PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DESA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN KIRMIR JALAN DI DESA NEGLASARI KECAMATAN BANJAR KOTA BANJAR TEZA LESMANA e-mail:
[email protected] NPM: 3506120187 Ilmu Pemerintahan STISIP BINA PUTERA BANJAR ABSTRAK Judul penelitian ini adalah : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kepemimpinan kepala Desa terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Desa terhadap peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Jenis penelitian merupakan penelitian tingkat eksplansi, yaitu dengan melakukan pengumpulan data, penyusunan, menjelaskan dan menganalisanya. Analisis yang digunakan dengan teknik pendekatan asosiatif/hubungan. Teknik penelitian menggunakan penelitian lapangan (observasi dan pemberian angket), penelitian kepustakaan dan studi dokumentasi. Jumlah sampel 68 orang responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan analisis koefisien korelasi dengan tingkat pengukuran skala ordinal. Hasil penelitian diketahui kepemimpinan Kepala Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar mencapai 69,23% dan berada pada kategori cukup. Kemudian partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar mencapai 65,44% dan berada pada kategori cukup, hasil analisis statistik yeng menggunakan koefisien korelasi Product Moment (r) dapat diketahui besarnya adalah 0,302 yang menunjukan bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan yang rendah terhadapa partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Kata Kunci
: Kepemimpinan Kepala Desa, Partisipasi Masyarakat, Kirmir Jalan di Desa Neglasari
ABSTRACT The title of this research is: Effects of Leadership Village Head Against Public Participation in developmentof street retaining wall in Neglasarivillage, Banjar sub-district, Banjar city. The problem of this research is how the leadership of village head to public participationin development of street retaining wall in Neglasari village, Banjar sub-district, Banjar city The purpose of this study to determine how much influence the leadership of Village Head to increase public participation indevelopment of street retaining wall in Neglasari village, Banjar sub-district, Banjar city. This type of research is an explanation level research, by performing collecting data, compilation, describe and analyze it.The analysis used with technique of associative approach / relationship.Technique studies using field research (observation and giving questionnaire), library research and documentation. Number of sample 68 people respondents. The sampling technique using simple random sampling. Data analysis using quantitative analysis and correlation coefficient analysis with level ordinal scale of measurement. The survey results revealed the leadership of Neglasari village head, Banjar sub-district, Banjar cityreached 69.23% and in the category enough. Then public participation in development of street retaining wall in Neglasari village, Banjar sub-district, Banjar cityreached 65.44% and in the category enough results of statistical analysis that uses the correlation coefficient Product Moment (r) can be determined magnitude is 0.302 which shows that the leadership has a low correlation to the public participation in development of street retaining wall in Neglasari village, Banjar sub-district, Banjar city. It can be concluded that there influence of leadership style village head against public participation in development of street retaining wall in Neglasari village, Banjar sub-district, Banjar city. Keywords : Leadership Village Head, Public Participation, Street Retaining Wall in NeglasariVillage
PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemerintahan Desa diakui secara mutlak sebagaimana ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan bahwa Desa memiliki kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan skala lokal Desa. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas: a. Sistem organisasi masyarakat adat; b. Pembinaan kelembagaan masyarakat; c. Pembinaan lembaga dan hukum adat; d. Pengelolaan tanah kas Desa; dan e. Pengembangan peran masyarakat Desa. Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud paling sedikit terdiri atas kewenangan: a. Pengelolaan tambatan perahu; b. Pengelolaan pasar desa; c. Pengelolaan tempat pemandian umum; d. Pengelolaan jaringan irigasi; e. Pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat desa; f. Pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan terpadu; g. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar; h. Pengelolaan perpustakaan desa dan taman bacaan; i. Pengelolaan embung desa; j. Pengelolaan air minum berskala desa; dan k. Pembuatan jalan desa antarpermukiman ke wilayah pertanian. Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa dalam pelaksanaannya terbagi menjadi empat bidang yaitu: a. Bidang penyelenggaran pemerintahan Desa; b. Bidang pelaksanaan pembangunan; c. Bidang pembinaan kemasyarakatan; d. Bidang pemberdayaan masyarakat; Penyelenggaran pemerintahan desa mengarah pada buttom up bukan lagi top down, dengan kata lain berprinsip Desa membangun bukan membangun Desa. Masyarakat mempunyai hak menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggung jawab tentang kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Selain mempunyai hak masyarakat
