprestasi Mendapatkan Penghargaan Atas Prestasi Kerja Memiliki Keinginan Untuk Berprestasi Merasa Puas dengan Hasil Kerja yang Dicapai Gaji yang Diperoleh Sesuai dengan Pekerjaan Tugas dan Tanggungjawab Kerja sesuai Kemampuan Mendapatkan Kesempatan yang Sama dalam Mengembangkan Karir 14 Memperoleh Pelatihan Profesional 15 Mendapatkan Kesempatan Berinovasi dan Berkreasi dalam Bekerja Rataan Skor
4.151 4.081 4.384 4.140 4.395 4.419 4.174 4.512 3.581 3.733 3.919 4.023 3.814 4.105 4.102
89 Dari hasil analisa rataan skor variabel motivasi kerja karyawan diperoleh nilai sebesar 4,102, jika diinterpretasikan ke dalam skala Likert maka skor 4,102 adalah setuju. Menunjukkan bahwa motivasi kerja kerja karyawan Allson Residence Jakarta adalah tinggi. Motivasi kerja karyawan yang tinggi sangat menguntungkan perusahaan dan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan untuk itu agar dapat mempertahankan hal tersebut bahkan untuk dapat lebh meningkatkan motivasi kerja karyawan di Allson Residence kiranya perusahaan dalam hal ini atasan untuk dapatlebih memberikan kesempatan lebih bagi karyawan untuk dapat mengembangkan karir dan potensi diri dengan cara memberikan fasilitas training dan pendidikan bagi karyawan, adanya jenjang karier serta peningkatan pendapatan sesuai dengan prestasi kerja yang telah dicapai oleh karyawan. 4.3.
UJI HIPOTESIS Uji hipotesis dalam penelitian ini diberlakukan terhadap dua variabel yaitu variabel komunikasi atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta. Data dari kedua variabel diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada 86 karyawan Allson Residence Jakarta yang dijadikan sampel. Untuk menghitung data kedua variabel digunakan rumus Pearson Product Moment dengan alat alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science) yang dapat dilihat pada tabel correlation di bawah ini.
90
Correlations Komunikasi Atasan Kepada Bawahan Komunikasi Atasan Kepada Bawahan
Motivasi Kerja Karyawan
Motivasi Kerja Karyawan
Pearson Correlation
1
.595(**)
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
. 86 .595(**)
0 86 1
Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
0 86
Hasil analisis pada tabel korelasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Diperoleh nilai korelasi sebesar 0.595. Dari hasil nilai r tersebut maka dapat diinterpretasikan bahwa hubungan yang terjadi antara komunikasi atasan dengan bawahan dengan motivasi kerja karyawan di Allson Residene Jakarta adalah positif. Artinya semakin baik komunikasi atasan dengan bawahan maka motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta akan bertambah.
2.
Nilai probabilitas 0,000 < 0,01, menunjukkan bahwa hubungan antara komunikasi atasan dengan bawahan dengan motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta adalah signifikan.
3.
Untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara komunikasi atasan dengan karyawan dengan motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta maka nilai korelasi yang diperoleh dari hasil analisis dinterpretasikan ke dalam tabel interval koefisien korelasi. Internal Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
. 86
91
Diperoleh nilai korelasi antara komunikasi atasan dengan bawahan dengan motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta sebesar 0,595. Jika diinterpretasikan ke dalam tabel interval koefisien korelasi dari Sugiono maka nilai 0,595 berada pada interval 0,40 – 0,599, berada pada tingkat hubungan yang sedang. 4.
Sedangkan
untuk
mengetahui
seberapa
besar
kontribusi
komunikasi atasan dengan bawahan terhadap motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta maka hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 .595(a) 0.355 0.347 5.6899 a Predictors: (Constant), Komunikasi Atasan Kepada Bawahan
Dari hasil analisis diperoleh kontribusi (r)2 sebesar 0,355 atau 35,5% artinya komunikasi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan memberikan kontribusi sebesar 35,5% terhadap motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta. Dimensi komunikasi atasan kepada bawahan yang paling berpengaruh besar terhadap motivasi kerja karyawan adalah dimensi keterbukaan sebesar 28,5 % apabila dibandingan dengan dimensi lainnya seperti percaya pada pesan tulisan sebesar 27,8 %, pesan yang berlebihan 6,2 %, timing 16,1 % dan penyaringan 4,8 %, dapat dikatakan bahwa keterbukaan atasan dengan bawahan adalah yang paling memberikan kontribusi dalam memotivasi kerja karyawan. Dengan demikian motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta ditentukan sebesar 35,5% dari
92 hasil komunikasi yang dilakukan atasan kepada bawahan sedangkan sisanya sebesar 64,5% ditentukan oleh faktor lain di luar komunikasi atasan kepada bawahan seperti komunikasi bawahan kepada atasan juga komunikasi horisontal yang dilakukan antar sesama karyawan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta jika terjadi peningkatan dalam setiap hubungan antara atasan dengan bawahan di Allson Residence Jakarta maka dapat dilihat pada persamaan regresi berikut ini : Coefficients(a) Unstandardized Coefficients B 30,304
Model
(Constant) Komunikasi Atasan Kepada Bawahan a Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan 1
0,414
Persamaan Regresi Y = a + bx a = 30,304 b = 0.414 X = Komunikasi atasan kepada bawahan Y = 30.304 + 0.414 x Persamaan regresi diatas dapat diartikan bila tidak ada peningkatan dalam hal komunikasi atasan kepada bawahan (X = 0), maka motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta konstan sebesar 30.304. Akan tetapi apabila terjadi perubahan setiap komunikasi yang dilakukan atasan kepada bawahan tersebut maka akan terjadi motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta sebesar 0,414
93 4.4.
