Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
17 Pages
ISSN 2302-0199 pp. 85- 101
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI ADMINISTRASI IAIN AR-RANIRY BANDA ACEH Subhan Z1, Said Musnadi2, M. Sabri2 1)
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Magister Manajemen Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: Training for teachers, not only important for the improvement of skills in special areas, but also teachers need to be productive have increased expertise that can decide what and why, and how to carry out systematic work based on adequate knowledge. The purpose of this study was to determine the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh, to determine the effect of partial education and training on the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh and the simultaneous influence on the performance of education and training high school teachers in the city of Banda Aceh. Location of the study was conducted at the senior high school in the city of Banda Aceh. While that is the object of research related to three variables, namely the performance of teachers, while the researchers took a representative sample of the population. The number of samples for the study 32.7% or 150 senior high school teachers in the city of Banda Aceh. Based on the results showed that together for the second hypothesis suggests that education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. while the individual for the first hypothesis suggests that both the education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. In improving the performance of teachers in senior high school in Banda Aceh have to really pay attention to the pattern of education and training for teachers, so education and training program endorsed by the relevant agencies can have an impact on teacher performance improvements, especially in improving student achievement and improving the quality of learning teaching in the classroom. Keywords : Education, Training and Teacher Performance
Abstrak: Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini adalah karena masalah kinerja pegawai yang masih belum sesuai harapan pimpinan, hal ini dikarena faktor kepemimpinan yang masih cenderung belum mampu menggerakkan seluruh potensi sumber daya manusia, belum mampu mengarahkan pegawai terhadap tugas dan fungsinya dengan baik. Disamping itu faktor mtovasi kerja juga menjadi acuan dalam pengukuran kinerja, hal ini karena pegawai belum menunjukkan motivasi kerja yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi. Sedangkan faktor budaya organisasi juga mendapatkan perhatian dari pimpinan, agar budaya organisasi yang ada mampu meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh kepemimpinan, motivasi dan budaya organisasi baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja pegawai administrasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan IAIN Ar-Raniry Kota Banda Aceh. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah mengenai pengaruh kepemimpinan, motivasi dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 178 orang. Hasil penelitian baik secara simultan maupun secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan, motivasi dan budaya organisasi, mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai administrasi IAIN ArRaniry Banda Aceh. Sedangkan variabel yang dominan yang mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai administrasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh adalah kepemimpinan, hal ini karena kepemimpinan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu dan dapat menggerakkan seluruh potensi sumber daya dalam mencapai kinerja yang diharapkan. Kata kunci : Kepemimpinan, Motivasi, Budaya Organisasi, Kinerja
85 -
Volume 2, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
organisasi.
PENDAHULUAN Dalam sebuah organisasi, sumber
kinerja
Guna dapat
lebih
meningkatkan
diusahakan
melalui
daya manusia merupakan unsur yang
pemberian
motivasi
sangat menentukan tercapainya tujuan
kebutuhan
yang
dengan efektif dan efisien. Perilaku dari
pegawai, baik kebutuhan fisiologis ataupun
setiap
kebutuhan-kebutuhan lain, serta kebutuhan
anggota
organisasi
dalam
melaksanakan berbagai tugas merupakan pencerminan keefektifan
kinerja suatu
pegawai organisasi.
dengan
dominan
melihat
dari
para
aktualisasi diri.
dan
Oleh sebab itu, upaya untuk menjaga
Pada
dan meningkatkan kinerja adalah hal yang
dasarnya, setiap anggota organisasi akan
mutlak
dilakukan
dalam
rangka
mencurahkan segenap kemampuan dan
mewujudkan tujuan organisasi tersebut.
daya serta pikirannya untuk meningkatkan
Kinerja yang rendah akan berimplikasi
kinerja yang sering disebut dengan istilah
kepada tidak tercapainya tujuan organisasi.
kinerja para karyawan atau pegawai.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi
Kinerja merupakan proses tingkah
kinerja, untuk itu organisasi harus berusaha
laku seseorang sehingga ia menghasilkan
menjamin agar variabel-variabel yang
sesuatu
berkaitan dengan kinerja pegawai dapat
yang
menjadi
tujuan
dari
pekerjaannya. Perbedaan kinerja antara
terpenuhi
secara
maksimal.
Variabel-
seseorang dengan lainnya di dalam situasi
variabel tersebut antara lain kepemimpinan,
kerja adalah karena perbedaan karakteristik
motivasi dan budaya organisasi.
dari individu. Di samping, itu seseorang
Kedudukan pemimpin dalam suatu
dapat menghasilkan kinerja yang berbeda
organisasi sangatlah penting dalam usaha
di dalam situasi yang berbeda pula.
untuk
Kesemuanya
Berhasil atau gagalnya suatu organisasi
itu
menerangkan
bahwa
mencapai
organisasi.
kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh
dalam
beberapa faktor diantaranya kepemimpinan,
mencapai
motivasi, maupun budaya organisasi.
ditentukan oleh mutu kepemimpinan yang
Salah
satu
permasalahan
yang
mengemban
tujuan
tujuan,
misinya
untuk
sebagian
besar
dijalankan oleh orang-orang yang diserahi
dihadapi oleh pegawai administrasi IAIN
tugas-tugas
Ar-Raniry Banda Aceh saat ini adalah
organisasi tersebut. Kepemimpinan akan
terjadinya penurunan kinerja pegawai.
membangun komitmen dan antusiasme
Tinggi rendahnya kinerja pegawai ternyata
yang diperlukan orang untuk menerapkan
dipengaruhi
faktor
bakat mereka sepenuhnya guna membantu
budaya
menyelesaikan rencana dan pengendalian
kepemimpinan,
oleh
banyak
motivasi
dan
kepemimpinan
Volume 2, No.1, November 2012
dalam
- 86
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang tidak lain adalah memastikan segala
akan ikut pula tercapai. Kedua, motivasi
sesuatunya berubah semestinya.