mempunyai kewajiban : membangun diri dan memelihara lingkungan Desa, mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa yang baik, mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram di Desa, memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan, permufakatan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan di Desa serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di Desa. Perkembangan suatu Desa akan mempunyai dampak yang luas ke berbagai sisi kehidupan, salah satunya adalah meningkatkan jumlah penduduk baik dari faktor alami maupun faktor migrasi membawa kosekuensi terhadap peningkatan kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana penunjang Desa tersebut. Prasana kirmir jalan merupakan sebagain dari aspek fisik lingkungan yang dapat menentukan kualitas pemukiman dengan keterbatasan sumber daya masyarakat serta minimnya pendapatan masyarakat, tentunya sulit bagi masyarakat di lingkungan tersebut untuk dapat memenuhi sendiri pengadaan/penyediaan prasarana lingkungan yang memadai. Pembangunan kirmir jalan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar dalam rencana pelaksanaannya mengikutsertakan masyarakat. Namun kenyataan yang terjadi, partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan masih rendah, seperti dalam pembangunan kirmir jalan sepanjang 2.667 m yang terbagi di empat dusun yaitu, di Dusun Cipariuk sepanjang 750 m, Dusun Cilengkong sepanjang 630 m, Dusun Warungbuah sepanjang 675 m, dan Dusun Cikapundung sepanjang 612 m. Berdasarkan pengamatan peneliti terdapat beberapa permasalahan yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat yaitu: 1. Mulai muculnya budaya individualisme dan materialisme yang berkembang di masyarakat. 2. Kurangnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya gotong royong, sehingga pembangunan jalan tersebut lambat untuk diselesaikan, hal ini menunjukan bahwa kurangnya kepedulian dan sikap apatis masyarakat. Dari uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menetapkan SRIPSI dengan judul : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar”. RUMUSAN MASALAH Berdasarakan uraian latar belakang diatas, selanjutnya untuk rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar? 2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar? 3. Berapa besar pengaruh Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan kirmir jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar?
TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan tumbuh secara alami diantara orang-orang yang dihimpun untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu kelompok atau organisasi. Beberapa dari anggota kelompok akan memimpin, sedangkan sebagian besar anggota kelompok akan mengikutinya. Kebanyakan orang menginginkan seseorang untuk menentukan hal-hal yang perlu dikerjakan dan cara mengerjakannya, diberi motivasi dan bimbingan dalam melaksanakan kegiatannya tidak mau mengerjakan apabila tidak ada yang memimpinnya. Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dalam esensinya, kepemimpinan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan dan melalui orang-orang. Ada beberapa definisi mengenai kepemimpinan yang dikemukakan beberapa ahli, diantaranya sebagai berikut : Hasibuan (2007 :170) mengemukakan pendapatnya: Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas tersebut dapat dilakukan secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Kaloh (2003 :10) mengemukakan dalam tiga pengertian, sebagai berikut: 1. Kepemimpinan adalah sesuatu yang semestinya melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). 2. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang terkait dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. 3. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antar pemimpin, bawahan dan situasi. Sedangkan menurut Yukl dalam Pasolong (2013 :4) mengatakan bahwa: Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi, yang mempengaruhi interprestasi mengenai pristiwa-peristiwa bagi para pengikut, pilihan dari saran-saran bagi kelompok atau birokrasi, pengorganisasian dari aktivitasaktivitas kerja untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, motivasi dari para pengikut untuk mencapai sasaran, pemeliharaan hubungan kerja sama dan teamwork, serta perolehan dukungan dan kerja sama dari orang-orang berbeda diluar kelompok atau birokrasi. Permasalahan yang terus berkembang dalam kepemimpinan adalah mengenai gaya kepemimpinan, bagaimanakah gaya yang efektif untuk dapat diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap bawahannya, dengan kata lain apa yang membuat seorang pemimpin untuk dapat menjadi sukses. Dalam hal ini beberapa teori yang dikemukakan ahli manajemen mengenai gaya kepemimpinan terus dilaksanakan. Pemimpin dalam suatu organisasi memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda-beda. Masing-masing gaya kepemimpinan dapat dipastikan mengakibatkan dampak yang berbeda kepada para bawahannya. Namun, yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin adalah gaya kepemimpinan harus dapat memajukan organisasi yang dipimpinnya, bukan sebaliknya. Hasibuan (2008 :170) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan otoriter Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan, atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang, pengambilan kebijakan dan hanya ditetapkan sendiri oleh pimpinan, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Falsafah pemimpin ialah “bawahan adalah untuk pimpinan/atasan”. Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. 2. Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasi yang artinya upaya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar manusia dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak, menciptakan kerja sama yang serasi, membutuhkan loyalitas dan partisipasi bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin ialah “pemimpin adalah untuk bawahan”. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide dan pertimbangan-pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan mepertimbangkan saran atau ide yang diberikan bawahannya. Hal ini mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. 3. Kepemimpinan Delegasi Kepemimpinan delegasi apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijakan dengan bebas dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dengan mengerjakan pekerjaannya sepenuhnya diserahkan kepada bawhan. Di sini pimpinan menyerahkan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti pimpinan menginginkan agar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Partisipasi Pengertian Partisipasi Masayarakat berharap agar prakarsanya dibimbing dan dibantu serta aspirasinya diserap. Apabila hal ini dapat terwujud maka semangat masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan akan semakin baik. Keikutsertaan masyarakat dalam proses perencanaan, pengendalian dan pemeliharaan serta pengembangan hasil-hasil pembangunan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari setiap pembangunan. Sehubungan pentingnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, menurut pendapat Soetrisno (1955 :208) mengemukakan : Pertama, bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan bukanlah mobilitas rakyat dalam pembangunan. Partisipasi rakyat dalam pembangunan adalah kerjasama antara rakyat dan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan membiayai pembangunan. Kedua, ntuk mengembangkan dan melembagakan partisipasi rakyat dalam pembangunan harus diciptakan suatu perubahan dalam presepsi pemerintahan terhadap pembangunan, pembangunan haruslah dianggap sebagai suatu kewajiban moral dari seluruh bangsa ini bukan suatu ideologi baru yang harus diamankan. Ketiga, untuk membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan sikap toleransi dari aparat pemerintah terhadap kritik, pikiran alternatif yang muncul dalam masyarakat sebagai akibat dari dinamika pembangunan itu sendiri, karena kritik atau pikiran alternatif itu merupakan suatu bentuk dari partisipasi rakyat dalam pembangunan. Pemerintah dan aparatnya harus menghargai anak bangsa Indonesia yang mau menunjukan sendiri mungkin kesalahan yang dilakukan pemerintah dan aparatnya dalam pelaksanaan pembangunan, bukan justru merendahkannya sebelum kesalahan itu menumbuhkan masalah baru yang menghambat bagi pembangunan itu sendiri. Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi bila dilihat dari asal katanya partisipasi berasal dari kata bahasa inggris “participation” yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan. Selanjutnya menurut Sumaryadi (2010: 46) bahwa partisipasi berarti Peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikran, tenaga, waktu, keahlian, modal atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Literatur klasik menunjukan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi program pembangunan. Akan tetapi makna substantif yang terkandung dalam nilai-nilai partisipasi itu adalah voice, access dan control. Pengertian dari masing masing nilai tersebut menurut Juliantara (2006: 90-91) dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Voice (suara) Maksudnya adalah hak dan tindakan warga masyarakat dalam menyampaikan aspirasi, gagasan, kebutuhan, kepentingan dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun kebijakan pemerintah. 2. Access (akses) Maksudnya adalah mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif mengelola barang-barang publik, termasuk di dalamnya akses warga terhadap pelayanan publik. 3. Control (kontrol)