PEMBAHASAN Sebagai sebuah organisasi, Allson Residence memiliki pola komunikasi layaknya organisai lainnya dimana pola komunikasi yang terjadi begitu dinamis baik secara formal maupun informal berjalan seiring dan seirama. Pola tersebut dipergunakan untuk menyampaikan informasi dan membangun hubungan demi kelancaran tujuan organisasi. Karyawan sebagai unsur terkecil dalam organisasi terlibat dan berperan aktif dalam setiap proses komunikasi yang terjadi. Komunikasi yang efektif penting bagi semua organisasi, oleh karena itu atasan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan berkomunikasi mereka. Hasil penelitian terhadap komunikasi antara atasan dan bawahan di Allson Residence menunjukan bahwa keterbukaan adalah faktor terbesar yang sangat berpengaruh, dimana kesempatan yang diberikan atasan untuk berkomunikasi dan berdiskusi serta terbuka terhadap saran dan kritik yang diberikan karyawan sangat dibutuhkan. Media yang diguakan oleh atasan dalam menyampaikan pesan maupun instuksi juga perlu diperhatikan, dan hasil penelitian menunjukan bahwa karyawan lebih menyukai penyampaian secara lisan maupun logbook yang lebih mudah diakses dibandingkan dengan internet atau memo yang bahasanya lebih formal. Motivasi kerja karyawan di Allson Residence yang berdasarkan penelitian adalah tinggi dapat dilihat dari keinginan berprestasi yang besar dari karyawan yang berjalan seiring dengan adanya kesempatan berprestasi yang diberikan juga oleh atasan. Karyawan yang hadir tepat
94 waktu menunjukan adanya dorongan yang tinggi untuk bekerja yang timbul dari rasa nyaman terhadap lingkungan kerja di Allson Residence. Untuk
itu
agar
dapat
lebih
memotivasi
karyawan,
karyawan
menginginkan diberikannya pelatihan profesional, kesepatan untuk meningkatan karir, penghargaan terhadap prestasi kerja, serta pendapatan yang sesuai dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan.
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
KESIMPULAN Dari hasil analisa yang telah diuraikan diatas serta mengacu pada tujuan penelitian maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap kedua variabel diperoleh hubungan yang positif dan signifikan. Artinya semakin baik komunikasi atasan kepada bawahan maka motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta akan bertambah. Nilai hubungan yang diperoleh
dari kedua
variabel sebesar
0,595
atau
jika
di
interpretasikan kedalam tabel interval, berada dalam tingakat hubungan yang sedang, sedangkan nilai kontribusinya sebesar 35,5%. Motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta ini masih dapat ditingkatkan apabila terjadi setiap peningkatan pada terjadinya komunikasi atasan kepada bawahan dimana besarnya nilai yang diperoleh pada setiap adanya penigkatan komunikasi antara atasan dengan bawahan terhadap motivasi kerja ditunjukkan dengan persamaan regresi 30.304 + 0,414x 2. Dari hasil rataan mean untuk komunikasi atasan kepada bawahan di Allson Residence Jakarta diperoleh nilai 3,592 menunjukkan komunikasi atasan kepada bawahan telah berjalan cukup baik. Artinya komunikasi antara atasan kepada bawahan terjadi feedback komunikasi sehingga setiap pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami kedua belah pihak baik atasan maupun bawahan yang
95
96 merupakan faktor utama agar instruksi dapat dilaksanakan dengan baik. Dimensi yang berpengaruh paling besar adalah dimensi keterbukaan sebesar 28,5% dimana dalam keterbukaan atasan memberikan kesempatan berkomunikasi, terbuka dalam memberikan komentar atas kualitas pekerjaan karyawan serta terbuka terhadap kritik dan saran dari bawahan, dimensi berikutnya adalah percaya pada pesan tulisan sebesar 27,8 %, timing 16,1 %, pesan yang berlebihan 6,2 % dan penyaringan sebesar 4,8 %. 3. Dari hasil analisis rataan mean untuk motivasi kerja karyawan Allson Residence Jakarta diperoleh nilai sebesar 4,102 menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan di Allson Residence adalah baik. Dimensi dalam variable motivasi kerja yang berperan seperti variable prestasi, dimana karyawan diberikan kesempatan dalam berprestasi yang menjadi bagian dari aktualisai diri juga perusahaan dalam hal ini atasan memberikan penghargaan atas prestasi karyawan hingga menumbuhkan keinginan karyawan untuk terus berprestasi. Dimensi berikutnya adalah tanggung jawab karyawan itu sendiri, pengakuan terhadap karyawan, kesempatan dalam pengembangan potensi karyawan dan yang terakhir hal yang bekerjaan dengan pekerjaan karyawan itu sendiri seperti kepuasan terhadap hasil kerja sendiri, gaji yang sesuai dan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan kemampuan karyawan.
97 5.2.
