Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
PENGARUH KERAGAMAN GEN DGAT1 PADA DOMBA LOKAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KONSUMSI RANSUM THE EFFECTS OF DGAT1 GENE VARIETY TO LOCAL SHEEP TOWARD WEIGHT ADDITION AND CONSUMPTION RATION
Angga Diorantika Suryana*, Dedi Rahmat**, Dudi** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui "Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada Domba Lokal terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Konsumsi Ransum. Domba yang diteliti adalah domba lokal jantan dengan keragaman gen DGAT1 yaitu CC,TT, dan CT. Jumlah ternak percobaan sebanyak 15 ekor yang terdiri dari 5 ekor genotipe CC, 5 ekor genotipe TT, dan 5 ekor genotipe CT. Ternak domba lokal tersebut dikelompokan dengan bobot badan yang berbeda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan pengaruh perlakuan diuji menggunakan analisis ragam (Anova) dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengaruh gen DGAT1 terhadap pertambahan bobot badan tidak berbeda nyata pada ketiga genotipe dengan rataan CT (0.08 kg), CC (0.08 kg), dan TT (0.07 kg), dikarenakan faktor ternak yaitu bobot badan, umur ternak, kondisi tubuh, genetik, dan stress dalam menerima respon lingkungan dan pakan sehingga berpengaruh dalam proses kecernaan. Pengaruh gen DGAT1 terhadap konsumsi pakan hijauan berbeda nyata pada genotipe TT (2,98 kg), dibanding genotipe CT (2,72 kg) dan CC (2,65 kg). Pengaruh gen DGAT1 terhadap konsumsi konsentrat dengan rataan konsumsi harian menghasilkan perbedaan nyata pada genotipe CC (0,28 kg), dibanding genotipe CT (0,30 kg) dan TT (0,30 kg). Kata Kunci:
Domba Lokal, Gen DGAT1, Konsumsi Hijauan, Konsumsi Konsentrat, Pertambahan Bobot Badan
ABSTRACT This research aimed to know “ The Effects of DGAT1 Gene Variety to Local Sheep toward Weight Addition and Consumption ration.” Sheep researched were local male sheep with gene variety DGAT1 of CC, TT and CT. Sum of experiment livestock were 15 tails which consists of 5 tails genotypes CC, 5 tails genotype TT and 5 tails genotype CT. Those local sheep livestock grouped into different weight. Design used was Randomized blok Design and treatment Effects 1
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
tested by using analysis of variance (Anova) then with Duncan Multiple Range Test. Statistical analysis result showed that Effects of DGAT1 gene toward weight addition was not significant effect to three genotypes with averaged CT (0.08 kg), CC (0.08 kg), and TT (0.07 kg), because of livestock factors such as weight, aged, body condition, genetic, and stress in receiving environment respond and woof thus effect in the digestion process. Effects of DGAT1 Gene to consumption of forage were significant to genotype TT (2,98 kg) than genotype CT (2,72 kg) and CC (2.65 kg). The effects of DGAT1 gene to concentrate consumption with daily average consumption resulting significance to genotype CC (0.28 kg), than genotype CT (0,30 kg) and TT (0,30 kg). Keywords:
Body Weights Addition, Consentrate Consumption, DGAT1 Gene, Forage Consumption, Local Sheep
PENDAHULUAN Domba lokal yang berada di Breeding Station merupakan domba pedaging yang dibentuk di Fakultas Peternakan UNPAD sejak tahun 2009. Domba tersebut merupakan seleksi alami dari domba Wanaraja dan diharapkan menjadi penghasil daging yang potensial dalam menunjang swasembada daging nasional. Pemberian pakan domba lokal yang berada di Breeding Station diperlakukan sama pada setiap ragam genotipe domba lokal tersebut. Dari pakan tersebut yang diberikan seperti biasa tanpa ada penambahan pakan, maka pertambahan bobot badan maksimal akan terlihat pada keragaman genotipe domba lokal, mengingat nafsu makan dari ternak dipengaruhi oleh genetik. Perbaikan mutu genetik domba lokal melalui seleksi kearah produktivitas tinggi dan domba pedaging berkualitas perlu dikembangkan secara nasional karena kontribusi daging domba terhadap produksi nasional hanya 45.688 ton (4,8%) dari total produksi daging dalam negeri (Badan Pusat Statisik Peternakan, 2013). Kemajuan dalam bidang biologi molekuler memungkinkan upaya seleksi dapat dilakukan pada tingkat DNA, yaitu dengan cara mencari keragaman gen yang mengontrol sifat peningkatan produktivitas. Informasi keragaman pada gen DGAT1 pada domba masih sangat terbatas, lain halnya dengan keragaman gen tersebut pada sapi, dimana banyak ditemukan assosiasinya terhadap produksi dan kualitas susu. Adanya keragaman gen DGAT1 (Acyl CoA:Diacylglycerol Oacyltransferase 1) pada domba lokal yang berada di Breeding Station, diharapkan dapat mengetahui perbedaan dari ketiga genotipe dalam pertumbuhan bobot badan dan konsumsi ransum. Oleh sebab itu penentuan bibit unggul dari genotipe domba lokal dapat dikembangkan setelah mengetahui produktivitasnya dari masing-masing genotipe.