Maksudnya adalah bagaimana masyarakat mau dan mampu terlibat untuk selalu mengawasi jalannya tugas-tugas pemerintah. Sehingga nantinya akan terbentuk suatu pemerintahan yang transparan, akuntabel dan responsif terhadap berbagai kebutuhan masyarakatnya. Pembangunan Kirmir Jalan Pembangunan ialah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan terhadap tujuan politiknya, kemudian memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. Mengenai pembangunan Todaro (2005: 18) menyatakan bahwa: “pembangunan bukan hanya fenomena semata, namun pada akhirnya pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembangunan idealnya dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak, yang melibatkan masalah pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem ekonomi dan sosial”. Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas komponen-komponen ekonomi maupun non ekonomi. Berbagai pembangunan yang dilakukan pada akhirnya menempatkan keberadaan jalan sebagai suatu yang penting karena dapat menghidupkan berbagai aktivitas ekonomi di daerah-daerah yang menjadi jalur perlintasan tersebut. Jalan menjadi pembuka peluang bagi kemajuan dan tumbuhnya berbagai kegiatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Pasal 1 : Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berbeda pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Kirmir jalan merupakan slaha satu pelengkap dan perlengkapan jalan yang diadakan dengan tujuan untuk penataan keindahan dan kenyamanan lingkungan. Pembangunan kirmir tersebut sangat diperlukan untuk mengutuhkan badan jalan yang labil, mendukung kelancaran sarana transportasi, penataan lingkungan, memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarkat, sehingga mempermudah kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang akan diteliti. Dasar penelitian ini adalah survey, yaitu pembagian kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaanpertanyaan mengenai hal yang berhubungan dengan penelitian.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar. Kondisi umum Desa Neglasari memiliki luas wilayah 137,86 ha, yang terdiri dari luas pemukiman 18,60 ha, luas pesawahan 84,20 ha, luas kuburan 17,36 ha, perkantoran 0,80 ha, dan luas prasarana umum lainnya 15,10 ha. Dibagi menjadi 4 (empat) dusun, yaitu dusun Warungbuah, Dusun Cipariuk, Dusun Cilengkong, dan Dusun Cikapundung. Dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara : Desa/Kel Balokang Sebelah selatan : Desa/Kel pasir Nagara Sebelah timur : Desa/Kel Banjar Sebelah barat : Desa/Kel Situbatu Keadaan wilayah Desa Neglasari secara umum merupakan desa dengan tofografinya bervariasi mulai dari pedataran yang landai, berbukit, sampai dataran tinggi. Desa Neglasari mempunyai ketinggian 132,00 meter di atas permukaan air laut. Visi dan Misi Desa Neglasari Penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan Visi dan Misi yang tertuang dalam RPJM Desa. Visi dan Misi tersebut merupakan janji Kepala Desa pada saat mencalonkan diri menjadi calon Kepala Desa. Visi dan Misi yang dijabarkan dalam RPJM Desa disusun dan ditretapkan paling lambat 3 bulan terhitung sejak tanggal pelantikan Kepala Desa. Dengan penyusunannya melibatkan pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan Unsur Masyarakat Desa Neglasari melalui musyawarah Desa. Visi dan Misi pemerintah Desa harus sinergis/selaras dengan Visi dan Misi pemerintah Kota. Adapun Visi dan Misi Desa Neglasari adalah sebagai berikut: a. Visi “DENGAN IMAN DAN TAQWA KITA WUJUDKAN MASYARAKAT DESA NEGLASARI YANG AGAMIS, MANDIRI DAN SEJAHTERA” b. Misi Untuk mewujudkan Visi tersebut diperlukan suatu upaya dalam mencapai tujuan Visi yang selanjutnya disebut Misi. Adapaun Misi Desa Neglasari yaitu: a. Menunjukan pelayanan yang profesional melalui peningkatan tata kelola pemerintahan desa yang responsif, akuntabel dan transparan. b. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang dinamis dan damai c. Meningkatkan potensi dan daya dukung lingkungan untuk menciptakan peluang usaha. d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan hijau partisipatif e. Meningkatkan dan memperluas jaringan kerjasama pemerintah dan non pemerintah.