SARAN 1. Komunikasi atasan kepada bawahan di Allson Residence Jakarta yang berdasarkan hasil penelitian telah berjalan cukup baik agar semakin ditingkatkan. Yaitu dengan cara meningkatkan kualitas keterbukaan antara atasan dan bawahan, menggunakan media dan waktu yang tepat dalam berkomunikasi sehingga tercipta komunikasi yang efektif yang tentunya sangat berpengaruh bagi motivasi kerja karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada tamu di Allson Residence Jakarta. 2. Motivasi kerja karyawan yang dinilai sudah baik berdasarkan hasil penelitian dapat terus ditingkatkan. Selain faktor komunikasi antara atasan dengan bawahan, faktor komunikasi antar sesama karyawan juga harus terjalin dengan baik dan efektif agar masing masing karyawan
dapat
saling
mendukung
dan
memotivasi
dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada tamu di Allson Residence Jakarta. 3. Perusahaan dalam hal ini atasan diharapkan untuk dapat lebih memberikan perhatian bagi karyawan yang merasa belum puas terhadap kualitas kerja mereka (tabel 37, terdapat 20 orang karyawan yamg belum merasa puas terhadap kualitas kerja mereka). Hal ini dapat dijadikan tolak ukur bagi perusahaan bahwa adanya motivasi besar dalam diri karyawan untuk dapat meningkatkan kualiatas kerja. Sebagai dukungan dari perusahaaan, hendaknya pemberian training dan pelatihan semakin ditingkatkan.
98 DAFTAR PUSTAKA Barnard, Chester I., Dalam Fungsi Manager, Diterjemahkan L. Teddy dan S. Tedddy,SH., Bandung: Penerbit Mawar, 1996 Baron, Robert A., Behavior in Organization Understanding and Managing the Human side of work, Second edition, Allyn & Bacon Inc,Boston: 1986 Djatmiko, Yayat Hayati, Perilaku Organisasi, Jakarta: Alfabeta, 2004 Djuarsa Sendjaja,Sasa, dkk, Pengantar Komunikasi : Universitas Terbuka, 1999 Djuarsa Senjaja, Sasa, dkk. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka,2001 Effendy, Onong Uchjana Human Relation dan Public Relation, Bandung: Mandar Maju, 1993 Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta: Gunung Agung. ----------. Hasibuan, Malayu S.P., Organisasi dan Motivasi, Jakarta: Bumi Aksara,2003 Gibson, et al., Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996 Kwelju, Junus, Pengaruh Motivasi, Perilaku Pemimpin, dan Kesempatan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Pulau Baru. Jurnal Ekonomi Unmer, 2004 Muhammad,Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara,1989 Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000 Nugiantoro ,Burhan, Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial, Yogjakarta: Gadjah Mada University Press Pace, R. Wayne , Komunikasi Organisasi: Stategi meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998 Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Alfabeta, 2005 Robbins, Stephen P.,Perilaku Organisasi. Jilid I, Jakarta: PT. Prenhallindo,2001 Siagian, Sondang P., Teori Motivasi dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
99 Sinungan, Muchdarsyah, Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Askara, 2003 Sugiyono, Metode Penelitian Administrtif Sukandarrumidi, Metode Penelitian : Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, Yogjakarta: Gadjah Mada Univercity Press, 2004 Sumarwan, Ujang, Perilaku Konsumen Teori Dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 Supardi., dan Anwar, Syaiful. Dasar-dasar Perilaku Organisasi. Yogyakarta:UII Press. 2004 Tubbs, Steward L. dan Moss, Sylvia, Human Communication (Prinsip-Prinsip Dasar), Pengantar : Deddy Mulyana., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi ,Jakarta: Grasindo, 2004 Wursanto,Ig.”Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Jogjakarta: Penerbit Andi, 2002
100
Oktober, 2009
CURRICULUM VITAE
Nama
:
Ratna Sari Dewi
Tempat/ Tanggal Lahir
:
Jakarta/ 26 Juni 1982
Alamat
:
Komp. The Address Blok A no.72 Cibubur
Latar Belakang Pendidikan · · · ·
Sekolah Dasar SDN Cisalak 1 Cimanggis, 1988-1993 Sekolah Menengah Pertama SMPN 1 Cimanggis, 1994-1997 Sekolah Menengah Atas SMUN 99 Jakarta, 1997-2000 Universitas Mercubuana September 2005-Sekarang
Pengalaman Kerja · · · ·
Allson Residence Jakarta Front Desk Assistant Apartment Marina Residence-Agung Podomoro Group Customer Relation PT. Lemcon Network Project Assistant Ohmcell NSP Project Contoller
2003-2006 2006-2007 2007-2009
2009
101 Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN Dengan Hormat, Saudara/i karyawan Allson Residence Jakarta, pada kesempatan ini saya meminta bantuan anda untuk menjadi responden pada penelitian akademis yang sedang saya lakukan dengan cara mengisi kuisioner terlampir. Kuisioner ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan penelitian akademis, identitas responden beserta jawaban bukanlah untuk konsumsi publik. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi penelitian ini, atas perhatian dan bantuan anda saya ucapkan terimakasih. Hormat Saya Ratna Sari Dewi
Identitas Responden 1. Jenis Kelamin
: a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia
: ……. Tahun
3. Status
: a. Belum Menikah b. Menikah
4. Pendidikan
: SD/ SMP/ SMU/ DIII/ S1/ S2
5. Departemen
: a. Front Office b. F & B c. Sales & Marketing d. Finance & Admin e. Engineering g. Housekeeping h. Security
6. Masa Kerja
: a. 1 thn – 3thn b. 3 thn – 5 thn c. 5 thn – 7 thn
Petunjuk Pengisian :
102 u Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan pendapat Anda. Berikan tanda checklist (√) pada kolom yang disediakan. Keterangan : 5
Sangat Setuju
4
Setuju
3
Ragu-Ragu
2
Tidak Setuju
1
Sangat Tidak Setuju
10. Dalam penelitian ini, penulis membatasi konsep atasan pada jabatan department head atau manager jadi apabila posisi anda adalah staff atau supervisor maka konsep atasan adalah department head anda. 11. Apabila anda adalah seorang department head atau manager maka konsep atasan anda adalah General Manager. 12. Kuisioner ini merupakan pernyataan bukan pertanyaan, jawaban anda akan menunjukan apakah atasan melakukan hal yang sama dengan pernyataanpernyataan yang diajukan penulis. Bila Ya, sama maka pilih setuju , atau tidak pilih tidak setuju, dll sesuai pilihan yang ada.