merupakan proses berkaitan antara usaha
Kepemimpinan
meliputi
proses
dan pemuasan kebutuhan tertentu. Apabila
mempengaruhi dalam menentukan tujuan
seseorang termotivasi maka akan berusaha
organisasi, memotivasi perilaku pengikut
keras untuk melakukan sesuatu. Ketiga,
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
kebutuhan
untuk memperbaiki kinerjanya. Selain itu
seseorang yang menyebabkan hasil usaha
kepemimpinan
tertentu menjadi menarik. Artinya suatu
juga
mempengaruhi
adalah
keadaan
intepretasi mengenai peristiwa-peristiwa
kebutuhan
pengikutnya,
dan
menciptakan “ketengangan” yang pada
aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,
gilirannya menimbulkan dorongan tertentu
memelihara hubungan kerja sama dan
pada diri seseorang (Hasibuan, 2003 : 113).
kerja kelompok, perolehan dukungan dan
Budaya organisasi merupakan hal
kerja
pengorganisasian
sama
dari
orang-orang
diluar
kelompok atau organisasi. (Rivai, 2009 ; 2) Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan
seseorang
yang
belum
internal
terpuaskan
yang esensial bagi suatu organisasi, karena akan
selalu
berhubungan
dengan
kehidupan yang ada dalam organisasi itu
anggota
sendiri. Budaya organisasi merupakan
organisasi mau dan rela mengerahkan
falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan,
kemampuan
keahlian
keyakinan, harapan, sikap dan norma-
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya
norma yang dimiliki secara bersama serta
dan
mengikat dalam suatu komunitas tertentu
dalam
menunaikan
bentuk
kewajibannya
dalam
rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian
2003
spesifik
budaya
dalam
organisasai akan ditentukan oleh kerja
mengandung tiga hal yang amat penting.
sama tim, kepemimpinan, karakteristik
Pertama, pemberian motivasi berkaitan
organisasi dan proses administrasi yang
langsung dengan usaha pencapaian tujuan
berlaku.
dan
organisasionl.
pentingk karena merupakan kebiasaan-
Tersirat pada pandangan ini bahwa dalam
kebiasaan yang terjadi dalam hirarki
tujuan
organisasi yang mewakili norma-norma
dan
138).
Secara
Motivasi
berbagai
:
(Robbins 2006 : 721).
sasaran
sasaran
organisasi
telah
Mengapa
perilaku
anggota organisasi. Pemberian motivasi
organisasi. Budaya yang produktif adalah
hanya akan efektif apabila dalam diri
budaya yang dapat menjadikan organisasi
bawahan
yang
menjadi kuat dan tujuan organisasi dapat
keyakinan
bahwa
dengan
terdapat tercapainya
tujuan organisasi maka tujuan pribadipun 87 -
Volume 1, No. 1, November 2012
diikuti
oleh
organisasi
mencakup tujuan dan sasaran pribadi
digerakkan
yang
budaya
anggota
terakomodasi (Sinungan, 2003 : 48). Keberhasilan
pelaksanaan
budaya
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala organisasai antara lain dapat dilihat dari
dilaksanakan dengan baik maka kinerja
peningkatan tanggung jawab, peningkatan
pegawai akan meningkat.
kedisiplinan, kepatuhan pada norma atau aturan,
terjadinya
komunikasi
Menurut pengamatan dan pengalaman
dan
penulis pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
hubungan yang harmonis dengan semua
adalah bahwa kinerja pegawai maupun
tingkatan, peningkatan partisipasi dan
pencapaian
kepedulian,
tingkat
menunjukkan peningkatan, ini disebabkan
kemangkiran dan keluhan. Jika semua hal
pegawai belum memahami bahwa tujuan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik
dasar budaya organisasi adalah untuk
maka kinerja pegawai akan meningkat.
membangun
berkurangnya
Pegawai Administrasi IAIN Ar-Raniry
prestasi
organisasi
sumber
daya
belum
manusia
seutuhnya agar setiap pegawai sadar
Banda Aceh merupakan suatu kumpulan
bahwa
orang-orang yang memiliki visi dan misi
hubungan sifat peran sebagai pengabdi
yang sama untuk rnecapai tujuan yang
masyarakat, sehingga budaya organisasi
telah ditetapkan. Dimana visinya adalah
yang diterapkan oleh organisasi belum
terwujudnya IAIN Ar-Raniry sebagai Pusat
berjalan dengan baik, sedangkan kendala
Pengembangan
Keislaman
yang dihadapi oleh IAIN Ar-Raniry Banda
Multidipliner yang unggul dan kompetitif.
Aceh dalam menerapkan budaya organisasi
Sedangkan
(1)
adalah adanya keragaman dari pegawai
menyelenggarakan Pendidikan Ilmu-ilmu
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dimana para
Keislaman yang memiliki keunggulan dan
pegawai
daya
pengalaman dan asal daerah, sehingga
Ilmu-ilmu
misinya
saing
adalah
:
internasional,
Mengembangkan
riset
(2)
ilmu-ilmu
mereka
tentunya
berada
terdiri
atas
mereka
dalam
berbagai
mempunyai
suatu
usia,
budaya
keislaman yang relevan dengan kebutuhan
organisasi yang berbeda pula. Selain itu
masyarakat, dan (3) mengembangkan pola
dikarenakan
pemberdayaan masyarakat muslim. (IAIN
diterapkan oleh organisasi belum berjalan
Ar-Raniry, 20l1).
dengan baik maka berdampak terhadap
Pelaksanaan budaya organisasi antara lain
dapat
dilihat
dari
peningkatan
budaya
organisasi
yang
tidak adanya motivasi pegawai dalam bekerja,
tidak
adanya
kepemimpinan
tanggung jawab, peningkatan kedisiplinan,
pegawai dalam bekerja sangat berdampak
kepatuhan
aturan,
terhadap menurunnya kinerja pegawai,
terjadinya komunikasi dan hubungan yang
juga kinerja organisasi secara keseluruhan
harmonis
dan juga
pada
dengan
norma
atau
semua
tingkatan,
belum terpenuhinya
tujuan
peningkatan partisipasi dan kepedulian,
organisasi, hal ini dapat dilihat dari
berkurangnya tingkat kemangkiran dan
rendahnya motivasi kerja seorang pegawai
keluhan. Jika semua hal tersebut dapat
dalam organisasi pemerintahan, antara Volume 2, No.1, November 2012
- 88
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lain :
organisasi yang tumbuh dan terpelihara
-
Pada saat jam kerja berlangsung
dengan
terdapat pegawai yang tidak bekerja
organisasi ke arah perkembangan yang
dan bahkan melakukan kegiatan yang
lebih baik. Di sisi lain, kemampuan
tidak
pemimpin
-
ada
kaitannya
dengan
baik
akan
dalam
mampu
menggerakkan
pekerjaanya.
memberdayakan
Masih adanya pegawai yang terlambat
mempengaruhi kinerja.
datang
ke
tempat
meninggalkan
kerja
kantor
atau
sebelum
waktunya.