2
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan yang diteliti adalah domba lokal jantan dengan keragaman gen DGAT1 yaitu CC, TT, dan CT. Jumlah ternak percobaan sebanyak 15 ekor yang terdiri dari 5 ekor genotipe CC, 5 ekor genotipe TT, dan 5 ekor genotipe CT. Ternak domba tersebut dikelompokan dengan bobot badan dari yang terkecil hingga yang terbesar dari tiap genotipenya. Ternak percobaan diperoleh dari Breeding Station Laboratorium Pemuliaan Ternak dan Biometrika Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang. Hijauan yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput BH (Brachiaria Humidicola) dan rumput gajah (Pennisetum Purpureum) yang diperoleh dari lahan sekitar Breeding Station, dan konsentrat yang digunakan pada penelitian adalah konsentrat dari PT. GPJ, sayang, Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Untuk mengetahui pengaruh keragaman gen DGAT1 pada pertumbuhan bobot badan dan konsumsi ransum dianalisis menggunakan analisis ragam (Anova) dengan model matematika sebagai berikut: 𝒀𝒊𝒋 = µ + 𝝉𝒊 + 𝜷𝒋 + 𝜺𝒊𝒋
Keterangan: 𝒀𝒊𝒋 = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j µ = Nilai tengah populasi (population mean) 𝝉𝒊 = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i 𝜷𝒋 = Pengaruh aditif dari kelompok ke-j 𝜺 = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-I pada kelompok ke-j (Gasperz, 1995) HASIL DAN PEMBAHASAN Breeding Station terletak di Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Luas wilayahnya 26,20 km², keadaan geografisnya sebagaimana daerah lain di kawasan Cekungan Bandung, iklim yang berkembang adalah iklim tropis pegunungan, titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah Desa Cinta Mulya setinggi 675 m di atas permukaan laut, sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung Geulis setinggi 1,281 m diatas permukaan laut.
3
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
Pemberian pakan domba dilakukan 3 kali dalam sehari berupa pemberian rumput hijauan dan konsentrat. Pemberian pakan rumput diberikan pada pukul 06.00 pagi dan 17.30 sore, pemberian pakan konsentrat diberikan pada pukul 13.00 siang hari. Kandang yang digunakan adalah kandang panggung dengan tipe individu, alas kandang menggunakan bambu dengan atap kandang menggunakan asbes.