103 Daftar Pertanyaan : A. Variabel Komunikasi Atasan Kepada Bawahan Pilihlah dari pernyataan-pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan penilaian terhadap komunikasi atasan kepada anda di Allson Residence Jakarta, seperti cara berkomunikasi atasan maupun media yang digunakannya dalam berkomunikasi. Contoh: No Pernyataan 1 Atasan anda memukul-mukul meja apabila sedang berbicara
SS
S
RR
TS
STS
Pilih SS (sangat setuju) atau S (setuju) Jika atasan anda melakukan hal tersebut atau TS (tidak setuju) apabila atasan anda tidak melakukannya,dll I. No 1 2 3 II. No 4 5 6 7 8 9 10 11
III. No
Pernyataan SS Atasan anda memberikan kesempatan berkomunikasi dengan karyawan diberbagai kesempatan, folmal maupun informal Atasan anda terbuka dalam memberikan komentar tentang kualitas pekerjaan karyawan, bagus atau kurang dengan perincain yang specifik Atasan anda terbuka terhadap saran dan kritik karyawan
S
RR
TS
Pernyataan SS Atasan anda menyampaikan deskripsi pekerjaan secara tertulis Atasan anda menyampaikan deskripsi pekerjaan secara lisan Atasan anda menyampaikan instruksi melalui memo Atasan anda menyampaikan instruksi melalui intranet Atasan anda menyampaikan instruksi melalui logbook Atasan anda menyampaikan instruksi kerja secara lisan Atasan anda memberikan sanksi dan teguran secara tertulis Penghargaan terhadap karyawan berprestasi diberikan secara periodik dan diumumkan secara tertulis serta ditandatangani oleh atasan
S
RR
TS STS
Pernyataan
S
RR
TS
SS
STS
STS
104 12 13 14
IV. No 15 16 17 V. No 18 19 20 21
Atasan anda memberikan perintah/ tugas melalui beberapa media misalnya memo, email (intranet) atau secara lisan pada saat yang hampir bersamaan Atasan anda memberikan tugas diluar tanggung jawab jabatan anda Atasan anda memberikan perintah atau tugas baru sedangkan deadline tugas lain sudah menunggu/belum selesai
Pernyataan SS Briefing dari atasan anda dilakukan sebelum dan sesudah jam kerja Atasan anda memberikan instruksi kerja pada saat diluar jam kerja (mis: cuti dan makan siang) Atasan meminta anda menyelesaikan pekerjaan walaupun jam kerja telah berakhir
S
RR
TS
STS
Pernyataan SS Anda mengerti pesan yang disampaikan atasan secara tepat Anda melaksanakan pesan yang disampaikan atasan dengan baik Anda menerima pesan (mis: instuksi pekerjaan, informasi tentang perusahaan) langsung dari atasan Anda percaya terhadap isi pesan yang disampaikan oleh atasan
S
RR
TS
STS
II. Variabel Motivasi Kerja Karyawan Pilihlah dari pernyataan-pernyataan dibawah ini yang menjadi motivasi anda dalam bekerja di Allson Residence Jakarta Contoh: No Pernyataan 1 Anda bekerja semata-mata untuk memperoleh gaji
SS
S
RR
TS
STS
105 yang tinggi dalam STS
STS
STS
STS
STS
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 2 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 2 5 1 2 4 1 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 5 3 5 5 5 5 3 2 5 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 2 4 2 4 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 2 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 5 4 5 4 2 4 2 4 4 4 3 3
x
70 88 92 90 87 87 80 86 87 82 65 58 71 80 86 87 86 68 81 85 86 71 61 81 74 74 68 81 71 89 66 67 80 65 68 72 72 64 64 70
y
61 64 75 67 64 59 57 62 64 69 55 61 58 70 69 61 69 62 64 59 70 69 72 69 64 60 60 68 60 71 47 54 60 61 52 46 59 48 54 55
Pilih SS (sangat setuju) atau S (setuju) jika gaji yang tinggi memotivasi anda bekerja atau TS (tidak setuju) bila tidak, dll I. No Pernyataan SS S RR TS 1 Anda diberikan kesempatan terlibat dalam merencanakan tujuan kerja yang ingin dicapai atasan 2 Anda nyaman berada dalam lingkungan kerja 3 Anda merasa hasil kerja anda dapat diterima dan diakui oleh atasan II. No Pernyataan SS S RR TS 4 Anda selalu hadir tepat waktu dalam bekerja 5 Anda mengerjakan tugas sesuai deadline 6 Anda bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab, tanpa diawasi oleh atasan III. No Pernyataan SS S RR TS 7 Anda diberikan kesempatan untuk berprestasi 8 Anda mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja 9 Anda memiliki keinginan untuk berprestasi dalam bekerja IV No Pernyataan SS S RR TS 10 Anda merasa puas dengan hasil kerja yang anda capai 11 Besarnya gaji yang diperoleh sesuai dengan pekerjaan yang anda lakukan 12 Tugas dan tanggung jawab kerja sesuai dengan minat dan kemampuan anda V. No Pernyataan SS S RR TS 13 Anda mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir di perusahaan 14 Anda memperoleh pelatihan profesional yang berkenaan pengembangan karir dan kinerja 15 Anda mendapatkan kesempatan untuk berinovasi dan berkreasi dalam bekerja
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
46 29 36 33 35 35 29 32 25 38 30 28 32 35 30 22 31 28 31 34 31 30 38 23 47 31 53 37 54 54 31 46 34 36 30 24 41 27 33 35 47 40 34 36 36 47
2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 1 1 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4
4 5 2 5 5 5 4 4 5 2 5 2 4 4 4 4 5 2 4 4 4 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4
5 5 2 5 5 5 3 4 4 2 5 5 4 4 2 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4