Teknik Penentuan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah setiap orang yang berada di sekitar pelaksanaan pembangunan kirmir jalan Desa yaitu sebanyak 216 orang. Sampel Sampel menurut Sugiyono (2012: 81) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki setiap populasi tersebut”. Pada penelitian ini peneliti menetapkan sampel yang diambil secara probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan responden diambil secara simple random sampling dengan menggunakan rumus Slovin ( dalam Sujana, 2005: 122) sebagai berikut: N 𝑛 = N (𝑑2 )+1 Keterangan : n = Besarnya Ukuran Sampel N = Besarnya Populasi d = Presisi yang diinginkan Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari jumlah populasi dengan menetapkan presisi 10%, sehingga sampel yang diambil dapat diketahui melalui hasil perhitungan sebagai berikut: 216 𝑛 = 216 (0,12 )+1 𝑛 =
216 3,16
= 68
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka sampel minimal yang diambil dalam penelitian ini adalah 68 orang responden. Teknik Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Data Setelah data yang diperlukan diperoleh, data tersebut dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan diinter-prestasikan. Sebelum melakukan analisis data, perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner penelitian. Validitas Instrumen Penelitian Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur ini mengukur apa yang akan aiukur. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhidin dan Abdurrahman (2007: 30) yang menyatakan bahwa : “Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur”. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masing-masing pernyataan melalui total skor dengan menggunakan Pearson Product Moment. Prosedur validitas yaitu membandingkan thitung dengan tabel yaitu angka kritik tabel
korelasi pada derajat kebebasan (df = n-2) dengan tariff signifikan α = 10% menurut Muhidin dan Abdurrahman (2007: 47), untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika thitung lebih besar (>) dari nilai ttabel, maka item angket dinyatakan valid dan dapet dipergunakan. 2. Jika thitung lebih kecil (<) dari nilai ttable, maka item angket dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan. 3. Nilai ttabel dilihat pada α = 10% dan df = n-2. Untuk mempermudah perhitungan, uji validitas akan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 23.0. Reliabilitas Instrumen Penelitian Menurut Muhidin dan Abdurrahman (2007: 37) mengungkapkan teorinya sebagai berikut: Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten, cermat, dan akurat. Jadi uji reliabilitas instrument dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk mempermudah perhitungan ini maka dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 23.0. menurut Muhidin dan Abdurrahman (2007: 47), untuk menafsirkan hasil uji reliabilitas, kriteria yang digunakan adalah: 1. Jika α lebih besar (>) dari nilai tabel, maka angket dinyatakan reliable. 2. Jika α lebih kecil (<) dari nilai r tabel, maka angket dinyatakan tidak reliabel. 3. Nilai r tabel dilihat pada α = 10% dan df = n-2. Teknik Statistik Menentukan Distribusi Frekuensi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknis analisis kuantitatif yaitu melalui distribusi frekuensi yang kemudian hasil tabulasi dan diinter-prestasikan dengan menggunakan interval kelas sebagai berikut (Sujana, 2011: 99). 1. Menentukan banyaknya kelas/kategori penilaian, banyaknya kelas ditentukan menjadi lima : selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah, dan tidak pernah. 2. Menentukan skor tertinggi = jumlah sampel x skor tertinggi, dimana skor tertinggi diperoleh dari skor jawaban. 3. Menentukan sekor terendah = jumlah sampel x skor terkecil, dimana skor terkecil diperoleh dari skor jawaban. 4. Menentukan interval kelas. Berdasarkan langkah-langkah di atas maka dapat diketahui hasil penilaian setiap variabel sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) Sifat Kepemimpinan
Skor Tertinggi = 68 x 5 = 340 Skor Terendah = 68 x 1 = 68 340 − 68 NJI = 5 = 54,4 Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti gambar berikut :
68
TP
HTP
KK
SR
SL
122,4
176,8
231,2
284,6
340
INTERVAL KELAS VARIABEL X SIFAT KEPEMIMPINAN KEPALA DESA NEGLASARI 2. Variabel Terikat (Y) Partisipasi Masyarakat Skor Tertinggi = 68 x 5 = 340 Skor Terendah = 68 x 1 = 68 Jika digambarkan dalam bentuk interval kelas akan tampak seperti gambar berikut: TP HTP KK SR SL
68
122,4
176,8
231,2
284,6
340
INTERVAL KELAS VARIABEL Y PARTISIPASI MASYARAKAT Selanjutnya untuk mengukur presentase dalam distribusi frekuensi, total skor dari masing-masing item pertanyaan dapat dipersentasekan dengan perhitungan sebagai berikut: Total Skor --------------- x 100 Skor Ideal Keterangan : Total Skor = Skor Total Variabel Skor Ideal = Skor Maksimal Variabel Uji Koefisiensi Korelasi Penelitian menggunakan korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari hubungan dan memberikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio dan sumber data dari dua variabel