Pengaruh Gen DGAT1 terhadap Konsumsi Pakan Hijauan Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah cukup. Rataan konsumsi pakan hijauan tiap hari selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Konsumsi Pakan Hijauan Harian Kelompok 1. 2. 3. 4. 5. Total Rata-rata
Genotipe TT CC CT ………………..………kg……………………. 2,55 2,68 2,70 2,81 2,55 2,55 2,82 2,52 2,69 3,36 2,81 2,82 3,37 2,69 2,84 14,91 13,24 13,59 2,98 2,65 2,72
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi hijauan genotipe TT 2,98 kg, genotipe CT 2,72 kg, dan genotipe CC 2,65. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan keragaman gen DGAT1 terhadap konsumsi hijauan, diuji dengan uji Anova dilanjut uji jarak berganda Duncan. Hasil uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Uji Jarak Berganda Duncan Konsumsi Hijauan Genotipe Rataan (kg) Signifikasi CC 2,65 a CT 2,72 a TT 2,98 b Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P < 0,05) 4
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
Berdasarkan uji lanjut jarak berganda Duncan (Tabel 4) menunjukkan bahwa konsumsi pakan hijauan pada genotipe TT lebih tinggi dibanding genotipe lainnya. Dalam hal konsumsi pakan hijauan yang merupakan pakan pokok ini, domba memiliki sifat konsumsi yang berbeda. Hal ini diduga domba dengan genotipe TT membutuhkan lebih banyak hijauan dibanding dengan CT dan CC dikarenakan domba genotipe TT memiliki kapasitas konsumsi tinggi dibanding CT dan CC. Mengingat rata-rata bobot badan awal genotipe TT 31,68 kg, CT 30,08 kg, dan CC 26,40 kg. Kapasitas rumen merupkan faktor yang menentukan tingkat konsumsi ternak ruminansia. Kapasitas rumen berbagai ternak ruminansia berbeda sehingga konsumsi ternak ruminansia berbeda-beda. Konsumsi ternak ruminansia ditentukan oleh bobot badan metabolik (BB 0.75 ). Jumlah konsumsi pada sapi lebih besar dari pada domba per unit bobot metabolik. Hal ini juga di utarakan Davendra dan Mcleroy (1982) bahwa konsumsi ransum sangat tergantung pada bangsa ternak, semakin besar ukuran tubuh ternak maka semakin besar pula kebutuhan bahan keringnya. Hasil rataan konsumsi pakan hijauan pada genotipe TT lebih tinggi dibanding genotipe CT dan CC, hal ini dimungkinkan domba dengan genotipe TT menjaga kestabilan tubuhnya dengan mempertahankan bobot badan yang ada agar tidak dirubah menjadi sumber energi. Sumber energi diambil dari lemak tubuh domba ketika domba kurang pakan, oleh karenanya domba dengan genotipe TT membutuhkan konsumsi hijauan lebih banyak dibanding genotipe CT dan CC. Hal ini juga diutarakan Sutardi (1980) bila energi pakan tidak memenuhi kebutuhan, maka kebutuhan tersebut akan dipenuhi dengan membongkar timbunan lemak tubuh, dan Kearl (1982) yang menyatakan selain karena bobot hidup yang berbeda, konsumsi pakan yang berbeda ini juga dikarenakan bangsa ternak yang berbeda. Artinya ada peran genetik yang mengatur konsumsi ternak.
Pengaruh Gen DGAT1 terhadap Konsumsi Pakan Konsentrat Konsentrat sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia, karena bahan-bahan tersebut mudah difermentasikan sehingga konsentart akan meningkatkan kadar propionat yang berguna dalam pembentukan daging. Penambahan konsentrat pada ternak ruminansia memungkinkan ternak untuk mengkonsumsi pakan yang lebih baik nutriennya dan lebih palatable, selain itu kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan pakan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan pakan kasar yang ada. Konsentrat sangat mudah
5
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
dicerna dan berperan sebagai sumber zat pakan utama seperti karbohidrat dan protein. Rataan konsumsi pakan konsentrat tiap hari selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Konsumsi Pakan Konsentrat Harian Kelompok 1. 2. 3. 4. 5. Total Rata-rata
Genotipe TT CC CT ……………………kg…………………….. 0,29 0,27 0,29 0,31 0,28 0,31 0,27 0,26 0,27 0,32 0,29 0,32 0,32 0,29 0,31 1,52 1,38 1,51 0,30 0,28 0,30
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi konsentrat genotipe TT 0,30 kg, genotipe CT 0,30 kg, dan genotipe CC 0,28 kg. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan keragaman gen DGAT1 terhadap konsumsi konsentrat, diuji dengan uji Anova dilanjut uji jarak berganda Duncan. Hasil uji Duncan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Uji Jarak Berganda Duncan Konsumsi Konsentrat Genotipe Rataan (kg) Signifikasi CC 0,28 a CT 0,30 b TT 0,30 b Keterangan: Huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P < 0,05) Berdasarkan uji lanjut jarak berganda Duncan menunjukan bahwa konsumsi pakan konsentrat pada genotipe CC lebih rendah dibanding genotipe CT dan TT. Pakan konsentrat diberikan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein ternak untuk dijadikan sumber energi dan merangsang pertumbuhan mikroba rumen sehingga mempercepat kemampuan pencernaan serat kasar (Henson dan Maiga, 1997). Hasil rataan konsumsi konsentrat pada genotipe TT dan CT lebih tinggi dibanding dengan genotipe CC. Hal ini dimungkinkan domba dengan genotipe TT membutuhkan energi yang lebih untuk kebutuhan tubuhnya agar dapat menguatkan pembentukan enzim dan merangsang dinding saluran pencernaan untuk mempercepat proses pencernaan yang
6
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
juga berasal dari hijauan yang telah atau akan dikonsumsi domba tersebut, mengingat konsumsi hijauan yang tinggi pada domba genotipe TT.