3 2 4 5 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 2 5 4 2 2 2 3 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 2 4 4
3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 3 2 2 4 4 5 2 2 4 3 2 4 2 2 2 2 4 2 2 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 2 3 5 4
3 4 2 4 4 5 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 4 3 2 2 4 2 4 4 4 5 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 4 2
4 4 1 3 4 5 2 4 3 2 2 2 4 4 4 2 4 2 2 2 3 2 4 4 2 4 4 3 3 2 2 2 2 5 4 5 5 4 2 4 2 2 2 2 2 2
2 4 4 4 4 5 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 3 2 3 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
3 5 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 2 2 2 4 5 2 2 4 3 2 5 4 4 4 5 4 2 2 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2
3 5 3 4 4 5 5 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 3 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4
5 5 2 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 2 4 5 4 4 2 3 2 5 5 5 2 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4
4 4 4 3 5 5 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 4 2 4 4 2 4 5 4 5 4 5 2 2 4 4 4
3 5 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 4 2 2 2 5 4 4 4 4 5 4 5 2 5 2 2 2 3 5
4 5 3 2 3 5 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 4 2 1 5 2 3 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 5 1 2 2 5 2 2 2 3 5
4 5 4 4 5 5 2 2 4 4 5 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5
3 1 4 1 4 3 1 2 4 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 1 2 2 4 4
4 5 2 4 4 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 5 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 1 2 4 2 4 4 2
5 5 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 2 4 5 5 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 4 5 3 4 4
4 5 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4
5 4 3 5 4 5 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4
5 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4
5 4 2 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 3 5 4
5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4
4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4
4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5
5 4 3 5 5 4 3 4 5 4 4 4 2 4 2 4 5 2 4 4 4 2 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5
5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5
3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 2 5 2 4 2 4 4 2 4 4 2 2 1 5 5 4 2 5 4 2 2 5 4 2 4 4 4 4 2 4 4
5 2 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 5 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 3 2 4 2 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4
5 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 2 2 2 1 5 2 4 4 4 1 4 4 5 4 2 5 5 5 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4
5 5 5 4 4 4 2 2 3 4 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 2 2 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 4 1 1 3 5 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 5 5 5 S x;y S x2 ; y2 S xy
80 93 63 83 92 97 70 65 82 62 72 66 69 69 68 70 86 56 64 62 59 61 73 67 67 54 80 76 69 65 74 86 83 88 84 90 88 81 87 79 82 70 66 70 81 79 6488 498184
70 61 49 69 66 72 60 63 67 48 60 62 53 54 52 49 75 50 58 52 59 45 63 58 67 60 58 62 65 66 67 66 71 69 62 63 68 65 57 69 66 60 60 52 69 66 5292 329856 402847
106
107 Lampiran 3 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Reliability 1 X R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
71.0116 71.3372 71.2907 71.8256 71.7442 72.1163 72.5581 71.9302 71.5116 71.9767 71.2326 72.2326 72.6628 72.4302 71.8256 72.8837 72.5465 71.5116 71.3837 71.5000 71.3256
94.7881 93.4026 95.4557 93.8869 91.7456 91.0451 92.7201 93.7363 94.8410 93.3642 94.3218 92.1806 91.9202 91.5421 88.8516 93.2569 92.5331 96.0175 99.2981 95.4294 96.8104
Corrected ItemTotal Correlation (Validitas) .5879 .5302 .4395 .4037 .4813 .5090 .4231 .4736 .4483 .4226 .4124 .4104 .4470 .4293 .5652 .4229 .4237 .3978 .4033 .4047 .4100
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.8596
86.0
N of Items = 21
Alpha if Item Deleted
.8507 Valid .8508 Valid .8539 Valid .8550 Valid .8520 Valid .8508 Valid .8545 Valid .8525 Valid .8535 Valid .8543 Valid .8546 Valid .8554 Valid .8535 Valid .8546 Valid .8483 Valid .8543 Valid .8545 Valid .8552 Valid .8571 Valid .8549 Valid .8552 Valid
108 Reliability 1 Y
R E L I A B I L I T Y
A N A L YS IS
-
S CA LE
(A L P H A)
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
57.4302 57.3837 57.4535 57.1512 57.3953 57.1395 57.1163 57.3605 57.0233 57.9535 57.8023 57.6163 57.5116 57.7209 57.4302
Scale Variance if Item Deleted 44.1539 46.5451 45.2155 45.4475 45.8889 45.6744 43.9157 41.4097 46.1171 41.5037 42.3016 41.9098 41.2175 39.8741 42.8127
Corrected ItemTotal Correlation (validitas) .4041 .3686 .4782 .4499 .4107 .4048 .6171 .6608 .4685 .4536 .5418 .5696 .6247 .6423 .6142
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
.8642
86.0
N of Items = 15
Alpha if Item Deleted Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