Kinerja
memacu
karyawan
karyawan
dan akan
mengacu
pada
prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh
Fenomena
yang
melatarbelakangi
perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai
penelitian ini adalah masalah kinerja pegawai
kinerja
yang masih belum sesuai harapan pimpinan,
dimaksudkan
hal ini dikarena faktor kepemimpinan yang
perusahaan
masih
Mas’ud, 2004). Menurut Waldman (1994)
cenderung
belum
mampu
sumber
daya
manusia
guna secara
tinggi
meningkatkan
keseluruhan
menggerakkan seluruh potensi sumber daya
kinerja merupakan
manusia,
mengarahkan
dengan prestasi dari apa yang diharapkan
pegawai terhadap tugas dan fungsinya dengan
dan pilihannya atau bagian syarat-syarat
baik. Disamping itu faktor mtovasi kerja juga
tugas yang ada pada masing-masing
menjadi acuan dalam pengukuran kinerja, hal
individu dalam organisasi. Sedangkan
ini karena pegawai belum menunjukkan
menurut Mangkunegara (2001) kinerja
motivasi kerja yang tinggi dalam mencapai
dapat didefinfisikan sebagai hasil kerja
tujuan organisasi. Sedangkan faktor budaya
secara kualitas dan kuantitas yang dapat
organisasi juga mendapatkan perhatian dari
dicapai oleh seseorang karyawan dalam
pimpinan, agar budaya organisasi yang ada
melaksanakan
mampu meningkatkan kinerja menjadi lebih
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
baik lagi.
Soeprihantono (1988) mengatakan bahwa
belum
mampu
gabungan
(Fuad
tugas
perilaku
sesuai
dengan
kinerja merupakan hasil pekerjaan seorang KAJIAN KEPUSTAKAAN
karyawan
Kinerja Karyawan
selama
periode
tertentu
organisasi
dibandingkan
dengan
berbagai
dipengaruhi oleh kinerja (job performance)
kemungkinan,
misalnya
standard,
karyawan, untuk itu setiap perusahaan
target/sasaran/kriteria
akan berusaha untuk meningkatkan kinerja
ditentukan terlebih dahulu dan
karyawannya
disepakati bersama.
Keberhasilan
dalam
suatu
mencapai
tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Budaya
Kinerja
merupakan
yang
hasil
telah telah
atau
tingkatan keberhasilan seseorang secara 89 -
Volume 1, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala keseluruhan selama periode tertentu dalam
manajemen.
melaksanakan tugas dibandingkan dengan
Soedjono
(2005)
menyebutkan
6
standar hasil kerja, target atau sasaran atau
(enam) kriteria yang dapat digunakan
kriteria yang telah ditentukan terlebih
untuk mengukur kinerja pegawai secara
dahulu dan telah disepakati bersama
individu
yakni:
(Rivai,
pekerjaan
yang
2004).
Lebih
lanjut
Rivai
(1)
Kualitas.
dilakukan
Hasil
mendekati
menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri
sempurna atau memenuhi tujuan yang
sendiri tapi berhubungan dengan kepuasan
diharapkan dari pekerjaan tersebut. (2)
kerja dan kompensasi, dipengaruhi oleh
Kuantitas. Jumlah yang dihasilkan atau
ketrampilan, kemampuan dan sifat – sifat
jumlah aktivitas yang dapat diselesaikan.
individu.
(3)
Dengan
kata
lain
kinerja
Ketepatan
waktu,
yaitu
dapat
ditentukan oleh kemampuan, keinginan
menyelesaikan pada waktu yang telah
dan lingkungan. Oleh karena itu agar
ditetapkan serta memaksimalkan waktu
mempunyai kinerja yang baik, seseorang
yang tersedia untuk aktivitas yang lain. (4)
harus mempunyai keinginan yang tinggi
Efektivitas. Pemanfaatan secara maksimal
untuk
sumber daya yang ada pada organisasi
mengerjakan
pekerjaannya
dan
mengetahui
serta dapat
ditingkatkan
untuk
meningkatkan
keuntungan
dan
apabila ada kesesuaian antara pekerjaan
mengurangi kerugian. (5) Kemandirian,
dan kemampuan.
yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa
Menurut Simanjuntak (2001) kinerja
bantuan guna menghindari hasil yang
dipengaruhi oleh:
merugikan. (6) Komitmen kerja, yaitu
1
Kualitas dan kemapuan pegawai.
komitmen kerja antara pegawai dengan
Yaitu hal – hal yang berhubungan
organisasinya dan (7) tanggung jawab
dengan
pegawai terhadap organisasinya.
pendidikan/pelatihan,
etos
kerja, motivasi kerja, sikap mental dan kondisi fisik pegawai. 2
Sarana pendukung, yaitu hal yang
Masalah kepemimpinan telah muncul
berhubungan dengan lingkungan kerja
bersamaan dengan dimulainya sejarah
(keselamatan kerja, kesehatan kerja,
manusia, yaitu sejak manusia menyadari
sarana produksi, teknologi) dan hal –
pentingnya
hidup
hal
mencapai
tujuan
yang
kesejahteraan
3
Kepemimpinan
berhubungan pegawai
dengan
(upah/gaji,
berkelompok bersama.
untuk Mereka
membutuhkan seseorang atau beberapa
jaminan sosial, keamanan kerja).