Pengaruh Gen DGAT1 terhadap Pertambahan Bobot Badan Kartadisastra (1997) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi tingkat konsumsinya, akan semakin tinggi bobot tubuhnya. Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan melalui penimbangan berulang-ulang, yaitu setiap hari, setiap minggu atau setiap waktu lainnya (Tillman, dkk., 1991). Penimbangan ternak pada setiap jangka waktu tertentu misalnya setiap minggu atau setiap bulan akan dapat mengetahui besarnya pertambahan bobot badan ternak. Pertambahan bobot badan ternak tersebut dapat digunakan untuk mengontrol kecepatan pertumbuhan (Kamal, 1994). Pertambahan bobot badan pada umumnya mengalami tiga tingkat kecepatan yang berbedabeda, yang pertama pertumbuhan tulang, diikuti dengan pertumbuhan otot dan yang terakhir adalah pertumbuhan jaringan lemak (Anggorodi, 1980). Rataan pertambahan bobot badan tiap hari selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pertambahan Bobot Badan Domba Harian Kelompok 1. 2. 3. 4. 5. Total Rata-rata
Genotipe TT CC CT ………………….….kg……..……………….. 0,11 0,10 0,12 0,07 0,08 0,06 0,06 0,08 0,07 0,04 0,09 0,09 0,08 0,03 0,08 0,36 0,38 0,42 0,07 0,08 0,08
Berdasarkan pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa rata-rata pertambahan bobot badan genotipe CT 0,08 kg, genotipe CC 0,08 kg, dan genotipe TT 0,07 kg. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan keragaman gen DGAT1 terhadap pertambahan bobot badan, diuji dengan uji Anova. Berdasarkan analisis uji anova diketahui bahwa variasi gen DGAT1 tidak berpengaruh (Fhit < F tabel ∝0,05) terhadap pertambahan bobot badan.
7
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
Hasil tersebut menunjukkan konsumsi ransum pada domba erat kaitannya dengan kecernaan pakan pada masing-masing ternak domba, yang juga dinyatakan oleh Apriyadi (1999) bahwa tinggi rendahnya kecernaan zat-zat makanan pada ternak bergantung aktifitas mikroorganisme yang berada dalam tubuh ternak. Mikroorganisme ini berfungsi dalam mencerna serat kasar yaitu sebagai pencerna selulosa juga hemiselulosa dan pati. Jika dilihat dari hasil konsumsi hijauan dan kosentrat, ada ternak yang konsumsi hijauan dan konsentratnya tinggi pada keduanya dan ada pula ternak yang konsumsinya tinggi di salah satu hijauan ataupun konsentratnya. Ada kemungkinan perbedaan terjadi karena faktor ternak yaitu bobot tubuh, umur ternak, genetik, dan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi efisiensi pakan ternak. Efisiensi pakan ternak tidak maksimal dapat terjadi ketika gen GH pada domba tidak bekerja secara maksimal, sehingga pertumbuhan organ dan pertumbuhan tulang pun bekerja tidak maksimal. Hal ini di utarakan oleh Etherton dan Bauman (1998), GH pada hewan yang sedang tumbuh berguna untuk meningkatkan efesiensi penggunaan pakan, meningkatkan pertumbuhan organ, dan meningkatkan pertumbuhan tulang. Hasil penelitian ini diperkuat dengan adanya hasil uji t antara genotipe CC, CT dan TT tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap sifat bobot badan, tinggi pundak, lingkar dada dan panjang badan atau dengan kata lain, genotipe (polimofrik) gen GH MspI tidak terdapat hubungan yang nyata dengan peubah yang diamati (Jakaria, D. 2007). Beberapa hasil penelitian lain terkait dengan polimorfisme gen GH MspI dilaporkan bahwa genotipe heterosigot (CT) memiliki bobot badan yang lebih besar dari pada genotipe homozigot (CC/TT) pada umur 6-12 bulan pada sapi Angus dan Brangus (Garcia et al., 2003). Beauchemin et al. (2006) menyatakan bahwa belum ada bukti kuat gen GH MspI dapat dijadikan sebagai penciri informatif untuk memprediksi karakteristik sifat karkas dan pertumbuhan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Keragaman gen DGAT1 berpengaruh terhadap konsumsi pakan hijauan dan konsentrat. Genotipe TT mengkonsumsi hijauan tertinggi dan genotipe CC mengkonsumsi konsentrat terendah.