.8615 .8619 .8577 .8588 .8603 .8605 .8519 .8473 .8590 .8627 .8541 .8525 .8492 .8482 .8506
109 Lampiran 4 TABEL FREKUENSI Tabel 7 Atasan Memberikan Kesempatan Berkomunikasi dengan Karyawan n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
2 1 41 42 86
Percent
Valid Percent
2,3 1,2 47,7 48,8 100
2,3 1,2 47,7 48,8 100
Cumulative Percent 2,3 3,5 51,2 100
Tabel 8 Atasan Terbuka dalam Memberikan Komentar Mengenai Pekerjaan n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
7 4 48 27 86
Percent
Valid Percent
8,1 4,7 55,8 31,4 100
8,1 4,7 55,8 31,4 100
Cumulative Percent 8,1 12,8 68,6 100
Tabel 9 Atasan Terbuka Terhadap Saran dan Kritik n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
6 4 45 31 86
Percent
Valid Percent
7 4,7 52,3 36 100
7 4,7 52,3 36 100
Cumulative Percent 7 11,6 64 100
Tabel 11 Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Lisan n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
2 15 7 45 17 86
Percent
Valid Percent
2,3 17,4 8,1 52,3 19,8 100
2,3 17,4 8,1 52,3 19,8 100
Cumulative Percent 2,3 19,8 27,9 80,2 100
Tabel 12 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Memo n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
31 4 43 8 86
Percent
Valid Percent
36 4,7 50 9,3 100
36 4,7 50 9,3 100
Cumulative Percent 36 40,7 90,7 100
Tabel 13 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Internet n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
3 38 13 24 8 86
Percent 3,5 44,2 15,1 27,9 9,3 100
Valid Percent 3,5 44,2 15,1 27,9 9,3 100
Cumulative Percent 3,5 47,7 62,8 90,7 100
110 Tabel 14 Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Logbook n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
18 10 54 4 86
Percent
Valid Percent
20,9 11,6 62,8 4,7 100
20,9 11,6 62,8 4,7 100
Cumulative Percent 20,9 32,6 95,3 100
Tabel 15 Atasan Menyampaikan Instruksi Kerja Secara Lisan n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
9 4 57 16 86
Percent
Valid Percent
10,5 4,7 66,3 18,6 100
10,5 4,7 66,3 18,6 100
Cumulative Percent 10,5 15,1 81,4 100
Tabel 16 Atasan Memberikan Sanksi dan Teguran Secara Tertulis n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 19 6 43 17 86
Percent
Valid Percent
1,2 22,1 7 50 19,8 100
1,2 22,1 7 50 19,8 100
Cumulative Percent 1,2 23,3 30,2 80,2 100
Tabel 17 Diberikan Penghargaan Bagi Karyawan yang Berprestasi n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 7 2 44 32 86
Percent
Valid Percent
1,2 8,1 2,3 51,2 37,2 100
1,2 8,1 2,3 51,2 37,2 100
Cumulative Percent 1,2 9,3 11,6 62,8 100
Tabel 18 Atasan Membeirkan / Tugas Pada Saat Bersamaan n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 32 8 27 18 86
Percent
Valid Percent
1,2 37,2 9,3 31,4 20,9 100
1,2 37,2 9,3 31,4 20,9 100
Cumulative Percent 1,2 38,4 47,7 79,1 100
Tabel 19 Atasan Memberikan Tugas diluar Taggungjawab Jabatan n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
3 47 9 20 7 86
Percent 3,5 54,7 10,5 23,3 8,1 100
Valid Percent 3,5 54,7 10,5 23,3 8,1 100
Cumulative Percent 3,5 58,1 68,6 91,9 100
111 Tabel 20 Atasn Memberikan Perintah/Tugas Tumpang Tindih n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
4 37 8 28 9 86
Percent
Valid Percent
4,7 43 9,3 32,6 10,5 100
4,7 43 9,3 32,6 10,5 100
Cumulative Percent 4,7 47,7 57 89,5 100
Tabel 21 Briefing dari Atasan Dilakukan Sebelum dan Sesudah Jam Kerja n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 24 2 39 20 86
Percent
Valid Percent
1,2 27,9 2,3 45,3 23,3 100
1,2 27,9 2,3 45,3 23,3 100
Cumulative Percent 1,2 29,1 31,4 76,7 100
Tabel 22 Atasan Memberikan Instruksi Kerja di Luar Jam Kerja n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Total
12 35 18 21 86
Percent 14 40,7 20,9 24,4 100
Valid Percent 14 40,7 20,9 24,4 100
Cumulative Percent 14 54,7 75,6 100
Tabel 23 Atasan Meminta Menyelesaikan Pekerjaan Melebihi Jam Kerja n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
3 40 6 31 6 86
Percent 3,5 46,5 7 36 7 100
Valid Percent 3,5 46,5 7 36 7 100
Cumulative Percent 3,5 50 57 93 100
Tabel 27 Percaya Informasi dari Atasan n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 11 47 27 86
Percent 1,2 12,8 54,7 31,4 100
Valid Percent 1,2 12,8 54,7 31,4 100
Cumulative Percent 1,2 14 68,6 100
Tabel 30 Hasil Kerja Diterima dan Diakui Atasan n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
2 7 61 16 86
Percent 2,3 8,1 70,9 18,6 100
Valid Percent 2,3 8,1 70,9 18,6 100
Cumulative Percent 2,3 10,5 81,4 100
Tabel 31 Hadir Tepat Waktu dalam Bekerja n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 3 47 35 86
Percent 1,2 3,5 54,7 40,7 100
Valid Percent 1,2 3,5 54,7 40,7 100
Cumulative Percent 1,2 4,7 59,3 100
112 Tabel 32 Mengerjakan Tugas Sesuai Deadline n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
2 7 57 20 86
Percent
Valid Percent
2,3 8,1 66,3 23,3 100
2,3 8,1 66,3 23,3 100
Cumulative Percent 2,3 10,5 76,7 100
Tabel 34 Diberikan Kesempatan Untuk Berprestasi n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
2 1 42 41 86
Percent
Valid Percent
2,3 1,2 48,8 47,7 100
2,3 1,2 48,8 47,7 100
Cumulative Percent 2,3 3,5 52,3 100