orang
yang
mempunyai
kelebihan-
Supra sarana, yaitu hal – hal yang
kelebihan daripada yang lain, terlepas
berhubungan dengan kebijaksanaan
dalam bentuk apa kelompok manusia itu
pemerintah dan hubungan industrial
dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri Volume 2, No.1, November 2012
- 90
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala karena
manusia
keterbatasan
selalu
dan
mempunyai
(2001) memandang kepemimpinan sebagai
kelebihan-kelebihan
sebuah proses mempengaruhi aktivitas
tertentu
suatu organisasi dalam upaya menetapkan
Menurut Yuki (2005), kepemimpinan
dan mencapai tujuan.
adalah proses untuk mempengaruhi orang
Sedangkan
Siagian
:
8)
lain, untuk memahami dan setuju dengan
menyatakan
apa yang perlu dilakukan dan bagaimana
adalah
tugas itu dilakukan secara efektif, serta
meyakinkan orang lain sehingga dapat
proses untuk memfasilitasi upaya individu
diarahkan maksimal untuk melaksanakan
dan
tugas-tugas tertentu“.
kolektif
untuk
mencapai
tujuan
bersama.
bahwa:
(2003
suatu
"Kepemimpinan
kemampuan
seseorang
Dengan demikian pimpinan adalah
Menurut kepemimpinan
Robbins
(2006),
orang-orang yang dapat mengajak orang
merupakan
kemampuan
lain untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
untuk mempengaruhi suatu kelompok ke
operasional
arah tercapainya suatu tujuan. Definisi
proyek
kepemimpinan secara luas meliputi proses
mengambil keputusan, kebijaksanaan dan
mempengaruhi dalam menentukan tujuan
memiliki konsep dan wawasan masa depan.
organisasi, memotivasi perilaku pengikut
Agar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
dapat tercapai maka pimpinan juga harus
untuk
dapat memenuhi kebutuhan karyawan
memperbaiki
kelompok
dan
budayanya. Selain
secara itu,
mempengaruhi
kepemimpinan
para
mencapai
sasaran,
khas.
material
suatu
Mereka
akan
maupun
inmaterial.
Kebutuhan inmaterial lebih bersifat pada
mengenai
hubungan individu dengan memberikan
pengikutnya,
dukungan, perhatian dan membesarkan
pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk
yang
melalui
juga
interpretasi
peristiwa-peristiwa
perusahaan
hati.
memelihara
Adapun
sifat-sifat
kepemimpinan
hubungan kerja sama dan kerja kelompok,
yang melekat pada diri karyawan yang
perolehan dukungan dan kerja sama dari
nampaknya mempunyai pengaruh terhadap
orang-orang
keberhasilan
di
luar
kelompok
atau
kepemimpinan
organisasi (Rivai, 2004). Demikian halnya
adalah, Miftah (2008 : 288).
Locander et al. (2002) menjelaskan bahwa
1.
kepemimpinan
mengandung
makna
organisasi
Kecerdasan.
Hasil
penelitian
membuktikan
bahwa
pemimpin
pemimpin mempengaruhi yang dipimpin
mempunyai tingkat kecerdasan yang
tapi hubungan antara pemimpin dengan
lebih tinggi dibandingkan dengan
yang
yang dipimpin.
dipimpin
bersifat
saling
menguntungkan kedua belah pihak. Lok 91 -
Volume 1, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2.
3.
4.
Kedewasaan dan keluasan hubungan
mengarahkan organisasi dan pemberian
sosial. Pemimpin cenderung menjadi
contoh perilaku terhadap para pengikut
matang dan mempunyai emosi yang
(anak
stabil serta mempunyai perhatian yang
Sedangkan
gaya
luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
merupakan
norma
Motivasi
dorongan
dipergunakan oleh seseorang pada saat
berprestasi. Para pemimpin secara
mencoba mempengaruhi perilaku orang
relatif mempunyai dorongan motivasi
lain atau bawahan. Pemimpin tidak dapat
yang kuat untuk berprestasi.
menggunakan gaya kepemimpinan yang
Sikap-sikap hubungan kemanusiaan.
sama
Pemimpin-pemimpin yang berhasil
namun harus disesuaikan dengan karakter-
mau
karakter tingkat kemampuan dalam tugas
diri
dan
mengakui
harga
diri
dan
kehormatan para pengikutnya dan
dalam
sebagai
proses
Mas’ud,
2004).
kepemimpinan perilaku
memimpin
Sedangkan
Menurut Rivai (2004), kepemimpinan dikatakan
(Fuad
yang
bawahannya,
setiap bawahannya.
mampu berpihak kepadanya.
juga
buah)
menurut
Manullang
(2007 : 75), Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-
organisasi,
aktivitas yang ada hubungannya dengan
mencapai tujuan mempengaruhi untuk
pekerjaan para anggota kelompok. Tiga
memperbaiki kelompok dan budayanya.
implikasi penting yang terkandung dalam
motivasi
perilaku
untuk
Adapun yang menjadi indikator dari
hal ini yaitu :
variabel
1.
Kepemimpinan itu melibatkan orang
Manullang (2007), adalah sebagai berikut:
lain
1.
baik
itu
bawahan
maupun
pengikut. 2.
menurut
Mengenal seluk beluk tabiat orang lain
Kepeminpinan pendistribusian
melibatkan kekuasaan
2.
antara
Mempunyai
kecakapan
dalam
mengorganisasi perubahan
pemimpin dan anggota kelompok
3.
Cepat mengambil satu keputusan
secara
4.
Pandai meramalkan keadaan ekonomi
seimbang,
karena
anggota
kelompok bukanlah tanpa daya. 3.
kepemimpinan
Adanya
kemampuan
pada waktu yang akan datang untuk
5.
Mempunyai sifat terbuka
menggunakan bentuk kekuasaan yang
6.
Memperhatikan,
berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai
menghargai
dan
kebutuhan bawahan
7.