2.
Keragaman gen DGAT1 tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan.
8
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh gen DGAT1 terhadap konsumsi hijauan dan konsentrat, tetapi tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu hal yang dapat meningkatkan kecernaan agar proses penyerapan nutrisi berjalan dengan baik.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Pembimbing utama Dr. Ir. H. Dedi Rahmat, M.S., dan pembimbing anggota Dr. Dudi, S.Pt.,M.Si., yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan artikel ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Pak Toha, Pak Isak, Kunto Nugroho dan Ai Nurfaridah yang telah sudi membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 184-185. Apriyadi, R. 1999. Pengaruh Penambahan Probiotik Bioplus Serat (BS) pada Konsumsi dan Kecernaan Ransum Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) yang Diberikan pada Domba Ekor Tipis (DET). Skripsi. Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan, Universitas Djuanda. Bogor. Badan
Pusat Statistik Peternakan 2013. http://www.bps.go.id/tab_sub/view. php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=24¬ab=16. Diakses pada tanggal 29 juni 2014, pukul 14.26.
Beauchemin, V.R., M.G. Thomas, D.E. Franke and G.A. Silver. 2006. Evaluation of DNA polymorphisms involving growth hormone relative to growth and carcass characteristics in Brahman steers. Genet. Mol. Res. 5 (3) : 438-447. Davendra, C. and G.B. McLeroy. 1982. Goat and Sheep Production in Tropics. Intermediate Tropical Agriculture Series. 62-67; 179. Etherton, T. D. and D. E. Bauman. 1998. Biology of somatotropin in growth and lactation of domestic animals. Physical Rev., 78: 745-761. Gasperz, V.1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Edisi 1. Tarsito, Bandung. 62114;136-140. 9
Pengaruh Keragaman Gen DGAT1 pada…………….…………..…..Angga Diorantika Suryana
Garcia, M.D., M.G. Thomas, G.A. Silver, D.M. Hallford and R.M. Enns. 2003. Relationship The Growth Hormone (GH) MspI RFLP to Pituitary Responsiveness to GHRH and Growth Trait in Agus and Brangus Bulls. Plant & Animal Genomes XI Conference. San Deigo, CA. Henson. J. E. DJ. Schingoeth. and H.A. Maiga. 1997. Lactation Evaluation of Protein Suplements of Variying Rumen Degradati. J. DairySci. Hal 80:385-395 Jakaria, D. 2007. Hubungan Polimorfisme Gen Hormon Pertumbuhan Mspi dengan Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Sapi Pesisir Sumatera Barat. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Kamal, M. 1994. Nutrisi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Kartadisastra, H. R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Kanisius. Yogyakarta. Kearl, L.C. 1982. Nutrient Requeriment of Ruminant in Developing Countries, International Feedstuff Institute. Utah Agriulture Experiment Station, Utah State University. Logan Utah. 55. Sutardi, 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo, 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
10