Tabel 35 Mendapatkan Penghargaan Atas Prestasi Kerja n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
7 5 40 34 86
Percent
Valid Percent
8,1 5,8 46,5 39,5 100
8,1 5,8 46,5 39,5 100
Cumulative Percent 8,1 14 60,5 100
Tabel 36 Memiliki Keinginan Untuk Berprestasi n = 86 Frequency Valid
Setuju Sangat setuju Total
42 44 86
Percent
Valid Percent
48,8 51,2 100
48,8 51,2 100
Cumulative Percent 48,8 100
Tabel 37 Merasa Puas dengan Hasil Kerja yang Dicapai n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
3 18 3 42 20 86
Percent
Valid Percent
3,5 20,9 3,5 48,8 23,3 100
3,5 20,9 3,5 48,8 23,3 100
Cumulative Percent 3,5 24,4 27,9 76,7 100
Tabel 38 Gaji yang Diperoleh Sesuai dengan Pekerjaan n = 86 Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
13 11 48 14 86
Percent
Valid Percent
15,1 12,8 55,8 16,3 100
15,1 12,8 55,8 16,3 100
Cumulative Percent 15,1 27,9 83,7 100
Tabel 39 Tugas dan Tanggungjawab Kerja sesuai Kemampuan n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
2 9 1 56 18 86
Percent 2,3 10,5 1,2 65,1 20,9 100
Valid Percent 2,3 10,5 1,2 65,1 20,9 100
Cumulative Percent 2,3 12,8 14 79,1 100
Tabel 40 Mendapatkan Kesempatan yang Sama dalam Mengembangkan Karir n = 86 Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
3 5 3 51 24 86
Percent 3,5 5,8 3,5 59,3 27,9 100
Valid Percent 3,5 5,8 3,5 59,3 27,9 100
Cumulative Percent 3,5 9,3 12,8 72,1 100
113 I Frequency
Valid
2 6 49 29 86
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 2,3 7 57 33,7 100
Valid Percent 2,3 7 57 33,7 100
Cumulative Percent 2,3 9,3 66,3 100
II Frequency
Valid
3 40 35 8 86
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 3,5 46,5 40,7 9,3 100
Valid Percent 3,5 46,5 40,7 9,3 100
Cumulative Percent 3,5 50 90,7 100
III Frequency
Valid
1 23 35 21 6 86
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 1,2 26,7 40,7 24,4 7 100
Valid Percent 1,2 26,7 40,7 24,4 7 100
Cumulative Percent 1,2 27,9 68,6 93 100
IV Frequency
Valid
5 39 42 86
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Total
Percent 5,8 45,3 48,8 100
Valid Percent 5,8 45,3 48,8 100
Cumulative Percent 5,8 51,2 100
V Frequency
Valid
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 11 47 27 86
Percent 1,2 12,8 54,7 31,4 100
Valid Percent 1,2 12,8 54,7 31,4 100
Cumulative Percent 1,2 14 68,6 100
114 I Frequency
Valid
2 7 61 16 86
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 2,3 8,1 70,9 18,6 100
Valid Percent 2,3 8,1 70,9 18,6 100
Cumulative Percent 2,3 10,5 81,4 100
II Frequency
Valid
3 48 35 86
Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 3,5 55,8 40,7 100
Valid Percent 3,5 55,8 40,7 100
Cumulative Percent 3,5 59,3 100
III Frequency
Valid
8 40 38 86
Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 9,3 46,5 44,2 100
Valid Percent 9,3 46,5 44,2 100
Cumulative Percent 9,3 55,8 100
IV Frequency
Valid
9 18 44 15 86
Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
Percent 10,5 20,9 51,2 17,4 100
Valid Percent 10,5 20,9 51,2 17,4 100
Cumulative Percent 10,5 31,4 82,6 100
V Frequency
Valid
Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju Total
1 5 11 46 23 86
Percent 1,2 5,8 12,8 53,5 26,7 100
Valid Percent 1,2 5,8 12,8 53,5 26,7 100
Cumulative Percent 1,2 7 19,8 73,3 100
115 Lampiran 5 RATAAN MEAN INSTRUMEN Descriptive Statistics Variabel X Pernyataan Atasan Memberikan Kesempatan Berkomunikasi dengan Karyawan Atasan Terbuka dalam Memberikan Komentar Mengenai Pekerjaan Atasan Terbuka Terhadap Saran dan Kritik Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Tertulis Atasan Menyampaikan Deskripsi Pekerjaan Secara Lisan Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Memo Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Internet Atasan Menyampaikan Instruksi Melalui Logbook Atasan Menyampaikan Instruksi Kerja Secara Lisan Atasan Memberikan Sanksi dan Teguran Secara Tertulis Diberikan Penghargaan Bagi Karyawan yang Berprestasi Atasan Membeirkan / Tugas Pada Saat Bersamaan Atasan Memberikan Tugas diluar Taggungjawab Jabatan Atasn Memberikan Perintah/Tugas Tumpang Tindih Briefing dari Atasan Dilakukan Sebelum dan Sesudah Jam Kerja Atasan Memberikan Instruksi Kerja di Luar Jam Kerja Atasan Meminta Menyelesaikan Pekerjaan Melebihi Jam Kerja Mengerti Pesan yang Disampaikan Atasan Secara Tepat Melaksanakan Pesan dari Atasan dengan Baik Menerima Pesan Langsung dari Atasan Percaya Informasi dari Atasan Rataan Skor
Mean 4,430 4,105 4,151 3,616 3,698 3,326 2,884 3,512 3,930 3,465 4,209 3,209 2,779 3,012 3,616 2,558 2,895 3,930 4,058 3,942 4,116 3,592
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Descriptive Statistics Variabel Y Pernyataan Diberikan Kesempatan Terlibat dalam Perencanaan Kerja Nyaman Berada dalam Lingkungan Kerja Hasil Kerja Diterima dan Diakui Atasan Hadir Tepat Waktu dalam Bekerja Mengerjakan Tugas Sesuai Deadline Bekerja dengan Penuh Tanggungjawab Diberikan Kesempatan Untuk Berprestasi Mendapatkan Penghargaan Atas Prestasi Kerja Memiliki Keinginan Untuk Berprestasi Merasa Puas dengan Hasil Kerja yang Dicapai Gaji yang Diperoleh Sesuai dengan Pekerjaan Tugas dan Tanggungjawab Kerja sesuai Kemampuan