Kejujuran
cara. Kepemimpinan adalah proses yang digunakan
oleh
pemimpin
untuk
Motivasi Kerja Motivasi adalah kondisi yang sangat Volume 2, No.1, November 2012
- 92
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan
Menurut
Hasibuan
:
motivasi
membantu
penggerak yang menciptakan kegairahan
lain,
memimpin
“pemberian
95)
setiap hari untuk menjalankan kehidupan, orang
adalah
(2006
sekelompok orang dan untuk mencapai
kerja
tujuan yang diinginkan (Harvey, 2006 : 5).
bekerjasama,
Motivasi berasal dari kata
berintegrasi dengan segala daya upayanya
“movere”
(latin), yang berarti mendorong atau
seseorang,
agar
daya
bekerja
mereka
mau
efektif
dan
untuk mencapai kepuasan”.
menggerakkan (Saydan 2006: 226).
Lebih lanjut Hasibuan (2006 : 96)
Motivasi merupakan semua kekuatan
mendefinisikan motivasi sebagai “suatu
yang ada dalam diri seseorang yang
kecendrungan dalam diri seorang yang
memberi daya, arah dan memelihara
meningkatkan
tingkah laku yang bersangkutan. Dalam
mengarahkan tingkah lakunya. Motivasi
kehidupan
motivasi
mencakup faktor kebutuhan emosional dan
proses
biologis, yang hanya dapat diduga dari
rangsangan
pengamatan tingkah laku”. Sedangkan
diartikan
kita
sehari-hari,
sebagai
pemberian
keseluruhan
dorongan
atau
kepada para karyawan, sehingga mereka
Saydan (2006 : 258) mengemukakan
kerja yang berasal dari faktor intern dan
menyatakan bahwa : motivasi adalah
ekstern antara lain:
keadaan dalam pribadi seseorang yang
a.
keinginan
dan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Supardi dan Anwar (2004),
mendorong
tahan
pengertian kerja.
bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa dipaksa (Saydan : 2006).
daya
individu
untuk
Kematangan Pribadi Orang
yang
bersifat
egois
dan
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
kemanja-manjaan biasanya akan kurang
mencapai tujuan tertentu. Motivasi diri
peka dalam menerima motivasi yang
seseorang akan mewujudkan suatu perilaku
diberikan sehingga agak susah untuk dapat
yang
bekerjasama dalam membuat motivasi
diarahkan
mencapai
pada
sasaran
tujuan
kepuasan.
untuk
Motivasi
kerja.
Oleh sebab itu kebiasaan yang
bukanlah yang dapat diamati tetapi adalah
dibawa sejak kecil, nilai yang dianut dan
hal yang disimpulkan karena sesuatu
sikap
perilaku yang tampak.
mempengaruhi motivasi.
Menurut Siagian (2002), menyatakan
b.
bawaan
seseorang
amat
Tingkat Pendidikan
bahwa motivasi adalah sesuatu yang
Seseorang pegawai yang mempunyai
diinginkan seseorang dari pekerjaannya
pendidikan lebih tinggi biasanya akan
pada
lebih
umumnya
adalah sesuatu yang
termotivasi
karena
ia
sudah
mempunyai arti penting bagi dirinya
mempunyai wawasan yang lebih luas
sendiri dan instansi.
dibandingkan dengan pegawai yang lebih
93 -
Volume 1, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala “ kepuasan kerja merupakan “suatu sikap
rendah pendidikannya.
umum c.
terhadap
pekerjaan
seseorang;
Keinginan dan Harapan Pribadi
selisih antara banyaknya yang
Seseorang mau bekerja keras bila ada
yakini
seharusnya
mereka
mereka
terima.”
harapan pribadi yang hendak diwujudkan
Menurut Anoraga (2005 : 125 “kepuasan
menjadi kenyataan.
kerja mencerminkan perasaan seseorang
d.
terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu
Kebutuhan Kebutuhan
biasanya
berbanding
sejajar dengan motivasi, semakin besar kebutuhan makin
seseorang
besar
untuk
pula
dipenuhi,
motivasi
yang
yang dihadapi dalam lingkungan kerja”. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli seperti yang disebutkan diatas dapat dijelaskan pada motivasi pada dasarnya
bersangkutan untuk bekerja keras.
kepuasan kerja bersifat individual, setiap
e.
individu memiliki tingkat kepuasan yang
Kelelahan dan Kebosanan Faktor
kelelahan
kebosanan
berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai
mempengaruhi gairah dan semangat kerja
yang berlaku pada dirinya. Hal ini karena
yang pada gilirannya juga mempengaruhi
adanya perbedaan pada masing-masing
motivasi.
individu tersebut. Semakin banyak aspek
f.
Kepuasan Kerja
dalam pekerjaan yang sesuai dengan
Kepuasan kerja mempunyai korelasi
keinginan individu tersebut, semakin tinggi
yang sangat kuat kepada tinggi rendahnya
pula tingkat kepuasan yang diperoleh dan
motivasi kerja seseorang. Pegawai yang
akan memperoleh tingkat kepuasan yang
puas
akan
rendah jika terjadi sebaliknya, sehingga
motivasi yang kuat dan
perilaku dari pegawai yang bersangkutan
terhadap
mempunyai
dan
pekerjaannya
comitted terhadap pekerjaannya.
Tinggi
rendahnya kepuasan tercermin dari prestasi yang
dihasilkan
kemangkiran,
pegawai,
perpindahan
akan nampak yang merupakan cerminan dari motivasi kerja pegawai itu sendiri.
tingkat pegawai,
tingkat keresahan, dan rasa stress di kalangan pegawai.
Budaya Organisasi Budaya organisasi dapat digambarkan secara khas kaitannya dengan cara orang-
Menurut Handoko (2003 : 193) bahwa
orang berpikir, yang mengarahkan kepada
kepuasan kerja (job satisfaction) adalah
bagaimana
keadaan emosional yang menyenangkan
Sebagaimana yang diungkapkan oleh para
atau tidak menyenangkan dengan mana
ahli, Schein (1998 : 77) bahwa, ”Culture
para
manifests in terms of behavior and
karyawan memandang pekerjaan
mereka. Menurut
mereka
bertindak.
espoused values that the essence of culture Robbins
(2006
:
26)
lies in the set of underlying assumptions”. Volume 2, No.1, November 2012
- 94
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sama halnya dengan Deshpande and
1.