atau lebih adalah sama dan dibantu dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 23.0. teknik Prodect Moment ini dikemukakan oleh Sugiyono (2011 :183) sebagai berikut: ∑ 𝑥𝑦 𝑥= √(∑ 𝑥 2 ). (∑ 𝑦 2 ) Keterangan : rxy = Koefisiensi Product Moment ∑ 𝑥2 = (xi - 𝑥̅ )2 ∑ 𝑦2 = (xi - 𝑦̅)2 ∑ 𝑥𝑦 = Jumlah Hasil x dan y Analisis Uji Determinasi Analisis koefisien determinasi adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh antara Variabel X terhadap Variabel Y. Menurut Sudjana (2001: 369) dapat ditemukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kd = (r2) x 100% Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi r = Product Momen Kemudian dibantu menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 23.0. Uji Signifikan (Uji t) Untuk merancang uji hipotesis dengan Uji t, teknik pengujian hipotesis yang digunakan yaitu: 𝒏 − 𝟐 𝒕=√ 𝟏 − 𝒓𝟐 Keterangan : t = thitung r = Nilai Korelasi n = Jumlah Sampel Berdasarkan hasil perhitungan Uji t tersebut, maka ketentuannya adalah sebagai berikut: 1. Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak, dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y 2. Jika thitung< ttabel maka Ho diterima, dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y HASIL PENELITIAN Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Purwaharja Kota Banjar, diperoleh total skor sebesar 1.648 dan selanjutnya dicari rata-rata dengan perhitungan sebagai berikut:
Total Skor
Rata-rata = Jumlah Item Variabel X 1648
= 7 = 235,4 Jika dipersentasekan: Skor Rata − rata Variabel Bebas (x) = x 100 % Skor Ideal 235,4 = x 100 % 340 69,23 % Dengan demikian didapat hasil perhitungan bahwa Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar secara keseluruhan variabel X mendapat skor rata-rata 235,4 sehingga dipersentasekan secara keseluruh didapat 69,2% dari yang diharapkan dan termasuk pada kategori cukup. Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, diperoleh total skor sebesar 1.558 dan selanjutnya dicari rata-rata dengan perhitungan sebagai berikut: Total Skor
Rata-rata = Jumlah Item Variabel Y 1558
= 7 = 222,5 Jika dipersentasekan: Skor Rata − rata Variabel Terikat (Y) = x 100 % Skor Ideal 222,5 = x 100 % 340 65,44 % Dengan demikian tingkat Kualitas Pelayanan Pembuatan Akta Nikah di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar mendapat skor rata-rata 222,5 jika dipersentasekan menjadi 65,44% dari yang diharapkan dan termasuk pada kategori cukup. Pembahasan di atas adalah pembahasan dan analisis peneliti mengenai variabel (X) dan variabel (Y), selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah ke 3 (tiga) yaitu berapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, maka dipakai rumus korelasi product moment. Untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel, maka dilakukan uji statistik parametrik dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product moment (r) sebagai berikut:
∑ 𝐱𝐲
rxy =
√(∑ 𝐱 𝟐 )(∑ 𝐱 𝟐 )
Diketahui: ∑xy : 121,412 ∑x2 : 512,235 2 ∑y : 313,471 ∑ 𝐱𝐲
rxy = rxy =
√(∑ 𝐱 𝟐 )(∑ 𝐱 𝟐 ) 121,412 √(512,235)(313,471)
rxy = 0,302 Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh antara Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, dapat dihitung dengan menghitung besarnya koefisien determinasi dengan cara sebagai berikut: KD = (r)2 x 100 % = (0,302)² x 100 % = 0,0912 x 100 = 9,12 % Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar sebesar 9,12% sedangkan sisanya 90,88% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti (Epsilon) misalnya pengawasan, koordinasi, dan kebijakan yang menyebabkan kurang maksimalnya partisipasi masyarakat. Dalam menjawab hipotesis yang peneliti ajukan, maka peneliti membandingkan antara Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, dengan perhitungan sebagai berikut: t= t= t= t=
𝑟√𝑛−2 √1−𝑟² 0,302√68 − 2 √1− (0,302)² 0,471√66 √1− (0,302)² 0,302 𝑥 8,124 0,908
t = 2,702 Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel yang ada di lampiran. Tingkat signifikansi 5% uji dua sisi dan df = n – 2 = 66, maka diperoleh t tabel = 1,996. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa t hitung = 2,702 lebih besar dari t tabel, maka Ha diterima atau signifikan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: “Terdapat Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa
Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar”, dapat diterima. PENUTUP Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian kemudian mengolah data dan membahasnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi mengenai Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan ditemukan data bahwa rekapitulasi hasil jawaban responden mengenai Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, diperoleh total skor rata-rata sebesar 235,4 sehingga dipersentasekan secara keseluruh didapat 69,23%. Nilai tersebut berdasarkan kategori kuat lemahnya tingkatan variabel berada diantara 50% sampai dengan 75% termasuk dalam kategori cukup dan pelaksanaan kepemimpinan tersebut berjalan dengan lancar. 2. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan ditemukan data bahwa rekapitulasi hasil jawaban responden mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Kirmir Jalan di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar, diperoleh total skor rata-rata sebesar 222,5 sehingga dipersentasekan secara keseluruh didapat 65,44%. Nilai tersebut berdasarkan kategori kuat lemahnya tingkatan variabel berada diantara 50% sampai dengan 75% termasuk dalam kategori cukup, artinya partisipasi masyarakat sudah cukup dilaksanakan, namun masih perlu adanya perubahan dan peningkatan kearah yang lebih baik. 3. Hasil uji signifikansi Korelasi Product Moment diperoleh nilai 0,302. Dapat dilihat, tingkat signifikansi 5% uji dua sisi dan df = n – 2 = 66, maka diperoleh t tabel = 1,996. Ketentuannya bila t hitung lebih besar dari t tabel maka Ha diterima. Ternyata t hitung (2,702) lebih besar dari t tabel (1,996), dengan demikian Koefisien Korelasi Product Moment itu signifikan. Hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai 9,12%, dengan demikian terdapat pengaruh yang positif sebesar 9,12% antara Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar sedangkan sisanya 90,88% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti (Epsilon) misalnya pengawasan, koordinasi, dan kebijakan yang menyebabkan kurang maksimalnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi: “Terdapat Pengaruh Teknik Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kirmir Jalan Di Desa Neglasari Kecamatan Banjar Kota Banjar”, dapat diterima.
Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka disampaikan saran sebagai berikut: a. Bagi Pemerintah Desa Kepala Desa agar mampu memadukan antara gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan Partisipatif, dan gaya kepemimpinan delegasi. Karena gaya kepemimpinan otoriter diperlukan apabila berbicara masalah aturan, gaya kepemimpinan partisipatif diperlukan untuk menyerap saran dan masukan dari masyarakat ataupun bawahan, dan yang terakhir gaya kepemimpinan delegasi diperlukan karena seorang pemimpin tidak bisa menjalankan pekerjaan seorang diri dan perlu adanya pendelegasian kewenangan kepada bawahan. b. Bagi Masyarakat 1. Masyarakat hendaknya mengetahui arah tujuan suatu kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah. 2. Masyarakat mempersiapkan mental dalam menghadapi pelaksanaan kebijakan pemerintah sehingga elemen-elemen modal sosial di masyarakat (kepercayaan, kohesivitas, altruisme, gotong royong, jaringan dan kolaborasi sosial) tetap tertanam, terpatri dalam kehidupan sosial. 3. Sifat individualisme di masyarakat hendaknya di buang jauh dari kehidupan bermasyarakat. c. Bagi Kampus 1. Penyusunan skripsi merupakan tugas akhir dalam mencapai gelar sarjana, sehingga penyusunan ini adalah mutlak hasil penelitian dan kerja keras mahasiswa dengan bantuan dosen pembimbing. 2. Pembimbing I dan Pembimbing II hendaknya selalu komunikasi dan koordinasi terhadap kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang diterima peneliti.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Andi Mahasatya. Handoko, Hani T. 2009. Management Personaliadan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Hasibuan. 2007. Organisasidan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : BumiAksara. Juliantara, Dadang. 2006. Menggeser Pembangunan, Memperkuat Rakyat. Yogyakarta :LaperaPustakaUtama. Kartono. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali Pers Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta. PT. Raja GrafindoPersada. Pamuji S. 2007. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta :BumiAksara Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung :Alfabeta. Siagian, Sondang P. Tahun 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta. Siti Irene, Astuti Dwiningrum. 2011. Desentralisasidan Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan. Yogyakarta : PustakaPelajar. Sugiyono, Prof. Dr. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (MIXED METHODS). Bandung :Alfabeta. Sumaryadi, I Nyoman.2010. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomdan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Citra Utama. Suradinata, Ermaya. 2005. Pamimpindan Kepemimpinan. Pemerintah Suatu Pendekatan Budaya. Jakarta : PT. GramediaPustakaUtama. Todaro, Michael. 2005. Pembangunan Ekonomi di DuniaKetiga. Jakarta : Erlangga.