Mean 4,105 4,151 4,081 4,384 4,140 4,395 4,419 4,174 4,512 3,581 3,733 3,919
13
Mendapatkan Kesempatan yang Sama dalam Mengembangkan Karir
14 15
Memperoleh Pelatihan Profesional Mendapatkan Kesempatan Berinovasi dan Berkreasi dalam Bekerja Rataan Skor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4,023 3,814 4,105 4,102
116 Lampiran 6 HASIL UJI KORELASI DAN REGRESI Correlations Correlations Komunikasi Atasan Kepada Bawahan
Motivasi Kerja Karyawan
1 . 86 .595(**) 0 86
Pearson Correlation Komunikasi Atasan Sig. (2-tailed) Kepada Bawahan N Pearson Correlation Motivasi Kerja Sig. (2-tailed) Karyawan N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.595(**) 0 86 1 . 86
Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Method Removed Komunikasi Atasan Kepada 1 Bawahan(a) . Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan Model
Model Summary Model
R
R Square
.595(a) 0,355 1 a Predictors: (Constant), Komunikasi Atasan Kepada Bawahan
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0,276 5,4742
ANOVA(b) Sum of Model Squares 999,589 Regression 2517,249 1 Residual 3516,837 Total a Predictors: (Constant), Komunikasi Atasan Kepada Bawahan b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan
df
Mean Square 1 84 85
F
999,589 29,967
Sig.
33,356
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model (Constant) Komunikasi Atasan Kepada Bawahan a Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan
B 30,304
Std. Error 3,774
0,414
0,062
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 7,248
0
5,775
0
1
0,533
117 Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Method Removed Keterbukaan (a) . Enter 1 a All requested variables entered. b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan Model
Model Summary Model
R
1 a Predictors: (Constant), Keterbukaan
R Square .534(a)
Model Regression Residual Total a Predictors: (Constant), Keterbukaan b Dependent Variable: Motiavasi Kerja Karyawan 1
0,285
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0,276 5,4722
ANOVA(b) Sum of Squares 1001,474 2515,363 3516,837
df
Mean Square 1 84 85
F
1001,474 29,945
Sig. 33,444
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error 3,946 0,307
26,32 1,775
(Constant) Keterbukaan a Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan 1
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 6,67 5,783
0,534
0 0
Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Method Removed Percaya Kepada Pesan 1 Tulisan(a) . Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan Model
Model Summary Model
R
R Square
.528(a) 1 a Predictors: (Constant), Percaya Kepada Pesan Tulisan
0,278
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0,27 5,4963
ANOVA(b) Sum of Squares 979,256 Regression 1 2537,581 Residual 3516,837 Total a Predictors: (Constant), Percaya Kepada Pesan Tulisan b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan Model
df
Mean Square 1 84 85
F
979,256 30,209
Sig. 32,416
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model (Constant) Percaya Kepada Pesan Tulisan a Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan
B 29,47
Std. Error 3,461
0,77
0,135
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 8,515
0
5,693
0
1
0,528
118
Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Method Removed Pesan yang Berlebihan(a) . Enter 1 a All requested variables entered. b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan Model
Model Summary Model
R
R Square
.249(a) 1 a Predictors: (Constant), Pesan yang Berlebihan
Model Regression 1 Residual Total a Predictors: (Constant), Pesan yang Berlebihan b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan
0,062
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0,051 6,266
ANOVA(b) Sum of Squares 218,728 3298,109 3516,837
df
Mean Square 1 84 85
F
218,728 39,263
Sig. 5,571
.021(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model
B 43,296 0,612
(Constant) Pesan yang Berlebihan a Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan 1
Std. Error 2,462 0,259
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 17,585 2,36
0,249
0 0,021
Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Method Removed Timing (a) . Enter 1 a All requested variables entered. b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan
Model
Model Summary Model 1 a Predictors: (Constant), Timing
R
R Square .402(a)
Model Regression Residual Total a Predictors: (Constant), Timing b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan 1
0,161
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0,151 5,9257
ANOVA(b) Sum of Squares 567,268 2949,57 3516,837
df
Mean Square 1 84 85
F
567,268 35,114
Sig. 16,155
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model (Constant) Timing a Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan 1
B 39,053 1,076
Std. Error 2,528 0,268
Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Method Removed Penyaringan (a) . Enter 1 a All requested variables entered. b Dependent Variable: Motivasi Kerja Karyawan Model
Model Summary
Standardized Coefficients Beta 0,402
t
Sig. 15,449 4,019
0 0