Budaya organisasi adalah seperangkat
Webs (1999 : 90), mendefinisikan bahwa,
konstribusi nilai dari para anggota
“Organizational culture as a set of shared
organisasi
assumption
berpikir dan bertindak dalam situasi
and
understanding
about
organization functioning”. Dan secara teori tentang budaya yaitu “Culture is that shaped
is
over
time”.
dasar
untuk
tertentu. 2.
it is a complex system of norms and values that
sebagai
Budaya organisasi mempunyai dua unsur nilai : (a) terminal values yaitu
Setiap
hasil kerja seluruh anggota organisasi,
organisasi mempunyai budaya yang tidak
dan (b) instrumental values yaitu alat
tertulis
untuk mencapai sasaran dan tujuan
yang
mendefinisikan
standar-
standar perilaku yang dapat diterima dengan
baik
dan
tidak
untuk
para
organisasi. 3.
karyawan.
Budaya organisasi dapat memberi dampak positif terhadap keefektifan
Sedangkan budaya organisasi menurut
organisasi
karena
:
(a)
dapat
Peter dan Watermen (2006 : 41), Budaya
melahirkan keunggulan kompetitif,
organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-
(b)
asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan,
organisasi, dan (c) dapat memotivasi
atau dikembangkan oleh suatu kelompok
para anggota organisasi untuk bekerja
tertentu dengan maksud agar organisasi
keras mencapai tujuan organisasi.
belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalah
yang
Budaya
memperbaiki
harus
struktur
ditansformasikan
akibat
kepada para anggota melalui: (a)
adaptasi eksternal dan integrasi internal
program pendidikan dan pelatihan,
yang sudah berjalan dengan cukup baik,
dan (b) melaui cerita heroik, ritual,
sehingga, perlu diajarkan kepada anggota-
dan
anggota baru sebagai cara yang benar
diucapkan
untuk
organisasi.
memahami,
timbul
4.
dapat
memikirkan
dan
merasakan berkenaan dengan masalah-
5.
semboyan-semboyan oleh
para
yang anggota
Berbeda organisasi berbeda budaya,
masalah tersebut. Jones (2000 : 158)
karena
menjelaskan bahwa budaya organisasi
memiliki
ialah suatu bentuk acuan interaksi para
berbeda
anggota organisasi dan bentuk acuan
organisasi dan suatu organisasi hidup
interaksi dengan pihak luar.
dalam
Budaya organisasi memiliki kerangka berpikir
menurut
pendapat
Peter
dan
Watermen (2006 : 44), sebagai berikut :
para
pendiri
pandangan
hidup
mengenai
suatu
organisasi
tempat
yang
eksistensi
dan
waktu
tertentu. 6.
Budaya
organisasi
dibangun
dan
dikembangkan, dari interaksi para anggota, para manajer, para pimilik,
95 -
Volume 1, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan
luar,
maka
budaya
jawab
sosial
adalah
tanggung jawab moral pihak-pihak
pikiran, dan kepentingan pemilik,
yang
manajemen, karyawan,
organisasi.
yang
dan pihak
mempunyai
terlibat
dalam
eksistensi
hubungan
12. Tanggung jawab sosial memiliki dua
dengan organisasi yang bersangkutan.
ciri yaitu sempit dan luas; keduanya
Etika adalah nilai moral, kepercayaan,
mempunyai
dan aturan-aturan yang telah eksis
perkembangan organisasi.
pada setiap anggota organisasi (atau pada
setiap
13. Para
dampak
eksekutif
terhadap
puncak
dapat
pihak
yang
menciptakan etika organisasi dengan
terhadap
suatu
cara: (a) merancang struktur dan
organisasi tertentu) untuk dijadikan
sistem pengendalian, (b) menciptakan
dasar berpikir dan berprilaku dalam
etika budaya, dan (c) mendukung
mencapai
kepentingan grup pihak-pihak yang
berkepentingan
8.
11. Tanggung
organisasi harus memiliki perasaan,
luar
7.
pihak
sasaran
dan
tujuan
organisasi.
berkepentingan.
Hak atas harta organiasasi ialah
disebutkan dalam masyarakat industri
pemberian hak kepada para anggota
Kapitalis,
organisasi
merupakan barang dagangan.
untuk
menggunakan
tenaga
Lebih
kerja
lanjut
manusia
sumber daya organisasi. Hak atas
9.
harta itu dapat digunakan untuk
Budaya adalah bentuk jamak dari kata
mengembangkan nilai, norma, dan
budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan
sikap para anggota untuk kemajuan
rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari
organisasi.
bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk
Struktur
organisasi
melahirkan
berati budi atau akal. Kemudian pengertian ini
anggota
berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
organisasi. Prilaku yang berbeda di
segala daya dan aktivitas manusia untuk
antara
mengolah dan mengubah alam.
diantara
para
perilaku
jamak kata budi yang berarti buddhi yang
yang
berbeda
pola
yang berbeda
para
anggota
organisasi
melahirkan budaya organisasi yang beraneka warna. 10. Nilai
etika
dari
Hipotesis suatu
budaya
Ha1 :
Faktor
kepemimpinan
organisasi yang berkembang dapat
mempunyai pengaruh signifikan
menaikan kekayaan organisasi. Nilai
positif secara parsial terhadap
etika dapat membatasi kepentingan
kinerja
para anggota organisasi.
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Ha2 :
Faktor
pegawai
motivasi
administrasi
mempunyai
Volume 2, No.1, November 2012
- 96
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pengaruh
signifikan
positif
secara parsial terhadap kinerja pegawai administrasi IAIN ArRaniry Banda Aceh. Ha3 :
Faktor
organisasi
positif secara parsial terhadap pegawai
administrasi
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Ha4 :
Kepemimpinan digunakan
(x1),
oleh
Proses
pemimpin
yang untuk
mengarahkan organisasi dan pemberian
budaya
mempunyai pengaruh signifikan
kinerja
Operasional Variabel
contoh perilaku terhadap para pengikut. Motivasi (x2), Semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, arah dan memelihara tingkah laku yang bersangkutan.
Faktor kepemimpinan, motivasi dan
budaya
organisasi
mempunyai pengaruh signifikan positif
secara
(simultan)
bersama-sama
terhadap
kinerja
pegawai administrasi IAIN Ar-
Budaya asumsi
Organisasi
dan
mendasar,
(x3),
pola-pola yang
Asumsi-
makna
dianggap
yang sudah
selayaknya dianut dan dimanifestasikan oleh semua pihak yang berpartisipasi dalam organisasi.
Raniry Banda Aceh.
Kinerja Pegawai (Y), Hasil atau METODE PENELITIAN
tingkatan keberhasilan seseorang secara
Lokasi dan Objek Penelitian
keseluruhan selama periode tertentu dalam
Penelitian
ini
dilakukan
pada
lingkungan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja.
Objek penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan, organisasi
motivasi
terhadap
dan
kinerja
budaya pegawai
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
HASIL PEMBAHASAN
Analisis
Pengaruh
Motivasi
dan
Kepemimpinan,
Budaya
organisasi
Terhadap Kinerja pegawai Populasi dan Sampel
Seperti
yang
dikemukakan
pada
Populasi dalam penelitian ini adalah
perumusan
seluruh pegawai administrasi IAIN Ar-
penelitian,
Raniry Banda Aceh yaitu sebanyak 314
menganalisis pengaruh kepemimpinan (X1),
orang. Pengambilan sampel dilakukan
motivasi (X2) dan budaya organisasi (X3)
dengan teknik Stratified Random Sampling
sebagai
terhadap
variabel)
314 pegawai dengan jumlah
sampel sebanyak 176 orang.
masalah maka
dan
hipotesis
penelitian
variabel terhadap
bebas
ini
akan
(independen
kinerja
pegawai
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh sebagai
variabel
terikat
(dependent
variabel) baik secara simultan maupun 97 -
Volume 1, No. 1, November 2012
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala parsial.
pimpinan, maka secara relatif akan
Dari tabel diatas dapat jelaskan analisis
diperoleh
persamaan
regresi
dapat meningkatkan kinerja pegawai .
Koefisien regresi budaya organisasi
berganda sebagai berikut.
(X3) sebesar 0,106. Artinya setiap
Y = 2,255 + 0,189X1 + 0,154X2 + 0,106X3 ... (1)
100% peningkatan/perbaikan, dalam
Koefisien Regresi (β): Konstanta sebesar 2,255. Artinya jika
variabel budaya organisasi, maka
faktor-faktor
relatif
kinerja pegawai
(X3),
akan
meningkatkan
administrasi IAIN
konstan,
maka
Ar-Raniry Banda Aceh sebesar 10,6%,
pegawai
adalah
jadi dengan adanya budaya organisasi
2,255 pada satuan skala likert atau
akan dapat meningkatkan kinerja
kinerja pegawai
pegawai.
dianggap
Ar-Raniry
secara
(X1),
motivasi (X2) dan budaya organisasi besarnya
kepemimpinan
kinerja
administrasi IAIN
Banda
Aceh
masih
dikatakan rendah, hal ini apabila
Berdasarkan hasil analisis di atas
Kepemimpinan , motivasi dan budaya
dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel
organisasi tidak mengalami perubahan
yang
atau bersifat tetap.
Kepemimpinan (X1) mempunyai pengaruh
Koefisien regresi Kepemimpinan (X1)
dominan terhadap kinerja pegawai, dengan
sebesar 0,189. Artinya bahwa setiap
nilai koefisien sebesar 0,189, kemudian
100% peningkatan/perbaikan, dalam
diikuti oleh variabel motivasi (X2) yang
variabel kepemimpinan, maka secara
yang dilakukan oleh pimpinan dengan nilai
relatif akan meningkatkan kinerja
koefisien sebesar 0,154 dan variabel
pegawai administrasi IAIN Ar-Raniry
budaya
Banda Aceh sebesar 18,9%, dengan
koefisien
demikian
menunjukkan
semakin
baik
diteliti,
organisasi
merupakan
meningkatkan kinerja pegawai.
mempengaruhi
regresi
motivasi
(X2)
(X3)
sebesar
kepemimpinan, maka akan semakin
Koefisien
ternyata
melakukan
dengan
0,106,
bahwa faktor orang sesuatu
variabel
nilai
hal
ini
kepemimpinan yang
dapat
lain
untuk
dan
dapat
sebesar 0,154. Artinya setiap 100%
menggerakkan seluruh potensi sumber
peningkatan/perbaikan,
daya
dalam
dalam
variabel motivasi, maka secara relatif
diharapkan.
akan meningkatkan kinerja pegawai
mencapai
kinerja
yang
Koefisien korelasi (R) = 0,863 yang
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda
menunjukkan
Aceh sebesar 15,4%, jadi dengan
hubungan
adanya motivasi yang dilakukan oleh
dengan variabel terikat sebesar 86,3%.
antara
bahwa variabel
Volume 2, No.1, November 2012
derajat bebas
- 98
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Artinya kinerja pegawai sangat erat
hipotesis alternatif dan menolak hipotesis
hubungannya
faktor
nol, artinya bahwa variabel kepemimpinan
kepemimpinan (X1), motivasi (X2),
(X1), motivasi (X2) dan budaya organisasi
budaya
Artinya
(X3), secara bersama-sama berpengaruh
variabel yang diteliti mempunyai
secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
dengan
organisasi
hubungan
(X3).
yang
peningkatan
erat
terhadap
kinerja
pegawai
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda
Hasil Uji-t (Secara Parsial)
Hasil penelitian terhadap variabel
Aceh.
kepemimpinan diperoleh thitung sebesar
Koefisien Determinasi (R²) sebesar
10,731, sedangkan ttabel sebesar 1,973,
0,745.
74,5%
hasil perhitungan ini menunjukkan
perubahan-perubahan kinerja pegawai
bahwa thitung > ttabel dengan signifikansi
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda
sebesar 1% atau probabilitas jauh di
Aceh
bawah = 5%. Dengan demikian
Artinya
sebesar
dapat
dijelaskan
oleh
perubahan-perubahan dalam faktor
hasil
kepemimpinan (X1), motivasi (X2),
menunjukkan bahwa secara parsial
budaya organisasi (X3). Sedangkan
variabel kepemimpinan berpengaruh
selebihnya
25,5%
secara signifikan terhadap kinerja
dijelaskan oleh faktor-faktor variabel
pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
yaitu
sebesar
lain diluar daripada penelitian ini.
perhitungan
statistik
Hasil penelitian terhadap variabel
Faktor lain yang diprediksi bisa
motivasi
mempengaruhi
pegawai
10,477, sedangkan ttabel sebesar 1,973,
kinerja
diperoleh
thitung
sebesar
diantaranya
adalah
kompensasi,
hasil perhitungan ini menunjukkan
pendidikan
dan
pelatihan,
bahwa thitung > ttabel, dengan tingkat
pengembangan lingkungan
karir organisasi
maupun
signifikansi
sebesar
1%
atau
probabilitas jauh di bawah = 5%.
yang
mendukung.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
statistik menunjukkan bahwa secara Hasil
simultan
parsial variabel motivasi berpengaruh
167,938,
secara signifikan terhadap kinerja
sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi
pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
diperoleh
pengujian Fhitung
secara sebesar
=5 % adalah sebesar 2,657. Hal ini
Hasil penelitian terhadap variabel
memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel,
budaya organisasi diperoleh thitung
dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan
sebesar 4,993 sedangkan ttabel sebesar
demikian hasil perhitungan ini dapat di
1,973,
ambil suatu keputusan bahwa menerima
menunjukkan bahwa thitung > ttabel,
99 -
Volume 1, No. 1, November 2012
hasil
perhitungan
ini
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dengan tingkat signifikansi sebesar
1.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai
1% atau probabilitas jauh di bawah β
administrasi maka pihak pimpinan
= 5%. Berdasarkan hasil perhitungan
dari masing-masing Fakultas dan Biro
statistik menunjukkan bahwa secara
IAIN Ar-Raniry harus benar-benar
parsial variabel budaya organisasi
menerapkan
berpengaruh
dapat menggerakkan seluruh potensi
secara
signifikan
terhadap kinerja pegawai IAIN ArRaniry Banda Aceh.
kepemimpinan
yang
sumber daya manusia yang ada. 2.
Motivasi kerja pegawai perlu lebih ditingkatkan lagi, agar pegawai dapat
KESIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan
Kesimpulan 1.
kinerja
yang
diharapkan oleh pimpinan.
Hasil penelitian baik secara simultan maupun secara parsial menunjukkan variabel kepemimpinan, motivasi dan budaya
organisasi,
mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
kinerja
pegawai
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda
Budaya organisasi di lingkungan IAIN Ar-Raniry perlu terus dibina, karena adanya perbedaan karakter dan kebiasaan-kebiasan dari masing-masing pegawai, sehingga dapat berimplikasi terhadap pencapaian kinerja yang lebih baik.
Aceh. 2.
Hasil penelitian berdasarkan koefisien
DAFTAR KEPUSTAKAAN
korelasi terdapat hubungan yang kuat
Allen, 2006. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE. As’ad, M., 2001. Psikologi Industri. Yogyakarta: BPFE. Dessler, G., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia (Terj.). Jakarta: PT. Indeks. Ermayanti, 2001. Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Kerja Organisasi Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Negeri Medan. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Erry, T.H., 2006. Strategi Pengembangan Karir, Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Anggota Polri. Jurnal Manajemen, Vol 2 Hal 75. Felica, D.W., 2006. Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan Dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus: PT. Bank Maspion Indonesia Cabang Semarang) Tesis. Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Fuad, M., 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan.
antara kepemimpinan, motivasi dan budaya
organisasi
peningkatan
terhadap
kinerja
pegawai
administrasi IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. 3.
Sedangkan variabel dominan yang berpengaruh
terhadap
peningkatan
kinerja pegawai administrasi IAIN ArRaniry
Banda
Aceh
adalah
kepemimpinan, hal ini karena variabel kepemimpinan dapat menggerakkan seluruh potensi sumber daya menjadi lebih efektif
Saran
Volume 2, No.1, November 2012
- 100
Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Jakarta: CV. Rajawali. Flippo, E. B., 2003. Manajemen Personalia. (Penerjemah : Moh. Mas'ud). Jakarta: Erlangga. Gibson, Ivannenich, dan Donnelly, 2003. Organisasi. Jakarta: Erlangga. Handoko, T. H., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Kamus Bahasa Indonesia, 1995. Jakarta: Balai Pustaka Indonesia. Manullang, 2007. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mathis, Robert L, Jackson, John H, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Miftah, T., 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo. Nawawi, dan Hadari, 2005. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Ghalia Indonesia. Nur Ismi, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan Ukm Provinsi Aceh. Tesis. Program Magister Manajemen USK. Peter dan Watermen, 2006. Culture Organization. Jakarta: Rineka Cipta. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad Husnan, 2007. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM (BPFE). Rivai, V., 2007. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Robbins, S. P., 2007. Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta. Santoso, S., 2001. SPSS Versi 10,01, Mengolah
101 -
Volume 1, No. 1, November 2012
Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Saydan, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Siagian, S.P., 2003. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sinungan, 2003. Budaya Produktif. Jakarta: Rajawali Grafindo. Soeprihantono, 2008. Kinerja Karyawan. Jakarta: Rineka Cipta. Soedjono, 2008. Pengukuran Kinerja Karyawan. Jakarta: Rineka Cipta. Strauss dan Sayles, 2006. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo. Thomson, 2001. Manajemen. Jakarta: PT. Prenhallindo. Vera dan Mahyuddin, 2005. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta, Jurnal Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surabaya. Ndraha, T., 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Bandung: Rosdakarya. Wahjisumidjo, 2002. Kepemimpian dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Winardi, 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam No. 18 Tahun 2008, Tentang Susunan Organisasi Pemerintah Aceh.